LAMPIRAN Lampiran 1
Populasi Perusahaan Indeks LQ-45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014
NO NAMA PERUSAHAAN
1 PT Astra Agro Lestari Tbk 2 PT Adhi Karya (Persero) Tbk 3 PT Adaro Energy Tbk 4 PT AKR Corporindo Tbk 5 PT Astra International Tbk 6 PT Alam Sutera Realty Tbk 7 PT Bank Central Asia Tbk 8 PT Bank Negara Indonesia Tbk 9 PT Bank Rakyat Indonesia Tbk 10 PT Bank Danamon Tbk 11 PT Sentul City Tbk
12 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 13 PT Global Mediacom Tbk 14 PT Bumi Serpong Damai Tbk
15 PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk 16 PT Ciputra Development Tbk
17 PT Excelcomindo Pratama Tbk 18 PT Gudang Garam Tbk 19 PT Harum Energy Tbk
20 PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 21 PT Indofood Sukses Makmur Tbk 22 PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk 23 PT Indo Tambangraya Megah Tbk 24 PT Jasa Marga (Persero) Tbk 25 PT Kalbe Farma Tbk
26 PT Lippo Karawaci Tbk
27 PT PP London Sumatera Indonesia Tbk 28 PT Malindo Feedmill Tbk
29 PT Multipolar Tbk
30 PT Media Nusantara Citra Tbk 31 PT Perusahaan Gas Negara Tbk
32 PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk 33 PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk 34 PT Pakuwon Jati Tbk
42 PT Unilever Indonesia Tbk 43 PT Visi Media Asia Tbk
30 UNVR 11.51 15.81 14.05
31 WIKA 5.15 11.51 25.60
32 WSKT 0.64 6.55 22.89
Lampiran 5
25 PTBA -13 -32 23
Dividend Payout Ratio Tahun 2012-2014
No Kode
Emiten
Dividend Payout Ratio
22 MNCM 46.32 50.02 51.04
23 MPPA 470.3 224.83 34.95
24 PGAS 57.06 48.31 0
25 PTBA 57.26 58.29 37.09
26 PTPP 30.01 30 20
27 SMGR 45 45 40
28 TBIG 0 0 30
29 UNTR 53.57 53.25 64.95
30 UNVR 99.96 99.93 44.67
31 WIKA 29.76 29.97 20.02
DAFTAR PUSTAKA
Atkins, Allen B. dan Dyl, Edward A. (1997).Transaction costs and Holding Period for common stocks.The Journal of Finance. Vol. III. No. 1. p. 309-325
Arma, Visita Yales. (2013). Faktor Penentu Holding Period Saham LQ45 di
Bursa Efek Indonesia.Journal of Business and Banking.STIE Perbanas Surabaya. (Vol.3 No.2 November 2013)
Brigham, Eugene F dan Houston, Joel F. (2006).Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat
Darmadji, Tjiptono dan Fakhruddin, Hendy M. (2006).Pasar Modal di Indonesia, Edisi Kedua. Jakarta: Salemba Empat
Ermawati, Devita. (2013). Pengaruh Bid-Ask Spread, Dividend Payout ratio dan Market Value Terhadap Holding Period Saham Pada PerusahaanManufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011. Skripsi.Program Studi Manajemen Universitas Negeri Yogyakarta
Fabozzi, Frank J. (2000). Manajemen Investasi. Jakarta: Salemba Empat
Fitriyah, dan Yayuk Sri Rahayu.(2011). Variabel-variabel Penentu Holding Periods Saham Syari’ah di Indonesia.Jurnal Elharakah. UIN MaulanaIbrahim Malang
Gitosudarmo, Indriyo dan Basri. (2002). Manajemen Keuangan, Edisi Keempat.Yogyakarta: BPFE
Halim, Abdul dan Hidayat, Nasuhi. (2000). Studi Empiris Tentang Pengaruh Volume Perdagangan dan return terhadap bid-ask spread saham industry rokok di bursa efek Jakarta dengan model koreksi kesalahan. Jurnal RisetAkuntansi Indonesia.Vol. 3.No. 1.p 69-85
Halim, Abdul. (2005). Analisis Investasi, Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat
Husnan, Suad. (1998). Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE
Jogiyanto.2000. teori Portofolio dan Analisis Investasi.Edisi 2.BPFE. Yogyakarta
Jones, C. P. (1996). Investment Analysis and Management.Canada: John wiley & Sons Inc.
Ratnasari, Desy; dan Dewi Astuti. (2014). Pengaruh Bid-Ask Spread, Market Value, dan Variance Return Terhadap Holding Period. Jurnal Finesta.Universitas Kristen Petra (Vol.2 No.1)
Tandelilin.(2001). Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio.Yogyakarta: BPFE
Wisayang, Vinsensia Retno Widi. (2009). Analisis Pengaruh Bid-Ask Spread, Market Value, dan Varian Return Saham Terhadap Holding Period PadaSaham LQ45 Studi di BEI Periode Februari 2008 – Januari 2009. Jurnal Eprints. Universitas Diponegoro
www.britama.com
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian asosiatif yang merupakan penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan atau pengaruh antar dua variabel atau lebih.
Dalam penelitian ini menganalisis pengaruh Bid-Ask Spread, Market Value, Variance
Return dan Devidend Payout Ratio terhadap Holding Period pada saham Perusahaan
indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui akses media Internet
dengan situs
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dimulai dari Maret 2016 sampai April 2016
3.3 Batasan Operasional
Penelitian ini membatasi hanya melihat Bid-Ask Spread, Market Value,
Variance Return dan Devidend Payout Ratio terhadap Holding Period pada saham
Perusahaan indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia. Keterbatasan teori-teori untuk
menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan
1. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Holding Period.
2. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bid-Ask Spread,
Market Value, Variance Return dan Dividend Payout Ratio.
3. Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah saham pada
perusahaan indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014
3.4 Defenisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian ini adalah:
1. Holding Period
Holding Period adalah rata-rata panjangnya waktu yang digunakan investor
dalam menyimpan atau memegang suatu sekuritas selama periode waktu
tertentu. Rata-rata holding period investor dapat dihitung dengan:
HP
it=
saham beredar tahun ke−t Volume perdagangan tahun ke−t
2. Bid-Ask Spread (X1)
Konsep perhitungan spread adalah dengan membuat rata-rata bid-ask spread
selama satu semester untuk tiap jenis saham yang diteliti selama periode
observasi. Perhitungan spread dapat diformulasikan sebagai berikut:
SpreadiT=
[
�Ask��−BId�� (Ask��−�����)/2
� �=0
]/
NAskiT = harga jual terendah yang menyebabkan investor setuju untuk menjual
saham I pada bulan t
BidiT= harga beli tertinggi yang menyebabkan investor setuju untuk membeli
saham i pada bulan t
N = jumlah pengamatan selama tahun T
3. Market Value (X2)
Market value adalah rata-rata nilai keseluruhan suatu perusahaan i \ selama
semester T. Data yang diambil adalah rata-rata harga penutupan suatu
sahamselama satu semester dikalikan dengan jumlah saham beredar setiap akhir
semester. Market value dirumuskan sebagai berikut:
Market Valueit = Closing price × jumlah saham beredar per akhir periode
4. Variance Return (X3)
Resiko Saham merupakan tingkat resiko yang terjadi dari suatu kegiatan
investasi, terutama akibat transaksi saham di pasar bursa (gain or lose) yang
dicerminkan dari deviasi standar yang mengukur penyimpangan nilai-nilai yang
sudah terjadi dengan rata-ratanya dari data harian untuk setiap satu semester
selama periode observasi. Return saham dirumuskan sebagai berikut :
Return saham iT=
(
��−P�−1
��−1
)
Pt = harga saham penutupan hari t
Pt-1 = harga saham penutupan hari t-1
Variance Return dirumuskan sebagai berikut:
VRiT
=
�
∑
(
�
�−�̅
)
2�−
1
VRit = tingkat resiko dari return realisasi saham perusahaan i selama semester T
n= jumlah data return saham; xi= return saham perusahaan i
�̅= rata-rata return saham
5. Dividend Payout Ratio (X4)
Dividend Payout Ratio atau DPR adalah jumlah dividen–dividen yang telah
dibayar pada tahun tersebut dibagi dengan laba per lembar saham pada akhir
tahun. Untuk menentukan dividend payout ratio (DPR) dapat digunakan rumus
(Hadi, 2013):
Dividend Payout Ratio =
������������������ ℎ����������������� ℎ��
x 100%
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel
Variabel Defenisi variabel Formula pengukuran Skala
Holding period
rata-rata panjangnya waktu investor dalam menahan sahamnya selama periode waktu tertentu.
HPit=
saham beredar tahun ke−t
Volume perdagangan tahun ke−t Rasio
Bid-Ask Spread selisih harga beli tertinggi yang trader
bersedia membeli suatu saham dengan harga jual terendah yang trader bersedia menjual saham suatu perusahaan yang terjadi di pasar saham pada periode tertentu.
Market Valueit= Closing price × jumlah
saham beredar per akhir periode Rasio
Lanjutan tabel 3.1
Variabel Defenisi variabel Formula pengukuran Skala
Variance Return
tingkat resiko akibat transaksi saham di pasar bursa (gain or
lose) yang
dicerminkan dari deviasi standart yang mengukur
penyimpangan nilai nilai yang sudah
terjadi
rasio pembanding dari deviden yang telah dibayarkan terhadap laba per lembar saham
Dividend Payout Ratio = ������������������ ℎ��
��������������� ℎ�� x 100%
Rasio
Sumber: Atkins dan Dyl (1997), Jones (1996), dan Miapuspita et al. (2003)
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah saham-saham pada
perusahaan indeks LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014.
Seluruhnya berjumlah 45 perusahaan. Metode yang digunakan untuk memilih sampel
adalah dengan menggunakan metode populasi sasaran yang dipilih dengan
mempertimbangkan kriteria tertentu menurut ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Adapaun kriteria yang diambil untuk dijadikan sampel pada
1. Perusahaan-perusahaan yang sudah dan masih tercatat dalam indeks LQ-45
periode 2012-2014
2. Perusahaan-perusahaan aktif dalam LQ-45 yang mempublikasikan laporan
keuangan secara kontinyu selama 2012-2014
3. Perusahaan-perusahaan aktif dalam LQ-45 yang menyediakan informasi
volume transaksi, harga saham, jumlah saham dan deviden selama periode
2012-2014
4. Tidak melakukan stock split selama periode penelitian
Tabel 3.2 Sampel Perusahaan
No Sampel Jumlah
1 Populasi perusahaan yang terdaftar pada Indeks LQ-45 yang terdaftardi Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014
45
2 Perusahaan yang tidak memenuhi kriteria 1 (6)
3 Perusahaan yang tidak memenuhi kriteria 2 (2)
4 Perusahaan yang tidak memenuhi kriteria 3 (0)
5 Perusahaan yang tidak memenuhi kriteria 4 (5)
TOTAL 32
Dari 32 sampel perusahaan telah memenuhi kriteria, terdapat 5 perusahhan yang
mengalami stock split, 2 perusahaan yang laporan keuangannya tidak dipublikasikan
dalam janka waktu dan 6 perusahaan yang baru masuk sehingga belum tercatat dari
Tabel 3.3
Daftar perusahaan sampel penelitian Kode
Perusahaan Nama Perusahaan Keterangan
AALI Alam Sutera Reality Tbk Sampel 1
ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk Sampel 2
ADRO Adaro Energy Tbk Sampel 3
AKRA AKR Corporindo Tbk Sampel 4
ASRI Alam Sutera Reality Tbk Sampel 5
BBCA Bank Central Asia Tbk Sampel 6
BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sampel 7
BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Sampel 8
BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk Sampel 9
BMTR Global Mediacom Tbk Sampel 10
BSDE Bumi Serpong Damai Tbk Sampel 11
CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk Sampel 12
EXCL XL Axiata Tbk Sampel 13
GGRM Gudang Garam Tbk Sampel 14
ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Sampel 15
INDF Indofood Sukses Makmur Tbk Sampel 16
INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk Sampel 17
ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk Sampel 18
JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk Sampel 19
LPKR Lippo Karawaci Tbk Sampel 20
LSIP PP London Sumatra Indonesia Tbk Sampel 21
MNCM Media Nusantara Citra Tbk Sampel 22
MPPA Matahari Putra Prima Tbk Sampel 23
PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Sampel 24 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk Sampel 25
PTPP PP (Persero) Tbk Sampel 26
SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk Sampel 27
TBIG Tower Bersama Infrastructure Tbk Sampel 28
UNTR United Tractors Tbk Sampel 29
UNVR Unilever Indonesia Tbk Sampel 30
WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk Sampel 31
WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk Sampel 32
Sumber: www.idx.co.id (data diolah dari 2012-2014)
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
berupa data tahunan perusahaan pada saham-saham perusahaan indeks LQ-45 di
Bursa Efek Indonesia pada periode 2012-2014. Sedangkan informasi diperoleh
melalui buku, jurnal dan laporan-laporan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dengan menggunakan media Internet melalui situs
3.7 Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data untuk keperluan penelitian ini dilakukan dengan
dokumentasi. Teknik ini dilakukan dengan pengumpulan data dari Bursa Efek
Indonesia, jurnal-jurnal, artikel dan tulisan-tulisan ilmiah.
3.8 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
linear berganda. Model analisis regresi linear berganda digunakan untuk menjelaskan
hubungan dan seberapa besar pengaruh variabel-variabel independen terhadap
variabel dependen. Untuk dapat melakukan analisis regresi linear berganda
diperlukan uji asumsi klasik. Langkah-langkah uji asumsi klasik pada penelitian ini
sebagai berikut:
3.8.1Uji asumsi klasik
Uji asumsi Klasik dilakukan untuk mendapatkan model persamaan regresi yang
baik dan mampu memberikan estimasi yang tepat. Pengujian ini dilakukan dengan
3.8.1.1Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier
variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.
Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati
normal (Ghozali, 2011). Alat analisis yang digunakan dalam uji normalitas adalah uji
Kolmogorov-smirnov untuk masing-masing variabel.
H0(Hipotesis Nol) : data residual berdistribusi normal
Ha(Hipotesis Alternatif) : data residual tidak berdistribusi normal
Pengambilan keputusan mengenai normalitas adalah sebagai berikut:
1. Jika p < 0.05 maka distribusi data tidak normal
2. Jika p > 0.05 maka distribusi data normal
Cara mengatasi data tidak normal antara lain:
1. Melakukan transformasi data misalnya mengubah data menjadi bentuk logaritma
(Log) atau natural (Ln).
2. Menambah jumlah data.
3. Menghilangkan data yang dianggap sebagai penyebab tidak normalnya data.
4. Menerima data apa adanya.
3.8.1.2Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu
maka dinamakan ada masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi
yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Model regresi yang baik
adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Pengujian asumsi ini, dilakukan dengan
menggunakan The Run Test. Metode ini diperkenalkan oleh Geary sebagai uji
nonparametrik dengan tanda positif dan negatif. Kaidah keputusan dari metode ini
adalah; tidak menolak hipotesis nol jika taksiran R berada pada jarak interval; dan
menolak hipotesis nol jika taksiran R berada diluar batas interval (Situmorang dan
Lutfi, 2014:136)
3.8.1.3Uji Multikorelasi
Uji multikolinearitas bertujuan untuk melihat hubungan linier antara variabel
independen di dalam regresi berganda. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolinearitas didalam model regresi antara lain dapat dilakukan dengan melihat
nilai tolerance dan lawannya varians faktor (VIF). Nilai cut off yang umum dipakai
untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolanrace> 0.10 atau sama
dengan nilai VIF < 10.
3.8.1.4Uji Heterokedastisitas
Menurut Umar (2011), Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui
apakah sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu
pengamatan ke pengatan lain. Jika varian dari residual suatu pengamatan ke
berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heteroskedastisitas. Terdapat beberapa cara lain untuk mengetahui ada atau tidaknya
heteroskedastisitas, yaitu dengan menggunakan berbagai tes, seperti Park Test,
Glejser Test, dan White’s General Heteroscedasticity Test. Model regresi dapat
disimpulkan tidak mengandung Heteroskedastisitas apabila dilihat dari probabilitas
signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5%.
3.8.2 Pemilihan Model Data Panel
Untuk mengestimasi parameter model data panel, terdapat beberapa model
yaitu:
1. Model Efek Tetap (Fixed Effect Model, FEM)
Model ini mengasumsikan bahwa ada variabel-variabel yang tidak semuanya
masuk dalam persamaan model sehingga memungkinkan adanya intersep
yang tidak konstan, dimana intersep ini memiliki kemungkinan untuk berubah
pada setiap individu dan waktu.
2. Model Efek Random (Random Effect Model, REM)
Berbeda dengan model efek tetap, pada model efek random, perbedaan antara
individu atau waktu dicerminkan lewat error. Model ini juga
memperhitungkan bahwa gangguan memiliki kemungkinan berkorelasi
sepanjang urut waktu dan cross section.
Pooled OLS merupakan model yang paling sederhana untuk mengestimasi
parameter model data panel. Model ini mengkombinasikan data cross section
dan time series (urut waktu) sebagai satu kesatuan. Untuk mengestimasi
model data panel, metode ini biasanya menggunakan Ordinary Least Square
(OLS).
Langkah-langkah untuk pemilihan model data panel dapat dilakukan dengan :
1. Estimasi dengan Model Efek Tetap (FEM)
2. Uji Chow (Pooled OLS atau Fixed Effect Model)
Dengan kriteria pengujian : Ho = Pooled OLS dan H1 = Fixed Effect Model.
Tolak Ho jika p-value < 0,05; maka H1 diterima.
3. Estimasi dengan Model Efek Random ( REM)
4. Uji Hausman ( Random Effect Model atau Fixed Effect Model)
Dengan Kriteria Pengujian : Ho = Random Effect Model dan H1 = Fixed Effect
Model. Tolak Ho jika p-value < 0,05; maka H1 diterima
3.8.3 Analisis Regresi Berganda Model Data Panel
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
berganda model data panel untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (perputaran
kas, perputaran piutang, perputaran persediaan, dan rasio lancar) terhadap variabel
terikat berupa Return On Asset (ROA), serta bagaimana pengaruh variabel kontrol
cross section. Analisis data dilakukan dengan bantuan Eviews 7. Model regresi yang
digunakan untuk menguji hipotesis dengan model dasar sebagai berikut :
Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Keterangan:
Y = Holding Period
X1 = Bid Ask Spread
X2 = Market Value
X3 = Variance Return
X4 = Dividend Payout Ratio
a = konstanta
b1...b5 = koefisien regresi variabel
e = koefisien residual
3.8.4 Pengujian Hipotesis
Pengujian terhadap masalah yaitu berupa hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini dilakukan dengan pengujian signifikansi simultan dan parsial serta
koefisien determinasi, penjelasannya sebagai berikut:
3.8.4.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen secara
bersama-sama memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Tingkat signifikansi
dimana (n) adalah jumlah observasi dan (k) adalah jumlah variabel. Uji ini dilakukan
dengan membandingkan F hitung dengan F tabel dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Jika f hitung < f tabel untuk α = 5 %, maka H0 diterima yaitu variabel bebas
(Bid Ask Spread, Market Value, Variance Return dan Dividend Payout Ratio)
secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen Holding Period
2. Jika f hitung > f tabel untuk α = 5 %, maka H1 diterima yaitu variabel bebas
(Bid Ask Spread, Market Value, Variance Return dan Dividend Payout Ratio)
secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen Holding Period.
3.8.4.2 Uji Parsial (Uji Statistik t)
Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh koefisien regresi secara parsial
(masing-masing) dari variabel independen terhadap variabel dependen. Tingkat
signifikansi yang digunakan sebesar 0,05 atau 5 %, dengan derajat kebebasan df =
(n-k-1), dimana (n) adalah jumlah observasi dan (k) adalah jumlah variabel. Uji ini
dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel dengan ketentuan sebagai
berikut:
1. H0 diterima jika t hitung < t tabel untuk α = 5 %
2. H1 diterima jika t hitung > f tabel untuk α = 5 %
Apabila Ho diterima maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat suatu pengaruh
yang signifikan secara parsial antara variabel independen (Bid Ask Spread, Market
Value, Variance Return dan Dividend Payout Ratio) dan variabel dependen Holding
independen (Bid Ask Spread, Market Value, Variance Return dan Dividend Payout
Ratio) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen Holding Period secara
parsial.
3.8.4.3 Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui seberapa jauh
kemampuan model atau seberapa besar kontribusi keseluruhan variabel yang diteliti
dalam menerangkan variabel dependen. Nilai koefisien determinasi ini mempunyai
interval nol sampai dengan satu (0 ≤ R² ≤ 1).
Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen yaitu Bid Ask
Spread, Market Value, Variance Return dan Dividend Payout Ratio, memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen Holding Period, sedangkan nilai yang mendekati nol, berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat
terbatas. Nilai Adjusted R² biasanya digunakan, karena Adjusted R² dapat naik atau
turun apabila satu variabel independen ditambahkan dalam model, sehingga dapat
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Tabel 4.1
Gambaran Umum Perusahaan
No Nama
Pusat Sektor usaha
1 Astra Agro Lestari
Jakarta Perkebunan, Pedagangan
Jakarta Perdagangan, jasa, industry,
Jakarta Industri barang Kimia,
7 Bank Negara
Jakarta Perbankan dan jasa keuangan
Lanjutan Tabel 4.1
No Nama
Jakarta Perbankan dan jasa keuangan
17 juli 1955 Jakarta Perindustrian, pertambangan, pengangkutan, pertanian, telekomunikasi, real estate dan arsitektur
Jakarta telekomunikasi
14
Jawa Timur Industry Rokok
16
Jakarta Bahan-bahan bangunan, pertambangan, konstuksi dan perdagangan
Lanjutan Tabel 4.1
No Nama
Jakarta pertambangan
19
Jakarta Pengusahaan jalan tol Imdonesia Tbk
18 desember 1962
05 juli 1996
Jakarta perkebunan
22
Media Nusantara Citra Tbk
17 juni 1997 22 juni 2007
jakarta Perdagangan umum,
24
Jakarta Transmisi gas bumi ke
Jakarta Industri konstruksi,
Lanjutan Tabel 4.1
No Nama
Jakarta telekomunikasi
29
jakarta Mesin konstruksi
30
Unilever Indonesia Tbk
5 desember
32
Jakarta Industri konstruksi,
4.2 Hasil Penelitian Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif untuk mengetahui deskripsi suatu data yang dilihat
dari nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata (mean), dan nilai standar deviasi.
Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan dalam perhitungan statistik deskriptif
adalah Holding period, Bid Ask Spread, Market Value, Variance Return dan Dividend
Payout ratio.
Tabel 4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif
Holding
Mean 2.528021 0.110415 20.44052 26.13448 44.89469
Median 2.230000 0.100000 14.76000 11.50000 33.61500
Maximum 16.17000 0.210000 105.9700 263.0000 470.3000
Minimum 0.000000 0.030000 0.640000 -46.00000 0.000000
Std. Dev. 2.359753 0.038284 17.66757 52.46795 55.26456
Observations 96 96 96 96 96
Pada Tabel 4.1 tersebut memperlihatkan gambaran secara umum statistic
deskriptif variabel dependen dan independen dalam penelitian ini. Berdasarkan tabel
4.1 dapat diketahui :
a. Bid Ask Spread
Berdasarkan hasil pengujian tersebut dapat diketahui bahwa Bid Ask Spread
terendah adalah 0.030000 pada perusahaan WSKT ditahun 2012 hal ini
disebabkan karena para investor panik harga rupiah turun dan yang tertinggi
adalah 0.210000 pada perusahaan ADHI di tahun 2012 disebabkan oleh
menurunnya tingkat spekulasi investor. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
besarnya Bid Ask Spread yang menjadi sampel penelitian ini berkisar antara
0.030000 sampai 0.210000 dengan nilai mean adalah 0.110415 pada standar
deviasi 0.038284. hal ini menunjukkan bahwa data-data yang digunakan
dalam variabel Bid-Ask Spread mempunyai sebaran/variabilitas yang cukup
besar. Nilai mean dan nilai Maksimum lebih jauh dibandingkan dengan nilai
minimum. Sebaran data Bid-ask Spread banyak terletak dibawah mean
daripada diatas mean sehingga saham-saham LQ-45 banyak memiliki Bid-ask
Spread kecil.
b. Market Value
Berdasarkan hasil pengujian tersebut dapat diketahui bahwa Market Value
disebabkan oleh karena target laba yang diinginkan tidak tercapai dan yang
tertinggi adalah 105.968.000.000.000 pada perusahaan BBRI di tahun 2014
disebabkan oleh para investor menganggap prospek BBRI lebih baik dan
memiliki resiko yang kecil. Hasil tersebut menunjukkan bahwa besarnya
Market Value yang menjadi sampel penelitian ini berkisar antara
6.440.000.000 sampai 105.968.000.000.000 dengan nilai mean adalah
20.440.528.000.000 pada standar deviasi 17.667.567,81. Hal ini menunjukkan
bahwa data-data yang digunakan dalam variabel market value mempunyai
sebaran/variabilitas yang sangat besar. Nilai mean dengan nilai maksimum
lebih jauh dibandingkan nilai minimum. Sebaran data market value banyak
terletak dibawah nilai mean daripada si atas nilai mean sehingga saham-saham
LQ-45 banyak yang memiliki market value kecil.
c. Variance Return
Berdasarkan hasil pengujian tersebut dapat diketahui bahwa Variance Return
terendah adalah -46.00000 pada perusahaan ITMG di tahun 2014 disebabkan
adanya rumor atau perbedaan pandangan investor, menurunnya nilai IHSG
dan yang tertinggi adalah 263.0000 pada perusahaan WSKT di tahun 2014
meningkatnya laba dan deviden yang dibagikan. Hasil tersebut menunjukkan
anatara -46.00000 sampai 263.0000 dengan nilai mean 26.13448 pada standar
deviasi 52.46795.Hal ini menunjukkan bahwa data-data yang digunakan
dalam variabel Variance Return mempunyai sebaran/variabilitas yang cukup
kecil. Nilai mean dengan nilai maksimum lebih jauh dibandingkan dengan
nilai minimum. Sebaran data variance Return banyak terletak dibawah nilai
mean daripada diatas nilai mean sehingga saham-saham LQ45 banyak yang
memiliki variance Return rendah.
d. Dividen Payout ratio
Berdasarkan hasil pengujian tersebut dapat diketahui bahwa dividend payout
ratio terendah adalah 0 pada perusahaan ASRI tahun 2013, EXCL tahun
2014, ICBP tahun 2012, JSMR tahun 2014, LPKR tahun 2014, PGAS tahun
2014, TBIG tahun 2012dan 2014 disebabkan oleh adanya stabilisasi
pendapatan dan meningkatnya kesempatan investasi sehingga menyebabkan
deviden turun sedangkan yang tertinggi adalah 470.3000 pada perusahaan
MPPA yahun 2012. Hasil tersebut menunjukkan bahwa besarnya dividend
payout ratio yang menjadi sampel penelitian ini berkisar antara 0 sampai
470.3000 dengan nilai mean 44.89469 pada standar deviasi 55.26456. Hal ini
menunjukkan bahwa data-data yang digunakan dalam variabel dividend
payout ratio mempunyai sebaran/variabilitas yang cukup kecil. Nilai mean
dengan nilai maksimum lebih jauh dibandingkan dengan nilai minimum.
daripada diatas nilai mean sehingga saham-saham LQ45 banyak yang
memiliki dividend payout ratio rendah.
e. Holding Period
Berdasarkan hasil pengujian tersebut dapat diketahui bahwa holding period
terendah adalah 0 pada perusahaan ASRI tahun 2013, EXCL tahun 2014,
ICBP tahun 2012, JSMR tahun 2014, LPKR tahun 2014, PGAS tahun 2014,
TBIG tahun 2012 dan 2014, UNTR tahun 2014 hal ini disebabkan karena
menurunnya harga saham sehingga para investor cenderung melepas atau
menjual saham dan tertinggi adalah 16,17000 pada perusahaan MPPA 2012
karena dalam saha yang dibeli masi memberi keuntungan. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa besarnya Holding period yang menjadi sampel penelitian
ini berkisar antara 0 sampai 16,17000 dengan nilai mean 2.528021 dan
standar deviasi 2.359753163. Hal ini menunjukkan bahwa data-data yang
digunakan dalam variabel Holding period mempunyai sebaran/variabilitas
yang cukup kecil. Nilai mean dengan nilai maksimum lebih jauh
dibandingkan dengan nilai minimum. Sebaran data Holding period banyak
terletak dibawah nilai mean daripada diatas nilai mean sehingga saham-saham
4.3 Pemilihan Model data Panel
Metode estimasi dalam teknik regresi data panel dapat menggunakan tiga
pendekatan alternatif. Pendekatan-pendekatan tersebut ialah (1) Metode
Common-Effect (The Pooled OLS Method), (2) Metode Fixed Common-Effect (FEM), dan (3) Metode
Random Effect (REM). Berikut merupakan aplikasi dari pemilihan model.
4.3.1 Penentuan Model Estimasi antara Common Effect Model (CEM) dan Fixed
Effect Model (FEM) dengan Uji Chow
Untuk menentukan apakah model estimasi CEM atau FEM dalam membentuk
model regresi, maka digunakan uji Chow. Hipotesis yang diuji sebagai berikut.
�0: Model CEM lebih baik dibandingkan model FEM.
�1: Model FEM lebih baik dibandingkan model CEM
Aturan pengambilan keputusan terhadap hipotesis sebagai berikut.
Jika nilai probabilitas cross section F < 0,05, maka �0 ditolak dan �1
diterima.
Jika nilai probabilitas cross section F ≥ 0,05, maka �0 diterima dan �1
ditolak.
Berikut hasil berdasarkan uji Chow dengan menggunakan Eviews 7.
Tabel 4.3 Hasil Dari Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests Pool: DPANEL_CITRA Test cross-section fixed effects
Cross-section F 1.804942 (31.60) 0.0251 Cross-section Chi-square 63.248839 31 0.0005
Sumber : Hasil Penelitian 2016 (data diolah)
Berdasarkan hasil dari uji Chow pada Tabel 4.2, diketahui nilai probabilitas F
dan Chi-square adalah 1.804942 dan 63.248839. Karena nilai probabilitas > 0,05,
maka model estimasi yang digunakan adalah model FEM.
4.3.2 Penentuan Model Estimasi antara Fixed Effect Model (FEM) dan Random
Effect Model (REM) dengan Uji Hausman
Untuk menentukan apakah model estimasi FEM atau REM dalam membentuk
model regresi, maka digunakan uji Hausman. Hipotesis yang diuji sebagai berikut.
�0: Model REM lebih baik dibandingkan model FEM.
�1: Model FEM lebih baik dibandingkan model REM
Aturan pengambilan keputusan terhadap hipotesis sebagai berikut.
Jika nilai probabilitas cross section random < 0,05, maka �0 ditolak dan �1
diterima.
Jika nilai probabilitas cross section random ≥ 0,05, maka �0 diterima dan �1
ditolak.
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa model yang lebih baik untuk
digunakan adalah Fixed Effect Model (FEM), oleh karena itu uji Hausman tidak
estimasi Fixed Effect Model (FEM) atau Random Effect Model (REM) dalam
membentuk model regresi.
4.4 Analisis Regresi Berganda Data Panel
Analisi regresi berganda model data panel digunakan untuk mengetahui
pengaruh antara variabel Bid Ask Spread, Market Value, Variance Return dan
Dividend payout ratio terhadap Holding Period pada perusaan Indeks LQ-45 di Bursa
Efek Indonesia. Pengujian regresi berganda model data panel dilakukan untuk
mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, melalui
pengaruh Bid Ask Spread(X1), Market Value(X2), Variance Return(X3) dan Dividend
payout ratio(X4) terhadap Holding Period(Y) hasil regresi dapat dilihat pada Tabel
4.3 berikut
Tabel 4.4 Pengujian Regresi Berganda Data Panel Dependent Variable: HOLDING_PERIOD
Method: Least Squares Date: 04/11/16 Time: 15:14 Sample: 2012 2015
Included observations: 96 Cross-sections included: 32
Total pool (balanced) observations: 96
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. BID_ASK_SPREAD 6.274724 4.126222 1.520695 0.1318 MARKET_VALUE 0.013005 0.007756 1.676845 0.0970 VARIANCE_RETURN -0.009615 0.002989 -3.217424 0.0018 DIVIDEND_PAYOUT_
RATIO 0.034400 0.002461 13.97967 0.0000
C 0.276303 0.504190 0.548014 0.5850
Berdasarkan pengelolaan data pada Tabel 4.3 pada kolom Coefficients ,
diperoleh model persamaan regresi sebagai berikut:
Y = + + - + +
Sehingga, persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut :
HOLDING PERIOD = 0.276303 + 6.274724 BID ASK SPREAD + 0.013005
MARKET VALUE – 0.009615 VARIANCE RETURN +
0.034400 DIVIDEND PAYOUT RATIO
Berdasarkan persamaan regresi berganda tersebut, berikut interpretasi dari
model persamaan regresi diatas:
1. Nilai konstanta sebesar 0.276303 artinya tanpa mempertimbangkan variabel
independen, maka nilai Holding Period akan diperoleh sebesar 27.63%.
2. Koefisien Bid Ask Spread (X1) = 6.274724 artinya setiap penambahan Bid Ask
Spread sebesar 1%, jika variabel lain dianggap konstan, maka akan
menambahkan Holding Period sebesar 6.274724%
3. Koefisien Market Value (X2) = 0.013005, artinya setiap penambahan Market
Value sebesar 1%, jika variabel lain dianggap konstan maka akan
menambahkan Holding Period sebesar 0.013005%.
4. Koefisien Variance Return (X3) = – 0.009615, artinya setiap penambahan
Variance Return sebesar 1%, jika variabel lain dianggap konstan maka akan
5. Koefisien Dividend Payout Ratio (X4) = 0.034400, artinya setiap penambahan
Dividend Payout ratio sebesar 1%, jika variabel lain dianggap konstan, maka
akan menambahkan Holding Period sebesar 0.034400%.
4.5 Pengujian Hipotesis
Pada pengujian hipotesis, akan dilakukan pengujian signifikansi koefien
regresi parsial secara menyeluruh atau simultan (uji F), uji signifikansi koefisien
regresi parsial secara individu (uji t) dan analisis koefisien determinasi. Nilai-nilai
statistik dari uji F, uji t dan koefisien determinasi, dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.5
Nilai statistik dari Uji F, Uji t dan Koefisien Determinasi Dependent Variable: HOLDING_PERIOD
Method: Least Squares Date: 04/11/16 Time: 15.14 Sample: 2012 2014
Included observations: 96 Cross-sections included: 32
Total pool (balanced) observations: 96
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. BID_ASK_SPREAD 6.274724 4.126222 1.520695 0.1318 MARKET_VALUE 0.013005 0.007756 1.676845 0.0970 VARIANCE_RETUR
N -0.009615 0.002989 -3.217424 0.0018 DIVIDEND_PAYOUT
_
Log likelihood -158.3864 Hannan-Quinn criter. 3.457870 F-statistic 56.24377 Durbin-Watson stat 1.941859 Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Hasil Penelitian 2016 (data diolah)
4.5.1 Uji Signifikansi Pengaruh Simultan (Uji F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah variabel bebas yang
terdapat dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
terikait (Kuncoro, 2009:239). Berdasarkan Tabel 4.4, diketahui nilai Bid Ask spread
dari uji F (Prob (F-statistic)) adalah 0.000000. Karena nilai probabilitas yakni
0.000000 lebih kecil dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0.05, maka hipotesis
nol ditolak dan hipotesis alternative diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa
pengaruh simultan signifikan. bahwa pengaruh simultan signifikan (Gio, 2015:60).
4.5.2 Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji t)
Uji signifikansi pengaruh parsial merupakan suatu uji untuk mengetahui
signifikan atau tidak, pengaruh masing-maasing variabel bebas terhadap variabel tak
bebas. Cara pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan membandingkan nilai
probabilitas � atau Sig. dengan nilai tingkat signifikansi, yakni �. �. Jika nilai probabilitas � tingkat signifikansi yang digunakan, dalam penelitian ini � = 5%,
maka nilai koefisien regresi parsial �� = 0. Hal ini berarti pengaruh antara variabel
bebas terhadapa variabel Holding Period tidak signifikan secara statistic pada tingkat
5%, Namun jika nilai probabilitas � < tingkat signifikansi yang digunakan, maka nilai
terhadap variabel Holding Period signifikan secara statistik pada tingkat signifikansi
5% (Gio, 2015:61).
Cara lain pengambilan keputusan terhadap hipotesis dapat dilakukan dengan
membandingkan nilai statistik dari uji � terhadap nilai kritis berdasarkan tabel
distribusi �. Sebelum menghitung nilai kritis �, terlebih dahulu menghitung nilai
derajat. Berikut rumus untuk menghitung nilai derajat bebas.
������������=� − �.
Perhatikan bahwa � menyatakan jumlah elemen dalam sampel, sedangkan �
merupakan jumlah variabel. Diketahui jumlah elemen dalam sampel sebanyak 96 dan
jumlah variabel adalah 5, sehingga derajat bebas adalah 96−5 = 91. Tingkat
signifikansi yang digunakan adalah 5%, sehingga nilai kritis � dengan derajat bebas
91 dan tingkat signifikansi 5% berdasarkan tabel distribusi � adalah ±0.548014.
Gambar Tabel 4.5 merupakan perhitungan t tabel berdasarkan Microsoft Excel.
Tabel 4.6 Penghitungan � Tabel
Sumber: hasil penelitian 2016 (data diolah)
Berikut aturan pengambilan keputusan terhadap hipotesis berdasarkan uji � (Gio,
2015:61).
Derajata
Bebas Tingkat Signifikansi t - Tabel
91 0,05 1.985802
92 0,05 1.985523
93 0,05 1.985251
������ℎ������ ≤|�������|,�����0������������1�������.
������ℎ������> |�������|,�����0�����������1��������.
Kesimpulan yang dapat diambil dari analasis tersebut adalah:
1. Berdasarkan Tabel 4.4, diketahui nilai probabilitas variabel Bid Ask Spread
adalah 0.1318. Karena nilai probabilitas variabel Bid Ask Spread, yaitu 0.1318,
lebih besar dari tingkat signifikansi, yaitu 0,05, maka disimpulkan bahwa
pengaruh yang terjadi antara Bid ask spread dengan variabel holding period tidak
signifikan secara statistik. Perhatikan juga bahwa nilai ��ℎ������< |�������|, yakni
0.1318 < 1.984984. Hasil dengan pendekatan probabilitas sama dengan hasil
berdasarkan uji �.
2. Berdasarkan Tabel 4.4, diketahui nilai probabilitas variabel Market value adalah
0.0970. Karena nilai probabilitas variabel Market value, yakni 0.0970, lebih
besar dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa pengaruh
yang terjadi antara Market value dengan variabel Holding Period tidak signifikan
secara statistik. Perhatikan juga bahwa nilai ��ℎ������< |�������|, yakni 0.0970 <
1.984984. Hasil dengan pendekatan probabilitas sama dengan hasil berdasarkan
uji �.
3. Berdasarkan Tabel 4.4, diketahui nilai probabilitas variabel variance return
adalah 0.0018. Karena nilai probabilitas variabel variance return , yakni 0.0018,
lebih kecil dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa
signifikan secara statistik. Perhatikan juga bahwa nilai ��ℎ������< |�������|, yakni
0.0970 < 1.984984. Hasil dengan pendekatan probabilitas sama dengan hasil
berdasarkan uji �.
4. Berdasarkan Tabel 4.4, diketahui nilai probabilitas variabel Dividend Payout
Ratio adalah 0.0000. Karena nilai probabilitas variabel dividend payout ratio ,
yakni 0.0000, lebih kecil dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan
bahwa pengaruh yang terjadi antara dividend Payout ratio dengan variabel
Holding period signifikan secara statistik. Perhatikan juga bahwa nilai ��ℎ������>
|�������|, yakni 0.0000 > 1.984984. Hasil dengan pendekatan probabilitas sama
dengan hasil berdasarkan uji �.
4.5.3 Analisis Koefisien Determinasi
Menurut Kuncoro (2009:240), koefisien determinasi (�2) merupakan
perangkat yang mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan
variasi variabel terikat. Nilai koefsien determinasi �2 yang kecil (mendekati nol)
berati kemampuan variabel-variabel tak bebas secara simultan dalam menerangkan
variasi variabel tak bebas amat terbatas. Nilai koefisien determinasi �2 yang
mendekati satu berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel bebas.
Berdasarkan Tabel 4.7, Diketahui nilai koefisien determinasi (R-squared)
value, Variance Return dan Dividend Payout Ratio mampu menjelaskan Holding
Period sebesar 71%, sisanya sebesar 29% dijelaskan oleh faktor-faktor lain.
4.6 Pambahasan
4.6.1 Pengaruh Bid Ask Spread terhadap Holding Period
Variabel Bid-Ask Spread memiliki koefisien positif dan tidak signifikan
karena nilai signifikansi sebesar 0.1318 > 0.05. Hal ini berarti bila Bid- Ask Spread
meningkat (menurunkan tingkat spekulasi investor) maka Holding Period juga positif
atau makin panjang investor menahan saham yang dimilikinya. Variabel Bid-Ask
Spread dapat dijadikan sebagai indikator bagi para investor dalam berinvestasi karena
jika Bid-Ask Spread meningkat maka Holding Period juga meningkat, atau investor
berani menahan saham yang dibelinya lebih lama. Investor berani menahan saham
yang dibelinya lebih lama karena memiliki harapan mendapat return yang lebih
tinggi. Tanda koefisien regresi dalam penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian
Atkins dan Dyl (1997).
4.6.2 Pengaruh Market Value terhadap Holding Period
Hasil penelitian ini menunjukkan market value memiliki pengaruh positif dan
tidak signifikan dengan nilai signifikansinya sebesar 0.0970 > 0.05. Tanda positif
dalam koefisien variabel Market Value sesuai dengan asumsi semula bahwa saham
yang mempunyai Market Value yang tinggi akan menyebabkan makin lamanya
bahwa prospek perusahaan di masa yang akan datang lebih baik, dan resikonya lebih
kecil sehingga investor memiliki holding period yang panjang. Temuan ini konsisten
dengan penelitian Atkins dan Dyl (1997).
4.6.3 Pengaruh Variance Return terhadap Holding Period
Variabel Variance Return memiliki koefisien negative dan sigifikan dengan
nilai signifikansinya sebesar 0.0018 < 0.05. Ini berarti bila Variance Return
meningkat ( ketidakpastian saham tersebut makin besar) maka Holding Period
menurun atau makin pendek investor menahan saham yang dimilikinya. Variabel
Variance Return dapat dijadikan sebagai indikator bagi para investor dalam
berinvestasi karena jika variance Return meningkat maka Holding Period meningkat
maka Holding Period menurun, atau investor akan lebih cepat menjual saham yang
telah dibelinya. Tanda negatif dalam koefisien variabel Variance Return sesuai
dengan penelitian Atkins dan Dyl (1997).
4.6.4 Pangaruh Dividend Payout Ratio terhadap Holding Period
Variabel Dividend Payout Ratio memiliki koefisien positif dan signifikan
dengan nilai signifikansinya 0.0000 < 0.05. Ini berarti bila Dividend Payout Ratio
meningkat maka akan menyebabkan makin lamanya investor menahan kepemilikkan
sahamnya. Menurut Basir dan Fahkrudin (2005) pemberian deviden yang memadai
yang dimilikinya. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah diuraikan tentang pengaruh Bid Ask Spread,
Market Value, Variance Return dan Dividend Payout Ratio terhadap Holding Period,
maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Hasil penelitian menunjukkan secara simultan Bid Ask Spread, Market Value,
Variance Return dan Dividend Payout Ratio terhadap Holding Period.
2. Hasil penelitian menunjukkan secara Parsial bahwa:
a. Bid Ask Spread berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Holding
Period.
b. Market Value berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Holding
Period
c. Variance Return berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Holding
Period
d. Dividend Payout Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap
5.2 Saran
Berdasarkan dari kesimpulan yang telah diuraikan, maka peneliti memberikan
beberapa saran, yaitu:
1. Perusahaan Indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia harus lebih memperhatikan
Variance Return karena Variance Return yang memiliki pengaruh yang
dominan (signifikan) tetapi secara negatif terhadap Holding period
perusahaan, karena memberikan informasi yang sangat penting bagi investor.
Jika Variance Return saham meningkat (ketidakpastian saham tersebut makin
besar) maka sebaiknya cepat melepas perusahaan tersebut dan jika Variance
Return menurun (ketidakpastian saham tersebut makin kecil) maka dapat
menahan saham perusahaan tersebut lebih lama. Faktor lain yang perlu
diperhatikan yaitu Bid Ask Spread, Market Value, dan Dividend Payout Ratio.
Semakin tinggi Bid Ask Spread, Market Value, dan Dividend Payout Ratio
maka akan semakin lama saham tersebut akan dimiliki oleh investor. Dengan
demikian apabila terjadi perubahan Bid Ask Spread, Market Value, Variance
Return dan Dividend Payout ratio, maka investor perlu mempertimbangkan
menjual atau terus memegang saham yang dimiliki.
2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti dengan variabel-variabel
lain diluar variabel penelitian ini agar memperoleh hasil yang lebih bervariatif
Holding Period dan memperpanjang periode untuk memperluas cakupan serta
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Landasan teori 2.1.1 Pasar Modal
2.1.1.1Pengertian pasar modal
Pasar modal adalah pertemuan antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan
dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjual belikan
sekuritas. Dengan demikian, pasar modal juga bisa diartikan sebagai pasar untuk
memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun,
seperti saham dan obligasi (Tandelilin, 2006:26).
Dalam kegiatannya, pemerintah telah memberikan berbagai fasilitas kepada
perusahaan yang menawarkan saham/obligasi kepada masyarakat, dengan
memberikan kemudahan-kemudahan dan juga memberikan peraturan-peraturan agar
kepentingan masyarakat terjamin, sehingga setiap perusahaan yang akan go public
diteliti kelayakannya. Pasar modal di Indonesia sudah dikenal sejak tahun 1912,
tetapi karena suasana politik dan ekonomi, kegiatannya terhenti dan baru bisa
dikatakan aktif lagi tahun 1976.
Sewaktu pasar modal diaktifkan kembali, ada beberapa tujuan yang ingin
dicapai. Pertama, untuk memobilisir dana diluar sistem perbankan. Kedua, untuk
memperluas distribusi kepemilikan saham-saham, terutama ke pemodal-pemodal
Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan
perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya
serta lembaga profsi yang berkaitan dengan efek (iskandar, 2001:5)
Ada tiga defnisi pasar modal menurut Tandelilin (2001):
a) Defenisi yang luas
Pasar modal adalah kebutuhn sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk
bank-bank komersial dan semua perantar di bidang keuangan, serta surat-surat
kertas berharga/klaim, jangka panjang dan jangka pendek, primer dan yang
tidak berlangsung.
b) Defenisi dalam arti menengah
Pasar modal adalah semua pasar yang terorganisasi dan lembaga-lmbaga yang
memperdagangkan warkat-warkat kredit (biasanya yang berjangka waktu lebih
dari satu tahun) termasuk saham-saham, obligasi-obligasi, pinjaman berjangka
hipotek dan tabungan serta deposito berjangka.
c) Defenisi dalam arti sempit
Pasar modal adalah tempat pasar terorganisasi yang memperdagangkan
saham-saham dan obligasi-obligasi serta memakai jasa dari makelar, komisioner dan
para underwriter.
Secara umum pengertian pasar modal adalah pasar abstrak, sekaligus pasar
konkret dengan barang yang diperjualbelikan adalah sana yang bersifat abstak, dan
Sedangkan pengertian bursa efek menurut J. Bogen: “Bursa efek adalah suatu
sistem yang terorganisasi dengan mekanisme resmi untuk mempertemukan penjual
dan pembeli efek secara langsung atau melalui wakil-wakilnya”.
2.1.1.2Bentuk-bentuk pasar modal
Pasar modal di Indonesia tediri dari berbagai macam:
a. Pasar perdana (pasar primer)
Pasar tempat pertama emiten melakukan penawaran umum sahamnya/surat
kepada masyarakat, biasanya dikenal dengaan istilah Initial Public Offering
(IPO). Dalam IPO, emiten akan memperkenalkan perusahaanya dan menawarkan
sahamnya untuk pertama kali kepada masyarakat dengan informasi yang benar,
dan informasi ini dapat dilihat dalam protektus yang diterbitkan oleh emiten.
b. Pasar sekunder
Pasar sekunder adalah pasar yang memerdagangkan saham/surat berharga setelah
pasar primer/IPO. Jadi, setelah perusahaan/emiten menjual sahamnya untuk
pertama kali (IPO), maka untuk selanjutnya saham tersebut akan diperdagangkan
di pasar sekunder. Di pasar sekunder inilah terjadinya mekanisme pasar, yaitu
tergantung dari besarnya permintaan dan penawaran akan saham tersebut.
c. Pasar tertier (Over The Counter Market)
Pasar tertier adalah tempat perdagangan saham atau sekuritas di luar bursa dan
memperdagangkan efek yang diperjualbelikan di pasar sekunder tetapi jumlah
d. Pasar Kuarter
Pasar kuarter merupakan perdagangan efek sesama pedangan efek atau antar
investor dan pada umumnya jumlah yang besar (block sale).
2.1.1.3 Fungsi pasar modal
Menurut Husnan (1998), pasar modal memiliki dua fungsi, yaitu: (1) pasar
modal dalam melaksanakan fungsi ekonominya adalah pasar modal menyediakan
fasilitas untuk memindahkan dana dari lender ke borrower. Dengan menginvestasikan
kelebihan dana yang mereka miliki, lenders mengharapkan akan memperoleh imbalan
dari penyerahan dana tersebut. Dari sisi boroowers tersediaanya dana dari pihak luar
emungkinkan mereka melakukan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana
dari hasil operasi perusahaan. Dalam proses ini akan terjadi peningkatan
kemakmuran. Fungsi ini sebenarnya juga dilakukan oleh indermeditasi keuangan
yang lainnya, seperti lembaga perbankan. (2) pasar modal dalam melakukan funsi
kuangannya adalah dengan menyediakan dana yang diperlukan oleh para borrowers
dan para lenders menyediakan dana tanpa harus terlibat langsung dlam kepemilikan
aktiva riil yang diperlukan uuntuk investasi tersebut. Meskipun harus diakui
2.1.1.4Instrumen pasar modal
Menurut Hadi (2013) instrumen yang diperjualbelikan di pasar modal adalah:
1. Saham merupakan bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada perusahaan.
2. Obligasi adalah surat hutang jangka panjang mengenai janji pembayaran bunga dan janji pelunasan pokok pinjaman pada saat jatuh tempo.
3. Right merupakan hak yang di berikan kepada pemengang saham lama untuk membeli tambahan saham baru yang diterbitkan oleh suatu peusahaan.
4. Waran adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh suatu perushaan yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham perusahaan dengan
syarat-syarat yang telah ditentukan.
5. Opsi, yaitu surat pernyataan yang dikeluarkan oleh seseorang/lembaga (tetapi bukan emiten) untuk memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli
saham (call option) dan menjual saham (put option) pada harga yang telah
ditentukan sebelumnya.
6. Reksadana, merupakan sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya menitipkan sejumlah dana kepada perusahaan reksadana untuk digunakan sebagai modal
berinvestasi baik di pasar modal maupun di pasar uang.
2.1.2Saham
Saham ( stock atau share) dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau
(Darmadji dan Fakhruddin, 2006). Saham berwujud dalam selembar kertas yang
menerangkan bahwa pemolik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan
surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan
yang ditanamkan di perusahaan tersebut. Karakteristik yuridis kepemilikan saham
suatu perusahaan, antar lain:
a. Resiko terbatas (limited risk), artinya pemegang saham hanya bertanggung jawab
sampai jumlah yang disetor ke dalam perusahaan.
b. Pengendalian utama (ultimate contol), artinya kepemegangan saham (secara
kolektif) akan menentukan arah dan tujuan perusahaan.
c. Klaim sisa (residual claim), pemegang saham merupakan pihak terakhir yang
mendapat pembagian hasil usaha perusahaan (dalam bentuk deviden) dan sisa
asset dalam proses likuiditas perusahaan.
2.1.2.1 Jenis-jenis Saham
1. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim:
1. Saham Biasa (common stock), yaitu saham yang menempatkan pemilik nya
dalam posisi paling junior dalam pembagian dividend dan hak atas harta
kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuiditas.
2. Saham preferen (preferen stock), yaitu saham yang memiliki karakteristik
gabungan antar obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan
tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti
yang dikehendaki investor.
1. Saham atas untuk (bearer stock), yaitu pada saham tersebut tidak tertulis nama
pemiliknya, agar mudah dipindahtagankan dari satu investor ke investor lain.
2. Saham atas nama (registered stock), yaitu saham dengan nama pemilik yang
ditulis secara jelas dan cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.
3. Ditinjau dari kinerja perdagangan,
1. Saham unggulan (blue-chip stock), yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang
memiliki reputasi tinggi, sebagai pemimpin (leader) di industri sejenis, memiliki
pendapatan yang stabil, dan konsistensi dalam membayar deviden.
2. Saham pendapatan (income stock), yaitu saham dari suatu emiten yang memiliki
kemampuan membayar deviden lebih tinggi dari rata-rata deviden yang
membayarkan pada tahun sebelumnya.
3. Saham pertumbuhan (growth stock—well-known), yaitu saham-saham dari
emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai pemimpin
di industri sejenis yang memiliki reputasi tinggi.
4. Saham spekulatif (speculative stock), yaitu saham suatu perusahaan yang tidak
bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi
memiliki kemungkinan penghasilan yang tinggi dimasa mendatang, meskipun
belum pasti.
5. Saham siklikal (cynlical stock), yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi
2.1.3Holding Period
Holding period adalah periode waktu perkiraan atau riil dimana sebuah
investasi diatribusikan kepada sebuah investor tertentu. Lamanya kepemilikan saham
oleh investor dikenal dengan dengan stock holding period. Secara umum keputusan
membeli atau menjual saham ditentukan oleh perbandingan antara perkiraan nilai
intrinsik dengan harga pasarnya (Halim, 2005).
Menurut Jones (1996), holding period adalah rata-rata panjangnya waktu
investor menahan saham perusahaan selama jangka waktu atau periode tertentu.
Sedangkan menurut Atkins and Dyl (1997), holding period merupakan lamanya
waktu investor menahan atau memiliki saham yang dibelinya.
Berdasarkan orientasi lamanya kepemilikan saham (holding period) seorang
investor dapat membedakan menginvestasikan modalnya. Biasanya investor jangka
panjang mengharapkan untung dari pembagian deviden dan peningkatan nilai saham
suatu perusahaan dalam jangka waktu tertentu sehingga investor tersebut akan
menahan saham yang dimilikinya dalam jangku waktu lama. Sedangkan investor
yang memilih jangka waktu pendek hanya mengharapkan keuntungan dari capital
gain. Sehingga investor dapat menetukan dengan tepat lamanya waktu dalam
menginvestasikan saham agar memperoleh keuntungan yang maksimal dengan
tingkat resiko tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan holding period
saham antara lain transaction cost, dividend payout ratio, market value dan volatilitas
2.1.4 Bid-ask Spread
Di pasar tradisional, sebelum terjadi suatu transaksi atau terbentuknya harga,
terjadi proses tawar-menawar oleh pembeli dan penjual. Demikian juga pada pasar
saham prinsip yang sama terjadi dalam transaksi surat berharga, namun tentunya
dengan beberapa aturan sesuai karakteristik pasar suratber harga tersebut. Dalam
transaksi saham, istilah bid menunjukkan harga yang diajukan oleh pihak yang akan
melakukan pembelian saham tersebut, dan sebalinya ask menunjukkan harga yang
ditawarkan oleh pihak yang akan menjual saham.
Sehingga Bid-Ask Spread didefinisikan sebagai selisih antara harga beli
tertinggi dari suatu saham dengan harga jual terendahnya (Syahrul, 2000 : 139).
Bid-Ask Spread adalah fungsi dari transaction cost atau biaya transaksi, yaitu biaya untuk
membeli atau menjual suatu surat berharga yang terdiri dari komisi, ongkos, biaya
pelaksanaan dan biaya peluang (Fabozzi, 1999 : 256). Biaya transaksi tersebut
merupakan komponen dari biaya investasi.
Menurut Abdul Halim (2000), bid ask spread merupakan selisih harga tertinggi
yang trader tersedia membeli suatu saham dengan harga jual terendah yang trader
tersedia menjual saham tersebut.
2.1.5 Market Value
Market Value adalah harga yang terbentuk di pasar jual beli saham (Jogiyanto,
1998:69 dalam Agus Setyanto) terlalu dikitnya informasi yang mengalir ke bursa
atau pembeli (tindakan irrasional). Pada saat perusahaan mengalami peningkatan
maka keyakinan investor juga akan meningkat sehingga biasanya sahamnya
meningkat. Menurut Horowitz (2000) dalam Ratnasari dan Astuti (2014) market
value adalah nilai pasar ekuitas pemegang saham yang merupakan pencerminan
realitas keadaan ekuitas pemegang saham yang sebenarnya.
2.1.6 Variance Return
Variance Return saham adalah pengukuran besarnya resiko total yang dikaitkan
dengan expected return dari suatu investasi saham badan usaha selama periode waktu
tertentu. Besarnya variance ditentukan oleh pergerakan harga saham di pasar.
Pergerakan harga yang fluktuatif akan menghasilkan variasi yang besar juga.
Variance yang besar untuk mendapatkan keuntungan yang besar juga dari adanya
perubahan harga, dan juga sebaliknya (Tjiptono dan Hendy, 2001) dalam (Arifin dan
Tanzil, 2008)
2.1.7Dividend Payout ratio
Dividend payout ratio merupakan rasio pembanding dari deviden yang telah
dibayarkan terhadap laba per lembar saham (Darmadji dan Fakhruddin, 2012).
Pembayaran dividen mencerminkan kondisi keuangan perusahaan dan memiliki
dampak terhadap persepsi pasar. Sehingga setiap pemegang memiliki kesempatan
untuk memperoleh deviden atas keuntungan perusahaan. Pemberian dividen yang
memadai akan mejadi salah satu pertimbangan investor dalam membeli dan menahan
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian-penelitian terdahulu tentang pengaruh Bid-Ask Spread, Market Value,
Variance Return, dan Dividend Payout Ratio terhadap Holding Period saham
menunjukkan hasil yang berbeda-beda dan menarik.
1. Penelitian yang dilakukan Atkins dan Dyl (1997) meneliti tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi keputusan investasi saham biasa oleh investor khususnya
terhadap lamanya kepemilikan suatu saham (holding period). Landasan teori
penelitian tersebut telah disimpulkan oleh Amihud dan Mendelson (1986) yang
menyatakan bahwa asset dengan transaction cost yang lebih tinggi akan ditahan
atau dimiliki lebih lama oleh investornya, dan sebaliknya. Hasil dari studi Atkins
dan Dyl yang dilakukan pada New York Stock Exchange pada periode 1975
hingga 1989 dan Nasdaq pada periode 1983 hingga 1991 menemukan bahwa
seperti yang diprediksikan sejak awal penelitian, bahwa panjangnya holding
period investor berhubungan dengan bid-ask spread. Selain itu pula hubungan
antara kedua variable tersebut lebih kuat di Nasdaq yang spreadnya lebih besar
dibandingkan di NYSE yang spreadnya lebih kecil.
2. Penelitian dilakukan oleh Miapuspita et al. (2003) pada Bursa Efek Jakarta
periode 2001 hingga 2002. Studi tersebut untuk mengetahui pengaruh bid-ask
spread, market value, dan Risk of Return terhadap holding period dan untuk
mengetahui variabel yang memiliki pengaruh signifikan terhadap holding period,
menunjukkan bahwa variabel bid-ask spread dan variabel market value
spread bernilai negatif yang berarti bahwa apabila bid-ask spread mengalami
kenaikan, maka nilai holding period akan mengalami penurunan.
3. Penelitian yang dilakukan oleh wisayang (2009) yang berjudul Analisis pengaruh
Bid-Ask Spread, Market Value, dan Varian Return saham terhadap Holding
Period pada saham LQ-45 bahwa variable bid-ask spread berpengaruh positif dan
signifikan terhadap holding period,market value berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap holding period, dan variance return berpengaruh positif dan
signifikan terhadap holding period. Ketiga hasil ini telah teruji secara signifikan
dan yang paling berpengaruh adalah bid-ask spread dan variance Returm.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Fitriyah dan Yayuk (2011) yang berjudul
“Variabel-variabel Penentu Holding Periods Saham Syariah di Indonesia”.
Dengan hasil yang menunjukkan bid-ask spread dengan nilai signifikansi 0.045
sehingga berpengaruh positif terhadap holding period , dividend payout ratio
berpengaruh negatif dengan nilai 0.048, sedangkan market value dan variance
return yang masing-masing bernilai 0.71 dan 0.82 tidak berpengaruh terhadap
holding period.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Ermawati dan Margasari (2013) berjudul,
Pengaruh Bid-Ask Spread, Dividend Payout Ratio, dan Market Value terhadap
Holding Period Saham Perusahaan Manufaktur yang terdaftardi BEI tahun
2011menunjukkan bahwa bid-ask spread berpengaruh negatif signifikan terhadap
holding period, dividend payout ratio dan market value masing-masing
dividend payout ratio, dan market value secara simultan berpengaruh terhadap
holding period.
6. Penelitian yang dilakukan oleh Perangin-angin dan Fauzie (2013) berjudul
Analisis Pengaruh Bid-Ask Spread, Market Value, dan Variance Return saham
terhadap Holding Period pada Sektor Pertambangan, dengan hasil penelitian
menunjukkan variabel bid-ask spread dan market value tidak berpengaruh
terhadap variabel holding period saham, sedangkan variabel variance of return
secara parsial berpengaruh negatif terhadap variabel holding period saham
7. Penelitian yang dilakukan oleh Ratnasari, dan Astuti (2014) berjudul Pengaruh
Bid-Ask Spread, Market Value, dan Variance Return terhadap Holding Period,
menunjukkan bahwa secara parsial bid-ask spread berpengaruh negatif terhadap
holding period, market value berpengaruh positif terhadap holding period
saham, dan variance of return tidak berpengaruh terhadap holding period