• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Brand Switching Pada Konsumen Pengguna Jasa Layanan Pengiriman Titipan Kilat Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Brand Switching Pada Konsumen Pengguna Jasa Layanan Pengiriman Titipan Kilat Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Sumatera Utara"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN 1 KUESIONER A. IDENTITAS RESPONDEN

Nama :

B. PETUNJUK PENGISIAN

Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai menurut pendapat saudara yang menyangkut pengetahuan produk dan kelompok acuan serta kaitannya dengan keputusan perilaku perpindahan merek dengan memberikan tanda silang (X) pada Kolom jawaban yang anda anggap paling sesuai.

Keterangan Kolom Jawaban:

Pernyataan yang berkaitan dengan : Pengetahuan Produk (X1)

No Pernyataan SS S KS TS STS

(2)

2. Atribut produk pada merek jasa pengiriman paket yang anda gunakan sekarang lebih menarik dibanding merek yang anda gunakan sebelumnya.

3. Anda mengetahui syarat, peraturan, dan ketentuan yang ditetapkan oleh perusahaan jasa pengiriman paket yang anda gunakan setelah berpindah merek.

4. Syarat, peraturan dan ketentuan pengiriman barang yang diberlakukan perusahaan jasa yang anda gunakan sekarang lebih sesuai dengan keinginan anda.

5. Anda mengetahui seluruh biaya jasa pengiriman paket setelah berpindah menggunakan merek yang baru.

6. Biaya yang diberikan merek jas pengiriman paket yang anda gunakan sekarang lebih menarik dan rasional.

Pernyataan yang berkaitan dengan : Kelompok Acuan (X2)

No Pernyataan SS S KS TS STS

1. Kebiasaan dan budaya membeli dalam keluarga mempengaruhi saudara dalam menggunakan merek yang anda pakai sekarang 2. Anda meminta pertimbangan kepada keluarga

atas keputusan anda menggunakan merek jasa pengiriman paket

3. Anda sering meminta saran kepada teman atau sahabat anda untuk berpindah ke merek jasa yang anda gunakan sekarang.

4 Anda mencari tahu merek jasa pengiriman paket yang dugunakan oleh sahabat dan teman anda.

(3)

6. Anda lebih sering mengikuti pilihan merek yang sama dengan orang-orang yang bersamaan dengan anda pada saat pembelian. 7. Anda sering melihat dan mencari tahu trend

penggunaan merek jasa pengiriman paket dari mahasiswa FEB USU sebagai pertimbangan menggunakan mereka jasa

8. Anda memilih merek jasa pengiriman paket yang sama dengan kebanyakan mahasiswa FEB USU gunakan.

Pernyataan yang berkaitan dengan : Perpindahan Merek (Y)

No Pernyataan SS S KS TS STS

1. Anda melakukan perpindahan merek pelayanan jasa pengiriman paket karena mengetahui informasi produk jasa yang ditawarkan dan telah membandingkan dengan merek yang anda gunakan sebelumnya

2. Atribut produk, Peraturan dan Ketentuan Pengiriman, serta Biaya pengiriman dengan menggunakan merek yang anda gunakan sekarang lebih menarik dibanding merek sebelumnya.

3. Kelompok acuan mempengaruhi anda megambil keputusan perpindahan merek yang anda gunakan sekarang

4. Peralihan merek yang anda lakukan banyak dilatar belakangi saran dari keluarga dan teman, serta melihat trend merek yang digunakan mahasiswa FEB USU maupun kelompok yang sama pada saat penggunaan jasa

(4)
(5)
(6)

LAMPIRAN 3 Uji Validitas

No

PENGETAHUAN

PRODUK (X1) KELOMPOK ACUAN (X2)

(7)

LAMPIRAN 4

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: Perpindahan Merek

(8)

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .528a .279 .254 1.54747

a. Predictors: (Constant), Kelompok Acuan, Pengetahuan Produk

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 54.602 2 27.301 11.401 .000a

Residual 141.285 59 2.395

Total 195.887 61

a. Predictors: (Constant), Kelompok Acuan, Pengetahuan Produk

b. Dependent Variable: Perpindahan Merek

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .545 3.115 .175 .862

Pengetahuan Produk .220 .099 .253 2.217 .030

Kelompok Acuan .303 .085 .406 3.567 .001

(9)
(10)

Unstandardized

Residual

N 62

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.52188757

Most Extreme Differences Absolute .076

Positive .076

Negative -.050

Kolmogorov-Smirnov Z .596

Asymp. Sig. (2-tailed) .869

a. Test distribution is Normal.

(11)

Model

a. Dependent Variable: absut

Coefficientsa

a. Dependent Variable: Perpindahan Merek

Model Summaryb

a. Predictors: (Constant), Kelompok Acuan, Pengetahuan Produk

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Algifari. 2000. Analisis Regresi, Edisi Kedua, BPFE, Yogyakarta.

Bearden, W., & Michael, J. 2001. Reference Group Influence On Product And

Brand purchase Decisions, The Journal of Consumer Research, Vol 9.

Dharmmesta, B., & Handoko, H. 2008. Manajemen Pemasaran Analisis Perilaku

Konsumen, BPFE, Yogyakarta.

Ginting, Paham dan Situmorang, Syahfrizal Helmi. 2008. Filsafat Ilmu dan

Metode Riset. USU Press, Medan

Heijden, Marco van der and Tim Snijder. 2007. Switch Intentions in the Dutch

Cellular Subscription Market. Diakses pada tanggal 15 Juni 2015 dari

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, 2008 Manajemen Pemasaran, Edisi Kedua Belas, Cetakan Ketiga, PT. Indeks, Jakarta.

Kotler, Phillip dan Gary Amstrong. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran, jilid 2, edisi ke-8, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Penerbit Erlangga, Jakarta

Marya, Susanti. (2009). Pengaruh Harga dan Promosi Terhadap Perilaku

Peralihan Merek (Brand Switching Behavior) Pengguna Kartu Seluler Simpati (Studi Kasus Mahasiswa Fakultas Ekonomi). Skripsi Tidak

Diterbitkan. FE UNP.

Pentina, I., Prybutok, V., & Zhang, X. 2008. The Role Of Virtual Communities As

Shopping Reference Grou, Journal of Electronic Commerce Research,

Vol. 9, No.2.

Peter, JP dan Olson, JC. 2000. Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Philip, Kotler 2000. Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium. Jilid 1&2. PT. Prenhalindo, Jakarta.

Schiffman, L., & Kanuk, L. 2008. Perilaku Konsumen. Indeks, Jakarta.

(13)

Sekaran, Uma 2006, Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4, Buku 1, Salemba Empat, Jakarta

Setyaningrum, Ari. 2005. ”Pengaruh Ketidakpuasan Konsumen dan Variety

Seeking terhadap Keputusan Perpindahan Merek”. Universitas Katolik

Indonesia Atma Jaya, Jakarta.

Simamora, Bilson. 2004. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Sumarni, Dkk 2010 Pengantar Bisnis (Dasar - Dasar Ekonomi Perusahaan), , Penerbit Liberty, Yogyakarta.

Sunarto. 2006. Manajemen Pemasaran 2. Adityamedia, Yogyakarta.

Supramono, dan Haryanto, Jony Octavian. 2003. Desain Proposal Penelitian :

Studi Pemasaran. Penerbit Andi, Yogyakarta.

Tjiptono, Fandy 2005. Pemasaran Jasa, Edisi pertama, Bayu Media Publishing, Malang.

Usman, Hardius dan Nurdin Sobari, 2013. Aplikasi Teknik Multivariate untuk

Riset Pemasaran, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Van Trijp, Hans; Wayne D Hoyer; and Jeffrey Inman, 1996, “Why Switch?

Product Category Level Explanations for True Variety Seeking Behavior,” Journal of Marketing Research, Vol. XXXIII.

Waluyo dan Pamungkas. 2003. Journal Analisis Perilaku Brand Switching

Konsumen dalam Pembelian Produk Handphone di Semarang. Jurnal

(14)

SUMBER INTERNET

http://ditjenpdn.kemendag.go.id/index.php/public/information/articles-detail/berita/107 diakses pada tanggal 10 Juni 2015

(15)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang di dalam usulan penelitian, proses, hipotesis, analisis data, dan kesimpulan data sampai penulisannya menggunakan aspek pengukuran, perhitungan, rumus dan kepastian data numeric (Situmorang dan Ginting 2008: 172)

3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang terletak di Jalan Prof. T.M. Hanafiah. Waktu Penelitian dimulai dari bulan Desember 2015 sampai dengan Februari 2016.

3.3 Batasan Operasional

Dalam penelitian ini yang menjadi batasa-batasan operasional adalah sebagai berikut:

a. Variabel yang digunakan dalam penelitian terdiri dari 2 (dua) bagian, yaitu:

1. Variabel bebas (independent variable), yang terdiri dari pengetahuan produk dan kelompok acuan.

2. Variabel terikat (dependent variable), yaitu perilaku brand

(16)

b. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari :

Data dalam penelitian ini menggunakan 2 (dua) jenis data yaitu data primer dan data sekunder. Data primer akan diperoleh melalui survei kepada pengguna jasa layanan pengiriman titipan kilat. Data sekunder yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data dari hasil-hasil penelitian mengenai kondisi pasar jasa pengiriman titipan kilat, baik itu yang dilakukan oleh pihak internal perusahaan jasa pengiriman maupun pihak eksternal perusahaan.

3.4 Definisi Operasional

Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Variabel independen atau variabel bebas (X) adalah variabel yang dapat mempengaruhi variabel dependen dan mempunyai hubungan yang positif ataupun negatif bagi variabel dependen (Kuncoro, 2009). Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengetahuan produk yang dilambangkan dengan X1, dan kelompok acuan yang dilambangkan dengan X2.

(17)

Tabel 3.1

Operasional Variabel: Definisi, Indikator dan Skala Pengukuran

Variabel Definisi Indikator Skala

Pengukuran

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Likert

scale. Dengan menggunakan Likert scale, responden dapat menyatakan tingkat

setuju atau tidak setuju terhadap pernyataan-pernyataan mengenai perilaku, objek, orang atau kejadian (Kuncoro 2009: 178). Skala Likert yang diajukan terdiri atas 5 bobot nilai, yaitu :

Tabel 3.2

Instrument Skala Likert

Pernyataan Skor

Sangat tidak setuju 1

(18)

Ragu-ragu 3

Setuju 4

Sangat setuju 5

Sumber: Kuncoro (2009: 178) 3.6 Populasi dan Sampel

3.6.1 Populasi

Populasi adalah sekelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian (Kuncoro, 2009: 118).

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara angkatan 2012-2014 yang sudah pernah menggunakan jasa pengiriman titipan kilat dimana mereka pernah melakukan perpindahan merek jasa pengiriman titipan kilat.

3.6.2 Sampel

Sampel adalah suatu himpunan bagian dari unit populasi (Kuncoro 2009: 118). Sampel digunakan untuk mewakili jumlah populasi yang besar. Adanya kendala sumber daya seperti kendala waktu, dana, tenaga, dan sumber daya lain membuat peneliti memerlukan sampel untuk diteliti. 3.6.3 Metode Pengambilan Sampel

(19)

(Zα)2 (p) (q) n =

�2 Keterangan:

n = Jumlah sampel

Zα = Nilai standard normal yang besarnya tergantung α, bila α = 0,05 → Z = 1,67

bila α = 0,01 → Z = 1,96 p = Estimasi proporsi populasi q = 1 – p

d = Penyimpangan yang ditolelir (10 %)

Berdasarkan pra-survei yang dilakukan peneliti terhadap 20 orang mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, ditemukan ada 16 orang yang merupakan pengguna jasa layanan pengiriman titipan kilat yang pernah berpindah merek. Sehingga dapat ditemukan estimasi proporsi populasi (p) sebesar 80% atau sama dengan 0,8. Dengan demikian, jumlah sampel yang mewakili populasi dalam penelitian ini adalah:

(Zα)2 (p) (q) n =

(20)

(1,96)2 (0,8) (0,2) n =

0,12

n = 61,4656 = 62 orang

Metode pengambilan sampel ini menggunakan purposive sampling yaitu penentuan sampel berdasarkan jenis orang tertentu yang dapat memberikan informasi yang diinginkan dan memenuhi beberapa kriteria yang ditentukan oleh peneliti (Sekaran, 2006: 136).

3.7 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yg diukur dalam suatu skala numerik atau angka (Kuncoro 2009: 145). Selanjutnya berdasarkan sumber datanya, data yang diperoleh merupakan data primer dan data sekunder yang dijelaskan sebagai berikut:

1. Data primer

Data primer merupakan data yang diperoleh melalui survei langsung di lapangan dengan menggunakan metode pengumpulan data original (Kuncoro, 2009: 148). Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari responden melalui penyebaran kuesioner

2. Data sekunder

(21)

studi pustaka dari berbagai jurnal, artikel dari internet, dan penelitian lain yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.8 Metode Pengambilan Data

Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan melakukan interview dengan responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan kuesioner atau daftar pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian. Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang dibuat dan disusun secara tertulis yang bertujuan untuk memperoleh data dari jawaban-jawaban responden dalam penelitian ini (Kuncoro 2009: 17). Metode dengan menggunakan kuesioner akan membantu peneliti untuk memperoleh data yang bisa digunakan untuk mengukur variabel-variabel sehingga bisa diketahui pengaruh antar variabel yang ingin diteliti. Kuesioner dalam penelitian ini berisikan pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup. Sedangkan untuk data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini, diperoleh dari studi kepustakaan terhadap jurnal, buku, majalah, internet, dan penelitian-penelitian lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.9.1 Uji Validitas

(22)

(Kuncoro 2009: 172). Bila skala pengukuran yang digunakan tidak valid maka tidak akan bemanfaat bagi peneliti karena tidak mengukur apa yang seharusnya diukur dan tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Uji validitas di dalam penelitian ini dilakukan kepada 30 responden di luar sampel yang diteliti pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Tingkat validitas dapat diukur dengan membandingkan nilai r hitung dan nilai r tabel, dengan rumusan sebagai berikut:

Jika: r hitung > r tabel maka dinyatakan valid

r hitung < r tabel maka dinyatakan tidak valid

3.9.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan konsistensi dan stabilitas dari suatu skala pengukuran. Realibilitaas berbeda dengan validitas karena reliabilitas memusatkan perhatian pada masalah konsistensi, sedangkan validitas lebih memperhatikan ketepatan (Kuncoro 2009: 175). Salah satu teknik untuk mengukur reliabilitas adalah dengan menggunakan cronbach’s

alpha. Penghitungan secara matematis dengan metode ini didasarkan

pada rata-rata korelasi antar atribut. Usman dan Sobari (2013) mengemukakan beberapa tingkatan reliabilitas berdasarkan nilai

cronbach alpha sebagai berikut:

(23)

nilai α = 0,2-0,4 maka keandalan masuk kategori rendah nilai α = 0,1-0,2 maka keandalan masuk kategori sangat rendah 3.10 Teknik Analisis Data

1. Metode Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah kegiatan mengelompokkan, memisahkan, mengatur, mengurutkan, menganalisis serta menyimpulkan data sehingga hasilnya dapat ditafsirkan dan memberikan informasi deskriptif untuk menjawab pertanyaan dari definisi masalah.

2. Metode Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh dan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Analisis regresi berganda digunakan karena jumlah variabel bebas yang akan diteliti berjumlah lebih dari satu variabel. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan aplikasi SPSS for Windows untuk menghitung model regresi berganda ini. Rumus matematisnya adalah:

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Dimana :

(24)

Sebelum data dianalisis, maka model regresi berganda harus memenuhi syarat uji asumsi klasik yang terdiri atas:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel bebas dan variabel terikat atau keduanya telah terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah model yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) dari sumbu diagonal dari grafik atau melihat histogram dari residualnya. 2. Uji Heteroskedastisitas

Uji model asumsi klasik yang kedua adalah uji heteroskedastisitas. Uji ini dilakukan untuk menguji apakah varians variabel dalam model tidak sama (konstan). Konsekuensi adanya heteroskedastisitas dalam model regresi adalah penaksir (estimator) yang diperoleh tidak efisien, baik dalam sampel kecil ataupun sampel besar, walaupun penaksir yang digunakan menggambarkan populasi (tidak bias) dan bertambahnya sampel yang digunakan akan mendekati nilai sebenarnya (konsisten) ini disebabkan oleh variansnya yang tidak minimum (Algifari, 2000: 85).

(25)

dan *ZRESID merupakan nilai prediksi dan residual yang telah distandarisasi. Nilainya memang berubah, tetapi skalanya tidak, sehingga tetap mencerminkan data sesungguhnya (Usman dan Sobari, 2013: 78). Indikasi terjadinya heterosdekastisitas dapat dilihat bila terjadi pola sistematik tertentu pada plot seperti titik-titik yang membentuk pola yang teratur, namun bila tidak terdapat pola yang jelas serta titik-titik nya menyebar maka bisa diindikasikan model regresi bebas dari heteroskedastisitas.

3. Uji Multikoliniearitas

Uji model asumsi klasik selanjutnya adalah uji multikoliniearitas. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara variabel independennya (Usman dan Sobari, 2013: 75). Konsekuensi penting bagi model regresi yang mengandung multikolinieritas adalah kesalah standar estimasi akan cenderung meningkat dengan bertambahnya variabel independen, tingkat signifikansi untuk menolak hipotesis nol akan semakin besar, dan probabilitas menerima hipotesis yang salah juga akan semakin besar (Algafari, 2000: 83). Pengujian multikolniearitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai dari Variance Inflation Factor (VIF) dan nilai Tolerance-nya. Jika nilai VIF < 5 dan nilai Tolerance-nya > 0,1 maka tidak terjadi multikoliniearitas.

(26)

1. Uji Signifikansi Individual (Uji Statistik t)

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Kuncoro, 2009: 238). Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter (b1) sama dengan nol, artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha), parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, artinya variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Untuk melakukan uji t adalah dengan cara berikut:

a. Bila dilakukan secara penghitungan manual, uji t dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel. Apabila nilai t hitung > nilai t tabel, maka Ha diterima. Sebaliknya, bila nilai t hitung < nilai t tabel, maka Ho diterima.

b. Bila dilakukan dengan bantuan aplikasi SPSS for Windows, uji t dapat dilakukan dengan membandingkan tingkat peluang signifikan (sig) dengan nilai taraf nyata (α). Apabila sig < α maka,

Ha diterima. Sebaliknya, bilai nilai sig > α, maka Ho diterima.

2. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

(27)

dalam model sama dengan nol, artinya apakah suatu variabel independen secara simultan bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha), tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, artinya semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Untuk melakukan uji F adalah dengan cara berikut:

a. Bila dilakukan secara penghitungan manual, uji F dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel. Apabila nilai F hitung > nilai F tabel, maka Ha diterima. Sebaliknya, bila nilai F hitung < nilai F tabel, maka Ho diterima. b. Bila dilakukan dengan bantuan aplikasi SPSS for Windows, uji t

dapat dilakukan dengan membandingkan tingkat peluang signifikan (sig) dengan nilai taraf nyata (α). Apabila sig < α maka, Ha diterima. Sebaliknya, bilai nilai sig > α, maka Ho diterima

3. Koefisien Determinasi (R2)

(28)

semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Kelemahan mendasar koefesien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel independen maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan

Adjusted R2 saat mengevaluasi model regresi. Tidak seperti R2, nilai

Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan. Hasil penghitungan Adjusted R2 dapat dilihat pada

output Model Summary. Pada kolom Adjusted R2 dapat diketahui

(29)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Jasa Kurir Pengiriman Paket

Jasa kurir pengiriman paket adalah produk jasa yang memberikan jasa berupa pengiriman dokumen maupun barang hingga sampai kepada tujuan. Jasa kurir pengiriman sudah menjadi kebutuhan dalam kehidupan aktifitas masyarakat seperti aktifitas bisnis maupun aktifitas pribadi. Perkembangan mobilitas masyarakat dan teknologi juga semakin meningkatkan pelayanan dari jasa ini dengan mulai bermunculannya layanan ekspres atau kilat, dimana barang yang dikirim dapat sampai dengan waktu yang relatif cepat.

Saat ini layanan jasa kurir pengiriman dalam negeri didominasi oleh dua perusahaan besar yaitu PT Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) dan PT Citra Van Titipan Kilat (TiKi) dimana kedua perusahaan ini merupakan perusahaan jasa kurir pengiriman yang memperoleh predikat TOP Brand di tahun 2015. TiKi telah mengeluarkan 500 pusat layanan di seluruh Indonesia. Sedangkan JNE telah memiliki 400 kantor cabang layanan.

(30)

September 1970 di Jakarta, dengan pendiri dan pemegang saham Soeprapto dan Ny. Nuraini Soeprapto. Pada tahun 1972 dilakukan perubahan manajemen melalui kerja sama pihak ketiga yang terdiri dari (Alm) Irawan Saputra, Gideon Wiraseputra dan Raphael Rusmadi, yang kemudian turut menjadi pemegang saham dalam kelompok usaha . Dengan adanya perubahan manajemen dan

meningkatnya pertumbuhan ekonomi, kegiatan berkembang pesat dan secara bertahap mulai dibentuk cabang-cabang utama di ibukota propinsi. Sehingga sebagai salah satu perusahaan Indonesia yang lahir dan besar di Indonesia.

PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir didirikan pada tanggal Citra van Titipan Kilat (TiKi) untuk mengurusi jaringan kurir internasional. Bermula dengan delapan orang dan kapital 100 juta kegiatan usahanya yang terpusat pada penanganan kegiatan dari luar negeri ke Indonesia.

(31)

Selama bertahun-tahun TiKi dan JNE berkembang dan menjadi dua perusahaan yang punya arah masing-masing. Karena ini kedua perusahaan tersebut menjadi saingan. Akhirnya JNE menjadi perusahaan diri sendiri dengan manajemen sendiri. JNE membuat logo sendiri yang membedakannya dari TiKi

4.1.2 Produk Perusahaan Jasa Pengiriman Titipan Kilat

4.1.2.1 Produk Jasa PT Citra Van Titipan Kilat

SDS (Same Day Services)

Produk SDS memanfaatkan efektifitas dan efisiensi waktu, paket yang dikirim akan sampai dihari yang sama.

ONS (Over Night Services)

Pengiriman paket akan terkirim di keesokan hari TDS (Two Days Services)

Waktu pengiriman paket hanya membutuhkan 2 (dua) hari saja untuk tiba di tempat tujuan.

HDS (Holiday Delivery Services) Pengiriman paket di hari libur REG (Regular)

Produk regular menjangkau seluruh Indonesia hanya dalam waktu kurang dari 7 hari kerja, paket akan segera tiba.

(32)

Pengiriman paket dengan konsep ramah biaya, dan disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.

INT (Internasional)

Pengiriman paket & dokumen ke seluruh dunia. 4.1.2.2 Produk Jasa PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir

JNE Diplomat

JNE Diplomat adalah layanan pengantaran peka waktu atas barang berharga/bernilai tinggi atau dokumen penting yang menuntut pengamanan optimal.

JNE SS

JNE SS adalah pengiriman paket atau dokumen peka waktu yang harus diberangkatkan sesegera mungkin diluar jadwal rutin dan rute tetap JNE

JNE YES

JNE YES adalah layanan pengiriman premium dengan target kiriman sampai di tujuan pada keesokan harinya termasuk pada hari Minggu dan libur nasional.

JNE Regular

(33)

4.1.3 Logo Perusahaan Jasa Kurir Pengiriman

Sumber: id.wikipedia.org, (data diolah) Gambar 4.1

Logo Perusahaan Jasa Kurir Pengiriman Paket PT. Citra Van Titipan Kilat dan PT. Tiki Jalur Nuhgraha Ekakurir

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Statistik Analisis Deskriptif

(34)

4.2.1.1 Deskripsi Responden

Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna atau konsumen jasa kurir pengiriman paket di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Sampel yang diambil adalah sebanyak 62 orang berdasarkan rumus dari Supramono (2003:62). Penelitian ini menggunakan data tabulasi silang (crosstab).

1. Crosstab Stambuk dan Usia

Tabel 4.1

Crosstab Stambuk dan Usia

Stambuk Usia

(35)

2. Crosstab Stambuk dan Jenis Kelamin

Tabel 4.2

Crosstab Stambuk dan Jenis Kelamin

Stambuk Jenis Kelamin Total

Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 62 responden yang melakukan perpindahan merek (brand switching) terdapat 23 orang berjenis kelamin laki-laki, dan 39 orang berjenis kelamin perempuan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perpindahan merek jasa pengiriman paket didominasi oleh responden yang berjenis kelamin Perempuan dengan jumlah sebanyak 39 orang.

4.2.1.2 Deskripsi Variabel

(36)

pertanyaan, variabel kelompok acuan (X2) terdiri dari 8 butir pertanyaan, dan brand switching terdiri dari 4 butir pertanyaan. Kuesioner penelitian ini disebarkan kepada 62 orang responden.

1. Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Pengetahuan Produk Tabel 4.3

Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Pengetahuan Produk

No. SS S KS TS STS RATA-

Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 62 responden untuk variabel Pengetahuan Produk pada Tabel 4.3 yaitu:

a. Untuk pernyataan penggunaan merek jasa pengiriman paket yang baru setelah mengetahui atribut produknya, dapat dilihat 3 responden atau 4.8% menyatakan sangat setuju, 51 responden atau 82.3% menyatakan setuju, 4 responden atau 6.5% menyatakan kurang setuju dan 4 responden atau 6.5% menyatakan tidak setuju.

(37)

72.6% menyatakan setuju, 9 responden atau 14.5% menyatakan kurang setuju dan 1 responden atau 1.6% menyatakan tidak setuju.

c.Untuk pernyataan mengetahui syarat, peraturan dan ketentuan pengiriman yang diterapkan perusahaan jasa setelah berpindah merek, dapat dilihat 3 responden atau 4.8% menyatakan sangat setuju, 11 responden atau 17.7% menyatakan setuju, 46 responden atau 74.2% menyatakan kurang setuju dan 2 responden atau 3.2% menyatakam tidak setuju.

d.Untuk pernyataan syarat, peraturan dan ketentuan yang diberlakukan perusahaan jasa yang digunakan responden sekarang lebih sesuai keinginan, dapat dilihat 9 responden atau 14.5% menyatakan sangat setuju, 30 responden atau 48.4% menyatakan setuju, 21 responden atau 33.9% menyatakan kurang setuju, dan 2 responden atau 3.2% menyatakan tidak setuju

e.Untuk pernyataan mengetahui seluruh biaya pengiriman paket setelah berpindah merek, dapat dilihat 13 responden atau 20.9% menyatakan sangat setuju, 49 responden atau 79.0% menyatakan setuju

(38)

2. Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Kelompok Acuan Tabel 4.4

Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Kelompok Acuan

No.

Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 62 responden untuk variabel Kelompok Acuan pada Tabel 4.4 yaitu:

a.Untuk penilaian kebiasaan dan budaya keluarga mempengaruhi responden menggunakan merek jasa pengiriman yang digunakan sekarang, dapat dilihat 10 responden atau 16.1% menyatakan sangat setuju, 33 responden atau 48.3% menyatakan setuju, 15 responden atau 24.2% menyatakan kurang setuju dan 7 responden atau 11.3% menyatakan tidak setuju.

(39)

setuju, 24 responden atau 38.7% menyatakan kurang setuju dan 1 responden atau 1.6% menyatakan tidak setuju.

c.Untuk penilaian meminta saran kepada teman untuk berpindah merek, dapat dilihat 5 responden atau 8.1% menyatakan sangat setuju, 24 responden atau 38.7% menyatakan setuju, 18 responden atau 29% menyatakan kurang setuju dan 15 responden atau 24.2% menyatakan tidak setuju.

d.Untuk penilaian mencari tahu merek jasa yang digunakan teman, dapat dilihat 2 responden atau 3.2% menyatakan sangat setuju, 33 responden atau 53.2% menyatakan setuju, 23 responden atau 37.1% menyatakan kurang setuju dan 4 responden atau 6.5% menyatakan tidak setuju.

e.Untuk penilaian pilihan orang lain dalam kesempatan yang sama dalam pengiriman paket mempengaruhi keputusan berpindah merek, dapat dilihat 37 responden atau 59,7.% menyatakan sangat setuju, 21 responden atau 33,9% menyatakan setuju, dan 4 responden atau 6,4% menyatakan kurang setuju.

(40)

g.Untuk penilaian mencari tahu trend penggunaan merek jasa yang digunakan mahasiswa FEB USU sebagai bahan pertimbangan, dapat dilihat 36 responden atau 58.0% menyatakan sangat setuju, 12 responden atau 19.3% menyatakan setuju, dan 14 responden atau 22.6% menyatakan kurang setuju.

h.Untuk penilaian memilih merek jasa pengiriman yang sama dengan kebanyakan mahasiswa FEB USU, dapat dilihat 33 responden atau 53,2% menyatakan sangat setuju, 27 responden atau 43.5% menyatakan setuju, dan 2 responden atau 3,2% menyatakan kurang setuju.

3. Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Brand Switching Gambar Tabel 4.5

Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Brand Switching

No. SS S KS TS STS RATA-

Item F % F % F % F % F % RATA

1 8 12.9 39 62.9 15 24.2 0 0 0 0 3.8871

2 6 9.7 35 56.5 21 33.9 0 0 0 0 3.7581

3 9 14.5 35 56.5 18 29 0 0 0 0 3.8548 4 5 8.1 42 67.7 15 24.2 0 0 0 0 3.8387

Sumber: Data Primer, data diolah (2016)

Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 62 responden untuk variabel brand switching pada Tabel 4.5 yaitu:

(41)

12.9% menyatakan sangat setuju, 39 responden atau 62.9% menyatakan setuju dan 15 responden atau 24.2% menyatakan kurang setuju.

b.Untuk penelitian atribut, peraturan, ketentuan, dan biaya produk jasa yang digunakan sekarang lebih menarik dibanding merek sebelumnya, dapat dilihat 6 responden atau 9.7% menyatakan sangat setuju, 35 responden atau 56.5% menyatakan setuju dan 21 responden atau 33.9% menyatakan kurang setuju.

c.Untuk penelitian kelompok acuan mempengaruhi responden mengambil keputusan berpindah merek, dapat dilihat 9 responden atau 14.5% menyatakan sangat setuju, 35 responden atau 56.5% menyatakan setuju dan 18 responden atau 29% menyatakan kurang setuju.

(42)

4.2.2 Uji Validitas dan Realiabilitas

4.2.2.1 Uji Validitas

Penyebaran kuesioner khusus dalam uji validitas dan realibilitas diberikan kepada 30 responden diluar dari responden penelitian, tetapi memiliki karakteristik yang sama dengan responden penelitian. Nilai r tabel dengan ketentuan df=jumlah kasus=30 dan tingkat signifikansi 5%, maka angka yang diperoleh = 0,361. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan SPSS 16.00 dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika r ≥ 0,361, maka butir instrumen tersebut dinyatakan valid.

b.Jika r ≤ 0,361, maka butir instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.

c.Nilai rhitung dapat dilihat pada kolom Corrected Item Total Correlation.

Tabel 4.6 Uji Validitas

No. Pertranyaan r hitung r tabel Validitas

1 P1 0, 510 0,361 Valid

2 P2 0,504 0,361 Valid

3 P3 0,417 0,361 Valid

4 P4 0,456 0,361 Valid

5 P5 0,552 0,361 Valid

6 P6 0,658 0,361 Valid

7 P7 0,449 0,361 Valid

8 P8 0,494 0,361 Valid

9 P9 0,448 0,361 Valid

10 P10 0,382 0,361 Valid

(43)

12 P12 0,369 0,361 Valid

13 P13 0,533 0,361 Valid

14 P14 0,495 0,361 Valid

15 P15 0,435 0,361 Valid

16 P16 0,633 0,361 Valid

17 P17 0,554 0,361 Valid

18 P18 0,422 0,361 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (Kuesioner, SPSS 16.00, 2016)

Untuk mengetahui validitas setiap pertanyaan, maka nilai pada kolom

Corrected Item-Total Correlation yang merupakan rhitung dibandingkan dengan rtabel. Tabel 4.6 menunjukkan bahwa semua variabel yang termasuk dalam variabel Pengetahuan Produk, Kelompok Acuan dan Perpindahan Merek valid karena nilai Corrected Item-Total Correlation pada keseluruhan butir adalah lebih besar dari nilai rtabel (0,361), sehingga diperoleh 18 pertanyaan valid yang dapat digunakan untuk melakukan penelitian.

4.2.2.2 Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS

16.00. Menurut Ghozali (dalam Ginting dan Situmorang, 2008:185), suatu

konstruk atau variabel dinyatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s

Alpha > 0,60 atau nilai Cronbach’s Alpha > 0,80. Nilai Cronbach’s Alpha

(44)

Tabel 4.7

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (Kuesioner, SPSS 16.00, 2016) Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 yaitu 0,728 > 0,60 sehingga konstruk atau variabel dalam penelitian ini dinyatakan reliabel.

4.2.3 Uji Asumsi Klasik

4.2.3.1 Uji Normalitas

Tiga pendekatan yang digunakan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal yaitu pendekatan histogram, pendekatan grafik, dan pendekatan Kolmogorv-Smirnov.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

(45)

1. Pendekatan Histogram

Pendekatan ini menganalisis grafik histogram di mana data yang baik adalah data yang mempunyai pola berbentuk lonceng, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan.

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (Kuesioner, SPSS 16.00, 2016) Gambar 4.2

Histogram

(46)

2. Pendekatan Grafik

Pendekatan ini melihat uji normalitas dengan melihat titik-titik di sepanjang garis diagonal. Pada scatter plot, titik yang mengikuti data di sepanjang garis normal berarti data berdistribusi normal.

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (Kuesioner, SPSS 16.00, 2016) Gambar 4.3

Normal Probability Plots

(47)

3. Pendekatan Kolmogrov-Smirnov

Pendekatan ini memastikan data di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal dengan melihat data residualnya apakah berdistribusi normal atau tidak.

Tabel 4.8

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (Kuesioner, SPSS 16.00, 2016)

Pada Tabel 4.8 terlihat bahwa nilai Asymp.Sig.(2-tailed) adalah 0,869 di mana angka ini di atas nilai signifikan (0.05). Dengan kata lain variabel tersebut berdistribusi normal.

4.2.3.2 Uji Heteroskedastisitas

Ada dua cara untuk mendeteksi keberadaan heteroskedastisitas, yaitu metode informal (Grafik Scatterplot) dan metode formal (Uji Glejser).

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 62

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.52188757 Most Extreme Differences Absolute .076

Positive .076

Negative -.050

Kolmogorov-Smirnov Z .596

Asymp. Sig. (2-tailed) .869

(48)

1. Grafik Scatterplot

Pada metode grafik, sumbu vertikal menjelaskan nilai prediksi disturbance

term error dan sumbu horisontal menjelaskan niai prediksi

variabel regression.

Gambar 4.4 Scatterplot

(49)

2. Uji Glejser

Tabel 4.9 Uji Glejser

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (Kuesioner, SPSS 16.00, 2016) Pada Tabel 4.9 terlihat bahwa tidak ada variabel bebas atau variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat atau variabel dependen. Hal ini ditunjukkan dari nilai Sig. variabel- variabel bebas yang lebih besar dari nilai signifikan 0,05. Jadi, model regresi tidak mengalami heteroskedastisitas.

4.2.3.3 Uji Multikolinieritas

Untuk mendekteksi multikolinearitas pada data dapat digunakan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF), dengan kriteria sebagai berikut:

1.VIF > 5 maka diduga mempunyai persoalan multikolinearitas.

2.VIF < 5 maka tidak terdapat multikolinearitas.

3.Tolerance < 0,1 maka diduga mempunyai persoalan multikolinearitas.

(50)

4.Tolerance > 0,1 maka tidak dapat terdapat multikolineraitas.

Tabel 4.10 Uji Multikolinieritas Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .545 3.115

Pengetahuan Produk .220 .099 .253 .941 1.062

Kelompok Acuan .303 .085 .406 .941 1.062

a. Dependent Variable: Perpindahan Merek

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (Kuesioner, SPSS 16.00, 2016)

Pada Tabel 4.10 terlihat bahwa nilai Tolerance semua variabel independen adalah besar dari nilai 0,1 dan nilai VIF semua variabel independen adalah lebih kecil dari nilai ketetapan 5. Oleh karena itu, data dalam penelitian ini dikatakan tidak mengalami masalah multikolinearitas.

4.2.4 Hasil Pengujian Hipotesis Dengan Analisis Regresi Linear

Berganda

Persamaan regresi penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Y = a + B1X1 + B2X2 + e

(51)

Tabel 4.11

Analisis Regresi Linear Berganda

Model

Unstandardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error

1(Constant) .545 3.115 .175 .862

Pengetahuan Produk .220 .099 2.217 .030

Kelompok Acuan .303 .085 3.567 .001

a. Dependent Variable: Perpindahan Merek

Sumber: Penelitian Data Primer (Kuesioner SPSS 16.00, 2016)

Berdasarkan hasil pengolahan regresi berganda yang ditunjukkan dalam Tabel 4.11 maka diperoleh persamaan regresi berganda sebagai berikut:

Y = 0,545 + 0,220X1 + 0,303X2 + e

Berdasarkan persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

1.Konstanta (a) = 0,545, ini menunjukkan tingkat konstanta dimana jika variabel Pengetahuan Produk (X1) dan Kelompok Acuan (X2) adalah 0, maka brand switching (Y) pada produk jasa pengiriman paket pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara tetap sebesar 0,545 dengan asumsi variabel lain tetap.

(52)

3.Koefisien X2 = 0,303, ini menunjukkan bahwa variabel Kelompok Acuan (X2) berpengaruh positif terhadap brand switching pada produk jasa pengiriman paket. Dengan kata lain, jika variabel Kelompok Acuan (X2) meningkat sebesar satu satuan maka brand switching pada produk jasa pengiriman paket sebesar 0,303 satuan, dengan asumsi variabel lain tetap.

4.2.4.1 Koefisien Determinasi

Pengujian digunakan untuk melihat besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Dari persamaan dengan model persamaan tersebut akan dapat dihitung R2 atau coefficient of determination yang menunjukkan persentase dari variasi variabel brand switching.

Konsumen determinan (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel bebas menjelaskan variabel terikat. Koefisien determinasi, dalam output SPSS terletak pada tabel Model Summary dan tertulis R Square berkisar nol sampai satu.

Tabel 4.12 Koefisien Determinasi

Sumber:Penelitian Data Primer (Kuesioner SPSS 16.00, 2016)

Hasil instrumen koefisiensi determinan (R2) dapat dilihat pada Tabel 4.12. Berdasarkan Tabel 4.12 dapat terlihat bahwa:

Model Summaryb

(53)

1. Adjusted R2 = 0,254 berarti 25,4% faktor-faktor dapat dijelaskan oleh variabel- variabel Pengetahuan Produk (X1) dan Kelompok Acuan (X2), sedangkan sisanya 74,6% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

2. Standard Error of the Estimate artinya mengukur variasi dari nilai yang diprediksi. Standard Error of the Estimate juga biasa disebut standar deviasi.

Standard Error of the Estimate pada penelitian ini adalah 1,54747, semakin

kecil standar deviasi berarti model semakin baik.

4.2.4.2 Uji Simultan (Uji F)

Uji F dilakukan untuk menguji apakah varibel Pengetahuan Produk (X1) dan Kelompok Acuan (X2) secara bersama-sama atau simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap terciptnya brand

switching (Y) dalam pemilihan merek jasa pengiriman titipan kilat pada

mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Model hipotesis yang dugunakan dalam Uji F adalah sebagai berikut:

a.H0 : b1 = b2 = 0, artinya secara simultan tidak signifikan dari variabel bebas (X1, X2) terhadap variabel terikat (Y).

b.H1 : b1 ≠b2 ≠0, artinya secara simultan adalah signifikan dari variabel bebas (X1, X2) terhadap variabel terikat (Y).

Kriteria pengambilan keputusan:

(54)

b. H1 ditolak jika Fhitung < Ftabel α= 5%

Nilai Fhitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan software

SPSS 16.00. Untuk menentukan nilai Ftabel, maka diperlukan adanya derajat bebas pembilang dan derajat bebas penyebut, dengan rumus sebagai berikut:

df (pembilang) = k – 1

df (penyebut) = n –k Keterangan:

n = jumlah sampel penelitian

k = jumlah variabel bebas dan terikat

Pada penelitian ini diketahui jumlah sampel (n) adalah 62 dan jumlah keseluruhan variabel (k) adalah 3, sehingga diperoleh:

1.df (pembilang) = 3 – 1 = 2

2.df (penyebut) = 62 – 3 = 59 maka nilai Ftabel 0,05 (2,79) = 3,15

Tabel 4.13 Uji Simultan (Uji F)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 54.602 2 27.301 11.401 .000a

Residual 141.285 59 2.395

Total 195.887 61

a. Predictors: (Constant), Kelompok Acuan, Pengetahuan Produk

b. Dependent Variable: Perpindahan Merek

(55)

Pada Tabel 4.13 dapat dilihat hasil perolehan Fhitung pada kolom F yakni sebesar 11,401 lebih besar dari nilai Ftabel dengan tingkat kesalahan = 5% yaitu 3,15 dan dengan nilai Sig. yang lebih kecil dari nilai alpha (0,000 < 0,05). Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak dan H1 diterima, artinya variabel bebas yang terdiri dari Pengetahuan Produk (X1) dan Kelompok Acuan (X2) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap brand switching (Y) merek jasa pengiriman paket pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4.2.4.3 Uji Parsial (Uji t)

Statistik t (uji t) digunakan untuk menguji setiap variabel bebas yang terdiri dari Pengetahuan Produk (X1) dan Kelompok Acuan (X2) secara parsial mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel brand switching (Y) dalam pembelian jasa pengiriman paket pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Model hipotesis yang dugunakan dalam Uji F adalah sebagai berikut:

a.H0 : b1 = b2 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif signifikan dari variabel bebas (X1, X2) terhadap variabel terikat (Y).

b.H1 : b1 ≠b2 ≠0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1, X2,) terhadap variabel terikat (Y).

(56)

a. Ho diterima jika thitung > ttabel pada α= 5%

b. H1 ditolak jika thitung < ttabel α= 5%

Nilai thitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan software SPSS

16.00. Nilai thitung akan dibandingkan dengan nilai ttabel. Nilai ttabel pada tingkat kesalahan (α) = 0,05 dengan derajat kebebasan (df) = (n-k). Jumlah sampel (n) adalah sebanyak 62 orang, dan jumlah variabel penelitian (k) adalah sebanyak 3. Jadi, (df) = (62-3) = 59. Dengan demikian, nilai ttabel (0,05:,59) adalah sebesar 2,001.

Tabel 4.14

a. Dependent Variable: Perpindahan Merek

Sumber: Penelitian Data Primer (Kuesioner SPSS 16.00, 2014) Berdasarkan Tabel 4.14 terlihat bahwa:

(57)

2.Variabel Kelompok Acuan (X2) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap brand switching (Y) dalam pembelian produk jasa pengiriman paket. Hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,001) < (0,05) dan nilai thitung(3,567) > nilai ttabel(2,001). Dengan kata lain, jika variabel Kelompok Acuan (X2) meningkat sebesar satu satuan maka brand

switching dalam pembelian jasa pengiriman paket akan meningkat sebesar

0,303.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

4.3.1 Hasil Analisis Deskriptif

a. Pengaruh Pengetahuan Produk Terhadap Keputusan Konsumen Melakukan Brand Switching

(58)

syarat, peraturan dan ketentuan yang ditetapkan oleh perusahaan jasa setelah berpindah merek dengan skor 3,24 untuk itu perusahaan jasa harus lebih mensosialisasikan informasi menyangkut syarat dan ketentuan yang diberlakukan perusahaan jasa. Pernyataan syarat dan ketentuan yang diterapkan perusahaan jasa lebih sesuai dengan keinginan responden dengan skor 3,74 untuk itu perusahaan jasa harus menyesuaikan peraturan dan ketentuan yang sesuai dengan keadaan konsumen. Pernyataan responden mengetahui seluruh biaya pengiriman setelah berpindah merek dengan skor 4,20 untuk itu perusahaan jasa harus lebih mensosialisasikan informasi menyangkut biaya diberlakukan perusahaan jasa. Pernyataan biaya jasa pengiriman paket yang digunakan responden sekarang lebih menarik dan rasional dengan skor 4,35 untuk itu perusahaan jasa harus menyesuaikan harga jasa pengiriman paket yang sesuai bagi konsumen.

b. Pengaruh Kelompok Acuan Terhadap Keputusan Konsumen Melakukan Brand Switching

(59)

keluarga dalam segmentasi khususnnya. Pernyataan meminta saran teman untuk berpindah merek dengan skor 3,31 dan pernyataan mencari tahu merek yang digunakan teman dengan skor 3,53 untuk itu perusahaan jasa harus meningkatkan promosi produk jasanya. Pernyataan orang-orang yang sama pada saat pengiriman mempengaruhi keputusan berpindah merek dengan skor 4,53 dan pernyataan mengikuti pilihan merek kelompok belanja dengan skor 4,33 untuk itu perusahaan jasa harus meningkatkan promosi di tempat penjualan yang dapat menarik konsumen. Pernyataan mencari tahu

trend merek yang dominan digunakan mahasiswa FEB USU dengan

skor 4,35 dan pernyataan memilih merek yang dominan digunakan mahasiswa FEB USU dengan skor 4,5 untuk itu perusahaan jasa pengiriman harus meningkatkan promosi pada mahasiswa FEB USU.

4.3.2 Hasil Pengujian Hipotesis

1.Pengaruh Pengetahuan Produk Terhadap Keputusan Konsumen

Melakukan Brand Switching

Rao dan Sieben, dkk (1992:258) dalam Waluyo dan Pamungkas (2003) mendefinisikan pengetahuan produk (product

knowledge) sebagai cakupan seluruh informasi akurat yang

(60)

berpengetahuan lebih tinggi akan lebih realistis dalam pemilihan sesuai dengan harapannya.

Berdasarkan analisis linear berganda koefisien B1X1 = 0,220X1 menunjukkan bahwa variabel pengetahuan produk (X1) berpengaruh positif terhadap keputusan konsumen melakukan brand switching.

Berdasarkan uji t variabel pengetahuan produk berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen melakukan brand switching dalam pembelian produk jasa pengiriman paket pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,030) < (0,05) dan nilai thitung(2,217) > nilai ttabel(2,001).

(61)

2. Pengaruh Kelompok Acuan Terhadap Keputusan Konsumen Melakukan Brand Switching

Bearden dan Michael (2001) mengatakan bahwa kelompok acuan digunakan sebagai standar perbandingan untuk penilaian diri dan konsep diri sehingga mampu memunculkan keputusan untuk membeli suatu produk. Pentina, Prybutok dan Zhang (2008) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa peran dari kelompok acuan dalam keputusan konsumen untuk membeli karena adanya interaksi oleh individu dengan lingkungan kelompoknya sehingga mendapatkan informasi dan pengetahuan baru tentang suatu produk.

Berdasarkan analisis linear berganda b2x2 = 0,303X2 menunjukkan bahwa kelompok acuan (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen melakukan brand

switching.

Berdasarkan uji t variabel kelompok acuan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen melakukan brand

switching dalam pembelian produk jasa pengirima paket pada

(62)

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Razzaq Akbar (2015), hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

kelompok acuan bepengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen melakukan brand switching. Dalam hal ini konsumen juga mempertimbangkan aspek kelompok acuan dalam melakukan brand switching. Kelompok acuan dapat memberikan pertimbangan kepada para konsumen mengenai produk jasa pengiriman paket yang tersedia dipasar.

3.Pengaruh Pengetahuan Produk dan Kelompok Acuan Terhadap Keputusan Konsumen Melakukan Brand Switching

Berdasarkan uji F, pengetahuan produk dan kelompok acuan secara bersama-samaberpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen melakukanbrand switching dalam pembelian produk jasa pengiriman paket pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang dapat dilihat dari nilai Fhitung (11,401) > Ftabel (3,15).

R = 0,528 berarti hubungan antara variabel pengetahuan produk (X1) dan kelompok acuan (X2) terhadap keputusan konsumen melakukan brand switching produk jasa pengiriman paket 52,8%. Ini berarti hubungan cukup erat.

(63)

variabel bebas (pengetahuan produk dan kelompok acuan), sedangkan sisanya 74,6% dapat dijelaskan oleh faktor- faktor lain yang tidak diteliti oleh peneliti.

(64)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Pengetahuan Produk dan Kelompok Acuan dan faktor manakah yang paling dominan memiliki pengaruh terhadap keputusan konsumen melakukan brand switching dalam pembelian produk jasa kurir pengiriman.

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1.Hasil penelitian berdasarkan uji F, pengetahuan produk dan kelompok acuan secara bersama- sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen melakukan brand switching dalam pembelian jasa pengiriman paket pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2.Hasil penelitian berdasarkan uji t pengetahuan produk dan kelompok acuan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen melakukan brand switching dalam pembelian produk jasa pengiriman paket pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

(65)

terhadap keputusan konsumen melakukan brand switching produk jasa pengiriman paket memiliki hubungan yang positif dan cukup erat. Semakin besar R artinya hubungan semakin erat. Nilai Adjusted R Square = 0,254 berarti 25,4% keputusan konsumen melakukan brand switching dapat dijelaskan oleh variabel bebas (pengetahuan produk dan kelompok acuan), sedangkan sisanya 74,6% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

5.2. Saran

Dalam penelitian ini, saran yang dapat diberikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penelitian ini adalah sebagai berikut:

1 Dari hasil penelitian yang dilakukan pengetahuan produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen melakukan brand switching dalam pembelian produk jasa pengiriman paket. Sebaiknya perusahaan jasa lebih membenahi promosi untuk sosialisasi pengetahuan tentang produknya sehingga konsumen lebih mengetahui informasi tentang produknya tersebut, karena pengetahuan produk tentang jasa pengiriman paket sangat menentukan untuk terjadinya perpindahan merek (brand switching).

2 Dari hasil penelitian yang dilakukan variabel kelompok acuan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen melakukan brand

switching dalam pembelian produk jasa pengiriman paket. Sebaiknya produsen

(66)

yang kuat bagi konsumen dalam melakukan perpindahan merek (brand

switching).

(67)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu

Noorhayati (2011) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Ketidakpuasan Konsumen Dan Kebutuhan Mencari Variasi Terhadap Brand

Switching Behavior Konsumen Dalam Pembelian SIM CARD GSM Prabayar”.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kausal atau sebab akibat dan teknik analisis data yang digunakan adalah Analysis

Structural Equation Modelling (SEM). Hasil penelitian yang dilakukan

menunjukkan bahwa ketidakpuasan konsumen berpengaruh terhadap kebutuhan mencari variasi, ketidakpuasan konsumen berpengaruh terhadap keputusan berpindah merek, dan kebutuhan mencari variasi tidak berpengaruh terhadap perilaku berpindah merek konsumen pengguna SIM CARD GSM prabayar.

C Rizkiana (2011) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Prior

Experience, Product Knowledge dan Satisfication Terhadap Keputusan Konsumen

(68)

mahasiswa departemen manajemen FE USU. Sedangkan faktor product

knowledge (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen melakukan brand switching dalam pembelian produk handphone pada mahasiswa departemen manajemen FE USU.

Razzaq Akbar (2015) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh

Reference Group, Bauran Pemasaran dan Ketidakpuasan Konsumen terhadap

Brand Switching Smartphone di Kota Malang”. Metode penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kausatif dan teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis induktif. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa kelompok acuan, bauran pemasaran dan ketidakpuasan berpengaruh terhadap keputusan berpindah merek pada produk smartphone di kota malang.

Azmi Azis Tarigan (2015) malakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Pengetahuan Produk dan Kebutuhan Mencari Variasi Terhadap Perilaku Brand

Switching Dalam Pembelian Kartu SIM Pada Pengguna Smartphone Android”.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian asosiatif dan teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif dan regresi berganda. Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang terletak di Jalan Prof. T.M. Hanafiah.

2.2 Definisi Pemasaran

(69)

dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain.

Pemasaran menurut Miller dan Layton (Dalam Tjiptono, 2005: 2) adalah sistem total aktivitas bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menetapkan harga, mempromosikan dan mendistribusikan produk, jasa dan gagasan yang mampu memuaskan keinginan pasar sasaran dalam rangka mencapai tujuan organisasional.

Pemasaran menurut Sunarto (2006: 4) adalah proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam usaha untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya untuk berkembang dan mendapatkan laba.

2.3 Definisi Merek

Asosiasi Pemasaran Amerika dalam Kotler dan Keller (2008: 332) mengartikan merek sebagai “Nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa penjual atau kelompok penjual untuk mendiferensiasikannya dari barang atau jasa pesaing.

Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol/ lambang, desain, warna, gerak, atau kombinasi atribut-atribut produk lainya yang diharapkan dapat memberikan identitas dan diferensiasi terhadap produk pesaing (Tjiptono, 2005: 104).

(70)

yang berupa gambar, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa. Definisi ini memiliki kesamaan dengan definisi versi American Marketing Association yang menekankan peranan merek sebagai identifier dan differentiator. Berdasarkan kedua definisi di atas, secara teknis apabila seorang pemasar membuat nama, logo, atau simbol baru untuk sebuah produk baru, maka ia telah menciptakan sebuah merek (Tjiptono, 2005: 2).

2.4 Perpindahan Merek (Brand switching)

Perpindahan merek (Brand switching) adalah pola pembelian yang dikarakteristikkan dengan perubahan atau pergantian dari salah satu merek ke merek yang lain (Peter dan Olson, 2000 dalam Setyaningrum, 2005: 5).

Menurut Dharmamesta yang dikutip dalam Marya (2009: 10) Perilaku Perpindahan Merek (Brand Switching Behavior) adalah “Perilaku perpindahan merek yang dilakukan konsumen karena adanya alasan tertentu, atau diartikan juga sebagai kerentanan konsumen untuk berpindah ke merek lain.”

Perilaku berpindah merek dapat terjadi akibat beranekaagamnya produk yang ada dipasaran yang menyebabkan adanya perilaku memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan atau karena terjadi masalah dengan produk yang sudah dibeli maka konsumen kemudian beralih ke merek lain. Oleh karena itu, brand

switching juga dapat diartikan sebagai perpindahan merek yang digunakan

(71)

Menurut Roos seperti yang dikutip oleh Marco van der Heijden dan Snijder (2007) ada dua kategori perpindahan merek. Kategori pertama, perpindahan konsumen didasarkan pada keputusan pribadi, yang kedua perilaku brand switching dilakukan secara tidak segaja tanpa dipengaruhi pertimbangan pribadi. Pada kategori pertama, penyebab dari perilaku berpindah merek dapat berupa ketidakpuasan, kebiasaan yang berubah, alternatif lain yang lebih baik atau kebutuhan akan variasi. Menurut Simamora (2004: 22) dapat dijelaskan bahwa konsumen yang seringkali melakukan peralihan merek (brand switching) dalam pembeliannya termasuk dalam tipe perilaku pembelian yang mencari keragaman (variety seeking buying behavior).

Menurut setyaningrum (2005: 2-7), keputusan konsumen untuk berpindah merek merupakan fenomena kompleks yang dipengaruhi oleh faktor-faktor perilaku tertentu, skenario persaingan, dan waktu sehingga perpindahan merek tidak hanya terjadi karena faktor ketidakpuasan konsumen. Keputusan perpindahan merek juga dipengaruhi oleh adanya kebutuhan mencari variasi. Kebutuhan mencari variasi merupakan komitmen secara sadar untuk membeli merek lain karena individu terdorong untuk mencari hal baru,memiliki rasa ingin tahu terhadap merek lain yang bertujuan untuk mencari pemenuhan kebutuhan yang lebih baik.

2.5 Pengetahuan Produk 2.5.1 Pengertian Produk

(72)

memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk itu meliputi objek secara fisik, jasa, orang, tempat, organisasi, ide, atau bauran dari semua bentuk-bentuk tadi (Kotler & Armstrong, 2001: 346).

Menurut Simamora (2002: 139), produk adalah atribut fisik, psikologi, servis, dan simbolis yang secara kolektif menghasilkan kepuasan atau manfaat bagi pembeli atau pengguna.

2.5.2 Pengetahuan Produk Konsumen

Rao dan Sieben dkk (1992: 258) dalam Waluyo dan Pamungkas (2003) mendefinisikan product knowledge sebagai cakupan seluruh informasi akurat yang disimpan dalam memori konsumen yang sama baiknya dengan persepsinya terhadap pengetahuan produk. Konsumen yang berpengetahuan lebih tinggi akan lebih realistis dalam pemilihan sesuai dengan harapannya.

Menurut Peter dan Olson (2002: 69) pengetahuan itu terbagi atas tiga jenis, yaitu:

a. Pengetahuan mengenai atribut atau karakteristik produk.

(73)

Kemungkinan disebabkan ketertarikan para pemasar terhadap karakter fisik dari produk mereka, pemasar kadang-kadang bertindak seolah-olah konsumen berpikir tentang produk dan merek sebagai kumpulan atribut saja. Bahkan suatu produk yang sederhana memiliki beberapa atribut.

Pemasar harus tahu atribut produk yang mana yang paling penting bagi konsumen, apa fungsi atribut tersebut bagi konsumen, dan bagaimana konsumen menggunakan pengetahuan ini dalam proses kognitif seperti saat pemahaman dan pengambilan keputusan.

Konsumen dapat memiliki pengetahuan tentang berbagai jenis atribut produk. Pengetahuan konsumen tentang atribut yang kongkrit menggambarkan wujud, dan ciri-ciri sebuah produk. Pengetahuan tentang atribut abstrak menggambarkan produk lebih subjektif, dan ciri-ciri yang tidak terlihat pada sebuah produk. Tentu saja, konsumen harus juga memiliki pengetahuan tentang evaluasi efektif mereka untuk setiap atribut. b. Pengetahuan mengenai konsekuensi positif atau

keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh dari penggunaan produk.

(74)

Konsekuensi fungsional adalah hasil yang dapat dilihat (berwujud) dari penggunaan suatu produk yang konsumen rasakan secara langsung. Sebagai contoh konsekuensi fungsional termasuk hasil secara psikis yang langsung dapat dirasakan konsumen saat mengkonsumsi produk tertentu

Konsekuensi psikososial lebih menunjuk kepada hasil psikologis dan sosial dari penggunaan suatu produk. Konsekuensi psikologis dari penggunaan produk adalah hasil internal dan personal, seperti misalnya bagaimana perasaan anda setelah mengkonsumsi suatu produk. Konsumen juga dapat mengetahui tentang konsekuensi sosial dari penggunaan suatu produk

Sistem pengaruh dan kognitif orang mengartikan konsekuensi dari penggunaan produk dan bentuk pengetahuan dan kepercayaan tentang fungsi-fungsi ini dan konsekuensi psikososial dalam ingatan. Sistem yang mempengaruhi orang tersebut dapat bereaksi juga terhadap pengetahuan ini.

Sebagai contoh, seorang konsumen bisa merasakan pengaruh yang negatif (ketidakpuasan) jika produk membutuhkan perbaikan sesaat setelah produk tersebut baru dibeli. Atau konsumen bisa mengalami perasaan yang positif atau kebanggaan dan rasa percaya diri jika orang lain memberikan komentar yang menyenangkan.

(75)

konsumen saat membeli dan menggunakan suatu produk atau merek. Resiko yang dikhawatirkan lebih kepada konsekuensi yang tidak diinginkan yang ingin dihindari konsumen pada saat membeli atau menggunakan suatu produk.

Berbagai macam konsekuensi negatif mungkin saja terjadi. Sebagian konsumen khawatir tentang resiko fisik dari mengkonsumsi suatu produk. Jenis lain dari konsekuensi yang tidak menyenangkan termasuk juga resiko finansial, resiko fungsional, dan resiko psikososial. Secara keseluruhan, resiko yang mungkin terjadi meliputi pengetahuan konsumen atau kepercayaan terhadap konsekuensi yang tidak diinginkan, termasuk juga respon dari pengaruh buruk dan bergabung dengan konsekuensi yang tidak menyenangkan (evaluasi yang tidak disukai, perasaan tidak senang, dan emosi negatif) diperoleh dari penggunaan produk.

c. Pengetahuan mengenai nilai-nilai produk yang dapat memuaskan keinginan konsumen

Konsumen juga memiliki pengetahuan tentang pribadi dan nilai simbolis bahwa produk dan merek membantu mereka merasa puas. Nilai adalah tujuan luas dari kehidupan manusia. Nilai sering melibatkan pengaruh emosional dan digabungkan dengan suatu tujuan dan kebutuhan (perasaan yang kuat dan emosi yang mengiringi kesuksesan).

(76)

Nilai instrumental lebih cenderung ke model/jenis tindakan, yaitu cara bertingkah laku yang memiliki nilai positif bagi seseorang misalnya: bersenang-senang, bertindak independen, menunjukkan kemampuan untuk dipercaya. Nilai terminal, dengan kata lain, lebih cenderung ke pernyataan psikologis yang lebih luas (misalnya: senang, damai, sukses). Kedua nilai instrumental dan terminal (tujuan dan kebutuhan) menghadirkan konsekuensi paling pribadi seseorang yang ingin mereka capai dalam kehidupan.

2.6 Kelompok Acuan

Dharmmesta dan Handoko (2008) menjelaskan bahwa reference group adalah kelompok sosial yang menjadi ukuran seseorang untuk membentuk kepribadian dan perilakunya. Interaksi mereka sering dilakukan secara individual (face to face) sehingga seseorang akan lebih terpengaruh oleh orang lain untuk membeli sesuatu, biasanya masing-masing kelompok mempunyai opinion leader yang dapat mempengaruhi anggotanya. Nasihat dari orang lain tersebut lebih berpengaruh dari pada iklan di majalah, surat kabar, televisi dan media yang lain. Kelompok acuan dalam kehidupan melibatkan banyak pihak dari berbagai kalangan. Berikut adalah macam-macam reference group yang memepengaruhi konsumen:

a. Keluarga

(77)

b. Kelompok Persahabatan

Kelompok persahabatan ini merupakan kelompok informal, pendapat dan pilihan teman merupakan pengaruh yang penting dalam menentukan produk atau merek yang akhirnya dipilih konsumen.

c. Kelompok Belanja

Kelompok belanja adalah dua orang atau lebih yang berbelanja bersama-sama atau hanya melewatkan waktu berbersama-sama. Pada kelompok ini terdapat motif sosial dan membantu mengambil keputusan mengenai suatu produk atau merek.

d. Kelompok Kerja

Waktu yang mutlak seseorang di tempat kerja akan memberikan banyak kesempatan untuk memberikan pengaruh yang besar terhadap perilaku konsumen.

Tingkat pengaruh yang diberikan reference group pada perilaku perorangan biasanya tergantung pada sifat individu, produk dan faktor sosial tertentu. Berikut ini merupakan dampak reference group terhadap perilaku konsumen menurut Schiffman dan Kanuk (2008) :

a. Informasi dan Pengalaman

Orang yang mempunyai pengalaman langsung dengan suatu produk/jasa atau dengan mudah dapat memperoleh informasi yang lengkap mengenai hal itu.

Gambar

Tabel 3.1 Operasional Variabel: Definisi, Indikator dan Skala Pengukuran
Gambar 4.1  Logo Perusahaan Jasa Kurir Pengiriman Paket PT. Citra Van Titipan Kilat
Tabel 4.4
Tabel 4.6 Uji Validitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uji F, prior experience dan iklan secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen melakukan brand switching dalam pembelian

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gaya hidup dan kelompok acuan berpengaruh secara parsial dan simultan pada keputusan konsumen menggunakan jasa studio foto..

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas produk, harga, kepuasan, promosi, variety seeking terhadap perilaku brand switching pada konsumen pengguna

Citra Merek dan Kualitas Layanan secara simultan atau bersama-sam mempunyai pengaruh yang terhadap Keputusan Konsumen dalam menggunakan jasa pengiriman JNE Express

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak variabel gaya hidup, kelompok acuan, produk, harga, dan promosi berpengaruh sangat signifikan terhadap keputusan konsumen

Menurut Kotler (2008), keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk mau membeli atau tidak membeli atau menggunakan jasa atau produk. Dari berbagai

Skripsi yang berjudul “Pengaruh Brand Image JNE terhadap keputusan konsumen memilih jasa pengiriman paket (Studi Pada Konsumen JNE Mayor Ruslan Palembang)” ini

Melakukan pembelian ulang Kotler dan Amstrong 2012 Skala Likert dengan skor 1 sampai 5 Hasil dan Pembahasan Keputusan konsumen dalam menggunakan jasa transportasi online