• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh gaya hidup dan kelompok acuan pada keputusan konsumen menggunakan jasa studio foto

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh gaya hidup dan kelompok acuan pada keputusan konsumen menggunakan jasa studio foto"

Copied!
141
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH GAYA HIDUP DAN KELOMPOK ACUAN PADA KEPUTUSAN KONSUMEN MENGGUNAKAN JASA STUDIO FOTO

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh:

Noni Nevi Kanisa

NIM: 132214221

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

i

PENGARUH GAYA HIDUP DAN KELOMPOK ACUAN PADA KEPUTUSAN KONSUMEN MENGGUNAKAN JASA STUDIO FOTO

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh:

Noni Nevi Kanisa

NIM: 132214221

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di

dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain

yang diberikan kepada manusia yang olehNya kita dapat

diselamatkan (Kisah Para Rasul 4:12)

Filosofi padi, "semakin berisi maka padi akan semakin merunduk",

maknanya "semakin kita merasa bisa maka kita harus bisa semakin

merasa” (Tere Liye, Pukat)

Don’t change the colours of the rainbow become black (Penulis)

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa memberkatiku Surono (bapak) yang berjuang demi keluarga Prastyaningsih (mama) yang berjuang demi keluarga Roni Buge Praneda (adik) yang aku sayangi dan aku rindukan Sudarmi (nenek) yang menjadi sosok ibu bagiku selama tinggal di Jogja

(6)
(7)
(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

segala berkat, rahmat, dan kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi dengan judul “Pengaruh Gaya Hidup dan Kelompok Acuan Pada

Keputusan Konsumen Menggunakan Jasa Studio Foto”. Skripsi ini disusun

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program

Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini tidak akan terlaksana dan terselesaikan dengan baik

tanpa bantuan, dukungan, serta kerjasama dari berbagai pihak yang dengan tulus

dan rela mengorbankan waktu dan pikiran untuk membimbing penulis sampai

penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu penulis ingin mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Bapak Johanes Eka Priyatma, M. Sc., Ph.D selaku Rektor Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Albertus Yudi Yuniarto S.E., M.B.A selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Dr. Lukas Purwoto, SE., M.Si selaku Ketua Program Studi

Manajemen.

4. Ibu Lucia Kurniawati, S.Pd., M.S.M, selaku dosen pembimbing I yang

telah mengarahkan, membimbing serta memberikan dukungan dan

(9)

viii

5. Bapak Drs. P. Rubiyatno, M.M., selaku dosen pembimbing II yang

dengan teliti, sabar, memberikan bimbingan dan koreksi, serta saran

dan nasihat kepada penulis selama penyusunan skripsi ini sehingga

skripsi ini menjadi lebih sempurna.

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta yang telah memberikan banyak ilmu, pengalaman dan

pelajaran hidup serta sabar dalam proses pembelajaran di kelas.

7. Keluarga besar Manajemen 2013 Universitas Sanata Dharma yang

tidak bisa saya sebut satu persatu.

8. Teman-teman satu bimbingan skripsi Nina, Sam, Gugun, Rossa,

Gretha, Vale, Tania, Zane, Alvin, Ricky, Vian, Pram, Jon, Reza, Arif,

Mike, dan Lukas yang selalu berproses bersama dalam penyusunan

skripsi ini serta memberikan dukungan motivasi kepada saya.

9. Bapak dan mama saya tercinta yang selalu memberikan dukungan

materi dan non materi, doa, serta nasihat dalam segala hal.

10. Adik saya terganteng karena adik satu-satunya, yang selalu tidak

peduli kalau dihubungi tetapi membuat saya selalu rindu.

11. Keluarga di Wates, Kulon Progo yaitu nenek dan om yang sudah

menemaniku setiap hari di rumah, yang selalu menjadi sandaranku

berkeluh kesah dan yang selalu memberiku motivasi agar bisa

menyelesaikan kuliah dengan sebaik-baiknya.

12. Trinugroho Diharjo seorang lelaki yang dari awal penyusunan skripsi

(10)
(11)

x

DAFTAR ISI

HALAMANJUDUL ... i

HALAMANPERSETUJUANPEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMANPERNYATAANKEASLIANKARYATULIS ... v

HALAMANPERNYATAANPUBLIKASI ... vi

HALAMANKATAPENGANTAR ... vii

HALAMANDAFTARISI. ... x

HALAMANDAFTARTABEL ... xiv

HALAMANDAFTARGAMBAR ... xv

HALAMANDAFTARLAMPIRAN ... xvi

HALAMAN ABSTRAK ... xvii

ABSTRACT...xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Landasan Teori ... 9

1. Pemasaran ... 9

a.Definisi Pemasaran ... 9

2. Jasa ... 10

a.Pengertian Jasa ... 10

b.Karakteristik Jasa ... 10

3.Perilaku Konsumen ... 13

a.Pengertian Perilaku Konsumen ... 13

b.Perilaku Keputusan Pembelian Konsumen ... 15

4.Gaya Hidup ... 17

(12)

xi

b.Ukuran Operasional ... 18

c.Pertanyaan AIO... 19

5.Kelompok Acuan ... 21

a.Pengertian Kelompok Acuan ... 22

b.Jenis-jenis Kelompok Acuan ... 22

c.Pengaruh Kelompok Acuan ... 24

d.Beberapa Kelompok Acuan ... 26

6.Keputusan Konsumen ... 31

a.Tahapan Keputusan... 32

b.Pengelanan kebutuhan ... 33

c.Pencarian informasi ... 33

d.Evaluasi Alternatif ... 34

e.Keputusan Pembelian ... 34

f.Pasca Pembelian ... 36

B. Penelitian-penelitian Sebelumnya ... 36

C. Kerangka Konseptual Penelitian ... 38

D. Hipotesis ... 39

BAB III METODE PENELITIAN ... 41

A. Jenis Penelitian ... 41

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 41

1. Subjek Penelitian ... 41

2. Objek Penelitian ... 41

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 42

1. Lokasi Penelitian ... 42

2. Waktu Penelitian ... 42

D. Variabel Penelitian ... 42

1. Identifikasi dan Definisi Variabel ... 42

2. Skala Pengukuran ... 42

E. Definisi Operasional ... 43

1. Gaya Hidup ... 43

2. Kelompok Acuan ... 44

3. Keputusan Konsumen ... 44

F. Populasi dan Sampel ... 46

(13)

xii

I. Teknik Pengumpulan Data ... 49

1. Kuesioner ... 49

2. Studi Pustaka ... 50

J. Teknik Pengujian Instrumen ... 50

1. Pengujian Validitas... 50

2. Pengujian Reliabilitas ... 51

K. Teknik Analisis Data... 52

1. Analisa Statistika Deskriptif ... 52

2. Uji Asumsi Klasik ... 53

3. Analisis Regresi Linier Berganda ... 55

4. Uji t atau Uji Parsial ... 56

5. Uji f atau Uji Simultan ... 58

6. Koefisien Determinasi ... 59

BAB IV GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN ... 61

A. Pengertian Studio Foto ... 61

B. Alat Pendukung Studio Foto ... 61

C. Daftar Studio Foto di Kota Yogyakarta dan Sleman ... 63

D. Daftar Studio Foto di Kulon Progo ... 65

E. Daftar Studio Foto di Bantul ... 65

F. Daftar Studio Foto di Gunung Kidul... 65

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 65

A. Deskripsi Data dan Analisis ... 66

1. Deskripsi Data Responden ... 66

2. Analisis Deskriptif Variabel ... 68

B. Hasil Uji Statistik ... 70

1. Hasil Uji Validitas ... 71

2. Hasil uji Reliabilitas ... 74

3. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 76

(14)

xiii

b. Uji Multikolinearitas ... 78

c. Uji Heterokedastisitas ... 79

4. Hasil Analisis Data ... 80

a. Analisis Regresi Linear Berganda ... 80

b. Uji t atau Parsial ... 81

c. Uji t atau Simultan ... 82

d. Koefisien Determinasi ... 83

C. Pembahasan ... 84

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN ... 88

A. Kesimpulan ... 88

B. Saran ... 89

C. Keterbatasan Penelitian... 90

(15)

xiv

DAFTARTABEL

TABEL JUDUL HALAMAN

V.1 Identitas Responden Berdasarkan Usia... 66

V.2 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 67

V.3 Identitas Responden Berdasarkan Status... 68

V.4 Deskripsi Variabel Gaya Hidup... 69

V.5 Deskripsi Variabel Kelompok Acuan... 70

V.6 Deskripsi Variabel Keputusan Konsumen... 71

V.7 Nilai Validitas Gaya Hidup... 72

V.8 Nilai Validitas Kelompok Acuan... 72

V.9 Nilai Validitas Keputusan Konsumen... 72

V.10 Nilai Reliabilitas Gaya Hidup... 74

V.11 Nilai Reliabilitas Kelompok Acuan... 75

V.12 Nilai Reliabilitas Keputusan Konsumen... 75

V.13 Uji Normalitas... 76

V.14 Uji Multikolinearitas... 78

V.15 Uji Regresi Berganda... 80

V.16 Uji F atau Simultan... 82

(16)

xv

DAFTARGAMBAR

GAMBAR JUDUL HALAMAN

II.1 Kerangka Konseptual Penelitian... 38

V.1 Normalitas P-P Plot... 77

(17)

xvi

DAFTARLAMPIRAN

LAMPIRAN JUDUL HALAMAN

I Angket Kuesioner... 93

II Tabulasi Data Angket... 97

(18)

xvii ABSTRAK

PENGARUH GAYA HIDUP DAN KELOMPOK ACUAN PADA KEPUTUSAN KONSUMEN MENGGUNAKAN JASA STUDIO FOTO

Noni Nevi Kanisa Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya hidup dan kelompok acuan pada keputusan konsumen menggunakan jasa studio foto. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kausal. Pada penelitian ini pengambilan

data menggunakan kuesioner dan menggunakan teknik accidental sampling.

Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 100 orang yaitu masyarakat Yogyakarta yang pernah (minimal 1 kali) menggunakan jasa studio foto. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Teknik pengujian dalam penelitian ini yaitu pengujian validitas dan reliabilitas, sedangkan teknik analisis data menggunakan uji asumsi klasik, uji t, uji F dan koefisien determinasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gaya hidup dan kelompok acuan berpengaruh secara parsial dan simultan pada keputusan konsumen menggunakan jasa studio foto.

(19)

xviii ABSTRACT

THE INFLUENCE OF LIFESTYLE AND REFERENCE GROUP TO THE CONSUMER DESICION IN USING PHOTO STUDIO SERVICE

Noni Nevi Kanisa Sanata Dharma University

Yogyakarta 2017

This research aims to investigate the influence of lifestyle and reference group to the consumer decision in using photo studio service. It is a descriptive causal research. The research obtained the data using questionnaires through accidental sampling technique employing one hundred people of Yogyakarta community who had consume the service of photo studio at least once. This research was analyzed using multiple linear regression analysis. The testing technique in this research are validity and reliability testing, while the technique of analyzing data used are classic assumption, t-test, F-test and cofficient of determination. The result of this research showed that lifestyle and reference group influenced partially and simultaneously the consumer desicion in using the photo studio service.

(20)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Zaman sekarang, sebagian besar masyarakat sangat menggemari dengan

fotografi. Fotografi merupakan salah satu bidang seni yang sudah ada sejak tahun

1826 di dunia dan digagas oleh seorang seniman lithography asal Perancis, Louis

Jacques mande Daquerre. Orang yang menekuni bidang fotografi atau dikenal

sebagai fotografer, kini mulai dipandang sebagai profesi yang menarik.

( http://lifestyle.liputan6.com/read/2437775/4-fakta-unik-tentang-fotografi-ala-barry-kusuma?source=search, diakses tanggal 16-11-2016, 14:15 WIB)

Fotografi memang sangat digemari oleh masyarakat karena juga

memiliki nilai positif dan juga memiliki manfaat dalam era kehidupan saat ini. “Anak muda sekarang sangat kreatif dan punya beragam hasil karya yang

membanggakan. Melalui fotografi, mereka bisa memotret beragam isu

kemajemukan yang sesungguhnya menjadi ruh dari Pancasila," kata Kepala

Penerangan Kostrad Letkol Inf Agus Bhakti saat acara pembukaan lomba Kamis

(18/8/2016).(http://nasional.kompas.com/read/2016/08/18/18141521/kostrad.gelar .lomba.fotografi.bertema.pancasila, diakses 08-11-2016; 13.14 WIB)

Fotografi membuat semua peristiwa yang mengesankan dapat menjadi

kenangan dan juga dapat saling berbagi pengalaman antara satu sama lain melalui

audio visual. Permintaan akan jasa fotografi meningkat pada kalangan

masyarakat, mulai dari dokumentasi proses melahirkan, proses tumbuh kembang

bayi, acara ulang tahun, wisuda, prewedding, pernikahan, dan masih banyak

(21)

2

memotret sebuah pernikahan yang membutuhkan peralatan banyak, lengkap, dan,

sudah tentu mahal. Selain itu, banyak pasangan juga berlomba mencari fotografer

yang tepat untuk mengabadikan momen bahagia mereka.

( http://lifestyle.liputan6.com/read/2539313/tak-takut-bersaing-gadis-9-tahun-ini-tekuni-fotografi-pernikahan?source=search, diakses 16-11-2016 14:07WIB)

Berawal dari kebiasaan orang di zaman sekarang itulah yang membuat

para pebisnis terutama orang yang ahli dalam fotografi (fotographer) untuk

mendapatkan peluang dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Siapa saja bisa

mempublikasikan karya fotonya atau bahkan menjualnya dan menjadikan hal

tersebut sebagai ladang penghasilan ( http://lifestyle.liputan6.com/read/2437775/4-fakta-unik-tentang-fotografi-ala-barry-kusuma?source=search, diakses tanggal 16-11-2016, 14:19 WIB). Akhirnya banyak orang yang yang ahli dalam fotografi

(fotographer) membuka bisnis, salah satunya studio foto. Studio foto hadir untuk

membantu masyarakat dalam proses mendokumentasikan dan menyimpan

momentum dengan berbagai konsep yang ditawarkan. Selain itu studio foto juga

membantu bagi mereka yang tidak memiliki perangkat untuk merekam

momentum atau acara dan tidak memiliki keahlian dalam bidang fotografi,

videografi bahkan bidang multimedia.

Yogyakarta adalah salah satu kota yang masyarakatnya sudah tidak

asing lagi mendengar fotografi bahkan sebagian masyarakatnya memiliki hobi di

bidang tersebut. Fotografi digunakan baik untuk dokumentasi momentum, sebagai

suatu kebutuhan maupun juga sebagai pemenuhan gaya hidup masyarakat

(22)

3

pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan

opininya. Gaya hidup sebagian masyarakat zaman sekarang digandrungi oleh

aplikasi-aplikasi di smartphone yang menjadi wadah untuk saling sharing foto

seperti facebook, instagram, BBM, dll. Oleh karena itu, studio foto sebagai unit

usaha dianggap penting untuk memahami faktor internal konsumennya yang dapat

mempengaruhi keputusan menggunakan jasa studio foto.

Keputusan pembelian suatu produk dan jasa sering sekali dilakukan

oleh konsumen pada setiap hari. Seseorang memutuskan untuk menggunakan

studio foto juga akan dipengaruhi oleh faktor sosial. Salah satu faktor sosial dari

konsumen adalah kelompok acuan (Kotler, 2003:202). Konsumen yang memiliki

kelompok acuan pada lingkungan hidupnya akan berpengaruh untuk

menggunakan studio foto. Kelompok acuan yang memiliki tanggapan positif

misalnya dari teman, sahabat, keluarga, rekan kerja, dsb. Kelompok acuan akan

mempengaruhi seseorang dalam memilih produk atau mereka, karena komunitas

tersebut sangat dipercaya sarannya, karena ia memiliki pengetahuan yang lebih

baik (Sumarwan, 2004:308). Dengan demikian kelompok berperan penting dalam

keputusan pembelian karena kelompok digunakan oleh konsumen sebagai dasar

dalam evaluasi studio foto tersebut. Fenomena yang terjadi yaitu contohnya

seseorang diajak dan juga bersedia oleh teman atau sahabatnya untuk berpose di

depan kamera dengan menggunakan dresscode, padahal tidak sedang ada

momentum atau acara tertentu. Selain itu, beberapa orang lebih memilih untuk

berpose di studio foto, padahal sebenarnya foto menggunakan smartphone pun

(23)

4

Studio foto sebagai unit usaha juga harus memahami pemasaran untuk

menetapkan target pasar terutama mengetahui perilaku konsumennya. Pemilik

studio foto perlu mengetahui apa saja yang mempengaruhi dan yang menjadi

alasan orang-orang menggunakan jasa studio foto. Pemilik studio foto juga harus

menjadikan produk yang ditawarkan memiliki nilai, agar konsumen mengambil

keputusan untuk menggunakan jasanya.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Pengaruh Gaya Hidup dan Kelompok Acuan Pada Keputusan

(24)

5 B. Rumusan Masalah

Pada zaman sekarang, masyarakat tidak asing mendengar bahkan

menggemari tentang fotografi. Terlebih saat ini didukung dengan adanya

sosial media yang menjadi wadah untuk saling berbagi cerita dan

pengalaman yang diabadikan tersebut. Selain itu, ada individu dan

kelompok sampai meluangkan waktu datang ke studio foto untuk

mengabadikan momentum atau acara. Studio foto adalah salah satu unit

usaha dalam mewujudkan kebutuhan konsumen dalam mengabadikan

momentum atau acara yang dijalankan oleh orang yang ahli dalam

fotografi.

Berdasarkan uraian latar belakang, maka penelitian ini mengajukan

pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik demografi (usia, jenis kelamin, dan

pekerjaan) konsumen yang menggunakan jasa studio foto?

2. Apakah gaya hidup dan kelompok acuan berpengaruh pada keputusan

konsumen menggunakan jasa studio foto secara parsial?

3. Apakah gaya hidup dan kelompok acuan berpengaruh pada keputusan

(25)

6 C. Batasan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka, penulis melakukan

pembatasan terhadap masalah yang akan diteliti agar tidak terjadi pandangan yang

berbeda-beda yaitu:

1. Penelitian dilakukan di Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Responden penelitian ini adalah bagi masyarakat Yogyakarta yang

sudah pernah minimal 1 (satu) kali menggunakan jasa studio foto.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai penulis melalui penelitian ini antara lain:

1. Untuk mengetahui karakteristik demografi (usia, jenis kelamin, dan

pekerjaan) konsumen yang menggunakan jasa studio foto.

2. Untuk mengetahui gaya hidup dan kelompok acuan berpengaruh pada

keputusan konsumen menggunakan jasa studio foto secara parsial.

3. Untuk mengetahui gaya hidup dan kelompok acuan berpengaruh pada

keputusan konsumen menggunakan jasa studio foto secara simultan.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi unit usaha jasa studio foto. Penelitian ini dapat memberikan

informasi yang berguna dalam bidang pemasaran terutama dapat

mengetahui perilaku konsumen terhadap jasa studio foto khususnya

mengenai pengaruh gaya hidup dan kelompok acuan pada keputusan

(26)

7

2. Bagi peneliti. Penelitian ini dapat menambah dan menerapkan ilmu

pengetahuan dalam bidang pemasaran yang telah diperoleh selama

kuliah untuk memenuhi syarat akademik dalam meraih gelar sarjana.

3. Bagi pihak lain. Penelitian ini dapat menjadi sumber referensi yang

berhubungan dengan perilaku konsumen.

F. Sistematika Penulisan BAB 1 PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, pembatasan

masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini menjelaskan tentang tiga hal pokok, yaitu landasan teori,

hasil penelitian sebelumnya, kerangka konseptual penelitian dan hipotesis

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi hal-hal sebagai berikut: jenis penelitian, subjek dan objek,

waktu dan lokasi, variabel, definisi operasional, populasi dan sampel,

teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, teknik pengujian

instrumen, teknik analisis data.

BAB IV GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN

Pada bab ini akan menjelaskan lebih detail tentang subjek penelitian.

(27)

8

Analisis data yang diperoleh secara kuantitatif. Dan memuat hasil uji

statistik (uji validitas, uji reliabilitas, analisis linier berganda, uji t, dan uji

f)

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN

Kesimpulan memuat tentang hal yang diperoleh dari analisis data dan

pembahasan. Saran mengacu pada kesimpulan, bersifat operasional sesuai.

Keterbatasan memuat secara jujur pengakuan tertulis mengenai

(28)

9 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori

Landasan teori adalah sumber atau acuan yang digunakan yang diperoleh

dari berbagai macam aktivitas di dunia pendidikan ataupun aktivitas lainnya.

Landasan teori dapat berupa buku ataupun bentuk tulisan lainnya.

1. Pemasaran

a. Definisi Pemasaran

Menurut Kotler dan Keller (2008:5), pemasaran adalah sebuah

proses kemasyarakatan di mana individu dan kelompok memperoleh apa

yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan,

dan secara bebas mempertahankan produk dan jasa yang bernilai bagi

orang lain.

Menurut American Marketing Association (AMA) dalam Kotler

dan Keller (2008:5), pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan

serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan

memberikan nilai pada pelanggan dan untuk mengelola hubungan dengan

pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku

(29)

10 2. Jasa

a. Pengertian Jasa

Jasa merupakan suatu kegiatan yang memiliki beberapa unsur

ketidakberwujudan (intangibility) yang berhubungan dengannya, yang

melibatkan beberapa interaksi dengan konsumen atau dengan properti

dalam kepemilikannya, dan tidak bisa menghasilkan transfer

kepemilikan. Perubahan kondisi mungkin saja terjadi dan produksi jasa

bisa saja berhubungan atau bisa pula tidak berkaitan dengan produk

fisik (Tjiptono, 2000:8).

Philip Kotler (di dalam Tjiptono, 2000:8) telah membedakan empat

kategori tawaran, yang bervariasi dari barang urni hingga jasa murni:

1. Barang fisik murni seperti, pasta gigi atau garam. Tidak ada jasa yang membarengi produk tersebut.

2. Barang fisik dengan jasa pelengkap untuk meningkatkan daya tarik konsumen. Komputer merupakan contohnya.

3. Jasa utama disertai barang dan jasa minor seperti perjalanan penerbangan kelas satu.

4. Jasa murni seperti mengasuh bayi dan psikoterapi. b. Karakteristik Jasa

Jasa memiliki empat karakteristik yaitu (Tjiptono, 2004:6):

1. Jasa tidak berwujud (Intangibility)

Jasa berbeda dengan barang. Jika barang merupakan suatu

(30)

11

kinerja (perfomance), atau usaha. Bila barang dapat dimiliki,

maka jasa hanya dapat dikonsumsi tetapi tidak dapat dimiliki.

Meskipun sebagian besar jasa dapat berkaitan dan didukung

oleh produk fisik misalnya, mobil dalam jasa transportasi,

esensi dari apa yang dibeli pelanggan adalah performance yang

diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lainnya. Jasa bersifat

intangible, artinya tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, dicium,

atau didengar sebelum dibeli.

2. Jasa dapat dipisahkan (Inseparability)

Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu

dikonsumsi. Sedangkan jasa biasanya dijual terlebih dahulu,

baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan.

Interaksi antara penyedia jasa dan pelangggan merupakan ciri

khusus dalam pemasaran jasa. Keduanya mempengaruhi hasil

(outcome) dari jasa tersebut. Dalam hubungan penyedia jasa

dan pelanggan ini, efektivitas individu yang menyampaikan

jasa (contact-personnel) merupakan unsur penting. Dengan

demikian, kunci keberhasilan bisnis jasa pada proses

rekrutmen, kompensasi, pelatihan, dan pengembangan

karyawannya.

3. Variabilitas (Variability)

Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan

(31)

12

dan jenis, tergantung pada siapa, kapan, dan di mana jasa

tersebut dihasilkan. Ada tiga faktor yang menyebabkan

variabilitas kualitas jasa yaitu kerja sama atau partisipasi

pelanggan selama penyampaian jasa, moral/motivasi karyawan

dalam melayani pelanggan, dan beban kerja perusahaan. Pada

industry jasa yang bersifat people-based, komponen manusia

yang terlibat jauh lebih banyak daripada jasa yang bersifat

equipment-based. Implikasinya adalah bahwa hasil (outcome)

dari operasi jasa yang bersifat people-based cenderung kurang

terstandarisasi dan seragam dibandingkan hasil dari jasa yang

bersifat equipment-based maupun operasi manufaktur. Para

pembeli jasa sangat peduli terhadap variabilitas yang tinggi ini

dan sering kali mereka meminta pendapat orang lain sebelum

memutuskan memilih penyedia jasa. Dalam hal ini penyedia

jasa dapat menggunakan tiga pendekatan dalam pengendalian

kualitasnya, yaitu:

a. Melakukan investasi dalam seleksi dan pelatihan personil

yang baik.

b. Melakukan standarisasi proses pelaksanaan jasa

(service-perfomance process).

c. Memantau kepuasan pelanggan melalui sistem saran dan

(32)

13

sehingga pelayanan yang kurang baik dapat dideteksi dan

dikoreksi.

4. Tidak tahan lama (Perishability)

Jasa merupakan komoditas yang tidak tahan lama, tidak

dapat disimpan untuk pemakaian ulang di waktu yang akan

datang, dijual kembali, atau dikembalikan. Tidak tahan

lamanya jasa tidak menjadi masalah bila permintaan tetap

karena mudah mengatur staf untuk melakukan jasa tersebut,

tetapi akan sulit bila permintaan berfluktuasi.

3. Perilaku Konsumen

a. Pengertian Perilaku Konsumen

Menurut Kotler dan Keller (2008:214) perilaku konsumen adalah

studi bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli,

menggunakan, dan menempatkan barang, jasa, ide atau pengalaman

untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka.

Menurut Mowen dan Minor (2002:6), perilaku konsumen

didefinisikan sebagai studi tentang unit pembelian (buying units) dan

proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi, dan

pembuangan barang, jasa, pengalaman, serta ide-ide.

Menurut Schifman dan Kanuk (2008:6), perilaku konsumen

(33)

14

membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan produk dan

jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka.

Menurut Engel, Blackwell dan Miniard (di dalam Sumarwan,

2011:4) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai tindakan yang

langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan

produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan

mengikuti tindakan ini.

Arnould, Price, Zinkhan (di dalam Sumarwan, 2011:5)

mendefinisikan perilaku konsumen sebagai individuals or group

acquiring, using, and disposing of products, services, ideas, or

experiences. Also includes acquisition and use of information.

Peter dan Olson (di dalam Sumarwan, 2011:5) menyatakan bahwa

consumer behaviour involves the processes selecting, purchasing, using,

evaluating,and disposing of products and services. Consumer behaviour

is the process of exchanging something of value for a product or service

that is satisfying.

Dari beberapa definisi yang telah disebutkan di atas dapat

disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan,

serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat

sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk

dan jasa setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan mengevaluasi

(34)

15

b. Perilaku Keputusan Pembelian Konsumen

Menurut Kotler (2012:173) perilaku keputusan pembelian

konsumen dipengaruhi oleh empat faktor, diantaranya sebagai berikut:

1. Faktor budaya

Budaya, sub budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi

perilaku pembelian. Budaya merupakan penentu keinginan dan

perilaku paling dasar.

2. Faktor Sosial

a. Kelompok acuan

Kelompok acuan dalam perilaku pembelian konsumen

dapat diartikan sebagai kelompok yang yang dapat memberikan

pengaruh secara langsung atau tidak langsung terhadap sikap

atau perilaku seseorang tersebut. Adapun anggota kelompok ini

biasanya merupakan anggota dari kelompok primer seperti

keluarga, teman, tetangga dan rekan kerja yang berinteraksi

dengan secara langsung dan terus menerus dalam keadaan yang

informal. Tidak hanya kelompok primer, kelompok sekunder

yang biasanya terdiri dari kelompok keagamaan, profesi dan

asosiasi perdagangan.

b. Keluarga

Dalam sebuah organisasi pembelian konsumen, keluarga

dibedakan menjadi dua bagian. Pertama keluarga yang dikenal

(35)

16

orang tua dan saudara kandung seseorang yang dapat

memberikan orientasi agama, politik dan ekonomi serta ambisi

pribadi, harga diri dan cinta. Kedua, keluarga yang terdiri dari

pasangan dan jumlah anak yang dimiliki seseorang. Keluarga

jenis ini biasa dikenal dengan keluarga prokreasi.

c. Peran dan Status

Hal selanjutnya yang dapat menjadi faktor sosial yang

dapat mempengaruhi perilaku pembelian seseorang adalah

peran dan status mereka di dalam masyarakat. Semakin tinggi

peran seseorang didalam sebuah organisasi maka akan semakin

tinggi pula status mereka dalam organisasi tersebut dan secara

langsung dapat berdampak pada perilaku pembeliannya.

3. Pribadi

Keputusan pembelian juga dapat dipengaruhi oleh

karakterisitik pribadi diantaranya usia dan tahap siklus hidup,

pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan

konsep-diri pembeli.

4. Psikologis

Faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian

konsumen adalah faktor psikologis. Faktor ini dipengaruhi oleh

empat faktor utama diantaranya motivasi, persepsi, pembelajaran

(36)

17 4. Gaya Hidup

Memahami kepribadian tidaklah lengkap jika tidak memahami konsep

gaya hidup. Gaya hidup adalah konsep yang lebih baru dan lebih mudah

terukur dibandingkan kepribadian (Sumarwan, 2011:45).

a. Pengertian gaya hidup

Gaya hidup menurut Kotler (2002:192) adalah pola hidup

seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan opininya. Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri seseorang”

dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Gaya hidup menurut Mowen dan Minor (2002:282) menunjukkan

bagaimana orang hidup, bagaimana mereka membelanjakan uangnya,

dan bagaimana mereka mengalokasikan waktu mereka. Ole karenanya,

hal ini berhubungan dengan tindakan dan perilaku sejak lahir, berbeda

dengan kepribadian, yang menggambarkan konsumen dari perspektif

yang lebih internal yaitu, “karakteristik pola berfikir, perasaan, dan memandang konsumen”.

Menurut Engel, Blackwell, dan Miniard (di dalam Sumarwan,

2011:45), gaya hidup didefinisikan sebagai pola dimana orang hidup dan

menggunakan uang dan waktunya. Menurut Mowen dan Minor di dalam

Sumarwan 2011:45), gaya hidup didefinisikan secara sederhana sebagai

bagaimana seseorang hidup. Gaya hidup juga dipergunakan untuk

menguraikan tiga tingkat agregasi orang yang berbeda: individu,

(37)

18

besar. Gaya hidup menunjukkan bagaimana orang hidup, bagaimana

mereka membelajakan uangnya dan bagaimana mereka mengalokasikan

waktu.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa gaya hidup

lebih menggambarkan perilaku seseorang yaitu bagaimana ia hidup,

menggunakan uangnya dan memanfaatkan waktu yang dimilikinya. Gaya

hidup sering kali digambarkan dengan kegiatan, minat dan opini dari

seseorang (activities, interests and opinions). Gaya hidup seseorang

biasanya tidak permanen dan cepat berubah (Sumarwan, 2011:45).

b. Ukuran operasional gaya hidup

Psikografik adalah ilmu tentang pengukuran dan pengelompokkan

gaya hidup konsumen (Kotler, 2002:193). Psikografik merupakan konsep

yang terkait dengan gaya hidup. Psikografik adalah suatu instrumen

untuk mengukur gaya hidup, yang memberikan pengukuran kuantitatif

dan bisa dipakai untuk menganalisis data yang sangat besar. Psikografik

analisis biasanya dipakai untuk melihat segmen pasar. Analisis

psikografik sering juga diartikan sebagai suatu riset konsumen yang

menggambarkan segmen konsumen dalam hal kehidupan mereka,

pekerjaan, dan aktivitas lainnya. Psikografik berarti menggambarkan

(graph) psikologis konsumen (psyco).

Psikografik adalah pengukuran kuantitatif gaya hidup, kepribadian,

dan demografik konsumen. Psikografik sering diartikan sebagai

(38)

19

minat dan pendapat konsumen. Psikografik memuat beberapa pernyataan

yang menggambarkan kegiatan, minat, dan pendapat konsumen.

Pendekatan psikografik sering dipakai produsen dalam mempromosikan

produknya (Sumarwan, 2011:46).

c. Pertanyaan AIO

Pertanyaan aktivitas (activity questions) meminta kepada

konsumen untuk mengindikasikan apa yang mereka lakukan, apa yang

mereka beli, dan bagaimana mereka menghabiskan waktu mereka.

Pertanyaan minat (interest questions) memfokuskan pada preferensi dan

priorotas konsumen. Pertanyaan opini (opinion questions) menyelidki

pandangan dan perasaan konsumen mengenai topik-topik peristiwa

dunia, lokal, moral, ekonomi, dan sosial (Mowen dan Minor, 2002:283)

Menurut Prasetijo (2005:58) AIO (activities, interests, dan opinion)

adalah:

1. Activities (kegiatan) yaitu apa yang dikerjakan konsumen,

produk apa yang dibeli atau digunakan, kegiatan apa yang

mereka lakukan untuk mengisi waktu luang.

2. Interests (minat) yaitu apa kesukaan, kegemaran dan prioritas

dalam hidup konsumen.

3. Opinions (opini) yaitu pandangan dan perasaan konsumen

dalam menanggapi isu-isu global, lokal, moral, ekonomi, dan

(39)

20

Activities Interests Opinions

Work

Beberapa pertanyaan tipikal yang ditemukan pada inventaris

AIO (Mowen dan Minor, 2002:284):

g. Pertanyaan Aktivitas

5. Olahraga luar apa yang Anda ikuti paling tidak dua

kali sebulan?

6. Berapa buku yang Anda baca setiap bulan?

7. Seberapa sering Anda pergi ke pusat perbelanjaan?

8. Pernahkah Anda berlibur ke luar Amerika Serikat?

9. Berapa banyak klub di mana Anda menjadi

anggotanya?

e. Pertanyaan Minat

1. Mana dari hal-hal berikut yang menarik bagi Anda:

olahraga, gereja, atau bekerja?

2. Pentingkah untuk mencoba makanan baru?

(40)

21

4. Mana yang akan Anda pilih menghabiskan waktu 2

jam pada hari Sabtu sore dengan istri Anda ataukah

di kapal memancing sendirian?

f. Pertanyaan Opini

1. Orang Rusia sama seperti kita.

2. Para wanita memiliki kebebasan memilih yang

berkaitan dengan aborsi.

3. Para pendidik dibayar terlalu berlebihan.

4. Kita harus bersiap-siap menghadapi perang nuklir.

5. Kelompok Acuan

Sebuah kelompok (group) merupakan kumpulan dari dua atau lebih orang-orang yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan yang sama,

tujuan tersebut bisa merupakan tujuan inividu atau tujuan bersama. Di

dalam perspektif pemasaran, masing-masing kelompok dimana konsumen

menjadi anggotanya akan mempengaruhi perilaku pembelian dan

konsumsi dari konsumen tersebut.

Kelompok mempengaruhi proses pembelian dalam dua cara.

Pertama, kelompok mempengaruhi pembelian yang dibuat oleh sorang

konsumen. Kedua, anggota-anggota kelompok sering kali membuat

keputusan bersama-sama sebagai sebuah kelompok (Sumarwan,

(41)

22 a. Pengertian kelompok acuan

Kelompok acuan (reference group) adalah seorang individu atau

sekelompok orang yang secara nyata mempengaruhi perilaku

seseorang. Kelompok acuan digunakan oleh seseorang sebagai dasar

untuk perbadingan atau sebuah referensi dalam membentuk respon

afektif, kognitif dan perilaku (Sumarwan, 2011:305).

b. Jenis-jenis kelompok acuan

1. Kelompok formal dan informal

Kelompok acuan sering dibedakan ke dalam formal

dan informal. Kelompok formal adalah kelompok yang

memiliki struktur organisasi secara tertulis dan keanggotaan

yang terdaftar secara resmi. Kelompok informal adalah

kelompok yang tidak memiliki struktur organisasi secara

tertulis dan resmi, sifat keanggotaan tidak tercatat

(Sumarwan, 2011:306).

2. Kelompok primer dan sekunder

Kelompok primer adalah kelompok dengan

keanggotaan yang terbatas, interaksi antar anggota secara

langsung tatap muka, memiliki ikatan emosional antar

anggota. Anggota kelompok memiliki kesamaan dalam

nilai dan sikap serta perilaku.

Kelompok sekunder memiliki ikatan yang lebih longgar

(42)

23

juga terjadi kontrak tatap muka langsung, antar kelompok

memiliki pengaruh kecil terhadap anggota lainnya

(Sumarwan, 2011:306).

3. Kelompok aspirasi dan disosiasi

Kelompok aspirasi adalah kelompok yang

memperlihatkan keinginan untuk mengikuti norma, nilai,

maupun perilaku dari orang lain yang dijadikan kelompok

acuannya. Anggota

dari kelompok aspirasi berusaha membuat asosiasi

dengan orang lain yang dijadikan acuannya dengan cara

bersikap dan berperilaku yang sama dengan orang tersebut.

Anak-anak muda senang meniru cara berpakaian para

selebriti dari Amerika, mereka bahkan berusaha meniru

perilakunya. Anak-anak muda itu disebut sebagai kelompok

aspirasi, sedangkan selebriti Amerika sebagai kelompok

acuannya.

Kelompok disosiasi adalah seseorang atau kelompok

yang berusaha untuk menghindari sosiasi dengan kelompok

acuan. Contohnya, para anggota Partai Keadilan selalu

menunjukkan ketertibab dalam berdemonstrasi, yang sangat

berbeda dengan perilaku demo dari kelompok lainnya

(43)

24

c. Tiga macam pengaruh kelompok acuan 1. Pengaruh normatif

Pengaruh normatif adalah pengaruh dari kelompok

acuan terhadap seseorang melalui norma-norma sosial

yang harus dipatuhi dan diikuti. Pengaruh normatif akan

semakin kuat terhadap seseorang untuk mengikuti

kelompok acuan jika ada (1) tekanan kuat untuk mematuhi

norma-norma yang ada, (2) penerimaan sosial sebagai

motivasi kuat, dan (3) produk dan jasa yang dibeli akan

terlihat sebagai simbol dari normal sosial.

Seorang konsumen cenderung akan mengikuti apa yang

dikatakan atau disarankan oleh kelompon acuan jika ada

tekanan kuat untuk mengikuti norma-norma yang ada.

Pengaruh semakin kuat jika ada sanksi sosial bagi

konsumen yang tidak mengikuti saran dari kelompok

acuan. Seorang bawahan ada kewajiban atau norma untuk

meminta ijin kepada atasannya, jika ia ingin melakukan

sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaannya (Sumarwan,

2011,307).

2. Pengaruh ekspresi nilai

Kelompok acuan akan mempengaruhi seseorang

melalui fungsinya sebagai pembawa ekspresi nilai.

(44)

25

dengan tujuan agar orang lain bisa memandangnya sebagai

orang yang sukses atau kendaraan tersebut dapat

meningkatkan citra dirinya. Konsumen tersebut merasa

bahwa orang orang yang memiliki kendaraan mewah akan

dihargai dan dikagumi oleh orang lain. Konsumen

memiliki pandangan bahwa orang lain menilai kesuksesan

seseorang dicirikan oleh pemilikan kendaraan mewah,

karena itu ia berusaha memiliki kendaraan tersebut agar

bisa dipandang sebagai seseorang yang telah sukses

(Sumarwan, 2011:308).

3. Pengaruh informasi

Kelompok acuan akan mempengaruhi pilihan produk

atau merek dari seorang konsumen, karena kelompok

acuan tersebut sangat dipercaya sarannya, karena ia

memiliki pengetahuan dan informasi yang lebih baik.

Seorang dokter adalah kelompok acuan bagi para

pasiennya. Apapun obat yang disarankan oleh dokter,

biasanya diikuti oleh pasiennya. Pasien menganggap

bahwa dokter memiliki pengetahuan dan informasi yang

dipercaya, selain itu secara sosial dan peraturan, dokter

adalah profesi yang memiliki otoritas dalam membuat

(45)

26

d. Beberapa kelompok acuan yang terkait dengan konsumen 1. Kelompok persahabatan

Konsumen membutuhkan sahabat dan teman

sesamanya. Memiliki teman atau sahabat merupakan

naluri dari konsumen sebagai makhluk sosial. Teman dan

sahabat bagi seorang konsumen akan memenuhi beberapa

kebutuhan rasa aman, kebutuhan mendiskusikan berbagai

masalah ketika konssumen merasa enggan untuk

membicarakannya dengan orang tua atau saudara

kandung. Konsumen yang memiliki teman adalah tanda

bahwa ia telah membina hubungan sosial dengan dunia

luar.

Pendapat dan kesukaan teman sering kali

mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen dalam

membeli dan memilih produk dan merek. Kelompok

persahabatan adalah kelompok informal dan mungkin bisa

berbentuk kelompok primer maupun sekunder. Para

pemasar telah memahami bagaimana pentingnya pengaruh

kelompok persahabatan terhadap konsumen (Sumarwan,

2011:308).

2. Kelompok belanja

Kelompok belanja adalah dua atau lebih orang

(46)

27

sama. Kelompok belanja bisa merupakan kelompok

persahabatan atau keluarga, namun bisa juga orang lain

yang bertemu di toko untuk membeli produk bersama.

Ketika konsumen datang ke toko, mungkin sendiri, tetapi

berjumpa orang lain di toko yang sama. Konsumen secara

tidak sengaja akan bertanya kepada konssumen yang baru

dikenalnya mengenai produk dan merek. Informasi

tersebut akan megurangi rasa khawatir akan risiko salah

dalam membeli produk.

Seorang konsumen sering membawa teman atau

saudara ketika berbelanja. Tujuan membawa teman bisa

bermacam-macam. Pertama adalah tujuan sosial, yaitu

untuk menikmati kebersamaan dengan saudara atau teman.

Yang kedua adalah untuk mengurangi risiko salah dalam

membeli produk. Konsumen akan membawa teman atau

saudara yang telah mengetahui produk tersebut.

Konsumen yang akan membeli komputer, akan membawa

teman atau saudara yang memahami seluk beluk

komputer. Teman dan saudara itulah yang akan

memberikan saran dan pengaruhdalam pembelian produk

(47)

28 3. Kelompok kerja

Konsumen yang telah bekerja akan menghabiskan

waktunya 35 sampai 40 jam di tempat kerja. Dia akan

berinteraksi dengan teman-teman sekerjanya, baik

dalamtim kecil maupun teman kerja lainnya dari bagian

lain. Interaksi yang sering dan intensif memungkinkan

teman-teman sebagai kelompok kerja mempengaruhi

perilaku konsumsi dan pengambilan keputusan konsumen

dalam membeli produk dan jasa, dan pemilihan merek.

Kelompok kerja bisa berbentuk kelompok kerja formal,

jika kelompok kerja tersebut bekerja sebagai satu tim yang

dibentuk oleh perusahaan. Kelompokkerja bisa juga

berbentuk informal, jika kelompok tersebut terdiri dari

orang-orang yang bekerja di perusahaan yang sama.

Kelompok kerja informal akan saling bertemu saat

makan siang, kegiatan sosial atau pulang bersama. Kedua

kelompok kerja tersebut akan mempengaruhi konsumen

dalam memilih merek dan produk yang akan dibelinya

(Sumarwan, 2011:310).

4. Kelompok atau masyarakat maya

Berbagai kelompok yang telah dibahas sebelumnya

menggambarkan kelompok yang dibatasi oleh geografik

(48)

29

berkomunikasi lisan pada ruang dan waktu yang telah

ditentukan. Perkembangan teknologi komputer dan

internet telah melahirkan suatu kelompok atau masyarakat

baru yang disebut kelompok atau masyarakat maya, yang

tidak dibatasi oleh batas kota, provinsi atau negara, bahkan

tidak dibatasi oleh waktu.

Melalui internet dan e-mail, seorang konsumen yang

masih belajar di sekolah dasar sekarang bisa mencari

teman dari kota lain bahkan dari negara lain, ia bisa

berhubungan dengan teman sebayanya dari berbagai

belahan dunia tersebut, kapan saja ia inginkan. Seorang

konsumen dapat membuka internet dan bergabung dengan

masyarakat internet, ia memiliki akses yang luas untuk

mencari masyarakat internet yang sesuai dengan

kebutuhannya, kemudian bergabung dengan masyarakat

tersebut (Sumarwan, 2011:311).

5. Kelompok pegiat konsumen

Konsumen yang kecewa dalam pembelian produk dan

jasa, akan melakukan beberapa tindakan: (1) diam dan

kesal, dan menyampaikan kekecewaannya kepada teman,

(2) berkirim surat ke tempat pembelian atau mendatangi

toko untuk mengeluh dan minta ganti rugi, dan (3)

(49)

30

majalah, atau mengadu ke lembaga perlindungan

konsume. Apa pun yang dilakukan konsumen ketika

kecewa terhadap produk adalah gambaran tindakan protes

dari konsumen.

Konsumen memerlukan kelompok yang bisa

membantunya ketika dirugikan oleh produsen.

Perlindungan konsumen semakin dipentingkan dan

diperhatikan ketika telah diundangkan Undang-undang

Perlindungan Konsumen No. 8 Tahun 1999.

Untuk melindungi kepentingan konsumen, pemerintah

mengakui adanya lembaga perlindungan konsumen

swadaya masyarakat yang diharapkan aktif dalam

mewujudkan perlindungan konsumen. Yayasan Lembaga

Konsumen Indonesia (YLKI) adalah lembaga swadaya

tertua di Indonesia yang telah aktif melindungi

kepentingan konsumen. Lembaga ini telah berperan

penting dalam mempengaruhi keputusan konsumen,

bahkan aktif memberikan masukan kepada lembaga

pemerintah maupun swasta. Perusahaan swasta dan

pemerintah sering melibatkan YLKI dalam berbagai hal

yang berkaitan dengan kenaikan harga maupun tarif

barang dan jasa. Ini merupakan langkah yang baik dari

(50)

31

konsumen, karena YLKI didengar pendapatnya terlebih

dahulu, YLKI bisa dianggap sebagai lembaga yang secara

tidak langsung mewakili kepentingan konsumen.

(Sumarwan, 2011:311).

6. Keputusan Konsumen

Sebagaimana telah dijelaskan bahwa perilaku konsumen berusaha

memahami bagaimana konsumen mencari, membeli, menggunakan,

mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa. Setiap konsumen

melakukan berbagai macam keputusan tentang pencarian, pembelian,

penggunaan beragam produk dan merek pada setiap periode tertentu.

Berbagai macam keputusan mengenai aktivitas kehidupan sering kali

harus dilakukan oleh setiap konsumen pada setiap hari. Konsumen

melakukan keputusan setiap hari atau setiap periode tertentu tanpa

menyadari bahwa mereka telah mengambil keputusan. Disiplin perilaku

konsumen berusaha mempelajari bagaimana konsumen mengambil

keputusan dan memahami faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi dan

yang terlibat dalam pengambilan keputusan tersebut (Sumarwan,

2011:357).

Schiffman dan Kanuk (di dalam Sumarwan, 2011:357)

mendefinisikan suatu keputusan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua

(51)

32

a. Tahapan dalam Proses Pengambilan Keputusan oleh Konsumen (Morissan, 2010:86)

b. Pengenalan Kebutuhan

Pengenalan kebutuhan muncul ketika konsumen

menghadapi suatu masalah, yaitu suatu keadaan dimana

terdapat perbedaan antara keadaan yang diinginkan dan

keadaan yang sebenarnya terjadi (Sumarwan, 2011:361).

c. Pencarian Informasi

Pencarian informasi mulai dilakukan ketika konsumen

memandang bahwa kebutuhan tersebut bisa dipenuhi dengan Pengenalan

Kebutuhan

Keputusan Pembelian Evaluasi Alternatif Pencarian Informasi

(52)

33

membeli dan mengkonsumsi suatu produk. Konsumen akan

mencari informasi yang tersimpan di dalam ingatannya

(pencarian internal). Langkah pertama, konsumen akan

berusaha mengingat semua produk dan merek. Konsumen

mungkin cukup sampai pencarian internal jika apa yang dicari

telah terpenuhi. Jika tidak, konsumen akan berlanjut ke tahap

mencari informasi dari luar (pencarian eksternal). Pencarian

eksternal adalah proses pencarian informasi mengenai berbagai

produk dan merek, pembelian maupun konsumsi kepada

lingkungan konsumen. Konsumen akan bertanya kepada

teman, saudara atau tenaga penjual. Konsumen akan membaca

kemasan, surat kabar, majalah konsumen, melihat, dan

mendengar berbagai iklan produk (Sumarwan, 2011:363).

d. Evaluasi alternatif

Tahap ketiga dari proses keputusan konsumen adalah

evaluasi alternatif (pre-purchase alternative evaluation).

Evaluasi alternatif adalah proses mengevaluasi pilihan produk

dan merek dan memilihnya sesuai dengan yang diinginkan

konsumen. Pada proses evaluasi alternatif, konsumen

membandingkan berbagai pilihan yang dapat memecahkan

masalah yang dihadapinya. Menurut Mowen dan Minor

(1998), pada tahap ini konsumen membentuk kepercayaan,

(53)

34

dipertimbangkan tersebut. Proses evaluasi alternatif dan proses

pembentukan kepercayaan dan sikap adalah proses yang sangat

terkait erat. Evaluasi alternatif muncul karena banyaknya

alternatif pilihan (Sumarwan, 2011:367).

e. Keputusan pembelian

Jika konsumen telah memutuskan alternatif yang akan

dipilih dan mungkin penggantinya jika diperluka, maka ia

melakukan pembelian. Pembelian meliputi keputusan

konsumen mengenai apa yang dibeli, apakah membeli atau

tidak, kapan membeli, dimana membeli, dan bagaimana cara

membayarnya.termasuk di dalamnya adalah toko dimana ia

membayar tunai atau cicilan.

Menurut Engel, Blackwell, dan Miniard (di dalam

Sumarwan, 2011:377) bahwa pembelian produk atau jasa yang

dilakukan oleh konsumen bisa digolongkan ke dalam tiga

macam, seperti yang diuraikan berikut ini:

1. Pembelian yang terencana

Jika konsumen telah telah menentukan pilihan produk

dan merek jauh sebelum pembelian dilakukan, maka ini

termasuk pembelian yang direncanakan sepenuhnya.

Pembelian yang terencana sepenuhnya biasanya adalah

hasil dari proses keputusan yang diperluas atau

(54)

35

2. Pembelian yang separuh terencana

Konsumen sering kali sudah mengetahui ingin

membeli suatu produk sebelum masuk ke swalayan,

namun mungkin ia tidak tahu merek yang akan dibelinya

sampai ia bisa memperoleh informasi yang lengkap dari

pramuniaga atau display di swalayan. Ketika ia sudah

tahu produk yang ingin dibeli sebelumnya dan

memutuskan merek dari produk tersebut di toko, maka

ini termasuk pembelian yang separuh terencana.

3. Pembelian yang tidak terencana

Konsumen sering kali membeli suatu produk tanpa

direncanakan terlebih dahulu. Keinginan untuk membeli

sering kal muncul di toko atau di mal. Banyak faktor

yang menyebabkan hal tersebut. Misalnya display

pemotongan harga 50%, yang terlihat mencolok akan

menarik perhatian konsumen. Konsumen akan

merasakan kebutuhan untuk membeli produk tersebut.

Display tersebut telah membangkitkan kebutuhan

konsumen yang tertidur, sehingga konsumen merasakan

kebutuhan yang mendesak untuk membeli produk yang

dipromosikan tersebut. Keputusan pembelian seperti ini

sering disebut sebagai pembelian impuls (impulse

(55)

36 f. Pasca pembelian

Di dalam suatu keputusan, konsumen tidak akan berhenti

hanya sampai proses konsumsi. Konsumen akan melakukan

proses evaluasi terhadap konsumsi yang telah dilakukannya,

inilah yang disebut sebagai evaluasi alternatif pasca pembelian

atau pasca konsumsi. Hasil dari prose evaluasi pasca konsumsi

adalah konsumen puas atau tidak puas terhadap konsumsi

produk atau merek yang telah dilakukannya. Setelah

mengkonsumsi suatu produk atau jasa, konsumen akan

memiliki perasaan puas dan tidak puas terhadap produk atau

jasa yang dikonsumsinya (Sumarwan, 2011:386).

B. Penelitian-penelitian Sebelumnya

1. Bintang Jalasena Anoraga dan Sri Setyo Iriani (2013) meneliti

tentang pengaruh gaya hidup dan kelompok acuan terhadap

keputusan pembelian smartphone merek Samsung Galaxy.

Populasi dalam penelitian tersebut adalah mahasiswa yang telah

membeli smartphone Samsung Galaxy di kawasan Surabaya

Selatan dengan jumlah populasi tak terbatas. Teknik pengumpulan

data menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan teknik

analisis regresi linier berganda. Hasil menunjukkan bahwa gaya

hidup dan kelompok acuan berpengaruh secara parsial dan simultan

(56)

37

2. Putu Hendry Rian Hartanto (2016) meneliti tentang pengaruh gaya

hidup, kelompok acuan dan uang saku terhadapa pola konsumsi

mahasiswi dalam menggunakan jasa salon di Yogyakarta. Populasi

dalam penelitian tersebut adalah mahasiswi dari berbagai fakultas

di Universitas Sanata Dharma yang menggunakan jasa salon di

Yogyakarta. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner.

Analisis data menggunakan teknik analisis linear berganda. Hasil

menunjukkan bahwa gaya hidup tidak berpengaruh pada pola

konsumsi mahasiswi dalam menggunakan jasa salon. Sedangkan

kelompok acuan dan uang saku berpengaruh pada pola konsumsi

mahasiswi dalam menggunakan jasa salon.

3. Yuli Nur Islamiah (2015) meneliti tentang pengaruh dimensi

activity, interest dan opinion terhadap keputusan pembelian pada

butik busana muslim Shafira di Samarinda. Populasi dalam

penelitian tersebut yaitu masyarakat kota Samarinda tepatnya para

pelanggan yang melakukan pembelian busana muslim di butik

Shafira. Teknik pengumpulan data dengan penelitian lapangan

(membagikan kuesioner) dan penelitian kepustakaan. Analisis data

menggunakan teknik analisis regresi linier berganda. Hasil

menunjukkan bahwa variabel Activity (X1), variabel Interest (X2)

dan variabel Opinion (X3) secara bersama-sama berpengaruh

(57)

38

setiap kenaikan ketiga variabel tersebut akan menaikkan keputusan

pembelian konsumen (Y).

C. Kerangka Konseptual

Gambar II.1 Kerangka Konseptual

Keterangan: Secara parsial

Secara simultan

Gaya Hidup (lifestyle)

Activities (kegiatan) Interests (Minat) Opinions (opini)

Kelompok Acuan

Teman atau sahabat Keluarga

(58)

39 D. Rumusan Hipotesis

1. Dalam menentukan pilihan untuk membeli dan menggunakan produk

atau jasa, konsumen memutuskannya sesuai dengan gaya hidup yang

melekat pada masing-masing dari konsumen itu sendiri. Gaya hidup

dapat dilihat dengan AIO (activities, interests dan opinions). Activities

(aktivitas) adalah kegiatan atau tidakan nyata yang menyebabkan

konsumen memutuskan menggunakan jasa studio foto. Interests

(minat) adalah sumber motivasi yang menimbulkan keinginan

konsumen menggunakan jasa studio foto. Opinions (opini) adalah

pandangan atau pendapat yang mempengaruhi keputusan

menggunakan jasa studio foto.

H01 : gaya hidup tidak berpengaruh pada keputusan konsumen menggunakan jasa studio foto.

HA1 : gaya hidup berpengaruh pada keputusan konsumen menggunakan jasa studio foto.

2. Dalam menentukan pilihan, terkadang konsumen tidak semata-mata

langsung yakin dengan produk atau jasa yang akan dibeli dan

digunakan. Konsumen sering kali menanyakan atau meminta saran

terlebih dahulu mengenai produk atau jasa pada orang di sekitarnya

seperti dengan teman atau sahabat, keluarga bahkan orang yang tidak

dikenali sebelumnya. Jika konsumen mengikuti saran atau ajakan

(59)

40

sekitarnya itu berpengaruh bagi konsumen dalam memutuskan untuk

menggunakan jasa studio foto.

H02 : kelompok acuan tidak berpengaruh pada keputusan konsumen menggunakan jasa studi foto.

HA2 : kelompok acuan berpengaruh pada keputusan konsumen menggunakan jasa studi foto.

3. Dalam diri masing-masing konsumen pasti memiliki gaya hidup dan

dimensinya yaitu AIO (Activities, Interests dan Opinions). Lalu

konsumen juga memiliki lingkungan eksternal seperti pengaruh

kelompok acuan. Pada keputusan penggunaan studio foto tidak

terlepas dari pengaruh internal dan pengaruh eksternal konsumen.

Maka dapat disimpulkan bahwa gaya hidup dan kelompok acuan dapat

mempengaruhi keputusan konsumen dalam menggunakan jasa studio

foto.

H03 : gaya hidup dan kelompok acuan tidak berpengaruh pada keputusan konsumen menggunakan jasa studio foto secara simultan.

(60)

41 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini

adalah penelitian konklusif dengan jenis penelitian kausal dan deskriptif.

Desain kausal merupakan suatu desain untuk mengumpulkan data dan

membuat struktur data yang memungkinkan periset untuk memahami

hubungan sebab akibat dari beberapa variabel yang sedang diteliti. Desain

deskriptif adalah jenis desain riset konklusif dimana tujuan utamanya

adalah untuk mendeskripsikan sesuatu, khususnya karakteristik dari pasar

atau suatu fungsi tertentu (Suhartanto, 2014:74-76).

B. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah pihak yang dijadikan sampel dalam

penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek adalah masyarakat

Yogyakarta yang pernah menggunakan jasa studio foto.

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah gaya

(61)

42 C. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini akan dilakukan di beberapa tempat yaitu Kota

Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulon

Progo dan Kabupaten Gunung Kidul.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan oleh peneliti sekitar bulan Maret – April 2017.

D. Variabel Penelitian 1. Variabel Independen

Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen.

Variabel independen dalam penelitian ini adalah :

a. Gaya Hidup (X1)

b. Kelompok Acuan (X2)

2. Variabel Dependen

Variabel dependen merupakan variabel tergantung pada variabel

lain. Variabel dalam penelitian ini adalah keputusan konsumen.

3. Skala Pengukuran

Skala pengukuran yang digunakan oleh penulis dalam

penelitian ini adalah Skala Likert. Skala Likert merupakan jenis skala

yang populer digunakan untuk mengukur sikap. Skala ini meminta

(62)

43

setuju tentang suatu objek yang mereka persepsikan. Skala Likert pada umumnya menggunakan lima skala deskripsi seperti “sangat setuju”, “setuju”, ”netral”, “tidak setuju” dan “sangat tidak setuju”

(Suhartanto, 2014:189).

Makna dari masing-masing angka pilihan (Wiyono, 2011:96):

1 = Sangat Tidak Setuju

2 = Tidak Setuju

3 = Netral

4 = Setuju

5 = Sangat Setuju

E. Definisi Operasional 1. Gaya Hidup

Gaya hidup adalah pola kehidupan yang dilihat dari dalam diri

seseorang berdasarkan kegiatan, minat dan opini dalam keputusan

menggunakan jasa studio foto.

a. Aktivitas yaitu tindakan nyata yang menyebabkan konsumen

menggunakan jasa studio foto. Indikatornya adalah:

1. Seseorang sering berpose di depan kamera.

2. Seseorang sering mem-posting foto di media sosial.

3. Seseorang senang memajang foto-foto di ruangan tertentu.

4. Seseorang senang hunting foto di tempat wisata yang memiliki

(63)

44

5. Seseorang senang menggunakan sesuatu untuk menunjukkan

identitas.

b. Minat yaitu adanya keinginan, prioritas dan keperluan konsumen

atas pilihannya dalam menggunakan jasa studio foto. Indikatornya

adalah:

1. Seseorang ingin memajang foto di media sosial.

2. Seseorang ingin memajang foto di ruangan tertentu.

c. Opini yaitu perkiraan pendapat, pemikiran dan perasaan konsumen

dalam menggunakan jasa studio foto. Indikatornya adalah:

1. Seseorang perlu foto di studio foto untuk mengikuti tren di

zaman sekarang.

2. Seseorang yang foto di studio foto merasa senang karena dapat

mengabadikan momentum atau acara.

3. Seseorang perlu foto di studio foto agar mendapatkan hasil

gambar dengan kualitas yang bagus.

4. Seseorang perlu menggunakan jasa studio foto karena dapat

mengedit hasil foto untuk menutupi kekurangan.

2. Kelompok Acuan

Kelompok acuan adalah satu atau banyak kelompok di sekitar

kehidupan seseorang yang dapat mempengaruhi seseorang dalam

memutuskan menggunakan jasa studio foto, sehingga seseorang

(64)

45

dari kelompok juga sebagai pihak yang menerima evaluasi dari

seseorang akan studio foto yang telah digunakan. Indikatornya adalah:

a. Adanya ketertarikan menggunakan jasa studio foto setelah teman

menunjukkan hasil fotonya.

b. Adanya ketertarikan untuk berfoto setelah melihat teman

melakukan foto acara penting seperti: prewedding, pernikahan,

wisuda, dll.

c. Adanya ajakan dari teman untuk berpose di studio foto.

d. Adanya saran dari teman untuk foto di salah satu studio foto.

e. Adanya kebutuhan dari keluarga untuk berfoto di studio foto.

3. Keputusan Konsumen

Keputusan konsumen adalah tindakan konsumen dalam

memutuskan dan menggunakan jasa studio foto. Sebelum melakukan

pembelian, ada beberapa tahap yaitu untuk mengenali dahulu suatu

produk atau jasa tersebut. Lalu konsumen mendapatkan alternatif

pilihan akan produk dan jasa. Setelah itu konsumen memutuskan

membeli produk atau jasa yang dipilih dari beberapa alternatif. Tahap

selanjutnya yaitu konsumen membeli produk atau jasa itu.

Indikatornya adalah:

a. Pengenalan kebutuhan: konsumen membutuhkan jasa fotografi

untuk mengabadikan momentum atau acara.

b. Pencarian informasi: konsumen mencari tahu tentang tempat

(65)

46

c. Evaluasi alternatif: konsumen membandingkan infornasi

tentang tempat studio foto.

d. Keputusan pembelian: konsumen memutuskan menggunakan

jasa studio foto.

e. Pasca pembelian: konsumen mengalami kepuasan atau

ketidakpuasan sesudah menggunakan jasa studio foto.

F. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi (universe) adalah keseluruhan (orang, barang, maupun

organisasi) yang memiliki karakteristik yang sama. Populasi dimana

periset tertarik untuk menelaah tersebut biasanya ditentukan

berdasarkan atas wilayah geografi (kabupaten, propinsi, pulau, negara

dst.), demografi (jenis kelamin, kelompok umur, pendapatan dsb.),

penggunaan produk/jasa (sekian unit/bulan, pelanggan tetap, dsb)

(Suhartanto, 2014:235).

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Yogyakarta yang

pernah menggunakan jasa studio foto.

2. Sampel

Sampel menurut Sugiyono (2009:81), ialah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Tujuan riset

seringkali adalah untuk mencari jawaban tentang sesuatu dari aspek

Gambar

TABEL JUDUL
GAMBAR JUDUL
Gambar II.1 Kerangka Konseptual
gambar dengan kualitas yang bagus.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Aksi Triwulan Jadwal Pelaksanaan Keluaran Program Kegiatan Anggaran (Rupiah).. I Triwulan II Triwulan III Triwulan

Berdasarkan penelitian Simanjorang 2012 dan Briani 2014, maka dilakukan penelitian tentang “pengaruh pemberian enzim papain kasar crude papain dan lama fermentasi terhadap

pelaksanaan Pelayanan yang kurang memadai seperti terbatasnya sarana computer, ruang tunggu, dan kuantitas pegawai membuat pelayanan menjadi terhambat dan berefek

Biaya visa tetap harus dibayarkan walaupun visa tidak disetujui oleh Kedutaan, demikian juga jika terdapat biaya lain seperti pembatalan hotel, kereta dan atau tiket pesawat

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan bentuk dan fungsi bahasa prokem yang digunakan oleh mahasiswa PBSI USD Yogyakarta angkatan 2015 dalam jejaring sosial whatsapp..

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa metode praktikum berbasis inkuiri terbimbing yang berbantuan lembar kerja praktikum berpengaruh terhadap keterampilan proses

Tunjangan Jabatan Fungsional Dokter, Dokter Gigi, Apoteker, Asisten Apoteker, Pranata Laboratorium Kesehatan, Epidemiolog Kesehatan,

Kegiatan edukasi yang muncul dalam rabbit garden mengakibatkan munculnya ruang eedukasi pemeliharaan, perkembangbiakan kelinci dan ruang edukasi yang dapat mengasah