• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Peran Franchisor Terhadap Keberhasilan Usaha Bisnis Franchise Pada KFC Ringroad Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pengaruh Peran Franchisor Terhadap Keberhasilan Usaha Bisnis Franchise Pada KFC Ringroad Medan"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1

KUESIONER PENELITIAN

Bersama ini saya memohon ketersediaan Bapak/Ibu untuk mengisi daftar kuisioner. Informasi yang anda berikan hanya untuk melengkapi data penelitian dalam rangka penyusunan Skripsi dengan judul: Analisis pengaruh PeranFranchisor terhadap Keberhasilan Usaha Bisnis Franchise pada KFC Cabang Ringroad di kota Medan”. Untuk itu Bapak/Ibu isi kuesioner dengan jawaban yang sebenarnya.

Identitas Responden: 1. Usia : Tahun

2. Tingkat Pendidikan : a. SMU/ SLTA sederajat b. Diploma

c. Sarjana d. Megister 3. Jenis Pekerjaan : a. PNS

b. Wiraswasta c. Pegawai Swasta Cara Pengisian Kuesioner

1. Mohon memberi jawaban serta penjelasan pada jawaban yang Bapak/ Ibu anggap paling

sesuai.

2. Setiap pernyataan hanya membutuhkan satu jawaban saja.

3. Setelah melakukan pengisian, mohon Bapak/Ibu mengembalikan kepada yang

(2)

DAFTAR PERTANYAAN PERAN FRANCHISOR (X)

NO TRAINING

1 Bagaimana kesesuaian keahlian pelatih dengan bidang materi dan dengan tujuan pelatihan? Dan Kemampuan komunikasi dan keterampilan instruktur dalam melakukan pelatihan terhadap para karyawan?

2 Apa saja fasilitas yang digunakan pelatih dalam memberikan pelatihan baik bahan materi maupun alat-alat yang diperlukan?

SUPPORT SERVICE

3 Bagaimana Franchisor memberikan dukungan dan bantuan dalam menangani permasalahan yang ada?

4 Apakah franchisor memberikan bantuan dalam menangani masalah operasional?

CONTROL SYSTEM

5 Bagaimana franchisor memelakukan quality control agar mempunyai sdm yang mendeliver produk agar mempunyai taste yang konsisten?

6 Apakah franchisor sering melakukan control internal audit? Jika iya maka berapa periode internal audit dilakukan?

COMMUNICATION

7 Apakah bentuk komunikasi internal yang dilakukan franchisor?Dan menjaga hubungan komunikasi dengan baik?

(3)

PERAN FRANCHISOR

NO PROMOTION

9 Apakah KFC melakukan iklan secara berkala?

10 Apakah biaya pemasaran ditanggung oleh franchisor? 11 Apakah biaya pemasaran ditanggung oleh franchisor

SUPPLY

12 Apakah franchisor memberikan barang tepat waktu?

13 Apakah franchisor menjaga konsistensi nya dalam memberikan barang yang berkualitas?

14 Apakah jumlah stok barang yang disupply selalu sesuai dengan kebutuhan pasar/permintaan?

KEBERHASILAN USAHA BISNIS FRANCHISE (Y) 15 Apakah omset dan laba KFC Ringroad meningkat setiap tahunnya?

(4)

DAFTAR PUSTAKA

BUKU:

Anoraga, Panji. 2002. Koperasi Kewirausahaan dan Usaha Kecil, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, S. 2006. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rieka Cipta.

Eisenhardt, Kathleen. M.1985, Control: Organizational and Economic Approaches, Management Science, vol.31, no. 2, p.134-149.

Erlina, 2011. Metode Penelitian, USU Press, Medan.

Hutagalung, Raja Bongsu, Syafrizal Helmi Situmorang dan Frida ramadini, 2010. Kewirausahaan, USU Press, Medan.

Kuncoro, Mudrajad, 2003, Metode Riset Bisnis Dan Ekonomi: Bagaiman Meneliti dan Menulis Tesis, Penerbit Erlangga: Jakarta.

Lindrayanti, 2003. Franchise. Penerbit Rineka Cipta.

Lubis, Ade Fatma, Arifin Akhamd dan Firmansyarif, 2007. Aplikasi SPSS Untuk Penyusunan Skripsi dan Tesis, USU Press, Medan.

Monroy dan Alzola, 2005, An analysis of Quality Management in Franchise Systems, European Journal Of Marketing Vol.39 p.585.

Odop, Nistains.2006. Berbisnis Waralaba Murah. Yogyakarta : Media Pressindo.

(5)

Schul, P.L., 1980. "An Empirical Investigation of the Conflict Behavior Process in Franchise Channels of Distribution," Dissertation Abstracts International (University Microfilm No.41/lOA).

Simarmata, Leonardo, 2012. Analisis peranan franchisor terhadap Suksesnya bisnis franchise pada Mc. Donald’s cabang ring road Medan. Skripsi.Program Studi Strata 1 Manajemen. Fakultas Ekonomi. UniversitasSumatera Utara.

Spinelli. Timmons, Jeffry A dan Spinelli, Stephen. (2006). New Venture Creation, Entrepreneurship for the 21st century. Yogyakarta, Penerbit Andi.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Keduabelas, Penerbit CV. Alfabeta Bandung.

Suryana, 2006. Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses. Penerbit Salemba Empat.

Umar, Husein. 2008. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Zimmerer et al. 2008. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil. Edisi 5, Buku 1. Jakarta Salemba Empat.

JURNAL:

Sarosa, Pietra. 2006. Pengaruh Faktor Dukungan dari Franchisor, Alasan Ekonomis, Pemasaran¸ dan Pribadi Pada Keputusan Memilih Format dan Merek Franchise.

Jurnal Manajemen Volume 12, Hal 22-32.

Supardi , Endang ,Sri Mulyati . 2002. Frenchise Sebagai Salah Satu Bidang Usaha Industri.Jurnal Ekonomi Volume 9, no.1, Hal 241

(6)

SKRIPSI:

Simarmata, Leonardo, 2012. Analisis peranan franchisor terhadap Suksesnya bisnis franchise pada Mc. Donald’s cabang ring road Medan. Skripsi.Program Studi Strata 1 Manajemen. Fakultas Ekonomi. UniversitasSumatera Utara.

Sulastri, 2015. Analisis Pengaruh Peran Franchisor terhadap Keberhasilan usaha bisnis franchise padaPT. Indomaret Pristama (Indomaret) di Kota Medan.Skripsi.Program Studi Strata 1 Manajemen. Fakultas Ekonomi. UniversitasSumatera Utara.

Pamungkas, Rizki, 2014 . Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha Pemegang Usaha Waralaba. Studi Kasus Pada Waralaba Makanan danMinumanLokal di Kota Semarang. Skripsi. Program Studi Strata 1 Manajemen. Fakultas Ekonomi.

UniversitasDiponegoro.

PUBLIKASI ELEKTRONIK:

www. Kfcku.com ( 21 Mei 2016)

Asosiasi Frenchise Indonesia ( 12 Mei 2016)

(7)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif secara deskriptif. Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan, yakni secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik populasi atau bidang tertentu. Untuk menggambarkan situasi atau kejadian. Data yang dikumpulkan semata-mata bersifat deskriptif sehingga tidak bermaksud mencari penjelasan, menguji hipotesis, membuat prediksi, maupun implikasi. (Wiratha 2005:155)

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian akan dilaksanakan di KFC Ringroad Medan. Waktu penelitian dimulai dari bulan april 2016 sampai dengan bulan agustus 2016.

3.3 Batasan Operasional

Variabel bebas (independent variable) adalah variabel stimulus atau variabel yang mempengaruhi variabel dependen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah Peran Franchisor dengan dimensi sebagai varibelnya yaitu :Training (X1), Support Service (X2),Control System (X3),Communication (X4),promotion (X5), Supply (X6). Variabel terikat (dependent variable), adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel bebas. Yang menjadi variabel terikat adalah Keberhasilan usaha (Y).

3.4 Definisi Operasional

(8)

pelaksanaan penelitian, maka perlu pendefinisian variabel-variabel yang akan diteliti, yaitu sebagai berikut:

Menurut Hirayanti (2009) bahwa peranan franchisor adalah:

1. Training merupakan kegiatan peningkatan kemampuan staf dan karyawan untuk mengelola usaha dan pengambilan keputusan.

2. Support service merupakan dukungan ataupun bantuan pelayanan yang diberikan franchisor seperti bimbingan ataupun konsultasi masalah-masalah operasional dan keuangan.

3. Control System merupakan sebagai alat kontrol dalam menjalankan proses sesuai dengan petunjuk teknis yang ditetapkan.

4. Communication,Franchisor dapat melakukan komunikasi dengan baik sesuai dengan mekanisme terhadap franchisee untuk melakukan perubahan-perubahan dan perbaikan-perbaikan serta saling pengertian dalam mewujudkan kepentingan bersama. 5. Promotion merupakan Bentuk penyajian tentang ide-ide, produk dan jasa yang

ditawarkan dalam menginformasikan dan mempengaruhi orang atau pihak lain sehingga

tertarik untuk melakukan transaksi produk dan barang atau jasa.

(9)

Tabel.3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Indikator

Training

Kegiatan peningkatan kemampuan frenchisee dan manajer untuk mengelola usaha dan pengambilan keputusan.

a. Instruktur/ pelatih. b. Fasilitas pelatihan c. Media pelatihan

franchisor seperti bimbingan ataupun konsultasi

masalah-Sebagai alat kontrol dalam menjalankan proses sesuai dengan petunjuk teknis yang ditetapkan .

Franchisor dapat melakukan komunikasi dengan baik sesuai dengan mekanisme terhadap franchisee untuk melakukan perubahan-perubahan dan

mempengaruhi orang atau pihak lain sehingga tertarik untuk melakukan transaksi produk dan barang atau jasa.

a. Iklan b. Biaya c. Inovasi

Lanjutan tabel 3.1

(10)

Supply Persediaan bahan

Sumber: Stern dan Reve (dalam Simarmata, 2012)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran variabel yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dengan bentuk jawaban secara terbuka dan mendalam dengan disertai alasan teretentu.

3.6 Jenis Data

Jenis dan sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian : 1. Data Primer

(11)

dilakukan peneliti (Umar, 2008 : 42). Data primer ini diperoleh dengan memberikan daftar pertanyaan atau kuesioner.

2. Data Sekunder

Dara sekunder merupakan data primer yang diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak ngumpul data primer atau oleh pihak lain (Umar, 2008 : 42). Data sekunder ini diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, dan internet untuk mendukung penelitian ini.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Daftar pernyataan atau kuesioner yang diberikan kepada Franchise KFC Ringroad Medan.

2. Wawancara (interview) yang dilakukan kepada pihak Franchisor KFC Ringroad Medan yang bertujuan untuk memberikan informasi dan keterangan yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

3. Studi dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan dan mempelajari data berupa dokumen-dokumen Indomaret berupa sejarah singkat berdirinya organisasi, struktur organisasi, visi, misi dan lain-lain yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

3.8 Populasi dan Sampel 3.8.1 Populasi

(12)

teman, dan guru penelitian. Sampel dalam penelitian kualitatif juga bukan disebut sampel statistik, tetapi sampel teoritis, karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menghasilkan teori.

Pada penelitian kualitatif, peneliti memasuki situasi sosial tertentu, melakukan observasi dan wawancara kepada orang yang dipandang tahu tentang situasi sosial tersebut. Penentuan sumber data pada orang yang diwawancarai dilakukan secara Purposive. Yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu.Maka responden yang dilibatkan untuk memperoleh data dalam penelitian ini berjumlah 1 orang yaitu manajer dari KFC cabang ringroad medan.

3.9 Teknik Analisis Data

(13)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Singkat Perusahaan

4.1.1 Sejarah Restoran KFC di Dunia

KFC adalah suatu merekdagang waralaba yang mempunyai pusat operasipertama kali di Louisville Kentucky, Amerika Serikat. Diasaskan oleh kolonelHarland Sanders. KFC terkenal karena ayam gorengnya yang merupakan dagingayam dalam campuran tepung gandum, garam, lada hitam dan monosodiumglutamat yang dimasak dengan minyak panas dalam wajan penggorengan dengansuhu tekanan tertentu. Restoran KFC pertama di dunia diasaskan pada tahun 1939di Corbin Kentucky. Waralaba yang pertama kali dibuka adalah pada tahun 1952yang kini disebutSouth Salt Lake, Utah oleh Harland Sanders dan Pate Harman.Kolonel Harland Sanders membuka dan menjual sistem waralaba KFC didunia dimulai tahun 1964 seharga US $ 2 juta. Sejak itu waralaba tersebut dijuallagi sebanyak tiga kali. Pemilik yang terkiniadalah Pepsico yang menjadikannyasebagai bagian dari Tricon Global Restaurant. Resep rahasia dari Kolonel HarlandSanders merupakan salah satu resep dalam perdagangan Louisville yang palingketat penyimpanannya agar tidak ditiru oleh perusahaan pesaing. Bagi setiappimpinan waralaba yang akan membuka usahanya harus menandatanganiperjanjian rahasia yang menyangkut resep rahasia ayamnya. Satu analisis kimiayang diberikan oleh pengarang Williams Ponditone mengatakan bahwasebahagian bahan-bahan utama reseprahasia ayam KFC adalah garam, ladahitam, tepung gandum, dan monosodium glutamat. Pihak KFC sendirimengatakan bahwa resep Kolonel harland Sanders mengandung sembilan rempahrahasia.

(14)

dan inovasi produk makanannya.Pada April 2005 KFC membuka sebuah restoranyang baru Louisville Kentuckytempat asalnya, dibawah nama aslinya Kentucky Fried Chicken dan merancanguntuk menambah sekurang-kurangnya 50 restoran lagi.

4.1.2 Sejarah Restoran KFC di Indonesia

PT Fastfood Indonesia Tbk. adalah pemilik tunggal waralaba KFC di Indonesia, didirikan oleh Gelael Group pada tahun 1978 sebagai pihak pertama yang memperoleh waralaba KFC untuk Indonesia. Perseroan mengawali operasi restoran pertamanya pada bulan Oktober 1979 di Jalan Melawai, Jakarta, dan telah

memperoleh sukses. Kesuksesan outlet ini kemudian diikuti dengan pembukaan outlet-outlet selanjutnya di Jakarta dan perluasan area cakupan hingga ke kota-kota besar lain di Indonesia, antara lain Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Makassar, dan Manado. Keberhasilan yang terus diraih dalam pengembangan merek menjadikan KFC sebagai bisnis waralaba cepat saji yang dikenal luas dan dominan di Indonesia.

Bergabungnya Salim Group sebagai pemegang saham utama telah meningkatkan pengembangan Perseroan pada tahun 1990, dan pada tahun 1993 terdaftar sebagai emiten di Bursa Efek Jakarta sebagai langkah untuk semakin mendorong pertumbuhannya. Kepemilikan saham mayoritas pada saat ini adalah 79,6% dengan pendistribusian 43,8% kepada PT Gelael Pratama dari Gelael Group, dan 35,8% kepadaPT Megah Eraraharja dari Salim Group; sementara saham minoritas (20,4%) didistribusikan kepada Publik dan Koperasi.

(15)

terbaik di dunia dalam memberikan berbagai pilihan restoran ternama, sehingga memastikan kepemimpinannya dalam bisnis multi-branding. Untuk kategori produk daging ayam cepat saji, KFC tak terkalahkan.

VISI

Selalu menjadi merek restoran cepat saji Nomor 1 dl Indonesia dan mempertahankan kepemimplnan pasar dengan menjadi restoran yang termodern dan terfavorit dalam segi produk, harga, pelayanan, dan fasilitas.

MISI

Semakin memperkuat citra merek KFC dengan strategi-strategi dan ide-ide yang inovatif, terus meningkatkan suasana bersantap yang tiada bandingannya dankonsisten memberikan produk, layanan, serta fasilitas restoran yang selalu berkualitas mengikuti kebutuhan dan selera konsumen yang terus berubah.

OBYEKTIF

Mempersembahkan restoran dengan tampilan dan desain termodern dan sesuai dengan tren masa kini, dan memberikan suasana menyenangkan dengan tempat duduk yang nyaman dengan terus melakukan peremajaan restoran, dan menyajikan produk berkualitas tinggi yang paling digemari oleh pelanggan dengan kecepatan dan keramahan yang tak tertandingi.

4.2 Hasil dan Pembahasan

4.2.1 Analisis Deskriptif Responden Penelitian

(16)

menikah, dan dari segi pendidikan latar belakang pendidikan S1. Usaha KFC Cabang Ring Road Medan telah berdiri kurang lebih selama 4 tahun.

4.2.2 Analisis Deskriptif Berdasarkan Variabel Penelitian A. Variabel Training

• Bagaimana kesesuaian keahlian pelatih dengan bidang materi dan dengan tujuan pelatihan?

Kemampuan komunikasi dan keterampilan instruktur dalam melakukan pelatihan terhadap para karyawan?

(17)

bakat, kemampuan dan kemauan akan dikirim langsung ke Jakarta untuk melakukan pengembangan dan mengikuti serangkaian tes yang diadakan oleh pihak franchisor.

• Apa saja fasilitas yang digunakan pelatih dalam memberikan pelatihan baik bahan materi maupun alat-alat yang diperlukan?

o Menurut responden fasilitas yang disediakan instrukstur untuk

mendukung kelancaran pelatihan seperti hand out untuk memudahkan para karyawan dalam menguasai jenis-jenis pelaksanaan program-program yang ada. Alat-alat yang efektif dan efisien untuk

mempermudah instruktur menyampaikan materi kepada karyawan sesuai dengan keahlian masing-masing.

Dari penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa franchisor sangat berperan dalam pelatihan dan pengembangan karyawan KFC Cabang Ring Road Medan dimana dari pelatihan dan pendidikan awal karyawan sampai pada tahap pengembangan kemampuan dan peningkatan karier karyawan, seluruh kegiatan tersebut dilakukan langsung oleh franchisor.

B. Variabel Support Service

• Bagaimana Franchisor memberikan dukungan dan bantuan dalam menangani permasalahan yang ada?

• Apakah franchisor memberikan bantuan dalam menangani masalah operasional?

(18)

sudah berpengalaman dalam menjalankan usaha. Kemudian seperti layanan pra pembuka biasanya mencakup penggunaan manual operasi, rekruitmen, sistem pembukuan, standar kontruksi rencana desain gedung serta dukungan iklan dan promosi grand opening sementara dukungan pasca pembukaan mencakup dukungan lapangan seperti produk baru, pengembangan kampanye promosi, iklan nasional dan lain-lain.Franchisor juga bersedia dalam membantu masalah finansial baik secara langsung maupun tidak langsung dalam bentuk pinjaman. Dimensiasistensi (bantuan) oleh franchisor cukup penting menolong

franchiseedalam bentuk keuangan, supply dan saran

pemasaran.Dengan komunikasi rutin yang terjalin antara franchisor dan franchisee, franchisee sendiri juga dapat berdiskusi jika ada masalah didalam pengelolaan bisnisnya franchisor akan membantu menyelesaikan masalah sebisa mungkin karena jika para mitranya mengalami masalah dan akan berdampak pada image perusahaan secara tidak langsung juga akan berdampak pada image si franchisornya sendiri.

Dari penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa dengan adanya support service dari franchisor sangat mendukung jalan dari pengelolaan bisnis franchise itu sendiri oleh karena itu keberhasilan bisnis franchise sangat bergantung dari dukungan dan bantuan franchisornya.

C. Variabel Control system

• Bagaimana franchisor memelakukan quality control agar mempunyai sdm yang mendeliver produk agar mempunyai taste yang konsisten?

(19)

meneliti produk dan proses produksi perusahan untuk memperoleh standar kualitas yang diperlukan. Tugas quality control mencakup monitoring, uji-tes dan memeriksa semua proses produksi yang terlibat dalam produksi suatu produk. Dia harus memastikan standar kualitas dipenuhi oleh setiap komponen dari produk atau layanan yang disediakan oleh para mitra franchise. Karena untuk bisnis sejenis KFC sendiri itu sangat memperhatikan konsistensi rasa dari setiap produk, karena itu juga mempengaruhi image perusahaan di mata konsumen sehingga penting adanya bagi franchisor untuk menyediakan staff khusus quality control guna memonitory proses produksi.

• Apakah franchisor sering melakukan control internal audit? Jika iya maka berapa periode internal audit dilakukan?

o Menurut keterangan dari responden franchisor melakukan internal audit setahun sekali hal ini dimaksud kan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan usaha yang dijalan kan oleh franchisee dan dapat meminimalisir kesalahan-kesalahan yang ada pada proses produksi maupun administrasi.

(20)

prosedur yang ditetapkan dalam menjual waralaba.ada bukti bisnis rekaman jika terjadi perselisihan waralaba masa depan. Hal ini juga memenuhi persyaratan hukum dari berbagai negara bahwa perusahaan waralaba memelihara satu set lengkap buku, catatan dan rekening penjualan waralaba.

D. Variabel Communication

• Apakah bentuk komunikasi internal yang dilakukan franchisor?Dan menjaga hubungan komunikasi dengan baik?

(21)

• Media komunikasi apa yang digunakan dalam melakukan komunikasi? o Menurut keterangan dari responden komunikasi hanya sesekali

dilakukan tanpa jadwal-jadwal tertentu. Komunikasi lewat emai, telephone atau pun kunjungan langsung hanya dilakukan apabila terjadi masalah dalam intern franchise ataupun pada saat pemeriksaan juga jika ada pengembangan atau inovasi produk baru dan pengenalan produk baru yang dilakukan oleh franchisor. Komunikasi merupakan aspek yang penting dibalik hubungan sukses antara franchisor dengan franchisee. Tanpa komunikasi yang baik setiap layanan waralaba tidak akan bertahan.

E. Variabel Promotion

• Apakah KFC melakukan iklan secara berkala?

(22)

suksesnya bisnis franchise, dimana franchisor tetap melakukan kegiatan pemasaran untuk menunjang keberhasilan bisnis.

• Apakah biaya pemasaran ditanggung oleh franchisor?

o Menurut keterangan dari responden biaya iklan atau pemasaran semuanya ditanggung oleh franchisor itu sendiri.peran franchisor disini sangatlah besar, dimana franchisor berperan seutuhnya dalam biaya pemasaran. Baik biaya pemasaran nasional maupun lokal.

• Apakah ada inovasi yang dilakukan KFC?

o Menurut keterangan dari responden tentu selalu ada inovasi baru yang dikeluarkan seperti paket-paket menu yang baru penambahan jenis produk atau pun adanya paket hemat guna untuk menarik minat konsumen dengan adanya inovasi- inovasi baru yang dikeluarkan otomatis juga menjadi ajang promosi. Franchisor sendiri sangat berperan dalam hal pengembangan produk karena franchisee atau mitra-mitra franchise lainnya tidak mmpunyai hak untuk melakukan inovasi sendiri melainkan harus mengikuti inovasi yang dibuat oleh franchisor. Jika para mitra franchise ingin melakukan inovasi sendiri maka harus membuat proposal atas inovasinya lalu diberikan pada pihak franchisor, dan franchisor sendiri yang berhak menentukan apakah inovasi itu bisa dilakukan atau tidak.

F. Variabel Supply

• Apakah franchisor memberikan barang tepat waktu?

(23)

dalam proses produksi. selalu dilakukan tepat waktu dan secara sistematis, perusahaan besar seperti KFC ini pastinya sudah memikirkan ini secara matang karena tidak mungkin franchisor membuat mitranya sendiri kehabisan stok supply karena secara tidak langsung juga akan mempengaruhi image dimata konsumen.

• Apakah franchisor menjaga konsistensi nya dalam memberikan barang yang berkualitas?

o Menurut keterangan dari responden kosistensi yang sangat siginifikan pastinya tidak tetapi franchisor pasti selalu memberikan barang yang kualitasnya baik. Sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

• Apakah jumlah stok barang yang disupply selalu sesuai dengan kebutuhan pasar/permintaan?

o Menurut keterangan responden segalanya telah diperhitungkan, KFC sendiri sudah mempunyai target dalam perhari-nya. Maka supply barang dikirim sesuai dengan target yang telah ditetap kan.

(24)

resiko kekurangan, kelangkaan dan keterlambatan produksi serta dapat mengurangi biaya distribusi pada KFC.

o KFC memiliki lebih dari 15.000 outlet yang tersebar di dunia, sehingga KFC memiliki suppliers utama di setiap negara. Suppliers utama KFC yaitu di pusat KFC yang berada di Amerika sedangkan suppliers lokal berada pada masing-masing region outlet KFC.

G. Variabel Keberhasilan Usaha Bisnis Franchise ( Y )

• Apakah omset dan laba KFC Ringroad meningkat setiap tahunnya?

o Menurut keterangan responden omset dan laba dari 3 tahun terakhir selalu mengalami peningkatan seperti yang tertera dibawah ini.

Tabel.4.1 Omset dan Laba

TAHUN

OMSET / PENDAPATAN

LABA

2012 Rp 3.559.485.575 Rp 123.841.238

2013 Rp 3.960.252.775 Rp 200.126.441

2014 Rp 4.208.887.158 Rp 205.850.669

2015 Rp 4.475.061.326 Rp 270.555.648

(25)

Data dari atas menunjukkan bahwa omset dan laba setiap tahunnya mengalami kenaikan, terutama pada tahun 2012-2013 mengalami kenaikan yang cukup signifikan begitu juga pada tahun 2014-2015 menunjukkan kesuksesan yang dicapai oleh KFC Ringroad.

• Apakah jumlah karyawan di KFC ringroad terus bertambah?

o Menurut keterangan responden dalam waktu yang tidak bisa ditentukan karyawan mengalami penambahan sesuai dengan bertambahnya volume penjualan dan adanya inovasi yang dilakukan oleh franchisor apakah itu menambah menu baru atau menambah pelayanan baru otomatis memerlukan karyawan tambahan. Bertambahnya karyawan menunjukkan KFC mengalami volume penjualan yang terus meningkat dan jumlah pelanggan yang meningkat pula.

(26)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1KESIMPULAN

1. Peranan franchisor pada :

a. Peranan franchisor dalam training yakni dengan ketrampilan seorang instruktur dalam memberikan training, fasilitas yang disediakan franchisor serta media dan materi pelatihan yang baik yang dapat membuat training dapat berjalan secara efektif, edukatif dan efisien dalam memberikan pendidikan dan pengembangan pada karyawan sehingga menciptakan suatu keberhasilan usaha.

b. Peranan yang dilakukan franchisor dalam support service yaitu dengan membantu dan mendukung mitranya dalam memecahkan permasalahan yang ada yang dilakukan dengan komunikasi yang rutin.

c. Peranan yang dilakukan franchisor dalam control system adalah dengan melakukan quality control agar proses produksi berjalan dengan baik, dan juga dilakukan pengawasan dan pengendalian terhadap jalannya operasional melalui internal audit.

d. Communication, tidak terlalu berpengaruh terhadap keberhasilan usaha pada KFC karena komunikasi yang dilakukan kurang efektif dalam menunjang kelancaran berjalannya usaha, dikarenakan kurang dilakukan secara rutin.

(27)

f. Peranan franchisor dalam supply yaitu franchisor memberikan pasokan tepat waktu memberikan barang yang berkualitas dan memenuhi kebutuhan pasokan sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

2. Uraian variabel diatas menunjukkan bahwa training, support service, control system, communication,promotion dan supply secara simultan berpengaruh terhadap keberhasilan usaha bisnis franchise.

3. training, support service, control system, communication,promotion dan supply secara parsial berpengaruh terhadap keberhasilan usaha bisnis franchise yang paling dominan adalah promotion dalam mempengaruhi keberhasilan usaha.

4. Communication, pada awal kerja sama memang komunikasi rutin dilakukan franchisor tetapi karena adanya kesibukan masing-masing komunikasi jadi terhambat.

5.2SARAN

1. Pemasaran pada Mc Donald,s sudah cukup baik, namun membutuhkan peningkatan promosi yang terus menerus dan memperbaharui dengan kreatifitas promosi yang unik dan inovatif mengingat masih banyaknya pesaing sejenis yang menjual makanan - makanan siap saji seperti MC-D, AW, Texas dan sebagainya.

(28)

pun ada masalah internal sehari - hari yang perlu dibicarakan, melainkan secara terus menerus.

3. Untuk Franchisor dan franchise harus memperhatikan secara detil

kerjasama yang dibuat agar nantinya tidak menimbulkan masalah dalam menjalankan usaha bisnis franchise.

(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan teori 2.1.1 Franchise

Franchise berasal dari kata Perancis, yakni “franchir”, yang mempunyai arti memberi kebebasan kepada para pihak. Hakikat dari pengertian franchise adalah mandiri dan bebas. Bila dihubungkan dengan konteks usaha, franchise berarti kebebasan yang diperoleh seseorang untuk menjalankan sendiri suatu usaha di wilayah tertentu. Sedangkan pewaralabaan (franchising) adalah suatu aktivitas dengan sistem waralaba (franchise) yaitu suatu sistem keterkaitan usaha yang saling menguntungkan antara pemberi waralaba (franchisor) dan penerima waralaba (franchisee).

Franchising adalah sistem pemasaran barang dan atau jasa dan atau teknologi, yang didasarkan pada kerja sama tertutup dan terusmenerus antara pelaku-pelaku independen (maksudnya franchisor dan franchiseeindividual) dan terpisah baik secara legal (hukum) dan keuangan, franchisor memberikan hak kepada para individual franchisee dan membebankan kewajiban untuk melaksanakan bisnisnya sesuai dengan konsep dari franchisor.

Menurut Anoraga (2002:239) saat ini istilah franchise dipahami sebagai suatu bentuk kegiatan pemasaran atau distribusi. Di dalamnya sebuah perusahaan besar memberikan hak atau

privelege untuk menjalankan bisnis dalam waktu dan tempat tertentu kepada individu atau perusahaan yang relatif lebih kecil. Dari segi bisnis, franchise merupakan salah satu metode produksi dan distribusi barang dan jasa kepada konsumen dengan suatu sistem atau standar

(30)

Menurut Zimmerer (2008 : 80) franchise adalah suatu sistem distribusi dimana pemilik bisnis yang semi mandiri membayar iuran dan royalty kepada perusahaan induk untuk mendapatkan hak untuk menjual produk atau jasa dan seringkali menggunakan format dan sistem bisnisnya.

Menurut Spinelli (2006:2) franchising terjadi ketika seseorang mengembangkan model bisnis dan menjual hak untuk mengoperasikannya ke pengusaha (franchisee). Franchisee biasanya mendapatkan hak untuk model bisnis untuk jangka waktu tertentu dan di daerah geografis tertentu.

Menurut Suryana (2006:100) adalah kerja sama antara wirausaha (franchisee) dengan perusahaan besar (franchisor/parent company) dalam mengadakan persetujuan jual-beli hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha (franchise).

Menurut Odop (2006:16), franchise adalah pengaturan bisnis dengan system pemberian hak pemakaian nama dagang oleh pewaralaba kepada pihak independen atau terwaralaba untuk menjual produk atau jasa sesuai dengan standarisasi kesepakatan untuk membuka usaha dengan menggunakan merek dagang/nama dagang dibawah bendera mereka.

AS melalui International Franchise Association (IFA) mendefenisikan franchise sebagai hubungan kontraktual antara franchisor dengan franchisee,franchisor berkewajiban menjaga kepentingan secara kontiniu pada bidang usaha yang dijalankan oleh franchisee misalnya lewat pelatihan, di bawah merek dagang yang sama, format dan standar operasional atau control pemilik (franchisor), franchisee menanamkan investasi pada usaha tersebut dari sumber dananya sendiri.Lebih lanjut menurut IFA, Franchise atau Waralaba pada hakekatnya memiliki 3 elemen yaitu :

(31)

2. Sistem Bisnis Keberhasilan dari suatu organisasi Waralaba tergantung dari penerapan Sistem/Metode Bisnis yang sama antara Pewaralaba dan Terwaralaba. Sistem bisnis tersebut berupa pedoman yang mencakup standarisasi produk, metode untuk mempersiapkan atau mengolah produk atau makanan, atau metode jasa, standar rupa dari fasilitas bisnis, standar periklanan, sistem reservasi, sistem akuntansi, kontrol persediaan, dan kebijakan dagang, dll.

3. Biaya (Fees) dalam setiap format bisnis waralaba, sang pewaralaba baik secara langsung atau tidak langsung menarik pembayaran dari terwaralaba atas penggunaan merek dan atas partisipasi dalam sistem waralaba yang dijalankan. Biaya biasanya terdiri atas biaya awal, biaya royalti, biaya jasa, biaya lisensi dan atau biaya pemasaran bersama. Biaya lainnya juga dapat berupa biaya atas jasa yang diberikan kepada terwaralaba (mis: biaya manajemen).

Menurut British Franchise Association, sebagai garansi lisensi kontraktual satu orang (franchisor) ke pihak lain (franchisee) dengan :

1. Mengijinkan atau meminta franchisee menjalankan usaha dalam periode tertentu pada bisnis yang menggunakan merek yang dimiliki oleh franchisor.

2. Mengharuskan franchisor untuk melatih control secara kontiniu selama periode perjanjian.

3. Mengharuskan franchisor untuk menyediakan asistensi terhadap franchisee pada subyek bisnis yang dijalankan di dalam hubungan terhadap organisasiusaha franchisee seperti training terhadap staf, merchandising, manajemen,atau yang lainnya.

4. Meminta kepada franchisee secara periodic selama masa kerja sama franchise untuk membayarkan sejumlah fee franchise atau royalty untuk produk atau servis yang disediakan oleh franchisor kepada franchisee.

(32)

Franchisor adalah orang atau badan usaha yang memberikan lisensi, baikberupa paten, penggunaan merek perdagangan / merek jasa, ciri khas maupun hal-hal pendukung lainnya kepada franchise. Pemberi waralaba atau franchisor akan secara terus menerus memberikan berbagai jenis pelayanan yang berbeda-beda menurut tipe format bisnis yang diwaralabakan.

Sangat penting bagi franchisor yang memiliki kapabilitas untuk dapat dijelaskan kepada franchisee dalam memudahkan mengatur unit kualitas hubungan franchise kepercayaan komitmen kalkulatif komitmen kekeluargaanafektif franchise. Atas pertimbangan tersebut penting untuk menentukan faktor yang menentukan kesuksesan berorganisasi terutama dalam sitem franchise.

Berdasarkan indikator yang dikemukakan hirayanti (2009) peranan franchisorterdiri atas training, control system, support service, communication, dan supply

1. Training

Franchisor memberikan kontribusi kepada franchisee pengetahuan yang

diperlukan pengembangan dan pemenuhan konsep bisnis dimana yang utama mengacu pada transfer kepemilikan know-how mengenai produksi dan operasi pelayanan. mengambil jalur tindakan tertentu yang dilukiskan oleh teknologi dan organisasi tempat bekerja, dan membantu peserta memperbaiki prestasi dalam kegiatannya terutama mengenai pengertian dan keterampilan.

(33)

Menurut Gomes (2003:197), pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki performansi pekerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya, atau satu pekerjaan yang ada kaitannya dengan pekerjaannya .

Menurut Robbins, Stephen P, (2001:282), Training meant formal training that’s planned in advanced and has a structured format. Ini menunjukkan bahwa pelatihan yang dimaksudkan disini adalah pelatihan formal yang direncanakan secara matang dan mempunyai suatu format pelatihan yang terstruktur.

2. Control system

suatu kegiatan yang digunakan oleh seluruh manajemen untuk menjamin bahwa anggota organisasi bawahan yang disupervisi akan mengimplementasikan strategi dan sasaran yang telah ditetapkan. Sebagai alat kontrol dalam menjalankan proses sesuai dengan petunjuk teknis yang ditetapkan . Sebagai alat kontrol dalam menjalankan proses sesuai dengan petunjuk teknis yang ditetapkan.

Kunjungan berkala dari Franchisor atau ke staf pendukung lapangan gunamembantu memperbaiki atau mencegah penyimpangan-penyimpangan terhadappelaksanaan yang dapat menyebabkan kesulitan dagang bagi franchisee, menghubungkan antara franchisor dan seluruh franchisee secara bersama-samauntuk saling bertukar pikiran dan pengalaman, adanya inovasi produk atau konsep

termasuk penelitian mengenai kemungkinan-kemungkinan pasar serta kesesuaiannya dengan bisnis yang ada.

(34)

Menurut Suadi (1999:10) konsep sistem pengendalian manajemen terkandung pengertian proses pengendalian, dan straktur pengendalian sebagai sistem pengendalian manajemen secara keseluruhan. Struktur diartikan sebagai suatu kerangka sistem yang terdiri dari bagian-bagian yang membentuk sistem itu sendiri. Sedangkan proses di dalam konsep sistem pengendalian manajemen adalah untuk menjelaskan bagaimana bekerjanya masing-masing bagian di dalam sistem tersebut dalam pencapaian tujuannya, dan untuk memastikan bahwa hasil-hasil yang dicapai telah sesuai dengan rencana.

3. Support service

Franchisor bersedia mendukung dan menyarankan franchisee dalam setiap konsep bisnis star-up dan operasional. Kebanyakan franchisor mau menyediakan praktek pendukung kepada franchisee pemilihan letak dan asistensi secara umum dalam bisnis start-up Oleh karena itu franchisee memperoleh kebebasan untuk mengoperasikan dalam kontrol, asistensi dan didukung linkungan, sementara itu pada saat yang sama diperoleh juga manfaat dari merek, manajemen profesional (Fulop, 2000: 27).

4. Supply

Franchisor yang menyediakan franchisee dengan berbagai material dan produk akan meningkatkan kewajiban kontrak dengan efektif. Kontrak franchise memerlukan franchisee agar membeli input spesifik dari franchisor. Franchisee juga dapat menggunakan eksternal suplier dengan pemberian daftar nama suplier oleh franchisor. Namun seringkali franchisee menggunakan distribusi rantai internal dalam kegiatan operasi dengan harga yang lebih baik dan pelayanan lebih baik.

2.1.3 Penggolongan Frenchise

Penggolongan franchise menurut East Asian Executive Report. East Asian

(35)

1. Product franchise

Franchise jenis ini, seorang atau badan usaha penerima franchise hanya bertindak mendistribusikan produk dari rekannya dengan pembatasan areal,seperti : pengecer bahan bakar Shell yang telah dibagi jaringan atau divisi wilayah pendistribusiannya.

2. Processing franchise or manufacturing franchise

Franchise jenis ini, seorang atau badan usaha pemberi franchise (franchisor) hanya memegang peranan memberi know-how, dari suatu proses produksi, seperti : Minuman ringan Coca Cola.

3. Business formal / System franchise

Franchise jenis ini, seorang atau badan usaha pemberi franchise (franchisor) sudah memiliki cara yang unik dalam menyajikan produk dalam satu paket kepada konsumen, seperti : Dunkin Donuts dan Kentucky Fried Chicken.

2.1.4 Subyek dan Obyek Franchise

Dalam sebuah perikatan atau perjanjian tentu terdapat adanya subyek dan

obyek dari perikatan tersebut. Subyek dan obyek hukum dari franchise, sehingga terbentuknya sebuah perikatan franchise yaitu:

a. Subyek franchise

Subyek hukum franchise dalam sebuah perikatan franchise, terdiri dari 2 (dua) yaitu sebagai berikut :

(36)

Franchisor adalah orang atau badan usaha yang memberikan lisensi, baikberupa paten, penggunaan merek perdagangan / merek jasa, ciri khasmaupun hal-hal pendukung lainnya kepada franchise.

2. Franchisee

Franchisee adalah orang atau badan usaha yang menerima lisensi dari franchisor untuk dapat menggunakan merek perdagangan / merek jasamaupun ciri khas dari franchisor, namun harus tetap tunduk kepadaperaturan dan tata cara dari franchisor. Selain 3 (tiga) subyek hukum franchise yang telah dikemukakan tadi,ternyata masih terdapat dua pihak lainnya yang dapat dikaitkan sebagai subyek hukum franchise dalam perjanjian franchise yang juga terkena dampak dari perjanjian ini, yakni :

a. Franchise lain dalam sebuah sistem franchise (franchising system) yang sama. b. Konsumen atau klien dari franchise maupun masyarakat sebagai pengguna

produk dan jasa pada umumnya.

c. staf/ karyawan sebagai penerima langsung dari segala peranan yang dilakukan oleh frenchisor.

2.1.5 Kelebihan dan Kekurangan Franchise

Menurut Anoraga (2002:241), keunggulan dan kelemahan bisnis dengan menggunakan system franchise adalah sebagai berikut :

a. Bimbingan

(37)

franchise. Banyak franchisor mencoba mengatasi kekurangan atau kurang pengalaman dengan memberikan beberapa bentuk pelatihan.

b. Brand name

Investor yang menandatangani perjanjian franchise mendapat hak untuk menggunakan promosi nama merk secara nasional maupun regional. Hal ini mengidentifikasikan unit lokal dengan suatu produk atau jasa yang terkenal.

c. Produk yang terjamin.

Franchisor dapat menawarkan kepada franchisee suatu produk dan metode pengorperasian bisnis yang terjamin. Produk atau jasa yang terkenal dan diterima oleh masyarakat luas.

d. Bantuan finansial.

Melalui kerjasama dengan perusahaan franchise, investor individual mungkin dapat terjamin bantuan finansialnya. Biaya permulaan bisnis yang sangat tinggi, dan investor prospektif biasanya memiliki dana yang terbatas. Dalam beberapa kasus, asosiasi dengan franchisor yang telah mapan melalui reputasinya dan pengendalian keuangannya dapat mempertinggi tingkat kredit investor dengan bank lokal.

e. Biaya

Franchisee harus membayar biaya franchise. Sebagai imbalannya franchisor dapat memberikan pelatihan, bimbingan atau memberi dukungan lainnya yangmemerlukan biaya.

f. Pengendalian eksternal

(38)

finansial, penyewaan, prosedur pelayanan, dan pengembangan manajerial. Walaupun bermanfaat, pengendalian ini tidak menyenangkan bagi seseorang yang mencari kebebasan.

g. Program pelatihan yang lemah

Beberapa franchisor telah mengembangkan program pelatihan yang baik. Tetapi beberapa promotor menjanjikan pelatihan tetapi tidak pernah terealisasi. Dalam kasus lain, program pelatihan lemah, terlalu singkat ,dan diberikan oleh pelatih yang tidak memiliki keterampilan instruksional. Fasilitas kadangkala tidak sesuai bagi pelatihan dan pengembangan yang sebenarnya.

Meskipun pengaruh franchisor pada operasi bisnis dapat membantu didalam

memastikan kesuksesan perusahaan, tingkat pengendalian yang diusahakan mungkin tidak menyenangkan bagi seorang wirausaha yang mencintai kebebasan.

Para wirausaha harus mengakui bahwa mereka dapat kehilangan hak pada franchisenya jika mereka tidak mematuhi standar kinerja atau gagal membayar royalti. Ditambah lagi tidak terdapat jaminan bahwa sebuah franchise akan diperbaharui setelah masa kontraknya yang biasanya berumur 15-20 tahun.

2.1.6 Peran Franchisor dalam Keberhasilan usaha bisnis Franchise

Peran franchisor dalam keberhasilan usaha bisnis franchisee dapat dikonseptualkan dengan 2 (dua) fase yaitu : Yang pertama adalah perkenalan atau pendahuluan, dimana saling ketergantungan dan motivasi yang terbagi untuk

keberhasilan dan keuntungan. Fase yang kedua dapat dengan perkembangan, awal ketika bisnis mulai berfungsi. Selama fase ini, franchisor menawarkan dukungan

(39)

Ketika tiap partisipan dapat mengerti apa yang diharapakan oleh yang lain,

maka dapat dikatakan bahwa fase kedewasaan telah dicapai. Pada point ini, franchisee memiliki kesan yang akurat terhadap keahlian dan kompetensitas franchisor dan kontribusi franchisor terhadap hubungannya dengan franchisee. Namun sebaliknya apabila tahap akhir dalam hubungan antara frenchisee dan franchisor terjadi penolakan. Kemungkinan yang pertama adalah, bisnis tidak berjalan baik sehingga franchisee termotivasi untuk mengakhiri hubungan dengan franchisor, dan kemungkinan kedua yaitu bisnis berjalan terus dan hubungan

antara franchisee dan franchisor menjadi lebih solid.

Permasalahaan franchise dapat dialami oleh dua pihak baik itu fanchisee maupun franchisor juga. Menurut Karamoy (2004) hal-hal yang perludiperhatikan bagi pebisnis franchise ini banyak, tapi hal penting yang harusmendapat penekanan yaitu manajemen hubungan atau franchise relationship management. Franchise yang menghadapi tekanan baik internal maupun eksternal

secara signifikan, tekanan-tekanan tersebut dapat menyebabkan kekacauan sistem

yang akan berimbas pada penyedia eksternal, customer, dan supplier juga franchisee dalam sistem franchise (Kaufmann, 1990 dalam Tikoo, 2005: 329).

Ada konflik-konflik yang potensial dalam hubungan antara franchisee dan franchisor dimana kedua pihak saling tergantung, terikat oleh kontrak, dan banyaknya franchisee yang mengajukan komplain kepada franchisor.

Dalam dunia franchise ada beberapa studi yang menyatakan variabel yang menggambarkan atas

kualitas hubungan dalam jaringan franchise yaitu kepercayaan komitmen, konflik, kekeluargaan.

(40)

Kredibilitas mengacu pada perluasan dimana 1 partner mempercayai bahwa partner lain memiliki kacakapan untuk menampilkan kerja yang efektif dan dapat diandalkan. Sedangkan benevolence berdasarkan perluasan dimana satu partner mempercayai partner lain karena memiliki motivasi yang bermanfaat untuk mengatasi masalah yang ada.

b) Komitmen

Beberapa peneliti menyatakan bahwa komitmen adalah unsur yang essensial dalam kesuksesan hubungan. Komitmen penting sebagai hasil dari kerjasama yang mengurangi potensi ketertarikan alternatif ke hal lain dan akhirnya mampu meningkatkan profit. Geyskens (1996 dalam Monroy dan Alzola, 2005:585) menyatakan bahwa perbedaan antara komitmen afektif dan komitmen kalkulatif adalah hal yang terpenting dalam hubungan antar organisasi. Secara umum komitmen afektif menghubungkan dengan keinginan untuk meneruskan hubungan karena pengaruh positif kedepan dalam mengidentifikasi partnernya. Partner yang memiliki komitmen afektif meneruskan hubungan karena menyukai partner lain, enjoyment dan rasa setia dan rasa memiliki. Namun sebaliknya komitmen kalkulatif merupakan komitmen yang berdasarkan pada perluasan partner yang menerima kebutuhan dalam menjaga hubungan yang mengacu pada perpindahan biaya yang ditinggalkan. Yang menghasilkan perhitungan antara biaya dan manfaat termasuk penetapan investasi yang dibuat dalam sebuah hubungan.

c) Relasionalism (Rasa Kekeluargaan)

Realsionalism dapat disebut sebagai kerjasama sosial yang

(41)
(42)

2.1. Penelitian Terdahulu Format dan Merek (Y)

(43)
(44)

Lanjutan Tabel 2.2

Franchisor adalah orang atau badan usaha yang memberikan lisensi, baik berupa paten, penggunaan merek perdagangan / merek jasa, ciri khas maupun hal-hal pendukung lainnya kepada franchise.

Pemberi waralaba atau franchisor akan secara terus menerus memberikan berbagai jenis pelayanan yang berbeda-beda menurut tipe format bisnis yang diwaralabakan. Secara umum dapat dikatakan bahwa proses bantuan dan bimbingan yang diberikan secara terus-menerus tersebut meliputi antara lain:

(45)

b. Menghubungkan antara pemberi waralaba dan seluruh penerima waralaba secara bersama-sama untuk saling bertukar pikiran dan pengalaman.

c. Inovasi produk atau konsep, termasuk penelitian mengenai kemungkinan-kemungkinan pasar serta kesesuaiannya dengan bisnis yang ada.

d. Pelatihan dan fasilitas-fasilitas pelatihan kembali untuk penerima waralaba dan mereka yang menjadi stafnya.

Menurut Hirayanti (2009) bahwa peranan franchisor adalah:

1. Training merupakan kegiatan peningkatan kemampuan staf dan karyawan untuk mengelola usaha dan pengambilan keputusan.

2. Support service merupakan dukungan ataupun bantuan pelayanan yang diberikan franchisor seperti bimbingan ataupun konsultasi masalah-masalah operasional dan keuangan.

3. Control System merupakan sebagai alat kontrol dalam menjalankan proses sesuai dengan petunjuk teknis yang ditetapkan.

4. Communication,Franchisor dapat melakukan komunikasi dengan baik sesuai dengan mekanisme terhadap franchisee untuk melakukan perubahan-perubahan dan perbaikan-perbaikan serta saling pengertian dalam mewujudkan kepentingan bersama.

5. Promotion merupakan Bentuk penyajian tentang ide-ide, produk dan jasa yang ditawarkan dalam menginformasikan dan mempengaruhi orang atau pihak lain sehingga tertarik untuk

melakukan transaksi produk dan barang atau jasa.

6. Supply adalah Persediaan bahan baku yang disiapkan oleh frenchisor.

(46)

Menurut Simarmata (2012) menunjukan bahwa promotion,support service, training, control system, communication yang dilakukan oleh franchisor memiliki peranan yang sangat penting sekali. Karena segala sesuatunya sangat membutuhkan dukungan langsung dari pihak franchisor. Dimulai dari pemberian awal waralaba hingga prosedur, standard perusahaan, pelatihan karyawan, pemasaran dan lain - lain.

Menurut sulastri (2015) menunjukkan bahwa Pelatihan/Training, Dukungan/Support,Menyediakan/Supply, Fasilitas Financial, Asistensi manajemen dan Mudah diakses secara simultan berpengaruh terhadap Keberhasilan usahabisnis Franchise.

Dengan adanya training guna menunjang keterampilan para staf karyawan untuk dapat membuat frenchise tetap berkembang, adanya support kepada frenchisee untuk memotivasi dan membantu dalam membangun bisnisnya, melakukan control system secara rutin untuk tetap menjaga kestabilan bisnis frenchisenya, menjaga communication yang lancar pada frenchisee untuk tetap membina adanya kepercayaan dan solidaritas dalam hubungan bisnis, dan memberikan supply yang baik kepada agen-agen frenchisenya adalah variabel-variabel yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan usaha suatu bisnis frenchise.

(47)

Sumber : Hirayanti (2009) dan Lindrayanti (2003)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan dugaan sementara terhadap penelitian yang dilakukan, sehingga untuk membuktikan kebenarannya dari hipotesis tersebut dibutuhkan pengujian lebih lanjut secara empiris. Berdasarkan uraian teoritis dan kerangka konseptual diatas, maka hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut :

Berdasarkan uraian di atas, dimensi Peran Franchisor keterkaitan dengan Keberhasilan Usaha, maka hipotesisdapat dinyatakan sebagai berikut:

H1:Training memiliki pengaruh pada Keberhasilan usaha

1.

Training

(x

1

)

2.

Support

(x

2

)

3.

Control

system

(X

3

)

4.Communicatio

n (x

4

)

Keberhasilan usaha

bisnis

Franchise

5. Promotion

(48)

H2:Support memiliki pengaruh pada Keberhasilan usaha

H3:Control system Intensity memiliki pengaruh pada Keberhasilan usaha H4:Communication memiliki pengaruh pada Keberhasilan usaha

(49)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jumlah pengusaha yang ada di Indonesia bisa dikatakan kurang dari teoriekonomi yang disepakati di seluruh dunia. Teori tersebut mengatakan bahwa negara tidak akan maju kalau jumlah pengusahanya tidak mencapai 2%. (Mc Clelland . dalam pamungkas, 2014:1) yang mengemukakan bahwa suatu negara bisa menjadi makmur bila ada entrepreneur sedikitnya 2% dari jumlah penduduk.Negara-negara maju memilki jumlah entrepreneur lebih dari angka itu. Sebagai contoh, jumlah wirausaha di Amerika Serikat sudah mencapai 11,5 hingga 12 % dari seluruh jumlah penduduk, di Singapura 7 %, China dan Jepang 10 %, India 7 %, dan Malaysia 3% .Menurut Biro Pusat Statistik jumlah data persentase entrepreneur dari total penduduk Indonesia pada tahun 2012 masih sekitar 1,56%. Oleh karena itu, Indonesia harus dapat memberdayakan generasi muda sejak dini untuk menjadi pengusaha. (Chaidirritonga.com, 2013)

(50)

Permasalahan yang dialami calon entrepreneur selain harus mempunyai modal cukup untuk memulai usaha, calon entrepreneur juga perlu kosentrasi penuh supaya mengetahui liku-liku usaha yang sedang coba ditekuni. Bila dibandingkan dengan membuang dana dan energi pada trial and error, yakni lebih banyak kesalahan yang dibuat dibandingkan jalan keluarnya. Calon entrepreneur mengambil keputusan membeli waralaba/franchise. Kebebasan menjadi pengusaha tercapai. trial and error telah dilakukan orang lain, sehingga tidak perlu mengalami kegagalan karena menghadapi kesalahan yang berkepanjangan.

Menurut (Hutagalung, 2010:61) Franchise merupakan cara yang paling mudah untuk memulai dan memasuki dunia usaha . Bila semua usaha harus mulai dari nol, maka kita berhadapan dengan risiko kerugian besar karena harus melalui trial dan error yang meningkatkan risiko gagal. Keuntungan yang bisa didapatkan dari usaha model franchise, adalah tidak perlu membangun merek lagi. si pemberi waralaba (franchisor) akan memberikan pelatihan, pembinaan, dan bimbingan kepada pembeli waralaba (franchisee). Singkatnya franchisee hanya tinggal menyediakan tempat dan biaya ‘membeli’ franchising -nya Dalam bisnis franchise pemegang lisensi yang disebut franchisor harus membina yang biasa disebut franchisee dan para stafnya. Teori agensi menjelaskan bagaimana mengorganisasikan hubungan dengan baik dimana salah satu pihak (the principal) menentukan kerja, sedangkan pihak yang lain menerimanya (Eisenhardt, 1985 dalam Sulastri, 2015). Teori ini berargumentasi bahwa dalam kondisi yang tidak menentu dan kekurangan informasi, maka akan timbul masalah diantara keduanya. Bertahannya sebuah sistem franchise baru tergantung pada kemampuan franchisor untuk meminimalkan agency costs dan kemampuan franchisor untuk membina franchise sebagai agen-agennya.

Istilah franchise pertama kali dibuat oleh negara Amerika Serikat. Kata franchise

(51)

Sedangkan laba artinya untung (Sewu, 2004, p.15).Franchise berarti kebebasan yang diperoleh

seseorang untuk menjalankan sendiri suatu usahan di wilayah tertentu. Sedangkan pewaralaba

(franchising) adalah suatu aktivitas dengan system waralaba keterkaitan usaha yang saling

menguntungkan antara pemberi waralaba (franchisor) dan penerima waralaba (franchisee).

Waralaba (franchise) sebagai format bisnis mulai di kenal di Indonesia pada awal tahun 1980, dibidang Restoran Siap Saji (Fast Food Restaurant), seperti KFC, Pioneer Take out. Franchise merupakan fenomena yang tidak lagi baru dalam dunia bisnis khususnya di Indonesia. waralaba yang menjadi titik tolak adalah adanya kesepakatan antara kedua pihak yaitu franchisor dengan franchisee yang didasarkan pada perjanjian atau kontrak. Para pihak diberi kebebasan untuk membuat dan menyepakati kontrak asal. Masuknya waralaba asing memang akan menggairahkan bisnis waralaba di Indonesia. Kondisi ini juga dapat menjadi pemicu bagi waralaba lokal. hingga saat ini waralaba lokal masih banyak kekurangan terutama disebabkan lemahnya konsep seperti kriteria dan produk yang belum lengkap serta cara kerja dan sistematika pekerjaan yang belum tertata dengan baik dan jelas.

Menurut data Asosiasi Franchise Indonesia (AFI), hingga tahun 2015 tercatat lebih dari 1508 perusahaan franchise di Indonesia yang terdiri dari franchise asing dan lokal. Dan total nilai bisnis dari franchise di Indonesia tercatat mencapai Rp.132 triliun. Nilai bisnis industri franchise mendorong penyerapan tenaga kerja yang tidak sedikit yaitu mencapai sekitar 4 juta orang.

(52)

didalam perencaan bisnis waralaba dengan bisnis biasa sangat berbeda. jika dalam perencanaan bisnis pada umumnya hanya untuk satu pihak saja maka didalam bisnis waralaba perlu perencanaan untuk dua pihak yaitu sebagai franchisor dan sebagai franchisee.

Dalam franchising konsentrasi franchisor adalah bagaimana membuat franchiseeuntuk dapat segera mandiri dan terampil dalam menjalankan bisnis franchise-nyadan menjadi sukses. Jika franchisor hanya mempersiapkan diri untuk sekedar melakukan support saja, tanpa memberdayakan franchiseemandiri, maka semakin banyak jaringan outlet akan membuat franchisor menjadi semakin sibuk dan melepaskan fungsi pemberdayaan kepada franchisee . Hal ini secara akumulatif juga akan membuat franchisee merasa franchisornya mengecewakan mereka.

Menurut PP No. 42 tahun 2007 dan Peraturan Menteri Perdagangan , waralaba (franchise) adalah perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak untuk menjalankan usaha dengan memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau cirri khas yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan dengan sejumlah kewajiban menyediakan dukungan konsultasi operasional yang berkesinambungan.

Tumbuhnya bisnis waralaba secara massif pada periode 2009-2015. Sehinga diperkirakan pertumbuhan jenis usaha yang mewaralabakan usahanya akan terus melaju pada tahun-tahun berikutnya, yaitu dimana franchise akan menjadi trend bisnis yang akan terus berkembang.

Tabel 1.1

Tabel Pertumbuhan Waralaba di Indonesia

Tahun Asing Local Total

2009 237 129 366

(53)

2011 237 450 687

2012 220 477 697

2013 225 450 705

2014 270 525 795

Lanjutan Tabel 1.1

Tahun Asing Local Total

2015 308 567 875

Sumber: Asosiasi Franchise Indonesia (AFI)

Menurut Ketua Asosiasi Franchise Indonesia, Anang Sukandar (Jakarta),

baru-baru ini, usaha waralaba di Indonesia memiliki tingkat keberhasilan yang cukup tinggi. Sekitar 65 % pembeli lisensi waralaba berhasil mengembalikan usahanya dan tidak sekedar balik modal.Suburnya lahan bisnis dan investasi, serta didukung oleh besarnya daya konsumsi masyarakat Indonesia, menjadikan bisnis waralaba semakin berkembang di Indonesia. Pemicu maraknya bisnis waralaba antara lain :

1. Longgarnya regulasi untuk waralaba

2. Tingkat keuntungan yang jauh lebih tinggi dibanding dengan suku bunga deposito 3. Adanya bukti bahwa bisnis waralaba menguntungkan

4. Tingginya minat para pemilik modal untuk ikut memiliki usaha dengan cara waralaba.

5. Sulitnya mengurus SDM dan pengawasan jika ekspansi bisnis dikelola sendiri. 6. Mempertahankan kelangsungan bisnis.

7. Pemilik waralaba dapat berekspansi tanpa memerlukan banyak modal. 8. Cara paling cepat mengangkat sebuah merek.

(54)

10. Menciptakan sebuah pasar baru bagi sebuah produk. (dikutip dari Asosiasi Franchise Indonesia)

Jumlah penduduk Indonesia yang besar dengan pertumbuhan per kapita yang tergolong tinggi merupakan potensi yang sangat besar bagi industri makanan olahan, termasuk fast food. Ketersediaan makanan yang cepat saji (quick service) semakin dibutuhkan sejalan dengan meningkatnya mobilitas masyarakat, terutama di kawasan perkotaan yang dinamis. Makin maraknya bisnis restoran kategori fastfood yang menyediakan menu utama ayam goreng dan burger, khususnya yang dikembangkan melalui sistem franchise memacu kondisi persaingan yang semakin ketat. Selain akibat masuknya merek baru, pemain-pemain lama juga terus melakukan perluasan jaringan pemasarannya. Apalagi kategori makanan pokok sehari-hari juga menghadapi subtitusi yang kuat dan luas, baik dari menu dan merek.

Kondisi perekonomian Indonesia yang sedang mengalami krisis semakin mempersulit perusahaan yang bergerak dalam industri restoran fast food franchise untuk dapat bersaing baik melalui produknya, harga, distribusi maupun promosinya. Melemahnya nilai Rupiah menyebabkan kenaikan harga bahan baku dan operasi perusahaan yang memaksa perusahaan untuk menaikkan harga produknya. Dan bagi perusahaan yang memiliki hutang jangka pendek dalam dollar akan mengalami kesulitan pembayaran. Kondisi tersebut diperparah dengan terjadinya gejolak politik yang mengakibatkan kerusuhan dimana-mana. Hal ini berdampak langsung terhadap industri restoran fastfood franchise, banyak outlet mereka mengalami kerusakan parah bahkan terbakar, tidak sedikit perusahaan yang terpaksa menutup outletnya.

(55)

kualitatif ataupun operasional seperti berapa besar outletnya, lokasinya dimana yang strategis, cara saat memulai bisnisnya dan bagaimana menjual bisnis waralaba tentunya semua memerlukan perencanaan yang baik.

Perkembangan waralaba di Indonesia, khususnya di bidang rumah makan siap saji sangat pesat. Hal ini dimungkinkan karena para pengusaha yang berkedudukan sebagai penerima waralaba (franchisee) diwajibkan mengembangkan bisnisnya melalui master franchise yang diterimanya dengan cara mencari atau menunjuk penerima waralaba lanjutan. Dengan mempergunakan sistem piramid atau sistem sel suatu jaringan format bisnis waralaba berekspansi.

Saat ini semakin banyak dijumpai restoran cepat saji yang bersifat waralaba lokal maupun asing. Di Indonesia salah satu restoran cepat saji yang berkembang adalah Kentucky Fried Chicken yang didirikan oleh PT. Fastfood Indonesia Tbk, pada bulan Oktober tahun 1979. Kentucky Fried Chicken merupakan market leader dari bisnis waralaba makanan cepat saji yang ada di Indonesia dengan produk andalan daging ayam goreng. Dapat dipahami jika produk unggulan Kentucky Fried Chicken ini dapat diterima baik di Indonesia, karena Indonesia merupakan suatu negara dengan konsumsi daging ayam jauh lebih tinggi daripada daging jenis lain.

Perkembangan KFC Memasuki 37 tahun keberhasilan Perseroan dalam membangun pertumbuhannya, posisi KFC sebagai pemimpin pasar restoran cepat saji tidak diragukan lagi. Untuk mempertahankan kepemimpinan, Perseroan terus memperluas area cakupan restorannya dan hadir di berbagai kota kabupaten tanpa mengabaikan persaingan ketat di kota-kota metropolitan.

(56)

terbaik diantara KFC lainnya di dunia, bahkan secara kinerja menempati posisi kedua setelah KFC China. KFC Sudah menyebar di berbagai kota di Indonesia, termasukdi kota Medan. Saat ini KFC di kota Medan ada sejumlah 21 outlet yang tersebar di berbagai daerah.

KFC Gajahmada merupakan salah satu bisnis waralaba KFC yang berada

di kota Medan. Saat ini KFC Gajahmada merupakan pusat outlet seluruh KFC yang ada di kota Medan dan bukan hanya KFC kota Medan, tetapi seluruh KFC

yang ada di Sumatera , karena itu dapat dilihat bahwa KFC Gajahmada memiliki tempat yang paling luas dibandingkan dengan seluruh outlet KFC di kota Medan.

Selain sebagai pusat outlet KFC di kota Medan, KFC Gajahmada Medan juga sebagai frenchisor dari seluruh outlet KFC yang tersebar di kota medan. Untuk agen frenchisenya sendiri yang saat ini paling banyak dikunjungi para konsumen adalah KFC yang berada di ringroad. KFC ringroad sendiri memiliki perbedaan dengan agen frenchise KFC lainnya seperti harganya yang lebih mahal, seleksi karyawan yang lebih selektif pada penampilan yang good looking dan service yang lebih kepada para pengunjung membuat KFC ringroad disebut sebagai super store-nya KFC yang berada di medan.

Jumlah usaha franchise KFC yang bertambah di kota Medan setiap tahunnya menjadi indikator bahwa semakin banyak wirausahawan yang membeli usaha franchise. Langkah sukses dari KFC tentunya juga karena adanya kepercayaan para customer dan kerjasama yang saling mendukung antara franchisee, dengan franchisor yaitu KFC Gajahmada medan. Kesuksesan hubungan franchisor , frenchisee dapat dilihat dari seberapa besar peranan franchisor terhadap beberapa variabel yang dapat diterima oleh frenchisee.

(57)

merupakan kegiatan peningkatan kemampuan Frenchiseedan manajer untuk mengelola usaha dan pengambilan keputusan, control system merupakan sebagai alat kontrol dalam menjalankan proses sesuai dengan petunjuk teknis yang ditetapkan, communication merupakan hubungan yang terjalin antara franchisor dan franchisee.

Variabel tersebut merupakan variabel yang sangat penting dalam mununjukan peranan franchisor dalam suksesnya bisnis franchise. Tanpa adanya kerjasama bisnis antar frenchisor dan frenchisee kemungkinan kecil untuk bisa berkembang secepat ini. Hal tersebut yang menjadikan pentingnya adanya peranan frenchisor untuk mendukung keberhasilan pada bisnis franchise.

Berdasarkan latar belakang sebelumnya, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Peran Franchisor terhadap Keberhasilan usaha bisnis franchise pada KFC Ringroad Medan”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang sebelumnya maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah ApakahPeranFranchisorBerpengaruhterhadap Keberhasilan usaha bisnis franchise pada KFC Ringroad Medan.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dan menganalisis Pengaruh PeranFranchisor terhadap Keberhasilan usaha bisnis franchise pada KFC Ringroad Medan.

1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan

(58)

2. Bagi peneliti selanjutnya

Sebagai bahan referensi dalam meneliti dan mengkaji masalah yang sama di masa yang akan datang.

3. Bagi Peneliti

(59)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH PERAN FRANCHISOR TERHADAP KEBERHASILAN USAHA BISNIS FRANCHISE PADA

KFC CABANG RING ROAD MEDAN.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh peran franchisorterhadap keberhasilan usaha bisnis franchise pada KFC cabang ring road di Medan. Data primer dikumpulkan melalui wawancara yang dilakukanpada manajer dari KFC cabang ringroad di Medan. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 1 orang yaitu manajer KFC cabang ringroad. Hasil penelitian secara simultan menunjukkan bahwa peran franchisor seperti training, support service,control system, communication, promotion dan supply, berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha pada KFC cabang ringroad di Medan. Hasil penelitian secara parsial menunjukkan bahwatraining, support service, control system, promotion dan supplyberpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha pada KFC cabang ringroad di Medan ; communication berpengaruh positif tidak signifikan terhadap keberhasilan usaha pada KFC cabang ringroad di Medan.

(60)

ABSTRACK

ANALYSIS OF THE INFLUENCE OF THE ROLE OF FRANCHISOR AGAINTS THE SUCCESS OF A BUSINESS VENTURE

FRANCHISE IN KFC RINGROAD BRANCH MEDAN.

This study aims to know and analyzing the influence of the role of franchisor againts the success of a business venture franchise in KFC branches ringroad in Medan. Primary data collected through the interview conducted on the manager of KFC branches in ringroad Medan. Samples in this study just one person is manager of KFC ringroad using purposive sanpling. The result of research is simultaneously showed that the role of franchisor like training, support service, control system, communication, promotion and supply influential positive and significant againts the success of the effort on KFC branches ringroad in Medan. The result of research shows that a partial training, support service, control system,promotion and supply, influential positive and significant againts the success of the effort on KFC branches ringroad in Medan ; communication influential positive not significant againts the success of the effort on KFC branches ringroad in Medan.

(61)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH PERAN FRANCHISOR TERHADAP KEBERHASILAN USAHA BISNIS FRANCHISE

PADA KFC RINGROAD MEDAN.

OLEH

SYAFIRA ULFA

120502052

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(62)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH PERAN FRANCHISOR TERHADAP KEBERHASILAN USAHA BISNIS FRANCHISE PADA

KFC CABANG RING ROAD MEDAN.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh peran franchisorterhadap keberhasilan usaha bisnis franchise pada KFC cabang ring road di Medan. Data primer dikumpulkan melalui wawancara yang dilakukanpada manajer dari KFC cabang ringroad di Medan. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 1 orang yaitu manajer KFC cabang ringroad. Hasil penelitian secara simultan menunjukkan bahwa peran franchisor seperti training, support service,control system, communication, promotion dan supply, berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha pada KFC cabang ringroad di Medan. Hasil penelitian secara parsial menunjukkan bahwatraining, support service, control system, promotion dan supplyberpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha pada KFC cabang ringroad di Medan ; communication berpengaruh positif tidak signifikan terhadap keberhasilan usaha pada KFC cabang ringroad di Medan.

(63)

ABSTRACK

ANALYSIS OF THE INFLUENCE OF THE ROLE OF FRANCHISOR AGAINTS THE SUCCESS OF A BUSINESS VENTURE

FRANCHISE IN KFC RINGROAD BRANCH MEDAN.

This study aims to know and analyzing the influence of the role of franchisor againts the success of a business venture franchise in KFC branches ringroad in Medan. Primary data collected through the interview conducted on the manager of KFC branches in ringroad Medan. Samples in this study just one person is manager of KFC ringroad using purposive sanpling. The result of research is simultaneously showed that the role of franchisor like training, support service, control system, communication, promotion and supply influential positive and significant againts the success of the effort on KFC branches ringroad in Medan. The result of research shows that a partial training, support service, control system,promotion and supply, influential positive and significant againts the success of the effort on KFC branches ringroad in Medan ; communication influential positive not significant againts the success of the effort on KFC branches ringroad in Medan.

Gambar

Tabel.3.1
Tabel.4.1
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Tabel 1.1 Tabel Pertumbuhan Waralaba di Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh pemberian larutan kurkumin-kuersetin dengan dosis 45mg/kgBB (kelompok C) dan 90mg/kgBB (kelompok D) terhadap ka- dar kolesterol sebelum dan setelah

Dengan kekuatan hubungan sedang yang ditunjukkan oleh koefisien korelasi sebesar 0,435 yang berarti hipotesis diterima yaitu ada hubungan antara dukungan teman sebaya

Pelaksanaan universal precaution pada pertolongan persalinan oleh bidan praktik mandiri di wilayah kota Tangerang Selatan sudah baik (84,1%), hal ini dikarenakan mayoritas

Surat Keterangan dari Kejaksaan apabila Calon adalah Mantan Terpidana yang tidak menjalani masa pidana karena masa penahanannya sama dengan atau lebih dari masa pidananya,

Hasil penilaian aspek administrasi, teknis, dan aspek biaya telah dilakukan terhadap peserta Pelelangan Umum dengan Pascakualifikasi yang telah ditetapkan sebagai

7. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 3 Tahun 2015 tentang Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum Provinsi/ Komisi Independen Pemilihan Aceh

(*) Sedang dalam proses pembukaan blokir anggaran. o Jadwal sewaktu-waktu bisa

Berdasarkan hasil yang telah didapatkan dari penggunaan media sosial pendidikan Geschool dapat disimpulkan bahwa (1) penggunaan Geschool dapat dikatakan efektif