• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Perusahaan Umum (Perum) DAMRI Kantor Cabang Medan dalam Usaha Meningkatkan Kualitas Pelayanan Bus Trans Medan – Binjai – Deli Serdang (Mebidang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Perusahaan Umum (Perum) DAMRI Kantor Cabang Medan dalam Usaha Meningkatkan Kualitas Pelayanan Bus Trans Medan – Binjai – Deli Serdang (Mebidang)"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suarsini. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Daft, Richard L. 2002. Manajemen. Jakarta: Erlangga.

David, Fred R. 2005. Manajemen Strategis : Konsep. Jakarta: Salemba Empat. Dess, Gregory G, dan Alex Miller. 1993. Strategy Management. Mc Graw Hill

Book Co.

Dwiyanto, Agus. 2011. Manajemen Pelayanan Publik: Peduli, Inklusif, dan Kolaboratif, Edisi Kedua. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Glueck, WF & Jauch LR.1994. Manajemen Strategis dan Kebijakan

Perusahaan.Jakarta: Erlangga.

Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Hardiyansyah. 2011. Kualitas Pelayanan Publik: Konsep, Dimensi, Indikator danImplementasinya. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.

Hasibuan, Malayu S. P. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT. Bumi Aksara.

Jatmiko, R. D. 2004. Manajemen Stratejik, Edisi Pertama. Malang: UMM Press. Moleong, Lexy. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Nawawi, Hadari. 2005. Metode Penelitian Bidang Sosial.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Parasuraman, A. Valerie, 2001. Delivering Quality Service.New York: The Free Press.

Salusu, J. 2008. Pengambilan Keputusan Statejik, Organisasi Publik dan Nonprofit. Jakarta: Grasindo.

(2)

Siagian, Sondang P. 2005. Manajemen Stratejik, Edisi Keenam. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Sinambela, Lijan. 2006. Reformasi Pelayanan Publik. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 2012. Metode Penelitian Survai. Jakarta:

PT. Pertja.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: PT. Alfabeta. Suyanto, Bagong. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Tjiptono, Fandy. 2004. Strategi Pemasaran, Edisi Kedua.Yogyakarta: Andi.

Dokumen Perundang-Undangan :

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik

Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 63/KEP/M.PAN/7/2003 Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik

Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 31 tahun 2014 tentang Pelayanan Angkutan Umum Massal Berbasis Jalan di Wilayah Perkotaan Medan, Binjai dan Deliserdang

Sumber Internet :

Januari 2017, pukul 17.28 WIB

Januari 2017, pukul 17.43 WIB

(3)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

1. Gambaran Umum Kota Medan 1. Letak dan Geografis

Kota Medan merupakan salah satu dari 33 Daerah Tingkat II di Sumatera Utara dengan luas daerah sekitar 265,10 km2. Kota Medan terletak antara 3º.27’ - 3º.47’ Lintang Utara dan 98º.35’ -98º.44’ Bujur Timur dengan ketinggian 2,5 – 37,5 meter di atas permukaan laut.

Kota Medan merupakan pusat pemerintahan Daerah Tingkat I Sumatera Utara yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Deli Serdang di sebelah Utara, Selatan, Barat, dan Timur.Sebagian besar wilayah Kota Medan merupakan dataran rendah yang merupakan tempat pertemuan dua sungai penting, yaitu Sungai Babura dan Sungai Deli.

(4)

masing-masing Kecamatan Dari Luas Wilayah Kota Medan dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel : 3.1 Persentase Luas Wilayah Kelurahan Dari Luas Wilayah Kecamatan Kota Medan

No. Kecamatan Luas Area (Km2) Persentase (%)

(Sumber: BPS Kota Medan, Medan Dalam Angka 2016)

(5)

Sedangkan di urutan terakhir dengan luas wilayah terkecil adalah Kecamatan Medan Maimun dengan luas wilayah 2,98 km2 atau seluas 1,13% dari luas wilayah Kota Medan. Untuk lebih jelasnya, berikut diagram luas wilayah masing-masing Kecamatan yang berada di Kota Medan yakni sebagai berikut. Gambar : 3.1 Luas Wilayah Tiap Kecamatan di Kota Medan ( Km² )

(Sumber: BPS Kota Medan, Medan Dalam Angka 2016)

Dari diagram di atas, dapat diketahui beberapa kecamatan dengan wilayah terluas yaitu Kecamatan Medan Labuhan (warna abu-abu), Kecamatan Medan Belawan (warna hitam), Kecamatan Medan Marelan (warna cokelat), Kecamatan Medan Tuntungan (warna biru tertua), dan Kecamatan Medan Deli

Luas Wilayah Per Kecamatan

(6)

2. Demografi

Mobilitas dan persebaran penduduk yang optimal berdasarkan pada adanya keseimbangan antara jumlah penduduk dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan.

Pada tahun 2015, penduduk Kota Medan mencapai 2.210.624 jiwa. Dibanding hasil Proyeksi Penduduk 2015, terjadi pertambahan penduduk sebesar 19.484 jiwa (0,89%). Dengan luas wilayah mencapai 265,10km2, kepadatan penduduk mencapai 8.339 jiwa/km2.Berikut tabel jumlah penduduk di Kota Medan per tahun 2015.

Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut Kecamatan di Kota Medan Tahun 2015

No. Kecamatan Jenis Kelamin Jumlah

(7)

Dari data di atas, dapat diketahui bahwa Kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak berada di Kecamatan Medan Deli sebanyak 181.460 jiwa dan Kecamatan dengan jumlah penduduk paling kecil yaitu Kecamatan Medan Baru sejumlah 40.540 jiwa.

3. Iklim

Kota Medan mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum menurut Stasiun BBMKG Wilayah I pada tahun 2015 yaitu 21,20C dan suhu maksimum yaitu 35,10C serta menurut Stasiun Sampali suhu minimunnya yaitu 21,80C dan suhu maksimum yaitu 34,30C.

Kelembaban udara di wilayah Kota Medan rata-rata 81-82% dan kecepatan angin rata-rata sebesar 2,3m/sec, sedangkan rata-rata total laju penguapan tiap bulannya 108,2 mm. Hari hujan di Kota Medan pada tahun 2015 per bulan 14 hari dengan rata-rata curah hujan menurut stasiun Sampali per bulannya 141 mm.

2. Gambaran Umum Perum DAMRI Kantor Cabang Medan

1. Latar Belakang/ Sejarah Perusahaan Umum (Perum) DAMRI Kantor Cabang Medan

(8)

UNYU ZIGYOSHA diubah menjadi DJAWATAN PENGANGKOETAN untuk angkutan barang sedangkan ZIDOSHA SOKYOKU diubah menjadi DJAWATAN ANGKOETAN DARAT untuk angkutan penumpang.

Pada tanggal 25 November 1946 kedua usaha tersebut digabung berdasarkan Makloemat Menteri Perhoeboengan Repoeblik Indonesia Nomor: 01/DAM/46 dibentuklah “DJAWATAN ANGKOETAN MOTOR REPOEBLIK INDONESIA” yang disingkat sebagai DAMRI. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 233 Tahun 1961, peralihan status menjadi Badan Pimpinan Umum Perusahaan Negara (BPUN) dan Tahun 1965 BPUN dihapus dan ditetapkan dengan status menjadi Perusahaan Negara (PN).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1982 tanggal 29 September 1982 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1984 tanggal 2 Oktober 1984 dan terakhir diubah dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2002 tanggal 2 Mei 2002, hingga kini status Perusahaan Umum (Perum) dengan tugas yang diemban sebagai Dinamisator dan Stabilisator, dimana Perum DAMRI diberi tugas dan wewenang untuk menyelenggarakan jasa angkutan umum untuk penumpang dan atau barang di atas jalan dengan kendaraan bermotor.

(9)

khususnya di sub sektor perhubungan darat dengan armada bus dan truk serta tetap memperhatikan prinsip-prinsip pengelolaan perusahan.

Saat ini Perum DAMRI mempunyai tujuh jenis pelayanan jasa transportasi yang beroperasi menjelajahi berbagai kota dan daratan yang tersebar di seluruh Indonesia. Ketujuh layanan tersebut meliputi angkutan kota, angkutan antar kota antar provinsi/ antar kota dalam provinsi (AKAP/AKDP), angkutan lintas batas negara, angkutan barang, angkutan travel dan pariwisata, angkutan pemandu moda atau angkutan bandara, dan angkutan perintis. Adapun kantor pusat DAMRI berada di Jakarta Timur, dan Perum DAMRI mempunya kantor cabang yang terbagi ke dalam empat regional, yaitu: Kantor Divisi Regional I meliputi Pulau Sumatera, Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat; Kantor Divisi Regional II meliputi Pulau Kalimantan, Jawa Tengah, dan DIY Yogyakarta; Kantor Divisi Regional III meliputi wilayah Jawa Timur, NTT, NTB, dan Sulawesi Bagian Selatan; dan Kantor Divisi regional IV meliputi wilayah Papua, Ambon, dan Sulawesi Bagian Utara.

(10)

2. Visi dan Misi Perusahaan Umum (Perum) DAMRI Kantor Cabang Medan

Adapun visi dan misi Perusahaan Umum (Perum) DAMRI Kantor Cabang Medan adalah sebagai berikut:

Visi: “Menjadi penyedia jasa angkutan jalan yang aman, terjangkau, berkinerja unggul, andalan masyarakat Indonesia dan regional Asean.” Misi: 1. Menyajikan layanan angkutan jalan berkelas dunia (World Class

Land TransportProvider) yang aman (Safe), berkualitas prima (High Quality Service) dan terjangkau (Costumer Satidfaction) di Indonesia dan regional Asean.

2. Menjalankan prinsip pengelolaan perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) dalam rangka memenuhi harapan stakeholder.

3. Mendorong tumbuhnya kegiatan ekonomi sosial, budaya nasional serta regional Asean, sekaligus menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3. Integritas Perusahaan Umum (Perum) DAMRI Kantor Cabang Medan

(11)

(Perum) DAMRI Kantor Cabang Medan. Tujuh integritas Perusahaan Umum (Perum) DAMRI tersebut ialah:

1.Jujur

Keselarasan antara pemikiran, perkataan, dan perbuatan, menghindari benturan kepentingan, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas, mengakui kesalahan serta menyampaikan segala sesuatu sesuai dengan fakta.

2. Tanggung Jawab

Menerima amanah dan menjalankan tugas serta kewajiban yang diberikan: menuntaskan pekerjaan hingga hasil yang ditentukan.

3. Visioner

Memiliki keyakinan dalam mewujudkan rencana serta cita-cita, ingin selalu menyempurnakan dan menjadi yang terbaik.

4. Disiplin

Konsisten terhadap rencana yang telah dibuat dan menjalankan sesuai ketentuan, tidak berhenti berupaya hingga mencapai hasil yang diinginkan dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.

5. Kerjasama

(12)

6. Adil

Bersikap dan mengambil keputusan secara proporsional, mengapresiasi dan menghukum sesuai dengan ketentuan.

7. Peduli

Memahami kondisi pihak lain dan ikut merasakan kesulitan yang dihadapi, berinisiatif membantu dan menyelesaikan masalah atau pekerjaan.

4. Struktur Organisasi Perusahaan Umum (Perum) DAMRI Kantor Cabang Medan

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Perusahaan Umum (Perum) DAMRI Kantor Cabang Medan

(Sumber: Perum DAMRI Kantor Cabang Medan 2017) GENERAL MANAGER

Muhdidin, S.E., M.M

MANAGER KEU, SDM &

UMUM

Nur Hasan Annas

(13)

5. Komposisi Pegawai Perusahaan Umum (Perum) DAMRI Kantor Cabang Medan

Tabel 3.3 Komposisi Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah (Orang)

Laki-laki Perempuan

166 11

Jumlah 177

(Sumber: Perum DAMRI Kantor Cabang Medan 2017)

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa kompisisi pegawai Perum DAMRI Kantor Cabang Medan pada tahun 2017 berdasarkan jenis kelamin sebanyak 166 orang lali-laki dan 11 orang perempuan. Sehingga total keseluruhan pegawai Perum DAMRI Kantor Cabang Medan berjumlah 177 orang.

Tabel 3.4 Komposisi Pegawai Berdasarkan Pendidikan

Jenis Kelamin Jumlah (Orang)

SD

(Sumber: Perum DAMRI Kantor Cabang Medan 2017)

(14)

6. Tugas Pokok dan Fungsi Satuan Unit Kerja Perusahaan Umum (Perum) DAMRI Kantor Cabang Medan

Sesuai dengan struktur organisasi Perum DAMRI Kantor Cabang Medan, Manajer Usaha membawahi staf usaha, PPA, dan pengemudi. Tugas dari masing-masing bidang adalah sebagai berikut:

a. Bidang Usaha/ Petugas Kantor

1) Membuat order mengarahkan pengemudi

2) Mengurus dan mempersiapkan surat-surat kelengkapan kendaraan 3) Membina, mengawasi, memperhatikan jalannya operasional bus 4) Menerima pelaporan jika terjadi kecelakaan dan mengurus insiden

kejadian kecelakaan

5) Memeriksa laporan muatan bus 6) Membuat daftar muatan bus

7) Membuat daftar hasil penjualan karcis

8) Register perhitungan pemakaian bukti-bukti penumpang 9) Membuat register pendapatan perusahaan

10)Laporan hasil operasional kepada atasan langsung b. Petugas Pengemudi

1) Hadir dan melapor siap jalan selambat0lambatnya setengah jam sebelum kendaraan diberangkatkan atau beroperasi

(15)

3) Memperhatikan semua instrumen atau alat-alat pengontrol pada dashboard guna meneliti cara kerja mesin dan mencegah kerusakan-kerusakan.

4) Menghentikan kendaraan bila terjadi musibah kecelakaan pada kendaraannya

5) Pengemudi melakukan pertolongan pertama jika terjadi musibah kecelakaan yang mengakibatkan korban

6) Melaporkan peristiwa kecelakaan pada pimpinan perusahaan menurut cara-cara yang telah ditetapkan bersama-sama dengan kondektur

7) Berhenti pada tempat yang ditentukan (check point)

8) Membuat suatu jarak yang cukup jika berhenti di belakang kendaraan lain

c. Pembantu Pengemudi

1) Siap di pool/kantor selambat-lambatnya setengah jam sebelum kendaraan atau bus diberangkatkan

2) Menerima dsri petugas pool/kantor dan membawa surat-surat serta perlengkapan yang dibutuhkan

3) Membantu dan melayani kebutuhan pengemudi dalam mempersiapkan kendaraan yang akan dioperasikan serta berusaha memperlancar perjalanan kendaraan.

(16)

5) Membantu pengemudi untuk memperbaiki kendaraan jika terjadi kerusakan atau gangguan selama dalam perjalanan

6) Melayani dengan ramah dan sopan kepada setiap penumpang yang akan naik atau turun serta membantu menaikkan atau menurunkan barang bawaan bagasi

7) Membantu mengatur tempat duduk penumpang dan barang bawaan atau bagasi yang ada dalam kendaraan

8) Menutup pintu kendaraan rapat-rapat (jika menggunakan pintu manual), membersihkan kaca depan untuk keleluasaan pandangan pengemudi serta menjaga kebersihan dengan membersihkan sampah-sampah atau coretan yang terdapat di dalam kendaraan 9) Menaati segala petunjuk yang diberikan pengemudi maupun

petugas lain dari perusahaan

10) Menarik ongkos dan memberi tiket pengguna jasa 11) Mengarahkan penumpang dan memberi informasi

12) Melapor ke petugas Pemeriksa Angkutan jumlah penumpang yang terangkut setiap melintas

d. Petugas Pengamat Pemeriksa Angkutan 1) Mengetahui prosedur pelaksanaan angkutan

(17)

hasil pemeriksaan angkutan, dan bentuk-bentuk lain yang berhubungan dengan pemeriksaan angkutan

3) Mengisi semua bentuk butir-butir di atas sesuai dengan ketentuan 4) Mengadakan penelitian, pengujian, penilaian atas keadaan yang

sebenarnya dibandingkan dengan yang seharusnya dilakukan untuk selanjutnya dibuat laporan

5) Melaksanakan tugas secara cepat, cermat, dan gesit serta tidak menunda-nunda waktu pemberangkatan angkutan atau bus.

Sedangkan manajer keuangan, SDM, dan umum membawahi staf SDM dan keuangan serta kasir. Berikut merupakan tugas dari masing-masing bidang:

a. Kasir

1) Mengadakan pembukuan atau pencatatan terhadap setiap penerimaan dan pengeluaran uang perusahaan secara tertib sesuai dengan ketentuan yang berlaku di perusahaan

2) Meminta pengesahan atau melaporkan kepada pejabat PKA/PKK atas catatan atau pembukuan penerimaan dan pengeluaran uang perusahaan

3) Menolak segala bentuk pembayaran atau pengeluaran uang tanpa persetujuan pejabat PKA/PKK

(18)

Manajer teknik membawahi staf teknik dan pelaksana teknik yang memiliki tugas sebagai berikut:

1) Melaksanakan perawatan kendaraan atau bus sesuai dengan jadwal kerja

2) Memeriksa kerusakan kendaraan atau bus sesuai dengan laporan pengemudi

3) Melaporkan hasil pemeriksaan kepada atasan langsung 4) Melaksanakan perbaikan sesuai dengan perintah kerja

5) Mengajukan permintaan suku cadang atau alat kelengkapan lainnya untuk perawatan atau perbaikan atas persetujuan atasan langsung 6) Melaporkan hasil perawatan atau perbaikan kepada atasan

langsung

7) Menyerahkan suku cadang lama atau bekas sebagai bukti pemakaian

8) Memeriksa, memperbaiki, menyetel setiap kendaraan atau bus sekembalinya dari dinas operasi

9) Menyusuli kendaraan yang mendapat gangguan atau kerusakan di tengah perjalanan

10)Menentukan barang-barang atau material yang harus diganti atau direparasi

11)Menyerahkan kembali kendaraan yang telah diperiksa atau diperbaiki

(19)

7. Jenis-Jenis Pelayanan Perusahaan Umum (Perum) DAMRI Kantor Cabang Medan

Saat ini Perum DAMRI mempunyai tujuh jenis pelayanan jasa transportasi yang beroperasi menjelajahi berbagai kota dan daratan yang tersebar di seluruh Indonesia. Ketujuh layanan tersebut meliputi angkutan kota, angkutan antar kota antar provinsi/ antar kota dalam provinsi (AKAP/AKDP), angkutan lintas batas negara, angkutan barang, angkutan travel dan pariwisata, angkutan pemandu moda atau angkutan bandara, dan angkutan perintis.

Perum DAMRI Kantor Cabang Medan sendiri saat ini menyediakan empat layanan kepada masyarakat yang meliputi:

a. Angkutan Bus Kota

Angkutan kota adalah sebuah moda transportasi perkotaan yang merujuk kepada kendaraan umum dengan rute yang sudah ditentukan. Pelayanannya meliputi jaringan trayek kota (dalam wilayah kota, ibu kota provinsi, dan kabupaten). Angkutan kota termasuk layanan Bus Rapid Transit. Angkutan kota yang dikelola oleh Perum DAMRI Kantor Cabang Medan adalah Bus Rapid Transit Trans Mebidang. Bus Trans Mebidang sendiri saat ini beroperasi pada dua koridor yaitu Medan-Binjai dan Medan-Deli Serdang.

b. Angkutan Pemandu Moda atau Angkutan Bandara

(20)

pada dua trayek yang meliputi trayek Bandara Kualanamu-Amplas Medan atau sebaliknya dan trayek Bandara Kualanamu-Medan Fair atau sebaliknya.

c. Angkutan Perintis

Angkutan perintis adalah angkutan yang melayani daerah-daerah terisolir sebagai angkutan perintis, dimana di daerah tersebut tidak tersedia sarana angkutan yang memadai dengan tarif yang terjangkau.Layanan angkutan perintis yang disediakan oleh Perum DAMRI Kantor Cabang Medan meliputi empat trayek yaitu Kabupaten Simalungun, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Langkat dan daerah Kabanjahe.

d. Angkutan Borongan

8. Standar Pelayanan Bus Trans Medan-Binjai-Deliserdang (Mebidang) Perusahaan Umum (Perum) DAMRI Kantor Cabang Medan

Berdasarkan Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 31 Tahun 2014 tentang Pelayanan Angkutan Massal Berbasis Jalan di Wilayah Perkotaan Medan, Binjai, dan Deli Serdang Pasal 4 menyatakan bahwa penyelenggaraan Trans Mebidang harus memenuhi standar pelayanan minimal yang meliputi:

a. Standar kendaraan, terdiri atas:

(21)

2) Interior kendaraan yaitu kabin, jok, handle, partisi dan informasi harus dalam kondisi baik

3) Persyaratan teknis kendaraan yaitu telah menjalani pemeriksaan dan pemeliharaan berkala dan tidak melewati batas perawatan yang wajar.

4) Perlengkapan kendaraan yaitu tersedianya alat pemadam api ringan, palu pemecah kaca, ban cadangan, kotak pertolongan pertama pada kecelakaan, tempat sampah, pengukur putaran (rpm) dan temperature, pengukur kecepatan bus (speedometer), penunjuk fungsi lampu-lampu,AC, dan papan display berfungsi dengan semestinya.

(22)

pemberhentian sesuai yang telah ditetapkan, memasang perangkat pengumuman suara untuk setiap armada bus, dan melakukan pergantian tugas bagi pengemudi, dimana pengemudi dilarang bertugas dalam dua shift berturut-turut.

c. Standar keselamatan yaitu mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja, tersedianya perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja, dan mematuhi larangan yang telah ditetapkan.

d. Standar layanan pelanggan yaitu tersedianya pelayanan pelanggan berupa layanan aduan dan tersedianya pelayanan informasi.

(23)

BAB IV PENYAJIAN DATA

Setelah diadakan penelitian dan pengumpulan data di lapangan, pada bab ini akan disajikan data-data yang diperoleh selama penelitian untuk menjawab persoalan yang diangkat dalam penelitian ini yaitu tentang Strategi Perusahaan Umum (Perum) DAMRI Kantor Cabang Medan Dalam Usaha Meningkatkan Kualitas Pelayanan Bus Trans Medan-Binjai-Deli Serdang (Mebidang). Dalam bab ini juga akan dipaparkan hasil penelitian yang meliputi data primer maupun data sekunder yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Data primer diperoleh melalui hasil wawancara dengan informan-informan terkait dan hasil observasi, sedangkan data sekunder diperoleh peneliti melalui studi kepustakaan dan studi dokumentasi berupa dokumen maupun gambar yang diperoleh selama proses penelitian.

Data yang dikumpulkan tersebut disajikan dalam bentuk kategorisasi sesuai dengan variabel yang telah ditentukan sebelumnya. Penyajian data meliputi data karakteristik informan dan variabel strategi peningkatan kualitas pelayanan Bus Trans Mebidang yang terdiri atas tiga aspek utama yakni:

1) Situasi lingkungan internal Perum DAMRI Kantor Cabang Medan; 2) Situasi lingkungan eksternal Perum DAMRI Kantor Cabang Medan; 3) SWOT Perum DAMRI Kantor Cabang Medan.

(24)

A. Karakteristik Informan

Dalam penelitian, identitas informan perlu dikemukakan untuk mendukung validasi dan keabsahan data.Informan dalam penelitian ini terdiri dari dua kategori, yaitu pegawai Perum DAMRI Kantor Cabang Medan dan masyarakat pengguna jasa Bus Trans Mebidang. Berikut dikemukakan masing-masing jumlah informan penelitian:

Tabel 4.1 Informan Penelitian

No. Informan Jumlah (Orang)

1. Pegawai Perum DAMRI Kantor Cabang Medan 3 2. Masyarakat pengguna jasa Bus Trans Mebidang 8

Jumlah 11

(Sumber: Wawancara 2017)

Dari tabel di atas tersebut dapat dilihat bahwa yang menjadi informan dari penelitian ini terdiri dari Pegawai Perum DAMRI Kantor Cabang Medan yang berjumlah 3 orang dan merupakan informan kunci dalam penelitian ini.Selain pegawai Perum DAMRI Kantor Cabang Medan, informan lainnya yang menjadi informan tambahan dalam penelitian ini terdiri dari masyarakat yang menjadi pengguna jasa Bus Trans Mebidang yakni sebanyak 8 orang. Sehingga total keseluruhan informan dalam penelitian ini adalah 11 orang.

1. Identitas Informan Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.2 Identitas Informan Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentasi (%)

1. Laki-Laki 6 54,55%

2. Perempuan 5 45,45%

Total 11 100%

(25)

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa informan penelitian didominasi oleh informan dengan jenis kelamin laki-laki. Adapun informan berjenis kelamin laki-laki sebanyak 54,55% dengan jumlah 6 orang, sedangkan informan berjenis kelamin perempuan sebanyak 45,45% dengan jumlah 5 orang.

2. Identitas Informan Berdarkan Umur Tabel 4.3 Identitas Informan Berdasarkan Umur

No. Umur Jumlah (Orang) Persentasi (%)

1. 19-28 4 36,36%

2. 29-38 2 18,18%

3. 39-48 4 36,36%

4 >49 1 9,1%

Total 11 %

(Sumber Wawancara 2017)

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa informan penelitian mayoritas berusia muda dan dewasa. Adapun persentase dari masing-masing rentangan usia 19-28 tahun dan 39-48 tahun yaitu sebanyak 36,36 %, dengan masing-masing jumlah 4 orang.

B. Strategi Perum DAMRI Kantor Cabang Medan Dalam Usaha Meningkatkan Kualitas Pelayanan Bus Trans Mebidang

1. Lingkungan Internal Perum DAMRI Kantor Cabang Medan

(26)

DAMRI Kantor Cabang Medan dalam usaha meningkatkan kualitas pelayanan Bus Trans Mebidang.

a. Sumber Daya Manusia

Ketersediaan sumber daya manusia dalam mengembangkan sektor transportasi Bus Trans Mebidang dan mendukung peningkatan kualitas pelayanan Bus Trans Mebidang merupakan hal yang sangat penting mengingat perannya sebagai tim pelaksana dan juga sebagai orang yang berpotensi untuk pengambilan sebuah keputusan terhadap hal-hal yang bersifat urgen atau mendadak. Meskipun demikian perlu diketahui juga bahwa banyaknya jumlah pegawai di suatu organisasi tidak menjamin dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap implementasi suatu strategi.Kinerja dari sumber daya manusia yang terdapat dalam sebuah organisasi tentunya dipengaruhi oleh tingkat pendidikan serta pengalaman yang dimiliki oleh masing-masing pegawai.Disisi yang lainkurangnya ketersediaan jumlah sumber daya manusia juga tentunya dapat menghambat rencana strategi yang telah disusun oleh suatu organaisasi. Dengan demikian kuantitas sumber daya manusia yang tersedia harus ditunjang dengan kualitas sumber daya itu sendiri.

(27)

memberikan DIKLAT bagi pegawainya untuk meningkatkan mutu kinerja dari pada mereka, sehingga mereka pun juga dituntun untuk menguasai semua yang mereka bidangi masing-masing. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari bapak Saring sebagi staf bidang Keuangan, SDM, dan Umum yang mengatakan bahwa:

“Untuk SDM kita ada peraturan-peraturan, seperti SK 236 itu masalah disiplin untuk karyawan tetap ada dan tetap kita pantau dan yang kedapatan melanggar peraturan itu tetap kita tindak, kita berikan SP seperti merokok dalam bus, mengemudikan kendaraan sambil menggunakan hp itu tetap kita tindak bila kedapatan dengan kita. Dan untuk meningkatkan kualitas SDM sendiri kita mengadakan DIKLAT, misalnya seperti Mebidang ini kan Bus Hino, kita adakan kerjasama dengan Hino, apa kelemahannya itu untuk mekanik tetap kita adakan DIKLAT untuk meningkatkan kinerja”

(28)

DAMRI Kantor Cabang Medan untuk meningkatkan kualitas pelayanan Bus Trans Mebidang dapat berjalan dengan baik dan maksimal. Seperti yang dikemukakan oleh Bapak Saring bahwa:

“Kalau sekarang ini sarana seperti biasa kantor pada umumnya seperti wi-fi dan sebagainya tetap kita ada, kemudian kita juga sistem laporan akuntansi langsung ke pusat melalui online, bekerjasama dengan pusat tetap kita lakukan. Saya rasa sarana sudah mendukunglah.”

Berdasarkan pernyataan tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa sarana dan prasarana untuk menunjang kinerja pegawai dalam melaksanakan usaha untuk meningkatkan kualitas pelayanan Bus Trans Mebidang sudah memenuhi standar dan sudah memadai. Pernyataan ini didukung dengan data daftar sarana dan prasarana Perum DAMRI kantor Cabang Medan dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 4.4 Daftar Sarana dan Prasarana Perum DAMRI Kantor Cabang Medan

(29)

Selain sarana dan prasarana pada Perum DAMRI Kantor Cabang Medan untuk menunjang kinerja pegawai, tentunya sarana dan prasarana yang terdapat pada Bus Trans Mebidang juga turut menjadi faktor penting dalam usaha untuk meningkatkan kualitas pelayanan Perum DAMRI Kantor Cabang Medan kepada masyarakat. Fasilitas yang terdapat pada Bus Trans Mebidang itu sendiri meliputi.

Berdasarkan data di atas, dapat penulis simpulkan bahwa fasilitas yang terdapat di dalam bus sudah sangat memadai. Dari ketersediaan bangku khusus bagi penyandang disabilitas maupun ibu hamil, dan tempat khusus bagi penumpang yang menggunakan kursi roda memperlihatkan bahwa keadaan di dalam bus juga memberikan ruang publik bagi penumpang disabilitas. Selain itu tersedianya display penunjuk lokasi memberikan informasi kepada penumpang tentang lokasi pemberhentian bus. Ketersediaan pemadam kebakran kecil maupun palu pemecah kaca juga menandakan pelayanan yang mengutamakan keselamatan penumpang.

Data tersebut juga di dukung dengan pernyataan dari Ibu Ida, masyarakat pengguna jasa bus trans mebidang yang menyatakan bahwa:

“Kalau saya rasa, saya sudah cukup puaslah dengan fasilitas yang ada di dalam bus ini.”

(30)

“Untuk harga enam ribu dengan kualitas seperti ini saya sudah sangat puaslah.”

Berdasarkan data yang diperoleh dan pendapat dari informan penelitian di atas maka dapat disimpulkan bahwa fasilitas yang terdapat dalam Bus Trans Mebidang untuk mendukung pelayanan kepada masyarakat sudah baik dan memadai sehingga masyarakat sebagai penumpang bus trans mebidang merasa puas terhadap pelayanan yang mereka peroleh selama menggunakan jasa transportasi bus trans mebidang. terlebih, ketersediaan fasilitas yang memadai ini didukung dengan tarif yang terjangkau oleh masyarakat.

c. Dana Operasional

Dana operasional merupakan hal yang sangat vital bagi PERUM DAMRI Kantor Cabang Medan dalam mendukung pelaksanaan peningkatan kualias pelayanan bus trans mebidang. tersedinya anggaran yang memedai akan sangat membantu PERUM DAMRI Kantor Cabang Medan dalam mengelola dan meningkatkan pengoperasian dan pelayanan bus trans mebidang kepada masyarakat. Dana Operasional yang memedai akan menunjang pengoperasian bus trans mebidang secara maksimal. Berdasarkan hasil wawancara mengenai dana operasional dengan Bapak Saring yang mengemukakan bahwa:

(31)

seperti tahun 2016 kemarin itu kita ada menerima subsidi dari Kementrian Perhubungan untuk angkutan Mebidang.Hanya saja subsidi ini sifatnya tidak rutin, jadi tahun 2016 kemarin hanya akhir tahun saja diberikan. Jadi Bulan 1, bulan 2, bulan 3, sampai saat ini tidak ada, jadi kita berdiri sendiri. Jadi setiap angkutan bus kota itu tidak ada untung, dan akan minus jika tidak disubsidi.Selain itu, keterbatasan dana operasional ini juga menghambat efektivitas pelayanan Bus Trans Mebidang karena tidak semua bus dapat dijalankan karna terkendala biaya operasional seperti bahan bakar minyak bus. ”

Pernyataan ini di dukung oleh Bapak Bangun Nasution yang menyatakan bahwa:

“Setiap angkutan bus kota tidak pernah memiliki untung. Kita saat ini tidak disubsidi lagi oleh pemerintah.”

(32)

2. Lingkungan Eksternal Perum DAMRI Kantor Cabang Medan

Lingkungan eksternal merupakan variabel-variabel yang berasal dari luar organisasi yang berpengaruh terhadap aktivitas dalam suatu organisasi.Lingkunga eksternal terdiri dari peluang yang dapat dijaikan PERUM DAMRI sebagai suatu kesempatan untuk mencapai tujuan.Selain itu lingkungan eksternal juga tidak terlepas dari ancama-ancaman yang dapat mempengaruhi bahkan menghambat aktivitas organisasi.Makan diperlukan suatu solusi atau pemecah masalah untuk mengatasi ancaman tersebut sehingga tidak menghambat tujuan yang hendak dicapai oleh organisasi lingkungan eksteranal. Lingkungan eksternal sendiri terdiri dari: 1. Potensi

a. Sebagai Transportasi Alternatif Ramah Lingkungan

(33)

b. Membentuk jaringan pelayanan angkutan massal yang dapat mengurangi kemacetan.

Keberadaan bus Trans Mebidang tentunya membawa angin segarterhadap pelayanan angkutan massal di daerah Kota Medan, Binjai dan Deli Serdang. Saat ini Bus Trans Mebidang beroperasi pada dua koridor yaitu:

1) Koridor Medan-Binjai (Koridor I), sepanjang 23 km dan waktu tempuh 90 menit, dengan rute: Terminal Binjai – Jalan Soekano-Hatta – Jalan Gatot Subroto – Jalan Iskandar Muda – Jalan Gajah Mada – Jalan S. Parman – Jalan Raden Saleh – Jalan Balai Kota – Jalan Stasiun – Jalan M.T. Haryono – Jalan Sutomo – Pusat Pasar (Medan)

2) Koridor Medan-Deli Serdang (Koridor II), sepanjang 32 km dan waktu tempuh 100 menit, dengan rute: Pusat Pasar (Medan) - Jalan Sutomo – Jalan Perintis Kemerdekaan – Jalan Mohammad Yamin – Jalan Stasiun – Jalan M.T. Haryono – Jalan Cirebon – Jalan Sisingamangaraja – Jalan Medan – Terminal Lubuk Pakam.

(34)

tentu hal ini akan berdampak positif bagi pengurangan tingkat kemacetan di Kota Medan.

2. Ancaman

a. Persaingan denganangkutan umum lainnya

Keberadaan bus trans mebidang yang menawarkan kenyamanan, keamanan, waktu tempuh perjalanan yang lebih singkat dibandingkan angkutan umum lainnya dengan tarif yang terjangkau tentu membuat masyarakat mulai beralih untuk menggunakan jasa bus trans mebidang dibandingkan dengan angkutan umum lain. Hal ini tentu menyebabkan terjadinya penolakan terhadap keberadaan bus trans mebidang di kalangan angkutan umum lainnya seperti angkot. Hal ini berujung pada penolakan yang bersifat kriminal seperti pelemparan batu dan perusakan bus trans mebidang pada saat beroperasi.

Hal ini juga didukung oleh pernyataan dari saudara Jordan yang juga pernah mendapatkan informasi tentang masalah tersebut.Ia mengemukakan bahwa:

“Saya ada baca-baca juga masalah mengenai tapi tidak di darah ini juga sih mba, seperti kadang-kadang supir angkot juga merasa tersaingi dengan adanya mebidang ini.”

(35)

jasa bus trans mebidang. bila tidak ditangani dengan baik, maka hal ini akan menjadi ancaman bagi pengoperasian bus trans mebidang itu sendiri. b. Fasilitas Pendukung

Fasilitas pendukung turut memberikan peran yang signifikan bagi usaha peningkatan kualitas pelayanan bus trans mebidang yang dilakukan oleh Perum DAMRI Kantor Cabang Medan. Fasilitas pendukung yang memadai tentunya akan memaksimalkan pelayanan dan pengoperasian Bus Trans Mebidang sehingga dapat berjalan dengan efektif. Fasilitas pendukung ini meliputi ketersediaan halte sepanjang trayek bus trans mebidang. Pak Saring selaku staf bidang keuangan, SDM, dan umum mengemukakan bahwa:

“Pelayanan kita juga tergantung dari kesediaan instansi terkait, seperti Dishub.Dishub kabupaten sepeti Deliserdang, kotamadya Binjai, itu mengadakan sarananya yang kurang tepat seperti hakte, sementara sekarang banyak halte yang dibongkar-bongkar, sehingga saya rasa kita untuk pelayanannya sekarang belum bisa maksimal. Bus Trans Mebidang kedepannya seperti di Medan agak berat, kecuali seperti di Jakarta. Pemda menyediakan tempat, halte yang strategis di tengah jalan, jalan khusus.Kalau di Medan diadakan seperti itu juga pasti Bus Trans Mebidang ini dapat eksis juga.”

(36)

“Halte masih kurang, dari halte yang satu ke halte yang lainnya masih terlalu jauh jaraknya.Maunya haltenya diperbanyak, tempat kita menyetop bus.”

Berdasarkan pernyataan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa halte manjadi salah satu fasilitas yang cukup penting untuk menunjang kinerja bus Trans Mebidang. keberadaan halte yang masih minimum dan penempatan halte pada titik-titik yang kurang strategis berpengaruh pada ketertiban masyarakat dalam menggunakan jasa trans mebidang yaitu penumpang yang meminta untuk naik maupun turun tidak pada halte-halte yang telah disediakan melainkan pada lokasi-lokasi yang diinginkan.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Perum DAMRI Kantor Cabang Medan selalu memberikan saran dan masukan bagi Dinas Perhubungan yang memiliki wewenang dalam pengelolaan halte terkait titik-titik daerah yang padat masyarakat dan membutuhkan halte. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Bapak Saring lebih lanjut yaitu:

(37)

Selain jumlah halte yang masih minimum dan penempatan halte yang kurang strategis, saudari Rosa sebagai penumpang dan pengguna jasa bus trans mebidang memberikan pendapat yang sedikit berbeda yaitu:

“Orang kan jadi malas menggunakan Bus ini karena satu, haltenya terlampau jauh-jauh jaraknya.Haltenya maunya ditambah jumlahnya, jadi tidak jauh-jauh sekali jaraknya. Jadi orang juga tidak malas menggunakannya”

Maka dapat penulis simpulkan bahwa penempatan halte, jumlah halte, dan perawatan halte membawa pengaruh yang cukup penting bagi usaha peningkatan kualitas pelayanan Bus Trans Mebidang.apabila hal-hal tersebut tidak dihadapi dengan baik maka bukan tidak mungkin hal-hal ini dapat menjadi ancaman dalam usaha meningkatkan kualitas pelayanan bus trans mebidang kelak.

C. Rute

(38)

saudara Ari sebagai penumpang Bus Trans Mebidang yang berstatus sebagai mahasiswa.seperti yang dikemukakannya bahwa:

“Untuk rutenya masih tertentu-tertentu aja, belum semua. Seperti saya kan kuliah di Polmed yang lokasinya berada di USU. Nah busnya ini rutenya belum mencapai USU. ”

Pengembangan rute atau trayek baru bus trans mebidang tentu membutuhkan dana yang cukup besar untuk pengadaan armada bus, fasilitas pendukung maupun biaya operasional bus itu sendiri. Namun, pengembangan rute baru tentunya juga akan membawa dampak yang positif bagi pengembangan Bus Trans Mebidang itu sendiri. Selain itu pengembangan rute-rute baru juga akan membentuk jaringan strategis yang dapat mengurangi tingkat kemacetan. Pengembangan rute yang tidak berjalan atau berjalan lamban tentu akan berdampak pada pengembangan pelayanan bus trans mebidang yang juga akan berjalan lamban. Dengan demikian, proses pencapaian sasaran maupun tujuan juga akan berjalan dengan lamban dan tentunya hal ini akan menjadi ancaman terhadap usaha peningkatan kualitas pelayanan Bus Trans Mebidang.

3) Strategi Perum DAMRI Kantor Cabang Medan dalam Usaha Meningkatkan Kualitas Pelayanan Bus Trans Mebidang

(39)

komprehensif tentang berbagai langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Strategi Perum DAMRI Kantor Cabang Medan dalam meningkatkan kualitas pelayanan Bus Trans Mebidang adalah:

a. Strategi unggulan jasa

Strategi unggulan jasa merupakan langkah-langkah strategis yang digunakan oleh Perum DAMRI Kantor Cabang Medan terutama untuk mengatasi persaingan dengan angkutan umum sejenis lainnya.Melalui strategi ini, Perum DAMRI Kantor Cabang Medan berusaha meningkatkan dan memperhatikan kualitas daripada fisik Bus Trans Mebidang itu sendiri yang meliputi pemeliharaan dan perawatan bus. Hal ini terutama dilakukan karna Perum DAMRI Kantor Cabang Medan mengutamakan keselamatan dan keamanan penumpang Bus Trans Mebidang sehingga pelayanan yang diberikan dapat memberikan kepuasan bagi pengguna jasa Bus Trans Mebidang dan menciptakan perasaan percaya, aman, dan nyaman pengguna Bus Trans Mebidang. dengan demikian, pengguna jasa Bus Trans Mebidang akan semakin sering menggunakan jasa Bus Trans Mebidang.

b. Strategi peningkatan kualitas SDM

(40)

Mebidang. Peningkatan kualitas SDM ini dilakukan dengan mengirimkan pegawai Perum DAMRI Kantor Cabang Medan yaitu pengemudi Bus Trans Mebidang untuk mengikuti pelatihan dan pendidikan sehingga pegawai yang telah mengikuti pendidikan mendapatkan sertifikat professional.

4) SWOT Perum DAMRI Kantor Cabang Medan a. Kekuatan

Kekuatan (Strength merupakan kondisi kekuatan yang terdapat di dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada.Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. Yang menjadi kekuatan Perum DAMRI Kantor Cabang Medan adalah sebagai berikut:

(41)

pegawai-pegawainya untuk meningkatkan kualitas pelayanan terutama kualitas Pelayanan Bus Trans Mebidang.

2) Sarana dan prasarana untuk menunjang kinerja pegawai dalam melaksanakan usaha untuk meningkatkan kualitas pelayanan Bus Trans Mebidang sudah memenuhi standar dan sudah memadai mulai dari gedung kantor, alat pemeriksaan, GPS yang terdapat di dalam Bus Trans Mebidang dan juga terdapat kotak keluhan pelanggan yang dilakukan mealalui SMS.

b. Kelemahan

Kelemahan merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi yang dapat menghambat kinerja atau aktivitas organisasi.Dalam hal ini, kelemahan yang terdapat pada Perum DAMRI Kantor Cabang Medan dalam menjalankan strategi maupun usaha-usaha untuk menunjang peningkatan kualitas pelayanan Bus Trans Mebidang.yang menjadi kelemahan Perum DAMRI Kantor Cabang Medan adalah sebagai berikut:

1) Dana Operasional

(42)

DAMRI Kantor Cabang Medan harus secara mandiri mengelola pengeporesian bus trans mebidang dengan dana yang terbatas.

c. Peluang

Peluang adalah situasi atau kondisi yang merupakan kesempatan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang di luar lingkungan organisasi untuk mengembangkan aktivitasnya di masa depan. Yang menjadi peluang Perum DAMRI Kantor Cabang Medan adalah sebagai berikut:

1) Sebagai Transportasi Alternatif Ramah Lingkungan. Dengan adanya keberadaan Bus Trans Mebidang tentunya diharapkan masyarakat akan beralih dari penggunaan kendaraan pribadi menjadi pengguna jasa Bus Trans Mebidang. Dengan berkurangnya penggunaan kendaraan pribadi tentu hal ini akan berdampak positif bagi pengurangan tingkat kemacetan di Kota Medan. Bukan hanya mengurangi tingkat kemacetan di Kota Medan dampak positif lainnya adalah dengan semakin berkurangnya jumlah pemakaian kendaraan pribadi tentu juga akan mengurangi polusi udara dari penggunaan pribadi yang cukup tinggi.

(43)

(Koridor I) dan Koridor Medan-Deli Serdang (Koridor II). Pada tahap selanjutnya, akan dikembangkan tujuh koridor lainnya yang nantinya keseluruhan koridor ini akan membentuk jaringan pelayanan angkutan massal yang dapat mengurangi kemacetan. Dengan keberadaan Bus Trans Mebidang tentunya diharapkan masyarakat akan beralih dari penggunaan kendaraan pribadi menjadi pengguna jasa Bus Trans Mebidang. dengan berkurangnya penggunaan kendaraan pribadi tentu hal ini akan berdampak positif bagi pengurangan tingkat kemacetan di Kota Medan.

d. Ancaman

Ancaman merupakan faktor yang berasal dari lingkungan di luar lingkungan organisasi yang dapat menghambat usaha-usaha ataupun aktivitas dari suatu organisasi. Ancaman bagi Perum DAMRI Kantor Cabang Medan dalam usaha meningkatkan kualitas pelayanan adalah sebagai berikut:

(44)

penolakan yang bersifat kriminal seperti pelemparan batu dan perusakan bus trans mebidang pada saat beroperasi.

(45)
(46)

BAB V ANALISIS DATA

Pada bab ini, hasil penyajian data yang ada pada bab sebelumnya akan dianalisis sesuai dengan fokus masalah yang ada dalam penelitian ini. Data-data yang diperoleh selama penelitian di PERUM DAMRI seperti hasil wawancara, pengamatan, studi dokumentasi berupa dokumen tertulis dan gambar yang terkait dengan strategi dalam meningkatkan produksi pertanian akan dianalisis sehingga didapat jawaban dari pokok masalah penelitian. Dalam menganalisis data-data yang tersedia, peneliti menggunakan teknik analisis SWOT.

A. Analisis SWOT

(47)

1. Faktor Internal

Aspek internal dalam analisis SWOT akan membahas mengenai beberapa hal. Pertama, aspek sumber daya manusia yang dimiliki oleh PERUM DAMRI Kantor Cabang Medan dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Bus Trans Medan-Binjai-Deli Serdang (Mebidang).Kedua, hal yang tidak kalah penting adalah sarana dan prasarana yang dimiliki PERUM DAMRI Kantor Cabang Medanguna menunjang kinerja pegawai dan para penumpang bus mebidang.Ketiga, dana operasional yang dimiliki oleh PERUM DAMRI Kantor Cabang Medanuntuk memenuhi kebutuhan dalam melaksanakan tugas dan fungsi. Dan yang keempat adalah, strategi yang digunakan oleh PERUM DAMRI Kantor Cabang Medandalam meningkatkan kualitas Pelayanan Bus Trans Mebidang.

(48)

a. Kekuatan

Kekuatan yang dimiliki oleh PERUM DAMRI Kantor Cabang Medan adalah sebagai berikut:

1. PERUM DAMRI Kantor Cabang Medan memiliki struktur organisasi yang sistematis. Pembagian tugas dan fungsi disetiap bidang sudah diuraikan secara jelas dan terperinci, sehingga setiap pegawai telah memiliki dan melaksanakan tugas pokok dan fungsi masing-masing. Kejelasan terhadap pembagian pekerjaan akan memudahkan pegawai untuk fokus dan bertanggung jawab terhadap tugas yang diembannya. PERUM DAMRI Kantor Cabang Medan memiliki tugas dalam merencanakan, mengatur serta mengkordinasikan jalannya Bus Trans Mebidang.

2. Sarana dan prasarana untuk menunjang kinerja pegawai dalam melaksanakan usaha untuk meningkatkan kualitas pelayanan Bus Trans Mebidang sudah memenuhi standar dan sudah memadai mulai dari gedung kantor, alat pemeriksaan, GPS yang terdapat di dalam Bus Trans Mebidang dan juga terdapat kotak keluhan pelanggan yang dilakukan mealalui SMS.

(49)

b. Kelemahan

Kelemahan-kelemahan yang ada dalam PERUM DAMRI Kantor Cabang Medan adalah sebagai berikut:

1. Pihak PERUM DAMRI Kantor Cabang Medan masih kurang tegas dalam hal pemberhentian Angkutan Umum yang sembarangan di depan halte tempat seharusnya Pemberhentian Bus Trans Medan. Sehingga Bus Trans Medan Cenderung tidak berhenti pada porsinya.

(50)

mandiri mengelola pengeporesian bus trans mebidang dengan dana yang terbatas.

2. Faktor Eksternal

Aspek eksternal dalam analisis SWOT akan membahas mengenai beberapa hal seperti Sebagai Transportasi Alternatif Ramah Lingkungan, Membentuk jaringan pelayanan angkutan massal yang dapat mengurangi kemacetan, Angkutan Umum Lainnya, Fasilitas Pendukung, dan Rute.

Dalam aspek eksternal akan ditemukan hal-hal yang menjadi peluang yang dimiliki oleh PERUM DAMRI Kantor Cabang Medan sehingga dapat dijadikan sebagai kesempatan guna meningkatkan Kualitas pelayanan. Selain itu juga akan ditemukan ancaman yang dapat menghambat PERUM DAMRI Kantor Cabang Medan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ancaman ini sebisa mungkin harus dapat diatasi sehingga tidak menjadi penghalang bagi PERUM DAMRI Kantor Cabang Medanmencapai tujuan. a. Peluang

Berikut ini merupakan hal-hal yang menjadi peluang bagi PERUM DAMRI Kantor Cabang Medan:

1. Sebagai Transportasi Alternatif Ramah Lingkungan

(51)

bagi pengurangan tingkat kemacetan di Kota Medan. Bukan hanya mengurangi tingkat kemacetan di Kota Medan dampak positif lainnya adalah dengan semakin berkurangnya jumlah pemakaian kendaraan pribadi tentu juga akan mengurangi polusi udara dari penggunaan pribadi yang cukup tinggi.

2. Membentuk jaringan pelayanan angkutan massal yang dapat mengurangi kemacetan.

Keberadaan bus Trans Mebidang tentunya membawa angin segar terhadap pelayanan angkutan massal di daerah Kota Medan, Binjai dan Deli Serdang. Saat ini Bus Trans Mebidang beroperasi pada dua koridor yaitu: Koridor Medan-Binjai (Koridor I), sepanjang 23 km dan waktu tempuh 90 menit, dengan rute: Terminal Binjai – Jalan Soekano-Hatta – Jalan Gatot Subroto – Jalan Iskandar Muda – Jalan Gajah Mada – Jalan S. Parman – Jalan Raden Saleh – Jalan Balai Kota – Jalan Stasiun – Jalan M.T. Haryono – Jalan Sutomo – Pusat Pasar (Medan); Koridor Medan-Deli Serdang (Koridor II), sepanjang 32 km dan waktu tempuh 100 menit, dengan rute: Pusat Pasar (Medan) - Jalan Sutomo – Jalan Perintis Kemerdekaan – Jalan Mohammad Yamin – Jalan Stasiun – Jalan M.T. Haryono – Jalan Cirebon – Jalan Sisingamangaraja – Jalan Medan – Terminal Lubuk Pakam.

(52)

Dengan keberadaan Bus Trans Mebidang tentunya diharapkan masyarakat akan beralih dari penggunaan kendaraan pribadi menjadi pengguna jasa Bus Trans Mebidang. dengan berkurangnya penggunaan kendaraan pribadi tentu hal ini akan berdampak positif bagi pengurangan tingkat kemacetan di Kota Medan.

b. Ancaman

1. Angkutan Umum Lainnya

Keberadaan bus trans mebidang yang menawarkan kenyamanan, keamanan, waktu tempuh perjalanan yang lebih singkat dibandingkan angkutan umum lainnya dengan tarif yang terjangkau tentu membuat masyarakat mulai beralih untuk menggunakan jasa bus trans mebidang dibandingkan dengan angkutan umum lain. Hal ini tentu menyebabkan terjadinya penolakan terhadap keberadaan bus trans mebidang di kalangan angkutan umum lainnya seperti angkot. Hal ini berujung pada penolakan yang bersifat kriminal seperti pelemparan batu dan perusakan bus trans mebidang pada saat beroperasi.

2. Fasilitas Pendukung

(53)

sepanjang trayek bus trans mebidang. Halte manjadi salah satu fasilitas yang cukup penting untuk menunjang kinerja bus Trans Mebidang. keberadaan halte yang masih minimum dan penempatan halte pada titik-titik yang kurang strategis berpengaruh pada ketertiban masyarakat dalam menggunakan jasa trans mebidang yaitu penumpang yang meminta untuk naik maupun turun tidak pada halte-halte yang telah disediakan melainkan pada lokasi-lokasi yang diinginkan.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Perum DAMRI Kantor Cabang Medan selalu memberikan saran dan masukan bagi Dinas Perhubungan yang memiliki wewenang dalam pengelolaan halte terkait titik-titik daerah yang padat masyarakat dan membutuhkan halte.

3. Keterbatasan Rute

Apabila pengembangan rute tidak dilaksanakan tentunya akan berdampak pada stagnansi peroperasian Bus Trans Mebidang dan tidak terjadi pengembangan Bus Trans Mebidang itu sendiri. Sejauh ini, rute ataupun trayek Bus Trans Mebidang baru melayani dua koridor yaitu Medan-Binjai dan Medan-Deli Serdang.

(54)

positif bagi pengembangan Bus Trans Mebidang itu sendiri. Selain itu pengembangan rute-rute baru juga akan membentuk jaringan strategis yang dapat mengurangi tingkat kemacetan. Pengembangan rute yang tidak berjalan atau berjalan lamban tentu akan berdampak pada pengembangan pelayanan bus trans mebidang yang juga akan berjalan lamban. Dengan demikian, proses pencapaian sasaran maupun tujuan juga akan berjalan dengan lamban dan tentunya hal ini akan menjadi ancaman terhadap usaha peningkatan kualitas pelayanan Bus Trans Mebidang.

B. Ringkasan SWOT (SWOT Summary)

Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, yang berdasarkan pada faktor internal (dalam) yaitu Strengths, Weakness dan faktor eksternal (luar) yaitu, Opportunity dan Threats.

(55)

Tabel 5.1Ringkasan SWOT Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal Faktor Strategi Internal Faktor Strategi Eksternal Kekuatan

1. PERUM DAMRI Kantor Caban Medan mimiliki Struktur Organisa yang jelas serta pembagian tugas da wewenang sudah jelas

2. Sarana dan Prasarana sudah terpenu dan memadai

3. Lokasi Kantor PERUM DAMRI Kantor Cabang Medan yang cuku strategis untuk dapat dijangkau

Peluang

1. Sebagai Transportasi Alternat Ramah Lingkungan

2. Membentuk jaringan pelayana angkutan massal yang dap mengurangi kemacetan.

Kelemahan

1. Tidak ada ketegesan atau sanksi yan diberikan oleh PERUM DAMRI untuk angkutan lain yang berhenti, dan yang berjualan di depan halte bu mebidang.

2. Dana Operasional yang kurang

Ancaman

(56)

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasakan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan berkaitan dengan strategi Perum DAMRI Kantor Cabang Medan dalam usaha meningkatkan kualitas pelayanan Bus Trans Mebidang dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Strategi yang digunakan oleh Perum DAMRI Kantor Cabang Medan sudah baik, hanya saja belum dapat terlaksana secara optimal, hal ini dikarenakan adanya kendala-kendala yang menjadi penghambat Perum DAMRI Kantor Cabang Medan dalam melaksanakan usaha-usaha untuk meningkatkan kualitas pelayanan Bus Trans Mebidang itu sendiri terutama keterbatasan dana operasional Bus.

2. Lingkungan Perum DAMRI Kantor Cabang Medan terdiri dari faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman).

(57)

pegawai dalam usaha meningkatkan kualitas pelayanan Bus Trans Mebidang.

b. Kelemahan (Weakness) : kelemahan utama dari Perum DAMRI Kantor Cabang Medan adalah keterbatasan dana operasional maupun subsidi dari pemerintah yang dapat menghambat Perum DAMRI Kantor Cabang Medan dalam meningkatkan kualitas pelayanan Bus Trans Mebidang secara maksimal kepada masyarakat.

c. Peluang (Opportunity) : keberadaan Bus Trans Mebidang yang apabila didukung dengan pembangunan fasilitas pendukung seperti penambahan jumlah halte pada lokasi strategis maupun rute baru kedepannya tentu akan memaksimalkan kualitas pelayanan yang dapat diberikan kepada masyarakat dan dapat mengurangi tingkat kemacetan di Kota Medan serta berpeluang sebagai transportasi alternative ramah lingkungan.

(58)

B. Saran

Berikut ini beberapa saran yang dapat penulis sampaikan berkaitan dengan strategi Perum DAMRI Kantor Cabang Medan dalam usaha meningkatkan kualitas pelayanan Bus Trans Mebidang:

1. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan kepada pegawai Perum DAMRI Kantor Cabang Medan dilakukan secara rutin dalam jangka waktu tertentu dan berkesinambungan guna meningkatkan kualitas dan kinerja pegawai sehingga dapat mendukung usaha untuk meningkatkan kualitas pelayanan Bus Trans Mebidang. 2. Memanfaatkan kemajuan teknologi untuk mencapai

strategi-strategi dan tujuan yang telah ditetapkan. Penggunaan strategi-strategi yang baik akan membantu dalam menjalankan strategi terkait peningkatan kualitas pelayanan Bus Trans Mebidang.

3. Melakukan kerjasama yang baik dengan pihak-pihak lain maupun instansi-instansi yang dapat membantu pelaksanaan strategi untuk meningkatkan kualitas pelayanan Bus Trans Mebidang.

(59)

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Bentuk Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan bentuk penelitian deskriptif dengan analisis data kualitatif. Menurut Nawawi (2005 : 64) bahwa bentuk deskriptif adalah bentuk penelitian yang memusatkan perhatian pada masalah-masalah atau fenomena yang bersifat aktual pada saat penelitian dilakukan, kemudian menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya diiringi dengan interpretasi yang rasional dan akurat.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Perusahaan Umum DAMRI (Perum DAMRI) Kantor Cabang Medan Jalan Damai No. 19 KM. 10 Medan – Tanjung Morawa, Sumatera Utara.

C. Informan Penelitian

(60)

(Suyanto, 2005 : 108). Adapun informan penelitian ini meliputi dua macam informan penelitian, yaitu:

1. Informan kunci adalah mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian atau informan yang memiliki informasi dan mengetahui secara mendalam permasalahan yang sedang di teliti.

2. Informan tambahan adalah mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung dalam interaksi sosial yang sedang diteliti. Berdasarkan uraian di atas, maka informan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Informan kunci yaitu dalam penelitian ini adalah

a. Bapak Muhdidin, S.E, M.M selaku General Manager Perum DAMRI Kantor Cabang Medan

b. Bapak Ruslan, S.E selaku Manager Usaha Perum DAMRI Kantor Cabang Medan

c. Bapak Saring selaku pegawai bidang keuangan, SDM, dan umum Perum DAMRI Kantor Cabang Medan

(61)

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti untuk memperoleh informasi dan data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Teknik pengumpulan data primer adalah teknik pengumpulan data yang diperoleh secara langsung dari lokasi penelitian. Pengumpulan data primer ini dilakukan dengan instrumen sebagai berikut:

a. Wawancara, yaitu proses memperoleh informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan mendalam kepada informan penelitian yang didasarkan pada percakapan intensif dengan suatu tujuan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. b. Observasi, yaitu proses memperoleh informasi dengan cara

melakukan pengamatan secara langsung objek penelitian dengan mencatat gejala-gejala yang ditemukan di lapangan untuk melengkaspi data-data yang diperlukan sebagai acuan yang berkenaan dengan topik penelitian.

2. Teknik pengumpulan data sekunder adalah teknik pengumpulan data yang diperoleh melalui studi bahan-bahan kepustakaan yang diperlukan untuk mendukung data primer. Pengumpulan data sekunder ini dapat dilakukan dengan instrumen sebagai berikut:

(62)

b. Studi dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dengan menggunakan catatan-catatan tertulis yang ada di lokasi penelitian serta sumber-sumber lain yang meyangkut masalah yang diteliti dengan instansi terkait.

E. Teknik Analisis Data

Sesuai dengan metode penelitian, teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisa data kualitatif yaitu dengan menyajikan data yang dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber data yang terkumpul, mempelajari data yang tersedia, menelaah, menyusunnya dalam satu satuan yang kemudian dikategorikan pada tahap berikutnya dan memeriksa keabsahan data serta menafsirkannya dengan analisis sesuai dengan kemampuan daya nalar peneliti untuk membuat kesimpulan penelitian (Moleong, 2006 : 247).

Menurut Miles dan Haberman dalam (Sugiyono, 2009 : 246) terdapat beberapa langkah dalam melakukan analisis data, yaitu:

1. Reduksi Data

(63)

2. Penyajian Data

Bermakna sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan penarikan tindakan.Bentuk penyajian data kualitatif berupa teks yang bersifat naratif, bagan, grafik, dan sejenisnya.

3. Penarikan Kesimpulan

(64)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Transportasi memegang peranan yang cukup penting dalam mendukung dan mempermudah masyarakat dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari maupun berbagai kegiatan lain seperti kegiatan perekonomian, pariwisata, perindustrian, dan sebagainya. Peran transportasi yang begitu penting ini juga dapat dirasakan terutama pada daerah perkotaan yang menuntut mobilitas yang tinggi dari masyarakatnya seperti Kota Medan dan kota-kota di sekitarnya.Kota Medan sebagai pusat pemerintahan Provinsi Sumatera Utara dan pusat berbagai kegiatan seperti pusat perkantoran, pusat pendidikan, pusat bisnis serta pusat perdagangan tentu menuntut mobilitas yang tinggi dari masyarakat.Aktivitas di berbagai sektor tersebut menarik mobilitas penduduk bukan hanya dari Kota Medan, melainkan juga kota-kota lain seperti Kota Binjai dan Deli Serdang. Sayangnya, meskipun sebagai pusat pemerintahan dan pusat berbagai aktivitas, Kota Medan termasuk dalam salah satu kota di Indonesia dengan tingkat kemacetan yang cukup tinggi. Semakin parahnya tingkat kemacetan di Kota Medan ini dapat kita lihat dari menurunnya kecepatan kendaraan dalam kota dan kerugian materi mencakup biaya pemakaian bahan bakar yang lebih tinggi, biaya kerusakan lingkungan dan kerusakan lainnya.

(65)

angkutan jalan raya, baik yang sifatnya angkutan umum maupun angkutan pribadi. Semakin tinggi angka pertumbuhan penduduk dan mobilitas masyarakat maka semakin besar pula kebutuhan akan transportasi. Jumlah pertumbuhan masyarakat di Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada tabel 1.1 di bawah ini. Tabel 1.1 Jumlah Pertumbuhan Penduduk di Provinsi Sumatera Utara, Tahun 1990 – 2010

No. Tahun Jumlah Pertumbuhan Penduduk (Jiwa)

1. 1980 8.360.894

2. 1990 10.256.027

3. 2000 11.513.973

4. 2010 12.982.204

(Sumber:

pada 12 Januari 2017, pukul 17.28 WIB)

(66)

pribadi. Peningkatan jumlah kendaraan bermotor di Provinsi Sumatera Utara ini dapat dilihat pada tabel 1.2

Tabel 1.2 Jumlah Kendaraan Bermotor di Provinsi Sumatera Utara yang Terdaftar (Unit), Tahun 2004 - 2013

No. Tahun Mobil pada 12 Januari 2017, pukul 17.43 WIB)

Keterangan: *Angka diperbaiki

(67)
(68)

telah diserahkan sepenuhnya kepada Perum DAMRI sesuai keputusan Kementrian Perhubungan selaku pihak yang melakukan program pengadaan bus nasional Bus Rapid Transit (BRT), namun tetap bekerjasama dengan Dinas Perhubungan Kota Medan. Dalam hal ini, Dinas Perhubungan Kota Medan bertugas untuk mengawasi pelaksanaan pengoperasian Bus Trans Mebidang dan berwenang dalam menyediakan fasilitas pendukung seperti halte, sedangkan Perum DAMRI berwenang dalam mengatur pengoperasian Trans Mebidang seperti rute atau trayek Trans Mebidang. Trans Mebidang mulai beroperasi pada November 2015 setelah tertunda dari target pada tahun 2013. Bus Trans Mebidang adalah jenis moda tranportasi yang dapat mengangkut penumpang dengan kapasitas yang besar dan dalam waktu tempuh perjalanan yang singkat dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat.Dengan hadirnya Trans Mebidang ini diharapkan masyarakat dapat beralih dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum sehingga dapat mengurangi kemacetan dan konsumsi bahan bakar minyak yang tinggi.

(69)

Namun demikian, selama pengoperasian Bus Trans Mebidang sejak awal diresmikan hingga saat ini tentu tidak lepas dari berbagai hambatan maupun masalah.Salah satu permasalahan yaitu belum terangkutnya jumlah penumpang secara maksimal sesuai dengan kapasitas Bus Tans Mebidang yang tersedia.Meskipun di beberapa wilayah bus sepi penumpang, bus harus tetap dijalankan dan biaya operasinya sudah di subsidi oleh pemerintah. Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya pengetahuan masyarakat bahwa pemerintah telah menyediakan angkutan umum Bus Trans Mebidang yang aman, nyaman, cepat dengan harga terjangkau ataupun belum maksimalnya animo masyarakat untuk menggunakan angkutan umum Bus Trans Mebidang. Ketidaktahuan serta belum maksimalnya animo masyarakat ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti sosialisasi tentang Bus Trans Mebidang yang meliputi pelayanan informasi mengenai jadwal perjalanan, rute dan tarif Bus Trans Mebidang kepada masyarakat belum secara maksimal dilakukan.

(70)

Bus Trans Mebidang juga belum memiliki jalur tersendiri sehingga masih tehambat dengan gangguan-gangguan seperti kendaraan atau angkutan-angkutan lain yang lambat juga kemacetan yang tidak dapat dihindari. Hal ini akan berdampak pada keterlambatan jadwal sehingga pengoperasian Bus Trans Mebidang tidak berjalan dengan efektif. Hal lain yang menjadi hambatan dalam pengoperasian Bus Trans Mebidang adalah masyarakat yang masih belum tertib untuk menunggu Bus Trans Mebidang di halte-halte yang telah disediakan, begitu juga ketika turun di lokasi yang bukan merupakan halte pemberhentian Bus.

Perum DAMRI Cabang Medan selaku pengelola yang mengatur pengoperasian bus Trans Mebidang hingga saat ini terus berusaha untuk melakukan usaha untuk meningkatkan kualitas pelayanan transportasi angkutan massal Bus Trans Mebidang. Oleh karena itu diperlukan strategi yang tepat dalam menghadapi berbagai kendala maupun hambatan dalam usaha untuk meningkatkan kualitas pelayanan transportasi Bus Trans Mebidang agar Bus Trans Mebidang ini dapat beroperasi secara optimal. Kinerja perusahaan yang baik akan menghasilkan kualitas pelayanan yang baik pula. Kualitas pelayanan erat kaitannya dengan kepuasan penumpang. Kualitas pelayanan yang baik akan mendorong masyarakat sebagai penumpang untuk terus menggunakan jasa transportasi yang dapat memenuhi kebutuhan mereka.

(71)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana Strategi Perusahaan Umum (Perum) DAMRI Kantor Cabang Medan dalam Usaha Meningkatkan Kualitas Pelayanan Bus Trans Medan-Binjai-Deli Serdang (Mebidang)?“

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan internal (kekuatan

dan kelemahan) dan lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) dalam strategi Perusahaan Umum (Perum) DAMRI Kantor Cabang Medan dalam usaha meningkatkan kualitas pelayanan Bus Trans Medan-Binjai-Deli Serdang (Mebidang).

2. Untuk mengetahui strategi Perusahaan Umum (Perum) DAMRI Kantor Cabang Medan dalam usaha meningkatkan kualitas pelayanan Bus Trans Medan-Binjai-Deli Serdang (Mebidang)

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

(72)

2. Secara praktis, penelitian ini menjadi bahan masukan atau sumbangan pemikiran bagi Perusahaan Umum (Perum) DAMRI Kantor Cabang Medan dalam usaha meningkatkan kualitas pelayanan Bus Trans Medan-Binjai-Deli Serdang (Mebidang).

3. Secara akademis, penelitian ini bermanfaat dalam menambah ragam penelitian dan sebagai referensi bagi kepustakaan Departemen Ilmu Administrasi Negara.

E. Kerangka Teori

Kerangka teori adalah bagian dari penelitian, tempat peneliti memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel pokok, sub pokok, sub variabel, atau pokok masalah yang ada dalam penelitian (Arikunto, 2002 : 92).

Kerangka teori digunakan untuk memberikan landasan berpikir yang berguna untuk membantu penelitian terutama dalam memecahkan masalah. Kerangka teori juga sebagai pedoman teoritis yang diharapkan dapat membantu peneliti dalam memahami permasalahan yang diteliti dan sebagai landasan penelitian yang akan dilakukan.

1. Manajemen Strategi

a. Pengertian Manajemen

(73)

Handoko (2003 : 3) mendefinisikan manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Sedangkan definisi manajemen menurut Hasibuan (2000 : 2) adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai satu tujuan.

Maka, manajemen dapat disimpulkan sebagai poses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian usaha yang dilakukan organisasi untuk mencapai tujuannya.

b. Pengertian Strategi

Kata strategi berasal dari turunan kata bahasa Yunani, “Stratēgos” yang

berasal dari kata stratos yang berarti militer dan Ag yang artinya memimpin. Chandler dalam (Triton, 2007 : 15) menyatakan bahwa strategi adalah penetapan sasaran jangka panjang organisasi, serta penerapan serangkaian tindakan dan alokasi daya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut.

(74)

tidak dengan maneuver teknis, tetapi dengan menggunakan perspektif jangka panjang secara keseluruhan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa strategi merupakan suatu rencana yang ditetapkan oleh perusahaan atau organisasi untuk mencapai tujuan organisasi dengan mempertimbangkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi organisasi atau perusahaan dalam mencapai tujuannya baik faktor internal maupun faktor eksternal organisasi.

c. Pengertian Manajemen Strategi

David (2005 : 5) mendefinisikan manajemen strategi sebagai ilmu tentang perumusan, pelaksanaan, dan evaluasi keputusan-keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi mencapai tujuannya. Sebagaimana tersirat dalam definisi tersebut, manajemen strategi terfokus pada upaya memadukan manajemen, pemasaran, keuangan atau akuntansi, produksi atau operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi.

Menurut Siagian (2005 : 15), manajemen strategi merupakan serangkaian keputusan dan tindakan mendasar dalam rangka pencapaian tujuan organisasi yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi.

(75)

cermat, implementasi dan evaluasi yang terus menerus atas strategi yang telah ditetapkan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa manajemen strategi merupakan proses perumusan, pelaksanaan, dan pengevaluasian keputusan atau kebijakan untuk menetapkan arah organisasi dalam mencapai tujuannya.

d. Manfaat Manajemen Strategi

Manajemen strategi menurut David (2005 : 20) membuat organisasi lebih proaktif daripada reaktif dalam membentuk masa depannya, manajemen strategis membuat organisasi dapat memulai dan mempengaruhi berbagai kegiatan dan dengan demikian mengendalikan nasib sendiri. Secara historis, manfaat utama manajemen strategis adalah membantu organisasi merumuskan strategi-strategi yang lebih baik melalui pendekatan yang lebih sistematis, logis, dan rasional untuk menentukan pilihan strategis.

Salusu (2008:495) menyebutkan beberapa manfaat pentingnya manajemen strategis, yakni:

1) Identifikasi peluang, yakni memungkinkan ancaman dari lingkungan dapat dihindari seminimal mungkin dengan menggunakan kekuatan yang dimilikiorganisasi, sehingga organisasi dapat memperbaiki kelemahan-kelemahannyadan memberi petunjuk untuk mengantisipasi perubahan-perubahanawal dari lingkungan eksternal;

(76)

3) Perubahan-perubahan strategis, yakni apabila terjadi perubahan dalamlingkungan organisasi maka dengan manajemen strategik dapat menyesuaikanarah perjalanan organisasi dengan misi dan tujuan yang dicapai.

e. Model Manajemen Strategi

Menurut David (2005 : 90) cara paling baik untuk mempelajari dan menerapkan proses manajemen strategi adalah dengan menggunakan model. Setiap model menggambarkan suatu jenis proses. Kerangka kerja yang terdapat dalam gambar 1 adalah model komprehensif suatu proses manajemen strategi yang telah diterima secara luas. Model ini tidak menjamin keberhasilan, tetapi mewakili pendekatan praktis dan jelas untuk perumusan, pelaksanaan, dan evaluasi strategi.

Gambar 1. 1 Model Manajemen Strategis Komprehensif

Sumber: David (2005 : 90)

Gambar

Tabel : 3.1 Persentase Luas Wilayah Kelurahan Dari Luas Wilayah
Gambar : 3.1 Luas Wilayah Tiap Kecamatan di Kota Medan ( Km² )
Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut Kecamatan di Kota Medan Tahun 2015
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Perusahaan Umum (Perum) DAMRI
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal inilah yang mendorong peneliti untuk meneliti mengenai loyalitas pelanggan di Bus Rapid Trans Semarang dan untuk mengevaluasi betapa pentingnya kualitas pelayanan, kepercayaan

Terkait dengan latar belakang masalah diatas yang telah dijelaskan maka rumusan masalah yang dapat diambil ialah bagaimanakah kualitas pelayanan transportasi