• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN USIA MENOPAUSE ANTARA WANITA DEPRESI DAN TIDAK DEPRESI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN USIA MENOPAUSE ANTARA WANITA DEPRESI DAN TIDAK DEPRESI"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

i

PERBEDAAN USIA MENOPAUSE ANTARA WANITA DEPRESI DAN TIDAK DEPRESI

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

ANA HIMMATUL HASANAH G0006040

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

ii

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi dengan judul : Perbedaan Usia Menopause antara Wanita Depresi dan Tidak Depresi

Ana Himmatul Hasanah, NIM/Semester : G 0006040, tahun 2010 Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta Pada Hari …..., Tanggal...2010

Pembimbing Utama

Nama : Andri Iryawan, dr., MS, Sp. And NIP : 195311231985031006

Pembimbing Pendamping Nama : Dra. Indriyati NIP : 195812011986012002 Penguji Utama

Nama : Dra. Fitriyah

NIP : 195206241980032002 Penguji Pendamping

Nama : Prof. Dr. AA. Subijanto, dr., MS NIP : 194811071973101003

Surakarta,...2010

Ketua Tim Sripsi Dekan FK UNS

(3)

iii

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta, 5 Februari 2010

(4)

iv ABSTRAK

Ana Himmatul Hasanah, G0006040, 2009. “PERBEDAAN USIA MENOPAUSE ANTARA WANITA DEPRESI DAN TIDAK DEPRESI”. Skripsi, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Tujuan: Menopause adalah berhentinya siklus menstruasi akibat penurunan hormon estrogen dan progesteron dari ovarium. Berbagai faktor mempengaruhi perubahan hormon reproduksi tersebut. Dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa depresi mempengaruhi hormon reproduksi. Namun, belum diteliti apakah depresi mempengaruhi usia menopause pada seorang wanita. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan usia menopause antara wanita depresi dan tidak depresi.

Metode: Jenis penelitian adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 60 orang yang memenuhi syarat, terdiri dari 30 wanita depresi dan 30 wanita yang tidak depresi. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling. Data diperoleh dengan menggunakan Beck Depression Index (BDI) yang dipandu dengan wawancara. Skor BDI untuk wanita yang mengalami depresi adalah ≥ 16 dan <16 untuk wanita yang tidak mengalami depresi.

Hasil: Hasil uji T menunjukkan adanya perbedaan bermakna usia menopause pada wanita dengan depresi dan tidak depresi. Rata-rata usia menopause wanita depresi adalah 48,63 tahun dan pada wanita tidak depresi sebesar 51,03 tahun menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan (p<0.05) usia menopause wanita depresi dan tidak depresi.

Simpulan: Ada perbedaan usia menopause antara wanita depresi dan tidak depresi yaitu usia menopause wanita tidak depresi lebih muda daripada wanita depresi.

(5)

v ABSTRACT

Ana Himmatul Hasanah, G0006040, 2009. “THE DIFFERENCE OF AGE AT MENOPAUSE AMONG WOMEN WITH AND WITHOUT DEPRESSION”. Skripsi, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Objective: Menopause is the cessation of the menstrual cycle due to decreased hormones estrogen and progesterone from the ovary. Various factors affect these reproductive hormonal changes. From the studies that have been made, it is known that depression affects the reproductive hormones. However, not been studied whether the depression affects the age of menopause in a woman. The purpose of this study is to know about the difference of the age of menopause among women with or without depression.

Method: This study based on analytic observational with cross-sectional approach. 30 women with depression and 30 women without depression were taken using purposive sampling technique. The sample was selected by some inclusion and exclusion criteria. Data was collected by questionnaire and interview with patient and accessing the medical record. The data was obtained by interviewing using Beck Depression Index (BDI). The score for depression was ≥ 16 and <16 was score for non-depression.

Result: T test results indicated a significant difference in age at menopause among women with depression and without depression. The average age at menopause of women with depression is 48.63 years old and 51.03 years old for women without depression. Significancy of the whole test was <0.05.

Conclusion: There was a difference in age at menopause among women with and without depression. Women without depression had older age at menopause than those women with depression.

(6)

vi

PRAKATA

Segala puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya dalam menyelesaikan skripsi dengan judul “Perbedaan Usia Menopause antara Wanita Depresi dan Tidak Depresi di Kecamatan Laweyan, Surakarta”. Laporan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Peneliti skripsi ini tidak akan berjalan lancar tanpa dukungan, bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan selama pelaksanaan dan penyusunan laporan skripsi ini kepada:

1. Prof.Dr.A.A.Subijanto, dr., MS, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Andri Iryawan, dr., MS, Sp. And dan Dra. Indriyati selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

3. Dra. Fitriyah dan Prof. Dr. A.A. Subijanto, dr., MS selaku penguji yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

4. Sri Wahjono, dr., M.Kes., DAFK selaku ketua Tim Skripsi beserta Staf Bagian Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 5. Prof.Dr.H.M Syamsulhadi, dr., Sp.KJ(K) selaku pembimbing akademik atas

bimbingan dan dukungan kepada peneliti.

6. Bapak, ibu, nafis dan nada yang telah memberikan semangat dan doa untuk menyelesaikan skripsi ini.

7. Sahabat-sahabatku tersayang yang telah memberikan semangat dan sebagai teman seperjuangan dalam penyusunan skripsi ini.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah memberikan bantuan tenaga, waktu, dorongan dan semangat dalam penyusunan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat peneliti harapkan untuk perbaikan di masa datang. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Surakarta, Februari 2010

(7)

vii

3. Hubungan Depresi dan Menopause ...8

B. Kerangka Pemikiran ...11

I. Teknik Analisis Data Statistik ...16

BAB IV. HASIL PENELITIAN ...17

(8)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel. 4.1. Deskripsi data penelitian...……...13 Tabel. 4.2. Perbandingan Usia Menopause Wanita Depresi dan

(9)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Informed Consent

Lampiran 2. Kuesioner Perbedaan Usia Menopause antara Wanita Depresi dan Tidak Depresi

Lampiran 3. Data Primer Hasil Penelitian Lampiran 4. Uji Kolmogorov-Smirnov Lampiran 5. Perhitungan Uji T

Lampiran 6. Surat Ijin Penelitian Dari Fakultas Kedokteran UNS kepada Kepala Kecamatan Laweyan Surakarta

(10)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Menopause adalah berhentinya siklus menstruasi karena penurunan hormon estrogen dan progesteron dari ovarium. Meskipun menopause merupakan kejadian normal pada wanita, namun tiap individu merasakan gejala yang berbeda. Banyak gejala yang menyertai menopause, tetapi hanya disfungsi vasomotor dan kekeringan vagina yang secara konsisten terkait dengan kejadian tersebut pada penelitian-penelitian epidemiologi. Gejala umum lain seperti perubahan mood, gangguan tidur, inkontinensia urin, perubahan kognitif, keluhan somatik, disfungsi seksual, dan penurunan kualitas hidup dapat menjadi gejala sekunder atau terkait dengan gejala lainnya (Nelson,2008).

Faktor-faktor yang mempunyai pengaruh terhadap usia terjadinya menopause yaitu merokok (Cooper et al., 1999; Reynolds dan Obermeyer, 2005), siklus menstruasi yang terjadi kurang dari 26 hari (Bromberger et al., 1997), nullipara, obesitas (Kato et al., 1998; Reynolds dan Obermeyer, 2005), usia menarche (van Noord et al., 1997), obat kontrasepsi oral (Gold et al., 2001), pernikahan (Gold et al., 2001; Sievert et al., 2001) serta status sosial dan ekonomi (Lawlor et al., 2003).

(11)

2

urutan keempat penyakit di dunia. Sekitar 20% wanita dan 12% pria, pada suatu waktu dalam kehidupannya pernah mengalami depresi (Amir, 2005).

Sebuah penelitian terbaru yang dilansir Persatuan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa pada Juni 2007 lalu menyatakan bahwa 94 persen masyarakat Indonesia saat ini mengidap depresi, dari tingkat yang tinggi sampai tingkat yang rendah. Dalam kurun waktu 12 tahun terakhir ini, data tersebut dapat dipastikan meningkat karena krisis ekonomi dan gejolak-gejolak lainnya di seluruh daerah. Masalah internasional pun akan ikut memicu terjadinya peningkatan derita tersebut. Hal ini pun diakui Dirjen Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan, Farid M Husain (2007), yang menyatakan bahwa jumlah penderita gangguan jiwa di Indonesia meningkat pesat, mencapai delapan hingga 10 persen dari total penduduk Indonesia pada tahun 2007. Jenis gangguan jiwa yang paling banyak adalah depresi (Latifah, 2007).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Bernard et al. (2003) diketahui bahwa depresi mempengaruhi hormon reproduksi. Namun, belum diteliti apakah depresi mempengaruhi usia menopause pada seorang wanita. Oleh karena itu, peneliti berminat untuk meneliti apakah ada perbedaan usia

menopause wanita depresi dan tidak depresi.

B. Perumusan Masalah

(12)

3 C. Tujuan Penelitian

Untuk meneliti adanya perbedaan usia menopause antara wanita depresi dan tidak depresi.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis

Menambah pengetahuan mengenai perbedaan usia menopause antara wanita depresi dan tidak depresi.

2. Manfaat praktis

(13)

4 BAB II

LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka

1. Menopause

Gejala menurunnya fungsi ovarium adalah henti haid pada seorang wanita yang dikenal sebagai menopause. Kurun waktu 4-5 tahun sebelum menopause disebut masa pramenopause, sedangkan kurun waktu 3-5 tahun setelah menopause disebut sebagai masa pascamenopause. Masa pramenopause, menopause, dan pascamenopause dikenal sebagai masa klimakterium sedangkan keluhan-keluhan yang terjadi pada masa tersebut disebut sebagai sindrom klimakterik ( Said, 2004)

Menopause alami merupakan proses bertahap yang terjadi pada wanita berusia antara 47 hingga 55 tahun (Greendale et al., 1999). Hal ini ditandai dengan ketidakhadiran periode menstruasi selama 12 bulan berturut-turut, tidak termasuk karena keadaan patologis (Notelovitz, 1989).

(14)

5

Secara endokrinologi, masa klimakterium ditandai oleh turunnya kadar estrogen dan meningkatnya pengeluaran gonadotropin. Gambaran klinis dari defisiensi estrogen dapat berupa gangguan neurovegetatif, gangguan psikis, gangguan somatik dan gangguan siklus haid ( Said, 2004).

Manifestasi klinis masa transisi menuju menopause ini belum diketahui secara pasti. Tetapi beberapa gejala seperti hot flashes, mulai tejadi pada pramenopause (Greendale et al., 1999) dan meningkat seiring dengan perkembangan menuju menopause (Hardy dan Kuh, 2002). Gejala somatik dan psikologis yang tidak spesifik, termasuk kelelahan, iritabilitas, insomnia, palpitasi, kesulitan memori atau konsentrasi, dan mood atau depresi telah diketahui secara umum (Kenemans, 1999).

Pramenopause merupakan waktu berubahnya fungsi ovarium, mendahului menstruasi terakhir pada dua hingga delapan tahun (median 3,8 tahun) (McKinlay et al., 1992). Banyak penelitian yang berfokus pada usia awal menopause (Gold et al., 2001), yang dapat mempengaruhi risiko penyakit jangka panjang dan kematian pada wanita (Jacobsen et al., 2003), dan hingga menjadi menopause.

Merokok telah dibuktikan terkait dengan usia menopause (Cooper et al., 1999; Reynolds dan Obermeyer, 2005). Wanita yang merokok

(15)

6

menstruasi yang terjadi kurang dari 26 hari (Bromberger et al., 1997) dan nullipara (Kato et al., 1998; Reynolds dan Obermeyer, 2005). Sebaliknya, menarche yang lebih awal (van Noord et al., 1997), obat kontrasepsi oral (Gold et al., 2001), dan pernikahan (Gold et al., 2001; Sievert et al., 2001) terkait dengan onset yang lebih lambat. Status sosial dan ekonomi yang lebih tinngi merupakan prediktor yang kuat terjadinya menopause yang lebih lambat (Lawlor et al., 2003).

2. Depresi

Depresi umumnya terjadi pada remaja, dengan prevalensi sekitar 3% hingga 8% (Birmaher et al., 1996). Sejak usia 18 tahun, sebanyak 25 % remaja setidaknya mendapat dua episode depresi (Lewinsohn et al., 1993).

Depresi ditandai adanya perasaan sedih, murung, dan mudah marah. Pasien mengalami distorsi kognitif seperti mengkritik diri sendiri, timbul rasa bersalah, perasaan tidak berharga, kepercayaan diri turun, pesimis, dan putus asa. Terdapat rasa malas, tidak bertenaga, retardasi psikomotor, dan menarik diri dari hubungan sosial. Pasien mengalami gangguan tidur seperti sulit masuk tidur atau terbangun dini hari. Nafsu makan berkurang, begitu pula gairah seksual (Amir, 2005).

(16)

7

merokok, jumlah kehamilan, dan status tidak menikah (Harlow et al., 1999).

Gangguan depresi pada anak dan remaja meningkatkan risiko terjadinya penyakit, masalah antarindividu, dan kesulitan psikososial yang menetap lama setelah episode tersebut (National Institute of Mental Health, 2000), dan remaja yang mengalami episode depresi mengalami peningkatan risiko kecanduan dan perilaku bunuh diri (Weissman et al., 1999). Orang dengan depresi mengalami peningkatan biaya perawatan (Simon et al., 1995), dan kesuksesan terapi depresi dapat menurunkan biaya tersebut pada remaja (Simon et al., 2000) dan anak-anak (Dhossche et al., 2002). Penelitian terbaru (Beardslee et al., 1998), mengindikasikan

beberapa kelompok yang mempunyai risiko yang lebih besar mengalami perkembangan depresi, termasuk anak-anak dan remaja dengan orang tua yang depresi dan individu yang melaporkan gejala subsyndrome depresi yang signifikan ( tanpa menemui kriteria DSM yang penuh) (Lynch et al., 2005).

(17)

8

Hasil sebuah penelitian menyebutkan bahwa 24 bulan sekitar periode menstruasi akhir terkait dengan peningkatan faktor risiko untuk onset depresi. Terdapat peningkatan risiko depresi pada wanita selama premenopause yang terlambat maupun yang lebih awal. Ada peningkatan kecil pada risiko depresi selama empat tahun sebelum periode akhir menstruasi. Dua episode depresi yang berkembang dua tahun sebelum periode akhir menstruasi dan selama premenopause awal, yang keduanya terjadi dalam kaitannya dengan peningkatan FSH plasma, mengusulkan keterkaitan antara depresi dan endokrin pada premenopause (Bromberger et al., 2001 ).

Pada periode akhir menstruasi, beberapa wanita mendapatkan depresi. Meski beberapa faktor dapat berperan pada wanita-wanita ini, peristiwa hormonal diusulkan secara tak langsung oleh penelitian yang melaporkan adanya peran estradiol pada onset depresi saat premenopause (Santoro et al., 1996 ).

3. Hubungan Depresi dan Menopause

(18)

9

(CRH) dapat menurunkan sekresi LH (Nikolarakis et al., 1986; Olster et al., 1987; Xiao et al., 1998).

Amenorrhea yang diinduksi oleh stress maupun olahraga dan anoreksia nervosa mengaktivasi aksis hipotalamicopituitari-adrenal, meningkatkan sekresi kortisol dan menurunkan respon kortisol terhadap CRH eksogen (Suh et al., 1988; Berga et al., 1989; Loucks et al., 1989; Biller et al., 1990; Hohtari et al., 1991). Abnormalitas aksis HPA ini mirip dengan yang terlihat karena depresi, mengusulkan bahwa aktivasi aksis HPA mungkin berhubungan dengan inhibisi hypothalamicopituitary-ovarian (HPO). Sebagai tambahan, peningkatan CRH pada cairan serebrospinal, yang mengindikasikan aktivasi umum dari CRH extrahypothalamic system, ditemukan pada pasien depresi, mendukung

hipotesis selanjutnya mengenai penurunan fungsi reproduksi pada depresi (Nemeroff et al., 1984).

(19)

10

LH akan mempengaruhi terjadinya anovulasi (Balchetz et al., 1978; Reame et al., 1985).

(20)

11 B. Kerangka Pemikiran

C. Hipotesis

Usia menopause pada wanita depresi lebih dini daripada wanita tidak depresi. Hipothalamus

GnRH

Hipofisis

Depresi

Menopause Kegagalan ovulasi Ovarium yang mengalami

penurunan fungsi FSH ↑

Estradiol ↓

FSH ↓ LH ↓

Keterangan : : Memicu

: Umpan balik negatif

: Menghasilkan

: Mempercepat

(21)

12 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross sectional.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Laweyan Kotamadya Surakarta. C. Subjek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah wanita berusia lebih dari 47 tahun yang tinggal di Kecamatan Laweyan Kotamadya Surakarta.

D. Rancangan Penelitian

Wanita berusia lebih dari 47 tahun

Purposive sampling

Menopause

Depresi

Usia menopause

Tidak depresi

Usia menopause

(22)

13 E. Sampel

1.Subyek penelitian Kriteria inklusi :

a. Wanita berusia lebih dari 47 tahun b.Menopause

c. Bersedia menjalani penelitian dengan sukarela Kriteria eksklusi:

a. Kebiasaan merokok

b.Pernah mengalami histerektomi c. Menggunakan obat kontrasepsi oral 2.Besar sampel

Bila data dianalisis dengan statistik parametrik, maka ukuran sampel harus besar, karena nilai-nilai atau skor yang diperoleh distribusinya harus mengikuti distribusi normal. Sampel yang tergolong sampel besar yang distribusinya normal adalah sampel yang jumlahnya, >30 kasus. Bilamana teknik analisis yang digunakan adalah untuk membandingkan antar kelompok seperti t-test , maka besar sampel untuk setiap sel dalam rancangan analisa minimal 30 kasus ( Singarimbun dan Effendi, 1995).

3.Pengambilan sampel/ teknik sampling

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Pemilihan subjek berdasarkan atas ciri-ciri atau sifat

(23)

14

47 tahun, menopause, dan bersedia menjalani penelitian dengan sukarela. Sedangkan kriteria eksklusinya antara lain merokok, pernah mengalami histerektomi, dan menggunakan obat kontrasepsi oral.

F. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas : Status depresi 2. Variabel terikat : Usia menopause 3. Variabel pengganggu :

a. Terkendali : Faktor usia, faktor merokok, faktor histerektomi, dan penggunaan obat kontrasepsi oral

b.Tak terkendali : Faktor keturunan, lama siklus haid, dan usia menarche

G. Definisi Operasional Variabel

1. Variabel terikat : Usia menopause

Definisi : Menopause merupakan keadaan berhentinya siklus haid pada seorang wanita. Awal terjadi menopause ditandai dengan tidak adanya siklus haid selama 12 bulan. Sehingga usia awal menopause akan dihitung sejak seorang wanita telah kehilangan siklus haidnya selama 12 bulan.

(24)

15 2. Variabel bebas : Faktor depresi

Definisi : Depresi merupakan gangguan mood yang merupakan fenomena yang kompleks yang disebabkan oleh berbagai faktor baik dari luar maupun dalam tubuh seseorang. Tingkat depresi akan diukur dengan menggunakan Beck Depression Inventory (BDI). Yang dimaksud depresi dalam penelitian ini adalah bila skor BDI ≥ 16.

Alat pengukuran : Inventori Skala pengukuran : Nominal 3. Variabel pengganggu terkendali

a. Faktor merokok

Definisi : Kebiasaan merokok sebelum terjadinya menopause.

Alat pengukuran : Kuesioner b. Faktor histerektomi

Definisi : Pengangkatan uterus sebelum menopause terjadi

Alat pengukuran : Kuesioner c. Faktor obat kontrasepsi oral

(25)

16 Alat pengukuran : Kuesioner H. Instrumen Penelitian

Instrumentasi yang digunakan adalah Beck Depression Inventory (BDI) dan kuesioner.

I. Teknik Analisis Data Statistik

(26)

17 BAB IV

HASIL PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2009 di Kecamatan Laweyan, Kodya Surakarta, Jawa Tengah. Subjek penelitian adalah wanita berusia lebih dari 47 tahun.

Besar sampel yang diikutkan dalam penelitian berjumlah 60 orang wanita, 30 orang wanita depresi dan 30 orang wanita tidak depresi, yang berasal dari Kecamatan Laweyan, Kodya Surakarta. Untuk mendapatkan data yang akurat, dilakukan wawancara secara langsung dengan subyek dengan menggunakan kuesioner Beck Depression Inventory (BDI). Adapun data yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Tabel. 4.1. Deskripsi data penelitian

Karakteristik Wanita Depresi Wanita Tidak Depresi Rata-rata umur subyek 69 tahun 72 tahun

Status pernikahan Menikah Menikah

Pendidikan SD SD

Histerektomi Tidak Tidak

Kebiasaan merokok Tidak Tidak

Kontrasepsi hormonal sebelum menopause

(27)

18

Karakteristik dari 60 subyek dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 4.1 yang dikelompokkan berdasar status depresi. Dua kelompok tersebut yaitu kelompok wanita depresi dan tidak depresi. Rata-rata usia saat wawancara pada wanita dengan depresi yaitu 69 tahun dan 72 tahun pada wanita yang tidak depresi. Baik kelompok wanita dengan depresi maupun tidak depresi, memiliki status pernikahan, rata-rata jenjang pendidikan riwayat histerektomi, kebiasaan merokok, penggunaan kontrasepsi hormonal sebelum menopause sama. Hal ini bertujuan untuk menyingkirkan faktor-faktor yang mampu mempengaruhi terjadinya menopause.

Tabel. 4.2. Perbandingan Usia Menopause Wanita Depresi dan Tidak Depresi

Usia Wanita Depresi Wanita Tidak Depresi P

Mean 48,63 51,03 0,000

SD 2,282 2,327 0,000

(28)

19 BAB V PEMBAHASAN

Menopause merupakan saat berhentinya siklus haid pada seorang wanita. Kurun waktu 4-5 tahun sebelum menopause disebut masa pramenopause, sedangkan kurun waktu 3-5 tahun setelah menopause disebut sebagai masa pascamenopause.

Setelah dilakukan penelitian mengenai perbedaan usia menopause antara wanita depresi dan tidak depresi di Kecamatan Laweyan, Kodya Surakarta. Jumlah subyek yang digunakan sebagai sampel penelitian sebesar 60 orang yang terdiri dari 30 wanita depresi dan 30 wanita tidak depresi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dengan teknik purposive sampling. Dari hasil penelitian ditunjukkan bahwa usia rata-rata menopause 60 wanita tersebut adalah 49,83. Usia maksimal menopause dalam penelitia tersebut adalah 55 tahun dan usia minimal sebesar 47 tahun. Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan diketahui bahwa data tersebut berdistribusi normal.

(29)

20

Klasifikasi depresi berdasarkan hasil skoring Beck Depression Inventory (BDI). Adanya riwayat depresi ditunjukkan dengan besar skor BDI ≥ 16 sedangkan wanita yang tidak memiliki riwayat depresi memiliki skor

BDI < 16.

Pada tabel 4.2 ditunjukkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji T. Hasil penelitian yang diperoleh adalah ada perbedaan yang signifikan usia menopause wanita yang mengalami depresi dan tidak mengalami depresi. Hal in sesuai dengan teori yang menjelaskan pengaruh depresi secara tidak langsung terhadap aksis hypothalamicopituitary-ovarian (HPO).

Efek depresi pada aksis reproduksi mungkin ada pada sistem saraf pusat dengan efek primer pada tingkat hipofisis (dan/atau hipothalamus) yang menghasilkan peningkatan kadar FSH serum (Lambert-Messerlian dan Harlow, 2006).

Amenorrhea yang diinduksi oleh stress maupun olahraga dan anoreksia nervosa mengaktivasi aksis hipotalamicopituitari-adrenal, meningkatkan sekresi kortisol dan menurunkan respon kortisol terhadap CRH eksogen (Suh et al., 1988; Berga et al., 1989; Loucks et al., 1989; Biller et al., 1990; Hohtari

et al., 1991). Abnormalitas aksis HPA ini mirip dengan yang terlihat karena

(30)

21

hipotesis selanjutnya mengenai penurunan fungsi reproduksi pada depresi (Nemeroff et al., 1984).

Diantara faktor perifer yang mempengaruhi system reproduksi, stres memegang peranan penting baik secara mental maupun fisik (Vermeulen, 1991). Infusi CRH pada manusia menyebabkan inhibisi pelepasan pulsatil LH (Barbarino et al., 1989). Peningkatan CRH akan meningkatkan sekresi ACTH, yang menyebakan peningkatan kadar kortisol dalam plasma yang akan menghambat pelepasan pulsatil LH. Stress emosional termasuk depresi endogen mungkin menjadi penyebab amenorrhea psikologis hipotalamus yang merupakan penyebab sekunder yang mempengaruhi pelepasan GnRH (Quigley et al., 1980). Penurunan LH akan mempengaruhi terjadinya anovulasi (Balchetz et al., 1978; Reame et al., 1985).

Pada beberapa penelitian terakhir mengenai pramenopause pada wanita, Young et al (2000) melaporkan bahwa kadar estrogen plasma saat fase folikuler lebih rendah pada wanita yang mengalami depresi daripada wanita pada kelompok kontrol. Karena penurunan estrogen mempengaruhi system neuroendokrin yang terkait dengan mood, perilaku, dan kognisi (Halbreich, 2000), hal ini mungkin bahwa wanita dengan riwayat depresi dapat memiliki compromised hypothalamic-pituitary-ovarian axis yang bertahan lama. Pada

(31)

22

depresi mempunyai efek intermediet maupun bebas pada usia awal menopause yang alami (Harlow et al., 2003).

(32)

23 BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa rata-rata usia menopause lebih tua pada wanita yang tidak memiliki riwayat depresi karena depresi dapat mempengaruhi usia menopause menjadi lebih awal.

Maka hipotesis yang menyebutkan ada perbedaan usia menopause antara wanita depresi dan tidak depresi di Kecamatan Laweyan dapat diterima. B. Saran

1. Sebaiknya usia subyek tidak terlalu tua yaitu di bawah 58 tahun untuk menghindari bias.

2. Perlu diteliti lebih lanjut dengan mengendalikan faktor-faktor perancu yang dalam penelitian ini belum dikendalikan karena adanya

keterbatasan waktu dan biaya.

(33)

24

DAFTAR PUSTAKA

Amir N. 2005. Depresi. Jakarta: Balai penerbit FKUI.

Avis NE, Brambila D, McKinlay Sm, et al. 1994. A longitudinal analysis of the association between menopause and depression: result from the Massachusetts Women’s Health Study. Maturitas; 14: 117-126.

Balchetz P.E., Plant T.M., dan Nakai Y. 1978. Hypophyseal responses to continuous and intermittent delivery of gonadotropin-releasing hormone. Science; 202: 631-633.

Barbarino P., De Marinis L., Tofani A., et al., 1989. Corticotropin releasing hormone inhibition of gonadotropin release and the effect of opioid blockade. J clin. Endocrinol. Metab. 68: 523-528.

Beardslee W.R.,Versage E.M., dan Gladstone T.R. 1998. Children of affectively ill parents: a review of the past 10 years. J Am Acad Child Adolesc Psychiatry; 37:1134-1141.

Berga S.L., Mortola J.F., Girton L., et al. 1989. Neuroendocrine aberrations in women with functional amenorrhea.J Clin Endocrinol Metab; 68:301-308.

Bernard L.H, Lauren A.W, Michael W.O, et al. 2003. Depression and Its Influence on Reproductive Endocrine and Menstrual Cycle Markers Associated With Perimenopause. Arch Gen Psychiatry ;60:29-36.

Biller B.M., Fereroff H.J., Loenig J.I., et al. 1990. Abnormal cortisol secretion and responses to corticoptropin-releasing hormone in women with hypothalamic amenorrhea. J Clin Endocrinol Metab; 70:311-317.

Birmaher B., Ryan N.D., Williamson D.E., et al. 1996. Childhood and adolescent depression: a review of the past 10 years, part I. J Am Acad Child Adolesc Psychiatry; 35:1427-1439.

Bromberger J.T., Matthews K.A., Kuller L.H., et al. 1997. Prospective study of the determinants of age at menopause. Am J Epidemiol; 145:124–33. Bromberger JT, Meyer PM, Kravitz HM, et al. 2001. Psychologic distress and

natural menopause: a multiethnic community study. Am J Public Health; 91: 1435-1442.

(34)

25

adolescents: a randomized trial of group cognitive intervention. J Am Acad Child Adolesc Psychiatry; 34:312-321.

Cooper G.S., Sandler D.P., dan Bohlig M. 1999. Active and passive smoking and the occurrence of natural menopause. Epidemiology; 10:771–3.

Dhossche D., van der Steen F., dan Ferdinand R. 2002. Somatoform disorders in children and adolescents: a comparison with internalizing disorders. Ann Clin Psychiatry; 14:23-31.

Gold E.B., Bromberger J., Crawford S., et al. 2001. Factors associated with age at natural menopause in a multiethnic sample of midlife women. Am J Epidemiol; 153:865–74.

Greendale G.A., Lee N.P., dan Arriola E.R. 1999. The menopause. Lancet; 353:571– 80.

Halbreich U. 2000. Gonadal hormones, reproductive age, and women with depression. Arch Gen Psychiatry; 57:1163-1164.

Hardy R., dan Kuh D. 2002. Change in psychological and vasomotor symptom reporting during the menopause. Soc Sci Med;55:1975– 88.

Harlow B.L, Cohen LS, Otto MW, et al. 1999. Prevalence and predictors of depressive symptoms in older premenopausal women: the Harvard study of mood and cycles. Arch Gen psychiatry; 56: 418-424.

Harlow B.L., Wise L.A., Otto M.W., et al. 2003. Depression and Its Influence on Reproductive Endocrine and Menstrual Cycle Markers Associated With Perimenopause The Harvard Study of Moods and Cycles. Arch Gen Psychiatry; 60:29-36.

Hay Ag, Bancroft J, Johnstone Ec, et al. 1994. Affective symptoms in women attending a menopause clinic. Br J Psychiatry; 164: 513-516.

Hohtari H., Salminen-Lappalainen K., dan Laatikainen T. 1991. Response of plasma endorphins, corticotropin, cortisol, and luteinizing hormone in the corticotropinreleasing hormone stimulation test in eumenorrheic and amenorrheic athletes. Fertil Steril; 552:276-280.

(35)

26

Kato I., Toniolo P., Akhmedkhanov A., et al. 1998. Prospective study of factors influencing the onset of natural menopause. Journal of Clinical Epidemiology; 51(12):1271-1276.

Kenemans P. 1999. Menopause, HRT and menopausal symptoms. J Epidemiol Biostat; 4:141– 6.

Lambert-Messerlian dan Harlow. 2006. The influence of depression, body mass index, and smoking on serum inhibin B levels in late reproductive-aged women. J. clin endocrinol. Metab.; 91: 1496-1500.

Latifah A. 2007. 94 Persen Masyarakat Indonesia Depresi. Sinar Harapan. Lawlor D.A., Ebrahim S., dan Davey Smith G. 2003. The association of

socio-economic position across the life course and age at natural menopause: the British Women’s Heart and Health Study. BJOG; 110:1078–87. Lewinsohn P.M., Hops H., Roberts R.E., et al. 1993. Adolescent

psychopathology, I: prevalence and incidence of depression and other DSM-III-R disorders in high school students. J Abnorm Psychol; 102:133-144.

Loucks A.B., Mortola J.F., Girton L., et al. 1989. Alterations in the hypothalamicpituitary ovarian and the hypothalamic-pituitary-adrenal axes in athletic women. J Clin Endocrinol Metab; 68:402-411.

Lynch FL,Hornbrook M, Clarke GN, et al. 2005. Cost-effectiveness of an Intervention to Prevent Depression in At-Risk Teens. Arch Gen Psychiatry; 62:1241-1248.

McKinlay S.M., Brambilla D.J., dan Posner J.G. 1992. The normal menopause transition. Maturitas; 14:103 –15.

Murti B. 1994. Penerapan Metode Statistik Non Parametrik Dalam Ilmu-ilmu Kesehatan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Hal : 42-5.

National Institute of Mental Health. 2000. Depression in Children and Adolescents: A Fact Sheet for Physicians. Bethesda. Md: Dept of Health and Human Services.

Nelson H.D. 2008. Menopause. The Lancet; 760.

(36)

27

Nikolarakis K.E., Almeida O.F., dan Herz A. 1986. Corticotropin-releasing (CRF) inhibits gonadotropin-releasing hormone (GnRH) release from superfused rat hypothalami in vitro. Brain Res; 377:388-390.

Notelovitz M. 1989. Is routine use of estrogen indicated in postmenopausal women? An opposing view. J Fam Pract; 29:410 –5.

Olster D.H. dan Ferin M. 1987. Corticotropin-releasing hormone inhibits gonadotropin secretion in the ovariectomized rhesus monkey. J Clin Endocrinol Metab; 65:262-267.

Quigley M.E., Sheehan K.L., Casper R.F., et al. 1980. Evidence for increased dopaminergic and opioid activity in patients with hypothalamic hypogonadotropic amenorrhea. J. clin endocrinol. Metab., 50: 949-954. Reame N.E., Sauder S.E., Case G.D., et al. 1985. Pulsatile gonadotropin secretion

in women with hypothalamic amenorrhea: evidence that reduced frequency of gonadotropin releasing hormone secretion is the mechanism of persistent anovulation. J Clin Endocrinol Metab; 61:851-858.

Reynolds R.F. dan Obermeyer C.M. 2005. Age at natural menopause in Spain and the United States: results from the DAMES project. Am J Hum Biol; 17:331–40.

Ryan J., Carriere I., Scali J., et al. 2008.Lifetime hormonal factors may predict late-life depression in women. Int Psychogeriatr; 20(6): 1203-1218. Said U. 2004. Interaksi jhormonal dan kualitas hidup wanita . Simposium

pengaruh hormonal pada kualitas kehidupan Dies Natalis FK UNSRI ke 42.

Santoro N, Brown JR, Adel T, et al. 1996. Characterization of reproductive hormonal dynamics in the perimenopause. J Clin Endocrinol Metab; 81: 1459-1501.

Sievert L.L., Waddle D., dan Canali K. 2001. Marital status and age atnatural menopause: considering pheromonal influence. AmJ Hum Biol; 13:479– 85.

Simon G.E., Revicki D., Heiligenstein J., et al. 2000. Recovery from depression, work productivity, and health care costs among primary care patients. Gen Hosp Psychiatry; 22:153-162.

(37)

28

Singarimbun M. dan Effendi S. (ed). 1995. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES; p:171.

Soares CD, Almeida OP, Joffe H, et al. 2001. Efficacy of estradiol for treatment of depressive disorders in perimenopausal women: a double-blind, randomized, placebo-controlled trial. Arch Gen Psychiatry. 58: 529-534. Suh B.Y., Liu L.H., Berga S.L., et al. 1988. Hypercortisolism in patients with functional hypothalamic-amenorrhea. J Clin Endocrinol Metab; 66:733-739.

Taufiqurrahman, M.A. 2004. Pengantar Metodologi Penelitian untuk Ilmu Kesehatan. Klaten: CSGF (The Community of Self Help Group Forum) Perhimpunan Pemandirian Masyarakat Indonesia, Hal: 56-8.

van Noord P.A.H., Boersma H., Dubas J.S., et al. 1997. Age at natural menopause in a population-based screening cohort: the role of menarche, fecundity and lifestyle factors. Fertil Steril; 68:95–102.

Weissman M.M., Wolk S., Goldstein R.B., et al. 1999. Depressed adolescents grown up. JAMA; 281:1707-1713.

Vermeulen A. Environment, human reproduction, menopause, and andropause. 1991. Conference on the impact of the environment on reproduction

(38)

Gambar

Tabel. 4.1. Deskripsi data penelitian

Referensi

Dokumen terkait

mutu internal yang ditujukan untuk menilai data analitik yang guna mendeteksi. kesalahananalitik

Keuntungan bagi pengembang, antara lain, (1) aplikasi yang ber-VBA merupakan apikasi open-system, melalui model obyek, dan komponen berbasis Active-X, akan dapat berguna bagi

[r]

b.2. Berdasarkan tabel di atas, persentase aktivitas guru dalam proses pembelajaran guling dengan menggunakan media bantu pada siklus II pertemuan ke 2 ini adalah

Istri dapat member situasi yang mampu mendorong suami untuk memiliki motif.. berprestasi dalam

33 Pengadaan papan himbauan/petunjuk lokasi untuk kegiatan pengembangan taman rekreasi. 34 Pengadaan papan plank untuk kegiatan pengembangan

yang satu dengan yang lainnya sehingga sering terjadi deferensiasi produk, Biasanya pembeli baru mendlihnya setelah mengadakan pertimbang- an yang masak, dan setelah harga

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai hubungan dukungan suami dengan pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta,