• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penerimaan Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Hiburan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Bandung Periode 2010-2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Penerimaan Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Hiburan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Bandung Periode 2010-2014."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

vi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi, efektivitas, dan untuk mengetahui pengaruh secara parsial dan simultan antara Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Hiburan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung selama tahun 2010 sampai 2014. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif dan hubungan kausal (Causal Explanatory). Sampel yang digunakan adalah data sekunder bulanan dan tahunan selama periode Januari 2010 sampai Desember 2014, yang diperoleh dari Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kontribusi Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Hiburan terhadap PAD selama tahun 2010 – 2014 adalah 15,41%, 10,97%, dan 3,08%. Sedangkan rata-rata efektivitas pemungutan Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Hiburan terhadap PAD selama tahun 2010 – 2014 adalah 111%, 108%, dan 101%. Hasil penelitian secara parsial menunjukkan bahwa hanya Pajak Restoran yang berpengaruh secara signifikan terhadap PAD, sedangkan Pajak Hotel, dan Pajak Hiburan tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Namum secara simultan ketiga pajak daerah tersebut mempunyai pengaruh signifikan terhadap PAD.

(2)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAC

The purpose of this study is to determine the contribution, effectiveness, and to determine the effect partially and simultaneously between hotel tax, restaurant tax, and amusement tax to the Revenue of Bandung during 2010 - 2014. This study uses a quantitative approach and causal explanatory. The sample in this study is secondary data monthly and yearly during the period January 2010 - December 2014, from The Report of Target and Realization of Local Income Revenue from the period 2010 – 2014 made by the Tax Service Office in Bandung.

The average contribution rate of hotel tax to Local Genuine Income is 15,41%, while those of restaurant tax and entertaiment tax are 10,97%, and 3,08%. The average contribution rate of hotel tax to Local Genuine Income is 111%, while those of restaurant tax and entertaiment tax are 108%, and 101%. The result of partial research is only restaurant tax growth that significanly influences the Local Genuine Income. Simultaneous analiysis result indicates that the growth of hotel tax, restaurant tax, and entertaiment tax have a significant influence toward Local Genuine Income.

(3)

viii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN. ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR ... iii

KATA PENGANTAR ... vi

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

2.1.1.5 Syarat Pemungutan Pajak ... 15

2.1.1.6 Teori yang Mendukung Pemungutan Pajak ... 17

2.1.1.7 Cara Pemungutan Pajak ... 19

2.1.1.8 Asas Pemungutan Pajak ... 20

2.1.1.9 Sistem Pemungutan Pajak ... 21

2.1.1.10 Perlawanan terhadap Pajak ... 23

2.1.2 Pajak Daerah ... 23

2.1.2.1Pengertian Pajak Daerah ... 23

2.1.2.2Jenis-Jenis Pajak Daerah ... 24

2.1.2.3Tarif Pajak Daerah ... 25

2.1.2.4Pemungutan Pajak Daerah ... 27

2.1.2.5Tolok Ukur Penilaian Suatu Pajak Daerah ... 28

2.1.2.6Kadaluwarsa Penagihan Pajak Daerah ... 29

2.1.3 Pajak Hotel ... 30

2.1.3.1 Pengertian Pajak Hotel ... 30

2.1.3.2 Subjek, Objek, dan Wajib Pajak Hotel ... 30

2.1.3.3 Dasar Pengenaan, Tarif, dan Cara Perhitungan Pajak Hotel ... 31

(4)

ix Universitas Kristen Maranatha

Jatuh Tempo Pajak Hotel ... 32

2.1.4 Pajak Restoran ... 33

2.1.4.1 Pengertian Pajak Restoran ... 33

2.1.4.2 Subjek, Objek, dan Wajib Pajak Restoran ... 33

2.1.4.3 Dasar Pengenaan, Tarif, dan Cara Perhitungan Pajak Restoran ... 34

2.1.4.4 Masa Pajak, Saat Terutang dan Jatuh Tempo Pajak Restoran ... 35

2.1.5 Pajak Hiburan ... 35

2.1.5.1 Pengertian Pajak Hiburan ... 35

2.1.5.2 Subjek, Objek, dan Wajib Pajak Hiburan ... 36

2.1.5.3 Dasar Pengenaan, Tarif, dan Cara Perhitungan Pajak Hiburan ... 37

2.1.5.4 Masa Pajak, Saat Terutang dan Jatuh Tempo Pajak Hiburan ... 39

2.1.6 Pendapatan Asli Daerah ... 39

2.1.6.1 Pengertian Pendapatan Asli Daerah ... 39

2.1.6.2 Sumber-Sumber Pendapatan Asli Daerah ... 40

2.1.6.3 Upaya Peningkatan Pendapatan Asli Daerah ... 43

2.2 Peneliti Terdahulu ... 44

2.3 Pengembangan Hipotesis ... 47

BAB III METODE PENELITIAN... 48

3.1 Objek Penelitian ... 48

3.2 Jenis Penelitian... 48

3.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ... 49

3.3.1 Populasi ... 49

3.3.2 Sampel ... 49

3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel ... 49

3.4 Identifikasi Variabel dan Definisi OperasionalVariabel ... 50

3.4.1 Identifikasi Variabel ... 50

3.4.2 Definisi Operasional Variabel ... 50

3.5 Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data, dan Sumber Data Penelitian ... 52

3.5.1 Jenis Data ... 52

3.5.2 Teknik Pengumpulan Data ... 52

3.5.3 Sumber Data Penelitian ... 53

3.6 Teknik Analisis Data ... 53

3.6.1 Analisis Kuantitatif ... 53

3.6.1.1 Analisis Kontribusi ... 53

(5)

x Universitas Kristen Maranatha

3.6.3.2 Uji Parsial ... 59

3.6.3.3 Uji Simultan ... 60

3.6.3.4 Uji Koefisien Determinasi ... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 62

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 62

4.1.1 Sejarah Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung ... 62

4.1.2 Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung ... 64

4.1.3 Visi Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung ... 64

4.1.4 Misi Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung ... 65

4.1.5 Tujuan Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung ... 66

4.1.6 Sasaran Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung ... 67

4.1.7 Struktur Organisasi Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung ... 68

4.2 Hasil Penelitian ... 69

4.2.1 Analisis Kuantitatif ... 70

4.2.1.1 Analisis Kontribusi ... 70

4.2.1.1.1 Analisis Kontribusi Pajak Hotel terhadap PAD ... 70

4.2.1.1.2 Analisis Kontribusi Pajak Restoran terhadap PAD ... 71

4.2.1.1.3 Analisis Kontribusi Pajak Hiburan terhadap PAD ... 72

4.2.1.1.4 Analisis Kontribusi Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Hiburan

4.2.1.2.4 Analisis Efektivitas Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Hiburan

4.2.3.1 Uji Regresi Berganda ... 84

4.2.3.2 Uji Parsial ... 86

(6)

xi Universitas Kristen Maranatha 4.2.3.2.2 Pengaruh Pajak Restoran

terhadap PAD ... 87

4.2.3.2.4 Pengaruh Pajak Hiburan terhadap PAD ... 98

4.2.3.3 Uji Simultan ... 89

4.2.3.4 Uji Koefisien Determinasi ... 90

4.3 Pembahasan... 91

4.3.1 Pengaruh Pajak Hotel terhadap PAD ... 91

4.3.2 Pengaruh Pajak Restoran terhadap PAD ... 92

4.3.3 Pengaruh Pajak Hotel terhadap PAD ... 92

4.3.4 Pengaruh Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Hiburan terhadap PAD ... 93

4.4 Perbandingan Perbandingan Dengan Hasil Riset Empiris ... 94

BAB V PENUTUP...95

5.1 Kesimpulan ... 95

5.2 Keterbatasa Penulis ... 99

5.3 Saran ... 100

DAFTAR PUSTAKA ... 102

DAFTAR LAMPIRAN ... 104

(7)

xii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR

(8)

xiii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Peneliti Terdahulu ... 44

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel ... 51

Tabel 3.2 Klasifikasi Kriteria Kontribusi ... 54

Tabel 3.3 Interprestasi Nilai Efektivitas... 55

Tabel 4.1 Kontribusi Penerimaan Pajak Hotel Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung Periode 2010 -2014 ... 71

Tabel 4.2 Kontribusi Penerimaan Pajak Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung Periode 2010 -2014 ... 72

Tabel 4.3 Kontribusi Penerimaan Pajak Hburan Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung Periode 2010 -2014 ... 73

Tabel 4.4 Efektivitas Penerimaan Pajak Hotel Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung Periode 2010 -2014 ... 75

Tabel 4.5 Efektivitas Penerimaan Pajak Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung Periode 2010 -2014 ... 76

Tabel 4.6 Efektivitas Penerimaan Pajak Hiburan Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung Periode 2010 -2014 ... 77

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas ... 79

Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolinearitas... 80

Tabel 4.9 Hasil Uji Autokorelasi ... 81

Tabel 4.10 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 82

Tabel 4.11 Hasil Analisis Regresi Berganda... 83

Tabel 4.12 Hasil Uji Parsial ... 85

Tabel 4.13 Hasil Uji Simultan ... 89

Tabel 4.14 Hasil Koefisien Determinasi ... 90

(9)

xiv Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GRAFIK

Halaman Grafik I Kontribusi Penerimaan Pajak Hotel, Pajak Restoran,

dan Pajak Hiburan Terhadap Pendapatan Asli Daerah

Kota Bandung Periode 2010 – 2014 ... 74

Grafik II Efektivitas Penerimaan Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Hiburan Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung Periode 2010 – 2014 ... 78

Grafik III Uji Parsial Pajak Hotel Terhadap PAD ... 86

Grafik IV Uji Parsial Pajak Restoran Terhadap PAD ... 87

(10)

xv Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran A Penerimaan Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak

Hiburan, dan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Kota Bandung per bulan untuk Tahun 2010 – 2014 ... 104

Lampiran B Penerimaan Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung per tahun untuk Tahun 2010 – 2014 ... 107

Lampiran C Hasil Output SPSS version 16.0 ... 112

Lampiran D Tabel t ... 119

(11)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Krisis multidimensional yang melanda bangsa Indonesia pada tahun

1997/1998 memberikan dampak negatif dan positif bagi upaya peningkatan

kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Di satu sisi krisis tersebut telah

mengakibatkan penurunan kegiatan ekonomi di berbagai daerah sehingga terjadi

peningkatan jumlah pekerja yang menganggur karena banyaknya perusahaan

kolaps yang menyebabkan meningkatnya tingkat kemiskinan, namun di sisi lain

krisis tersebut membawa berkah tersembunyi untuk meningkatkan taraf hidup

seluruh rakyat Indonesia dimasa yang akan datang.

Sejalan dengan krisis multidimensional tersebut, tuntutan akan reformasi

di segala bidang harus dilakukan guna mewujudkan masyarakat yang madani,

terciptanya good governance, dan pembangunan nasional yang berorientasi pada

pemerataan pembangunan secara adil dan berimbang (Chabib Soleh, dan Heru

Rochmansyah, 2010:25). Untuk pemerataan pembangunan ini, diperlukan

kerjasama antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Salah satu cara untuk

mewujudkannya adalah adanya kebijakan otonomi daerah yang diberikan

Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah. Dengan adanya pelaksanaan

otonomi daerah maka daerah dituntut untuk mandiri, sehingga dapat mengelola

rumah tangga sendiri untuk melaksanakan pembangunan daerahnya dan

diharapkan mampu mengelola dan memaksimalkan potensi sumber daya yang ada

(12)

BAB I PENDAHULUAN 2

Universitas Kristen Maranatha

mengoptimalkan seluruh sumber ekonomi yang ada di daerah tentunya akan

meningkatkan citra daerah sehingga mampu meningkatkan pendapatan asli daerah

(PAD).

Untuk mencermati hal tersebut, maka MPR membuat suatu ketetapan yang

berkaitan dengan penyelenggaraan otonomi daerah, yaitu Ketetapan MPR RI

Nomor XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah, Pengaturan,

Pembagian, dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yang Berkeadilan, serta

Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah dalam Kerangka NKRI. Dengan

diterbitkannya Ketetapan MPR tersebut, maka Pemerintah harus mampu

mengembangkan otonomi daerah secara luas, nyata, dan bertanggungjawab dalam

rangka pemberdayaan masyarakat yang ada di Indonesia, sehingga masyarakat di

setiap daerah dapat menggunakan Pendapatan Asli Daerahnya (PAD) untuk

melakuakan pembangunan di daerahnya. Namun, kenyataan yang terjadi saat ini

adalah ketidakberdayaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam membiayai

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang bisa dilihat dari

ketergantungan fiskal daerah pada sumber dana yang diberikan oleh Pemerintah

Pusat berupa bantuan dan subsidi, baik untuk pengeluaran rutin maupun

pembangunan, maka dari itu untuk mengurangi ketergantungan fiskal Pemerintah

Daerah harus bisa meningkatkan pendapatan asli daerahnya (Chabib Soleh, dan

Heru Rochmansyah, 2010:27). Untuk mengurangi ketergantungan fiskal daerah

kepada Pemerintah Pusat maka salah satu cara untuk meningkatkan pendapatan

asli daerah (PAD) adalah dengan memungut pajak daerah yang berasal dari

(13)

BAB I PENDAHULUAN 3

Universitas Kristen Maranatha

Setiap daerah di Indonesia, termasuk Kota Bandung memiliki Dinas

Pendapatan Daerah yang merupakan kantor instansi pelayanan yang berfungsi

sebagai pengelola sumber pendapatan daerah yang bertugas untuk memantau

penerimaan pendapatan berupa pajak dan retribusi. Untuk meningkatkan

kemampuan dalam bidang pendanaan untuk pembangunan daerahnya, Kota

Bandung berusaha untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui

sektor pajak, terutama pajak di sektor pariwisata yaitu pajak hotel, pajak restoran,

dan pajak hiburan, maka dari itu Pemda Kota Bandung selalu mengembangkan

sarana dan prasarana demi kenyamanan para wisatawan seperti hotel, restoran,

tempat hiburan, dan tempat wisata lain yang dapat menarik perhatian masyarakat

luar Kota Bandung.

Kota Bandung sendiri memiliki keunggulan kompetitif tersendiri karena

merupakan kota metropolitan terbesar di Tatar Pasundan, Jawa Barat, sekaligus

menjadi Ibu Kota provinsi tersebut. Beragam jenis wisata tersedia di Kota

Bandung, mulai dari wisata belanja, wisata kuliner, wisata budaya, dan berbagai

tempat wisata rekreasi dan alam. Terutama sejak dibukanya Jalan Tol Cipularang,

Kota Bandung telah menjadi tujuan utama dalam menikmati liburan akhir pekan

terutama masyarakat yang berasal dari Jakarta dan sekitarnya. Banyaknya

masyarakat dari luar Kota Bandung yang berdatangan ke Kota Bandung tentunya

membuat Pemerintah Daerah Kota Bandung memberikan perhatian yang lebih

terhadap perkembangan kepariwisataan dengan tujuan memperoleh dampak

positif dari industri pariwisata yang tentunya akan berdampak pada peningkatan

ekonomi masyarakat, dan menjadikan sumber potensial bagi pemasukan

(14)

BAB I PENDAHULUAN 4

Universitas Kristen Maranatha

pajak hiburan yang tidak dikelola dengan baik. Hal ini dilansir dalam situs berita

online Tribun Jabar (2012) yang menjelaskan bahwa Badan Pemeriksa Keuangan

(BPK) RI Perwakilan Jawa Barat memberikan catatan kepada Pemkot Bandung

atas laporan keuangan tahunan 2011 bahwa terdapat piutang pajak sebesar Rp.

23.4 miliar yang harus segera ditagih. Dari beberapa piutang pajak yang belum

tertagih itu diantaranya terdapat pajak hotel dengan tunggakan sebesar Rp 1.5

miliar, pajak restoran sebesar Rp 3.9 miliar, dan pajak hiburan sebesar Rp 3

miliar.Kurangnya pengelolaan terhadap pajak hotel, pajak restoran, dan pajak

hiburan, tentunya akan sangat berpengaruh terhadap PAD karena ketiga pajak

tersebut berhubungan dengan sektor pariwisata yang sedang menjadi fokus

Pemerintah Kota Bandung untuk meningkatkan PAD.

Menurut penelitian Roro Bella Ayu Wandani Prasetyo Putri, Srikandi

Kumadji, dan Agung Darono (2014) yang berjudul “Analisis Penerimaan Pajak

Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Hiburan Sebagai Sumber Pendapatan Asli

Daerah” yang dilakukan di Kota Malang dapat disimpulkan bahwa rata-rata

tingkat kontribusi pajak hotel selama 8 tahun dari 2006 sampai 2013 terhadap

pendapatan asli daerah (PAD) yaitu sebesar 5.18%, rata-rata tingkat kontribusi

pajak restoran selama 8 tahun dari 2006 sampai 2013 terhadap pendapatan asli

daerah (PAD) yaitu sebesar 10.36%, sedangkan rata-rata tingkat kontribusi pajak

hiburan selama 8 tahun dari 2006 sampai 2013 terhadap pendapatan asli daerah

(PAD) yaitu sebesar 1.77%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerimaan pajak

hotel, pajak restoran, dan pajak hiburan kurang berkontribusi dalam pendapatan

asli daerah (PAD). Tingkat efektivitas pajak hotel selama 8 tahun dari 2006

(15)

BAB I PENDAHULUAN 5

Universitas Kristen Maranatha

tingkat efektivitas pajak restoran selama 8 tahun dari 2006 sampai 2013 terhadap

Pendapatan Asli Daerah (PAD) yaitu sebesar 106.1%, sedangkan tingkat

efektivitas pajak hiburan selama 8 tahun dari 2006 sampai 2013 terhadap

Pendapatan Asli Daerah (PAD) yaitu sebesar 114.10%. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa Pemerintah Kota Malang sudah melakukan pemungutan pajak

hotel, pajak restoran, dan pajak hiburan dengan sangat efektif.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Anita Wahyu Puspitasari,

Suhadak, dan Siti Ragil Handayani (2015) yang berjudul “Pengaruh

Pertumbuhan Pajak Daerah Terhadap Peningkatan Penerimaan Pendapatan

Asli Daerah (Studi Pada Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Hiburan

Kabupaten Tulungagung tahun 2012-2014)” dapat disimpulkan bahwa hasil uji

parsial pada variabel pajak hotel dan pajak hiburan adalah tidak memiliki

pengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD), hasil uji parsial pada variabel

pajak restoran adalah memiliki pengaruh positif terhadap Pendapatan Asli Daerah

(PAD) dan pada tahun penelitan yaitu 2012 sampai 2014 dimana variabel pajak

hotel, pajak restoran, dan pajak hiburan secara simultan atau bersama-sama

memiliki pengaruh cukup signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya

adalah penelitian ini dilakukan di Kota Bandung dengan periode 2010 sampai

2014. Berdasarkan hasil uraian diatas dan hasil penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya, peneliti tertarik untuk membahas tentang seberapa besar kontribusi

dan efektivitas penerimaan pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan terhadap

Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Bandung, peneliti juga ingin mengetahui

(16)

BAB I PENDAHULUAN 6

Universitas Kristen Maranatha

secara signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung setelah

semakin berkembang dan semakin banyaknya hotel, restoran, dan berbagai tempat

hiburan yang di Kota Bandung.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan fenomena dan latar belakang yang telah diuraikan di atas,

permasalahan yang akan diidentifikasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Seberapa besar kontribusi Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Hiburan

terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Bandung?

2. Seberapa besar efektivitas Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Hiburan

terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Bandung?

3. Apakah terdapat pengaruh secara parsial dari penerimaan Pajak Hotel, Pajak

Restoran, dan Pajak Hiburan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota

Bandung?

4. Apakah terdapat pengaruh secara simultan dari penerimaan Pajak Hotel,

Pajak Restoran, dan Pajak Hiburan terhadap pendapatan asli daerah (PAD) di

Kota Bandung?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan

untuk:

1. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan

Pajak Hiburan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Bandung.

2. Untuk mengetahui seberapa besar efektivitas Pajak Hotel, Pajak Restoran,

(17)

BAB I PENDAHULUAN 7

Universitas Kristen Maranatha

3. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh secara parsial dari penerimaan

Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Hiburan terhadap Pendapatan Asli

Daerah (PAD) di Kota Bandung.

4. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh secara simultan dari penerimaan

Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Hiburan terhadap Pendapatan Asli

Daerah (PAD) di Kota Bandung.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Penulis

Sebagai sarana untuk memperluas wawasan dan mendapatkan pengetahuan

yang lebih dalam mengenai perpajakan khususnya untuk pajak hotel, pajak

restoran, dan pajak hiburan yang serta pengaruhnya terhadap Pendapatan Asli

Daerah (PAD) Kota Bandung serta diharapkan dapat menerapkan teori yang

telah diperoleh.

2. Bagi Peneliti Berikutnya

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar penelitian, bahan referensi dan

pembanding bagi mereka yang akan melaksanakan penelitian lebih lanjut

mengenai topik ini.

3. Bagi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung

Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi suatu informasi bagi Dinas

Pendapatan Daerah Kota Bandung guna meningkatkan sumber pajak yang

potensial sehingga mampu meningkatkan pendapatan daerah di Kota

(18)

95 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pengaruh penerimaan

Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Hiburan terhadap Pendapatan Asli

Daerah Kota Bandung selama tahun 2010 sampai 2014. Berdasarkan hasil

penelitian mengenai pengaruh penerimaan Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan

Pajak Hiburan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung, maka dapat di

tarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari pengujian yang telah dilakukan oleh peneliti maka diperoleh bahwa

Pajak Hotel memberikan kontribusi berturut-turut selama tahun 2010

sampai 2014 adalah 29.13%, 16.79%, 17.39%, 14.86%, dan 11.90%. Pajak

Restoran memberikan kontribusi berturut-turut selama tahun 2010 sampai

2014 adalah 24.48%, 12.53%, 11.86%, 9.94%, dan 8.30%.Pajak Hiburan

memberikan kontribusi berturut-turut selama tahun 2010 sampai 2014

adalah 8.39%, 4.68%, 4.21%, 3.16%, dan 2.37%. Dapat dilihat bahwa

Pemerintah Kota Bandung belum dapat mengoptimalkan potensi yang

dimiliki oleh ketiga pajak daerah tersebut, karena kontribusi ketiga pajak

daerah tersebut masih berada dalam kriteria kuran berkontribusi terhadap

Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung selama periode 2010 sampai

2014.Sedangkan pengujian melalui software SPSS 16.0 diperoleh bahwa

kontribusi ketiga pajak daerah tersebut terhadap Pendapatan Asli Daerah

(19)

BAB V PENUTUP 96

Universitas Kristen Maranatha

2.

Dari pengujian yang telah dilakukan oleh peneliti maka diperoleh bahwa

efektivitas penerimaan Pajak Hotel selama tahun 2010 sampai 2014

berturut-turut adalah 113%, 122%, 109%, 120%, dan 101%. Sedangkan

efektivitas penerimaan Pajak Restoran selama tahun 2010 sampai 2014

berturut-turut adalah 101%, 111%, 110%, 116%, dan 105%. Efektivitas

penerimaan Pajak Hiburan selama tahun 2010 sampai 2014 berturut-turut

adalah 101%, 112%, 105%, 106%, dan 91%. Dari hasil tersebut dapat

dilihat bahwa Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung sudah melakukan

pemungutan terhadap ketiga pajak daerah tersebut dengan baik. Hal ini

dibuktikan dengan hasil presentase efektivitas ketiga pajak daerah tersebut

yang berada dalam kriteria sangat efektif, yang artinya realisasi ketiga pajak

daerah selama tahun 2010 sampai 2014 tersebut selalu melebihi target yang

telah ditentukan.

3.

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa Pajak Hotel dan Pajak Hiburan secara

parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Pendapatan Asli

Daerah (PAD) selama periode 2010 sampai 2014. Sedangkan Pajak

Restoran secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

Pendapatan Asli Daerah (PAD)selama periode 2010 sampai 2014.

Pajak Hotel secara parsial tidak berpengaruh terhadap PAD disesbabkan

karena banyak yang berprediksi karena Bandung adalah kota yang

memiliki berbagai macam wisata, sehingga banyak didatangi oleh

wisatawan, membuat para investor dengan mudah menyimpulkan

bahwa diperlukan hotel untuk menampung para wisatawan. Namun

(20)

BAB V PENUTUP 97

Universitas Kristen Maranatha

berasal dari Jabodetabek, yang dengan mudah dapat ditempuh hanya

dengan menggunakan kendaraan mobil dalam waktu 3-5 jam. Hal ini

membuat para wisatawan lebih banyak memilih untuk pulang pergi,

dibandingkan memilih tinggal dan menggunakan fasilitas hotel untuk

menginap. Sejak di bangunnya tol Cipularang di Kota Bandung terdapat

470 hotel dengan hunian sebanyak 2300 (data akurat dari PHRI yaitu

Perhimpuan Hotel Restoran Indonesia), hal ini dikutip dari

http://www.kompasiana.com/www.inatanaya.com/bandung-kebanjiran

hotel _558e7b425fafbd071474 4670). Jika hotel di Bandung semakin

banyak, sedangkan jumlah konsumen yang menginap tidak semakin

bertambah, maka hal tersebut akan berpengaruh terhadap penerimaan

pendapatan hotel yang akan menurun, yang menyebabkan penerimaan

Pajak Hotel pun ikut menurun.

Pajak Restoran secara parsial berpengaruh terhadap PAD disebabkan

Kota Bandung yang terkenal dengan berbagai wisata, dimana

kebanyakan para wisatawan yang berkunjung ke Bandung untuk

menikmati wisata kulinernya, karena di Bandung terdapat banyak cafe

dan resto yang menyediakan berbagai menu yang aneh, lucu, dan

beraneka ragam. Desain cafe dan resto di Bandung juga berbeda dengan

di daerah lain, karena di Bandung terdapat berbagai cafe dan resto yang

unik dengan berbagai macam suasana, mulai dari suasana pedesaan

sampai suasana sedang berada di luar negeri. Hal ini tentu menarik para

wisatawan untuk menikmati setiap cafe dan resto yang ada di Bandung

(21)

BAB V PENUTUP 98

Universitas Kristen Maranatha

teman.Semakin banyak pengunjung cafe dan resto, maka peneriaan cafe

dan resto pun akan meningkat, hal ini tentu berpengaruh terhadap Pajak

Restoran yang akan ikut meningkat pula.

Pajak Hiburan secara parsial tidak berpengaruh terhadap PAD

disebabkan oleh diberlakukannya aturan untuk pembatasan jam malam

hiburan malam di Kota Bandung. Padahal, menurut Perda Nomor 7

Tahun 2012 tempat hiburan malam dan sejenisnya diperbolehkan buka

sampai pukul 03.00 WIB. Setelah diberlakukannya pembatasan jam

operasional itu, terdapat berbagai keluhan yaitu Kkeluhan pertama

muncul dari masyarakat-masyarakat kelas bawah yang mengandalkan

hidup dari kehidupan malam di Kota Bandung, Pengemudi taksi

kehilangan penumpang, penjaja makanan kehilangan pelanggan, dan

para pegawai di tempat hiburan berkurang penghasilannya. Terutama

Pajak Hiburan yang masuk ke kas Pemkot pun hampir pasti akan

melorot

(http://m.inilah.com/news/detail/2079152/menata-hiburan-malam).

4.

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan

Pajak Hiburan secara simultan atau bersama-samamemiliki pengaruh yang

signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) selama periode 2010

sampai 2014. Hal ini disebabkan Kota Bandung yang terkenal dengan

berbagai macam wisata, dari mulai wisata kuliner, wisata alam, wisata

belanja, dll, sehingga mengundang berbagai wisatawan untuk berkunjung.

Dengan bertambahnya dan semakin seringnya para wisatawan berkunjung,

(22)

BAB V PENUTUP 99

Universitas Kristen Maranatha

meningkat, hal ini tentu nya berpengaruh terhadap penerimaan pajak yang

bersangkutan di sektor pariwisata juga yaitu Pajak Hotel, Pajak Restoran,

dan Pajak Hiburan.

5.2 Keterbatasan Penulis

Menurut Hartono (2012), Keterbatasan penelitian adalah

kelemahan-kelemahan dari hasil penelitian yang perlu diperbaiki di riset mendatang.

Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan yang mungkin dapat

melemahkan hasilnya. Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini hanya terdiri dari 4 variabel,

yaitu 3 variabel independen yang terdiri dari Pajak Hotel, Pajak Restoran,

dan Pajak Hiburan, sedangkan variabel dependennya adalah Pendapatan

Asli Daerah (PAD). Sedangkan sebenarnya masih banyak faktor lain selain

ketiga pajak daerah tersebut yang dapat mempengaruhi Pendapatan Asli

Daerah (PAD) seperti pajak daerah selain ketiga pajak tersebut (pajak

penerangan jalan, pajak reklame, pajak parkir), retribusi daerah yang

meliputi: retribusi jasa umum, retribusi jasa usaha, retribusi perijinan

tertentu, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain

Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang sah, namun dalam penelitian ini

peneliti hanya meneliti pengaruh penerimaan ketiga pajak daerah tersebut

terhadap PAD Kota Bandung selama tahun 2010-2014.

2. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini terbatas, yaitu data sekunder

(23)

BAB V PENUTUP 100

Universitas Kristen Maranatha

Pajak selama periode tahun 2010 sampai tahun 2014, dan bukan data

primer (data yang dikumpulkan penulis sendiri) sehingga tidak

berdasarkan survei langsung dengan Wajib Pajaknya.

5.3 Saran

Terdapat beberapa saran dengan maksud untuk meningkatkan mutu

penelitian selanjutnya. Untuk itu, penelitian selanjutnya sebaiknya:

1. Untuk Penulis. Penulis disarankan untuk dapat memperluas wawasan dan

mendapatkan pengetahuan praktis sebagai hasil penelitian tugas akhir

ini,serta dapat menerapkan teori yang telah diperoleh dalam kehidupan

sehari-hari, sehingga menjadikan penulis sebagai seseorang yang dapat

mematuhi dan memenuhi kewajiban pajaknya setelah menjadi wajib

pajak di masa yang akan datang.

2. Untuk peneliti selanjutnya. Peneliti selanjutnya disarankan menambah

variabel lain yang dapat berpengaruh dan memberikan kontribusi yang besar

serta memiliki efektivitas yang baik terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota

Bandung, seperti Pajak Daerah lainnya (Pajak Reklame, Pajak Parkir, Pajak

Penerangan Jalan, BPHTB), retribusi pajak, hasil pengelolaan kekayaan

daerah yang dipisahkan, dan lain-lain Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang

sah.Sehingga dapat diperoleh hasil penelitian dengan tingkat signifikan yang

lebih dan dapat mengetahui faktor-faktor mana yang lebih memberikan

kontribusi dan yang lebih memberikan pengaruh terhadap PAD Kota

(24)

BAB V PENUTUP 101

Universitas Kristen Maranatha

3. Bagi Dinas Pelayanan Pajak. Saran-saran yang dapat dijadikan bahan

pertimbangan dalam menetukan kebijakan yang berhubungan dengan

pengaruh pajak daerah yang dapat meningkatkan PAD, sebagai berikut:

a. Sebaiknya Dinas Pelayanan Pajak lebih memaksimalkan pemungutan

Pajak Hotel, Pajak Restoran , dan Pajak Hiburan di Kota Bandung

dengan melakukan pendataan ulang dan peninjauan kembali subjek

maupun objek ketiga pajak daerah tersebut dan dengan memperbaiki

sistem pemungutan pajak dengan melakukan inovasi dan

terobosan-terobosan baru dalam pelayanan pajak daerah yang ada agar kontribusi

pajak daerah terhadap PAD semakin besar.

b. Dinas Pelayanan Pajak juga diharapkan dapat terus mensosialisasikan

mengenai peraturan-pertauran mengenai ketiga pajak daerah tersebut,

sehingga dapat membangun kesadaran para pengusaha hotel, pengusaha

restoran, dan pengusaha hiburan dan masyarakat Kota Bandung agar

dapat memahami dan mematuhi peraturan pajak daerah yang

berlaku. Selain dengan melakukan sosialisasi, untuk meningkatkan

kesadaran para wajib pajak dapat dimulai dengan meningkatkan

pelayanan pada saat melakukan pemungutan ketiga pajak daerah

tersebut, sehingga wajib pajak yang akan mebayar pajak merasa

nyaman pada saat melakukan pembayaran pajak . Dengan demikian

diharapkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) akan

(25)

PENGARUH PENERIMAAN PAJAK HOTEL, PAJAK

RESTORAN, DAN PAJAK HIBURAN TERHADAP

PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA

BANDUNG PERIODE 2010 - 2014

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh Sidang

Sarjana Strata 1 (S-1)

Oleh

GLAYCIA YOLANDA AULYA R D

1251237

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG

(26)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehigga saya dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul: “Pengaruh Penerimaan Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Hiburan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung Periode 2010 - 2014” dengan lancar. Dimana penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui kontribusi dan keefektifan penerimaan Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Hiburan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung selama tahun 2010 sampai 2014. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui pengaruh ketiga pajak daerah tersebut terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung, baik secara parsial maupun secara simultan.

Tentunya dalam proses penyusunan tugas akhir ini tidak terlepas dari pengarahan serta bimbingan, bantuan, berkat semangat dan dukungan dari berbagai pihak, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan baik dan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, dalam hal ini secara khusus peneliti ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Allah SWT yang telah melipahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik dan tepat waktu. 2. Kedua Orangtua dan adik saya, Ayahanda Rustam E Rachman, Ibunda Lusi

S, dan Gefrin N Rachman yang selalu memberikan doa, perhatian, dukungan, motivasi dan kasih sayang tulus, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.

3. Ibu Yuliana Gunawan, S.E., M.Si, selaku selaku dosen pembimbing, yang telah meluangkan waktunya, tenaga dan pikirannya untuk membimbing saya, serta telah memberikan kritik dan saran bimbingan maupun arahan yang sangat berguna dalam penyusunan tugas akhir ini.

4. Ibu Meythi, S.E., M.Si., Ak., CA, dan Ibu Oktavianti, S.E., M.S.Ak., CA, selaku Dosen Wali atas segala masukan dan arahan selama penulis berkuliah di Universitas Kristen Maranatha.

8. Seluruh Dosen Jurusan Akuntansi yang telah mengajar dan memberikan berbagai ilmu yang bermanfaat kepada penulis selama berkuliah di Universitas Kristen Maranatha.

9. Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian disana.

(27)

11. Teman satu bimbingan yaitu Intan Putri, Gerry, Larissa Edeline, Dennis Julianto dan Tonny yang bersama-sama berjuang dalam menyusun skripsi dan membantu penulis dalam menyusun skripsi ini.

12. Monica, Novany Tan, dan Anastasia yang telah membantu penulis dalam menyusun skripsi ini.

13. Seluruh teman Jurusan Akuntansi angkatan 2012 yang telah berjuang bersama dan membantu penulis selama berkuliah di Universitas Kristen Maranatha.

14. Seluruh keluarga di Bandung dan di Gorontalo yang selalu mendukung, memotivasi, dan memberikan doa untuk kelancaran dan kesuksesan penulis selama berkuliah di Universitas Kristen Maranatha.

15. Teman SMA yaitu Fety Luvia dan Fadila Tulaseket yang selalu memberikan semangat, motivasi dan doa untuk kelancaran penulis dalam pelaksanaan penelitian ini.

16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu yang telah memberikan doa, motivasi dan telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Akhir kata, semoga Tuhan selalu melimpahkan kasih dan rahmat-Nya kepada semua pihak atas kebaikan dan bantuan yang telah diberikan. Semoga tugas akhir ini dapat berguna dan memberi nilai tambah serta wacana baru bagi semua pihak yang membacanya.

Bandung, Februari 2016

(28)

102 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Adelina, Rima. (2012). Analisis Efektifitas dan Kontribusi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) terhadap Pendapatan Daerah di Kabupaten Gresik. Universitas Negeri Surabaya. Skripsi Guritno, T. 1997. Kamus Ekonomi-binis-perbankan : Inggris-Indonesia. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Drs. Darwin. (2010). Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta: Penerbit Mitra Edisi Ketiga. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang,

Halim, A. (2004). Akuntansi Keuangan Daerah. Edisi Revisi. Jakarta: Salemba Empat

Handoko P.S. (2013). Analisis Tingkat Efektivitas Pajak Daerah Sebagai Sumber Pendapatan Asli Daerah Kota Pontianak. Diakses pada Tanggal 7 November 2013 dari http://jurnal.untan.ac.id/index.php/JEDA2/ article/view/1361.

Jogiyanto .(2010). Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Maulana, Ahmad Syahrir. (2013). Analisis Potensi Pemungutan Pahjak Hotel Dalam Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu. Universitas Hasanuddin. Prayanti, N.L.P.A., I, W.S., Fridayana, Y. (2014). Pengaruh Penerimaan Pajak Hotel,

Pajak Restoran dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Badung Tahun 2010-2013. E-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen, Volume 2 Tahun 2014.

Priyatno, Duwi. (2013). Mandiri Belajar Analisis Data dengan SPSS. Yogyakarta: MediaKom.

(29)

103

Universitas Kristen Maranatha

Putri, R.B.A.W.P, Srikandi Kumadji, dan Agung Darono. (2014). Analisis Penerimaan Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Hiburan Sebagai Sumber Pendapatan Asli Daerah. Jurnal Perpajakan 3 (1).

Rahardjo, Sahid. 2014. Tutorial SPSS. Diakses dari

http://www.spssindonesia.com/2014/02/uji-heteroskedastisitas-glejserspss .html pada tanggal 3 November 2015.

Resmi, Siti. (2013). Perpajakan Teori dan Kasus. Edisi Ketujuh. Jakarta: Salemba Empat.

Rizky. 2014. Menata Hiburan Malam. Diakses dari

http://m.inilah.com/news/detail/2079152/menata-hiburan-malam pada tanggal 3 November 2015.

Sarwono, Jonathan dan Ely Suhayati. 2010. Riset Akuntansi Menggunakan SPSS. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Sholeh, C dan Rochmansyah, H. (2010). Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Bandung: CV Gaza Publishing.

Tanaya, Ina. (2015). Bandung Kebanjiran Hotel. Diakses dari http://www.kompasiana.com/www.inatanaya.com/bandung-kebanjiranhotel _ 558e7b425fafbd0714744670 pada tanggal 6 Desember 2015.

Velayati, M Rizkika, Dkk. (2013). Analisis efektivitas dan kontribusi tindakan penagihan pajak aktif dengan surat teguran dan surat paksa sebagai upaya pencairan tunggakan pajak. Studi pada kantor pelayanan pajak pratama batu tahun 2010-2012. Universitas Brawijaya. Skripsi.

Gambar

Gambar 4.1     Struktur Organisasi Dinas Pelayanan Pajak ............................
Grafik V        Uji Parsial Pajak Hiburan Terhadap PAD ................................

Referensi

Dokumen terkait

Pokok bahasannya antara lain meliputi sistem ekonomi, pendapatan nasional, kesenjangan ekonomi dan kemiskinan, kependudukan dan ketenagakerjaan, perdagangan, investasi, sektor

[r]

[r]

Pengaruh Shabu Terhadap Volume, Ph Dan Kadar Ion Kalsium Saliva pada Mantan Pecandu Shabu di Pusat Rehabilitasi PSPP Insyaf Tahun

Telah dilakukan uji efek penghambatan enzim xantin oksidase oleh infus daun jambu mede (Anacardium occidentale) berdasarkan parameter farmakokinetik kofein dengan tujuan

Komposisi jenis burung yang ada dapat dikelompokkan berdasarkan jumlah jenis burung yang dijumpai pada empat lokasi pengamatan yang berbeda yaitu hutan primer, hutan

Fasa 2 dengan konsep Do-it-Yourself (DIY). • Setiap pasukan akan dibimbing oleh seorang mentor yang terdiri daripada pensyarah Universiti Malaya yang akan ditentukan

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan judul penelitian ini yaitu Penerapan Model Student Team Achievement Division (STAD) Berbasis Media PhET