• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas presentasi bab 7

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tugas presentasi bab 7"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Penentuan Sumber Penghasilan

Dalam menghitung batas jumlah pajak yang boleh dikreditkan, sumber penghasilan ditentukan sbb:

a) Penghasilan dari saham dan sekuritas lainnya serta keuntungan dari pengalihan saham dan sekuritas lainnya adalah Negara tempat badan yang menerbitkan saham atau sekuritas tersebut didirikan atau bertempat kedudukan b) Penghasilan berupa bunga, royalty, dan sewa sehubungan dengan penggunaan

harta gerak adalah Negara tempat pihak yang membayar atau dibebani bunga,royalty/sewa tersebut bertempat kedudukan/berada

c) Penghasilan berupa sewa sehubungan dengan penggunaan harta tidak bergerak adalah Negara tempat harta tersebut terletak

d) Penghasilan berupa imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan,dan kegiatan adalah Negara tempat pihak yang membayar/dibebani imbalan tersebut bertempat kedudukan/berada

e) Penghasilan BUT adalah Negara tempat BUT tersebut menjalankan usaha/melakukan kegiatan

f) Penghasilan dari pengalihan sebagian/seluruh hak penambangan/tanda turut serta dalam pembiayaan/permodalan dalam perusahaan pertambangan adalah Negara tempat lokasi penambangan berada

g) Keuntungan karena pengaliham harta tetap adalah Negara tempat harta tetap berada

h) Keuntungan karena pengalihan harta yang menjadi bagian dari suatu BUT adalah Negara tempat BUT berada

Misal: B sebagai WPDN memiliki sebuah rumah di Malaysia dan dalam tajun 2011 rumah tersebut dijual. Keuntungan yang diperoleh dari penjualan rumah tersebut merupakan penghasilan yang bersumber di Malaysia karena rumah tersebut terletak di Malaysia

(2)

Pajak Penghasilan Luar Negri yang dapat dikreditkan terhadap seluruh PPh yang terutang adalah pajak yang langsung dikenakan atas penghasilan yang

diterima/diperoleh diluar negri

Kerugian Luar Negri Tidak Dapat Dikompensasikan dan Besarnya Kredit Pajak Luar Negeri yang Dapat dkreditkan dalam Negeri

Dalam menghitung PKP, kerugian yang diderita WP diluar negeri tidak dapat dikompensasikan dengan penghasilan yang diterima/diperoleh dari Indonesia Penghitungan jumlah kredit pajak luar negeri yang dapat dikreditkan didalam negeri:

1. hitung total penghasilan WP dengan menjumlahkan semua penghasilan dalam negeri ditambah dengan semua penghasilan di luar negeri, kecuali kerugian di luar negeri yang tidak dapat dikompensasikan

2. hitung PPh terutang sesuai dengan tariff pajak pasal 17 UU PPh 3. penghasilan Netto LN x total PPh terutang

Total Penghasilan (dalam+luar)

4. PPh yang terutang / dibayar diluar negeri

5. Bandingkan PPh yang terutang/dibayar diluar negeri dengan PPh yang dihitung berdasarkan angka 3.

 Jika PPh pasal 24 hitung(angka 3)< PPh pasal 24 dibayar diluar negeri

maka yang dapat dikreditkan di dalam negeri adalah berdasarkan PPh pasal 24 hitung

 Jika PPh pasal 24 hitung (angka 3) > PPh pasal 24 dibayar di luar

negeri maka yang dapat dikreditkan di dalam negeri adalah berdasarkan PPh pasal 24 yang dibayar di luar negeri

(3)

2. apabila jumlah penghasilan netto= PKP maka sesuai tariff pasal 17 maka pajak penghasilan terutang ( 25%xpenghasilan netto)

3. batas maks kredit oajak luar negeri

= penghasilan LN : penghasilan netto x pajak penghasilan terutang

Penghasilan jika terjadi rugi usaha dalam negeri

1. apabila jumlah penghasilan netto= PKP maka sesuai tariff pasal 17 maka pajak penghasilan terutang ( 25%xpenghasilan netto)

2. batas maks kredit pajak luar negeri

= penghasilan dari usaha di luar negeri : jmlah penghasilan netto x pajak penghasilan yg terutang

Penghasilan Luar Negeri berasal dari beberapa Negara

jika penghasilan LN bersumber dari beberapa Negara, maka jumlah maksimum kredit pajak luar negeri dihitung untuk masing-masing Negara dengan menerapkan cara penghitungan sbb:

1. Negara x = penghsilan ngara X

X Pajak terutang Jumlah peng.netto

2. negara Y = penghasilan ngara Y

(4)

jika pajak yang terutang di LN > dari batas max kredit pajak yg dapat dikreditkan, maka jumlah kredit pajak yg diperkenankan yg kecil

Penghasilan Dalam Negri yang dikenakan pajak yang bersifat final

Dalam hal WP memperoleh penghasilan yang dikenakan pajak yang bersifat final maka atas penghasilan tersebut bukan merupakan factor penambahan penghasilan pada saat mengitung PKP

Pengurangan Pajak di LN

Jika terjadi pengurangan/pengembalian pajak atas penghasilan yang dibayar di LN, sehingga besarnya pajak yang dapat dikreditkan di Indonesia menjadi < dari besarnya perhitungan semula, maka selisihnya ditambahkan pada PPh yang terutang menurut UU PPh

Perubahan Penghasilan dari Luar Negeri

Pembetulan SP Tahunan karena perubahan penghasilan dari luar negri dilakukan sbb: a) jika terjadi koreksi fiskal di LN yang menyebabkan adanya tambahan penghasilan yang mengakibatkan pajak atas penghasilan terutang di luar negeri > dari yang dilaporkan SP Tahunan PPh, sehingga pajak di luar negeru kurang bayar,maka terdapat kemungkinan PPh di Indonesia juga kurang dibayar

b) dalam hal terjadi koreksi fiskal di LN berupa koreksi yang

(5)

dari yang dilaporkan dalam SP Tahunan, sehingga pajak di LN lebih bayar

Lebih Bayar Setelah pembetulan SPT disebabkan perubahan penghasilan Luar negeri

Jika terjadi kelebihan pembayaran pada saat pembetulan SPT TAhunan PPh akibat perubahan penghaslan luar negeri maka atas kelebihan pembayaran pajak tersebut dapat diminta kembali setelah diperhitungkan dengan utang pajak yang lain

Pajak yang harus Dibayar Sendiri

Referensi

Dokumen terkait

Objek Pajak Penghasilan adalah penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak (WP), baik yang berasal dari Indonesia

Sedangkan dalam Pasal 4 yang menjadi objek dari pajak penghasilan adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib

Apabila Wajib Pajak menyampaikan pembetulan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan sebelum Tahun Pajak 2007 yang mengakibatkan pajak yang masih harus dibayar menjadi lebih

Dalam perkiraan pendapatan lain-lain sebesar Rp 478.804,- merupakan penghasilan yang menjadi objek pajak sehingga perusahaan tidak melakukan koreksi fiskal. Menurut

Koreksi fiskal negatif adalah penyesuaian terhadap penghasilan netto komersial (laba akuntansi sebelum pajak penghasilan) dalam rangka menghitung penghasilan kena pajak

a. Koreksi Positif, adalah koreksi fiskal yang mengakibatkan adanya pengurangan biaya yang telah diakui dalam laporan laba rugi secara komersial menjadi semakin kecil

Koreksi fiskal negatif adalah penyesuaian terhadap penghasilan netto komersial (laba akuntansi sebelum pajak penghasilan) dalam rangka menghitung penghasilan kena pajak

Koreksi fiskal positif terjadi ketika penyesuaian terhadap penghasilan netto komersial (laba akuntansi sebelum pajak) untuk menghitung penghasilan kena pajak