• Tidak ada hasil yang ditemukan

Alat Ukur Konsentrasi Asap Rokok Berbasis Mikrokontroler Atmega8 Menggunakan Sensor MQ-2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Alat Ukur Konsentrasi Asap Rokok Berbasis Mikrokontroler Atmega8 Menggunakan Sensor MQ-2"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

ALAT UKUR KONSENTRASI ASAP ROKOK

BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8 MENGGUNAKAN

SENSOR MQ-2

TUGAS AKHIR

VADHYA WIENDYAS GANDORIA

112411020

PROGRAM STUDI D-3 METROLOGI & INSTRUMENTASI

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ALAT UKUR KONSENTRASI ASAP ROKOK

BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8 MENGGUNAKAN

SENSOR MQ-2

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat Ahli

Madya,

VADHYA WIENDYAS GANDORIA

112411020

PROGRAM STUDI D-3 METROLOGI & INSTRUMENTASI

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

PERSETUJUAN

Judul : ALAT UKUR KONSENTRASI ASAP ROKOK

BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8

MENGGUNAKAN SENSOR MQ-2

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : VADHYA WIENDYAS GANDORIA

No.Induk Mahasiswa : 112411020

Program Studi : D3 METROLOGI DAN INSTRUMENTASI

Departemen : FISIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

(FMIPA)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di

Medan, 21 Juli 2014

Ketua Departemen Dosen Pembimbing,

D3 Metrologi dan Instrumentasi

Dr. Diana Alemin Barus M.Sc

(4)

PERNYATAAN

ALAT UKUR KONSENTRASI ASAP ROKOK BERBASIS

MIKROKONTROLER ATMEGA8 MENGGUNAKAN SENSOR

MQ-2

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri kecuali

beberapa kutipan dan ringkasan yang masing- masing di sebutkan sumbernya.

Medan, 21 Juli 2014

(5)

PENGHARGAAN

Alhamdulillah puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah

Subhanahuwata’ala, atas segala karuniaNya yang telah diberikan kepada penulis

sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik. Shalawat dan Salam

kepada Nabi Muhammad SAW semoga kita mendapatkan safa’atnya di kemudian

hari. Amin

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima

kasih yang sebesar- besarnya kepada keluarga serta orang-orang yang mendukung

sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih banyak kepada Ayahanda M H Yunus dan Ibunda Sri

Rejeki, terima kasih atas kasih sayang dan kepercayaan yang telah kalian berikan

kepada anak kalian ini, serta adikku tercinta, Fraska, Viona, Frananda terima kasih

buat dukungannya, doa dan motivasi yang diberikan dari awal mulai perkuliahan

sampai penulisan Tugas Akhir ini serta buat seluruh keluarga yang telah membantu,

mendukung dan memberikan serta support terhadap pendidikan saya hingga bisa

berkembang seperti sekarang. Ucapan terimahkasih saya ucapkan juga kepada :

1. Yth.Bapak Dekan Dr.Sutarman beserta jajarannya di lingkungan FMIPA USU

2. Bapak Dr. Marhaposan Situmorang, selaku Ketua Departemen Fakultas Matematika

Dan Ilmu Pengetahuan Alam dan

3. Ibu Dr. Diana A. Barus M.Sc selaku Ketua Prodi D3 Metrologi dan Instrumentasi

sekaligus sebagai dosen penguji I.

4. Ibu Dr. Ratna Askiah Simatupang M.Si selaku sekretaris prodi D3 Metrologi dan

Instrumentasi.

(6)

6. Seluruh Dosen dan Karyawan Program Studi D3 Metrologi dan Instrumentasi

Departemen Fisika FMIPA USU.

7. Seorang yang yang sangat berjasa besar yaitu Abang Dwi Budi Prasetyo, yang telah

banyak mengorbankan waktu dan tenaganya untuk membantu pengerjaan tugas akhir

ini hingga selesai , terimah kasih .

8. Kepada abang-abang yaitu : bang robbhy , bang hamdan, bang kharismah, bang oki

hadinata, saya ucapkan banyak terimah kasih.

9. Saudara-saudaraku di UKM ROBOTIK SIKONEK USU , tiada satupun kesan yang

ingin kulupakan saat bersama kalian, semua proses pengerjaan tugas akhir ini

sebahagiaan besar dapat terlaksana karena para teman, kepada : anie, astrid, nuril,

jepri, wana, irfa, faqih, fadly, ivon, oca, cahya, mestika, nissa, dinda, yuni, iki, dan

semuanya dan kita sama-sama mengerjakan dengan sepenuh hati atas segala bentuk

bantuan yang telah diberikan kepada saya. Jazakumullah khairan katsiran kepada

saudara-saudara seperguruanku, teman–teman seperjuangan yang telah banyak

membantu dalam proses pengerjaan tugas akhir ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan tugas akhir ini

masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran

dari pembaca yang bersifat membangun dalam penyempurnaan tugas akhir ini.

Semoga laporan ini menjadi ibadah yang baik bagi penulis dan menjadi ilmu

yang bermanfaat bagi pembaca.

Amin Yaa Rabbal’alamin

Medan, Juli 2014

Penulis,

(7)

ABSTRAK

Alat ukur ALAT UKUR KONSENTRASI ASAP ROKOK BERBASIS

MIKROKONTROLER ATMEGA8A MENGGUNAKAN SENSOR MQ-2 ini

adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur gas dari konsentasi asap (asap

rokok) yang ada di sekitar ruangan. Alat ini dapat bermanfaat untuk aplikasi

pengukuran gas. Komponennya adalah Sistem Minimum menggunakan

mikrokontroler Atmega8, LCD sebagai display untuk penunjukkan dan sensor

MQ-2 (smoke sensor and LPG). Gas yang diukur dalam pengukuran ini adalah CO

(carbon monoksida) yang terkandung dalam asap rokok.

(8)
(9)

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

4.1. Umum ... 35

4.2. Pengujiian Alat ... 35

4.2.1. Pengujian Sistem Minimum ... 35

4.2.2. Pengujian Sensor MQ-2 ... 35

4.2.3. Pengujian LCD ... 36

4.2.2. Pengujian Rangkaian Regulator ... 36

4.3. Data Analisa Pengukuran Asap Rokok ... 37

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 38

5.2. Saran ... 38

DAFTAR PUSTAKA ... 39

(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman Tabel

2.1. Fungsi Alternatif PORT B ... 11

2.2. Fungsi Alternatif PORT C ... 12

2.3. Fungsi Alternatif PORT D ... 13

2.4. Pin untuk LCD ... 24

3.1. Pin Yang Dipakai pada LCD ... 32

4.1. Data Pengujian Sensor MQ-2 ... 36

(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman Gambar

2.1. Gambaran Umum Mikrokontroler ... 6

2.2. ATMEGA 8... 9

2.3. Konfigurasi ATMEGA8 ... 10

2.4. Status Register ATMEGA8 ... 15

2.5. Peta Memory ATMEGA8 ... 17

2.6. Diagram Blok ATMEGA8 ... 19

2.7. Flash ATMEGA8 ... 21

2.8. Sensor MQ-2 ... 22

2.9. LCD 2X16 ... 25

2.10. Susunan Alamat Pada LCD ... 26

3.1. Blok Diagram ... 29

3.2 Rangkaian Minimum Sistem ATMEGA8... 31

3.2 Rangkaian Sensor MQ-2 ... 31

3.4 Rangkaian LCD... 32

3.5 Rangkaian Regulator ... 32

3.6 Rangkaian Keseluruhan ... 33

3.7 Flowchart dari alat ukur ... 34

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman Lamp

1 Program Alat Ukur ... 42

2 Dokumentasi Alat ... 47

3. Datasheet Atmega8 ... 50

(13)

ABSTRAK

Alat ukur ALAT UKUR KONSENTRASI ASAP ROKOK BERBASIS

MIKROKONTROLER ATMEGA8A MENGGUNAKAN SENSOR MQ-2 ini

adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur gas dari konsentasi asap (asap

rokok) yang ada di sekitar ruangan. Alat ini dapat bermanfaat untuk aplikasi

pengukuran gas. Komponennya adalah Sistem Minimum menggunakan

mikrokontroler Atmega8, LCD sebagai display untuk penunjukkan dan sensor

MQ-2 (smoke sensor and LPG). Gas yang diukur dalam pengukuran ini adalah CO

(carbon monoksida) yang terkandung dalam asap rokok.

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kemajuan teknologi pada saat ini membuat semua orang dapat melakukan

apa saja sesuai keinginan. Era globalisasi dan komunikasi saat ini ditandai dengan

banyaknya manusia yang memanfaatkan teknologi untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya. Adanya teknologi baru, merupakan sumbangan tak ternilai dari kemajuan

teknologi yang begitu pesat, dengan dukungan teknologi tersebut yang menjadi

faktor utama manusia semakin dimanjakan. Saat ini dalam kehidupan sehari–hari

manusia tidak pernah lepas dari aktivitasnya untuk berinteraksi dengan banyak

fasilitas–fasilitas yang membantu kinerja manusia, tetapi dilain sisi fasilitas–

fasilitas yang membantu kinerja menimbulkan hal negatif pada diri manusia itu

sendiri, seperti polusi udara yang diakibatkan oleh ulah manusia baik secara

langsung maupun dari alat yang mereka gunakan mengakibatkan polusi yang

berlebihan yang manusia sumbangkan untuk bumi ini dan dalam kehidupan.

Banyak kasus yang belum tersolusikan dalam penanganan hal tersebut.

Polusi udara yang dihasilkan langsung oleh manusia adalah kandungan asap

yang beruba gas CO (Carbon monoksida) yang terdapat pada rokok yang manusia

isap setiap harinya, pria maupun wanita yang menjadi perokok aktif adalah

penyumbang dari gas tersebut dan manusia lain sebagai perokok pasif (yang tidak

merokok) dapat terkena imbasnya begitu pula dengan alam sekitar, karena tidak

(15)

dihasilkan oleh asap rokok tersebut. Peristiwa ini telah banyak kita dengar dan lihat

di media masa maupun media elektronik dan belum tersolusikan hingga asap rokok

yang semakin hari semakin meresahkan masyarakat. Melihat latar belakang

tersebut, penulis mengambil judul Tugas Akhir ini yaitu “ALAT UKUR

KONSENTRASI ASAP ROKOK BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8

MENGGUNAKAN SENSOR MQ-2”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan dari beberapa yang terjadi di lapangan makin maraknya perokok

aktif yang merokok secara bebas di suatu ruangan dapat mengkibatkan hal-hal yang

berbahaya. Asap rokok pada perokok pasif akibatnya lebih berbahaya dibandingkan

perokok aktif. Bahkan bahaya yang harus ditanggung perokok pasif tiga kali lipat dari

bahaya perokok aktif. Setyo Budiantoro dari Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat

Indonesia (IAKMI) mengatakan sebanyak 25 persen zat berbahaya yang terkandung

dalam rokok masuk ke tubuh perokok, sedangkan 75 persennya beredar di udara bebas

yang berisiko masuk ke tubuh orang di sekelilingnya. Oleh sebab itu dibutuhkan suatu

sistem kontrol yang dapat mengukur beberapa macam konsentrasi gas sehingga

nantinya alat ini mampu mengurangi berbagai macam permasalahan diatas.

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dari tugas akhir ini memiliki cakupan antara lain, :

• Sistem kontrol yang digunakan berbasis ATMEGA8 yang

menggunakan sensor smoke MQ-2 yang dapat mendeteksi konsentrasi

gas terhadap sampel yakni asap rokok , kadar karbon monoksida

(16)

• Pengukuran dilakukan pada simulasi ruangan tertutup.

1.4 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penulisan tugas akhir ini antara lain guna untuk mencegah

terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan seperti kebakaran dan perokok pasif yang

menanggung akibatnya karena perokok pasif.

Tujuan dari tugas akhir ini :

1. Merancang alat ukur pendeteksi yang yang dapat mengetahui ada tidaknya

asap rokok gas di suatu ruangan tertutup tertentu yang dibatasi luasnya

dalam tugas akhir ini.

2. Membuat suatu alat yang tepat guna dan berkualitas yang sangat dibutuhkan

di dalam kehidupan manusia sehari-hari

3. Mengembangkan ilmu pengukuran di dalam pengaplikasinnya seperti

mengukur konsentrasi asap rokok.

4. Memenuhi syarat untuk menyelesaikan mata kuliah Tugas Akhir dan

menyelesaikan pendidikan di program studi D-III Metrologi dan

Instrumentasi FMIPA USU.

1.5 Metode Penelitian

1. Study literatur

Merupakan metode yang dilakukan oleh penulis dengan mengunjungi

tempat dan mempelajari website ataupun buku-buku yang berkaitan dengan

pembuatan alat ukur konsentrasi asap rokok berbasis mikrokontroler

ATMEGA8.

(17)

Merupakan suatu tahap awal dalam merumuskan masalah dan membuat

rancangan konsep dalam menyelesaikan suatu masalah. Bentuknya adalah

konsep tertulis dan tergambarkan dalam bentuk diagram blok.

3. Perancangan dan pembuatan alat ukur

Proses merancang desain dan bentuk alat ukur sampai membuat alat

ukurnya.

4. Menguji mekanika dari alat ukur

Merupakan tahap menguji mekanika dari alat ukur, untuk dilanjutkan agar

bisa di program.

5. Proses pembuatan pemrograman

Kegiatan dimana mencari algoritma yang menjadi suatu program untuk alat

ukur konsentrasi asap rokok berbasis mikrokontroler ATMEGA8.

6. Uji tahap awal

Proses menguji alat ukur konsentrasi asap rokok berbasis mikrokontroler

ATMEGA8 ini, agar bisa mengukur.

7. Membuat kesimpulan dari hasil alat ukur konsentrasi asap rokok berbasis

mikrokontroler ATMEGA8

1.6 Sistematika Penulisan

BAB 1 : PENDAHULUAN

Bagian pendahuluan berisikan latar belakang, identifikasi masalah, batasan

masalah (bila diperlukan), maksud dan tujuan penelitian, metode penelitian,

(18)

BAB 2 : LANDASAN TEORI

Berisikan informasi yang sudah dilaporkan dan sangat erat kaitannya dengan

alat ukur yang berkenaan dengan hasil pengukuran. Disini landasan teori yang

di bahas adalah mikrokontroler ATMEGA8, sensor MQ-2, LCD,

CodeViosionAVR.

BAB 3 : SISTEM KERJA RANGKAIAN

Pada bab ini akan dibahas sistem kerja rangkaian, yaitu diagram blok dari

rangkaian dan flowchart.

BAB 4 : ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

Hasil pengujian alat ukur dapat disajikan dalam tabel, gambar, atau dalam

narasi.

BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN

Bagian kesimpulan disiapkan dalam poin-poin sesuai dengan hasil penelitian.

Kesimpulan harus merujuk kepada tujuan penelitian. Bagian saran merupakan

harapan penulis untuk kelengkapan informasi mengenai tema yang dikaji dan

(19)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Mikrokontroler

Mikrokontroler sering disebut sebagai mikrokomputer atau embedded system.

Mikrokontroler dipandang sebagai suatu sistem yang terdiri atas input,program dan

output. Mikrokontroler dapat diatur oleh sebuah program. Proses untuk memasukkan

program ke dalam mikrokotroler disebut dengan download dan alat yang digunakan

disebut dengan downloader. Seperti sistem komputer nilai tambah sistem

mikrokontroler dapat dilipatgandakan melalui program. Mikrokontroler diproduksi

dalam bentuk rangkaian terpadu (IC) seperti gambar dibawah ini.

Gambar 2.1. Gambaran Umum Mikrontroler

Secara sederhana mikrokontroler adalah mikroprosesor yang dilengkapi dengan

periperal dan peralatan pendukung yang di dalam mikroprosesor tidak dilengkapi.

Dalam sistem tertanam berbasis mikroprosesor, pengantara periferal dan peralatan

(20)

tambahan di luar mikroprosesor itu. Mikrokontroler menerapkan arsitektur Harvard,

dalam arsitektur ini penjemputan instruksi dapat dilaksanakan secara bersamaan

dengan pemindahan data. Tetapi dalam kebanyakan mesin dengan arsitektur Harvard

juga memori tersebut dihubungkan ke bus bersama sehingga paralelismenya sangat

berkurang. Secara umum, mikrokontroler mengandung tujuh komponen : Prosesor

(CPU), ROM, RAM, bandar (port) I/O, Rangkaian Interupsi, Timer, dan Bus yang

dihubungkan.

- Prosesor : Prosesor (CPU) melaksanakan penjemputan intruksi dari

memori mendekodekan dan menjalankannya dan mengarahkan perpindahan

data antar register atau antara register dan memori.

- ROM : digunakan untuk menyimpan data yang bersifat permanen.

Dalam mikrokontroler program disimpan dalam ROM, atau EPROM atau

Flash EPROM. Ada mikrokontroler yang dapat ditambah ROM eksternal di

luar serpih mikrokontroler. Disamping ROM untuk program juga digunakan

EEPROM untuk menyimpan data.

- RAM : RAM digunakan untuk menyimpan data yang bersifat

sementara. Dalam mikrokontroler, RAM yang tersedia sangat sedikit yang

sebagiannya digunakan lagi sebagai register prosesor, dikatakan register

dipetakan sebagai memori.

- Timer : Timer (pewaktu) adalah counter (pencacah) yang digunakan

untuk membangkitkan pulsa atau deretan pulsa pada saat-saat tertentu atau

dengan frekuensi tertentu. Pulsa ini digunakan untuk sebagai inetrupsi internal

(21)

mikrokontroler, pencacah ini adalah pencacah naik, berbeda dengan pencacah

turun yang diterapkan dalam sistem mikroprosesor.

- Bandar I/O : Terdiri atas Port Paralel dan Port Seri yang mempunyai

kemampuan tristate. Pada sebagian mikrokontroler disediakan bandar

masukan/keluaran analog. Fungsi bandar ini pada umumnya dipilih

(dikonfigurasi) sebagai masukan/keluaran paralel/seri analog. Arah aliran data

pada Port masukan/keluaran pada umumnya dipilih melalaui register arah

(Data Direction Register, disingkat DDR). Port ini juga dipetakan sebagai

memori.

- Interupsi : interupsi dapat dibedakan atas interupsi perangkat lunak yang

dibangkitkan oleh interupsi yang ditanamkan dalam program dan interupsi

perangkat keras yang dibangkitkan oleh sinyal perangkat keras yang baik yang

berasal dari sumber internal seperti timer atau sumber eksternal dari port seri

atau paralel.

- Bus : bus adalah saluran yang melakukan (membawa) sinyal-sinyal

perangkat keras. Sebagaimana dalam mikroprosesor, bus dibedakan atas bus

data, alamat dan kontrol. Bus data melakukan data antara register dan memori

atau I/O, bus ini bersifat dua arah.

Beberapa contoh keluarga mikrokontroler :

(22)

- Keluarga AVR

2.2. ATMEGA8

AVR merupakan salah satu jenis mikrokontroler yang di dalamnya terdapat

berbagai macam fungsi. Perbedaannya pada mikro yang pada umumnya digunakan

seperti MCS51 adalah pada AVR tidak perlu menggunakan oscillator eksternal karena

di dalamnya sudah terdapat internal oscillator. Selain itu kelebihan dari AVR adalah

memiliki Power-On Reset, yaitu tidak perlu ada tombol reset dari luar karena cukup

hanya dengan mematikan supply, maka secara otomatis AVR akan melakukan reset.

Untuk beberapa jenis AVR terdapat beberapa fungsi khusus seperti ADC, EEPROM

sekitar 128 byte sampai dengan 512 byte.

Gambar 2.2. ATMEGA8

AVR ATmega8 adalah mikrokontroler CMOS 8-bit berarsitektur AVR RISC

yang memiliki 8K byte in-System Programmable Flash. Mikrokontroler dengan

konsumsi daya rendah ini mampu mengeksekusi instruksi dengan kecepatan

maksimum 16MIPS pada frekuensi 16MHz. Jika dibandingkan dengan ATmega8L

(23)

Untuk ATmega8 tipe L, mikrokontroler ini dapat bekerja dengan tegangan antara 2,7 -

5,5V sedangkan untuk ATmega8 hanya dapat bekerja pada tegangan antara 4,5–5,5 V.

2.2.1. Konfigurasi Pin Atmega8

Gambar 2.3. Konfigurasi Pin Atmega8

ATmega8 memiliki 28 Pin, yang masing-masing pin nya memiliki fungsi yang

berbeda-beda baik sebagai port maupun fungsi yang lainnya. Berikut akan dijelaskan

fungsi dari masing-masing kaki ATmega8.

a. VCC

Merupakan supply tegangan digital.

b. GND

Merupakan ground untuk semua komponen yang membutuhkan grounding.

c. Port B (PB7...PB0)

Didalam Port B terdapat XTAL1, XTAL2, TOSC1, TOSC2. Jumlah Port B

adalah 8 buah pin, mulai dari pin B.0 sampai dengan B.7. Tiap pin dapat

(24)

bi-directional I/O dengan internal pull-up resistor. Sebagai input, pin-pin yang

terdapat pada port B yang secara eksternal diturunkan, maka akan mengeluarkan

arus jika pull-up resistor diaktifkan. Khusus PB6 dapat digunakan sebagai input

Kristal (inverting oscillator amplifier) dan input ke rangkaian clock internal,

bergantung pada pengaturan Fuse bit yang digunakan untuk memilih sumber

clock. Sedangkan untuk PB7 dapat digunakan sebagai output Kristal (output

oscillator amplifier) bergantung pada pengaturan Fuse bit yang digunakan untuk

memilih sumber clock. Jika sumber clock yang dipilih dari oscillator internal,

PB7 dan PB6 dapat digunakan sebagai I/O atau jika menggunakan maka PB6 dan

PB7 (TOSC2 dan TOSC1) digunakan untuk saluran input timer.

Tabel 2.1. Fungsi Alternatif Port B

d. Port C (PC5…PC0)

Port C merupakan sebuah 7-bit bi-directional I/O port yang di dalam

masing-masing pin terdapat pull-up resistor. Jumlah pin nya hanya 7 buah mulai dari pin

C.0 sampai dengan pin C.6. Sebagai keluaran/output port C memiliki

karakteristik yang sama dalam hal menyerap arus (sink) ataupun mengeluarkan

(25)

sebesar 10bit. ADC dapat kita gunakan untuk mengubah input yang berupa

tegangan analog menjadi data digital. I2C (SDA dan SDL) merupakan salah satu

fitur yang terdapat pada PORTC. I2C digunakan untuk komunikasi dengan sensor

atau device lain yang memiliki komunikasi data tipe I2C seperti sensor kompas,

accelerometer nunchuck, dll.

e. RESET/PC6

Jika RSTDISBL Fuse diprogram, maka PC6 akan berfungsi sebagai pin I/O. Pin

ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan pin-pin yang terdapat pada port

C lainnya. Namun jika RSTDISBL Fuse tidak diprogram, maka pin ini akan

berfungsi sebagai input reset. Dan jika level tegangan yang masuk ke pin ini

rendah dan pulsa yang ada lebih pendek dari pulsa minimum, maka akan

menghasilkan suatu kondisi reset meskipun clock-nya tidak bekerja. RESET

merupakan salah satu pin penting di mikrokontroler, RESET dapat digunakan

untuk merestart program. Pada ATMega8 pin RESET digabungkan dengan salah

satu pin IO (PC6). Secara default PC6 ini di disable dan diganti menjadi pin

RESET. Kita dapat melakukan konfigurasi di fusebit untuk melakukan

pengaturannya.

(26)

f. Port D (PD7…PD0)

Port D merupakan 8-bit bi-directional I/O dengan internal pull-up resistor.

Fungsi dari port ini sama dengan port-port yang lain. Hanya saja pada port ini

tidak terdapat kegunaan-kegunaan yang lain. Pada port ini hanya berfungsi

sebagai masukan dan keluaran saja atau biasa disebut dengan I/O.

Tabel 2.3. Fungsi Alternatif Port D

USART (TXD dan RXD) merupakan jalur data komunikasi serial dengan level

sinyal TTL. Pin TXD berfungsi untuk mengirimkan data serial, sedangkan RXD

kebalikannya yaitu sebagai pin yang berfungsi untuk menerima data serial.

Interrupt (INT0 dan INT1) merupakan pin dengan fungsi khusus sebagai interupsi

hardware. Interupsi biasanya digunakan sebagai selaan dari program, misalkan

pada saat program berjalan kemudian terjadi interupsi hardware/software maka

program utama akan berhenti dan akan menjalankan program interupsi. XCK

dapat difungsikan sebagai sumber clock external untuk USART, namun kita juga

dapat memanfaatkan clock dari CPU, sehingga tidak perlu membutuhkan external

(27)

timer 0. AIN0 dan AIN1 keduanya merupakan masukan input untuk analog

comparator.

g. Avcc

Pin ini berfungsi sebagai supply tegangan untuk ADC. Untuk pin ini harus

dihubungkan secara terpisah dengan VCC karena pin ini digunakan untuk analog

saja. Bahkan jika ADC pada AVR tidak digunakan tetap saja disarankan untuk

menghubungkannya secara terpisah dengan VCC. Jika ADC digunakan, maka

AVcc harus dihubungkan ke VCC melalui low pass filter.

h. AREF

Merupakan pin referensi jika menggunakan ADC.

2.2.2. Status Register

Pada AVR status register mengandung beberapa informasi mengenai hasil

dari kebanyakan hasil eksekusi instruksi aritmatik. Informasi ini digunakan untuk

altering arus program sebagai kegunaan untuk meningkatkan performa pengoperasian.

Register ini di-update setelah operasi ALU (Arithmetic Logic Unit) hal tersebut seperti

yang tertulis dalam datasheet khususnya pada bagian Instruction Set Reference.

Dalam hal ini untuk beberapa kasus dapat membuang penggunaan kebutuhan

instruksi perbandingan yang telah didedikasikan serta dapat menghasilkan

peningkatan dalam hal kecepatan dan kode yang lebih sederhana dan singkat.

Register ini tidak secara otomatis tersimpan ketika memasuki sebuah rutin interupsi

dan juga ketika menjalankan sebuah perintah setelah kembali dari interupsi. Namun

(28)

Gambar 2.4. Status Register ATMega8

Penjelasan :

 Bit 7(I)

Merupakan bit Global Interrupt Enable. Bit ini harus di-set agar semua perintah

interupsi dapat dijalankan. Untuk perintah interupsi individual akan di jelaskan pada

bagian yang lain. Jika bit ini di-reset, maka semua perintah interupsi baik yang

individual maupun yang secara umum akan di abaikan. Bit ini akan dibersihkan atau

cleared oleh hardware setelah sebuah interupsi di jalankan dan akan di-set kembali

oleh perintah RETI. Bit ini juga dapat di-set dan di-reset melalui aplikasi dan intruksi

SEI dan CLL.

 Bit 6(T)

Merupakan bit Copy Storage. Instruksi bit Copy Instructions BLD (Bit Load) and BST

(Bit Store) menggunakan bit ini sebagai asal atau tujuan untuk bit yang telah

dioperasikan. Sebuah bit dari sebuah register dalam Register File dapat disalin ke

dalam bit ini dengan menggunakan instruksi BST, dan sebuah bit di dalam bit ini

dapat disalin ke dalam bit di dalam register pada Register File dengan menggunakan

perintah BLD.

 Bit 5(H)

Merupakan bit Half Carry Flag. Bit ini menandakan sebuah Half Carry dalam

beberapa operasi aritmatika. Bit ini berfungsi dalam aritmatika BCD.

(29)

Merupakan Sign bit. Bit ini selalu merupakan sebuah ekslusif di antara Negative Flag

(N) dan two’s Complement Overflow Flag (V).

 Bit 3(V)

Merupakan bit Two’s Complement Overflow Flag. Bit ini menyediakan fungsi

aritmatika dua komplemen.

 Bit 2(N)

Merupakan bit Negative Flag. Bit ini mengindikasikan sebuah hasil negative di dalam

sebuah fungsi logika atai aritmatika.

 Bit 1(Z)

Merupakan bit Zero Flag. Bit ini mengindikasikan sebuah jasil nol “0” dalan sebuah

fungsi aritmatika atau logika.

 Bit 0(C)

Merupakan bit Carry Flag. Bit ini mengindikasikan sebuah Carry atau sisa dalam

sebuah aritmatika atau logika.

2.2.3. Memori AVR Atmega

Memori atmega terbagi menjadi tiga yaitu :

a. Memori Flash

Memori flash adalah memori ROM tempat kode-kode program berada. Kata flash

menunjukan jenis ROM yng dapat ditulis dan dihapus secara elektrik. Memori

flash terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian aplikasi dan bagian boot. Bagian

aplikasi adalah bagian kode-kode program apikasi berada. Bagian boot adalah

bagian yang digunakan khusus untuk booting awal yang dapat diprogram untuk

menulis bagian aplikasi tanpa melalui programmer/downloader, misalnya melalui

(30)

Gambar 2.5. Peta Memory ATMEGA8

b. Memori Data

Memori data adalah memori RAM yang digunakan untuk keperluan program.

Memori data terbagi menjadi empat bagian yaitu : 32 GPR (General Purphose

Register) adalah register khusus yang bertugas untuk membantu eksekusi

program oleh ALU (Arithmatich Logic Unit), dalam instruksi assembler setiap

instruksi harus melibatkan GPR. Dalam bahasa C biasanya digunakan untuk

variabel global atau nilai balik fungsi dan nilai-nilai yang dapat memperingan

kerja ALU. Dalam istilah processor komputer sahari-hari GPR dikenal sebagai

chace memory”.I/O register dan Aditional I/O register adalah register yang

difungsikan khusus untuk mengendalikan berbagai pheripheral dalam

mikrokontroler seperti pin port, timer/counter, usart dan lain-lain. Register ini

dalam keluarga mikrokontrol MCS51 dikenal sebagai SFR (Special Function

Register).

c. EEPROM

EEPROM adalah memori data yang dapat mengendap ketika chip mati (off),

digunakan untuk keperluan penyimpanan data yang tahan terhadap gangguan catu

(31)

2.2.4. Timer/Counter 0

Timer/counter 0 adalah sebuah timer/counter yang dapat mencacah sumber

pulsa/clock baik dari dalam chip (timer) ataupun dari luar chip (counter) dengan

kapasitas 8-bit atau 256 cacahan. Timer/counter dapat digunakan untuk :

- Timer/counter biasa.

- Clear Timer on Compare Match (selain Atmega 8)

- Generator frekuensi (selain Atmega 8)

- Counter pulsa eksternal

2.2.5. Komunikasi Serial Pada Atmega 8

Mikrokontroler AVR Atmega 8 memiliki Port USART pada Pin 2 dan Pin 3 untuk

melakukan komunikasi data antara mikrokontroler dengan mikrokontroler ataupun

mikrokontroler dengan komputer. USART dapat difungsikan sebagai transmisi data

sinkron, dan asinkron. Sinkron berarti clock yang digunakan antara transmiter dan

receiver satu sumber clock. Sedangkan asinkron berarti transmiter dan receiver

mempunyai sumber clock sendiri-sendiri. USART terdiri dalm tiga blok yaitu clock

(32)

2.2.6. Arsitektur Mikrokontroler Atmega8

Gambar 2.6. Blok Diagram ATmega8

2.2.7. Kelebihan (Fitur) Mikrokontroler AVR ATmega8

Mikrokontroler AVR ATmega8 merupakan CMOS dengan konsumsi daya

rendah, mempunyai 8-bit proses data (CPU) berdasarkan arsitektur AVR RISC.

Dengan mengeksekusi instruksi dalam satu (siklus) clock tunggal, ATmega8 memiliki

(33)

memungkinkan perancang sistem dapat mengoptimalkan konsumsi daya dan

kecepatan pemrosesan. Berikut kelebihan yang dimiliki ATmega8 :

1. Kinerja Tinggi, Low-power AVR® 8-bit Microcontroller

Seperti yang disebutkan Atmel dalam websitenya "The low-power Atmel 8-bit

AVR RISC-based microcontroller... The device supports throughput of 16

MIPS at 16 MHz and operates between 2.7-5.5 volts". AVR (Alf (Egil Bogen)

and Vegard (Wollan) 's Risc processor) mengeluarkan ATmega8 dengan fitur

yang sangat menarik untuk dicoba. Selama ini Penulis masih merasakan bahwa

ATmega8 sangat bagus dalam hal kinerja, cocok untuk penelitian, pembuatan

produk, bahkan untuk pembelajaran Robotik. Disamping kinerjanya yang

handal, ATmega8 juga hemat energi (daya rendah), karena mampu beroperasi

pada tegangan 2,7 sampai 5,5 Volt, dan hanya mengkonsumsi arus sebesar 3,6

mA.

2. Kemajuan Arsitektur RISC

Mikrokontroler AVR memiliki arsitektur Reduced Instruction Set Computing

(RISC) atau "set instruksi Komputasi yang disederhanakan".

Arsitektur Reduced Instruction Set Computing (RISC) atau "Set instruksi

Komputer yang disederhanakan" pertama kali digagas oleh John Cocke,

peneliti dari IBM di Yorktown, New York pada tahun 1974 saat ia

membuktikan bahwa sekitar 20% instruksi pada sebuah prosesor ternyata

menangani sekitar 80% dari keseluruhan kerjanya. Komputer pertama yang

menggunakan konsep RISC ini adalah IBM PC/XT pada era 1980-an. Istilah

RISC sendiri pertama kali dipopulerkan oleh David Patterson, pengajar pada

University of California di Berkely . Atmel AVR adalah jenis mikrokontroler

(34)

Mikrokontroler AVR ini memiliki arsitektur RISC delapan bit, di mana semua

instruksi dikemas dalam kode 16-bit (16 bits word) dan sebagian besar

instruksi dieksekusi dalam 1 (satu ) siklus clock.

3. Daya Tahan Tinggi dan Segmen Memori non-volatile.

Mikrokontroler AVR memiliki daya tahan data (retensi data) 20 tahun ketika

suhu mencapai 85°C atau 100 tahun ketika suhu mencapai 25°C. ATmega8

memiliki 8 KB (KiloByte) memori Flash internal yang dapat dimasukan kode

program utama (seperti file .hex) sehingga cukup untuk diterapkan dalam

penelitian skala kecil - menengah. Disamping memori Flash, ATmega8 juga

memiliki 512 Byte EEPROM yang dapat menampung data meskipun dalam

keadaan OFF. Mikrokontroler ini juga memiliki 1K Byte Internal SRAM

sehingga proses data bisa lebih cepat.

Gambar 2.7. Flash ATmega8

Kelebihan lainnya dari ATmega8 adalah :

 Dapat diisi data (write) dan dihapus (eraser) sampai 10.000 kali (untuk Flash)

dan 100.000 kali untuk EEPROM

 Memiliki daya tahan data (retensi data) 20 tahun ketika suhu mencapai 85°C

(35)

 Terdapat pilihan Kode Boot Section dengan Lock Bits independen

 Sistem keamanan data dengan mengunci program untuk Software Security

2.3. Sensor MQ-2

MQ-2 adalah komponen elektronika untuk mendeteksi kadar gas hidrokarbon

seperti iso butana (C4H10 / isobutane), propana (C3H8 / propane), metana (CH4 /

methane), etanol (ethanol alcohol, CH3CH2OH), hidrogen (H2 / hydrogen),

liquid petroleum gas). Gas sensor ini dapat digunakan untuk

mendeteksi kebocoran gas di rumah / pabrik, misalnya untuk membuat rangkaian

elektronika pendeteksi kebocoran elpiji.

MQ-2 berfungsi untuk mendeteksi keberadaan asap rokok di udara. Sensor akan

mendeteksi keberadaan gas yang terkandung dalam asap rokok seperti asap maka

resistansi elektrik sensor akan turun. Memanfaatkan prinsip kerja dari sensor MQ-2

ini, kandungan gas asap tersebut dapat terdeteksi. Sensor MQ-2 ini memiliki 6 buah

masukan yang terdiri dari tiga buah supply power (VCC) sebasar +5 volt untuk

mengaktifkan heater dan sensor, VSS (Ground), dan pin keluaran dari sensor tersebut.

Pin keluaran dari sensor dihubungkan dengan ADC 0832 pada chanel 2 sebagai

masukan. Tampilan sensor asap rokok MQ-2 seperti pada gambar di bawah ini.

(36)

Nilai RL sesuai dengan datasheet yaitu 10 KΩ. Tingkat sensitivitas sensor

MQ-2 bervariasi untuk masing-masing tipe gas hidrokarbon yang dapat dideteksi

sesuai tabel berikut ini:

• LPG & propana: 200 - 5000 ppm

• i-butana: 300 - 5.000 ppm

• metana: 5.000 - 20.000 ppm (untuk sensor yang lebih sensitif terhadap

methane, gunaka

• hidrogen: 300 - 5.000 ppm

• etanol / alkohol: 100 - 2.000 ppm (bila diperlukan sensor yang spesifik untuk

alkohol, gunaka

Keluaran sensor ini berupa resistansi analog yang dengan mudah dapat dikonversi

menjadi tegangan dengan menambahkan satu resistor biasa (bisa juga menggunakan

potensiometer sehingga ambang batas sensitivitas deteksi dapat disetel sesuai

kebutuhan). Dengan mengkonversi impedansi ini menjadi tegangan, hasil bacaan

sensor dapat dibaca oleh pin ADC (analog to digital converter) pada

Nilai resistansi dari MQ-2 adalah perbedaan untuk berbagai jenis dan berbagai gas

konsentrasi. Sensor ini, penyesuaian sensitivitas sangat diperlukan dengan

mengkalibrasi detektor untuk 1000ppm liquified petroleum gas (LPG), atau

konsentrasi 1000ppm iso-butana (i-C4H10) nilai udara dan penggunaan Resistensi

beban yang (RL) sekitar 20 KΩ (5KΩ dengan 47 KΩ). Ketika akurat mengukur, titik

alarm yang tepat untuk detektor gas harus ditentukan setelah mempertimbangkan

(37)

2.4. Code Vision AVR

CodeVisionAVR pada dasarnya merupakan perangkat lunak pemrograman

microcontroller keluarga AVR berbasis bahasa C. Ada tiga komponen penting yang

telah diintegrasikan dalam perangkat lunak ini: Compiler C, IDE dan Program

generator. Berdasarkan spesifikasi yang dikeluarkan oleh perusahaan pengembangnya,

Compiler C yang digunakan hampir mengimplementasikan semua komponen standar

yang ada pada bahasa C standar ANSI (seperti struktur program, jenis tipe data, jenis

operator, dan library fungsi standar-berikut penamaannya). Tetapi walaupun

demikian, dibandingkan bahasa C untuk aplikasi komputer, compiler C untuk

microcontroller ini memiliki sedikit perbedaan yang disesuaikan dengan arsitektur

AVR tempat program C tersebut ditanamkan (embedded).

Ada beberapa program yang dapat digunakan sebagai editor dan compiler untuk

mikrokontroler AVR, salah satunya adalah Code Vision. CodeVision AVR

merupakan sebuah software yang digunakan untuk memprogram mikrokontroler

sekarang ini telah umum. CodeVision AVR adalah salah satu alat bantu pemrograman

yang bekerja dalam pengembangan di lingkungan perangkat lunak yang telah

terintegrasi (Integrated Development Environment, IDE). Seperti aplikasi IDE lainnya

Code VisionAVR dilengkapi dengan source code editor, compiler, linker, dan dapat

memanggil Atmel AVR Studio untuk debuggernya. Mulai dari penggunaan untuk

kontrol sederhana sampai kontrol yang cukup kompleks, mikrokontroler dapat

berfungsi jika telah diisi sebuah program, pengisian program ini dapat dilakukan

menggunakan compiler yang selanjutnya diprogram ke dalam mikrokontroler

menggunakan fasilitas yang sudah disediakan oleh program tersebut.

Salah satu compiler program yang umum digunakan sekarang ini adalah

(38)

mempunyai suatu keunggulan dari compiler lain, yaitu adanya codewizard, fasilitas ini

memudahkan kita dalam inisialisasi mikrokontroler yang akan kita gunakan. Untuk

memulai menjalannkan CodeVision buka program CodeVision lalu melalui menu

Start|ALL Program||CodeVision|CodeVisionAVR C Compiler atau melalui lambang

CodeVision melalui dekstop.

2.5. LCD (Liquid Cristal Display)

LCD (Liquid Cristal Display) adalah salah satu komponen elektronika yang

berguna untuk menampilkan suatu data, baik karakter, huruf maupun grafik.

Tampilan LCD sudah tersedia dalam bentuk modul yaitu tampilan LCD beserta

rangkaian pendukungnya termasuk ROM dan pelengkap lainnya. LCD mempunyai

pin data, kontrol catu daya, dan pengatur kontras tampilan. LCD dapat bekerja dengan

tegangan sebesar 5 volt yang didapat dari keluaran mikrokontroler, untuk itu biasanya

LCD dihubungkan dengan mikrokontroler.

LCD adalah modul penampil yang banyak digunakan karena tampilannya

menarik. LCD yang paling banyak digunakan saat ini ialah LCD M1632 refurbish

karena harganya cukup murah. LCD M1632 merupakan modul LCD dengan tampilan

2x16 (2 baris x 16 kolom) dengan konsumsi daya rendah. Modul tersebut dilengkapi

dengan mikrokontroler yang didesain khusus untuk mengendalikan LCD.

(39)

Mikrokontroler HD44780 buatan Hitachi yang berfungsi sebagai pengendali LCD

memiliki CGROM (Character Generator Read Only Memory), CGRAM (Character

Generator Random Access Memory), dan DDRAM (Display Data Random Access

Memory). driver LCD seperti HD44780 memiliki dua register yang aksesnya diatur

menggunakan pin RS. Pada saat RS berlogika 0, register yang diakses adalah perintah,

sedangkan pada saat RS berlogika 1, register yang diakses adalah register data.

Gambar 2.10. Susunan Alamat pada LCD

Alamat awal karakter 00H dan alamat akhir 39H. Jadi, alamat awal di baris

kedua dimulai dari 40H. Jika Anda ingin meletakkan suatu karakter pada baris ke-2

kolom pertama, maka harus diset pada alamat 40H. Jadi, meskipun LCD yang

digunakan 2x16 atau 2x24, atau bahkan 2x40, maka penulisan programnya sama saja.

CGRAM merupakan memori untuk menggambarkan pola sebuah karakter, dimana

bentuk dari karakter dapat diubah-ubah sesuai dengan keinginan. Namun, memori

akan hilang saat power supply tidak aktif sehingga pola karakter akan hilang. Berikut

tabel pin untuk LCD M1632. Perbedaannya dengan LCD standar adalah pada kaki 1

VCC, dan kaki 2 Gnd. Ini kebalikan dengan LCD standar.

(40)

Kaki pin LCD 16x2 memiliki beberapa fungsi dan kegunaan yang sesuai dengan

karakteristik sebagai berikut :

1. Pin data

Pin data dapat dihubungkan dengan bus data dari rangkaian lain seperti

Mikrokontroler dengan lebar data 8 bit. Pin data ini berguna untuk menampilkan data

yang terbaca dari mikrokontroler.

2. Pin RS (Register Select)

Pin RS (Register Select) berfungsi sebagai indikator atau yang menentukan jenis data

yang masuk, apakah data atau perintah. Logika low menunjukan yang masuk adalah

perintah, sedangkan logika high menunjukan yang masuk adalah data.

3. Pin R/W (Read Write)

Pin R/W (Read Write) berfungsi sebagai instruksi pada LCD jika low tulis data,

sedangkan high baca data. Pin R/W juga sering disebut dengan pin perintah.

4. Pin E (Enable)

Pin E (Enable) digunakan untuk membaca data baik masuk atau keluar. Data masukan

ataupun keluaran dari mikrokontroler yang akan ditampilkan pada layar LCD 16x2.

5. Pin LCD

Pin LCD berfungsi mengatur kecerahan tampilan (kontras) dimana pin ini

dihubungkan dengan trimpot 5 Kohm, jika tidak digunakan dihubungkan dengan

ground, sedangkan tegangan catu daya yang dibutuhkan untuk mengaktifkan LCD

sebesar 5 volt.

2.5.1 Cara Kerja LCD

Untuk menerima data dari mikrokontroler adalah pin D1-D7 dimana untuk

(41)

mengirimkan data ke mikrokontroler. Setiap menerima atau mengirimkan data untuk

mengaktifkan LCD diperlukan sinyal E (chip Enable) dalam bentuk perpindahan

logika 1 ke logika 0. Sedangkan pin RS (Register Selector) berguna untuk memilih

instructio register (IR) atau data register (DR). Jika nilai RS 1 dan R/W 1 maka akan

dilakukan operasi penulisan data ke DDRAM atau CGRAM. Sedangkan jika RS

berlogika 1 dan berlogika R/W 1 maka akan membaca data dari DDRAM atau

CGRAM ke register DR. Karakter yang ditampilkan ke display disimpan di memori

DDRAM.

Fungsi display dalam suatu aplikasi microcontroller sangat penting sekali .

diantaranya untuk:

• Memastikan data yg kita input valid

• Mengetahui hasil suatu proses

• Memonitoring suatu proses

• Mendebug program

(42)

BAB III

SISTEM KERJA RANGKAIAN

3.1. Perancangan Sistem

Dalam bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan pembuatan perangkat

keras serta perangkat lunak pendukungnya. Seperti pengambilan data asap rokok yang

diperoleh dari sensor MQ-2 berupa tegangan kemudian diolah menggunakan

mikrokontroler ATMEGA8 dan melalui antarmuka ADC pada port ADCnya.

Rangkaian yang digunakan terdiri dari sensor MQ-2, minimum sistem ATMEGA8,

dan LCD. Sedangkan software pemrograman yang digunakan CodeVisionAVR.

Perancangan dan pembuatan rangkaian sensor MQ-2 beserta perangkat

pendukungnya.

Berdasarkan blok diagram pada Gambar 3.1. di atas, terdapat beberapa

komponen, yang berfungsi sebagai berikut :

1. Mikrokontroler Atmega8 sebagai pemproses atau sebagai pengolahan data dan

sebagai sistem yang dapat mengubah dari nilai tegangan menjadi nilai digital

atau dengan kata lain ADC yang di dapat dari sensor MQ-2.

2. Sensor MQ-2 alat pendeteksi kandungan asap rokok.

(43)

3.2. Prinsip Kerja Alat

Ketika di dalam sebuah ruangan memiliki kandungan asap maka sensor MQ-2

akan mengekuarkan sinyal berupa perubahan tegangan yang terjadi berbandng lurus

dengan kandugan gas asap yang disekitarnya. Jadi sensor MQ-2 tersebut berubah nilai

tegangan itu akibat dari kandungan gas asap yang ada disekitarnya.

Pertama sekali alat bekerja sensor MQ-2 akan membaca terlebih dahulu selama

60 detik di udara bersih sebagai titik ukur kalibrasi. Setelah itu sensor akan membaca

kembali secara berkala sebagai pendeteksi adanya asap atau kandungan gas disekitar

sensor yang kemudian sinyal atau perubahan tegangannya akan terbaca ke

mikrokontroler yang dikonversikan melalui ADC menjadi nilai digital dan dihitung

menggunakan persamaan yang terdapat pada datasheet sensor MQ-2 sebagai

perubahan nilai ADC atau nilai digital menjadi nilai kandungan gas CO.

Nilai yang sudah dikonversi akan ditampilkan menggunakn LCD berupa

karakter dengan satuan ppm.

3.3. Rangkaian Alat Ukur Konsentrasi Asap Rokok

3.3.1. Sistem Minimum ATMEGA8

Sistem Minimum merupakan bagian utama dari pembuatan alat ini yang

berfungsi sebagai pusat kendali dari seluruh sistem. Pada bagian ini terdiri dari

mikrokontroler ATMEGA8, crystal 12MHz, kapasitor non polar, kapasitor bipolar,

resistor, dan IC7805. Pada Port B 6 dan 7 dihubungkan dengan crystal dan dua buah

kapasitor. Pada Port C 6 atau RESET terpasang resistor pull up sebesar 10 kiloOhm

sebagai nilai awal yang berlogika satu dimana reset akan aktif ketika berlogika rendah

dalam hal ini Pin Reset terhubung dengan ground melalui push button. Jadi ketika

(44)

maka tegangan akan sama atau mendekati dengan tegangan Vcc atau berlogika 1.

Adapun gambar rangkaian dapat dilihat :

Gambar 3.2. Rangkaian Sistem Minimum ATMEGA8

3.3.2. Rangkaian Sensor MQ-2

Sensor MQ-2 memiliki tiga buah pin yakni diantaranya VCC, GND, data. Pin

data dari sensor tersebut terhubung dengan PC.0 pada mikrokontroler. Dimana PC.0

adalah port ADC dari mikrokontroler yang akan dikonversi dengan antarmuka ADC.

(45)

3.3.3. Rangkaian LCD

Gambar 3.4. Rangkaian LCD

Dari gambar diatas port yang dipakai untuk menghubungkan LCD dengan

mikrokontroler terdapat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.1. Pin Yang Dipakai pada LCD

(46)

Rangkaian regulator digunakan untuk mengeluarkan tegangan 5V yang menggunakan

sebuah IC 7805 dan tiga buah kapasitor. Dalam hal ini tegangan yang masuk pada pin

7805 akan dikonversi menjadi tegangan output DC 5V.

3.3.5. Rangkaian Keseluruhan

Gambar 3.7. Rangkaian Keseluruhan

Ini adalah rangkaian dari keseluruhan alat ukur konsentrasi asap rokok berbasis

(47)

3.4. Algoritma dari Alat Ukur

Mulai

Inisialisasi Port LCD, ADC

<60 Detik kalibrasi

A

Baca Nilai Sensor

Konversi Nilai Pembacaan Ke ppm

Tampilkan di LCD Pembacaan

Sensor

A

TIDAK

YA

Proses Kalibrasi

(48)

BAB IV

ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

4.1. Umum

Pada bab ini dilakukan pengujian alat terhadap beberapa sampel dimana hasil

pengukuran yang terbaca berupa nilai digital dengan satuan ppm (part per million).

Dengan sampel yaitu, asap rokok yang mengandung gas CO. Pengujian ini dilakukan

di dalam ruangan tertutup dan di batasi luasnya. Adapun yang menjadi fokus daripada

uji coba alat ini adalah kestabilan pembacaan pengukuran dari alat ukur tersebut

terhadap sampel asap rokok.

4.2. Pengujian Alat

4.2.1. Pengujian Sistem Minimum

Pengujian sistem minimum Atmega8 dilakukan dengan cara memprogram sistem

minimum Atmega8 menggunakan downloader lalu di program. Apabila sistem

minimum Atmega8 dapat di erase pada program Code Vision AVR maka sistem

minimum Atmega8 tersebut dalam keadaan bagus. Dan hasil dari pengujian alat ini

adalah sistem minimum Atmega8 yang saya gunakan daapat di erase.

4.2.2. Pengujian Sensor MQ-2

Pengujian Sensor MQ-2 dilalakukan dengan cara mengukur tegangan yang terdapat

pada PIN VCC dan Data pada sensor tersebut. Dengan membandingkan tegangan

(49)

mendeteksi adanya sap tersebut. Berikut tabel pengukurannya menggunakan

multimeter digital :

Tabel 4.1. Data Pengujian Sensor MQ-2

No. MQ-2 tidak ada asap MQ-2 ada asap

VSS (V) S (V) VSS(V) S(V)

1. 4,89 1,5 4,89 3,5

2. 4,85 1,3 4,92 3,45

4.2.3. Pengujian LCD

Pengujian LCD adalah dengan cara memprogram LCD dengan Code Vision AVR

dengan bahasa C yang di dalamnya terdapat command tersebut :

lcd_clear();

Setelah itu akan di masukkan ke dalam sistem minimum Atmega8 dengan downloader

dan hasilnya adalah backlight LCD tersebut hidup.

4.2.4. Pengujian rangkaian regulator

Pengujian rangakaian regulator adalah dengan cara memberi tegangan maksimal 12V

pada rangkaian, lalu rangkaian di ukur dengan multimeter digital dan hasil yang

(50)

4.3. Data Analisa Pengukuran Asap Rokok

Pengujian dilakukan berulang kali sebanyak 10 kali pengujian dengan melakukan

proses kalibrasi untuk setiap awal pembacaan data. Pengujian ini dilakukan juga

dengan suhu sekitar 33o C. Data pengujian dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.2. Data Pengujian

Dari gambar grafik diatas menunjukkan bahwa kandungan karbon monoksida lebih

banyak terdapat dalam asap rokok.

(51)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang didapat dari hasil pengujian adalah sebagai:

1 Alat ini dapat mengukur asap bakaran seperti asap rokok yang di

dalamnya terdapat gas CO, dan gas asap bakaran lainnya.

2 Perbandingan antara gas CO dan asap rokok yang diukur adalah

berbanding terbalik, apabila asap rokok yang yang diukur kecil maka

gas CO yang diukur akan besar nilainya.

3 Apabila pengukuran di ruangan tertutup semakin lama waktu

pengujianya maka gas yang diukur tersebut akan semakin besar nilai

terukurnya.

5.2. Saran

Setelah melakukan penulisan ini diperoleh beberapa hal yang dapat dijadikan saran

untuk dapat dilakukan perancangan lebih lanjut, yaitu

1. Agar dilakukan peningkatan kemampuan pada alat ini, sehingga semakin cerdas

dengan mengkombinasikan dengan komponen lain, sehingga sistem kerjanya

akan lebih baik lagi.

2.

Untuk dimasa yang akan datang, agar alat ini dapat ditingkatkan dan

dikembangkan yang dilengkapi dengan tampilan LCD yang lebih canggih dan gas

(52)

DAFTAR PUSTAKA

1. Andrianto, Heri. 2013. “Pemrograman Mikrokontroler AVR Atmega16

Menggunakan Bahasa C”. Bandung. Informatika Bandung.

2. Budiharto, Widodo. 2008. “Panduan Pratikum Mikrokontroler AVR

Atmega16”. Jakarta . PT. Elex Media Kamputindo.

3. Budioko , Totok. 2005. “Belajar dengan Mudah dan Cepat Pemrograman

Bahasa C dengan SDCC pada Mikrokotroler AT89X051/AT 89C51/52 Teori,

Simulasi dan Aplikasi”. Yogyakarta. Penerbit Gava Media.

4. Sulistiyanto, Nanang. 2008. “Pemrograman Mikrokontroler R8C/13”. Jakarta .

PT. Elex Media Kamputindo.

5. Tarigan, Pernanti. 2011. “Sistem Tertanam (Embebbed System)”. Yogyakarta.

Graha Ilmu.

6.

7.

(53)
(54)

Program dari Alat Ukur

/*****************************************************

This program was produced by the

CodeWizardAVR V2.05.3 Standard

Automatic Program Generator

© Copyright 1998-2011 Pavel Haiduc, HP InfoTech s.r.l.

http://www.hpinfotech.com

AVR Core Clock frequency : 12,000000 MHz

Memory model : Small

// Read the AD conversion result

unsigned int read_adc(unsigned char adc_input)

(55)

ADMUX=adc_input | (ADC_VREF_TYPE & 0xff);

// Delay needed for the stabilization of the ADC input voltage

delay_us(10);

// Start the AD conversion

ADCSRA|=0x40;

// Wait for the AD conversion to complete

while ((ADCSRA & 0x10)==0);

ADCSRA|=0x10;

return ADCW;

}

#define MQ_PIN 1

//define which analog input channel you are going to use

#define RL_VALUE 5

//define the load resistance on the board, in kilo ohms

#define RO_CLEAN_AIR_FACTOR 9.83

//RO_CLEAR_AIR_FACTOR=(Sensor resistance in clean air)/RO,

//which is derived from the chart in datasheet

/**************Software Related Macros************************************/

#define CALIBARAION_SAMPLE_TIMES 600

//define how many samples you are going to take in the calibration phase

#define CALIBRATION_SAMPLE_INTERVAL 100

//define the time interal(in milisecond) between each samples in the

//cablibration phase

#define READ_SAMPLE_INTERVAL 50

//define how many samples you are going to take in normal operation

#define READ_SAMPLE_TIMES 5

#define GAS_LPG 0

#define GAS_CO 1

#define GAS_SMOKE 2

(56)

float LPGCurve[3] = {2.3,0.21,-0.47};

float COCurve[3] = {2.3,0.72,-0.34};

float SmokeCurve[3]={2.3,0.53,-0.44};

float Ro = 10;

float MQResistanceCalculation(int raw_adc)

{

return ( ((float)RL_VALUE*(1023-raw_ad c)/raw_adc));

}

float MQCalibration(int mq_pin)

{

int i;

float val=0;

for (i=0;i<CALIBARAION_SAMPLE_TIMES;i++)

{ //take multiple samples

val += MQResistanceCalculation(read_adc(mq_pin));

delay_ms(CALIBRATION_SAMPLE_INTERVAL);

}

val = val/CALIBARAION_SAMPLE_TIMES;

//calculate the average value

val = val/RO_CLEAN_AIR_FACTOR;

//divided by RO_CLEAN_AIR_FACTOR yields the Ro

//according to the chart in the datasheet

return val;

for (i=0;i<READ_SAMPLE_TIMES;i++)

{

rs += MQResistanceCalculation(read_adc(mq_pin));

delay_ms(READ_SAMPLE_INTERVAL);

}

(57)

return rs;

}

int MQGetPercentage(float rs_ro_ratio, float *pcurve)

{

return (pow(10,( ((log(rs_ro_ratio)-pcurve[1])/pcurve[2]) + pcurve[0])));

}

int MQGetGasPercentage(float rs_ro_ratio, int gas_id)

{

if ( gas_id == GAS_LPG )

{

return MQGetPercentage(rs_ro_ratio,LPGCurve);

}

else if ( gas_id == GAS_CO )

{

return MQGetPercentage(rs_ro_ratio,COCurve);

}

else if ( gas_id == GAS_SMOKE )

{

return MQGetPercentage(rs_ro_ratio,SmokeCurve);

(58)

DDRD=0x00;

// ADC initialization

// ADC Clock frequency: 750,000 kHz

// ADC Voltage Reference: AVCC pin

ADMUX=ADC_VREF_TYPE & 0xff;

ADCSRA=0x84;

// Alphanumeric LCD initialization

// Connections are specified in the

// Project|Configure|C Compiler|Libraries|Alphanumeric LCD menu:

// RS - PORTD Bit 0

//Calibrating the sensor. Please make sure the sensor is in clean air

//when you perform the calibration

lcd_gotoxy(0,0);

lcd_putsf("Calibration is done...");

sprintf(buff,"Ro=%d",Ro);

(59)

delay_ms(500);

lcd_clear();

while (1)

{

LPG=MQGetGasPercentage(MQRead(MQ_PIN)/Ro,GAS_LPG);

CO=MQGetGasPercentage(MQRead(MQ_PIN)/Ro,GAS_CO);

SMOKE=MQGetGasPercentage(MQRead(MQ_PIN)/Ro,GAS_SMOKE);

lcd_clear();

lcd_gotoxy(0,0);

lcd_putsf("LPG CO SMOKE");

sprintf(buff,"%d %d %d",LPG,CO,SMOKE);

lcd_gotoxy(0,1);

lcd_puts(buff);

delay_ms(200);

}

(60)

Dokumentasi Pengerjaan Alat

(61)

(62)

(63)

Gambar

Gambar 2.1.                     Gambaran Umum Mikrokontroler ............................................
Gambar 2.1. Gambaran Umum Mikrontroler
Gambar 2.2. ATMEGA8
Gambar 2.3. Konfigurasi Pin Atmega8
+7

Referensi

Dokumen terkait

Laporan Tugas Akhir untuk Kepentingan Akademis Sebagai sivitas akademika Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), saya yang bertandatangan dibawah ini :. Nama : Andreanus

Kemudian serbuk dikarakterisasi menggunakan VSM (Vibrating Sample Magnetizer) dan diperoleh sifat magnetik permanen, sifat magnetik saturasi, remanensi, koersivitas dan energi

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pemetaan daerah rawan banjir berbasis sistem informasi geografis dapat mengoptimalkan langkah

[1] Lazuardi, Novri, 2008, Perencanaan Jaringan Komunikasi VoIP (Voice Over Internet Protocol) Menggunakan.. Asterisk SIP (Session Initlation

Pada sistem e-pay nasabah dapat tidak perlu menunggu karyawan koperasi datang berkunjung untuk melakukan pembayaran angsuran, di mana nasabah dapat secara

[r]

Pada variabel CTPS diperoleh bahwa seluruh responden memiliki fasilitas CTPS di rumahnya sejumlah 28 orang (100%), se- luruh responden mendapatkan pernah

Kategori alasan: Kepercayaan dan kecocokan antar rekan kerja.. Emily Ford, Betty Izumi, JostLottes and Dawn