• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laju filtrasi kerang hijau (Perna viridis L. 1758) dalam mereduksi bahan tersuspensi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Laju filtrasi kerang hijau (Perna viridis L. 1758) dalam mereduksi bahan tersuspensi"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

6m

LAJU FILTl2ASI K E W G HJJAU (

Perna viridis

L.

1758

)

DALAM

MEREDUKSI BAaAN TERSUSPENSI

DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PEFWIR.AN

FAKULTAS PERLKANAN DAN UMU KELAUTAN

INSTITUT P E R T A h W BOGOR

(2)

PERNYATAAN MENGENAI S-I

DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :

LAJU FILTRASI KERANG HlJAU (Perna H i s

L.

1758) DALAM

MEmDUKSI BAaAN TERSUSPENSI

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun

kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang

berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicanhmkan dalam Daftar Pustaka di

(3)

W.

S.

PUTRA.

CO2400002. Laju P i h i Kerang Hijau (Perna viridis L. 1758) dalam Mereduksi Bahan Tersuspcnsi (Dibawah Bimbingan Isdradjad

Setyobudiandi dan Sigid Ha j a d i ) .

Penelitian

ini

bertujuan mengetahui kemampuan fil-i kerang hijau (Perm viridis) terhadap parhkel tersuspensi dan fitoplankton (klorofil-a) dengan metode indirect (Indirect Method) serta pengaruh laju filtrasi terhadap partikulai total dengan metode biodeposit (Biodeposifion Method). Kedua metode tersebut dilakukan dalam d m media uji yaitu media uji alami (media dari habitat hewan uji) dan media uji kultur plankton.

Penelitian dilaksanakan dalam d m tahap, yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utarna yang dilaksanakan di laboratorium basah Pusat Studi Ilmu Kelautan (PSIK) Institut Pertanian Bogor, LIP1 Ancol, Jakarta Utara. Kerang hijau diambil dari budidaya kerang hjjau di perairan M u m Kamal, Teluk Jakarta Penelitian dilaksanakan setelah hewan uji diaklimatisasi selama 2 minggu dan analisis kualitas air dilakukan di laboratorium F'roduktifitas dan Lingkungan Perairan, Departemen Manajemen

Sumberdaya Perakm, ins ti^ Pertanian Bogor.

Hasil penelitian menunjukkan laju filtrasi kerang hijau dalam media alami lebih

tinggi

dari pada dalam media kultur baik dengan metode indirect maupun dengan metode biodeposit Pamkel tersuspensi (TSSI Total Suspended Solid) secara

keseluruhan selama penelitian cenderung meningkat- PeningkaEm konsentrasi p e e l dalam media disebabkan oleh 1) adanya penam- air baru ke dalam wadah, baik wadah perlakuan maupun wadah kontrol2) te rjadinya pengadukan feses clan

pseudofeses yang telah mengendap karena proses aerasi. Disamping itu, pengadukan juga terjadi karena mekanisme pengambilan feses dan pseudofeses, dimana

pengambilan sampel tersebut dilakukan sebelum sampel air, 3) adanya kemungkinan terjadi pertumbuhan fitoplankton.

Berdasarkan ANOVA diperoleh hubungan eksponensial antara laju filtrasi (CR /

C l e m c e Rate) dengan plankton, laju filtrasi dengan

TSS,

dan laju filtrasi dengan TPM (Total Purridate Mafter)

.

Hubungan laju filtrasi dan TSS dalam media alami pada metode indirect mengikub persarnaan TSS = 2 ~ , 3 6 ~ ' ~ ' ~ ) (R2 = 0,42) dan dalam media kultur hubungan yang diperoleh tidak memenuhi persamaan eksponensial. Hubungan laju filtmsi dan plankton mengikuti persamaan Klorofil-a = 20,44e-~ (R2 = O,72) dalam media kultur dan Klorofil-a = 6,18e405(CR)

(RZ

= 0,15) dalam media alami. Berdasarkan persamaan di atas, hubungan kepadatan plankton dengan laju filtrasi dal& media kultur mempunyai korelasi yang lebih erat dari pada dalam media alami. Ini berarti pengaruh filtrasi kerang hijau terhadap fluktuasi fitoplankton dalam media kultur (pmporsi plankton lebib besar) lebih si- dari pada dalam media a l d . Pada metode biodeposit, dalam media alami TPM benrpa deposit menino

dengan meningkatnya laju filtrasi yang mengikuti persamaan TPM = 6,17eko6( &&2 = 0,67). Sedangka. dalam media kultur, TPM menin@ dengan penuruna. laju filtrasi yang mengikuti persamaan TPM = 19,10eWCR) (It2 = 0,Sg). Secara teoritis, laju

filtrasi pada metode biodeposit ditentukan dari jumlah materi deposit yang dihasilkan kerang Jika

TPM

merungkat maka laju filtrasi juga merun&& Tetapi, pada penelitian
(4)

LAJU FILTRASI KERANG HIJAU (

Perna

viridis

L.

1758 )

DALAM MJZREDUKSI

BAaAN

TERSUSPENSI

Sebagai Salah Satu Syrirat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Perilcanan pada Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan

DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN PAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR .

(5)

Judul Penelitian : LAJU PIL-1 KERANG HlJAU ( P m a viridis L.1758)

DALAM MEREDUKSI

BAHAN

TERSUSPENSI

Nama Mahasiswa :

W.

S. Putra

Nomor Pokok : C02400002

Departemen : Manajemen Sumberdaya Perikanan

P e m b i i g I

(6)

KATA PENGAhTAR

Kerang hijau merupakan salah satu organisme menarik untuk dipelajari. Salah

satu aspek yang belum banyak diteliti pada ke& hijau, terutama untuk k e m g

hijau yang ada di perairan Teluk Jakarta adalah tentang laju filtrasi. Penelitian

"Laju Filtrasi Kerang Hijau ( P e r m viridis L.1758) dalam Mereduksi Bahan

Tersuspensi" dilaksanakan dalam rangka tugas akhir yang mempkan salah satu

syarat untuk memperoleh gelar sajana perikanan pada Fakultas Perikanan dan

Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besamya kepada Bapak

Dr. Ir. Isdradjad Setyobudiandi, M.

Sc

dan Bapak Ir. Sigid Hariyadi, M.

Sc

selaku

dosen pembiibing atas segala kesabarannya dalam membiibing dan

mengarahkan penulis. Disamping itu, penulis menyampaikan rasa syukur clan

ucapan terima kasii kepada Bapak Iskandar Rusyid dan'Ibu Armaida sebagai

orang tua yang mendukung dan selalu mendoakan penulis dalam menyelesaikan

skripsi

ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasi kepada Bapak A m Azbas

Taurusman, S. Pi, M. Si yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam

melaksanakan penelitiaa, serta kepada semua pihak yang telah membantu

penyelesaian penelitian dan penulisan slaipsi, penulis meuguqkan terima kasih.

Penulis menyadari bahwa h i 1 penelitian

ini

masib banyak kekurangan dan

masih jauh dari sempurna Namun, penulis mengharapkan mudah-mudahan hasil

penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat digunakan dalam

pengembangan ilmu pengetahuan biologi kerang hijau dan penelitian h y a

- untuk mrisa yang akan datang.

(7)

2.

T m J A U A N

PUSTAKA

...

. .

- -

5

2.1. K e m g Hijau (Perno viridis) ...

.

.... ..---.. 3

2.1 -1. Taks0nom.i

...

.-..-..---..

4

2.1 -2. Habit&

dan

faktor b&cmgan yang mempengaruhi

...--.-

-..----

..

.

-

5

2.1.3. Cars makan dan m a k a n a ... 6

2.2. Bahan Organ& .. . .

.

. . .

.

. . .

.

...

.

. .

. .

. .

.

. . .

. .

.

. -

.

.

.

. . .

.

- -

7

2.3. LajuFdtrasi ...

---

8

2.3.1 . Oksigen teriarut

...

. .

. .

...

. .

.

...

..

...

...

9

2.3 -2. Deraj at keasaman

.

. . .

.

. .

.

. . .

.

. .

.

. . . .

.

. . .

.

. .

.

. . .

. . -.

. . .

.

. . .

.

. .

.

. . . ... . .

.

. .

.

. . .

.

. . .

.

. .

. .

. .9

2.3.3. Salinitas

.

. ... . . . .. ..

...

.

...

.

. ...

...

. ... . . 9

2.3.4. S&u -10 2.3 -5. Padam tersuspemi ...

..

. . ... . . . ... . . .

.

. . . ...

.

. . 10

2.3.6. Kekeruhan ... 13

2.3.7. Klorofil-a ... 13

2.3.8. Penutupan cangkang ... 14

2.4. P s e u d o f w 14 3, m T O D E PENELITIAh' .... ... 16

. . 3.1. Wd-tu dan tempat penellban

...

16

3 2 . Alat bahan peneliti an...

.

.

...

16

3.3. Metode k e j a

... ..

...

. .

...-.

..

...

.

...

16

.

. 3.3.1

.

Persiapan peneht~an

...

. .

...

. . .

...

16

3.3.1.1. Persiapanhewanu~l

...

. . . 16

3.3.1.2. Aklimatisasi hewan UJI ... 17

. . 3.3.2. Persiapan rancangan penehban ... .... .. .

.

..

.... . . . ... ...

..

. . . .

.

.

.

17

. .. 3.3.2.1

.

Metode indirect ... .... . . ... ... . . . . 17

3.3.2.2. Metode biodeposit 20 3.4. a e e l i t i

.

. . . . . . . . ... . . . 2 3 3.4.1. Pengambilan sampel air 23 3.4.2. Pengkuran Avalitas air ... 24

3.4.3. Pengukuran klorofil-a . . .

...

. . . .. . . ... . . ... . .

.

2 4 3.4.4. Pengambilan sampel feses dan pseudofeses 25 3.4.5. Pengukvrao kerang ... . . . ... . . ....

.

. . .

.

..

... . ... 25
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)

Referensi

Dokumen terkait

Menurut mereka, komitmen yang tinggi menjadikan individu peduli dengan nasib organisasi dan berusaha menjadikan organisasi ke arah yang lebih baik dan partisipasi

Perancangan Pusat Perawatan Kecantikan dan Kebugaran Wanita di Bali ini menerapkan sebuah konsep yang terinspirasi dari metafora kombinasi wanita Bali dari cara berpakaian dan

Untuk kesimpulan dari hasil proses pendampingan yang berada di Desa Sumokali Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo yang berfokus pada membangun ekonomi kreatif peternak

Risdawati Lubis : Uji Jarak Cerobong Udara Dan Lama Pengeringan Terhadap Mutu Kunyit Kering Alat Pengering...,2005.. un JAKAK CEROBONG UDAKA D4.N LAMA PENGERINGAN TERHADAP MUTU

Model pembelajaran yang digunakan adalah 3 model pembelajaran yang berbeda: Technologically-Aligned Classroom (TAC), Technologically-Based Guided Inquiry (TBGI) dan

Tetapi saat pendeta bertanya kepada Gereja, “Berapa banyak dari saudara yang mengasihi Tuhan?” Mereka menjawab, “Amin!” tetapi Alkitab berkata bahwa mereka yang

Sedangkan NK102, NK114 dan NK-111 merupakan genotipe ubi jalar madu asli Cilembu yang menunjukkan intensitas serangan penyakit kudis yang relatif tinggi

Kemudian dari data gas lift valve yang ada di- input ke dalam PROSPER untuk dianalisis, sehingga kita dapat membuat model existing gas lift design yang ada saat