• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Kearsipan Dalam Menunjang Efesiensi Kerja Pegawai Pada Badan Perpustakaan, Arsip Dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Kearsipan Dalam Menunjang Efesiensi Kerja Pegawai Pada Badan Perpustakaan, Arsip Dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Arsip Nasional Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 43Tahun 2009 Tentang Kearsipan. Jakarta.

Azmi. 2013. “Scenario Planning Peningkatan Kinerja Lembaga Kearsipan Dalam

Pengolahan Arsip Statis Guna Meningkatkan Akses Dan Pelayanan

Publik”, Jakarta: ANRI. Jurnal Kearsipan, Vol 8/ ANRI/ 1/ 2013.

Azmi. 2014. “Menjadikan ANRI Sebagai Lembaga Kearsipan Kelas Dunia

Melalui Kinerja Pengolahan Arsip Statis”, Jakarta: ANRI. Jurnal Kearsipan, Vol 9/ ANRI/ 1/ 2014.

Barthos, Basir. 2007. Manajemen Kearsipan Untuk Lembaga Negara, Swasta,

Dan Perguruan Tinggi Cetakan Ke Enam Jilid 1. Jakarta: Bumi Aksara.

Read Judith. 2011. Records Management. USA: SOUTH-WESTERN

CENGAGE Learning.

Rosalina. 2007. Sistem Pelaksanaan Kearsipan Dalam Meningkatkan Efektivitas

Dan Efesiensi Kerja Para Pegawai Di Kantor Badan Pengawas Daerah Tingkat II Deli Serdang. Tugas Akhir, Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara (tidak dipublikasikan).

Sedarmayanti. 2001. Dasar-Dasar Pengetahuan Tentang Manajemen

Perkantoran: Suatu Pengantar Cetakan Ke Dua. Bandung: Mandar Maju.

Sedarmayanti. 2003. Tata Kearsipan Dengan Memanfaatkan Teknologi Modern

(2)

BAB III

SISTEM KEARSIPAN DALAM MENUNJANG EFESIENSI KERJA PEGAWAI PADA BADAN PERPUSTAKAAN ARSIP, DAN

DOKUMENTASI SUMATERA UTARA (BPAD)

3.1 Gambaran BPAD Sumatera Utara 3.1.1 Sejarah Singkat

Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara(

BPAD Sumatera Utara) berada di Jalan Brigjend Katamso Nomor 45 K Medan

atau tepatnya di depan Istana Maimon, salah satu bangunan bersejarah di Kota

Medan. Pada awalnya BPAD Sumatera Utara bernama Perpustakaan Negara

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan berdiri berdasarkan Surat Keputusan

Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan RI No. 09103/S/1956 tanggal 23

Mei 1956. Sesuai dengan perubahan sistem pemerintahan sehingga pada 23 Juni

1978 nama perpustakaan Negara berubah menjadi Perpustakaan Wilayah melalui

Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor

0199/0/1978.

Pada saat ini Kepala Perpustakaan Wilayah dijabat oleh pejabat eselon

IV/A. Berselang kurun waktu lebih kurang 10 tahun terjadi lagi perubahan

terhadap Perpustakaan di seluruh Indonesia termasuk di Sumatera Utara sehingga

lahir nama baru bagi Perpustakaan Wilayah dengan sebutan Perpustakaan Daerah

Sumatera Utara berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres ) nomor 11 tahun

1989 tepatnya tanggal 8 Maret 1989 dan Keputusan Kepala Perpustakaan

Nasional RI Nomor 001/ORG/9/1990 tanggal 21 September 1990.Melalui

Keppres Nomor 50 tahun 1997 tanggal 29 Desember 1997 dan Keputusan Kepala

(3)

berubah menjadi Perpustakaan Nasional Propinsi sampai pada diberlakukannya

Otonomi Daerah.

Dengan diberlakukannya Otonomi Daerah Lembaga Perpustakaan dan

Arsip Daerah bernama Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera

Utara berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2001 tanggal 31 Juli 2001.

Namun sejak diberlakukannya Perda Nomor 9 tahun 2008 bertambah fungsi

untuk mengelola dokumentasi sehingga akhirnya bernama Badan Perpustakaan,

Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara (BPAD).

3.1.2 Visi dan Misi VISI

“Menjadi Lembaga Pembina dan Pengembang Perpustakaan, Kearsipan dan Dokumentasi yang Profesional”

MISI

Misi adalah:

a. Mengumpulkan dan menyelamatkan karya cetak, karya rekam, karya

tulis dan naskah-naskah / dokumen sebagai hasil karya budaya bangsa

b. Meningkatkan promosi gemar budaya baca dan masyarakat sadar arsip

c. Meningkatkan pelayanan bagi pemustaka, pengguna arsip yang

berbasis teknologi informasi guna mendukung kegiatan menulis,

meneliti, berdiskusi dan wisata baca

d. Meningkatkan pembinaan dan pengembangan semua jenis

perpustakaan dan kearsipan pada instansi pemerintah, BUMD, Swasta

dan masyarakat

e. Mendorong pengembangan kualitas sumber daya manusia guna

mendukung tata pemerintahan yang baik.

3.1.3 Stuktur Organisasi

Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara

(4)

dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Provinsi Sumatera Utara. BPAD

Sumatera Utara adalah unsur urusan wajib Pemerintah Provinsi dipimpin oleh

seorang Kepala yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada

Gubernur Sumatera Utara melalui Sekretaris Daerah.

BPAD Sumatera Utara dipimpin oleh Kepala Badan (pejabat struktural

eselon II.a) dan dibantu oleh 5 (lima) orang pejabat struktural eselon III.a yaitu:

1. Sekretaris, yang membawahi 3 Sub Bagian yaitu:

a. Sub Bagian Umum

b. Sub Bagian Keuangan

c. Sub Bagian Program.

2. Bidang Pelayanan Perpustakaan dan Teknologi Informasi, membawahi

2 Sub Bidang yaitu:

a. Sub Bidang Layanan Perpustakaan

b. Sub Bidang Teknologi Informasi.

3. Bidang Pengolahan Bahan Pustaka dan Deposit Daerah membawahi 2

Sub Bidang yaitu:

a. Sub Bidang pengolahan Bahan Pustaka

b. Sub Bidang Deposit Daerah.

4. Bidang Pembinaan SDM dan Kelembagaan Perpustakaan, membawahi

2 Sub Bidang yaitu:

a. Sub Bidang Sumber Daya Manusia

b. Sub Bidang Kelembagaan Perpustakaan.

5. Bidang Arsip Daerah, membawahi 2 Sub Bidang yaitu:

a. Sub Bidang Pengolahan Arsip dan Dokumentasi

(5)

Gambar-2: Struktur Organisasi BPAD Sumatera Utara SUBBAGIAN PROGRAM SUBBAGIAN KEUANGAN . SUBBAGIAN UMUM BIDANG LAYANAN PERPUSTAKAAN & TEKNOLOGI INFORMASI BIDANG PENG. BAHAN PUSTAKA & DEPOSIT DAERAH BIDANG PEMBINAAN SDM &

(6)

3.1.4 Uraian Tugas (Job Description)

Berikut ini adalah uraian tugas dari BPAD Sumatera Utara:

1. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis dalam Pengolahan

Perpustakaan dan Kearsipan

2. Menyelenggarakan Pengelolaan Perpustakaan Arsip Inaktif. Arsip

Statis dan Pembinaan Kearsipan

3. Melaksanakan tugas lain yang terkait dengan Perpustakaan dan Arsip

sesuai ketetapan Kepala Daerah

4. Merumuskan kebijakan teknis dalam bidang pengelolaan

pengembangan bahan pustaka dan deposit daerah, layanan

perpustakaan, teknologi informasi, pembinaan Sumber Daya Manusia

dan Kelembagaan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi

5. Memberikan dukungan atas penyelenggaraan Pemerintah Daerah

dalam bidang pengembangan dan pengolahan, layanan perpustakaan,

teknologi informasi, pembinaan Sumber Daya Manusia dan Pembinaan

Kelembagaan Perpustakaan serta Arsip Daerah

6. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dalam bidang Perpustakaan, Arsip

dan Dokumentasi

7. Melaksanakan tugas pembantuan pemerintahan dibidang

Pengembangan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi

8. Melaksanakan Pelayanan Administrasi Internal dan Eksternal.

3.2 Pengolahan Arsip BPAD Sumatera Utara

Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada BPAD Sumatera Utara

Pengolahan arsip dilaksanakan agar arsip yang tersimpan dapat diakses secara

tepat sehingga dapat menciptakan efektivitas, efesiensi dan produktivitas bagi

(7)

3.2.1 Arsip Dinamis

1) Pemilahan Arsip

Yang dimaksud pemilahan arsip adalah kegiatan memilih-milih

atau memisahkan arsip dengan non arsip atau arsip dengan

publikasi

2) Pendeskripsian

Menuangkan informasi yang ada pada arsip kedalam kartu fisik,

unsur deskripsi, bentuk redaksi, isi pokok, unit kerja, jumlah,

tahun, tingkat perkembangan, catatan lain yang dianggap perlu

Gambar-3: Kartu Deskripsi

3) Pembuatan skema

a) Membuat skema/format untuk mengelompokkan

penempatan kartu fisis yang telah dibuat

b) Dasar pembuatan skema adalah struktur organisasi, atau

tupoksi dari suatu organisasi

c) Pola klasifikasi sangat membantu dalam pembuatan skema.

Contoh Skema

Kepegawaian

Formasi dan Pengadaan Pegawai Mutasi

Jabatan

(8)

DP3 Absensi Kesejahteraan

Perumahan Kesehatan

OR dan Rekreasi dll 4) Manuver

Mengelompokkan kartu-kartu deskripsi sesuai dengan skema yang

telah dibuat dan disusun kronologis dalam masing-masing berkas.

Manuver fisik arsip disesuaikan dengan kartu deskripsi

5) Penomeran Defenitif

Memberikan nomor tetap pada kartu deskripsi dan dilanjutkan pada

fisik arsip

6) Penomoran Boks dan Label

Arsip yang telah diberi nomor defenitif, sebelum dimasukkan

kedalam box terlebih dahulu dibungkus dengan kertas pembungkus

(Kessing) pada kertas pembungkus dituliskan nomor arsip dan

nomor boks kemudian dimasukkan ke boks dan diberikan (label)

secara berurutan sesuai dengan arsip yang ada dalam boks

Pelabelan - Nomor

- Jenis/Masalah

(9)

7) Penempatan Boks ke Dalam Rak Arsip/ Lemari Arsip

Arsip yang telah dimasukkan kedalam box dan telah diberi label

boksnya dapat disimpan pada rak arsip/lemari arsip yang ditata

dengan baik

Gambar-5: Lemari arsip

8) Pembuatan Daftar Pertelaan Arsip Sementara (DPAS)

Membuat daftar arsip berdasarkan skema dan diurut bersdasarkan

nomor defenitif yang ada

Tabel-1: Lembar DPAS

No. Fungsi No. Arsip Masalah Tahun No. Boks

9) Penilaian

Berdasarkan DPAS yang ada kemudian dianalisis oleh tim untuk

menentukan kategori dan jangka simpan arsip. Hasil penilaian

(10)

Arsip musnah: dimusnahkan berdasarkan prosedur yang ditentukan

Arsip Permanen: diserahkan kebagian arsip statis (lembaga

kearsipan).

Gambar-6: Proses Penilaian Arsip

3.2.2 Arsip Statis

Pengelolaan arsip statis pada BPAD Sumatera Utara meliputi

tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Pengumpulan

Adapun tahapan pengumpulannya yaitu:

a) Pemeriksaan

Dilakukan terhadap kelengkapan dan keutuhan kondisi fisik serta nilai

informasi dari arsip statis sebagai bukti pertanggung jawaban nasional

b) Penataan

Mengelompokkan arsip statis berdasarkan informasi yang dikandungnya

dalam bentuk atau media arsip statis

c) Pembuatan daftar arsip statis

Diterima, didata dan dicatat dalam daftar arsip statis.

2. Penyimpanan

Penyimpanan arsip memperhatikan jenis media rekamnya, penyimpanan

arsip dilaksanakan pada ruang simpan yang steril dengan suhu dan kelembaban

(11)

3. Perawatan

a) Menyeleksi dan membersihkan kondisi fisik arsip statis

b) Mendokumentasi informasi yang dikandung dalam arsip statis

c) Mensterilkan dari perusak arsip

d) Merestorasi arsip statis adalah kegiatan pengembalian atau pemulihan

arsip seperti bentuk keadaan semula. Adapun tahapan proses restorasi

arsip antara lain; pendataan, penomeran, membuat formula ( bahan

restorasi) lem methyl cellulosa (MC) dengan air aquades, melakukan

sizing (laminasi manual), mengeringkan secara manual

e) Mengontrol tempat penyimpanan dan dan kondisi fisik arsip statis secara

berkala.

4. Penyelamatan

a) Membuat duplikat arsip statis

b) Mengalih mediakan arsip statis ke dalam media yang lain.

5. Penggunaan

Digunakan untuk kepentingan kegiatan pemerintahan, penelitian,

pendidikan, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta penyebaran

informasi.

3.3 Jenis-Jenis Arsip yang dikelola pada BPAD Sumatera Utara

Dari hasil pengamatan yang dilakukan, BPAD Sumatera Utara mengelola

arsip dari berbagai instansi pemerintah di Sumatera Utara dengan perincian

sebagai berikut:

3.3.1 Arsip Dinamis yang dikelola BPAD Sumatera Utara

1. Arsip dari Biro Umum

2. Biro Keuangan

3. Biro Kepegawaian

(12)

5. Arsip PU

3.3.2 Arsip Statis yang dikelola pada BPAD Sumatera Utara

1. Peraturan Daerah

Gambar-7: Arsip tentang Peraturan Daerah

2. Peraturan Gubernur

(13)

3. Surat Edaran Gubernur

Gambar-9: Arsip tentang Surat Edaran Gubernur

4. Surat Keputusan

(14)

5. Instruksi Gubernur

Gambar-11: Arsip tentang Instruksi Gubernur

6. Arsip Pemilu Kepala Daerah Secara Langsung Tahun 2008 yang pertama

di Sumut

Gambar-12: Arsip tentang Pemilu Kepala Daerah

(15)

3.4 Sistem Penyimpanan Arsip BPAD Sumatera Utara

BPAD Sumatera Utara menggunakan sistem klasifikasi dalam

mengelompokkan arsip menurut urusan atau masalah secara logis, kronologis dan

sistematis guna memudahkan dalam kegiatan penemuan kembali arsip. Prosesnya

penyimpananya sebagai berikut:

1. Pemeriksaan

Memeriksa arsip yang diterima dengan melihat kelengkapan dan tanda

perintah simpan.

2. Membuat Indeks

Menentukan kata tangkap sebagai dasar penyimpanan arsip.

3. Pemberian Kode Klasifikasi

Memberi tanda/kode terhadap kata yang telah ditentukan indeksnya.

4. Tunjuk Silang

Tunjuk silang terhadap arsip yang berhubungan.

5. Pemilahan/Sorting

Memilah arsip yang telah dikelompokkan.

6. Penyimpanan

Menempatkan arsip kedalam tempat penyimpanan arsip.

Gambar-13: Menempatkan Arsip kedalam lemari Arsip

3.4.1 Efesiensi Sistem Penyimpanan Arsip

Kearsipan mempunyai peran yang sangat penting dalam administrasi,

(16)

perencanan, penganalisaan perumusan kebijaksanaan, penilaian, pengendalian,

pertanggungjawaban. Oleh sebab itu penyelenggaraan arsip dalam

organisasi/instansi di susun secara sistematis agar mudah menemukannya

kembali.

Sehingga tercapainya penataan kearsipan yang baik, maka diperlukan

sistem penyimpanan arsip yang tepat. Sistem penyimpanan arsip terdiri atas

sistem penyimpanan arsip menurut abjad, sistem penyimpanan menurut masalah,

sistem penyimpanan arsip menurut nomor, sistem penyimpanan arsip menurut

tanggal, dan terakhir sistem penyimpanan arsip menurut wilayah.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan bahwa penyimpanan arsip

yang di lakukan di BPAD Sumatera Utara sudah efesien. Hal ini dapat diukur dari

sistem penyimpanan arsip yang memakai sistem masalah (Filling System) sistem

masalah adalah sistem penyimpanan dan penemuan kembali arsip berdasarkan

masalah/ pokok isi surat. Dengan sistem ini maka penemuan kembali arsip lebih

mudah, sebagai contoh apabila sewaktu-waktu pimpinan memerlukan data

mengenai surat ijin pegawai, maka sekretaris cukup dengan melihat kelompok

kepegawaian , sehingga sekretaris dapat lebih mudah menemukan kembali.

Meskipun sudah berjalan cukup efesien, bukan berarti kantor BPAD

Sumatera Utara tidak mempunyai hambatan-hambatan dalam pelaksanaannya.

Untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut, maka kantor BPAD Sumatera

Utara melakukan pembenahan-pembenahan, sehingga sistem kearsipan dapat

berjalan lebih baik lagi.

3.4.2 Efektifitas Sistem Penyimpanan Arsip

Sistem penyimpanan arsip yang baik sangat penting dan bermanfaat dalam

suatu organisasi/instansi untuk menunjang kegiatan kantor. Arsip-arsip tersebut

digunakan untuk keperluan informasi.

Untuk mencapai sistem kearsipan yang baik. Setiap instansi pemerintah

ataupun swasta harus mengadakan sistem kearsiapan yang baik. Sistem kearsipan

(17)

dimengerti, murah/ekonomis, tidak memakan tempat, mudah dicapai, cocok bagi

organisasi, fleksibel, dapat mencegah kerusakan, kehilangan arsip dan

mempermudah pengawasan.

Menurut hasil observasi yang dilakukan, sistem penyimpanan arsip yang

di laksanakan kantor BPAD Sumatera Utara telah berjalan efektif dan efesien. Hal

ini dapat diketahui dari sistem penyimpanan arsip yang digunakan telah

memenuhi tujuan yang diharapkan. Tujuan yang diharapkan ini antara lain

terpeliharanya arsip yang baik, sehingga tidak ada arsip yang hilang atau tercecer.

3.5Penemuan Kembali Arsip BPAD Sumatera Utara

Penemuan kembali arsip sangat erat hubungannya dengan penyimpanan arsip,

jika penyimpanan arsip tidak dilakukan dengan baik dan benar maka akan sulit

untuk menemukan kembali arsip dengan cepat dan tepat. Pada Kantor BPAD

Sumatera Utara mengunakan sistem temu kembali dengan cara manual dalam

menemukan arsip yang di inginkan.

3.6 Penyusutan Arsip BPAD Sumatera Utara

Penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan arsip yang sudah tidak

mempunyai nilaiguna lagi dengan cara: memindahkan arsip inaktif dari unit kerja

ke unit kearsipan, memusnahkan arsip sesuai ketentuan yang berlaku dan

menyerahkan arsip ke lembaga kearsipan.

Penyusutan arsip dibedakan atas 2 kegiatan yaitu:

1. Penyusutan arsip yang belum memiliki jadwal retensi arsip (JRA)

1) Perencanaan

2) Penataan arsip

a) Identifikasi arsip yaitu: prinsip provenance (asal usul) dan

prinsip original other (aturan asli).

(18)

Pengaturan kembali adalah kegiatan mengembalikan penataan

arsip sesuai dengan penataan aslinya sedangkan pemilahan

arsip adalah pemisahan antara arsip dan non arsip.

c) Pendeskripsian arsip

d) Penyusunan daftar pertelaan arsip sementara.

3) Penilaian arsip dilakukan untuk menetukan arsip aktif, inaktif, usul

musnah dan usul serah

a) Penilaian arsip adalah kegiatan analisa informasi terhadap

sekelompok arsip untuk menentukan nilai guna dan jangka

simpan arsip bagi kepentingan operasional instansi pencipta

arsip.

b) Tujuan penilaian arsip adalah untuk menentukan arsip yang

dapat dimusnahkan setelah tidak bernilai guna lagi,

menentukan arsip yang ditetapkan bernilai permanen bagi

instansi penciptanya serta menentukan arsip yang

diserahkan ke Lembaga Kearsipan Daerah.

c) Nilaiguna arsip terbagi menjadi 2 yaitu: Nilaiguna Primer

dan Nilaiguna Sekunder. Nilaiguna Primer adalah penilaian

arsip didasarkan kepada kegunaan arsip bagi kepentingan

instansi pencipta arsip sedangkan Nilaiguna Sekunder

adalah nilai arsip yang didasarkan pada kegunaan arsip bagi

kepentingan umum diluar lembaga/instansi pencipta arsip.

2. Penyusutan arsip berdasarkan jadwal retensi arsip (JRA)

Prosedur penyusutan berdasarkan JRA meliputi:

1) Prosedur pemindahan Arsip Inaktif

a) Pemeriksaan arsip sudah in aktif atau belum, menyatukan

file-file menjadi series arsip, misalnya series arsip kenaikan

pangkat

b) Pendaftaran judul series arsip/jenis arsip, tahun, volume,

(19)

c) Penataan arsip

d) Pembuatan berita acara pemindahan arsip

e) Pelaksanaan pemindahan.

2) Prosedur Pemusnahan Arsip

Pemusnahan arsip adalah kegiatan menghancurkan fisik dan

informasi arsip melalui tahap berikut:

a) Pemeriksaan arsip yang telah habis masa simpannya, kebenaran

isi dan kelengkapan informasinya

b) Pendaftaran daftar arsip usul musnah

c) Pembentukan panitia pemusnahan

- Retensi arsip

- Pengelola arsip,unit pengawasan, unit hukum dan unit-unit

lain yang berhubungan dengan arsip yang akan

dimusnahkan

d) Penilaian, persetujuan dan pengesahan

e) Pembuatan berita acara

f) Pelaksanaan Pemusnahan.

Pemusnahan arsip dilakukan dengan cara dibakar dan dicacah,

pemusnahan arsip disaksikan oleh minimal 2 orang pejabat dari

bidang hukum/perundang-undangan dan bidang pengawasan.

3) Prosedur penyerahan arsip Kelembaga kearsipan

a) Pemeriksaan dan penelian kembali arsip

b) Pendaftaran

c) Pembuatan berita acara

d) Pelaksanaan penyerahan.

Menurut hasil observasi yang dilakukan, sistem penyusutan arsip pada

Kantor BPAD Sumatera Utara telah berjalan dengan baik. Dikarenakan

penyusutan yang dilakukan sudah aman dan efesien. Dikatakan aman karena

penyusutan arsip dilakukan berdasarkan penilaian yang tepat dan tidak

(20)

Sumatera Utara belum pernah melakukan pemusnahan arsip dikarenakan Jadwal

Retensi Arsip (JRA) belum sempurna.

Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa penyusutan arsip pada Kantor

BPAD Sumatera Utara telah dilakukan dengan benar.

3.6.1 Tujuan Penyusutan Arsip

1. Memudahkan dalam menenmukan kembali arsip jika sewaktu-waktu

dibutuhkan

2. Meminimalisasi kebutuhan peralatan dan ruang penyimpanan

3. Mewujudkan efesiensi efektifitas pengelolaan arsip

4. Menyelamatkan dan melestarikan bahan penanggung jawaban nasional.

3.7 Sistem Pemeliharaan Arsip BPAD Sumatera Utara

Pemeliharaan adalah suatu kegiatan membersihkan arsip secara rutin untuk

mencegah kerusakan akibat beberapa sebab. Pemeliharaan arsip secara fisik dapat

dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Pengaturan Ruangan

Ruang penyimpanan arsip harus dijaga agar tetap kering (temperatur ideal

antara 60–75 derajat F dengan kelembaban antara 50–60 %), terang (terkena sinar matahari tak langsung), mempunyai ventilasi yang merata

dan terhindar dari kemungkinan serangan api, serangga dan sebagainya.

2. Tempat Penyimpanan Arsip

Tempat penyimpanan arsip hendaknya diatur secara renggang, agar ada

udara diantara berkas yang disimpan.

3. Penggunaaan Bahan-bahan Pencegah Rusaknya Arsip

Meletakkan kapur barus (kamper) ditempat penyimpanan dan boks arsip,

(21)

Gambar-14: Proses Fumigasi (Penyemprotan Asap)

4. Kebersihan

Arsip selalu dibersihkan dan dijaga dari noda karat dan lain-lain. Tujuan

pemeliharaan arsip adalah untuk melindungi, mengawasi dan merawat

agar arsip terjamin. Arsip harus dijaga keamannya, baik dari segi

kuantitas, kualitas (tidak mengalami kerusakan, maupun dari segi

informalitas (kerahasiaannya).

Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan maka dapat dianalisis

bahwa sistem pemeliharaan arsip di Kantor BPAD Sumatera Utara telah berjalan

dengan baik. Hal ini dapat diketahui dari ruangan tempat penyimpanan arsip

memiliki ventilasi yang memadai dan menggunakan suhu ruangan, serta jauh dari

sinar matahari(secara langsung).

Karena penyimapana arsip pada Kantor BPAD Sumatera Utara ditempat

tertutup (dilemari besi tahan api). Dengan melihat situasi di atas maka dapat

dikatakan bahwa pemeliharaan arsip pada Kantor BPAD Sumatera Utara sudar

benar karena sesuai dengan cara-cara yang ada dalam teori yang dimulai dari

pengaturan ruangan, tempat penyimpanan arsip, penggunaan bahan-bahan

pencegah rusaknya arsip dan kebersihan arsip.

3.8 Peran Kearsipan Bagi Organisasi BPAD Sumatera Utara

Arsip sangat berperan penting di dalam kehidupan berorganisasi. Begitu

juga peran arsip di dalam kehidupan Kantor BPAD Sumatera Utara karena arsip

(22)

untuk melakukan berbagai kegiatan, sebagai bahan informasi dalam membuat

perencanaan, pengambilan keputusan, bahan laporan dan lain sebagainya.

Menurut hasil observasi yang dilakukan, pada Kantor BPAD Sumatera

Utara ini, arsip sangat berperan aktif dalam menjalankan kehidupan organisasi

pada kantor ini. Peran arsip sangat membantu di dalam melaksanakan pekerjaan

oleh para pegawai di organisasi ini.

3.9 Faktor yang Menunjang Kemudahan Pengolahan Arsip BPAD Sumatera Utara

Pengolahan arsip pada Kantor BPAD Sumatera Utara meliputi

pengklasifikasian, penyimpanan, penyusutan dan pemeliharaan arsip. Hal tersebut

dilakukan berdasarkan sistem masalah. Hal ini mempermudah petugas kearsipan

dalam menemukan kembali arsip yang diinginkan dan dapat dikembangkan

dengan tidak terbatas untuk judul dan susunan arsipnya.

Pengolahan arsip pada BPAD Sumatera Utara menjadi mudah dikarenakan

faktor berikut ini:

1. Azas Gabungan, pengelolaan arsip aktif dilakukan secara tersebar di

masing-masing unit kerja (centra file) tetapi pengendalian tetap dilakukan

secara terpusat oleh satu unit kerja. Keutungan menggunakan azas ini yaitu

adanya kesegaraman sistem penyimpanan, meminimalkan kesalahan

dalam pemberkasan, memudah proses penyusutan serta lebih efesien dan

efektif.

Sistem yang digunakan oleh Kantor BPAD Sumatera Utara sudah efesien

sehingga arsip mudah ditemukan. Peralatan yang digunakan cukup sederhana

(23)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil observasi tentang Sistem Kearsipan Badan Perpustakaan

Arsip dan Dokumentasi, dapat disimpulkan bahwa:

1. Sistem penyimpanan arsip yang di laksanakan kantor BPAD Sumatera

Utara telah berjalan efektif dan efesien.

2. Penyimpanan arsip yang digunakan telah memenuhi tujuan yang

diharapkan. Tujuan yang diharapkan ini antara lain terpeliharanya arsip

yang baik, sehingga tidak ada arsip yang hilang atau tercecer.

3. Sistem penyusutan pada Kantor BPAD Sumatera Utara telah berjalan

dengan baik. Dikarenakan penyusutan dan pemusnahan yang dilakukan

sudah aman dan efesien. Dikatakan aman karena penyusutan arsip

dilakukan berdasarkan penilaian yang tepat dan tidak mengganggu

kelancaran jalannya organisasi yang bersangkutan berdasarkan atau

berpedoman pada JRA (Jadwal Retensi Arsip).

4. BPAD Sumatera Utara belum pernah melakukan pemusnahan arsip

sehingga terjadi penumpukan arsip di ruang penyimpanan.

5. Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan maka dapat dianalisis

bahwa sistem pemeliharaan arsip di Kantor BPAD Sumatera Utara telah

berjalan dengan baik. Hal ini dapat diketahui dari ruangan tempat

penyimpanan arsip memiliki ventilasi yang memadai dan menggunakan

udara (AC), serta jauh dari sinar matahari.

6. Arsip pada Kantor BPAD Sumatera Utara ditempatkan dibagian tertutup

(dilemari besi tahan api). Dengan melihat situasi tersebut maka dapat

(24)

sudar benar karena sesuai dengan cara-cara yang ada dalam teori yang

dimulai dari pengaturan ruangan , pemeliharaan arsip dan menjaga

kebersihan dari segi informasi dan fisiknya.

7. Dalam BPAD Sumatera Utara ini, arsip sangat berperan aktif dalam

menjalankan kehidupan organisasi pada kantor. Peran arsip sangat

membantu di dalam melaksanakan pekerjaan oleh para pegawai di

lingkungan organisasi.

8. Pengolahan arsip pada Kantor BPAD Sumatera Utara meliputi

pengklasifikasian, penyimpanan, penyusutan dan pemeliharaan arsip. Hal

tersebut dilakukan berdasarkan sistem yang berlaku pada organisasi

tersebut.

4.2 Saran

Setelah melakukan Observasi pada Sistem Kearsipan Badan Perpustakaan

Arsip dan Dokumentasi, dapat disimpulkan, maka penulis memberikan saran

sebagai berikut:

1. Sistem yang digunakan oleh Kantor BPAD Sumatera Utara dalam

kearsipan dapat dikatakan efektif dan efesien. Namun organisasi ini harus

tetap berusaha menyesuaikan sistem yang digunakan dengan keadaan dan

perkembangan organisasi.

2. Tempat penyimpanan arsip di BPAD Sumatera Utara masih kurang

memadai, sehingga banyak arsip yang belum tersimpan kedalam lemari

arsip, sebaiknya BPAD Sumatera Utara menambah jumlah lemari arsip

(25)

3. Hendaknya BPAD Sumatera Utara memperhatikan kondisi arsip dan

melakukan pemusnahan setidaknya setiap sepuluh tahun sekali untuk

mengurangi jumlah arsip yang tidak diperlukan lagi.

4. Keharmonisan kerja yang sudah terjadi diantara atasan dan bawahan

sebaiknya tetap dipertahankan, karena tanpa kerja sama yang baik, tidak

akan tercapai hasil kerja yang diharapkan untuk kelancaran

(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Arsip dan Kearsipan

Pengertian arsip bukan hanya berarti kertas saja, tetapi dapat berarti naskah, buku, foto, film, mikro film, rekaman suara, gambar peta, gambar bagan, dan dokumen-dokumen lainnya dalam segala macam bentuk dan sifatnya, asli atau salinan serta dengan segala macam penciptaannya, yang diterima oleh suatu organisasi/badan, sebagai bukti dari tujuan organisasi, fungsi, prosedur pekerjaan atau kegiatan pemerintah lainnya atau karena pentingnya informasi yang terkandung didalamnya.

Kata istilah arsip meliputi 3 pengertian yaitu:

1. Kumpulan naskah atau dokumen yang disimpan .

2. Gedung (ruang) penyimpanan kumpulan naskah atau dokumen.

3. Organisasi atau lembaga yang mengelola dan menyimpan kumpulan naskah atau dokumen. (Sedarmayanti, 2003: 8)

Arsip berasal dari Bahasa Yunani yaitu dari kata arche, kemudian berubah menjadi archea dan yang selanjutnya mengalami perubahan lagi menjadi archeon.

Arche artinya permulaan dan bererti juga jabatan atau fungsi/kekuasaan peradilan.

Sedangkan archea artinya dokumen atau catatan mengenai permasalahan, dan archeon berarti Balai Kota. (Wiyasa, 2003: 43)

Sedangkan menurut istilah Bahasa Indonesia Arsip (recod) ada yang menyebutkan sebagai “warkat”, pada pokoknya dapat diberikan pengertian sebagai : setiap catatan tertulis baik dalam bentuk gambar ataupun bagan yang memuat keterangan-keterangan mengenai sesuatu subyek (pokok persoalan) ataupun peristiwa yang dibuat orang untuk membantu daya ingat orang (itu)

pula”. (Barthos, 2007: 1)

Di samping pengertian atau istilah arsip, ada juga beberapa pengertian lain yang masih sering digunakan dalam bidang kearsipan. Dalam Ilmu Kearsipan (Archivologi) dikenal 3 istilah, yaitu:

(27)

Menurut UU No. 43 Tahun 2009 Pasal 1 tentang Kearsipan, menyatakan bahwa:

1. Kearsipan adalah hal-hal yang berkenaan dengan arsip.

2. Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan diterima oleh lembaga negara, pemerintah daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perorangan dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. (Arsip Nasional Republik Indonesia, 2009: 3).

Berdasarkan fungsinya maka arsip dapat dibedakan menjadi:

1. Arsip Dinamis adalah arsip yang digunakan secara langsung dalam kegiatan pencipta arsip dan disimpan selama jangka waktu tertentu . Arsip dinamis terbagi dua yaitu:

1) Arsip Aktif adalah arsip yang frekuensi penggunaanya tinggi dan/atau terus menerus.

2) Arsip Inaktif adalah arsip yang frekuensi penggunaanya telah menurun.

2. Arsip Statis adalah arsip yang dihasilkan oleh pencipta arsip karena memiliki nilai guna kesejahteraan, telah habis retensinya, dan berketerangan dipermanenkan yang telah diverifikasi baik secara langsung maupun tidak langsung oleh Arsip Nasional Republik Indonesia dan/atau lembaga kearsipan.

Dalam siklus daur hidup arsip, arsip statis diartikan sebagai arsip dinamis yang telah selesai masa retensinya di lingkungan penciptaan arsip dan memiliki nilai berkelanjutan sehingga diserahkan ke lembaga kearsipan untuk disimpan secara permanen sebagai memori kolektif. Arsip statis sebagai arsip yang tidak diperlukan lagi bagi suatu organisasi namun dipelihara oleh lembaga kearsipan karena memiliki nilai yang berkelanjutan (continuing value).

Arsip statis sudah tidak di gunakan lagi oleh organisasi, tetapi karena nilai informasinya cukup tinggi masih tetap dipelihara dan disimpan. Informasi yang terkandung di dalam arsip statis kegunannya beralih kepada kegunaan yang lebih luas.

(28)

nasional, memori kolektif, dan warisan budaya bangsa kepada masyarakat, (ANRI, 2014: 6–7).

2.2Pengelolaan Arsip

2.2.1 Pengelolaan Arsip Dinamis

Arsip dinamis (record) artinya informasi terekam, termasuk data dalam

sistem komputer, yang dibuat atau diterima oleh badan korporasi atau perorangan

dalam transaksi kegiatan atau melakukan tindakan sebagai bukti aktivitas tersebut.

Definisi tersebut menunjuk kepada mengapa arsip dinamis diciptakan dan alasan

mengapa arsip dinamis disimpan. Arsip dinamis yang disimpan menunjang

kegiatan sehingga disimpan sebagai bukti aktivitas tersebut. Arsip dinamis

ditinjau dari dari tingkat kepentingan dan kegunaanya, dibedakan atas arsip

dinamis aktif dan arsip dinamis inaktif.

Arsip aktif yaitu arsip dinamis yang masih berada dalam proses

penyelesaian sehingga masih sering digunakan. Frekuensi penggunaan arsip ini

sedikitnya 10 kali setahun, bila arsip tersebut digunakan kurang dari 10 tahun

maka arsip tersebut termasuk arsip inaktif.

Arsip inaktif yaitu arsip dinamis yang sudah selesai diproses tetapi

kadang-kadang masih dipergunakan.

Arsip dinamis memiliki fungsi yaitu merupakan memori badan korporasi,

pengambilan keputusan manajemen, menunjang letigasi, mengurangi biaya dan

volume penggunaan kertas, efesiensi badan korporasi, ketentuan hokum, rujukan

historis.

Di dalam Undang-Undang NO.43 tahun 2009 Pasal 40 ayat (2) Tentang

Kearsipan menerangkan bahwa pengelolaan arsip dinamis meliputi:

1. Penciptaan arsip

(29)

Ketersediaan dan autentitas arsip dinamis menjadi tanggung jawab pencipta arsip.

2. Penggunaan dan pemeliharan arsip

Pemeliharaan arsip dinamis dilakukan melalui kegiatan pemberkasan arsip aktif, penataan arsip inaktif, penyimpanan arsip, alih media arsip. 3. Penyusutan arsip

Penyusutan arsip dilakukan oleh pencipta arsip berdasarkan jadwal retensi arsip (JRA).

2.2.2 Pengelolaan Arsip Statis

Pengelolaan arsip statis adalah proses pengaturan informasi dan fisik arsip statis berdasarkan prinsip-prinsip kearsipan sehingga mudah diketemukan. Produk akhir pengolahan arsip statis adalah tertatanya informasi dan fisik arsip serta tersusunnya sarana bantu temu balik arsip statis (finding aids). Dalam konteks pengelolaan arsip statis (archives management) pengolahan arsip statis (arrangement and description) merupakan salah satu kegiatan penting dalam mengolah informasi dan fisik arsip statis (arrangement and description) merupakan salah satu kegiatan penting dalam mengolah informasi dan fisik arsip statis, sehingga arsip statis yang disimpan pada lembaga kearsipan dapat diakses dan dimanfaatkan untuk kepentingan publik. Hasil dari pengolahan arsip statis adalah tersedianya temu balik arsip (finding aids) berupa senarai/daftar, inventaris, dan guide arsip.

Selanjutnya finding aids ini disajikan di unit pelayanan dan penyimpanan arsip statis pada lembaga kearsipan sebagai alat untuk menelusuri dan menemukan arsip statis yang tersimpan pada gedung penyimpanan arsip statis (depot) untuk diberikan kepada pengguna arsip (user) dalam melakukan finding aids, lembaga kearsipan harus memperhatikan 2 (dua) asas/prinsip pokok pengolahan arsip statis, yaitu:

a) Asas/prinsip asal usul, yaitu asas/prinsip yang dilakukan untuk menjaga arsip tetap terkelola dalam satu kesatuan pencipta arsip (provenance), tidak dicampur dengan arsip yang berasal dari pencipta arsip lain. Sehingga arsip dapat melekat pada konteks penciptaannya dan

b) Asas/prinsip aturan asli, yaitu asas prinsip yang dilakukan untuk menjaga arsip tetap ditata sesuai dengan pengaturan aslinya (original order) atau sesuai dengan peraturan ketika arsip masih digunakan untuk pelaksanaan kegiatan pencipta arsip. Pengaturan arsip yang didasarkan pada aturan asli dimaksud untuk menjaga keutuhan dan realibitas arsip.

(30)

2.3 Sistem Penyimpanan Arsip

Arsip merupakan alat pengingat, baik bagi organisasi maupun bagi

pimpinan, oleh sebab itu mengatur dan memelihara arsip sebaik mungkin agar

memudahkan penenmuan kembali warkat yang sewaktu-waktu diperlukan,

merupakan suatu hal yang sangat penting, baik terhadap kehidupan organisasi,

maupun untuk membantu tugas pimpinan.

Bagi kehidupan suatu organisasi, informasi memegang peranan penting

karena informasi merupakan dasar bagi pimpinan untuk pengambilan keputusan di

dalam menentukan kebijaksanaan. Informasi dapat berupa bahan tertulis, dan

dapat juga berbentuk lisan, yang akhirnya perlu dituangkan dalam bentuk lisan,

yang akhirnya perlu dituangkan dalam bentuk tulisan, karena informasi lisan

mempuyai kelemahan, yaitu:

1) Mudah terlupakan

2) Tidak ada bukti yang kuat

3) Walaupun ada juga kebaikannya.

Oleh sebab itu, maka semua berkas yang memuat informasi yang bernilai

guna, harus mendapat perhatian dan perlu dikelola/ditata dengan baik. Penataan

arsip perlu dilakukan unyuk memudahkan penyimpanan dan penemuan kembali

arsip setiap saat diperlukan dengan cepat dan tepat, sehingga perlu dilakukan

penentuan metode penyimpanan atau sistematis, penyimpanan dan perawatannya

untuk digunakan secara aman dan ekonomis. Menurut Sadarmayanti (2001: 195-

199) ada 5 yaitu:

1. Sistem Abjad/Alphabetical Filing System

(31)

1. Nama orang

2. Nama perusahaan swasta 3. Nama instansi pemerintah 4. Nama organisasi social.

Untuk dapat menyusun atau mengindeks nama-nama tersebut, maka supaya ada kesatuan Bahasa, harus berpedoman pada peraturan mengindeks yang di tentukan dan dijadikan pedoman.

Persiapan Penataan Arsip Berdasarkan Abjad antara lain:

1. Paham Peraturan Mengindeks 2. Peralatan Arsip.

2. Sitem Masalah/Subject Filing System

Sistem Masalah adalah salah satu sistem penataan berkas berdasarkan kegiatan yang berkenaan dengan masalah yang berhubungan dengan perusahan yang yang menggunakan system ini, untuk dapat melaksanakan sistem perihal, maka harus di tentukan dahulu masalah-masalah yang pada umunya terjadi/dipermasalahkan dalam surat setiap harinya, untuk dibuatkan Daftar Indeksnya.

Masalah tersebut dikelompokkan menjadi satu subjek, misalnya: masalah yang berkenaan dengan “kepegawaian” dikelompokkan menjadi satu masalah pokok (subyek) di bawah “kepegawaian”

Persiapan Penataan Arsip Berdasarkan Masalah:

(32)

Contoh: Daftar Indeks

3. Sistem Nomor/Numerical Filing System

Sistem Nomor adalah salah satu sistem penataan berkas berdasarkan

kelompok permasalahan yang diberi nomor tertentu, untuk dibuatkan Daftar Klasifikasi Arsipnya.

Persiapan Penataan Arsip Beradasrkan Nomor

1. Menyusun Pola Klasifikasi Arsip 2. Menyiapkan Peralatan Arsip.

CONTOH DAFTAR INDEKS

KODE MASALAH

KP KEPEGAWAIAN

01 Pengadaan

02 Pengangkatan dan Mutasi

03 Kedudukan

04 Kesejahteraaan Pegawai

05 Cuti

06 Penilaian

07 Pendidikan

08 Pemberhentian

KU KEUANGAN

01 Gaji

02 Biaya Perjalanan

03 Pendaptan

04 Pajak

05 Tagihan

06 Laporan keuangan

(33)

Contoh: Pola Klasifikasi Arsip

Nomor tersebut dapat dikembangkan menjadi pembagian yang lebih kecil, dan perlu dibuat daftar kelompok masalah.

4. Sistem Tanggal/Chronological Filing System

Sistem Tanggal adalah salah satu sistem penataan berkas berdasarkan urutan tanggal, bulan dan tahun yang mana pada umumnya tanggal termasuk diperhatikan dari datangnya surat. Surat atau berkas yang di file tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan bulan-bulan setiap tahunnya.

Persiapan Penataan Arsip Berdasarkan Tanggal:

1.Menentukan pembagian tanggal, bulan dan tahun 2.Menyiapkan Peralatan arsip.

CONTOH POLA KLASIFIKASI ARSIP

000 Umum

010 Urusan dalam

011 Gedung kantor 012 Rumah dinas 013 Listrik dan telepon 020 Peralatan

030 Penelitian 040 Perencanaan

100

Kepegawaian

110 Pengadaan 120 Lamaran 130 Testing 140 Pengangkatan

200

Keuangan

210 Gaji

(34)

5. Sistem Wilayah/Geographical Filing System

Sistem Wilayah adalah salah satu sistem penataan berkas berdasarkan daerah wilayah tertentu, sesuai dengan pembagian yang tertentu pula. Guna melaksanakan system wilayah ini, maka dapat dipergunakan nama daerah wilayah untuk pokok permasalahan. Pokok permasalahan tersebut dapat dikembangkan menjadi masalah-masalah, yang dalam hal ini terdiri dari daerah yang berbeda dalam wilayah tersebut. Selanjutnya, dapat dikembangkan lebih lanjut dengan nama-nama dari para langganan atau nasabah yang ada di masing-masing daerah tersebut.

Persiapan Penataan Arsip Beradarkan Wilayah

1. Menentukan pengelompokkan daerah/wilayah 2. Menyiapkan Peralatan arsip.

Adapun tujuan penyimpanan arsip adalah sebagai berikut:

1. Agar arsip dapat disimpan dan diketemukan kembali dengan cepat dan tepat

2. Menunjang terlaksanaya penyusutan arsip dengan berdaya guna dan behasil guna.

2.4 Penyusutan Arsip

Sebelum penyusutan arsip dilakukan terlebih dahulu melalui proses

penghapusan didahului dengan kegunaan berkas surat. Karena proses

penghapusan ini tidak hanya dilihat dari satu macam nilai untuk setiap berkas

surat, maka perlu dibentuk untuk panitia. Dalam kepanitiaan ini perlu diikut

sertakan semua unsur yang berkepentingan dan berwenang dalam urusan kantor.

Penghapusan dan penyusutan arsip adalah kegiatan-kegiatan pemindahan berkas surat dari penyimpanan pengolah berkas/arsip ke Arsip Nasional termasuk memusnahkan berkas surat yang tidak mempunyai nilai kegunaan dalam kegiatan administrasi perkantoran. (Wiyasa, 2003: 164–166)

Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan, ialah:

1. Mengadakan inventaris data arsip yang akan digunakan untuk membuat daftar secara lengkap atas isi file dengan cara mengelompokkan surat menurut subjek utama yang sama

2. Mengadakan penilaian kegunaan berkas/arsip dengan memperhatikan: a. Jenis informasi yang terkandung dalam berkas surat yang akan

(35)

b. Kegunaan seluruh dokumentasi suatu organisasi atau unit kerja yang berkepentingan dengan mengaitkan kelompok berkas surat lainnya

c. Keperluan lain yang berkaitan dengan nilai kegunaan hukum, nilai pemeriksaaan, misalnya dari BPK – BPKP atau Inspektorat Jendral, niali penelitian ilmiah, dan sebagainya yang sejenis dengan itu.

Berdasarkan penilaian itu tersebut maka akan dihasilkan:

1) Berkas surat penting, biasa dan tidak penting

2) Kelompok berkas atau arsip yang dapat disimpan secara permanen dan berkas surat/arsip yang dapat disimpan untuk sementara .

3. Penyusunan Jadwal Penyusutan Berkas/Arsip Penentuan penyusutan jadwal waktu berdasarkan:

a. Kegunaan berkas surat bagi organsisasi yang bersangkutan

b. Peraturan perundangan yang mengatur tentang jangka waktu penyimpanan

c. Disusun daftar klasifikasi dengan menyebutkan apakah berkas surat disalurkan ke Arsip Nasional atau dapat di musnahkan ataupun di hapuskan.

4. Penyaluran berkas surat

Berkas surat yang ada hubungannya dengan sejarah kehidupan bangsa dan mempunyai nilai sejarah dapat disalurkan ke Arsip Nasional RI melaui Sekretariat Jendral masing-masing departemen.

2.5 Tata Cara Penemuan Kembali Arsip 2.5.1 Peminjaman

Pada prinsipnya setiap peminjaman arsip/surat harus dicatat, dan peminjaman arsip harus dilaksanakan melalui lembar peminjaman rangkap tiga yang masing-masing berfungsi sebahgai berikut:

a. Lembar Peminjaman Arsip I sebagai pengingat di Unit Kearsipan tau unit yang menyimpan arsip

b. Lembar Peminjaman Arsip II sebagai pengantar arsip yang dipinjam, yang dimasukkan kedalam amap

(36)

2.5.2 Pencarian Berkas

Peminjam harus menunjukkan permintaan dengan menyebutkan

masalahnya. Maka petugas akan mencari berkas dengan menempuh langakah

sebagai berikut:

a. Melihat judul pada tab sekat petunjuk II apabila petunjuk I telah tertempel pada laci lemari arsip

b. Melihat judul pada tab sekat petunjuk III

c. Melihat pada tab judul pada tab map untuk mengambil surat dari berkasnya.

2.5.3 Pengembalian Arsip

Apabila peminjaman arsip telah selesai dan telah dikembalikan maka arsip

tersebut harus dimasukkan kembali kedalam map semula.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh petugas pengelola adalah

sebagai berikut:

a. Lembar peminjaman I dicabut serta diberikan kepada peminjam sebagai bukti bahwa berkas yang dipinjam telah dikembalikan

b. Lembar peminjaman arsip III yang berada dalam map dicabut pula untuk diganti dengan arsip yang telah dikembaliakn, yang selanjutnya lembar peminjaman II dimusnahkan

c. Lembar peminjaman III disimpan sebagai bahan untuk pembuatan statistik jumlah surat/arsip yang pernah dipinjam.

2.6 Pengelolaan Surat

Surat menurut Barthos (2007: 36) adalah “alat komunikasi tertulis yang

berasal dari satu pihak dan ditujukan kepada pihak lain untuk

menyampaikan warta”.

Sedangkan menurut Wursanto yang dikutip oleh Rosalina (2007), surat mempunyai pengertian sebagai sarana untuk menyampaikan informasi atau pernyataan tertulis kepada pihak lain, baik atas nama pribadi ataupun kedinasan. Informasi yang disampaikan biasanya berupa pemberitahuan, pernyataan, permintaan, laporan atau buah pikiran lainnya yang disampaikan kepada pihak lain pada seseorang maupun secara kedinasan.

Tujuan pengurusan surat adalah agar surat dapat sampai kepada pihak

(37)

mungkin termasuk kecepatan di dalam menjawab surat, agar tercapainya efesiensi

dan penghematan.

Oleh karena itu pada setiap organisasi baik swasta maupun instansi

pemerintah, memilih hubungan melalui surat menyurat dengan pihak lain

merupakan jalur yang paling banyak ditempuh. Untuk menangani surat yang

masuk dan keluar, maka di gunakan teknik, metode atau sistem tertentu yang

disebut dengan pengolahan.

1. Prosedur Surat Masuk

Surat masuk adalah semua jenis surat yang diterima dari instansi lain

maupun dari perorangan, baik yang diterima melalui pos (kantor pos) maupun

yang diterima melalui kurir (pengiriman surat) dengan mempergunakan buku

pengirim (ekspedisi).

Yang dimaksud dengan pengurusan dan pengendalian surat adalah proses

kegiatan mencatat surat-surat (masuk dan keluar) dalam buku atau kartu kendali.

Pada Kantor BPAD Sumatera Utara, surat masuk dikelola oleh bagian tata usaha.

Pengurusan dan pengendalian surat masuk dalam suatu organisasi dapat

digolongkan menurut penggolan jenis surat, yaitu:

a. Surat Penting

b. Surat Rutin Biasa

c. Surat Rahasia

d. Surat Pribadi

Jenis-jenis surat ini akan membantu petugas dalam penyortiran surat,

surat-surat tersebut digolongkan sesuai dengan jenisnya agar dapat segera

diproses. Surat pribadi tidak perlu diproses, dan disampaikan langsung kepada

yang bersangkutan.

Menurut (Wursanto 2003: 110) pengurusan dan pengendalian surat masuk di bagi 5 (Lima) langkah yaitu:

(38)

Menurut cara penerimaannya, penerimaan surat dibedakan menjadi :

- Surat-surat yang diterima melalui Pos dan Telkom

- Surat-surat yang diterima melalui pengantar surat, kurir, atau caraka dari kantor pengirim.

b. Penyortiran Surat

Yang dimaksud dengan penyortiran surat masuk adalah kegiatan memisahkan surat-surat yang diterima dari kantor/instansi lain ke dalam kelompok atau golongan-gologan yang telah ditentukan. Hal ini dilakukan untuk memeriksa apakah ada surat yang salah alamat, jika ada surat yang salah alamat harus segera dikembalikan.

c. Pembukaan Surat

Pembukaan surat adalah kegiatan yang dilakukan oleh seorang petugas dalam bidang kearsipan untuk mengeluarkan surat dari dalam sampul surat atau dari dalam amplop. Amplop dapat dibuka dengan dua cara yaitu :

1) Dengan cara menyobek bagian pinggir dari sampul surat.

2) Dengan menggunakan alat pembuka amplop, misalnya pisau biasa, pisau silet, mesin pembuka amplop manual maupun mesin pembuka amplop listrik.

d. Pencatatan Surat

Setelah surat-surat dikeluarkan dari sampul, sebelum surat-surat tersebut di sampaikan kepada pimpinan yang bersangkutan perlu diadakan pencatatan seperlunya.

e. Pengarahan Surat Masuk

Setelah surat dicatat, surat tersebut diberi kartu kendali. Kartu kendali adalah helai tipis berukuran 10 x 15 cm berisi kolom-kolom untuk mengendalikan surat tersebut. Kartu kendali berfungsi sebagai pengganti buku agenda, yang mana penggunaanya dapat di tulis rangkap 2, rangkap 3, atau rangkap 4, sesuai dengan kebutuhan masing-masing kantor.

Penerimaan surat masuk pada Kantor BPAD Sumatera Utara terlebih

dahulu diperiksa, apakah sesuai dengan alamat instansi tersebut berada. Kemudian

disortir, surat rahasia disampaikan langsung tanpa di buka terlebih dahulu, surat

pribadi diberikan langsung kepada pegawai yang bersangkutan dan surat rutin di

buka oleh petugas yang berwenang untuk dicatatkan ke dalam buku agenda.

Pencatatan surat masuk di Kantor BPAD Sumatera Utara disesuaikan dengan

nomor buku agenda surat masuk.

(39)

Yang dimaksud dengan surat keluar adalah surat yang sudah lengkap

(bertanggal, bernomor, berstempel, dan telah ditandatangani oleh pejabatyang

berwenang) yang dibuat oleh suatu organisasi, kantor atau lembaga lain.

Menurut Wursanto yang dikutip oleh Rosalina (2007), ada 3 (Tiga) langkah dalam Pengurusan dan pengendalian surat keluar, yaitu:

a. Pembukaan Konsep Surat

Pengkonsepan surat dapat dilakukan dengan 2 (Dua) cara, yaitu:

1) Surat dibuat langsung oleh atasan

2) Surat dibuat oleh bawahan dengan didikte langsung oleh atasan. b. Pengetikan Surat

Surat yang telah dikonsep tersebut kemudian diketik rapi. Setelah surat diketik rapi barulah ditandatangani oleh pimpinan dan kemudian dicatat ke dalam agenda dan diberikan nomor suratnya.

c. Pengiriman Surat

Sebelum surat dikirim sebaiknya terlebih dahulu surat diperiksa, apakah surat itu sudah di tandatangani, telah diberi nomor, tanggal surat, lampiran-lampiran, alamt surat, dan juga alamat sampul sudah lengkap, akhirnya surat tersebut di masukkan kedalam amplop yang tersedia. Dicantumkan alamat lengkap menyertakan lembar ekspedisi atau lembar pengantar yang berfungsi sebagai bukti surat tersebut telah dikirim oleh yang bersangkutan.

Surat-surat keluar pada Kantor BPAD Sumatera Utara ditangani oleh

bagian tata usaha, berupa pemberian nomor surat, pencatatan kedalam buku

agenda, dan pemberian stempel dinas.

2.7 Siklus Hidup Arsip

(40)

Sebagai suatu siklus, tiap tahapan merupakan suatu proses kegiatan yang

mandiri (sebagai sub sistem) yang tetap saling berhubungan dan menjalin suatu

rangkaian yang utuh untuk mencapai tujuan, yakni pengelolaan arsip dinamis

yang efesien dan efektif. Arsip yang tercipta atau diterima merupakan bukti dari

aktivitas atau hubungan yang pernah terjalin antara organisasi/individual dengan

pihak lain. Sebagai sumber informasi yang mengandung continuing value, maka

arsip perlu dipelihara dan dilestarikan. Pendekatan life cycle of records secara

sistematis akan menggolongkan arsip kedalam fungsinya berupa arsip aktif,

inaktif dan statis. Secara fungsional life cycle of records menghasilkan dua siklus

kegiatan, sebagaimana yang digambarkan oleh Michael Ropper, yakni

pengelolaan arsip dinamis (records management) dan pengelolaan arsip statis

(archives administration/archives management).

Siklus yang di tampilkan dalam bentuk lingkaran dibagi menjadi dua

bagian, siklus manajemen arsip dinamis, dengan komponen penciptaan,

penggunaan pemeliharaan serta penyusutan, dengan siklus manajemen arsip statis

pada sisi berikutnya, yang dimulai dari akuisisi, pengaturan dan pendeskripsian,

preservasi, akses dan layanan, serta pemanfaatan dan pendayagunaan arsip.

Pembagian komponen Michael Ropper ini seakan mewakili dari semua

pendapat mengenai Life cycle of records, pada tahap Records Creation, terdiri

dari: form design, form management, preparation and management of

correspondence, reports management, word and text processing. Tahap Records Use Maintenance, terdiri dari: filling retrieval systems, files management, mail and telecommunication management, selection and management of office copying machines, system analysis, vital records programs and records centers, sementara

tahap Records Disposal meliputi: identification and description of records series,

development of records retention and disposal schedule, records appraisal, records descruction, transfer of records to archives.

Siklus diatas ini, memperlihatkan bahwa pengelolaan dan penyimpanan

(41)

berkesinambungan sesuai fungsinya yang menghubungkan antara records

management dan archives management.

Menurut Read (2011: 19) siklus hidup arsip adalah cara melihat bagaimana arsip diciptakan dan digunakan. Sebuah siklus kehidupan adalah kumpulan dari beberapa fase daur hidup sebelum disusutkan/dimusnahkan. Masa hidup arsip memiliki lima fase yaitu :

1. Creation (Penciptaan)

Merupakan tahap awal dari proses terbentuknya arsip. 2. Distribution (Pengurusan)

Merupakan tahap dimana surat masuk/keluar dicatat sesuai dengan sistem yang telah ditentukan.

3. Use (Penggunaan)

Merupakan tahap arsip digunakan untuk pengambilan keputusan, penetapan kebijakan, dan perencanaan.

4. Maintenance (Pemeliharaan)

Tahap ini berhubungan dengan lokasi penyimpanan dan pemeliharaan arsip, jika sewaktu-waktu arsip dibutuhkan dapat ditemukan kembali. 5. Disposition (Penyusutan)

(42)
[image:42.595.110.506.77.427.2]

Gambar-1: Siklus Hidup Arsip

Sumber : Judith Read

Berdasarkan beberapa pendapat di atas bahwa siklus hidup arsip

merupakan konsep dalam records management, ini adalah untuk melihat

bagaimana arsip diciptakan dan digunakan, sebuah siklus kehidupan adalah

kumpulan dari bebrapa fase daur hidup sebelum dimusnahkan.

2.8 Peran Kearsipan Bagi Organisasi

Menurut sedarmayanti (2003: 19) arsip merupakan pusat ingatan dari setiap organisasi kurang baik pengelolaannya, maka akibatnya akan mempengaruhi tingkat reputasi suatu organisasi, sehingga organisasi tersebut akan mengalami hambatan dalam pencapaian tujuan. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa peranan arsip adalah:

1. Sebagai alat utama ingatan bagi organisasi

2. Sebagai bahan atau alat pembuktian (bukti otentik) DAUR HIDUP

ARSIP

(LIFE CYCLE OF RECORDS)

CREATION (or receipt of record

form outside the business)

DISTRIBUTION Who gets the

(43)

3. Sebagai bahan dasar perencanaan dan pengambilan keputusan 4. Sebagai barometer kegiatan, mengingat setiap ada kegiatan pada

umumnya menghasilkan arsip

5. Sebagai bahan informasi untuk kegiatan ilmiah lainnya.

Arsip pada Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi

Sumatera Utara (BPAD Sumatera Utara) memiliki peranan yang sangat penting

diantaranya sebagai alat utama ingatan bagi instansi ini, sebagai alat ukur dari

setiap kegiatan yang dilakukan, sebagai bahan informasi untuk menyelesaikan

laporan bulanan.

2.9 Faktor Yang Menunjang Efesiensi Pengolahan Arsip

Menurut Sedarmayanti (2001: 112) “Efesiensi adalah usaha pada produksi

untuk memberantas segala pemborosan bahan dan tenaga kerja maupun

gejala yang merugikan”.

Efesiensi dalam pengertian sering diwujudkan dalam simbul E yang

merupakan hasil perbandingan terbaik antara O (output) dan I (input). Output

adalah semua barang atau jasa yang dihasilkan, sedangkan input adalah semua

biaya yang diperlukan untuk menghasilkan barang jasa tersebut. Jadi demekian

pengertian efficiency (efesiensi) pada prinsipnya adalah perbandingan terbaik atau

rasionalitas antara hasil yang diperoleh atau output dengan kegiatan yang

dilakukan serta sumber-sumber dan waktu yang dipergunakan, atau input.

Bekerja dengan efesien adalah bekerja dengan gerakan, usaha, waktu dan

kelelahan yang sedikit mungkin. Cara kerja yang efesien dapat diterapkan oleh

setiap pegawai untuk semua pekerjaan, bai kecil maupun yang besar.

Efesiensi kerja adalah merupakan pelaksanaan cara-cara tertentu dengan

tanpa mengurangi tujuannya merupakan cara yang:

1. Termudah mengerjakannya

2. Termurah biayanya

3. Tersingkat waktunya

(44)

5. Terpendek jaraknya

Apabila seseorang pegawai harus segera menyelesaikan pekerjaannya

dalam waktu yang singkat, maka pegawai tersebut harus dapat meningkatkan

kecepatan cara bekerjanya di samping harus tetap menjaga mutu pekerjaanya.

Setiap pegawai yang dalam pikirannya tidak menyukai penghamburan, umumnya

akan bekerja dengan efesien. Oleh sebab itu, cara bekerja yang efesien hendaknya

perlu dipratekkan dan diterapkan secara terus menurus agar supaya jiwa efesiensi

benar-benar dapat dimiliki.

Berikut ini adalah pedoman untuk bekerja secara efesien yaitu:

1. Ubahlah pekerjaan rutin atau pekerjaan otak menjadi menjadi pekerjaan

otomatis

2. Pergunakanlah tangan untuk bekerja dengan tanpa bantuan mata

3. Milikilah tempat tertentu untuk benda catatan

4. Simpanlah benda-benda yang benar-benar penting saja

5. Bekerjalah menurut rencana untuk mencapai hasil

6. Susunlah pekerjaan menurut rangkain kerja yang tepat

7. Biasakanlah mengambil keputusan seketika

8. Biasakanlah memulai dan menyelesaikan pekerjaan seketika

9. Pergunakanlah catatan-catatan untuk membantu ingatan

10.Pergunakanlah tenaga lain atau pembantu untuk sepenuhnya membantu

menyelesaikan pekerjaan.

Menurut Sedarmayanti (2003: 79–80) menyatakan bahwa:

1. Melakukan kegiatan menghimpun, mengklasifikan, menyusun, menyimpanan, dan memelihara arsip berdasarkan sistem yang berlaku, baik arsip berdasarkan sistem yang bersifat kedinasan maupun arsip pribadi pimpinan.

2. Dalam menciptakan suatu sistem penataan arsip yang baik, hendaknya diperhatikan beberapa penunjang antara lain:

a. Kesedarhanaan, sistem penataan arsip yang dipilih dan ditetapkan harus mudah, supaya bukan hanya dimengerti oleh satu orang saja, melainkan juga dapat dimengerti pegawai lain

(45)

c. Memenuhi persyaratan ekonomis, yaitu untuk dapat memanfatkan ruangan, tempat dan peralatan yang ada, serta biaya yang tersedia d. Menjamin keamanan, arsip harus terhindar dari kerusakan, pencurian,

kemusnahan dan harus aman dari bahaya air, api, udara yang lembab dan lainnya, sehingga penyimpanannya harus ditempat yang benar-benar aman dari segala gangguan

e. Penempatan arsip, tempat penyimpanan arsip harus di tempat yang strategis, agar tempat penyimpanannya mudah dicapai oleh setiap unit atau yang memerlukan tanpa membuang banyak waktu dan tenaga. f. System yang digunakan harus fleksibel, maksudnya, adalah harus

memberikan kemungkinan adanya perubahan-perubahan dalam rangka penyempurnaan dan efesiensi kerja

g. Petugas arsip, petugas arsip harus memliki pengetahuan di bidang kearsipan.

3. Unit kearsipan perlu penyelenggaraan penggandaan dan melayani peminjaman arsip dengan sebaiknya-sebaiknya.

4. Mencatatat dan menyimpanan pidato serta peristiwa penting yang terjadi setiap hari lengkap tanggal kejaian-kejadiannya, agar dapat dijadikan alat bantu untuk menemukan atau mempertimbangkan kembali bila sewaktu-waktu diperlukan.

5. Mengadakan pengontrolan arsip secara prodic agar dapat memahami seluruh media informasi yang ada dan mengajukan saran untuk mengadakan penyusutan serta pemusnahan bila perlu.

Berdasarkan uraian diatas dapat dinyatakan bahwa terdaftar faktor-faktor

yang sangat penting di perhatikan yang dapat memudahkan pengolahan arsip

mulai dari kegiatan penghimpun, menata system arsip, melayani peminjaman

arsip, mencatat arsip hingga mengadakan pengontrolan arsip.

(46)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat dewasa

ini menimbulkan pengaruh terhadap seluruh aktivitas yang dilakukan oleh setiap

instansi, baik instansi pemerintah maupun swasta. Keduanya sangat memerlukan

informasi dengan cepat, tepat dan dapat mendukung pelaksanaan aktivitasnya.

Salah satu informasi yang sangat penting bagi organisasi atau instansi

adalah rekaman dari setiap kegiatan yang dilakukan. Rekaman tersebut disimpan

menjadi arsip yang di olah dan diatur pada suatu unit kerja yang di kenal dengan

unit kearsipan. Unit kearsipan adalah unit yang melaksanakan tugas pengarahan

dan pengendalian terhadap arsip aktif, penyimpanan dan pengelolaan terhadap

arsip-arsip yang berasal dari unit pengolah.

Arsip merupakan salah satu produk dari pekerjaan kantor atau pekerjaan

tata usaha yang banyak dilakukan oleh unit pengolah pada setiap instansi.

Kearsipan menyangkut pekerjaan yang berhubungan dengan penyimpanan warkat

atau surat-surat dan dukumen-dokumen kantor lainnya. Kegiatan yang

berhubungan dengan penyimpanan warkat, surat-surat dan dokumen-dokumen

inilah yang selanjutnya disebut Kearsipan (Wursanto, 2004: 11). Kearsipan

mempunyai peranan yang sangat penting bagi kelancaran jalannya suatu

organisasi yaitu sebagai pusat ingatan, sumber informasi dalam rangka melakukan

kegiatan perencanaan, analisa, perumusan kebijaksanaan, pengambilan keputusan,

laporan, penilaian, pengendalian dan pertanggung jawaban dengan

setepat-tepatnya.

Meskipun sistem kearsipan mempunyai peranan penting namun pada

prakteknya masih banyak organisasi atau instansi yang tidak melakukan penataan

(47)

sewaktu-waktu diperlukan. Kearsipan merupakan salah satu kegiatan

perkantoran yang sangat penting. Arsip yang dimiliki oleh organisasi harus

dikelola dengan baik sebab keunggulan pada bidang kearsipan akan sangat

membantu mekanisme kerja dari seluruh karyawan instansi yang bersangkutan

dalam pencapaian tujuan suatu badan atau instansi kearsipan secara lebih efektif

dan efisien.

Begitu pula halnya dengan Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi

Provinsi Sumatera Utara yang mana dalam pelaksanaan sistem kearsipannya

masih belum efektif dan efesien. Dalam hal ini berarti kinerja pegawai sangat

mempengaruhi prosedur pelaksanaan pemeliharaan dan penyusutan arsip di Badan

Perpustakaan, Arsip dan dokumentasi Provinsi Sumatera Utara ( BPAD Sumatera

Utara ). Sehingga yang menjadi masalah adalah bagaimana sistem kearsipan yang

digunakan BPAD Sumatera Utara dan prosedur pelaksanaan pemeliharaan serta

penyusutan arsip pada BPAD Sumatera Utara dapat menunjang efisiensi kerja

para pegawai di BPAD Sumatera Utara.

Dengan demikian penulis tertarik untuk menjadikan bahan penelitian

untuk tugas akhir, dengan mengambil judul “Sistem Kearsipan Dalam Menunjang

Efesiensi Kerja Pegawai Pada Badan Perpustakaan, Arsip Dan Dokumentasi

Provinsi Sumatera Utara”.

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan kertas karya ini adalah:

1. Untuk menegtahui bagaimana sistem kearsipan pada Badan Perpustakaan,

Arsip dan Dokumentasi yang dilakukan untuk menunjang efesiensi kerja

pegawai.

2. Untuk mengetahui bagaimana penataan berkas arsip pada Badan

Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi.

3. Bagi penulis sendiri, tulisan ini dapat menambah wawasan pengetahuan

(48)

4. Bagi Badan Perpustakaan, Arsip Dan Dokumentasi Provinsi Sumatera

Utara tulisan ini dapat menjadi masukan dan saran untuk lebih

meningkatkan efesiensi kinerja pegawai.

1.3 Manfaat penulisan

Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan kertas karya ini, antara

lain:

1. Bagi penulis dan pembaca, hasil penulisan ini dapat menambah pengetahuan

dan wawasan, serta pemahaman penulis dan pembaca dibidang kearsipan

dengan lebih baik lagi.

2. Bagi Kantor Badan Perpustakaan, Arsip Dan Dokumentasi Sumatera Utara,

hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan masukan dan saran juga

berguna dalam meningkatkan maupun mempelancar kegiatan kearsipan agar

terorganisir dengan baik.

1.4 Ruang Lingkup

Dalam penulisan kertas karya ini penulis membatasi masalah hanya pada

sistem kearsipan, efesiensi kinerja pegawai agar tulisan terkendali dan sesuai dengan pokok permasalahan yang berkaitan dengan “sistem kearsipan Badan

Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi”. Juga akan menguraikan dan menjelaskan

pengertian arsip dan bagaimana pengarsipan agar lebih efisien.

1.5 Metode Pengumpulan Data

Dalam penulisan kertas karya ini, penulis mengumpulkan data-data

melalui:

a. Studi Kepustakaan

Sebelum penulis melakukan observasi di lapangan terlebih dahulu penulis

membaca buku-buku, atau bahan pustaka lainnya yang relevan dengan

(49)

b. Studi Lapangan

Memperoleh data dengan mengamati langsung ke lapangan yaitu bagian

arsip pada Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi.

c. Wawancara

Penulis mengadakan wawancara langsung dengan arsiparis, dalam hal ini

terutama arsiparis yang bertanggung jawab mengenai arsip pada BPAD

(50)

ABSTRAK

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat dewasa ini menimbulkan

pengaruh terhadap seluruh aktivitas yang dilakukan oleh setiap instansi, baik instansi pemerintah

maupun swasta. Keduanya sangat memerlukan informasi dengan cepat, tepat dan dapat mendukung

pelaksanaan aktivitasnya. Salah satu informasi yang sangat penting bagi organisasi atau instansi

adalah rekaman dari setiap kegiatan yang dilakukan. Rekaman tersebut disimpan menjadi arsip

yang di olah dan diatur pada suatu unit kerja yang di kenal dengan unit kearsipan. Unit kearsipan

adalah unit yang melaksanakan tugas pengarahan dan pengendalian terhadap arsip aktif,

(51)

SISTEM KEARSIPAN DALAM MENUNJANG EFESIENSI KERJA PEGAWAI PADA BADAN PERPUSTAKAAN, ARSIP DAN

DOKUMENTASI PROVINSI SUMATERA UTARA

KERTAS KARYA

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk

memperoleh gelar Ahli Madya (A.md) dalam bidang studi perpustakaan

Oleh:

HENY MARTALANA GINSU 132201066

PROGRAM STUDI D-3 PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(52)

KATA PENGANTAR

Pada kesempatan yang pertama ini penulis mengucapkan Puji Syukur

kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkah dan rahmad-Nya penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir ini guna memenuhi persyaratan kelulusan Program

Studi D-III Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya untuk memperoleh.gelar ahli

madia.

Dalam Kertas Karya ini mengalami banyak kesulitan seperti keterbatasan

waktu, kurangnya literatur yang diperlukan, keterbatasan kemampuan menulis

sendiri dan sebagainya, namun demikian dengan kemampuan keras yang didorong

oleh rasa tanggung-jawab dan dilindasi itikad baik, akhirnya kesulitan tersebut

dapat diatasi.

Adapun judul yang diajukan sehubungan dengan penyu

Gambar

Gambar-3: Kartu Deskripsi
Gambar-4: Lebel boks dan boks
Tabel-1: Lembar DPAS
Gambar-6: Proses Penilaian Arsip
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada sisi lain, dana Program Desa Mandiri Anggur Merah sangat mengandalkan partisipasi aktif dari masyarakat penerima, dimana sesudah taraf ekonominya membaik,

Pokja Bidang Konstruksi 3 ULP Kabupaten Klaten akan melaksanakan [Pelelangan Umum/Pemilihan Langsung] dengan pascakualifikasi untuk paket pekerjaan konstruksi secara

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah bilangan peroksida dan bilangan asam dari minyak kelapa curah dan minyak kelapa bermerek (Barco ® dan Javara ® )

Meskipun secara eksplisit tidak menerangkan tentang kondisi baligh sebagai salah syarat pernikahan, ayat ini mengandung makna bahwa kelayakan seseorang untuk menikah

bebas yang terdapat dalam minyak atau lemak akibat proses oksidasi dan. Universitas

Pola pewarisan nilai-nilai tradisi masyarakat Buton kepada semua lapisan masyarakat merupakan model pendidikan karakter yang dilakukan oleh masyarakat Buton, menunjukkan

The following verse (Q.S. 2:172) mentions the ruling on good food for believers, because they are considered as people who are worthier and better-suited to

 Peserta didik menganalisis, menghubungkan, dan menyimpulkan data-data yang didapat dari hasil diskusi tentang definisi iman kepada kitab suci, macam-macam kitab suci, dan