• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Diameter Puli pada Alat Pengupas Kulit Bawang Mekanis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Uji Diameter Puli pada Alat Pengupas Kulit Bawang Mekanis"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

Daftar Lampiran

Lampiran 1. Flowchart penelitian

Mulai

Merancang bentuk alat

Menggambar dan menentukan dimensi alat

Memilih bahan

Diukur bahan yang akan digunakan

Dipotong bahan yang digunakan sesuai dengan

dimensi pada gambar

Pengelasan

Digerinda permukaan yang kasar Merangkai alat

Pengecatan

(2)

34

a b

Pengujian alat

Layak?

Analisis data Pengukuran parameter

Data

(3)

Lampiran 2. Tabel data kapasitas efektif alat

Lampiran Data DMRT kapasitas efektif alat

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2 3

P1 13,100 12,396 12,903 38,399 12,800

P2 9,803 10,279 9,868 29,950 9,983

P3 7,633 7,371 7,682 22,686 7,562

Total 91,035

Rataan 10,115

FK 920,819

JKT 41,681 KK 2,7164

JKP 41,228 Sx 0,1586

JKG 0,453

Tabel Sidik Ragam kapasitas efektif alat

SK db JK KT Fhitung F0,05 F0,01

Perlakuan 2 41,228 20,614 273,039 ** 5,14 10,92

Galat 6 0,453 0,075

Total 8 41,681

(4)

36

Lampiran 2. Tabel data persentase bahan yang tidak terkupas Lampiran Data DMRT % bahan yang tidak terkupas

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2 3

P1 5,20 5,20 4,70 15,10 5,03

P2 9,70 10,00 9,60 29,30 9,77

P3 16,00 15,80 6,00 37,80 12,60

Total 82,2

Rataan 9,133

FK 750,760

JKT 153,300 KK 36,2069

JKP 87,687 Sx 1,9092

JKG 65,613

Tabel Sidik Ragam % bahan yang tertinggal di alat

SK db JK KT Fhitung F0,05 F0,01

Perlakuan 2 87,687 43,843 4,009 tn 5,14 10,92

Galat 6 65,613 10,936

(5)
(6)
(7)
(8)
(9)

AKK, 2003. Pedoman Bertanam Bawang. Yogyakarta: Kanisius Cahyono, B. 2005. Bawang Daun. Yogyakarta: Kanisius

Cooper, E. L., 1992. Agricultural Mechanics.Fundamentals and Applications 2nd Edition. Delmar Publisher Inc, The United State of America.

Daywin, F. J., dkk., 2008. Mesin-mesin Budidaya Pertanian di Lahan Kering. Graha Ilmu, Jakarta.

Hartanto., 1997. Mekanisasi Tanaman Pangan. CV Bakti Aksara. Bengkulu. Mabie, H. H and F. W. Ocvirk., 1967.Mechanics and Dynamic of Machinery.

Jhon Wiley & Sons, Inc., New York.

Mangunwidjaja, D dan Sailah, I., 2005. Pengantar Teknologi Pertanian. Penebar Swadaya, Jakarta.

PratomoM dan Irwanto. 1983. Alat dan Mesin Pertanian. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Rahayu, E dan N. berliana V., 1999. Bawang Merah. Penebar Swadaya, jakarta. Rizaldi, T., 2006. Mesin Peralatan. Departemen Teknologi Pertanian FP-USU,

Medan.

Soenarta, N dan S. Furuhama., 2002. Motor Serbaguna. Pradnya Paramita, Jakarta.

Stolk, J dan C. Kross., 1981. Elemen Mesin: Elemen Konstruksi dari Bangunan Mesin. Penerjemah Handersin dan A. Rahman. Erlangga, Jakarta.

Sugiantoro., (2002), Mesin Perajang Umbi Singkong Multiguna, Universitas Muhammadiyah, Malang.

Sularso dan K. Suga., 2002.Dasar perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin.PT. Pradnya Paramita. Jakarta.

Suparman, 1995. Bercocok Tanam Bawang Merah. Azka Press, Jakarta.

(10)

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Keteknikan Pertanian, Program Studi Keteknikan Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan pada bulan Mei 2015.

Bahan dan Alat Penelitian

Adapun bahan-bahan yang digunakan adalah : Bawang merah. Adapun alat-alat yang digunakan adalah : alat pengupas bawang mekanis, meteran, obeng, kunci l, stop wacth, penggaris, kalkulator, computer, dan alat tulis.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode perancangan percobaan rancangan acak lengkap (RAL) non factorial yang terdiri dari satu factor yaitu diameter pulley pada alat pengupas bawang mekanis.

Adapun diameter pulley yang diuji adalah : P1 = 3 cm

P2 = 4 cm P3 = 5 cm

(11)

Komponen Alat

Alat pengupas kulit bawang mekanis ini mempunyai beberapa komponen penting yaitu :

1. RangkaAlat

Rangka alat ini berfungsi sebagai penyokong komponen-komponen alat lainnya, yang terbuat dari besi siku. Alat ini mempunyai panjang 32 cm, tinggi 68 cm, dan lebar 40 cm.

2. Motor listrik

Motor listrik berfungsi sebagai sumber tenaga mekanis (penggerak). Alat ini menggunakan motor listrik berdaya 2,0 HP (lampiran 1).

3. Tabung masukan (hooper)

Saluran masukan berfungsi untuk memasukkan bawang yang telah direndam yang akan dikupas. Hopper berdiameter 18 cm, pada dinding hopper terdapat karet-karet pengupas, hopper terbuat dari besi.

4. Saluran keluaran

Saluran keluaran ini berfungsi untuk menyalurkan kulit bawang yang telah dikupas ketempat penampungan yang telah disediakan.

5. Poros putaran

Poros putaran berfungsi untuk memutar piringan pemutar. Poros putaran ini terhubung dengan motor listrik menggunakan pulley dan v-belt.

6. Karet pengupas

(12)

25

Prosedur Penelitian

Adapun prosedur penelitian adalah sebagai berikut : A. Pembuatan pulley dan persiapan bahan

1. Pembuatan dan pemasangan pulley

a. Disiapkan bahan untuk membuat pulley

b. Dilakukan pengukuran terhadap plat besi sesuai ukuran yang ditentukan

c. Dipotong besi yang sudah diukur untuk dilakukan pembentukan

pulley

d. Dilubangi bagian tengah untuk lubang poros

e. Dibuat penampang/alur untuk sabuk V yang akan digunakan f. Setelah dibubut kemudian dihaluskan seluruh permukaan pulley

g. Dipasangkan pulley ke poros

h. Dihubungkan sabuk V pada pulley motor listrik dan pulley silinder untuk mentransmisukan tenaga putar dari motor listrik terhadap silinder untuk mentransmisikan tenaga putar dari putar listrik terhadap silinder.

2. Persiapan Bahan

a. Disiapkan bahan bawang merah yang akan dikupas b. Ditimbang bahan yang akan dikupas

c. Bawang merah siap untuk dikupas B. Pelaksanaan penelitian

a. Dipasang pulley yang akan diamati

(13)

c. Dinyalakan motor listrik dengan menghubungkan sambungan motor listrik dengan sumber arus listrik

d. Dilakukan pengamatan sesuai dengan parameter yang ditentukan. e. Dicatat hasil pengamatan.

Parameter yang Diamati Kapasitas Efektif Alat

Kapasitas efektif alat dilakukan dengan menghitung banyak bawang yang telah dikupas (kg) tiap satuan waktu yang dibutuhkan selama proses pengupasan (jam). Hal ini dapat dihitung sebagai berikut.

Kapasitas alat =

Persentase bahan yang tidak terkupas

Persentase bahan yang tidak terkupas dapat ditentukan dengan rumus: % Ptt = x 100%

Dimana: Ptt : persentase bawang yang tidak terkupas (%) BTT : bahan yang tidak terkupas (kg)

(14)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Proses Pengupas Bawang

Bahan yang dipakai dalam penelitian ini adalah bawang merah. Sebelum dikupas bawang merah dijemur terlebih dahulu di bawah sinar matahari dengan cara membentangkan bawang diwadah berupa goni atau plastik sebagai alasnya. Setelah dijemur bawang tetap dibentang agar tidak cepat busuk. Penjemuran akan membuat kulit terluar bawang menjadi kering sehingga mempermudah pengupasan kulit bawang. Pada saat dimasukkan kedalam alat pengupas kulit bawang mekanis.

Kemudian ujung atas bawang merah dan ujung bawah bawang merah dipotong agar kulit bawang mudah dikupas. Setelah dilakukan penjemuran dan pemotongan bagian atas dan bagian bawah bawang, maka bawang siap untuk dikupas.

Bawang dimasukkan dalam tabung pengupasan, kemudian piringan yang berada dibagian bawah tabung pengupas akan berputar. Putaran piringan digerakkan oleh motor listrik dan akan membuat bahan bersentuhan dengan karet pengupas. Bawang akan terkupas oleh karet pengupas dan bawang yang telah terkupas diambil dan ditimbang. Pada piringan terdapat lubang-lubang kecil yang berfungsi sebagai saluran pengeluaran kulit bawang dari tabung sebelum dikeluarkan melalui saluran pengeluaran.

(15)

driver akan berputar dan akan memutar pulley driven. Karena kedua pulley

terpasang pada poros motor dan poros utama juga akan ikut berputar, dimana pada poros utama terpasang piringan berputar.

Pengaruh Beda Jenis Ukuran Diameter Puli

Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh bahwa beda jenis ukuran diameter puli pada alat pengupas kulit bawang mekanis terhadap kapasitas efektif alat (kg/jam) dan persentase bahan yang tidak terkupas. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah ini.

Tabel 1. Pengaruh diameter puli pada pengupas bawang mekanis terhadap parameter yang diamati

Perlakuan Kapasitas Olah (kg/jam)

Keterangan : P1 = Ukuran diameter puli 3 inci P2 = Ukuran diameter puli 4 inci P3 = Ukuran diameter puli 5 inci

Dari tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa kapasitas efektif alat tertinggi terdapat pada perlakuan P1 yakni 12.800 kg/jam sedangkan kapasitas efektif alat yang terendah terdapat pada perlakuan P3 yakni 7.562 kg/jam. Sementara Persentase Bahan Yang Tidak Terkupas tertinggi terdapat pada perlakuan P3 yakni 12.60 % dan Persentase Bahan Yang Tidak Terkupas terendah pada perlakuan P1 yakni 5.03 %.

Kapasitas Efektif Alat

(16)

29

dengan mambagi banyaknya bahan yang dikupas pada alat pengupas bawang mekanis terhadap waktu yang dibutuhkan selama pengoperasian alat.

Dari hasil sidik ragam (Lampiran 2) dapat dilihat bahwa diameter puli memberikan pengaruh sangat nyata terhadap kapasitas efektif alat. Hal ini dapat dilihat pada hasil pengujian Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada data pengamatan hasil penelitian Tabel 2.

Tabel 2. Pengaruh diameter puli terhadap kapasitas efektif alat (kg/jam)

Jarak DMRT Diameter

Pulley Rataan

Notasi

0.05 0.01 0.05 0.01

- - - 3 12.800 A A

2 0.549 0.832 4 9.983 B B

3 0.569 0.863 5 7.562 C B

Keterangan: notasi yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% dan sangat nyata pada taraf 1%.

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa kapasitas efektif alat tertinggi diperoleh pada perlakuan P3 yaitu 12.800 kg/jam dan terendah pada perlakuan P1 yaitu 7.562 kg/jam.

(17)

Gambar 1. Hubungan diameter puli dengan kapasitas efektif alat (kg/jam). Dari gambar menunjukkan bahwa semakin besar ukuran diameter pulley

alat pengupas bawang mekanis maka semakin kecil kapasitas efektif alatnya dimana dengan menggunakan ukuran puli 5 inci kapasitas efektif alat yang diperoleh adalah 12.800 kg/jam sedangkan semakin kecil ukuran puli pada alat pengupas bawang mekanis maka semakin besar kapasitas efektif alat.

Hal ini dikarenakan adanya perbedaan diameter pulley, dimana semakin kecil ukuran pulley maka waktu yang dibutuhkan alat untuk mengolah bahan semakin cepat. Demikian juga sebaliknya, semakin besar diameter pulley maka waktu yang dibutuhkan alat untuk mengolah bahan akan lebih lama.

Persentase Bahan Yang Tidak Terkupas (%)

Persentase bahan yang tidak terkupas diperoleh dengan perbandingan berat bahan yang tidak terkupas dalam satuan kilogram terhadap berat total bahan dalam satuan kilogram dikali 100%.

(18)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil penelitian Uji Diameter Puli Terhadap Alat Pengupas Kulit Bawang Mekanis terhadap parameter yang diamati memberikan kesimpulan sebagai berikut :

1. Uji diameter puli terhadap alat pengupas kulit bawang mekanis memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap kapasitas efektif alat, 2. Uji diameter puli terhadap alat pengupas kulit bawang mekanis memberikan pengaruh berbeda tidak nyata terhadap persentase bahan yang tidak terkupas.

3. Kapasitas efektif alat tertinggi terdapat pada perlakuan kapasitas efektif alat tertinggi terdapat pada perlakuan ukuran diameter 3 inci yakni 12.800 kg/jam sedangkan kapasitas efektif alat yang terendah terdapat pada perlakuan ukuran diameter 5 inci yakni 7.562 kg/jam.

4. Persentase Bahan Yang Tidak Terkupas tertinggi terdapat pada perlakuan ukuran diameter 5 inci yakni 12.60 % dan Persentase Bahan Yang Tidak Terkupas terendah pada perlakuan ukuran diameter 3 inci yakni 5.03 %.

Saran

(19)

Bawang Merah

Bawang merah merupakan komoditi holtikultura yang tergolong sayuran rempah. Sayuran rempah ini banyak dibutuhkan terutama sebagai pelengkap bumbu masakan guna menambah cita rasa dan kenikmatan makanan

(Rahayu dan Nur, 2009).

Ada tiga jenis bawang yang pada umumnya digunakan dan diproduksi si Indonesia, yaitu bawang merah (A. Cepa var. Aggregatum), bawang putih (Allium sativum L.), dan bawang bombai (Allium ceva L.) (Cahyono, 2005).

Tanaman bawang memerlukan syarat tumbuh tertentu selama pertumbuhannya. Dari berbagai jenis bawang, belum tentu menghendaki syarat tumbuh yang sama. Budi daya tanaman bawang tidak terlepas dari faktor iklim dan tanah. Faktor iklim yang berpengaruh terhadapt budi daya tanaman bawang, yaitu ketinggian tempat, temperature,sinar matahari, dan curah hujan. Adapun factor tanah yang mempengaruhi adalah tekstur dan struktur tanah (AKK, 1999). Sejarah Bawang Merah

Daerah penyebaran tanama bawang merah diantaranya adalah Eropa Barat, Eropa Timur, Spayol, Amerika Serikat, Jepang< Mesir dan Turki yang merupakan Negara penghasil bawang terpenting di dunia (AKK, 1999).

(20)

6

bukti-bukti peninggalan sejarah seperti patung, tugu dan batu-batu pada jaman dinasti Mesir, Yunani Kuno dan Israel (Rahayu dan Nur, 2009).

Bawang merah dikenal hampir disetiap negara dan daerah di wilayah tanah air. Kalangan internasional menyebutnya Shallot. Bawang merah memiliki nama ilmiah Allium cepa var. Ascalonicum yang termasuk dalam family

Liliaceae. Bawang merah tergolong tanaman semusim atau setahun.Tanamannya berbentuk rumpun, akarnya serabut, batangnya pendek sekali yang hamper tidak Nampak, daunnya memanjang dan berbentuk silidris, pangkal daun berubah bentuk dan fungsinya yakni membengkak membentuk umbi lapis. Umbi tersebuk dapat berbentuk tunas baru yang kemudian tumbuh membesar dan dewasa membentuk umbi kembali. Karena sifat pertumbuhannya yang demikian maka dari satu umbi dapat membentuk rumpun tanaman yang berasal dari peranakan umbi (Rahayu dan Nur, 2009).

Botani Tanaman

Dataran rendah cocok untuk membudidayakan tanaman bawang merah atau brambang (shallot). Ketinggian tempat terbaik untuk tanaman brambang adalah dibawah 800 m diatas permukaan laut (d.p.l) namun sampai ketinggian 1.100 m dpl. Tanaman bawang merah dapat tumbuh.

(21)

Tanaman bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut : Divisi : Spermathopyta

Subdivisi : Angiospermae Class : Monocotyledoneae Ordo : Liliales/Liliflorae Famili : Liliaceae

Genus : Allium

Spesies : Allium ascalonicum atau Allium cepa var. Ascalonicum

Ditinjau dari hubungan kekerabatannya, bawang merah termasuk keluarga Liliaceae.Keluarga ini memiliki ciri merumbi lapis, berakar serabut, dan bentuk daun silidris.Umbi lapis tersebut berasal dari pangkal daun yang bersatu dan membentuk batang-batang semu serta berubah bentuk dan fungsinya

(Rahayu dan Nur, 2009). Jenis-Jenis Bawang Merah

Jenis-jenis bawang yang terkenal di Indonesia, yaitu :

1. Bawang putih ( Allium sativum) : memiliki ciri-ciri yakni membentuk satu rumpun yang disebut siung seulas, yang berbentuk daging buah. Setiap rumpun terdiri dari 5 sampai 13 siung. Keseluruhannya diselimuti lapisan kulit tipis sehingga merupakan kesatuan umbi yang berbentuk bulat agak pipih dan pucuk agak lancip sedangkan pangkal tumpul sebagai tempat perakaran.

(22)

8

panjang. Bentuk umbinya bervariasi, ada bulat, agak pipih dan lonjong. Warna umbinya juga bervariasi ada warna kuning, merah dan putih.

3. Bawang Bakung (Allium fistullosum) atau disebut bawang sop. Bawang daun. Bawang ini tidak membentuk umbi. Bagian pangkal bawah yang membengkak menyerupai umbi adalah pangkal daun sebagai cadangan makanan sedangkan daunnya memanjang seperti pipa. Daun bawang ini dilapisi lilin, sehingga warnanya hijau kebiru-biruan.

4. Bawang Merah (Allium ascalonicum) merupakan jenis bawang yang paling banyak dikonsumsi masyarakat. Umbi bawang merah adalah umbi ganda terdapat lapisan tipis yang tampak jelas dan umbi-umbinya tampak jelas juga sebagai benjolan kekanan dan ke kiri seperti suing bawang putih. Lapisan pembungkus siung umbi bawang merah tidak banyak, hanya sekitar 2-3 lapis dan tipis yang mudah kering. Sedangkan lapisan dari setiap umbi berukuran lebihbanyak dan tebal.

(Suparman, 1995). Waktu panen

Tanaman bawang merah dapat dipanen hasilnya setelah berumur 60–90 hari dari saat tanam, atau tergantung varietas dan tujuan pengguaan hasil umbinya. Ciri-ciri umum bawang merah siap dipanen adalah:

a. Tanaman telah cukup tua, hampir 60%-90% leher batangnya lemas dandaun-daunnya menguning

(23)

c. Warna kulit telah mengkilap atau memerah, tergantung varietas atau kultivarnya (Rukmana, 1995).

Manfaat bawang merah

Bawang merah selain digunakan untuk bumbu sayuran juga dibuat acar dan sering juga digunakan sebagi campuran obat-obatan. Kandungan vitaminnya, terutama B dan C cukup tinggi. Di dataran tinggi (sampai dengan 1500 m diatas permukaan laut), bawang merah cenderung berumur lebih lama, ukuran umbinya lebih kecil, warna kulitnya kurang cerah, sehingga kurang memikat (Ashari, 1995).

Banya sejumlah penyakit antara lain :

1. Sifat minyak yang terkandung dalam air bawang merah bisa digunakan untuk membunuh sejumlah mikroba staphylococci, juga mikroba streptococci yang merupakan jenis mikroba penyebab penyakit radang pada torak dan kerongkongan. Dapat membunuh mikroba diphtreria, amuba disentri, dan mikroba TBC. Cara penggunaannya yaitu dengan menghirup aroma atau memakannya.

2. Dapat meminimalisir pembekuan darah, caranya dengan memakan umbi bawang merah mentah yang dicampur dengan keju.

(24)

10

penyakit yang bisa disembuhkan dengan cara ini antara lain : batuk rejan dan radang paru (letakkan kompresan dibagian dada) melancarkan buang air kecil, (letakkan kompresan diatas ginjal / kantong kemih) gangguan pada fungsi pengaturan darah, (letakkan kompresan pada bagian atas telapak kaki), mengeluarkan darah kotor dan nanah, (letakkan kompresan di bagian atas luka).

4. Menghilangkan rasa perih pada bagian-bagian tubuh yang luka dengan memanfaatkan air perasan bawang merah.

5. Menghilangkan pecah-pecah pada bagian puting. Caranya bawang merah dihaluskan dan mencampurnya dengan minyak zaitun, lalu dioleskan kebagian kulit yang pecah-pecah.

6. Menyembuhkan penyakit cacingan pada anak-anak. Caranya beri si anak minuman hasil seduhan dari potongan-potongan bawang merah yang telah disimpan selama satu malam. Sebelum diminumkan, tambahkan dahulu sedikit madu kedalam seduhan tersebut.

7. Menghilangkan rasa pusing dan menyadarkan orang pingsan. Caranya dengan mendekatkan bawang merah mentah ke bagian hidung penderita.

8. Membantu menghilangkan kalu dan mata ikan pada bagian kaki.

9.

kadar gula darah. Juga bisa digunakan untuk menyembuhkan penyakit flu. Perkembangan Bawang Merah Di Indonesia

(25)

berhubungan dengan pemburuan rempah-rempah oleh bangsa Eropa ke wilayah Timur dan berlanjut ke wilayah Indonesia. Di Indonesia, bawang merah juga telah merambah ke berbagai daerah sehingga komoditi ini memiliki nama khas dimasing-masing daerah (Rahayu dan Nur, 2009).

Eropa Barat dan Eropa Timur memang terhitung agak terlambat mengenal bawang merah.Ada yang menduga, sekitar abad ke-8 setelah kelahiran Isa Almasih baru mulai menyebar ke Eropa Barat, Eropa Timur dan Spayol.Dari belahan benua ini bawang merah mulai menyebar luas hingga dataran Amerika, Asia Timur dan Tenggara.Penyebaran ini tampaknya ada hubungannya dengan perburuan rempah-rempah oleh bangsa Eropa ke wilayah Timur Jauh, yang kemudian berekor dengan pendudukan kolonial di Indonesia (Wibowo, 2008). Pengolahan bawang merah

Salah satu produk olahan pascapanen bawang merah yang pemasarannya komersial adalah “bawang goreng”.Para pengrajin bawang tergabung dalam wadah organisasi yang disebut Gabungan Pengusaha Produsen Bawang Goreng Indonesia (GPPBGI).

Tata cara proses pembuatan bawang goreng, meliputi tahapan kegiatan sebagai berikut:

1. Pemilihan bahan baku

(26)

12

2. Pengupasan

Umbi bawang merah yang terpilih, kemudian dikupas kulit luarnya dan dipotong bagian ujung umbinya.

3. Pencucian

Semua bawang merah yang telah dikupas, segera dicuci bersih dalam bak yang airnya mengalir, lantas ditiriskan.

4. Pengirisan

Bawang merah diiris tipis dengan pisau tajam atau mesin pengiris.Pengiris manual dengan alat pisau biasanya mampu menyelesaikan 20 kg bawang/hari sedangkan dengan mesin pengiris bisa mencapai 1 ton/hari/mesin.

5. Pembuatan campuran

Bahan pencampurannya adalah tepung tapioka dan tepung terigu dengan perbandingan 1:1.Untuk bahan baku bawang merah basah 3.000 kg diperlukan tepung terigu dan tapioka masing-masing 90 kg kemudian risan bawang merah dicampur dengan kedua jenis tepung tadi dalam sebuah bak atau wadah plastik secara merata (homogen).

6. Penggorengan

Campuran irisan bawang merah dengan kedua jenis tepung tadi langsung digoreng dalam kuali (wajan) berisi minyak goreng selama 12-15 menit. 7. Penirisan

Setelah bawang goreng cukup kering, segera ditiriskan agar minyak goreng tidak terbawa pada produk bawang merah.

8. Pengovenan

(27)

Tetesan minyak goreng sewaktu pengovenan dapat dipergunakan kembali untuk proses penggorengan berikutnya.

9. Pengemasan

Bawang goreng yang telah dingin dan kering, dikemas dalam kantong plastik dan diberi etiket atau label yang menarik, produk bawang goreng siap dipasarkan. Pengupasan

Mesin pengupasan bawang yang terdapat dipasaran dibedakan berdasarkan dua prinsip kerja, antara lain : cara kerja manual, apabila handel diputar maka gaya akan diteruskan oleh poros utama menuju ke roda gigi. Karena antara roda ggi driver dan roda gigi driven juga akan berputar bersama-sama dengan poros utama, dimana pada poros utama terpasang piringan yang juga ikut berputar. Karena pada piringan yang berputar maka pisau yang terpasang pada piringan pengupas bawang yang ada ditabung pemasukan. Hasil pengupasan akan jatuh ke bak penadah. Cara kerja motor, mesin ini digerakkan oleh motor listrik pada poros motor dipasang pulley driver, dan poros utama terpasang pulley driven dan pulley dihubungkan dengan sabuk V belt sehingga bila motor dihidupkan maka pulley driver akan berputar dan akan memutar pulley driven. Karena kedua pulley

(28)

14

Alat Mesin Pertanian dengan Tenaga Mekanis

Mekanisasi pertanian adalah bagian penting dari industri pertanian saat ini. Menurut Shin and Curtis (1978), hal ini disebabkan karena nilai efisiensi produksi dan kualitas proses pengolahan bergantung pada mekanisasi. Teknologi dari yang sederhana sampai canggih mempunyai peran sangat penting dalam transformasi suatu bahan mentah atau baku menjadi suatu produk dengan nilai tambah lebih tinggi.

Dalam kegiatan agribisnis dan agroindustri, teknologi (pertanian) diperlukan sejak penyiapan lahan, penyediaan pupuk, produksi, pemanenan, penanganan pasca panen, pengolahan hasil, pengemasan serta distribusi dan pengangkutan sampai pemasaran. Hal penting yang patut dicermati pada kegiatan agroindutri adalah teknologi yang menjadi kendala utama. Oleh sebab itu teknologi harus dikembangkan secara terus menerus melalui kegiatan penelitian dan pengembangan (Mangunwidjaja dan Sailah, 2005).

(29)

Setiap perubahan usaha tani melalui mekanisasi didasari tujuan tertentu yang membuat perubahan tersebut bisa dimengerti, logis, dan dapat diterima. Diharapkan perubahan suatu sistem akan menghasilkan sesuatu yang menguntungkan dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Secara umum, tujuan mekanisasi pertanian adalah :

a. Meningkatkan efisiensi tenaga manusia. b. Mengurangi kerusakan produksi pertanian. c. Menurunkan ongkos produksi.

d. Menjamin kenaikan kualitas dan kuantitas produksi. e. Meningkatkan taraf hidup petani.

f. Memungkinkan pertumbuhan ekonomi subsisten (tipe pertanian kebutuhan keluarga) menjadi tipe pertanian komersil.

Tujuan tersebut di atas dapat dicapai apabila penggunaan dan pemilihan alat mesin pertanian tepat dan benar, tetapi apabila pemilihan dan penggunaannya tidak tepat hal sebaliknya yang akan terjadi (Rizaldi, 2006).

Komponen Alat Pengupas Bawang Mekanis Motor Listrik

Motor Listrik sering digunakan sebagai tenaga penggerak dibandingkan dengan jenis tenaga-tenaga yang lain karena :

1. Dapat disesuaikan, motor listrik dapat digunakan dihampir setiap lokasi termasuk didalam air.

2. Otomatis, motor listrik dengan mudah dikontrol dengan alat otomatis.

(30)

16

4. Dapat dipercaya, motor listrik secara khusus untuk pekerjaan jarang mengalami gangguan.

5. Ekonomis dan efisien, motor listrik memiliki efisiensi hingga 95%.

6. Perawatan mudah, jika melindungi dari debu dan kotoran, motor listrik hanya membutuhkan sedikit perawatan.

7. Tenang, motor listrik secara umum lebih tenang dari pada jenis yang dijalankan.

8. Aman, apabila dipasang dengan tepat, dipelihara dan digunakan, motor listrik sangat aman untuk dioperasikan.

9. Mudah diopersaikan, tidak membutuhkan banyak pelatihan untuk mengoperasikan motor listrik.

(Cooper, 1992).

Motor listrik dapat digolongkan menjadi dua golongan sesuai dengan sumber arus listrik, yaitu motor listrik arus searah atau DC dan motor listri arus bolak-balik atau AC. Motorlistrik AC yang kecil banyak dipakai pada peralatan rumah tangga misalnya alat cukur, alat kecantikan, alat dapur,dan sebagainya. Sedangkan motor listrik yang besar banyak digunakan pada kompresor, penggiling jagung, dan alat-alat bengkel atau pabrik. Dasar utama yang menyebabkan motor berputar ialah reaksi antar kutub magnet. Kutub yang senama tolak-menolak dan kutub yang tak senama tarik-menarik. Reaksi medan magnet listrik pada stator dan medan magnet penghantar yang dialiri arus listrik (Hartanto, 1997).

(31)

ada gas buang dan pada motor DC mempunyai daya besar pada putaran rendah dan pada motor AC menggunakan sumber daya umum yang tidak mudah mengubah putarannaya. Namun motor listrik memiliki kekurangan yakni, motor listrik ini membutuhkan sumber daya, kabel harus dapat dihubungkan dengan stop kontak, dengan demikian tempat penggunaannya sangat terbatas oleh panjang kabel, kalau digunakan baterai sebagai sumber daya maka beratnya akan menjadi besar, secara umum biaya listrik motor listrik ini lebih tinggi daripada harga bahan bakar minyak dan untuk menghasilkan daya yang sama dihasilkan oleh sebuah motor pembakar, maka motor listrik akan lebih berat (Soenarta, 2002). Puli (Pulley)

Pemasangan pili antara lain dapat dilakukan dengan cara :

a. Horizontal, pemasangan puli dapat dilakukan dengan cara mendatar dimana pasangan pili terletak pada sumbu mendatar.

b. Vertikal, pemasangan puli dilakukan secara tegak dimana letak pasangan puli adalah pada sumbu vertical. Pada pemasangan ini akan terjadi getaran padabagian mekanisme serta penurunan umur sabuk.

(Mabie and Ocvirrk, 1967).

Menurut Stolk dan Kros (1981), pulley dibuat dari besi-cor atau dari baja.Pulley kayu tidak banyak lagi dijumpai.Untuk konstruksi ringan diterapkan

(32)

18

SD (penggerak) = SD (yang digerakkan) ……….(1)

S = adalah kecepatan putar pulley (rpm) D = adalah diameter pulley (mm) Sabuk-V

Adapun factor yang menentukan kemampuan sabuk untuk menyalurkan tenaga tergantung dari :

1. Regangan sabuk pada pulley.

2. Gesekan antara sabuk dan pulley.

3. Lengkung persinggungan antara sabuk dan pulley.

4. Kecepatan sabuk.

(Pratomo dan Irwanto, 1983).

Sabuk-V mempunyai penampang trapezium yang terbuat dari karet, tenunan atau semacamnya digunakan sebagai inti sabuk untuk membawa tarikan yang besar. Sabuk-V dililitkan disekeliling alur puli yang berbentuk V.Selain koifisien gesek dan kekuatannya, harganya yang relative murah membuat sabuk-V lebih sering dipakai (Sularso dan Suga, 2004).

Bantalan

Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman, dan tahan lama.

Bantalan dapat diklasifikasikan berdasarkan pada: 1. Gerakan bantalan terhadap poros

(33)

Pada bantalan ini terjadi gerakan luncur antara poros dan bantalan karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan perantaraan lapisan pelumas

- Bantalan gelinding

Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola (peluru), rol atau rol jarum dan rol bulat.

2. Beban terhadap poros

- Bantalan radial: arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak lurus sumbu poros

- Bantalan radial: arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu poros - Bantalan gelinding khusus: bantalan ini dapat menumpu beban yang

arahnya sejajar dan tegak lurus sumbu poros. (Sularso dan Suga, 2002).

Poros putaran

Poros merupakan salah satu bagian terpenting dari setiap mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran utama dalam transmisi seperti itu dipegang oleh poros.

Menurut Sularso dan Suga (2004), hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan sebuah poros adalah :

1. Kekuatan Poros

(34)

20

bila diameter poros diperkecil (poros bertangga) atau bila poros mempunyai alur pasak, harus diperhatikan. Sebuah poros harus direncanakan hingga cukup kuat untuk menahan beban-beban di atasnya. 2. Kekakuan Poros

Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup tetapi jika lenturan atau defleksi puntirnya terlalu besar akan mengakibatkan ketidak telitian (pada mesin perkakas) atau getaran dan suara. Karena itu, disamping kekuatan poros, kekakuannya juga harus diperhatikan dan disesuaikan dengan jenis mesin yang akan dilayani poros tersebut.

3. Putaran Kritis

Bila putaran suatu mesin dinaikkan maka pada suatu harga putaran tertentu dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya. Putaran ini disebut putaran kritis. Hal ini dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-bagian lainnya. Poros harus direncanakan hingga putaran kerjanya lebih rendah dari putaran kritisnya.

4. Korosi

Bahan-bahan poros yang terancam kavitasi, poros-poros mesin yang berhenti lama, dan poros propeler dan pompa yang kontak dengan fluida yang korosif sampai batas-batas tertentu dapat dilakukan perlindungan terhadap korosi.

5. Bahan Poros

(35)

Prinsip Kerja Alat Pengupas Bawang Mekanis

Prinsip kerja mesin pengupas bawang ini adalah dengan menggunakan karet pengupas dengan penggerak listrik. Bawang dimasukkan dalam tabung pengupasan kemudian piringan yang berada dibagian bawah tabung pengupas akan berputar karena digerakkan oleh motor listrik dan akan membuat bahan bersebtuhan dengan karet pengupas. Bawang akan terkupas oleh karet pengupas dan bawang yang telah terkupas akan diambil kemudian kulit bawang akan keluar melalui saluran pengeluaran .

Kapasitas Kerja Alat Mesin Pertanian

Menurut Daywin, dkk., 2008, kapasitas kerja suatu alat atau mesin didefinisikan sebagai kemampuan alat dan mesin dalam menghasilkan suatu produk (contoh : ha. Kg.lt) persatuan waktu (jam).Dari satuan kapasitas kerja dapat dikonversikan menjadi satuan produk per kW per jam, bila alat/mesin itu menggunakan daya penggerak motor. Jadi satuan kapasitas kerja menjadi :

Ha.jam/kW, Kg.jam/kW, , Lt.jam/kW. Persamaan matematisnya dapat ditulis sebagai berikut :

Kapasitas Alat = Produk yang dihasilkan Alat Mesin pada Pengolahan Makanan

……… (3)

(36)

22

Secara umum, tujuan mekanisasi pertanian adalah : a. Meningkatkan efisiensi tenaga manusia.

b. Mengurangi kerusakan produksi pertanian. c. Menurunkan ongkos produksi.

d. Menjamin kenaikan kualitas dan kuantitas produksi. e. Meningkat taraf hidup petani.

f. Memungkinkan pertumbuhan ekonomi subsistem (tipe pertanian kebutuhan keluarga) menjadi tipe pertanian komersil.

Tujuan tersebut di atas dapat dicapai apabila penggunaan dan pemilihan alat mesin pertanian tepat dan benar,tetapi apabila pemilihan dan penggunaannya tidak tepat hal sebaliknya yang akan terjadi (Rizaldi, 2006).

(37)

Latar Belakang

Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya alam yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan industri dan juga bahan energi.Pertanian merupakan sektor yang paling memiliki peranan strategis dalam pembangunan ekonomi suatu daerah. Sebagian besar penduduk menggantungkan hidupnya melalui sektor pertanian. Oleh karena itu, untuk meningkatkan ekonomi masyarakat yang menggantungkan hidupnya di sektor pertanian maka produksi pertanian harus ditingkatkan.

Untuk meningkatkan produksi pertanian, proses produksi yang meliputi prapanen sampai pascapanen memerlukan dukungan berbagai sarana dan prasarana yang efektif. Pengembangan Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu cara peningkatan produksi pertanian. Hasil-hasil pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan harus memiliki penanganan pascapanen yang baik. Penanganan yang dilakukan diusahakan memperhatikan tingkat standarisasi mutu. Penanganan yang tidak baik akan berdampak pada kualitas bahan yang buruk, harga jual yang rendah, serta dapat menimbulkan kerugian bagi para produsen hasil pertanian tersebut.

(38)

2

Dengan dikembangkannya pemanfaatan sumberdaya alam dengan motor secara langsung mempengaruhi secara langsung perkembangan dari alat mesin pertanian.

Melalui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini begitu pesat, manusia banyak melakukan pengembangan alat dan mesin pertanian guna meningkatkan produksi pascapanen. Pengembangan alat dan mesin pertanian dilakukan agar mendapatkan alat yang lebih efektif dan efisien dalam proses produksi pertanian.

Bawang termasuk dalam genus Allium. Baik umbi, daun, atau bunga bawangnya dimanfaatkan sebagai sayuran atau sebagai rempah-rempah bahan masakan. Bawang dapat digunakan untukjenis-jenis yang berbeda-beda. Adapun jenis bawang yang sering digunakan yakni Bawang Merah, Bawang Putih, Bawang Bombai, Bawang Daun dan Bawang Kucai.

Bawang merah merupakan tanaman semusim dan memiliki umbi yang berlapis. Tanaman mempunyai akar serabut, dengan daun berbentuk silinder berongga. Umbi terbentuk dari pangkal daun yang bersatu dan membentuk batang yang berubah bentuk dan fungsi, membesar dan membentuk umbi berlapis.

Beberapa teknik pengolahan pangan yang sering dilakukan adalah menghilangkan lapisan luar yang tidak diinginkan (mengupas), memotong, memarut, pembagian dan pelunakan, pemerasan, emulsifikasi, fermentasi, pemasakan (perebusan, pendidihan, penggorengan, pengukusan, pemanggangan, penyangraian), pengeringan semprot, pasteurisasi, dan pengepakan.

(39)

pengupas kulit bawang merah dirancang guna meningkatkan hasil produksi pascapanen bawang merah.

Pengupasan kulit bawang secara manual tentu akan memakan waktu yang banyak, membuat mata perih dan tingkat produksi rendah. Apalagi yang sudah bertaraf besar.Hal itu tidak bisa dipungkiri karena bawang merah mengandung zat yang bisa membuat mata merah atau pedas, disamping membutuhkan waktu ekstra.

Memandang pentingnya pengolahan pascapanen bawang merah untuk meningkatkan mutu produksi, maka dibuat alat untuk mengupas kulit bawang merah mekanis untuk efesiensi tenaga kerja manusia dalam mengupas kulit bawang merah.

Pengolahan hasil-hasil pertanian terutama bawang merah sehingga menjadi suatu bahan pangan bagi masyarakat menjadi hal menarik untuk diketahui lebih dalam. Ternyata banyak hasil-hasil pertanian yang setelah mengalami proses olahan tambahan memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi dibandingkan sebelum dilakukan proses pengolahan. Hal ini menimbulkan banyak ide di dalam mengembangkan bahan hasil-hasil pertanian menjadi produk olahan lebih lanjut.

(40)

4

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji diameter puli pada alat pengupas bawang mekanis terhadap kapasitas efektif alat dan persentase bahan yang tidak terkupas.

Kegunaan Penelitian

1. Bagi penulis yaitu sebagai bahan untuk menyusun skripsi yang merupakan syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Program Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. 2. Bagi mahasiswa, sebagai informasi pendukung untuk melakukan

penelitian lebih lanjut mengenai alat pemerasan santan kelapa.

3. Bagi masyarakat, sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan

Hipotesis Penelitian

(41)

SKRIPSI

OLEH :

RINALDI H P L TOBING 080308038

(42)

ii

UJI DIAMETER PULI PADA ALAT PENGUPAS KULIT BAWANG

MEKANIS

SKRIPSI

OLEH :

RINALDI H P L TOBING

080308038/KETEKNIKAN PERTANIAN

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk dapat melakukan seminar hasil di Program Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

Disetujui Oleh :

Komisi Pembimbing

PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2015

(Ainun Rohanah,STP, M.Si) Ketua

(43)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tarutung, Kab. Tapanuli Utara pada tanggal 2 Oktober 1990 dari Ayah Pantas Lumban Tobing dan Ibu Ima A. M. Sianipar.

Penulis merupakan anak Pertama dari empat bersaudara .

Tahun 2008 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Tarutung dan pada tahun yang sama masuk ke Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara melalui jalur Ujian Masuk Bersama (UMB). Penulis memilih Program Studi Keteknikan Pertanian.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai Anggota Ikatan Mahasiswa Teknik Pertanian (IMATETA), Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada tahun 2013 di Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Mandoge, Sumatera Utara.

(44)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Uji Diameter Puli pada Alat Pengupas Kulit Bawang Mekanis”.

Pada kesempatan ini penulis menghaturkan pernyataan terima kasih sebesar–besarnya kepada kedua orang tua penulis yang telah membesarkan, memelihara dan mendidik penulis selama ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ainun Rohanah, STP, M.Si dan Ir. Saipul Bahri Daulay, M.Si selaku ketua dan anggota komisi pembimbing yang telah membimbing dan memberikan berbagai masukan berharga kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

Di samping itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua staf pengajar dan pegawai di Program Studi Keteknikan Pertanian, serta semua rekan mahasiswa yang tak dapat disebutkan satu per satu di sini yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat.

Medan, Mei 2015

(45)

Hal

Perkembangan bawang merah di indonesia ... 10

Pengolahan bawang merah... 11

Pengupasan... 13

Alat Mesin Pertanian dengan Tenaga Mekanis ... 14

Komponen Alat Pengupas Bawang Mekanis ... 14

Motor listrik ... 14

Puli ... 17

Sabuk V ... 18

Bantalan ... 18

Poros putaran... 19

Prinsip Kerja Alat Pengupas Bawang Mekanis ... 21

Kapasitas Kerja Alat dan Mesin Pertanian... 21

Alat Mesin pada Pengolahan Makanan ... 21

METODE PENELITIAN ... 23

Tempat dan Waktu Penelitian ... 23

Bahan dan Alat Penelitian ... 23

Metodologi Penelitian ... 23

Komponen Alat ... 24

Prosedur Penelitian ... 25

Parameter yang Diamati ... 26

Kapasitas efektif alat ... 26

Persentase bahana yang tidak terkupas ... 26

(46)

iv

Kapasitas Efektif Alat ... 29

Persentase Bahan yang Tidak Terkupas ... 30

KESIMPULAN DAN SARAN ... 31

Kesimpulan ... 31

Saran……….. 31

DAFTAR PUSTAKA………. 32

(47)
(48)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Tabel 1. Pengaruh diameter puli pada pengupas bawang mekanis terhadap parameter yang diamati
Tabel 2. Pengaruh diameter puli terhadap kapasitas efektif alat (kg/jam)

Referensi

Dokumen terkait

https://serambi.ukp.go.id (SISTEM MONITORING UKP4) : 8 Aksi PPK

Program Aplikasi Media Penyimpanan Data Pegawai ini merupakan sarana atau alat bantu yang dapat digunakan untuk menyimpan data yang berhubungan dengan para pegawai, sehingga

Akan tetapi di dalam situs tersebut tidak ditampilkan mengenai gambar dari informasi peta, seperti gambar propinsi Indonesia atau gambar ciri khas dari daerah itu (misalnya gambar

Hasil file keluaran (stego image) yang dihasilkan oleh aplikasi ini mengalami perubahan yang rendah, hal ini dibuktikan melalui besar rata-rata nilai Signal-to Noise Ratio

Kegiatan ini bertujuan untuk menunjang program dan kegiatan Propinsi Sumatera Barat pada bidang Perikanan Tangkap yang didanai dengan APBD sebesar Rp.. Kegiatan ini untuk mendampingi

Pembuatan web ini bertujuan untuk melatih dan membantu pengguna untuk membiasakan dirinya dengan pola-pola soal psikotes yang biasa digunakan oleh perusahaan saat

Merumuskan program dan kegiatan baik rutin maupiun anggaran berbasis kinerja berdasarkan tugas pokok dan fungsi kecamatan serta sumber daya yang ada berpedoman kepada

Maksudnya adalah admin dapat melakukan pengelolaan terhadap semua jenis modul yang terdapat pada halaman CMS, tetapi user hanya dapat melakukan pengelolaan terhadap modul hanya