• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Edukasi Dan Latihan Senam Kaki Pasien Dm Tipe Ii Terhadap Pengetahuan Dan Kemampuan Pasien Dalam Melakukan Latihan Senam Kaki Di Rsup H. Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Edukasi Dan Latihan Senam Kaki Pasien Dm Tipe Ii Terhadap Pengetahuan Dan Kemampuan Pasien Dalam Melakukan Latihan Senam Kaki Di Rsup H. Adam Malik Medan"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH EDUKASI DAN LATIHAN SENAM KAKI PASIEN

DM TIPE II TERHADAP PENGETAHUAN DAN KEMAMPUAN

PASIEN DALAM MELAKUKAN LATIHAN SENAM KAKI DI

RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

SKRIPSI

Oleh :

IFAN PRATAMA SIAHAAN

121121083

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)
(4)

PRAKATA

Puji beserta syukur penulis panjatkan kehadirat TUHAN YME atas rahmat dan hidayahNya, sehingga penulisan proposal yang berjudul “Pengaruh Pengetahuan Senam Kaki Terhadap Kemampuan Pasien Diabetes Meltus Dalam Melakukan Senam Diabetes di Ruang Penyakit Dalam (RA2) RSUP H. Adam Malik Medan ” dapat diselesaikan. Proposal ini ditulis terkait dengan persyaratan melakukan penelitian untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan pada Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Terimakasih saya sampaikan kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan dukungan dalam proses penyelesaian proposal ini kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes. sebagai Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah memfasilitasi terlaksananya pendidikan sehingga proposal ini dapat diselesaikan.

2. Erniyati, S.Kp., MNS. Selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan 3. Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS Selaku Pembantu Dekan II Fakultas

Keperawatan.

4. Ikhsanuddin A. Harahap, S.Kp, MNS Selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keperawatan.

5. Rika Endah Nurhidayah, S.Kp, M.Pd selaku pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingan dengan penuh perhatian dan cermat, sehingga proposal ini diselesaikan dengan baik.

6. Cholina T. Srg, S.Kep, Ns. M.Kep, Sp.KMB selaku penguji 1 yang telah memberikan masukan, arahan dan bimbingan dengan penuh perhatian dan cermat untuk perbaikan proposal penelitian ini.

(5)

8. Seluruh dosen Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara beserta staf yang telah membantu peneliti selama proses pendidikan.

9. Teristimewa kepada kedua orang tua tercinta ayahanda H. Siahaan dan ibunda tersayang M. Gultom yang banyak memberikan dorongan kepada penulis baik moril, spritual, dan material dalam menyusun skripsi ini.

10.Terimakasih buat orang-orang terdekat dan tersayang penulis yang selalu memberi dukungan, Semangat untuk penulis saat dalam sulit untuk selalu tetap giat dalam menyusun skripsi ini: Datsier, Nasir, Julpan, Mula, Bg Rahmat, Bg Pepen, Munir, Al, Agus, Ilham, Ozi, Asnil, Andre, M. Afan, Walit dan kepada teman satu bimbingan saya Ayu, Bg Pepen, Weny.

11.Rekan-rekan mahasiswa Ekstensi Keperawatan 2012 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberikan bantuan dan dukungan.

12.Seluruh keluarga yang mencintai dan menyayangiku yang telah memberikan doa restu dan dukungan disepanjang kehidupanku dan selama menjalani pendidikan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara ini.

Semoga segala bantuan, kebaikan dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis mendapat berkah, rahmat dan hidayah dari TUHAN YME, Amin.

Medan, 15 juni 2013

(6)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat izin survei awal dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Surat persetujuan izin survei awal dari RSUP H. Adam Malik Medan

3. Surat izin persetujuan etik penelitian dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4. Surat persetujuan komisi etik tentang pelaksanaan penelitian bidang kesehatan.

5. Surat izin pengambilan data dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

6. Surat pernyataan telah melakukan penelitian dari RSUP H. Adam Malik Medan

7. Lembar persetujuan menjadi responden. 8. Jadwal tentatif penelitian.

(7)

DAFTAR ISI

3. Indikasi dan KontraIndikasi ... 9

4. Prosedur ... 9

C. Pengetahuan ... 11

1. Pengertian ... 11

2. Tingkat Pengetahuan ... 12

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 14

D. Kemampuan ... 15

1. Pengertian Kemampuan... 15

(8)

BAB 3 KERANGKA KONSEP... 17

C. Lokasi dan Waktu Penelitian... 21

(9)

DAFTAR SKEMA

Skema 3.1 Kerangka konsep pengaruh pengetahuan senam kaki terhadap kemampuan pasien diabetes dalam melakukan senam diabetes.

(10)

Judul : Pengaruh edukasi dan latihan senam kaki terhadap tingkat pengetahuan dan kemampuan pasien DM tipe II dalam melakukan senam kaki di RSUP h. Adam Malik Medan

Peneliti : Ifan Pratama Siahaan NIM : 121121083

Program Studi : Ilmu Keperawatan Tahun : 2014

ABSTRAK

Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan prilaku yang dinamis. Senam kaki dapat membantu memperbaiki sirkulasi darah dan memperkuat otot-otot kecil kaki dan mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi dan latihan senam kaki terhadap tingkat pengetahuan dan latihan senam kaki pada pasien DM dalam melakukan senam di RSUP H. Adam Malik Medan selama bulan oktober sampai bulan November 2013 dengan menggunakan desain Quasi Experimen. Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling dengan jumlah sampel 15 responden. Hasil penelitian menggambarkan bahwa sebagian besar responden bertambah menjadi berpengetahuan cukup sesudah diberikan pendidikan kesehatan sebanyak 8 orang (53,7%) dan berpengetahuan baik 7 orang (46,7) dan tingkat kemempuan responden bertambah setelah dilakukan latihan senam kaki menjadi baik 1 orang (6,7%) dan kurang baik 14 orang (93,3%). Dari hasil diatas terlihat perbedaan pengukuran yang pertama 3,00 dengan standar deviasi 0,00 dan pengukuran yang ke dua 1,5 dengan standar deviasi 0,51 dan pada pengukuran kemampuan adalah pengukuran pertama 2,00 dengan standar deviasai 0,00 dan pengukuran kedua 1,53 dengan standar deviasi 0,51. Sehingga disarankan untuk peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian tentang pengaruh edukasi dan latihan senam kaki terhadap tingkat pengetahuan dan kemampuan pada pasien DM.

(11)

Title : The influence of education and gymnastics exercises feet against the level of knowledge and ability of type II DM patients in performing foot gymnastics in H. Adam Malik Medan Public Hospital

Student Name : IfanPratamaSiahaan Student Number : 121121083

Major : Bachelor of Nursing (S.Kep)

Year : 2014

ABSTRACT

Health education is a process of dynamic change in behavior. Foot gymnastics can help improve blood circulation and strengthens the small muscles of the foot and prevent the occurrence of deformities of the feet. This research aims to know the influence of education and gymnastics exercises feet against the level of knowledge and practice gymnastics walk in patients in performing gymnastics in DM at H. Adam Malik Public Hospital Medan during the month of October until November 2013 by using Quasi Experiment design. Sample retrieval techniques in this research is purposive sampling technique with a number of sample 3 respondent. Results of the study illustrates that the majority of respondents increased to knowledgeable enough and given health education as much as 8 people (53.7%) and knowledgeable good 7 people (46,7%) and the level of ability of the respondent increased after foot gymnastics exercises done into either 1 person (6.7%) and less well 14 persons (93,3%). From the results above, it seems the difference of the first measurement above seen 3, 00 with standard deviation of 0, 00 and 1 second measurement, 53 with standard deviation of 0, 51. So it is advisable for the next researcher to conduct research on the influence of education and gymnastics exercises feet against the level of knowledge and ability in patients with DM.

(12)

Judul : Pengaruh edukasi dan latihan senam kaki terhadap tingkat pengetahuan dan kemampuan pasien DM tipe II dalam melakukan senam kaki di RSUP h. Adam Malik Medan

Peneliti : Ifan Pratama Siahaan NIM : 121121083

Program Studi : Ilmu Keperawatan Tahun : 2014

ABSTRAK

Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan prilaku yang dinamis. Senam kaki dapat membantu memperbaiki sirkulasi darah dan memperkuat otot-otot kecil kaki dan mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi dan latihan senam kaki terhadap tingkat pengetahuan dan latihan senam kaki pada pasien DM dalam melakukan senam di RSUP H. Adam Malik Medan selama bulan oktober sampai bulan November 2013 dengan menggunakan desain Quasi Experimen. Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling dengan jumlah sampel 15 responden. Hasil penelitian menggambarkan bahwa sebagian besar responden bertambah menjadi berpengetahuan cukup sesudah diberikan pendidikan kesehatan sebanyak 8 orang (53,7%) dan berpengetahuan baik 7 orang (46,7) dan tingkat kemempuan responden bertambah setelah dilakukan latihan senam kaki menjadi baik 1 orang (6,7%) dan kurang baik 14 orang (93,3%). Dari hasil diatas terlihat perbedaan pengukuran yang pertama 3,00 dengan standar deviasi 0,00 dan pengukuran yang ke dua 1,5 dengan standar deviasi 0,51 dan pada pengukuran kemampuan adalah pengukuran pertama 2,00 dengan standar deviasai 0,00 dan pengukuran kedua 1,53 dengan standar deviasi 0,51. Sehingga disarankan untuk peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian tentang pengaruh edukasi dan latihan senam kaki terhadap tingkat pengetahuan dan kemampuan pada pasien DM.

(13)

Title : The influence of education and gymnastics exercises feet against the level of knowledge and ability of type II DM patients in performing foot gymnastics in H. Adam Malik Medan Public Hospital

Student Name : IfanPratamaSiahaan Student Number : 121121083

Major : Bachelor of Nursing (S.Kep)

Year : 2014

ABSTRACT

Health education is a process of dynamic change in behavior. Foot gymnastics can help improve blood circulation and strengthens the small muscles of the foot and prevent the occurrence of deformities of the feet. This research aims to know the influence of education and gymnastics exercises feet against the level of knowledge and practice gymnastics walk in patients in performing gymnastics in DM at H. Adam Malik Public Hospital Medan during the month of October until November 2013 by using Quasi Experiment design. Sample retrieval techniques in this research is purposive sampling technique with a number of sample 3 respondent. Results of the study illustrates that the majority of respondents increased to knowledgeable enough and given health education as much as 8 people (53.7%) and knowledgeable good 7 people (46,7%) and the level of ability of the respondent increased after foot gymnastics exercises done into either 1 person (6.7%) and less well 14 persons (93,3%). From the results above, it seems the difference of the first measurement above seen 3, 00 with standard deviation of 0, 00 and 1 second measurement, 53 with standard deviation of 0, 51. So it is advisable for the next researcher to conduct research on the influence of education and gymnastics exercises feet against the level of knowledge and ability in patients with DM.

(14)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut WHO tahun 2003 terdapat lebih dari 200 juta orang dengan diabetes di dunia. Angka ini akan bertambah menjadi 333 juta orang ditahun 2025. Indonesia merupakan negara dengan jumlah diabetes ke 4 terbanyak didunia. Tahun 2006 di Indonesia terdapat 14,7 juta diabetes dan diperkirakan akan menjadi 21,3 juta pada tahun 2030 (Soegondo, 2008).

Soegondo (2009) mengatakan, di Indonesia sekitar 95 % kasus adalah diabetes, penyebabnya tidak hanya faktor keturunan tapi juga gaya hidup misalnya kegemukan yang terjadi akibat gaya hidup makan kaya lemak dan tidak berolahraga. Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2007, prevalensi nasional DM berdasarkan pemeriksaan gula darah pada usia >15 tahun di perkotaan 5,7%. Prevalensi TGT (Toleransi Glukosa Terganggu) pada penduduk usia >15 tahun di perkotaan adalah 10,2 %. Prevalensi kurang makan buah dan sayur sebesar 93,6% dan prevalensi DM tipe 2 pada penduduk usia > 10 tahun sebesar 48,2 % (Aditama, 2009).

(15)

dibandingkan dengan kelompok yang melakukan olahraga 5 kali perminggu (Soegondo, 2009).

Awal terkena penyakit diabetes melitus, kebanyakan penderita tidak menyadarinya karena penyakit ini muncul secara perlahan-lahan dan tidak menimbulkan gejala fisik. Stadium lanjut diabetes melitus akan menyebabkan komplikasi. Komplikasi bisa terjadi pada semua organ dalam tubuh yang dialiri pembulu darah kecil dan besar. Komplikasi diabetes melitus antara lain penyakit jantung, stroke, impotensi, kerusakan ginjal (nephropathy), kerusakan pada mata (retinophaty), kerusakan pada saraf (neurophaty), gangguan pada kaki (diabetik foot) (Haryadi, 2010 dalam Herty Harahap 2011).

Senam kaki adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh pasien diabetes melitus untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah bagian kaki (Sumosardjuno, 1986) Senam kaki ini bertujuan untuk memperbaiki sirkulasi darah sehingga nutrisi ke jaringan lebih lancar, memperkuat otot kecil, otot betis, dan otot paha, serta mengatasi keterbatasan gerak sendi yang sering dialami penderita diabetes melitus (Wibisono, 2009).

(16)

Sementara itu berdasarkan medical record RSUP H. Adam Malik Medan pada tahun 2012 jumlah penderita DM sebanyak 356 orang. Pada tahun 2013 pada 3 bulan terakhir, kasus penderita DM adalah 115 orang. Banyak teori yang menjelaskan tentang manfaat

latihan jasmani pada pasien DM yaitu latihan jasmani dapat menurunkan resistensi insulin terhadap glukosa sehingga dapat menurunkan kadar glukosa darah dan menurunkan penggunaan obat hipoglikemik oral (OHO) dan insulin, bahkan ada beberapa orang yang bisa mengontrol diabetesnya hanya dengan diet dan latihan jasmani. (Tandra, 2008). Berdasarkan dari fenomena tersebut diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian bagaimanakah pengaruh latihan senam diabetes terhadap tingkat pengetahuan pasien diabetes melitus tentang senam diabetes di Ruang Penyakit Dalam (RA2) RSUP H. Adam Malik 2013.

B. Rumusan Masalah

(17)

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh edukasi dan latihan senam kaki pasien DM tipe 2 terhadap pengetahuan dan kemampuan pasien dalam melakukan latihan senam kaki di RSUP H. Adam Malik Medan 20013.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikaasi pengetahuan pasien DM tipe 2 dalam melakukan senam kaki sebelum dilakukan edukasi.

b. Mengidentifikaasi kemampuan pasien DM tipe 2 dalam melakukan senam kaki sebelum dilakukan latihan senam kaki.

c. Mengidentifikasi pengetahuan pasien DM tipe 2 dalam melakukan senam kaki setelah dilakukan edukasi.

d. Mengidentifikasi kemampuan pasien DM tipe 2 dalam melakukan senam kaki setelah dilakukan latihan senam kaki.

e. Membandingkan pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukanya edukasi pada pasien DM tipe 2.

(18)

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pasien Diabetes Melitus

Sebagai informasi terbaru bagi para pasien diabetes melitus tentang pencegahan dan penanganan diabetes melitus yakni dengan melakukan edukasi dan latihan senam kaki pada pasien DM tipe 2 yang dilakukan secara teratur dan sesuai dengan tehnik pelaksanaannya.

2. Bagi Rumah Sakit

a. Sebagai bahan acuan bagi tenaga kesehatan untuk memberikan informasi tentang latihan senam diabetes (senam kaki) kepada pasien diabetes melitus dan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan melalui penyuluhan kesehatan tentang latihan senam diabetes (senam kaki) sehingga asuhan keperawatan komprehensif bisa dilaksanakan dengan sempurna.

3. Bagi Institusi Pendidikan

(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendidikan Kesehatan

1. Pengertian Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan prilaku yang dinamis, dimana perubahan tersebut bukan sekedar proses transfer materi/teori dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur, akan tetapi perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran dari dalam diri individu, kelompok atau masyarakat sendiri (Wahit, dkk 2006).

Pendidikan kesehatan merupakan suatu proses yang berlangsung secara terus menerus, yang kemajuannya harus terus diamati terutama oleh mereka yang memberikannya. Pada umumnya kebutuhan penyandang diabetes akan pendidikan kesehatan dideteksi oleh petugas kesehatan, untuk selanjutnya ditumbuhkan rasa membutuhkan pada penyandang diabetes (Soegondo, 2007).

2. Tujuan Pendidikan Kesehatan

(20)

1. Agar penyandang diabetes dapat hidup lebih lebih dan dalam kebahagian, karena kualitas hidup sudah merupakan kebutuhan bagi seseorang. Seseorang yang bertahan hidup, tetapi dalam keadaan tidak sehat akan mengganggu kebahagian dan kestabilan keluarga.

2. Untuk membantu penyandang diabetes agar mereka dapat merawat dirinya sendiri, sehingga komplikasi yang timbul dapat dikurangi, selain itu juga jumlah hari sakit dapat ditekan.

3. Agar penyandang diabetes tetap produktif sehingga dapat berfungsi dan berperan sebaik-baiknya di dalam masyarakat.

4. Menekan biaya perawatan baik yang dikeluarkan secara pribadi, asuransi ataupun secara nasional.

B. Senam Kaki Diabetes

1. Defenisi

Senam adalah latihan fisik yang dipilih dan diciptakan dengan terencana, disusun secara sistematik dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis (Prabususeno, 2007). Berdasarkan pengertiannya, senam adalah salah satu jenis olahraga yang menggunakan gerakan sebagian otot-otot tubuh, dimana kebutuhan oksigen masih dapat dipenuhi tubuh (Karim, 2002)

(21)

memperbaiki sirkulasi darah dan memperkuat otot-otot kecil kaki dan mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki. Selain itu dapat meningkatkan otot betis, otot paha, dan juga mengatasi keterbatasan pergerakan sendi (Admin, 2007)

Diabetic foot adalah suatu gambaran perubahan yang terjadi pada kaki penderita diabetes yang sudah berlangsung lama. Adanya komplikasi diabetik neurophaty menyebabkan penderita tidak merasa sakit pada saat terjadi luka di kakinya, juga untuk merasakan panas dan dingin pada kakinya berkurang, bahkan mati rasa karena sirkulasi darah berkurang (Nur Kholis Haryadi, 2010). Perubahan yang terjadi karena kurangnya aliran darah ke kaki adalah dalam bentuk pengerasan dan kaku dinding pembuluh darah (atherosclerosis) hingga aliran darah secara progresif makin berkurang (Yatim, 2010).

(22)

2. Tujuan Senam Kaki

Adapun tujuan yang diperoleh setelah melakukan senam kaki ini adalah memperbaiki sirkulsi darah pada kaki pasien diabetes, sehingga nutrisi lancar ke jaringan tersebut (Tara, 2003).

3. Indikasi dan Kontraindikasi

Indikasi dari senam kaki ini dapat diberikan kepada seluruh penderita dibetes melitus tipe I maupun tipe II. Namun sebaiknya siberikan sejak pasien didiagnosa menderita diabetes melitus sebagai tindakan pencegahan dini. Senam ini juga dikontraindikasikan pada klien yang mengalami perubahan fungsi fisiologis seperti dipsnea atau nyeri dada. Selain itu kaji keadaan umum dan keadaan pasien apakah layak untuk dilakukan senam kaki tersebut, cek tanda-tanda vital da status respirstory (adakah dipsnea atau nyeri dada), kaji status emosi pasien (suasana hati/mood, motivasi), serta perhatikan indikasi dan kontraindikasi dalam pemberian senam kaki tersebut.

4. Prosedur

(23)

Langkah-langkah pelaksanaan senam kaki : a. Cuci dan keringkan tangan pemeriksa

b. Tempatkan alat sesuai dengan ukuran manset di sekitar pergelangan kaki di atas malleoli.

c. Periksa kaki pada dorsalis pedis atau pada betis depan.

d. Tempatkan manset pada daerah tibia dan stetoskop diletakkan pada arteri dorsalis pedis.

e. Pompa manset sampai signal akhir kemudian kempiskan manset dengan cara perlahan sambil memperhatikan signal yang berpindah atau turun tanpa memindahkan pemerikasaan dari arteri.

f. Gunakan nilai tertinggi untuk menghitung sirkulasi darah pada pergelaangan kaki.

g. Jika dilakukan dalam posisi duduk maka posisikan pasien duduk tegak di atas bangku dengan kaki menyentuh lantai. Dapat juga dilakukan dalam posisi berbaring dengan meluruskan kaki.

h. Dengan meletakkan tumit di lantai, jari-jari kedua belah kaki diluruskan ke atas lalu dibengkokkan kembali ke bawa seperti cakar ayam sebanyak 10 kali. Pada posisi tidur, jari-jari kedua kaki diluruskan ke atas lalu dibengkokkan kembali ke bawa seperti cakar ayam sebanyak 10 kali.

(24)

dan diulangi sebanyak 10 kali. Pada posisi tidur, menggerakkan jari dan tumit kaki secara bergantian antara kaki kiri dan kanan sebanyak 10 kali. j. Tumit kaki diletakkan di lantai. Bagian ujung kaki diangkat ke atas dan buat

gerakan memutar dengan pergerakan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali. Pada posisi tidur, kaki lurus ke atas dan buat gerakan memutar dengan pergerakan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.

k. Jari- jari diletakkan dilantai. Tumit diangkat dan buat gerakan memutar dengan pergerakan di pergelangan kaki sebanyak 10 kali. Pada posisi tidur kaki harus diangkat sedikt agar dapat melakukan gerakan memutar pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.

l. Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki pada pergelangan kaki, tuliskan pada udara dengan kaki dari angka 0 hingga 10 lakukan secara bergantian.

C. Pengetahuan

1. Pengertian

(25)

Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan “what”, misalnya apa air, apa manusia, apa alam dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010).

Pengetahuan adalah hasil dari proses pembelajaran dengan melibatkan indra penglihatan, pendengaran, penciuman dan pengecap. Pengetahuan akan memberikan penguatan terhadap individu dalam setiap mengambil keputusan dan dalam berperilaku (Setiawati, 2008).

2. Tingkat Pengetahuan

Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan yaitu: a. Tahu (know)

Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Misalnya: tahu bahwa buah tomat banyak mengandung vitamin C, jamban adalah tempat membuang air besar, penyakit demam berdarah ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes Agepti, dan sebagainya. Untuk mengetahui atau mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan pertanyaan-pertanyaan, misalnya: apa tanda-tamda anak yang kurang gizi, apa penyebab penyakit TBC, bagaimana cara melakukan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk), dan sebagainya.

b. Memahami (comprehension)

(26)

pemberantasan penyakit demam berdarah, bukan hanya sekedar menyebutkan 3M (mengubur, menutup, dan menguras), tetapi harus dapat menjelaskan mengapa harus menutup, menguras, dan sebagainya tempat-tempat penampungan air tersebut.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan apabila orang yang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain. Misalnya, seseorang yang telah paham tentang proses perencanaan, ia harus dapat membuat perencanaan program kesehatan di tempat ia bekerja atau dimana saja. Orang yang telah faham metodologi penelitian, ia akan mudah membuat proposal penelitian di mana saja, dan seterusnya.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan/atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat membedakan, atau memisahkan, mengelompokkan, membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan atas objek tersebut. Misalnya, dapat membedakan antara nyamuk Aedes Agepty dengan nyamuk biasa, dapat membuat diagram (flow chart) siklus hidup cacing kremi, dan sebagainya.

e. Sintesis (synthesis)

(27)

pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada. Misalnya, dapat membuat atau meringkas dengan kata-kata atau kalimat sendiri tentang hal-hal yang telah dibaca atau didengar, dapat membuat kesimpulan tentang artikel yang telah dibaca.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan

sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku di masyarakat. Misalnya, seorang ibu dapat menilai atau menentukan seorang anak menderita malnutrisi atau tidak, seseorang dapat menilai manfaat ikut keluarga berencana, dan sebagainya (Notoadmodjo, 2005).

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan: a. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami.

b. Pekerjaan

(28)

c. Usia

Dengan bertambahnya usia seseorang maka akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental).

d. Minat

Minat adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

e. Kebudayaan dan Lingkungan Sekitar

Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap.

f. Informasi

Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan (Mubarak, 2009).

D. Kemampuan

1. Pengertian Kemampuan

Didalam kamus bahasa indonesia, kemampuan berasal dari kata “mampu” yang berarti kuasa (bisa, sanggup, melakukan sesuatu, dapat, berada, kaya, mempunyai harta lebih). Kemampuan adalah suatu kesanggupan dalam melakukan sesuatu. Seseorang dikatakan mampu apabila ia bisa melakukan sesuatu yang harus ia lakukan.

(29)

yang ada dalam diri individu tersebut. Proses pembelajaran yang mengharuskan siswa mengoptimalkan segala kecakapan yang dimiliki (Robbin, 2007)

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan

Robbins menyatakan bahwa kemampuan terdiri dari dua faktor, yaitu :

a. Kemampuan Intelektual

Kemampuan Intelektual adalah kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas mental, berpikir, menalar dan memecahkan masalah.

b. Kemampuan Fisik

(30)

BAB 3

KERANGKA KONSEP

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kerangka konsep, hipotesis dan defenisi operasional yang digunakan dalam penelitian.

A. Kerangka Konseptual

Kerangka konsep penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh edukasi dan latihan senam kaki pada pasien diabetes melitus tipe 2 terhadap pengetahuan dan kemampuan pasien dalam melakukan latihan senam kaki.

Skema 3.1 : Kerangka konsep pengaruh edukasi dan latihan senam kaki pada

pasien diabetes melitus tipe 2 terhadap pengetahuan dan

kemampuan pasien dalam melakukan latihan senam kaki.

Variabel Independen Variabel Dependen

B. Hipotesa Penelitian

Ha : Ada Pengaruh Edukasi dan Latihan Senam Kaki pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Terhadap Pengetahuan dan Kemampuan Pasien dalam Melakukan Latihan Senam Kaki.

edukasi dan latihan senam kaki pada pasien diabetes melitus tipe 2

(31)

C. Defenisi Operasional

No Variabel Devenisi Operasional

(32)

BAB 4

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Experimen Semu (Quasi Experimen) untuk memperoleh pengaruh latihan senam kaki terhadap kemampuan pasien diabetes melitus dalam melakukan senam diabetes.

Skema 4.1 : Skema kerja penelitian pengaruh edukasi dan latihan senam

kaki pada pasien diabetes melitus tipe 2 terhadap pengetahuan

dan kemampuan pasien dalam melakukan latihan senam kaki.

Keterangan :

01 = Pengetahuan dan kemampuan pasien tentang senam kaki sebelum diberikan pendidikan kesehatan.

A = Perlakuan dengan memberikan pendidikan kesehatan dan latihan senam kaki. 01’ = Pengetahuan dan kemampuan pasien setelah diberikan pendidikan kesehatan.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto,2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien diabetes melitus di ruang

(33)

penyakit dalam yaitu diruangan RA1 dan RA2 bulan Januari-Maret sebanyak 115 orang. Alasan melakukan penelitian diruang RA2 dikarenakan ruang RA2 adalah ruangan penayakit dalam khusus pria. Ini akan memudahkan peneliti untuk memberikan edukasi dan latihan senam kaki pada pasien DM. Jadi rata-rata pasien diabetes melitus setiap bulan adalah sebanyak 38 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yaang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmojo, 2002). Tehnik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposive sampling yaitu didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan sifat-sifat atau populasi yang telah diketahui sebelumnya (Notoadmojo, 2012). Kriteria inklusi pada sampel ini adalah pasien diabetes melitus dengan kesadaran penuh, pasien dapat menggerakkan kaki dan tidak mengalami gangguan mobilisasi dan tidak terdapat luka pada kaki.

Dalam menentukan besarnya sampel, dilakukan perhitungan sampel dengan menggunakan rumus (Setiadi, 2007)

Keterangan: N= besar populasi n= jumlah sampe

( )

2

1 N d N n

(34)

d= tingkat kepercayaan/ ketepatan yang diinginkan

Berdasarkan rumus di atas maka besar sampel dalam penelitian ini adalah

n = 19,48 dibulatkan menjadi 19 orang

Dengan tingkat ketepatan relatif 5% maka jumlah populasi yang diperoleh dari rumus diatas berjumlah sekitar 4 orang.

Untuk penelitian yang sederhana, yang menggunakan kelompok eksperimen, maka jumlah anggota sampel masing-masing antara 10 s/d 20 orang (sugiyono, 2006).

C. Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di ruang penyakit dalam (RA2) Haji Adam Malik Medan dan dilakukan mulai bulan Juli-September 2013.

D. Etika Penelitian

Selama penelitian peneliti tetap mempertahankan dan menjunjung tinggi etika, meliputi : self determinan, privacy, anonymity, confidentially, dan protection from discomfort (Setiadi, 2007)

(35)

1. Self Determinan

Sebelum penelitian dilaksanakan, pasien yang menjadi subjek penelitian diberikan informasi. Informasi yang diberikan meliputi manfaat intervensi, rencana dan tujuan penelitian. Penjelasan dilakukan secara resmi tertulis dengan pasien. Sebagai responden atau subjek penelitian diberi kebebasan dalam menentukan hak dan kesediaannya untuk terlibat dalam penelitian ini secara sukarela dengan menandatangani “Informed concent”

yang disediakan (lihat lampiran). Apabila terjadi hal-hal yang memberatkan maka diperbolehkan untuk mengundurkan diri.

2. Privacy

Peneliti tetap menjaga kerahasiaan semua informasi yang telah diberikan oleh pasien sebagai responden dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian.

3. Anonymity

Peneliti tidak mencantumkan nama responden, dan diganti dengan nomor kode.

4. Confidentially

(36)

5. Protection form discomfort

Pasien bebas dari rasa tidak nyaman. Peneliti menjelaskan dan menekankan bahwa keterlibatan pasien dalam penelitian ini tidak akan menimbulkan kerugian, baik secara psikologis maupun sosial. Jika ternyata menimbulkan respon psikologis yang berat akan di rujuk ke ahli terkait. Berusaha memenuhi kebutuhan pasien, menerima masukan dan memepertahankan sikap empati, membuat kontrak kerja dan waktu yang jelas, tepat waktu, menciptakan suasana santai sehingga pasien merasa nyaman selama penelitian. Namun selama penelitian tidak ada respon / efek negatif yang terjadi. Semua pasien harus mendapat izin dari dokter yang bertanggung jawab. Peneliti berkomunikasi dengan dokter yang bertanggung jawab merawat pasien untuk menyampaikan maksud penelitian, dengan tujuan mendapatkan izin melakukan perlakuan penelitian terhadap pasien.

E. Instrumen Penelitian

Menurut Hidayat (2009) dan peneliti memodifikasi dari sumber ke pustakaan sesuai dengan kerangka konseptual. Maka, kuesioner dalam penelitian adalah sebagai berikut :

1. Kuesioner data demografi responden berupa nama, umur, pendidikan, dan alamat.

(37)

jawaban Ya atau Tidak. Apabila skor Ya nilai 1 dan skor Tidak nilai 0. Dengan hasil ukur baik 10-14, cukup 5-9, kurang 0-4.

F. Alat Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan angket (kuesioner) untuk mengetahui pengetahuan pasien tentang senam kaki dan menggunakan lembar obsevasi untuk mengetahui kemampuan pasien dalam melakukan senam diabetes.

G. Prosedur Pengumpulan Data

Sebelum penelitian dilaksanakan peneliti mengajukan permohonan izin tertulis (lampiran) kepada RSUP. H. Adam Malik yang dipilih sebagai tempat penelitian.

1. Setelah mendapatkan ijin (lampiran) dari pihak RSUP. H. Adam Malik peneliti mengadakan pertemuan dan kontrak kerja dengan penanggung jawab ruang rawat inap dan tenaga perawat.

2. Melakukan komunikasi Mengidentifikasi pasien sesuai kriteria inklusi, bekerja sama dengan dokter dan perawat yang berada di ruang rawat inap tersebut. Bagi yang bersedia, pasien menandatangani persetujuan, (lampiran 1) terlebih dahulu peneliti menjelaskan prosedur tindakan kepada pasien. Kemudian membuat kontrak jadwal kunjungan untuk melakukan latihan senam kaki.

(38)

senam dilakukan, hasil yang diperoleh juga sama pasien tidak mampu melakukan senam kaki.

4. Intervensi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dimulai dengan memperkenalkan, mensosialisasikan, dan mempraktekkan latihan senam kaki pada pasien diabetes melitus. Intervensi disesuaikan dengan kondisi patologis pasien dan hasil kolaborasi dengan dokter penanggung jawab. Pasien dan keluarga mendapatkan penjelasan dari peneliti tentang manfaat latihan senam kaki.

5. Pasien diberikan leaflet sebagai pedoman latihan senam kaki.

Pada awal latihan pasien dibimbing melakukan gerakan latihan senam kaki sebanyak 10 langkah selama 3 kali per minggu selam 1.

6. Setelah pasien diajarkan selama 3 kali per minggu pada pasien yang sama, pasien dianjurkan dapat melakukan sendiri, pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan memperhatikan kondisi pasien.

(39)

8. Dianjurkan kepada pasien bila mengalami kelelahan, maka latihan dihentikan. Apabila pasien sulit bernapas atau keluhan lainnya latihan dihentikan.

H. Analisa Data

1. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan langkah sebagai berikut:

a. Editing, dilakukan untuk memeriksa ulang kelengkapan data dan kejelasan semua data dari hasil pengukuran yang diperoleh dari responden.

b. Coding, coding adalah merumuskan atau menetapkan kode pada variabel yang dibutuhkan.

c. Clening data, data yang telah dimasukan diperiksa kembali, untuk memastikan bahwa data telah bersih dari kesalahan. Baik kesalahan dalam pengkodean maupun dalam membaca kode sehingga data siap untuk dianalisis

d. Entry data, dalam kegiatan ini data akan dimasukkan sesuai dengan nama-nama variabel yang telah dibuat.

2. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan tahap sebagai berikut :

a. Analisis Univariat

(40)

yaitu dengan melihat mean, median, modus, dan standar deviasi kemampuan dalam melakukan senam.

b. Analisis Bivariat

Analisa bivariat digunakan untuk mengetahui perbedaan kemampuan pasien dalam melakukan senam. Uji hipotesis dengan independent t-test

dilakukan untuk mengetahui perbedaan kemampuan pasien dalam melakukan senam kaki.

Uji t-test merupakan teknik analisis untuk membandingkan satu variabel bebas. Teknik ini digunakan untuk menguji apakah nilai tertentu berbeda secara signifikan atau tidak dengan rata-rata sebuah sampel.

(41)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Bab ini akan menguraikan tentang hasil penelitian melalui pengumpulan data yang dilakukan selama bulan September sampai bulan November 2013. Penyajian hasil ini analisa data dalam penelitian ini akan meliputi data demografi, pengaruh edukasi dan latihan senam kaki pasien DM tipe 2 terhadap pengetahuan dan kemampuan pasien dalam melakukan latihan senam kaki di RSUP H. Adam Malik Medan.

1. Data Demografi

Berdasarkan hasil penelitian, data demografi meliputi umur, pendidikan.

Tabel 5.1 : Distribusi Frekuensi Data Demografi Responden, Usia, Pendidikan pada pasien DM di RSUP H. Adam Malik Medan (n=15).

Usia Responden

(42)

2. Analisa Univariat

a. Pengetahuan dan Efek Pendidikan Kesehatan Senam Kaki DM Tipe II

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Pengetahuan sebelum diberi Pendidikan Kesehatan pada pasien DM di RSUP H. Adam Malik Medan.

Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

Baik

Hasil penelitian pengaruh edukasi dan latihan senam kaki pasien DM tipe II di ruang RA2 sebelum treatment menunjukkan mayoritas tingkat pengetahuan responden adalah kurang 15 (100%).

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Kemempuan Latihan Senam kaki sebelum diberikan Latihan Senam Kaki pada pasien DM di RSUP H. Adam Malik Medan

Tingkat Kemempuan Frekuensi Persentase (%)

Mampu

(43)

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Pengetahuan sesudah diberikan Pendidikan Kesehatan pada pasien DM di RSUP H. Adam Malik Medan.

Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

Baik 7 46,7

Mayoritas tingkat pengetahuan responden setelah diberikan treatment adalah cukup 8 orang (53,7%).

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Kemempuan Latihan Senam kaki sesudah Latihan Senam Kaki pada pasien DM di RSUP H. Adam Malik Medan

Tingkat Kemempuan Frekuensi Persentase (%)

Kurang Mampu 14 93,3

Mampu 1 6,7

Total 15 100

Setelah diberikan treatment terlihat hanya 1 responden yang mampu melakukan senam kaki (6,7%).

3. Analisa Bivariat

a. Pengaruh Edukasi dan Latihan Senam Kaki Pasien DM Tipe II

Terhadap Pengetahuan Pasien Dalam Melakukan Latihan Senam

Kaki di RSUP H. Adam Malik Medan.

(44)

dengan standar deviasi 0,00. pada pengukuran kedua didapat rata-rata pengetahuan adalah 1,53 dengan standar deviasi 0,51. terlihat nilai mean perbedaan antara pengukuran pertama dan kedua adalah 1,467 dengan standar deviasi 0,516. Hasil uji statistik didapatkan nilai P=0,000 maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh edukasi terhadap tingkat pengetahuan pasien dalam melakukan latihan senam kaki di RSUP H. Adam Malik Medan. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 5.6.

Tabel 5.6 Hasil Pengaruh Edukasi dan Latihan Senam Kaki Pasien DM terhadap Pengetahuan Pasien dalam Melakukan Senam Kaki di RSUP H. Adam Malik Medan

Variabel Mean SD SE P value N

b. Pengaruh Edukasi dan Latihan Senam Kaki Pasien DM Tipe II

Terhadap Kemampuan Pasien Dalam Melakukan Latihan Senam

Kaki di RSUP H. Adam Malik Medan.

(45)

pengaruh edukasi dan Latihan Senam Kaki Pasien DM terhadap Kemampuan Pasien dalam Melakukan Senam Kaki di RSUP H. Adam Malik Medan. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 5.7.

Tabel 5.7 Hasil Pengaruh Edukasi dan Latihan Senam Kaki Pasien DM terhadap Kemampuan Pasien dalam Melakukan Senam Kaki di RSUP H. Adam Malik Medan

Variabel Mean SD SE P value N

Berdasarkan hasil penelitian ini, ada perbedaan tingkat pengetahuan responden sesudah dilakukannya pendidikan kesehatan. Sebelum dilakukannya pendidikan kesehatan mayoritas tingkat pengetahuan responden adalah kurang yaitu 15 orang (100%), dan setelah dilakuannya pendidikan kesehatan dengan cara demonstrasi, pengetahuan responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpengetahuan cukup yaitu 8 orang (53,3%), berpengetahuan baik yaitu 7 orang (46,7%).

(46)

Salah satu factor metode dan alat bantu yang dipakai dalam proses pendidikan kesehatan tersebut. Faktor metode seperti menggunakan metode diskusi, curah pendapat, ceramah, wawancara, simulasi dan lain-lain.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rahmawati (2009) bahwa responden yangg ikut pendidikan senam kaki akan memahami dan mengerti tentang aktivitas yang dilakukan seorang penderita diabetes termasuk perawatan kaki, dibuktikan dengan 69,9% responden dengan tingkat pengetahuan tinggi.

Pengetahuan penderita diabetes setelah dilakukan pendidikan kesehatan dengan cara demonstrasi adalah cukup, dibuktikan dengan Mayoritas tingkat pengetahuan responden setelah diberikan treatment adalah cukup 8 orang (53,7%).

Hasil penelitian ini juga mempunyai kesamaan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh kiki (2010) bahwa terdapat perubahan yang bermakna yang mendapat penyuluhan dengan cara demonstrasi.

2. Latihan Senam Kaki

Berdasarkan hasil penelitian ini, terdapat perubahan terhadap kemampuan penderita diabetes dalam melakuan senam setelah dilakuannya latihan senam. Setelah diberikan treatment terlihat hanya 1 responden yang mampu melakukan senam kaki (6,7%).

(47)

pintu yang terbuka. Masuknya ion positif itu mempermuda aliran penghantaran impuls saraf (Guyton dan Hall, 2006)

Hendratmo, (2004); Wibowo, (2004); dan Chuna (2005) mengemukakan bahwa komplikasi menahun dari diabetes mellitus, salah satunya adalah kelainan pada kaki diawali dengan terjadinya gangguan sensivitas yang disebut dengan kaki diabetic.

Penderita diabetic memerlukan perhatian penuh untuk mencegah kedua kaki agar tidak terkena cidera. Karna adanya konsekuensi neuropati, observasi setiap hari terhadap kaki merupakan masalah kritis. Sedangkan menurut Amstrong dan Lawrence (1998), jika penderita diabetes memberikan perhatian terhadap aktivitas dan perawatan kaki, maka akan mengurangi risiko yang serius bagi kondisi kakinya.

Mayoritas pasien tidak mampu melakukan senam sebanyak 10 langkah setelah diberikan treatment, hal ini dikarenakan pasien merasa kelelahan dan mengalami gangguan neuropathy. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Waspadji (2005) yang menyatakan bahwa didapatkan sekitar 60,3% pasien DM yang mengalami komplikasi neuropathy akan mengalami gangguan sensasi seperti rasa sakit, kram dan kelelahan.

(48)

kemungkinan terjadinya penurunan fungsi anatomi dan fisiologi oragan akan semakin besar.

Faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi kemampuan merawat kaki atau melakukan senam kaki pada responden adalah faktor umur. Banyak orang mengalami masalah peredaran darah dikaki dan ditungkai apabila mereka sudah berumur 60-75 tahun. Kondisi ini membuat responden tergerak untuk mencari informasi tentang perawatan kaki seperti senam kaki. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2008) tentang factor yang berhubungan dengan keikutsertaan penderita DM dalam program senam diabetes mellitus yang menyatakan terdapat peningkatan kemampuan dalam melakukan senam.

Kemampuan melakukan senam kaki setelah dilakukannya senam kaki dengan menggunakan leaflet adalah baik. Hasil ini bias terjadi karena sebelumnya responden sudah diberikan leaflet cara melakukan senam kaki yang benar sehingga pada saat redemonstrasi responden ingan dan melakukannya dengan baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sukirjo (2010) yang menyebutkan edukasi dan latihan senam kaki dengan pemberian leaflet lebih efektiv dibandingkan dengan tanpa leaflet.

(49)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan dapat disimpulkan :

1. Mayoritas pengetahuan pasien tentang senam kaki setelah dilakukan pendidikan kesehatan adalah cukup dan mayoritas pasien DM tidak mampu melakukan senam kaki sebanyak 10 langkah setelah dilakukannya latihan senam kaki. Untuk itu perlu diadakannya pendidikan kesehatan tentang senam kaki dan latihan senam kaki di ruang RA2 secara rutin agar dapat meningkatkan pengetahuan pasien DM tentang latihan senam kaki.

B. Saran

1. Bagi Pasien Diabetes Melitus

Sebagai informasi terbaru bagi para pasien diabetes melitus tentang pencegahan dan penanganan diabetes melitus yakni dengan melakukan edukasi dan latihan senam kaki pada pasien DM tipe II yang dilakukan secara teratur dan sesuai dengan tehnik pelaksanaannya.

2. Bagi Rumah Sakit

(50)

sehingga asuhan keperawatan komprehensif bisa dilaksanakan dengan sempurna

3. Bagi Institusi Pendidikan

(51)

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, T.Y. (2003). Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Edisi kedua. Jakarta : Universitas indonesia UI-Press.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi revisi 2010. Jakarta : Rineka Cipta.

Batuk Efektif diperoleh

30 April 2013.

Brunner’s & Suddarth. (2008). Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Jakarta : EGC.

Depkes RI, (2010). Prevalensi TB di Indonesia.

Hidayat, A. Aziz Alimul. (2011). Metode Penelitian Keperawatan dan teknik analisis data. Jakarta : Salemba Medika.

Notoatmodjo, soekidjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Nugroho, Yosef Agung. (2011). Batuk Efektif Dalam Pengeluaran Dahak Pada Pasien Dengan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas Di Instalasi Rehabilitas

Medik Rumah Sakit Baptis Kediri

httppuslit2.petra.ac.idejournalindex.phpstikesarticledownload1862118384

diperoleh 10 Januari 2014.

Potter, P.A & Perry, A.G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep Proses dan praktek Volume I Edisi 4. Jakarta : EGC.

Pranowo, Wahyu C. (2010). Efektifitas Batuk Efektif Dalam Pengeluaran Sputum Untuk Penemuan BTA Pada Pasien TB Paru di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit

Mardi Rahayu Kudus

httpeprints.undip.ac.id104761artikel.pdf C Wahyu Pranowo – 2010 diperoleh 04 April 2013.

Rasyid Lubis, Harun. (2008). Hipertensi dan Ginjal. Medan : USU Press.

(52)

Saragih, Deli Kristina. (2007) Hubungan Manajemen Stres Kerja yang Dialami Perawat di ICU Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan.

Setiadi. (2007). Konsep & Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Somantri, Irman. (2008). Keperawatan Medikal Bedah: Asuhan Keperawatan Pada

Pasien Dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta : Salemba Medika. Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta.

Syaifuddin. (2009). Anatomi Tubuh Manusia untuk mahasiswa keperawatan. Edisi 2.

Jakarta : Salemba medika.

Syaifuddin. (2009). Fisiologi Tubuh Manusia untuk mahasiswa keperawatan. Edisi 2.

Jakarta : Salemba Medika.

Syam, Ari F. (2012). Penyakit tuberkulosis ada disekitar kita.

diperoleh 04 April 2013.

Tamsuri, Anas. (2008). Klien Gangguan Pernapasan : Seri Asuhan Keperawatan.

Jakarta : EGC.

Tuberkulosis, (2013). Tuberculosis.org, diperoleh 30 April 2013.

Wikipedia Indonesia, (2010). Tuberkulosis Paru.

Wilkinson, judith M. Nancy R. Ahern. (2011). Buku Saku Keperawatan : Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria hasil NOC. Alih bahasa Esty Wahyuningsih. Edisi 9. Jakarta : EGC.

Yana, Agustus. (2008). Hubungan Teknik Batuk Efektif dengan Pengeluaran Sputum Pada Pasien Tuberkulosis Paru Akut di Wilayah Kerja Puskesmas Jungkat

Kecamatan Siantan Kabupaten Pontianak.

(53)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

PENGARUH EDUKASI DAN LATIHAN SENAM KAKI PASIEN DM TIPE 2 TERHADAP PENGETAHUAN DAN KEMAMPUAN PASIEN DALAM

MELAKUKAN LATIHAN SENAM

Saya yang bernama Ifan Pratama Siahaan Nim 121121083 adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara jalur B. Saat ini saya sedang melakukan penelitian, penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Untuk keperluan tersebut dan agar tercapainya tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk mengetahui pengaruh edukasi dan latihan senam kaki pada pasien DM tipe 2 dalam melakukan senam. Saya selaku peneliti mengharapkan partisipasi saudara sebagai responden dalam penelitian ini. Saya akan menjamin kerahasiaan identitas saudara sebagai responden dalam penelitian ini dan sebagai bukti shahih dalam penelitian.

Partisipasi saudara dalam penelitian ini bersifat suka rela. Apabila saudara tidak menginginkan menjadi responden dalam penelitian saya, saudara berhak menolak dan tidak ikut serta dalam penelitian ini. Apabila saudara bersedia menjadi responden dalam penelitian saya, maka saudara dipersilahkan menandatangani formulir di bawah ini.

Terima kasih atas partisipasi ibu atau bapak untuk penelitian ini.

(54)

KUISIONER PENELITIAN

PENGARUH PENGETAHUAN SENAM KAKI TERHADAP

KEMAMPUAN PASIEN DIABETES MELITUS

DALAM MELAKUKAN SENAM

I. PETUNJUK PENGISIAN

1. Bacalah pertanyaan dengan baik dan teliti

2. Kuisioner ini setelah di isi dengan lengkap mohon dikembalikan pada peneliti.

3. Sumber informasi didapat dari keluarga, dan tenaga kesehatan. A. Bacalah pertanyaan berikut dengan kriteria:

1. Untuk peryataan pengetahuan

Pilihlah salah satu jawaban dengan memberi tanda ceklis ( √) untuk jawaban yang menurut anda benar.

II. IDENTITAS RESPONDEN

Nama :

Umur : Pendidikan : Alamat :

(55)

III. Kuesioner Pengetahuan

Senam kaki adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan yang menggunakan otot-otot tubuh.

Senam kaki adalah kegiatan yang dilakukan untuk melancarkan sirkulasi darah.

Sena kaki dapat memperkuat otot-otot kaki dan mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki. Senam kaki dapat menyebabkan luka pada kaki. Senam kaki dapat diberikan pada pasien diabetes mellitus tipe I.

Senam kaki tidak dapat dilakukan pada pasien diabetes yang mengalami sesak nafas.

Senam kaki diberikan pada saat pertama pasien di vonis menderita diabetes mellitus.

Senam kaki tidak dapat diberikan pada diabetes melitus tipe II.

Senam kaki dapt dilakukan dalam posisi berbaring Dengan meletakkan tumit di lantai, jari-jari kedua belah kaki diluruskan dan dibengkokkan adalah salah satu gerakan sena kaki.

Geraka memutar pada pergelangan kaki dengan tumpuan tumit pada lantai adalah salah satu gerakan senam kaki.

Gerakan senam kaki harus kurang dari 10 x.

Senam kaki tidak dapt dilakukan dalam posisi duduk. Senam kaki tidak dapat dilakukan dengan cara

(56)

LEMBAR OBSERVASI SENAM KAKI

a. Dengan meletakkan tumit di lantai, jari-jari kedua belah kaki diluruskan ke atas lalu dibengkokkan kembali ke bawa seperti cakar ayam sebanyak 10 kali. Pada posisi tidur, jari-jari kedua kaki diluruskan ke atas lalu dibengkokkan kembali ke bawa seperti cakar ayam sebanyak 10 kali.

b. Dengan meletakkan tumit salah satu kaki di lantai, angkat telapak kaki di atas. Pada kaki lainnya, jari-jari kaki diletakkan di lantai dengan tumit kaki diangkatkan ke atas. Dilakukan pada kaki kiri dan kanan secara bergantian dan diulangi sebanyak 10 kali. Pada posisi tidur, menggerakkan jari dan tumit kaki secara bergantian antara kaki kiri dan kanan sebanyak 10 kali. c. Tumit kaki diletakkan di lantai. Bagian ujung kaki diangkat ke atas dan buat

gerakan memutar dengan pergerakan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali. Pada posisi tidur, kaki lurus ke atas dan buat gerakan memutar dengan pergerakan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.

d. Jari- jari diletakkan dilantai. Tumit diangkat dan buat gerakan memutar dengan pergerakan di pergelangan kaki sebanyak 10 kali. Pada posisi tidur kaki harus diangkat sedikt agar dapat melakukan gerakan memutar pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.

(57)

No Sampel Penelitian

Melakukan senam dengan frekuensi Baik : Berturut-turut 10 x Kurang baik : < 10 x

1 Responden 1

2 Responden 2

3 Responden 3

4 Responden 4

5 Responden 5

6 Responden 6

7 Responden 7

8 Responden 8

9 Responden 9

10 Respnden 10

11 Responden 11

12 Responden 12

13 Responden 13

14 Responden 14

15 Responden 15

(58)

JADWAL TENTATIF PENELITIAN

No Kegiatan Maret April Mei Juni juli Agustus September Oktober November Desember

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 3 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Mengajukan judul

2 Menetapkan judul penelitian

3 Menyusun Bab 1 4 Menyusun Bab 2 5 Menyusun Bab 3 6 Menyusun Bab 4 7 Menyerahkan

proposal penelitian 8 Mengajukan

sidang proposal 9 Sidang proposal 10 Revisi proposal 11 Pengajuan

proposal ke Rumah Sakit 12 Penelitian 13 Menyusun Bab 5

(59)

No Kegiatan Januari Februari 1 2 3 4 1 2 3 4 13 Menyusun Bab 5

dan 6 14 Mengajukan

sidang skripsi 15 Revisi Skripsi

Mengetahui Pembimbing,

(60)
(61)
(62)
(63)
(64)

CURRICULUM VITAE

DATA PRIBADI

Nama : Ifan Prtama Siahaan

Tempat,tanggal lahir : Mariah Bandar, 17 Desember 1991 Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Humbang Mariah Bandar Kewarganegaraan : Indonesia

Telephone : 085762247895

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN

1997-2003 : SDN 2 Mariah Bandar Pendidikan Formal

2003-2006 : SMP N 1 Bandar 2006-2009 : SMA N 1 Bandar 2009-2012 : Poltekes Medan

2012 s/d saat ini : S1 Keperawatan Fak. Keperawatan USU Medan

Gambar

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Pengetahuan sebelum diberi Pendidikan Kesehatan pada pasien DM di RSUP H
Tabel 5.6 Hasil Pengaruh Edukasi dan Latihan Senam Kaki Pasien DM
Tabel 5.7 Hasil Pengaruh Edukasi dan Latihan Senam Kaki Pasien DM

Referensi

Dokumen terkait

keterampilan proses yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Peneliti bersama observers melakukan evaluasi terhadap kegiatan siswa dan guru selama

Saran yang disampaikan kepada Puskesmas Rembang 2 adalah dipenuhinya kebutuhan perawat dengan mempertimbangkan inovasi pelayanan keperawatan untuk mengurangi beban SDM yang

Hasil pengamatan dari data penelitian yang telah dilaksanakan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: penggunaan media audio visual dapat meningkatkan aktivitas

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pengujian skrining fitokimia infusa daun belimbing wuluh dengan suhu 55 0 C, 60 0 C, 65 0 C, senyawa yang terkandung

SIDOARJO Disusun Oleh: Maharani Inas M...

a) Peragaan langsung yaitu bentuk demonstrasi dengan menunjukkan benda aslinya akan mengadakan percobaan-percobaan yang dapat langsung diamati oleh siswa. b) Peragaan

menggunakan media animasi memiliki skor posttest lebih tinggi dibandingkan dengan skor posttest yang dilakukan tanpa penggunaan media animasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa

Warga desa Medali identik dengan warga pertanian yang me miliki pendidikan rendah hingga sedang dan juga skill yang rendah, warga desa Medali hanya mela kukan konflik yang