PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP IMPLEMENTASI PROGRAM PERAWATAN IBU HAMIL, BERSALIN DAN NIFAS
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUJUD KABUPATEN ROKAN HILIR
TESIS
Oleh
CAHAYA PURNAMA SARI 097032159/ AKK
PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP IMPLEMENTASI PROGRAM PERAWATAN IBU HAMIL, BERSALIN DAN NIFAS
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUJUD KABUPATEN ROKAN HILIR
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Minat Administrasi dan Kebijakan Kesehatan pada Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara
Oleh
CAHAYA PURNAMA SARI 097032159/ IKM
PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
Judul Tesis : PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP IMPLEMENTASI PROGRAM PERAWATAN IBU HAMIL, BERSALIN DAN NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUJUD KABUPATEN ROKAN HILIR Nama Mahasiswa : Cahaya Purnama Sari
Nomor Induk Mahasiswa : 097032159
Program Studi : S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Minat Studi : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Dr. Fikarwin Zuska) (
Ketua Anggota
dr. Ria Masniari Lubis, M.Si)
Dekan
(Dr. Drs. Surya Utama, M.S)
Telah diuji
Pada Tanggal : 12 November 2013
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Dr. Fikarwin Zuska
PERNYATAAN
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP IMPLEMENTASI PROGRAM PERAWATAN IBU HAMIL, BERSALIN DAN NIFAS
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUJUD KABUPATEN ROKAN HILIR
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dalam acuan naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Medan, Januari 2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karuniaNya
sehingga Nya penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul ”Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Implementasi Program Perawatan Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir”.
Tesis ini merupakan salah satu persyaratan akademik untuk menyelesaikan
pendidikan Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Administrasi dan
Kebijakan Kesehatan pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera
Utara Medan.
Dalam menyusun tesis ini, penulis mendapat bantuan, dorongan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini, penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H., M.Sc (CTM).,Sp.A.,(K), selaku Rektor
Universitas Sumatera Utara.
2. Dr. Drs. Surya Utama, M.S, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara atas kesempatan penulis menjadi mahasiswa Program
Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan masyarakat Universitas
Sumatera Utara.
2. Dr. Ir. Evawany Aritonang, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi S2 Ilmu
Utara yang telah membimbing kami dan memberikan masukan serta saran dalam
penyelesaian tesis ini.
3. Dr. Fikarwin Zuska, selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Anggota Komisi
Pembimbing dr. Ria Masniari Lubis, M.Si atas segala ketulusannya dalam
menyediakan waktu untuk memberikan bimbingan, dorongan, saran dan perhatian
selama proses proposal hingga penulisan tesis ini selesai.
6. dr. Heldy BZ, M.P.H dan Drs. Alam Bakti Keloko, M.Kes selaku Tim Penguji
yang telah banyak memberikan saran, bimbingan dan perhatian selama penulisan
tesis.
7. Para dosen, staf dan semua pihak yang terkait di lingkungan Program Studi S2
Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku
pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
8. Ucapan terima kasih yang tulus saya tujukan kepada Ayahanda H. Boyman dan
Ibunda Hj. Nurjannah serta keluarga besar yang telah memberikan dukungan
moril serta doa dan motivasi selama penulis menjalani pendidikan.
9. Teristimewa kepada suami dr. Suratmin, M.Ked (Ped) Sp.A dan Ananda tercinta
Ratu Mutiara Rhaudatul Jannah, Raja Ghani Rizky Sani Althafah dan Queen
Malika Aira yang telah memberikan motivasi dan doanya selama penulis
menjalani pendidikan.
10. Teman-teman seperjuangan di Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat,
Universitas Sumatera Utara, atas bantuannya dan memberikan semangat dalam
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna baik dari segi isi
maupun penulisan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan masukan yang
bersifat membangun demi kesempurnaan tesis ini dan pengembangan penulisan yang
akan datang. Akhirnya penulis mengharapkan tesis ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Januari 2014 Penulis
RIWAYAT HIDUP
Cahaya Purnama Sari dilahirkan di Binjai, Sumut pada tanggal 13 Januari
1977, anak ke dua dari lima bersaudara. Putri dari Ayahanda H. Boyman dan Ibunda
Hj. Nurjannah, bertempat tinggal di Jln Lintas Riau Kecamatan Tanah Putih
Sedinginan Kabupaten Rokan Hilir. Penulis menikah dengan dr. Suratmin, M.Ked
(Ped) Sp.A pada tanggal 21 Oktober 2002 dikarunia 2 orang putri Ratu Mutiara
Rhaudatul Jannah dan Queen Malika Aira serta 1 orang putra Raja Ghani Rizky Sani
Althafah.
Memulai pendidikan di SD Negeri 024772 Binjai dan lulus tahun 1989,
melanjutkan pendidikan SMP Negeri I Binjai lulus tahun 1992, kemudian
melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Binjai lulus tahun pada 1995, selanjutnya
meneruskan pendidikan di FKG USU lulus pada tahun 2001.
Penulis bekerja di Puskesmas Kecamatan Pujud Kabupaten Rokan Hilir dari
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
RIWAYAT HIDUP ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB 1. PENDAHULUAN ... 1
1.1Latar Belakang ... 1
1.2Rumusan Masalah ... 9
1.3Tujuan Penelitian ... 9
1.4Hipotesis ... 9
1.5Manfaat Penelitian ... 10
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ... 11
2.1Implementasi Program Perawatan Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas ... 11
2.1.1 Program Perawatan Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas ... 11
2.2Budaya Organisasi ... 13
2.2.1 Definisi Budaya Organisasi ... 13
2.2.2 Fungsi Budaya Organisasi ... 14
2.2.3 Proses Sosialisasi Budaya Organisasi ... 15
2.2.4 Tingkatan Budaya Organisasi ... 16
2.2.5 Karakteristik Budaya Organisasi... 19
2.2.6 Kriteria Penilaian Budaya Organisasi ... 21
2.2.7 Kriteria Penilaian Kinerja ... 20
2.3Landasan Teori ... 21
2.4Kerangka Konsep ... 23
BAB 3. METODE PENELITIAN ... 24
3.1Jenis Penelitian ... 24
3.2Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24
3.3Populasi dan Sampel ... 24
3.4Metode Pengumpulan Data ... 24
3.5Variabel dan Definisi Operasional ... 26
3.6.1 Variabel Bebas ... 28
3.7Metode Analisis Data ... 28
3.7.1 Analisis Univariat ... 28
3.7.2 Analisis Bivariat ... 29
3.7.3 Analisis Multivariat ... 29
BAB 4. HASIL PENELITIAN ... .. 30
4.1Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 30
4.1.1 Letak Geografis ... 30
4.1.2 Keadaan Penduduk ... 30
4.1.3 Sarana Pelayanan Kesehatan ... 30
4.2Analisis Univariat ... 31
4.2.1 Karakteristik Responden ... 31
4.2.2 Budaya Organisasi ... 32
4.2.3 Implementasi Program Perawatan Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas ... 33
4.3Analisa Bivariat ... 35
4.3.1 Hubungan Budaya Organisasi dengan Cakupan K1 di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir ... 36
4.3.2 Hubungan Budaya Organisasi dengan Cakupan K4 di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir ... 36
4.3.3 Hubungan Budaya Organisasi dengan Cakupan Penjaringan Ibu Risti di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir ... 37
4.3.4 Hubungan Budaya Organisasi dengan Cakupan TT 1 di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir ... 38
4.3.5 Hubungan Budaya Organisasi dengan Cakupan TT2 di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir ... 39
4.3.6 Hubungan Budaya Organisasi dengan Cakupan Ibu Bersalin di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir ... 40
4.3.7 Hubungan Budaya Organisasi dengan Cakupan Rujukan Ibu Bersalin di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir ... 40
4.3.8 Hubungan Budaya Organisasi dengan Cakupan Ibu Nifas di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir ... 41
4.4Analisa Multivariat... 42
4.4.1 Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Cakupan KI di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir ... 42
4.4.2 Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Cakupan K4 di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir ... 43
4.4.4 Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Cakupan TT1 di
Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir ... 45
4.4.5 Pengaruh Budaya Organisasi dengan Cakupan TT2 di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir ... 46
4.4.6 Pengaruh Budaya Organisasi dengan Cakupan Kunjungan Ibu Bersalin di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir ... 47
4.4.7 Pengaruh Budaya Organisasi dengan Cakupan Kunjungan Rujukan di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir ... 48
4.4.8 Pengaruh Budaya Organisasi dengan Cakupan Ibu Nifas di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir ... 49
BAB 5. PEMBAHASAN ... 51
5.1Pengaruh Hubungan Interpersonal terhadap Cakupan Penjaringan Ibu Risti di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir ... 51
5.2Pengaruh Komitmen pada Organisasi terhadap Cakupan Penjaringan Ibu Risti dan Rujukan Ibu Bersalin di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir ... 52
5.3Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Cakupan K1, K4, Ibu Bersalin, dan Ibu Nifas di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir ... 53
5.4Pengaruh Persepsi Kinerja terhadap Cakupan TT1, dan TT2 di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir ... 54
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ... 56
6.1Kesimpulan ... 56
6.2Saran ... 56
DAFTAR PUSTAKA ... 58
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman
3.1. Jumlah Item, Total Skor dan Skala Ukur Variabel Bebas ... 28 4.1. Distribusi Karakteristik Responden di Puskesmas Pujud
Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2012 ... 31 4.2. Budaya Organisasi di Puskesmas Pujud, 7 Pustu dan 7 Polindes
Kecamatan Pujud Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2012 ... 33 4.3. Indikator Implementasi Program Perawatan Ibu Hamil, Bersalin
dan Nifas di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir Tahun
2012 ... 35 4.4. Hasil Uji Korelasi Spearman Budaya Organisasi dan Cakupan
K1 di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir ... 36 4.5. Hasil Uji Korelasi Spearman Budaya Organisasi dan Cakupan
K4 di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir ... 37 4.6. Hasil Uji Korelasi Spearman Budaya Organisasi dan Cakupan
Penjaringan Ibu Risti di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan
Hilir ... 38 4.7. Hasil Uji Korelasi Spearman Budaya Organisasi dan Cakupan
TT 1 di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir ... 38 4.8. Hasil Uji Korelasi Spearman Budaya Organisasi dan Cakupan
TT2 di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir ... 39 4.9. Hasil Uji Korelasi Spearman Budaya Organisasi dan Cakupan
Ibu Bersalin di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir ... 40 4.10. Hasil Uji Korelasi Spearman Budaya Organisasi dan Cakupan
Rujukan Ibu Bersalin di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan
Hilir ... 41 4.11. Hasil Uji Korelasi Spearman Budaya Organisasi dan Cakupan
Ibu Nifas di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir ... 42 4.12. Hasil Uji Regresi Linier Berganda Budaya Organisasi dan
Cakupan KI di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir ... 43 4.13. Hasil Uji Regresi Linier Berganda Budaya Organisasi dan
4.14. Hasil Uji Regresi Linier Berganda Budaya Organisasi dan Cakupan Penjaringan Ibu Risti di Puskesmas Pujud Kabupaten
Rokan Hilir ... 45 4.15. Hasil Uji Regresi Linier Berganda Budaya Organisasi dan
Cakupan TT1 di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir ... 46 4.16. Hasil Uji Regresi Linier Berganda Budaya Organisasi dan
Cakupan TT2 di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir ... 47 4.17. Hasil Uji Regresi Linier Berganda Budaya Organisasi dan
Cakupan Ibu Bersalin di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan
Hilir ... 48 4.18. Hasil Uji Regresi Linier Berganda Budaya Organisasi dan
Cakupan Kunjungan Rujukan di Puskesmas Pujud Kabupaten
Rokan Hilir ... 49 4.19. Hasil Uji Regresi Linier Berganda Budaya Organisasi dan
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Halaman
2.1. Proses Sosialisasi Budaya Organisasi ... 16 2.2. Kerangka Teori Hubungan Budaya Organisasi dengan Hasil
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul Halaman
1. Surat Izin Penelitian dari Program Studi S2 Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat USU... 60
2 Surat Telah Selesai Meneliti dari Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir ... 61
3. Kuesioner Penelitian ... 62
4. Pengolahan Data ... 66
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Implementasi Program Perawatan Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas 2.1.1 Program Perawatan Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas
Tugas pokok dan fungsi bidan desa yaitu: (Depkes, 2000)
a. Meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan
persalinan, perawatan nifas, kesehatan bayi dan anak balita serta pelayanan dan
konseling pemakaian kontrasepsi serta keluarga berencana melalui upaya strategis
antara lain Posyandu dan Polindes.
b. Menjaring seluruh kasus risiko tinggi ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru
lahir untuk mendapatkan penanganan memadai sesuai kasus dan rujukannya.
c. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembinaan kesehatan ibu dan anak
di wilayah kerjanya.
d. Meningkatkan perilaku sehat pada ibu, keluarga dan masyarakat yang mendukung
upaya penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi.
Untuk mendukung keberhasilan bidan desa maka bidan desa diwajibkan
tinggal serta bertugas melayani masyarakat di wilayah kerjanya yang meliputi 1 atau
2 desa serta melakukan pelayanan secara aktif, artinya tidak selalu menetap atau
menunggu pasien di tempat pelayanan atau polindes, namun juga melakukan kegiatan
A. Program perawatan ibu hamil meliputi :
1. Pemeriksaan LILA (Lingkar Lengan Atas, berat badan, tekanan darah, tinggi
fundus) minimal 4 kali.
2. Mendeteksi faktor resiko/resiko tinggi
3. Pemberian immunisasi tetanus (TT)
4. Pemberian tablet Fe
5. Persiapan kelas Ibu hamil
6. Program P4K (Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi)
7. Persiapan donor darah
8. Senam hamil
9. Persalinan oleh tenaga kesehatan
B. Program ibu bersalin meliputi :
1. Pantauan persalinan (partograf)
2. Peregangan tali pusat terkendali (PTT)
3. IMD (Inisiasi Menyusui Dini)
C. Program perawatan ibu nifas meliputi :
1. Pemberian kapsul vitamin A warna merah segera setelah melahirkan dan hari
kedua dengan jarak waktu 24 jam
2. Memeriksakan diri pada petugas kesehatan minimal 3 kali pada, minggu
pertama, minggu kedua dan minggu keenam.
3. mengkonsumsi tablet tambah darah setiap hari, selama 40 hari
4. Pemberian ASI ekslusif
2.2 Budaya Organisasi
2.2.1 Definisi Budaya Organisasi
Pada hakikatnya budaya merupakan faktor terpenting dalam menentukan
keberhasilan tujuan organisasi. Ndraha (2003) menyimpulkan bahwa mulai
organisasi berdiri, pembentukan budayanya pun dimulai. Pembentukan budaya
organisasi terjadi di saat anggota organisasi belajar menghadapi masalah, baik
masalah yang menyangkut perubahan-perubahan eksternal, maupun masalah
internal yang menyangkut persatuan dan keutuhan organisasi.
Definisi budaya organisasi cukup bervariasi diantaranya adalah sebagai
berikut :
Menurut Kreitner dan Kinicki (2005) budaya organisasi adalah suatu wujud
anggapan yang dimiliki, diterima secara implisit oleh sekelompok orang
dalam merasakan, berpikir, dan bereaksi terhadap lingkungannya yang
beraneka ragam.
Menurut Matsumoto (1996) budaya organisasi adalah seperangkat sikap,
nilai-nilai, keyakinan, dan perilaku yang dipegang oleh sekelompok orang dan
dikomunikasikan dari generasi ke generasi berikutnya.
Menurut Mangkunegara (2005) budaya organisasi adalah seperangkat asumsi
atau sistem keyakinan, nilai-nilai dan norma yang dikembangkan dalam
organisasi yang dijadikan pedoman bagi anggotanya untuk mengatasi
Menurut Siregar, E (2009) yang mengutip pendapat Stonner (1996)
menyimpulkan bahwa budaya organisasi birokrasi akan menentukan apa yang
boleh dan tidak boleh diakukan oleh anggota organisasi, menentukan batas
normatif perilaku organisasi, menentukan cara kerja yang dapat diterima
anggota organisasi.
Schein (1992) mengungkapkan budaya organisasi adalah suatu sistem
pembagian nilai yang menuntun anggotanya untuk memecahkan masalah,
adaptasi terhadap lingkungan ekstemal, serta membina hubungan.
Soeroso (2003) menyimpulkan bahwa pengertian budaya organisasi adalah
seperangkat nilai-nilai dan keyakinan yang dipegang oleh sekelompok orang
sebagai penuntun dalam beradaptasi terhadap lingkungan ekstemal maupun
internal melalui pembentukan norma-norma perilaku dalam suatu organisasi.
2.2.2 Fungsi Budaya Organisasi
Menurut Robbins (2001), ada empat fungsi budaya organisasi:
■ Memberikan identitas organisasi
Suatu organisasi dapat dikenal karena mempunyai suatu nilai yang kuat,
misalnya dikenal sebagai perusahaan yang inovatif karena diketahui selalu
melakukan riset dan pengembangan produk baru.
■ Memudahkan komitmen kolektif
Kebanggaan dan kesetiaan para anggotanya untuk bekerja dan menjadi bagian
dari organisasi tersebut menjadi lebih mudah karena suatu nilai yang dimiliki
■ Mempromosikan stabilitas sistem sosial
Usaha untuk meningkatkan stabilitas sistem sosial yang dapat dilakukan melalui
budaya promosi dari dalam, misalnya kebijakan rekruitmen dan pemberhentian
pekerja.
■ Membuat makna dan kendali yang membentuk sikap serta perilaku pekerja.
Melalui pemahaman para pekerja tentang alasan organisasi melalukan apa yang
seharusnya dilakukan dan bagaimana mencapai tujuan organisasi, dengan
demikian akan memengaruhi sikap dan perilaku pekerja.
2.2.3 Proses Sosialisasi Budaya Organisasi
Pada pembentukan budaya organisasi ada proses penyesuaian atau sosialisasi,
yaitu proses adaptasi pekerja terhadap nilai-nilai yang ada. Menurut Robbin (2001),
proses sosialisasi terdiri dari tiga tahap :
a. Tahap pra-kedatangan
Terjadi sebelum seseorang anggota baru bergabung dengan organisasi. Setiap
individu datang dengan membawa seperangkat nilai, sikap dan harapan pada dirinya.
b. Tahap perjumpaan
Terjadi ketika orang tersebut memasuki organisasi. Kemudian ia melihat
seperti apa organisasi itu, disini akan terjadi kemungkinan perbedaan antara
harapannya mengenai pekerjaan, rekan kerja, atasan dan organisasi dengan
kenyataan. Ketika harapan dan kenyataan berbeda, pekerja baru itu akan menjalani
menggantinya dengan hal yang lebih cocok dengan organisasi itu. Tapi jika hal
tersebut tidak dapat dilakukan maka ia akan mengundurkan diri.
c. Tahap metamorfosis
Pekerja tersebut berhasil melakukan perannya dan melakukan penyesuaian
dengan nilai dan norma kelompok kerjanya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Gambar 2.1 Proses Sosialisasi Budaya Organisasi
Sumber : Perilaku Organisasi, Robbin, S. (2001)
2.2.4 Tingkatan Budaya Organisasi
Menurut Schein, (1992) yang dikutip oleh Moeljono ada tiga tingkatan budaya
yang akan membentuk pengertian dasar mengenai budaya organisasi
a) Artifacts
Semua hal yang dilihat, didengar, dan dirasa jika seseorang berinteraksi dengan
suatu kelompok baru dengan budaya yang tidak dikenalnya. Artifact termasuk
b) Espoused Values
Nilai-nilai yang dipegang oleh seseorang sehingga ia mau berkorban demi
pekerjaannya atau organisasi tempat ia bekerja.
c) Basic Underlying Assumptions
Pada tingkatan ini sudah ada keyakinan yang dipercaya oleh anggota organisasi.
Budaya untuk menetapkan cara yang tepat dalam melakukan pekerjaan di sebuah
organisasi sering kali melalui asumsi yang tidak diucapkan.
2.2.5 Karakteristik Budaya Organisasi
Menurut Robbins (2001) terdapat beberapa karakteristik yang apabila
dicampur dan dipadukan, akan menjadi budaya yaitu :
a. Inisiatif individu yaitu sejauhmana organisasi memberikan kebebasan kepada
setiap pegawai dalam mengemukakan pendapat atau ide yang didalam
pelaksanaan tugas dan fungsinya. Inisiatif individu tersebut perlu dihargai oleh
kelompok atau pimpinan suatu organisasi sepanjang menyangkut ide untuk
memajukan dan mengembangkan organisasi.
b. Toleransi terhadap tindakan beresiko yaitu sejauhmana para pegawai dianjurkan
untuk dapat bertindak agresif, inovatif dan mengambil resiko dalam mengambil
kesempatan yang dapat memajukan dan mengembangkan organisasi. Tindakan
yang beresiko yang dimaksudkan adalah segala akibat yang timbul dari
pelaksanan tugas dan fungsi yang dilakukan oleh pegawai.
c. Pengarahan yaitu sejauhmana pimpinan suatu organisasi dapat menciptakan
memahaminya dan segala kegiatan yang dilakukan para pegawai mengarah pada
pencapaian tujuan organisasi. Sasaran dan harapan tersebut jelas tercantum dalam
visi, misi.
d. Integrasi yaitu sejauhmana suatu organisasi dapat mendorong unit-unit organisasi
untuk bekerja dengan cara yang terkoordinasi. Koordinasi merupakan proses
pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan pada unit-unit yang terpisah
(departemen atau bidang-bidang fungsional) suatu organisasi untuk mencapai
tujuan.
e. Dukungan manajemen yaitu sejauhmana para pimpinan organisasi dapat
memberikan komunikasi atau arahan, bantuan serta dukungan yang jelas terhadap
pegawai. Dukungan tersebut dapat berupa adanya upaya pengembangan
kemampuan para pegawai seperti mengadakan pelatihan.
f. Kontrol yaitu adanya pengawasan dari para pimpinan terhadap para pegawai
dengan menggunakan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan demi kelancaran
organisasi. Pengawasan dapat didefinisikan sebagai proses untuk menjamin
bahwa tujuan-tujuan organisasi tercapai.
g. Sistem Imbalan yaitu sejauhmana alokasi imbalan (seperti kenaikan gaji,
promosi, dan sebagainya) didasarkan atas prestasi kerja pegawai, bukan
sebaliknya didasarkan atas senioritas, sikap pilih kasih, dan sebagainya.
h. Toleransi terhadap konflik yaitu sejauhmana para pegawai didorong untuk
mengemukakan konflik dan kritik secara terbuka guna memajukan organisasi, dan
diartikan sebagai ketidaksetujuan antara dua atau lebih anggota organisasi atau
kelompok-kelompok dalam organisasi yang timbul karena mereka harus
menggunakan sumber daya yang langka secara bersama-sama atau menjalankan
kegiatan bersama-sama dan atau karena mereka mempunyai status, tujuan,
nilai-nilai dan persepsi yang berbeda. Anggota-anggota organisasi yang mengalami
ketidaksepakatan tersebut biasanya mencoba menjelaskan duduk persoalannya
dari pandangan mereka.
i. Pola komunikasi yaitu sejauhmana komunikasi dalam organisasi yang dibatasi
oleh hirarki kewenangan yang formal dapat bejalan dengan baik. Komunikasi itu
sendiri merupakan proses pemindahan pengertian atau informasi dari seseorang
ke orang lain. Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang dapat memenuhi
kebutuhan sasarannya, sehingga akhirnya dapat memberikan hasil yang lebuh
efektif.
2.2.6 Kriteria Penilaian Budaya Organisasi
Kriteria penilaian budaya organisasi menurut Ben Fletcher dan Fiona Joner
(1992) yang dikutip Wirawan (2007) terdiri dari :
1. Kriteria unsur budaya organisasi meliputi :
b. Tuntutan kerja, meliputi persepsi pegawai mengenai beban kerja,
kecepatan, variasi, konflik dan kesulitan mempertahankan standar kerja.
c. Hubungan interpersonal ditempat kerja, merupakan persepsi pegawai
mengenai hubungan interpersonal dengan teman sekerja, atasan dan
d. Dukungan kerja, merupakan dukungan kerja secara luas sampai seberapa
luas individu menyediakan dukungan dan menghambat teman sekerja,
misalnya memberikan umpan balik, tantangan intelektual, serta partisipasi
dalam mengambil keputusan, otonomi dan tujuan yang didefinisikan secara
jelas.
e. Lingkungan kerja fisik, meliputi persepsi pegawai mengenai ergonomis,
tata ruang fisik, kondisi lingkungan fisik yang beresiko
2. Kriteria hasil akhir (outcome) budaya organisasi yaitu:
b. Komitmen pada organisasi, dimana hal ini yang menunjukan kepuasan
pegawai dengan profil karirnya dalam organisasi dan keinginan tetap berkerja
bagi organisasi.
c. Kepuasan kerja, mengukur secara menyeluruh mengenai pekerjaan dan
manajemen serta upah dan hubungan teman sekerja.
d. Persepsi kinerja, diukur melalui persepsi individu pegawai mengenai
bekerja secara efektif dengan kapasitas penuh .
2.2.7 Kriteria Penilaian Kinerja
Menurut Dreher dan Dougherty (2001), pengukuran kinerja karyawan secara
umum terbagi menjadi dua bagian besar, yaitu penilaian terhadap hasil kerja (result
-oriented performance measures) dan penilaian terhadap proses kerja (process
oriented and human judgment system).
Menurut Retnasih (1995) pengukuran kinerja bidan lebih tepat dari hasil
bidan didesa dilakukan terhadap cakupan K-4 dan pertolongan persalinan. Dari teori
diatas, kinerja seseorang dapat dinilai antara lain dari hasil yang dicapai atau tingkat
pencapaian target yang menunjukan kualitas dan kuantitas kinerja tersebut. Dalam hal
mengukur kinerja bidan dalam pertolongan persalinan oleh bidan di desa,
pengukurannya melalui target cakupan persalinan.
2.3 Landasan Teori
Berdasarkan tinjauan pustaka diatas, maka peneliti dapat merumuskan beberapa
landasan teori yang relevan dengan tujuan penelitian. Menurut Kotter dan Heskett
(1997), ada hubungan yang erat antara budaya organisasi dan kinerja. Budaya yang
kuat akan menghasilkan kinerja organisasi dalam jangka panjang. Budaya yang kuat
akan membantu kinerja karena menciptakan motivasi dalam diri pekerja,
menimbulkan rasa nyaman bekerja, kemudian timbul komitmen yang membuat
pekerja itu bekerja lebih keras lagi.
Menurut Jusi (2001), hubungan antara budaya dan kinerja dalam upaya
meningkatkan produktivitas pelayanan sangatlah erat dalam mencapai tujuan organis
asi. Kinerja karyawan akan membaik seiring dengan internalisasi budaya korporat
atau budaya organisasi.
Karakteristrik budaya organisasi yang dikemukakan Robins, dan kriteria
penilaian budaya organisasi yang dikemukakan Fletcher dan Joner dapat dijadikan
sebagai ukuran dalam menggambarkan budaya yang terdapat pada suatu puskesmas
bersalin, hamil dan nifas. Alasan menggunakan teori Fletcher dan Joner karena
karakteristik budaya organisasi yang ada di Puskesmas Pujud, tidak semua sesuai
dengan karakteristik budaya yang diungkapkan oleh Robbins. Sehingga teori Fletcher
dan Joner dijadikan acuan untuk mengukur budaya organisasi yang dianggap sesuai
untuk budaya organisasi di wilayah kerja Puskesmas Pujud.
Adapun konsep hubungan budaya organisasi dengan hasil kerja organisasi
dapat dilihat dalam gambar berikut :
Ben Fletcher dan Fiona Joner (1992)
a. Tuntutan Kerja
b. Hubungan Interpersonal c. Dukungan kerja
d. Lingkungan kerja
e. Komitmen pada organisasi f. Kepuasan kerja
g. Persepsi kinerja
Gambar 2.2. Kerangka Teori Hubungan Budaya Organisasi dengan Hasil Kerja Organisasi
Kinerja Individu
Kinerja Organisasi
2.4 Kerangka Konsep
Berdasarkan beberapa kajian teori dan hasil penelitian, maka kerangka konsep
penelitian yang disusun adalah sebagai berikut :
Gambar 2.3. Kerangka Konsep Penelitian
Konsep utama penelitian adalah untuk melihat pengaruh budaya organisasi
terhadap implementasi kebijakan perawatan ibu hamil, bersalin dan nifas.
Variabel Bebas
Budaya Organisasi - Tuntutan kerja
- Hubungan
Interpersonal - Dukungan kerja - Lingkungan kerja - Komitmen pada
organisasi - Kepuasan kerja - Persepsi kinerja
Variabel Terikat
Implementasi Program Perawatan Ibu hamil, Persalinan dan Nifas - Cakupan K1
- Cakupan K4
- Cakupan penjaringan ibu risti - Cakupan TT1
- Cakupan TT2
- Cakupan ibu bersalin
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan explanatory research menggunakan pendekatan
Cross Sectional Study, dimana pengumpulan data variabel bebas dan data variabel
terikat dilakukan secara bersamaan untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi
terhadap implementasi program perawatan ibu hamil, bersalin dan nifas.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Pujud bulan Oktober
2012 yang dimulai dari pengumpulan data sekunder, identifikasi masalah,
penelusuran pustaka, penentuan judul, bimbingan hingga penyusunan hasil penelitian.
3.3Populasi dan Sampel
Populasi penelitian adalah bidan termasuk bidan berstatus Pegawai Tidak
Tepat (PTT) yang bertugas wilayah kerja Puskesmas Pujud terdiri dari 7 puskesmas
pembantu dan 7 polindes berjumlah 32 orang. Sampel adalah seluruh populasi.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang telah disusun dan mengacu pada
diperoleh dari laporan pustu, polindes, Puskesmas Pujud, dan Dinas Kesehatan
Kabupaten Rokan Hilir untuk mengukur variabel implementasi.
Prosedur kegiatan pengumpulan data yang dilakukan meliputi beberapa
tahapan yaitu:
1. Tahap Persiapan
Di tahapan ini peneliti melakukan pengurusan perizinan ke lokasi penelitian.
Melakukan pengumpulan data awal yang diperoleh dari berbagai sumber dari
Puskesmas Pujud dan Dinas Kesehatan Kabupaten Rokan Hilir. Selanjutnya
dilakukan uji coba instrumen penelitian yaitu uji validitas dan reliabilitas
kuesioner. Mempersiapkan bahan-bahan dan alat bantu yang mendukung
pelaksanaan penelitian di lapangan.
Uji validitas dan reliabilitas (kesahihan dan keterandalan) adalah uji yang dilakukan terhadap kuisioner sebelum digunakan untuk mengukur nilai variabel bebas. Hal ini bertujuan agar alat ukur yang digunakan benar-benar tepat dan cermat dalam melakukan fungsi ukurnya serta dapat dipercaya. Pengukuran reabilitas dilakukan dengan cara One Shot atau diukur sekali saja. Setelah semua pertanyaan valid analisis dilakukan dengan uji reabilitas di menggunakan Alpha Cronbach’s. Keputusan uji bila nilai Alpha Cronbach’s >
r Corrected Item Total Correlation maka pertanyaan tersebut reliabel
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Pujud dengan
cara memberikan kuesioner yang telah diuji validitasnya dan reliabilitasnya
kepada sampel untuk diisi.
3.5Variabel dan Definisi Operasional
Adapun variabel dan definisi operasional dalam penelitian ini adalah:
I. Variabel bebas
1. Tuntutan kerja adalah persepsi bidan mengenai beban kerja, kecepatan,
kompleksitas, variasi, konflik dan kesulitan mempertahankan
standar-standar kerja
2. Hubungan interpersonal adalah terjalinnya komunikasi yang baik antara bidan
dengan kepala puskesmas, dan teman-teman sejawatnya dalam melakukan
pekerjaan.
3. Dukungan kerja adalah sejauhmana kepala puskesmas memberikan
komunikasi atau arahan, bantuan serta dukungan yang jelas terhadap bidan.
Dukungan tersebut dapat berupa adanya upaya pengembangan kemampuan,
pemberian umpan balik, keterlibatan dalam mengambil keputusan.
4. Lingkungan kerja terdiri dari :
a. Lingkungan kerja fisik, meliputi persepsi bidan, tata ruang fisik dan
b. Lingkungan sosial budaya yaitu lingkungan yang dipengaruhi oleh sikap,
nilai-nilai, keyakinan, dan perilaku yang dipegang oleh sekelompok orang.
5. Komitmen organisasi adalah keinginan untuk tetap bekerja di pustu/
polinde/puskesmas
6. Kepuasan kerja adalah kendala serta beban kerja bidan yang dirasakan saat
melakukan tugasnya.
7. Persepsi kinerja adalah persepsi bidan terhadap hasil kerja.
II. Variabel Terikat
Implementasi program perawatan ibu hamil, bersalin dan nifas merupakan
penerapan pelaksanaan tugas bidan dalam perawatan ibu hamil, bersalin dan nifas
meliputi :
1. Cakupan K1 adalah persentase kunjungan antenatal pertama oleh ibu hamil
trimester I.
2. Cakupan K4 adalah persentase kunjungan antenatal keempat oleh ibu hamil
trimester III
3. Cakupan penjaringan ibu risti adalah persentase ibu hamil yang mempunyai resiko
tinggi kehamilan.
4. Cakupan TT1 adalah persentase ibu hamil yang memperoleh TT 1.
5. Cakupan TT2 adalah persentase ibu hamil yang memperoleh TT 2.
6. Cakupan ibu bersalin adalah persentase ibu bersalin yang ditolong tenaga
7. Cakupan rujukan ibu bersalin adalah persentase ibu bersalin yang dirujuk ke
fasilitas kesehatan.
8. Cakupan ibu nifas adalah persentase kunjungan ibu nifas ke fasilitas kesehatan.
3.6Metode Pengukuran 3.6.1 Variabel Bebas
Pengukuran variabel bebas (budaya organisasi) menggunakan skala semantic
differential dengan option pilihan jawaban di beri nilai 1 (terendah) sampai dengan
[image:34.612.116.531.397.578.2]nilai 10 (tertinggi)
Tabel 3.1 Jumlah Item, Total Skor dan Skala Ukur Variabel Bebas
No Variabel Pernyataan Total Skor Skala Ukur
1 Tuntutan kerja 8 8-80 Interval
2 Hubungan interpersonal 3 3-30 Interval
3 Dukungan 4 4-40 Interval
4 Lingkungan fisik 4 4-40 Interval
5 Komitmen 4 4-20 Interval
6 Kepuasan kerja 2 2-20 Interval
7 Persepsi kinerja 2 2-20 Interval
Analisis ini digunakan untuk memperoleh gambaran masing-masing variabel
independen yaitu budaya organisasi (tuntutan kerja, hubungan interpersonal,
dukungan, lingkungan fisik, komitmen pada organisasi, kepuasan kerja, dan persepsi
kinerja) dan variabel dependen yaitu implementasi program perawatan ibu hamil,
bersalin dan nifas di wilayah kerja Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir.
3.7.2 Analisis Bivariat
Analisis ini digunakan untuk menjelaskan bagaimana hubungan antara
variabel bebas dan variabel terikat. Analisa bivariat menggunakan uji korelasi
Spearman. Jika dalam analisis bivariat ternyata terdapat hubungan yang signifikan,
maka variabel bebas tersebut dilanjutkan ke dalam analisis multivariat.
3.7.3 Analisis Multivariat
Analisis ini digunakan untuk menjelaskan bagaimana variabel bebas secara
bersama-sama memengaruhi variabel terikat. Analisis multivariat dilakukan untuk
mengetahui pengaruh seluruh variabel independen yang signifikan pada uji bivariat
diuji secara bersama-sama terhadap variabel dependen menggunakan uji regresi
linier berganda (Sudigdo, 2002) dengan persamaan sebagai berikut :
Y = a + B1X1+B2X2 +....….. + BiX
Keterangan :
i
Y = Implementasi program perawatan ibu hamil bersalin dan nifas
a = Intercept/konstanta
B1, B2,...,Bi = Koefisien Regresi
Pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen diuji
BAB 4
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1Letak Geografis
Letak Puskesmas Pujud berada di Kabupaten Rokan Hilir dengan wilayah
kerja mencakup 13 desa yang luas keseluruhannya 984,90 km2
a. Sebelah utara dengan Kecamatan Bagan Sinembah/Bangko Pusako.
, memiliki batas:
b. Sebelah timur dengan Kecamatan Tanah Putih.
c. Sebelah selatan dengan Kabupaten Rokan Hulu.
d. Sebelah barat dengan Provinsi Sumatera Utara.
4.1.2Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir
berdasarkan sensus penduduk tahun 2011 oleh Balai Pusat Statistik (BPS) adalah
78.054 jiwa terdiri dari 21.286 KK. Mayoritas penduduk adalah bersuku Melayu.
4.1.3 Sarana Pelayanan Kesehatan
Sarana pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Pujud yaitu 1
puskesmas induk, 7 puskesmas pembantu (Desa Pujud, Teluk Nayang, Sei Pinang,
Air Hitam, Siarang Arang, Pondok Kresek, dan Tanjung Sari) dan 7 Polindes (Desa
Sri Kayangan, Tanjung Medan, Kasang Bangsawan, Tanjung Sari, Suka Jadi, Sei
di wilayah kerja Puskesmas Pujud. Pada umumnya setiap pustu atau polindes
memiliki 2 orang tenaga kesehatan.
4.2. Analisis Univariat
4.2.1 Karakteristik Responden
Distribusi karakteristik responden meliputi umur, masa kerja dan pendidikan,
seperti pada tabel 4.1. menunjukkan responden lebih banyak bekerja di bawah 5
tahun yaitu 22 orang (68,8%), dan di atas atau sama dengan 5 tahun yaitu 10 orang
(31,3%). Responden menamatkan pendidikan terakhir lebih banyak D3 Kebidanan
[image:38.612.109.528.412.545.2]yaitu 24 orang (75%) dan selebihnya 8 orang (25%) DI Kebidanan.
Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden diPuskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2012
No Karakteristik Responden n %
1. Masa Kerja
< 5 tahun 22 68,8
≥ 5 tahun 10 31,2
Jumlah 32 100,0
2. Pendidikan
D1 Kebidanan 8 25,0
D3 Kebidanan 24 75,0
Jumlah 32 100,0
4.2.2 Budaya Organisasi
Berdasarkan jawaban responden tentang budaya organisasi diperoleh bahwa
skor tuntutan kerja yang tinggi ditemukan di Polindes Sei Tapah (47,5), Polindes
Kasang Bangsawan (46,0) dan Pustu Sei Pinang (46,0). Skor variabel hubungan
Tapah (23,5) dan Pustu Sei Pinang (23,5). Skor variabel dukungan kerja yang tinggi
ditemukan di Polindes Sri Kayangan (34,5), Pustu Sei Pinang (34,0) dan Polindes
Kasang Bangsawan (33,5). Skor variabel lingkungan kerja yang tinggi ditemukan di
Puskesmas Induk (33,8) dan Polindes Suka Jadi (33,0). Skor variabel komitmen
responden yang tinggi ditemukan di Pustu Sei Pinang (35,0) dan Puskesmas Induk
(34,0). Skor variabel kepuasan kerja yang tinggi ditemukan di Puskesmas Induk
(16,3) dan Polindes Suka Jadi (15,5) dan Polindes Kasang Bangsawan (15,0). Skor
variabel persepsi kinerja yang tinggi ditemukan di Polindes Sei Tapah (15,0) dan
Polindes Kasang Bangsawan (14,0).
Berdasarkan uraian di atas, budaya organisasi yang cenderung lebih
mendukung responden membuat responden lebih bersemangat bekerja untuk
mencapai cakupan implementasi program perawatan ibu hamil bersalin dan nifas
dengan skor tertinggi ditemukan di Puskesmas Induk , Pustu Sei Pinang, Polindes
Tabel 4.2 Budaya Organisasi diPuskesmas Pujud, 7 Pustu dan 7 Polindes Kecamatan Pujud Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2012
No Sarana Kesehatan Budaya Organisasi
TK HI DK LK KO KK PK
1 P. Induk 43,3 22,3 30,5 33,8 34,0 16,3 13,5
2 Pustu Pujud 36,0 21,0 27,0 24,0 25,0 13,0 8,0
3 Pustu Teluk Nayang 36,0 21,5 27,5 22,5 27,0 12,5 8,5
4 Pustu Sei Pinang 46,0 23,5 34,0 32,5 35,0 13,5 13,0
5 Pustu Air Hitam 33,5 18,5 30,5 20,5 28,0 10,5 9,5
6 Pustu Siarang arang 35,0 17,5 30,5 24,5 28,0 6,0 6,5 7 Pustu Pondok Kresek 33,0 22,5 30,0 21,5 24,5 11,0 7,5
8 Pustu Tj. Sari 35,0 19,0 31,5 29,0 26,0 10,0 6,0
9 Polindes Sri
Kayangan 35,5 25,0 34,5 28,5 30,5 14,0 12,0
10 Polindes Tj. Medan 33,5 19,5 30,0 23,0 26,5 10,0 10,0 11 Polindes Kasang
Bangsawan 46,0 22,0 33,5 29,5 32,0 15,0 14,0
12 Polindes Tj. Sari 37,0 21,0 29,5 25,0 28,0 11,0 10,0
13 Polindes Suka Jadi 45,5 21,0 33,0 33,0 33,0 15,5 13,0 14 Polindes Sei Tapah 47,5 23,5 33,0 31,5 32,0 13,0 15,0
15 Polindes PTPN. V 39,0 19,5 31,0 23,5 29,0 11,0 7,0
4.2.3 Implementasi Program Perawatan Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas
Target pencapaian implementasi program perawatan ibu hamil, bersalin dan
nifas berdasarkan Dinas Kesehatan Kabupaten Rokan Hilir bahwa Standar Pelayanan
Bidan Kesehatan adalah K1 95%, K4 90%, penjaringan ibu risti 20%, TT1 95%, TT2
90%, ibu bersalin ditolong tenaga kesehatan 80%, ibu bersalin yang dirujuk 20% dan
kunjungan ibu nifas (85%), Berdasarkan indikator implementasi program perawatan
ibu hamil bersalin dan nifas di Puskesmas Pujud menunjukkan hasil yang bervariasi.
Cakupan program kesehatan kunjungan antenatal pertama pada ibu hamil
trimester I dan trimester III (cakupan K1 dan K4) sebagian besar telah mencapai
Sri Kayangan, dan Polindes Tanjung Sari. Polindes PTP V cakupan K1 belum
tercapai sedangkan cakupan K4 sudah tercapai.
Cakupan program kesehatan penjaringan ibu hamil yang mempunyai resiko
tinggi kehamilan dan cakupan TT2 yang mencapai target ditemukan di Puskesmas
Induk. Sedangkan cakupan persentase TT1 tidak satupun mencapai target di wilayah
kerja Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir.
Cakupan program kesehatan ibu bersalin yang ditolong tenaga kesehatan yang
mencapai target terdapat di Puskesmas Induk, Pustu Pujud, Pustu Teluk Nayang,
Pustu Pondok Kresek, Pustu Sei Pinang, Polindes Sri Kayangan, Polindes Tanjung
Medan, Polindes Kasang Bangsawan, Polindes Suka Jadi dan Polindes Sei Tapah.
Cakupan program kesehatan ibu bersalin yang dirujuk ke fasilitas kesehatan pada
umumnya tidak mencapai target pencapaian kecuali di Puskesmas Induk, Polindes Sri
Kayangan dan Polindes Sei Tapah. Persentase program kesehatan kunjungan ibu nifas
ke fasilitas kesehatan pada umumnya belum mencapai target (85%), kecuali di
Puskesmas Induk, Pustu Pujud, Pustu Sei Pinang, Polindes Kasang Bangsawan,
Tabel 4. 3 Indikator Implementasi Program Perawatan Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas diPuskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir
Tahun 2012
No Sarana Kesehatan
Indikator Implementasi Program Perawatan Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas
K1 K4 PIR TT I TT II CIB CRIB CIN
1 P. Induk 103.0 103.3 21.0 92.1 90.4 120.4 22.4 116.1
2 Pustu Pujud 96.3 97.1 7.1 50.3 40.3 81.6 7.7 87.5
3 Pustu Teluk Nayang 95.6 93.4 8.6 31.6 33.7 82.9 9.5 77.6 4 Pustu Sei Pinang 95.8 96.1 16.2 50.0 32.1 97.6 17.1 90.1 5 Pustu Air Hitam 78.4 81.0 9.8 31.0 45.2 64.3 13.3 67.4 6 Pustu Siarang arang 42.5 42.3 5.1 29.8 30.9 43.7 7.6 40.1 7 Pustu Pondok
Kresek 95.1 96.5 10.3 16.7 15.7 89.4 12.2 70.4
8 Pustu Tj. Sari 73.3 76.5 6.3 29.0 35.8 75.3 5.3 60.4
9 Polindes Sri
Kayangan 84.0 85.0 17.1 30.0 28.3 90.0 20.4 77.8
10 Polindes Tj.
Medan 98.4 97.1 8.7 36.3 29.6 81.7 11.9 81.3
11 Polindes Kasang
Bangsawan 95.8 96.2 12.8 57.8 54.2 95.0 16.2 95.6
12 Polindes Tj. Sari 81.4 85.7 9.3 24.3 24.3 71.4 11.7 64.7 13 Polindes Suka Jadi 98.0 100.1 15.2 60.3 76.3 92.0 19.6 96.3 14 Polindes Sei Tapah 100.1 100.3 15.8 72.5 66.3 96.3 20.1 85.4 15 Polindes PTPN. V 90.4 92.7 10.5 23.6 29.1 70.3 15.3 82.1
4.3 Analisis Bivariat
Untuk melihat hubungan budaya organisasi dengan implementasi program
perawatan ibu hamil, bersalin dan nifas di wilayah kerja Puskesmas Pujud Kabupaten
Rokan Hilir dilakukan uji korelasi Spearman. Variabel independen yang memiliki
4.3.1. Hubungan Budaya Organisasi dengan Cakupan K1 di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir
Hasil uji korelasi spearman antara variabel budaya organisasi yaitu tuntutan
kerja, hubungan interpersonal, dukungan kerja, lingkungan kerja, komitmen pada
organisasi, kepuasan kerja, dan persepsi kinerja dengan cakupan K1 diketahui
variabel kepuasan kerja dan persepsi kinerja dengan nilai p < 0,05, berarti ada
hubungan variabel kepuasan kerja dan persepsi kinerja dengan cakupan kunjungan
antenatal pada ibu hamil trimester I (cakupan K1) di Puskesmas Pujud Kabupaten
[image:43.612.115.528.390.515.2]Rokan Hilir.
Tabel 4.4 Hasil Uji Korelasi Spearman Budaya Organisasi dan Cakupan K1 di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir
Variabel Koefisien Spearman Nilai p
Tuntutan kerja 0,513 0,051
Hubungan interpersonal 0,405 0,134
Dukungan kerja -0,002 0,995
Lingkungan kerja 0,436 0,104
Komitmen pada organisasi 0,383 0,158
Kepuasan kerja 0,548 0,034
Persepsi kinerja 0,558 0,031
4.3.2 Hubungan Budaya Organisasi dengan Cakupan K4 di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir
Hasil uji statistik spearman antara variabel budaya organisasi yaitu tuntutan
kerja, hubungan interpersonal, dukungan kerja, lingkungan kerja, komitmen pada
organisasi, kepuasan kerja, dan persepsi kinerja dengan K4 diketahui variabel
dengan cakupan kunjungan antenatal pada ibu hamil trimester III (cakupan K4) di
[image:44.612.114.528.210.346.2]Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir.
Tabel 4.5 Hasil Uji Korelasi Spearman Budaya Organisasi dan Cakupan K4 di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir
Variabel Koefisien Spearman Nilai p
Tuntutan kerja 0,468 0,078
Hubungan interpersonal 0,468 0,078
Dukungan kerja -0,069 0,806
Lingkungan kerja 0,404 0,135
Komitmen pada organisasi 0,303 0,272
Kepuasan kerja 0,535 0,040
Persepsi kinerja 0,469 0,077
4.3.3 Hubungan Budaya Organisasi dengan Cakupan Penjaringan Ibu Risti di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir
Hasil uji korelasi spearman antara variabel budaya organisasi yaitu tuntutan
kerja, hubungan interpersonal, dukungan kerja, lingkungan kerja, komitmen pada
organisasi, kepuasan kerja, dan persepsi kinerja dengan cakupan penjaringan ibu risti
diketahui seluruh variabel budaya organisasi dengan nilai p<0,05, berarti ada
hubungan variabel tuntutan kerja, hubungan interpersonal, dukungan kerja,
lingkungan kerja, komitmen pada organisasi, kepuasan kerja, dan persepsi kinerja
dengan cakupan penjaringan ibu risti, yaitu cakupan ibu hamil yang mempunyai
Tabel 4.6 Hasil Uji Korelasi Spearman Budaya Organisasi dan Cakupan Penjaringan Ibu Ristidi Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir
Variabel Koefisien Spearman Nilai p
Tuntutan kerja 0,547 0,035
Hubungan interpersonal 0,654 0,008
Dukungan kerja 0,684 0,005
Lingkungan kerja 0,611 0,016
Komitmen pada organisasi 0,839 < 0,001
Kepuasan kerja 0,724 0,002
Persepsi kinerja 0,687 0,005
4.3.4 Hubungan Budaya Organisasi dengan Cakupan TT 1 di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir
Hasil uji korelasi statistik spearman antara variabel budaya organisasi
meliputi tuntutan kerja, hubungan interpersonal, dukungan kerja, lingkungan kerja,
komitmen pada organisasi, kepuasan kerja, dan persepsi kinerja dengan cakupan TT1
diketahui variabel tuntutan kerja, lingkungan kerja, komitmen pada organisasi,
kepuasan kerja, dan persepsi kinerja dengan nilai p<0,05, berarti ada hubungan
variabel tuntutan kerja, lingkungan kerja, komitmen pada organisasi, kepuasan kerja,
dan persepsi kinerja dengan cakupan tetanus I bagi ibu hamil (cakupan TT1) di
Tabel 4.7 Hasil Uji Korelasi Spearman Budaya Organisasi dan Cakupan TT 1 di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir
Variabel Koefisien Spearman Nilai p
Tuntutan kerja 0,577 0,024
Hubungan interpersonal 0,138 0,623
Dukungan kerja 0,205 0,464
Lingkungan kerja 0,632 0,011
Komitmen pada organisasi 0,561 0,029
Kepuasan kerja 0,657 0,008
Persepsi kinerja 0,798 < 0,001
4.3.5 Hubungan Budaya Organisasi dengan Cakupan TT2 di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir
Hasil uji korelasi spearman antara variabel budaya organisasi yaitu tuntutan
kerja, hubungan interpersonal, dukungan kerja, lingkungan kerja, komitmen pada
organisasi, kepuasan kerja, dan persepsi kinerja dengan cakupan TT2 diketahui
variabel lingkungan kerja dan persepsi kerja dengan nilai p<0,05, berarti ada
hubungan variabel lingkungan kerja dan persepsi kerja dengan cakupan TT2 bagi ibu
hamil di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir.
Tabel 4.8 Hasil Uji Korelasi Spearman Budaya Organisasi dan Cakupan TT2 di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir
Variabel Koefisien Spearman Nilai p
Tuntutan kerja 0,461 0,084
Hubungan interpersonal -0,133 0,637
Dukungan 0,192 0,493
Lingkungan kerja 0,536 0,040
Komitmen pada organisasi 0,466 0,080
Kepuasan kerja 0,501 0,057
[image:46.612.115.529.557.683.2]4.3.6 Hubungan Budaya Organisasi dengan Cakupan Ibu Bersalin di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir
Hasil uji korelasi spearman antara variabel budaya organisasi yaitu tuntutan
kerja, hubungan interpersonal, dukungan kerja, lingkungan kerja, komitmen pada
organisasi, kepuasan kerja, dan persepsi kinerja dengan cakupan ibu bersalin
diketahui variabel tuntutan kerja, hubungan interpersonal, lingkungan kerja,
komitmen pada organisasi, kepuasan kerja, dan persepsi kinerja dengan nilai p<0,05,
berarti ada hubungan variabel tuntutan kerja, hubungan interpersonal, lingkungan
kerja, komitmen pada organisasi, kepuasan kerja, dan persepsi kinerja dengan
cakupan ibu bersalin yang ditolong tenaga kesehatan (cakupan ibu bersalin) di
[image:47.612.114.528.444.581.2]Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir.
Tabel 4.9 Hasil Uji Korelasi Spearman Budaya Organisasi dan Cakupan Ibu Bersalindi Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir
Variabel Koefisien Spearman Nilai p
Tuntutan kerja 0,579 0,024
Hubungan interpersonal 0,724 0,002
Dukungan kerja 0,501 0,057
Lingkungan kerja 0,725 0,002
Komitmen pada organisasi 0,655 0,008
Kepuasan kerja 0,790 < 0,001
Persepsi kinerja 0,770 < 0,001
4.3.7 Hubungan Budaya Organisasi dengan Cakupan Rujukan Ibu Bersalin di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir
Hasil uji korelasi spearman antara variabel budaya organisasi yaitu tuntutan
organisasi, kepuasan kerja, dan persepsi kinerja dengan cakupan rujukan ibu bersalin
diketahui seluruh variabel budaya organisasi dengan nilai p<α 0,05, berarti ada
hubungan variabel tuntutan kerja, hubungan interpersonal, dukungan kerja,
lingkungan kerja, komitmen pada organisasi, kepuasan kerja, dan persepsi kinerja
dengan cakupan ibu bersalin yang dirujuk ke fasilitas kesehatan (cakukan rujukan ibu
[image:48.612.114.529.320.457.2]bersalin) di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir.
Tabel 4.10 Hasil Uji Korelasi Spearman Budaya Organisasi dan Cakupan Rujukan Ibu Bersalin di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir
Variabel Koefisien Spearman Nilai p
Tuntutan kerja 0,545 0,036
Hubungan interpersonal 0,546 0,035
Dukungan kerja 0,689 0,004
Lingkungan kerja 0,611 0,016
Komitmen pada organisasi 0,852 < 0,001
Kepuasan kerja 0,716 0,003
Persepsi kinerja 0,741 0,002
4.3.8 Hubungan Budaya Organisasi dengan Cakupan Ibu Nifas di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir
Hasil uji korelasi spearman antara variabel budaya organisasi yaitu tuntutan
kerja, hubungan interpersonal, dukungan kerja, lingkungan kerja, komitmen pada
organisasi, kepuasan kerja, dan persepsi kinerja dengan cakupan ibu nifas diketahui
variabel tuntutan kerja, lingkungan kerja, komitmen pada organisasi, kepuasan kerja,
dan persepsi kinerja dengan nilai p<0,05, berarti ada hubungan variabel meliputi
persepsi kinerja dengan cakupan kunjungan ibu nifas ke fasilitas kesehatan (cakupan
[image:49.612.116.528.210.347.2]ibu nifas) di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir.
Tabel 4.11 Hasil Uji Korelasi Spearman Budaya Organisasi dan Cakupan Ibu Nifasdi Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir
Variabel Koefisien Spearman Nilai p
Tuntutan kerja 0,713 0,003
Hubungan interpersonal 0,329 0,232
Dukungan kerja 0,361 0,186
Lingkungan kerja 0,618 0,014
Komitmen pada organisasi 0,660 0,007
Kepuasan kerja 0,779 < 0,001
Persepsi kinerja 0,631 0,012
4.4. Analisis Multivariat
Pengujian secara statistik menggunakan uji regresi linier berganda
dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel budaya organisasi (tuntutan kerja,
hubungan interpersonal, dukungan, lingkungan kerja, komitmen pada organisasi,
kepuasan kerja, dan persepsi kinerja) mempunyai pengaruh nyata atau tidak terhadap
implementasi program perawatan ibu hamil, bersalin dan nifas (cakupan K1, cakupan
K4, cakupan penjaringan ibu risti, cakupan TT1, cakupan TT2, cakupan kunjungan
ibu bersalin, cakupan kunjungan rujukan, dan cakupan ibu nifas) di Puskesmas Pujud
Kabupaten Rokan Hilir.
4.4.1. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Cakupan KI di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir
Dari Tabel 4.12 diketahui bahwa pengaruh budaya organisasi (tuntutan kerja,
dan persepsi kinerja) terhadap cakupan KI di Puskesmas Pujud Kabupaten
Rokan Hilir diperoleh nilai p variabel kepuasan kerja adalah 0,025<α 0,05. Hasil uji
statistik tersebut menunjukkan variabel kepuasan kerja berpengaruh terhadap cakupan
K1 di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir.
Koefisien kepuasan kerja 2,518; berarti setiap peningkatan kepuasan kerja 1
skor akan mengakibatkan peningkatan cakupan K1 sebesar 2,518 persen. Persamaan
[image:50.612.112.529.347.484.2]regresi linier adalah Y = 59,775 + + 2,518X.
Tabel 4.12 Hasil Uji Regresi Linier Berganda Budaya Organisasi dan Cakupan
KI di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir
Variabel B t p
1 (Constant) 59,775 4,716 0,000
Tuntutan kerja 0,267 0,809 0,434
Hubungan interpersonal 0,172 0,613 0,551
Lingkungan kerja -0,198 -0,569 0,580
Komitmen pada organisasi -0,092 -0,257 0,802
Kepuasan kerja 2,518 2,523 0,025
Persepsi kinerja 0,080 0,241 0,814
4.4.2. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Cakupan K4 di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir
Dar Tabel 4.13 diketahui bahwa pengaruh budaya organisasi (tuntutan kerja,
hubungan interpersonal, lingkungan kerja, kepuasan kerja, dan persepsi kinerja)
terhadap cakupan K4 di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir diperoleh nilai p
variabel kepuasan kerja 0,021<α 0,05. Hasil uji statistik tersebut menunjukkan
variabel kepuasan kerja berpengaruh terhadap cakupan K4 di Puskesmas Pujud
Koefisien kepuasan kerja 2,310, berarti setiap peningkatan kepuasan kerja 1
skor akan mengakibatkan peningkatan cakupan K4 sebesar 2,310 persen. Persamaan
[image:51.612.115.529.235.358.2]regresi linier adalah Y = 63,389+ + 2,310X.
Tabel 4.13 Hasil Uji Regresi Linier Berganda Budaya Organisasi dan
Cakupan K4 di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir
Variabel B t p
1 (Constant) 63.389 5,655 0,000
Tuntutan kerja 0,338 1,058 0,311
Hubungan interpersonal 0,182 0,661 0,521
Lingkungan kerja -0,128 -0,370 0,718
Kepuasan kerja 2.310 2.617 0,021
Persepsi kinerja 0,031 0,095 0,926
4.4.3. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Cakupan Penjaringan Ibu Risti di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir
Dari Tabel 4.14 diketahui bahwa pengaruh budaya organisasi (tuntutan kerja,
hubungan interpersonal, dukungan kerja, lingkungan kerja, kepuasan kerja, komitmen
pada organisasi dan persepsi kinerja) terhadap cakupan penjaringan ibu risiko tinggi
di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir diperoleh nilai p variabel hubungan
interpersonal 0,001<α 0,05 dan komitmen pada organisasi 0,021<α 0,05. Hasil uji
statistik tersebut menunjukkan variabel hubungan interpersonal dan komitmen pada
organisasi berpengaruh terhadap cakupan penjaringan ibu risti di Puskesmas Pujud
Kabupaten Rokan Hilir.
Koefisien hubungan interpersonal 0,864, berarti setiap peningkatan hubungan
interpersonal 1 skor akan mengakibatkan peningkatan cakupan penjaringan ibu risiko
peningkatan komitmen pada organisasi 1 skor akan mengakibatkan peningkatan
cakupan penjaringan ibu risiko tinggi sebesar 0,626 persen. Persamaan regresi linier
[image:52.612.117.529.236.392.2]adalah Y = 26,699 + 0,864X1 +0,626X
Tabel 4.14 Hasil Uji Regresi Linier Berganda Budaya Organisasi dan Cakupan
2
Penjaringan Ibu Risti di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir
Variabel B t p
1 (Constant) 26,699 5,509 0,001
Tuntutan kerja -0,379 -1,896 0,085
Hubungan interpersonal 0,864 5,875 < 0,001
Dukungan kerja 0,030 0,185 0,856
Lingkungan kerja -0,055 -0,262 0,798
Komitmen pada organisasi 0,626 2,652 0,021
Kepuasan kerja 0,133 0,740 0,475
Persepsi kinerja ,0182 1,001 0,339
4.4.4. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Cakupan TT1 di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir
Dari Tabel 4.15 diketahui bahwa pengaruh budaya organisasi (tuntutan kerja,
lingkungan kerja, komitmen pada organisasi, kepuasan kerja dan persepsi kinerja)
terhadap cakupan TT1 di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir diperoleh nilai p
variabel persepsi kinerja 0,001<α 0,05. Hasil uji statistik tersebut menunjukkan
variabel persepsi kinerja berpengaruh terhadap cakupan TT1 di Puskesmas Pujud
Kabupaten Rokan Hilir.
Koefisien persepsi kinerja 5,327, berarti setiap peningkatan persepsi kinerja 1
skor akan mengakibatkan peningkatan cakupan TT1 sebesar 5,327 persen. Persamaan
Tabel 4.15 Hasil Uji Regresi Linier Berganda Budaya Organisasi dan Cakupan TT1 di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir
Variabel B t p
1 (Constant) 13,327 2,268 0,035
Tuntutan kerja 0,306 1,270 0,228
Lingkungan kerja 0,316 1,462 0,170
Komitmen pada organisasi 0,064 0,220 0,830
Kepuasan kerja 0,339 1,491 0,162
Persepsi kinerja 5,327 4,706 <0,001
4.4.5. Pengaruh Budaya Organisasi dengan Cakupan TT2 di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir
Dari Tabel 4.16 diketahui bahwa pengaruh budaya organisasi (tuntutan kerja,
lingkungan kerja, komitmen pada organisasi, kepuasan kerja dan persepsi kinerja)
terhadap cakupan TT2 di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir diperoleh nilai p
variabel persepsi kinerja 0,006<α 0,05. Hasil uji statistik tersebut menunjukkan
variabel persepsi kinerja berpengaruh terhadap cakupan TT2 di Puskesmas Pujud
Kabupaten Rokan Hilir.
Koefisien persepsi kinerja 4,662, berarti setiap peningkatan persepsi kinerja 1
skor akan mengakibatkan peningkatan cakupan TT2 sebesar 4,662 persen. Persamaan
Tabel 4.16 Hasil Uji Regresi Linier Berganda Budaya Organisasi dan Cakupan TT2 di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir
Variabel B t p
1 (Constant) 16,198 2,240 0,040
Tuntutan kerja 0,248 0,822 0,427
Lingkungan kerja 0,297 1,098 0,294
Komitmen pada organisasi 0,122 0,346 0,735
Kepuasan kerja 0,382 1,374 0,195
Persepsi kinerja 4,662 3,316 0,006
4.4.6. Pengaruh Budaya Organisasi dengan Cakupan Kunjungan Ibu Bersalin di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir
Dari Tabel 4.17 diketahui bahwa pengaruh budaya organisasi (tuntutan kerja,
hubungan interpersonal, dukungan kerja, lingkungan kerja, komitmen pada
organisasi, kepuasan kerja dan persepsi kinerja) terhadap cakupan kunjungan ibu
bersalin di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir diperoleh nilai p variabel
kepuasan kerja 0,001<α 0,05. Hasil uji statistik tersebut menunjukkan variabel
kepuasan kerja berpengaruh terhadap cakupan kunjungan ibu bersalin di Puskesmas
Pujud Kabupaten Rokan Hilir.
Koefisien kepuasan kerja 4,155, berarti setiap peningkatan kepuasan kerja 1
skor akan mengakibatkan peningkatan cakupan kunjungan ibu bersalin sebesar 4,155
Tabel 4.17 Hasil Uji Regresi Linier Berganda Budaya Organisasi dan Cakupan Ibu Bersalin di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir
Variabel B t p
1 (Constant) 32,873 2,680 0,019
Tuntutan kerja 0,217 0,840 0,417
Hubungan interpersonal 0,317 1,561 0,145
Dukungan kerja 0,190 0,985 0,344
Lingkungan kerja 0,329 1,271 0,228
Komitmen pada organisasi 0,113 0,406 0,692
Kepuasan kerja 4,155 4,302 < 0,001
Persepsi kinerja 0,366 1,533 0,151
4.4.7. Pengaruh Budaya Organisasi dengan Cakupan Kunjungan Rujukan di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir
Dari Tabel 4.18 diketahui bahwa pengaruh budaya organisasi (tuntutan kerja,
hubungan interpersonal, dukungan kerja, lingkungan kerja, komitmen pada
organisasi, kepuasan kerja dan persepsi kinerja) terhadap cakupan kunjungan rujukan
di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir diperoleh nilai p variabel komitmen
organisasi 0,001<α 0,05. Hasil uji statistik tersebut menunjukkan variabel komitmen
pada organisasi berpengaruh terhadap cakupan kunjungan rujukan di Puskesmas
Pujud Kabupaten Rokan Hilir.
Koefisien komitmen pada organisasi 1,176, berarti setiap peningkatan
komitmen pada organisasi 1 skor akan mengakibatkan peningkatan cakupan
kunjungan rujukan sebesar 1,176 persen. Persamaan regresi linier adalah Y = 19,980
Tabel 4.18 Hasil Uji Regresi Linier Berganda Budaya Organisasi dan Cakupan Kunjungan Rujukan di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir
Variabel B t p
1 (Constant) 19,980 3,024 0,010
Tuntutan kerja -0,282 -0,885 0,394
Hubungan interpersonal 0,152 0,847 0,414
Dukungan kerja 0,201 0,897 0,387
Lingkungan kerja -0,290 -1,012 0,332
Komitmen pada organisasi 1,176 5,234 < 0,001
Kepuasan kerja 0,143 0,586 0,569
Persepsi kinerja 0,432 1,780 0,100
4.4.8. Pengaruh Budaya Organisasi dengan Cakupan Ibu Nifas di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir
Dari Tabel 4.19 diketahui bahwa pengaruh budaya organisasi (tuntutan kerja,
hubungan interpersonal, dukungan kerja, lingkungan kerja, komitmen pada
organisasi, kepuasan kerja dan persepsi kinerja) terhadap cakupan ibu nifas di
Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir diperoleh nilai p variabel kepuasan kerja
0,001<α 0,05. Hasil uji statistik tersebut menunjukkan variabel kepuasan kerja
berpengaruh terhadap cakupan ibu nifas di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir.
Koefisien kepuasan kerja 4,580, berarti setiap peningkatan kepuasan kerja 1
skor akan mengakibatkan peningkatan cakupan ibu nifas sebesar 4,580 persen.
Tabel 4.19 Hasil Uji Regresi Linier Berganda Budaya Organisasi dan Cakupan Ibu Nifas di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir
Variabel B t p
1 (Constant) 23,251 2,243 0,042
Tuntutan kerja 0,317 1,442 0,175
Hubungan interpersonal -0,164 -0,843 0,416
Dukungan kerja -0,020 -0,110 0,914
Lingkungan kerja -0,055 -0,224 0,826
Komitmen pada organisasi 0,145 0,582 0,571
Kepuasan kerja 4,580 5,111 < 0,001
BAB 5 PEMBAHASAN
Variabel budaya organisasi yang mempunyai pengaruh terhadap implementasi
perawatan ibu hamil, bersalin dan nifas adalah hubungan interpersonal, komitmen
pada organisasi, kepuasan kerja dan persepsi kinerja.
5.1. Pengaruh Hubungan Interpersonal terhadap Cakupan Penjaringan Ibu Risti di Puskesmas Pujud Kabupaten Rokan Hilir
Berdasarkan uji regresi linier berganda terdapat pengaruh budaya organisasi
yaitu hubungan interpersonal terhadap cakupan penjaringan ibu risti di Puskesmas
Pujud Kabupaten Rokan Hilir. Budaya menentukan kemajuan setiap organisasi.
Apabila suatu organisasi mempunyai budaya yang tidak bisa membawa ke arah
keberhasilan maka perlu untuk dilakukan perubahan budaya untuk membantu
meningkatkan kinerja. Budaya organisasi dari organisasi pelayanan kesehatan
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pengelolaan sumber daya manusia
dalam pemberian pelayanan kepada pasien dan berdampak pada kinerja (Kotler dan
Hasket, 1997).
Menjalin hubungan interpersonal merupakan keharusan individu sebagai
makhluk sosial. Individu membutuhkan dan senantiasa berusaha membuka serta
menjalin hubungan interpersonal dengan sesamanya. Ada sejumlah kebutuhan di
dalam diri individu seperti kebutuhan beraliliasi (kebutuhan mendekatkan diri,
bekerjasama, patuh dan tetap setiap pada teman/kawan. Keadaan-keadaan ini dapat
Komunikasi yang baik merupakan kunci untuk membangun hubungan kerja.
Komunikasi yang buruk dapat menyebabkan kesalah pahaman karena gagal
menyampaikan pikiran dan perasaan satu sama lain. Komunikasi yang baik dapat
digunakan sebagai alat untuk memotivasi prestasi kerja karyawan dan membangun
tim kerja yang solid (Mangkunegara, 2005). Variabel hubungan interpersonal
berpengaruh terhadap penjaringan ibu risti disebabkan komunikasi sesama bidan dan
pimpinan yang berjalan dengan baik atau bersifat dua arah dalam memperoleh
informasi tentang ibu-ibu hamil yang berisiko tinggi sangat mendukung tugas bidan
dalam melaksanakan implemenasi program kesehatan khususnya penjaringan ibu
risti. Sesuai pen