• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Rancang Bangun Sistem Informasi Penentuan Tarif Tambang Pada PT. Perusahaan Pelayaran Nusa Tenggara Surabaya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Rancang Bangun Sistem Informasi Penentuan Tarif Tambang Pada PT. Perusahaan Pelayaran Nusa Tenggara Surabaya."

Copied!
336
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENENTUAN

TARIF TAMBANG PADA PT. PERUSAHAAN PELAYARAN

NUSA TENGGARA SURABAYA

TUGAS AKHIR

Program Studi S1 Sistem Informasi

Oleh:

NI NYOMAN SWASTIKA JUNIARTI 10.41010.0066

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

(2)

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ...x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xxiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xxviii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang Permasalahan ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Batasan Masalah... 2

1.4 Tujuan ... 3

1.5 Sistematika Penulisan... 3

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

2.1 Pengertian Tarif Tambang... 6

2.2 Pengertian Biaya ... 6

2.3 Variabel Costing ... 9

2.3.1 Metode Garis Lurus (Straight Line Method) ... 12

2.3.2 Kapasitas Muatan Gabungan... 13

2.4 Jenis-Jenis Kapal ... 14

2.4.1 Kapal Penumpang ... 14

2.4.2 Kapal Barang dan Tanker... 14

(3)

xi

2.7 System Flow ... 20

2.8 Data Flow Diagram (DFD) ... 21

2.9 Entity Relationship Diagram... 22

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 23

3.1 Analisis Sistem ... 23

3.1.1 Analisis Permasalahan ... 23

3.1.2 Analisis Kebutuhan ... 25

3.2 Perancangan Sistem ... 25

3.2.1 Model Pengembangan ... 28

3.2.2 System Flow ... 81

3.2.3 Data Flow Diagram (DFD) ... 102

3.2.4 Entity Relationship Diagram (ERD) ... 121

3.2.5 Struktur Tabel... 123

3.2.6 Perancangan Input dan Output (I/O) ... 132

3.2.7 Desain Uji Coba ... 179

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ... 226

4.1 Implementasi Aplikasi ... 227

4.1.1 Login ... 227

4.1.2 Menu Utama ... 228

4.1.3 Menu Data Kapal... 229

4.1.4 Menu Data Crew Kapal ... 231

(4)

4.1.7 Menu Data Rute... 235

4.18 Menu Data History Biaya Pelabuhan ... 237

4.1.9 Menu Data History Biaya Tarif Operasional ... 239

4.1.10 Menu Data Anggaran per Tahun ... 240

4.1.11 Menu Data Anggaran per Kapal ... 242

4.1.12 Menu Data Pengguna ... 245

4.1.13 Menu Data Pemilik Muatan ... 247

4.1.14 Menu Data Praoperasional Kapal ... 248

4.2 Evaluasi Sistem ... 253

4.2.1 Hasil Uji Coba Kesesuaian Fungsi Sistem ... 254

4.2.2 Hasil Uji Coba Perhitungan ... 286

4.2.3 Hasil Uji Coba Kompatibilitas Sistem ... 308

4.2.4 Hasil Uji Coba Pengguna Sistem ... 308

4.2.5 Pembahasan Sistem ... 313

BAB V PENUTUP ... 315

DAFTAR PUSTAKA ... 316

(5)

xiii

Tabel 2.1 Data Biaya Kapal Kamandalu Tahun 2013... 8

Tabel 3.1 User Requirement Spesification ... 26

Tabel 3.2 Data Mesin Kapal... 45

Tabel 3.3 Contoh Data Jarak Pelabuhan ... 45

Tabel 3.4 Daftar Jumlah Crew Kapal ... 46

Tabel 3.5 Data Kebijakan Pendapatan Premi Crew Kapal Kamandalu ... 46

Tabel 3.6 Data biaya- biaya pelabuhan ... 48

Tabel 3.7 Data anggaran makanan dan air tawar per hari tahun 2015 ... 50

Tabel 3.8 Data mesin kapal ... 51

Tabel 3.9 Data Biaya Investasi Perusahaan ... 53

Tabel 3.10 Data Harga Kapal ... 56

Tabel 3.11 Daftar tarif asuransi yang dibayar perusahaan ... 58

Tabel 3.12 Data anggaran perencanan dock dan sewa alat tahun 2015 ... 59

Tabel 3.13 Data anggaran perencanaan perawatan kapal tahun 2015 ... 61

Tabel 3.14 Data anggaran perencanaan pembelian alat-alat tahun 2015 ... 61

Tabel 3.15 Data gaji pokok crew KM. Kamandalu per bulan ... 62

Tabel 3.16 Data Kecepatan Kapal ... 65

Tabel 3.17 Data anggaran biaya claim per tahun 2015 ... 67

Tabel 3.18 Data anggaran biaya pengobatan / pakaian dinas per tahun 2015 ... 68

Tabel 3.19 Data anggaran biaya sewa taxi / transportasi per tahun 2015 ... 69

Tabel 3.20 Data anggaran biaya portie, telkom, dokumen per tahun 2015 ... 70

(6)

Tabel 3.22 Target ROI KM. Kamandalu rute Surabaya – Lembar ... 77

Tabel 3.23 Persentase Markup KM. Kamandalu rute Surabaya – Lembar ... 79

Tabel 3.24 Tarif Tambang KM. Kamandalu rute Surabaya – Lembar ... 80

Tabel 3.25 KAPAL ... 124

Tabel 3.26 CREW KAPAL ... 124

Tabel 3.27 JABATAN ... 125

Tabel 3.28 PENGGUNA ... 125

Tabel 3.29 PELABUHAN ... 125

Tabel 3.30 JENIS_BIAYA_PELABUHAN ... 126

Tabel 3.31 RUTE ... 126

Tabel 3.32 BIAYA ... 126

Tabel 3.33 PEMILIK ... 127

Tabel 3.34 HISTORY_BIAYA_PELABUHAN ... 127

Tabel 3.35 HISTORY_TARIF_OPERASIONAL ... 127

Tabel 3.36 HISTORY_PENAWARAN ... 128

Tabel 3.37 HISTORY_INVESTASI ... 128

Tabel 3.38 ANGGARAN_PER_TAHUN ... 128

Tabel 3.39 ANGGARAN KAPAL ... 129

Tabel 3.40 DETAIL_PEMILIK_MUATAN ... 129

Tabel 3.41 DETAIL_BIAYA_PELABUHAN ... 130

Tabel 3.42 DETAIL_TARIF_OPERASIONAL ... 130

Tabel 3.43 DETAIL_ANGGARAN_KAPAL ... 130

(7)

xv

Tabel 3.46 Fungsi Obyek Form Login ... 133

Tabel 3.47 Fungsi Obyek Form Input Data Kapal ... 134

Tabel 3.48 Fungsi Obyek Form Input Ubah Data Kapal ... 136

Tabel 3.49 Fungsi Obyek Form Input Tambah Data Crew Kapal ... 138

Tabel 3.50 Fungsi Obyek Form Input Tambah Data Crew Kapal ... 140

Tabel 3.51 Fungsi Obyek Form Input Ubah Data Jabatan... 142

Tabel 3.52 Fungsi Obyek Form Input Tambah Data Pelabuhan ... 144

Tabel 3.53 Fungsi Obyek Form Input Tambah Data Rute... 145

Tabel 3.54 Fungsi Obyek Form Input Ubah Data Rute ... 147

Tabel 3.55 Fungsi Obyek Form Input Tambah History Biaya Pelabuhan ... 149

Tabel 3.56 Fungsi Obyek Form Input Tambah History Tarif Operasional ... 152

Tabel 3.57 Fungsi Obyek Form Input Tambah Data Pengguna ... 154

Tabel 3.58 Fungsi Obyek Form Input Ubah Data Pengguna ... 156

Tabel 3.59 Fungsi Obyek Form Input Tambah Anggaran per Tahun... 158

Tabel 3.60 Fungsi Obyek Form Input Ubah Anggaran per Tahun ... 159

Tabel 3.61 Fungsi Obyek Form Input Tambah Anggaran Kapal ... 161

Tabel 3.62 Fungsi Obyek Form Input Ubah Anggaran Kapal ... 163

Tabel 3.63 Fungsi Obyek Form Input Tambah Detail Anggaran Kapal... 165

Tabel 3.64 Fungsi Obyek Form Input Ubah Detail Anggaran Kapal ... 166

Tabel 3.65 Fungsi Obyek Form Input Tambah Pemilik Muatan ... 167

Tabel 3.66 Fungsi Obyek Form Input Tambah History Biaya Pelabuhan ... 169

(8)

Tabel 3.69 Fungsi Obyek Form Input Tambah Detail Pemilik Muatan ... 175

Tabel 3.70 Fungsi Obyek Form Input Ubah Detail Pemilik Muatan ... 176

Tabel 3.71 Data Pengguna ... 180

Tabel 3.72 Desain Testcase Login ... 180

Tabel 3.73 Data Kapal... 180

Tabel 3.74 Desain Testcase Data Kapal ... 181

Tabel 3.75 Data Crew Kapal ... 182

Tabel 3.76 Desain Testcase Data Crew Kapal ... 182

Tabel 3.77 Data Jabatan ... 183

Tabel 3.78 Desain Testcase Data Jabatan ... 183

Tabel 3.79 Data Pelabuhan ... 184

Tabel 3.80 Desain Testcase Data Pelabuhan... 184

Tabel 3.81 Data Rute... 184

Tabel 3.82 Desain Testcase Data Rute ... 185

Tabel 3.83 Data History Biaya Pelabuhan ... 186

Tabel 3.84 Desain Testcase Data History Biaya Pelabuhan ... 186

Tabel 3.85 Data History Tarif Operasional ... 187

Tabel 3.86 Desain Testcase Data History Tarif Operasional ... 187

Tabel 3.87 Data Anggaran per Tahun ... 188

Tabel 3.88 Desain Testcase Data Anggaran per Tahun ... 188

Tabel 3.89 Data Anggaran per Kapal ... 189

(9)

xvii

Tabel 3.92 Desain Testcase Detail Data Anggaran per Kapal ... 190

Tabel 3.93 Data Pengguna ... 191

Tabel 3.94 Desain Testcase Data Pengguna ... 191

Tabel 3.95 Data Pemilik Muatan Baru ... 192

Tabel 3.96 Desain Testcase Data Pemilik Muatan Baru ... 192

Tabel 3.97 Data Praoperasional Kapal ... 193

Tabel 3.98 Desain Testcase Data Praoperasional Kapal ... 193

Tabel 3.99 Data Penawaran... 194

Tabel 3.100 Desain Testcase Data Penawaran ... 194

Tabel 3.101 Data Pemilik Muatan ... 194

Tabel 3.102 Desain Testcase Data Pemilik Muatan... 195

Tabel 3.103 Desain Testcase Praoperasional Kapal ... 196

Tabel 3.104 Output Manual Praoperasional Kapal ... 196

Tabel 3.105 Desain Testcase Perhitungan Biaya Bahan Bakar Minyak ... 197

Tabel 3.106 Perhitungan Manual Biaya Bahan Bakar Minyak... 197

Tabel 3.107 Output Perhitungan Biaya Bahan Bakar Minyak ... 198

Tabel 3.108 Desain Testcase Perhitungan Biaya Premi / Lembur Crew ... 198

Tabel 3.109 Perhitungan Manual Biaya Premi / Lembur Crew ... 199

Tabel 3.110 Output Perhitungan Biaya Premi / Lembur Crew ... 199

Tabel 3.111 Desain Testcase Perhitungan Biaya-Biaya Pelabuhan ... 200

Tabel 3.112 Perhitungan Manual Biaya-Biaya Pelabuhan ... 200

(10)

Tabel 3.115 Perhitungan Manual Biaya SWTD ... 201

Tabel 3.116 Output Perhitungan Biaya SWTD ... 201

Tabel 3.117 Desain Testcase Perhitungan Biaya Makan crew dan air tawar ... 202

Tabel 3.118 Perhitungan Manual Biaya Makan crew dan air tawar ... 202

Tabel 3.119 Output Perhitungan Biaya Makan crew dan air tawar ... 202

Tabel 3.120 Desain Testcase Perhitungan Biaya Smerolie ... 203

Tabel 3.121 Perhitungan Manual Biaya Smerolie ... 203

Tabel 3.122 Output Perhitungan Biaya Smerolie ... 203

Tabel 3.123 Desain Testcase Perhitungan Biaya Penyusutan ... 204

Tabel 3.124 Perhitungan Manual Biaya Penyusutan ... 204

Tabel 3.125 Output Perhitungan Biaya Penyusutan ... 204

Tabel 3.126 Desain Testcase Perhitungan Premi Asuransi ... 205

Tabel 3.127 Perhitungan Manual Premi Asuransi ... 205

Tabel 3.128 Output Perhitungan Premi Asuransi ... 205

Tabel 3.129 Desain Testcase Perhitungan Biaya Dock dan Peralatan ... 206

Tabel 3.130 Perhitungan Manual Biaya Dock dan Peralatan ... 206

Tabel 3.131 Output Perhitungan Biaya Dock dan Peralatan ... 206

Tabel 3.132 Desain Testcase Perhitungan Biaya Perawatan ... 207

Tabel 3.133 Perhitungan Manual Biaya Perawatan ... 207

Tabel 3.134 Output Perhitungan Biaya Perawatan dan Alat-alat ... 208

(11)

xix

Tabel 3.137Output Perhitungan Biaya Nafkah, tunjangan crew, dan upah harian ...208

Tabel 3.138 Desain Testcase Perhitungan Biaya Claim ... 209

Tabel 3.139 Perhitungan Manual Biaya Claim ... 209

Tabel 3.140 Output Perhitungan Biaya Claim ... 209

Tabel 3.141 Desain Testcase Perhitungan Biaya Pengobatan / pakaian dinas ... 210

Tabel 3.142 Perhitungan Manual Biaya Pengobatan / pakaian dinas ... 210

Tabel 3.143 Output Perhitungan Biaya Pengobatan / pakaian dinas ... 210

Tabel 3.144 Desain Testcase Perhitungan Biaya Sewa taxi / transportasi ... 211

Tabel 3.145 Perhitungan Manual Biaya Sewa taxi / transportasi ... 211

Tabel 3.146 Output Perhitungan Biaya Sewa taxi / transportasi ... 211

Tabel 3.147 Desain Testcase Perhitungan Biaya Portie, telkom, dan dokumen ... 212

Tabel 3.148 Perhitungan Manual Biaya Portie, telkom, dan dokumen ... 212

Tabel 3.149 Output Perhitungan Biaya Portie, telkom, dan dokumen ... 212

Tabel 3.150 Desain Testcase Perhitungan Biaya Administrasi ... 213

Tabel 3.151 Perhitungan Manual Biaya Administrasi ... 213

Tabel 3.152 Output Perhitungan Biaya Administrasi ... 213

Tabel 3.153 Desain Testcase Perhitungan Biaya Pendidikan Crew ... 214

Tabel 3.154 Perhitungan Manual Biaya Pendidikan Crew ... 214

Tabel 3.155 Output Perhitungan Biaya Pendidikan Crew ... 214

Tabel 3.156 Desain Testcase Perhitungan Beban Manfaat Karyawan ... 215

Tabel 3.157 Perhitungan Manual Beban Manfaat Karyawan ... 215

(12)

Tabel 3.160 Perhitungan Manual Harga Pokok Produksi ... 216

Tabel 3.161 Output Harga Pokok Produksi ... 216

Tabel 3.162 Desain Testcase Perhitungan Persentase ROI per mil ... 217

Tabel 3.163 Perhitungan Manual Persentase ROI per mil ... 217

Tabel 3.164 Output Perhitungan Persentase ROI per mil ... 218

Tabel 3.165 Desain Testcase Perhitungan Persentase markup per mil ... 218

Tabel 3.166 Perhitungan Manual Persentase markup per mil... 218

Tabel 3.167 Output Perhitungan Persentase markup per mil ... 220

Tabel 3.168 Desain Testcase Perhitungan Tarif Tambang ... 220

Tabel 3.169 Perhitungan Manual Tarif Tambang ... 220

Tabel 3.170 Output Perhitungan Tarif Tambang ... 221

Tabel 3.171 Desain Testcase Kompatibilitas Sistem ... 221

Tabel 3.172 Perancangan Uji Coba Subjek Direktur Opersional ... 222

Tabel 3.173 Perancangan Uji Coba Subjek Bagian Akuntansi ... 223

Tabel 4.1 Data Pengguna ... 254

Tabel 4.2 Testcase Login... 254

Tabel 4.3 Data Kapal... 256

Tabel 4.4 Testcase Data Kapal ... 256

Tabel 4.5 Data Crew Kapal ... 259

Tabel 4.6 Testcase Data Crew Kapal ... 259

Tabel 4.7 Data Jabatan ... 261

(13)

xxi

Tabel 4.10 Testcase Data Pelabuhan ... 263

Tabel 4.11 Data Rute... 264

Tabel 4.12 Testcase Data Rute ... 264

Tabel 4.13 Data History Biaya Pelabuhan ... 266

Tabel 4.14 Testcase Data History Biaya Pelabuhan ... 266

Tabel 4.15 Data History Tarif Operasional ... 267

Tabel 4.16 Testcase Data History Tarif Operasional ... 268

Tabel 4.17 Data Anggaran per Tahun ... 269

Tabel 4.18 Testcase Data Anggaran per Tahun ... 269

Tabel 4.19 Data Anggaran per Kapal ... 271

Tabel 4.20 Testcase Data Anggaran per Kapal ... 271

Tabel 4.21 Detail Data Anggaran per Kapal ... 273

Tabel 4.22 Testcase Detail Data Anggaran per Kapal ... 273

Tabel 4.23 Data Pengguna ... 276

Tabel 4.24 Testcase Data Pengguna... 276

Tabel 4.25 Data Pemilik Muatan Baru ... 278

Tabel 4.26 Testcase Data Pemilik Muatan Baru ... 278

Tabel 4.27 Data Praoperasional Kapal ... 279

Tabel 4.28 Testcase Data Praoperasional Kapal ... 280

Tabel 4.29 Data Penawaran... 281

Tabel 4.30 Testcase Data Penawaran ... 281

(14)

Tabel 4.33 Data Praoperasional Kapal ... 286

Tabel 4.34 Perhitungan Manual Biaya Bahan Bakar Minyak... 288

Tabel 4.35 Perhitungan Manual Biaya Premi / Lembur Crew ... 289

Tabel 4.36 Perhitungan Manual Biaya-Biaya Pelabuhan ... 290

Tabel 4.37 Perhitungan Manual Biaya SWTD ... 291

Tabel 4.38 Perhitungan Manual Biaya Makan crew dan air tawar ... 292

Tabel 4.39 Perhitungan Manual Biaya Smerolie ... 292

Tabel 4.40 Perhitungan Manual Biaya Penyusutan ... 293

Tabel 4.41 Perhitungan Manual Premi Asuransi ... 294

Tabel 4.42 Perhitungan Manual Biaya Dock dan Peralatan ... 295

Tabel 4.43 Perhitungan Manual Biaya Perawatan ... 295

Tabel 4.44 Perhitungan Manual Biaya Nafkah, tunjangan crew, dan upah harian 296 Tabel 4.45 Perhitungan Manual Biaya Claim ... 297

Tabel 4.46 Perhitungan Manual Biaya Pengobatan / pakaian dinas ... 298

Tabel 4.47 Perhitungan Manual Biaya Sewa taxi / transportasi ... 299

Tabel 4.49 Perhitungan Manual Biaya Administrasi ... 300

Tabel 4.50 Perhitungan Manual Biaya Pendidikan Crew ... 301

Tabel 4.51 Perhitungan Manual Beban Manfaat Karyawan ... 302

Tabel 4.52 Perhitungan Manual Harga Pokok Produksi ... 303

Tabel 4.53 Perhitungan Manual Persentase ROI per mil ... 304

Tabel 4.54 Perhitungan Manual Persentase markup per mil... 305

(15)

xxiii

(16)

Gambar 2.1 Tahapan Pengembangan Sistem Metode Waterfall (Pressman, 2001) 17

Gambar 2.2 Simbol-simbol System flow (Kendall, 2003) ... 21

Gambar 3.1 Alur Proses Penentuan Tarif Tambang ... 24

Gambar 3.2 Diagram Blok Sistem Informasi Penentuan Tarif Tambang ... 26

Gambar 3.3 System Flow Mengelola Data Master Kapal ... 80

Gambar 3.4 System Flow Mengelola Data Master Jabatan... 81

Gambar 3.5 System Flow Mengelola Data Master Crew Kapal ... 83

Gambar 3.6 System Flow Mengelola Data Master Pelabuhan ... 83

Gambar 3.7 System Flow Mengelola Data Master Rute ... 85

Gambar 3.8 System Flow Mengelola Data Master History Biaya Pelabuhan... 86

Gambar 3.9 System Flow Mengelola Data Master History Biaya Tarif Operasional .... 88

Gambar 3.10 System Flow Mengelola Data Master Anggaran Per Tahun ... 89

Gambar 3.11 System Flow Mengelola Data Master Anggaran Per Kapal ... 91

Gambar 3.12 System Flow Mengelola Data Master Pemilik Muatan ... 93

Gambar 3.13 System Flow Mengelola Data Master Pengguna ... 94

Gambar 3.14 System Flow Perhitungan Harga Pokok Produksi ... 96

Gambar 3.15 System Flow perhitungan persentase ROI per mil ... 97

Gambar 3.16 System Flow perhitungan persentase markup per mil ... 98

Gambar 3.17 System Flow perhitungan tarif tambang ... 100

Gambar 3.18 Context Diagram Sistem Informasi Penentuan Tarif Tambang .... 103

Gambar 3.19 DFD Level 0 Sistem Informasi Penentuan Tarif ... 106

(17)

xxv

Gambar 3.22 DFD Level 1 Perhitungan Laba yang Diharapkan ... 109

Gambar 3.23 DFD Level 1 Perhitungan tarif tambang ... 110

Gambar 3.24 DFD Level 2 Mengelola Data Master Kapal ... 111

Gambar 3.25 DFD Level 2 Mengelola Data Master Jabatan ... 111

Gambar 3.26 DFD Level 2 Mengelola Data Master Crew Kapal ... 112

Gambar 3.27 DFD Level 2 Mengelola Data Master Pelabuhan... 112

Gambar 3.28 DFD Level 2 Mengelola Data Master Rute ... 113

Gambar 3.29 DFD Level 2 Mengelola Data Master History Biaya Pelabuhan .. 114

Gambar 3.30 DFD Level 2 Mengelola Data Master History Biaya Tarif Operasional... 115

Gambar 3.31 DFD Level 2 Mengelola Data Master Anggaran per Tahun ... 115

Gambar 3.32 DFD Level 2 Mengelola Data Master Anggaran per Kapal ... 116

Gambar 3.33 DFD Level 2 Mengelola Data Master Pemilik Muatan... 117

Gambar 3.34 DFD Level 2 Mengelola Data Master Pengguna ... 117

Gambar 3.35 DFD Level 2 Perhitungan persentase ROI per mil ... 118

Gambar 3.36 DFD Level 2 Perhitungan persentase markup per mil... 119

Gambar 3.37 CDM Sistem Informasi Penentuan Tarif Tambang... 120

Gambar 3.38 PDM Sistem Informasi Penentuan Tarif Tambang ... 121

Gambar 3.39 Desain Form login ... 130

Gambar 3.40 Desain Form Input Data Kapal ... 132

Gambar 3.41 Desain Form Output Tabel Kapal ... 133

(18)

Gambar 3.44 Desain Form Output Tabel Crew Kapal ... 137

Gambar 3.45 Desain Form Input Ubah Data Crew Kapal ... 138

Gambar 3.46 Desain Form Output Tabel Jabatan ... 139

Gambar 3.47 Desain Form Input Ubah Data Jabatan ... 140

Gambar 3.48 Desain Form Input Tambah Data Pelabuhan ... 141

Gambar 3.49 Desain Form Output Tabel Pelabuhan ... 142

Gambar 3.50 Desain Form Input Tambah Data Rute ... 143

Gambar 3.51 Desain Form Output Tabel Rute ... 144

Gambar 3.52 Desain Form Input Ubah Data rute ... 145

Gambar 3.53 Desain Form Output Tabel Jenis Biaya Pelabuhan ... 146

Gambar 3.54 Desain Form Input Tambah History Biaya Pelabuhan ... 147

Gambar 3.55 Desain Form Output Tabel History Biaya Pelabuhan ... 148

Gambar 3.56 Desain Form Output Tabel Biaya Operasional Kapal ... 149

Gambar 3.57 Desain Form Input Tambah History Tarif Operasional ... 150

Gambar 3.58 Desain Form Output Tabel History Tarif Operasional ... 151

Gambar 3.59 Desain Form Input Tambah Data Pengguna ... 152

Gambar 3.60 Desain Form Output Tabel Pengguna ... 153

Gambar 3.61 Desain Form Input Ubah Data Pengguna ... 154

Gambar 3.62 Desain Form Input Tambah Anggaran per Tahun ... 155

Gambar 3.63 Desain Form Output Tabel Anggaran per Tahun ... 156

Gambar 3.64 Desain Form Input Ubah Anggaran per Tahun ... 157

(19)

xxvii

Gambar 3.67 Desain Form Input Ubah Anggaran Kapal per Tahun ... 161

Gambar 3.68 Desain Form Input Tambah Detail Anggaran Kapal per Tahun ... 162

Gambar 3.69 Desain Form Input Ubah Detail Anggaran Kapal per Tahun ... 164

Gambar 3.70 Desain Form Input Tambah Pemilik Muatan ... 165

Gambar 3.71 Desain Form Output Tabel Biaya Pelabuhan ... 166

Gambar 3.72 Desain Form Input Tambah History Biaya Pelabuhan ... 167

Gambar 3.73 Desain Form Input Tambah Praoperasional Kapal ... 168

Gambar 3.74 Desain Form Input Output Lihat Data Praoperasional Kapal ... 170

Gambar 3.75 Desain Form Output Tabel Praoperasional Kapal ... 171

Gambar 3.76 Desain Form Input Tambah Detail Pemilik Muatan ... 173

Gambar 3.77 Desain Form Input Ubah Detail Pemilik Muatan ... 174

Gambar 3.78 Desain Form Output Laporan Kembalian Investasi Tiap Kapal ... 176

(20)
(21)

1

1.1. Latar Belakang Permasalahan

PT. Perusahaan Pelayaran Nusa Tenggara merupakan perusahaan pelayaran swasta yang bergerak di bidang jasa pengiriman barang di jalur pelayaran Indonesia. Pada perusahaan pelayaran ini terdapat bagian operasional yang berpusat di Surabaya. Bagian operasional menangani seluruh kegiatan operasional kapal, termasuk dalam menghitung harga angkutan kapal atau harga tambang sesuai tarif tambang yang telah ditentukan oleh bagian akuntansi.

(22)

Selain itu berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, direktur operasional mengaku masih kesulitan dalam menentukan tarif tambang yang sesuai untuk masing-masing kapal apabila terjadi tawar menawar dengan pengguna jasa karena direktur operasional tidak memiliki data biaya yang berhubungan dengan tarif tambang tersebut. Selama ini direktur operasional harus menghubungi bagian akuntansi di Bali untuk mengetahui data tarif tambang terbaru sebelum menghitung nilai penawaran dari tarif tambang untuk masing-masing rute. Padahal berdasarkan data pengajuan muatan per hari, direktur operasional harus menghitung kurang lebih lima hingga enam puluh tarif tambang dengan rute yang berbeda-beda dan jumlah muatan yang berbeda-beda.

Oleh sebab itu, bagian akuntansi dan direktur operasional memerlukan sebuah sistem informasi penentuan tarif tambang pada PT. Perusahaan Pelayaran Nusa Tenggara yang berbasis web sebagai solusi dari beberapa permasalahan di atas. Dengan adanya sistem informasi yang dibuat, diharapkan dapat membantu bagian akuntansi dan direktur operasional dalam melakukan perhitungan tarif tembang yang sesuai untuk masing-masing kapal pada rute tertentu.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan di atas, maka perumusan masalah dalam Tugas Akhir ini adalah “Bagaimana menentukan tarif tambang yang sesuai untuk masing-masing kapal di masing-masing rute pada PT. Perusahaan Pelayaran Nusa Tenggara Surabaya?”

1.3. Batasan Masalah

(23)

1. Proses pada sistem informasi ini berupa penentuan harga pokok produksi, target ROI, persentase markup, dan tarif tambang masing-masing kapal per mil.

2. Data biaya yang digunakan merupakan data yang telah dihitung dan dianggarkan terlebih dulu oleh bagian akuntansi diluar aplikasi ini.

3. Pada sistem informasi tidak membahas masalah penentuan kapal yang akan digunakan dan penjadwalan kapal.

4. Unit cost yang digunakan dalam sistem informasi ini adalah jarak angkut

kapal.

5. Metode yang digunakan untuk menghitung biaya penyusutan adalah metode garis lurus (straight line method)

6. Aplikasi ini digunakan direktur operasional dalam menentukan tarif tambang dengan menggunakan metode Variable Costing.

7. Kapal yang digunakan merupakan kapal muatan umum dengan jenis kapal muatan curah (dry bulk carrier) yang mengangkut muatan sejenis/

Homogenous Cargo (Breakbulk).

1.4. Tujuan

Adapun tujuan yang dicapai Tugas Akhir ini adalah untuk membuat Sistem Informasi yang dapat digunakan bagian akuntansi dan direktur operasional dalam menentukan tarif tambang masing-masing kapal pada masing-masing rute.

1.5. Sistematika Penulisan

(24)

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab I ini menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan masalah-masalah yang melatarbelakangi dibangunnya sistem, antara lain: latar belakang dari sistem yang dibuat, perumusan masalah, batasan masalah yang menjelaskan batasan dari sistem yang dibuat serta tujuan sistem.

BAB II : LANDASAN TEORI

Pada bab II ini berisi uraian abstraksi teori yang terkait dalam permasalahan tugas akhir. Abstraksi teori yang terkait sebagai berikut: pengertian tarif tambang, pengertian biaya, metode variabel costing, metode garis lurus

(straight line method), kapasitas muatan gabungan, jenis-jenis kapal, konsep

SDLC, konsep analisis dan perancangan sistem, konsep system flow, konsep data

flow diagram (DFD), konsep entity relationship diagram.

BAB III : PERANCANGAN SISTEM

Pada bab III ini menjelaskan tahap-tahap yang dikerjakan dalam penyelesaian tugas akhir yang terdiri dari: analisis berupa identifikasi masalah,

document flow, dan analisis kebutuhan. Model pengembangan berupa input,

(25)

BAB IV: IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

Pada bab IV ini dilakukan implementasi terhadap sistem yang dibuat untuk menguji kesesuaian rancangan yang dibuat dengan tujuan yang diharapkan dan berisi pembahasan pengujian yang dilakukan.

BAB V: PENUTUP

(26)

2.1 Pengertian Tarif Tambang

Tarif tambang merupakan elemen penting dalam usaha jasa sewa kapal pada perusahaan pelayaran ini. Tarif sewa atau harga jual dapat diartikan sebagai jumlah yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau penyewa atas barang atau jasa yang dijual atau disewakan (Supriyono, 1989). Dalam bidang pelayaran, tarif sewa kapal disebut sebagai uang tambang atau tarif tambang. Tarif tambang atau pendapatan freight merupakan pendapatan yang diberikan oleh pemilik muatan kepada perusahaan pelayaran sebagai imbalan jasa pengangkutan muatan dari pelabuhan muat sampai dengan pelabuhan tujuan (Kosasih & Soewedo, 2007).

Pada perusahaan pelayaran, tarif tambang dibedakan berdasarkan jenis muatan breakbulk (tidak dalam container) dan muatan peti kemas (containerized

cargo). Pada PT. Perusahaan Pelayaran Nusa Tenggara yang memiliki muatan

breakbulk (tidak dalam container), perhitungan tarif tambang pada umumnya

ditentukan berdasarkan biaya variabel kapal, biaya tetap kapal, dan jarak angkutan kapal.

2.2 Pengertian Biaya

(27)

merupakan faktor yang tidak mudah ditentukan oleh pihak manajemen sehingga membuat pihak manajemen menghadapi banyak ketidakpastian. Salah satu faktor yang memiliki kepastian relatif tinggi dan berpengaruh dalam penentuan tarif atau harga jual adalah biaya. Biaya juga diartikan sebagai kas atau nilai setara kas yang dikeluarkan untuk barang atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat pada saat ini atau dimasa mendatang bagi organisasi (Simamora, 1999). Dalam akuntansi keuangan, istilah biaya didefinisikan sebagai pengorbanan ekonomis yang dibuat untuk memperoleh barang atau jasa (Supriyono, 1999).

Biaya dalam hubungannya dengan produk dapat dikelompokkan menjadi biaya produksi dan biaya non produksi. Biaya produksi adalah biaya yang digunakan dalam proses produksi yang terdiri dari (Sugiri, 2015) :

a. Biaya Bahan Baku

Biaya bahan baku merupakan biaya bahan baku yang digunakan sesungguhnya dalam proses produksi. Pada PT. Perusahaan Pelayaran Nusa Tenggara, biaya bahan baku terdiri atas biaya bahan bakar kapal.

b. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya yang menjadi tanggungan perusahaan untuk membayar tenaga kerja yang langsung menangani proses produksi. Pada PT. Perusahaan Pelayaran Nusa Tenggara, biaya tenaga kerja langsung terdiri atas biaya premi crew / biaya lembur crew.

c. Biaya Overhead

(28)

PT. Perusahaan Pelayaran Nusa Tenggara terdiri dari biaya penyusutan, premi asuransi, biaya dock & peralatan, biaya perawatan & alat-alat, dan nafkah, tunjangan-tunjangan crew lainnya, upah harian. Biaya overhead variabel pada PT. Perusahaan Pelayaran Nusa Tenggara terdiri dari biaya-biaya pelabuhan, biaya SWTD, tunggu, angsur, lembur, biaya muatan, biaya makanan untuk

crew, biaya air tawar & lennengud, dan SMEROLIE.

Biaya non produksi adalah biaya yang tidak berhubungan dengan proses produksi. Biaya non produksi ini dapat dikelompokkan menjadi biaya pemasaran dan administrasi yang bersifat tetap dan variabel. Biaya pemasaran dan administrasi yang bersifat tetap pada PT. Perusahaan Nusa Tenggara terdiri atas biaya administrasi, biaya pendidikan crew, dan beban manfaat crew. Biaya pemasaran dan administrasi yang bersifat variabel pada PT. Perusahaan Nusa Tenggara terdiri atas biaya claim, biaya pengobatan/pakaian dinas, biaya sewa

taxi/transportasi dinas/JHT, biaya portie, dan biaya Telkom, dokumen. Berikut ini merupakan contoh data biaya tahun 2013 untuk kapal kamandalu dengan target kapal menempuh jarak 6731 mil pada PT. Perusahaan Pelayaran Nusa Tenggara Surabaya yang digunakan untuk menentukan besarnya tarif tambang :

Tabel 2.1 Data Biaya Kapal Kamandalu Tahun 2013 DATA BIAYA KAPAL KAMANDALU TAHUN 2013

Jenis Biaya Biaya per 6731 mil Biaya per mil Biaya Bahan Baku :

1. Biaya Bahan Bakar Minyak (BBM) Rp 1.940.794.809 Rp 288.336,7715 Biaya Tenaga Kerja Langsung :

1. Biaya Premi / Lembur Crew Rp 350.798.240 Rp 52.116,8088 Biaya Overhead Tetap :

1. Biaya Penyusutan 2. Premi asuransi

(29)

DATA BIAYA KAPAL KAMANDALU TAHUN 2013

Jenis Biaya Biaya per 6731 mil Biaya per mil 7. Tunjangan-tunjangan crew lainnya

8. Upah harian Biaya Overhead Variabel :

1. Biaya-Biaya pelabuhan

2. Biaya SWTD, tunggu, angsur, lembur 3. Biaya muatan

4. Makanan untuk crew

5. Biaya air tawar & lennengud

6. SMEROLIE Biaya Non Produksi Tetap :

1. Biaya administrasi 2. Biaya pendidikan crew

3. Beban manfaat karyawan

Rp Biaya Non Produksi Variabel :

1. Biaya Claim

2. Biaya pengobatan / pakaian dinas

3. Biaya sewa taxi / transportasi dinas / JHT

2.3 Variabel Costing

Pada umumnya tarif atau harga jual suatu produk atau jasa harus mampu menutupi biaya yang bersangkutan dengan produk atau jasa dan menghasilkan laba yang dikehendaki. Dalam perusahaan jasa seperti pada PT. Perusahaan Pelayaran Nusa Tenggara ini, harga jual suatu produk dapat diartikan sebagai harga sewa atau dalam bidang pelayaran umumnya disebut sebagai tarif tambang. Salah satu metode dalam menentukan tarif atau harga jual suatu produk atau jasa yakni dengan menggunakan variabel costing atau yang biasa disebut Direct

Costing atau Marginal Costing. Variable Costing merupakan salah satu metode

(30)

Metode ini dipergunakan apabila dasar perhitungan untuk menentukan

markup adalah biaya produksi dan nonproduksi variabel, sehingga markup pada

metode ini digunakan untuk menutup seluruh biaya selain biaya variabel baik produksi maupun non produksi (Sugiri, 2015). Menurut metode ini, unsur biaya dalam menghitung harga pokok produksi meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead yang bersifat variabel. Perhitungan harga pokok produksi secara sederhana dirumuskan sebagai berikut :

����������������= ���������+����������+���������

Keterangan :

HP Produksi : Harga Pokok Produksi BBB : Biaya Bahan Baku

BTKL : Biaya Tenaga Kerja Langsung BOV : Biaya Overhead Variabel

Dengan menggunakan data biaya tahun 2013 untuk kapal kamandalu pada PT. Perusahaan Pelayaran Nusa Tenggara, maka dapat dihitung harga pokok produksinya sebagai berikut :

HP Produksi per mil = 288.366,7715 + 52.116,8088 + 147.266,0420 = Rp 487.749,6223

(31)

PT. Perusahaan Pelayaran Nusa Tenggara ini dinyatakan dalam persentase tarif kembalian investasi (ROI) dalam satuan mil. ROI ini dipengaruhi oleh besarnya target total jarak tempuh kapal (mil) yang dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:

Contoh pada kapal kamandalu

Kapasitas muat maksimal kapal = 1364 GT (2250 Ton) Kecepatan rata-rata kapal = 11,5 knot

Rata-rata jam operaional kapal = 12 jam dalam 1 hari

Hari efektif operasional kapal dalam 1 tahun rata-rata 350 hari 1 knot = 1,85200 km/jam 1 km = 0,621371 mil

11,5 knot = 21,298 km/jam 21,298 km/jam = 13,23395956 mil/jam 1 jam = 13,23395956 mil

12 jam = 158,8075147 mil

350 hari (1 tahun) = 55.582,63015 mil

Berdasarkan wawacara, kapal kamandalu memiliki umur ekonomis yakni 20 tahun. Misalkan pengembalian aset yang diharapkan adalah selama 10 tahun, maka target total jarak tempuh kapal yakni 10 tahun x 55.582,63015 mil = 555.826,3015 mil, maka ROI dapat dihitung dengan cara sebagai berikut (Sugiri, 2015) :

��������������� (%) =��������������������1�������ℎ�����

(���)

x

100%

��������������� (%) = 1

555.826,3015 x 100%

= 0,00018%

Return on investment (ROI) merupakan salah satu faktor yang

(32)

���������������� =LabaJarakyangangkutandiharapkankapal+biayatetap+biayanonproduksivariabel

(mil)xBiayaproduksivariabelpermil x 100% ����������������=(%TargetROIxRerataAsetOperasi) +biayatetap+biayanonproduksivariabel

Jarakangkutankapal (mil)xBiayaproduksivariabelpermil x 100%

����������������=(0,00018% x 33.532.931.293) + 2.299.144.464 + 119.760.001

6731(mil) x 487.749,6223 x 100%

=2.418.964.824,2763

3.283.042.707,77

x 100%

= 73,6806%

Setelah mendapatkan nilai persentase markup, maka tarif tambang dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Sugiri, 2015) :

Tarif Tambang per mil = HP Produksi per mil + (% Markup x HP Produksi per mil)

Tarif Tambang per mil = 487.749,6223 + (73,6806% x 487.749,6223)

= Rp 847.126,36

Jadi berdasarkan data biaya tahun 2013 pada PT. Perusahaan Pelayaran Nusa Tenggara, tarif tambang per mil untuk kapal kamandalu yang dihitung dengan menggunakan metode variabel costing adalah Rp 847.126,36.

2.3.1 Metode Garis Lurus (Straight Line Method)

Metode garis lurus ini adalah salah satu metode yang termasuk paling banyak diaplikasikan oleh perusahaan di Indonesia, salah satunya yakni di perusahaan pelayaran Nusa Tenggara Surabaya. Metode garis lurus ini menganggap aktiva tetap akan memberikan kontribusi yang merata di sepanjang masa penggunaannya, sehingga aset tetap akan mengalami tingkat penurunan fungsi yang sama dari periode ke periode hingga aset tetap ditarik dari penggunaanya dalam operasional perusahaan (Baridwan, 2004). Berikut ini merupakan rumus nilai penyusutan berdasarkan metode garis lurus (straight line

(33)

Nilai Penyusutan =�����������ℎ�����������−�����������

���������������������

2.3.2 Kapasitas Muatan Gabungan

Pada PT. Perusahaan Pelayaran Nusa Tenggara ini tidak jarang pihak penyewa kapal terdiri dari gabungan beberapa perusahaan. Perusahaan-perusahaan ini pada umumnya meminta bantuan pihak ketiga yang disebut EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut) untuk mencari perusahaan-perusahaan lain yang bersedia bergabung untuk menyewa kapal dengan tujuan dan tanggal muat yang sama sehingga biaya yang dikeluarkan akan lebih murah.

Pembayaran tarif tambang untuk masing-masing perusahaan dengan sistem muatan gabungan seperti ini biasanya ditentukan oleh EMKL, namun pihak perusahaan pelayaran tetap memberikan rincian tarif tambang untuk masing-masing perusahaan dengan menggunakan perbandingan dari jumlah muatan masing-masing perusahaan.

Contoh pada kapal kamandalu dengan tujuan Tuban – Banjarmasin (273 mil) Kapasitas muat kapal = 2250 ton

Jenis Muatan = Pupuk

Tarif tambang kapal = Rp 847.126,36/mil Total tarif tambang = Rp 231.265.496,40 Perusahaan penyewa kapal terdiri dari :

PT. Petrokimia = 564 ton PT. Saraswanti Anugerah Makmur = 235 ton PT. Galatta Lestarindo = 530 ton PT. Damai Agro Mandiri = 346 ton

PT. Pupuk Sriwidjaja = 254 ton PT. Agri Timur Mas = 321 ton Tarif tambang masing-masing penyewa kapal :

PT. Petrokimia : 564

2250 x 231.256.826,78553 = Rp 57.970.551,10

PT. Saraswati A.M : 235

2250 x 231.256.826,78553 = Rp 24.154.396,29

PT. Galatta L. : 530

2250 x 231.256.826,78553 = Rp 54.475.872,48

PT. Damai A.M : 346

2250 x 231.256.826,78553 = Rp 35.563.494,11

PT. Pupuk Sriwidjaja : 254

2250 x 231.256.826,78553 = Rp 26.107.304,93

PT. Agri Timur M. : 321

(34)

Perusahaan pelayaran hanya akan menyetujui penggabungan muatan apabila masing-masing pihak perusahaan pemilik muatan setuju jika muatannya digabung dengan perusahaan lain. Hal ini dilakukan perusahaan pelayaran untuk menjaga nama baik perusahaan pelayaran sebagai penjual jasa dan menghindari adanya claim apabila terjadi kerusakan muatan ketika digabung dengan muatan yang lain.

2.4 Jenis-jenis Kapal

Berdasarkan penggunaannya kapal dibedakan menjadi beberapa jenis yakni kapal penumpang / passenger vessel dan kapal barang / freighter, termasuk tanker (Siregar, 2012).

2.4.1 Kapal Penumpang

Kapal penumpang merupakan kapal yang mampu mengangkut ribuan penumpang. Salah satu penemuan yang mampu meningkatkan peranan kapal di bidang perkapalan adalah hooverscraft dan hydrofoil yang bisa mengangkut puluhan penumpang dengan kecepatan mencapai 60 – 100 kilometer/jam (Siregar, 2012).

2.4.2 Kapal Barang dan Tanker

(35)

a. Kapal Muatan Umum (general cargo) yang terdiri atas tiga jenis yakni:

1). Kapal peti kemas (container vessel) yang mempunyai ruang datar luas untuk memuat peti kemas. Kapasitas kapal peti kemas bisa mencapai sekitar 25 ribu Dwt dan panjangnya antara 180-210 meter. Daya angkutnya sebesar 4 kali daya angkut kapal barang biasa (conventional

vessel) dan karena proses bongkar muat barang lebih cepat, maka satu

kapal peti kemas dapat menggantikan 6 kapal barang biasa. Tetapi harga kapal peti kemas sangat mahal karena itu perusahaan peti kemas biasanya diatur melalui kerjasama antara perusahaan-perusahaan pelayaran.

2). Kapal Roll On dan Roll Off (Ro/ro) yang merupakan penyempurnaan dari kapal peti kemas. Dengan dilengkapi roda, peti kemas dapat dimasukkan dan dikeluarkan melalui ruang depan dan samping kapal dengan pintu yang bisa dibuka dan ditutup.

3). Kapal Muatan Curah (dry bulk carrier) digunakan untuk mengangkut batubara, biji besi, dan barang-barang curah lainnya. Sebelum tahun 1950 kapal muatan curah yang terbesar berukuran sekitar 15 – 20 ribu ton, namun sekarang sudah banyak kapal sejenis yang berkapasitas sampai 250 ribu ton.

4). Trainship yang memanfaatkan berbagai jenis kapal tunda (tug-boat) yang

(36)

barang biasa. Kecepatan pelayarannya tergantung pada mesin tug-boat

yang dipakai.

b. Kapal Tangki (Tanker) merupakan kapal yang dirancang untuk mengangkut minyak atau produk turunannya. Pada tahun 1975 minyak yang diangkut dengan kapal tangki mencapai 4,4 juta barrel atau sekitar 11,5% lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Namun kenaikan harga minyak mengakibatkan pembelian minyak berkurang, sehingga banyak jenis kapal ini yang menganggur. Pada awal tahun 1980 pengoperasian kapal-kapal tangki meningkat kembali sejalan dengan membaiknya keadaan pasaran minyak dunia.

2.5 System Development Life Cycle (SDLC)

System Development Life Cycle (SDLC) atau siklus hidup

pengembangan sistem adalah metode pengembangan sistem tradisional yang digunakan sebagian besar organisasi saat ini (Turban, 2003). SDLC juga diartikan sebagai aplikasi penerapan dari penemuan permasalahan (problem solving) yang didapat dari pendekatan sistem (system approach) menjadi pengembangan dari solusi sistem informasi terhadap masalah bisnis (O’brien, 2008).

(37)

Gambar 2.1 Tahapan Pengembangan Sistem Metode Waterfall (Pressman, 2001)

Berikut ini merupakan beberapa tahapan dalam pengembangan perangkat lunak dengan metode waterfall yakni (Pressman, 2001):

1. Requirements Definition (analisis kebutuhan)

Dalam tahapan ini dilakukan sebuah pengumpulan data untuk menganalisis terhadapat kebutuhan sistem. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan sebuah penelitian, wawancara atau study literature. Dalam tahapan ini akan menghasilkan dokumen user requirement atau bisa dikatakan sebagai data yang berhubungan dengan keinginan user dalam pembuatan sistem.

2. System and Software Design (desain sistem)

(38)

3. Implementation and Unit Testing (implementasi / penulisan sinkode program)

Coding merupakan penerjemahan desain dalam bahasa yang dapat dikenali

oleh komputer. Tahapan ini merupakan tahapan secara nyata dalam mengerjakan suatu sistem. Pada tahapan ini penggunaan komputer akan dimaksimalkan. Setelah pengkodean selesai maka akan dilakukan testing

terhadap sistem yang telah dibuat dengan tujuan dapat menemukan kesalahan-kesalahan terhadap sistem tersebut dan kemudian bisa diperbaiki.

4. Integration and System Testing (penerapan / pengujian program)

Tahapan ini bisa dikatakan final dalam pembuatan sebuah sistem. Setelah melakukan analisa, desain dan pengkodean maka sistem yang sudah jadi digukan oleh user.

5. Operation and Maintenance (pemeliharaan)

Tahapan ini merupakan tahapan pemeliharaan yang termasuk diantaranya instalasi dan proses perbaikan sistem. Perangkat lunak yang telah diimplementasikan pasti akan mengalami perubahan. Hal ini terjadi karena perangkat lunak harus menyesuaikan dengan lingkungan baru atau dapat disebabkan perkembangan fungsional yang dibutuhkan oleh pelanggan.

2.6 Analisis dan Perancangan Sistem

(39)

Dalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan (Kendall & Kendall, 2003), yaitu :

1. Mengidentifikasi masalah

Identifikasi masalah merupakan langkah awal dari analisis sistem. Tahap ini mendefinisikan masalah yang harus dipecahkan dengan munculnya pertanyaan yang ingin dipecahkan.

2. Memahami kerja sistem yang ada

Langkah ini dilakukan dengan mempelajari secara rinci bagaimana sistem yang sudah ada atau yang telah berjalan. Dalam mempelajari operasi dari sistem ini diperlukan data yang dapat diperoleh dengan melakukan penelitian terhadap sistem.

3. Menganalisis sistem

Berdasarkan data yang sudah diperoleh maka analisis hasil penelitian dilakukan untuk mendapatkan pemecahan masalah yang akan dipecahkan. 4. Membuat laporan

Laporan diperlukan sebagai dokumentasi dari sebuah penelitian. Tujuan utama dari pembuatan laporan adalah sebagai bukti secara tertulis tentang hasil analisis yang sudah dilakukan.

(40)

2.7 System Flow

System flow atau bagan alir sistem merupakan bagan yang menunjukan

arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. Bagan alir sistem menjelaskan urut-urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Bagan alir sistem menunjukkan apa yang dikerjakan sistem (Kendall & Kendall, 2003).

Beberapa simbol yang digunakan dalam menggambarkan system flow

ditunjukkan pada Gambar 2.2, yaitu : 1. Simbol dokumen

Menunjukkan dokumen input dan output baik untuk proses manual atau komputer.

2. Simbol kegiatan manual

Menunjukkan pekerjaan manual. 3. Simbol simpanan offline

Menunjukkan file non-komputer yang diarsip. 4. Simbol proses

Menunjukkan kegiatan proses dari operasi program komputer. 5. Simbol database

Menunjukkan tempat untuk menyimpan data hasil operasi komputer. 6. Simbol garis alir

Menunjukkan arus dari proses. 7. Simbol penghubung

(41)

1. Simbol Dokumen

2. Simbol Kegiatan Manual

3. Simbol Simpanan Offline

4. Simbol Proses

5. Simbol Database

6. Simbol Garis Alir

7. Simbol Penghubung ke Halaman yang Sama

8. Simbol Penghubung ke Halaman Lain

Gambar 2.2 Simbol-simbol System flow (Kendall, 2003)

2.8 Data Flow Diagram (DFD)

Data flow diargram (DFD) merupakan gambaran suatu sistem yang

telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik yang merupakan tempat data tersebut mengalir dan disimpan (Jogiyanto, 2005). Beberapa simbol-simbol yang digunakan untuk menggambarkan diagram arus data, yakni :

1. External Entity (Kesatuan Luar)

Setiap sistem memiliki suatu batasan sistem yang memisahkan sistem dengan lingkungan luar yang akan menerima input dan menghasilkan output. External

Entity dapat berupa orang, organisasi atau sistem lainnya.

2. Data Flow (Arus Data)

(42)

3. Proccess (Proses)

Proses merupakan kegiatan yang dilakukan oleh orang atau komputer dari hasil suatu arus data yang masuk ke dalam proses dan arus data yang keluar dari proses.

4. Data Source (Simpanan Data)

Simpanan data adalah simpanan dari data yang dapat berupa file atau database

sistem komputer atau yang bersifat manual seperti buku, alamat, atau folder.

2.9 Entity Relationship Diagram

Model ERD adalah rincian yang merupakan representasi logika dari data pada suatu organisasi atau area bisnis tertentu. Model E-R pada umumnya digambarkan seperti ERD (Nugroho, 2012). Terdapat beberapa relasi yang digambarkan dalam model ERD, varian relasi itu terbagi menjadi tiga (Fathansyah, 2009) yaitu:

1. Unary Relation (Relasi Tunggal)

Relasi tunggal merupakan relasi yang terjadi dari sebuah himpunan entitas ke himpunan entitas yang sama.

2. Relation Multy Entitas (N-ary Relation/Ternary Degree)

Relation Multy Entitas merupakan relasi dari tiga himpunan entitas atau lebih.

Bentuk relasi ini sedapat mungkin dihindari, karena akan mengaburkan derajat relasi yang ada dalam relasi tersebut.

3. Redudant Relation (Relasi Ganda)

Redudant Relation merupakan relasi yang muncul antara dua himpunan entitas

(43)

23

BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Pembuatan sistem informasi ini menerapkan konsep SDLC (Systems

Development Life Cycle) yang berfungsi untuk menggambarkan tahapan-tahapan

utama dan langkah-langkah dari setiap tahapan. Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pembuatan sistem informasi penentuan tarif tambang sebagai berikut:

3.1 Analisis Sistem

3.1.1 Analisis Permasalahan

(44)

Gambar 3.1 Alur Proses Penentuan Tarif Tambang

(45)

biaya overhead, dan biaya non operasional kapal dengan tepat agar dapat dijadikan dasar dalam menentapkan tarif tambang.

3.1.2 Analisis Kebutuhan

Berdasarkan hasil wawancara dengan pegawai PT. Perusahaan Pelayaran Nusa Tenggara Surabaya, khususnya dengan user-user yang bersangkutan dengan sistem, maka dibuat User Requirement. User Requirement berfungsi untuk mengetahui kebutuhan dari masing-masing pengguna sistem yang terkait, sehingga sistem yang akan dibangun dapat menghasilkan informasi yang sesuai bagi pengguna sistem yang bersangkutan. User Requirement Sistem informasi penentuan tarif tambang pada PT Perusahaan Pelayaran Nusa Tenggara dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Pada Sistem Informasi Penentuan Tarif Tambang yang akan dibangun terdapat beberapa informasi yang dihasilkan, diantaranya informasi data master

yang digunakan, informasi harga pokok produksi, informasi target ROI, informasi persentase markup, informasi tarif tambang per mil, informasi evaluasi pengembalian nilai investasi, informasi laba yang didapat perusahaan dari nilai penawaran, dan informasi beban tarif tambang muatan gabungan.

3.2 Perancangan Sistem

(46)

Tabel 3.1 User Requirement Spesification

N o

Deskripsi

Proses Aturan Aktor Input Spesifikasi Proses Output

1 - Data pelabuhan - Data Jarak

Angkut (Rute) - Data master

pengguna

- Nama perusahaan pemilik muatan - Data biaya

history pelabuhan

- Data biaya

history tarif operasional - Data Anggaran

per tahun - Data Anggaran

per kapal

- Mengisi form

data master

- Menyimpan data

master

- Data jarak angkut (Rute)

- Data biaya bahan bakar kapal - Data biaya tenaga

kerja langsung produksi per mil - Menyimpan

harga pokok produksi dan harga pokok produksi per mil

(47)

N o

Deskripsi

Proses Aturan Aktor Input Spesifikasi Proses Output

3

- Data jarak angkut (Rute)

biaya overhead

tetap

(48)

3.2.1 Model Pengembangan

Pengembangan sistem dalam proses kerja sistem informasi yang akan menghasilkan sistem informasi penentuan tarif tambang berdasarkan metode

variable costing. Dalam proses sistem ini dapat menghitung rincian harga pokok

produksi beserta target laba yang diharapkan dari biaya investasi yang diperlukan untuk menentukan tarif tambang. Perancangan langkah-langkah dari sistem ini dijelaskan pada gambar 3.2.

(49)

A. Input

Dalam proses penentuan tarif tambang berdasarkan metode variabel

costing melibatkan beberapa komponen input sebagai sumber data. Komponen

input yang dibutuhkan dalam penelitian ini diantaranya data biaya produksi, data

kembalian investasi, dan data non produksi. 1. Data Master

Data Master merupakan data induk yang digunakan dalam sistem informasi dan sifatnya tidak dapat dihapus namun dapat diubah. Pada sistem ini terdapat beberapa data yang tergolong dalam data master yakni:

a) Data Kapal

Data kapal merupakan data mengenai kapal-kapal yang dimiliki oleh perusahaan. Data ini berisi biaya-biaya dan kapasitas operasional masing-masing kapal yang berkaitan dengan proses penentuan tarif tambang. b) Data Crew Kapal

Data crew kapal merupakan data mengenai crew yang bekerja ditiap kapal yang masih beroperasional. Dalam data ini hanya menyimpan informasi berupa nama crew, jabatan, dan pendapatan per bulannya.

c) Data Jabatan

Data jabatan merupakan data yang menyimpan informasi berupa nama jabatan crew yang bekerja di masing-masing kapal dan nama jabatan pengguna sistem informasi ini yakni akuntan serta direktur.

d) Data Pelabuhan

(50)

e) Data Pengguna

Data pengguna merupakan data mengenai pengguna sistem informasi ini. Data ini menyimpan beberapa informasi diantaranya yakni id pengguna, nama pengguna, jabatan pengguna, password, dan hak aksesnya.

f) Data Pemilik Muatan (Nama Perusahaan)

Data Pemilik Muatan merupakan data yang berisi nama perusahaan pemilik muatan kapal. Data ini digunakan untuk membagi beban tarif tambang yang telah disetujui apabila muatan dari kapal yang disewa merupakan muatan gabungan dari beberapa perusahaan.

g) Data History Biaya Pelabuhan

Biaya pelabuhan terdiri dari biaya SWTD, tarif keluar/masuk pelabuhhan, tarif sewa tambat per hari per ton, serta tarif labuh per hari per ton. Biaya pelabuhan ini seringkali nilainya berubah-ubah sesuai dengan kebijakan dari masing-masing pelabuhan. Perubahan nilai dari biaya pelabuhan ini disimpan dalam data history biaya pelabuhan.

h) Data History Biaya Tarif Operasional

Tarif operasional kapal yang sering mengalami perubahan diantaranya yakni tarif bahan bakar minyak (bbm) dan tarif minyak pelumas (SMEROLIE). Perubahan dari nilai tarif operasional ini disimpan dalam data history tarif operasional.

i) Data Anggaran Per Tahun

(51)

nantinya akan dihitung untuk masing-masing kapal sesuai dengan kapasitas muatan kapal masing-masing.

j) Data Anggaran Per Kapal

Data anggaran per kapal ini digunakan untuk menyimpan data anggaran dari biaya operasional masing-masing kapal sesuai dengan tahun anggaran yang dipilih dan telah disimpan dalam data anggaran per tahun sebelumnya. Dalam data anggaran per kapal ini, nilai beban manfaat karyawan yang disimpan telah dihitung sesuai dengan kapasitas muatan kapal dan tahun anggaran yang dipilih.

k) Data Jarak angkut (Rute)

Data jarak angkut merupakan data jarak dari pelabuhan asal ke pelabuhan tujuan sesuai dengan rute yang diinginkan. Data jarak ini didapat dari data operasional kapal.

2. Data Biaya Produksi

Data biaya produksi merupakan data biaya yang berhubungan langsung dengan operasional kapal. Sebelum mendapatkan data biaya produksi, sistem akan mengidentifikasi rute dari masing-masing kapal yang dipesan untuk mengetahui jarak yang akan ditempuh kapal.

a). Biaya bahan baku

(52)

b). Biaya tenaga kerja langsung

Data perhitungan biaya tenaga kerja didasarkan dari besarnya biaya premi yang diberikan pada crew kapal yang sedang beroperasi. Biaya premi ini didapat dari jumlah gaji masing-masing crew dikalikan persentase premi sesuai dengan jabatannya di kapal dan jumlah hari operasional kapal. c). Biaya overhead tetap

Biaya overhead tetap adalah biaya yang bersifat tetap dan berpengaruh pada operasional kapal, diluar biaya bahan baku serta biaya tenaga kerja langsung. Dalam operasional kapal pada PT. Perusahaan Pelayaran Nusa Tenggara, biaya yang termasuk biaya overhead tetap diantaranya:

I. Biaya penyusutan

Biaya penyusutan adalah alokasi harga perolehan aktiva tetap berwujud menjadi biaya selama umur ekonomisnya karena terbatasnya manfaat dari aktiva tersebut. Dalam operasional kapal, hal yang diperhitungkan dalam biaya ini hanya penyusutan kapal. Biaya penyusutan ini didapat dari harga beli kapal dikurangi nilai residu kapal dibagi dengan umur ekonomis kapal.

II. Premi asuransi

(53)

III. Biaya dock dan peralatan

Biaya dock dan peralatan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan kapal dan penyewaan alat-alat selama perbaikan kapal. Biaya ini didapat dari data perencanaan maintenance yang dibuat oleh direktur operasional dan staf operasional.

IV. Biaya perawatan dan alat-alat

Biaya perawatan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk perawatan kapal selama kapal beroperasional. Biaya ini juga didapat dari data perencanaan maintenance. Biaya alat-alat merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menyewa atau membeli alat-alat berkaitan dengan perawatan kapal maupun perbaikan kapal. Biaya alat-alat ini didapat dari data perencanan maintenance sama halnya dengan biaya dock

dan biaya perawatan.

V. Biaya nafkah, tunjangan crew, dan upah harian

Biaya ini diberikan kepada para crew sebagai gaji pokok yang dikeluarkan setiap sebulan sekali. Biaya ini diambil dari data crew

pada bagian SDM. d). Biaya overhead variabel

(54)

I. Biaya-biaya pelabuhan

Biaya pelabuhan merupakan biaya yang dikeluarkan ketika kapal berada di pelabuhan. Biaya ini terdiri dari biaya labuh, sewa tambat (dermaga untuk kapal merapat), dan biaya keluar/masuk pelabuhan. II. Biaya SWTD, Tunggu, Angsur, Lembur

Biaya yang diberikan pada buruh kapal sebagai upah menunggu kapal sandar dan menyiapkan segala kebutuhan bongkar/muat muatan kapal. Biaya buruh kapal untuk masing-maing pelabuhan tidak selalu sama. Biaya ini diambil dari data biaya buruh pelabuhan pada data tahun lalu atau bisa dengan cara menghubungi pihak pengelola masing-masing pelabuhan.

III. Biaya Muatan

(55)

VI. Biaya makan untuk crew dan biaya air tawar

Biaya ini digunakan untuk biaya makan crew kapal sehari-hari selama kapal beroperasional dan biaya air tawar yang digunaan untuk minum dan MCK para crew kapal selama kapal beroperaional. Biaya ini didapat dari data perencanaan konsumsi pada bagian dapur kapal.

VII. SMEROLIE

SMEROLIE meupakan biaya yang dikeluarkan untuk pembelian minyak mesin atau pelumas. Biaya ini sudah dianggarkan per tahun sesuai dengan jumlah minyak mesin atau pelumas yang dibutuhkan per jam untuk masing-masing kapal.

3. Data Investasi Perusahaan (Rerata Aset Operasi)

Data investasi perusahaan ini berupa biaya-biaya yang telah menjadi komponen investasi yang akan diproses nilai penyusutannya. Data investasi ini nantinya akan digunakan dalam pehitungan ROI dan perhitungan markup. 4. Data Non Produksi (Pemasaran dan Administrasi)

Data non produksi terdiri dari biaya non produksi tetap dan biaya non produksi variabel yang tidak berhubungan langsung dengan proses operasional kapal. Pada perusahaan pelayaran ini biaya non produksi tetap terdiri dari biaya adminisrasi, biaya pendidikan crew, dan beban manfaat crew. Sedangkan biaya non produksi variabel terdiri dari biay claim, biaya pengobatan/pakaian dinas, biaya sewa taxi/transportasi dinas/JHT, biaya

(56)

B. Proses

Berdasarkan inputan data yang ada, selanjutnya akan dilakukan proses penentuan harga pokok produksi. Berikut ini merupakan penjelasan beberapa proses yang terkait dalam sistem ini.

1. Mengelola Data Master

Pada sistem informasi ini terdapat beberapa data master yang dikelola diantaranya data kapal, data crew kapal, data jabatan, data pelabuhan, data pengguna, data nama perusahaan pemilik muatan, data biaya history

pelabuhan, data biaya history tarif operasional, data anggaran per tahun, dan data anggaran per kapal. Pengelolaan data master pada sistem informasi ini dilakukan oleh pengguna dengan hak akses sebagai akuntan atau admin. Pengelolaan data master ini dilakukan dengan cara yang berbeda-beda diantaranya :

a) Mengelola data master kapal

Dalam proses pengelolaan data master ini pertama-tama pengguna dapat memilih proses pengelolaan data master yang ingin dilakukan yakni menambah data master kapal atau mengubah data master kapal yang telah tersimpan sebelumnya. Jika pengguna memilih untuk menambah data

master kapal, maka pengguna akan dibawa masuk ke halaman form data

(57)

yang berisi nama kapal. Dari tabel tersebut, pengguna dapat memilih kapal yang akan diubah datanya. Setelah itu pengguna dapat mengubah data kapal sesuai dengan kapal yang dipilih kemudian menyimpannya. Sistem akan secara otomatis memperbarui data yang diubah tersebut sesuai dengan kapal yang dipilih.

b) Mengelola data master jabatan

Dalam proses pengelolaan data master ini, pengguna hanya dapat mengubah data dari master jabatan yang telah ada. Data master jabatan ini hanya berisi jabatan crew yang ada didalam kapal. Data master jabatan yang dapat diubah berupa persentase premi atau lembur crew dari masing-masing jabatan yang ada di dalam kapal.

c) Mengelola data master crew kapal

Dalam proses pengelolaan data master ini sama seperti proses pengelolaan data master kapal. Pertama-tama pengguna dapat memilih proses pengelolaan data master yang ingin dilakukan yakni menambah data master crew kapal atau mengubah data master crew kapal yang telah tersimpan sebelumnya. Jika pengguna memilih untuk menambah data

master crew kapal, maka pengguna akan dibawa masuk ke halaman form

(58)

kapal, pengguna dapat menyimpannya dan secara otomatis sistem akan menyimpannya dalam data crew kapal.

Jika pengguna memilih untuk mengubah data crew kapal, maka sistem akan menampilkan tabel data crew kapal yang berisi nama crew

kapal. Dari tabel tersebut, pengguna dapat memilih crew kapal yang akan diubah datanya. Setelah itu pengguna dapat mengubah data crew kapal sesuai dengan nik crew kapal yang dipilih kemudian menyimpannya. Sistem akan secara otomatis memperbarui data yang diubah tersebut sesuai dengan nik crew kapal yang dipilih.

d) Mengelola data master pelabuhan

Dalam proses pengelolaan data master ini pertama-tama pengguna dapat memilih proses pengelolaan data master yang ingin dilakukan yakni menambah data master pelabuhan atau mengubah data master pelabuhan yang telah tersimpan sebelumnya. Jika pengguna memilih untuk menambah data master pelabuhan, maka pengguna akan dibawa masuk ke halaman form data pelabuhan. Pada halaman ini sistem akan secara otomatis memberikan id pelabuhan pada data pelabuhan yang akan ditambahkan. Selanjutnya pengguna diwajibkan untuk mengisi nama pelabuhan yang baru. Setelah mengisi data pelabuhan, pengguna dapat menyimpannya dan secara otomatis sistem akan menyimpannya dalam data pelabuhan.

(59)

yang akan diubah datanya. Setelah itu pengguna dapat mengubah data pelabuhan sesuai dengan id pelabuhan yang dipilih kemudian menyimpannya. Sistem akan secara otomatis memperbarui data yang diubah tersebut sesuai dengan id pelabuhan yang dipilih.

e) Mengelola data master rute

Dalam proses pengelolaan data master ini pertama-tama pengguna dapat memilih proses pengelolaan data master yang ingin dilakukan yakni menambah data master rute atau mengubah data master rute yang telah tersimpan sebelumnya. Jika pengguna memilih untuk menambah data

master rute, maka pengguna akan dibawa masuk ke halaman form data

rute. Pada halaman ini pengguna diwajibkan untuk memilih nama pelabuhan asal dan tujuan, serta memasukan jarak dari kedua pelabuhan tersebut dalam satuan mil. Setelah mengisi data rute, pengguna dapat menyimpannya dan secara otomatis sistem akan menyimpannya dan memberikan id rute pada data rute yang baru disimpan tersebut.

Jika pengguna memilih untuk mengubah data rute, maka sistem akan menampilkan tabel data rute. Dari tabel tersebut, pengguna dapat memilih rute yang akan diubah datanya. Setelah itu pengguna dapat mengubah data rute sesuai dengan id rute yang dipilih kemudian menyimpannya. Sistem akan secara otomatis memperbarui data yang diubah tersebut sesuai dengan id rute yang dipilih.

f) Mengelola data master pengguna

(60)

menambah data master pengguna atau mengubah data master pengguna yang telah tersimpan sebelumnya. Jika pengguna memilih untuk menambah data master pengguna, maka pengguna akan dibawa masuk ke halaman form data pengguna. Pada halaman ini pengguna diwajibkan untuk mengisi data pengguna dan memilih jabatan pengguna serta hak aksesnya pada sistem informasi ini. Jabatan yang ditampilkan pada form

ini hanya jabatan sebagai akuntan atau direktur. Setelah mengisi data pengguna, pengguna dapat menyimpannya dan secara otomatis sistem akan menyimpannya dan memberikan id pengguna pada data pengguna yang baru disimpan tersebut.

Jika pengguna memilih untuk mengubah data pengguna, maka sistem akan menampilkan tabel data pengguna. Dari tabel tersebut, pengguna dapat memilih id pengguna yang akan diubah datanya. Setelah itu pengguna dapat mengubah data pengguna sesuai dengan id pengguna yang dipilih kemudian menyimpannya. Sistem akan secara otomatis memperbarui data yang diubah tersebut sesuai dengan id pengguna yang dipilih.

g) Mengelola data master nama perusahaan pemilik muatan

(61)

h) Mengelola data masterhistory biaya pelabuhan

Dalam proses pengelolaan data master ini pertama-tama pengguna dapat memilih proses pengelolaan data master yang ingin dilakukan yakni menambah data master history biaya pelabuhan atau melihat data master

history biaya pelabuhan yang telah tersimpan sebelumnya. Jika pengguna

memilih untuk menambah data master history biaya pelabuhan, maka pengguna akan dibawa masuk ke halaman form data history biaya pelabuhan. Pada halaman ini sistem secara otomatis menampilkan tanggal hari ini sebagai penanda bahwa data biaya telah berubah per tanggal ditambahkannya biaya history pelabuhan tersebut. Selanjutnya pengguna diwajibkan untuk memilih nama pelabuhan dan jenis biaya pelabuhan serta mengisi nominal biaya. Setelah mengisi data history biaya pelabuhan, pengguna dapat menyimpannya dan secara otomatis sistem akan menyimpannya dan memberikan id history biaya pada data history

biaya pelabuhan yang baru disimpan tersebut.

Jika pengguna memilih untuk melihat data master history biaya pelabuhan, maka sistem akan menampilkan tabel data master history biaya pelabuhan. Dari tabel tersebut, pengguna dapat melihat master history

biaya pelabuhan yang telah tersimpan sebelumnya. i) Mengelola data master history biaya tarif operasional

Dalam proses pengelolaan data master ini pertama-tama pengguna dapat memilih proses pengelolaan data master yang ingin dilakukan yakni menambah data master history biaya tarif operasional atau melihat data

(62)

Jika pengguna memilih untuk menambah data master history biaya tarif operasional, maka pengguna akan dibawa masuk ke halaman form data

history biaya tarif operasional. Pada halaman ini sistem secara otomatis

menampilkan tanggal hari ini sebagai penanda bahwa data biaya telah berubah per tanggal ditambahkannya history biaya tarif operasional tersebut. Selanjutnya pengguna diwajibkan untuk memilih nama biaya operasional serta mengisi nominal biaya baru. Nama biaya yang dapat dipilih pada form ini hanya berupa tarif bbm dan tarif minyak pelumas. Setelah mengisi data history biaya tarif operasional, pengguna dapat menyimpannya. Kemudian secara otomatis sistem akan menyimpannya dan memberikan id history tarif pada data history biaya tarif operasional yang baru disimpan tersebut.

Jika pengguna memilih untuk melihat data master history biaya tarif operasional, maka sistem akan menampilkan tabel data master history

biaya tarif operasional. Dari tabel tersebut, pengguna dapat melihat master

history biaya tarif operasional yang telah tersimpan sebelumnya.

j) Mengelola data master anggaran per tahun

Dalam proses pengelolaan data master ini pertama-tama pengguna dapat memilih proses pengelolaan data master yang ingin dilakukan yakni menambah data master anggaran per tahun atau mengubah data master

Gambar

Gambar 2.1 Tahapan Pengembangan Sistem Metode  Waterfall (Pressman, 2001)
Gambar 2.2 Simbol-simbol System flow (Kendall, 2003)
Gambar 3.1 Alur Proses Penentuan Tarif Tambang
Gambar 3.2 Diagram Blok Sistem Informasi Penentuan Tarif Tambang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari event Pan Pacific Privileges for Bookers Reward Night yang dibuat oleh public relations, cara public relations mengukur citra hotel yaitu melalui jumlah media coverage,

Pada tabel IV pengujian sistem secara keseluruhan dapat dilihat juga kinerja dari cell motor vibrator, dari tabel pengujian sistem secara keseluruhan cell motor vibrator

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat di simpulkan mekanisme penyelesaian pemberian ganti rugi dalam pengadaan tanah untuk kepentingan umum di kabupaten

Pegawai Negeri Sipil dan penerima pensiun pegawai negeri sipil golongan ruang III dan golongan ruang IV beserta anggota keluarganya; Anggota TNI dan penerima

f) Guru menjelaskan kepada siswa mengenai peta pikiran dan memberikan contoh, sehingga siswa dapat membuat peta pikiran dengan kreasinya sendiri pada waktu yang telah

Penelitian juga menyatakan bahwa wanita yang terlibat dalam hubungan romantis pada masa dewasa awal memiliki harga diri yang cenderung lebih tinggi dari yang

Sedangkan metode TOPSIS merupakan suatu bentuk metode pendukung keputusan yang didasarkan pada konsep bahwa alternatif yang terbaik tidak hanya memiliki jarak terpendek dari

Hasil perhitungan medan ekuipotensial dan vektor medan listrik sepanjang ke 34 elektrode pemercepat Mesin Berkas Elektron dengan mengguna- kan metode elemen hingga menunjukkan