• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL STRATEGI HARGA PENAWARAN UNTUK PROYEK KONSTRUKSI DI INDONESIA Studi Kasus : Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE), Di Surabaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MODEL STRATEGI HARGA PENAWARAN UNTUK PROYEK KONSTRUKSI DI INDONESIA Studi Kasus : Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE), Di Surabaya"

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)

KONSTRUKSI DI INDONESIA

Studi Kasus : Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE), Di Surabaya

Disusun Oleh :

ADE OKTAVIA PUTRININGRUM NIM : 2011 011 0191

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

(2)

KONSTRUKSI DI INDONESIA

Studi Kasus : Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE), Di Surabaya

Disusun Oleh :

ADE OKTAVIA PUTRININGRUM NIM : 2011 011 0191

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

(3)

ii

KONSTRUKSI DI INDONESIA

Studi Kasus : Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE), di Surabaya

Disusun oleh :

ADE OKTAVIA PUTRININGRUM 20110110191

Telah disetujui dan disahkan oleh :

Mandiyo Priyo, Ir,MT,H. Pembimbing I Yogyakarta, September 2016

Anita Widianti, Ir, MT, Hj.

Pembimbing II Yogyakarta, September 2016

Yoga Aprianto Harsoyo, S.T., M.Eng.

(4)

iii

memperkenalkanku dengan cinta. Atas karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam selalu terlimpahkan keharibaan Rasullah Muhammad SAW.

Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat kukasihi dan kusayangi.

Mamah dan Papah Tercinta

Sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terima kasih yang tiada terhingga kupersembahkan karya kecil ini kepada Mamah dan Papah yang telah memberikan kasih sayang, segala dukungan, dan cinta kasih yang tiada terhingga yang tiada mungkin dapat kubalas hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan persembahan. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat Mamah dan Papah bahagia karena kusadar, selama ini belum bisa berbuat yang lebih. Untuk Mamah dan Papah yang selalu membuatku termotivasi dan selalu menyirami kasih sayang, selalu mendoakanku, selalu menasehatiku menjadi lebih baik.

Terima kasih Mamah dan Papah…

My Brother and Sister “Endah Hapsari Putraningrum dan Riski Afief Annuha

(5)

iv

menyelesaikan Tugas Akhir ini, semoga engkau pilihan yang terbaik buatku dan masa depanku. Terima kasih…

My Best Friend’s

Buat sahabatku Karina Purbasari, Caysie Sorea, dan Agista Fitriya terima kasih atas bantuan, doa, nasehat, hiburan, traktiran, ojekan, dan semangat yang kalian berikan selama aku kuliah, aku tak akan melupakan semua yang telah kalian semua berikan selama ini.

Dosen Pembimbing Tugas Akhirku

Ibu Anita Widianti, Ir, MT, Hj. dan Bapak Mandiyo Priyo, Ir, MT, H. selaku dosen pembimbing tugas akhir saya, terima kasih banyak pak…bu… saya sudah dibantu selama ini, sudah dinasehati, sudah diajari, saya tidak akan lupa atas bantuan dan kesabaran dari bapak dan ibu.

Terima kasih buat Bapak dan Ibu…

Serta semua pihak yang sudah membantu saya selama penyelesaian tugas akhir ini.

(6)

v

Alhamdulillah Hirobbil Alamin, segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Tidak lupa sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat. Setiap kemudahan dan kesabaran yang telah diberikan-Nya kepada saya akhirnya saya selaku penyusun dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul “Model Strategi Harga Penawaran Untuk Proyek Konstruksi di Indonesia“ sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana S-1 Teknik Sipil pada Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Dalam menyusun dan menyelesaikan Tugas Akhir ini, Penyusun sangat membutuhkan kerjasama, bantuan, bimbingan, pengarahan, petunjuk dan saran-saran dari berbagai pihak, terima kasih penyusun haturkan kepada :

1. Bapak Jazaul Ikhsan, ST, M.Eng. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Ibu Ir. Hj. Anita Widianti, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

3. Bapak Ir. H. Mandiyo Priyo, MT. selaku dosen pembimbing I. Yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan serta petunjuk dan koreksi yang sangat berharga bagi tugas akhir ini.

4. Ibu Ir. Hj. Anita Widianti, MT selaku dosen pembimbing II. Yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan terhadap tugas akhir ini.

5. Bapak Yoga Aprianto Harsoyo, S.T., M.Eng. Sebagai dosen penguji. Terima kasih atas masukan, saran dan koreksi terhadap Tugas Akhir ini.

(7)

vi

mencarikan data dalam proses penyelesaian Tugas Akhir ini.

9. Saudara Karina Purbasari, Agista Fitriya, Caysie Sorea yang juga memberikan dukungan dalam mengerjakan Tugas Akhir ini.

10.Rekan-rekan seperjuangan Angkatan 2011 dan yang lainnya. 11.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Demikian semua yang disebut di muka yang telah banyak turut andil dalam kontribusi dan dorongan guna kelancaran penyusunan tugas akhir ini, semoga menjadikan amal baik dan mendapat balasan dari Allah SWT. Meskipun demikian dengan segala kerendahan hati penyusun memohon maaf bila terdapat kekurangan dalam Tugas Akhir ini, walaupun telah diusahakan bentuk penyusunan dan penulisan sebaik mungkin.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT jualah kami serahkan segalanya, sebagai manusia biasa penyusun menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu dengan lapang dada dan keterbukaan akan penyusun terima segala saran dan kritik yang konstruktif demi baiknya penyusunan ini, sehingga sang Rahman masih berkenan mengulurkan petunjuk dan bimbingan-Nya.

Amien.

Yogyakarta, September 2016

(8)

vii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... v A. Layanan Pengadaan Secara Elektronik ... 8

1. Registrasi Peserta ... 9

2. Penyedia Barang/Jasa ... 10

B. Pelelangan ... 10

1. Tata Cara Pelelangan ... 11

2. Pelelangan Gagal dan Pelelangan Ulang ... 13

C. Estimasi Biaya Konstruksi ... 14

1. Jenis Estimasi Biaya Konstruksi ... 16

2. Resiko dalam Estimasi ... 19

3. Faktor yang Mempengaruhi Estimasi ... 21

4. Penyusunan Rencana Estimasi Biaya Proyek ... 22

(9)

viii

3. Penawaran Lebih Dari Satu Kompetitor ... 34

4. Average Competitor ... 36

B. Mark Up ... 37

E. Expected Profit ... 39

F. Pendekatan Metode Strategi Penawaran ... 41

1. Friedman Method ... 42

2. Gates Method ... 44

3. Ackoff & Sasieni Method ... 45

4. Metode Konvensional ... 46

5. Model-model yang Lain ... 50

G. Pendekatan Metode Statistik ... 51

1. Multi Distribusi Discrete ... 51

2. Multi Distribusi Normal ... 52

3. Single Distribusi Normal ... 53

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Tahapan Penelitian ... 54

B. Populasi/Pengambilan Data Penawaran Konstruksi ... 55

C. Pengolahan Data dengan Pendekatan Statistik ... 56

D. Pengolahan Data dengan Model Penawaran ... 57

E. Pengujian Model dengan Data Pilihan ... 57

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengumpulan Data Lapangan ... 59

B. Pengolahan Data dengan Pendekatan Statistik ... 59

1.Multi Distribusi Discrete ... 60

2.Multi Distribusi Normal ... 61

(10)

ix

3.Ackoff & Sasieni Method ... 89

D. Analisis Expected Profit ... 100

E. Pengujian Model dengan Data Pilihan ... 102

F. Pembahasan ... 104

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 107

B. Saran ... 108 DAFTAR PUSTAKA

(11)

xviii

Apabila mengajukan harga penawaran terlalu tinggi dengan harapan mendapatkan

keuntungan yang besar akan menyebabkan peluang untuk memenangkan tender menjadi

sangat kecil. Sebaliknya apabila mengajukan harga penawaran sangat rendah dengan

harapan memiliki peluang yang besar untuk memenangkan tender, akan menyebabkan

keuntungan yang besar menjadi sangat sulit untuk diperoleh.Tujuan dari penelitian ini

untuk menghitung nilai mark up menggunakan pendekatan strategi penawaran dan untuk

mengetahui strategi harga penawaran terbaik untuk memenangkan suatu tender dengan

nilai mark up optimum dan keuntungan optimum.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pelelangan yang sudah

selesai dari tahun 2011-2015 di LPSE di Surabaya dengan menggunakan pendekatan

statistik, yaitu muti distribusi discrete, multi distribusi normal dan single distribusi

normal. Model strategi penawaran yang digunakan yaitu Friedman Method, Gates

Method dan Ackoff & Sasieni Method.

Dengan menggunakan model Friedman menghasilkan mark up optimum sebesar

-6 % untuk multi distribusi discrete dengan expected profit sebesar -0,0002, -5 % untuk

multi distribusi normal dengan expected profit sebesar -0,0003 dan -1 % untuk single

distribusi normal dengan expected profit -0,0001. Dengan menggunakan model gates

menghasilkan mark up optimum sebesar 22 % untuk multi distribusi discrete dengan

expected profit 22,0000, 5 % untuk multi distribusi normal dengan expected profit 0,0307

dan 9 % untuk single distribusi normal dengan expected profit sebesar 2,0124. Dengan

menggunakan model ackoff & sasieni menghasilkan mark up optimum sebesar 8 % untuk

multi distribusi discrete dengan expected profit -0,5333, 5 % untuk multi dan single

distribusi normal dengan expected profit sebesar 0,1195.

Kata Kunci : Strategi penawaran, mark up, probabilitas menang, expected profit.

(12)

xix

the profits. The main problem of a contractor in order to propose an offer is to set up the

offer price. If an offer was too high with an expectation of getting big profits, it will cause

the opportunities to win the tender becomes extremely small. Vice versa if an offer was

too low with an expectation of having big opportunities to winning the tender, it will

cause the difficulties in gaining big profits. The aim of this research is to calculate the

value of mark-up using offering strategy approach and to determine which one is the best

offer strategy to win a tender by the optimum mark-up value and the maximum profits.

This research used data in the form of auctions data that has been completed

since 2011-2015 in LPSE, Surabaya using statistic approach namely discrete multi

distribution, normal multi distribution, and single normal distribution. The model of

offering strategy that used is Friedman Methods, Gates Methods, and Ackoff & Sasieni

Methods.

The Friedman Methods can generates the optimum mark-up of -6% for discrete

multi-distribution with expected profit of -0,0002, -5% for multi-normal distribution with

expected profit of 0,0003 and 1% for single normal distribution with expected profit

-0,0001. The gates Methods can produce the optimum mark up of 22% for discrete multi

distribution with expected profit of 22,0000, 5% for multi-normal distribution with

expected profit 0,0307 and 9% for single normal distribution with expected profit 2,0124.

While the Ackoff&Sasieni Methods can generates the optimum mark-up of 8% for

discrete multi distribution with expected profit -0,5333, 5% for multi and single normal

distribution with expected profit for 0,1195.

(13)
(14)

xviii

Apabila mengajukan harga penawaran terlalu tinggi dengan harapan mendapatkan

keuntungan yang besar akan menyebabkan peluang untuk memenangkan tender menjadi

sangat kecil. Sebaliknya apabila mengajukan harga penawaran sangat rendah dengan

harapan memiliki peluang yang besar untuk memenangkan tender, akan menyebabkan

keuntungan yang besar menjadi sangat sulit untuk diperoleh.Tujuan dari penelitian ini

untuk menghitung nilai mark up menggunakan pendekatan strategi penawaran dan untuk

mengetahui strategi harga penawaran terbaik untuk memenangkan suatu tender dengan

nilai mark up optimum dan keuntungan optimum.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pelelangan yang sudah

selesai dari tahun 2011-2015 di LPSE di Surabaya dengan menggunakan pendekatan

statistik, yaitu muti distribusi discrete, multi distribusi normal dan single distribusi

normal. Model strategi penawaran yang digunakan yaitu Friedman Method, Gates

Method dan Ackoff & Sasieni Method.

Dengan menggunakan model Friedman menghasilkan mark up optimum sebesar

-6 % untuk multi distribusi discrete dengan expected profit sebesar -0,0002, -5 % untuk

multi distribusi normal dengan expected profit sebesar -0,0003 dan -1 % untuk single

distribusi normal dengan expected profit -0,0001. Dengan menggunakan model gates

menghasilkan mark up optimum sebesar 22 % untuk multi distribusi discrete dengan

expected profit 22,0000, 5 % untuk multi distribusi normal dengan expected profit 0,0307

dan 9 % untuk single distribusi normal dengan expected profit sebesar 2,0124. Dengan

menggunakan model ackoff & sasieni menghasilkan mark up optimum sebesar 8 % untuk

multi distribusi discrete dengan expected profit -0,5333, 5 % untuk multi dan single

distribusi normal dengan expected profit sebesar 0,1195.

Kata Kunci : Strategi penawaran, mark up, probabilitas menang, expected profit.

(15)

xix

the profits. The main problem of a contractor in order to propose an offer is to set up the

offer price. If an offer was too high with an expectation of getting big profits, it will cause

the opportunities to win the tender becomes extremely small. Vice versa if an offer was

too low with an expectation of having big opportunities to winning the tender, it will

cause the difficulties in gaining big profits. The aim of this research is to calculate the

value of mark-up using offering strategy approach and to determine which one is the best

offer strategy to win a tender by the optimum mark-up value and the maximum profits.

This research used data in the form of auctions data that has been completed

since 2011-2015 in LPSE, Surabaya using statistic approach namely discrete multi

distribution, normal multi distribution, and single normal distribution. The model of

offering strategy that used is Friedman Methods, Gates Methods, and Ackoff & Sasieni

Methods.

The Friedman Methods can generates the optimum mark-up of -6% for discrete

multi-distribution with expected profit of -0,0002, -5% for multi-normal distribution with

expected profit of 0,0003 and 1% for single normal distribution with expected profit

-0,0001. The gates Methods can produce the optimum mark up of 22% for discrete multi

distribution with expected profit of 22,0000, 5% for multi-normal distribution with

expected profit 0,0307 and 9% for single normal distribution with expected profit 2,0124.

While the Ackoff&Sasieni Methods can generates the optimum mark-up of 8% for

discrete multi distribution with expected profit -0,5333, 5% for multi and single normal

distribution with expected profit for 0,1195.

(16)

1

Kegiatan proyek telah dikenal sejak dahulu, baik membuat rumah tinggal sederhana maupun membuat suatu infrastruktur raksasa. Pada jaman dunia modern seperti saat ini, proyek semakin beraneka ragam, canggih dan lebih kompleks. Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas dengan alokasi sumber daya tertentu dan melaksanakan tugas dengan tujuan yang jelas.

Bila melihat hasil sebuah proyek berupa bangunan gedung pencakar langit ataupun instalasi industri besar yang menggunakan teknologi canggih, tentunya dalam proses pembangunan tersebut terdapat beberapa tahap yang harus dilewati hingga mencapai hasil yang diinginkan. Beberapa tahap penting yang terdapat didalam sebuah proyek adalah tahap perencanaan, pelelangan, pemilihan kontraktor, penjadwalan, pelaksanaan pembangunan dan tahap pemeliharaan.

Pelelangan atau tender adalah suatu penawaran pekerjaan kepada kontraktor atau konsultan untuk mendapatkan harga penawaran yang bersaing sesuai spesifikasi dan dapat dipertanggungjawabkan. Dengan mengandalkan kemajuan ilmu pendidikan dan teknologi, proses pelelangan saat ini sudah mulai menggunakan sistem melalui jaringan internet yang diatur dalam Peraturan Presiden RI Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

(17)

kontraktor bisa mengikuti tender setelah paket lelang dan spesifikasi lelang diumumkan oleh lembaga terkait sebagai pemilik proyek. Tahapan pemilihan penyedia barang dan jasa pemerintah yang mutlak harus diikuti oleh setiap peserta lelang adalah tahapan pembukaan dokumen penawaran. Pembukaan dokumen penawaran dilakukan secara resmi dan disaksikan oleh semua peserta lelang. Pada acara ini panitia pengadaan barang dan jasa akan memberikan seluruh informasi lengkap mengenai data yang terdapat didalam setiap dokumen penawaran.

Dengan mengetahui setiap informasi yang terdapat didalam dokumen penawaran, maka secara tidak langsung seluruh peserta lelang dapat mengawasi panitia pengadaan barang/jasa dan melakukan proses evaluasi dokumen penawaran tersebut. Dengan demikan proses penentuan pemenang lelang tersebut menjadi terbuka dan bebas dari kecurangan. Semakin banyak peserta yang mengikuti lelang, maka peluang untuk memenangkan tender akan semakin kecil, sehingga bila tidak menggunakan strategi penawaran yang tepat, akan sangat sulit untuk memenangkan lelang.

Perusahaan yang bergerak dibidang jasa konstruksi khususnya kontraktor konstruksi atau pemborong bangunan, akan hidup dan berkembang dari keuntungan yang diperolehnya dengan mengerjakan sebuah proyek. Untuk mencapai keuntungan, perusahaan harus dapat bekerja secara profesional sehingga memperoleh keuntungan yang maksimal tanpa mengurangi kualitas dan kuantitas pembangunan proyek.

(18)

Karakteristik kontrak dalam industri konstruksi ditandai dengan persaingan yang terus meningkat, batas keuntungan yang tidak tinggi (low profit margin) dan nilai resiko gagal yang tinggi. Perkiraan harga sebuah proyek adalah hasil perhitungan yang dilakukan oleh estimator berdasarkan dokumen lelang berupa gambar rencana dan spesifikasinya. Dalam tahap ini, harga yang diperoleh adalah harga langsung (direct cost), sedangkan harga penawaran adalah biaya langsung ditambah dengan sejumlah nominal tertentu. Besarnya nominal penambahan biaya tersebut disebut nilai mark up. Tujuan menggunakan nilai mark up adalah agar setiap kontraktor memperoleh keuntungan dan menutupi biaya ovehead

perusahaan.

(19)

Perkiraan nilai mark up yang diimplementasikan dalam penawaran proyek-proyek konstruksi dapat dijadikan sebagai acuan dalam pengajuan harga penawaran, dimana nilai mark up yang didapat merupakan nilai mark up yang dihitung melalui data-data penawaran terdahulu disuatu wilayah dengan rentang waktu tertentu. Model pendekatan perhitungan mark up merupakan alat bantu bagi kontraktor dalam menyusun strateginya dalam menghadapi tender sistem penawaran bersaing, sehingga mengetahui kesempatan terbaik dalam mengikuti tender atau mendapatkan kesempatan optimum untuk memenangkan proyek dan mendapatkan keuntungan optimum.

Berbagai metode dengan pendekatan statistik dapat digunakan untuk menentukan strategi penawaran, dengan tujuan agar kontraktor dapat membuat harga penawaran yang lebih akurat dan efektif dalam sebuah pelelangan proyek. Di dalam penelitian Tugas Akhir ini akan digunakan tiga metode untuk menghitung nilai mark up, yaitu Friedman Method, Gates Method dan Ackoff & Sasieni Method dengan menggunakan tiga pendekatan metode statistik, yaitu

multi distribusi discrete, multi distribusi normal dan single distribusi normal.

Setiap metode akan menghasilkan tiga variasi mark up yang nantinya akan diuji dengan data pelelangan yang pernah dilakukan, sehingga dapat diketahui nilai

mark up mana yang lebih tepat digunakan.

B. Rumusan Masalah

(20)

1. Berapakah nilai mark up yang dihasilkan dari data pelelangan yang dianalisis?

2. Apakah strategi penawaran dengan Friedman Method, Gates Method dan

Ackoff & Sasieni Method dapat menjadi alternatif pilihan dalam menentukan nilai mark up?

3. Pilihan pendekatan metode statistik mana yang tepat untuk menentukan probabilitas menang dalam pelelangan?

4. Metode apakah yang paling tepat dijadikan alternatif untuk menentukan nilai mark up?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menghitung mark up dari tender proyek konstruksi di Surabaya menggunakan pendekatan strategi penawaran Friedman Method, Gates Method dan Ackoff & Saseni Method.

2. Membandingkan setiap metode dan pendekatan statistik yang digunakan, mana mark up yang paling tepat untuk dijadikan alternatif harga penawaran yang efektif.

3. Mengetahui strategi harga penawaran terbaik untuk memenangkan suatu tender dengan nilai mark up optimum dan keuntungan maksimum.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

(21)

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan strategi yang paling tepat didalam menentukan harga penawaran tender konstruksi, sehingga diperoleh keuntungan yang maksimum. Selain itu diharapkan sebagai masukan bagi perusahaan konstruksi untuk mencari dan mempelajari model strategi yang sesuai dengan kondisi wilayah masing-masing.

2. Pengembangan ilmu pengetahuan

Penelitian ini dapat menjadi salah satu referensi belajar mengenai strategi penawaran proyek konstruksi, khususnya pelelangan di wilayah Surabaya.

E. Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak terlalu luas sehingga dapat menyimpang dari tujuan penelitian, maka lingkup pembahasannya hanya terbatas sebagai berikut:

1. Data penawaran yang dikumpulkan adalah data pelelangan pekerjaan konstruksi dari Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) di Surabaya tahun 2011-2015.

2. Data yang digunakan adalah data lelang yang proses lelangnya sudah selesai dilaksanakan dengan jumlah kontraktor yang mengikuti lelang minimal lima kontraktor.

3. Data lelang yang digunakan adalah proyek pekerjaan konstruksi dengan harga minimal Rp. 200.000.000,-

4. Untuk pendekatan metode statistik digunakan tiga metode, yaitu multi distribusi discreate, multi distribusi normal dan single distribusi normal. 5. Pembahasan pada penelitian ini hanya pada lingkup strategi harga

(22)

expected profit maksimum yang diperoleh kontraktor apabila menggunakan setiap metode strategi penawaran.

6. Untuk pendekatan strategi penawaran digunakan tiga metode, yaitu

Friedman Method, Gates Method dan Ackoof & Sasieni Method.

F. Keaslian Penelitian

Penelitian tentang model strategi penawaran untuk proyek konstruksi di Indonesia sebelumnya dilakukan oleh Marianti (2012) dengan studi kasus Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kotamadya Yogyakarta, Prayuda (2013) dengan judul Model Strategi Harga Penawaran Untuk Proyek Kontruksi Di Indonesia dengan studi kasus Layanan Pengadaan Secara Elektronik Kota Bandung, dan Nur Kiswan (2016) dengan judul Strategi Penawaran untuk Proyek Konstruksi Di Indonesia dengan studi kasus Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kab. Musi Rawas (Sumatera Selatan) Friedman Method dan

Gates Method.

Ketiga penelitian tersebut hanya menggunakan metode Expected Profit

(23)

8

Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) pada awalnya merupakan sistem e-procurement (pengadaan secara elektronik) yang dikembangkan oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Sistem Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) dikembangkan dengan basis free license

untuk diterapkan di seluruh instansi pemerintah di Indonesia. Hingga pertengahan tahun 2011, telah terdapat sekitar 40 instansi yang memiliki LPSE. Pada perkembangan selanjutnya, LPSE didefinisikan sebagai unit pelaksana yang memfasilitasi panitia/unit Layanan Pengadan (ULP) pada proses pengadaan barang/jasa secara elektronik. LPSE sendiri mengoperasikan sistem e-procurement bernama Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) yang dikembangkan oleh LKPP. Namun secara umum, LPSE diartikan sebagai sistem

e-procurement termasuk di dalamnya aplikasi dan unit pelaksana.

(24)

16 dan 109 ayat 7 Undang-Undang (UU) Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE, dengan pembinaan dan pengawasan atas pelaksanaannya dilakukan oleh LKPP. Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) akan menjalankan fungsi sebagai berikut :

a. Mengelola Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE).

b. Menyediakan pelatihan kepada PPK/Panitia dan Penyedia barang/jasa. c. Menyediakan sarana akses internet bagi PPK/Panitia dan Penyedia

barang/jasa.

d. Menyediakan bantuan teknis untuk mengoperasikan SPSE kepada PPK/Panitia dan Penyedia barang/jasa.

e. Melakukan pendaftaran dan verifikasi terhadap PPK/Panitia dan Penyedia barang/jasa.

Adapun beberapa syarat dan ketentuan untuk bergabung dengan layanan pengadaan secara elektronik adalah sebagai berikut:

1. Registrasi Peserta

(25)

2. Penyedia barang / jasa

Adapun ketentuan untuk lembaha-lembaga atau perusahaan penyedia barang dan jasa sebagai berikut :

a. KTP Direktur/Pemilik perusahaan/Pejabat yang berwenang di perusahaan. b. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

c. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)/Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK) atau ijin usaha sesuai bidang masing-masing.

d. Akta pendirian perusahaan beserta akta perubahannya (jika ada perubahan). e. Penyedia barang/jasa wajib menandatangani dan menyerahkan formulir keikutsertaan dan formulir pendaftaran yang telah tersedia pada website LPSE.

f. Penyedia barang/jasa dapat melakukan registrasi sebagai Pengguna SPSE paling lambat 2 hari kerja sebelum batas akhir pemasukan penawaran suatu paket pekerjaan yang akan diikuti.

B. Pelelangan

(26)

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

Pelelangan dibedakan menjadi dua macam yaitu pelelangan umum dan pelelangan terbatas. Prinsipnya kedua macam pelelangan tersebut sama, hanya saja ada sedikit perbedaan dalam memenuhi syarat agar dapat mengikuti pelelangan. Dalam pelelangan terbatas yang diizinkan mengikuti lelang adalah penyedia barang/jasa yang hanya diundang oleh pengguna jasa. Pelelangan dilakukan pada umumnya tergantung pada besar atau kecilnya proyek, tingkat kompleksitas proyek, biaya proyek dan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan. 1. Tata Cara Pelelangan

Adapun tata cara pelelangan untuk penyedia barang/jasa secara umum sebagai berikut :

a. Penyedia barang/jasa harus memenuhi seluruh persyaratan peserta lelang. Peserta harus memenuhi kualifikasi, klasifikasi dan memiliki sumber daya sesuai dengan dokumen prakualifikasi yang dibuat oleh panitia lelang. b. Panitia akan mengumumkan secara luas tentang adanya pelelangan melalui

media cetak, papan pengunguman maupun media elektronik. Biasanya pengunguman ditujukan kepada penyedia berdasarkan jenis perusahaan, meliputi perusahaan kelas kecil, menengah, dan besar. Setiap penyedia barang/jasa boleh mendaftar dengan memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh panitia.

(27)

lelang sesuai dengan dokumen prakualifikasi yang telah diberikan kepada calon peserta lelang.

d. Penyusunan daftar calon peserta lelang, penyampaian undangan dan pengambilan dokumen lelang.

e. Penjelasan lelang (Aanwijzing) dilakukan pada tempat dan waktu yang ditentukan dan dihadiri oleh calon peserta lelang yang mendaftarkan diri untuk mengikuti pelelangan. Penjelasan lelang meliputi metode pengadaan, penyampaian penawaran, dan ketentuan penting lainnya. f. Penyampaian dan pembukaan dokumen penawaran. Sistem

penyampaiannya harus mengikuti ketentuan yang disyaratkan didalam dokumen. Pembukaan dokumen penawaran terbagi tiga macam yaitu sistem satu sampul, sistem dua sampul dan sistem dua tahap.

g. Evaluasi penawaran. Dilakukan oleh panitia terhadap semua penawar yang dinyatakan lulus pada saat pembukaan penawaran. Evaluasi tersebut meliputi evaluasi administrasi, teknis dan harga berdasarkan kretiria, metode dan tata cara evaluasi yang telah ditetapkan dalam dokumen lelang.

h. Pembuatan berita acara hasil pelelangan. Panitia membuat kesimpulan dari hasil evaluasi pelaksanaan pelelangan termasuk tata cara penilaian hingga penetapan urutan pemenang.

(28)

j. Sanggahan peserta lelang. Seluruh peserta lelang diberi kesempatan untuk menyampaikan sanggahan secara tertulis apabila keberatan atas penetapan pemenang.

k. Pemerintah surat keputusan penetapan penyedia Barang/jasa. Surat ini dikeluarkan setelah tidak ada sanggahan dari peserta lelang dan penerima surat wajib menerima keputusan tersebut.

2. Pelelangan Gagal dan Pelelangan Ulang

Pelelangan dinyatakan gagal dan harus dilakukan pepelangan ulang apabila sebagai berikut :

a. Penyedia barang/jasa tercantum dalam daftar calon peserta kurang dari tiga penyedia.

b. Penawaran yang masuk kurang dari tiga.

c. Tidak ada penawaran yang memenuhi persyaratan yang telah ditentukan dalam dokumen lelang.

d. Tidak ada penawaran yang harga penawarannya dibawah atau sama dengan anggaran dana yang tersedia.

e. Sanggahan dari peserta lelang atas kesalahan prosedur yang tercantum dalam dokumen lelang ternyata besar.

f. Terjadinya praktik KKN dan disanggah oleh peserta lelang.

g. Calon pemenang lelang urutan 1,2 dan 3 mengundurkan diri dan tidak bersedia ditunjuk.

(29)

C. Estimasi Biaya Konstruksi

Estimasi biaya merupakan hal penting dalam dunia industri konstruksi. Ketidakakuratan dalam estimasi dapat memberikan efek negatif pada seluruh proses konstruksi dan semua pihak yang terlibat. Menurut Pratt (1995) dalam Priyo (1999) fungsi dari estimasi biaya dalam industri konstruksi adalah

a. Untuk melihat apakah perkiraan biaya konstruksi dapat terpenuhi dengan biaya yang ada.

b. Untuk mengatur aliran dana ketika pelaksanaan konstruksi sedang berjalan. c. Untuk kompetensi pada saat penawaran.

Estimasi biaya awal digunakan untuk studi kelayakan, alternatif desain yang mungkin, dan pemilihan desain yang optimal untuk sebuah proyek. Estimasi biaya berdasarkan spesifikasi dan gambar kerja yang disiapkan owner harus menjamin bahwa pekerjaan akan terlaksana dengan tepat dan kontraktor dapat menerima keuntungan yang layak. Estimasi biaya konstruksi dikerjakan sebelum pelaksanaan fisik dilakukan dan memerlukan analisis detail dan kompilasi dokumen penawaran lainnya.

(30)

penawaran biaya konstruksi antara pihak konsultan, owner dan kontraktor mempunyai hasil yang berbeda. Tetapi perincian biaya yang dicantumkan meliputi biaya langsung, biaya tak langsung, biaya tak terduga dan biaya

overhead.

Dalam menentukan biaya estimasi sebaiknya mendekati biaya aktual, maka sangat dibutuhkan suatu data dari pengalaman-pengalaman penawar yang lalu dan membutuhkan waktu tiga sampai lima tahun pengamatan (Patmadjaja,1999).

Biaya aktual merupakan biaya pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi yang tentu saja tidak dapat diketahui persis jika pekerjaan belum selesai, namun nilai ini dibutuhkan dalam menentukan Expected Profit Maximum. Asumsi yang umum dipakai adalah bahwa nilai c sama dengan estimasi dari kontraktor pada waktu mengajukan penawaran. Seberapa jauh nilai ini dapat digunakan tergantung dari record pengalaman-pengalaman yang telah lewat.

(31)

Menurut Cook (1985) dalam Panjaitan (2010), Penawaran yang baik adalah penawaran yang berdasarkan perhitungan estimasi biaya yang tepat seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Batas harga penawaran suatu tender (Cook,1985) Batas A pada Gambar 2.1 menunjukkan suatu penawaran ideal dimana batas A ini dapat diturunkan lagi sampai batas B dan batas B merupakan suatu batas penawaran yang paling kompetitif atau layak. Apabila biaya penawaran dinaikkan melebihi batas A maka harga penawaran akan menjadi batas tak layak. 1. Jenis Estimasi Biaya Konstruksi

Ada beberapa metode dalam melakukan estimasi biaya konstruksi, yaitu: a. Estimasi harga pasti (Fixed-price)

Harga pasti dihitung menggunakan dua metode yaitu :

(32)

berani mengambil resiko bila ketidakpastian terjadi dilapangan maka tingkat resiko yang dipikul kontraktor lebih besar. Keuntungan bagi

owner adalah harga konstruksi diketahui dengan baik sehingga memudahkan untuk menentukan anggaran.

2) Metode harga satuan (unit price estimate), metode ini berdasarkan harga satuan setiap jenis pekerjaan. Dalam penawaran dicantumkan juga estimasi jumlah setiap jenis pekerjaan untuk mendapatkan total biaya yang mana volume jumlah hanya berdasarkan pada gambar rencana arsitektur yang belum tentu dijamin keakuratannya.

b. Estimasi harga perkiraan (approximate estimate)

Metode ini berdasarkan fakta perincian biaya dari proyek sebelumnya. Ada beberapa metode yang termasuk ketegori ini yaitu :

1) Harga per fungsi yaitu metode didasarkan pada estimasi biaya setiap jenis penggunaan.

2) Harga luas yaitu metode yang menggunakan harga tiap luas lantai. 3) Harga volume kubik yaitu metode didasarkan pada volume bangunan. 4) Modular take off yaitu metode yang mengacu pada konsep modul yang

kemudian dikalikan untuk seluruh proyek.

5) Partial take off yaitu metode jumlah dari gabungan jenis-jenis pekerjaan yang diperkirakan menggunakan harga satuan.

(33)

7) Harga parameter yaitu metode yang menggunakan harga satuan dari komponen bangunan yang berbeda seperti site work, pondasi, lantai, dinding dan sebagainya.

Berdasarkan tahapan proyek konstruksi, jenis-jenis estimasi biaya dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Estimasi kelayakan. Sebagaimana tujuan dari tahap studi kelayakan adalah untuk menentukan apakah bangunan tersebut layak dibangun, maka perkiraan biaya konstruksi dilakukan berdasarkan pengalaman dan dibandingkan dengan bangunan yang identik.

b. Estimasi konseptual. Biaya suatu bangunan diperkirakan berdasarkan volume bangunan atau faktor lain dengan patokan harga berdasarkan pada bangunan yang identik. Beberapa metode estimasi konseptual sebagai berikut:

1) Metode satuan luas, metode ini mengandalkan data dari proyek sejenis yang pernah dibangun dan bersifat garis besar dengan tingkat ketelitian sangat rendah.

2) Metode satuan isi, metode ini digunakan pada bangunan yang volumenya sangat dipentingkan, metode ini hanya dapat diandalkan pada fase awal perencanaan dan perancangan untuk bangunan yang kurang identik.

(34)

4) Metode faktorial yaitu metode yang digunakan pada proyek yang jenisnya sama, metode ini paling berguna untuk proyek yang mempunyai komponen utama sejenis.

5) Metode sistematis dimana proyek dibagi atas sistem fungsionalnya. Harga satuan ditentukan oleh jumlah tiap haga satuan elemen dalam setiap sistem atau mengalikan dengan data faktor pengali yang ada. c. Estimasi detail/terperinci yaitu memperkirakan biaya konstruksi secara

lebih terperinci dengan berpedoman pada gambar rencana, spesifikasi, gambar potongan dan gambar detail yang tersedia. Metode ini sering disebut metode harga satuan atau volume pekerjaan (Quantity Take off). d. Sistem estimasi sub kontraktor digunakan pada bagian konstruksi khusus

di sub kontraktor.

e. Estimasi pekerjaan tambah kurang digunakan karena kebutuhan pemilik proyek, kesalahan dalam dokumen kontrak atau perubahan kondisi lokasi proyek.

f. Estimasi kemajuan adalah sebagai dasar permintaan pembayaran dan sebagai pembanding terhadap keuntungan dan kerugian yang telah diramalkan sebelumnya.

2. Resiko dalam Estimasi

(35)

a. Mempelajari semua dokumen yang berhubungan dengan proyek termasuk dokumen yang direferensikan dalam dokumen kontrak.

b. Melakukan tinjauan ke lokasi proyek sebelum penawaran. c. Membuat jadwal konstruksi sebelum penawaran.

d. Menyelidiki kemampuan keuangan dan etika bisnis pemilik proyek. e. Memilih sub kontraktor dan suplyer yang tepat.

f. Mengikuti rapat penjelasan .

g. Mengidentifikasi reaksi masyarakat terhadap proyek.

h. Mendapatkan kepastian bahwa sumber daya tersedia untuk pembangunan proyek.

i. Membuat daftar hal-hal yang sesungguhnya tentang proyek. j. Membuat strategi untuk mendapatkan proyek.

k. Mengidentifikasi dan memahami klausa-klausa dalam spesifikasi yang memberikan resiko untuk kontraktor.

l. Mengidentifikasi kondisi khusus dalam spesifikasi yang memberikan resiko tambahan untuk kontraktor.

m. Mengidentifikasi persyaratan-persyaratan pemerintah.

n. Mengidentifikasi gangguan lingkungan yang berhubungan dengan proyek. o. Mengkaji ulang pola musim daerah lokasi proyek.

p. Mengidentifikasi lokasi pembuangan.

(36)

s. Melakukan analisis pekerjaan yang disubkontraktorkan untuk memastikan bahwa seluruh pekerjaan telah tercakup.

3. Faktor yang Mempengaruhi Estimasi

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi perkiraan biaya konstruksi, antara lain sebagai berikut :

a. Produktivitas tenaga kerja. Produktivitas adalah volume pekerjaan yang dapat dihasilkan oleh seseorang atau sekelompok pekerja dalam satuan waktu. Semakin besar produktivitas maka semakin cepat pekerjaan terselesaikan. Hal ini berkaitan dengan jumlah upah yang dibayarkan namun juga perlu analisis lebih mendalam karena dengan produktivitas makin besar maka harga satuan upah tenaga kerja akan semakin mahal. b. Ketersediaan material dan sumber daya proyek. Semakin langka material

dipasaran maka akan semakin mahal harga yang ditawarkan, atapun jika diperlukan waktu pemesanan yang lebih lama dengan biaya yang dibebankan kepada konsumen.

c. Cuaca sangat mempengaruhi proses pelaksanaan proyek konstruksi yang memungkinkan pelaksanaan dapat berlangsung dalam waktu yang relatif lebih lama akan sangat memepengaruhi biaya suatu pekerjaan.

d. Masalah konstruksibilitas yaitu kesulitan ataupun penggunaaan metode yang belum pernah dilakukan sebelumnya, sehingga akan menjadi faktor resiko yang tinggi dan mengakibatkan biaya akan semakin mahal.

(37)

4. Penyusunan Rencana Estimasi Biaya Proyek

Rencana anggaran biaya merupakan perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah serta biaya-biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan proyek (Priyo,2012). Anggaran biaya pada bangunan yang sama akan berbeda-beda dimasing-masing daerah, hal ini disebabkan perbedaan harga satuan bahan dan upah tenaga kerja yang berbeda-beda. Ada dua faktor yang berpengaruh terhadap penyusunan anggaran biaya yaitu faktor teknis dan non teknis.

Faktor teknis antara lain berupa ketentuan dan persyaratan yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan pembangunan serta gambar-gambar konstruksi bangunan. Faktor non teknis berupa harga-harga bahan bangunan dan upah tenaga kerja. Contoh dari faktor teknis adalah ketentuan pada pedoman teknik bangunan gedung negara tahun 2002 yang menentukan biaya pekerjaan standar bangunan gedung dan koefisien atau faktor pengali bangunan gedung bertingkat yang dapat dilihat pada Tabel 2.1 dan Tabel 2.2.

Ada beberapa jenis anggaran biaya yang umum digunakan oleh kontraktor di Indonesia, antaran lain sebagai berikut :

a. Anggaran biaya kasar atau taksiran, penyusunannya hanya memerlukan gambar pra rencana dan keterangan singkat mengenai bahan bangunan yang digunakan.

(38)

Tabel 2.1 Biaya pekerjaan standar bangunan gedung

KOMPONEN GEDUNG NEGARA

Pondasi 5 % - 10 %

Struktur 25 % - 35 %

Lantai 5 % - 10 %

Dinding 7 % - 10 %

Plafond 6 % - 8 %

Atap 8 % - 10 %

Utilitas 5 % - 8 %

Finishing 10 % - 15 %

Sumber : Pedoman Teknis Bangunan Gedung Negara,2002

Tabel 2.2 Faktor pengali bangunan gedung bertingkat JUMLAH LANTAI HARGA SATUAN PER M2 TERTINGGI

2 Lantai 1,090 standar harga satuan gedung bertingkat 3 Lantai 1,120 standar harga satuan gedung bertingkat 4 Lantai 1,135 standar harga satuan gedung bertingkat 5 Lantai 1,162 standar harga satuan gedung bertingkat 6 Lantai 1,197 standar harga satuan gedung bertingkat 7 Lantai 1,236 standar harga satuan gedung bertingkat 8 Lantai 1,265 standar harga satuan gedung bertingkat Sumber : Pedoman Teknik Bangunan Gedung Negara,2002

Pada perancangan estimasi anggaran biaya konstruksi, tahap desain adalah sebagai berikut (Priyo,2012) :

a. Mengumpulkan data-data berupa data teknis dan data non teknis. b. Estimasi pendahuluan berdasarkan luas, klasifikasi dan jumlah lantai.

(39)

d. Menghitung volume tiap jenis pekerjaan sesuai dengan gambar bestek. e. Mengelompokkan daftar harga material dan upah pekerjaan dalam suatu

tabel material, upah dan sewa alat.

f. Menganalisa harga satuanpekerjaan untuk tiap-tiap item pekerjaan. g. Menghitung rencana anggaran biaya proyek.

h. Merencanakan penjadwalan pelaksanaan pekerjaan pembangunan proyek.

D. Hasil Penelitian Terdahulu

Patmadjaja (1999) melakukan studi berbagai model strategi penawaran yang didasarkan pada expected profit maximum yang pernah muncul dan digunakan di negara maju, diantaranya dipilih model Friedman, model Gates dan

Ackoff & Sasieni. Model-model didekati dengan bentuk distribusi diskrit berganda maupun distribusi normal tunggal danberganda. Hasil penelitian tersebut ditampilkan pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3 Hasil Mark Up dari Expected Profit Maximum

Jenis Distribusi Model

Ackoff & Sasieni 10 Distribusi Normal

Tunggal

Friedman 5

Gates 15

(40)

Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bila kontraktor sangat membutuhkan pekerjaan demikian pula dengan para pesaing yang juga membutuhkan pekerjaan dan sama-sama menguasai teori model strategi penawaran, maka sebaiknya digunakan model Friedman dengan distribusi diskrit berganda untuk para pesaing yang dikenal identitasnya, namun apabila para pesaing tidak dikenal identitasnya maka gunakan model Friedman dengan distribusi normal tunggal. Bila para pesaing tidak terlalu membutuhkan pekerjaan atau permintaan pasar sedang tinggi maka sebaiknya menggunakan model penawaran Gates atau Ackoff & Sasieni yang akan menghasilkan Mark Up Optimum yang lebih besar. Model yang menghasilkan penawaran yang rendah adalah model Friedman dengan distribusi diskrit berganda, sebaliknya model

(41)

penawaran kontraktor lebih rendah dari biaya langsung (direct cost) yang ditentukan oleh Kimpraswilhub Kabupaten Sleman sebagai Owner Estimate

terlalu tinggi. Expected Profit Method dan Friedman Method dapat menjadi alternatif pilihan dalam strategi penawaran proyek konstruksi yang digunakan untuk menentukan besarnya penawaran yang akan diajukan pada proyek-proyek berikutnya asalkan sudah diketahui Owner Estimate terlebih dahulu.

Zulianto(2008) melakukan penelitian berdasarkan data penawaran pada tahun anggaran 2007 dengan studi kasus di Dinas Permukiman, Prasarana Wilayah dan Perhubungan Kabupaten Bantul. Penelitian ini hanya menggunakan dua metode yaitu Expected Profit Method dan Friedman Method dengan analisis perhitungan pada pesaing yang dikenal saja. Hasil penelitian menunjukkan dengan menggunakan Expected Profit Method medapatkan nilai mark up4 % untuk mengalahkan 1 pesaing dengan probabilitas 0,71. Sedangkan untuk mengalahkan 7 pesaing digunakan mark up 0 % dengan probabilitas 1. Profit optimum sebesar 0,00456 dari biaya langsung dapat dicapai dengan menggunakan mark up sebesar 2 %. Dengan menggunakan Friedman Method menghasilkan nilai mark up 2 % untuk mengalahkan 1 pesaing dengan probabilitas 0,70. Sedangkan untuk mengalahkan 7 pesaing digunakan mark up 0 % dengan probabilitas 0,79.

(42)

Panjaitan (2010) melakukan penelitian pada perusahaan yang membutuhkan jasa kontraktor akan melakukan tender untuk mendapatkan penawaran yang kompetitif, sehingga penyusunan penawaran tender adalah bagian pekerjaan yang penting bagi kontraktor untuk memeperoleh pekerjaan. Penelitian ini melakukan studi atas bebagai model strategi penawaran yang didasarkan pada expected profit maximum yang pernah muncul pada tender proyek pembangunan yang sejenis pasa satu perusahaan dengan waktu tertentu. Lingkup pembahasan hanya mentitik beratkan pada strategi harga penawaran tender pada proyek konstruksi dengan memperhitungkan faktor resiko. Penawaran dalam penelitian ini adalah tender dengan sistem terbuka yang digunakan sebagai studi model strategi penawaran untuk proyek konstruksi di Indonesia, khususnya pada pembangunan perumahan PT.PP London Sumatera Utara.Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi penawaran model Friedman, Gates

(43)
(44)

29

Penawaran adalah suatu usulan oleh satu pihak untuk mengerjakan sesuatu bagi kepentingan pihak yang lain menurut persyaratan yang telah ditentukan dan disepakati bersama (Nugraha,1985). Dalam melakukan penawaran, kontraktor akan menempatkan harga penawaran yang kompetitif, yang artinya harga penawaran tidak dapat diajukan terlalu tinggi dengan harapan mendapatkan profit

yang besar. Sebaliknya kontraktor juga tidak dapat mengajukan harga penawaran terlalu rendah dengan harapan memenangkan tender semakin besar. Dua kondisi yang berlawanan ini berlangsung dalam waktu yang sama sehingga menyulitkan kontraktor untuk menentukan harga penawaran yang tepat.

Pada umumnya, terdapat empat jenis penawaran yang selau diaplikasikan oleh kontraktor, yaitu sebagai berikut:

a. Penawaran dilakukan secara negoisasi. Penawaran yang dilakukan pada proyek yang memerlukan keahlian khusus yang hanya dimiliki oleh satu atau dua kontraktor dan belum ada standar harga yang jelas, semua bentuk pekerjaan dilakukan secara tawar-menawar, seperti pembangunan bangunan militer, dll.

(45)

c. Penawaran dilakukan secara terbuka. Penawaran yang dilakukan secara terbuka dan harga penawaran bergantung hasil analisis dan diumumkan kepada semua peserta tender.

d. Penawaran dilakukan secara tertutup. Penawaran jenis ini dilakukan tertutup dan harga penawaran tidak diumumkan kepada peserta tender.

Dari keempat jenis penawaran tersebut, penawaran terbuka adalah penawaran yang adil dan kompetitif sehingga penawaran ini seringkali digunakan pada proyek-proyek pemerintah atau proyek melalui bantuan negara-negara luar. Di Indonesia khususnya untuk proyek-proyek pemerintah berskala besar dengan anggaran diatas 50 milyar rupiah diwajibkan menggunakan penawaran sistem terbuka.

Tahap awal dalam perkara penawaran adalah menentukan keputusan untuk ikut atau tidak ikut dalam sebuah pelelangan. Keputusan ini sangat bergantung dari empat aspek, yaitu:

a. Aspek dari proyek itu sendiri, meliputi jenis proyek, pemilik proyek, keuntungan yang mungkin dicapai, lokasi proyek, ukuran proyek dan tingkat resiko.

b. Aspek internal perusahaan, meliputi kebutuhan akan pekerjaan dan kemampuan perusahaan.

c. Aspek pasar, meliputi kondisi ekonomi dan kompetisi antar penawar. d. Aspek sumber daya yang dimiliki, meliputi estimator dan subkontraktor.

(46)

oleh pemakai dalam mendekatkan permasalahan pada kondisi yang senyata-nyatanya. Beberapa strategi umum yang sering digunakan, yaitu :

a. Strategi kompetitif, merupakan strategi penawaran paling ideal dengan mengasumsikan seluruh pesaing menggunakan strategi yang jujur dalam kompetisi.

b. Strategi menurunkan harga, merupakan strategi yang digunakan oleh peserta lelang untuk memenangkan lelang dengan menurunkan harga dan rela mendapatkan keuntungan minimal.

c. Strategi merugi, merupakan strategi yang bertujuan untuk memeperoleh simpati dari owner dengan harapan untuk mendapatkan proyek berikutnya. d. Strategi pembayaran dengan kelonggaran, merupakan strategi yang

bertujuan untuk memberikan kelonggaran kepada owner dalam hal pembayaran terminim.

e. Strategi perundingan bawah meja, merupakan strategi yang bertujuan mendapatkan nilai Owner Estimate dalam suasana tidak formal.

1. Konsep Dasar Penawaran

(47)

Mengajukan harga penawaran yang tinggi sangat memungkinkan pesaing yang mengajukan harga lebih rendah akan memenangkan lelang tersebut, jika menawar terlalu rendah, maka penawar yang mendekati owner estimate yang mempunyai kesempatan untuk menang, sehingga kontraktor harus menyatukan kondisi yang bertentangan tersebut dengan pertimbangan sebagai berikut :

a. Penawaran harus cukup rendah dengan keyakinan untuk memenangkan proyek walaupun tidak mendapatkan keuntungan.

b. Penawaran harus cukup tinggi untuk mendapatkan profit walaupun kesempatan untuk memenangkan proyek kecil.

Konsep dasar dalam menentukan strategi penawaran cukup sederhana yaitu hanya ada satu penawar terbaik dalam mengkombinasikan dua hal tersebut :

a. Memperoleh profit dari harga penawaran yang diajukan. b. Kemungkinan untuk mendapatkan proyek dapat dicapai. 2. Penawaran dengan Satu Kompetitor

Sebelum strategi penawaran ini dibicarakan lebih lanjut, perlu diketahui bagaimana menentukan probabilitas dari suksesnya penawaran. Langkah awal adalah menghitung nilai R dengan Persamaan 3.1.

R =

c bA

(3.1)

dengan :

R : Rasio ( Mark Up + 1 ) bA : Penawaran Kompetitor A

(48)

Untuk penawaran dengan satu kompetitor dimisalkan seperti pada Tabel 3.1 dimana kompetitor yang dihadapi sebanyak 62 pesaing dalam jangka beberapa tahun.

Tabel 3.1 Data terhadap kontraktor A pada penawaran yang telah lewat

R = b/c Jumlah

R < 0,98 0

0,98 ≤ R < 1,00 1

1,00 ≤ R < 1,02 3

1,02 ≤ R < 1,04 5

1,04 ≤ R < 1,06 13

1,06 ≤ R < 1,08 18

1,08 ≤ R < 1,10 14

1,10 ≤ R < 1,12 5

1,12 ≤ R < 1,14 2

1,14 ≤ R < 1,16 1

1,16 ≤ R < 0

Total 62

Sumber : Anonim, 1990

(49)

Pada Tabel 3.2 terlihat bahwa optimum mark up adalah sebesar +6 %. Hal ini menunjukkan bahwa nilai optimum mark up tidak bergantung dari estimasi biaya pelaksanaan saat itu, dapat ditentukan mendahului perhitungan biaya berdasarkan record penawaran yang lewat. Jadi optimum mark up akan sama besar persentasenya baik untuk pekerjaan kecil maupun pekerjaan besar. Tentu saja tidak dalam keadaan sesungguhnya. Maka dari itu, harus mengklasifikasi pekerjaan yang akan diambil data-datanya.

Tabel 3.2 Probabilitas terhadap A dan Expected profit yang dihasilkan

b/c pA Expected Profit

pA(b-c) 0,98 62/62 = 1,00 1,0 (0,98c-c) = -0,02c 1,00 61/62 = 0,98 0,98 (1,00c-c) = 0 1,02 58/62 = 0,94 0,94 (1,02c-c) = 0,019c 1,04 53/62 = 0,85 0,85 (1,04c-c) = 0,034c 1,06 40/62 = 0,65 0,65 (1,06c-c) = 0,039c 1,08 22/62 = 0,36 0,36 (1,08c-c) = 0,029c 1,10 8/62 = 0,13 0,13(1,10c-c) = 0,013c 1,12 3/62 = 0,05 0,05(1,12c-c) = 0,006c 1,14 1/62 = 0,02 0,02 (1,14c-c) = 0,003c 1,16 0/62 = 0 0,00 (1,16c-c) = 0 Sumber : Anonim, 1990

3. Penawaran Lebih Dari satu Kompetitor

(50)

sekaligus, maka probabilitasnya adalah 0,19. Probabilitas ini (PAB) adalah hasil perkalian Pa dan Pb.

Tabel 3.3 Probabilitas terhadap kontraktor A , B dan AB

b/c pA pB pAB

Tabel 3.4 Expected Profit menghadapi kontraktor A dan B

b/c pAB Expected Profit

pAB(b-c)

(51)

4. Average Kompetitor

Penjelasan pada subbab sebelumnya adalah didasarkan pada pendapatan bahwa seluruh pesaing telah dikenal. Jika tidak mengenal pesaing secara menyeluruh, maka konsep average bidder dapat digunakan. Pola penawaran dari setiap pesaing dapat diperoleh dengan mengkombinasikan semua pesaing tersebut kedalam suatu pola distribusi probabilitas. Caranya sama dengan konsep satu kompetitor. Pada Tabel 3.5 ditunjukkan Pav sebagai probabilitas dimana akan diajukan penawaran yang lebih rendah dari setiap kompetitor yang tidak dikenal. Jika hanya satu kompetitor yang dihadapi, optimum mark up adalah 6 %. Jika ada tiga kompetitor, maka prosedur yang sama seperti ketika menghadapi lebih dari satu kompetitor dapat digunakan.

Tabel 3.5 Probabilitas terhadap kontraktor A dan B secara bersamaan

b/c pAV Expected profit

(52)

optimum mark up bervariasi sesuai jumlah kompetitor yang dihadapi. Dalam hal ini ketepatan dalam memperkirakan banyaknya kompetitor yang akan mengikuti tender akan sangat menentukan.

Tabel 3.6 Probabilitas terhadap 3 kompetitor yang belum diketahui

b/c pAB Expected profit

pAB(b-c)

(53)

Nilai mark up memungkinkan negatif bila harga penawaran lebih rendah dari owner estimate. Rumus untuk mencari mark up adalah harga penawaran dibagi dengan biaya estimasi dalam besaran persen.

Mark Up =

C B

(3.2)

dengan :

B : Bid Ratio

C: Estimate Cost

Sebagai gambaran dapat diperhatikan pada Gambar 3.1 berikut ini (Cook,1985):

Gambar 3.1 Hubungan antara over head, laba, dan garis pertumbuhan perusahaan (Cook,1985)

(54)

C. Keuntungan Diharapkan (Expected Profit)

Potensial profit adalah selisih antara harga penawaran dengan estimasi biaya sehingga harga penawaran adalah estimasi biaya proyek ditambah dengan

mark up. Semakin besar harga penawaran maka semakin kecil kemungkinan untuk menjadi penawar terendah (the lowest bid) sehingga potential profit ini harus dijadikan optimum yang dikenal dengan expected profit maximum agar menjadi penawar terendah (Clough dan Sears,1994) dalam Patmadjaja (1999).

Untuk mendapatkan expected profitbisa menggunakan Persamaan 3.3:

E(P) = p.(b – c ) (3.3)

dengan :

E (P) : Expected Profit

p : Probabilitas menang

b : Penawaran (bid : Estimasi biaya + Mark up) c : Estimasi Biaya (Cost)

(55)

Gambar 3.2 Hubungan Expected Profit Vs Mark Up

Kesempatan sebuah kontraktor untuk memenangkan tendernya bergantung dari nilai total penawarannya. Sebagai contoh, diambil probabilitas untuk memenangkan tender = 0 jika kemungkinan untuk memenangkan tender tidak ada. Sebaliknya diambil probabilitas =1 bila pasti akan memenangkan tendernamu potensial profitnya sangat minim dan resiko rugi sangat tinggi. Sehingga dari dua kasus diatas ada sebuah nilai optimum yang menguntungkan.

Untuk menggambarkan ide expected profit ini, diambil contoh sebagai berikut : Suatu pekerjaan dengan biaya aktual dihitung bernilai 100 juta. Dengan probabilitas 0,30 untuk menjadi pemenang kontraktor mengajukan penawaran dengan harga Rp.112 juta dan akan memiliki probabilitas 0,80 jika mengajukan Rp. 106 juta. Untuk menentukan pilihan yang tepat dengan konsep expected profit

dapat dijelaskan sebagai berikut : a. b = Rp. 112 Juta

E(P) = p ( b – c )

(56)

b. b = Rp. 106 Juta E (P) = p ( b – c )

= 0,8 ( 106 juta – 100 juta ) = 4,8 Juta.

Dari kedua pilihan diatas yang menghasilkan Expected profit lebih tinggi adalah probabilitas 0,8 dengan penawaran sebesar Rp. 106 Juta. Seandainya ada 10 kali penawaran yang sama dan kontraktor mengajukan penawaran sebesar Rp.112 Juta setiap kali penawaran, maka kemungkinan menjadi pemenang sebanyak tiga kali dan total profit yang diperoleh sebesar 36 Juta.

Tentu saja dalam prakteknya tidak pernah dijumpai keadaan dimana tender pekerjaan akan sama dan nilai penawarannya sama, namun konsep ini menerangkan bahwa memperbesar actual profit dengan memaksimumkan

expected profit masih tetap digunakan sepanjang kontraktor aktif melakukan banyak penawaran dalam jangka waktu tertentu.

D. Pendekatan Model Strategi Penawaran

Model-model strategi penawaran pada dasarnnya digunakan untuk menghitung probabilitas menang. Probabilitas menang ini digunakan untuk mencari besaran expected profit maximum dengan berbagai variasi besaran mark up. Setelah dilakukan perhitungan expected profit maka dengan menentukan besaran expected profit yang paling maksimum akan didapatkan mark up

(57)

P = Bo – Us. C (3.4) dengan :

P : Probabilitas Menang Bo : Harga Penawaran Proyek

Us : Rasio biaya aktual terhadap estimasi biaya C : Estimasi Biaya Proyek.

1. Friedman Method

Pendekatan metode strategi penawaran dengan menghitung mark up

optimum dan keuntungan maksimum yang mungkin pertama kali diperkenalkan oleh L.A Friedman pada tahun 1956. Metode ini merupakan metode yang sederhana dan banyak digunakan oleh kontraktor karena metode ini dikembangkan berdasarkan pekerjaan. Hubungan ini didasarkan atas argumentasi bahwa biaya pekerjaan yang tinggi akan lebih menarik banyak pesaing yang tertarik pada pekerjaan yang ditawarkan (Priyo, 1999).

Model Friedman menggunakan dua buah perumusan probabilitas untuk menang, yaitu :

a. Probabilitas menang untuk identitas pesaing dikenal (Known Bidders). Perumusan probabilitasnya adalah sebagai berikut :

P(Co Win / Bo) = P (Bo<Bi) x P (Bo<B1) x . . . x P ( Bo<Bn ) (3.5) dengan :

(58)

b. Probabilitas menang untuk identitas pesaing tak dikenal (unknown Bidders

atau Average competitors). Perhitungan probabilitasnya dengan menggunakan Persamaan 3.6.

P ( Co Win / Bo ) = P ( Bo<Ba) n (3.6) dengan :

P ( Co Win / Bo ) : Probabilitas menang pesaing tak dikenal Ba : Harga Penawaran rata-rata

n : Jumlah Pesaing

Untuk menghitung probabilitas menang (P (Co Win / Bo)) terhadap para pesaing digunakan pendekatan statistik dengan tiga jenis distribusi yaitu multi distribusi discrete, multi distribusi normal dan single distribusi normal

(Patmadjaja,1999). Hasil perhitungan probabilitas menang dari ketiga jenis distribusi tersebut selanjutnya akan digunakan untuk menghitung probabilitas menang dari model Friedman dan menghitung nilai Expected profit nya dengan Persamaan 3.7.

E ( P ) = (Bo – Us. C) x P (Co Win / Bo) (3.7) dengan :

E (P) : Expected Profit (%)

(59)

Dari hasil besaran expected profit yang paling maksimum maka akan didapat besaran mark up yang optimum dimana hasil dari besaran mark up optimum merupakan mark up yang digunakan dalam penawaran suatu tender. 2. Gates Method

Gates (1967) dalam Patmadjaja (1999) mengusulkan suatu model penawaran yang mirip dengan model Friedman yaitu dengan memaksimalkan

expected profit. Perbedaan terletak pada persamaan probabilitas untuk menang dimana Gates juga mengakui pendapat Friedman bahwa biaya aktual tidak sama dengan estimasi biaya. Namun untuk mempermudah dalam perhitungan, Gates

mengasumsikan bahwa estimasi biaya adalah sama dengan biaya aktual, jadi dalam perhitungan probabilitas untuk menang model Gates tidak memasukkan nilai rasio biaya aktual terhadap estimasi biaya (Us) dan mengasumsikan bahwa nilai Us dari Friedman adalah sama dengan 1 (satu). Gates juga menggunakan dua buah perumusan dalam menghitung probabilitas untuk menang yaitu sebagai berikut :

a. Probabilitas menang untuk identitas pesaing dikenal (Known Bidders) :

(3.8)

dengan :

P (Co Win / Bo) : Probabilitas menang pesaing dikenal P (Bo<Bi) : Probabilitas menang terhadap pesaing i

(60)

b. Probabilitas menang untuk identitas pesaing tak dikenal (Unknown Bidders

dan Average Bidders) :

(3.9)

dengan :

P (Co Win / Bo ) : Probabilitas menang pesaing tak dikenal Bo : Harga Penawaran Kontraktor

Ba : Harga Penawaran Rata-Rata

Didalam menghitung probabilitas menang terhadap sejumlah pesaing n juga digunakan pendekatan statistik dengan tiga jenis metode yang sama seperti model Friedman. Selanjutnya dihitung probabilitas menang dan menghitung nilai

expected profit dengan rumus sebagai berikut :

E ( P ) = ( Bo – C ) x P ( Co Win / Bo ) (3.10) dengan :

E ( P ) : Probabilitas Menang

Bo : Harga Penawaran Kontraktor C : Biaya Estimasi Proyek

P (CoWin/Bo) : Probabilitas menang terhadap pesaing n 3. Ackoff & Sasieni Method

Ackoff dan Sasieni (1968) dalam Patmadjaja (1999) menganggap bahwa biaya aktual proyek adalah sama dengan estimasi biaya proyek sama dengan

(61)

modelnya menggunakan pendekatan statistik single distribusi dan data-data penawaran yang lampau yang diperlukan hanya satu data penawaran terendah saja. Probabilitas menang menurut ackoff dan sasieni adalah sebagai berikut:

P ( Co Win / Bo) = P (Bo<Bi) (3.11) dengan :

P (CoWin/Bo) : Probabilitas menang terhadap pesaing terendah P (Bo<Bi) : Probabilitas menang terhadap pesing terendah

dari perhitungan probabilitas mengan single distribusi.

Dalam menghitung probabilitas menang terhadap pesaing terendah digunakan pendekatan statistik dengan single distribusi discrete dan single distribusi normal. Selanjutnya dihitung besaran expected profit sama dengan metode gates.

4. Metode Konvensional

Pendekatan metode strategi penawaran yang akan diuraikan adalah strategi penawaran yang biasa diaplikasikan oleh suatu perusahaan dalam mengikuti tender. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a. Tahap Mengikuti Aanwijziing

1) Gambar Proyek

(62)

2) Rencana kerja dan syarat-syarat atau spesifikasi

Berkas ini sebagai dasar untuk mengetahui spesifikasi bahan dan mutu pekerjaan sehingga dapat digunakan untuk perhitungan harga semua pekerjaan.

3) Informasi Kompetitor

Pada saat Aanwijziing akan dihadiri oleh perusahaan-perusahaan yang akan mengikuti tender /penawaran, sehingga berdasarkan pengalaman dan pengamatan akan dapat memperkirakan kemampuan pihak-pihak kompetitor.

4) Informasi Owner dan Konsultan

Informasi mengenai data owner dan konsultan di perlukan oleh pihak top manajemen, baik untuk mengenal labih jauh maupun untuk mendapatkan informasi-informasi lain yang tidak diperoleh pada tahap

aanwijziing (nama, nomor telepon, kantor, alamat rumah, dan lain-lain) b. Tahap Survey Lapangan

Pada tahap ini akan didapatkan hal-hal yang membantu dalam perhitungan biaya harga satuan dari pekerjaan, diantaranya yaitu:

1) Mengenal dan mengetahui kondisi lapangan dan lingkungan sekitarnya. 2) Mendapatkan data harga bahan, upah dan harga lain yang terdapat di

sekitar lokasi proyek.

(63)

Dihitung biaya harga satuan pekerjaan dan volume pekerjaan sehingga didapatkan nilai Direct Cost. Selanjutnya dihitung juga biaya-biaya lain sebagai Inderect Cost, misalnya:

1) Over Head (biaya operasional) 2) Perijinan dan administrasi 3) Biaya Pemasaran

4) Biaya resiko 5) Biaya Bank 6) Estimasi profit

d. Membandingkan Hasil Harga Penawaran

Pada tahap ini akan dibandingkan antara hasil perhitungan biaya penawaran yang didapatkan dengan harga-harga penawaran dari competitor-kompetitor lain pada pekerjaan-pekerjaan yang pernah ditenderkan sebelumnya. Dengan membandingkan harga penawaran ini akan diperoleh informasi mengenai :

1) Posisi harga penawaran yang dihitung terhadap pembanding. 2) Nilai prosentase mark up/ down yang akan digunakan sebagai nilai

revisi terhadap harga penawaran yang telah dihitung.

3) Proses revisi terhadap nilai penawaran untuk memutuskan besarnya harga penawaran yang akan dipakai.

(64)

Tabel 3.7 Perhitungan Nilai Pembanding Kompetitor

(perusahaan)

Pekerjaan I Pekerjaan II Pekerjaan III Keterangan H.Bor H.Bor/LLI H.Bor H.Bor/LLII H.Bor H.Bor/LLIII

A XA1 YA1 XA2 YA2 XA3 YA3

a. Pek. I, Pek.II, Pek.III adalah pekerjaan yang sejenis dan hamper sama. b. Harga borongan adalah harga penawaran dikurangi PPN (pajak). c. LL = Luas Lantai untuk pekerjaan gedung (I,II,III)

d. Pemenang Pek.I  B, Pemenang Pek.II  D, Pemenang Pek.III  E. e. Sebagai pembanding didapatkan nilai YB1, YD1, YE3.

f. Selanjutnya dibuat urutan antara YB1, YD2, YE3, sehingga misalnya urutannya sebagai berikut : YD2 – YE3 –YB1.

g. Kemudian hasil perhitungan untuk penawaran pekerjaan yang akan diajukan dibandingkan terhadap nilai no .6

(3.12) Posisi Yp5 terhadap YD2– YE3 –YB1 sedapat mungkin nilai Yp5 masuk pada urutan tersebut (YD2≤YB1).

h. Selanjutnya nilai YP51 sebagai nilai revisi dari Yp5, sehingga didapat nilai

prosentase =

Gambar

Gambar 2.1 Batas harga penawaran suatu tender (Cook,1985)
Tabel 2.2 Faktor pengali bangunan gedung bertingkat
Tabel 2.3 Hasil Mark Up dari Expected Profit Maximum
Tabel 3.1 Data terhadap kontraktor A pada penawaran yang telah lewat
+7

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi yang berjudul “ Analisis Kinerja Penggabungan Usaha Pada Bank CIMB Niaga ” ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mencapai gelar

Secara simultan menunjukkan bahwa va- riabel stabilitas penjualan, stabilitas aktiva, inten- sitas aktiva, ukuran perusahaan, DOL, pertum- buhan penjualan, ROA, pertumbuhan

Saran yang diberikan penelitian ini untuk Guru IPA SMP yaitu agar dapat me- nerapkan produk Instrumen Tes Diagnostik Kognitif pada materi Kalor, sehingga guru dapat

Selain itu, hasil penelitian pula menunjukkan bahwa kesalahan- kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam menulis karangan dengan menggunakan preposisi monomorfemis

Studi banding dilakukan untuk mendapatkan data-data tentang pasar tradisional yang ada di Indonesia sebagai kajian perbandingan untuk memperoleh gambaran mengenai pola

Hasil penelitian ini adalah suatu alat pengukur kecepatan angin dengan sensor optocoupler berbasis mikrokontroler AVR Atmega8535 dan dapat dijadikan alat ukur

Menurut OECD (2013), Konsep literasi model PISA membagi kemampuan matematika siswa menjadi enam level, yakni: 1) Menjawab pertanyaan dengan konteks yang dikenal serta

• Denda menurunkan jumlah orang tua yang terlambat menjemput anak • Denda mengurangi waktu keterlambatan penjemputan anak.