• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis dampak & pergerakan nilai tukar terhadap inflasi di Indonesia : Pendekatan exchange rare pass through

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis dampak & pergerakan nilai tukar terhadap inflasi di Indonesia : Pendekatan exchange rare pass through"

Copied!
174
0
0

Teks penuh

(1)

,J

I

H4-R

a

ANALISIS DAMPAK

PERGERAKAN NILAI TUKAR

TERHADAP INFLASI DI LNDONESIA

:

PEKDEKATAN EXCHANGE RATE PASS THROUGH

Oleh:

ENN\' SRI HARTATI

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

ABSTRAK

ENNY SRI HARTATI. Analisis Dampak Pergerakan Nilai Tukar terhadap Inflasi di Indonesia: Pendekatan Exchange Rate Pass Through. Dibimbing oleh HERMANTO SIREGAR sebagai Ketua, RINA OKTAVIANI

dan IMAN SUGEMA sebagai Anggota Komisi Pembimbing. -.-

Dampak pergerakan nilai tukar rupiah terhadap -inflasi di Indonesia terutama selama penerapan sistem nilai tukar mengambang cukup signifikan. Pengaruh lintasan kurs terhadap inflasi terjadi baik melalui direct pass through (dampak langsung) maupun indirect pass through (dampak tidak langsung). Hasil simulasi melalui impulse response function diketahui bahwa dampak shock nilai tukar terhadap inflasi melalui jalur langsung sekitar 0.48%-1.43%, dan berlangsung selama sekitar 13 bulan. Sementara melalui jalur tidak langsung berkisar 0.43%-1.38% dan berlangsung sekitar 10 bulan. Relatif besar dan lamanya dampak lintasan kurs terhadap inflasi pada jalur langsung menunjukkan besarnya ketergantungan Indonesia terhadap barang impor. Demikian juga cukup besarnya dampak lintasan kurs pada jalur tidak langsung menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara kinerja ekspor dan impor (net ekspor) dengan keseimbangan produksi domestik atau terjadinya output gap. Fluktuasi nilai tukar rupiah berdampak signifikan terhadap permintaan dan penawaran barang-barang yang diperdagangkan secara internasional (tradable good). Namun dari variance decomposition menunjukkan bahwa pengaruh shock nilai tukar sendiri baru terasa dalam jangka panjang (setelah bulan ke empat), dalam jangka pendek pengaruhnya hanya sekitar 19%.

Salah satu ha1 yang menarik dari hasil simulasi model dalam penelitian ini adalah bahwa respon kebijakan moneter untuk mengendalikan depresiasi rupiah dan inflasi dengan pengetatan likuiditas baik melalui pengurangan jumlah uang beredar maupun kenaikan suku bunga cenderung kurang efektif. Kenaikan tingkat suku bunga justru berakibat delematis terhadap perturnbuhan sektor riil, sehingga menimbulkan dampak inflasi melalui output gap. Oleh karena itu kebijakan otoritas moneter dalam mengendalikan inflasi yang bersumber dari fluktuasi nilai tukar diharapkan lebih fokus untuk : (1) menjaga keseimbangan neraca pembayaran, terutama neraca perdagangan, dan (2) memberi stimulan terhadap pertumbuhan sektor riil, antara lain dengan kebijakan meningkatkan peran intermediasi perbankan melalui peningkatan pembiayaan terhadap sektor riil. Dalam jangka pendek kebijakan moneter yang lebih penting adalah untuk mengendalikan shock inflasi, sementara untuk pengendalian laju depresiasi penting untuk jangka panjang. Dengan demikian kebijakan menyerap kelebihan likuditas perekonomian sebaiknya hanya ditujukan untuk mengurangi kegiatan spekulatif. Kebijakan pengurangan jumlah uang beredar maupun kenaikan tingkat suku bunga sebaiknya tidak berlangsung dalam waktu yang terlalu lama.

(3)

SURAT PERNYATAAN

Penulis menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa segala pemyataan dalam

tesis penulis yang be rjudu!

:

ANALISIS DAMPAK PERGERAKAN NILAI TUKAR TERHADAP MFLASI

DI INONESIA : PENDEKATAN EXCHANGE RATE PASS THROUGH

merupakan gagasan atau hasil penelitian penulis sendiri, dengan pembimbingan

Komisi Pembimbing, kecwli yang dengan jelas ditunjukkan rujukmya. Tesis ini

belum pemah diajukan untuk memperoleh gelar pada program sejenis di

Perguruan Tinggi lain. Semua data dan informasi yang digunakan telah

dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.

Bogor, 10 Mei 2004

(4)

SURAT PERNYATAAN

Penulis menyatakan dengan sebenar-benamya bahwa segala -pemyataan dalam

tesis penulis yang berjudu!

:

ANALISIS DAMPAK PERGERAKAN NILAI TUKAR TERHADAP INFLASI

DI INONESIA : PENDEKATAN EXCHANGE RATE PASS THROUGH

merupakan gagasan atau hasil penelitian penulis sendiri, dengan pembimbingan

Komisi Pembimbing, kecwli yang dengan jelas ditunjukkan rujukmnya. Tesis ini

belum pemah diajukan untuk memperoleh gelar pada program sejenis di

Perguruan Tinggi lain. Semua data dan informasi yang digunakan telah

dinyatakan secara jelas

dan

dapat diperiksa kebenarannya.

Bogor, 10 Mei 2004

(5)

ANALISIS DAMPAK PERGERAKAN'NILAI TUKAR

TERHADAP INFLASI DI INDONESIA

:

-

PENDEKATAN

EXCHANGE RATE PASS THROUGH

Oleh:

ENNY

SRI

HARTATI

Tesis

sebagai salah satu syarat

untuk

memperoleh gelar

Magister Sains

pada

Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian

SEKOLAH

PASCASARJANA

(6)

Judul Tesis

Nama Mahasiswa

Nomor Pokok

Program Studi

: Analisis Dampak Pergerakan Nilai Tukar terhadap Inflasi di Indonesia : Pendekatan Exchange Rate Pass Through

: Enny Sri Hartati

: PO1500028

: Ilmu Ekonomi Pertanian

Menyetujui,

1. Komisi Pembimbing

Dr. Ir. ~ e & m t o &iregar. MEc Ketua

\ J

i)r. Ir. Rim Oktaviani, MS Awgota

2. Ketua Promam Studi

Dr. Ir. Iman Sugema. MEc A~gsota

Mengetahui,

3. Dekan Sekolah Pascasariana Ilmu ~ k o n o m i Pertanian

Dr.

Ir. Bonar

M.

Sinaga,

da

Manuwoto, MSc
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)

,J

I

H4-R

a

ANALISIS DAMPAK

PERGERAKAN NILAI TUKAR

TERHADAP INFLASI DI LNDONESIA

:

PEKDEKATAN EXCHANGE RATE PASS THROUGH

Oleh:

ENN\' SRI HARTATI

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(12)

ABSTRAK

ENNY SRI HARTATI. Analisis Dampak Pergerakan Nilai Tukar terhadap Inflasi di Indonesia: Pendekatan Exchange Rate Pass Through. Dibimbing oleh HERMANTO SIREGAR sebagai Ketua, RINA OKTAVIANI

dan IMAN SUGEMA sebagai Anggota Komisi Pembimbing. -.-

Dampak pergerakan nilai tukar rupiah terhadap -inflasi di Indonesia terutama selama penerapan sistem nilai tukar mengambang cukup signifikan. Pengaruh lintasan kurs terhadap inflasi terjadi baik melalui direct pass through (dampak langsung) maupun indirect pass through (dampak tidak langsung). Hasil simulasi melalui impulse response function diketahui bahwa dampak shock nilai tukar terhadap inflasi melalui jalur langsung sekitar 0.48%-1.43%, dan berlangsung selama sekitar 13 bulan. Sementara melalui jalur tidak langsung berkisar 0.43%-1.38% dan berlangsung sekitar 10 bulan. Relatif besar dan lamanya dampak lintasan kurs terhadap inflasi pada jalur langsung menunjukkan besarnya ketergantungan Indonesia terhadap barang impor. Demikian juga cukup besarnya dampak lintasan kurs pada jalur tidak langsung menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara kinerja ekspor dan impor (net ekspor) dengan keseimbangan produksi domestik atau terjadinya output gap. Fluktuasi nilai tukar rupiah berdampak signifikan terhadap permintaan dan penawaran barang-barang yang diperdagangkan secara internasional (tradable good). Namun dari variance decomposition menunjukkan bahwa pengaruh shock nilai tukar sendiri baru terasa dalam jangka panjang (setelah bulan ke empat), dalam jangka pendek pengaruhnya hanya sekitar 19%.

Salah satu ha1 yang menarik dari hasil simulasi model dalam penelitian ini adalah bahwa respon kebijakan moneter untuk mengendalikan depresiasi rupiah dan inflasi dengan pengetatan likuiditas baik melalui pengurangan jumlah uang beredar maupun kenaikan suku bunga cenderung kurang efektif. Kenaikan tingkat suku bunga justru berakibat delematis terhadap perturnbuhan sektor riil, sehingga menimbulkan dampak inflasi melalui output gap. Oleh karena itu kebijakan otoritas moneter dalam mengendalikan inflasi yang bersumber dari fluktuasi nilai tukar diharapkan lebih fokus untuk : (1) menjaga keseimbangan neraca pembayaran, terutama neraca perdagangan, dan (2) memberi stimulan terhadap pertumbuhan sektor riil, antara lain dengan kebijakan meningkatkan peran intermediasi perbankan melalui peningkatan pembiayaan terhadap sektor riil. Dalam jangka pendek kebijakan moneter yang lebih penting adalah untuk mengendalikan shock inflasi, sementara untuk pengendalian laju depresiasi penting untuk jangka panjang. Dengan demikian kebijakan menyerap kelebihan likuditas perekonomian sebaiknya hanya ditujukan untuk mengurangi kegiatan spekulatif. Kebijakan pengurangan jumlah uang beredar maupun kenaikan tingkat suku bunga sebaiknya tidak berlangsung dalam waktu yang terlalu lama.

(13)

SURAT PERNYATAAN

Penulis menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa segala pemyataan dalam

tesis penulis yang be rjudu!

:

ANALISIS DAMPAK PERGERAKAN NILAI TUKAR TERHADAP MFLASI

DI INONESIA : PENDEKATAN EXCHANGE RATE PASS THROUGH

merupakan gagasan atau hasil penelitian penulis sendiri, dengan pembimbingan

Komisi Pembimbing, kecwli yang dengan jelas ditunjukkan rujukmya. Tesis ini

belum pemah diajukan untuk memperoleh gelar pada program sejenis di

Perguruan Tinggi lain. Semua data dan informasi yang digunakan telah

dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.

Bogor, 10 Mei 2004

(14)

SURAT PERNYATAAN

Penulis menyatakan dengan sebenar-benamya bahwa segala -pemyataan dalam

tesis penulis yang berjudu!

:

ANALISIS DAMPAK PERGERAKAN NILAI TUKAR TERHADAP INFLASI

DI INONESIA : PENDEKATAN EXCHANGE RATE PASS THROUGH

merupakan gagasan atau hasil penelitian penulis sendiri, dengan pembimbingan

Komisi Pembimbing, kecwli yang dengan jelas ditunjukkan rujukmnya. Tesis ini

belum pemah diajukan untuk memperoleh gelar pada program sejenis di

Perguruan Tinggi lain. Semua data dan informasi yang digunakan telah

dinyatakan secara jelas

dan

dapat diperiksa kebenarannya.

Bogor, 10 Mei 2004

(15)

ANALISIS DAMPAK PERGERAKAN'NILAI TUKAR

TERHADAP INFLASI DI INDONESIA

:

-

PENDEKATAN

EXCHANGE RATE PASS THROUGH

Oleh:

ENNY

SRI

HARTATI

Tesis

sebagai salah satu syarat

untuk

memperoleh gelar

Magister Sains

pada

Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian

SEKOLAH

PASCASARJANA

(16)

Judul Tesis

Nama Mahasiswa

Nomor Pokok

Program Studi

: Analisis Dampak Pergerakan Nilai Tukar terhadap Inflasi di Indonesia : Pendekatan Exchange Rate Pass Through

: Enny Sri Hartati

: PO1500028

: Ilmu Ekonomi Pertanian

Menyetujui,

1. Komisi Pembimbing

Dr. Ir. ~ e & m t o &iregar. MEc Ketua

\ J

i)r. Ir. Rim Oktaviani, MS Awgota

2. Ketua Promam Studi

Dr. Ir. Iman Sugema. MEc A~gsota

Mengetahui,

3. Dekan Sekolah Pascasariana Ilmu ~ k o n o m i Pertanian

Dr.

Ir. Bonar

M.

Sinaga,

da

Manuwoto, MSc
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)
(100)
(101)
(102)
(103)
(104)
(105)
(106)
(107)
(108)
(109)
(110)

VI.

PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN

6.1. Uji Sifat Time Series Data

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data runtut waktu (time

series) bulanan, yaitu dari bulan juli 1997 sampai April 2002.' Data ekonomi yang

runtun waktu biasanya tidak stasioner, maka dipei-lukan uji akar-akar unit. Uji

akar unit bertujuan untuk mengamati apakah koefisien variabel tertentu dari

model otoregresif yang ditaksir mempunyai nilai satu atau tidak. Metode

pengujian aka-akar unit yang digunakan adalah dengan uji Augmented Dickey-

Fuller (ADF). Selanjutnya hasil ADF hams dibandingkan dengan nilai kritis yang

dikembangkan MacKinnon.

6.1.1. Uji Stasioneritas pada Derajat Level

Dalam penelitian ini ada delapan variabel yang digunakan yaitu nilai tukar

nominal (KURS), indeks harga impor (HGIMP), nilai tukar riil (RER), ekspor

netto (NX), indeks produksi (IPI), jumlah uang beredar (JUB), suku bunga (SBI)

dan indeks harga konsumen (IHK). Data yang digunakan dalam analisis pada

derajat level ini semua dalam bentuk log. Untuk menguji apakah data yang

1

digunakan sudah stasioner pada derajat yang sama maka digunakan ADF test den

gan memasukkan persarnaan yang mengandung intersep (co) dan variabel

kecenderungan waktu (T). Selanjutnya, hasil dari ADF test dibandingkan dengan

tabel nilai kritis McKinnon. Jika uji ADF lebih rendah dari nilai tabel, maka perlu

(111)
(112)
(113)
(114)
(115)
(116)
(117)
(118)
(119)
(120)
(121)
(122)
(123)
(124)
(125)
(126)
(127)
(128)
(129)
(130)
(131)
(132)
(133)
(134)
(135)
(136)
(137)
(138)
(139)
(140)
(141)
(142)
(143)
(144)
(145)
(146)
(147)
(148)
(149)
(150)

Dengan demikian secara umum dapat disimpulkan bahwa kebiiakan

pengetatan likuiditas pada masa krisis dengan titik berat pada stabilisasi jangka

pendek memang terbukti cukup berhasil, namun dengan pengorbanan semakin

terkontraksinya perekonomian. Pengujian melalui impulse response memperkuat

hasil penelitian ini, yaitu ketika kebijakan suku bunga tinggi diterapkan pada saat

krisis dan secara konsisten dipertahankan maka hasilnya adalah dalam jangka

pendek inflasi yang lebih rendah dan nilai tukar berangsur menguat. Namun di sisi

lain kebijakan tersebut berdampak pada semakin merosotnya aktifitas

perekonomian, tercermin produksi domestik anjlok.

Lebih jelas lagi terlihat pada simulasi model indirect pass through, dimana

intervensi otoritas moneter melalui suku bunga yang diharapkan dapat

mengendalikan laju inflasi ternyata dalam jangka panjang tidak berpengaruh

secara signifikan. Kondisi tersebut dlkarenakan -transmisi pengaruh perubahan

suku bunga ke nilai tukar rupiah mengafani lag dalam mekanisme transmisinya.

Hasil uji melalui jalur tidak langsung menyimpulkan shock yang terjadi

pada nilai tukar mempengaruhi perilaku suku bunga SBI. Selanjutnya shock yang

terjadi pads suku bunga SBI ditransmisikan ke suku bunga yang berjangka lebih

panjang, baik pada suku bunga deposit0 maupun suku bunga kredit. Perubahan

suku bunga tersebut selanjutnya mempengaruhi pola konsumsi dan investasi

-

melalui jalur kredit. Kenaikan suku bunga akan menyebabkan penurunan investasi

dan menyebabkan penurunan permintaan agregat dan penawaran aggregat.

Dengan demikian akan terjadi output gap, yang akan memicu melonjaknya inflasi.

Kebijakan kenaikkan suku bunga akan efektif apabila elastisitas suku

(151)
(152)
(153)
(154)
(155)
(156)
(157)
(158)
(159)
(160)
(161)
(162)
(163)
(164)
(165)
(166)
(167)
(168)

14.3

Lampiran 2. Lanjutan

Sumber : BPS, BI. dan berbagai sumber yang diolah (1997-2002) Keterangan :

t : W a h c e r i o d e

i : tingkat suku bunga SBI (I bulan)

IHK : Indeks Harga Konsumen Indonesia (1996 = 100) IHK* : Indeks Harga Konsumen Amerika (1 996 = 100) IHPB Impor : 1nd:ks Harga Perdagangan Besar Impor (1996 = 100) e : Nilai Tukar RpNS $, berdasarkan Kurs Spot FR BI JUB' : Uang Beredar di Indonesia (miliar rupiah)

X : Net EksNpor Non Migas (juta US $)

IPI : Industrial Production Indeks ( Indeks Produksi Industri) IHK lndo 21 1.99 21 1.87 214.33 217.15 221.37 222.10 224.04 226.04 227.07 229.63 233.46 238.42 237.92 239.44 241.06 245.18 249.15 254.12 257.93 257.87 257.261 IHPB Impor 288.85 291.25 295.71 300.18 301.97 3 11.77 3 13.61 317.38 326.05 33 1.04 333.28 330.12 3 12.17 3 15.37 3 19.83 324.30 317.15 328.32 324.64 312.82 306.98 No. 44 45 46 47 48 49 50 5 1 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 Kurs (e) 8290.00 8780.00 9395.00 9530.00 9595.00 9450.00 9835.00 10400.00 11675.00 11058.00 1 1440.00 9525.00 8865.00 9675.00 10435.00 10430.00 10400.00 10320.00 101 89.00 9655.00 93 16.00 JUB 136530 135430 138886 141204 162186 145345 149879 i48375 154297 155791 160142 162154 166851 164237 169963 171383 177731 166769 168643 166173 169002 IHKUS (IHK*) 109.85 110.08 109.92 109.77 109.71 1 13.41 113.49 113.17 1 13.18 113.47 1 13.59 113.06 1 12.84 112.99 1 12.26 1 11.85 111.41 114.70 1 14.78 1 14.84

(169)

Lampiran 3. Cata Levei dalam Bectuk Log yang Digunakan dalam Penelitian Tahun 1997:07 1997:08 1997:09 1997:lO 1997:ll 1997:12 1998:Ol 1998:02 1998:03 1998:04 1998:05 1998:06 1998:07 1998:08 1998:09 1998:lO 1998:ll 1998:12 1999:Ol 1999:02 1999:03 1999:04 LKURS 7.8628820 8.0 179667 8.094073 1

8.2079469 8.2019344 8.4446225 9:247 1533 LHCIMP 4.6254549 4.63743 10 4.691 1606 4.7528862 4.7599038 4.8372533 5.2575829

1999.05

1

9.00023641 5.5635383 4.4876246 4.4644127 4.5238517 4.5096500 4.5376405 4.5537716 4.5600682, 4.5 1 10793 4.18525 1 1 4.4326009 4.4959132 4.4360412 4.5277490 4.5373 195 4.5785 182 4.5990515 4.58568 15 4.6008609 4.5982463 4.4641825 -

LIP1 4.7271223 4.7246307 4.7 198373 4.701 7523 4.5859874 4.6146253 4.4057432i

I

4.27 1095 1

4.507 1 162 4.4448841 4.4052548 4.4724385 4.5096500 4.5045761 4.4982529 4.5220059 4.43 18877 4.4794936 4.1602883 4.3674205 4.4944621 LNX 6.0700446 6.6271 150 6.493 1485 6.0944723 6.5829942 6.8171739 7.0830522 7.0565201 7.4223 139 7.1979592 7.2822112 7.5200177 7.4366173 7.3 184069 7.2274446 6.8508674 6.9369257 6.9809128 6.7307794 6.9972303 7.3 173452 LRER 7.8318635 7.9777499 8.0423260 8.1416677 8.1252896 8.3496935 9.1 1 166 1 1 8.82068 13 8.7 162047 8.6247060 8.8516202 9.1545083 8.9352714 8.7 132275 8.6399778 8.2932646 8.2568808 8.3368642 8.4459628 8.4065233 5.4017043 9.0768090) 5.37 12241

9.0270 1831 5.4398893

5.55 11591 5.5261501 5.5508427 5.58 10027 5.5536972 5.5397597 5.5536972 5.5964307 5.6032334 5.6083334 5.6108421 5.6361633 5.65751 87 5.6813207 5.6659121 5.6741679 5.6893889 5.7043817 5.7103 164 1999:06 1999:07 1999:08 1999:09 1999:lO 1999:ll 1999:12 2000:O 1 2000:02 2000:03 2000:04 2000:05 2000:06 2000:07 2000:08 2000:09 2000: 10 2000: 1 1

2000: 12 4.4747198 LIHK 4.6582369 4.6673935 4.6782348. 4.69208 16 4.6399348 4.7169799 4.78624 10 4.9054970 4.9568828 5.0028047 5.0538863 5.0991955 5.1813340 5.2424346 5.2792874 5.2765829 5.2774001 5.2914941 5.3207636 '5.3332983 5.33083301

7.37469 17 8.3437980 7.217590'2'

I

8.1602823 8.9834398 9.2615087 9.6091 165 9.4727046 9.3 124456 9.2779990 8.9293028 8.8956296 8.9903169 9.0994088 9.0745206 9.0693527 9.0191799

' 3.8137359

8.8356469 8.93 12876 9.0343 189 8.8392767 8.9126080 8.8678501 8.9126080 8.9233247 8.9345869 8.9802981 9.06 18404 9.0750932 9.1053 13 1 9.0228052 9.08023 17 9.1479329 9.1622000 9.1689974 5.321 1057 5.3 174825 5.4137925 5.4827029 5.5530553 5.6432432 5.6 1677 1 1 5.61 1 1897 5.5638164 5.5368521 5.5239069 5.5786193 5.58 17889 5.5891 196

5.5818414 7.2291 !39 8.3618771 5.3238876

7.4537357 7.5778897 7.5645496 7.5552773 7.4561657 7.3564714 7.3345252 7.5683276 7.6304613 7.67285 10 7.557525 1 7.6782801 7.6236419 7.4393830 7.421 7160 7.155 1621 6.8611876 6.7788987

8.19393611 5.3068310 8.2996787

(170)

Lampiran 3. Lanjutan

Sumber: BPS (1990,2002) Keterangan :

LKURS : Nilai tukar rupiah dalam bentuk log LHGIMP : Indeks harga impor dalam bentuk log LIP1 : lndek produksi domestik dalarn bentuk log LNX : Net ekspor dalam bentuk log

LRER : Niiai t?lkar riil dalarn bentuk log

LIHK : Inaeks harga konsumen dalam bentuk log LNX 6.8757485 6.8223063 7.1466147 7.1190691 7.1610012 7.2585530 7.4730123 7.7153020 7.41 17375 7.5723487 7.2060805 7.3149522 7.3565353 6.9488012 7.2498815 LIP1

4.481 5325 4.4969166 4.5501 859 4.5381753 4.597944 1 4.6007605 4.6005596 4.608664 1 4.5783 127 4.6194675 4.5823 109 4.2575966 4.4393517 4.3559393 4.4573660 Tahun

200 1 :O 1 200 1 :02 200 1 :03 200 1 :04 200 1 :05 200 1 :06 200 1 :07 200 1 :08 200 1 :09 2001:lO 2001:ll 2001:12 2002:O 1 2002:02 200203

LRER

8.481623 1 8.5136155 8.5577079 8.6689243 8.6060122 '8.624481 1

8.4155364 8.34391 77 8.4263070 8.4886499 8.4676409 8.4447442 8.4463705 8.4194255 8.3662826 LKURS 9.1537700 9.1937027 9.24956 1 1 9.3652051 9.3 109094 9.34487 13

9.1616752 9.0898662 9.1773005 9.2529208 9.2524415 9.2495611 9.2418390 9.2290640 9.1752312 LIHK

(171)

Lampiran 4. Data dalzm Bentuk First Difference

Tahun

1997:07 1997:08 -

1997:09 1997:lO 1997:ll 1997:12 1998:Ol 1998:02 1998:03 1998:04 1998:05 1998:06 1998:07 1998:08 1998:09 1998:lO 1998:ll 1998:12 1999:Ol 1999:02 1999:03 1999:04 1999:05 1999:06 1999:07 1999:08 1999:09 1999:lO 1999:ll 1999:12 2000:Ol 2000:02 2000:03 2000:04 2000:05 2000:06 2000:07 2000:08 2000:09 2000: 10 2000: 11 2000:12 DLKURS 0.0590387 0.1550847 0.0761064 0.1 138738 -0.0060126 0.2426881 0.8025318 -0.1703454 -0.0497907 -0.0435785 0.2780689 0.3476078 -0.13641 19 -0,1602590 -0.0344466 -0.3486962 -0.0336732 0.0946873 0.1090919 -0.0248882 -0.00516801 DLHCIMP 0.0039578 0.0119762 0.0537296 0.0617256 0.0070176 0.0773495 0.4203297 O.ll36412 0.0686651 -0.0260967 0.0689104 0.0703524 0.0901879 -0.0264721 -0.0055814 -0.0473733 -0.0269644 -0.0129452 0.0547124 0.3031696 0.0073307 -0.0501728/ -0.0072783

DLNX 0.3386470 0.5570704 -0.1339665 -0.3986762 0.4885219 0.2341797 0.2658783 -0.0265322 0.3657939 -0.2243548 0.0842520 0.2378065 -0.0834005 -0.1182104 -0.0909623 -0.3765772 0.0860582 0.0439871 -0.2501331 0.2664509 0.3201149 DLRER 0.0503752 0.1458865 0.0645761 0.0993417 -0.0163781 Or2244039 0.7619676 -0.2909798 -0.1044766 -0.0914987 0.2269142 0.3028881 -0.2192368 -0.2220439 -0.0732498 -0.3467132 -0.0363838 0.0799834 0.1090987 -0.0394395 ;0.0048190 DLIPI 0.0144439 -0.0024816 -0.0048034 -0.0180850 -0.1157649 0.0286380 -0.2088822 -0.1346481 0.2360212 -0.0622322 -0.0396293 0.0671837 0.03721 15 -0.0050739 -0.0063232 0.0237530 -0.0901 183 0.0476059 -3.3192052 0.2071321 0.1270416 0.0882313

I.

-

DLIHK 0.0079978 0.0091566 0.0108412 0.0138468 0.0078532 0.0170451 0.0692611 0,1192560 0.0513859 0.0459219 0.0510816 0.0453091 0.0821385 0.0611006 0.0368528 -0.0027046 0.0008172 0.0140940 0.0292694 .0.0125348 -0.0024654 -0.0398272 -0.0197423 -0.0!891351 -0.018?03 1 1 0.1455778;

-0.0069453 -0.0180791 -0.1835157 0.0336538 0.1057426 0.1 115654 -0.1969749 0.0670575 -0.0594366 0.0614608 0.0126594 0.0188629 0.0368856 0.0724075 0.0128901 0.0178845 -0.0895245 0.0600139 0.0547193 -0.0001232 -0.0130243

0.0129049 -0.0027819 -0.0036232 -0.0106515 -0.0096143 -0.0069316 0.0005543 0.0049748 0.0146787 0.0131022 0.0007310 -0.0045409 0.0055634 0.0083841 0.0049585 0.0127402 0.0051076 -0.0005662 0.01 15440 0.0130715 0.0192472 -0.1865005i 0.02191 10 0.0956407 O.lO30313 -0.1950422 0.0733313 -0.0447579 0.0447579 0.0107168 0.0112621 0.0457112 0.0815423 0.0132529 0.0302199 -0.0825079 0.0574264 0.0677012 0.0142671 0.0067974 -0.012079?~ -0.0253090 0.0246926 0.0301599 -0.0273055 -0.0139375 0.0139375 0.0427335 0.0068027 0.0051000 0.0025087 0.0253212 0.0213554 0.0238020 -0.0154086 0.0082559 0.0152210 0.0149928 0.0059347

(172)

Larnpiran 4. Lanjutan

Sumber: BPS (1990,2002) ~eterangan :

DLKURS : Nilai tukar rupiah dalarn bentukfirst differenc.e DLHGIMP : Indeks harga impor Calam bentukjrst drference DLIPI : Indek produksi domestik dalam bentukjrst difference DLNX : Net ekspor dalam bentukfirst difference

DLRER : Nilai tukar riil dalam bentukjrst difference

DLIHK : Indeks harga konsurnen dalam bentukfirst difference DLNX 0.0968498 -0.0534422 0.3243084 -0.0275456 0.0419320 0.09755 18 0.2144593 0.2422897 -0.3035645 0.1606 1 1 1 -0.3662681

0.1088717 0.041583 1 -0.4077340 0.3010803 DLIHK 0.0032922 0.0086969 0.0088874 0.0045464 0.01 121 10 0.0165414 0.021023 1 -0.0020993 0.0063684 0.0067430 0.0169468 0.0160625 0.01975 15 0.0148816 -0.0002326 -0.0023683 DLIPI 0.0173501 0.0153841 0.0532693 -0.0120106 0.0597688 0.0028 163 -0.0002009 0.008 1045 -0.0303513 0.041 1548 -0.0371566 -0.3247143 0.1817551 -0.0834124 0.1014267 DLHCIMP 0.0319417 0.0058824 0.0119518 0.0269619 0.01 5 1702 0.0067460 -0.0095269 -0.0558805 0.0101756 0.0 140649 0.013865i8 -0.0222850 0.0346055 -0.01 12677 -0.0371059 -0.0 188426

Tahun

2001 :01 200 1 :02 200 1 :03 200 1 :04 2001 :05 200 1 :06 2001 107 200 1 :08 200 1 :!I9 2001:lO 2001 : 1 1 200 1: 12 2002:Ol 2002102 2002:03 2002:04 DLRER 0.0146210 0.03 19925 0.0440924 0.1 112164 -0.0629120 -0.01 84688 -0.2089447 -0.0716 186

0.0823892 0.0623430 -0.0210090 -0.0228966 0.0016263 -0.0269450 -0.0531429 DLKURS -0.0152274 0.0399327 0.0558584 0.1 156440 -0.0542957

0.03396 18 -0.1 E3 196 1

(173)

Lampiran 5. Uji Stasioneritas Data Level dalam E3ent.uk Log

ADF LKURS

ADF Test Statistic -2.742443 1 % Critical Value* -4.1219 5% Critical Value -3.4875 10% Critical Value -3.1718) *MacKinnon critical values for rejection of hypothesis of a unit root.

ADF LHGIMP

~ A D F Test Statistic -2.257591 1% Critical Value* -4.12191

1

5% Critical Value -3.4875

1

10% Critical Value -3.17181 *MacKinnon critical values for rejection of hypothesis of a unit root.

ADF LRER

ADF Test Statistic -3.224489 1% Critical Value* -4.1219 5% Critical Value -3.4875 10% Critical Value -3.1718 *MacKinnon critical values for rejection of hypothesis of a unit root.

ADF LNX

(ADF Test Statistic -3.224489 1% Critical Value* -4.12191

1. 5% Critical Value -3;4875

1

10% Critical Value -3.17181 *MacKinnon critical values for rejection of hypothesis of a unit root.

ADF LJUB

~ A D F Test Statistic -1.860930 1% Critical Value* -4.1219)

I

5% Critical Value -3.48751 10% Critical Value -3.1718) *MacKinnon critical values for rejection of hypothesis of a unit root.

ADF LSBI

ADF Test Statistic -2.547454 1% Critical Value* -4.1219 5% Critical Value -3.4875 10% Critical Value -3.17181 *MacKinnon critical values for rejection of hypothesis of a unit root.

ADF LIP1

IADF

Test Statistic -2.355866 1% Critical Value* -4.12191

5% Critical Value -3.4875 10'Xo Critical Value -3.1718 * M a c K i ~ o n critical values for rejection of hypothesis of a unit root.

ADF LIHK

(174)

Lampiran 6. Uji Stasioneritas Data dalam Bentuk First Diference

ADF DLKURS

ADF Test Statistic -8.477775 1% Critical Value* -4.1249 5% Critical Value -3.4889 10% Critical Value -3.1727

*MacKinnon critical values for rejection of hypothesis of a unit root.

ADF DLHGIMP

ADF Test Statistic -5.565832 1% Critical Value* -4.1249 5% Critical Value -314889 10% Critical Value -3.1727

(

*MacKinnon critical values for rejection of hypothesis of a unit root.

ADF DLRER

~ADF Test Statistic -8.499398 1% Critical Value* -4.12491

1

5% Critical Value -3.48891 10% Critical Value -3.17271

*MacKinnon critical values for rejection of hypothesis of a unit root.

ADF DLNX

~ADF Test Statistic -10.58839 1% Critical Value* -4.12491

I

5% Critical Value -3.4889

1

10% Critical Value -3.17271

*MacKinnon critical values for rejeczion of hypothesis of a unit root.

ADF Dljub

[ADF Test Statistic -1 1.030?3 1 % Critical Value* -4.1 2491

I

5% Critical Value -3.48891 10% Critical Value -3.17271

*MacKinnon critical values for rejection of hypothesis of a unit root.

ADF DLSBI

~ A D F Test Statistic -5.542447 1% Critical Value* -4.12491

I

5% Critical Value -3.48891 10% Critical Value -3.17271

*MacKinnon critical values for rejection of hypothesis of a unit root.

ADF DLIPI

ADF Test Statistic

-

1 1.20042 1% Critical Value* -4.1249 5% Critical Value -3.4889

10% Critical Value -3.17271

*MacKinnon critical values for rejection of hypothesis of a unit root.

ADF DLIHK

~ A D F Test Statistic -6.892299 1% Critical Value* -4.12491

1

5% Critical Value -3.48891 10% Critical Value -3.17271

Referensi

Dokumen terkait

Perhitungan nilai debit fluida juga dipengaruhi oleh bukaan katup dan volume fluida yang diambil dalam kurun waktu tertentu yang ditampung pada gelas ukur, dimana semakin

Masih adanya kendala bagi perbankan Indonesia untuk menerapkan Rekomendasi FA TF termasuknya belum adanya ketentuan yang secara tegas menetapkan kegiatan pencucian uang sebagai

Penelitian merupakan suatu proses pengkajian untuk membuktikan suatu kebenaran mengenai apa yang sedang diteliti. Metode penelitian yang tepat dan relevan sangat

Larutan kitosan ditambahkan Bioflokulan DYT dan larutan Polivinil Alkohol, diaduk dengan menggunakan stirrer sampai homogen, ditambahkan larutan crosslink, diaduk dan

membran dengan metode ini adalah polimer yang digunakan harus larut pada. pelarutnya atau

Artinya bunga betina dari pohon yang satu dibuahi oleh bunga jantan dari pohon yang lain dengan perantara angin dan atau serangga penyerbuk (Sunarko, 2014).. Waktu

Desain Hotel Wisata Bahari di Area Waterfront City KKJS Surabaya dilaksanakan untuk bisa mengatasi persoalan yang ada dalam konsep Waterfront City yang berada di wilayah

Menentukan matriks-matriks yang digunakan pada sistem kontrol optimal Linear Quadratic Regulator (LQR) untuk kendali kecepatan motor induksi 1 fasa.. Merealisasikan sistem