,J
I
H4-R
a
ANALISIS DAMPAK
PERGERAKAN NILAI TUKAR
TERHADAP INFLASI DI LNDONESIA
:
PEKDEKATAN EXCHANGE RATE PASS THROUGH
Oleh:
ENN\' SRI HARTATI
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
ABSTRAK
ENNY SRI HARTATI. Analisis Dampak Pergerakan Nilai Tukar terhadap Inflasi di Indonesia: Pendekatan Exchange Rate Pass Through. Dibimbing oleh HERMANTO SIREGAR sebagai Ketua, RINA OKTAVIANI
dan IMAN SUGEMA sebagai Anggota Komisi Pembimbing. -.-
Dampak pergerakan nilai tukar rupiah terhadap -inflasi di Indonesia terutama selama penerapan sistem nilai tukar mengambang cukup signifikan. Pengaruh lintasan kurs terhadap inflasi terjadi baik melalui direct pass through (dampak langsung) maupun indirect pass through (dampak tidak langsung). Hasil simulasi melalui impulse response function diketahui bahwa dampak shock nilai tukar terhadap inflasi melalui jalur langsung sekitar 0.48%-1.43%, dan berlangsung selama sekitar 13 bulan. Sementara melalui jalur tidak langsung berkisar 0.43%-1.38% dan berlangsung sekitar 10 bulan. Relatif besar dan lamanya dampak lintasan kurs terhadap inflasi pada jalur langsung menunjukkan besarnya ketergantungan Indonesia terhadap barang impor. Demikian juga cukup besarnya dampak lintasan kurs pada jalur tidak langsung menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara kinerja ekspor dan impor (net ekspor) dengan keseimbangan produksi domestik atau terjadinya output gap. Fluktuasi nilai tukar rupiah berdampak signifikan terhadap permintaan dan penawaran barang-barang yang diperdagangkan secara internasional (tradable good). Namun dari variance decomposition menunjukkan bahwa pengaruh shock nilai tukar sendiri baru terasa dalam jangka panjang (setelah bulan ke empat), dalam jangka pendek pengaruhnya hanya sekitar 19%.
Salah satu ha1 yang menarik dari hasil simulasi model dalam penelitian ini adalah bahwa respon kebijakan moneter untuk mengendalikan depresiasi rupiah dan inflasi dengan pengetatan likuiditas baik melalui pengurangan jumlah uang beredar maupun kenaikan suku bunga cenderung kurang efektif. Kenaikan tingkat suku bunga justru berakibat delematis terhadap perturnbuhan sektor riil, sehingga menimbulkan dampak inflasi melalui output gap. Oleh karena itu kebijakan otoritas moneter dalam mengendalikan inflasi yang bersumber dari fluktuasi nilai tukar diharapkan lebih fokus untuk : (1) menjaga keseimbangan neraca pembayaran, terutama neraca perdagangan, dan (2) memberi stimulan terhadap pertumbuhan sektor riil, antara lain dengan kebijakan meningkatkan peran intermediasi perbankan melalui peningkatan pembiayaan terhadap sektor riil. Dalam jangka pendek kebijakan moneter yang lebih penting adalah untuk mengendalikan shock inflasi, sementara untuk pengendalian laju depresiasi penting untuk jangka panjang. Dengan demikian kebijakan menyerap kelebihan likuditas perekonomian sebaiknya hanya ditujukan untuk mengurangi kegiatan spekulatif. Kebijakan pengurangan jumlah uang beredar maupun kenaikan tingkat suku bunga sebaiknya tidak berlangsung dalam waktu yang terlalu lama.
SURAT PERNYATAAN
Penulis menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa segala pemyataan dalam
tesis penulis yang be rjudu!
:
ANALISIS DAMPAK PERGERAKAN NILAI TUKAR TERHADAP MFLASI
DI INONESIA : PENDEKATAN EXCHANGE RATE PASS THROUGH
merupakan gagasan atau hasil penelitian penulis sendiri, dengan pembimbingan
Komisi Pembimbing, kecwli yang dengan jelas ditunjukkan rujukmya. Tesis ini
belum pemah diajukan untuk memperoleh gelar pada program sejenis di
Perguruan Tinggi lain. Semua data dan informasi yang digunakan telah
dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.
Bogor, 10 Mei 2004
SURAT PERNYATAAN
Penulis menyatakan dengan sebenar-benamya bahwa segala -pemyataan dalam
tesis penulis yang berjudu!
:
ANALISIS DAMPAK PERGERAKAN NILAI TUKAR TERHADAP INFLASI
DI INONESIA : PENDEKATAN EXCHANGE RATE PASS THROUGH
merupakan gagasan atau hasil penelitian penulis sendiri, dengan pembimbingan
Komisi Pembimbing, kecwli yang dengan jelas ditunjukkan rujukmnya. Tesis ini
belum pemah diajukan untuk memperoleh gelar pada program sejenis di
Perguruan Tinggi lain. Semua data dan informasi yang digunakan telah
dinyatakan secara jelas
dan
dapat diperiksa kebenarannya.Bogor, 10 Mei 2004
ANALISIS DAMPAK PERGERAKAN'NILAI TUKAR
TERHADAP INFLASI DI INDONESIA
:-
PENDEKATAN
EXCHANGE RATE PASS THROUGH
Oleh:
ENNY
SRI
HARTATI
Tesis
sebagai salah satu syarat
untuk
memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian
SEKOLAH
PASCASARJANA
Judul Tesis
Nama Mahasiswa
Nomor Pokok
Program Studi
: Analisis Dampak Pergerakan Nilai Tukar terhadap Inflasi di Indonesia : Pendekatan Exchange Rate Pass Through
: Enny Sri Hartati
: PO1500028
: Ilmu Ekonomi Pertanian
Menyetujui,
1. Komisi Pembimbing
Dr. Ir. ~ e & m t o &iregar. MEc Ketua
\ J
i)r. Ir. Rim Oktaviani, MS Awgota
2. Ketua Promam Studi
Dr. Ir. Iman Sugema. MEc A~gsota
Mengetahui,
3. Dekan Sekolah Pascasariana Ilmu ~ k o n o m i Pertanian
Dr.
Ir. BonarM.
Sinaga,da
Manuwoto, MSc,J
I
H4-R
a
ANALISIS DAMPAK
PERGERAKAN NILAI TUKAR
TERHADAP INFLASI DI LNDONESIA
:
PEKDEKATAN EXCHANGE RATE PASS THROUGH
Oleh:
ENN\' SRI HARTATI
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
ABSTRAK
ENNY SRI HARTATI. Analisis Dampak Pergerakan Nilai Tukar terhadap Inflasi di Indonesia: Pendekatan Exchange Rate Pass Through. Dibimbing oleh HERMANTO SIREGAR sebagai Ketua, RINA OKTAVIANI
dan IMAN SUGEMA sebagai Anggota Komisi Pembimbing. -.-
Dampak pergerakan nilai tukar rupiah terhadap -inflasi di Indonesia terutama selama penerapan sistem nilai tukar mengambang cukup signifikan. Pengaruh lintasan kurs terhadap inflasi terjadi baik melalui direct pass through (dampak langsung) maupun indirect pass through (dampak tidak langsung). Hasil simulasi melalui impulse response function diketahui bahwa dampak shock nilai tukar terhadap inflasi melalui jalur langsung sekitar 0.48%-1.43%, dan berlangsung selama sekitar 13 bulan. Sementara melalui jalur tidak langsung berkisar 0.43%-1.38% dan berlangsung sekitar 10 bulan. Relatif besar dan lamanya dampak lintasan kurs terhadap inflasi pada jalur langsung menunjukkan besarnya ketergantungan Indonesia terhadap barang impor. Demikian juga cukup besarnya dampak lintasan kurs pada jalur tidak langsung menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara kinerja ekspor dan impor (net ekspor) dengan keseimbangan produksi domestik atau terjadinya output gap. Fluktuasi nilai tukar rupiah berdampak signifikan terhadap permintaan dan penawaran barang-barang yang diperdagangkan secara internasional (tradable good). Namun dari variance decomposition menunjukkan bahwa pengaruh shock nilai tukar sendiri baru terasa dalam jangka panjang (setelah bulan ke empat), dalam jangka pendek pengaruhnya hanya sekitar 19%.
Salah satu ha1 yang menarik dari hasil simulasi model dalam penelitian ini adalah bahwa respon kebijakan moneter untuk mengendalikan depresiasi rupiah dan inflasi dengan pengetatan likuiditas baik melalui pengurangan jumlah uang beredar maupun kenaikan suku bunga cenderung kurang efektif. Kenaikan tingkat suku bunga justru berakibat delematis terhadap perturnbuhan sektor riil, sehingga menimbulkan dampak inflasi melalui output gap. Oleh karena itu kebijakan otoritas moneter dalam mengendalikan inflasi yang bersumber dari fluktuasi nilai tukar diharapkan lebih fokus untuk : (1) menjaga keseimbangan neraca pembayaran, terutama neraca perdagangan, dan (2) memberi stimulan terhadap pertumbuhan sektor riil, antara lain dengan kebijakan meningkatkan peran intermediasi perbankan melalui peningkatan pembiayaan terhadap sektor riil. Dalam jangka pendek kebijakan moneter yang lebih penting adalah untuk mengendalikan shock inflasi, sementara untuk pengendalian laju depresiasi penting untuk jangka panjang. Dengan demikian kebijakan menyerap kelebihan likuditas perekonomian sebaiknya hanya ditujukan untuk mengurangi kegiatan spekulatif. Kebijakan pengurangan jumlah uang beredar maupun kenaikan tingkat suku bunga sebaiknya tidak berlangsung dalam waktu yang terlalu lama.
SURAT PERNYATAAN
Penulis menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa segala pemyataan dalam
tesis penulis yang be rjudu!
:
ANALISIS DAMPAK PERGERAKAN NILAI TUKAR TERHADAP MFLASI
DI INONESIA : PENDEKATAN EXCHANGE RATE PASS THROUGH
merupakan gagasan atau hasil penelitian penulis sendiri, dengan pembimbingan
Komisi Pembimbing, kecwli yang dengan jelas ditunjukkan rujukmya. Tesis ini
belum pemah diajukan untuk memperoleh gelar pada program sejenis di
Perguruan Tinggi lain. Semua data dan informasi yang digunakan telah
dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.
Bogor, 10 Mei 2004
SURAT PERNYATAAN
Penulis menyatakan dengan sebenar-benamya bahwa segala -pemyataan dalam
tesis penulis yang berjudu!
:
ANALISIS DAMPAK PERGERAKAN NILAI TUKAR TERHADAP INFLASI
DI INONESIA : PENDEKATAN EXCHANGE RATE PASS THROUGH
merupakan gagasan atau hasil penelitian penulis sendiri, dengan pembimbingan
Komisi Pembimbing, kecwli yang dengan jelas ditunjukkan rujukmnya. Tesis ini
belum pemah diajukan untuk memperoleh gelar pada program sejenis di
Perguruan Tinggi lain. Semua data dan informasi yang digunakan telah
dinyatakan secara jelas
dan
dapat diperiksa kebenarannya.Bogor, 10 Mei 2004
ANALISIS DAMPAK PERGERAKAN'NILAI TUKAR
TERHADAP INFLASI DI INDONESIA
:-
PENDEKATAN
EXCHANGE RATE PASS THROUGH
Oleh:
ENNY
SRI
HARTATI
Tesis
sebagai salah satu syarat
untuk
memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian
SEKOLAH
PASCASARJANA
Judul Tesis
Nama Mahasiswa
Nomor Pokok
Program Studi
: Analisis Dampak Pergerakan Nilai Tukar terhadap Inflasi di Indonesia : Pendekatan Exchange Rate Pass Through
: Enny Sri Hartati
: PO1500028
: Ilmu Ekonomi Pertanian
Menyetujui,
1. Komisi Pembimbing
Dr. Ir. ~ e & m t o &iregar. MEc Ketua
\ J
i)r. Ir. Rim Oktaviani, MS Awgota
2. Ketua Promam Studi
Dr. Ir. Iman Sugema. MEc A~gsota
Mengetahui,
3. Dekan Sekolah Pascasariana Ilmu ~ k o n o m i Pertanian
Dr.
Ir. BonarM.
Sinaga,da
Manuwoto, MScVI.
PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN
6.1. Uji Sifat Time Series Data
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data runtut waktu (time
series) bulanan, yaitu dari bulan juli 1997 sampai April 2002.' Data ekonomi yang
runtun waktu biasanya tidak stasioner, maka dipei-lukan uji akar-akar unit. Uji
akar unit bertujuan untuk mengamati apakah koefisien variabel tertentu dari
model otoregresif yang ditaksir mempunyai nilai satu atau tidak. Metode
pengujian aka-akar unit yang digunakan adalah dengan uji Augmented Dickey-
Fuller (ADF). Selanjutnya hasil ADF hams dibandingkan dengan nilai kritis yang
dikembangkan MacKinnon.
6.1.1. Uji Stasioneritas pada Derajat Level
Dalam penelitian ini ada delapan variabel yang digunakan yaitu nilai tukar
nominal (KURS), indeks harga impor (HGIMP), nilai tukar riil (RER), ekspor
netto (NX), indeks produksi (IPI), jumlah uang beredar (JUB), suku bunga (SBI)
dan indeks harga konsumen (IHK). Data yang digunakan dalam analisis pada
derajat level ini semua dalam bentuk log. Untuk menguji apakah data yang
1
digunakan sudah stasioner pada derajat yang sama maka digunakan ADF test den
gan memasukkan persarnaan yang mengandung intersep (co) dan variabel
kecenderungan waktu (T). Selanjutnya, hasil dari ADF test dibandingkan dengan
tabel nilai kritis McKinnon. Jika uji ADF lebih rendah dari nilai tabel, maka perlu
Dengan demikian secara umum dapat disimpulkan bahwa kebiiakan
pengetatan likuiditas pada masa krisis dengan titik berat pada stabilisasi jangka
pendek memang terbukti cukup berhasil, namun dengan pengorbanan semakin
terkontraksinya perekonomian. Pengujian melalui impulse response memperkuat
hasil penelitian ini, yaitu ketika kebijakan suku bunga tinggi diterapkan pada saat
krisis dan secara konsisten dipertahankan maka hasilnya adalah dalam jangka
pendek inflasi yang lebih rendah dan nilai tukar berangsur menguat. Namun di sisi
lain kebijakan tersebut berdampak pada semakin merosotnya aktifitas
perekonomian, tercermin produksi domestik anjlok.
Lebih jelas lagi terlihat pada simulasi model indirect pass through, dimana
intervensi otoritas moneter melalui suku bunga yang diharapkan dapat
mengendalikan laju inflasi ternyata dalam jangka panjang tidak berpengaruh
secara signifikan. Kondisi tersebut dlkarenakan -transmisi pengaruh perubahan
suku bunga ke nilai tukar rupiah mengafani lag dalam mekanisme transmisinya.
Hasil uji melalui jalur tidak langsung menyimpulkan shock yang terjadi
pada nilai tukar mempengaruhi perilaku suku bunga SBI. Selanjutnya shock yang
terjadi pads suku bunga SBI ditransmisikan ke suku bunga yang berjangka lebih
panjang, baik pada suku bunga deposit0 maupun suku bunga kredit. Perubahan
suku bunga tersebut selanjutnya mempengaruhi pola konsumsi dan investasi
-
melalui jalur kredit. Kenaikan suku bunga akan menyebabkan penurunan investasi
dan menyebabkan penurunan permintaan agregat dan penawaran aggregat.
Dengan demikian akan terjadi output gap, yang akan memicu melonjaknya inflasi.
Kebijakan kenaikkan suku bunga akan efektif apabila elastisitas suku
14.3
Lampiran 2. Lanjutan
Sumber : BPS, BI. dan berbagai sumber yang diolah (1997-2002) Keterangan :
t : W a h c e r i o d e
i : tingkat suku bunga SBI (I bulan)
IHK : Indeks Harga Konsumen Indonesia (1996 = 100) IHK* : Indeks Harga Konsumen Amerika (1 996 = 100) IHPB Impor : 1nd:ks Harga Perdagangan Besar Impor (1996 = 100) e : Nilai Tukar RpNS $, berdasarkan Kurs Spot FR BI JUB' : Uang Beredar di Indonesia (miliar rupiah)
X : Net EksNpor Non Migas (juta US $)
IPI : Industrial Production Indeks ( Indeks Produksi Industri) IHK lndo 21 1.99 21 1.87 214.33 217.15 221.37 222.10 224.04 226.04 227.07 229.63 233.46 238.42 237.92 239.44 241.06 245.18 249.15 254.12 257.93 257.87 257.261 IHPB Impor 288.85 291.25 295.71 300.18 301.97 3 11.77 3 13.61 317.38 326.05 33 1.04 333.28 330.12 3 12.17 3 15.37 3 19.83 324.30 317.15 328.32 324.64 312.82 306.98 No. 44 45 46 47 48 49 50 5 1 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 Kurs (e) 8290.00 8780.00 9395.00 9530.00 9595.00 9450.00 9835.00 10400.00 11675.00 11058.00 1 1440.00 9525.00 8865.00 9675.00 10435.00 10430.00 10400.00 10320.00 101 89.00 9655.00 93 16.00 JUB 136530 135430 138886 141204 162186 145345 149879 i48375 154297 155791 160142 162154 166851 164237 169963 171383 177731 166769 168643 166173 169002 IHKUS (IHK*) 109.85 110.08 109.92 109.77 109.71 1 13.41 113.49 113.17 1 13.18 113.47 1 13.59 113.06 1 12.84 112.99 1 12.26 1 11.85 111.41 114.70 1 14.78 1 14.84
Lampiran 3. Cata Levei dalam Bectuk Log yang Digunakan dalam Penelitian Tahun 1997:07 1997:08 1997:09 1997:lO 1997:ll 1997:12 1998:Ol 1998:02 1998:03 1998:04 1998:05 1998:06 1998:07 1998:08 1998:09 1998:lO 1998:ll 1998:12 1999:Ol 1999:02 1999:03 1999:04 LKURS 7.8628820 8.0 179667 8.094073 1
8.2079469 8.2019344 8.4446225 9:247 1533 LHCIMP 4.6254549 4.63743 10 4.691 1606 4.7528862 4.7599038 4.8372533 5.2575829
1999.05
1
9.00023641 5.5635383 4.4876246 4.4644127 4.5238517 4.5096500 4.5376405 4.5537716 4.5600682, 4.5 1 10793 4.18525 1 1 4.4326009 4.4959132 4.4360412 4.5277490 4.5373 195 4.5785 182 4.5990515 4.58568 15 4.6008609 4.5982463 4.4641825 -LIP1 4.7271223 4.7246307 4.7 198373 4.701 7523 4.5859874 4.6146253 4.4057432i
I
4.27 1095 14.507 1 162 4.4448841 4.4052548 4.4724385 4.5096500 4.5045761 4.4982529 4.5220059 4.43 18877 4.4794936 4.1602883 4.3674205 4.4944621 LNX 6.0700446 6.6271 150 6.493 1485 6.0944723 6.5829942 6.8171739 7.0830522 7.0565201 7.4223 139 7.1979592 7.2822112 7.5200177 7.4366173 7.3 184069 7.2274446 6.8508674 6.9369257 6.9809128 6.7307794 6.9972303 7.3 173452 LRER 7.8318635 7.9777499 8.0423260 8.1416677 8.1252896 8.3496935 9.1 1 166 1 1 8.82068 13 8.7 162047 8.6247060 8.8516202 9.1545083 8.9352714 8.7 132275 8.6399778 8.2932646 8.2568808 8.3368642 8.4459628 8.4065233 5.4017043 9.0768090) 5.37 12241
9.0270 1831 5.4398893
5.55 11591 5.5261501 5.5508427 5.58 10027 5.5536972 5.5397597 5.5536972 5.5964307 5.6032334 5.6083334 5.6108421 5.6361633 5.65751 87 5.6813207 5.6659121 5.6741679 5.6893889 5.7043817 5.7103 164 1999:06 1999:07 1999:08 1999:09 1999:lO 1999:ll 1999:12 2000:O 1 2000:02 2000:03 2000:04 2000:05 2000:06 2000:07 2000:08 2000:09 2000: 10 2000: 1 1
2000: 12 4.4747198 LIHK 4.6582369 4.6673935 4.6782348. 4.69208 16 4.6399348 4.7169799 4.78624 10 4.9054970 4.9568828 5.0028047 5.0538863 5.0991955 5.1813340 5.2424346 5.2792874 5.2765829 5.2774001 5.2914941 5.3207636 '5.3332983 5.33083301
7.37469 17 8.3437980 7.217590'2'
I
8.1602823 8.9834398 9.2615087 9.6091 165 9.4727046 9.3 124456 9.2779990 8.9293028 8.8956296 8.9903169 9.0994088 9.0745206 9.0693527 9.0191799' 3.8137359
8.8356469 8.93 12876 9.0343 189 8.8392767 8.9126080 8.8678501 8.9126080 8.9233247 8.9345869 8.9802981 9.06 18404 9.0750932 9.1053 13 1 9.0228052 9.08023 17 9.1479329 9.1622000 9.1689974 5.321 1057 5.3 174825 5.4137925 5.4827029 5.5530553 5.6432432 5.6 1677 1 1 5.61 1 1897 5.5638164 5.5368521 5.5239069 5.5786193 5.58 17889 5.5891 196
5.5818414 7.2291 !39 8.3618771 5.3238876
7.4537357 7.5778897 7.5645496 7.5552773 7.4561657 7.3564714 7.3345252 7.5683276 7.6304613 7.67285 10 7.557525 1 7.6782801 7.6236419 7.4393830 7.421 7160 7.155 1621 6.8611876 6.7788987
8.19393611 5.3068310 8.2996787
Lampiran 3. Lanjutan
Sumber: BPS (1990,2002) Keterangan :
LKURS : Nilai tukar rupiah dalam bentuk log LHGIMP : Indeks harga impor dalam bentuk log LIP1 : lndek produksi domestik dalarn bentuk log LNX : Net ekspor dalam bentuk log
LRER : Niiai t?lkar riil dalarn bentuk log
LIHK : Inaeks harga konsumen dalam bentuk log LNX 6.8757485 6.8223063 7.1466147 7.1190691 7.1610012 7.2585530 7.4730123 7.7153020 7.41 17375 7.5723487 7.2060805 7.3149522 7.3565353 6.9488012 7.2498815 LIP1
4.481 5325 4.4969166 4.5501 859 4.5381753 4.597944 1 4.6007605 4.6005596 4.608664 1 4.5783 127 4.6194675 4.5823 109 4.2575966 4.4393517 4.3559393 4.4573660 Tahun
200 1 :O 1 200 1 :02 200 1 :03 200 1 :04 200 1 :05 200 1 :06 200 1 :07 200 1 :08 200 1 :09 2001:lO 2001:ll 2001:12 2002:O 1 2002:02 200203
LRER
8.481623 1 8.5136155 8.5577079 8.6689243 8.6060122 '8.624481 1
8.4155364 8.34391 77 8.4263070 8.4886499 8.4676409 8.4447442 8.4463705 8.4194255 8.3662826 LKURS 9.1537700 9.1937027 9.24956 1 1 9.3652051 9.3 109094 9.34487 13
9.1616752 9.0898662 9.1773005 9.2529208 9.2524415 9.2495611 9.2418390 9.2290640 9.1752312 LIHK
Lampiran 4. Data dalzm Bentuk First Difference
Tahun
1997:07 1997:08 -
1997:09 1997:lO 1997:ll 1997:12 1998:Ol 1998:02 1998:03 1998:04 1998:05 1998:06 1998:07 1998:08 1998:09 1998:lO 1998:ll 1998:12 1999:Ol 1999:02 1999:03 1999:04 1999:05 1999:06 1999:07 1999:08 1999:09 1999:lO 1999:ll 1999:12 2000:Ol 2000:02 2000:03 2000:04 2000:05 2000:06 2000:07 2000:08 2000:09 2000: 10 2000: 11 2000:12 DLKURS 0.0590387 0.1550847 0.0761064 0.1 138738 -0.0060126 0.2426881 0.8025318 -0.1703454 -0.0497907 -0.0435785 0.2780689 0.3476078 -0.13641 19 -0,1602590 -0.0344466 -0.3486962 -0.0336732 0.0946873 0.1090919 -0.0248882 -0.00516801 DLHCIMP 0.0039578 0.0119762 0.0537296 0.0617256 0.0070176 0.0773495 0.4203297 O.ll36412 0.0686651 -0.0260967 0.0689104 0.0703524 0.0901879 -0.0264721 -0.0055814 -0.0473733 -0.0269644 -0.0129452 0.0547124 0.3031696 0.0073307 -0.0501728/ -0.0072783
DLNX 0.3386470 0.5570704 -0.1339665 -0.3986762 0.4885219 0.2341797 0.2658783 -0.0265322 0.3657939 -0.2243548 0.0842520 0.2378065 -0.0834005 -0.1182104 -0.0909623 -0.3765772 0.0860582 0.0439871 -0.2501331 0.2664509 0.3201149 DLRER 0.0503752 0.1458865 0.0645761 0.0993417 -0.0163781 Or2244039 0.7619676 -0.2909798 -0.1044766 -0.0914987 0.2269142 0.3028881 -0.2192368 -0.2220439 -0.0732498 -0.3467132 -0.0363838 0.0799834 0.1090987 -0.0394395 ;0.0048190 DLIPI 0.0144439 -0.0024816 -0.0048034 -0.0180850 -0.1157649 0.0286380 -0.2088822 -0.1346481 0.2360212 -0.0622322 -0.0396293 0.0671837 0.03721 15 -0.0050739 -0.0063232 0.0237530 -0.0901 183 0.0476059 -3.3192052 0.2071321 0.1270416 0.0882313
I.
-DLIHK 0.0079978 0.0091566 0.0108412 0.0138468 0.0078532 0.0170451 0.0692611 0,1192560 0.0513859 0.0459219 0.0510816 0.0453091 0.0821385 0.0611006 0.0368528 -0.0027046 0.0008172 0.0140940 0.0292694 .0.0125348 -0.0024654 -0.0398272 -0.0197423 -0.0!891351 -0.018?03 1 1 0.1455778;
-0.0069453 -0.0180791 -0.1835157 0.0336538 0.1057426 0.1 115654 -0.1969749 0.0670575 -0.0594366 0.0614608 0.0126594 0.0188629 0.0368856 0.0724075 0.0128901 0.0178845 -0.0895245 0.0600139 0.0547193 -0.0001232 -0.0130243
0.0129049 -0.0027819 -0.0036232 -0.0106515 -0.0096143 -0.0069316 0.0005543 0.0049748 0.0146787 0.0131022 0.0007310 -0.0045409 0.0055634 0.0083841 0.0049585 0.0127402 0.0051076 -0.0005662 0.01 15440 0.0130715 0.0192472 -0.1865005i 0.02191 10 0.0956407 O.lO30313 -0.1950422 0.0733313 -0.0447579 0.0447579 0.0107168 0.0112621 0.0457112 0.0815423 0.0132529 0.0302199 -0.0825079 0.0574264 0.0677012 0.0142671 0.0067974 -0.012079?~ -0.0253090 0.0246926 0.0301599 -0.0273055 -0.0139375 0.0139375 0.0427335 0.0068027 0.0051000 0.0025087 0.0253212 0.0213554 0.0238020 -0.0154086 0.0082559 0.0152210 0.0149928 0.0059347
Larnpiran 4. Lanjutan
Sumber: BPS (1990,2002) ~eterangan :
DLKURS : Nilai tukar rupiah dalarn bentukfirst differenc.e DLHGIMP : Indeks harga impor Calam bentukjrst drference DLIPI : Indek produksi domestik dalam bentukjrst difference DLNX : Net ekspor dalam bentukfirst difference
DLRER : Nilai tukar riil dalam bentukjrst difference
DLIHK : Indeks harga konsurnen dalam bentukfirst difference DLNX 0.0968498 -0.0534422 0.3243084 -0.0275456 0.0419320 0.09755 18 0.2144593 0.2422897 -0.3035645 0.1606 1 1 1 -0.3662681
0.1088717 0.041583 1 -0.4077340 0.3010803 DLIHK 0.0032922 0.0086969 0.0088874 0.0045464 0.01 121 10 0.0165414 0.021023 1 -0.0020993 0.0063684 0.0067430 0.0169468 0.0160625 0.01975 15 0.0148816 -0.0002326 -0.0023683 DLIPI 0.0173501 0.0153841 0.0532693 -0.0120106 0.0597688 0.0028 163 -0.0002009 0.008 1045 -0.0303513 0.041 1548 -0.0371566 -0.3247143 0.1817551 -0.0834124 0.1014267 DLHCIMP 0.0319417 0.0058824 0.0119518 0.0269619 0.01 5 1702 0.0067460 -0.0095269 -0.0558805 0.0101756 0.0 140649 0.013865i8 -0.0222850 0.0346055 -0.01 12677 -0.0371059 -0.0 188426
Tahun
2001 :01 200 1 :02 200 1 :03 200 1 :04 2001 :05 200 1 :06 2001 107 200 1 :08 200 1 :!I9 2001:lO 2001 : 1 1 200 1: 12 2002:Ol 2002102 2002:03 2002:04 DLRER 0.0146210 0.03 19925 0.0440924 0.1 112164 -0.0629120 -0.01 84688 -0.2089447 -0.0716 186
0.0823892 0.0623430 -0.0210090 -0.0228966 0.0016263 -0.0269450 -0.0531429 DLKURS -0.0152274 0.0399327 0.0558584 0.1 156440 -0.0542957
0.03396 18 -0.1 E3 196 1
Lampiran 5. Uji Stasioneritas Data Level dalam E3ent.uk Log
ADF LKURS
ADF Test Statistic -2.742443 1 % Critical Value* -4.1219 5% Critical Value -3.4875 10% Critical Value -3.1718) *MacKinnon critical values for rejection of hypothesis of a unit root.
ADF LHGIMP
~ A D F Test Statistic -2.257591 1% Critical Value* -4.12191
1
5% Critical Value -3.48751
10% Critical Value -3.17181 *MacKinnon critical values for rejection of hypothesis of a unit root.ADF LRER
ADF Test Statistic -3.224489 1% Critical Value* -4.1219 5% Critical Value -3.4875 10% Critical Value -3.1718 *MacKinnon critical values for rejection of hypothesis of a unit root.
ADF LNX
(ADF Test Statistic -3.224489 1% Critical Value* -4.12191
1. 5% Critical Value -3;4875
1
10% Critical Value -3.17181 *MacKinnon critical values for rejection of hypothesis of a unit root.ADF LJUB
~ A D F Test Statistic -1.860930 1% Critical Value* -4.1219)
I
5% Critical Value -3.48751 10% Critical Value -3.1718) *MacKinnon critical values for rejection of hypothesis of a unit root.ADF LSBI
ADF Test Statistic -2.547454 1% Critical Value* -4.1219 5% Critical Value -3.4875 10% Critical Value -3.17181 *MacKinnon critical values for rejection of hypothesis of a unit root.
ADF LIP1
IADF
Test Statistic -2.355866 1% Critical Value* -4.121915% Critical Value -3.4875 10'Xo Critical Value -3.1718 * M a c K i ~ o n critical values for rejection of hypothesis of a unit root.
ADF LIHK
Lampiran 6. Uji Stasioneritas Data dalam Bentuk First Diference
ADF DLKURS
ADF Test Statistic -8.477775 1% Critical Value* -4.1249 5% Critical Value -3.4889 10% Critical Value -3.1727
*MacKinnon critical values for rejection of hypothesis of a unit root.
ADF DLHGIMP
ADF Test Statistic -5.565832 1% Critical Value* -4.1249 5% Critical Value -314889 10% Critical Value -3.1727
(
*MacKinnon critical values for rejection of hypothesis of a unit root.
ADF DLRER
~ADF Test Statistic -8.499398 1% Critical Value* -4.12491
1
5% Critical Value -3.48891 10% Critical Value -3.17271*MacKinnon critical values for rejection of hypothesis of a unit root.
ADF DLNX
~ADF Test Statistic -10.58839 1% Critical Value* -4.12491
I
5% Critical Value -3.48891
10% Critical Value -3.17271*MacKinnon critical values for rejeczion of hypothesis of a unit root.
ADF Dljub
[ADF Test Statistic -1 1.030?3 1 % Critical Value* -4.1 2491
I
5% Critical Value -3.48891 10% Critical Value -3.17271*MacKinnon critical values for rejection of hypothesis of a unit root.
ADF DLSBI
~ A D F Test Statistic -5.542447 1% Critical Value* -4.12491
I
5% Critical Value -3.48891 10% Critical Value -3.17271*MacKinnon critical values for rejection of hypothesis of a unit root.
ADF DLIPI
ADF Test Statistic
-
1 1.20042 1% Critical Value* -4.1249 5% Critical Value -3.488910% Critical Value -3.17271
*MacKinnon critical values for rejection of hypothesis of a unit root.
ADF DLIHK
~ A D F Test Statistic -6.892299 1% Critical Value* -4.12491
1
5% Critical Value -3.48891 10% Critical Value -3.17271