SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd)
Oleh :
Darmawati
1812011000039
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
i
Fardu Melalui Metode Praktikum Pada Mata Pelajaran Fiqih Kelas VII
MTs Attaqwa 10 Bekasi Utara
Skripsi diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk
Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam
(S.Pd)
Oleh:
Darmawati
1812011000039
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
ii
Melaksanakan Shalat Fardu Melalui Metode Praktikum Pada Mata
Pelajaran Fiqih Kelas VII MTs. Attaqwa 10 Bekasi Utara
disusun oleh
Darmawati
, NIM 1812011000039, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiyah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang di tetapkan oleh fakultas.Jakarta, Juni 2016
iv Nama : Darmawati
NIM : 1812011000039 Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul “Upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam melaksanakan shalat fardu melalui metode praktikum pada mata pelajaran fiqih kelas VII
MTs. Attaqwa 10 Bekasi Utara Tahun Pelajaran 2015/2016”, adalah benar hasil karya sendiri
di bawah bimbingan :
Dosen Pembimbing : Muhammad Dahlan, Dr.M.Hum
NIP : 19780313999031006
Jurusan/Prodi : Pendidikan Agama Islam
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.
Jakarta, Juni 2016 Yang Menyatakan,
v
Melalui Metode Praktikum pada Mata Pelajaran Fiqih kelas VII MTs. Attaqwa 10 Bekasi Utara Tahun Pelajaran 2014/2015
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam melaksanakan shalat fardu pada mata pelajaran Fiqih melalui metode praktikum. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan siswa dalam melaksanakan shalat fardu di Madrasah Tsanawiyah Attaqwa 10 Kaliabang Tengah Bekasi Utara
Adapun metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di Madrasah Tsnawiyah Attaqwa 10, dengan jumlah siswa 38 orang, dilaksanakan dalam 2 siklus dan dalam setipa siklus terdapat 2 tahap.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya peningkatan keterampilan siswa dalam melaksanakan shalat fardu. Pada sebelum tindakan, hanya mencapai persentase 49.0%
dengan kategori “kurang mampu” karena 48.0% berada pada rentang di bawah 54%. Pada
siklus I kemampuan siswa tergolong “mampu” karena 61 % berada pada rentang 55-80%. Setelah diperbaiki pada siklus II kemampuan siswa meningkat menjadi 90 % dengan kategori
vi
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT Rabb semesta alam yang selalu memberikan rahmat, hidayah, dan kasih sayang-Nya hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam melaksanakan shalat fardu melalui metode praktikum pada mata pelajaran fiqih kelas VII MTs. Attaqwa 10 Bekasi Utara Tahun Pelajaran 2014/2015.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad
SAW, keluarga, para sahabat, para tabi’in, dan kepada seluruh umatnya. (Aamiin). Semoga
kita mendapatkan syafaatnya nanti di yaumul akhir.
Penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa kemampuan dan pengetahuan kami sangat terbatas, sehingga banyak kekurangan dalam skripsi ini, dan masih jauh dari kesempurnaan. Namun dengan adanya bimbingan, pengarahan dan dukungan dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini terselesaikan. Oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr.Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan 2. Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam. 3. Marhamah Saleh, Lc, MA Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam.
4. Muhammad Dahlan, Dr. M. Hum Dosen pembimbing yang penuh kesabaran dan keikhlasan membimbing penulis selama penyusunan skripsi ini.
5. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingannya kepada penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah diberikan Bapak dan Ibu mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
vii menyelesaikan skripsi ini.
Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu mudah mudahan bantuan,bimbingan,dukungan,semangat, dan doa yang telah diberikan menjadi pintu datangnya ridho dan kasih sayang Allah SWT di dunia dan akhirat. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi semua pihak. Aamiin yaa rabbal
„aalamiin.
Jakarta, Juni 2016 Penulis
PERNYATAAN
PENULIS
iii
UJI
REFERENSI
iVABSTRAK
VKATA
PENGANTAR...
viDAFTAR ISI
...
viiDAFTAR
TABEL
viii
DAFTAR
GAMBAR
iXBAB I PENDAHULUAN
A.
LatarBelakang..
1B.
IdentifikasiMasa1ah...
4C.
BatasanMasalah
4D.
RumusanMasalah
'.
5E. Tujuan dan Manfaat
Penelitian
5BAB
II
KAJIAN TEORIA.
Kerangka Teoretis1.
Pembelajaran Fiqih di MTs....'.a.
Tujuan pembelajaran Fiqih di MTs...'b.
Materi Pelajaran Fiqih di MTs '..'...c.
Statergi pembelajaran Fiqih di MTsd.
Penilaian pembelajaran Fiqih di MTse.
Pembelajaran Solat Irardu di MTs.'....2.
Metode Praktikum.a.
Pengertian metode Praktikumb.
Tujuan dan manfaan metode praktikum.c.
Kelebihan dan kekurangan metode praktikum.d.
Langkah-langkah metode praktikumB.
Penelitian yang Relevan....C.
Kerangka BerfikirD.
Indikator Keberhasilan'...1.
Indikator Kinerja...2.
Indikator KemamPuanE.
Hipotesis TindakanBAB
III
METODE PENELITIANA.
Subjek dan Objek Penelitian.B.
Tempat dan Waktu Penelitian.C.
Rancangan Penelitian'...D.
Instrumen PengumPulan Data..1.
Visi dan Misi MTs. Attaqw 102.
Keadaan Siswa dan Guru MTs. Attaqw 103.
Sarana dan Prasarana MTs. Attaqw 10Hasil Penelitian Pembahasan
BAB V PENUTUP
A.
Kesimpulan...DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP B.
C.
30
31 31 31
67
73
73
Tabel 10.IV
Tabel
ll.IV
Tabel
l2.lY
Tabel
l3.IV
Tabel 14.IV
Tabel
l5.IV
Tabel
l6.IV
Tabel 17.lV
Tabel lS.IV
Tabel 19.IV Tabel20.IV
3t 36 38 39
4l
43 45 47
53
55 56 58 59 62 64 67 69 71
Tabel3.IV Tabel4.IV Tabel5.IV Tabel6.
IV
Tabel T.IV
Tabel S.IV
Tabel9.IV
Grafik.2.IV Grafik.3.IV
68 7t 72
x11
1 A. Latar Belakang
Pembelajaran Fiqih diarahkan untuk mengantarkan peserta didik dapat memahami pokok-pokok hukum Islam dan tata cara pelaksanaanya untuk
diaplikasikan dalam kehidupan sehingga menjadi muslim yang selalu taat syari’at
Islam secara kaffah (sempurna).1 Salah satu dari syari’at Islam itu ialah pelaksanaan Shalat fardu.
Mata pelajaran Fiqih mengandung materi yang sarat dengan pengetahuan tentang aturan kehidupan yang perlu diberdayakan sebagai upaya menumbuhkembangkan sikap positif dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan pembelajaran Fiqih di MTs adalah untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengalaman peserta didik tentang ajaran agama Islam sehingga menjadi muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaannya kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, masyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang yang lebih tinggi.2
Mata pelajaran Fiqih memiliki fungsi untuk:
1. Penanaman nilai, yaitu memberikan pedoman hidup untuk mencapai kebahagiaan dunia akhirat.
2. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT serta berakhlak mulia yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga.
3. Penyesuaian mental, yaitu untuk membentuk agar peserta didik mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun
1
Standar Kompetensi lulusan dan standar isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, Kantor Wilayah Departemen Agama Islam Provinsi Jawa Barat, 2008
2
lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungan melalui pendidikan agama Islam.
4. Pengajaran, yaitu menyampaikan ilmu pengetahuan keagamaan secara umum.
5. Penyaluran, yaitu menyalurkan siswa untuk mendalami pendidikan agama ke lembaga pendidikan yang lebih tinggi.
6. Perbaikan, yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan, kelemahan- kelemahan peserta didik dalam meyakini, mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.3
Mengingat pentingnya upaya penumbuhkembangkan sikap positif ini, maka perlu diperhatikan proses jalan kegiatan belajar mengajar tersebut agar hasil yang dicapai tidak hanya sebatas pengetahuan kognitif saja, tetapi juga mencakup aspek afektif dan psikomotor. Agar tercapainya ketiga domain aspek di atas maka harus menggunakan strategi dan metode, media dan alat evaluasi serta lingkungan belajar yang tepat untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran Fiqih, bahwa di MTs. Attaqwa 10 Bekasi Utara telah diajarkan materi tentang shalat fardu. Guru telah memberikan bimbingan kepada siswa agar siswa mampu melakukan shalat fardu dengan benar. Adapun upaya yang dilakukan oleh guru adalah:
a. Guru sudah membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) b. Guru sudah membuat silabus
c. Guru sudah melakukan remedial
d. Guru sudah melakukan beberapa metode yaitu metode ceramah, tanya jawab, metode drill dan penugasan.
Namun kenyataannya setelah diadakan evaluasi terhadap siswa, terdapat ketidakmampuan pada siswa dalam melaksanakan shalat fardu. Hal ini terlihat pada gejala-gajala sebagai berikut:
1) Dari 38 orang siswa hanya 10 orang atau 26,3 % yang dapat melafalkan niat shalat fardu dengan benar.
3
2) Dari 38 orang siswa hanya 10 orang atau 26,3 % yang dapat melafalkan bacaan doa Iftitah dengan benar
3) Dari 38 orang siswa hanya 9 orang atau 23,7 % yang mampu melafalkan
bacaan I’tidal dengan benar
4) Dari 38 siswa hanya 15 orang yang mampu melafalkan bacaan duduk antara dua sujud dengan benar
5) Dari 38 siswa hanya 15 orang yang mampu melafalkan bacaan tahyat dengan benar.
6) Dari 38 siswa hanya 8 orang yang benar dalam melakukan takbiratul Ihram Berdasarkan gejala-gejala di atas, maka penulis tertarik untuk menggunakan metode praktikum. Metode praktikum adalah jenis metode yang memberikan kesempatan kepada sejumlah siswa untuk mempraktekkan keterampilan spesifik yang dipelajari di kelas melalui demonstrasi.4 Metode praktikum ini memiliki kelebihan dan kekurangannya. Adapun kelebihan metode praktikum adalah:
a) Menambah keaktifan siswa untuk membuat dan mempraktekkan sendiri. b) Dapat melaksanakan langkah-langkah sambil berfikir.
c) Pengertian siswa menjadi luas.
d) Dapat memberikan bimbingan kepada siswa secara dekat selama praktek. e) Siswa dapat menerapkan apa yang dipelajari ke dalam kehidupan sehari-hari.5
Sedangkan kekurangan dari metode praktikum adalah: (1) Tidak semua bahan dapat dipraktikumkan.
(2) Siswa-siswa yang mempunyai pengalaman sedikit tidak dapat mempraktekkan secara baik.
(3) Membutuhkan waktu yang lama karena setiap siswa harus mendapatkan kesempatan untuk praktikum.6
4
Melvin L. Silberman, Strategi Pembelajaran Aktive, (Bandung: Nusamedia, 2011), h.134
5
Zuhairini, Methodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Biro Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang, 2009), h. 95
6
Berdasarkan latar belakang dan gejala-gejala di atas, penulis tertarik untuk meneliti permasalahan ini dengan judul Upaya Meningkatkan Keterampilan Shalat Fardu Melalui Metode Praktikum pada Mata Pelajaran Fiqih kelas VII MTs. Attaqwa 10 Bekasi Utara Tahun Pelajaran 2014/2015
B. Identifikasi Masalah
1. Masih banyak siswa yang belum mampu melaksanakan solat fardu dengan baik dan benar
2. Pentingnya guru memilih strategi pembelajaran yang tepat
3. Masih banyak orang tua yang tidak peduli pada kedisiplinan solat anaaknya.
C. Batasan Masalah
Demi menghindari kesalahpahaman tentang judul peneltian ini, maka perlu penegasan istilah yang berkenaan dengan konsep:
1. Meningkatkan adalah menaikkan, mempertinggi, memperhebat.7
2. Kemampuan siswa adalah kesanggupan yang dimiliki atau kecakapan yang dimiliki oleh siswa.8
3. Melaksanakan fardu adalah suatu proses yang dijalani oleh pendidik dan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar untuk melakukan proses melaksanakan shalat fardu
4. Metode praktikum adalah jenis metode yang memberikan kesempatan kepada sejumlah siswa untuk mempraktekkan keterampilan spesifik yang dipelajari di kelas melalui demonstrasi.9
7
Robert Gagne, Prinsip-Prinsip Belajar untuk Pengajaran, (Surabaya: Usaha Nasional, 1998), h. 86
8
WS Winkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, (Jakarta: PT Gramedia, 1993), h. 43
9
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan gejala-gejala di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah: apakah metode praktikum dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam melaksanakan shalat fardu pada mata pelajaran Fiqih kelas VII MTs. Attaqwa 10 Kaliabang Tengah Bekasi Utara.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan siswa dalam melaksanakan shalat fardu melalui metode praktikum pada mata pelajaran fiqih kelas VII MTs. Attaqwa 10 Kaliabang Tengah Bekasi Utara.
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:
a. Bagi guru: Metode praktikum yang dilakukan pada penelitian ini diharapkan sebagai alternatif metode pembelajaran Fiqih di MTs. Attaqwa 10 Bekasi Utara.
b. Bagi siswa: Metode praktikum ini dapat meningkatkan kemampuan siswa pada mata pelajaran Fiqih di MTs. Attaqwa 10 Bekasi Utara. c. Bagi sekolah: Tindakan yang dilakukan pada penelitian ini diharapkan
dapat dijadikan salah satu bahan dalam rangka meningkatkan keterampilan siswa pada mata pelajaran Fiqih di MTs. Attaqwa 10 Bekasi Utara
6 a. Tujuan pembelajaran Fiqih diMTs.
Tujuan pembelajaran Fiqih di MTs agar dapat:
1) Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam dalam mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan manusia dengan Allah yang diatur dalam Fiqih ibadah dan hubungan manusia dengan sesama yang diatur dalam Fiqih muamalah.
2) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar dalam melaksanakan ibadah kepada Allah dan ibadah sosial. Pengalaman tersebut diharapkan meumbuhkan ketaatan menjalankan hukum Islam, disimplin dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosial1.
b. Materi pembelajaran Fiqih di MTs.
Materi pembelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah meliputi:
1) Aspek fiqih ibadah meliputi: ketentuan dan tatacara taharah, shalat fardu, salat sunnah, dan slat dalam keadaan darurat, sujud, azan dan istiqomah, berzikir dan berdoa setelah shalat, puasa, zakat, haji dan umrah, kurban dan qkikah, makanan dan perawatan janazah, dan ziarah kubur.
2) Aspek fiqih muamalah, meliputi: ketentuan dan hukum jual beli, riba, pinjam meminjamkan, utang piutang, gadai, dan borg serta upah.2
c. Strategi pembelajaran Fiqih di MTs.
Strategi pembelajaran Fiqih di MTs dapat dilihat dari standar kompetensi yang telah diatur dalam buku pedoman yang diterbitkan oleh Kementrian Agama Republik Indonesia, sebagai berikut:
1) Kelas 7 semester 1: (a) melakssanakan ketentuan taharah, (b) melaksanakan tata cara shalat fardu dan sujud sahwi. (c)
1
Standar Kompetensi lulusan dan standar isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, opcit, hal 3
2
melaksanakan tata cara azan, iqomah, salat jamaah (d) melaksanakan tata cara berzikir dan berdoa setelah shalat.
2) Kelas 7 semster 2: (a) melaksanakan tata cara shalat wajib selain salat lima waktu (b) melaksanakan tata cara shalat jama (c) melaksanakan tata cara shalat sunnah muakkadah dan ghairu muakkad
3) Kelas 8 semester 1: (a) melaksanakan tata cara sujud di liar shalat (b) melaksanakan tata cara puasa (c) melaksanakan tata cara zakat
4) Kelas 8 semester 2 : (a) memahami ketentuan pengeluaran harta di luar zakat (b) memahami hukum Islam tentang Haji dan Umrah (c) memahami hukum Islam tentang makanan dan minuman.
5) Kelas 9 semester 1: (a) memahami tata cara peneymbilahan qurban dan aqiqah (b) memahami tentang muamalah.
6) Kelas 9 semester 2: (a) memahami muamalah diluar jual beli (b) melaksanakan tata cara perawatan jenazah dan ziarah kubur
d. Penilaian pembelajaran Fiqih di MTs.
Evaluasi atau penilaian pembelajaran fiqih adalah proses sistematis untuk memperoleh informasi mengenai keefektivan atau menetapkan baik buruknya kegiatan pembelajaran dalam membantu siswa mencapai target yang ditetapkan sesuai KKM. Pelaksanaannya terdiri dari:
1) Pre Test (tes awal)
Tes ini merupakan tes yang diberikan sebelum pengajaran dimulai. Bentuk pertanyaan secara lisan yakni membacakan materi yang dibahas minggu lalu. Pos tes digunakan untuk mengecek materi yang telah dipelajari beberapa pertemuan yang lampau. Jika seorang siswa berhasil menjawab dengan baik, maka pelajaran yang baru dapat diberikan.
2) Ulangan Harian.
meliputi pengetahuan maupun ketrampilan setelah mengalami suatu kegiatan belajar.
3) Ulangan Tengah semseter.
Dilaksanakan setiap pertengahan semester, baik semester genab maupun semester ganji.
4) pre-tes.
pelaksaannya bersamaan dengan ulangan semester gasal maupun genap.
e. Pembelajaran Shalat Fardu di MTs.
Pembelajaran shalat fardu di MTs dimulai dari kelas 7 semseter satu, standar kompetensi yang dirumuskan adalah: Melaksanakan tata cara shalat fardu dan sujud sahwi. Kompetensi dasarnya adalah: 1) menjelaskan tata cara shalat fardu 2) menghafal bacaan-bacaan shalat lima waktu 3) menjelaskan ketentuan waktu shalat lima waktu 4) menjelaskan ketentuan sujud sahwi 5) mempraktikkan shalat lima waktu dan sujud sahwi.
Khusus di MTs.Attaqwa 10 shalat fardu juga dipraktekkan melalui shalat Zuhur berjamaah. Secara bahasa shalat berarti do’a. Sedangkan menurut istilah shalat adalah seperangkat perkataan dan perbuatan yang dilakukan dengan beberapa syarat tertentu, dimulai dari takbir dan diakhiri dengan salam.3 Menurut Rifa’i, shalat adalah berhadap hati kepada Allah sebagai ibadah, dalam bentuk beberapa perkataan dan perbuatan, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam serta menurut syarat-syarat yang telah ditentukan.4
Shalat dalam Islam menempati kedudukan sangat penting, karena shalat adalah perbuatan yang pertama kali akan dihisab (dihitung) pertanggung jawabannya kelak di hari kiamat. Sesuai Hadit Nabi Muhammad SAW.
ص
ص ف ا ي ي د ع ي ع س ي
ع ئ س دسف دسف ع ئ س
3
Drs.Supiana, MAg & M.Karman, MAg, Materi Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), h. 23
4 Moh Rifa’i,
Artinya: “Amal yang pertama kali akan dihisab bagi seorang hamba pada hari kiamat adalah shalat. Jika shalatnya baik, maka akan dinilai baik semua amalnya yang lain dan jika shalatnya rusak maka akan dinilai
jeleklah semua amalnya yang lain”. (HR. At-Tabrani) 1) Waktu-waktu Shalat Fardu
Waktu pelaksanaan shalat fardu sudah ditentukan dan tidak boleh diubah, ketentuannya adalah sebagai berikut:
a) Shalat Zuhur: awal waktunya setelah condong mata hari ke barat dari pertengahan langit sampai bayang-bayang telah sama panjang dengan bendanya.
b) Shalat Ashar: mulai dari habis waktu zuhur sampai terbenam matahari.
c) Shalat Maghrib: mulai terbenam matahari sampai terbenam cahaya merah di kaki langit sebelah barat.
d) Shalat Isya’ : mulai dari hilangnya syafaq merah sampai terbit fajar Sodiq.
e) Shalat Shubuh: dari terbit fajar sodiq sampai terbit matahari5.
2) Syarat Shalat
Adapun syarat shalat itu terdiri dua jenis, yaitu: a) Syarat sah shalat:
(1) Suci badan dari hadats besar dan kecil. Hadats kecil ialah tidak dalam keadaan berwudhu dan hadats besar adalah belum mandi dari junub
(2) Suci badan, pakaian dan tempat dari najis.
(3) Menutup aurat (aurat laki-laki adalah antara pusar sampai lutut, sedang aurat perempuan adalah seluruh anggota badan kecuali kedua telapak tangan dan wajah).
5
(4) Telah masuk waktu shalat. Shalat tidak wajib dilaksanakan terkecuali apabila sudah masuk waktunya, dan tidak sah hukumnya shalat yang dilaksanakan sebelum masuk waktunya.
(5) Menghadap kiblat, jika berada dalam Masjid Haram Mekah, maka harus menghadap langsung. Dan jika jauh dari baitullah, maka cukup menghadap ke arahnya.
b) Syarat Wajib Shalat:
(1) Islam, maka tidak sah shalat yang dilakukan oleh orang kafir, dan tidak diterima. Begitu pula halnya semua amalan yang mereka lakukan
(2) Baligh (lak-laki telah keluar sperma atau sudah berumur 15 tahun, dan perempuan telah keluar darah haid atau sudah berumur 15 tahun). Akan tetapi anak kecil hendaknya diperintahkan untuk melaksanakan shalat sejak berumur tujuh tahun dan shalatnya itu sunnah baginya
(3) Berakal, maka tidaklah wajib shalat bagi orang gila atau mabuk
(4) Suci dari haid dan nifas bagi perempuan (5) Telah sampai dakwah kepadanya, dan (6) Terjaga, tidak sedang tidur.
3) Rukun Shalat
Tentang rukun shalat ini dirumuskan menjadi 13 perkara:
a) Niat, artinya menyengaja di dalam hati untuk melakukan shalat, misalnya berniat di dalam hati: sengaja saya shalat Zhuhur empat raka'at karena Allah. Begitulah seterusnya untuk tiap-tiap macam shalat dengan niat yang tertentu pula.
b) Berdiri, bagi yang berkuasa: (tidak dapat berdiri boleh dengan duduk, tidak dapat duduk boleh dengan berbaring).
ي س
ي
, ي
ي
,
ط ا ف
Artinya: “Nabi saw bersabda: "Kunci shalat ialah bersuci, pembukaannya membaca takbir, dan penutupnya ialah memberi salam". (HR. Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah dan Turmudzi).
d)Membaca Surat Fatihah.
Dari Ubadah bin Shamit ra bahwa Nabi saw bersabda:
ي اصا
).
ف أ
( ع
Artinya: “Tidak shah shalat bagi orang yang tidak membaca Fatihatul-Kitab”. (HR. Jama'ah)
e)Ruku' dan thuma'ninah, artinya membungkuk sehingga punggung menjadi sama datar dengan leher dan kedua belah tangannya memegang lutut.
Dari Abu Mas'ud Badari. Nabi saw bersabda:
ي يا اززص زز ا
ززف ززص يف ززج
. ززس زز
)
( س خ
Artinya:
“Shalat tidak cukup bila seseorang tidak meluruskan punggungnya di waktu ruku' dan sujud”. (HR. Yang Berlima)
f)I'tidal dengan thuma'ninah, artinya bangkit bangun dari ruku' dan kembali tegak lurus, thuma'ninah.
g)Sujud dua kali dengan thuma'ninah, yaitu meletakkan kedua lutut, kedua tangan, kening dan hidung ke atas lantai.
Anggota-anggota sujud
Anggota sujud ialah muka, kedua telapak tangan, kedua lutut, dan kedua telapak kaki.
h)Duduk antara dua sujud dengan thuma'ninah: artinya bangun kembali setelah sujud yang pertama untuk duduk sebentar, sementara menanti sujud yang kedua.
j)Membaca tasyahud akhir: di waktu duduk di raka'at yang terakhir. k)Membaca shalawat atas Nabi: artinya setelah selesai tasyahud akhir,
maka dilanjutkan membaca pula shalawat atas Nabi dan keluarganya.
l)Mengucapkan salam yang pertama. Bila setelah selesai membaca tasyahud akhir dan shalawat atas Nabi dan keluarga beliau maka memberi salam. Yang wajib hanya salam pertama.
m)Tertib artinya berturut-turut menurut peraturan yang telah ditentukan.
Rukun-rukun fi'il itu harus dilaksanakan dengan thuma'ninah,
yakni berhenti sejenak sekedar ucapan “subhanallah”.
4) Bacaan-Bacaan Shalat Lima Waktu
Adapun bacaan shalat fardu adalah sebagai berikut: a) Takbir
Ketika memulai shalat, kita mengangkat tangan sambil mengucapkan
ه
b) Doa iftitah
ج . ايصأ
ه
س يث َد
ي أ ه
ل
س طف ي ي ج
أ
س في
ا ي ع َ ي
ي ي
ي س ي اص إ . ي ش
. ي س أ
أ
ي ش
“Allah Maha Besar lagi sempurna kebesarannya, segala puji bagi Allah dan Maha Suci Allah sepanjang pagi dan sore. Ku hadapkan
muka dan hatiku kepada Dzat yang menciptakan langit dan bumi
dengan keadaan lurus dan berserah diri dan aku bukanlah dari
golongan kaum musrik. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan
bagiNya, demikianlah aku diperintah dan aku termasuk golongan
orang-orang muslim.”
c) Surat al-fatihah
Dalam membaca surat al-fatihah, kita harus memperhatikan makhraj dan tajwid
d) Bacaan surat-surat al-Qur’an (misalnya surat al-ikhlas) e) Doa ketika rukuk
Rukuk adalah membungkukkan badan membentuk sudut sembilan puluh derajat dengan menjadikan kedua tangan sebagai penyangga bertumpu pada kedua lutut kemudian membaca:
س
يظع ي
f) Do’a i’tidal
I’tidal adalah berdiri tegak kembali setelah rukuk. Ketika
i’tidal sambil mengangkat tangan kita membaca:
د ه ع س
Dilanjutkan membaca do’a berikut:
س ء د
ا ء
ء
ءيش ش
دع
g) Do’a sujud
Sujud adalah membungkukkan badan dengan meletakkan beberapa anggota tubuh di lantai tempat sujud. Ketika melakukan sujud kita membaca:
ع ا ي س
h) Doa duduk antara dua sujudي د ي ق
ي عف ي ج ي
ي فغ
ي ف ع
i) Do’a Tasyahud awal
َ يط
ي
ي ي ي ع اس
ع ي ع اس
ه
ي
ه ع
j) Doa tasyahud akhir
Ketika duduk tasyahud akhir kita membaca doa tahiyat awal dilanjutkan membaca:
ع ي ص د
ع د
ع ص
ع ي
ي
ع يف ي
ع ي
ع
د
ع
ي دي ي
د
2. Metode Praktikum
a. Pengertian Metode praktikum
Metode praktikum merupakan jenis metode yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempraktekkan keterampilan spesifik yang dipelajari di kelas melalui demonstrasi.6
b. Tujuan dan manfaat metode praktikum
Tujuan dan manfaat dilaksanakan pengajaran dengan metode praktikum, antara laian adalah:
1) Dapat digunakan untuk mengulangi dan mempertegas kebenaran teori-teori yang sudah diajarkan oleh guru.
2) Dalam praktikum siswa terlibat dalam pelaksanaan semua materi yang dipraktekkan
3) Praktikum dapat digunakan untuk menghilangkan keraguan siswa terhadap suatu konsep
4) Praktikum juga merupakan salah satu usaha untuk menghilangkan verbalisme pada siswa.
6
5) Terbentuknya rasa ingin tahu, keterbukaan antar siswa, mempunyai sikap berani mengambil resiko dan pantang menyerah yang ada di dalam diri siswa.
6) Penyerapan siswa terhadap materi pelajaran akan lebih tinggi jika bahasanya lebih kongkrit
c. Kelebihan dan kekurangan metode praktikum 1) Kelebihan metoe praktikum
Metode praktikum ini memiliki kelebihan dan kekurangan, adapun kelebihan metode praktikum adalah:7
a) Menambah keaktifan siswa untuk membuat dan mempraktekkan sendiri.
b) Dapat melaksanakan langkah-langkah sambil berfikir. c) Pengertian siswa menjadi luas.
d) Dapat memberikan bimbingan kepada siswa secara dekat selama praktek.
e) Siswa dapat menerapkan apa yang dipelajari ke dalam kehidupan sehari-hari.
2) Kekurangan metode ptakrikum
Adapun kekurangan dari metode praktikum adalah: a) Tidak semua bahan ajar dapat dipratekkan
b) Siswa-siswa yang mempunyai pengalaman sedikit tidak dapat mempraktekkan secara baik
c) Membutuhkan waktu yang lama karena setiap siswa harus mendapatkan kesempatan untuk praktikum.8
d) Langkah-langkah metode praktikum
Adapun langkah-langkah penggunaan metode praktikum adalah:
7
Zuhairini, Loc.Cit
8
(1) Pilihlah sebuah konsep (atau sejumlah konsep terkait) atau posedur yang bisa digambarkan dengan memperagakannya.
(2) Gunakan salah satu dari beberapa metode berikut ini: (3) Perintahkan beberapa siswa untuk maju ke depan kelas
dan tugaskan mereka untuk mensimulasikan aspek fisik dari konsep atau prosedur yang telah diterangkan
(4) Buat kartu besar yang mencantumkan bagian-bagian dari suatu prosedur atau konsep.
(5) Berikan kartu-kartu itu kepada sejumlah siswa.
(6) Tempatkan siswa yang memegang kartu tersebut sedemikian rupa agar kartu berurutan dengan benar. (7) Buatlah drama yang meminta siswa memperagakan
materi yang telah diajarkan
(8) Tunjuklah beberapa siswa untuk mempraktekkan prosedur itu setahap demi setahap
(9) Diskusikan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kemukakan inti pengajaran apapun yang ingin disampaikan.9
B.Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian yang penulis laksanakan adalah penelitian yang dilakukan oleh Elvi Tuti Nurhidayati dari Universitas Islam Negeri Suska Riau tahun 2008 dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Berwhudu’ Melalui Metode Praktikum Pada Mata Pelajaran Fiqh di Kelas 1 MIS Pulau Sialang Rumbio Kecamatan Kampar Kabupaten
Kampar”. Adapun hasil penelitian Elvi Tuti Nurhidayati adalah adanya peningkatan kemampuan siswa dalam praktek pelaksanaan wudhu’ memiliki III Siklus. Siklus I menunjukkan hasil persentase 51,52%, siklus II menunjukkan hasil persentase 74,75%, dan siklus yang ke III menunjukkan hasil 86,87%. Jadi
9
setelah diadakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode praktikum dengan baik dan benar, maka hasil akhirnya 86,87%.
Adapun kesamaan antara penelitian yang dilakukan oleh Elvi Tuti Nurhayati dengan yang saya teliti adalah sama-sama menggunakan metode praktikum, dan perbedaannya adalah objec yang diteliti. Kalau Elvi meneliti tentang tata cara berwhudu, sedangkan saya meneliti tentang shalat fardu.
C. Kerangka Berfikir
Metode praktikum merupakan salah satu metode yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam melaksankan shalat fardu. Tidak dapat dipungkiri pengetahuan kognitif merupakan pengetahuan yang sangat penting dalam proses pembelajaran, karena tidak jarang penguasaan akan pengetahuan kognitif dijadikan sebagai satu-satunya tolak ukur bagi kemampuan seseorang tentang sesuatu, baik dunia kerja maupun dunia pendidikan. Akan tetapi, kebanyakan siswa hanya mampu menguasai kemampuan kognitif saja, tetapi tidak bisa mengaplikasi atau menerapkan ke dalam kehidupan sehari-sehari. Jadi, dari hal-hal tersebut, maka guru menggunakan metode paraktikum untuk meningkatkan kemampuan melaksanakan shalat fardu. Metode praktikum tidak hanya menekankan kemampuan kognitif saja, akan tetapi juga kemampuan afektif dan psikomotorik anak. Pada pelaksanaan metode praktikum, siswa diminta untuk memperagakan bacaan dan gerakan shalat fardu.
D. Indikator Keberhasilan 1. Indikator Kinerja
a. Aktivitas Guru
1) Guru memilih sebuah konsep (atau sejumlah konsep terkait) atau prosedur yang bisa digambarkan dengan memperagakannya.
3) Guru membuat kartu besar yang mencantumkan bagian-bagian dari suatu prosedur atau konsep.
4) Guru memberikan kartu-kartu itu kepada sejumlah siswa.
5) Guru menempatkan siswa yang memegang kartu tersebut sedemikian rupa agar kartu itu berurutan dengan benar.
6) Guru meminta siswa untuk melakukan praktek tentang materi yang telah diajarkan
7) Tunjuklah beberapa siswa untuk mempraktekkan prosedur setahap demi setahap.
8) Guru meminta siswa berdiskusi. b. Aktivitas Siswa
1) Siswa menerapkan sebuah konsep yang telah dipilih oleh guru yaitu prosedur yang bisa digambarkan dengan memperagakannya
2) Siswa maju ke depan kelas untuk mensimulasikan aspek fisik dari konsep atau prosedur yang telah diterangkan
3) Siswa mencantumkan bagian-bagian dari suatu prosedur atau konsep yang telah dibuat guru
4) Siswa mengambil kartu yang telah dibuat oleh guru
5) Siswa menempatkan kartu tersebut sesuai dengan urutannya 6) Siswa melakukan praktek tentang materi yang telah diajarkan 7) Siswa mempraktekkan prosedur setahap demi setahap
8) Siswa berdiskusi. 2. Indikator Kemampuan
a. Siswa mampu melafalkan niat shalat-shalat fardu b. Siswa mampu melakukan gerakaran takbiratul ihram c. Siswa mampu melafalkan do’a iftitah
d. Siswa mampu melafakan surat al-Fatihah e. Siswa mampu melafalkan surat-surat pendek
i. Siswa mampu melakukan duduk antara dua sujud dan bacaan dengan benar
j. Siswa mampu melakukan duduk tasyahud awal dan bacaan dengan benar
k. Siswa mampu melakukan duduk tasyahud akhir dan bacaan dengan benar
l. Siswa mampu melakukan gerakan salam dan bacaan dengan benar m. Siswa mampu mengerjakan shalat fardu dengan tertib berurutan Untuk mengukur kemampuan praktek melaksanakan shalat fardu siswa pada pembelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah Attaqwa 10 Kaliabang Tengah Bekasi Utara, maka penulis menggunakan empat kategori penilaian, yaitu:10
1) 80% - 100% (tergolong sangat mampu) 2) 70% -79% (tergolong mampu)
3) 55% - 69% (tergolong kurang mampu) 4) 54% ke bawah (tidak mampu)
E. Hipotesis Tindakan
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah yang telah dikemukan. Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
“Dengan menerapkan metode praktikum dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam pelaksanaan shalat fardu pada mata pelajaran Fiqih kelas VII Madrasah Tsanawiyah Attaqwa 10 Kaliabang Tengah Bekasi Utara.
10
20 A.Subjek dan Objek Penelitian
Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII tahun pelajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa sebanyak 38 orang yang terdiri dari 12 orang laki-laki dan 26 orang perempuan siswa di MTs Attaqwa 10 Bekasi Utara
Sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah penerapan metode praktikum untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam melaksanakan shalat fardu pada mata pelajaran Fiqih di MTs Attaqwa 10 Bekasi Utara
Variabel dalam penelitian ini yaitu:
1. Penerapan metode praktikum sebagai variabel x 2. Kemampuan siswa sebagai variabel Y
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MTs Attaqwa 10 Bekasi Utara. Pemilihan lokasi ini berdasarkan atas alasan bahwa melihat keadaan dan kondisi siswa di sekolah ini sangat sesuai dilakukan penerapan metode praktikum yang belum pernah diteliti di lokasi ini. Waktu pelaksanaan penelitian dimulai dari tanggal 14 Januari sampai 16 Agustus 2015
C. Rancangan Penelitian
beradaptasi dengan metode pembelajaran yang diteliti. Sehingga hasil penelitian tindakan kelas dapat dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar selanjutnya.
Agar penelitian tindakan kelas ini berhasil dengan baik tanpa hambatan yang mengganggu kelancaran penelitian, peneliti menyusun tahapan-tahapan yang dilalui dalam penelitian tindakan kelas, yaitu:
1. Perencanaan/persiapan tindakan 2. Pelaksanaan tindakan
3. Refleksi
[image:33.595.105.520.200.558.2]Rentetan kegiatan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut
Gambar 1. Alur Penelitian Tindakan Kelas1 1. Perencanaan
a. Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa dengan menggunakan metode praktikum.
b. Membuat rencana pembelajaran yang sesuai dengan metode praktikum
1
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Rineka Cipta, 2007, h. 16 Refleksi awal
Perencanaan
Refleksi SIKLUS I pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan
Pelaksanaan Refleksi SIKLUS II
c. Membuat tes hasil kemampuan siswa. 2. Pelaksanaan (acting)
a. Kegiatan pendahuluan 1) Menarik perhatian siswa
2) Apersepsi dan motivasi kepada siswa 3) Menyampaikan tujuan pembelajaran
4) Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran b. Kegiatan inti
1) Guru memilih sebuah konsep (atau sejumlah terkait) atau prosedur yang bisa digambarkan dengan memperagakannya.
2) Guru memerintahkan siswa untuk maju ke depan kelas dan tugaskan mereka untuk mensimulasikan aspek fisik dari konsep atau prosedur yang telah dijelaskan.
3) Guru membuat kartu besar yang mencantumkan bagian-bagian dari suatu prosedur atau konsep.
4) Guru memberikan kartu tersebut kepada sejumlah siswa.
5) Guru menempatkan siswa tersebut sedemikian rupa agar kartu itu berurutan dengan benar.
6) Guru meminta siswa untuk melakukan drama tentang materi yang telah diajarkan
7) Guru menunjuk beberapa siswa untuk mempraktekkan prosedur setahap demi setahap
8) Guru meminta siswa untuk berdiskusi c. Kegiatan penutup
2) Evaluasi berupa praktek 3. Pengamatan (observation)
Pengamatan dilakukan oleh observer untuk mengamati proses pembelajaran. Observer mengumpulkan data aktivitas guru dan siswa dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan.
4. Refleksi (reflection)
Refleksi dilakukan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang terjadi dalam proses pembelajaran pada siklus I. Observer dan guru menganalisa kembali pelaksanaan atau implementasi rencana pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan pada siklus I. Berdasarkan hasil analisis tersebut, guru merefleksi, jika pelaksanaan pembelajaran terdapat kekurangan yang menyebabkan siswa sangat susah memahami tentang pembelajaran shalat fardu, maka akan dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya.
D. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan peneliti untuk mengumpulakn data penelitian, diantaranya adalah:
1. Tes
2. Lembar Observasi
Data dikumpulkan melalui observasi, khususnya untuk data tentang prosedur atau proses pembelajaran. Data ini digunakan untuk melihat pelaksanaan pembelajaran di kelas dan akan digunakan sebagai dasar penelitian pada tahap perencanaan kegiatan selanjutnya.
[image:36.595.107.519.240.645.2] Contoh lembar observasi kegiatan guru di setiap siklus
Tabel 6. IV
Aktivitas Guru Pada Siklus I Pada Pertemuan Kedua
No Aspek yang diamati Pertemuan ...
Ya Tidak
1 Guru memilih sebuah konsep (konsep yang
terkait) atau prosedur yang bisa
digambarkan dengan memperagakannya
2 Guru memerintahkan beberapa siswa untuk
maju ke depan kelas dan menugaskan mereka untuk mensimulasikan aspek fisik dari konsep atau prosedur yang telah dijelaskan
3 Guru membuat kartu besar yang
mencantumkan bagian-bagian dari suatu prosedur atau konsep
4 Guru memberikan kartu tersebut kepada
sejumlah siswa
5 Guru menempatkan siswa yang memegang
kartu tersebut sedemikian rupa agar kartu itu berurutan dengan benar
6 Guru meminta siswa untuk melakukan
drama tentang materi yang telah diajarkan
7 Guru menyuruh siswa untuk
mempraktekkan setahap demi setahap
8 Guru meminta siswa berdiskusi
Contoh lembar observasi kegiatan siswa setiap siklus
No Aspek Yang Diamati
Rekapitulasi
Pertemua I Pertemuan II Jumlah % Jumlah %
1 Siswa menerapkan sebuah konsep yang telah dipilih oleh guru yaitu prosedur yang bisa digambarkan dengan
memperagakannya 2 Siswa maju ke depan
kelas untuk mensimulasikan aspek fisik dari konsep atau prosedur yang telah diterangkan
3 Siswa mencantumkan bagian-bagian dari suatu prosedur atau konsep yang telah dibuat guru
4 Siswa mengambil kartu yang telah dibuat oleh guru
5 Siswa menempatkan kartu tersebut sesuai dengan urutannya 6 Siswa melakukan
gerakan solat dengan benar
7 Siswa mempraktekkan prosedur setahap demi setahap
8 Siswa berdiskusi
Rata-rata
3. Dokumnetasi
E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif, yang terdiri dari:
a. Aktivitas Guru b. Aktivitas Siswa
c. Tes kemampuan melakukan gerakan dan melafalkan bacaan shalat fardu
2. Populasi
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII di MTs Attaqwa 10 Bekasi Utara Tahun Pelajaran 2014/2015. Total berjumlah 38 orang siswa/i yang terdiri dari 12 orang laki-laki dan 26 orang perempuan.
3. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi
Observasi adalah pengumpulan dan pencatatan secara sistematis yang dilakukan peneliti selama proses pembelajaran berlangsung untuk mendapatkan informasi kekurangan dan kelebihan aktivitas-aktivitas yang dilakukan guru dan aktivitas yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan metode praktikum.
Teknis tes praktikum ini dilakukan untuk menentukan kemampuan siswa dalam melaksanakan shalat fardu.
F.Analisis Data
Analisis data pada penelitian ini dilakukan dalam bentuk yang bertujuan untuk memaparkan segala bentuk kegiatan baik aktivitas guru dan siswa. Dengan deskriptif juga bisa menentukan apakah ada peningkatan kemampuan melakukan bacaan dan gerakan shalat fardu yang diperoleh pada setiap siklus. Adapun untuk menghitung jumlah persentase menggunakan rumusan sebagai berikut:
% 100
N F P
P: Angka Persentase F: Frekuensi
N: Jumlah seluruh siswa.2
Untuk menentukan kriteria penilaian aktivitas guru dan siswa, maka dilakukan pengelompokan atas 4 kriteria penilaian yaitu: baik, cukup baik, kurang baik dan tidak baik. Adapun kriteria penilaiannya yaitu:3
1. 81% - 100% (Baik) 2. 61% - 80% (Cukup Baik) 3. 41% - 60% ( Kurang Baik) 4. < 40 (Tidak Baik)
2
Suharsimi Arikunto, Op. Cit, h. 112
3
Untuk menentukan ketuntasan belajar siswa secara umum maka dilihat dari nilai rata-rata yang diperoleh siswa secara keseluruhan. Dalam hal tersebut, maka penulis menggunakan rumus:4
N X M
Keterangan: M = (Mean) rata-rata
∑x = Jumlah Nilai
N = Banyaknya Nilai Ketuntasan siswa itu terbagi dua macam yaitu: 1. Ketuntasan individu
Ketuntasan individu tercapai apabila seluruh siswa memperoleh nilai minimal 70 atau KKM yang telah ditetapkan, maka kelas itu dikatakan tuntas. Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan ketuntasan individu sebagai berikut:5
100
SM SP K
Keterangan:
K = Ketercapaian Indikator SP = Skor yang diperoleh siswa SM = Skor maksimum
2. Ketuntasan Klasikal
4
Hartono, Statistik untuk Penelitian, (Pekanbaru: Zanafa, 2004), h. 34
5
Setelah menentukan ketuntasan individu, ketuntasan klasikal siswa tercapai apabila seluruh siswa memperoleh nilai 75, maka ditentukan persentase ketuntasan secara klasikal dengan menggunakan rumus:6
100
JS JST KK
Keterangan:
KK = Persentase Ketuntasan Klasikal JST = Jumlah Siswa yang Tuntas JS = Jumah Siswa Keseluruhan
G. Observasi dan Refleksi
[image:41.595.107.517.175.519.2]Observasi dilakukan oleh peneliti dan pengamat atau observer yang ditunjuk untuk mengamati jalannya tindakan. Hal ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara objektif kondisi selama proses pembelajaran berlangsung, serta mengamati sikap siswa selama tindakan penelitian dilakukan.
Refleksi dilakukan untuk mengadakan upaya evaluasi yang dilakukan guru dan observer yang telah ditunjuk mengamati penelitian tindakan kelas ini. Refleksi dilakukan dengan berdiskusi tentang bagaimana masalah yang terjadi di kelas penelitian. Refleksi ini dilaksanakan setelah pelaksanaan tindakan dan hasil observasi pada siklus yang telah berlalu.
6
30 A. Deskripsi Setting Penelitian
1. Visi dan Misi MTs. Attaqwa 10 a. Visi MTs. Attaqwa 10
Menjadikan pendidikan Madrasah Tsanawiyah yang mampu menghasilkan lulusan berkualitas dan menyiapkan generasi yang beriman, berilmu, pengetahuan agama yang tinggi, berakhlak mulia serta bertaqwa (Imtaq).
b. Misi MTs. Attaqwa 10
1) Melaksanakan KBM yang efektif 2) Mendorong siswa rajin belajar
3) Melengkapi alat dan sumber serta media belajar
4) Membimbing siswa agar mampu dan lancar membaca kitab. 5) Mampu berbahasa asing di lingkungan sekolah dan keluarga c. Tujuan
1) Menanamkan aqidah Islam yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Al- Hadits.
2) Membangun lembaga pendidikan Islam yang berkualitas.
3) Mengembangkan potensi, kemampuan, kesejahteraan sumber daya manusia.
4) Menyebarkan da’wah Islamiyah. 5) Berbudi luhur.
6) Bertanggung jawab dalam segala perbuatan 7) Perolehan nilai UN meningkat.
8) Dapat perbendaharaan bahasa asing (Inggris dan Arab) dalam lingkungan keluarga/masyarakat dan sekolah.1
1
2. Keadaan siswa dan Guru MTs. Attaqwa 10
Guru merupakan faktor pendidikan yang turut menentukan keberadaan suatu lembaga pendidikan. Sebab dengan adanya guru, akan dapat melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar. Kualitas tenaga guru selalu identik dengan kualitas hasil pendidikan. Dengan demikian guru yang kurang memiliki kemampuan akan membawa efek pula terhadap mutu pendidikan. Untuk itu, guru-guru yang berkualitas atau yang memiliki kemampuan tinggi selalu dibutuhkan dalam lembaga pendidikan.
a. Jumlah Guru pada Tahun Pelajaran 2014/2015
1. Guru Tetap (GT) : 30 Orang
2. Guru Tidak Tetap (GTT) : 6 Orang
3. Pegawai Tetap : 4 Orang
4. Pegawai Tidak Tetap : -
[image:43.595.107.518.172.589.2]b. Jumlah Siswa pada Tahun Pelajaran 2014/2015
Tabel 1.IV Keadaan jumlah murid MTs. Attaqwa 10
Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
Siswa
Jumlah Rombel
VII 68 83 151 4
VIII 56 71 127 3
IX 52 74 126 3
Jumlah 176 228 404 10
3. Sarana dan Prasarana MTs. Attaqwa 10
Di samping guru sebagai pendidik dan siswa sebagai anak didik sarana dan prasarana juga memegang peranan penting dalam menunjang tercapainya proses pembelajaran.
Tabel. 2.IV
Keadaan Sarana dan Prasarana MTs. Attaqwa 10
No Jenis Ruang Jumlah Kondisi
1 Lokasi Belajar 12 Baik
2 Kantor Kepala Sekolah 1 Baik
3 Ruang Pustaka 1 Baik
4 WC 2 Baik
5 Ruangan UKS 1 Baik
6 Koperasi 1 Baik
7 Lab Komputer 1 Baik
8 Lab IPA 1 Baik
9 Ruang Operator 1 Baik
Jumlah 21
B. Hasil Penelitian
1. Sebelum dilakukan tindakan
Tabel 3.IV
Keterampilan Siswa dalam Melaksanakan Shalat Fardu Sebelum Tindakan
1 Siswa-001 √ √ √ √ √ √ √ √ 8 Kurang mampu
2 Siswa-002 √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9 Mampu
3 Siswa-003 √ √ √ √ √ √ √ 7 Kurang mampu
4 Siswa-004 √ √ √ √ √ √ √ √ 8 Kurang mampu
5 Siswa-005 √ √ √ √ √ 5 Kurang mampu
6 Siswa-006 √ √ √ √ √ 5 Kurang mampu
7 Siswa-007 √ √ √ √ √ 5 Kurang mampu
8 Siswa-008 √ √ √ √ √ 5 Kurang mampu
9 Siswa-009 √ √ √ √ √ √ √ 7 Kurang mampu
10 Siswa-010 √ √ √ √ 4 Tidak Mampu
11 Siswa-011 √ √ √ √ √ √ √ √ 8 Kurang mampu
12 Siswa-012 √ √ √ √ √ √ √ √ 8 Kurang mampu
13 Siswa-013 √ √ √ 3 Tidak Mampu
14 Siswa-014 √ √ √ √ √ √ √ 7 Kurang mampu
15 Siswa-015 √ √ √ 3 Tidak Mampu
16 Siswa-016 √ √ √ √ √ √ 6 Kurang mampu
17 Siswa-017 √ √ √ √ √ √ √ 7 Kurang mampu
18 Siswa-018 √ √ √ 3 Tidak Mampu
19 Siswa-019 √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9 Mampu
20 Siswa-020 √ √ √ √ √ 5 Kurang mampu
21 Siswa-021 √ √ √ √ √ √ √ 7 Kurang mampu
22 Siswa-022 √ √ √ √ √ √ 6 Kurang mampu
23 Siswa-023 √ √ √ √ √ 5 Kurang mampu
24 Siswa-024 √ √ √ √ √ √ √ 7 Kurang mampu
25 Siswa-025 √ √ √ √ √ √ √ 7 Kurang mampu
26 Siswa-026 √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9 Mampu
27 Siswa-027 √ √ √ √ 4 Tidak Mampu
28 Siswa-028 √ √ √ √ √ √ 6 Kurang mampu
29 Siswa-029 √ √ √ √ √ √ √ √ 8 Kurang mampu
30 Siswa-030 √ √ √ √ √ 5 Kurang mampu
31 Siswa-031 √ √ √ √ √ 5 Kurang mampu
32 Siswa-032 √ √ √ √ √ √ √ √ 8 Kurang mampu
33 Siswa-033 √ √ √ √ √ √ 6 Kurang mampu
34 Siswa-034 √ √ √ √ √ √ 6 Kurang mampu
35 Siswa-035 √ √ √ √ √ √ √ 7 Kurang mampu
36 Siswa-036 √ √ √ √ √ √ √ 7 Kurang mampu
37 Siswa-037 √ √ √ √ √ √ √ √ 8 Kurang mampu
38 Siswa-038 √ √ √ √ √ √ √ √ 8 Kurang mampu
10 24 20 15 10 15 20 19 18 21 16 16 38 241 6.3
26% 63% 32% 39% 26% 39% 32% 50% 47% 55% 42% 42% 100% 48.8% Kurang mampu
Keterangan Skor : 1 - 4 Tidak mampu 5 - 8 Kurang mampu 9 - 11 Mampu 12 - 13 Sangat mampu Jumlah
Rata-rata %
Keterangan Indikator:
b. Siswa mampu melafalkan niat shalat Fardu
c. Siswa mampu melakukan gerakan takbiratul ihram d. Siswa mampu melafalkan do’a iftitah
e. Siswa mampu melafakan surat Al-Fatihah f. Siswa mampu melafalkan surat-surat pendek
g. Siswa mampu melakukan gerakan rukuk dan bacaan dengan benar h. Siswa mampu melakukan gerakan i’tidal dan bacaan dengan benar i. Siswa mampu melakukan gerakan sujud dan bacaan dengan benar
j. Siswa mampu melakukan duduk antara dua sujud dan bacaan dengan benar
k. Siswa mampu melakukan duduk tasyahud awal dan bacaan dengan benar
l. Siswa mampu melakukan duduk tasyahud akhir dan bacaan dengan benar m.Siswa mampu melakukan gerakan salam dan bacaan dengan benar
n. Siswa mampu melakukan shalat fardu dengan teritb dan berurutan
1. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan siklus I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan, yaitu sesuai dengan jadwal mata pelajaran Fiqih di MTs. Attaqwa 10. Secara rinci pelaksanaan siklus I dapat dijabarkan sebagai berikut:
a) Pertemuan I Siklus I
Pertemuan pertama dilaksanakan tanggal 20 Januari 2014. Indikator yang dicapai adalah melafalkan niat shalat fardu dengan benar, melakukan gerakan takbiratul ihram dengan benar, melafalkan do’a iftitah, melafalkan lafaz tasbih, melafalkan surat Al-Fatihah, melafalkan surat-surat pendek. Pokok bahasan yang dibahas adalah shalat Dhuhur, dengan standar kompetensi yaitu mengenal ketentuan shalat fardu. Kompetensi dasar yang dicapai adalah mempraktekkan shalat fardu.
Kegiatan awal dilakukan selama 10 menit yang diawali dengan membuka pelajaran dengan memberikan keterangan singkat tentang shalat Fardu, kemudian menyampaikan tujuan pelajaran yang hendak dicapai. Dilanjutkan dengan menghubungkan materi pelajaran hari ini dengan materi pelajaran sebelumnya.
Kegiatan inti dilaksanakan pada hari senin tanggal 20 januari 2014 dengan materi tentang shalat fardu selama 50 menit. Bentuk kegiatan terdiri dari eksplorasi, yaitu: guru menyampaikan indikator pembelajaran, guru menerangkan pembelajaran tentang shalat fardu, guru menjelaskan tata cara shalat fardu, guru melafalkan niat shalat fardu dengan benar, guru melakukan gerakan takbiratul
melakukan praktek tentang materi yang telah diajarkan, guru menunjuk beberapa siswa untuk mempraktekkan prosedur itu setahap demi setahap, guru meminta siswa berdiskusi. Selanjutnya adalah kegiatan konfirmasi yaitu: tiap siswa atau kelompok mengemukakan hasil analisanya, guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa, guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman memberikan penguatan dan penyimpulan. Sedangkan siswa mendengarkan apa yang dijelaskan oleh guru tentang shalat fardu, kemudian siswa menerapkan langkah-langkah dari metode praktikum, yaitu: siswa menerapkan sebuah konsep yang telah dipilih oleh guru yaitu prosedur yang bisa digambarkan dengan memperagakannya, siswa maju ke depan kelas untuk mensimulasikan aspek fisik dari konsep atau prosedur yang telah diterangkan, siswa mencantumkan bagian-bagian dari suatu prosedur atau konsep yang telah dibuat guru, siswa mengambil kartu yang telah dibuat oleh guru, siswa menempatkan kartu tersebut sesuai dengan urutannya, siswa melakukan praktek tentang materi yang telah diajarkan, siswa mempraktekkan prosedur itu setahap demi setahap, siswa berdiskusi.
Kegiatan penutup dilakukan selama 10 menit yaitu: guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa, siswa dan guru membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari.
b) Pertemuan 2 Siklus I
Pertemuan kedua dilaksanakan tanggal 27 Januari 2014. Indikator yang dicapai adalah: melakukan gerakan rukuk dan bacaan dengan benar, melakukan gerakan i’tidal dan bacaan dengan benar, melakukan gerakan sujud dan bacaan dengan benar, melakukan gerakan duduk antara dua sujud dan bacaan dengan benar, melakukan duduk tasyahud awal dan bacaan dengan benar, melakukan duduk tasyahud akhir dan bacaan dengan benar, melakukan gerakan salam dan bacaan dengan benar. Pokok bahasan yang dibahas adalah shalat fardu, dengan standar kompetensi yaitu mengenal ketentuan shalat fardu. Kompetensi dasar yang dicapai adalah mempraktekkan shalat fardu
menyampaikan tujuan pelajaran yang hendak dicapai. Dilanjutkan dengan menghubungkan materi pelajaran hari ini dengan materi pelajaran sebelumnya. Kegiatan inti dilaksanakan pada hari Senin tanggal 27 Januari 2014 dengan materi tentang shalat fardu selama 50 menit. Bentuk kegiatan terdiri dari eksplorasi, yaitu: melakukan gerakan rukuk dan bacaan dengan benar, melakukan gerakan
tentang materi yang telah diajarkan, siswa mempraktekkan prosedur setahap demi setahap, siswa berdiskusi.
Kegiatan penutup dilakukan selama 10 menit, yaitu: Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa, kemudian siswa dan guru membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari.
2. Pengamatan Siklus
1) Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan Pertama
[image:50.595.109.508.331.754.2]Aktivitas guru yang diamati terdiri dari 8 aspek. Observasi dilakukan oleh observer atau teman sejawat. Berhubung siklus I terdiri dari dua kali pertemuan, maka observasi aktivitas guru pada siklus I dilakukan dua kali. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas guru pada pertemuan pertama dapat dijelaskan di bawah ini. Hasil pengamatan observer terhadap aktivitas guru dalam pertemuan pertama dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.IV
Aktivitas Guru Pada Siklus I Pada Pertemuan Pertama
No Aspek Yang Diamati Pertemuan 1
Ya Tidak
1 Guru memilih sebuah konsep (konsep yang terkait)
atau prosedur yang bisa digambarkan dengan
memperagakannya
√
2 Guru memerintahkan beberapa siswa untuk maju ke
depan kelas dan menugaskan mereka untuk
mensimulasikan aspek fisik dari konsep atau prosedur
yang telah dijelaskan
√
3 Guru membuat kartu besar yang mencantumkan
bagian-bagian dari suatu prosedur atau konsep √
4 Guru memberikan kartu tersebut kepada sejumlah
siswa √
5 Guru menempatkan siswa yang memegang kartu
tersebut sedemikian rupa agar kartu itu berurutan
dengan benar
6 Guru meminta siswa untuk melakukan praktek tentng
materi yang telah diajarkan √
7 Guru menyuruh siswa untuk mempraktekkan setahap
demi setahap √
8 Guru meminta siswa berdiskusi √
Jumlah 4 4
Persentase 50.0
%
50.0 %
Berdasarkan tabel 4.IV, setelah dibandingkan standar klasifikasi yang telah ditetapkan, hasil aktivitas guru melalui metode praktikum pada pertemuan 1
(siklus I) ini berada pada kategori “kurang baik”, karena 50.0% berada dalam rentang 41% - 60%.
2) Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan Pertama
Tabel 5.IV Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan Pertama
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Siswa-001 1 0 1 0 0 0 1 1 4
2 Siswa-002 0 1 0 1 0 1 0 1 4
3 Siswa-003 1 0 0 0 1 0 1 1 4
4 Siswa-004 0 1 1 1 0 1 0 1 5
5 Siswa-005 0 1 1 1 0 1 1 1 6
6 Siswa-006 1 0 0 0 1 0 1 1 4
7 Siswa-007 0 1 0 1 0 1 0 1 4
8 Siswa-008 1 0 0 0 1 0 1 1 4
9 Siswa-009 0 1 0 1 0 1 0 1 4
10 Siswa-010 1 0 0 0 1 0 1 1 4
11 Siswa-011 0 1 1 1 0 1 0 1 5
12 Siswa-012 0 1 0 1 1 0 1 1 5
13 Siswa-013 1 0 0 0 0 1 0 1 3
14 Siswa-014 0 1 1 1 1 0 1 1 6
15 Siswa-015 0 1 0 1 0 0 1 1 4
16 Siswa-016 1 0 0 0 0 1 0 1 3
17 Siswa-017 0 1 1 1 0 1 0 1 5
18 Siswa-018 0 1 0 1 0 0 1 1 4
19 Siswa-019 1 0 0 0 0 0 1 1 3
20 Siswa-020 0 1 0 1 0 0 1 1 4
21 Siswa-021 1 0 0 0 0 0 1 1 3
22 Siswa-022 0 1 0 1 0 0 1 1 4
23 Siswa-023 1 0 0 0 0 0 1 1 3
24 Siswa-024 0 1 1 1 0 0 1 1 5
25 Siswa-025 0 1 0 1 0 0 1 1 4
26 Siswa-026 1 0 1 0 1 1 1 1 6
27 Siswa-027 0 1 0 1 0 0 1 1 4
28 Siswa-028 1 0 1 0 1 0 1 1 5
29 Siswa-029 0 1 1 1 0 0 1 1 5
30 Siswa-030 1 0 1 1 0 1 1 1 6
31 Siswa-031 1 1 0 1 1 0 1 1 6
32 Siswa-032 0 1 0 1 0 0 1 1 4
33 Siswa-033 1 0 0 0 1 0 1 1 4
34 Siswa-034 1 0 0 1 1 1 1 0 5
35 Siswa-035 0 1 0 1 1 0 1 1 5
36 Siswa-036 1 0 0 0 0 0 1 1 3
37 Siswa-037 1 1 1 1 0 1 0 0 5
38 Siswa-038 1 0 0 0 1 1 0 1 4
166
19 21 12 23 13 14 28 36
50.0% 55.3% 31.6% 60.5% 34.2% 36.8% 73.7% 94.7% 54.6%
Aspek Yang Dinilai
skor
Jumlah
No Kode Sampel
Keterangan indikator:
1) Siswa menerapkan sebuah konsep yang telah dipilih oleh guru, yaitu prosedur yang bisa digambarkan dengan memperagakannya 2) Siswa maju ke depan kelas untuk mensimulasikan aspek fisik dari
konsep atau prosedur yang telah diterangkan
3) Siswa mencantumkan bagian-bagian dari suatu prosedur atau konsep yang telah dibuat guru
4) Siswa mengambil kartu yang telah dibuat oleh guru
5) Siswa melakukan praktek tentang materi yang telah diajarkan 6) Siswa menempatkan kartu sesuai dengan urutannyaSiswa
mempraktekkan prosedur setahap demi setahap 7) Siswa berdiskusi.
Berdasarkan pada tabel di atas, setelah dibandingkan dengan standar klasifikasi yang telah ditetapkan, aktivitas siswa melalui metode praktikum pertemuan 1 siklus I berada pada kategori “kurang baik” karena 54.6% berada pada rentang 41% - 60%.
3) Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan Kedua
[image:53.595.111.515.100.743.2]Aktivitas guru melalui metode praktikum pada pertemuan kedua siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 6. IV
Aktivitas Guru Pada Siklus I Pada Pertemuan Kedua
No Aspek yang diamati
Pertemuan 2
Ya Tida k
1 Guru memilih sebuah konsep (konsep yang terkait) atau
prosedur yang bisa digambarkan dengan
memperagakannya
√
2 Guru memerintahkan beberapa siswa untuk maju ke depan
kelas dan menugaskan mereka untuk mensimulasikan
aspek fisik dari konsep atau prosedur yang telah dijelaskan
3 Guru membuat kartu besar yang mencantumkan
bagian-bagian dari suatu prosedur atau konsep √
4 Guru memberikan kartu tersebut kepada sejumlah siswa √
5 Guru menempatkan siswa yang memegang kartu tersebut
sedemikian rupa agar kartu itu berurutan dengan benar √
6 Guru meminta siswa untuk melakukan praktek tentang
materi yang telah diajarkan √
7 Guru menyuruh siswa untuk mempraktekkan setahap demi
setahap √
8 Guru meminta siswa berdiskusi √
Jumlah 5 3
Persentase 62.5
%
37.5 %
Berdasarkan tabel 6.IV, setelah dibandingkan standar klasifikasi yang telah ditetapkan, aktivitas guru melalui metode praktikum pada pertemuan 2 (siklus I) ini berada pada kategori “cukup baik”, karena 62.5% berada pada rentang 61% - 80%.
4) Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan Kedua
Tabel 7.IV
Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan Kedua
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Siswa-001 1 0 1 0 1 0 1 1 5
2 Siswa-002 1 1 0 1 1 1 0 1 6
3 Siswa-003 1 1 0 1 1 0 1 1 6
4 Siswa-004 0 1 1 1 0 1 0 1 5
5 Siswa-005 0 1 1 1 1 1 1 1 6
6 Siswa-006 1 0 0 0 1 0 1 1 4
7 Siswa-007 0 1 0 1 1 1 0 1 5
8 Siswa-008 1 0 1 1 1 0 1 1 6
9 Siswa-009 0 1 0 1 0 1 0 1 4
10 Siswa-010 1 0 0 0 1 0 1 1 4
11 Siswa-011 0 1 1 1 0 1 0 1 5
12 Siswa-012 0 1 0 1 1 0 1 1 5
13 Siswa-013 1 0 1 0 1 1 0 1 5
14 Siswa-014 0 1 1 1 1 0 1 1 6
15 Siswa-015 0 1 0 1 0 0 1 1 4
16 Siswa-016 1 0 1 0 1 1 0 1 5
17 Siswa-017 0 1 1 1 0 1 0 1 5
18 Siswa-018 0 1 0 1 0 0 1 1 4
19 Siswa-019 1 1 1 0 0 0 1 1 5
20 Siswa-020 0 1 0 1 0 1 1 1 5
21 Siswa-021 1 1 0 0 1 0 1 1 5
22 Siswa-022 0 1 0 1 0 0 1 1 4
23 Siswa-023 1 0 0 0 1 1 1 1 5
24 Siswa-024 0 1 1 1 1 0 1 1 6
25 Siswa-025 0 1 1 1 0 0 1 1 5
26 Siswa-026 1 0 1 0 1 1 1 1 6
27 Siswa-027 0 1 1 1 0 0 1 1 5
28 Siswa-028 1 0 1 0 1 0 1 1 5
29 Siswa-029 0 1 1 1 0 0 1 1 5
30 Siswa-030 1 0 1 1 0 1 1 1 6
31 Siswa-031 1 1 0 1 1 0 1 1 6
32 Siswa-032 0 1 0 1 0 1 1 1 5
33 Siswa-033 1 0 1 0 1 0 1 1 5
34 Siswa-034 1 0 0 1 1 1 1 0 5
35 Siswa-035 0 1 0 1 1 0 1 1 5
36 Siswa-036 1 0 1 0 1 1 1 1 6
37 Siswa-037 1 1 1 1 0 1 0 0 5
38 Siswa-038 1 0 0 0 1 1 0 1 4
193
20 24 20 25 23 18 28 36 63.4%
52.6% 63.1% 52.6% 65.8% 60.5% 47.4% 73.7% 94.7% porsentase
Jumlah
c Kode Sampel
Aspek Yang Dinilai
Keterangan indikator:
1) Siswa menerapkan sebuah konsep yang telah dipilih oleh guru yaitu prosedur yang bisa digambarkan dengan memperagakannya. 2) Siswa maju ke depan kelas untuk mensimulasikan asfek fisik dari
konsep atau prosedur yang telah diterangkan.
3) Siswa mencantumkan bagian-bagian dari suatu prosedur atau konsep yang telah dibuat guru.
4) Siswa mengambil kartu yang telah dibuat oleh guru.
5) Siswa menempatkan kartu tersebut sesuai dengan urutannya. 6) Siswa mempraktekkan tentang tata cara shalat fardu.
7) Siswa mempraktekkan prosedur setahap demi setahap. 8) Siswa berdiskusi.
Berdasarkan pada tabel di atas, setelah dibandingkan dengan standar klasifikasi yang telah ditetapkan, aktivitas siswa melalui metode praktikum pertemuan 2 siklus I berada pada kategori “cukup baik” karena 63.4% berada pada rentang 61% - 80%.
5) Rekapitulasi Guru dan Siswa Pada Siklus I Pertemuan Pertama dan Kedua
a) Rekapitulasi Aktivitas Guru
[image:56.595.107.520.111.543.2]Rekapitulasi aktivitas guru melalui metode praktikum pada siklus I (pertemuan 1 dan 2) dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 8.IV
Rekapitulasi Aktivitas Guru Pada Siklus I
No Aspek Yang Diamati Pertemuan 1 Pertemuan 2 TOTAL
Y T Y T Y T
1 Guru memilih sebuah konsep (konsep yang terkait) atau prosedur yang bisa digambarkan dengan memperagakannya
√ √ 2
2 Guru memerintahkan beberapa siswa
menugaskan mereka untuk
mensimulasikan aspek fisik dari konsep atau prosedur yang telah dijelaskan 3 Guru membuat kartu besar yang
mencantumkan bagian-bagian dari suatu prosedur atau konsep
√ √ 2
4 Guru memerikan kartu tersebut kepada
sejumlah siswa √ √ 2
5 Guru menempatkan siswa-siswa yang memegang kartu tersebut sedemikian rupa agar kartu itu berurutan dengan benar
√ √ 2
6 Guru meminta siswa untuk melakukan praktek tentang materi yang telah diajarkan
√ √ 1 1
7 Guru menyuruh siswa untuk
mempraktekkan setahap demi setahap √ √ 2
8 Guru meminta siswa berdiskusi √ √ 2
Jumlah 4 4 5 3 9 7
Pertemuan 50.0
% 50.0 % 62.5 % 37.5 % 56.2 % 43.8 %
Berdasarkan tabel di atas, setelah dibandingkan dengan standar klasifikasi yang telah ditetapkan, aktivitas guru melalui metode praktikum pada siklus I (pertemuan 1 dan 2 ) berada pada kategori “kurang baik” karena 56.2% berada pada rentang 41% - 60%. Berdasarkan hasil pengamatan observer bahwa aktivitas guru pada siklus I terdapat kelemahan-kelemahan sebagai berikut:
(a).Guru kurang mengo