• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan Pengaruh Metode Cerita dan Poster Terhadap Tingkat Pengetahuan Siswa Tentang Perawatan Gigi di Paud Pertiwi dan Paud Ardika Jaya Bekasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbedaan Pengaruh Metode Cerita dan Poster Terhadap Tingkat Pengetahuan Siswa Tentang Perawatan Gigi di Paud Pertiwi dan Paud Ardika Jaya Bekasi"

Copied!
348
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN PENGARUH METODE CERITA DAN POSTER TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN SISWA TENTANG CARA PERAWATAN GIGI

DI PAUD PERTIWI DAN ARDIKA JAYA BEKASI Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

OLEH : DEVI HARTANTI NIM : 1111104000012

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)

iii

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES SCHOOL OF NURSING

SYARIF HIDATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY OF JAKARTA Undergraduate Thesis, December 2015

Devi Hartanti, NIM: 1111104000012

The Differences in Methods of Story telling and Poster Against Early Childhood Knowledge Level of Dental Care in Pertiwi Early Childhood and Ardika Jaya Early Childhood Bekasi

xviii+ 65pages+ 8 tables+ 1 figures+ 2 schemes+ 10 appendixes ABSTRACT

Background. Dental health problems in Indonesia from 2007 to 2013 increased by 23.2% to 25.9%. This is due to lack of awareness of individuals in maintaining and caring for the health of teeth. If this is left unchallenged, will lead to other health such as infection, pain, and the child will be reluctant to move. Therefore, it takes an action to address the problem of dental caries, one of which is the preventive measures that provide a health education. Health education in preschool children is given through a method of story and posters, both methods are adapted to the stage of development in preschool children.

Purpose. The aim of this research was to know the effectiveness of health education methods stories and posters to increase students' knowledge about dental care. Method. Quantitative analytical research with quasi-experimental design with pretest and posttest control group. Sample of this study were 47 students of Pertiwi Early Childhood and Ardika Jaya Early Childhood (Total Sampling). Data were analysed by Wilcoxon Test and Mann Whitney test with statistical application program. Results. A significant difference between the pretest and posttest intervention and control groups with p value <0.001 and there are significant differences between the level of knowledge posttest between the intervention and control groups with p value = 0.035. Suggestion. Preferably the method used in the poster story and provide health education.

Keywords: Poster, Story Telling, dental care, Knowledge, Preschool Children.

(4)

iv

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi, Desember 2015

Devi Hartanti, NIM: 1111104000012

Perbedaan Pengaruh Metode Cerita dan Poster Terhadap Tingkat Pengetahuan Siswa Tentang Perawatan Gigi di Paud Pertiwi dan Paud Ardika Jaya Bekasi xviii + 65 halaman + 8 tabel + 1 gambar + 2 bagan + 10 lampiran

ABSTRAK

Latar Belakang. Masalah kesehatan gigi di Indonesia dari tahun 2007 sampai 2013 mengalami peningkatan sebesar 23,2% menjadi 25,9%. Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran individu dalam menjaga dan merawat kesehatan giginya. Apabila hal ini dibiarkan begitu saja, akan mengakibatkan kesehatan lainnya seperti infeksi, nyeri, dan anak akan malas untuk beraktivitas. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu tindakan untuk mengatasi masalah karies gigi, salah satunya adalah dengan tindakan preventif yaitu memberikan suatu pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan pada anak prasekolah diberikan melalui metode cerita dan poster, kedua metode tersebut disesuaikan dengan tahap perkembangan pada anak prasekolah. Tujuan. Mengetahui efektivitas pendidikan kesehatan metode cerita dan poster terhadap peningkatan pengetahuan siswa tentang perawatan gigi. Metode. Penelitian ini dilakukan di Paud Pertiwi dan Paud Ardika Jaya Bekasi. Sampel yang digunakan sebanyak 47 orang (total sampling). Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif quasi experimental dengan pendekatan pretest and posttest with control group design. Teknik analisa data menggunakan uji Wilcoxon dan uji Mann Withney dengan menggunakan bantuan program aplikasi statistik. Hasil. Terdapat pengaruh yang signifikan antara nilai pretest dan posttest kelompok Intervensi dan Kontrol dengan p value <0,001 dan terdapat perbedaan yang signifikan antar tingkat pengetahuan posttest antara kelompok intervensi dan kontrol dengan p value= 0,035. Saran. Sebaiknya metode cerita dan poster digunakan dalam memberikan pendidikan kesehatan.

(5)
(6)
(7)
(8)

viii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : DEVI HARTANTI

Tempat, tanggal Lahir : Jakarta, 14 Oktober 1993 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : VILLA MAS INDAH BLOK A.8 NO.3

RT/RW: 001/018, Kel/Desa: Perwira, Kecamatan: Bekasi Utara

HP : 081318150824/ 088213326641

E-mail : devihartanti88@gmail.com

Fakultas/Jurusan : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan/ Program Studi Ilmu Keperawatan

PENDIDIKAN

1. TK PRASISWA 1998-1999

2. Sekolah Dasar Negeri Pisangan Timur 01 Pagi 1999-2005 3. Sekolah Menengah Pertama 92 Jakarta 2005-2008 4. Sekolah Menengah Atas Negeri 54 Jakarta 2008-2011 5. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2011- 2015

ORGANISASI

1. OSIS SMP 2006-2007

(9)

ix

PERSEMBAHAN

Tidak akan pernah ada yang sia-sia, sebuah kesuksesan sejati

membutuhkan Perjuang dengan Proses yang yang luar biasa.

Bismillah

Skripsi ini aku persembahkan untuk:

1. Kedua orang tua, yang selalu mendoakan dan menjadi penyemangat di segala hal dalam kehidupanku. Mamah yang tidak pernah lelah mendoakan aku dan bawelin aku untuk segera menyelesaikan sarjanaku. Dan alhamdulilah anakmu ini sudah jadi sarjama mah . Dan bapak yang selalu berjuang keras

demi aku bisa sampai jadi sarjana. Aku bahagia mempunyai kalian mah, pak  love you more and more 

2. Untuk kedua adikku yang selalu bantuin aku desain materi buat penelitian, yang sudah mendoakan dan mensupport aku. And I love you my little bro and sist 

(10)

x

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah Subhanahuwata’ala, kita memuji, meminta pertolongan dan memohon pengampunan kepada-Nya, dan kita berlindung kepada Allah dari keburukan diri dan kejahatan amal perbuatan kita. Aku bersaksi tidak ada Dzat yang berhak diibadahi kecuali Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wasalam.

Atas berkat rahmat, karunia, dan ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan skiripsi yang berjudul “Perbedaan Pengaruh Metode Cerita dan Poster terhadap Peningkatan Pengetahuan tentang Cara Perawatan Gigi di Paud Pertiwi dan Paud Ardika Jaya Bekasi”.

Skripsi ini disusun sebagaimana untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) UIN Jakarta serta menerapkan dan mengembangkan teori-teori yang penulis peroleh selama kuliah.

Penulis telah berusaha untuk menyajikan suatu tulisan ilmiah yang rapi dan sistematik sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Penulis menyadari bahwa penyajian skripsi ini jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan masih terbatasnya pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan penulis dalam melihat fakta, memecahkan masalah yang ada, serta mengeluarkan gagasan ataupun saran-saran. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang berguna untuk menyempurnakan skripsi ini akan penulis terima dengan hati terbuka dan rasa terima kasih.

Sesungguhnya banyak pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuan yang tak terhingga nilainya hingga skripsi ini dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. D e d e R o s y a d a M a selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

(11)

xi

3. Ibu Maulina Handayani, M.Sc, selaku Ketua Program Studi dan Ibu Erna, S.Kep, M.Kep., Sp. KMB, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Ibu Maulina Handayani, M. Sc selaku Dosen Pembimbing Akademik, terima

kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah membimbing dan memberi motivasi selama 4 tahun duduk di bangku kuliah.

5. Ibu Ita Yuanita. S.Kp, M.Kep. dan Ibu Kustati Budi Lestari. M.Kep, Sp. Kep.An selaku Dosen Pembimbing, terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah meluangkan waktu serta memberi arahan dan bimbingan dengan sabar kepada penulis selama proses pembuatan skripsi ini.

6. Bapak / Ibu dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis serta seluruh staf dan karyawan di lingkungan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Segenap Staf Pengajar dan karyawan di lingkungan Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmunya kepada saya selama duduk di bangku kuliah.

8. Segenap Jajaran Staf dan Karyawan Akademik serta Perpustakaan Fakultas yang telah banyak membantu dalam pengadaan referensi-referensi sebagai bahan rujukan skripsi.

9. Orang tuaku, Ibu Holillah dan Bapak Hartoko yang telah mendidik, mencurahkan semua kasih sayang tiada tara, mendo’akan keberhasilan penulis, serta memberikan bantuan baik moril maupun materil kepada penulis selama proses menyelesaikan proposal skripsi ini. Tak lupa, Adikku ananda Dwi Wahyudi dan Hanny Marliana, serta seluruh keluargaku yang selalu memberikan semangat tanpa pamrih.

(12)

xii

tawa dan yang telah banyak memberikan referensi dan membantu mengoreksi dalam menyelesaikan proposal skripsi ini.

11.Panji Reksa Brilianto yang selalu menjadi penyemangat dalam menyelesaikan proposal skripsi ini

12.Kepada Dwi (adikku) dan hardiansyah yang telah membantu mendesain alat peraga dalam penelitian ini.

13.Sahabat-sahabatku yang selalu mendukung dan menghiburku disaat lelah menghadang.

Atas segala bantuan dan dukungannya, penulis mengucapkan banyak terima kasih. Kritik dan saran sangat diperlukan dalam penulisan skripsi ini. Akhir kata, semoga kita semua diberikan rahmat dan hidayah Allah SWT. Aamiin.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, Januari 2016

(13)

xiii

DAFTAR ISI

Halaman judul ... i

Pernyataan Keaslian Karya ... ii

Abstract ... iii

Abstrak ... iv

Pernyataan Persetujuan... v

Lembar Pengesahan ... vi

Daftar Riwayat Hidup ... viii

Lembar Persembahan ... ix

C. Pertanyaan Penelitian ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Prasekolah ... 9

B. Kesehatan Gigi ... 14

C. Perilaku Kesehatan ... 16

D. Pengetahuan ... 17

E. Pendidikan Kesehatan ... 21

F. Penelitian Terkait ... 27

(14)

xiv

BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep... 29

B. Definisi Operasional Penelitian ... 30

C. Hipotesis Penelitian ... 34

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 35

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 36

C. Populasi dan Sampel ... 36

D. Instrumen Penelitian ... 38

E. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... ……..38

F. Pengumpulan Data... 40

G. Pengolahan Data ... 45

H. Analisa Data ... 47

I. Etika Penelitian ... 48

J. Penyajian Data ... 50

BAB V HASIL PENELITIAN A. Gambaran Karakteristik Lokasi Penelitian ... 51

B. Analisa Univariat ... 54

C. Analisa Bivariat ... 54

BAB VI PEMBAHASAN A. Pengetahuan Responden ... 57

B. Keterbatasan Penelitian ... 62

BAB VII PENUTUP A. Kesimpulan ... 64

B. Saran ... 65

Daftar Pustaka

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel

Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 5.3 Gambaran Mean Tingkat Pengetahuan Responden

Tabel 5.4 Uji Normalitas

Tabel 5.5 Pengaruh Metode Cerita dan Poster Terhadap Tingkat Pengetahuan

Tabel 5.6 Analisis Beda Rata-Rata Tingkat Pengetahuan Pretest kedua Kelompok

(16)

xvi

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Teori Penelitian……….….28

(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Inform Consent

Lampiran 2. Kuesioner Pengetahuan Perawatan Gigi

Lampiran 3. Satuan Acara Pendidikan Kesehatan tentang Perawatan gigi

Lampiran 4. Skenario Cerita Tentang Perawatan gigi

Lampiran 5. Denah Gambar sesuai dengan Skenario

Lampiran 6. Poster Perawatan gigi

Lampiran 7. Surat Izin Penelitian

Lampiran 8. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 9. Rekapitulasi Jawaban Responden

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Gigi adalah salah satu bagian terpenting bagi kehidupan manusia. Di Indonesia kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat masih sangat perlu diperhatikan, penyakit gigi dan mulut di Indonesia masih berada pada posisi sepuluh besar penyakit terbanyak yang terbesar di berbagai wilayah (Mikail, B., & Candra 2011). Salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut yang terus meningkat adalah karies gigi. Karies lebih dikenal dengan gigi berlubang, dalam ilmu kedokteran gigi karies adalah proses pencampuran antara produk mikroorganisme, saliva, bagian-bagian yang berasal dari makanan, dan email (Sundoro, 2005).

(20)

2

orang dewasa untuk datang ke dokter gigi masih sangat kurang yaitu < 7% dan pada anak-anak hanya sekitar 4% kunjungan (Lukihardianti, 2011). Hasil data nasional tentang kesadaran menyikat gigi setiap hari didapatkan 94,2%, sebagian besar menyikat gigi pada saat mandi pagi maupun sore sebesar 76,6%, yang menyikat gigi dengan benar adalah setelah makan pagi dan sebelum tidur malam, untuk Indonesia ditemukan hanya sekitar 2,3%. (RISKESDAS, 2013). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kawuryan (2008) dalam penelitiannya diperoleh bahwa tingkat pengetahuan yang masih kurang yang menyebabkan timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat.

(21)

3

Salah satu metode pendidikan kesehatan yang cocok diterapkan adalah metode bercerita (Musfiroh, 2005). Metode cerita dipilih sebagai salah satu metode pendidikan kesehatan dikarenakan metode cerita dapat menjadi sebuah alat komunikasi berbagai jenis informasi budaya, agama, kesehatan dan lain sebagainya, selain itu juga melatih daya tangkap anak, mengembangkan fanstasi dan kognitif anak, dan dapat menanamkan suatu perilaku yang positif sejak dini (Dhieni, 2008). Sebuah metode cerita agar dapat menarik perhatian seorang anak harus didukung dengan sebuah media seperti bentuk gambar yang menarik (Gunarti, 2010). Selain cerita, metode pendidikan kesehatan yang digunakan adalah dengan menggunakan sebuah poster (Simamora, 2009).

(22)

4

didukung dengan lingkungan yang kondusif dan dan disesuaikan dengan tahap perkembangan anak, serta tidak membebani anak (Montessori dalam Soemiarti 2007). Selain itu, anak usia prasekolah pada tahap ini mulai belajar tata bahasa dan mampu mengingat suatu informasi yang diberikan dengan kosa katanya mencapai 3000 kata (Lundsteen 1979 dalam Suharnan 2005).

(23)

5

Berdasarkan penjelasan diatas, masalah kesehatan gigi pada siswa di kedua Paud tersebut masih tinggi dan perbedaan pengaruh pendidikan kesehatan melalui cerita dan poster belum dibuktikan dalam populasi ini. Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan penelitian yang berjudul perbedaan metode cerita dan poster terhadap pengetahuan siswa tentang perawatan gigi di Paud Pertiwi dan Ardika Jaya.

B. Rumusan Masalah

(24)

6

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana karakteristik demografi pada anak Paud Pertiwi dan Ardika Jaya? 2. Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan anak sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan metode cerita dan poster untuk peningkatan pengetahuan tentang perawatan gigi yang benar pada anak Paud Pertiwi dan Ardika Jaya?

3. Bagaimana tingkat pengetahuan Responden pada kelompok cerita dan poster saat pretest?

4. Bagaimana tingkat pengetahuan responden pada kelompok cerita dan poster saat posttest?

5. Adakah perbedaan rerata pada kelompok Cerita dan Poster?

D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mengetahui perbedaan pendidikan kesehatan metode poster dan cerita terhadap peningkatan pengetahuan tentang perawatan gigi di Paud Pertiwi dan Ardika Jaya.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui karakteristik demografi anak Paud Pertiwi dan Ardika Jaya.

(25)

7

peningkatan pengetahuan tentang perawatan gigi yang benar pada anak Paud Pertiwi dan Ardika Jaya.

c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden pada kelompok cerita dan poster saat pretest.

d. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden pada kelompok cerita dan poster saat posttest.

e. Untuk mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan kelompok cerita dan poster di Paud Pertiwi dan Ardika Jaya.

E. Manfaat penelitian 1. Bagi siswa

Penelitian ini diharapkan siswa mendapatkan pengetahuan tentang pemeliharan kesehatan gigi sehingga dapat mencegah terjadinya karies gigi sehingga diharapkan masalah kesehatan gigi dan mulut di Paud menurun.

2. Bagi sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan peran pihak sekolah dalam menentukan media yang tepat untuk digunakan dalam memberikan pendidikan kesehatan perawatan gigi.

3. Bagi Praktisi Kesehatan atau Keperawatan

(26)

8

4. Bagi Peneliti

(27)

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. ANAK PRASEKOLAH 1. Definisi Anak prasekolah

Anak usia prasekolah adalah anak yang berusia 3-6tahun (Wong, 2008). Dalam usia ini anak umumnya mengikuti program anak (3-5 tahun) dan kelompok bermain (usia 3 tahun), sedangkan 4-6 tahun biasanya mengikuti program Taman Kanak-kanak (Patmonedewo, 2008)

2. Karakteristik Anak Prasekolah

Menurut Snowman dalam Patmonodewo (2008), karakteristik anak prasekolah meliputi:

a. Anak prasekolah dalam penampilan maupun gerakan anak sangat aktif

b. Anak mulai terbiasa bersosialisai dengan lingkungan sekitar

c. Anak cenderung lebih mengekspresikan emosinya dengan bebas dan terbuka

d. Anak lebih egosentris

e. Anak mulai terampil dalam berbahasa, dan lebih senang berbicara khususnya dalam kelompok

(28)

10

3. Teori tahap Perkembangan Anak prasekolah a. Perkembangan kognitif

Salah satu tugas yang berhubungan dengan periode prasekolah adalah kesiapan untuk sekolah dan pelajaran sekolah. Banyak proses berpikir pada periode ini sangat penting dalam mencapai kesiapan tersebut. Teori kognitif Piaget, perkembangan kognitif anak prasekolah berada pada fase praoperasional. Fase ini meliputi anak dalam rentang usia 2-7 tahun dan dibagi menjadi dua tahap yaitu fase prakonseptual (usia 2-4 tahun) dan fase pikiran intuitif (4-7 tahun). Pada fase ini anak belajar untuk berpikir dengan menggunakan simbol dan imajinasi. Usia anak prasekolah, dalam teori Piaget anak selalu menunjukkan egosentrik (Wong, 2008)

b. Perkembangan Psikoseksual

Perkembangan psikoseksual yang dikemukakan oleh Sigmund Freud. Perkembangan psikoseksual anak usia prasekolah berada pada fase phallic. Proses identifikasi peran seksual dimulai selama usia prasekolah. Biasanya anak lebih dekat dengan orang tua yang berlainan jenis kelamin dengannya (Wong, 2008).

c. Perkembangan Psikososial

(29)

11

dewasa, mengetes kenyataan atau fakta yang ada. Pada tahap ini, anak sedang dalam stadium belajar energik (Wong, 2008).

d. Perkembangan moral (Kohlberg)

Perkembangan penilaian moral anak kecil sedang berada pada tingkat paling dasar. Terdapat sedikit, jika ada perhatian mengenai suatu kesalahan. Mereka berperilaku sesuai dengan kebebasan atau batasan yang berlaku pada suatu tindakan. Pada anak prasekolah berorientasi pada hukuman dan kepatuhan (usia 2-4tahun), pada fase ini anak menilai apakah suatu tindakan baik atau buruk bergantung dari apakah hasilnya berupa hukuman atau penghargaan. Apabila anak di hukum, tindakan tersebut berarti buruk. Apabila anak tidak di hukum berarti tindakan tersebut baik (Wong, 2008).

4. Kemampuan Anak Menerima Informasi

(30)

12

rangsangan dari lingkungan, salah satunya lingkungan sekolah, sebab di sekolah anak memperoleh berbagai rangsangan dan kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki anak, anak usia dini memerlukan berbagai kegiatan untuk mengorganisasi informasi di dalam otak, apabila anak hanya diberi sedikit petunjuk, maka anak akan mengalami kesulitan untuk memahami apa yang telah anak lihat dan pelajari (Siti Aisyah, et.al, 2009). Anak usia dini memerlukan kegiatan pembelajaran yang menarik di kelas, sekolah berperan penting untuk menumbuhkan semua aspek perkembangan pada anak, salah satu perkembangan yang dapat dioptimalkan yaitu aspek kognitif, teori belajar kognitif (cognitive learning theory) adalah information processing theory (teori proses informasi) yang memandang belajar adalah proses memperoleh, mengolah, menyimpan, serta mengingat kembali informasi yang dikontrol oleh otak dan membantu anak menggunakan informasi untuk memecahkan masalah dan membuat keputusan (Gagne 1937 dalam Slamet Suyanto, 2005).

(31)

13

vygotsky sangat lemah untuk melegalisasi kepandaian pada pendidikan anak prasekolah. Akan tetapi Montessori dalam Soemiarti (2007) mengatakan bahwa pemberian suatu informasi pada anak prasekolah merupakan periode yang tepat yaitu pada usia 2-6 tahun, karena pada masa tersebut dianggap sebagai masa sensitive (sensitive Period) untuk belajar berbagai jenis hal, namun pada tahap ini harus disesuaikan dengan tahap perkembangan anak, tidak bersifat membebani anak, dan harus didukung oleh lingkungan yang kondusif agar anak bereaksi secara bebas dan mengembangkan dirinya sendiri dalam garis-garis pikirannya sendiri.

Menurut Glan Doman dalam Hasan (2009) menyatakan perlunya anak diberikan suatu informasi atau pembelajaran, diantaranya:

a. Anak berusia dibawah lima tahun dengan mudah dapat menyerap informasi dalam jumlah yang sangat banyak

b. Anak dibawah usia 5 tahun dapat menangkap informasi dengan kecepatan yang luar biasa

c. Semakin banyak informasi yang diserap oleh anak maka semakin banyak informasi yang diserap dan diingatnya

d. Anak usia dibawah 5 tahun mempunyai energi yang sangat luar biasa e. Anak dapat mempelajari sesuatu bahasa secara utuh dan dapat belajar

(32)

14

satu untuk beberapa bahasa sama mudahnya dengan kemampuan untuk mengerti bahasa lisan.

Pemberian suatu pembelajaran atau sebuah informasi juga harus melibatkan panca indera, kelima indera membantu anak mengalami sesuatu dan kesan yang ditinggalkan dibenak dapat disebut daya ingat, atau dengan kata lain penggunaan lebih dari satu indera, anak dapat mengingat suatu kesan yang pernah dialami secara lebih baik (Kapadia, 2008). Deporter Hernacki (2009) mengatakan bahwa otak sering mengingat informasi dalam bentuk gambar, simbol, suara, bentuk, dan perasaan, anak usia dini merupakan proses pembelajaran yang memerlukan penggunaan komponen-komponen tersebut dalam menangkap informasi dan menimbulkan kembali daripada menggunakan kata-kata atau lisan yang panjang. Santrock (2008) menyatakan bahwa memori adalah unsur perkembangan kognitif, yang memuat seluruh situasi yang di dalamnya individu menyimpan informasi yang diterima sepajang waktu. Pada anak usia prasekolah pada tahap ini mulai belajar tata bahasa dan mampu mengingat suatu informasi yang diberikan dengan kosa katanya mencapai 3000 kata (Lundsteen 1979 dalam Suharnan 2007).

B. KESEHATAN GIGI

(33)

15

2008). Perawatan gigi yang benar menurut Mansjoer (2009), dapat dilakukan dengan:

1. Sikatlah gigi sekurang – kurangnya dua kali sehari pada waktu-waktu yang tepat yaitu waktu sesudah makan, sebelum tidur, ditambah dengan sesudah bangun tidur.

2. Untuk anak yang masih kecil dan belum dapat menggunakan sikat gigi dengan benar, dapat digunakan kain pembersih yang tidak terlalu tipis untuk membersihkan bagian depan dan belakang gigi, gusi serta lidah. Cara mempergunakan yaitu dengan melilitkan pada jari kemudian digosokkan pada gigi.

3. Kunjungi dokter gigi sedikitnya 6 bulan sekali

4. Hindari kebiasaan makan makanan yang merusak gigi (permen, coklat, sirup, caramel, kismis, dan lain sebagainya) dan membiasakan mengkonsumsi makanan yang menyehatkan gigi (buah dan sayur).

5. Kumur-kumur dengan air putih setelah makan. 6. Cara Menyikat gigi (Depkes RI, 2013), adalah:

a) Sikatlah semua permukaan gigi atas dan bawah dengan gerakan maju mundur dan pendek-pendek atau atas bawah, sedikitnya delapan kali gerakan setiap permukaan gigi.

(34)

16

c) Permukaan gigi yang menghadap ke pipi disikat dengan gerakan naik turun agak memutar.

d) Permukaan gigi yang digunakan untuk mengunyah disikat dengan gerakan maju mundur.

e) Permukaan gigi yang menghadap ke langit-langit atau lidah disikat dengan gerakan dari arah gusi ke permukaan gigi.

f) Setelah permukaan gigi selesai disikat, berkumur satu kali saja agar sisa

fluor masih ada pada gigi.

g) Sikat gigi dibersihkan di bawah air mengalir air dan disimpan dengan posisi kepala sikat gigi berada di atas.

C. Perilaku kesehatan

(35)

17

Konsep umum yang digunakan untuk mendiagnosis perilaku adalah konsep dari Green (1980) dalam Notoatmodjo (2010), dimana perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama yaitu :

1. Faktor predisposisi

Faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, jenis kelamin, dan sebagainya.

2. Faktor pemungkin (Enabling factors)

Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat seperti ketersediaan sikat gigi dan pasta gigi di rumah.

3. Faktor penguat (Reinforcing factors)

Faktor ini meliputi sikap dan perilaku tokoh masyarakat, petugas kesehatan, guru dan sebagainya. Selain pengetahuan, sikap dan dukungan fasilitas diperlukan juga perilaku contoh (acuan) dari para tokoh panutan tersebut agar masyarakat berperilaku sehat.

D. Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

(36)

18

tiga bidang, yaitu kognitif (pemahaman), afektif (sikap), dan psikomotor (keterampilan).

2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010) Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Perilaku kognitif diklasifikasikan dalam urutan hirarki, yaitu:

a. Tahu (know) merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah, karena pada tingkat ini seseorang hanya mampu melakukan recall (mengulang) memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu.

b. Memahami (comprehension) dapat diartikan suatu kemampuan untuk menjelaskan suatu objek dan dapat menginterpretasikannya secara benar. Orang yang sudah memahami harus dapat menjelaskan, menguraikan, menyebutkan contoh, dan menyimpulkan.

c. Aplikasi (application) merupakan kemampuan dimana seseorang telah memahami suatu objek, dapat menjelaskan dan dapat mengaplikasikan prinsip yang diketahui meskipun pada situasi yang berbeda.

d. Analisis (analysis) merupakan kemapuan seseorang untuk menggunakan ide-ide abstrak yang baru dipelajari untuk diterapkan dalam situasi nyata. Sehingga dapat menggambarkan atau memecahkan suatu masalah.

(37)

19

f. Evaluasi (evaluation) berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek, yang didasarkan pada suatu kriteria yang telah dibuat sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

3. Faktor- faktor yang mempengaruhi pengetahuan:

Menurut Mubarak (2007) ada tujuh faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu :

a. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya, jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai baru diperkenalkan.

b. Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung. c. Umur

(38)

20

pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis dan mental taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa.

d. Minat

Sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih dalam.

e. Pengalaman

Suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap objek tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang membekas dalam emosi sehingga menimbulkan sikap positif.

f. Kebudayaan

Kebudayaan lingkungan sekitar, apabila dalam suatu wilayah mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan.

g. Informasi

Kemudahan memperoleh informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru. Informasi yang didapat melalui media cetak maupun media elektronik.

5. Kategori Pengetahuan

(39)

21

a. Baik: Bila subjek mampu menjawab dengan benar 76%-100% dari seluruh pertanyaan.

b. Cukup: Bila subjek mampu menjawab dengan benar 51%-75% dari seluruh Pertanyaan.

c. Kurang: Bila subjek mampu menjawab dengan benar <50% dari seluruh pertanyaan.

E. Pendidikan Kesehatan

1. Pengertian Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan adalah suatu upaya atau kegiatan untuk menciptakan perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan. Artinya, pendidikan kesehatan berupaya agar masyarakat menyadari atau mengetahui bagaimana cara memelihara kesehatan mereka, bagaimana menghindari atau mencegah hal-hal yang merugikan kesehatan mereka dan kesehatan orang lain, kemana seharusnya mencari pengobatan jika sakit, dan sebagainya. (Notoatmodjo, 2007).

2. Metode dan Media Pendidikan/ Pengajaran Anak Prasekolah

(40)

22

ekonomi, jenis kelamin), waktu dan tempat yang tersedia, serta tujuan yang spesifik yang ingin dicapai dengan pendidikan kesehatan tersebut (perubahan pengetahuan, sikap atau praktik partisipan) (Nursalam, 2008). Musfiqon (2012), Penyuluhan kesehatan tidak dapat lepas dari media, karena melalui media, pesan yang disampaikan dapat lebih menarik dan mudah dipahami., jenis-jenis pendidikan kesehatan diantaranya. Media cetak (poster, banner, booklet, leaflet, flyer, flip chart, surat kabar, dan foto yang mengungkapkan informasi kesehatan), dan media elektronik (televisi, radio, video film,

cassette, CD, VCD). Oleh karena itu, untuk memperoleh hasil belajar yang efektif, factor instrumental (alat peraga, kurikulum, fasilitator belajar, dan metode belajar) dirancang sedemikian rupa sehingga sesuai dengan materi dan subjek (Nursalam, 2008).

a. Metode Cerita

(41)

23

dinding, atau dicetak besar seperti banner, media cerita bergambar merupakan rangkaian kegiatan/cerita yang disajikan secara berurutan, yang dapat digunakan untuk menstimulasi kemauan dan kemampuan anak dengan menggunakan simbol atau gambar yang menarik (Sri Anita, 2009). Tujuan bercerita menurut Takwin (2007), antara lain, mengembangkan kemampuan anak dalam menafsirkan peristiwa yang ada diluar pengalaman langsungnya, memperluas pemahaman dan daya imajinasi anak, mengembangkan kemampuan menyimak dan mendengar aktif pada diri anak, mengembangkan sikap positif anak terhadap suatu hal. Manfaat atau Kegunaan dari media bergambar menurut Azhar (2006), Fungsi Atensi (menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk konsentrasi kepada isi materi yang disampaikan dan ditampilkan), Fungsi Afektif (media ini dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (melihat) teks bergambar, gambar atau lambang visual akan menggugah emosi dan sikap anak-anak, Fungsi Kognitif (terlihat dari beberapa penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi yang terkandung dalam gambar), Fungsi kompensatoris (membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali).

(42)

24

individu, ataupun kelompok, anak dapat memahami isi gambar sehingga anak lebih termotivasi dan lebih tertarik untuk membaca dan mengetahui isi cerita bergambar. Sedangkan kelemahan metode cerita bergambar menurut Arif Sadiman (2009), diantaranya, butuh kemampuan khusus untuk menarik perhatian anak agar dapat konsentrasi kepada pemateri dan isi materi yang disampaikan melalui media bergambar, akan muncul banyak presepsi dari suatu gambar tersebut, karena hanya secara visual.

b. Poster

Menurut Nursalam (2008) pendidikan kesehatan dapat diberikan kepada sasaran baik secara langsung ataupun melalui media tertentu. Poster merupakan penggambaran yang ditunjukan sebagai pemberitahuan, peringatan, maupun penggugah selera yang biasanya berisi gambar-gambar (Musfiqon, 2012). Sri Anita (2009) mengatakan bahwa Poster adalah suatu gambar yang mengkombinasi unsur visual seperti garis, gambar, dan kata-kata yang bermaksud menarik perhatian serta mengkomunikasikan pesan secara singkat.

(43)

Ciri-25

ciri poster yang baik menurut Arief S (dalam Musfiqon, 2012) adalah, sederhana, menyajikan suatu ide, dan untuk mencapai satu tujuan pokok, berwarna, tulisan jelas, dan bervariasi. Kelebihan media poster menurut Daryanto (2012), yaitu, tahan lama, mencakup banyak orang, biaya lebih rendah, dapat di bawa kemana-mana, tidak perlu listrik, mempermudah pemahaman dan dapat meningkatkan gairah untuk belajar, dapat mempermudah dan mempercepat pemahaman siswa terhadap pesan yang disajikan, dapat dilengkapi dengan warna-warna sehingga lebih menarik perhatian siswa, bentuknya sederhana tanpa memerlukan peralatan khusus dan mudah penempatannya, sedikit memerlukan informasi tambahan, pembuatannya mudah, harganya murah, dan bisa diperbanyak. Sedangkan kelemahan poster menurut Daryanto (2012), yaitu, membutuhkan keterampilan khusus dalam pembuatannya dan penyajian pesan hanya berupa visual.

(44)

26

Gambar 2.1 Kerucut Edgar Dale (1964) dalam Nursalam (2008)

Keterangan:

1) Membaca, partisipan akan mampu mengingat 10% materi yang dibacakan.

2) Mendengar, partisipan akan mengingat 20% dari materi yang didengar.

3) Melihat, partisipan akan mengingat 30% dari apa yang dilihat.

4) Mendengar dan melihat, partisipan akan mengingat 50% dari apa yang didengar dan dilihat.

5) Mengucapkan sendiri kata-katanya, partisipan akan mengingat 70% dari apa yang diucapkannya.

(45)

27

F. Penelitian Terkait

1. Menurut Asri Rodiyah (2012) dalam penelitiannya tentang Penggunaan metode bercerita untuk meningkatkan kosakata anak usia 3-4 tahun pada play group Tunas Bangsa Sooko Mojokerto, ada peningkatan kosakata anak sebelum dan sesudah diberikan intervensi.

2. Menurut Isrofah dan Nonik Eka (2007) dalam penelitiannya tentang Pengaruh pendidikan kesehatan gigi terhadap pengetahuan dan sikap anak usia sekolah di Yogyakarta, dari hasil penelitian tersebut didapatkan bahwa pendidikan kesehatan gigi berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan anak usia sekolah dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut, namun pendidikan kesehatan gigi tidak berpengaruh terhadap sikap anak usia sekolah dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.

3. Menurut Dewanti (2012) dalam penelitiannya tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang kesehatan gigi dengan perilaku perawatan gigi pada anak usia sekolah di Depok, didapatkan hasil bahwa adanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang kesehatan gigi dengan perilaku perawatan gigi pada anak usia sekolah.

(46)

28

G. Kerangka teori

Perilaku terbentuk oleh:

a. Factor predisposisi, seperti sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, jenis kelamin,.

b. Faktor pemungkin, sarana dan prasarana c. Faktor penguat (Reinforcing factors)

Lawrence Green dalam Notoatmodjo 2010

Factor yang mempengaruhi Pengetahuan:

Pengetahuan Perawatan Gigi Pendidikan Kesehatan

(47)

29

BAB III

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu kerangka berpikir yang menghubungkan antara variabel independen dengan variabel dependen dalam suatu penelitian (Sugiyono, 2012). Sedangkan variabel didefinisikan sebagai karakteristik subjek penelitian yang berubah dari satu subjek ke subjek lain. Variabel independen (Pendidikan kesehatan dengan metode Cerita dan poster) adalah variabel yang bila berubah akan mengakibatkan perubahan pada variabel lain, sedangkan variabel dependen(tingkat pengetahuan tentang perawatan gigi) adalah variabel yang berubah akibat perubahan pada variabel independen, dan variabel yang berubah akibat perubahan pada variabel independen (Sastroasmoro dan Ismael, 2010).

Bagan 3.1 Kerangka Konsep Pendidikan Kesehatan

dengan Cerita

Pretest

Pendidikan Kesehatan dengan Poster

Pretest

Posttest

(48)

30

B. Definisi Operasional

Tabel 3.2

Definisi Operasional Variabel

No Variabel Definisi Operasional Cara ukur Hasil Ukur Skala

1. Metode Pendidikan Kesehatan

(49)

31

No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Hasil Ukur Skala

2. Pengetahuan terhadap perawatan gigi

Suatu hasil yang didapat oleh seseorang yang diketahuinya tentang cara perawatan gigi

Responden akan diberikan kuesioner yang terdiri dari 10 pertanyaan.

(50)

32

No Variabel Definisi operasional Cara ukur Hasil ukur Skala 3 Jenis Kelamin Karakteristik seksual yang dimiliki

oleh responden

Mengisi kuesioner Kuesioner tentang karakteristik responden, dimana jawaban skor:

1= laki-laki 2= perempuan

(51)

33

No Variable Definisi operasional Cara ukur Hasil ukur Skala 4. Umur Usia responden yang dihitung sejak

lahir hingga sampai saat ini, yang diukur dalam tahun.

Mengisi kuesioner Kuesioner tentang karakteristik responden dimana jawaban

skor …tahun

(52)
(53)

34

C. Hipotesis

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara dari suatu penelitian, patokan duga, atau dalil sementara, yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2010). Hipotesis penelitian ini adalah:

1. Ha1= terdapat perubahan tingkat pengetahuan yang signifikan antara nilai pretest dan posttest pada kelompok cerita.

2. Ha2= terdapat perubahan tingkat pengetahuan yang signifikan antara nilai pretest dan posttest pada kelompok poster

3. Ha3= terdapat perbedaan tingkat pengetahuan pretest yang signifikan antara kelompok cerita dan poster.

(54)

35

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif-quasi experiment design

bertujuan untuk menguji hubungan sebab-akibat terhadap perlakuan (Haryati, 2009). Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan pretest and posttest with control group design. Pada design ini responden penelitian dibagi menjadi dua kelompok yakni kelompok pendidikan kesehatan dengan metode cerita bergambar dan kelompok pendidikan kesehatan dengan metode poster. Sebelum intervensi, pada kedua kelompok ini dilakukan pretest untuk menilai pengetahuan awal responden dan setelah intervensi dilakukan posttest pada kedua kelompok tersebut untuk menentukan efek perlakuan pada responden (Dharma, 2011).

Rancangan penelitian dapat digambarkan seperti dibawah ini. Kelompok A 01 X 02

Kelompok B 03 X1 04

Keterangan:

01 : Pre test Kelompok cerita bergambar 03 : Pre test Kelompok Poster

X : Penkes metode cerita X1: Penkes metode Poster

(55)

36

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian yang digunakan adalah Paud Pertiwi dan Paud Ardika Jaya Bekasi. Peneliti memilih kedua Paud tersebut sebagai lokasi penelitian dengan alasan kedua Paud tersebut adalah lokasi yang berada tidak jauh dari tempat peneliti tinggal dan masih banyak anak seusia prasekolah yang mengalami karies gigi danbelum tahu cara perawatan gigi yang baik. Selain itu, Paud Pertiwi dan Ardika Jaya belum pernah dilakukan penelitian mengenai Perbedaan Pengaruh penkes metode cerita dengan poster terhadap tingkat pengetahuan perawatan gigi sebelum dan sesudah intervensi pada siswa di Paud Pertiwi dan Ardika Jaya. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2015 di Paud Pertiwi dan Ardika Jaya.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah 47 siswa yang terbagi di dua Paud, Paud Pertiwi berjumlah 22 siswa, dan Paud Ardika Jaya berjumlah 25 siswa.

2. Sampel

(56)

37

digunakan disebabkan karena adanya kendala tenaga, waktu, dan dana, sehingga peneliti membatasi sampel penelitian yang digunakan disesuaikan dengan kemampuan yang ada pada dirinya (Arikunto,2010).

Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik Nonprobality Sampling yaitu Total sampling, karena penentuan sampel berdasarkan dengan pertimbangan tertentu, yaitu:

a. Besar sampel yang digunakan dalam penelitian dengan metode eksperimental menurut pendapat Gay adalah minimal 15 subjek per kelompoknya (Umar, 2011).

b. Menurut Sarwono (2010), untuk pengambilan sampel dengan populasi 10-100 orang, sebaiknya diambil 100% dari populasi tersebut untuk dijadikan sampel penelitian.

Agar sampel yang digunakan sesuai dengan target penelitian maka peneliti menentukan kriteria inklusi, sebagaiberikut:

a. Siswa di Paud Pertiwi dan Ardika Jaya, Bekasi b. Bersedia menjadi responden.

Agar sampel yang digunakan sesuai dengan target penelitian maka peneliti menentukan kriteria ekslusi sebagai berikut:

(57)

38

D. Instrument Penelitian

Instrument penelitian untuk mengukur karakteristik responden dan tingkat pengetahuan responden dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner data demografi terdiri dari inisial responden, usia, dan jenis kelamin, sedangkan kuesioner pengetahuan terdiri dari 10 item terkait dengan perawatan gigi yang benar. Cara pengukuran dilakukan dengan observasi menggunakan kuesioner dengan skala Guttman. Jika jawaban benar akan diberi nilai 1 dan jawaban salah akan diberi nilai 0.

E. Validitas dan Reabilitas Instrument 1) Hasil Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur. Uji ini dilakukan dengan menghitung korelasi antara masing-masing skor item pertanyaan dari setiap variabel dengan total skor variabel tersebut (Hidayat, 2007). Perhitungan dilakukan dengan rumus korelasi Product Moment yang rumusnya adalah:

Keterangan:

r = Koefisien korelasi N = jumlah responden

(58)

39

Y = skor total

Pengambilan keputusan dilakukan dengan melihat hasil perhitungan r hitung. Apabila r > r tabel, maka pertanyaan tersebut valid, sedangkan apabila r < r tabel, maka pertanyaan tidak valid. Uji validitas ini juga bisa dilakukan dengan pengujian validitas konstruksi dengan analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan skor item instrumen dalam suatu faktor, dan mengkorelasikan skor faktor dengan skor total. Bila korelasi tiap factor tersebut positif dan besarnya 0.3 ke atas maka factor tersebut merupakan konstruksi yang kuat (Sugiyono, 2012).

Pada penelitian ini, uji coba instrumen dilakukan pada bulan April 2015. Uji coba dilakukan terhadap 30 siswa di PAUD lain yaitu di PAUD Sulamul istiqomah. Lokasi tersebut berbeda dengan lokasi penelitian. Hasil korelasi tiap item pertanyaan berkisar antara 0.09 sampai 0.46. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan r table pada signifikan 5% dengan uji 2 sisi dan n=30, yaitu sebesar 0.361. Dari uji ini, item nomor 8 dinyatakan tidak valid karena nilai korelasi kurang dari 0.361 sehingga item ini tidak bisa digunakan.

2) Hasil Uji Reliabiitas

(59)

40

reliabilitas menggunakan bantuan software computer dengan rumus Alpha Cronbach. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Alpha Cronbach > 0,60 (Hidayat, 2007).

Pada penelitian ini, reliabilitas pada keusioner saat pertama kali diuji menghasilkan α = 0.953. selanjutnya, dilakukan uji reliabilitas tanpa

menggunakan item 8 menghasilkan α = 0.972. karena nilai Alpha Cronbach > 0.60 maka instrument ini dianggap reliable, dapat dipercaya, dan dapat diandalkan.

F. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan pada bulan November 2015. Data yang dihimpun dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dengan menggunakan wawancara dan dokumentasi. Ada beberapa tahap yang dilakukan dalam pengambilan data dalam penelitian ini, yaitu:

1. Tahap Persiapan, yaitu:

a. Peneliti menentukan subjek penelitian, tempat penelitian, maksud dan tujuan penelitian.

b. Peneliti mengajukan surat izin dari fakultas untuk diberikan kepada pihak sekolah untuk mengambil data penelitian di Paud Pertiwi dan Ardika Jaya, Bekasi.

(60)

41

d. Setelah seminar proposal Peneliti menyiapkan diri dengan menyediakan semua fasilitas yang akan digunakan selama penelitian berlangsung, seperti menyediakan alat permainan yang akan digunakan.

e. Kemudian peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas kuesioner pengetahuan pada 30 siswa di Paud lain dengan kriteria yang hampir sama dengan Paud Pertiwi dan Ardika Jaya.

f. Kemudian Peneliti melakukan olah data uji Validitas dan Reliabilitas untuk memastikan kuesioner yang di akan dipakai valid dan reliable atau tidak. g. Setelah kuesioner dinyatakan valid dan reliable, Peneliti melakukan

koordinasi dengan Pihak Paud Pertiwi dan Ardika jaya untuk mendapatkan calon responden di kedua Paud tersebut.

h. Setelah mendapatkan responden peneliti mensosialisasikan kegiatan yang akan dilakukan pada siswa Paud. Peneliti juga meminta kerjasama dari guru selama penelitian berlangsung dan memberikan penjelasan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penelitian, serta meminta ijin disediakan ruangan untuk pelaksanaan pendidikan kesehatan dengan model cerita dan poster tentang pengetahuan perawatan gigi.

i. Kemudian peneliti membuatkan jadwal untuk dilakukan penelitian. Hari pertama dilakukan di Paud Pertiwi (kelompok cerita) dan hari kedua di Paud Ardika Jaya.

2. Tahap Pelaksanaan pada Kelompok Intervensi (Metode Cerita), yaitu dengan: a. Peneliti memperkenalkan diri, dan meminta persetujuan dari calon

(61)

42

diberikan kebebasan untuk memberikan persetujuan atau menolak untuk menjadi subjek penelitian. Setelah calon responden menyatakan bersedia untuk mengikuti prosedur penelitian, maka responden diminta untuk menanda tangani lembar informed consent yang telah disiapkan peneliti. Pada penelitian ini prosedur persetujuan inform consent diwakilkan oleh ibu guru sebagai orang tua pengganti disekolah, hal ini karena responden masih dibawah umur.

b. Peneliti menjelaskan tujuan prosedur penelitian dan teknik penelitian. c. Pada kelompok metode cerita, Peneliti membagi lagi kelompok cerita

menjadi tiga kelompok kecil yaitu kelompok A, B, dan C.

d. Kemudian peneliti membagi waktu untuk masing-masing kelompok sesuai dengan jam masuk kelas di Paud, untuk Kelompok A jam 07.00-08.00, kelompok B jam 08.00-09.00, dan kelompok C jam 09.00-10.00.

e. Selanjutnya peneliti mengumpulkan kelompok cerita sesuai dengan kelompok kecil yang sudah ditentukan di sebuah ruang kelas dan menjelaskan tujuan prosedur penelitian dan teknik penelitian terhadap kelompok cerita.

(62)

43

peneliti. Apabila siswa telah selesai menjawab pertanyaan di lembar kuesioner yang dibagikan, kuesioner tersebut dikumpulkan kembali.

g. Selanjutnya, peneliti memulai kegiatan yang akan dilakukan. Prosedurnya seperti bercerita tentang sebuah petualangan. Sebelumnya, peneliti menyiapkan denah dan alat gerak untuk siswa berjalan sesuai dengan cerita yang disampaikan oleh peneliti. Cerita petualangan disini mengenai seputar cara perawatan gigi.

h. Kemudian, peneliti memberikan lagi kuesioner seperti yang diberikan pada saat sebelum intervensi diberikan, untuk melihat apakah ada perbedaan tingkat pengetahuan tentang perawatan gigi.

i. Peneliti memberikan reinforcement positif pada semua responden kelompok intervensi atas keterlibatannya dalam penelitian.

3. Tahap Pelaksanaan pada Kelompok Kontrol (Metode Poster), yaitu dengan: a. Peneliti memperkenalkan diri, dan meminta persetujuan dari calon

(63)

44

b. Pada kelompok poster, peneliti mengumpulkan kelompok poster dalam satu ruangan yang sebelumnya sudah dibagi menjadi tiga kelompok kecil oleh peneliti untuk memudahkan peneliti memantau responden dalam menjawab kuesioner.

c. Kemudian peneliti memberikan penjelasan tujuan prosedur penelitian dan teknik penelitian terhadap kelompok poster.

d. Setelah itu peneliti membagikan kuesioner dengan memberikan penjelasan tentang cara pengisian kuesioner. Kuesioner disini dibentuk dalam bentuk gambar yang sudah di gunting, dan siswa menjawabnya dengan cara memasukkan jawaban yang benar pada amplop biru dan jawaban yang salah pada amplop merah seperti yang disediakan oleh peneliti. Apabila siswa telah selesai menjawab pertanyaan di lembar kuesioner yang dibagikan, kuesioner tersebut dikumpulkan kembali.

e. Setelah itu responden melakukan aktivitas seperti biasa yang ada disekolah, sementara peneliti menempelkan poster yang sudah dibuat tentang cara perawatan gigi di setiap sudut sekolah.

f. Kemudian, peneliti memberikan penjelasan tentang perawatan gigi yang benar dengan menggunakan poster.

(64)

45

4. Tahap Pengolahan data, yaitu:

a. Setelah data terkumpul, peneliti melakukan pengecekan apakah data yang terkumpul sudah lengkap atau belum.

b. Setelah lengkap, data diberi kode pada masing-masing pernyataan untuk mempermudah saat analisis data.

c. Langkah selanjutnya adalah memproses data, pemrosesan data dilakukan dengan cara meng-entry data dari kuesioner ke program aplikasi statistik.

d. Langkah yang terakhir yaitu pengecekkan kembali data yang sudah

di-entry apakah ada kesalahan atau tidak. G. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan setelah proses pengumpulan data selesai dilakukan. Peneliti melakukan pengolahan data secara bertahap. Adapun tahapan pengolahan data terdiri dari empat tahap menurut Hasotono (2007) adalah sebagai berikut:

a. Editing, pada tahap ini peneliti memeriksa kelengkapan isian kuesioner, kejelasan penulisan jawaban, relevansi, dan konsisten dengan pertanyaan. Setelah peneliti melakukan pengecekan pengisian kuesioner maka kuesioner yang tidak lengkap, tidak jelas, tidak relevan atau tidak konsisten dengan pertanyaan akan diklarifikasi kepada responden. Tujuannya untuk memudahkan peneliti dalam menganalisa data.

(65)

46

nomor urut responden (B1, 2, 3, . . .) untuk kelompok kontrol. Peneliti selanjutnya mengubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka berupa skor jawaban repsonden berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan peneliti untuk mempermudah analisis dan mempercepat saat mengentry data.

c. Processing, pada tahap ini peneliti memproses data dengan cara melakukan

entry data dari masing-masing responden ke dalam program komputer. Data dimasukkan sesuai nomor responden pada kuesioner dan nomor pada lembar observasi serta jawaban responden, kemudian dimasukkan ke dalam program komputer dalam bentuk angka sesuai dengan skor jawaban yang telah ditentukan ketika coding.

d. Cleaning, merupakan tahap akhir pengolahan data. Peneliti mengecek kembali data yang telah dimasukkan, setelah dipastikan tidak ada kesalahan maka dilakukan tahap selanjutnya yaitu analisis data sesuai dengan jenis data.

e. Melakukan teknis analisis

(66)

47

H. Analisa Data

Pada penelitian ini, analisis data dilakukan dengan menggunakan program komputerisasi melalui tahapan sebagai berikut:

a. Analisis Univariat

Analisis univariat merupakan analisis tiap variabel yang dinyatakan dengan menggambarkan dan meringkas data dengan cara ilmiah dalam bentuk tabel atau grafik (Setiadi, 2007). Data univariat yang dianalisis pada penelitian ini adalah menggambarkan data demografi (jenis kelamin dan umur) dan gambaran tingkat pengetahuan pretest dan posttest masing-masing kelompok. b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan antara dua variabel, yaitu mengidentifikasi Pergaruh penkes dengan metode cerita bergambar dengan metode poster terhadap tingkat pengetahuan tentang perawatan gigi sebelum dan sesudah di Paud Pertiwi dan Ardika Jaya. Pada penelitian ini analisis yang digunakan adalah uji T-test jika data terdistribusi normal. Jika data tidak berdistribusi normal akan menggunakan uji mann whitney mengetahui apakah terdapat perbedaan tingkat pengetahuan yang signifikan atau tidak pada kedua kelompok, dan uji Wilcoxon untuk mengetahui apakah terdapat perubahan tingkat pengetahuan yang signifikan atau tidak pada kedua kelompok tersebut. (Dharma, 2011)

(67)

p-48

value < 0.05 berarti hasil perhitungan statistic bermakna (signifikan) atau menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara variable dependen dengan variable independen. Dan apabila nilai p-value > 0.05 berarti hasil perhitungan statistic tidak bermakna (tidak signifikan) atau menunjukkan tidak adanya perbedaan yang bermakna antara variable dependen dengan variable independen pengujian hipotesis menggunakan program SPSS versi 17.

I. Etika Penelitian

Penelitian ini menggunakan manusia sebagai subjek sehingga tidak boleh bertentangan dengan etik. Penelitian yang akan dilakukan harus mengikuti aturan etik penelitian yaitu adanya persetujuan dari responden (Setiadi, 2007). Bentuk etika penelitian antara lain adalah:

1. Lembar Persetujuan (Informed Concent)

Tujuan lembar persetujuan adalah supaya responden mengetahui maksud, tujuan dan dampak yang mungkin terjadi selama dilakukan penelitian. Jika subjek penelitian bersedia menjadi responden, maka subjek harus bersedia menandatangani lembar persetujuan dan akan diteliti oleh peneliti dengan tetap menghormati hak-haknya sebagai subjek penelitian. 2. Tanpa Nama (Anonimity)

(68)

49

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Peneliti menjaga kerahasiaan identitas responden dan informasi yang diberikan. Semua catatan dan data responden disimpan sebagai dokumentasi penelitian.

4. Asas Kemanfaatan

Peneliti harus secara jelas mengetahui manfaat dan resiko yang mungkin terjadi. Penelitian boleh dilakukan apabila manfaat yang diperoleh lebih besar daripada resiko atau dampak negatif yang akan terjadi. Peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian guna mendapatkan hasil yang bermanfaat semaksimal mungkin bagi subjek penelitian dan dapat digeneralisasikan di tingkat populasi (beneficence). Penelitian yang dilakukan harus bebas dari penderitaan yaitu dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitaan kepada subjek khususnya jika menggunakan tindakan khusus (Setiadi, 2007).

5. Asas Keadilan

(69)

50

atau perlakuan yang sama juga diberikan kepada kelompok kontrol (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini setelah evaluasi maka peneliti juga memberikan penkes dengan metode Cerita dan Poster terhadap tingkat pengetahuan tentang perawatan gigi kepada kelompok yang belum mendapatkannya.

J. Penyajian Data

(70)

51

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Karakteristik Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di dua lokasi, yaitu Paud Pertiwi dan Paud Ardika Jaya. Kedua Paud tersebut berada di lokasi yang berbeda, namun masih dalam wilayah kota Bekasi. Paud Pertiwi beralamat di Perumahan Alinda Blok E1 Bekasi Utara, dan Paud Ardika Jaya beralamat di Villa Mas Indah Blok C9 Bekasi Utara. Rentang usia siswa di Paud Pertiwi dan Paud Ardika Jaya berkisar 3 sampai 5 tahun, dan terbagi menjadi 3 kelas yaitu kelas A, B, dan C. Pada penelitian ini juga dilihat status ekonomi dari orang tua responden dari kedua Paud, dan rata-rata tingkat pendapatan orang tua responden diatas UMR kota Bekasi. Selain itu, metode pendidikan kesehatan dengan metode cerita dan poster juga belum pernah dilaksanakan di Paud Pertiwi dan Paud Ardika Jaya.

B. Analisa Univariat

1. Karakteristik Responden

(71)

52

a. Usia Responden

Table 5.1: Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Usia Responden (n=47)

Variable Kategori Intervensi Kontrol

N % N %

Table 5.1 diatas menunjukkan bahwa persentase responden pada kelompok intervensi dengan kategori usia 3 tahun sebesar 27% (6orang), usia 4 tahun sebesar 32% (7orang), dan usia 5 tahun sebesar 41% (9 orang). Pada kelompok kontrol dengan kategori usia 3 tahun sebesar 20% (5 orang), usia 4 tahun sebesar 36% (9 orang), dan usia 5 tahun sebesar 44,00% (11 orang). Dari kedua kelompok antara kelompok intervensi dan kontrol usia 5 tahun adalah usia yang terbanyak.

b. Jenis Kelamin Responden

Table 5.2: Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Jenis Kelamin Responden (n=47)

Variable Kategori Intervensi Kontrol

N % N %

(72)

53

yaitu sebesar 56% (14 orang) dan perempuan 44% (11orang). Kedua kelompok tersebut didominasi oleh responden laki-laki.

2. Gambaran Tingkat Pengetahuan Responden

Gambaran tingkat pengetahuan responden tentang cara perawatan gigi saat pretest dan posttest pada kelompok Intervensi (Cerita) dan Kontrol (Poster) dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 5.3: Gambaran Rata-rata Tingkat Pengetahuan Responden Saat Pretest dan Posttest pada Kelompok Intervensi (n=22) dan Kontrol (n=25)

Mean SD Minimum Maksimum

Intervensi Pretest 3,27 1,7 0 6 Posttest 8,04 1,21 5 9 Kontrol Pretest 2,72 1,45 0 6 Posttest 6,27 1,42 5 9

(73)

54

C. Analisa Bivariat

Analisa bivariat dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian mengenai pengaruh metode Cerita dan Poster terhadap tingkat pengetahuan tentang perawatan gigi di Paud Pertiwi dan Paud Ardika Jaya.

1. Uji Normalitas

Tabel 5.4: Distribusi Hasil Uji Normalitas Metode Cerita dan Poster terhadap Tingkat Pengetahuan Responden (n=47)

Kolmogorov-Smirnov Shapiro-wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Pengetahuan Pretest 0,207 47 0,025 0,875 47 0,015

Pengetahuan Posttest 0,284 47 0,000 0,675 47 0.000

Berdasarkan tabel 5.4 hasil uji normalitas menggunakan uji shapiro-wilk

(74)

55

2. Pengaruh Metode Cerita dan Poster Terhadap Tingkat Pengetahuan Responden

Tabel 5.5: Analisa Beda Rata-rata Tingkat Pengetahuan Responden Pretest dan Posttest Pada Kelompok Intervensi (n=22) dan Kontrol (n=25)

N Mean Sum of Ranks Z P

Intervensi 22 11,32 215,08 -4,419 0,000

Kontrol 25 9,44 122,72 -4,232 0,000

Table 5.5. menunjukkan bahwa hasil uji Wilcoxon pada kelompok intervensi dengan metode cerita memiliki nilai rata-rata 11,32 dengan nilai Z= -4,419 dan p<0,001 yang mana nilai tersebut kurang dari alpha (p<0,05) sehingga disimpulkan bahwa metode cerita memberikan pengaruh yang berarti dalam menentukan tingkat pengetahuan siswa. Pada kelompok kontrol dengan metode poster memiliki nilai rata-rata 9,44 dengan nilai Z= -4,232 dan p<0,001 yang mana nilai tersebut kurang dari alpha (p<0,05) sehingga disimpulkan bahwa metode poster memberikan pengaruh yang berarti dalam menentukan tingkat pengetahuan siswa.

3. Perbedaan Metode Cerita dan Poster terhadap Tingkat Pengetahuan Responden

Tabel 5.6: Analisa Beda Rata-rata Tingkat Pengetahuan Responden Pada Kedua Kelompok Saat Pretest (n=47)

Mean Rank P

Intervensi 19,85

0,240

(75)

56

Table 5.6. menunjukkan bahwa rerata nilai pengetahuan siswa sebelum diberikan intervensi baik dengan metode cerita (intervensi) ataupun metode poster (kontrol) dimana rerata nilai pengetahuan siswa dengan metode cerita yaitu 19,85 dan poster yaitu 12,05 dengan p=0,24 yang dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan pengetahuan yang signifikan antara kedua kelompok saat pretest.

Tabel 5.7: Analisa Beda Rata-rata Tingkat Pengetahuan Responden Pada Kedua Kelompok Saat Posttest (n=47)

Mean Rank P

Intervensi 29,87

0,035

Kontrol 22,75

(76)

57

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Pengetahuan Responden

Pengetahuan adalah hasil yang didapatkan oleh seseorang akan suatu objek tertentu setelah menerima proses melalui system penginderaan terutama mata dan telinga (Notoadmodjo, 2010). Azhar (2005) mengatakan bahwa salah satu upaya meningkatkan pengetahuan seseorang adalah melalui pendidikan kesehatan yang hasilnya diharapkan dapat merubah sikap dan perilaku seseorang menjadi lebih penting, keberhasilan suatu pendidikan kesehatan juga tidak lepas dari peran sebuah media yang sesuai dengan sasaran responden yang akan diteliti. Dalam penelitian ini dengan dilakukannya pendidikan kesehatan diharapkan pengetahuan siswa di Paud Pertiwi dan Paud Ardika Jaya dapat meningkat. Rogers (1974) dalam Notoatmodjo (2010) mengatakan bahwa pengetahuan adalah salah satu yang mempunyai pengaruh besar dalam terbentuknya perilaku seseorang dan perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan bersifat langgeng.

(77)

58

dan psikologis. Hal tersebut dapat diartikan semakin bertambahnya umur akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya. Responden dalam penelitian ini adalah anak usia prasekolah antara 3-5tahun.

Hasil yang didapatkan dari kedua tempat penelitian menunjukkan bahwa jumlah responden sebanyak 47 orang yang terdiri dari usia 3 sampai 5 tahun. Responden di Paud Pertiwi yang berusia 3 tahun sebanyak 27% (6orang), usia 4 tahun sebanyak 32% (7orang), dan usia 5 tahun sebanyak 41% (9orang). Sedangkan di Paud Ardika Jaya responden yang berusia 3 tahun sebanyak 20% (5orang), usia 4 tahun sebanyak 36% (9orang), dan usia 5 tahun sebanyak 44% (11orang). Hasil ini sebanding dengan data yang didapatkan dari pihak sekolah yang juga hanya memberikan ijin peneliti untuk melakukan penelitian di kedua Paud tersebut, yang mana siswa di kelas tersebut semua siswa rata-rata berusia 3 sampai 5 tahun.

Gambar

gambar, simbol, suara, bentuk, dan perasaan, anak usia dini merupakan proses
gambar adalah media gambar, bagan, atau skema yang biasanya di pajang di
gambar yang mengkombinasi unsur visual seperti garis, gambar, dan kata-kata
Gambar 2.1 Kerucut Edgar Dale (1964) dalam Nursalam (2008)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kedua, Clinton memenangkan pemilihan dengan berkampanye atas dasar proposisi bahwa AS harus memberi prioritas puncak pada restrukturisasi domestik AS , dan dalam rangka

menangani perkara pailit, yaitu tidak sedang menangani lebih dari 3 (tiga) perkara pailit. apakah aturan tersebut berlaku bagi Kurator yang menangani perkara secara tim...

Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru dengan fokus penelitian pada sub penyalur atau pangkalan LPG 3 kg karena berdasarkan observasi yang dilakukan

Deskripsi Materi yang disajikan mencakup semua materi yang terkandung dalam Standar Kompetensi (SK): (1) Meyakini kemahakuasaan Sang Hyang Widhi (Tuhan) sebagai Cadhu Sakti

•Saya, wahai Bhante, akan menjalani kehidupan suci di bawah bimbingan Begawan, Begawan akan menyatakan kepada saya — ‘Dunia adalah kekal,’ atau ‘‘dunia adalah tidak

Puji dan syukur sudah menjadi keharusan dengan penuh kesadaran, kehadirat Allah SWT karena dengan taufiq dan hidayahNya telah memberikan kekuatan kepada penulis

Seorang Petugas perpustakaan akan melayani 1 buah transaksi peminjaman dalam satu waktu, dimana 1 transaksi terdiri dari 1 buah koleksi yang dilakukan oleh seorang anggota,