• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK SISWA SMP NEGERI 1 KUALUH HULU AEK KANOPAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK SISWA SMP NEGERI 1 KUALUH HULU AEK KANOPAN."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK SISWA KELAS VIII

SMP NEGERI 1 KUALUH HULU AEK KANOPAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh

DEDI ZULKARNAIN PULUNGAN

NIM 8136192007

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

i

ABSTRAK

Dedi Zulkarnain Pulungan. NIM. 8136192007. Pengaruh Metode Pembelajaran dan Penguasaan Kosakata Terhadap Kemampuan Menyimak Siswa SMP Negeri 1 Kualuh Hulu Aek kanopan. Tesis : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2016.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh metode pembelajaran terhadap kemampuan menyimak, dan (2) pengaruh penguasaan kosakata terhadap kemampuan menyimak, (3) interaksi metode pembelajaran dan penguasaan kosakata terhadap kemampuan menyimak.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Populasi penelitian sebanyak 279 yang terdiri dari 7 kelas VIII SMP Negeri 1 Kualuh Hulu sedangkan sampel berjumlah 80 siswa yang diambil dari dua kelas ditentukan secara acak dengan teknik cluster random sampling yaitu kelas eksperimen yang dibelajarkan dengan metode pembelajaran listening in action (kelas eksperimen), dan kelas yang dibelajarkan dengan metode konvensional (kelas kontrol). Instrumen penelitian menggunakan tes kemampuan menyimak sebanyak 40 soal dan tes penguasaan kosakata sebanyak 40 soal dalam bentuk pilihan berganda yang telah diuji validitas, reliabilitas, indeks daya beda, indeks tingkat kesukaran dan indeks pengecoh. Untuk menyajikan dan mendeskripsikan data digunakan statistik deskriptif, sementara untuk menguji hipotesis digunakan statistik infrensial. Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan analisis varian dua jalur (Anava) yang sebelumnya dilakukan uji persyaratan normalitas Lillifors dan uji homogenitas dengan uji Fisher dan uji Barlet.

Hasil penelitian menunjukkan : (1) terdapat pengaruh yang signifikan dari metode pembelajaran terhadap kemampuan menyimak ditunjukkan dengan Fhitung > Ftabel yaitu 4,10 > 3,97 pada taraf signifikansi α = 0,05 (2) Terdapat pengaruh yang signifikan dari penguasaan kosakata terhadap kemampuan menyimak ditunjukkan Fhitung > Ftabel yaitu 7,23 > 3,97 pada taraf signifikansi α = 0,05 (3) terdapat interaksi yang signifikan metode pembelajaran dan penguasaan kosakata terhadap kemampuan menyimak ditunjukkan dengan Fhitung > Ftabel yaitu 4,44 > 3,97 pada taraf signifikansi α = 0,05.

Dari hasil penelitian data disimpulkan penggunakan metode pembelajaran

listening in action lebih tepat digunakan untuk siswa yang memiliki penguasaan

kosakata tinggi dan metode pembelajaran konvensional lebih tepat digunakan untuk siswa yang memiliki penguasaan kosakata rendah.

(6)

ii

ABSTRACT

Dedi Zulkarnain Pulungan. NIM. 8136192007. The Influence of Learning Method and Vocabulary Knowledge on Listening Ability of Students SMP Negeri 1 Kualuh Hulu Aek kanopan. Thesis : Educational Languange and Art Indonesia Postgraduate Program State University of Medan 2016.

The study aims to find out : (1) the influence of the learning method on student listening ability,and ( 2 ) the influence of vocabulary knowledge on student abilities in the digestive tract topic, (3) intercept method learning and vocabulary knowledge on student listening ability.

The research method used a experimental. The population in this research amounted to 279 students from seven grade VIII class Private Junior High School 1 Kualuh Hulu, with the sample 80 students are takes from two classes as a sample with the technique is a cluster random sampling by using experimental classes taught with listening in action (class experiment), and class that learned control with conventional learning method. The research instrument used is giving 40 questions of listening ability and 40 questions as a vocabulary knowledge with tests multiple choice. The tests have been tested for validity, reliability, Indeks the difficulty level, Indeks item descrimination, and indeks distractor. To present and describle the data descriptive statiistic is used. While to test the hypothesis the infrential statistic is appiled. Research hypothesis were analyzed using analysis varians two way (Anava) that were previously done with Lillifors test requitments normality and homogeneity test with the Fisher and Barlet.

Results showed : (1) there is a significant influence of learning method to student listening ability of Fhitung > Ftabel yaitu 4,10 > 3,97 a significance level α =

0,05, (2) there is the influence of the significantly from the vocabulary knowledge student listening ability of Fhitung > Ftabel yaitu 7,23 > 3,97 a significance level α =

0,05, (3) there is the intercept method learning and vocabulary knowledge on student listening ability of Fhitung > Ftabel yaitu 4,44 > 3,97 a significance level α =

0,05.

From the results of data analysis it can concluded that the use of listening in action method learning is more appropriate for student who have a vocabulary knowledge high and konvensional method learning is more appropriate for student who have a vocabulary knowledge low.

(7)

v

(8)

vi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 84

A. Hasil Penelitian ... 84

B. Pengujian Persyaratan ... 96

1. Uji Normalitas ... 96

2. Uji Homogenitas ... 100

C. Analisis Data ... 105

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 111

E. Keterbatasan Penelitian ... 117

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 119

A. Simpulan ... 119

B. Implikasi ... 119

C. Saran ... 120

(9)

vii

Tabel 8. Kisi-Kisi Tes dan Butir Soal Kemampuan Menyimak ... 69

Tabel 9. Kisi-Kisi dan Butir Soal Penguasaan Kosakata ... 70

Tabel 10. Kriteria Penafsiran Indeks Korelasi ... 72

Tabel 11. Kategori Tingkat Kesukaran ... 73

Tabel 12. Kategori Indeks Daya Beda ... 74

Tabel 13. Kategori Indeks Pengecoh ... 75

Tabel 14. Ringkasan Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Tes ... 76

Tabel 15. Ringkasan Indeks Tingkat Kesukaran, Indeks Daya Beda dan Indeks Pengecoh Tes Valid ... 77

Tabel 16. Langkah-Langkah Metode Listening in Action ... 79

Tabel 17. Langkah-Langkah Metode Konvensional ... 80

Tabel 18. Distribusi Frekuensi Kemampuan Menyimak Siswa Menggunakan Metode Listening in Action (LIA) ... 84

Tabel 19. Distribusi Frekuensi Kemampuan Menyimak Siswa Menggunakan Metode Konvensional ... 85

Tabel 20. Distribusi Frekuensi Penguasaan Kosakata Kelas Metode Listening in Action ... 86

Tabel 21. Distribusi Frekuensi Penguasaan Kosakata Kelas Metode Konvensional ... 87

Tabel 22. Distribusi Frekuensi Kemampuan Menyimak Siswa yang Memiliki Penguasaan Kosakata Tinggi Pada Metode Listening in Action ... 88

Tabel 23. Distribusi Frekuensi Kemampuan Menyimak Siswa yang Memiliki Penguasaan Kosakata Rendah Pada Metode Listening in Action ... 90

Tabel 24. Distribusi Frekuensi Kemampuan Menyimak Siswa yang Memiliki Penguasaan Kosakata Tinggi Pada Metode Konvensional ... 91

(10)

viii

Tabel 26. Distribusi Frekuensi Kemampuan Menyimak Siswa yang Memiliki Penguasaan Kosakata Tinggi Pada Metode Listening

in Action dan Metode Konvensional ... 93

Tabel 27. Distribusi Frekuensi Kemampuan Menyimak Siswa yang Memiliki Penguasaan Kosakata Rendah Pada Metode Listening in Action dan Metode Konvensional ... 95

Tabel 28. Hasil Pengujian Normalitas Data Metode Pembelajaran ... 96

Tabel 29. Hasil Pengujian Normalitas Data Penguasaan Kosakata ... 97

Tabel 30. Hasil Pengujian Normalitas Data Metode Pembelajaran dan Penguasaan Koskata ... 98

Tabel 31. Rangkuman Hasil Pengujian Homogenitas antara Kelompok Sampel Metode Pembelajaran ... 100

Tabel 32. Rangkuman Hasil Pengujian Homogenitas antara Kelompok Sampel Penguasaan Kosakata Menggunakan Metode Pembelajaran Listening in Action (LIA) ... 101

Tabel 33. Rangkuman Hasil Pengujian Homogenitas antara Kelompok Sampel Penguasaan Kosakata Menggunakan Metode Pembelajaran Konvensional ... 102

Tabel 34. Rangkuman Hasil Pengujian Homogenitas antara Kelompok Sampel Penguasaan Kosakata Tinggi Menggunakan Metode Listening in Action (LIA) dan Pembelajaran Metode Konvensional ... 103

Tabel 35. Rangkuman Hasil Pengujian Homogenitas antara Kelompok Sampel Penguasaan Kosakata Rendah Menggunakan Metode Listening in Action (LIA) dan Pembelajaran Metode Konvensional ... 103

Tabel 36. Rangkuman Hasil Pengujian Homogenitas antara Kelompok Sampel Penguasaan Kosakata Tinggi dan Penguasaan Kosakata Rendah Menggunakan Metode Pembelajaran Listening in Action (LIA) dan Metode Pembelajaran Konvensional ... 104

Tabel 37. Rangkuman Data Hasil Penelitian ... 105

Tabel 38. Rangkuman Analisis Dua Jalur ... 105

Tabel 39. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Scheffe ... 109

Tabel 40. Rangkuman Kemampuan Menyimak pada Metode Listening in Action ... 166

Tabel 41. Rangkuman Kemampuan Menyimak pada Metode Konvensional ... 167

Tabel 42. Rangkuman Kemampuan Penguasaan Kosakata Pada Metode Listening in Action ... 168

Tabel 43. Rangkuman Kemampuan Penguasaan Kosakata Pada Metode Konvensional ... 169

Tabel 44. Hasil Validitas Instrumen Soal Kemampuan Menyimak ... 172

(11)

ix

Tabel 46. Perhitungan Jumlah benar Kelompok Bawah Tes Kemampuan Menyimak ... 174 Tabel 47. Indeks Tingkat Kesukaran dan Indeks Daya Beda Tes

Kemampuan Menyimak ... 176 Tabel 48. Indeks Pengecoh Kemampuan Menyimak ... 179 Tabel 49. Hasil Validitas Instrumen Soal Penguasaan Kosakata ... 182 Tabel 50. Perhitungan Jumlah benar Kelompok Atas Penguasaan

Kosakata ... 184 Tabel 51. Perhitungan Jumlah benar Kelompok Bawah Penguasaan

Kosakata ... 184 Tabel 52. Indeks Tingkat Kesukaran dan Indeks Daya Beda Penguasaan

Kosakata ... 186 Tabel 53. Indeks Pengecoh Penguasaan Kosakata ... 189 Tabel 54. Distribusi frekuensi Kemampuan Menyimak Menggunakan

Metode Listening in Action ... 190 Tabel 55. Distribusi Frekuensi Kemampuan Menyimak Menggunakan

Metode Konvensional ... 192 Tabel 56. Distribusi frekuensi Penguasaan Kosakata pada Metode Listening

in Action ... 194

Tabel 57. Distribusi Frekuensi Penguasaan Kosakata pada Metode

Konvensional ... 196

Tabel 58. Distribusi Frekuensi Kemampuan Menyimak Siswa yang Memiliki Penguasaan Kosakata Tinggi Pada Metode

Listening in Action ... 198

Tabel 59. Distribusi Frekuensi Kemampuan Menyimak Siswa yang Memiliki Penguasaan Kosakata Rendah Pada Metode

Listening in Action ... 200

Tabel 60. Distribusi Frekuensi Kemampuan Menyimak Siswa yang Memiliki Penguasaan Kosakata Tinggi Pada Metode

Konvensional ... 202 Tabel 61. Distribusi Frekuensi Kemampuan Menyimak Siswa

yang Memiliki Penguasaan Kosakata Rendah Pada Metode

Konvensional ... 204 Tabel 62. Distribusi Frekuensi Kemampuan Menyimak Siswa yang

Memiliki Penguasaan Kosakata Tinggi Pada Metode

Listening in Action dan Metode Konvensional ... 206

Tabel 63. Distribusi Frekuensi Kemampuan Menyimak Siswa yang Memiliki Penguasaan Kosakata Rendah Pada Metode

Listening in Action dan Metode Konvensional ... 208

Tabel 64. Perhitungan Uji Normalitas Kemampuan Menyimak

Pada Metode Listening in Action ... 211 Tabel 65. Perhitungan Uji Normalitas Kemampuan Menyimak pada

Metode Konvensional ... 212 Tabel 66. Perhitungan Uji Normalitas Penguasaan Kosakata pada Metode

(12)

x

Tabel 67. Perhitungan Uji Normalitas Penguasaan Kosakata pada Metode

Konvensional ... 214

Tabel 68. Perhitungan Uji Normalitas Kemampuan Menyimak Siswa yang Memiliki Penguasaan Kosakata Tinggi Pada Metode

Listening in Action ... 215

Tabel 69. Perhitungan Uji Normalitas Kemampuan Menyimak Siswa yang Memiliki Penguasaan Kosakata Rendah Pada Metode

Listening in Action ... 216

Tabel 70. Perhitungan Uji Normalitas Kemampuan Menyimak Siswa yang Memiliki Penguasaan Kosakata Tinggi Pada Metode

Konvensional ... 217 Tabel 71. Perhitungan Uji Normalitas Kemampuan Menyimak Siswa

yang Memiliki Penguasaan Kosakata Rendah Pada Metode

Konvensional ... 218 Tabel 72. Perhitungan Uji Normalitas Kemampuan Menyimak Siswa

Pada Metode Listening in Action dan Metode Konvensional

yang Memiliki Penguasaan Kosakata Tinggi ... 219 Tabel 73. Perhitungan Uji Normalitas Kemampuan Menyimak Siswa

Pada Metode Listening in Action dan Metode Konvensional

yang Memiliki Penguasaan Kosakata Rendah ... 220 Tabel 74. Perhitungan Uji Normalitas Kemampuan Menyimak

Siswa Pada Metode Listening in Action dan Metode

Konvensional yang Memiliki Penguasaan Kosakata Tinggi

dan Penguasaan Kosakata Rendah ... 221 Tabel 75. Uji Homogenitas Kemampuan Menyimak Siswa yang

Memiliki Penguasaan Kosakata Tinggi dan Penguasaan

Kosakata Rendah pada Metode Listening in Action ... 223 Tabel 76. Uji Homogenitas Kemampuan Menyimak Siswa yang

Memiliki Penguasaan Kosakata Tinggi dan Penguasaan

Kosakata Rendah pada Metode Konvensional ... 224 Tabel 77. Uji Homogenitas Kemampuan Menyimak Siswa yang

Memiliki Penguasaan Kosakata Tinggi pada Metode Listening

in Action dan Kemampuan Menyimak Siswa yang Memiliki

Kosakata Tinggi pada Metode Konvensional ... 225 Tabel 78. Uji Homogenitas Kemampuan Menyimak Siswa yang

Memiliki Penguasaan Kosakata Rendah pada Metode

Listening in Action dan Kemampuan Menyimak Siswa

yang Memiliki Kosakata Rendah pada Metode

Konvensional ... 226 Tabel 79. Uji Homogenitas Kemampuan Menyimak Siswa yang

Memiliki Penguasaan Kosakata Tinggi dan Kosakata Rendah pada Metode Listening in Action dan Metode

Konvensional ... 227 Tabel 80. Uji Homogenitas Dua Kelompok Metode Listening in Action

(13)

xi

Tabel 81. Uji Homogenitas Kemampuan Menyimak Siswa yang Memiliki Penguasaan Kosakata Tinggi dan Penguasaan

Kosakata Rendah pada Metode Listening in Action ... 229

Tabel 82. Uji Homogenitas Kemampuan Menyimak Siswa yang Memiliki Penguasaan Kosakata Tinggi dan Penguasaan Kosakata Rendah pada Metode Konvensional ... 230

Tabel 83. Uji Homogenitas Kemampuan Menyimak Siswa yang Memiliki Penguasaan Kosakata Tinggi pada Metode Listening in Action dan Kemampuan Menyimak Siswa yang Memiliki Kosakata Tinggi pada Metode Konvensional ... 231

Tabel 84. Uji Homogenitas Kemampuan Menyimak Siswa yang Memiliki Penguasaan Kosakata Rendah pada Metode Listening in Action dan Kemampuan Menyimak Siswa yang Memiliki Kosakata Rendah pada Metode Konvensional ... 232

Tabel 85. Uji Homogenitas Kemampuan Menyimak Siswa yang Memiliki Penguasaan Kosakata Tinggi dan Kosakata Rendah pada Metode Listening in Action dan Metode Konvensional ... 233

Tabel 86. Rangkuman Analisis Statistik ... 234

Tabel 87. Rangkuman Analisis Dua Jalur ... 237

Tabel 88. Nilai-Nilai r Product Moment ... 244

Tabel 89. Nilai-Nilai Z Distribusi Normal ... 245

(14)

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Alur Prosedur Penelitian... 81

Gambar 2. Histogram Nilai Tes Kemampuan Menyimak Siswa

Menggunakan Metode Listening in Action ... 85

Gambar 3. Histogram Nilai Tes Kemampuan Menyimak Siswa

Menggunakan Metode Konvensional ... 86

Gambar 4. Histogram Nilai Tes Penguasaan Kosakata Siswa Pada Kelas Eksperimen Menggunakan Metode Listening in Action ... 87

Gambar 5. Histogram Nilai Tes Penguasaan Kosakata Siswa Pada Kelas Eksperimen Menggunakan Metode Konvensional ... 88

Gambar 6. Histogram Nilai Tes Siswa Kemampuan Menyimak siswa Menggunakan Metode Listening in Action yang

memiliki penguasaan Kosakata Tinggi ... 89

Gambar 7. Histogram Nilai Tes Siswa Kemampuan Menyimak siswa Menggunakan Metode Listening in Action yang

memiliki penguasaan Kosakata Rendah ... 91

Gambar 8. Histogram Nilai Tes Siswa Kemampuan Menyimak siswa Menggunakan Metode Metode Konvensional yang memiliki

penguasaan Kosakata Tinggi ... 92

Gambar 9. Histogram Nilai Tes Siswa Kemampuan Menyimak siswa Menggunakan Metode Metode Konvensional yang memiliki

penguasaan Kosakata Rendah ... 93

Gambar 10. Histogram Nilai Tes Siswa Kemampuan Menyimak siswa Menggunakan Metode Listening in Action dan Metode

Konvensional yang memiliki penguasaan Kosakata Tinggi .... 94

Gambar 11. Histogram Nilai Tes Siswa Kemampuan Menyimak siswa Menggunakan Metode Listening in Action dan Metode

Konvensional yang memiliki penguasaan Kosakata Rendah ... 96

(15)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus Pembelajaran ... 127

Lampiran 2. RPP Metode Listening in Action ... 130

Lampiran 3. RPP Metode Konvensional ... 137

Lampiran 4. Soal Tes Kemampuan Menyimak ... 144

Lampiran 5. Soal Tes Penguasaan Kosakata ... 160

Lampiran 6. Rangkuman Kemampuan Menyimak Pada Metode Listening in Action ... 166

Lampiran 7. Rangkuman Kemampuan Menyimak Pada Metode Konvensional .. ... 167

Lampiran 8. Rangkuman Kemampuan Penguasaan Kosakata Pada Metode Listening in Action ... 168

Lampiran 9. Rangkuman Kemampuan Penguasaan Kosakata Pada Metode Konvensional ... 169

Lampiran 10. Perhitungan Uji Coba Tes Kemampuan Menyimak ... 170

Lampiran 11. Perhitungan Uji Coba Tes Penguasaan Kosakata ... 180

Lampiran 12. Perhitungan Statistik Deskriftif ... 190

Lampiran 13. Perhitungan Uji Normalitas ... 210

Lampiran 14. Perhitunagn Uji Homogenitas ... 222

Lampiran 15. Analisis Dua Jalur (ANAVA) ... 234

Lampiran 16. Perhitungan Uji Scheffe ... 238

Lampiran 17. Hasil Perhitungan dengan Menggunakan SPSS 22 ... 240

Lampiran 18. Tabel Product Moment ... 244

Lampiran 19. Tabel Z Distribusi Normal ... 245

Lampiran 20. Tabel F ... 246

(16)

1

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menegah Pertama mencakup

empat komponen keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa, yaitu

menyimak, berbicara, membaca dan menulis yang tertuang dalam Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Tujuan pembelajran menyimak pada

satuan pendidikan SMP adalah agar peserta didik memiliki kemampuan,

(1)memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran sang pembicara, (2)memecahkan

masalah secara kreatif dan analisis, (3) menganalisis fakta dan ide, (4) mengapresiasi

materi simakan.

Menyimak merupakan salah satu materi pelajaran bahasa indonesia yang

diujikan di ujian sekolah pada setiap akhir tahun pelajaran dan ikut menentukan

predikat kelulusan siswa karena dari materi menyimak tersebut diharapkan siswa

mampu memperoleh informasi baru dari bahan simakan yang sebelumnya tidak

diketahui sertameningkatkan pemahaman makna dari ujaran yang sampaikan

sehingga aktivitas menyimak merupakan keterampilan berbahasa yang memiliki

tingkat intensitaspaling tinggi.Mengingatbetapa penting peran menyimak sebagai

bagian dari pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah sudah selayaknya mendapat

perhatian yang sama dengan pembelajaran keterampilan berbahasa yang lain.

Pembelajaran menyimak harus dilaksanakan secara sungguh-sungguh

(17)

2

2

Permasalahan yang terjadi pada materi pelajaran menyimak pada tingkat

SMP sangat bervariasi dan menuntut keahlian dari setiap prngajar sedangkan

disisi lain kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran menyimak masih

jauh dari profesional. Kekurangmampuan guru khususnya para guru bahasa

indonesia adalah penguasaan kedalaman materi ajar menyimak. Hal tersebut

disebabkan para guru bahasa Indonesia SMP hanya menyampaikan sejumlah

informasi kepada anak dengan cara mentransfer ilmu yang ada dari buku sehingga

pengalaman belajar menyimak bagi siswa sangat rendah dan menyulitksn guru

tersebut untuk dapat langsung menguasai materi menyimak.

Kondisi tersebut dapat berpengaruh dalam proses pembelajaran dimana

perkembangan siswa kurang dalam menguasai dan memahami ujaran yang

disampaikan dalam menyerap berbagai informasi untukmemperolehan kosakata

yang harus dimiliki siswa.Pemerolehan kosakata yang sedikit maka hasil belajar

menyimak pun menjadi rendah.Penguasaan kosakata siswa pada umumnya setiap

tahun harus meningkat. Hal ini sesuai dengan pendapat Bintz (2011:45)

mengindentifikasikan bahwa “Children learn vocabulary at the rate of

approximately 2.000 to 4.000 words per year or an average rate of seven words

per day.” siswa belajar kosakata pada sekitar 2.000 sampai 4.000 kata per tahun

atau tingkat rata-rata tujuh kata per hari.Tingkat pemerolehan kosakata yang

banyak menentukan keberhasilan siswa dalam berkomunikasi. Semakin banyak

pemerolehan bahasa sesorang melalui empat keterampilan berbahasa seperti

menyimak, berbicara, membaca, dan menulis, maka semakin banyak tingkat

(18)

3

3

mengembangkan pola pikir siswa menjadi kritis, kreatif, mampu memecahkan

masalah dan mempunyai banyak ide-ide yang inovatif dalam aspek pembelajaran

berbahasa.

Gambaran selanjutnya para siswa menganggap materi menyimak sebagai

materi pelajaran yang membosankan untuk dipelajari sehingga banyak siswa yang

tidak berkonsentrasi dan tidak aktif dalam proses pembelajaran. Untuk itu perlu

dipikirkan metode pembelajaran yang memungkinkan semuanya aktif seperti

beberapa metode pembelajaran yang telah banyak dikenal. Masalah yang terjadi

apakah guru berkeinginan dan mampu mencoba variasi metode pembelajaran atau

guru tidak mau mencoba dengan alasan tidak ingin memberatkan tugas sebagai

pengajar. Selain itu, yang menjadi hambatan selama ini adalah pembelajaran

menyimak oleh guru seringkali dikemas dengan cara yang konvensional sehingga

pembelajaran menyimak selama ini kurang memberi pengalaman pada siswa

untuk berlatih menyimak dan menyebabkan minat dan semangat siswa dalam

belajar menjadi kurang dan hasil yang dicapai tidak maksimal.

Metode pembelajaran yang didominasikan oleh guru melalui ceramah dan

menyampaikan sejumlah informasi/materi pelajaran yang sudah disusun secara

sistematis sehingga mengkondisikan siswa dalam tingkat partisipasi rendah serta

siswa sering berada dalam situasi tertekan. Faktor tersebut dapat mengakibatkan

tidak optimal dalam pemusatan perhatian pada kemampuan menyimak yang harus

dikuasai siswa menjadi rendah. Jika hal ini terus berlanjut maka tujuan

(19)

4

4

Berdasarkan studi observasi bahwa kemampuan menyimak di SMP Negeri 1

Kualuh Hulu Aekkanopan dinilai masih rendah dan kurang optimal. Hal ini

terlihat dari hasil belajar siswa dalam bentuk Ujian Akhir Semester (UAS) yang

masih belum sesuai dengan yang diharapkan sekolah. Data nilai Ujian Akhir

Semester (UAS) SMP Negeri 1 Kualuh Hulu Aek kanopan menunjukan bahwa

persentase nilai rata-rata untuk materi menyimak siswa berkisar 65% masih di

bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah sebesar

70.Persentasenilai rata-rata siswakelasVIIIyang memperolehnilai di bawah

KKMSMP Negeri1 KualuhHuluAek kanopansebagaimanaterterapadatabel 1

berikut.

Tabel 1.PersentaseNilai Rata-rata Mata Pelajaran Menyimak SiswaKelasVIIIyang

MemperolehNilai di bawah KKMSMP Negeri 1

KualuhHuluAekKanopan

No Kelas/Semester JumlahSiswa Persentase

1 VIII-3 32 62,5

2 VIII-6 32 65,6

3 VIII-8 32 68,7

(Sumber: ArsipNilai SMP Negeri1Kualuh Hulu Aek Kanopan 2014/2015)

Faktor-faktor yang menyebabkan kegiatan menyimak kurang mendapatkan

perhatian siswayang menyebabkan pembelajaran menyimak belum terlaksana

dengan baik di SMP Negeri 1 Kualuh Hulu Aek Kanopan, yaitu: (1) Penguasaan

kosakata siswa masih rendah, (2) Tingkat pemahaman siswa terhadap menyimak

itu masih rendah, (3) Keterbatasan sumber–sumber belajar, dan fasilitas

laboratorium bahasa yang belum memadai, (5) Guru masih kurang menggunakan

(20)

5

5

menarik perhatian siswa, (6) metode yang digunakan guru dalampembelajaran

menyimakmasihmonoton.

Permasalahan tersebut dapat diatasi apabila seorang guru harus mampu

memilih dan menentukan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi dan

kebutuhan belajar siswa. Salah satu solusi yang dilakukan dengan menerapkan

metode pembelajaran yang efektif dan efisien agar siswa dapat memahami materi

yang diajarkan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Metode pembelajaran

merupakan rencana kegiatan pembelajaran berupa perpaduan fase kegiatan,

pengorganisasian materi, dan media pembelajaran yang akan disampaikan kepada

siswa agar tujuan pembelajaran tercapai secara efektif dan efisien.

Metode pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan

oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang telah direncanakan. Metode pembelajaran mendayagunakan

konsep terhadap sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat

kemampuan berbeda. Dalam menyelesaikan tugas yang diberikan pada

masing-masing kelompok, setiap siswa anggota kelompok harus saling berkerja sama dan

saling membantu untuk memahami materi pelajaran.

Salah satu variasi penggunaan metode kooperatif dalam kegiatan menyimak

seperti penggunakan metode listening in actiondiharapkan mampu memberikan

kontribusi terhadap kemampuan menyimak dan meningkatkan hasil belajar bahasa

Indonesia kelas VIII SMP Negeri 1 Kualuh Hulu Aek Kanopan. Hal ini sesuai

dengan pendapat Rost (2002:9) bahwa metodelistening in actionmerupakan

(21)

6

6

in action memberikan tiga penekanan pada kegiatan menyimak. Pertama, metode

listening in action menekankan bahwa menyimak merupakan proses aktif. Kedua,

metode listening in action menekankan bahwa menyimak memainkan peranan

aktif dalam pembelajaran bahasa. Ketiga, metodelistening in action

mengutamakan guru sebagai peneliti aktif tentang pengembangan kemampuan

menyimak.

Fokus utama metode listening in action dalam pembelajaran menyimak

yang dilakukan oleh guru harus memperhatikan pada pendekatan karakteristik

siswa agar pembelajaran tersebut memiliki komunikasi dua arah. Konsep tersebut

ada tiga hal yang harus dipahami pada pendekatan karakteristik siswayaitu : (1)

metode listening in action menekankan kepada proses keterlibatan siswa

menemukan materi, (2) metode listening in actionmendorong agar siswa dapat

menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan

nyata, (3) mendorong siswa untuk dapat menerapkan pembelajaran yang dikuasai.

Metode pembelajaran listening in action tugas guru adalah membantu siswa

dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Guru lebih banyak berurusan dengan

metode daripada memberikan informasi denganceramah. Guru mengelolah kelas

sebagai sebuah tim yang berkerjasama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi

siswa. Sesuatu yang barutersebut datang dari menemukan sendiri bukan dari apa

kata guru di kelas yang dikelola dengan metode pembelajaran listening in

action.Yamin dan Ansari (2008:7) menyebutkan bahwa metode pembelajaran

yang dilaksanakan guru, maka guru harus memperhatikan beberapa hal : (1)

(22)

7

7

guru mau mendorong siswa untuk berpikir, (3) guru mau mendorong berpikir

siswa dengan menarik minat siswa dalam memberikan tugas dan aktivitas yang

cocok, (4) guru mau membantu siswa untuk menghubungkan materi pelajaran

dengan pelajar yang lain dan dengan apa mereka pelajari di luar sekolah

(kontekstual), (5) guru mau membuat lingkungan belajar yang kondusif, sehingga

dapat meningkatkan rasa ingin tahu dan mendorong siswa untuk membuat

pertanyaan dan (6) guru mau membantu siswa untuk belajar bagaimana belajar.

Proses pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran secara

umum guru harus memperhatikan berbagai macam karakteristik yang dimiliki

siswa. Keberhasilan belajar siswa dalam pelajaran menyimak dinyatakan dengan

kemampuan yang dicapai. Kemampuan merupakan tolak ukur proses belajar

siswa dari pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru di sekolah. Kemampuan

terdiri dari aspek kognitif yang dimiliki siswa. Keberhasilan proses pembelajaran

menyimak dapat ditentukan oleh berbagai faktor internal dan eksternal. Faktor

internal berasal dari dalam diri siswa antara lain adalah penguasaan kosakata.

Sedanglan faktor eksternal berasal dari luar diri siswa atau lingkungan antara lain

guru dan metode yang digunakan.

Karakteristik siswa dipengaruhi oleh latar belakang pengalaman siswa untuk

berinteraksi terhadap kebutuhan untuk belajar dan mendorong kemandirian proses

belajar. Dalam kegiatan pembelajaran menyimak di kelas dengan karakteristik

yang heterogen baik untuk kelas dengan populasi kecil maupun kelas yang

memiliki populasi besar maka metode pembelajaran yang direncanakan guru akan

(23)

8

8

pengelolahannyamateri. Hal tersebut dimaksudkan agar kemampuan menyimak

dapat berlangsung secara efektif dan efisien serta mendorong perhatian siswa

terhadap pembelajaran menyimak.

Penguasaan kosakata merupakan salah satu faktor yang harus

dipertimbangkan dalam pembelajaran menyimak. Kosakata merupakan faktor

pendukung dalam keberhasilan menyimak siswa. Sehubungan dengan hal itu guru

harus mengetahui sebelum pembelajaran menyimak seberapa besar kosakata yang

dimiliki oleh siswa.Siswa yang mempunyai jumlah kosakata yang banyak akan

lebih mudah menguasai materi menyimak daripada siswa yang memiliki jumlah

kosakata yang lebih kecil..

Berdasarkan uraian di atas, penulis memperoleh pemikiran bahwa

kemampuan menyimak siswa dapat di tingkatkan melalui metode pembelajaran

yang tepat, serta tidak terlepas dari pendayagunaan dari faktor internal dan

eksternal dalam diri siswa. Oleh karena itu, penelitian tentang pengaruh metode

pembelajaran dan penguasaan kosakata terhadap kemampuan menyimak siswa

kelas VIII SMP Negeri 1 Kualuh Hulu Aek Kanopan penting dilakukan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas ada beberapa masalah yang dapat

diidentifikasi. Masalah-masalah itu dapat diuraikan sebagai berikut:1) Penguasaan

kosakata siswa masih rendah,2) Tingkat pemahaman siswa terhadap menyimak itu

masih rendah, 3) Keterbatasan sumber–sumber belajar, dan fasilitas laboratorium

bahasa yang belum memadai, 5) Guru masih kurang menggunakan media

(24)

9

9

perhatian siswa, 6) metode yang digunakan guru dalampembelajaran

menyimakmasihmonoton.

Faktor-faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap kemampuan menyimak

siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kualuh Hulu. Siswa kurang latihan menguasai

kosakata baik di sekolah maupun di rumah. Hal ini sangat mempengaruhi

kemampuan menyimak siswa. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan sarana

belajar siswa seperti kumpulan kosakata beserta keterangan konkret wujud dari

kosakata. Untuk mengatasi hal tersebut, guru harus sering-sering melatih siswa

untuk menguasai kosakata dengan berbagai bahan seperti berita, cerita dan

informasi ilmiah.

Penggunaan media yang kurang dalam pembelajaran akan menghambat

guru dalam menyampaikan materi sehingga, materi yang disampaikan kurang

maksimal. Hal tersebut yang menyebabkan siswa sulit memahami materi yang

disampaikan guru. Oleh karena itu, penggunaan media sangat penting untuk

memudahkan siswa memahami materi yang disampaikan guru dan memotivasi

serta menarik siswa untuk memperhatikan pelajaran.

Kurangnya pemahaman siswa dalam pembelajaran menyimak sebenarnya

timbul akibat salah satu dampak dari penerapan metode pembelajaran dan

penggunaan media yang tidak tepat sehingga guru harus menggunakan metode

dan media yang tepat sesuai dengan perkembangan berpikir siswa. Penggunakan

metode pembelajaraan yang kooperatif seperti metodepembelajaranlistening in

action sangat berguna bagi siswa karena siswa akan lebih aktif dalam proses

(25)

10

10

evaluasi yang ada. Dalam hal ini, diasumsikan bahwapenggunakan metode

pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan menyimak siswa kelas VIII SMP

Negeri 1 Kualuh HuluAek Kanopan.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah tersebut maka

masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada masalah yang

berkaitan dengan pengaruh metode pembelajaran dan penguasaan kosakata

terhadap kemampuan menyimak siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kualuh HuluAek

Kanopan. Adapun kemampuan menyimak yang diharapkan dan dicapai oleh siswa

kelas VIII SMP Negeri 1 Kualuh Hulu tersebut lebih ditekankan pada aspek

kemampuan menyimak interogratif dengan tujuan agar kegiatan menyimak lebih

banyak berkonsentrasi dan lebih memusatkan perhatian dengan bantuan metode

pembelajaran metode pembelajaranlistening in action.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas masalah yang akan

diteliti adalah sebagai berikut:

1. Apakahkemampuan menyimaksiswa yang diajarkandengan menggunakan

metode pembelajaran listening in actionlebih tinggi daripada kemampuan

menyimak siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode

pembelajaran konvensional ?

2. Apakahkemampuan menyimak siswa yang memiliki penguasaan kosakata

tinggilebih tinggi daripada kemampuan menyimak siswa yang memiliki

(26)

11

11

3. Apakah terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan penguasaan

kosakata terhadap kemampuan menyimak siswa?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan penelitian ini adalah untuk

mengetahui :

1. Kemampuan menyimak siswa yang diajarkan dengan menggunakan

metode pembelajaranlistening in action lebih tinggi daripada kemampuan

menyimak siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode

pembelajaran konvensional.

2. Kemampuan menyimak siswa yang memiliki penguasaan kosakata tinggi

lebih tinggi daripada kemampuan menyimak siswa yang memiliki

penguasaan kosakata rendah.

3. Interaksi antara metode pembelajaran dan penguasaan kosakata terhadap

kemampuan menyimak siswa.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoretis

a. Sebagai bahan referensi penerapan metode listening in action untuk

meningkatkan kemampuan menyimak.

b. Sebagai bahan pertimbangan, landasan empiris maupun kerangka

acuan bagi peneliti pendidikan yang relevan dimasa yang akan

(27)

12

12

c. Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah

pengetahuan mengenai menyimak serta dapat mengembangkan teori

pembelajaran menyimak menggunakan metode pembelajaran.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru,

siswa, dan peneliti.

a. Bagi Guru

Penelitian ini akan memberikan alternatif pemilihan

metodepembelajaran menyimak bagi guru Bahasa dan Sastra

Indonesia.

b. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan

menyimak dan penguasaan kosakata.

c. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai

penggunaan metode pembelajaran, penguasaan kosakata dan

(28)

119

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian serta pengujian hipotesis

secara statistik yang telah dilakukan, maka penelitian ini dapat diambil simpulan

sebagai berikut:

1) Kemampuan menyimak siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode

listening in action lebih tinggi daripada kemampuan menyimak siswa yang

diajarkan dengan menggunakan metode konvensional.

2) Kemampuan menyimak siswa yang memiliki penguasaan kosakata tinggi

lebih tinggi daripada kemampuan menyimak siswa yang memiliki

penguasaan kosakata rendah.

3) Terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan penguasaan kosakata

terhadap kemampuan menyimak siswa. Kemampuan menyimak siswa yang

memiliki penguasan kosakata tinggi lebih cocok diajarkan menggunakan

metode listening in action, sedangkan Kemampuan menyimak siswa yang

memiliki penguasaan kosakata rendah lebih cocok diajarkan dengan metode

konvensional.

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan pertama dari hasil penelitian ini yang menyatakan

bahwa kemampuan menyimak siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode

(29)

120

diajarkan dengan menggunakan metode konvensional. Dengan demikian guru

disarankan untuk memilih dan menggunakan berbagai metode pembelajaran,

khususnya metode pembelajaran yang akan diterapkan pada pembelajaran

menyiamak. Bervariasinya metode pembelajaran yang diberikan oleh guru

bertujuan untuk menarik perhatian siswa dan mampu menimbulkan rasa

menyenangkan, menambah pengetahuan dan wawasan, serta memberikan

pengalaman belajar bagi siswa untuk dapat meningkatkan kemampuan menyimak.

Berdasarkan simpulan kedua memperlihatkan bahwa kemampuan

menyimak siswa yang memiliki penguasaan kosakata tinggi lebih tinggi daripada

kemampuan menyimak siswa yang memiliki penguasaan kosakata rendah. Hasil

penelitian ini perlu dipertimbangkan oleh guru dalam merancang kegiatan

pemebelajaran. Dengan mengetahui adanya perbedaan kemampuan menyimak

siswa yang diperoleh berdasarkan penguasaan kosakata tinggi dan penguasaan

kosakata rendah dan menyesuaikan dengan metode pembelajaran yang baik maka

diharapkan dapat meningkatkan penguasaan kosakata siswa agar siswa mampu

menguasai kosakata yang baik.

Berdasarkan simpulan ketiga terdapat interaksi antara metode

pembelajaran dan penguasaan kosakata terhadap kemampuan menyimak siswa.

Untuk memperoleh kemampuan menyimak lebih efektif, penggunaan metode

pembelajaran dan penguasaan kosakata siswa perlu diperhatikan antara lain: 1)

guru harus memperhatikan penguasaan kosakata siswa dalam pembelajaran

menyimak, dan 2) guru dapat memilih dan mengembangkan metode pembelajaran

(30)

121

C. Saran

Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan, maka sebagai tindak lanjut

dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Guru harus memperhatikan materi pelajaran dan merancang metode

pembelajaran yang diterapkan di kelas.

2. Secara umum materi menyimak memiliki tingkat konsentrasi penuh terhadap

ujaran yang disampaikan, diharapakan guru tidak hanya sekedar

menyampaikan materi menyimak kepada siswa, melainkan bagaimana proses

menyimak itu dapat dipahami dan dikuasai oleh siswa.

3. Guru harus memperhatikan penguasaan kosakata siswa dalam pembelajaran

menyimak sebelum memulai pelaksanaan pembelajaran di kelas, karena

penguasaan kosakata memberikan pengaruh yang besar terhadap kemampuan

menyimak.

4. Semakin majunya teknologi informasi dan komunikasi, diharapkan para guru

dapat mengakomodasi media-media pembelajaran yang menarik bagi siswa

sehingga siswa dapat memahami dan mengingat materi yang diajarkan,

5. Kepada pihak sekolah, juga diharapkan untuk lebih memperhatikan

penyediaan sarana, prasarana maupun fasilitas pembelajaran yang dapat

membantu guru dalam menjalankan tugasnya dengan baik dalam menunjang

(31)

122

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Arono. 2010. Pembelajaran Menyimak yang Berkarakter dengan Memanfatkan

Media Sound Recorder. Jurnal Bahasa. Sastra dan Seni Kultura. Vol. 1. No.

2. Hlm.122-136.

Ashar. Ubaidi. 2013. Peningkatan Kemampuan Menyimak Teks Berita Siswa

Kelas VIII.3 MTs. Zainul Hasan Balung Jember Melalui Strategi Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) . Jurnal NOSI. Vol. 2. No.

3. Hlm. 243-253.

Asrori, Mohammad. 2007. Psikologi Pembelajaran. Bandung : Wacana Prima.

Bingol, Mustafa. 2014. Listening Comprehension Difficulties Encountered by

Students in Second Languange Learning Class. Journal of Educational and

Instructional Studies in The World. ISSN : 2146-7463. Vol. 4. Issue. 4. Article. 1. pp.1-6.

Bintz, Wiliam.P. 2011. Teaching Vocabulary Across The Curriculum. Middle School Journal. pp. 44-53.

Bustani, dan Suyata.P. 2014. Pengembangan Media Pembelajaran Kosakata

Bahasa Inggris Berbantuan Komputer untuk Siswa SMP Kelas VII. Jurnal

LingTera. Vol. 1. No. 1. Hlm. 28-38.

Depdiknas . 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Cahyono, Bambang Yudi. 2008. The Teaching Of EFL Vocabulary in The

Indonesian Context The State of The Art. TEFLIN Journal. Vol. 19. No. 1.

Hlm.1-17.

Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta

Chaniago, Sam Mukhtar, dkk. 2011. Masalah Pengajaran Kemahiran Berbahasa

di Sekolah di Indonesia : (Teaching Problem in Language Skills at Indonesian School). Malay Language Education Journal. ISSN : 2180-4842.

Vol. 1. No. 1. Hlm.109-122.

Handayani, Utari. 2010. Peningkatan Keterampilan Menyimak Berita

Menggunakan Media (Audio Visual Compact Disk) pada Siswa Kelas VIII F SMP Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010-2011. Tesis. tidak

(32)

123

Hambali. 2014. Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep Dan Komunikasi

Matematis Siswa SMP Dengan Pendekatan Kontekstual (CTL). Tesis. tidak

diterbitkan. Universitas Negeri Medan.

Harviyanto, Nuruddin Aji. 2013. Peningkatan Keterampilan Menyimak Berita

Menggunakan Metode Listening in Action dengan Teknik Rangsang Teks Rumpang Melalui Audio pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Boja. Skripsi.

tidak diterbitkan.Universitas Negeri Semarang.

Hermawan, Herry. 2012. Menyimak (Keterampilan Berkomunikasi yang

Terabaikan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Hidayah, Putri. 2011. Peningkatan Kemampuan Menyimak Melalui Penerapan

Pembelajaran Kooperatif Model Alternatif Bola-Bola Salju di Kelas V SD Negeri N0 73/IX Simpang Sungai Duren Kecamatan Jaluko Kabupaten Muaro Jambi. J-TEQIP. Vol. 1. No 1. Hlm.69-73.

Isnawati, Yuni. 2013. Peningkatan Kemampuan Menyimak Teks Berita Model

Pembelajaran Cooperative Script pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Purworejo Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal Program Studi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo. Vol. 1. No. 2. Hlm.51-57.

Johnson, Lou Anne. 2009. Pengajaran yang Kreatif dan Menarik. Indonesia : Indeks.

Kemal, Isthifa. 2013. Peningkatan Kemampuan Menganalisis Unsur Intrinsik

Teks Drama dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share. ISSN

2338-0306.Vol. 1. No. 1. Hlm. 45-55.

Keraf, Gorys. 2003. Komposisi. Jakarta: Gramedia.

Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Larson, Lisa.et.all. 2013. How Can Teachers Increase Classroom Use of

Academic Vocabulary.Voices from the Middle.Vol. 20. No. 4. pp. 16-21.

Luo, Xiaorong. dan Gao, Jian. 2012. On the Existing Status in Listening Teaching

and Some Suggestions for It (Theory and Practice in Language Studies).

Academy Publisher Manufactured in Finland. ISSN 1799-2591.Vol. 2. No. 6. pp. 1270-1275.

Mahendra, dkk. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Role Playing

Berbantuan Powerpoint terhadap Keterampilan Menyimak pada Bahasa Indonesia Kelas VI SD No. 10 Kesiman Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal

Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha. Vol. 2. No. 1.

(33)

124

Mardliyah, Noor. dkk. 2014. Perbedaan Pengaruh Cooperative Learningtipe

Think Pair Share (THP) dan Metode Konvensional terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Bahasa Inggris ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII pada Mts Negeri di Kabupaten Kudus. Jurnal Teknologi

Pendidikan dan Pembelajaran. ISSN : 2354-644. Vol. 2. No. 2. Hlm 145-156.

Mukarto, F.X. 2005. Perspektif Pembelajaran Berbagai Bidang Studi. Universitas Yogyakarta : Sanata Darma.

Mukarto, F.X. 2005. Assessing the Depth of Second Language Vocabulary

Knowledge. Singapore : Presented at the 38th RELC International Seminar.

SEAMEO Regional Language Centre. Vol. 8. No. 3. pp. 152-169.

Mulyani, Dewi. 2014. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah dengan

Menggunakan Media Animasi terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Negeri 6 Lhokseumawe. Tesis. tidak diterbitkan. Universitas Negeri

Medan.

Muryanti, Sri. 2014. Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyimak Melalui

Metode Bercerita dengan Media Gambar pada Anak. Jurnal Ilmiah

PG-PAUD IKIP Veteran Semarang.Vol. 2 No. 2.Hlm.93-105.

Nation, I.S.P. 2002. Best Practice in Vocabulary Teaching and Learning. Dalam J.C. Richards & W.A. Renandya (Eds.), Methodology in Language Teaching:

an Anthology of Current Practice. Cambridge : Cambridge University Press.

Nation, I.S.P. 2006. How Large a Vocabulary is Needed for Reading and

Listening. The Canadian Modern Language Review/La Revue Canadienne

des langues vivantes. Vol. 63. No. 1. pp. 60-82.

Nunan, D. (1991). Language Teaching Methodology. New York: Prentice-Hall, Inc.

Nurbaya, Siti. dan Nurhadi. 2011. Modul Pengembangan Pembelajaran

Menyimak. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.

Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapanya dalam KBK. Surabaya : IKIP Malang.

Nurhayati. 2008. Berbagai Strategi Pembelajaran Bahasa dapat Meningkatkan

Kemampuan Berbahasa Siswa. Jurnal Bahasa dan Sastra. Lingua. Vol. 9. No

2. Hlm. 110-116.

Nurgiyantoro, Burhan. 2012. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta : BPFE.

Oxford, Rebecca dan Crookall, David. 1990. Vocabulary Learning:A Critical

Analysis of Techniques. Tesl Canada Journal/Revue Tesl Du Canada. Vol. 7.

(34)

125

Pujiyanto. 2012. Model Pembelajaran Menyimak dari Media Elektronik dengan

Menggunakan Metode Kontekstual (CTL) SD Lewigajah 5 Cimahi Tahun Pelajaran 2011-2012. Bandung : Jurnal STKIP Siliwangi.

Prabayanthi. Desak, 2010. Penerapan Metode Audiolingual terhadap Penguasaan

Kosakata pada Siswa Tingkat Dasar 7A Kumon EFL Bali. Tesis. tidak

diterbitkan. Universitas Udayana.

Pramesti. Utami Dewi. 2015. Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa

Indonesia Dalam Keterampilan Membaca Melalui Teka-Teki Silang. Jurnal

Puitika. Volume 11 No. 1. Hlm. 82-93.

Purwaninggsih, Arif Tri. 2013. Peningkatan Kemampuan Menyimak Teks Berita

Melalui Penggunaan Media Audio Siswa Kelas VII H SMP Negeri 1 Sedati-Sidoarjo Tahun Pelajaran 2012/2013. NOSI.Vol. 1. No. 2. Hlm. 95-103.

Purwo, Bambang Kaswanti. 1990. PELLBA 3: Pertemuan Linguistik Lembaga

Bahasa Atmajaya Ketiga. Jakarta: Kanisius.

Rahmina, Lim. 2012. Listening in Action: Upaya Meningkatkan Keterampilan

Menyimak Pembelajar BIPA. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. UPI,

Bandung.( http://www.infodiknas.com/213-listening-in-action-upaya-meningkatkan-kemampuan-menyimak-pembelajar-bipa.html diunduh 18 Juni 2015).

Richards, Jack C. dan Renandya, Willy A. 2002. Methodology in Language

Teaching:An Anthology of Current Practice. New York : Cambridge

University Press.

Robihim. 2008. Analisis Metode Belajar Kosakata. Lingua Cultura. Vol. 2. No. 2. pp 188-203

Rost, Michael. 1991. Listening in Action: Activities for Developing Listening in

Language Teaching. Englewood Cliffs, NJ : Prentice Hall.

Rost, Michael. 2002. Teaching English to Speakers of Other Languages. Cambridge : Cambridge University Press. pp. 7-18.

Rost, Michael. 2002. Listening Tasks and Language Acquisition. Shizuoka : Conference Procedings. pp. 18-28.

Rost, Michael. 2013. Teaching and Researching Listening (2nd ed). TESL-EJ. ISBN 978-1408205075-2.Vol. 16. No. 4. pp. 1-3.

Samsiyah, Siti. dkk. 2013. Hubungan Antara Penguasaan Kosakata dan Motivasi

Belajar dengan Kemampuan Membaca Cerita. Jurnal Pendidikan Bahasa dan

Sastra. ISSN : 1693-63X Vol. 1. No. 1. Hlm. 27-36.

Shang, Ching and Chang, Ana. 2012. Gains to L2 Learners from Extensive

(35)

126

the Interventio.Hong Kong Journal of Applied Linguistics Vol.14. No. 1. pp. 25–47.

Siburian, Tiur Asi. 2013. Evaluasi Belajar (Edisi Revisi). Jakarta : Halaman Moeka.

Slavin, Robert.E. 2009. Cooperative Learning:Teori, Riset, dan Praktik. Bandung : Nusa Media.

Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : RajaGrafindo Persada.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung : Tarsito.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Suharyadi. 2013. Peningkatan Kemampuan Menyimak Teks Berita dengan Media

Audio dan Model Pembelajran Stratta Siswa Kelas VIII SMP Negeri 13 Purworejo Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal Program Studi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo Vol. 1. No. 3. Hlm. 23-29.

Sumiti, dan Asra. 2007. Metode Pembelajaran. Bandung : Wacana Prima.

Suyatno. 2004. Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya : SIC.

Tarigan, Henry Guntur. 1982. Pengajaran Kosakata. Bandung : Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa.

Yamin, Martinis. dan Ansari, Bansu. 2008. Taktik Mengembangkan Kemampuan

Individual Siswa. Jakarta : Gaung Persada Press.

Yuwono, Agus. 2008. Pengembangan Kompetensi Menyimak dengan Model CD

Pembelajaran Interaktif. Jurnal Lembaran Ilmu Pendidikan. Vol. 37. No. 2.

Hlm. 81-90.

Wu, Yiwei. 2009. The Application of CLT in College English Vocabulary

Teaching. Journal of Cambridge Studies.Vol. 4. No. 3. pp. 128-131.

Zein, Munawir. 1997. Peran Sikap Terhadap Penguasaan Kosakata Bahasa

Gambar

Tabel 81.
Tabel Product Moment  .......................................................  244
Tabel 1.PersentaseNilai Rata-rata Mata Pelajaran Menyimak SiswaKelasVIIIyang MemperolehNilai di bawah  KKMSMP Negeri 1

Referensi

Dokumen terkait

Setelah melihat cara pencatatan peminjaman dan pengambalian buku pada perpustakaan SMU Negeri 67 Jakarta seperti pada pengisian data anggota, pencarian buku, menghitung biaya denda

Model yang digunakan untuk perancangan ini adalah model Waterfall dimana model ini merupakan suatu pendekatan yang dilakukan secara bertahap sehingga jika terjadi kesalahan

Penelitian ini bertujuan mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami siswa SMA Negeri 8 di Kota Balikpapan dalam menyelesaikan permasalahan tentang persaman kuadrat dan

Menurut Sukmaaji (2012:75) “Firewall merupakan sebuah sistem atau perangkat keamanan pada jaringan komputer yang bertugas untuk menjaga lalu lintas data di dalam

[r]

Pada akhir pembelajaran membuat portofolio yang merupakan hasil kegiatan proses belajar dan mengajar siswa selama satu semester. Portofolio berisi: a) Mind mapping

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada Dinas Pendidikan dan observasi langsung ke sekolah-sekolah dasar yang ada di Kota Manado maka kesimpulan dari tugas

16, dapat disimpulkan bahwa paling banyak Distributor menjawab sangat mudah ( sebanyak 74% distributor) dalam hal mengetahui informasi mengenai promo-promo terbaru yang