• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI MORAL DAN RELIGIUS DALAM NOVEL “AYAH” KARYA ANDREA HIRATA DAN RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN BACAAN SASTRA DI SMP.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "NILAI MORAL DAN RELIGIUS DALAM NOVEL “AYAH” KARYA ANDREA HIRATA DAN RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN BACAAN SASTRA DI SMP."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

NILAI MORAL DAN RELIGIUS DALAM NOVEL “AYAH” KARYA ANDREA HIRATA DAN RELEVANSINYA SEBAGAI

BAHAN BACAAN SASTRA DI SMP

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh: Fitriah Ramli NIM 8146192008

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis hanturkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis

yang berjudul “Nilai Moral dan Religius dalam Novel “Ayah” Karya Andrea

Hirata dan Relevansinya Sebagai Bahan Bacaan Sastra di SMP.

Tesis ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia. Tentunya tesis ini tidak terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih

kepada berbagai pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya tesis ini.

Terima kasih penulis sampaikan kepada yang terhormat:

1. Rektor Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd.

2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Dr.

Bornok Sinaga, M.Pd.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Program

Pascasarjana Universitas Negeri Medan, sekaligus sebagai pembimbing tesis,

Ibunda Prof. Dr. Rosmawaty Harahap, M.Pd. atas semangat dan arahannya

hingga terselesaikannya tesis ini.

4. Sekretaris Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Program

Pascasarjana Universitas Negeri Medan Dr. Abdurrahman Adisyahpura,

M.Hum.

5. Pembimbing tesis, Prof. Amrin Saragih, M.A., Ph.D. atas kesabaran dalam

memberikan arahan, bimbingan, dan semangat hingga terselesaikannya tesis

ini.

6. Narasumber seminar proposal dan sidang tesis, Bapak Dr. M. Oky Fardian

Gafari, S.Sos., M.Hum. Bapak Dr. Syahnan Daulay, M.Pd. Bapak Dr. Daulat

Saragi, M.Hum. yang telah memberikan masukan hingga terselesaikannya

(6)

ii

7. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan atas ilmu pengetahuan,

semangat, dan juga membentuk karakter penulis hingga menjadi lebih dewasa.

8. Staf Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Program

Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Yutia Hafwenny atas kebaikan dan

kerja samanya.

9. Seluruh Staf Tata Usaha Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan

yang selalu siap sedia dalam memfasilitasi segala kebutuhan mahasiswa dalam

melaksanakan perkuliahan.

10.Kepala Sekolah SMP Swasta YPMA Medan, Drs. Fakhruddin, S.Pd.I. yang

telah memberikan izin penelitian.

11.Guru pengampu mata pelajaran bahasa Indonesia, Ibu Yani Oktavia S.Pd. dan

Denggan Soaloon, S.Pd. atas kesediaan menjadi narasumber dalam penelitian

penulis.

12.Kedua orangtua, Bapak Ramli Iba dan Ibunda Tiarfah yang telah memberikan

sejuta kasih dan motivasi kepada penulis. Kakak penulis, Rahima Ramli,

14.Sahabat sehidup semati, adinda tercinta Tanita Liasna yang selalu memberi

motivasi hingga terselesaikannya tesis ini.

15.Sahabat-sahabat terbaik, Mistari, Kak Elfiyani, dan Fatwa yang selalu

memberikan semangat.

16.Seluruh rekan seperjuangan mahasiswa angkatan kedua Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Program Pascasarjana Universitas

Negeri Medan yang tak henti memberi motivasi dan informasi selama

perkuliahan.

Akhirnya, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi

(7)

iii pada umumnya, dan pembaca pada khususnya.

Medan, Desember 2016

Penulis

(8)

iv ABSTRAK

FITRIAH RAMLI. 8146192008. Nilai Moral dan Religius dalam Novel “Ayah” Karya Andrea Hirata dan Relevansinya Sebagai Bahan Bacaan Sastra di SMP. Program Pascasarjana. Universitas Negeri Medan. 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai moral dan religius dalam novel

“Ayah” karya Andrea Hirata dan relevansinya sebagai bahan bacaan sastra di SMP. Suseno menyampaikan 6 nilai moral, berupa kejujuran, nilai-nilai otentik, kesediaan untuk bertanggung jawab, kemandirian moral, keberanian moral, dan kerendahan hati. Lalu, Atmosuwito juga menjabarkan 6 nilai religius berupa penyerahan diri, tunduk, dan taat, kehidupan yang penuh kemuliaan, perasaan bathin yang ada hubungannya dengan Tuhan, perasaan berdosa, perasaan takut, dan mengakui kebesaran Tuhan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif analisis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) terdapat 33 nilai moral dalam novel “Ayah” karya Andrea Hirata yang terbagi dalam 6 pola, yaitu kejujuran, nilai-nilai otentik, kesediaan untuk bertanggung jawab, kemandirian moral, keberanian moral, dan kerendahan hati, (2) terdapat 32 nilai religius yang terkandung

dalam novel “Ayah” karya Andrea Hirata yang terbagi dalam 6 pola, yaitu

penyerahan diri, tunduk, dan taat, kehidupan yang penuh kemuliaan, perasaan bathin yang ada hubungannya dengan Tuhan, perasaan berdosa, perasaan takut, dan

mengakui kebesaran Tuhan, (3) nilai moral dan religius dalam novel “Ayah” karya

Andrea Hirata relevan sebagai bahan bacaan sastra di SMP. Saran dalam penelitian ini ditujukan kepada guru pengampu mata pelajaran bahasa Indonesia, guru, dan siswa.

(9)

v ABSTRACT

FITRIAH RAMLI. 8146192008. Moral and Religious Values in the novel "Father" The by Andrea Hirata and Relevance as Literature Reading Materials in junior high school. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan2016. This research aimed to describe the moral and religious values in the novel "Father" by Andrea Hirata and relevance as a literature reading material at SMP. Suseno wrote there are 6 (six) moral values, such as honesty, authentic values, the willingness to take responsibility,independence moral, moral courage, and humility. Then, Atmosuwito also devided six religious value in the form of surrender, submission, and obedience, a life full of glory, in feeling that has to do with God, the sense of sin, the sense of fear, and recognize the greatness of God. The method used in this research is descriptive qualitative method of analysis. The results of this research indicate that (1) there are 33 moral values in the novel "Father" by Andrea Hirata, divided into six parts, namely honesty, authentic values, the willingness to take responsibility, independence moral, moral courage, and humility, ( 2) there are 32 religious values contained in the novel "father" by Andrea Hirata, divided into six parts, is surrender, submission, and obedience, a life full of glory, a feeling of heart that has to do with God, the sense of sin, the sence of fear, and recognize the greatness of God, (3) the moral and religious values in the novel "father" by Andrea Hirata relevant reading material literature in junior high. Suggestions in this research addressed to teachers pengampu Indonesian subjects, teachers, and students.

(10)

vi

2.5Nilai Edukasi Religius……… 31

2.6 Nilai Edukasi Moral……… 32

2.7 Hakikat Novel………. 33

2.8 Bahan Bacaan………. 35

2.9 Penelitian yang Relevan……….. 37

(11)

vii

3.5Langkah Penyusunan Bahan Kegiatan Pembelajaran 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Nilai Moral dalam Novel Ayah Karya Andrea Hirata…… 51

4.1.2 Analisis Nilai Moral dalam Novel Ayah Karya Andrea Hirata………. 62

4.1.2.1 Kejujuran……… 62

4.1.2.2 Nilai-nilai Otentik……….. 63

4.1.2.3 Kesediaan untuk Bertanggung Jawab………. 65

4.1.2.4 Kemandirian Moral….……… 68

4.1.2.5 Keberanian Moral………... 69

4.1.2.6 Kerendahan Hati………. 71

4.1.3 Nilai Religius dalam Novel Ayah Karya Andrea Hirata... 72

4.1.4 Analisis Nilai Religius dalam Novel Ayah Karya Andrea Hirata……… 79

4.1.4.1 Penyerahan Diri, Tunduk, dan Taat….………… 79

4.1.4.2 Kehidupan yang Penuh Kemuliaan………. 80

4.1.4.3 Perasaan Bathin yang Ada Hubungannya dengan Tuhan……….. 82

4.1.4.4 Perasaan Berdosa……… 84

4.1.4.5 Perasaan Takut……… 85

(12)

viii 4.2 Pembahasan

4.2.1 Nilai Moral dalam Novel “Ayah”……….. 87

4.2.2 Nilai Religius dalam Novel “Ayah”……….. 92

4.2.3 Relevansinya Sebagai Bahan Bacaan Sastra……….. 95

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan………... 99

5.2 Saran………. 104

(13)

ix

DAFTAR BAGAN

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Karya sastra merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh manusia dengan

menggunakan bahasa untuk menghasilkan nilai estetika. Namun, dalam hal

ini, pengarang menciptakan karya sastra tidak semata-mata mengukir nilai

estetika melainkan untuk menghasilkan suatu pesan atau nilai-nilai kebaikan.

Karya sastra terbagi menjadi dua suku kata, yaitu karya dan sastra.

Karya merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh manusia berupa karya fiksi

atau karya non fiksi. Sastra merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh

manusia dengan menggunakan bahasa sebagai media penyampaian, baik

secara tertulis atau pun secara tidak tertulis yang bersifat imajinasi, bernilai

estetis dan logis yang mengandung pesan-pesan dan nilai- nilai kebaikan.

Menurut fungsinya, sebuah karya sastra tidak hanya bersifat untaian

teks yang syarat akan keindahan dan nuansa hiburan belaka, namun karya

sastra juga memiliki nilai-nilai normatif yang dapat dijadikan renungan nasihat

dan pembelajaran.

Salah satu karya sastra fiksi adalah novel. Novel merupakan produk karya

sastra jenis prosa yang apabila ditinjau dari segi bentuk maupun isinya sangat

komperhensif. Karena di dalam novel terdapat unsur-unsur yang jika dianalisis

secara mendalam dapat dijadikan representasi pada kehidupan nyata atau bisa

dikatakan bahwasanya novel adalah replika kehidupan yang sangat mendekati

(15)

2

cukup rumit. Jalinan alur dan latar cerita mampu mengaduk-aduk perasaan

pembaca hingga mencapai tingkat imaji yang tinggi, seolah-olah cerita dalam

teks tersebut dialami sendiri. Sedangkan dari unsur ekstrinsiknya, pembaca

dapat menemukan nilai-nilai yang terkandung pada isi cerita dan mencoba

menafsirkan motif dan ide yang dibawa penulis untuk disampaikan kepada

khalayak pembaca dengan cara yang estetik dan sastrawi.

Novel merupakan salah satu sumber bacaan yang cukup diminati, karena

novel cenderung lebih kompleks dan mudah dipahami oleh pembaca. Selain

itu, novel merupakan salah satu karya sastra yang cukup luas perkembangan di

masyarakat, sehingga banyak diterbitkan di surat kabar atau majalah-majalah

yang menjadi cerita bersambung. Novel merupakan salah satu karya sastra

yang lebih banyak berbicara mengenai nilai-nilai dan etika, sehingga sastra

menjadi cerminan hidup bagi masyarakat untuk menciptakan manusia yang

lebih baik. Hanya saja pada praktiknya, novel tidak begitu diterapkan atau

dikupas secara intens di sekolah. Alhasil, pembelajaran novel di sekolah hanya

sebatas pengenalan saja.

Dari itu, penulis merasa tergugah mengkaji sebuah novel untuk

dijadikan pengembangan media pembelajaran. Dalam hal ini, peneliti ingin

menghadirkan kembali novel sebagai salah satu sarana (media) dalam

pembelajaran sastra di sekolah menengah pertama atau SMP. Penulis tertarik

dengan novel yang berjudul “Ayah” karangan Andrea Hirata. Hal ini

dikarenakan novel tersebut dapat menggambarkan peristiwa serta gambaran

(16)

3

Selain itu, karya-karya Andrea Hirata telah memiliki tempat khusus. Artinya,

karya-karya Andrea Hirata banyak disukai dan diminati oleh semua kalangan.

Misalnya tetralogi novelnya yang berjudul Laskar Pelangi, Sang Pemimpi,

Edensor dan Maryamah Karpov telah berhasil menarik perhatian pembaca

hingga ke luar negeri. Keempat novel tersebut telah diterjemahkan ke dalam

40 bahasa. Bahkan di Swiss, para pengunjung perpustakaan harus memesan

jauh-jauh hari jika ingin meminjam novel-novel tersebut, dikarenakan novel

tersebut banyak peminatnya.

Kelebihan Andrea Hirata dalam menciptakan cerita-cerita dalam

karyanya adalah karya-karyanya mampu mewakili perasaaan tokoh yang

bergulir dalam kisah yang disajikan. Tokoh-tokoh itu seolah hidup, berdaging,

bertulang, dan berkulit dalam imaji para pembaca. Didukung juga oleh rasa

dan gaya bahasa Andrea Hirata pada novelnya yang unik. Andrea Hirata

mampu bertutur dengan lincah dan „genit‟. Dengan menggunakan dialek

Melayu Belitong yang khas itu, Andrea Hirata mampu mengaduk-aduk

perasaan dan imajinasinya untuk kemudian tersesat dalam gelimang rasa haru,

lucu, sedih, dan marah. Hal itulah yang membuat novel-novel karya Andrea

Hirata tidak pernah jemu untuk dibaca.

Penulis berharap, dengan dilakukan penelitian terhadap novel Andrea

Hirata yang berjudul “Ayah”, maka akan bertambah ketertarikan peserta didik

terhadap novel sehingga dapat membangkitkan kembali kedudukan novel

(17)

4

Penulis beranggapan, kegiatan pembelajaran di sekolah, khususnya

proses kegiatan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia memerlukan banyak

inovasi. Salah satunya lewat novel. Sebab novel kaya akan nilai-nilai dan

sumber filosofis yang dapat dijadikan referensi kebijaksaan dan kearifan

untuk nantinya diterapkan dalam kehidupan siswa agar menjadi

pribadi-pribadi yang berkarakter. Novel di kalangan pelajar sudah kurang

diperhatikan oleh pendidik atau pun oleh peserta didik. Pamor novel sudah

mulai tergeser dengan hadirnya cerpen, puisi, pementasan drama dan hal-hal

lain yang terlihat lebih mudah dan apresiatif.

Penulis memilih masalah “Nilai Moral dan Religius dalam Novel

“Ayah” sebagai kajian analisis untuk meningkatkan motivasi apresiasi sastra

pada diri siswa, khususnya dalam bidang novel. Dengan demikian,

diharapkan guru bisa memilih alternatif bahan bacaan sebagai apresiasi

sastra yang tidak membosankan bagi siswa.

Novel “Ayah” bercerita tentang rasa kasih sayang seorang anak kepada

ayahnya, dan rasa cinta ayah kepada anaknya. Mirip dengan tokoh-tokoh

di Laskar Pelangi, masing-masing tokoh memiliki karakter unik. Mereka

begitu polos dan naif, namun kadang bisa begitu cerdas. Dalam novel “Ayah”

ini, tokoh bernama Sabari diceritakan jatuh cinta sejak masih duduk di bangku

SMP pada seorang gadis bernama Lena. Walau gadis itu tak pernah

memedulikannya, Sabari tak pernah menyerah. Ia kerap memajang kertas

berisi puisi untuk Lena di majalah dinding sekolah. Sesekali, gadis itu

(18)

5

ia tetap tak bisa melupakan Lena. Suatu hari, ia mendengar kabar bahwa Lena

hamil di luar nikah. Saat itu Sabari bekerja di pabrik batako milik Markoni,

ayah Lena. Sabari pun mengorbankan dirinya untuk menikahi Lena, demi

menyelamatkan nama baik Markoni yang kurang akur dengan Lena.

Anak lelaki yang lahir dari rahim Lena, diberi nama Zorro. Pasalnya,

bocah itu tidak mau melepaskan boneka Zorro yang diberikan padanya. Sabari

sangat menyayangi Zorro. Dia ingin memeluknya sepanjang waktu. Ia begitu

terpesona melihat makhluk kecil yang sangat indah, seakan seluruh kebaikan

terpancar darinya. Tiap malam, Sabari susah tidur lantaran membayangkan

bermacam rencana yang akan dia lakukan bersama anaknya, jika anaknya

sudah dewasa. Dia ingin mengajak anaknya melihat pawai 17 Agustus,

mengunjungi pasar malam, membelikan mainan, menggandengnya ke masjid,

mengajari puasa dan mengaji, serta memboncengnya naik sepeda saban sore

ke taman kota. Sabari juga ikhlas ketika Lena bahkan tak mau tinggal bersama

mereka. Beberapa tahun kemudian, Lena minta cerai dan menikah lagi hingga

tiga kali. Yang lebih menyakitkan bagi Sabari adalah ketika Lena mengambil

Zorro darinya. Pelan-pelan, Sabari mulai tampak seperti orang gila dalam

penampilan dan tingkah laku. Dua sahabatnya, Ukun dan Tamat, tak tahan

melihat Sabari seperti itu. Mereka pun memutuskan menjelajahi Sumatra demi

menemukan Lena dan Zorro dan berjanji membawa mereka kembali.

Lalu, alasan penulis melakukan penelitian yang berhubungan

dengan nilai moral bermula dari keresahan penulis terhadap fenomena krisis

(19)

6

masyarakat, khususnya di lembaga sekolah tampak memprihatinkan.

Degradasi moral dan etika serta prilaku yang jauh dari tuntunan berulangkali

dipertontonkan.

Berawal pada peristiwa pencabulan anak anak di bawah umur di

sekolah JIS Jakarta merupakan salah satu contoh nilai moral dan etika yang

mulai tergerser dalam dunia pendidikan. Sekolah seharusnya menjadi tempat

paling menonjol secara etika maupun moral. Namun yang terjadi malah

sebaliknya. Selain itu, kasus Angeline yang dibunuh oleh orangtua angkatnya

menunjukkan kasih sayang yang seharusnya diciptakan dalam lingkungan

keluarga sudah mulai berkurang dan hilang. Lalu, muncul pula berita tragis

yang terjadi di lingkungan kampus, di sebuah tempat yang notaben berbasis

kaum intelektual, seorang mahasiswa sanggup menggorok leher dosennya

hanya karena alasan sepele, sakit hati lantaran sering ditegur. Lalu, terhenyak

lagi oleh kasus Yuyun, seorang murid Sekolah Dasar yang diperkosa lalu

dibunuh oleh 14 remaja, yang 6 orang dari mereka ternyata masih di bawah

umur. Penulis tidak bisa membayangkan bagaimana para pelaku yang

tergolong masih pelajar tersebut sanggup melakukan perbuatan imoral bahkan

sampai menghilangkan nyawa. Tentu, ada faktor-faktor yang melatar

belakangi. Bisa jadi karena didikan, lingkungan, dan faktor di luar itu seperti

tontonan, minuman keras atau bahkan narkoba yang dapat membuat seseorang

hilang kendali dan saat itu juga mampu bertindak di luar sifat manusia.

Penyelesaian terhadapa masalah-masalah tersebut menjadi tugas

(20)

7

pembinaan dan pengarahan dari berbagai elemen masyarakat. Salah satunya

adalah pendidik. Sekolah sebagai lembaga yang menaungi harus

mengoptimalkan perannya dengan mengajak para guru untuk bersama-sama

kembali menumbuhkan nilai-nilai moral berkarakter dalam setiap

pembelajaran. Terlebih pada pembelajaran bahasa dan Sastra Indonesia. Lewat

media teks sastra, banyak nasihat yang bisa disampaikan dengan cara yang

lebih menyenangkan. Siswa jangan hanya dijejali oleh nasihat dan wejangan

yang bersifat dogmatis dan ancaman. Dengan mengajak dan menghimbau

anak-anak untuk membaca dongeng, maka anak-anak akan lebih mudah dan

senang mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan moral. Sebab, novel

sangat cocok dijadikan bahan bacaan sekaligus bahan perenungan demi

mencari pengalaman hidup, karena novel mengandung nilai-nilai yang sangat

kebaikan seperti budaya, pendidikan, moral, dan religius.

Penulis berharap dengan mengangkat nilai moral dan religius dalam novel

“Ayah” dan relevansinya sebagai bahan bacaan siswa di Sekolah Menengah

Pertama (SMP) dapat mengembangkan wawasan siswa, sehingga terbentuk

dalam benak siswa bagaimana nilai moral dan religius yang seharusnya ada

dalam rumah tangga, di sekolah, maupun di lingkungan.

Nilai moral dan religius dalam novel “Ayah” merupakan suatu materi

yang berkaitan dengan unsur ekstrinsik yang terdapat dalam novel. Materi

tersebut sesuai dengan pembelajaran membaca di SMP kelas VIII.

Kompetensi dasar yang terdapat dalam pembelajaran tersebut yaitu

(21)

8

Adapun standar kompetensinya adalah memahami berbagai hikayat, novel,

Indonesia /novel terjemahan.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis akan mencoba menganalisis

secara deskriptif novel dengan judul “Ayah” yang dikarang oleh Andrea Hirata

dengan melihat nilai moral dan religius serta analisis aspek yang terkandung

di dalamnya. Hasil analisis ini dapat menjadi pedoman yang relevan dengan

media pembelajaran serta memberikan pengetahuan baru bagi ilmu

kesusasteraan.

1.2 Identifikasi Masalah

Perilaku yang menyimpang dari nilai-nilai pendidikan yang terjadi

pada saat ini dimulai dari kurangnya penanaman nilai moral dan religius dalam

lingkungan peserta didik, pengaruh situasi dan kondisi peserta didik, serta

pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga peserta didik

mudah terpengaruh oleh dunia luar. Selain itu, pihak sekolah kurang

mengoptimalkan atau kurang menanamkan nilai-nilai kebaikan.

Hal ini dapat menjadi salah satu penyebab dari perilaku meyimpang.

Kemudian, Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang

berperan dalam rangka membangun karakter peserta didik dalam berperilaku.

Bahan ajar yang disusun dapat dilengkapi dengan nilai-nilai normatif.

Berdasarkan hal tersebut, dapat dipaparkan permasalahan yang teridentifikasi,

diantaranya sebagai berikut.

1. Pendidik memiliki keterbatasan dalam mengembangkan bahan

(22)

9

2. Proses kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia lebih menitikberatkan pada

pembelajaran bahasa daripada pembelajaran kesusasteraan.

3. Pendidik lebih memfokuskan pada nilai kecerdasan dibandingkan

nilai-nilai moral dan religius

4. Peserta didik kurang memahami bahwa pembelajaran sastra sangat terkait

dengan nilai moral dan religius.

5. Perilaku peserta didik pada saat ini, sudah menyimpang dari nilai-nilai

pendidikan.

1.3Batasan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan, maka yang menjadi

batasan masalah penelitian adalah Nilai Moral dan Religius dalam Novel

“Ayah” karya Andrea Hirata dan relevansinya sebagai bahan bacan sastra di

SMP.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, fokus penelitian, dan identifikasi masalah

yang dikemukakan, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut.

1. Bagaimanakah nilai moral dalam novel “Ayah” karya Andrea Hirata?

2. Bagaimana nilai religius dalam novel “Ayah” karya Andrea Hirata?

3. Apakah nilai moral dan religius dalam novel “Ayah” karya Andrea Hirata

relevan sebagai bahan bacaan sastra di SMP?

1.5Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan masalah penelitian yang sudah diuraikan dalam

(23)

10

1. Mendeskripsikan nilai moral dalam novel “Ayah” karya Andrea Hirata.

2. Mendeskripsikan nilai religius dalam novel “Ayah” karya Andrea Hirata.

3. Untuk mengetahui relevansi nilai moral dan religius sebagai bahan bacaan

sastra di SMP.

1.6Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan setelah diadakan penelitian ini yaitu dapat

memberikan kontribusi baik secara teoretis mau pun secara praktis. Manfaat

secara teoretis dari penelitian ini yaitu sebagai berikut.

1. Proses kegiatan belajar mengajar dalam penelitian ini dapat dijadikan

penyusunan bahan pembelajaran dalam pembelajaran bahasa dan sastra

Indonesia.

2. Penelitian ini dapat memberikan pemahaman baru dalam pembelajaran

sastra, khususnya pada nilai-nilai moral dan religius yang terdapat dalam

novel “Ayah” karya Andrea Hirata dan relevansinya sebagai bahan

bacaan sastra di SMP.

3. Penelitian ini dapat memberikan contoh rancangan dalam pelaksanaan

pembelajaran.

4. Penelitian ini dapat memberikan pemikiran-pemikiran baru dalam

meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya dalam pembelajaran sastra

terhadap nilai-nilai moral dan religius pada novel “Ayah” karya Andrea

Hirata. Sedangkan manfaat secara praktis dari penelitian ini diharapkan,

(24)

11

1. Menambah khazanah teori pembelajaran bahasa atau keterkaitan sastra

dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.

2. Menjadi rujukan ilmiah penelitian

Penelitian ini dapat memberikan penjelasan mengenai keefektifan

rancangan pelaksanaan pembelajaran sastra dan analisis dalam pembelajaran

sastra, khususnya analisis nilai moral dan religius dalam novel “Ayah” karya

(25)

105

DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. 1987. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru.

_________. 2011. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Aglesindo.

Atmosuwito, S. 1989. Perihal Sastra dan Religiusitas dalam Sastra. Bandung. Sinar Baru.

Bertens, K. 2007. Etika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Darmodiharjo, D. 2006. Pokok-pokok Filsafat Hukum. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Esten, M. 2000. Kesusasteraan Pengantar Teori dan Sejarah. Bandung: Sinar Baru Algesindo

Hasbullah. 2005. Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grasindo Persada

Herfanda. A. Y. “Bukavu, Cerpen-cerpen Puitis Helvy Tiana Rosa

http://blue4gie.com/2008/06/02/bukavu-cerpen-cerpen-puitis-helvy-tiana-rosa/ (………..)

Jabrohim. 2005. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Hanindita Graha Widya.

Lestari, I. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Jakarta: PT. Akademia.

Mangunwijaya, W.B. 1988. Sastra dan Religiusitas. Yogyakarta. Yunisius.

Moleong, L. J. 1999. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Niven, P. R. 2002. Balanced Scored Step By Step For Government and Non Profit Agencies, John Wiley&Sons.

Nurgiyantoro, Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

(26)

106

Prastowo. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press.

Rizal, I. 2007. Calonarang dan Sejarah yang Belum Selesai. Padang. Angkasa Raya.

Ruhimat, T. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Semi, A. 1993. Anatomi Sastra. Jakarta: Angkasa Raya.

Soekanto, S. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Al-Fabeta.

Sulaiman. 1992. Strukur Sosial dan Nilai Budaya Masyarakat Pedesaan Yogyakarta : APD.

Suseno, F.M. 1987. Etika Dasar: Masalah-masalah Pokok Filsafat Moral. Yogyakarta: Kanisius.

Tarigan, G. H. 1984. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.

Uhi, Jannes Alexander. 2016. Filsafat Kebudayaan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Uzey.2009.PengertianNilai.Dalamhttp://uzey.blogspot.com/2009/09/Pengertian-nilai-html. Diakses tgl 20 April 2016...

Wardoyo, A. P. 1990. Moral dan Masalahnya. Jakarta: Pustaka Filsafat.

Wellek, R. W. 1995. Teori Kesusasteraan (Edisi terjemaahan).Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Yusmalina. 1997.Struktur dan Nilai-nilai Didaktis Syair Memuji Pengantin Masyarakat Melayu Tanjung Pura. Skripsi. Medan Fs. Usu

Referensi

Dokumen terkait

Regulation on Quality of care, HR, Pharmaceutical, etc Regulation on standardization of tariff Regulation on standardization of tariff Government Government Referral

Perlakuan tinggi muka air tanah di bawah -5cm menyebabkan peningkatan emisi CO 2 karena pada kondisi tersebut muka air tanah mengalami penurunan yang akan

16 Gereja: GPPD Biskam di Nagapaluh, Gereja Katolik di Napagaluh, Gereja Katolik di Lae Mbalno, Gereja Katolik di Lae Mbalno, JKI Sikoran di Sigarap, GKPPD Siatas, GKPPD

Berdasarkan pemahaman tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa lakon Kunjarakarna sajian Ki Ripta Carita dalam upacara tradisi sadranan di Dusun Paladan

Pada saat gaya apung lebih besar dari berat total balon, maka pada saat itu pula secara perlahan-lahan balon udara akan naik.. Awak balon yang berada di keranjang(basket)

Selain itu, kualitas yogurt yang baik uga turut ditentukan oleh kadar lemak dalam susu, enis bakteri yang digunakan dalam #ermentasi, *ara ditentukan oleh kadar lemak

Fungsi keberadaannya di dalam kehidupan manusia juga menjaga manusia dari gangguan jin, maka walaupun jin itu tidak dapat dikeluarkan lagi dari jasad manusia, keberadaan

Berkembang merupakan tahap pertama dan tahap awal dari siklus kehidupan bisnis. Pada tahap ini suatu perusahaan memiliki tingkat pertumbuhan yang sama sekali atau peling tidak