• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TINGKAT KEMASAKAN TELUR AYAM YANG TELAH DIBERI SUPLEMENTASI PIRIDOKSIN TERHADAP KEMANJURANNYA MENCEGAH GANGGUAN BIOSINTESIS PROTEIN OLEH TOKSIN TETANUS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH TINGKAT KEMASAKAN TELUR AYAM YANG TELAH DIBERI SUPLEMENTASI PIRIDOKSIN TERHADAP KEMANJURANNYA MENCEGAH GANGGUAN BIOSINTESIS PROTEIN OLEH TOKSIN TETANUS."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh:

Dedi Iskandar Purba NIM 4123210008 Program Studi Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)
(3)

RIWAYAT HIDUP

(4)

iii

PENGARUH TINGKAT KEMASAKAN TELUR AYAM YANG TELAH DIBERI SUPLEMENTASI PIRIDOKSIN TERHADAP KEMANJURANNYA MENCEGAH

GANGGUAN BIOSINTESIS PROTEIN OLEH TOKSIN TETANUS Dedi Iskandar Purba

4123210008

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh tingkat kemasakan telur ayam yang telah diberi suplementasi piridoksin terhadap kemanjurannya dalam mempertahankan kadar protein total serum tikus putih yang disebabkan oleh toksin tetanus. Dalam penelitian digunakan 12 ekor tikus putih dewasa berumur 2–3 bulan, terdiri dari 6 ekor jantan dan 6 ekor betina. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah pemberian kuning telur dengan tingkat kemasakan yang bervariasi yaitu mentah, setengah matang, matang dan tidak diberikan kuning telur. Kemudian tikus putih disuntik dengan toksin tetanus 150 IU/0,5 mL/ekor. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis varian pada taraf

signifikan α = 0,01 dan dilanjutkan dengan uji beda nyata (BNT). Kadar protein

total serum tikus putih yang diberi kuning telur mentah, setengah matang, matang dan kemudian disuntikkan tetanus berturut-turut adalah 5,87 g/dL; 6,79 g/dL; 7,36 g/dL sedangkan tikus putih yang tidak diberi kuning telur memberikan kadar total protein sebesar 4,91 g/dL. Suhu IgY kuning telur setengah matang yang dimasak pada suhu air 60-70 ℃ adalah sebesar 45℃. Sedangkan, suhu IgY kuning telur matang yang dimasak pada suhu 80-90 ℃ adalah sebesar 55℃. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh tingkat pemasakan telur ayam yang telah diberi suplementasi piridoksin terhadap kemanjurannya mencegah gangguan biosintesis protein yang diakibatkan oleh infeksi toksin tetanus. Selanjutnya disimpulkan bahwa pemberian kuning telur matang pada tikus putih akan membentuk kadar total protein paling tinggi.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas segala rahmat dan berkatnya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga penelitian dan penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan pada bulan April sampai Juli 2016 ialah “Pengaruh Tingkat Kemasakan Telur Ayam yang Telah Diberi Suplementasi Piridoksin terhadap Kemanjurannya Mencegah Gangguan Biosintesis Protein oleh Toksin Tetanus”.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Drs. Pasar Maulim Silitonga, M.S Selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, maupun saran kepada penulis sejak awal perencanaan penelitian sampai selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Marham Sitorus, M.Si., Bapak Dr. Saronom Silaban, S.Pd, M.Pd,. dan Ibu Dra. Ani Sutiani, M.Si sebagai dosen-dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran dari awal perencanaan penelitian sampai selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Germanicus Sinaga, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik, Bapak Drs. Agus Kembaren, S.Si, M.Si., selaku Ketua Jurusan, beserta seluruh Bapak dan ibu dosen serta staff pegawai jurusan Kimia FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

(6)

v

serta seluruh pihak yang membantu penulis yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan skripsi ini, namun penulis menyadari masih terdapat kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya maupun untuk memperkaya khasanah penelitian.

Medan, 4 September 2016

(7)

DAFTAR ISI

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Ruang Lingkup 4

BAB II. TINJAUAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN

HIPOTESIS PENELITIAN 6

2.1 Kerangka Teoritis 6

2.1.1. Telur Ayam Sebagai Sumber Antibodi 6 2.1.2. Kandungan Zat pada Kuning Telur 8 2.1.3. Sistem Imun dan Immunoglobulin Y (IgY) 9

2.1.4. Piridoksin (Vitamin B6) 13

2.1.5. Tetanus 19

2.1.6. Protein Serum 20

(8)

vii

2.2. Kerangka Berfikir 23

2.3 Hipotesis Penelitian 23

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 25

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 25

3.2. Bahan Penelitian 25

3.3. Prosedur dan Rancangan Percobaan 25 3.3.1. Produksi IgY pada Kuning Telur Ayam 25 3.3.2. Uji Kemanjuran IgY Kuning Telur Ayam pada Tikus Putih 26 3.3.3. Penentuan Kadar Total Protein Serum 28

3.4. Teknik Analisis Data 29

3.5. Diagram Alir Penelitian 30

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 31

4.1 Hasil Analisis Kadar Protein Total Serum Tikus Putih 31

4.2 Pembahasan 33

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 36

5.1 Kesimpulan 36

5.2 Saran 36

DAFTAR PUSTAKA 37

Lampiran 42

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Struktur Immunoglobulin Y dan IgG 11 Gambar 2.2. Struktur Piridoksin, Piridoksal, Piridoksamin, Piridoksal

Fosfat dan Piridoksamin Fosfat 14

Gambar 2.3. Proses Pembentukan basa Schiff pada PLP 15 Gambar 2.4. Skema Mekanisme Pengaruh Piridoksin Terhadap Biosintesis 16

Immunoglobulin

Gambar 2.5. Proses Metabolisme enzim Piridoksal Fosfat 17 Gambar 4.1.Diagram batang Rataan kadar protein total serum tikus putih

yang diberi kuning telur dengan tingkat kemasakan yang bervariasi dan disuntikkan toksin tetanus dengan dosis

150 IU/0,5 mL/ekor. 32

(10)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Komposisi Zat Gizi Telur Berbagai Jenis Unggas 9 Tabel 2.2. Beberapa Sifat Dasar Kelas Immunoglobulin 10 Tabel 3.1. Rincian Perlakuan Uji Kemanjuran IgY Kuning Telur pada

Tikus Putih 27

Tabel 4.1. Rataan kadar protein total serum tikus putih yang diberi kuning telur dengan tingkat pemasakan yang bervariasi dan

disuntikkan toksin tetanus dengan dosis 150 IU/0,5 mL/ekor 31 Tabel 4.2. Daftar analisis ragam kadar protein total serum tikus putih

yang diberi kuning telur dengan tingkat pemasakan yang bervariasi dan disuntikkan toksin tetanus dengan dosis

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Data Kadar Protein Total Serum Tikus Putih yang diberi

Kuning Telur dengan tingkat kemasakan yang bervariasi dan disuntikkan toksin Tetanus

dengan dosis 150 IU/0,5 mL/ekor 42

Lampiran 2. Perhitungan Jumlah Piridoksin yang harus Diberikan pada Ayam Percobaan dengan Suplementasi via air 44

minum Perhitungan Kadar Protein Total Serum Tikus Putih 44

Lampiran 3. Tabel Perhitungan Sidik Ragam Kadar Protein Total Serum Tikus putih yang diberi kuning telur dengan tingkat kemasakan yang bervariasi dan disuntikkan toksin tetanus dengan dosis 150 IU/0,5 mL/ekor 47

Tabel Sidik Ragam Kadar Protein Total Serum Tikus putih yang diberi kuning telur dengan tingkat kemasakan yang bervariasi dan disuntikkan toksin tetanus dengan dosis 150 IU/0,5 mL/ekor 49

Lampiran 4. Daftar Istilah 51

Lampiran 5. Daftar Singkatan 56

Lampiran 6. Daftar Satuan 57

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Telur ayam memiliki potensi sebagai pabrik biologis untuk memproduksi zat anti terhadap agen penyakit. Zat anti ini dapat digunakan dalam upaya pencegahan, pengobatan dan diagnostika (Carlander, 2002). Zat anti yang dikenal sebagai immunoglobulin atau antibodi dibentuk oleh sistem kekebalan tubuh sebagai respon terhadap masuknya benda asing (antigen) dalam tubuh. Immunoglobulin yang dibentuk dalam darah ayam sebagai akibat masuknya antigen tertentu, dapat ditransfer ke dalam kuning telur yang dikenal dengan immunoglobulin yolk (IgY). Immunoglobulin Y dalam kuning telur ayam

berfungsi sebagai kekebalan bawaan pada anak yang diperoleh dari induk (maternal antibody). Antibodi asal kuning telur (IgY) dapat digunakan sebagai immunoterapi untuk memberikan kekebalan pasif pada tubuh (Li-Chan, 2000). Jika kuning telur tersebut dikonsumsi oleh manusia, maka konsumen akan memperoleh imunisasi pasif dan akan kebal terhadap serangan antigen spesifik tersebut (Li, 1998; Soejoedono, 2005 ;Suartha, 2006).

Kuning telur (yolk) dari ayam yang diimunisasi sudah sangat terkenal sebagai salah satu sumber antibodi. Produksi immunoglobulin yolk (IgY) dengan memanfaatkan kuning telur ayam sebagai pabrik biologis mempunyai beberapa keunggulan. Ayam memiliki sensitifitas yang tinggi terhadap pemaparan antigen asing, sehingga sistem imun ayam sangat responsif dan persisten untuk produksi IgY (Hau dan Hendriksen, 2005). Keunggulan lainnya adalah IgY dapat diperoleh dari telur dengan konsisten menjaga animal welfare, tanpa harus menyakiti hewan.

Produksi antibodi atau immunoglobulin yolk (IgY) telah berhasil dilakukan melalui berbagai penelitian dengan memanfaatkan ayam sebagai pabrik biologis untuk pengobatan dan pencegahan penyakit. Tetapi permasalahannya hingga saat ini jumlah produk IgY yang dihasilkan dari setiap butir telur masih rendah sehingga belum menguntungkan dari segi komersil. Ayam yang diimunisasi

(13)

2

efektif dalam mengoptimalkan jumlah produksi IgY. Pada keadaan normal, dalam satu butir telur terkandung IgY antara 22,5–43,9 mg dalam kuning telurnya dan beberapa mikro gram dalam putih telurnya. Schade (1996) melaporkan bahwa jumlah antibodi unggas dalam sebutir telur yaitu 50–100 mg/mL.

Salah satu upaya alternatif yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi antibodi dalam kuning telur adalah dengan suplementasi piridoksin pada ayam petelur (Silitonga, 2013). Piridoksin atau vitamin B6 sebagai salah satu vitamin yang larut dalam air, merupakan vitamin yang sangat penting dalam proses metabolisme. Piridoksal posfat (PLP) sebagai bentuk aktif dari vitamin B6 merupakan koenzim yang serbaguna yang berperan untuk mengkatalisis berbagai reaksi metabolisme asam amino dan protein seperti reaksi-reaksi transaminasi, dekarboksilasi, rasemisasi, dan transulfurasi. Salah satu peranan piridoksin paling menarik adalah adanya fakta-fakta bahwa vitamin ini berperan dalam aspek pembentukan sistem pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme. Dari berbagai hasil penelitian telah ditemukan sekitar 60 jenis reaksi-reaksi asam amino yang melibatkan piridoksal posfat (Conn, 1987).

(14)

3

Penyakit tetanus adalah salah satu jenis penyakit yang berbahaya apabila tidak ditangani secara cermat. Kejadian penyakit tetanus di berbagai negara masih tetap tinggi, setiap tahun dilaporkan terjadi kasus tetanus sekitar 350.000 hingga 400.000 kasus di seluruh dunia (Suartha, 2006). Kasus penyakit tetanus yang lebih tinggi umumnya terjadi di negara-negara sedang berkembang yang program imunisasinya tidak teratur dan tingkat kesadaran masyarakatnya tentang kesehatan rendah (Breggeman, 2003). Tetanus adalah penyakit infeksi akut disebabkan eksotoksin yang dihasilkan oleh Clostridium tetani, ditandai dengan peningkatan kekakuan umum dan kejang-kejang otot rangka (Mahadewa, 2009). Gejala klinis yang dapat diakibatkan oleh penyakit tetanus diantaranya adalah gemetar, punggung bengkok, kaki pincang dan dapat mengakibatkan kematian. Gangguan metabolisme dapat terjadi pada keseimbangan elektrolit, metabolisme karbohidrat, protein, lipid dan metabolisme asam nukleat (Bizzini, 1993). Hasil uji kemanjuran IgY kuning telur ayam telah dilakukan Silitonga (2014) telah diperoleh bahwa tikus putih yang disuntik dengan toksin tetanus tetapi diberi kuning telur ayam mentah secara cekok dan selama pemeliharaan ayam tersebut diberi suplementasi piridoksin, menunjukkan kadar globulin serum tikus putih yang tetap normal.

(15)

4

pemasakan yang berbeda akan memberikan kemanjuran yang berbeda-beda.

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, akan dilakukan penelitian yang direncanakan akan mampu mengungkap apakah ada pengaruh tingkat kemasakan telur yang telah diberi suplementasi piridoksin pada ayam petelur terhadap kemanjuran immunoglobulinnya dalam mencegah gangguan biosintesis protein, apabila hewan terinfeksi oleh toksin tetanus. Dengan demikian penelitian ini diberi judul “Pengaruh tingkat kemasakan telur ayam yang telah diberi suplementasi piridoksin terhadap kemanjurannya mencegah gangguan biosintesis protein oleh toksin tetanus”.

1.2. Ruang Lingkup

Penelitian ini membahas pengaruh tingkat kemasakan telur yang telah diberi suplementasi piridoksin pada ayam petelur terhadap kemanjuran immunoglobulinnya dalam mencegah gangguan biosintesis protein pada hewan yang terinfeksi oleh toksin tetanus. Tingkat kemasakan telur yang akan dicobakan adalah sesuai dengan kebiasaan yang terdapat di tengah masyarakat dalam mengkonsumsi telur, yaitu kondisi mentah, setengah matang dan matang.

1.3. Batasan Masalah

(16)

5 1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini, yaitu apakah ada pengaruh tingkat kemasakan telur ayam yang telah diberi suplementasi piridoksin terhadap kemanjurannya dalam mencegah gangguan biosintesis protein yang diakibatkan oleh infeksi toksin tetanus.

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh tingkat kemasakan telur ayam yang telah diberi suplementasi piridoksin terhadap kemanjurannya mencegah gangguan biosintesis protein yang diakibatkan oleh infeksi toksin tetanus.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis:

1.6.1 Manfaat Teoritis

1. Untuk pengembangan penyediaan bahan pangan yang efektif untuk meningkatkan imunitas masyarakat terhadap serangan mikroorganisme patogen.

2. Sebagai tambahan informasi bagi pengembangan ilmu tentang peranan piridoksin terhadap biosintesis IgY pada ayam petelur dan kemanjurannya dalam mencegah gangguan terhadap metabolisme protein.

1.6.2. Manfaat Praktis

1. Mengetahui cara memproduksi antibodi (IgY) kuning telur ayam terhadap penyakit tetanus.

(17)

36

5.1. Kesimpulan

Dari hasil analisis data yang sudah diperoleh, maka dapat disimpulkan : Ada pengaruh tingkat kemasakan telur ayam yang telah diberi suplementasi piridoksin terhadap kemanjurannya mencegah gangguan biosintesis protein yang diakibatkan oleh toksin tetanus. Kadar total protein serum tikus putih yang diberi kuning telur mentah, setengah matang, matang dan kemudian disuntikkan tetanus adalah 5,87 g/dL; 6,79 g/dL; 7,06 g/dL, sedangkan tikus putih yang tidak diberi kuning telur dan kemudian disuntikkan tetanus adalah 4,91 g/dL. Semakin tinggi tingkat kemasakan telur, semakin tinggi pula kadar protein nya. 5. 2. Saran

(18)

37

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, (2002), Hyperimmune egg background .http://www.Hyperimmuneegg.org /background .html (4 Maret 2002). Akdur, O., Ozhan, S., Koyuncu, M., dan Ikichi M., (2011), A forgotten diagnosis

in emergency departemen tetanus. Bratisl lek listy. 112(8): 469–471. Asturi,A.A., (2006), Purifikasi dan Karakterisasi Immunoglobulin Y (Igy) Kuning

Telur Ayam Spesifik Salmonela Enteritidis Menggunakan Metode Sodium Dodecyl Sulphate Poly Acrilamide Gel Electrophoresis (SDS-PAGE). Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Babu ,U., Scott ,M., Myres ,M.J., Okamura, M., Gaines, D., Yancy, H.F., Lillehoj, H, Heckert, R.A., dan Raybourne, R.B., (2003), Effects of live attenuated and killed salmonella vaccine on t-lymphocyte mediated immunity in laying hens. Vet Immunol Immunopathol 91(1) :39–44.

Beisel, W.R.,(1982), Single nutrients and immunity. Am J Clin Nutr Vol 35(2): 417–464.

Bizzini,B., (1993), Clostridium tetani.Patogenesis of Bacterial Infections in Animal, Ed.ke 2, USA Iowa State University Press

Bogoyavlensky, A.P.,V.E. Bersin and VP. Tolmachva.,(1999), Immunogenicity of influenza glicoprotein with different forms of supramolecular organization in hens. Balt. J.lab. anim. Sci.44: 99–105

Breggeman, H., .Baumer.S., WF.Fricke., A.Wiezer., H.Liesegang., I.Decker., C.Hezberg., RM.Arias., R.Merki., A.Henne and G. Gottschalk, (2003), The Genome sequenseof Clostridium tetani, the causative agents of tetanus disease. PNAS 100 (3): 1316–1321

Carlander, D., (2002), Avian IgY antibody, invitro and invivo. Dissertation. Acta Universitatis Upsaliensis. Upsala

Chang H.M, Ou-Yang RF, Chen YT, Chen CC., (1999), Productivity and some properties of immunoglobulin specific against streptococcus mutans serotype C in chicken egg yolk (IgY). J Agric Food Chem 47: 61–66 Conn, E.E.P.K.Stumf, G. Bruening and R.H. Doi., (1987), Outlines of

Biochemistry. New York :John Weley dan Sons

(19)

38

immune capasities of rat dams and pups. J. Nutr.109: 744–250.

Farar J, Yen I, Cook T, Fairweather N, Binh N, Parry J.., (2000), Tetanus, J. Neurol Neurosurg Psychiatry;69: 292–301.

Halimah L.S., (2001), Kajian serum kelinci poliklonal spesifik terhadap imunoglobulin ayam untuk pengembangan diagnostika. Thesis Program Pascasarjana-IPB. Bogor.

Hamal, K.R., Burgess, S. C. Pevzner, I. Y. and Erf G. F., (2006), Maternal Antibody Transfer from Dams to Their Egg Yolks, Egg Whites, and Chicks in Meat Lines of Chickens. Poult Sci 2006. 85:1364–1372

Hatta H, Tsuda K, Akachi S, Kim M, and Yamamoto T., (1993), Productivity and some properties of egg yolk antibody (IgY) against human rotavirus compared with rabbit IgG. Biosci Biotechnol Biochem 57: 450–454.

Hau, J. and Hendriksen, C.F.M., (2005). Refinement of Polyclonal Antibody Production by Combining Oral Immunization of Chickens with Harvest of Antibodies from the Egg Yolk. J. ILAR. 46(3) (online issues).

Hayden, A.R. (1981), Use of Antisera to Heat Stable Antigen for Species Identification in Troughly Cooked Beef Sausages, J. Food sci, 46;1810-1913.

Hirai, K.,H. Arimitsu.,K Umeda., K Yokota.,L. Shen ., K. Ayada ., Y. Kodama., T. Tsuji., Y. Hirai and. K.Oguma.,(2010), Passive oral immunization by egg yolk immunoglobulin (IgY) to Vibrio Cholerae efectively prevents cholera. Acta Med.Okayama. 64 (3) 163–170

Ian Tanu, dkk. 1969. Farmakologi dan Terapi. Penerbit FK Universitas Indonesia. Jakarta. Halaman : 595–596.

Johnson and Delaney, C., 1996, Exotic Animal Companion Medicine Handbook for Veterinarians, Zoological Education Network.

Kermani, AV., T. Moll.,BR. Cho., WC.Davis and YS. Lu., (2001) effects of IgY

antibodi on the development of marek’s disease. Avian Dis. 20: 32-41

(20)

39

Kresno, S.B., (1984) Imunologi : Diagnosis dan prosedur Laboratorium. Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Kumar, M., and a.E. Axelrod., (1968) Cellular antibody Sythesis in Vitamin B6- deficient rats. J. Nutr. 96: 53-59

Lehninger , A.L., (1982) principles of Biochemistry. Worth Publisher, Inc

Li-Chan, ECY., (2000), Aplication of egg Immunoglobulins in Immunoaffinity Chromatography Egg Nutrition and Biotechnology. Faculty of Agricultural Sciences, Univ.of British Columbia, CAB International:Canada,p:323–337 Li X., T. Nakano., HH. Sunwood., BH. Paek., HS. Chae and JS. Sim., (1998) Effects of egg and yolk weighst on yolk antibody (IgY) production in laying chickens Poult Sci. 77 : 266–270

Linder, M,C., (1992), Biokimia Nutrisi dan Metabolisme (Parakhasi, Penerjemah) UI Press, Jakarta

Mahadewa, T.G.B., Maliawan, S., (2009), Diagnosis & Tatalaksana Kegawat Daruratan Tulang Belakang.Jakarta: CV Sagung Seto.

Martin, D.W., P.A. Mayes, V.W. Rodwell and D.K. Granner., (1985). Harper’s Review of Biochemistry. ( Alih Bahasa: Iyan Darmawan). Jakarta: penerbit E.G.C.

Moeljoharjdjo, D.S., (1988), Biokimia Umum II. Laboratorium Biokimia FMIPA – Institut Pertanian Bogor

Mustopa, A.Z. (2004), Peran imunoglobulin Y (IgY) sebagai anti adhesi dan opsonin untuk pencegahan serangan Escherichia coli Enteropatogenik (EPEC) K 1.1. [Tesis]. Bogor : Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Narat, M., (2003), Production of Antibodies in Chickens. Food Technol. Biotechnol (3):259–267.

Patterson, R., Younger, J.S., Weigle, W.o. (1962), The metabolism of serum proteins in the hen and chick and chick and secretion of serum proteins by the ovary of the hen In The Journal of General Physiology, (45), p.501– 513.

Plezar, J. Michael dan Chan, E.C.S., (1988). Dasar-Dasar Mikrobiologi Jilid 1. Jakarta: Universitas Indonesia.

(21)

40

Sharma JM (1997). The Structure and Function of The Avian Immune System. Acta Vet. Hung. 45 : 229–238

Shimizu M, Nagashima H, Sano K, Hashimoto K, Ozeki M, Tsuda K, Hatta H. (1992), Molecular stability of chicken and rabbit immunoglobulinG. Biosci Biotechnol Biochem 56, 270–274.

Sikar, S.H.S. (1987) Peranan Bursa Fabricus Dalam Produksi Antibodi Terhadap Antigen NDV Pada ayam Kampung dan White Leghorn. Disertasi. Fakultas Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Silitonga, P.M., (1992), Pengaruh Piridoksin Terhadap Sintesis Antibodi Pada Ayam Broiler. MS – Thesis, Institut Pertanian Bogor.

Silitonga, P.M., M.Simorangkir dan M.Silitonga.,(1996),Pengaruh Piridoksin Terhadap Kadar Immunoglobulin, DNA dan RNA Pada Ayam Broiler , Laporan Hasil Penelitian Proyek PPTG-Dikti-Depdikbud.

Silitonga, P.M., (2011), Statistik: Teori dan Aplikasi dalam Penelitian. Penerbit Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, Medan

Silitonga, P.M., dan M. Silitonga., (2013). Upaya Meningkatkan Produksi Immunoglobulin Y (IgY) Kuning Telur dengan uplementasi Piridoksin. Laporan Penelitian Hibah Bersaing-Dikti-Kemdikbud.

Silitonga, P.M., dan M.Silitonga. 2014. Upaya Meningkatkan Produksi Immunoglobulin Y (IgY) Kuning Telur dengan Suplementasi Piridoksin. Laporan Hasil Penelitian Hibah Bersaing Tahun II, Dikti-Kemdiknas. Silitonga, P.M., dan M.Silitonga, (2015), Efektifitas berbagai Metode

Suplementasi Piridoksin Mengoptimalisasi produksi Immunoglobulin Y (IgY) Kuning Telur Ayam. Laporan Hasil Penelitian Hibah Bersaing Tahun I, Kemristekdikti.

Smith, J.B. dan Mangkoewidjohi, S., (1998), Pemeliharaan, Pembiakan dan Penggunaan Hewan Percobaan di daerah Tropis, Jakarta ;Universitas Indonesia.

(22)

41

Escherichia Coli dan Salmonella Enteridis. Laporan RUT XII Kerjasama Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat IPB dengan Kementrian Riset dan Teknologi RI

Sosroseputro, H., (1987), Hal Ihwal Imunisasi dan Aplikasinya. Bandung. PT.Gardawastu. Pp: 69-77.

Suartha, IN., IWT. Wibawan., dan IBP. Darmono., (2006) Produksi immunoglobulin Y spesifik antitetanus pada ayam. J.Vet.7 (1); 21-28 Suartini, IGAA, IWT. Wibawan, MT.Suhartono, SupardanIN. Suarta, (2007),

Aktivitas IgY dan IgG anti tetanus setelah perlakuan pada berbagai pH, suhu dan enzim proteolitik. J.Vet.8 (4): 160–166.

Sunwoo HH, Lee EN, Menninen K, Suresh MR, Sim JS, (2002), Growth inhibitory effect of chickens eggs yolk antibody (IgY) on Escherichia coli O 157:H7.J.Food.Sci.67(4): 1486–1494.

Talbott, M.C, L.T. Miller and N.I. Kerkvliet (1987) Pyridoxine supplementation: Effect on lymphocyte responses in elderly persons. Am. J. Chin. Nutr. 46:659–664.

Tamilzarasan, K.B., Dinakaran. A., Selvaraju., Dorairajan. N (2009) Effifacy of egg yolk immunoglobulins (IGY) against enteric pathogens in poultry Veterinary College and Research Institute Tamilnadu J. Veterinary & Animal Science 5(6): 264–268

Tizard, I.R., (1982). An Introduction to Veterinary Immunology. (M. Partodiredjo, cs). Penerbit Universitas Airlangga, Surabaya.

Tressler R.L. and Roth T.F., (1987). IgG receptors on the embryonic chick yolk sac. J. Biol. Chem., 262, 15406-15412.

Wales, J, (2010). Serum Darah. http://www.wikipedia.com (Diakses pada tanggal 23 Maret 2016)

Wibawan, I.W.T., Murtini, S., Soejoedono., Mahardika, I. Gusti., (2009), Produksi IgY Antivirus Avian Influenza H5N1 dan Prospek Pemanfaatanya dalam Pengebalan Pasif, Bali : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

Woolley J.A. & Landon J., (1995), Comparison of antibody production to human interleukin-6 (IL-6) by sheep and chickens. J. Immunol. Methods, 178, 253265.

Gambar

Gambar 2.2. Struktur Piridoksin, Piridoksal, Piridoksamin, Piridoksal
Tabel 2.1. Komposisi Zat Gizi Telur Berbagai Jenis Unggas
Tabel Sidik Ragam Kadar Protein Total Serum Tikus  putih yang diberi kuning telur dengan tingkat  kemasakan yang bervariasi dan disuntikkan

Referensi

Dokumen terkait

Keragaman genetik yang luas untuk beberapa karakter pada populasi ini disebabkan latar belakang genetik populasi yang berbeda dan seleksi akan diarahkan kepada

Demikian kami sampaikan, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.. TUNGKAL

godine Kus-Nikolajev napisao je “Šetnje kroz Etnografski muzej u Zagrebu – privremeni vodič”, prvi vodič kroz stalni postav Muzeja koji se može promatrati kao

Bank Kustodian akan menerbitkan Surat Konfirmasi Transaksi Unit Penyertaan yang menyatakan antara lain jumlah investasi yang dialihkan dan dimiliki serta Nilai

Berdasarkan rincian masalah yang akan diteliti, maka penelitian akan dilakukan dengan tujuan sebagai berikut untuk mengetahui Hasil Diagnosis Organisasi yang telah

Namun mengingat banyak orang yang tidak mendalami Kitab Suci secara khusus, maka agaknya pendekatan populer patut diperkenalkan, sembari terus menerus mengajak

Pemberian pupuk urea dengan pupuk daun mamigro pada parameter jumlah bunga per tanaman pada kombinasi perlakuan saat tanaman berumur 35 HST dan 49 HST diduga

Limbah Plastik Untuk Gagang Pisau” Jurusan Fakultas Teknik Universitas