PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING
TERHADAP HASIL BELAJAR PENGAWETAN BAHAN NABATI
SISWA KELAS X SMA NEGERI 20 MEDAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
Oleh :
DEWI WIDA SARI
NIM. 5111542003
JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BOGA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
i
ABSTRAK
Dewi Wida Sari. 5111542003. Pengaruh Model Pembelajaran Snowball
Throwing Terhadap Hasil Belajar Pengawetan Bahan Nabati Siswa Kelas X SMA Negeri 20 Medan. Skripsi. Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.
2016.
Penelitian ini bertujuan: (1) Untuk mengetahui hasil belajar pengawetan bahan nabati sebelum diberi model pembelajaran Snowball Throwing (2) Untuk mengetahui hasil belajar pengawetan bahan nabati yang diberi model pembelajaran Snowball Throwing (3) Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Snowball Throwing terhadap hasil belajar pengawetan bahan nabati. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X semester genap SMA Negeri 20 Medan yang mendapatkan materi pengawetan bahan nabati pada mata pelajaran Prakarya yaitu sebanyak 4 kelas yang berjumlah 160 siswa. Teknik analisis yang digunakan adalah uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar pada materi pengawetan bahan nabati dengan model pembelajaran Snowball Throwing diperoleh skor rata-rata sebesar 26,90 dan standar deviasi 2,51 dengan tingkat kecenderungan nilai yang cukup sebesar 52,5% yaitu Mi = 27 dan Sdi = 2, sedangkan dikelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional diperoleh skor rata-rata 24,70 dengan standar deviasi 2,75 dengan tingkat kecenderungan nilai yang kurang 42,5% yaitu Mi = 25 dan Sdi = 2. Peningkatan hasil belajar kelas Snowball Throwing dengan kelas konvensional sebesar 6,11 persen. Berdasarkan hasil uji normalitas data dinyatakan berdistribusi normal. Dari hasil perhitungan uji homogenitas dinyatakan data homogen, dimana Fhitung < Ftabel (1,198 < 1,72). Sementara berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t dan taraf kepercayaan ᾱ = 0,05 dimana hasil belajar diperoleh thitung > ttabel (3,751 > 1,667), maka Ha diterima yang berarti ada pengaruh yang positif dan signifikan pada model pembelajaran Snowball Throwing terhadap hasil belajar pengawetan bahan nabati pada siswa kelas X SMA Negeri 20 Medan.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia yang dilimpahkan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Medan dengan judul “ Pengaruh
Model Pembelajaran Snowball Throwing Terhadap Hasil Belajar
Pengawetan Bahan Nabati Siswa Kelas X SMA Negeri 20 Medan ”.
Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
yang tulus kepada berbagai pihak yang telah memberikan dukungan, motivasi,
doa serta semangat yang sangat berarti dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada yang terhormat:
1. Ibu Dra. Dwi Diar Estelita, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah banyak memberikan waktu, nasehat, arahan kepada penulis dari awal
hingga skripsi ini terselesaikan dengan baik.
2. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Medan. Ibu Dr. Rosnelli, M.Pd selaku wakil Dekan I. Ibu
Dr. Dina Ampera, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Kesejahteraan
Keluarga. Ibu Dra. Fatma Tresno Ingtyas, M.Si selaku Sekertaris Jurusan
Pendidikan Kesejahteraan Keluarga.
3. Ibu Dra. Mastarina Barus, M.Pd selaku dosen Pembimbing Akademik
sekaligus sebagai dosen penguji yang telah banyak memberikan bimbingan
serta arahan selama perkuliahan.
4. Ibu Dra. Adikahriani, M.Si selaku dosen penguji yang telah banyak
memberikan bimbingan serta arahan kepada penulis.
5. Ibu Dra. Sulistiawikarsih, M.Pd selaku dosen penguji skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan serta arahan kepada penulis.
6. Bapak Mukhlis, S.Pd selaku kepala sekolah SMA Negeri 20 Medan yang
telah membantu dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk
iii
7. Bapak Osmar Brimantua Cibro, S.Pd selaku Wakil kepala sekolah Bidang
Kurikulum dan Ibu Wakida Inayati, S.Pd selaku guru bidang studi mata
pelajaran Tata Boga SMA Negeri 20 Medan yang telah membantu penulis
selama melaksanakan penelitian di SMA Negeri 20 Medan.
8. Bapak M. Wirahadinusa Putrakaya Harahap, S.Ikom yang selalu membantu
saya dalam menyusun dan memberi semangat dalam menyelesaikan skripsi.
9. Teristimewa kepada Ibunda Hanifah yang selalu memberi semangat dan
mendukung dengan doa, moril, dan materil selama proses perkuliahan.
10. Terkasih kepada kakanda Yustina, kakanda Darlina, dan abangda Hairuddin
serta keponakan Maulida Tarisa Qoni’ah yang telah memberikan dukungan
doa dan motivasi selama proses perkuliahan.
11. Buat sahabat-sahabat terkasih Onix Carolin, Zuriani Sarumpaet, Muhammad
Tirta, Mazni Syahfitri, Intan Cahaya, Yuyun Rahmadani, Jannah Rizkha
Delvina, Sri Fatimah, Darmala, yang telah memberikan dukungan doa dan
motivasi selama penyusunan skripsi ini.
12. Teman-teman seangkatan Tata Boga 2011 Ekstensi, Reguler, teman PPL di
SMP N 1 Sigumpar, Bapak Poltak Simanjuntak, Bapak Supriadi dan Bapak
Jusel Sito. Terima kasih banyak atas motivasi, dukungan dan doanya.
13. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut serta
memberikan bantuan dan sumbangan pemikiran selama penulis
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Usaha mengembangkan manusia berkualitas yang siap menghadapi
berbagai tantangan hidup dimulai sedini mungkin melalui pendidikan. Kegiatan
pendidikan diberikan antara lain melalui sejumlah mata pelajaran yang
dimaksudkan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna dan
bervariasi bagi peserta didik. Tidak semua lulusan SMA melanjutkan ke
pendidikan yang lebih tinggi, sebagian diantaranya harus memasuki dunia kerja.
Oleh sebab itu mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan (PKW) diarahkan
agar peserta didik dapat mengembangkan kecakapan hidup ( life skills ) yang
meliputi keterampilan personal, sosial, pra-vokasional, dan akademik.
Salah satu sekolah menengah atas di kota Medan adalah SMA Negeri 20
Medan yang menggunakan kurikulum 2013 dengan mata pelajaran prakarya dan
kewirausahaan dengan salah satu kompetensi dasar pengawetan bahan nabati.
Pada materi pengawetan bahan nabati terdapat pengertian dan manfaat
pengawetan bahan nabati, proses dan alat pengawetan bahan nabati, produk
pengawetan bahan nabati, dan pengemasan pengawetan bahan nabati. Dengan itu,
siswa diharapkan mampu menjelaskan pengertian dan menyebutkan manfaat
pengawetan bahan nabati, mengklafikasikan proses dan alat, menjelaskan produk
dan desain/ pengemasan pengawetan bahan nabati. Didalam kurikulum 2013 pada
materi pengawetan bahan nabati siswa juga berfikir aktif dan memperluas materi
2
diskusi ataupun dengan metode pembelajaran lainnya. Jika siswa pasif dalam
mengikuti materi pengawetan bahan nabati maka hasil belajar siswa akan rendah.
Berdasarkan dari hasil observasi serta wawancara di SMA Negeri 20
Medan yang berada di Jl. Besar Bagan Deli Lr. Proyek No. 75 Kecamatan Medan
Belawan. Dilihat dari nilai ulangan siswa di tahun ajaran 2015 / 2016, hanya
sekitar 40% siswa atau sebanyak 16 siswa dari jumlah 40 siswa yang mencapai
nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah. Batas nilai
KKM untuk hasil belajar pengawetan bahan nabati di SMA Negeri 20 Medan
adalah nilai 60. Sehingga dari total jumlah siswa 40 orang dikelas X masih ada
sekitar 24 siswa yang belum mencapai nilai KKM yang dapat dilihat pada tabel 1
berikut.
Tabel 1. Data observasi Nilai Siswa
Interval F. Absolut F. Relatif Keterangan
>60 16 40% Tuntas
<60 24 60% Tidak Tuntas
Jumlah 40 100%
Rendahnya hasil belajar yang dialami oleh siswa dapat disebabkan oleh
banyak faktor. Hal ini sejalan dengan pendapat Syah (2010), faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi hasil belajar siswa dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam,
yaitu (1) faktor internal siswa atau faktor dari dalam diri siswa, yakni
keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa, (2) faktor eksternal atau faktor dari
3
rumah, sekolah, peralatan, teman, masyarakat, guru dan staf, alam dan pendekatan
belajar siswa, yaitu jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan model
yang digunakan untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.
Sehingga sebagian besar hasil belajar siswa tidak mencapai nilai batas ketuntasan
belajar yang telah ditetapkan.
Untuk mengantisipasi masalah ini, guru perlu menerapkan model
pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam belajarnya, menumbuhkan
kembali motivasi dan minat siswa dalam belajar. Oleh karena itu guru sebagai
tokoh utama didalam kelas dituntut untuk dapat mengatur suasana pembelajaran
menjadi lebih efektif. Penggunaan metode pembelajaran merupakan suatu faktor
yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Salah satu tugas guru dapat diartikan
sebagai kegiatan yang ditujukan untuk membelajarkan siswa, dimana siswa
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran dan memotivasi siswa.
Pada hasil wawancara dengan guru yang mengampu mata pelajaran
prakarya dan kewirausahaan dengan kompetensi dasar pengawetan bahan nabati
khususnya dikelas X, guru dalam kegiatan belajar mengajarnya didalam kelas
menggunakan model pembelajaran konvensional. Guru hanya berdiri didepan
kelas untuk menjelaskan materi kepada siswa, dengan demikian dapat dikatakan
bahwa pembelajaran masih berpusat kepada guru. Sehingga disaat guru
menjelaskan materi semua siswa hanya diam seolah – olah memperhatikan saat
guru memberikan penjelasan. Dari jumlah 40 siswa dikelas X, tidak lebih dari 3
orang siswa yang mau langsung bertanya pada guru mata pelajaran mengenai
4
Tidak hanya itu, meskipun semua siswa terlihat memperhatikan saat guru
menjelaskan, namun disaat guru melemparkan pertanyaan tidak semua siswa
mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Apabila ada siswa yang
ditunjuk oleh guru untuk menjawab pertanyaan, banyak dari mereka yang hanya
diam dan tidak tahu tentang maksud penjelasan yang diberikan oleh guru.
sehingga kurangnya aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar dikelas yang
menyebabkan siswa kurang aktif dan lebih banyak menunggu sajian dari guru,
dan akan berdampak pada hasil belajar siswa. Dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran yang masih bersifat konvensional juga akan berakibat pada
rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa didalam kelas. Oleh karena itu,
dibutuhkan suatu model pembelajaran variatif yang dapat merangsang aktivitas
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, sehingga siswa akan berperan aktif
dan memberikan feedback yang positif.
Oleh sebab itu, maka diperlukan suatu model pembelajaran yang
mendukung aktivitas belajar dan meningkatkan hasil belajar yaitu model
pembelajaran kooperatif. Salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang
dapat digunakan adalah tipe Snowball Throwing. Menurut Aris Shoimin (2014)
Pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing terdiri dari enam kegiatan pokok
yaitu aktivitas membaca, yaitu siswa membaca materi yang telah ditentukan oleh
guru untuk dapat memahami dengan buku pegangan. Berbicara, yaitu siswa
diharapkan dapat berbicara mengenai kesulitan pada materi mengenai hal – hal
apa saja yang belum dipahami. Mendengarkan, yaitu siswa mendengarkan satu
5
mendengarkan siswa menulis bagian yang kurang dipahami dari materi yang telah
di dengarkan siswa. Bekerjasama dalam memecahkan masalah, yaitu siswa
melakukan diskusi dan saling sharing untuk bekerjasama dalam memecahkan
masalah pada materi yang telah diberikan oleh guru dan melaksanakan permainan
dengan baik. Melalui enam kegiatan tersebut siswa dapat belajar memahami
materi secara mandiri, siswa mampu menjelaskan materi yang telah dipahami
kepada temannya, siswa mampu membuat pertanyaan terkait dengan kompetensi
dasar yang diajarkan, siswa mampu menjawab pertanyaan dan siswa mampu
berbicara, berdiskusi dan berpendapat didepan kelas.
Model pembelajaran tipe Snowball Throwing ini merupakan pembelajaran
yang dapat digunakan untuk memberikan konsep pemahaman materi yang sulit
kepada siswa serta dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan
dan kemampuan siswa dalam materi tersebut. Hamzah (2010) menyebutkan
teknisnya adalah siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok yang diwakili ketua
kelompok untuk mendapat tugas dari guru, kemudian masing – masing siswa
membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola atau kertas pertanyaan lalu
dilempar ke siswa lain yang masing – masing siswa menjawab pertanyaan dari
bola yang diperoleh. Model pembelajaran tipe Snowball Throwing melatih siswa
untuk lebih tanggap menerima pesan dari orang lain, dan menyampaikan pesan
tersebut kepada temannya dalam satu kelompok (Silberman, 2007). Dengan ini
diharapkan model pembelajaran tipe Snowball Throwing dapat membuat hasil
6
meningkat karena dalam model pembelajaran tersebut membuat siswa siap dengan
berbagai persoalan dan dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya.
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut maka penulis akan
melakukan penelitian dengan mengangkat judul : “Pengaruh Model
Pembelajaran Snowball Throwing Terhadap Hasil Belajar Pengawetan
Bahan Nabati Siswa Kelas X SMA Negeri 20 Medan”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka
identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana proses belajar mengajar pada Pengawetan Bahan Nabati di
SMA Negeri 20 Medan dengan menggunakan model konvensional ?
2. Bagaimana pengetahuan siswa pada pengawetan bahan nabati di SMA
Negeri 20 Medan ?
3. Apakah siswa sudah memahami dan menerima dalam pembelajaran
pengawetan bahan nabati secara maksimal ?
4. Bagaimana hasil belajar pengawetan bahan nabati, di SMA Negeri 20
Medan ?
5. Bagaimana metode yang digunakan dalam pembelajaran pengawetan
bahan nabati di SMA Negeri 20 Medan selama ini ?
6. Apakah model pembelajaran Snowball Throwing sudah digunakan dalam
7
C. Pembatasan Masalah
Karena keterbatasan waktu, tenaga, dan sarana serta mengingat luasnya
permasalahan yang terdapat di dalam penelitian ini, maka peneliti membatasi
permasalahan dalam pembahasan penelitian agar penelitian ini terarah, ruang
lingkup yang diteliti dibatasi pada hal-hal sebagai berikut :
1. Model pembelajaran yang diteliti adalah model pembelajaran Snowball
Throwing yaitu model pembelajaran yang diawali dengan pembentukan
kelompok dan terjadinya saling sharing pengetahuan dengan upaya
menyelesaikan permasalahan dalam diskusi yang berlangsung secara lebih
interaktif dan menyenangkan.
2. Hasil belajar siswa yang diteliti adalah hasil belajar kognitif pada materi
pengawetan bahan nabati yang terdiri dari manfaat pengawetan bahan
nabati, proses dan alat pengawetan bahan nabati, produk pengawetan
bahan nabati, dan pengemasan pengawetan bahan nabati.
3. Subjek penelitian adalah siswa kelas X SMA Negeri 20 Medan Tahun
Pelajaran 2016/2017.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah
maka rumusan masalah yang dipilih, yaitu :
1. Bagaimana hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model
pembelajaran Snowball Throwing pada pengawetan bahan nabati ?
2. Bagaimana hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model
8
3. Apakah ada pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran
Snowball Throwing terhadap hasil belajar pengawetan bahan nabati di
kelas X SMA Negeri 20 Medan?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan
model pembelajaran Snowball Throwing pada pengawetan bahan nabati.
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan
model pembelajaran konvensional pada kompetensi dasar pengawetan
bahan nabati.
3. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan penggunaan model
pembelajaran Snowball Throwing terhadap hasil belajar pengawetan
bahan nabati di kelas X SMA Negeri 20 Medan.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pengawetan bahan nabati.
2. Sebagai bahan masukan bagi guru dalam memilih model pembelajaran
yang lebih baik dan lebih tepat dalam mengajar pengawetan bahan nabati.
3. Sebagai bahan masukan bagi peneliti untuk memperluas wawasan tentang
9
4. Sebagai bahan masukan, untuk memberikan informasi bagi mahasiswa
yang ingin mengadakan penelitian yang relevan dengan penelitian ini.
5. Sebagai bahan referensi bagi UNIMED serta sumbangan pemikiran bagi
74
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
1. Hasil belajar siswa pada materi pengawetan bahan nabati dengan
menggunakan model pembelajaran konvensional cenderung Kurang
(42,5%) dengan rata-rata hitung sebesar 24,70 dan standar deviasi 2,75.
Hal ini disebabkan siswa masih kurang memahami proses dan alat
pengawetan bahan nabati dan model pembelajaran yang digunakan oleh
guru adalah model pembelajaran konvensional. Dalam pembelajaran ini,
siswa masih cenderung menjadi pendengar guru yang menjelaskan materi
yang diajarkan oleh guru.
2. Hasil belajar siswa pada materi pengawetan bahan nabati dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif Snowball Throwing
cenderung tinggi (52,5%) dengan rata-rata hitung sebesar 26,90 dan
standar deviasi 2,51. Dengan model pembelajaran Snowball Throwing ini,
diskusi kelompok dan interaksi antar siswa dari kelompok yang berbeda
terjadinya saling sharing pengetahuan dan pengalaman dan dapat melatih
kesiapan siswa dalam upaya menghadapi dan menyelesaikan masalah.
3. Ada pengaruh yang signifikan penerapan model pembelajaran Snowball
Throwing terhadap hasil belajar pengawetan bahan nabati pada siswa kelas
X SMA Negeri 20 Medan. Hasil belajar siswa pada materi pengawetan
bahan nabati dengan menggunakan model pembelajaran Snowball
75
menggunakan model konvensional. Dari hasil perhitungan uji t diperoleh
nilai thitung 3,751 dan ttabel 1,667. thitung > ttabel = (3,751 > 1,667) maka
hipotesis alternative (Ha) diterima.
B.Saran
1. Hasil belajar siswa pada materi Pengawetan bahan nabati dengan
menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing cenderung tinggi,
maka diharapkan model pembelajaran Snowball Throwing ini bisa
menjadi salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat
meningkatkan motivasi siswa dalam belajar dan meningkatkan hasil
belajar siswa.
2. Tingkat kecenderungan hasil belajar siswa rata-rata masih banyak dalam
kategori cukup, oleh karena itu sebaiknya guru dapat membuat variasi
mengajar yang menarik perhatian dan dapat memotivasi siswa sehingga
proses belajar mengajar akan lebih baik dan dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
3. Dari hasil penelitian ada pengaruh model pembelajaran Snowball
Throwing terhadap hasil belajar siswa sehingga diharapkan guru dapat
menggunakan model pembelajaran sesuai dengan materi pelajaran yang
akan dibahas dengan model pembelajaran yang lebih bervariatif sehingga
siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya dengan baik.
76
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2011). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara, Cet. XIII.
Dahrulsyah. 2010. Pengantar Teknologi Pangan. IPB Press.
Dewi Sartika (2012). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing pada Mata Pelajaran IPA di kelas V SD N 147 Palembang. Skripsi, Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Sriwijaya.
Dimyanti dan Mudjiono. (2010). Belajar dan Pembelajaran (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, dkk. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Effendi, M.S. 2009. Teknologi Pengolahan Dan Pengawetan Pangan. Bandung: Alfabeta
Hamzah B. Uno. (2010). Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar
Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara
Herudiyanto, M.S. 2008. Pengantar Teknologi Pengolahan Pangan. Widya Padjadjaran.
Hizyam Zaini, dkk. (2008). Strategi Pembelajaran Efektif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani
Isjoni dan Arif Ismail. (2008). Model – Model Pembelajaran Mutakhir.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Jauhar, Mohammad. (2008). Cooperative Learning Memperaktikan Cooperatif
Learning di Ruang – Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo
Kholik, Muhammad. Metode Pembelajaran Konvensional. h.2. (online). Tersedia: http://muhammadkholik.wordpress.com/2011/11/08/metode pembelajaran konvensional. Diakses tanggal 10 Agustus 2015.
Pujimulyani, D. 2012. Teknologi Pengolahan Sayur – Sayuran & Buah – Buahan.
77
Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Sanjaya. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Santyasa, Wayan. 2013. Strategi Belajar Mengajar. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar – Ruzz media.
Sibarani. (2010). Metode Pembelajaran Konvensional. Tersedia: http://sibarani.wordpress.com. Metode pembelajaran konvensional. Diakses tanggal 10 Agustus 2015.
Silberman., Melvin L. (2011). Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: YAPPENDIS.
Slavin, R. E. 2008. Cooperative Learning Teori Riset dan Praktik. Terj. Bandung: Nusa Media
Sudjana. (2010). Metoda Statistika (Rev. ed). Bandung: PT. Tarsito Bandung.
Sudjana. (2012). Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar (Rev.ed). Bandung: Rosdakarya.
Sugiyono, 2010 . Statistika untuk penelitian. Bandung : CV. Alfabeta
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Suprijono. (2012). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Sunarto. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Suryitno, Amin. (2011). Pemilihan Model-Model Pembelajaran dan Penerapannya di Sekolah. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Syah, Muhibbin. 2012. Psikologi Belajar. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.
Tien Muchtadi, T.R dan Sugiono. 2013. Prinsip Proses dan Teknologi Pangan. CV. Alfabeta.
Tien Muchtadi, T.R, Sugiono dan Ayustaningwarno, F. 2010. Ilmu Pengetahuan
78
Trianto. 2011. Model Pembelajaran Terpadu, Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Vivi Ria Lancarwati. 2012. Peningkatan Motivasi Belajar IPS Siswa Kelas VII dengan Menguunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball
Throwing di SMP N 4 Satuatap Bawang Banjarnegara. Skripsi, Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sisial FIS UNY.
Werdhaningsih, Hendriana. Dkk. (2014). Prakarya dan kewirausahaan untuk SMA