MINIMASI ARUS NETRAL DENGAN MENGGUNAKAN AUTOTRAFO ZIG-ZAG PADA SISTEM DISTRIBUSI TIGA FASA EMPAT KAWAT
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada
Departemen Teknik Elektro Sub Konsentrasi Teknik Energi Listrik
Oleh:
JUNAIDY SIPAYUNG NIM : 080402046
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
ABSTRAK
Arus netral merupakan arus balik yang mengalir pada kawat netral sistem
distribusi tiga fasa empat kawat yang merupakan penjumlahan vektor dari ketiga
arus fasa dalam komponen simetris. Idealnya arus netral sama dengan nol pada
saat beban seimbang namun pada kenyataannya penggunaan beban non linear dan
beban tidak seimbang mengakibatkan adanya arus netral dan bahkan melebihi
besar arus fasanya. Arus netral yang besar mengakibatkan panas yang berlebih
pada generator, menimbulkan kerusakan atau kesalahan kerja dari
peralatan-peralatan listrik yang terhubung pada transformator. Pada penelitian ini dilakukan
minimasi arus netral pada sistem distribusi tiga fasa empat kawat dengan
menggunakan autotrafo zig-zag. Pemasangan autotrafo zig-zag pada sistem
distribusi tiga fasa empat kawat dapat mengurangi arus netral pada penghantar
netral sistem tiga fasa empat kawat, dimana terjadi pengurangan arus netral
sebesar 99,68 % yaitu dari semula 1,209934 A menjadi 0,003809 A.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas
Akhir yang berjudul “MINIMASI ARUS NETRAL DENGAN MENGGUNAKAN AUTOTRAFO ZIG-ZAG PADA SISTEM DISTRIBUSI TIGA FASA EMPAT KAWAT”.
Adapun penulisan Tugas Akhir ini merupakan salah satu persyaratan yang
wajib dipenuhi mahasiswa untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan
pendidikan Sarjana Strata Satu di Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Universitas Sumatera Utara.
Tugas Akhir ini penulis persembahkan kepada yang teristimewa yaitu
Ayahanda (J.Sipayung) dan Ibunda (A.T.Sihombing), Kakakku (Ernita Sipayung,
Am.Keb), Adik-adikku (Akim Sipayung, Tenni Sipayung dan Novita Sipayung)
dan semua sanak saudara yang selalu memberikan semangat dan mendoakan
penulis dalam masa studi sampai menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Selama penulis menjalani pendidikan di kampus hingga diselesaikannya
Tugas Akhir ini, penulis banyak menerima bantuan, bimbingan serta dukungan
dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan setulus hati penulis hendak menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Ir. Zulkarnaen Pane dan Ibu Syiska Yana, ST, MT selaku Dosen
Pembimbing Tugas Akhir yang telah banyak meluangkan waktu dan
pikirannya untuk memberikan bantuan, bimbingan, dan pengarahan kepada
2. Bapak Ir. Masykur Sj, MT dan Bapak Yulianta Siregar, ST, MT selaku Dosen
Penguji Tugas Akhir yang telah banyak memberikan saran dan masukan
dalam penyempurnaan Tugas Akhir ini.
3. Bapak Ir. Zulfin, MT selaku Dosen Wali penulis yang senantiasa memberikan
bimbingan selama perkuliahan.
4. Bapak Ir. Surya Tarmizi Kasim,M.Si dan Bapak Rachmad Fauzi, ST, MT
selaku Ketua Jurusan dan Sekretaris Departemen Teknik Elektro, Fakultas
Teknik, Universitas Sumatera Utara.
5. Seluruh staf pengajar yang telah memberikan bekal ilmu kepada penulis dan
seluruh pegawai Departemen Teknik Elektro USU yang telah membantu
penulis dalam urusan administrasi.
6. Keluarga besar Laboratorium Distribusi dan Transmisi FT USU : Bapak Ir.
Zulkarnaen Pane, Bapak Bantu Karo-Karo, Bang Haogoaro Waruhu, Bang
Ahmad Suhendra, Bang Reza Budianto, Teguh, Fakhurazi, Jhon Palmer
Sitorus, Fahrul, dan Doni
7. Sahabat terbaik penulis dan juga tim AOC Teknik Elektro USU : Dedi
Panjaitan, Elvis Sinaga, Antonius Siswanto dan Raja Putra Sitepu yang selalu
memberikan motivasi, dan dukungannya.
8. Jean, Aprido, Frederick, Daniel, Eykel, Bayu, Andry Nico, Christian, Army,
Rizky, Ellis, Maria, William, Basten, Darminton, Pryandi, Junedi, Yusak,
David, Safril Ramadhan, Eka Rahmat, Andri Sitorus, Dina dan seluruh
teman-teman Mahasiswa Departemen Teknik Elektro FT-USU yang
9. Bang Leo dan Bang Herman Salim yang sudah banyak memberi masukan
kepada Penulis khususnya dalam hal program simulasi komputer.
10. Teman-teman 2nd Unggulan SMA Negeri 1 Sidikalang (Mariana, Efitri,
Martina, Rugun, Gabe, Ervanny, Ester, Eva, Jerika, Valentina, Yulia, Ruccy,
Bernat, Rianto, Frans, Jekson, Marwan, Midian, dan Irwan) yang senantiasa
memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.
11. Semua orang yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah
memberikan kontribusinya kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak kekurangannya.
Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun
demi penyempurnaan Tugas Akhir ini. Penulis berharap Tugas Akhir ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih.
Medan, Juni 2013
Penulis
JUNAIDY SIPAYUNG
DAFTAR ISI
2.1 Arus Netral pada Sistem Tiga Fasa Empat Kawat ... 4
2.2 Sistem Simetris dan Seimbang ... 4
2.3 Sistem Tidak Simetris dan Tidak Seimbang ... 6
2.4 Rasio RMS dari Penghantar Netral dan Arus Fasa pada Sistem Simetris dan Seimbang ... 8
2.5 Triplen Harmonisa ... 9
2.6 Beban Non Linear ... 10
2.7 Pengurangan Arus Netral ... 11
2.7.1 Pengurangan Arus Netral Menggunakan Zero Passing ... 12
2.8 Autotrafo Zig-zag... 19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 24
3.1Pengukuran ... 24
3.1.1 Tempat dan Waktu ... 24
3.1.2 Alat dan Bahan ... 24
3.1.3 Rangkaian Pengukuran ... 25
3.1.4 Prosedur Pengukuran ... 26
3.2 Simulasi ... 27
3.2.1 Simulasi Pengukuran Arus Sebelum Menggunakan Autotrafo Zig-zag ... 27
3.2.2 Simulasi Pengukuran Arus Setelah Menggunakan Autotrafo Zig-zag ... 29
BAB IV HASIL DAN ANALISIS ... 33
4.1 Pengukuran Arus pada Penggunaan Beban Non Linear yang Seimbang ... 33
4.2 Simulasi ... 36
4.2.1 Simulasi Pengukuran Arus Sebelum Menggunakan Autotrafo Zig-zag ... 36
4.2.2 Simulasi Pengukuran Arus Setelah Menggunakan Autotrafo Zig-zag ... 38
BAB V PENUTUP ... 44
5.1 Kesimpulan ... 44
5.2 Saran ... 44
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Halaman
2.1 Sistem tiga fasa simetris dan seimbang dimana tidak ada arus
urutan nol ... 5
2.2 Sistem tiga fasa tidak simetris dan tidak seimbang dimana ada arus urutan nol ... 8
2.3 Arus netral pada grounded wye system akibat triplen harmonisa ... 10
2.4 Hubungan tegangan dan arus pada beban non linier ... 10
2.5 Karakteristik gelombang tegangan dan arus pada beban non linier ... 11
2.6 Model pengurangan harmonisa arus sistem menggunakan zero passing ... 13
2.7 Rangkaian urutan nol per fasa untuk pengurangan harmonisa arus sistem menggunakan zero passing ... 14
2.8 Rangkaian belitan trafo zero blocking ... 16
2.9 (a) Fluksi magnetik urutan nol ... 17
2.9 (b) Fluksi magnetik urutan lainnya yang dibangkitkan pada zero blocking ... 17
2.10 Rangkaian pengganti magnetik urutan nol zero blocking ... 18
2.11 Hubungan autotrafo zig-zag ... 19
2.12 Rangkaian ekivalen urutan nol... 21
2.13 Rangkaian ekivalen urutan nol dimana tegangan urutan nol dihubung singkat ... 23
3.2 Rangkaian percobaan pengukuran arus ... 26
3.3 Blok diagram umum simulasi pengukuran arus sebelum
menggunakan autotrafo zig-zag ... 27
3.4 Model simulasi pengukuran arus sebelum menggunakan autotrafo
zig-zag pada simulasi PSIM ... 28
3.5 Blok diagram umum simulasi pengukuran arus setelah
menggunakan autotrafo zig-zag ... 30
3.6 Model simulasi pengukuran arus setelah menggunakan autotrafo
zig-zag pada simulasi PSIM ... 30
4.1 Gelombang keluaran arus pada pengukuran arus akibat beban non
linear yang seimbang ... 35
4.2 Spektrum arus akibat penggunaan beban non linear yang seimbang . 35
4.3 Gelombang arus hasil simulasi pengukuran arus sebelum
menggunakan autotrafo zig-zag ... 36
4.4 FFT arus hasil simulasi pengukuran arus sebelum menggunakan
autotrafo zig-zag ... 37
4.5 Gelombang arus hasil simulasi pengukuran arus setelah
menggunakan autotrafo zig-zag ... 38
4.6 FFT arus hasil simulasi pengukuran arus setelah menggunakan
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman
3.1 Data pembebanan pengukuran arus ... 25
3.2 Data masukan simulasi pengukuran arus sebelum menggunakan
autotrafo zig-zag pada simulasi PSIM ... 29
3.3 Data masukan simulasi pengukuran arus setelah menggunakan
autotrafo zig-zag pada simulasi PSIM ... 31
4.1 Data hasil pengukuran besar arus pada penggunaan beban non linear
yang seimbang ... 34
4.2 Hasil simulasi pengukuran arus sebelum menggunakan autotrafo zig-
zag ... 38
4.3 Hasil simulasi pengukuran arus setelah menggunakan autotrafo zig-
zag ... 40
4.4 Hasil simulasi gelombang dan FFT arus netral sebelum dengan setelah
menggunakan autotrafo zig-zag ... 40
4.5 Data hasil simulasi arus netral sebelum menggunakan autotrafo zig-zag
ABSTRAK
Arus netral merupakan arus balik yang mengalir pada kawat netral sistem
distribusi tiga fasa empat kawat yang merupakan penjumlahan vektor dari ketiga
arus fasa dalam komponen simetris. Idealnya arus netral sama dengan nol pada
saat beban seimbang namun pada kenyataannya penggunaan beban non linear dan
beban tidak seimbang mengakibatkan adanya arus netral dan bahkan melebihi
besar arus fasanya. Arus netral yang besar mengakibatkan panas yang berlebih
pada generator, menimbulkan kerusakan atau kesalahan kerja dari
peralatan-peralatan listrik yang terhubung pada transformator. Pada penelitian ini dilakukan
minimasi arus netral pada sistem distribusi tiga fasa empat kawat dengan
menggunakan autotrafo zig-zag. Pemasangan autotrafo zig-zag pada sistem
distribusi tiga fasa empat kawat dapat mengurangi arus netral pada penghantar
netral sistem tiga fasa empat kawat, dimana terjadi pengurangan arus netral
sebesar 99,68 % yaitu dari semula 1,209934 A menjadi 0,003809 A.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem distribusi daya tiga fasa empat kawat sangat luas digunakan untuk
menyuplai beban satu fasa ataupun beban tiga fasa. Keberadaan dari beban-beban
non linear seperti televisi, radio, komputer, lampu hemat energi dan lain-lain yang
disuplai oleh sistem tiga fasa empat kawat akan menimbulkan harmonisa.
Harmonisa adalah arus atau tegangan yang nilai frekuensinya kelipatan bulat dari
frekuensi fundamental (di Indonesia 50 Hz) [1].
Salah satu pengaruh harmonisa pada sistem tiga fasa empat kawat adalah
timbulnya arus urutan nol yang tinggi di kawat netralnya sehingga mengakibatkan
arus netral yang tinggi juga. Kawat netral pada sistem tiga fasa empat kawat
merupakan jalur untuk arus urutan nol. Arus masukan dari beban-beban non linear
satu fasa mengandung komponen harmonisa yang berbeda dan salah satunya
adalah arus urutan nol yang besar. Selain itu, beban-beban satu fasa di sistem tiga
fasa mungkin didistribusikan tidak merata yang mana mengakibatkan beban tidak
seimbang yang serius dan komponen arus urutan nol fundamental yang nyata.
Karena komponen harmonisa urutan nol dan komponen urutan nol fundamental
dari arus beban tidak seimbang mengalir ke dalam kawat netral yang akan
mengakibatkan beban lebih pada kawat netral [2].
Harmonisa akan mengakibatkan arus netral yang tinggi pada sistem
distribusi tiga fasa empat kawat akibat penggunaan beban-beban non linear yang
arus netral dengan menggunakan autotrafo zig-zag pada sistem distribusi tiga fasa
empat kawat.
1.2Rumusan Masalah
Arus netral yang timbul pada kawat netral sistem tiga fasa empat kawat
didominasi oleh komponen arus urutan nol yang diakibatkan oleh penggunaan
beban non linear berupa lampu hemat energi kondisi seimbang. Keberadaan arus
netral yang tinggi tidak boleh diabaikan dan sebisa mungkin harus dikurangi. Pada
Tugas Akhir ini permasalahan utama yang dibahas adalah tentang minimasi arus
netral yang timbul akibat pemakaian beban non linier berupa lampu hemat energi
kondisi seimbang pada sistem distribusi tiga fasa empat kawat dengan
menggunakan autotrafo zig-zag yang disimulasikan dengan bantuan program
komputer yaitu program PSIM.
1.3 Batasan Masalah
Permasalahan dan pengurangan arus netral pada sistem distribusi tiga fasa
empat kawat merupakan cakupan bahasan yang luas dan kompleks. Untuk
penyederhanaan penyelesaian masalah, maka perlu dibuat batasan masalah, yaitu
hanya membahas :
1. Tegangan sumber diasumsikan seimbang dan simetris.
2. Beban non linear yang digunakan pada sistem tiga fasa empat kawat
berupa lampu hemat energi dengan kondisi beban yang seimbang.
3. Arus netral yang terjadi akibat arus harmonisa kelipatan tiga yang
pada sistem distribusi tiga fasa empat kawat.
4. Autotrafo zig-zag yang digunakan sebagai peminimasi arus netral
fasa yang perbandingan rasio belitannya 1 : 1 menjadi autotrafo tiga
fasa hubungan zig-zag.
1.4 Tujuan
Adapun tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui berapa
besar pengurangan arus netral setelah dilakukan pemasangan autotrafo zig-zag
diantara beban-beban non linear berupa lampu hemat energi kondisi seimbang
dengan sistem distribusi tiga fasa empat kawat yang terjadi akibat pengaruh
harmonisa kelipatan tiga karena pemakaian beban-beban non linier berupa lampu
hemat energi kondisi seimbang sehingga solusi ataupun cara penanganan
pengaruh harmonisa terhadap arus netral dapat dilakukan.
1.5Manfaat
Manfaat penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai solusi dalam
pengurangan arus netral akibat harmonisa kelipatan tiga pada sistem tiga fasa
empat kawat yaitu dengan menggunakan autotrafo zig-zag. Dengan berkurangnya
arus netral pada sistem distribusi tiga fasa fasa empat kawat maka tidak ada lagi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Arus Netral pada Sistem Tiga Fasa Empat Kawat
Jaringan distribusi tegangan rendah adalah jaringan tiga fasa empat kawat,
dengan ketentuan, terdiri dari kawat tiga fasa (R, S, T) dan satu kawat netral. Jika
beban seimbang tidak ada arus netral. Namun, pada kenyataannya, beban tidak
seimbang karena kebanyakan jaringan menyuplai seperangkat peralatan dengan
beban satu fasa. Ketidakseimbangan tersebut menyebabkan timbulnya arus netral
dan meningkatnya rugi-rugi pada jaringan [3].
Arus netral dalam sistem distribusi tenaga listrik dikenal sebagai arus yang
mengalir pada kawat netral di sistem distribusi tegangan rendah tiga fasa empat
kawat. Arus yang mengalir pada kawat netral yang merupakan arus balik untuk
sistem distribusi tiga fasa empat kawat adalah penjumlahan vektor dari ketiga arus
fasa dalam komponen simetris.
Perkembangan jaringan distribusi ditandai dengan pemakaian sebagian
besar peralatan non linier. Dengan meningkatnya sejumlah peralatan non linier
menyebabkan adanya distorsi harmonik pada arus beban dan menyebabkan
meningkatnya rugi-rugi pada jaringan dan transformator [3].
2.2 Sistem Simetris dan Seimbang [4]
Dengan menggunakan transformasi fourier, arus fasa yang simetris dan
seimbang pada sistem dapat dituliskan. Arus pada penghantar netral dapat dicari
dengan penjumlahan arus dari ketiga fasa (R, S, dan T).
Adapun bentuk persamaannya yaitu :
(t) = sin − + + sin 3 − + + sin 5 −
+ + ... (2.2)
(t) = sin − + + sin 3 − + + sin 5 −
+ + ... (2.3)
(t) = 0 + 3 * sin( 3 + ) + 0 + ... (2.4)
dimana :
IR = arus pada fasa R
IS = arus pada fasa S
IT = arus pada fasa T
IN = arus pada kawat netral
Dapat dilihat bahwa harmonisa pertama (i = 6k + 1), dengan i adalah
urutan harmonisa dan k = 0,1,2....) di arus fasa dibentuk langsung dari sistem,
harmonisa ketiga (i = 6k + 3) merupakan komponen urutan nol dan harmonisa
kelima (i = 6k + 5) adalah komponen urutan negatif. Dimana arus pada kawat
netral hanya terdiri dari harmonisa ketiga.
Secara grafis, sistem simetris dan seimbang ditunjukkan pada Gambar 2.1.
2.3 Sistem Tidak Simetris dan Tidak Seimbang [4]
Dengan menggunakan transformasi fortescue, sistem tidak simetris dan
tidak seimbang dapat dituliskan sebagai penjumlahan dari komponen urutan
positif, negatif dan nol.
Adapun persamaannya adalah sebagai berikut :
̅ ,
Sebagai penjumlahan dari komponen urutan positif dan juga penjumlahan
dari komponen urutan negatif adalah nol (1+a+a2=0), maka hanya penjumlahan
dari komponen urutan nol saja yang ada pada penghantar arus netral.
Arus netral hanya memiliki komponen urutan nol dari arus fasa. Pada
sistem yang simetris dan seimbang, komponen urutan nol ini memiliki
korespondensi dengan harmonisa kelipatan tiga.
Dari Persamaan 2.7, sebagaimana hukum kirchoff dapat dituliskan
menjadi:
Dari persamaan diatas, amplitudo IN,i dan sudut phasa φN,i dari harmonisa
ke-i pada arus netral dapat dihitung. Amplitudo dari IN,i dari harmonisa arus pada
penghantar netral adalah:
, = , cos , + , cos , + , cos , + , sin , + , sin , + , sin ,
(2.10)
dimana :
IN,i : amplitudo dari urutan harmonisa ke i pada arus pada penghantar netral
IR,i, IS,i, IT,i, : amplitudo dari harmonisa dari arus pada fasa R,S,T
ΦR,i, φS,i, φT,i : sudut fasa dari harmonisa dari arus pada fasa R,S,T
Sudut fasa dari harmonisa ke-i di arus konduktor netral adalah:
Persamaan 2.10. Secara grafis sistem yang tidak seimbang ditunjukkan pada
Gambar 2.2 [5].
Gambar 2.2 Sistem tiga fasa tidak simetris dan tidak seimbang dimana ada arus urutan nol
2.4 Rasio RMS dari Penghantar Netral dan Arus Fasa pada Sistem Simetris dan Seimbang [4]
Untuk sistem yang simetris dan seimbang, rasio rms dari arus penghantar
netral dan arus fasa naik dengan meningkatnya harmonisa ketiga dan dengan
menurunnya harmonisa pertama dan kelima pada arus fasa. Arus pada penghantar
netral tidak mungkin melebihi tiga kali dari arus fasanya. Rasio maksimum
mungkin saja dapat terjadi jika harmonisa ketiga pada arus fasa adalah tak hingga
dibandingkan dengan harmonisa pertama dan kelima pada arus fasa.
= ∑( )
∑( ) ∑( ) ∑( ) (2.12)
dimana :
IN : nilai rms dari total arus pada penghantar netral
I fasa : nilai rms dari total arus pada penghantar fasa
Jika kita tinjau pada suatu kasus ini dimana arus fasa adalah harmonisa
ganjil I2n+1 dimana I2n+1 = qn x I1 (0 ≤q ≤1, n = 1,2,...) atau I3 = q x I1, I5 = q² x I1, I7
= q3 x I1, I9 = q4 x I1,…
Nilai rms dari arus fasa adalah:
I fasa = 1 + + + + … * = (2.13)
Maka nilai rms dari arus pada penghantar netral sebanding dengan :
= 3* + + + … * = ∗ (2.14)
Rasio rms dari arus pada penghantar netral dan arus fasa adalah:
= 3 = 3
( ) ( ) = (2.15)
Nilai maksimum dari rasio rms dari arus pada penghantar netral dan arus
fasa dapat dicari saat q = 1 (seluruh harmonisa pada arus fasa memiliki besar
yang sama) dan sebanding dengan √3
2.5 Triplen Harmonisa [6]
Triplen harmonisa adalah kelipatan ganjil dari harmonisa ketiga (h = 3, 9, 15, 21, 27, …). Hal ini penting diperhatikan khususnya pada sistem bintang yang
ditanahkan (grounded wye systems) karena adanya arus yang mengalir pada kawat netral. Arus pada kawat netral akan menjadi overload karena arus antar fasanya tidak saling menghilangkan. Gambar 2.3 menunjukkan suatu sistem yang
seimbang dan diasumsikan komponen fundamental dan komponen harmonisa
ketiga hadir dalam sistem tersebut.
Diharapkan penjumlahan vektor dari ketiga arus fasa R, S, dan T bernilai
pada konduktor netral mengalir arus triplen harmonisa dari ketiga fasa yang saling menjumlahkan yang besarnya tiga kali dari arus triplen pada setiap fasanya.
Gambar 2.3 Arus netral pada grounded wye system akibat triplen harmonisa
2.6 Beban Non Linear
Harmonisa bisa muncul dari beban yang terhubung ke sistem distribusi.
Beban-beban pada sistem tenaga listrik dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu
beban linier dan beban non linier. Namun yang menjadi sumber harmonisa adalah
beban non linier.
Beban non linier adalah beban yang memberikan bentuk gelombang
keluaran yang tidak sama dengan gelombang masukan. Artinya arus yang
mengalir tidak sebanding dengan perubahan tegangan dan hal ini tentunya tidak
sesuai lagi dengan hukum ohm. Beban non linier merupakan peralatan yang
didalamnya terdapat komponen semikonduktor seperti thyristor, dioda, dan
lain-lain. Adapun hubungan tegangan dan arus pada beban non linear ditunjukkan pada
Gambar 2.4 Hubungan tegangan dan arus pada beban non linier
Beban non linier dikatakan menjadi sumber harmonisa dikarenakan
adanya komponen semikonduktor yang dalam proses kerjanya berlaku sebagai
saklar yang bekerja pada setiap setengah siklus gelombang atau beban yang
membutuhkan arus yang tidak tetap pada setiap periode waktunya seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 2.5. Proses kerja ini akan menghasilkan gangguan/
distorsi gelombang arus yang tidak sinusoidal. Contoh beban non linier ini adalah
: UPS (Uninterruptible Power Supplies), printer, komputer, televisi, lampu hemat energi, dan sebagainya [7].
Gambar 2.5 Karakteristik gelombang tegangan dan arus pada beban non linier
2.7 Pengurangan Arus Netral [8]
Prinsip dasar yang diterapkan pada pengurangan harmonisa arus di
jala-jala sistem dengan cara mengeleminir komponen arus harmonisa yang
kawat umumnya harmonisa arus didominasi oleh komponen arus harmonisa orde
kelipatan tiga atau harmonisa arus urutan nol yang dibangkitkan dari beban-beban
non linier satu fasa, arus ini mengalir melalui kawat konduktor netral dan
merupakan arus netral sistem.
Untuk mengurangi harmonisa arus pada sistem ini, maka komponen arus
harmonisa urutan nol inilah yang dieleminir. Pengeleminiran arus harmonisa
urutan nol ini dilakukan dengan cara mengalirkan arus netral sistem langsung
kembali ke beban-beban non linier menggunakan pelalu arus urutan nol. Sehingga
arus harmonisa urutan nol ini tidak mengalir ke jala-jala sistem. Dengan pelaluan
arus netral ini, maka arus netral sistem menjadi sangat berkurang. Pelalu arus
urutan nol secara sederhana dapat dibuat dari rangkaian elektromagnetik berupa
trafo zero passing dan trafo zero blocking. Karena pada pelalu arus urutan nol ini tidak terdapat komponen kapasitor, maka resonansi pada sistem tidak mungkin
terjadi [8].
2.7.1 Pengurangan Arus Netral Menggunakan Zero Passing [8]
Zero passing adalah suatu rangkaian elektromagnetik yang berfungsi untuk melalukan arus harmonisa urutan nol. Oleh karena itu, suatu zero passing mempunyai impedansi yang rendah terhadap arus harmonisa urutan nol dan
impedansi yang tinggi terhadap arus urutan lainnya. Suatu zero passing bisa didapatkan dari beberapa konfigurasi rangkaian elektromagnetik multi belitan
seperti trafo Y-Δ, autotrafo zigzag dan autotrafo scott.
Metoda pelaluan arus harmonisa urutan nol atau arus netral sistem secara
sederhana dapat dilakukan dengan menggunakan sebuah pelalu arus urutan nol
passing dipasang secara paralel, sehingga suatu zero passing hanya boleh melalukan arus harmonisa urutan nol saja, oleh karena itu suatu zero passing harus mempunyai impedansi yang rendah untuk arus urutan nol dan impedansi
yang tinggi untuk arus urutan lainnya.
Konsep pelaluan arus netral atau arus harmonisa urutan nol menggunakan
zero passing pada sistem distribusi tiga fasa empat kawat diperlihatkan pada Gambar 2.6.
Gambar 2.6 Model pengurangan harmonisa arus sistem menggunakan zero passing
Untuk penyederhanaan analisis pengurangan arus harmonisa di jala-jala
sistem maka digunakan rangkaian ekivalen urutan nol perfasa dari rangkaian
pengurangan harmonisa arus seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.7. Dalam
analisis ini, sumber tegangan tidak mengandung harmonisa dan hanya terdiri dari
komponen fundamental saja atau komponen urutan positif. Karenanya sumber
tegangan pada rangkaian pengganti urutan nol ini dapat dianggap sebagai suatu
rangkaian hubung singkat. Sedangkan beban-beban non linier dimodelkan sebagai
sehingga impedansi urutan nolnya dapat diabaikan. Karena impedansi urutan nol
sumber arus harmonisa relatif sangat besar terhadap impedansi urutan nol zero passing dan impedansi urutan nol sumber tegangan serta impedansi urutan nol jala-jala sistem, maka impedansi urutan nol sumber arus harmonisa ini pada
rangkaian pengganti urutan nol dapat dianggap sebagai rangkaian terbuka.
Dengan demikian, rangkaian ekivalen urutan nol per fasa dari rangkaian
pengurangan arus harmonisa di jala-jala sistem tiga fasa empat kawat dapat
digambarkan seperti pada Gambar 2.7.
Gambar 2.7 Rangkaian urutan nol per fasa untuk pengurangan harmonisa arus sistem menggunakan zero passing
dimana :
iRS, iSS, iTS adalah arus jala-jala fasa R, S dan T
iRB, iSB, iTB adalah arus beban fasa R, S dan T
iNB adalah arus netral beban
iZP adalah arus zero passing
iNS adalah arus netral sistem
iRZP, iSZP, iTZP, adalah zero passing R, S dan T
ZJ0 adalah impedansi urutan nol jala-jala sistem per fasa
ZS0 adalah impedansi urutan nol sumber tegangan per fasa
iNB0 adalah arus netral beban per fasa
iZP0 adalah arus zero passing per fasa
iNS0 adalah arus netral sistem per fasa
Karena hasil penjumlahan seluruh komponen arus harmonisa urutan positif
dan negatif sama dengan nol, maka arus netral beban adalah :
iNB = ∑~ [ sin {h0 (ωt) – Φh0}] (2.16)
dimana :
h0 = (3n)
dalam bentuk nilai efektifnya dapat dinyatakan sebagai
INB= 3 (∑~ [ ]2)1/2 (2.17)
Dari rangkaian urutan nol per fasa pada Gambar 2.7 dapat ditentukan besar
arus yang mengalir ke zero passingiZp0 adalah sebagai berikut :
iZp0 =
( )
( ) iNB0 (t) (2.18)
Dengan mensubstitusikan iNB0 Persamaan 2.16 ke Persamaan 2.18, maka
didapatkan persamaan arus yang mengalir ke zero passing iZp0, yaitu :
Total arus netral yang mengalir ke sumber tegangan setelah pengurangan
harmonisa arus menggunakan zero passing adalah :
iNS (t) = {1-KM1} 3 ∑~ √2 sin {h0 (ωt) – Φh0} (2.20)
untuk h1 = (3n-2) ; h2 = (3n-1) ; h0 = (3n)
2.7.2 Pengurangan Arus Netral Menggunakan Zero Blocking [8]
Zero blocking adalah suatu rangkaian elektromagnetik yang berfungsi untuk menahan arus harmonisa urutan nol, agar arus harmonisa urutan nol
tersebut sebesar-besarnya dapat dilalukan melalui zero passing untuk mendapatkan pengurangan arus harmonisa yang optimal. Oleh karena itu, suatu
zero blocking haruslah mempunyai impedansi yang besar terhadap arus harmonisa urutan nol dan impedansi yang rendah terhadap arus urutan lainnya. Untuk
memenuhi kriteria tersebut, suatu zero blocking dapat dibentuk dari tiga buah belitan identik pada suatu inti trafo tiga fasa seperti yang diperlihatkan pada
Gambar 2.8.
Gambar 2.8 Rangkaian belitan trafo zero blocking
Arus netral sistem atau arus harmonisa urutan nol yang mengalir melalui
sumber tegangan akan mengalir juga melalui ketiga belitan trafo zero blocking. Karena arus-arus harmonisa urutan nol ini sefasa dan sama besar, maka fluksi
blocking akan sefasa dan sama besar pula, yaitu ΦOR, ΦOS dan ΦOT. Pembangkitan fluksi magnetik urutan nol pada masing-masing belitan zero blocking diperlihatkan pada Gambar 2.9 (a).
Gambar 2.9 (a) Fluksi magnetik urutan nol
(b) Fluksi magnetik urutan lainnya yang dibangkitkan pada zero blocking
Fluksi magnetik urutan nol pada masing-masing belitan zero passing adalah sefasa sehingga total fluksi urutan nol yang dihasilkan akan saling
menguatkan. Dengan demikian, zero blocking akan mempunyai impedansi urutan nol yang besar untuk dapat menahan arus urutan nol atau arus netral sistem.
Sedangkan arus urutan positif dan negatif yang mengalir melalui ketiga
belitan zero blocking akan membangkitkan fluksi magnetik urutan positif dan
negatif ΦR, ΦS dan ΦT yang sama besar dengan perbedaan fasa masing-masing
menentukan impedansi urutan nol dari suatu zero blocking dapat digunakan rangkaian pengganti seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2.10.
Gambar 2.10 Rangkaian pengganti magnetik urutan nol zero blocking Dari rangkaian pengganti magnetik zero blocking pada Gambar 2.10, total fluksi magnetik urutan nol yang dibangkitkan pada zero blocking adalah :
Φ0 = ∑ ( )Φ sin{ℎ } (2.21)
dan amper-turn pada ketiga kumparan zero blocking yang dibangkitkan oleh arus urutan nol adalah :
3NI0 = H . l = Φ0[l / (µA)] (2.22)
dimana:
A adalah luas lintasan fluksi magnetik
N adalah jumlah belitan
I adalah arus yang mengalir pada kumparan N
H adalah intensitas medan magnetik
l adalah panjang lintasan magnetik
Φ0adalah fluksi magnetik urutan nol
µadalah permeabilitas bahan magnetik
Karena reluktansi magnetik R didefenisikan sebagai :
maka fluksi urutan nol zero blocking dapat dinyatakan sebagai :
Φ0 = 3 N I0R (2.24)
Dengan demikian induktansi urutan nol zero blocking adalah :
L0= = 9 N 2
( )
(2.25)
Impedansi urutan nol zero blocking adalah :
ZB0 = + ( ) (2.26)
Apabila resistansi urutan nol R0 belitan sangat kecil dan dapat diabaikan,
maka nilai impedansi urutan nol zero blocking dapat ditentukan sebagai berikut :
ZB0= 9 ω0 N 2
( )
(2.27)
dimana :
ω0 = 2 π f0
f0 adalah frekuensi harmonisa urutan nol
2.8 Autotrafo Zig-zag
Autotrafo hubungan zig-zag dapat digunakan sebagai zero passing. Hubungan autotrafo zig-zag dapat juga dihasilkan dari menghubungkan belitan
tiga buah transformator satu fasa seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.11.
N
Arus urutan nol di masing-masing fasanya yaitu (ir0(t), (is0(t) dan (it0(t)
mempunyai amplitudo yang sama dan fasa yang sama pada sistem distribusi tiga
fasa empat kawat, dan dapat ditunjukkan sebagai :
ir0(t) = is0(t) = it0(t) (2.28)
Arus netral merupakan penjumlahan dari arus urutan nol ketiga fasanya,
dan ditunjukkan sebagai :
in(t) = 3 ir0(t) (2.29)
Arus masukan mengalir ke titik ujung dari belitan primer sama dengan
arus yang mengalir keluar dari titik ujung belitan sekunder karena belitan
autotrafo zig-zag ini mempunyai perbandingan 1 : 1. Sehingga didapat bahwa :
izr (t) = izs (t) (2.30)
izs (t) = izt (t) (2.31)
izt (t) = izr (t) (2.32)
dimana :
ir0 : arus urutan nol pada fasa R
is0 : arus urutan nol pada fasa S
it0 : arus urutan nol pada fasa T
in : arus netral
izr : arus fasa R pada autotrafo zig-zag
izs : arus fasa S pada autotrafo zig-zag
izt : arus fasa T pada autotrafo zig-zag
Dari Persamaan 2.30, Persamaan 2.31, dan Persamaan 2.32 menyatakan
komponen arus urutan nol dari arus beban akan mengalir ke dalam autotrafo
zig-zag [1].
Adapun analisis dari autotrafo zig-zag dapat dijelaskan seperti pada
penjelasan berikut ini. Autotrafo zig-zag menyediakan impedansi rendah untuk
komponen urutan nol dan impedansi tinggi untuk komponen urutan positif dan
negatif. Sumber urutan nol pada autotrafo zig-zag terdiri dari dua yaitu tegangan
urutan nol (VS0(t)) dan arus urutan nol (iL0(t)) [9]. Gambar 2.12 menunjukkan
rangkaian ekivalen urutan nol [9].
Gambar 2.12 Rangkaian ekivalen urutan nol dimana
VS0(t) merupakan tegangan urutan nol
ZS0 merupakan impedansi urutan nol pada sumber
ZZN merupakan impedansi autotrafo zig-zag
iL0 merupakan arus urutan nol
ZLN merupakan impedansi dari kawat netral diantara beban dan autotrafo
zig-zag
ZNU merupakan impedansi antara kawat netral dengan sumber
Ketidakseimbangan terjadi akibat tidak seimbangnya distribusi dari beban
dimasing-masing fasa dan juga diakibatkan variasi tegangan pada fasa. Sumber
V ( t)
Dari Persamaan 2.33, tegangan urutan nol dapat dinyatakan sebagai
berikut :
VS0(t) = ( Vrn(t) + Vsn(t) + Vtn(t) ) (2.34)
dimana :
VS0 adalah tegangan urutan nol
VS1 adalah tegangan urutan positif
VS2 adalah tegangan urutan negatif
Vrn adalah tegangan fasa R ke netral
Vsn adalah tegangan fasa S ke netral
Vtn adalah tegangan fasa T ke netral
iL0(t) merupakan sumber arus urutan nol dan mengandung arus beban
fuldamental yang tidak seimbang dan arus harmonisa urutan nol beban. Arus
urutan nol dapat dinyatakan sebagai berikut :
Karena pada Tugas Akhir ini tegangan sumber diasumsikan seimbang dan
simetris maka pengaruh dari tegangan urutan nol (VS0(t)) dapat diabaikan. Untuk
mempertimbangkan pengaruh dari arus urutan nol (iL0(t)) maka tegangan urutan
nol (VS0(t)) harus diasumsikan menjadi hubung singkat seperti pada Gambar 2.13.
Gambar 2.13 Rangkaian ekivalen urutan nol dimana tegangan urutan nol dihubung singkat
Dengan menggunakan terorema superposisi, maka arus netral sumber
(i’SN) dapat dinyatakan sebagai berikut :
i’SN(t) = iL0(t) (2.36)
dimana :
i’SN adalah arus netral sumber
ZZN adalah impedansi autotrafo zig-zag
ZS0 adalah impedansi urutan nol pada sumber
ZNU adalah impedansi antara kawat netral dengan sumber
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode yang dilakukan dalam penelitian adalah metode pengukuran dan
metode simulasi. Metode pengukuran dilakukan di Laboratorium Distribusi dan
Transmisi Teknik Elektro USU untuk mengukur besar arus pada sistem distribusi
tiga fasa empat kawat akibat penggunaan beban non linear berupa lampu hemat
energi dengan kondisi beban seimbang. Sedangkan metode simulasi dengan
menggunakan program PSIM untuk melihat pengaruh pemasangan autotrafo
zig-zag pada sistem distribusi tiga fasa empat kawat untuk mengurangi arus netral.
3.1Pengukuran
Pada tahap ini, pengukuran dilakukan untuk mengetahui besar arus pada
sistem distribusi tiga fasa empat kawat akibat penggunaan beban non linear
berupa lampu hemat energi kondisi beban seimbang.
3.1.1 Tempat dan Waktu
Pengukuran arus pada sistem tiga fasa empat kawat dilakukan di
Laboratorium Distribusi dan Transmisi FT-USU pada hari Jumat, tanggal 8 Juni
2012, pukul 14.00 WIB – 16.00 WIB.
3.1.2 Alat dan Bahan
Adapun peralatan yang digunakan dalam penelitian minimasi arus netral
dengan menggunakan autotrafo zig-zag pada sistem distribusi tiga fasa empat
kawat di Labotarorium Distribusi dan Transmisi Departemen Teknik Elektro,
Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara adalah sebagai berikut :
2. Beban non linear berupa lampu hemat energi dengan rincian daya sebagai
berikut :
1. 23 Watt sebanyak 6 buah
2. 18 Watt sebanyak 6 buah
3. 8 Watt sebanyak 3 buah
3. Kabel penghubung.
4. MCCB tiga fasa 20 A.
Adapun daftar pembebanannya seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.1
Tabel 3.1 Data pembebanan pengukuran arus
Fasa Lampu Hemat Energi (watt) Total
(watt) LHE1 LHE2 LHE3 LHE4 LHE5
R 23 23 18 18 8 90
S 23 23 18 18 8 90
T 23 23 18 18 8 90
3.1.3 Rangkaian Pengukuran
Adapun blok diagram umum pengukuran arus sebelum menggunakan
autotrafo zig-zag ditunjukkan pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Blok diagram umum pengukuran arus sebelum menggunakan autotrafo zig-zag
Sedangkan rangkaian percobaan pengukuran arus ditunjukkan pada
Gambar 3.2 Rangkaian percobaan pengukuran arus
3.1.4 Prosedur Pengukuran
Pengukuran arus dilakukan pada sistem distribusi tiga fasa empat kawat
yang diakibatkan oleh beban non linear berupa lampu hemat energi kondisi beban
seimbang. Adapun rincian pembebanannya adalah sebagai berikut:
a) 90 Watt pada fasa R
b) 90 Watt pada fasa S
c) 90 Watt pada fasa T
Sedangkan prosedur percobaannya adalah sebagai berikut :
a. Buat rangkaian seperti Gambar 3.2.
b. Siapkan beban yaitu lampu hemat energi sesuai dengan daftar beban yang telah ditentukan sebelumnya seperti pada Tabel 3.1.
d. Ukur besarnya arus, dan kandungan harmonik pada masing-masing fasa dan netral menggunakan alat ukur Power Quality Analyzer Fluke 434/435.
e. Catat data hasil pengukuran pada tabel data yang tersedia.
f. Matikan (off-kan) MCCB.
3.2 Simulasi
Pada tahap ini, simulasi dilakukan dengan menggunakan program PSIM
untuk melihat pengaruh pemasangan autotrafo zig-zag pada sistem distribusi tiga
fasa empat kawat untuk mengurangi arus netral yang diperoleh dari hasil simulasi
pengukuran arus. Simulasi dilakukan dengan dua tahap yaitu simulasi pengukuran
arus sebelum menggunakan autotrafo zig-zag dan simulasi pengukuran arus
setelah menggunakan autotrafo zig-zag.
3.2.1 Simulasi Pengukuran Arus Sebelum Menggunakan Autotrafo Zig-zag
Hasil pengukuran arus pada sistem distribusi tiga fasa empat kawat
disimulasikan dengan menggunakan program PSIM untuk melihat besar arus fasa
dan netral hasil simulasi. Adapun blok diagram umum simulasi pengukuran arus
sebelum menggunakan autotrafo zig-zag ditunjukkan pada Gambar 3.3.
Gambar 3.3 Blok diagram umum simulasi pengukuran arus sebelum menggunakan autotrafo zig-zag
Sedangkan model simulasi pengukuran arus sebelum menggunakan
Gambar 3.4 Model simulasi pengukuran arus sebelum menggunakan autotrafo zig-zag pada simulasi PSIM
Sebelum dilakukan simulasi maka perlu diketahui besar
parameter-parameter yang diperlukan sebagai data masukan untuk simulasi. Adapun data
masukan simulasi ditunjukkan pada Tabel 3.2.
Sedangkan langkah-langkah simulasi pengukuran arus sebelum
menggunakan autotrafo zig-zag dapat diurutkan sebagai berikut :
a. Buat rangkaian tegangan di masing-masing fasa (Vr, Vs, Vt) seperti pada
Gambar 3.4.
b. Tegangan fasa dihubungkan bintang dengan sebuah netral.
c. Buat impedansi sumber di masing-masing fasa (Zsr, Zss, Zst) dan impedansi
antara kawat netral dengan sumber (ZNU).
d. Buat model arus harmonisa (Ir1 s.d It17).
e. Buat Ampere meter (Ir, Is, It, In).
f. Buat simulation control.
g. Tentukan parameter masukan pada setiap komponen seperti pada Tabel
h. Jalankan simulasi dengan mengklik run simulation.
i. Buka simview untuk melihat bentuk gelombang arus dan FFT (Fourier Transform Laplace) arus.
Tabel 3.2 Data masukan simulasi pengukuran arus sebelum menggunakan autotrafo zig-zag pada simulasi PSIM
3.2.2 Simulasi Pengukuran Arus Setelah Menggunakan Autotrafo Zig-zag
Pada tahap ini, hasil simulasi pengukuran arus netral sebelum
pada sistem distribusi tiga fasa empat kawat yang disimulasikan dengan program
PSIM untuk melihat besar pengurangan arus netralnya. Adapun blok diagram
umum simulasi pengukuran arus setelah menggunakan autotrafo zig-zag
ditunjukkan pada Gambar 3.5.
Gambar 3.5 Blok diagram umum simulasi pengukuran arus setelah menggunakan autotrafo zig-zag
Sedangkan model simulasi pengukuran arus setelah menggunakan
autotrafo zig-zag ditunjukkan pada Gambar 3.6.
Gambar 3.6 Model simulasi pengukuran arus setelah menggunakan autotrafo zig-zag pada simulasi PSIM
Sebelum melakukan simulasi maka perlu diketahui besar
parameter-parameter yang diperlukan sebagai data masukan untuk simulasi. Adapun data
Tabel 3.3 Data masukan simulasi pengukuran arus setelah menggunakan
Dengan demikian, langkah-langkah simulasi pengukuran arus setelah
menggunakan autotrafo zig-zag dapat diurutkan sebagai berikut :
a. Buat rangkaian tegangan di masing-masing fasa (Vr, Vs, Vt) seperti pada
Gambar 3.6.
c. Buat impedansi sumber di masing-masing fasa (Zsr, Zss, Zst) dan impedansi
antara kawat netral dengan sumber (ZNU).
d. Buat model arus harmonisa (Ir1 s.d It17).
e. Buat autotrafo zig-zag dengan menghubungkan tiga buah transformator satu fasa ideal inverted/ dibalik.
f. Buat impedansi antara kawat netral autotrafo zig-zag dengan netral model arus netral (ZLN).
g. Buat Ampere meter (Ir, Is, It, In).
h. Buat simulation control.
i. Tentukan parameter masukan pada setiap komponen.
j. Jalankan simulasi dengan mengklik run simulation.
k. Buka simview untuk melihat bentuk gelombang arus dan FFT (Fourier Transform Laplace) arus.
Sedangkan analisis arus netral yang digunakan pada penelitian ini hanya
membandingkan data hasil simulasi pengukuran arus netral sebelum
menggunakan autotrafo zig-zag dengan data hasil simulasi pengukuran arus netral
setelah menggunakan autotrafo zig-zag pada simulasi PSIM. Apabila hasil
simulasi pengukuran arus netral setelah menggunakan autotrafo zig-zag pada
simulasi PSIM lebih kecil dari hasil simulasi pengukuran arus netral tanpa
menggunakan autotrafo zig-zag pada simulasi PSIM maka akan dianalisis berapa
persen pengurangan arus netral setelah pemasangan autotrafo zig-zag pada sistem
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS
Pada bab ini akan dibahas dan dianalisis mengenai hasil pengukuran arus
pada saat penggunaan beban non linier berupa lampu hemat energi kondisi beban
seimbang pada sistem tiga fasa empat kawat dan besar perubahan minimasi arus
netral pada sistem tiga fasa empat kawat dengan menggunakan autotrafo zig-zag
yang disimulasikan dengan simulasi PSIM.
4.1 Pengukuran Arus pada Penggunaan Beban Non Linear yang Seimbang
Pengukuran arus pada sistem tiga fasa empat kawat dilakukan pada
tanggal 8 Juni 2012 di Laboratorium Distribusi dan Transmisi Departemen Teknik
Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Adapun data hasil
pengukuran yang diperoleh dari pengukuran besar arus akibat penggunaan beban
non linear berupa lampu hemat energi dengan kondisi beban seimbang pada
sistem tiga fasa empat kawat ditunjukkan pada Tabel 4.1.
Dari data hasil pengukuran arus pada penggunaan beban non linear yang
seimbang seperti pada Tabel 4.1 terlihat bahwa arus netral yang terjadi
diakibatkan oleh harmonisa orde ke-3, ke-9 dan ke-15 (harmonisa kelipatan tiga/
Tabel 4.1 Data hasil pengukuran besar arus pada penggunaan beban non
Adapun bentuk gelombang keluaran arus pada pengukuran arus pada
beban non linear yang seimbang yaitu beban lampu hemat energi 90 Watt pada
fasa R, beban lampu hemat energi 90 Watt pada fasa S, dan beban lampu hemat
Gambar 4.1 Gelombang keluaran arus pada pengukuran arus akibat beban non
linear yang seimbang
Gambar 4.1 menunjukkan bahwa meskipun kondisi beban non linear
dalam keadaan seimbang namun arus netralnya tetap besar bahkan melebihi arus
fasanya. Hal ini bisa terjadi karena bebannya merupakan beban non linear dan
arus yang mengalir pada penghantar netral disebabkan adanya komponen arus
urutan nol yang ditimbulkan oleh beban non linear.
Sedangkan bentuk spektrum arus pada pengukuran arus pada beban non
linear yang seimbang yaitu beban lampu hemat energi sebesar 90 Watt pada fasa
R, beban lampu hemat energi sebesar 90 Watt pada fasa S, dan beban lampu
hemat energi 90 Watt pada fasa T ditunjukkan pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2 Spektrum arus akibat penggunaan beban non linear yang seimbang
Dari Gambar 4.2 terlihat bahwa besar arus netral pada harmonisa kelipatan
tiga lebih besar dibandingkan orde harmonisa lainnya, dan besar arus netral lebih
besar dibandingkan arus fasanya pada harmonisa kelipatan tiga orde ke-3, ke-9
dan ke-15. Hal ini terjadi karena arus netral diakibatkan oleh arus harmonisa
kelipatan tiga/ triplen harmonic akibat penggunaan beban non linear.
4.2Simulasi
Pada penelitian ini, minimasi arus netral dengan menggunakan autotrafo
zig-zag akan dianalisis dengan bantuan simulasi program komputer yaitu PSIM.
Pada simulasi ini akan dilakukan dua tahapan yaitu simulasi pengukuran arus
sebelum menggunakan autotrafo zig-zag dan simulasi pengukuran arus setelah
menggunakan autotrafo zig-zag.
4.2.1 Simulasi Pengukuran Arus Sebelum Menggunakan Autotrafo Zig-zag
Pada penelitian ini, hasil pengukuran arus sebelum menggunakan autotrafo
zig-zag akan disimulasikan menggunakan bantuan program komputer yaitu PSIM.
Adapun hasil simulasi pengukuran arus sebelum menggunakan autotrafo zig-zag
pada program PSIM berupa gelombang arus, dan FFT (fast fourier transform) arus. Gelombang arus hasil simulasi pengukuran arus sebelum menggunakan
autotrafo zig-zag ditunjukkan oleh Gambar 4.3.
Dari Gambar 4.3 terlihat bahwa arus yang mengalir pada penghantar netral
merupakan penjumlahan vektor dari ketiga arus fasanya. Meskipun besar ketiga
arus fasanya sama namun tetap ada arus netral karena sistem menggunakan beban
non linear yang merupakan sumber arus harmonisa penyebab terjadinya arus
netral akibat harmonisa kelipatan tiga orde ke-3, ke-9 dan ke-15.
Bentuk FFT arus hasil simulasi pengukuran arus sebelum menggunakan
autotrafo zig-zag ditunjukkan pada Gambar 4.4.
Gambar 4.4 FFT arus hasil simulasi pengukuran arus sebelum menggunakan autotrafo zig-zag
Dari Gambar 4.4 terlihat bahwa arus mengalir pada penghantar netralnya
sebesar 1,18 A (0,83 Arms) pada arus harmonisa kelipatan orde ke-3. Hal ini
hampir sama dengan hasil pengukuran arus netral pada sistem tiga fasa empat
kawat akibat penggunaan beban non linear yang seimbang yaitu sebesar 1,20 A
(0,84 Arms).
Hasil simulasi pengukuran arus sebelum menggunakan autotrafo zig-zag
Tabel 4.2 Hasil simulasi pengukuran arus sebelum menggunakan autotrafo
11 0,064992 0,062994 0,076991 0,029028
13 0,043993 0,045994 0,059991 0,018122
15 0,022995 0,022996 0,032993 0,078721
17 0,020994 0,020995 0,022994 0,010720
Dari hasil simulasi pengukuran arus sebelum menggunakan autotrafo
zig-zag terlihat bahwa arus netral yang terjadi diakibatkan oleh harmonisa kelipatan
tiga orde ke-3, ke-9 dan ke-15 dimana arus netralnya melebihi besar arus fasanya
bahkan mencapai tiga kali arus fasanya.
4.2.2 Simulasi Pengukuran Arus Setelah Menggunakan Autotrafo Zig-zag
Pada tahap penelitian ini, hasil simulasi pengukuran arus netral dikurangi
untuk memperkecil nilai arus netralnya dengan menggunakan autotrafo zig-zag.
Adapun hasil simulasi pengukuran arus setelah menggunakan autotrafo zig-zag
pada PSIM berupa gelombang arus, dan FFT arus. Gelombang arus hasil simulasi
pengukuran arus setelah menggunakan autotrafo zig-zag ditunjukkan pada
Gambar 4.5.
Dari Gambar 4.5 terlihat bahwa setelah pemasangan autotrafo zig-zag
pada sistem tiga fasa empat kawat untuk meminimasi arus netral terjadi perubahan
arus netral yang signifikan dan bahkan mendekati keadaan idealnya (0 A). Hal ini
terjadi karena arus urutan nol yang mengalir pada sistem dilewatkan melalui
autotrafo zig-zag dan dikembalikan ke sumber arus urutan nolnya.
Bentuk FFT arus hasil simulasi pengukuran arus setelah menggunakan
autotrafo zig-zag ditunjukkan pada Gambar 4.6.
Gambar 4.6 FFT arus hasil simulasi pengukuran arus setelah menggunakan autotrafo zig-zag
Dari Gambar 4.6 terlihat bahwa arus yang mengalir pada penghantar
netralnya semakin kecil mendekati keadaan idealnya yaitu sebesar 0 A. Hal ini
terjadi karena pengaruh pemasangan autotrafo zig-zag sebagai pelalu arus urutan
nol yang merupakan komponen dari arus netral.
Hasil simulasi pengukuran arus setelah menggunakan autotrafo zig-zag
ditunjukkan pada Tabel 4.3. Dari hasil simulasi pengukuran arus setelah
menggunakan autotrafo zig-zag terlihat bahwa terjadi pengurangan arus netral
Tabel 4.3 Hasil simulasi pengukuran arus setelah menggunakan autotrafo
11 0,062390 0,072148 0,068857 0,000008
13 0.049931 0,043059 0,056508 0,000007
15 0,003928 0,004373 0,006776 0,000006
17 0,022181 0,022422 0,019423 0,000005
Adapun perbandingan hasil simulasi gelombang dan FFT arus netral
sebelum menggunakan autotrafo zig-zag dengan hasil simulasi gelombang dan
FFT arus netral setelah menggunakan autotrafo zig-zag ditunjukkan pada Tabel
4.4.
Tabel 4.4 Hasil simulasi gelombang dan FFT arus netral sebelum dengan setelah menggunakan autotrafo zig-zag
Arus Netral Sebelum Setelah
Gelombang
FFT
Dari Tabel 4.4 terlihat bahwa setelah pemasangan autotrafo zig-zag pada
sistem tiga fasa empat kawat bentuk gelombang arus netral berubah menjadi lebih
sinusoidal dan pada FFT-nya terlihat bahwa terjadi penurunan arus netral yang
signifikan yaitu dari 1,187233 A menjadi 0,000030 A pada harmonisa kelipatan
Sedangkan hasil simulasi data arus netral di program PSIM, sebelum
menggunakan autotrafo zig-zag dan setelah menggunakan autotrafo zig-zag
ditunjukkan pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Data hasil simulasi arus netral sebelum menggunakan autotrafo zig-zag dan setelah menggunakan autotrafo zig-zag
Orde Harmonisa Besar Arus Netral (A)(peak)
Sebelum Menggunakan
Total Arus Netral 1,209934 0,003809
Total arus netral diperoleh dari perhitungan dengan menggunakan
Persamaan 4.1 yaitu
IN = ∑ ( ) (4.1)
dimana :
h merupakan orde harmonisa ganjil kelipatan tiga
Besar arus netral sebelum menggunakan autotrafo zig-zag dapat dihitung
( 0,018122) + ( 0,078721) + ( 0,010720)
IN = ( 0,000916696729) + ( 1,409522196289) + ( 0,001384732944) +
( 0,001018120464) + ( 0,043617904801) + ( 0,000842624784) +
( 0,000328406884) + ( 0,006196995841) + ( 0,0001149184)
IN = ( 1,463942597136)
IN = 1,209934 A
Sedangkan besar arus netral setelah menggunakan autotrafo zig-zag
dapat dihitung sebagai berikut :
IN = ∑ ( )
IN = ( ) + ( ) + ( ) + ( ) + ( ) + ( ) + ( ) + ( ) +
( )
IN = ( 0,003809) + ( 0,000030) + ( 0,000018) + ( 0,000013) +
( 0,00001) + ( 0,000008) + ( 0,000007) + ( 0,000006) +
( 0,000005)
IN = ( 0,000014508481) + ( 0,0000000009) + ( 0,000000000324) +
( 0,000000000169) + ( 0,0000000001) + ( 0,000000000064) +
( 0,000000000049) + ( 0,000000000036) + ( 0,000000000025)
IN = ( 0,000014510148)
IN = 0,003809 A
Dari Tabel 4.5 terlihat bahwa arus netral yang mengalir di kawat netral
Untuk itu, arus netral yang besar harus kurangi agar tidak terjadi panas yang
berlebihan di kawat netral.
Dari hasil simulasi yang ditampilkan pada Tabel 4.5 terlihat bahwa
pemakaian autotrafo zig-zag sangat efektif untuk mengurangi besar arus netral.
Adapun besar pengurangan arus netral setelah penggunaan autotrafo zig-zag
sebesar :
% Pengurangan arus netral = x 100 % (4.2)
dimana :
In = arus netral sebelum minimasi
In’ = arus netral setelah minimasi
Maka besar pengurangan arus netralnya setelah pemasangan autotrafo
zig-zag pada sistem tiga fasa empat kawat adalah :
% Pengurangan arus netral = , ,
, x 100 %
= ,
, x 100 %
= 99,68 %
Dari hasil perhitungan, terlihat bahwa autotrafo zig-zag sangat cocok
digunakan untuk meminimasi arus netral karena pengurangan arus netralnya
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Meskipun lampu hemat energi dalam kondisi beban yang seimbang akan
tetap menghasilkan arus netral yang besar bahkan besarnya tiga kali dari
arus fasanya.
2. Dengan bertambahnya orde harmonisa maka besar harmonisa kelipatan
tiga pada arus netralnya semakin kecil.
3. Autotrafo zig-zag dapat meminimasi arus netral dengan pengurangan
sebesar 99,68 % sehingga autotrafo zig-zag sangat efektif untuk
meminimasi arus netral.
5.2 Saran
Dari hasil penelitian ini, penulis menyarankan beberapa saran ataupun
masukan untuk penelitian selanjutnya yaitu :
1. Untuk membuat penelitian pengukuran arus netral akibat penggunaan
beban non linear berupa lampu hemat energi kondisi beban tidak seimbang
dimana jumlah wattnya sama dengan jumlah watt lampu hemat energi
kondisi beban seimbang untuk mengetahui besar arus netralnya.
2. Untuk membandingkan hasil penelitian ini dengan menggunakan simulasi
program komputer lainnya seperti MATLAB, ETAP, EMTP, dan lain-lain.
3. Untuk membuat langsung autotrafo zig-zagnya sehingga dapat melakukan
4. Untuk membandingkan hasil penelitian ini dengan penelitian minimasi
DAFTAR PUSTAKA
[1] S.Ranjith Kumar, S.Surendhar, Ashish Negi and P.Raja. Zig Zag Transformer performance analysis on harmonic reduction in distribution load. International Conference on Electrical, Control and Computer Engineering
Pahang, Malaysia, June 21-22, 2011.
[2] Hurng-Liahng Jou, Member, IEEE, Kuen-Der Wu, Jinn-Chang Wu, and Wen-Jung Chiang. A Phase Four-Wire Power Filter Comprising a Three-Phase Three-Wire Active Power Filter and a Zig–Zag Transformer. IEEE Transactions On Power Electronics, Vol. 23, No. 1, January 2008.
[3] P.Stojanovic, Dobrivoje et al. Measurement and Analysis of Neutral Conductor Current in Low Voltage Distribution Network. IEEE 2009.
[4] J. Desmet et al. Analysis of the neutral conductor current in a three phase supplied network with non-linear single phase loads. IEEE Transactions on Industry Applications, 2003.
[5] Desmit, Jan & Baggini, Angelo. Neutral Sizing in Harmonic Rich Installations. Università di Bergamo, June 2003.
[6] Dugan, Roger C. dkk. 2004. Electric Power System Quality. Edisi Kedua. McGraw-Hill.
[7] De La Rosa, Francisco. C. 2006. Harmonics and Power Systems. New York: CRC Press.
[8] Syafrudin, Metode Baru Pengurangan Harmonisa Pada Sistem Distribusi Tenaga Listrik. Institut Teknologi Bandung, 2001.