• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arus netral - Pengurangan Arus Netral pada Sistem Distribusi Tiga Fasa Empat Kawat Menggunakan Zero Sequence Blocking Transformer

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arus netral - Pengurangan Arus Netral pada Sistem Distribusi Tiga Fasa Empat Kawat Menggunakan Zero Sequence Blocking Transformer"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Arus netral

Jaringan distribusi tegangan rendah adalah jaringan tiga fasa empat kawat

dengan aturan, terdiri dari 3 penghantar fasa (R,S,T) dan satu penghantar netral.

Jika jaringan distribusi tersebut mempunyai beban linear seimbang maka tidak ada

arus netral. Namun, dalam kondisi sebenarnya, beban yang terpasang tidak

seimbang karena sebagian besar jaringan menyuplai seperangkat peralatan beban

satu fasa. Jaringan distribusi sekarang sebagian besar menyuplai penggunaan

peralatan beban nonlinear. Dengan meningkatnya penggunaan beban nonlinear

maka menyebabkan adanya distorsi harmonik pada arus beban dan timbulnya arus

netral [4].

Pada suatu kondisi di mana sistem distribusi tiga fasa empat kawat

melayani beban-beban nonlinear satu fasa yang tidak seimbang, arus yang

mengalir pada penghantar netral merupakan penjumlahan dari arus fundamental

dan arus harmonisa urutan nol (terutama harmonisa triplen) [5].

Pada sistem distribusi yang seimbang dan melayani beban nonlinear, arus

harmonisa pada penghantar netral dapat diturunkan dengan menggunakan

transformasi Fourier. Adapun persamaannya adalah sebagai berikut: [6]

𝐼𝐼𝑅𝑅(𝑡𝑡) =𝐼𝐼1sin(ω𝑡𝑡+𝜑𝜑1 ) +𝐼𝐼3sin(3ω𝑡𝑡+𝜑𝜑3) +𝐼𝐼5sin(5ω𝑡𝑡+𝜑𝜑5) + … (2.1)

𝐼𝐼𝑆𝑆(𝑡𝑡) =𝐼𝐼1sin(ω𝑡𝑡 −120° +𝜑𝜑1) +𝐼𝐼3sin(3(ω𝑡𝑡 −120°) +𝜑𝜑3) +

(2)

𝐼𝐼𝑇𝑇(𝑡𝑡) =𝐼𝐼1sin(ω𝑡𝑡 −240° +𝜑𝜑1) +𝐼𝐼3sin(3(ω𝑡𝑡 −240°) +𝜑𝜑3) +

𝐼𝐼5sin(5(ω𝑡𝑡 − 240°)+𝜑𝜑5)+ … (2.3)

Dengan menjumlahkan arus pada ketiga fasa, maka dapat diperoleh

persamaan untuk arus netral sebagai berikut:

𝐼𝐼𝑁𝑁(𝑡𝑡) =𝐼𝐼𝑅𝑅(𝑡𝑡) +𝐼𝐼𝑆𝑆(𝑡𝑡) +𝐼𝐼𝑇𝑇(𝑡𝑡) = 0 + 3 (𝐼𝐼3sin(3ω𝑡𝑡+𝜑𝜑3) + 0 + … (2.4)

Dari persamaan di atas dapat dilihat bahwa arus yang mengalir pada

penghantar netral adalah arus harmonisa triple.

Pada sistem distribusi yang tidak seimbang dan melayani beban nonlinear,

arus harmonisa pada penghantar netral dapat dapat diturunkan dengan

menggunakan transformasi Fourier. Adapun persamaannya adalah sebagai

berikut: [6]

Karena penjumlahan dari komponen urutan positif dan komponen urutan

negatif adalah nol (1 +𝑎𝑎+𝑎𝑎2 = 0). Maka hanya komponen urutan nol saja yang

terdapat pada penghantar netral. Hal ini dituliskan dengan :

𝐼𝐼

̅

𝑁𝑁,𝑖𝑖 =

(

1 +𝑎𝑎+𝑎𝑎2

)

𝐼𝐼

̅

1,𝑖𝑖 +

(

1 +𝑎𝑎+𝑎𝑎2

)

𝐼𝐼

̅

2,𝑖𝑖+ 3𝐼𝐼

̅

0,𝑖𝑖 = 3𝐼𝐼0,

̅

𝑖𝑖 (2.7)

Dengan menggunakan hukum Kirchoff pada Persamaan (2.7) dihasilkan:

𝐼𝐼̅𝑁𝑁,𝑖𝑖 = 3𝐼𝐼̅0,𝑖𝑖 = 3∗ 1

3�𝐼𝐼̅𝑅𝑅,𝑖𝑖 +𝐼𝐼̅𝑆𝑆,𝑖𝑖 +𝐼𝐼̅𝑇𝑇,𝑖𝑖�= 𝐼𝐼̅𝑅𝑅,𝑖𝑖 +𝐼𝐼̅𝑆𝑆,𝑖𝑖 +𝐼𝐼̅𝑇𝑇,𝑖𝑖 (2.8)

(3)

𝐼𝐼̅𝑅𝑅,𝑖𝑖 = 𝐼𝐼𝑅𝑅,𝑖𝑖𝑒𝑒𝑗𝑗𝜑𝜑𝑅𝑅,𝑖𝑖 , 𝐼𝐼̅𝑆𝑆,𝑖𝑖 =𝐼𝐼𝑆𝑆,𝑖𝑖𝑒𝑒𝑗𝑗𝜑𝜑𝑆𝑆,𝑖𝑖 ,𝐼𝐼̅𝑇𝑇,𝑖𝑖 =𝐼𝐼𝑇𝑇,𝑖𝑖𝑒𝑒𝑗𝑗𝜑𝜑𝑇𝑇,𝑖𝑖,

maka 𝐼𝐼̅𝑁𝑁,𝑖𝑖 diberikan oleh :

𝐼𝐼̅𝑁𝑁,𝑖𝑖 =�𝐼𝐼𝑅𝑅,𝑖𝑖cos𝜑𝜑𝑈𝑈,𝑖𝑖+𝐼𝐼𝑆𝑆,𝑖𝑖cos𝜑𝜑𝑉𝑉,𝑖𝑖+𝐼𝐼𝑇𝑇,𝑖𝑖cos𝜑𝜑𝑊𝑊,𝑖𝑖�

+𝑗𝑗(𝐼𝐼𝑅𝑅,𝑖𝑖sin𝜑𝜑𝑈𝑈,𝑖𝑖 +𝐼𝐼𝑆𝑆,𝑖𝑖sin𝜑𝜑𝑉𝑉,𝑖𝑖 +𝐼𝐼𝑇𝑇,𝑖𝑖sin𝜑𝜑𝑊𝑊,𝑖𝑖) (2.9)

Dengan menggunakan persamaan di atas, amplitudo IN,i dan sudut fasa

φN,i dari harmonisa ke-i pada penghantar netral dapat dihitung. Amplitudo IN,i

dapat diperoleh dengan persamaan:

𝐼𝐼𝑁𝑁,𝑖𝑖= ��𝐼𝐼𝑅𝑅,𝑖𝑖cos𝜑𝜑𝑅𝑅,𝑖𝑖+𝐼𝐼𝑆𝑆,𝑖𝑖cos𝜑𝜑𝑆𝑆,𝑖𝑖+𝐼𝐼𝑇𝑇,𝑖𝑖cos𝜑𝜑𝑇𝑇,𝑖𝑖� 2

+�𝐼𝐼𝑅𝑅,𝑖𝑖sin𝜑𝜑𝑅𝑅,𝑖𝑖+𝐼𝐼𝑆𝑆,𝑖𝑖sin𝜑𝜑𝑆𝑆,𝑖𝑖+𝐼𝐼𝑇𝑇,𝑖𝑖sin𝜑𝜑𝑇𝑇,𝑖𝑖�2 (2.10)

Sedangkan sudut fasa φN,i untuk harmonisa ke-i dapat diperoleh dengan

persamaan:

𝜑𝜑𝑁𝑁,𝑖𝑖 =𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑡𝑡𝑎𝑎 �Im (𝐼𝐼̅𝑁𝑁,𝑖𝑖)

Re (𝐼𝐼̅𝑁𝑁,𝑖𝑖)� (2.11)

Jika amplitudo dan sudut fasa harmonisa di penghantar fasa diketahui,

unsur harmonisa pada arus di penghantar netral dapat diperoleh dengan

menggunakan Persamaan (2.10) dan (2.11) [6].

Dalam kenyataannya, pada sistem distribusi tenaga listrik tiga fasa empat

kawat sering dijumpai arus netral sistem mencapai lebih dari 1.73 kali arus

fasanya [2].

2.2. Harmonisa

Harmonisa merupakan suatu model matematis dari bentuk gelombang

sinusoidal yang terdistorsi pada keadaan sebenarnya. Hal ini merupakan suatu

teknik untuk menganalisa gelombang ac yang terdistorsi. Semua bentuk

(4)

gelombang sinusoidal dari berbagai macam frekuensi yang merupakan kelipatan

integer dari frekuensi fundamental. Pada sistem distribusi dengan frekuensi

fundamental sebesar 50 Hz, dapat mengandung harmonisa ketiga (150Hz), kelima

(250Hz), ketujuh (350Hz), dan lain-lain [1].

Harmonisa dapat dibagi menjadi dua yaitu harmonisa orde ganjil dan

harmonisa orde genap. Harmonisa orde ganjil terdiri dari harmonisa ke- 3, 5, 7, 9,

dst. Sedangkan harmonisa orde genap terdiri dari harmonisa ke- 2, 4, 6, 8, dst.

Harmonisa ke- 1 tidak termasuk dalam harmonisa ganjil karena merupakan

frekuensi fundamental (dasar) [7].

Pengertian dari frekuensi harmonisa ditunjukkan pada Gambar 2.1.

Harmonisa kedua mengalami dua kali siklus penuh selama satu kali siklus

frekuensi fundamentalnya, dan harmonisa ketiga mengalami tiga kali siklus penuh

selama satu kali siklus frekuensi fundamentalnya. 𝑉𝑉1,𝑉𝑉2, dan 𝑉𝑉3 adalah nilai

puncak dari komponen harmonisanya. Gambar 2.2 merupakan penjumlahan dari

gelombang fundamental dengan gelombang harmonisa ketiga [7].

1 Cycle

(5)

Gambar 2.2 Gelombang Hasil Penjumlahan Gelombang Fundamental Dengan Gelombang Harmonisa Ketiga

Untuk suatu sistem tiga fasa seimbang yang mensuplai beban nonlinear,

harmonisa dapat dibagi menjadi tiga bagian sesuai dengan urutan fasanya, yaitu

[7]:

1. Harmonisa urutan positif

Yaitu harmonisa urutan positif terdiri dari tiga buah fasor yang sama

besarnya, terpisah antara satu dengan yang lain sebesar 120°, dan

mempunyai urutan fasor yang sama dengan fasor aslinya. Harmonisa

urutan-positif terdiri dari harmonisa orde ke-1, 4, 7, 10, dst. Gambar 2.3

(6)

I S1 I T1

I R1 URUTAN FASA POSITIF

Gambar 2.3 Fasor Fundamental

2. Harmonisa urutan negatif

Yaitu harmonisa urutan negatif terdiri dari tiga buah fasor yang sama

besarnya, terpisah antara satu dengan yang lain sebesar 120°, dan

mempunyai urutan fasor yang berlawanan dengan fasor aslinya.

Harmonisa urutan-negatif terdiri dari harmonisa orde ke-2, 5, 8, 11, dst.

Gambar 2.4 menunjukkan fasor dari harmonisa kelima.

I T5 I S5

I R5 URUTAN FASA NEGATIF

(7)

3. Harmonisa urutan nol

Yaitu harmonisa urutan nol terdiri dari tiga buah fasor yang sama

besarnya dan dengan pergeseran fasa 0° antara fasor yang satu dengan

yang lain. Harmonisa urutan nol terdiri dari harmonisa orde ke-3, 6, 9, 12,

dst. Gambar 2.5 menunjukkan fasor dari harmonisa ketiga.

I R3, I S3, I T3 URUTAN FASA NOL

Gambar 2.5 Fasor Harmonisa Ketiga

Arus harmonisa yang mengalir di penghantar netral didominasi oleh arus

harmonisa urutan nol [8].

2.2.1. Harmonisa Triplen

Harmonisa triplen adalah harmonisa ganjil kelipatan tiga seperti harmonisa

ke-3, 9, 15, 21, dan lain-lain. Harmonisa triplen juga dikenal sebagai harmonisa

urutan nol karena selalu berada sefasa satu sama lain [1]. Harmonisa triplen

menjadi masalah yang penting pada sistem tiga fasa empat kawat karena arus

harmonisa triplen mengalir dan saling menjumlahkan di penghantar netral. Ini

(8)

2.2.2 Sumber Harmonisa

Pada suatu sistem ditribusi tenaga listrik, pembangkit membangkitkan

bentuk gelombang tegangan dan arus sinusoidal yang hampir sempurna. Beban

yang dipikul sistem berupa beban linier dan beban nonlinear. Akan tetapi pada

kenyataannya beban pada tiap fasa didominasi oleh beban-beban nonlinear.

Sehingga bentuk gelombang sinusoidal yang sempurna tidak bertahan disisi

konsumen karena penggunaan dari beban-beban nonlinear tersebut yang menarik

arus nonsinusoidal. Beban-beban ini merusak bentuk gelombang tegangan dan

arus pada sistem kelistrikan dan menghasilkan harmonisa pada sistem listrik.

Gambar 2.6 mengilustrasikan beban linear seimbang arus masing-masing

fasa dari ketiga fasa hanya terdiri dari bentuk gelombang fundamental dan

gelombang pada netralnya merupakan penjumlahan dari ketiga fasa (tidak

mengalir arus) seperti pada gambar 2.7 [1].

BEBAN

(9)

Fasa R

Fasa S

Fasa T

Netral

Gambar 2.7 Bentuk Gelombang Dari Ketiga Fasa dan Netral Mensuplai Beban Linear Seimbang

Akan tetapi, di lingkungan yang sering terjadi harmonisa kondisi ini

sangatlah berbeda, Gambar 2.8 mengilustrasikan kondisi dimana beban nonlinear

menghasilkan harmonisa triplen dan saling menjumlahkan satu sama lain di

penghantar netral seperti diperlihatkan pada Gambar 2.9 [1].

BEBAN

(10)

Fasa R

Fasa S

Fasa T

Netral

Gambar 2.9 Bentuk Gelombang Dari Ketiga Fasa dan Netral Mensuplai Beban Nonlinear

Sumber harus harmonisa yang utama pada sistem distribusi tenaga listrik

adalah beban-beban nonlinear yang mempergunakan konverter-konverter statis

berupa penyearah-penyearah jembatan dioda. Pada sistem distribusi tenaga listrik

tiga fasa empat kawat tegangan rendah banyak terdapat beban-beban nonlinear

satu fasa berupa peralatan-peralatan listrik berbasis elektronik seperti

lampu-lampu fluorescent yang menggunakan ballast elektronik, TV, komputer, catu daya

pengisi batere, mesin fotocopy dan lain sebagainya yang menggunakan

penyearah-penyearah satu fasa [2].

2.2.3. Dampak Harmonisa

Tegangan dan arus harmonisa dapat menimbulkan efek yang berbeda-beda

pada peralatan listrik yang terhubung dengan jaringan listrik tergantung

(11)

a. Naiknya nilai arus netral pada jaringan distribusi tiga fasa empat kawat.

b. Mengganggu peralatan kontrol yang digunakan pada sistem elektronik.

c. Kesalahan pada peralatan pengukuran listrik yang menggunakan prinsip

induksi magnetik.

d. Menggangu alat-alat pengaman dalam sistem tenaga listrik seperti relay.

e. Pada mesin-mesin berputar seperti generator dan motor, menyebabkan

getaran dan suara/bising.

f. Bila ada sistem komunikasi yang dekat dengan sistem tenaga listrik

maka sistem komunikasi tersebut dapat terganggu.

2.2.4. Cara Untuk Mengurangi Arus Harmonisa

Sistem distribusi tenaga listrik tiga fasa empat kawat umumnya digunakan

untuk mendistribusikan energi listrik ke pusat-pusat beban listrik tegangan rendah.

Beban yang terhubung pada sistem ini lebih didominasi oleh beban-beban

nonlinear berupa peralatan listrik elektronik satu fasa. Arus harmonisa urutan nol

yang dibangkitkan dari beban-beban nonlinear satu fasa secara komulatif mengalir

melalui penghantar netral sistem. Dengan demikian, apabila arus jala-jala sistem

mempunyai kandungan arus harmonisa urutan nol yang tinggi, maka arus netral

sistem akan menjadi sangat berlebihan. Hal ini merupakan salah satu

permasalahan utama akibat arus harmonisa pada sistem distribusi tenaga listrik

tiga fasa empat kawat.

Arus harmonisa urutan nol yang ada di jala-jala sistem dapat

dieleminir/dikurangi dengan metoda pelalu arus urutan nol (Zero Passing) dan

(12)

Zero Passing adalah suatu rangkaian elektromagnetik yang berfungsi

untuk melalukan arus harmonisa urutan nol. Oleh karena itu, suatu Zero Passing

mempunyai impedansi yang rendah terhadap arus harmonisa urutan nol dan

impedansi yang tinggi terhadap arus urutan lainnya. Zero Passing bisa didapatkan

dari beberapa konfigurasi rangkaian elektromagnetik multi belitan seperti trafo

Y-∆, autotrafo zigzag dan autotrafo scott [2].

Zero Blocking adalah suatu rangkaian elektromagnetik yang berfungsi

untuk menahan arus harmonisa urutan nol. Oleh karena itu, suatu Zero Blocking

haruslah mempunyai impedansi yang besar terhadap arus harmonisa urutan nol

dan impedansi yang rendah terhadap arus urutan lainnya [2].

Pada tugas akhir ini penulis menggunakan tiga transformator satu fasa

yang digunakan sebagai zero sequence blocking transformer untuk mengurangi

besarnya arus harmonisa urutan nol dan nilai arus netral.

2.3. Zero Sequence Blocking Transformer

Dalam proses pengurangan harmonisa arus di jala-jala sistem distribusi

tenaga listrik tiga fasa empat kawat, zero sequence blocking transformer (ZSBT)

berfungsi sebagai panahan arus urutan nol dan pelalu arus urutan lainnya. Oleh

karena itu, suatu ZSBT haruslah mempunyai impedansi urutan nol yang besar dan

impedansi urutan lainnya yang sangat kecil. Untuk memenuhi kriteria tersebut,

suatu ZSBT dapat dibentuk dari tiga buah trasnformator satu fasa yang

(13)

N1 N2 R

N1 N2

S

N1 N2

T

IR1 IS1 IT1

VR VS VT Vo

IS2

IT2 IR2

Gambar 2.10 ZSBT Menggunakan Tiga Buah Transformator Satu Fasa

Pada Gambar 2.11 N1 adalah belitan pada sisi primer dan N2 adalah

belitan pada sisi sekunder. Pada sisi primer transformator terhubung seri dengan

sumber dan beban dan pada sekunder tranformator terhubung paralel.

N1

BEBAN SUMBER

TRANSFORMATOR N2

N1 N2

N1 N2

(14)

L lk

Gambar 2.12 Rangkaian Ekivalen Dari ZSBT

Rangkaian ekivalen dari ZSBT ditunjukkan pada Gambar 2.12 yang

menggunakan rangkaian listrik untuk transformator satu fasa. Llk adalah

induktansi bocor dan Lo adalah induktansi magnetisasi dari setiap transformator

satu fasa. Untuk memudahkan analisis, semua resistensi telah diabaikan dan telah

dianggap bahwa rasio untuk setiap transformator satu fasa adalah 1:1 (N1=N2).

Pada sisi sekunder dari transformator terhubung wye, maka jumlah

arusnya adalah nol.

𝑖𝑖𝑅𝑅2+𝑖𝑖𝑆𝑆2+𝑖𝑖𝑇𝑇2 = 0 (2.12)

Tegangan pada sisi sekunder transformator 𝑣𝑣0 dapat dinyatakan:

𝑣𝑣0 = 𝐿𝐿0 𝑑𝑑

(15)

=𝐿𝐿0

𝑑𝑑

𝑑𝑑𝑡𝑡(𝑖𝑖𝑆𝑆1− 𝑖𝑖𝑆𝑆2) =𝐿𝐿0

𝑑𝑑

𝑑𝑑𝑡𝑡(𝑖𝑖𝑇𝑇1− 𝑖𝑖𝑇𝑇2) (2.13)

Dari Persamaan (2.12) dan (2.13), diperoleh tegangan

𝑣𝑣0

:

𝑣𝑣0 =𝐿𝐿30𝑑𝑑𝑡𝑡𝑑𝑑 (𝑖𝑖𝑅𝑅1+𝑖𝑖𝑆𝑆1+𝑖𝑖𝑇𝑇1)

(2.14)

Dimana Lo adalah induktansi magnetisasi dari transformator satu fasa :

𝐿𝐿𝑜𝑜 = 𝑁𝑁2

𝑅𝑅

(2.15)

Dengan N dan R menjadi jumlah gulungan atau belitan dan reluktansi dari

transformator satu fasa.

Tegangan pada sisi primer dari fasa a dapat dinyatakan

𝑣𝑣𝑅𝑅 = 𝐿𝐿𝑙𝑙𝑙𝑙 . 𝑑𝑑

Impedansi dari ZSBT dapat diturunkan dengan menggabungkan

persamaan 𝑖𝑖𝑍𝑍𝑍𝑍 = (𝑖𝑖𝑅𝑅+𝑖𝑖𝑆𝑆+𝑖𝑖𝑇𝑇)

3 = 𝑖𝑖𝑅𝑅𝑍𝑍𝑍𝑍 =𝑖𝑖𝑅𝑅𝑍𝑍𝑍𝑍 =𝑖𝑖𝑇𝑇𝑍𝑍𝑍𝑍 dengan Persamaan (2.16) dan

mengabaikan induktansi bocor, impedansi yang dihasilkan oleh ZSBT terhadap

arus urutan nol adalah impedansi magnetisasi dari transformator satu fasa

(𝑍𝑍𝑍𝑍𝑍𝑍 = (𝐿𝐿𝑙𝑙𝑙𝑙 +𝐿𝐿𝑜𝑜)𝜔𝜔 ≈ 𝐿𝐿𝑜𝑜𝜔𝜔). Untuk komponen urutan positif dan negatif, dapat

diturunkan bahwa impedansi yang ada adalah impedansi bocor (𝑍𝑍𝑑𝑑𝑖𝑖𝑑𝑑𝑑𝑑 =𝐿𝐿𝑙𝑙𝑙𝑙 𝜔𝜔).

ZSBT dengan menggunakan tiga buah transformator satu fasa memiliki

keuntungan lebih mudah dalam pembuatannya, sehingga cocok untuk aplikasi

pada daya yang tinggi. Pada aplikasi yang berdaya tinggi, arus yang melalui

penghantar ZSBT terbilang cukup tinggi, sehingga kabel dengan luas penampang

yang besar harus digunakan. Sehingga penggulungan belitan yang simetris

terbilang lebih mudah agar arus urutan positif dan negatif tidak menghasilkan

(16)

Rating daya suatu ZSBT dapat ditentukan oleh Persamaan (2.17).

Rating daya ZSBT = I02 ZZB (2.17)

Dimana I0 adalah arus urutan nol pada fasa dan ZZB adalah impedansi

ZSBT. Rating daya ZSBT ini sangat kecil, namun yang perlu diperhatikan adalah

kesesuaian ukuran kawat konduktor belitannya yang akan dilalui arus sistem [2].

Pada tugas akhir ini penulis menggunakan 2 buah ZSBT dengan jenis

belitan konvensional dan bifilar. Perbandingan belitan setiap transformator 1:1.

Belitan konvensinal adalah kawat berisolasi yang dililit pada suatu inti. Kawat

primer terlebih dahulu dililitkan setelah itu kawat skunder dililitkan. Gambar 2.13

menunjukkan transformator yang dililit secara konvensional. Belitan bifilar adalah

sepasang kawat berisolasi yang saling berdekatan satu sama lain dan dililit pada

suatu inti yang sama. Satu kawat sebagai lilitan primer sedangkan kawat yang lain

sebagai lilitan sekunder. Gambar 2.14 menunjukkan transformator yang dililit

secara bifilar [10].

Primer

Sekunder

Isolasi

(17)

Primer Sekunder

Gambar 2.14 Transformator Dengan Belitan Bifilar

2.3.1 Analisis Rangkaian Ekivalen Urutan Nol

Zero sequence blocking transformer (ZSBT) berfungsi sebagai panahan

arus urutan nol dan pelalu arus urutan lainnya. Maka penggunaan ZSBT pada

suatu sistem dapat dianalisis. Gambar 2.15 merupakan rangkaian ekivalen urutan

nol per fasa [11].

Zs ZZB

iN

Vs ZL iL0

Gambar 2.15 Rangkaian Ekivalen Urutan Nol Sistem Menggunakan ZSBT

Keterangan:

VS : Sumber tegangan

iL0 : Sumber arus urutan nol

iN : Arus netral menuju sumber

(18)

ZZB : Impedansi ZSBT

ZL : Impedansi beban

Dari Gambar 2.13 besar arus iN dapat diperoleh sebagai berikut:

𝑖𝑖

𝑁𝑁

=

𝑍𝑍𝐿𝐿

𝑍𝑍𝑆𝑆+𝑍𝑍𝑍𝑍𝑍𝑍+𝑍𝑍𝐿𝐿

𝑖𝑖

𝐿𝐿0

(2.18)

Pada Persamaan (2.18) dapat dilihat bahwa efektifitas pengurangan arus

netral menuju sumber tergantung kepada perbandingan antara impedansi urutan

nol ZSBT (ZZB) dan impedansi beban (ZL). Jika impedansi urutan nol ZSBT

(ZZB) jauh lebih besar dibanding impedansi beban (ZL) maka makin besar

Gambar

Gambar 2.1 Gelombang Fundamental, Harmonisa Kedua dan Harmonisa Ketiga
Gambar 2.2 Gelombang Hasil Penjumlahan Gelombang Fundamental Dengan Gelombang Harmonisa Ketiga
Gambar 2.3 Fasor Fundamental
Gambar 2.5 Fasor Harmonisa Ketiga
+7

Referensi

Dokumen terkait

PINDAD (Persero) telah melaksanakan akuntansi pertanggungjawaban secara efektif, dapat dilihat dari hasil penelitian yang diperoleh melalui penyebaran kuisioner atas

Apabila tidak hadir pada saat pembuktian kualifikasi sesuai jadwal yang ditetapkan dan tidak bisa membuktikan keabsahan dokumen (tidak membawa) yang telah diupload di web

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Berita Negara

Fokus kegiatan fasilitasi peningkatan penyelenggaraan pemerintahan Desa/Kelurahan dan Kecamatan; penguatan peran Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat; penyusunan

Tujuan penelitian ini adalah (i) untuk mengetahui bagaimana penguasaan pelafalan, tatabahasa, dan kosakata Bahasa Inggris siswa LBA MA NU TBS sebelum diajar

menunjukan bahwa identitas lokal sebagai sesuatu yang berkelanjutan pada bangunan kekinian di daerah Kuta semakin memudar dan cenderung ke arah pembentukan arsitektur baru tanpa

Selain itu, Catford Newmark (1988) juga memberikan namun lebih jelas lagi definisi serupa. Menurutnya terjemah yaitu menerjemahkan makna suatu teks ke dalam bahasa lain sesuai..

ruang atau lingkungan fisik menjadi setting yang identik dengan konstruksi, serta lanskap yang.