• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR JAJARGENJANG DAN BELAH KETUPAT ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) DENGAN STUDENT TEAM ACHIEVMENT DIVISON (STAD) PADA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 3 MEDAN T.A 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN HASIL BELAJAR JAJARGENJANG DAN BELAH KETUPAT ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) DENGAN STUDENT TEAM ACHIEVMENT DIVISON (STAD) PADA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 3 MEDAN T.A 2015/2016."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR JAJARGENJANG DAN BELAH KETUPAT ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) DENGAN STUDENT TEAM ACHIEVMENT DIVISON (STAD) PADA SISWA KELAS

VII DI SMP NEGERI 3 MEDAN T.A 2015/2016

Oleh :

Putri Ismila Anggriani NIM 4123111063

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iii

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR JAJARGENJANG DAN BELAH KETUPAT ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) DENGAN STUDENT TEAM ACHIEVMENT DIVISON (STAD) PADA SISWA KELAS

VII DI SMP NEGERI 3 MEDAN T.A 2015/2016 Putri Ismila Anggriani (NIM : 4123111063)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar Jajargenjang dan Belahketupat dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS lebih baik daripada tipe STAD di kelas VII SMP Negeri 3 Medan T.A. 2015/2016. Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 3 Medan semester genap, yang terdiri dari 12 kelas. Sampel dalam penelitian ini adalah dua kelas yang dipilih secara acak diamana kelas VII-K sebagai kelas eksperimen TPS dan kelas VII-L sebagai kelas eksperimen STAD dengan masing-masing jumlah sampel 34 orang dalam tiap kelas. Penelitian ini menggunakan dua jenis instrumen yaitu pre-test dan post-test dalam bentuk uraian . Dari hasil penelitian yang diberikan, diperoleh nilai rata-rata postest kelas eksperimen TPS sebesar 76,735 dan kelas eksperimen STAD memperoleh nilai rata-rata 72,029. Dari hasil uji hipotesis post-test diperoleh thitung> ttabel ( 2,407 > 1,668) dengan demikian

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas

segala berkat dan karuniaNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada

penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan

waktu yang direncanakan. Skripsi berjudul “Perbandingan Hasil Belajar

Jajargenjang dan Belah Ketupat Antara Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Think-Pair-Share (TPS) dengan Student Teams Achievment Divison (STAD) Pada

Siswa Kelas VII di SMP Negeri 3 Medan T.A 2015/2016.” disusun untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam UNIMED.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs.

Zul Amry, M.Si., Ph.D. sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak

memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal rencana

penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih

juga penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Edy Surya, M.Si. Bapak Drs. Yasifati

Hia, M.Si. dan Bapak Dr. Mulyono, M.Si selaku dosen penguji yang telah

memberikan masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini. Terima kasih juga

kepada Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si. selaku dosen Pembimbing Akademik yang

telah memberikan bimbingan dan saran–saran dalam perkuliahan. Ucapan terima

kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku

Rektor UNIMED, Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku Dekan FMIPA UNIMED,

Bapak Dr. Edy Surya, M.Si., selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs.

Yasifati Hia, M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Matematika FMIPA UNIMED,

Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Matematika, dan seluruh Bapak, Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan

Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis dan memberikan

kelancaran selama penyusunan skripsi ini.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Kepala Sekolah SMP

(5)

v

guru beserta Staf Pegawai SMP Negeri 3 Medan yang telah membantu penulis

selama melaksanakan penelitian.

Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada Ayahanda yang

tersayang Drs. H. Amarullah SH. M.Pd, Ibunda tercinta Hj. Rohani, yang selalu

memberikan limpahan kasih sayang, doa, dorongan, semangat, dan pengorbanan

yang tak ternilai harganya. Serta Abang tersayang dr. Doddy Tisna kakak- kakak

tersayang Rina Wardhani, ANKeb dan Fitria Rachmadhani, S.Farm serta adik

tersayang Ayuda Suha yang begitu banyak memberikan doa dan motivasi,

semangat serta dukungan moral kepada penulis dalam menyelesaikan studi di

Unimed serta seluruh keluarga yang tak hentinya memberikan doa, dukungan,

semangat dan kasih sayangnya kepada penulis dalam menyelesaikan studi.

Terima kasih juga buat sahabat penulis yang telah banyak membantu penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini serta memberikan semangat dan dukungan yaitu

Bang Na, Kak Shirley, Roy, Khairul, Aim, Dhiena, Kanura, Husna, Liza, Lida dan

semua teman–teman sekelas Matematika Reguler Dik B’12 yang tidak bisa

penulis sebutkan satu persatu yang senantiasa mendukung dan menemani penulis

dalam suka maupun duka, dalam tangis maupun tawa.

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi

ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan dan kekurangan baik dari

segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik

yang sifatnya membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Penulis

berharap isi skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya ilmu pendidikan.

Medan, Juni 2016 Penulis

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Tabel ix

Daftar Gambar x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 6

1.3. Batasan Masalah 7

1.4. Rumusan Masalah 7

1.5. Tujuan Penelitian 7

1.6. Manfaat Penelitian 7

1.7. Definisi Operasional 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teoritis 9

2.1.1 Pengertian Belajar 9

2.1.2 Hasil Belajar 10

2.1.3 Pembelajaran Matematika 11

2.1.4 Model Pembelajaran 13

2.1.5 Model Pembelajaran Kooperatif` 14

2.1.6 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

(7)

vii

2.1.6.1Langkah-langkah model pembelajaran

kooperatif tipe TPS 19

2.1.6.2Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran

Kooperatif Tipe TPS 20

2.1.6.3Teori Belajar Yang Mendukung Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS 21

2.1.7 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Student Teams Achievement Division (STAD) 22

2.1.7.1Langkah-langkah model pembelajaran

kooperatif tipe STAD 24

2.1.7.2Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran

Kooperatif Tipe STAD 25

2.1.7.3Teori Belajar Yang Mendukung Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 25

2.2 Materi Ajar 27

2.2.2.1Pengertian Belah Ketupat 31

2.2.2.2Sifat-sifat Belah Ketupat 32

2.2.2.3Keliling Belah Ketupat 34

2.2.2.4Luas Belah Ketupat 34

2.3 Kerangka Berpikir 35

2.4 Hipotesis Penelitian 35

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 36

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 36

(8)

viii

3.2.2 Sampel Penelitian 36

3.3 Variabel Penelitian 36

1. Variabel Bebas 36

2. Variabel Terikat 36

3.4 Jenis dan Desain Penelitian 37

3.4.1.Jenis Penelitian 37

3.4.2.Desain Penelitian 37

3.5 Prosedur Penelitian 38

3.6 Instrumen Pengumpulan Data 40

3.7 Teknik Analisis Data 41

3.7.1.Menghitung Rata-rata Skor 41

3.7.2.Menghitung Standart Deviasi 42

3.7.3.Uji Normalitas 42

3.7.4 Uji Homogenitas 43

3.7.5 Uji Hipotesis 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 46

4.1.1 Skor Pretest Kelas TPS dan Kelas STAD 46

4.1.2 Skor Postest Kelas TPS dan Kelas STAD 47

4.2 Analisis Data Penelitian 47

4.2.1 Uji Normalitas Data 47

4.2.2 Uji Homogenitas Data 48

4.2.3 Uji Hipotesis 49

4.3 Pembahasan Hasil penelitian 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 52

5.2 Saran 52

(9)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif 16

Tabel 2.2. Langkah pembelajaran kooperatif tipe TPS 19

Tabel 3.1. Desain Penelitian Two Group (Pre-test dan Pos-test) 37

Tabel 4.1. Data Pre-test Kelas Eksperimen TPS dan STAD 46

Tabel 4.2. Data Post-test Kelas Eksperimen TPS dan STAD 47

Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data 48

Tabel 4.4. Data Hasil Uji Homogenitas 49

Tabel 4.5. Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis 49

(10)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Jajargenjang 27

Gambar 2.2 Jajargenjang 28

Gambar 2.3 Jajargenjang 28

Gambar 2.4 Jajargenjang 29

Gambar 2.5 Jajargenjang 30

Gambar 2.6 Belah Ketupat 31

Gambar 2.7 Belah Ketupat 32

Gambar 2.8 Belah Ketupat 33

(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 TPS 55

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 STAD 61

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3 TPS 67

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 4 STAD 72

Lampiran 5. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) I 77

Lampiran 6. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) II 79

Lampiran 7. Alternatif Penyelesaian (LKS) I 81

Lampiran 8. Alternatif Penyelesaian (LAS) II 84

Lampiran 9. Soal Pretest 87

Lampiran 10. Alternatif Penyelesaian dan Peskoran Pretest 88

Lampiran 11. Soal Postest 92

Lampiran 12. Alternatif Penyelesaian dan Peskoran Postest 93

Lampiran 13. Data Pre-Test Siswa Kelas Eksperimen TPS dan STAD 97

Lampiran 14. Data Post-Test Siswa Kelas Eksperimen TPS dan STAD 99

Lampiran 15. Uji Normalitas Data Pre-Test Kelas Eksperimen TPS 101

Lampiran 16. Uji Normalitas Data Pre-Test Kelas Eksperimen STAD 102

Lampiran 17. Uji Normalitas Data Postest Kelas Eksperimen TPS 103

Lampiran 18. Uji Normalitas Data Postest Kelas Eksperimen STAD 104

Lampiran 19. Perhitungan Mencari Rata-rata, Varians, dan

Standar deviasi Pre-Test Kelas TPS dan Kelas STAD 105

Lampiran 20. Perhitungan Mencari Rata-rata, Varians, dan

Standar deviasi Pre-Test Kelas TPS dan Kelas STAD 107

Lampiran 21. Uji Homogenitas Data Pre-Test 109

Lampiran 22. Uji Homogenitas Data Post-Test 110

Lampiran 23. Uji Hipotesis Pre-Test 111

Lampiran 24. Uji Hipotesis Post-test 113

Lampiran 25. Tabel Z 115

Lampiran 26. Nilai Kritis L 116

Lampiran 27. Tabel F 117

Lampiran 28. Tabel T 119

(12)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu proses pembentukan jiwa manusia untuk

berkembang sesuai dengan potensi dan kemampuannya. Pendidikan juga

merupakan faktor pendukung dalam perkembangan dan persaingan dalam

berbagai bidang. Dewasa ini, dunia pendidikan khususnya matematika telah

menjadi perhatian utama dari berbagai kalangan. Hal ini disadari bahwa betapa

pentingnya peranan matematika dalam pengembangan berbagai ilmu dan

teknologi dalam kehidupan sehari-hari.

Pendidikan matematika mempunyai peranan bagi setiap individu untuk

melatih kemampuan berfikir logis, kritis, sistematis, kreatif dan kemauan

bekerjasama yang efektif. Cara berfikir seperti ini yang dapat dikembangkan

melalui pendidikan matematika karena matematika memiliki struktur dengan

keterkaitan yang kuat dan jelas antara yang satu dengan yang lainnya, serta

memerlukan pola pikir yang bersifat deduktif dan konsisten. Hal ini sesuai dengan

banyaknya pendapat yang telah disumbangkan matematika untuk kemajuan

peradaban manusia.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Cornelius (dalam Abdurrahman,

2009:253) bahwa :

“Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.”

Sejalan dengan hal tersebut Cockroft (dalam Abdurrahman, 2009:253)

mengemukakan alasan pentingnya siswa belajar matematika:

(13)

2

(5) Meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan; dan (6) Memberikan kemampuan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.”

Matematika disadari sangat penting untuk diajarkan kepada semua siswa

karena kontribusinya sangat luas dan berguna dalam segala segi kehidupan

manusia. Namun pada kenyataannya banyak orang yang memandang matematika

sebagai bidang studi yang paling sulit, baik tingkat pendidikan sekolah dasar

sampai dengan perguruan tinggi.

Sebagaimana yang diungkapkan Abdurrahman (2012:202) bahwa:

“Dari berbagai bidang studi yang diajarkan disekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang berkesulitan belajar dan lebih-lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar.”

Wahyudin (2008 : 338) bahwa:

“Matematika merupakan mata pelajaran yang sulit untuk diajarkan maupun dipelajari. Salah satu alasan mengapa demikian adalah karena dalam mempelajari materi baru dalam matematika seringkali memerlukan pengetahuan dan pemahaman yang memadai tentang satu atau lebih materi yang telah dipelajari sebelumnya.”

Hal ini terlihat dari rendahnya prestasi belajar matematika yang di capai

siswa. Seperti yang diungkapkan oleh Soekisno (2009) :

"Hasil tes diagnostik yang dilakukan Suryantodan Somerset di 16 sekolah menengah beberapa provinsi di Indonesia menginformasikan bahwa hasil tes pada mata pelajaran matematika sangat rendah.Hasil dari TIMSS-Third-International Mathematics and Science Study menunjukkan Indonesia pada mata pelajaran matematika berada di peringkat 34 dari 38 negara".

Dan berdasarkan nilai UN SMP tahun 2014/2015 bahwa:

“Kemampuan matematika siswa masih rendah jika dibandingkan dengan beberapa mata pelajaran yang diujikan lainnya. Demikian rinciannya, rata UN murni: (1) Bahasa Indonesia = 71,8 (2) Bahasa Inggris = 62,9 (3) IPA = 60,9 (4) Matematika = 59,1”.

Hasil Observasi yang dilakukan peneliti dengan melakukan wawancara

terhadap narasumber Ibu Sirait selaku guru matematika kelas VII di SMP Negeri

(14)

3

matematika yang rendah. Disamping itu, pada proses pembelajaran berlangsung,

hanya beberapa siswa yang yang antusias terhadap pelajaran matematika. Siswa

masih kurang aktif dalam proses pembelajaran. Mereka hanya mendengar

ceramah guru dan mengerjakan soal latihan yang diberikan. Hal ini terjadi hampir

pada setiap materi matematika.

Hal yang sama juga terjadi sewaktu peneliti menjalani program PPLT di

SMP Negeri 1 Batang Kuis, lebih dari 60% siswa mempunyai hasil belajar yang

rendah pada mata pelajaran matematika. Siswa kurang aktif dalam proses

pembelajaran berlangsung, mereka menganggap matematika sebagai pelajaran

yang sulit dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain. Hal ini menyebabkan

hasil belajar matematika siswa rendah.

Sebagaimana yang diungkapkan Shoimin (2014: 17) bahwa:

“Diakui atau tidak pada zaman yang modern ini, sebagian besar guru mengajar menggunakan metodologi mengajar tradisional. Cara mengajar tersebut bersifat otoriter dan berpusat pada guru, sedangkan siswa hanya dijadikan sebagai objek bukan subjek. Guru memberikan ceramah kepada siswa-siswanya sementara siswa hanya mendengarkan. Hal tersebut menyebabkan siswa menjadi jenuh sehingga sulit menerima materi-materi yang diberikan oleh guru.”

Agar pembelajaran tidak berpusat pada guru dan siswa juga lebih aktif

dalam proses pembelajaran maka guru perlu memilih model pembelajaran yang

memerlukan keterlibatan siswa secara aktif. Penggunaan model pembelajaran

kooperatif merupakan salah satu cara yang dapat digunakan guru untuk membantu

siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Sebagaimana yang diungkapkan

Slavin (dalam Isjoni, 2011:17) bahwa:

“Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang telah

(15)

4

Dengan pembelajaran yang kooperatif, guru diharapkan dapat

mengetahui karakteristik cara berpikir siswa sehingga akan meningkatkan hasil

belajar siswa.

Ada banyak tipe dari model pembelajaran kooperatif diantaranya model

pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-share (TPS). Lyman, F (dalam Trianto,

2009: 81) menyatakan bahwa:

Think Pair Share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam Think-Pair-Share dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling membantu.”

Dari uraian di atas model pembelajaran TPS (Think Pair Share) dapat

membantu siswa dalam memahami materi-materi pembelajaran matematika

dikarenakan dalam model pembelajaran ini para siswa akan lebih terbuka untuk

berkomunikasi dengan teman sebayanya. Model TPS (Think Pair Share) dapat

mengembangkan pemikiran siswa dan menyatukan aspek-aspek kognitif dan

aspek-aspek sosial dalam pembelajaran serta dapat memberikan kesempatan

terbuka kepada siswa untuk berbicara dan mengutarakan gagasannya sendiri dan

memotivasi siswa untuk terlibat percakapan dalam kelas.

Selain model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS), salah

satu tipe model pembelajaran kooperatif adalah Student Teams Achievment

Divison (STAD). Menurut Slavin (dalam Rusman, 2011: 213) bahwa:

“Dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa dibagi menjadi kelompok yang beranggotakan empat orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin dan sukunya. Guru memberikan suatu pelajaran dan siswa-siswa dalam kelompok memastikan bahwa semua anggota kelompok bisa menguasai pelajaran tersebut”

Model pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Slavin ini

merupakan model pembelajaran kooperatif yang mengedepankan aktivitas serta

motivasi antar siswa dalam menguasai materi dan mengoptimalkan hasil belajar.

Setiap siswa harus memastikan teman satu kelompok nya mengusai materi yang

(16)

5

heterogen. Pembelajaran tipe ini hasil nya sangat baik karena tetap memakai

prinsip diskusi yang heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan

pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis dan penghargaan

kelompok.

Dengan karakteristik dari dua model pembelajaran kooperatif tersebut,

pembelajaran yang berlangsung akan membangkitkan ketertarikan siswa pada

matematika dan membuat siswa lebih aktif dan bersosialisasi, mendorong

kerjasama antar siswa dalam mempelajari suatu materi, sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Dan karena ditemukannya beberapa penelitian

yang relevan mengenai peningkatan hasil belajar dari model pembelajaran

tersebut.

Berdasarkan dari penelitian sebelumnya oleh Laila Sitta, “Perbedaan

hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif

tipe TPS (Think-Pair-Share) dan STAD (Student Teams Achievment Divison)

pada materi aritmatika sosial di kelas VII MTS Teladan Ujung Kubu Tahun

Ajaran 2012/2013”, hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar

siswa yang diajar dengan menggunakan model kooperatif tipe TPS lebih baik

dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model

kooperatif tipe STAD.

Dari hasil penelitian oleh Zaka Syahrial “Penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe TPS Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada sub pokok

bahasan bilangan rasional berpangkat bilangan bulat”.Menunjukkan penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe TPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa

pada sub pokok bahasan bilangan rasional berpangkat bilangan bulat di kelas IX

SMP SwastaAr-rahman Medan T.A.2010/2011

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Herfina “Penerapan

pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar matematika

siswa pada pokok bahasan bangun datar dikelas VII SMP Negeri 10 Medan T.A

2009/2010”. Diperoleh Pada siklus 1 yaitu pengajaran dengan model

pembelajaran kooperatiftipe STAD, terdapat 20 orang siswa atau 50% telah

(17)

6

ketuntasan. Hasil analisis setelah diberi tindakan pada siklus II, yaitu pengajaran

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terdapat 87,5%

telah mencapai ketuntasan belajar.. Sehingga dari analisis yang dilakukan dapat

ditarik kesimpulan bahwa pengajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan

hasil belajar siswa

Dari penjabaran diatas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) dan STAD (Student Team Achievement

Division) dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Karena keduanya

mampu meningkatkan hasil belajar siswa, maka penulis tertarik ingin melihat

bagaimana perbedaan nilai hasil belajar matematika siswa jika model

pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) dan STAD (Student Team

Achievement Division) dibandingkan.

Berdasarkan keseluruhan uraian di atas, maka peneliti ingin mengetahui

perbandingan hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) dan STAD (Student Teams

Achievment Divison). Karena luasnya cakupan materi matematika peneliti

mengambil materi Segiempat pada sub pokok bahasan Jajargenjang dan Belah

Ketupat yang ada pada kelas VII. Sehingga peneliti mengambil judul

“Perbandingan Hasil Belajar Jajargenjang dan Belah Ketupat Antara Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS) dengan Student Teams Achievment Divison (STAD) Pada Siswa Kelas VII di SMP Negeri 3 Medan T.A 2015/2016.”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat di

identifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Hasil belajar matematika siswa masih rendah.

2. Matematika merupakan bidang studi yang dianggap sulit oleh siswa.

3. Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran berlangsung.

(18)

7

1.3. Batasan Masalah

Agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan baik dan terarah maka

masalah dalam penelitian ini dibatasi yaitu, perbandingan hasil belajar

Jajargenjang dan Belah ketupat antara model pembelajaran kooperatif tipe TPS

dengan STAD pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Medan T.A 2015/2016.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang dikemukan pada latar belakang masalah dan

batasan masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah hasil

belajar Jajargenjang dan Belah Ketupat dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe TPS lebih baik dari pada STAD pada siswa kelas VII SMP

Negeri 3 Medan?

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan hasil belajar

antara model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan tipe STAD.

1.6. Manfaat Penelitian

1. Bagi siswa, diharapkan dapat meningkatkan hasil dan aktivitas belajar

siswa khususnya pada materi Segiempat sub pokok bahasan Jajargenjang

dan Belah Ketupat.

2. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dalam memilih model

pembelajaran yang tepat, efektif dan efisien dalam melibatkan siswa

didalamnya sehingga nantinya dapat meningkatkan hasil dan aktivitas

belajar matematika.

3. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan untuk dapat menerapkan model

pembelajaran yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Di

masa yang akan datang dapat dijadikan bahan masukan bagi penelitian

(19)

8

1.7 Defenisi Operasional Variabel

Defenisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Perbandingan merupakan istilah matematika untuk membandingkan dua

objek atau lebih, sehingga dapat dilihat persamaan dan perbedaannnya.

2. Hasil belajar adalah akhir dari proses belajar dengan kemampuan yang

diperoleh siswa dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotoris setelah

melakukan kegiatan belajar.

3. Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) merupakan

model pembelajaran yang membentuk kelompok-kelompok kecil yang

mempengaruhi pola intraksi siswa dimana, prosedur yang digunakan

dalam model pembelajaran ini memberikan waktu berfikir kepada siswa

untuk merespon dan saling membantu dalam memecahkan masalah.

tahapan dalam pembelajaran ini, yaitu : Guru mengajukan suatu

pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan materi, setiap siswa

diminta untuk berpikir sendiri-sendiri terlebih dahulu, dan setelah itu

guru memberikan waktu untuk membentuk kelompok, kemudian setiap

kelompok mempresentasikan hasil belajar keseluruh kelas.

4. Model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division

(STAD) merupakan model pembelajaran secara berkelompok yang terdiri

dari 4-6 orang dengan tingkat kemampuan yang heterogen, dan terdapat 5

tahapan dalam pembelajaran ini, yaitu: persiapan, kegiatan kelompok,

pelaksanaan tes individu, perhitungan skor individu dan tahap pemberian

(20)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Dari hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian ini diperoleh

kesimpulan sebagai berikut :

Hasil belajar siswa yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

TPS lebih baik daripada hasil belajar siswa yang menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Medan, dengan

rata-rata nilai hasil belajar siswa berturut-turut adalah 76.735 dan 72.029. Hal ini juga

dibuktikan dari hasil pengujian hipotesis dimana thitung > ttabel yaitu 2,407 > 1,668.

5.2 Saran

1. Kepada peneliti selanjutnya agar memberikan pengarahan terlebih dahulu

sebelum pembelajaran dimulai kepada setiap kelompok untuk saling

berdiskusi, mengeluarkan pendapat, tukar pikiran serta menyatukan

pikiran-pikiran atau ide setiap anggota kelompok untuk menyelesaikan

tugas yang diberikan guru.

2. Bagi guru-guru atau peneliti selanjutnya yang akan menggunakan model

kooperatif tipe TPS, sebaiknya lebih memperhatikan jumlah kelompok

yang ada. Agar peneliti tidak kesulitan dalam memberi arahan

3. Bagi guru-guru atau peneliti selanjutnya yang akan menggunakan model

kooperatif tipe STAD sebaiknya lebih memperhatikan alokasi waktu yang

ada. Agar seluruh tahapan-tahapan pembelajaran dapat dikerjakan dengan

baik sehingga diperoleh hasil yang memuaskan.

4. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan untuk membuat lembar observasi

kegiatan pembelajaran dan merekan kegiatan pembelajaran sebagai bukti

bahwa penelitian yang dilakukan telah sesuai dengan apa yang telah

(21)

53

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka

Cipta, Jakarta.

___________, M., (2012), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka

Cipta, Jakarta.

Amalia, P., (2015), Perbedaan Hasil Belajar Statistika Antara Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT dengan TPS Pada Siswa Kelas X

SMK TI Ar-Rahman Medan T.A 2014/2015, Universitas Negeri Medan,

Medan.

Arikunto, S., (2009), Manajemen Penelitian, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Depdiknas, (2006), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP, Disdik, Bogor

Djamarah, .S,. (2011), Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Hamalik, O,. (2009), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.

Isjoni, (2009), Cooperative Learning Efektifitas pembelajaran Kelompok,

Alfabeta, Bandung.

_____, (2011), Cooperative Learning Efektifitas pembelajaran Kelompok,

Alfabeta, Bandung.

Istarani, (2011), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan.

Kunandar, (2011), Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru, Rajawali Pers, Jakarta.

Nurharini, D., (2008), MATEMATIKA KONSEP DAN APLIKASINYA Untuk

Kelas VII SMP dan MTS, CV. Usaha Makmur, Jakarta.

Rusman, (2011), Model- Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru, Rajawali Pers, Jakarta.

Shoimin, A., (2014), 68 Model Pembelajaran INOVATIV dalam Kurikulum 2013,

Ar-Ruzz Media, Yogyakarta.

Siregar, E., dan Nara, H., (2010), Teori Belajar dan Pembelajaran, Ghalia

(22)

54

Sitta, L., (2013), Perbedaan hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan

model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) dan STAD

(Student Teams Achievment Divison) pada materi aritmatika sosial di

kelas VII MTS Teladan Ujung Kubu Tahun Ajaran 2012/2013,

Universitas Negeri Medan, Medan.

Slavin, R.E., (2005), Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, Nusa Media,

Bandung.

Soekisno, (2009), Matematika, Unnes, Semarang

Sudjana, (2005), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya,

Bandung.

Suyatno, (2009), Menjelajah Pembelajaran Inovatif, Massmedia Buana Pustaka,

Surabaya.

Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,

Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP), Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

______, (2010), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,

Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP), Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Wahyudin, (2008), Pembelajaran dan Model-model Pembelajaran, CV. Ipa

Gambar

Tabel  2.1   Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Gambar 2.1  Jajargenjang

Referensi

Dokumen terkait

Individu yang cemas ketika akan mengikuti ujian masuk dalam perguruan tinggi negeri dapat menyebabkan individu menjadi kurang konsentrasi dalam belajar, sangat tegang, gugup,

Tidak mengherankan bila hasil penelitian ini memberi inspirasi pada berbagai penerbit untuk menyertakan lebih banyak soal pemecahan masalah dalam buku ajar di tahun 90-an

Berdasarkan studi morfopatologi ginjal pada ketiga kasus, dapat disimpulkan bahwa ginjal kucing yang terinfeksi virus FIP mengalami perubahan patologi anatomi dan juga

Dari analisis terhadap teks yang ditampilkan Solopos dapat diketahui bagaimana netralitas media dalam kampanye pilgub. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

NGKAP KANAN.. Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Uji Coba Tutupan Ijuk dan Karung Goni pada Pengoperasian Bubu Tambun di Perairan Kepulauan Seribu” adalah

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui pengaruh metode latihan soal- soal dalam pembelajaran akuntansi keuangan terhadap prestasi belajar siswa, (2)

Dalam : Noer, dkk, editors, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Edisi ketiga, Penerbit FK UI, Jakarta.. Tjokroprawiro,

Pengantar tugas akhir ini berjudul Perancangan Visual Branding Grup Band “Holy Spirit”. Adapun permasalahan yang dikaji adalah merancang promosi “Holy Spirit” agar lebih di