ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
TELEKOMUNIKASI YANG TERCATAT DI BEI
SKRIPSI
Oleh:
Hendri Kurniawan
09610387
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
TELEKOMUNIKASI YANG TERCATAT DI BEI
SKRIPSI
Oleh:
Hendri Kurniawan
09610387
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
TELEKOMUNIKASI YANG TERCATAT DI BEI
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajad Sarjana Ekonomi
Oleh:
Hendri Kurniawan
09610387
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatulloh Wabarokatuh
Alhamdulillah wa syukurillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat, hidayah, dan nikmat-Nya sehingga
penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Kinerja
Keuangan Perusahaaan Telekomunikasi yang Tercatat di BEI” ini tepat pada
waktunya. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah
Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya sampai akhir zaman.
Penulisan skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan
mencapai derajat gelar Sarjana Ekonomi tahun 2014. Dalam penulisan skripsi ini,
penulis mendapat bimbingan, bantuan, serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis berkeinginan untuk mengucapkan banyak
terima kasih kepada:
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadyah Malang.
4. Bapak dan Ibu Dosen Manajemen yang telah memberikan bekal ilmu
selama menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Malang, yang nantinya sungguh sangat berarti bagi penulis
dalam dunia kerja.
5. Dra. Erna Retna Rahadjeng, M.M. dan Drs.Wiyono, M.M. Selaku dosen
pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan
DAFTAR ISI
5. Ukuran-ukuran Profitabilitas ... 14
6. Du Pont System ... 16
C. Kerangka Pikir ... 22
III.METODE PENELITIAN ... 24
A. Jenis Penelitian dan Sifat Penelitian ... 24
B. Jenis Data dan Sumber Data ... 24
C. Pembahasan Hasil Penelitian... 53
V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 63
A. Kesimpulan ... 63
B. Saran ... 64
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1.1 : Daftar Penjualan,laba dan jumlah aset Perusahaan 2
2. Tabel 4.1 : Hasil Analisis Time Series 53
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 2.1 Bagan Du Pont System 18
2. Gambar 2.2 Kerangka Pikir penelitian 22
3. Gambar 4.1 Bagan Du Pont System PT.Bakrie Telekom Tbk tahun 2010 33
4. Gambar 4.2 Bagan Du Pont System PT.Bakrie Telekom Tbk tahun 2011 34
5. Gambar 4.3 Bagan Du Pont System PT.Bakrie TelekomTbk tahun 2012 35
6. Gambar 4.4 Bagan Du Pont System PT.Indosat Tbk tahun 2010 36
7. Gambar 4.5 Bagan Du Pont System PT.Indosat Tbk tahun 2011 37
8. Gambar 4.6 Bagan Du Pont System PT.Indosat Tbk tahun 2012 38
9. Gambar 4.7 Bagan Du Pont System PT.Smartfren Telekom Tbk tahun 2010 39
10.Gambar 4.8 Bagan Du Pont System PT. Smartfren Telekom Tbk tahun 2011 40
11.Gambar 4.9 Bagan Du Pont System PT. Smartfren Telekom Tbk tahun 2012 42
12.Gambar 4.10 Bagan Du Pont System PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk
tahun 2010 43
13.Gambar 4.11 Bagan Du Pont System PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk
tahun 2011 44
14.Gambar 4.12 Bagan Du Pont System PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk
tahun 2012 45
15.Gambar 4.13 Bagan Du Pont System PT.Trikomsel oke Tbk tahun 2010 46
16.Gambar 4.14 Bagan Du Pont System PT.Trikomsel oke Tbk tahun 2011 47
17.Gambar 4.15 Bagan Du Pont System PT.Trikomsel oke Tbk tahun 2012 49
18.Gambar 4.16 Bagan Du Pont System PT.Xl Axiata Tbk tahun 2010 50
19.Gambar 4.17 Bagan Du Pont System PT.Xl Axiata Tbk tahun 2011 51
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Neraca Konsolidasi dan laporan laba-rugi PT.Bakrie Telekom,
Tbk Periode 2010-2012
Lampiran 2 Neraca Konsolidasi dan laporan laba-rugi PT.Indosat,Tbk Periode
2010-2012
Lampiran 3 Neraca Konsolidasi dan laporan laba-rugi PT. Smartfren Telekom
Tbk Periode 2010-2012
Lampiran 4 Neraca Konsolidasi dan laporan laba-rugi PT.Telekomunikasi
Indonesia,Tbk Periode 2010-2012
Lampiran 5 Neraca Konsolidasi dan laporan laba-rugi PT.Trikomsel Oke, Tbk
Periode 2010-2012
Lampiran 6 Neraca Konsolidasi dan laporan laba-rugi PT.Xl Axiata,Tbk
DAFTAR PUSTAKA
Abdulla, M. Faisal. 2001. Dasar-dasar Manajemen keuangan; Edisi Pertama,
UMM Press, Malang
Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor Publik. Erlangga, Jakarta
Brigham dan Houston. 2006. Fundamentals of Finance Management. Salemba.
Jakarta
Fahmi, Irham.2011. Analisis Kinerja Keuangan ; Edisi Kesatu, Alfabeta CV,
Bandung
Hanafi, M Mamduh dan Abdul Halim.2009. Analisis Laporan Keuangan ; edisi
4, UPP STIM YKPN, Jakarta
Hanafi, Mamduh. 2004. Manajemen keuangan ; 2004 / 2005. Yogyakarta. BPFE
Harahap, Sofyan.2006. Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan. Grafindo :
Jakarta
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2009. Metodologi Penelitian Bisnis.
Edisi Pertama.Yogyakarta: BPFE.
Mulyadi, dkk. 2003. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen.
Salemba Empat, Jakarta
Munawir. 2010. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keenam. Liberty: Yogyakarta
Ross, dkk. 2009. Pengantar Keuangan Perusahaan; Buku 2, edisi 8,
salembaempat, Jakarta
Sawir, Agnes. 2003. Analisis Kinerja Keuangan Dan Perencanaan Perusahaan.
PT.Gramedia Pustaka utama : Jakarta
Sudana, I Made. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan.Erlangga, Jakarta
Siti ChalimatusSa’diyah. 2009. Analisis Kinerja Keuangan Berbasis Du Pont
System. UMM: Malang
Tampubolon, Manahan. 2005. Manajemen Keuangan (Finance Management),
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan perusahaan telekomunikasi di Indonesia semakin
mengalami perkembangan yang signifikan. Terbukti telekomunikasi masuk di
Indonesia pada tahun 1984 hingga sekarang. Telekomunikasi di Indonesia
mempunyai prospek yang sangat bagus ditunjang dengan perusahaan-perusahaan
yang ada di indonesia hingga sekarang ini. Setiap perusahaan pada umumnya
mempunyai tujuan tertentu dalam mengoperasikan perusahaannya, baik tujuan
jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk menilai sejauh mana tingkat
kekuatan ataupun kesehatan, maka sebaiknya seorang manajer keuangan dapat
menilai dan menganalisis kinerja keuangan perusahaannya. Kinerja keuangan
perusahaan selama beroperasi dapat terlihat melalui laporan keuangan yang berisi
informasi mengenai data-data keuangan. Pertumbuhan ekonomi yang semakin
mengarah ke era globalisasi mengakibatkan tingkat persaingan dalam dunia usaha
semakin ketat. Untuk menghadapi kondisi tersebut sudah selayaknya apabila
dalam suatu perusahaan melakukan pengukuran terhadap kinerja manajemen
keuangan perusahaannya.
Kondisi perusahaan yang harus selalu dipantau, dapat dilakukan dengan
menganalisa laporan keuangan sendiri yang pada umumnya terdiri dari laporan
neraca dan laporan laba/rugi. Laporan neraca dan laba/rugi ini bersifat saling
2
perusahaan pada periode tertentu, Sedangkan laporan laba rugi menunjukkan hasil
usaha dan biaya-biaya selama periode akuntansi. Laporan keuangan tersebut akan
lebih informatif dan bermanfaat, maka pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
informasi keuangan harus melakukan analisa terlebih dahulu.
Melalui analisis laporan keuangan dapat diketahui keberhasilan
tercapainya prestasi yang ditunjukkan melalui sehat tidaknya laporan keuangan
tersebut, yang merupakan dasar penilaian prestasi atau hasil kerja seluruh
departemen atau bagian yang ada di perusahaan. Salah satu dasar yang dijadikan
pertimbangan sebagai acuan dalam mengukur kinerja perusahaan adalah laporan
keuangan. Laporan keuangan merupakan sumber informasi yang penting bagi
perusahaan. Dari laporan keuangan tersebut diperoleh suatu pengetahuan tentang
beberapa aspek keuangan suatu perusahaan. Berikut adalah data tentang
pendapatan, laba dan jumlah aset pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar
di BEI periode 2010-2012
Tabel 1. Pendapatan , Laba dan jumlah Aset Perusahaan Telekomunikasi Periode 2010-2012
3.180.226 6.253.3 19 5.272.3 76 1.401.813 2.400.247 1.563.090 4.483.609 12.296578 14.339.806
3
Sumber: Data yang sudah diolah
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa PT. Bakrie Telekom Tbk
memiliki penjualan meningkat tahun 2010-2011 namun di tahun 2012 penjualan
menurun. Namun jumlah aset yang dimiliki dari tahun 2010-2012 cenderung
menurun. PT. Indosat Tbk memiliki penjualan yang meningkat dari tahun
2010-2012, tetapi laba mengalami fluktuatif meskipun demikian jumlah aset yang
dimiliki dari tahun 2010-2012 menurun. PT. Smartfren Telecom Tbk memiliki
penjualan yang meningkat dari tahun 2010-2011 tetapi di tahun 2012 penjualan
cenderung menurun. Namun laba yang dimiliki fluktuatif dengan penjualan dan
laba tersebut jumlah aset pada perusahaan tersebut dari tahun 2010-2012
meningkat. PT. Telekomunikasi Indonesia mengalami penjualan yang meningkat
dari tahun 2010-2012. tetapi laba perusahaan tersebut mengalami fluktuatif,
meskipun demikian jumlah aset yang dimiliki dari tahun 2010-2012 meningkat.
PT. Trikomsel oke Tbk mengalami penjualan,laba dan jumlah aset yang
meningkat dari tahun 2010-2012. PT. XL Axiata Tbk mengalami penjualan yang
meningkat dari tahun 2010-2012. namun kenaikan tersebut tidak diiringi dengan
4
aset yang dimiliki cenderung meningkat. Berdasarkan uraian, maka penulis
termotivasi untuk melakukan suatu penelitian pada perusahaan Telekomunikasi
yang tercatat di BEI karena adanya suatu fenomena pada perusahaan
Telekomunikasi tersebut yaitu penjualan yang naik tidak diiringi dengan laba
yang naik pula dan sebaliknya. Dan merumuskan dalam judul “Analisis Kinerja
Keuangan Perusahaaan Telekomunikasi yang Tercatat di BEI “
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah disusun maka penulis bisa
menarik permasalahan yang timbul, yaitu:
1. Bagaimana Kinerja Keuangan Perusahaan Sub Sektor Jasa Telekomunikasi
yang tercatat di BEI periode 2010-2012?
2. Perusahaan Telekomunikasi mana yang memiliki kinerja keuangan paling
baik ?
C. Batasan Masalah
Untuk lebih mengarahkan pembahasan agar tidak terjadi kesimpangsiuran
dalam pemecahan masalah, maka diperlukan adanya pembatasan masalah yang
lebih tearah dan sesuai dengan ruang lingkup pembahasan, maka penulis
membatasi pembahasan pada masalah sebagai berikut:
1. Analisis berdasarkan data laporan keuangan yang telah tersedia tanpa
5
2. Analisis yang digunakan adalah Du Pont System dengan menggabungkan
Metode Time Series Analisis dan Metode Cross Section
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan Sub Sektor Jasa
Telekomunikasi yang tercatat di BEI periode 2010-2012
b. Untuk mengetahui perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang paling
baik.
2. Kegunaan Penelitian
a. Bagi Perusahaan
Perusahaan dapat menggunakan hasil penelitian sebagai bahan pertimbangan atau
sumbangan pemikiran dalam menentukan kebijaksanaannya guna kemajuan
perusahaan.
b. Bagi Investor
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan investasi pada perusahaan Sub Sektor Jasa Telekomunikasi yang listing
di BEI.
c. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu referensi untuk penyusunan
penelitian yang selanjutnya pada waktu yang akan datang khusunya yang
6
d. Bagi Pelanggan
Pengguna jasa Telekomunikasi bisa lebih selektif dalam memilih jasa
Telekomunikasi dengan mengetahui kondisi kinerja keuangannya sedang naik
atau turun sehingga pengguna tidak merasakan dampak dari kebijakan-kebijakan
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Siti Chalimatus Sa’diyah (2009) melakukan penelitian tentang analisis Du
Pont System pada perusahaan makanan dan minuman yang listing di BEI.
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan pada keempat perusahaan yaitu PT
Aqua Golden Missisipi Tbk, PT Davomas Abadi Tbk, PT Mayora Indah Tbk, dan
PT Ultra Jaya Tbk, khususnya laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan
laporan laba rugi selama tiga tahun (2005-2007). dapat disimpulkan bahwa dari
analisis Du Pont System selama tiga tahun (2005-2007) maka dilihat dari nilai
ROE perusahaan yang paling baik adalah PT Aqua Golden Mississipi.
Berdasarkan penelitian terdahulu terdapat beberapa perbedaan dan
persamaan.Persamaan penelitian tersebut adalah sama-sama menggunakan alat
analisis yaitu Du Pont System dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan.
Perbedaan antar peneliti terdahulu dengan peneliti yang sekarang adalah dalam
penelitian sebelumnya objek penelitian yang digunakan adalah perusahaan sektor
food and beverage sedangkan dalam penelitian ini objek yang digunakan
8
B. Tinjauan Teori
1. Kinerja Keuangan Perusahaan
Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki
tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para
anggotanya. Keberhasilan dalam mencapai tujuan perusahaan merupakan prestasi
manajemen. Penilaian prestasi atau kinerja suatu perusahaan diukur karena dapat
dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik pihak internal maupun
eksternal.
Kinerja suatu perusahaan merupakan hasil dari suatu proses dengan
mengorbankan berbagai sumber daya. Salah satu ukuran kinerja adalah laba.
Pertumbuhan laba yang terus meningkat dari tahun ke tahun akan memberikan
sinyal yang positif mengenai kinerja keuangan perusahaan. Pertumbuhan laba
perusahaan yang terus meningkat mencerminkan bahwa kinerja perusahaan juga
baik.
Munawir (2010:30), kinerja keuangan perusahaan merupakan satu diantara
dasar penilaian mengenai kondisi keuangan perusahaan yang dilakukan
berdasarkan analisa terhadap rasio keuangan perusahaan. Pihak yang
berkepentingan sangat memerlukan hasil dari pengukuran kinerja keuangan
perusahaan untuk dapat melihat kondisi perusahaan dan tingkat keberhasilan
perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Sawir (2003:144), dalam
menilai kinerja keuangan yang menggunakan analisis rasio keuangan perlu
9
Kinerja keuangan adalah pengukuran kinerja perusahaan yang ditimbulkan
sebagai akibat dari proses pengambilan keputusan manajemen karena menyangkut
pemanfaatan modal, efisiensi dan rentabilitas dari kegiatan perusahaan
(Tampubolon, 2005:20). Kinerja adalah gambaran pencapaian pelaksanaan suatu
kegiatan / program / kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan
misi organisasi (Bastian, 2006:274). Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang
dilakukan untuk melihat sejauh mana perusahaan telah melaksanakan dengan
menggunakan dengan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar
(Fahmi, 2011:2).
2. Penilaian Kinerja Perusahaan
Kinerja keuangan perusahaan salah satu dasar penilaian mengenai kondisi
keuangan perusahaan yang dapat dilakukan berdasarkan analisis. Untuk
melakukan analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan dibutuhkan suatu
tolak ukur yang dapat menggambarkan bagaimana kondisi dan prestasi yang
dicapai oleh perusahaan tersebut dengan cara melakukan perbandingan suatu
perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis atau rata-rata industrinya.
Penilaian kinerja (performance appraisal) pada dasarnya merupakan
faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien,
karena adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia
yang ada dalam organisasi. Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat bagi
dinamika pertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian tersebut
10
Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional
suatu organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran standar dan kriteria yang
telah ditetapkan sebelumnya. Berdasarkan data keuangan yang dipublikasikan
pada laporan keuangan yang dibuat sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim
maka dapat dilakukan analisis kinerja perusahaan. Mulyadi (2003:419)
pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi
perusahaan, karena pengukuran tesebut antara lain dapat digunakan untuk menilai
perusahaan.
Pengukuran kinerja bisa didasarkan pada informasi keuangan maupun non
keuangan, pengukuran kinerja dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Pengukuran kinerja manajerial
Pengukuran kinerja manajerial ini bertujuan untuk :
1) Mengelola kegiatan operasi perusahaan secara maksimum
2) Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan.
3) Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan.
4) Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan
mereka menilai kinerja mereka.
5) Pengukuran kinerja dapat menyediakan suatu dasar bagi distribusi
penghargaan.
b. Pengukuran kinerja keuangan
Pengukuran kinerja keuangan mempunyai arti penting bagi pengambilan
11
keuangan merupakan alat yang dijadikan acuan penilaian untuk meramalkan
kondisi keuangan, operasi dan hasil usaha perusahaan.
Munawir (2010:31), pengukuran kinerja keuangan perusahaan mempunyai
beberapa tujuan diantaranya :
1) Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi pada saat
ditagih.
2) Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.
3) Untuk mengetahui tingkat profitabilitas dan rentabilitas, yaitu kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu yang
dibandingkan dengan penggunaan aset atau ekuitas secara produktif.
4) Untuk mengetahui tingkat aktivitas usaha, yaitu kemampuan perusahaan
dalam menjalankan dan mempertahankan usahanya agar tetap stabil, yang
diukur dari kemampuan perusahaan dalam membayar pokok utang dan beban
bunga tepat waktu, serta pembayaran dividen secara teratur kepada para
pemegang saham tanpa mengalami kesulitan atau krisis keuangan.
Manfaat- manfaat yang diperoleh dari penilaian kinerja perusahaan adalah
sebagai berikut:
1) Untuk mengukur prestasi yang dicapai oleh suatu organisasi dalam suatu
periode tertentu yang mencerminkan tingkat keberhasilan pelaksanaan
12
2) Digunakan untuk melihat kinerja organisasi secara keseluruhan, maka
pengukuran kinerja juga dapat digunakan untuk menilai kontribusi suatu
bagian dalam pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan.
3) Digunakan sebagai dasar penentuan strategi perusahaan untuk masa yang
akan datang.
4) Memberi petunjuk dalam pembuatan keputusan dan kegiatan organisasi pada
umumnya dan divisi pada khususnya.
5) Sebagai dasar penentuan kebijaksanaan penanaman modal agar dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan
3. Arti Penting Analisa Keuangan
Pihak yang berkepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan
perlu mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan. Kondisi keuangan
perusahaan akan dapat diketahui melalui hasil analisis terhadap laporan keuangan
yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi dan laporan keuangan lainnya. Pada
garis besarnya analisis keuangan perusahaan merupakan kajian secara kritis,
sistematis dan metodologi terhadap laporan keuangan untuk mengetahui kondisi
keuangan baik pada waktu yang telah berlalu, kondisi tahun berjalan maupun
prediksi waktu yang akan datang.
Abdullah (2001:32) adapun pihak-pihak yang berkepentingan dengan hasil
13
a. Pihak Pemilik Perusahaan
Pihak pemilik berkepentingan terhadap hasil analisa keuangan guna
mengetahui sejauh mana keberhasilan maupun kegagalan manajer perusahaan
dalam memanage perusahaan yang terlihat melalui kinerja keuangan yang dicapai.
Keberhasilan manajer dapat diukur berdasarkan pencapaian laba perusahaan
secara efisien.
b. Pihak Kreditur
Kreditur dalam hal ini bank dan institusi pembiayaan lainnya
berkepentingan terhadap hasil analisa keuangan guna mengetahui kemampuan
perusahaan dalam membayar hutang-hutang, baik hutang jangka pendek maupun
hutang jangka panjang. Dengan demikian bagi kreditur hasil analisa keuangan
dijadikan dasar pertimbangan kebijakan kredit apabila perusahaan membutuhkan
kredit.
c. Pihak Investor
Investor sebagai pihak yang menanamkan modalnya pada perusahaan.
Maka investor mengharapkan adanya kemampuan perusahaan dalam hal tingkat
pengendalian dari sejumlah investasi yang ditanamkan. Hasil analisa keuangan
akan memberi pengembalian (return) dari sejumlah investasi.
d. Pihak pekerja
Hasil analisa keuangan perusahaan memberi informasi keuangan yang
mencerminkan keuangan perusahaan dalam membayar kewajiban internal maupun
eksternal. Termasuk kewajiban internal adalah berhubungan dengan pembiayaan
14
e. Pihak Pemerintah
Kebutuhan pemerintah terhadap hasil analisa keuangan berkaitan dengan
kewenangan menetapkan pajak penghasilan badan (perusahaan). Hasil analisis
keuangan memberi gambaran besarnya pajak yang akan dibayarkan.
4. Ukuran Manajemen Aset Atau Perputaran Aset
Ukuran – ukuran dalam bagian ini terkadang disebut rasio-rasio
pemanfaatan aset (asset utilization ratios). Rasio-rasio spesifik diartikan sebagai
ukuran dari tingkat perputaran, yang ingin diuraikan adalah seberapa efisien atau
insentif sebuah perusahaan menggunakan asetnya untuk menciptakan penjualan
(Ross, 2009:88).
a. Rasio perputaran Aset
Rasio ini mengukur berapa banyak “ kerja” yang dapat kita lakukan dari
modal kerja. Jika diasumsikan tidak ada penjualan yang hilang, maka nilai yang
tinggi akan lebih disukai.
=
ℎ
Dengan rasio ini, mungkin akan lebih masuk akal jika dikatakan bahwa untuk
setiap rupiah dalam aset tetap akan menghasilkan penjualan.
5. Ukuran – Ukuran Profitabilitas
Ross (2009: 89) dalam setiap bentuknya, rasio ini dimaksudkan untuk
15
mengelola operasinya. Fokus dari kelompok ini adalah pada hasil akhir yaitu laba
bersih. Rasio –rasio tersebut adalah sebagai berikut :
a. Margin laba
= ℎ
Dari rumus diatas diketahui bahwa perusahaan dalam setiap rupiah dalam
penjualannya mampu menghasilkan laba sebesar satu rupiah.
b. Pengembalian Aset
Pengembalian Aset / Return On Assets (ROA) adalah ukuran laba
perusahaan per rupiah aset. Rasio ini dapat dinyatakan dengan beberapa cara,
tetapi yang paling umum adalah sebagai berikut:
= ℎ
c. Pengembalian ekuitas
Pengembalian ekuitas (return on equity –ROE) adalah ukuran dari hasil
yang diperoleh para pemegang saham sepanjang tahun, karena memberikan
keuntungan kepada pemegang saham adalah tujuan utama perusahaan. ROE
biasanya dihitung dengan cara sebagai berikut:
= ℎ
Karena ROA dan ROE adalah angka-angka yang paling sering, penting
diingat bahwa angka-angka tersebut merupakan tingkat pengembalian akuntansi.
Karena alasan itu, maka ukuran – ukuran tersebut seharusnya akan lebih tepat jika
diberi nama pengembalian aset buku dan pengembalian ekuitas buku. Bahkan
16
6. Du Pont System
a. Analisis Du Pont System
Analisis Du Pont System adalah salah satu analisis keuangan yang
menggunakan rasio keuangan profitabilitas dengan ROE (Return On Equity)
sebagai angka utamanya. Tujuan analisis Du Pont system ini adalah untuk
memisahkan Return On Asset ke dalam dua bagian: perputaran total aset dan
profit margin(Hanafi, 2004: 51). Du pont System dirancang untuk menunjukan
bagaimana margin laba atas penjualan dikalikan rasio perputaran total aktiva
(Brigham dan Houston, 2006: 128 ).
Du Pont System memperlihatkan bagaimana utang, perputaran aktiva dan
profit margin dikombinasikan untuk menentukan Return On Equity (ROE). Du
Pont System menjelaskan keterkaitan ROE dan ROA dengan berbagai rasio
keuangan lainnya. Sistem yang dikembangkan oleh du pont ini sangat bermanfaat
karena dapat memberikan gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan,
dan faktor-faktor yang memperngaruhi kinerja keuangan tersebut
(Sudana,2011:24).
Dari penjabaran di atas dapat ditarik kesimpulan sesuai gambar 1 bahwa
analisis du pont system merupakan analisis yang mencakup rasio aktivitas dan
margin keuntungan atas penjualan dan menunjukan bagaimana rasio ini saling
mempengaruhi untuk menentukan profitabilitas aktiva yang dimiliki perusahaan,
juga dapat diketahui efisiensi atas penggunaan aktiva perusahaan.
Du Pont System dikenal juga dengan metode du Pont atau model du pont
17
efisiensi operasi, efisiensi penggunaan aset, dan pengungkitan keuangan (Ross,
2008: 97). Analisis Du Pont adalah sistem keuangan yang dirancang untuk
menyelidiki determinan rasio pengembangan ekuitas pemegang saham dan
pengembalian aset.
Indentitiy), yang diambil dari Du Pont Corporation, yang mempopulerkan
penggunaannya. Du pont System dirancang untuk menunjukan bagaimana margin
laba atas penjualan dikalikan rasio perputaran total aktiva (Brigham dan Houston,
2006: 128). Analisis Du Pont merupakan pendekatan untuk mengevaluasi
profitabilitas dan tingkat pengembalian ekuitas. Tujuan analisis Du Pont system
ini adalah untuk memisahkan Return On Asset ke dalam dua bagian: perputaran
total aset dan profit margin (Hanafi, 2004: 51). Berikut ini adalah gambar bagan
Du Pont System dimana pada sisi kiri bagan Du Pont dalam gambar 2.1
menunjukan akun-akun yang berhubungan dengan profitabilitas, seperti yang
ditekankan oleh bagan ini, laba bersih akan tergantung pada penjualan dan
18
administrasi, dan umum (sales, general, and administrative expense-SG&A).
Pada sisi kanan bagan du pont menunjukan faktor-faktor utama yang mendasari
perputaran total aset.
Bagian kiri dari grafik menentukan profit margin atas penjualan yang
dilakukan perusahaan. Berbagai biaya didaftar dan membentuk Total Cost. Jika
penjualan dikurangi total cost akan menghasilkan net income. Jika net income
dibagi sales maka akan didapatkan profit margin. Bagian kanan dari grafik adalah
aktiva, akan diperoleh total asset turnover. Jika profit margin dikalikan total asset
turnover maka akan menghasilkan Return On equity (ROE).
Gambar 2. 1. Bagan Du pont System
Sumber : Ross (2009: 100)
Dengan menggunakan bagan Du Pont, analisis laporan keuangan bisa
mengintegrasikan berbagai macam rasio keuangan dan mengetahui bagaimana
keterkaitan masing-masing rasio keuangan perusahaan. Disamping itu, dari bagan
Dikalikan
Harga Pokok Penjualan Beban Lain-lain
19
Du Pont juga dapat diperoleh informasi terperinci tentang rasio-rasio keuangan
yang mempengaruhi kinerja perusahaan sehingga pihak manajemen dapat
melakukan pengendalian secara lebih akurat.
b. Keunggulan dan Kelemahan Analisis Du Pont System
Keunggulan analisis Du Pont System adalah sebagai berikut (Harahap,
2006: 341):
1) Sebagai salah satu teknik analisis keuangan yang sifatnya menyeluruh dan
manajemen bisa mengetahui tingkat efisiensi pendayagunaan aktiva.
2) Dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas masing-masing produk yang
dihasilkan oleh perusahaan sehingga diketahui produk mana yang potensial.
3) Dalam menganalisis laporan keuangan menggunakan pendekatan yang
integrative dan menggunakan laporan keuangan sebagai elemen analisisnya.
4) Perhitungan-perhitungan yang ada di dalam analisis Du pont System dapat
berfungsi sebagai alat perencanaan dan pengendalian keuangan.
c. Cara Meningkatkan Tingkat Pengembalian Dalam Analisis Du Pont system.
Mamduh dan Halim (2009:91) menyebutkan beberapa alternatif untuk
menaikkan ROE adalah sebagai berikut:
1) Menaikkan ROA, yang bisa dilakukan dengan cara menaikkan profit margin
atau menaikkan perputaran aktiva, atau keduanya sambil mempertahankan
tingkat hutang.
2) Menaikkan financial leverage, yang berarti menaikkan hutang. Dengan
20
menjadi lebih kecil, dan dengan demikian ROE akan lebih besar sambil
mempertahankan tingkat ROA.
Menaikkan ROA dan hutang secara bersamaan menjelaskan cara
meningkatkan tingkat pengembalian dalam analisis Du Pont adalah sebagai
berikut:
a) Meningkatkan penjualan tanpa peningkatan beban dan biaya secara
proporsional.
b) Mengurangi beban pokok penjualan atau beban operasi perusahaan.
c) Meningkatkan penjualan secara relativ atas dasar nilai aktiva, baik dengan
meningkatkan penjualan atau mengurangi jumlah investasi pada aktiva
perusahaan sampai pada level yang dapat mengakibatkan meningkatnya
tingkat pengembalian aktiva, hal ini disebabkan perusahaan mengalami
kelebihan pada aktiva.
d) Meningkatkan penggunaan hutang relative terhadap ekuitas sampai pada titik
yang tidak membahayakan keuangan perusahaan.
7. Metode Tolak Ukur Kinerja Keuangan Perusahaan
a. Teknik Analisis Time Series
Fahmi (2011:222) Analisis Time Series adalah membandingkan secara
antar waktu atau antar periode, dengan tujuan itu nantinya akan terlihat dalam
bentuk angka-angka dan juga grafik. Angkat-angka yang diperoleh merupakan
data-data yang bersumber dari berbagai sektor bisnis seperti data produktivitas,
data-21
data yang bersumber dari laporan keuangan (finanncial statement). Secara
matematis terjadinya data tersebut merupakan fungsi dari pada waktu.
b. Definisi Analisis Cross sectional
Fahmi (2011:214) analisis cross sectional adalah melakukan suatu teknik
analisis dengan melakukan perbandingan terhadap suatu hasil perhitungan,
terutama hitungan dalam bentuk rasio antara satu perusahaan dengan perusahaan
lainnya dalam ruang lingkup yang sejenis. Kesamaan perusahaan yang sejenis
juga dapat dilihat dari daftar perusahaan yang go public di Bursa Efek Indonesia
berdasarkan klasifikasinya. Seperti perusahaan kategori keuangan, pertambangan,
dan sebagainya. Dimana kesamaan ini bisa terlihat seperti kesamaan bahan baku
(material) yang dipergunakan. Lebih jauh kesamaan juga dapat dilihat dari segi
sebagai berikut:
1) Kesamaan kapitalisasi pasar (market capitalization).
Market capitalization (kesamaan pasar) adalah nilai sebuah perusahaan
yang diindikasikan oleh harga saham yang beredar.
2) Kesamaan dalam persoalan risiko
Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk keadaan ketidakpastian tentang
suatu keadaan yang akan terjadi nantinya dengan keputusan yang diambil
berdasarkan berbagai pertimbangan pada saat ini.
3) Kesamaan dari segi konteks barang pengganti juga memungkinkan untuk
22
C. Kerangka Pikir
Berdasarkan teori yang dikemukakan maka dapat disajikan mengenai
kerangka pikir penelitian, yang menggambarkan analisis kinerja dengan
menggunakan Du Pont System. Kerangka pikir ini menjelaskan bahwa analisis
kinerja perusahaan dengan menggunakan metode Du Pont System dapat dilakukan
dengan dua pendekatan yaitu menggunakan pendekatan time series dan
pendekatan cross section. Dari pendekatan time series dan cross section dapat
diketahui ROE perusahaan dari tahun ketahun dan ROE perusahaan dari rata-rata
industri.
Gambar.2.2 : Kerangka Pikir Analisis Kinerja Keuangan Perusahaaan Sub Sektor
Jasa Telekomunikasi yang Tercatat di BEI
Berdasarkan karangka pikir analisis kinerja keuangan perusahaan
telekomunikasi yang terdaftar di BEI dijelaskan diatas bahwa ukuran kinerja
perusahaan dengan metode time series yaitu perusahaan dikatakan sehat apabila
ROE tahun sekarang lebih besar dari nilai ROE tahun sebelumnya, dan dikatakan
23
ROE tahun sebelumnya. Ukuran kinerja menggunakan metode cross section yaitu
nilai rata-rata ROE perusahaan lebih besar nilai ROE perusahaan tersebut maka
perusahaan dapat dikatakan sehat dan sebaliknya apabila nilai rata-rata perusahaan