• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGEMBANGAN KARIER TERHADAP KEPUASAN DAN PRESTASI KERJA PEGAWAI PADA KEPOLISIAN RESORT JOMBANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGEMBANGAN KARIER TERHADAP KEPUASAN DAN PRESTASI KERJA PEGAWAI PADA KEPOLISIAN RESORT JOMBANG"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARIER TERHADAP

KEPUASAN DAN PRESTASI KERJA PEGAWAI PADA

KEPOLISIAN RESORT JOMBANG

SKRIPSI

Oleh:

NAMA : BAMBANG EKO D NIM : 08610034

FAKULTAS EKONOMI

(2)
(3)
(4)

PERYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan

saya,di dalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang di ajukan oleh

orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi,dan tidak

terdapat karya atau pendapat yang pernah diteliti atau diterbitkan oleh orang

lain,kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutakan dalam

sumber kutipan daftar pustaka.

Malang,

Mahasiswa

(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)

KATA PENGANTAR

Assalammualaikum Wr.Wb

Puji syukur Alhamdulillah, atas segala nikmat dan karunia Allah yang

telah diberikan kepada seluruh makhluk-Nya yang ada di alam semesta ini.

Dengan ridho-Nya, maka skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam

semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW sebagai

Murabbi pilihan, uswatun hasanah bagi siapapun yang merindukan-Nya.

Sebagai pribadi yang memiliki keterbatasan, penulis menyadari bahwa

kelancaran penyusunan skripsi ini tidak lepas dari dorongan, bantuan, dan

dukungan dari semua pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Dr. Nazaruddin Malik, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan kesempatan penulis

untuk menimba ilmu.

2. Dra. Aniek Rumijati, M.M selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Dra. Ratih Juliati, selaku dosen wali penulis yang terus memberikan motivasi

untuk penulis demi terselesaikannya skripsi ini.

4. Sandra irawat, Dra, MM selaku dosen pembimbing I atas dorongan, bimbingan,

dan masukan yang berarti dalam penulisan skripsi ini.

5. Siti Nurhasanah, Dra, M, Si. selaku dosen pembimbing II atas bimbingan,

masukkan, saran-saran dan semangat pada penulis dari awal penyusunan sehingga

selesainya skripsi ini.

6. Ayahanda dan Ibunda ( Suwadi dan sutriyani) terima kasih atas cinta, doa,

nasehat, serta kepercayaan yang diberikan.

7. Sahabat seperjuangan manajemen.A semuanya selama menjalankankan skripsi

(11)

8. Kepada semua orang yang tidak dapat disebutkan satu-satu terima kasih atas

bantuannya selama pengerjaan karya ini hingga selesai.

Akhir kata tiada satupun karya manusia yang sempurna, saran dan kritik

sangat penulis harapkan untuk kebaikan bersama. Semoga karya ilmiah ini

bermanfaat bagi kita semua.

Billahi Fii Sabiilil Haq Fastabiqul Khairat

Malang,

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

KARTU KENDALI KONSULTASI ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah... 7

C. Batasan Masalah... 7

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian... 7

1. Tujuan Penelitian... 7

2. Kegunaan Penelitian... 8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu ... 9

B. Kajian Teoritis ... 12

1. Pengertian Pengembangan Karier ... 12

2. Tujuan Pengembangan Karier ... 15

3. Faktor-Faktor Yang Dipertimbangkan Dalam Perencanaan Karier ... 17

4. Kepuasan Kerja ... 18

a. Pengertian Kepuasan Kerja ... 18

b. Konsep Kepuasan Kerja ... 20

c. Variabel-Variabel Kepuasan Kerja ... 21

d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja ... 23

e. Teori- Teori Tentang Kepuasan Kerja ... 24

5. Prestasi Kerja... 25

a. Pengertian Prestasi Kerja ... 25

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Kerja ... 26

6. Hubungan Antara Pengembangan Karier Dengan Kepuasan Kerja Karyawan ... 28

7. Hubungan Antara Pengembangan Karier Dengan Prestasi Kerja Karyawan... 28

C. Kerangka Pikir... 29

(13)

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian... 31

B. Jenis Penelitian ... 31

C. Populasi dan Sampel ... 31

D. Sumber Data ... 33

E. Teknik Pengumpulan Data ... 34

F. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 34

1. Definisi Operasional Variabel ... 34

2. Pengukuran Variabel ... 37

G. Uji Instrumen... 38

1. Uji Validitas Data ... 38

2. Uji Reliabilitas... 39

H. Teknik Analisa Data ... 40

1. Rentang Skala... 40

2. Analisis Regresi Linier Berganda ... 41

3. Analisis Regresi Linier Berganda ... 42

4. Pengujian Hipotesis... 42

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 45

1. Sejarah Instansi ... 45

2. Dasar Operasional Kepolisian Resort Jombang ... 47

3. Maksud dan Tujuan Kepolisian Resort Jombang... 47

4. Ruang Lingkup Operasional Kepolisian Resort Jombang ... 47

5. Tugas Pokok, Fungsi dan Kegiatan Bidang Sumber Daya Kepolisian Resort Jombang... 49

6. Pengembangan Karier Pada Kepolisian Resort Jombang ... 61

7. Kebijakan Kompensasi Pada Kepolisian Resort Jombang... 62

8. Penilaian Prestasi Kerja Pada Kepolisian Resort Jombang... 62

B. Gambaran Karakteristik Responden... 62

1. Tingkat Usia Responden ... 63

2. Jenis Kelamin Responden ... 64

3. Bagian Dalam Bekerja Responden... 64

4. Tingkat Pendidikan Terakhir Responden ... 65

5. Status Perkawinan ... 66

6. Masa Kerja Responden... 67

C. Uji Instrumen... 68

1. Uji Validitas ... 68

2. Uji Reliabilitas... 71

D. Hasil Analisis Rentang Skala ... 72

1. Hasil Analisis Rentang Skala Mengenai Variabel Perencanaan Karier (X1)... 72

(14)

3. Hasil Analisis Rentang Skala Variabel Kepuasan Kerja

(Y1) ... 77

4. Hasil Analisis Rentang Skala Variabel Prestasi Kerja Pegawai (Y2) ... 79

5. Hasil Analisis Pengaruh Pengembangan Karier Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Kepolisian Resort Jombang ... 81

6. Hasil Uji Hipotesis ... 84

a. Hasil Uji F ... 84

b. Hasil Uji t ... 86

7. Hasil Analisis Pengaruh Pengembangan Karier Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Kepolisian Resort Jombang... 88

8. Hasil Uji Hipotesis ... 91

a. Hasil Uji F ... 91

b. Hasil Uji t ... 92

9. Pembahasan Hasil Penelitian ... 93

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 98

B. Saran ... 98

(15)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Model Pengembangan Karier Organisasional... 14

Gambar 2.2 Fungsi Personalia dan Fungsi Kepuasan Kerja ... 21

Gambar 2.3 Kerangka Pikir... 29

Gambar 4.2 Kurva Hasil Uji F ... 85

(16)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Jumlah Kasus dan Yang Terselesaikan Pada Kepolisian Resort

Jombang Tahun 2009 sampai 2011 ... 5

Tabel 2.1 Perbandingan Hasil Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang ... 10

Tabel 3.1 Rincian Sampel Penelitian ... 33

Tabel 3.2 Penilaian Variabel Berdasarkan Hasil dari Rentang Skala ... 41

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 63

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 64

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Bagian Dalam Bekerja ... 65

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 66

Tabel 4.5 Status Perkawinan Responden ... 67

Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 67

Tabel 4.7 Uji Validitas Perencanaan Karier (X1) ... 68

Tabel 4.8 Uji Validitas Manajemen Karier (X2) ... 69

Tabel 4.9 Uji Validitas Kepuasan Kerja (Y1) ... 70

Tabel 4.10 Uji Validitas Prestasi Kerja Pegawai (Y2)... 70

Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabilitas ... 71

Tabel 4.12 Hasil Analisis Rentang Skala Perencanaan Karier (X1) ... 71

Tabel 4.13 Hasil Analisis Rentang Skala Manajemen Karier (X2) ... 75

(17)

Tabel 4.15 Hasil Analisis Rentang Skala Prestasi Kerja Pegawai (Y2) ... 79

Tabel 4.16 Hasil Analisis Regresi Berganda... 81

Tabel 4.17 Hasil Analisis Uji F ... 85

Tabel 4.18 Hasil Analisis Uji t ... 86

Tabel 4.19 Koefisien Regresi Masing-Masing Variabel ... 87

Tabel 4.20 Hasil Analisis Regresi Berganda... 88

Tabel 4.21 Hasil Analisis Uji F ... 91

Tabel 4.22 Hasil Analisis Uji t ... 92

Tabel 4.23 Koefisien Regresi Masing-Masing Variabel ... 93

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Angket Penelitian

2. Skor Jawaban Responden

3. Hasil Distribusi Jawaban Responden

4. Hasil Uji Validitas

5. Hasil Uji Reliabilitas

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 1998, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi. V, Penerbit Rineka Cipta: Jakarta.

Darma, Agus, 1991, Manajemen Personalia, Edisi Ketiga, Penerbit Erlangga: Jakarta.

Hasibuan, Malayu, 2001, Organisasi dan Kepuasan kerja Dasar Peningkatan Produktivitas, Cetakan Ketiga, Penerbit Bumi Aksara: Jakarta

Handoko, Hani, 1998, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia,

Edisi Kedua, Penerbit BPFE: Yogyakarta.

Mangkunegara, Anwar Prabu, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Cetakan Kedua, PT. Remaja Rosdakarya Offset, Bandung. Mathis dan Jackson, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Pertama,

Salemba Empat, Jakarta.

Martoyo, Susilo. 1996. Manajemen Sumber Daya Manusia edisi 4. BPFE; Yogyakarta.

Sinungan, Muchdarsyah, 2000, Produktivitas Apa Dan Bagaimana, Edisi Kedua, Cetakan Keempat, PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Simamora, Henry. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. STIE YKPN; Yogyakarta.

Siagian, Sondang, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Kesembilan, Penerbit Bumi Aksara: Jakarta.

Singarimbun, Masri dan Effendi, 1995, Metode Penelitian Survai, Edisi Revisi, Jakarta: LP3S.

Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. CV Alfabeta; Bandung.

Widayat dan Amirullah, 2002,Riset Bisnis, Edisi 1, Malang: CV. Cahaya Press. Widayat, 2004, Metode Penelitian Pemasaran, Edisi Pertama, Cetakan Pertama,

(20)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengelolaan sumber daya manusia secara profesional dapat

mewujudkan keseimbangan antara kebutuhan para karyawan dengan tuntutan

dan kemampuan perusahaan. Dengan demikian perkembangan sebuah

perusahaan sangat dipengaruhi keberadaan tenaga kerja yang dimiliki oleh

perusahaan. Dalam aktivitas perusahaan penggunaan tenaga kerja yang efektif

dan terarah merupakan kunci keberhasilan perusahaan, untuk itu dibutuhkan

kebijakan dalam menggunakan tenaga kerja agar mau bekerja lebih produktif

sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Keberadaan faktor manusia

merupakan faktor yang dominan sebagai sumber penggerak perusahaan, maka

peningkatan kapasitas dan keterampilan individual sangat penting dilakukan

untuk memperoleh hasil kerja karyawan yang lebih baik.

Tanpa adanya faktor manusia sebuah organisasi atau perusahaan

tidak akan ada, dengan demikian pada intinya tantangan-tantangan maupun

peluang-peluang dalam pembentukan dan pengelolaan suatu organisasi sering

bersumber dari masalah-masalah yang berkaitan dengan masalah sumber daya

manusia. Berdasarkan kenyataan tersebut maka diperlukan suatu kepuasan

kerja agar para karyawan dapat bekerja secara maksimal di perusahaan, salah

satunya usaha yang dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan melaksakan

(21)

2

Pengembangan karier menjadi kebutuhan karyawan untuk

meningkatkan kariernya dapat mendukung atas aktivitas para pegawai dalam

organisasi, maka perlu bagi organisasi untuk terlibat dalam perencanaan

karier karyawan, dengan maksud agar terdapat kesesuaian dan kebutuhan

organisasi. Pengembangan karier yang jelas akan memberikan suatu kepuasan

kerja pada seorang karyawan untuk bekerja secara maksimal. Dengan adanya

pengembangan karier maka secara langsung dapat menyelaraskan

kebutuhan-kebutuhan, kemampuan-kemampuan dan tujuan-tujuan karyawan dengan

kesempatan-kesempatan dan tantangan-tantangan yang terjadi pada saat ini

dan masa yang akan datang di dalam perusahaan. Dengan demikian program

perencanaan karier pada seorang karyawan dilakukan untuk menserasikan

keahlian-keahlian, pengetahuan, kemampuan dan tuntutan pekerjaan dengan

kepribadian serta minat pada seorang karyawan.

Pengembangan karier juga diperlukan oleh seorang karyawan untuk

selalu siap menggunakan kesempatan karier yang ada didalam jalur kariernya

dan akan sangat membantu karyawan untuk pengembangan kariernya di masa

depan dalam organisasi tersebut. Pengembangan karier dapat dijadikan sarana

untuk kepuasan kerja para karyawan dan mengembangkan organisasi.

Program pengembangan karier yang optimal dalam organisasi berpengaruh

terhadap kepuasan kerja para karyawan yang pada akhirnya diharapkan dapat

meningkatkan prestasi kerja karyawan. Dengan demikian melalui

(22)

3

kepada kepuasan karyawan dalam bekerja di instansi dan pada akhirnya

mempengaruhi prestasi kerja yang dihasilkan para karyawan.

Pengembangan karier dapat memberikan suatu dukungan untuk bekerja

secara maksimal kepada para karyawan, hal tersebut dikarenakan melalui

pengembangan karier secara jelas para karyawan merasa dihargai atas

keberadaannya di perusahaan. Melalui pengembangan karier para karyawan

dapat merasa terpuaskan atas hasil kerja sehingga dapat meningkatkan prestasi

kerjanya. Usaha peningkatan prestasi kerja merupakan hasil dari perencanaan

yang tepat sehingga memberikan dampak yang positif terhadap perkembangan

perusahaan. Prestasi kerja sangat tergantung pada kesadaran dari tiap-tiap

karyawan dan peningkatan tersebut dapat dilihat pada perilaku pada suatu

lingkungan kerja yang ada. Salah satu usaha untuk meningkatkan prestasi

kerja karyawan tersebut adalah dengan melakukan pengembangan karier

karyawan selama bekerja di instansi. Kepolisian Resort Jombang merupakan

salah satu instansi pemerintah yang bertujuan untuk memberikan jaminan

perlindungan keamanan bagi masyarakat. Bentuk jaminan pelindungan

tersebut yaitu Tourjawali (Pengaturan, Penjagaan, Pengawalan dan Patroli),

bentuk pelayanan tersebut merupakan pengabdian kepada masyarakat yang

bertujuan memberikan perlindungan yang terbaik kepada masyarakat terutama

jaminan atas keselamatan jiwa dan harta.

Upaya untuk menciptakan atau mencapai tujuan tersebut maka

langkah-langlah perubahan selalu dilakukan oleh Kepolisian Resort Jombang untuk

(23)

4

dilakukan yaitu dengan memberikan jejang karier secara jelas kepada setiap

anggota yang berada dalam naungan Kepolisian Resort Jombang. Selain itu

untuk meningkatkan kompetensi para anggota maka Kepolisian Resort

Jombang menetapkan syarat yang wajib dipenuhi oleh anggota dalam rangka

pengembangan karier mereka. Syarat wajib yang harus dilakukan yaitu

berdasarkan tingkat pendidikan dan masa kerja dimana untuk pendidikan

SMA/ Sederajat pengembangan karier dilakukan setiap 2 (dua) tahun sekali

sedangkan untuk tingkat pendidikan sarjana yaitu setiap 1 (satu) tahun sekali.

Rotasi jabatan juga dilakukan oleh instansi pada dasarnya terbagi

menjadi dua yaitu perpindahan tugas atau jabatan yang dikarenakan adanya

prestasi dan pelanggaran tugas atau kasus. Bagi anggota yang memiliki

prestasi yang baik maka akan dipromosikan atau ditempatkan di tempat atau

posisi yang lebih baik sehingga dapat mendukung proses peningkatan jabatan.

Namun demikian bagi anggota yang memiliki atau melangar peraturan maka

anggota akan dipindahkan ke polsek pelosok yang bertujuan untuk

memberikan pembelajaran atas kasus yang telah dilakukan dan hal tersebut

menjadi salah satu hukuman yang harus dijalakan oleh anggota.

Upaya Kepolisian Resort Jombang untuk memberikan jaminan

kepuasan kepada para anggota maka segala bentuk kebijakan dilakukan untuk

menciptakan tujuan tersebut. Langkah yang dilakukan yaitu dengan

menempatkan anggota sesuai dengan bidang pekerjaan dan keahlian yang

dimiliki. Kebijakan gaji dan tunjangan sesuai dengan pangkat yang telah

(24)

5

Kepolisian Resort Jombang menetapkan dasar dalam penilaian prestasi

kerja para anggota yaitu mencakup enam elemen pokok yaitu meliputi

kemampuan untuk mengendalikan emosi, integritas, empati, pengelolaan

administrasi, kreativitas dan kemandirian. Enam dasar tersebut menjadi dasar

dalam melaksanakan tugas sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang telah

ditetapkan oleh instansi kepolisian. Salah satu indikator dalam melakukan

penilian atas prestasi kerja para anggota yaitu dengan proses penanganan

kasus yang berhasil diseleaaikan. Prestasi kerja para aparat di Kepolisian

Resort Jombang selama periode tahun 2009 sampai 2011 menunjukkan

adanya penurunan prestasi, dimana kondisi tersebut dibuktikan dengan adanya

penurunan jumlah penyelesaian kasus atau tindak kejahatan yang terjadi.

Kondisi tersebut dapat ditunjukkan dengan perbandingan antara jumlah tindak

kejahatan dengan yang terselesaikan, yang dapat disajikan pada tabel 1.1.

Tabel 1.1

Jumlah Kasus dan Yang Terselesaikan

Pada Kepolisian Resort Jombang Tahun 2009 sampai 2011 Tahun Jumlah Kasus Terselesaikan Persentase

2009 423 400 94,56%

2010 502 423 84,26%

2011 643 598 93,00%

Sumber: Kepolisian Resort Jombang

Berdasarkan tabel 1.1 menunjukkan bahwa selama tahun 2009 sampai

2011 menunjukkan bahwa Kepolisian Resort Jombang belum mampu

sepenuhnya untuk menyelesaikan kasus yang terjadi. Jenis kasus yang terjadi

(25)

6

kekerasan, pencurian dengan pemberatan, pencurian kawat telepon, kasus

pembunuhan, pengelapan, penipuan, kekerasan dalam rumah tangga, tipikor

dan tindak pidana asusila dan penyalahgunaan narkotika, elegal loging dan

traficking (perdagangan wanita). Dari kesekian kasus tersebut maka dapat

dikatehui bahwa kasus pencurian dengan pemberatan mencapai 48%.

Ketidakmampuan para anggota dalam proses penyelesaian kasus tersebut

dapat menunjukkan masih rendahnya prestasi kerja para anggota dalam

bekerja. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa selama ini upaya instansi

dalam pengebangan karier anggota belum secara maksimal dilakukan

sehingga kemampuan pencapaian prestasi kerja para anggota belum maksimal.

Apabila dikaitkan dengan tingkat kepuasan kerja para pegawai dengan

kebijakan pengembangan karier yang telah ditetapkan oleh Kepolisian Resort

Jombang menunjukkan bahwa selama ini para anggota banyak yang merasa

telah memiliki masa kerja yang lama namun demikian tidak memiliki

peningkatan karier sesuai dengan harapan. Dimana selama ini instansi lebih

mengutamakan tingkat pendidikan formal lebih diutamakan dalam

peningkatan karier dalam bekerja diinstansi.

Adanya penurunan tingkat kepuasan dalam bekerja tersebut maka

menjadikan kurang maksimalya para pegawai dalam bekerja di instansi.

Beberapa indikator tersebut digunakan untuk penilaian atas prestasi kerja para

pegawai. Berdasarkan uraian di atas, maka dari itu peneliti tertarik untuk

(26)

7

KARIER TERHADAP KEPUASAN DAN PRESTASI KERJA

PEGAWAI PADA KEPOLISIAN RESORT JOMBANG”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian maka perumusan masalah dalam

penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana pengembangan karier karyawan yang terdiri dari perencanaan

karier dan manajemen karier pada Kepolisian Resort Jombang?

2. Bagaimana kepuasan kerja para pegawai Kepolisian Resort Jombang?

3. Bagaimana prestasi kerja pegawai Kepolisian Resort Jombang?

4. Apakah pengembangan karier yang terdiri dari perencanaan karier dan

manajemen karier berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja

pegawai Kepolisian Resort Jombang?

5. Apakah pengembangan karier yang terdiri dari perencanaan karier dan

manajemen karier berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja pegawai

Kepolisian Resort Jombang?

C. Batasan Penelitian

Batasan penelitian ini yaitu mengenai pengembangan karier khususnya

bagian operasional pada Kepolisian Resort Jombang dengan masa kerja

selama lebih dari 4 tahun.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mendeskripsikan pengembangan karier karyawan yang terdiri

dari perencanaan karier dan manajemen karier pada Kepolisian

(27)

8

b. Untuk mendeskripsikan kepuasan kerja para pegawai Kepolisian

Resort Jombang.

c. Untuk mendeskripsikan prestasi kerja para pegawai Kepolisian

Resort Jombang.

d. Untuk menganalisis pengembangan karier yang terdiri dari

perencanaan karier dan manajemen karier berpengaruh signifikan

terhadap kepuasan kerja pegawai Kepolisian Resort Jombang.

e. Untuk menganalisis pengembangan karier yang terdiri dari

perencanaan karier dan manajemen karier berpengaruh signifikan

terhadap prestasi pegawai Kepolisian Resort Jombang

E. Kegunaan Penelitian

1. Bagi Kepolisian Resort Jombang

Dharapkan dapat digunakan sebagai masukan instansi dalam rangka

untuk meningkatkan kepuasa kerja pegawai dan pada akhirnya dapat

meningkatkan prstasi kerjanya.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat digunakan sebagai dasar pemikiran dan acuan bagi peneliti

(28)

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Penelitian Terdahulu

Landasan penelitian terdahulu digunakan sebagai landasan secara

empiris atas penelitian yang akan dilakukan. Dalam penelitian ini landasan

penelitian terdahulu yang digunakan yaitu hasil penelitian dari Setiawan

(2006), Santoso (1996) dan Ekayadi (2009), adapun untuk mengetahui

perbandingan hasil penelitian terdahulu dengan penelitian yang sekarang

(29)

10

Tabel 2.1

Perbandingan Hasil Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang

Judul Penelitian Tujuan Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian 1. Setiawan (2006) dengan pengembangan karier yang terdiri dari perencanaan karier dan manajemen karier berpengaruh signifikan terhadap semangat kerja karyawan.

 Untuk mengetahui variabel yang berpengaruh paling kuat terhadap semangat kerja karyawan

 Untuk mengetahui pengaruh variabel kemampuan manajerial (X1), kemampuan

teknis (X2), keamanan (X3),

dan kreatifitas (X4)

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap semangat kerja.

 Untuk mengetahui variabel yang berpengaruh dominan terhadap semangat kerja.

 Untuk mengetahui pengaruh motivasi dan pengembangan karier terhadap kepuasan kerja karyawan

 Untuk mengetahui variabel yang dominan terhadap kepuasan kerja karyawan.

 Variabel bebas perencanaan karier dan manajemen karier.

 Variabel Terikat semangat kerja karyawan.

 Variabel bebas adalah motivasi dan pengembangan karier.

 Variabel terikat kepuasan kerja karyawan

 Lokasi penelitian PT. Rimbajatiraya Citrakarya

 .Pengembangan karier yang terdiri dari perencanaan karier dan manajemen karier berpengaruh signifikan terhadap semangat kerja karyawan dan perencanaan karier beperngaruh paling kuat terhadap semangat kerja.

Variabel kemampuan manajerial (X1), kemampuan

teknis (X2), keamanan (X3),

dan kreatifitas (X4)

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap semangat kerja (Y) dengan nilai koefisien regresi berganda (R) yang mencapai 0,632 kepuasan kerja karyawan, sedangkan secara parsial hanya variabel pengembangan karier yang mempuyai pengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan, dimana variabel yang paling besar pengaruhnya terhadap kepuasan kerja karyawan adalah variabel pengembangan karier yaitu sebesar 85,625%

Berdasarkan tabel 2.1 maka masing-masing hasil penelitian dapat

diuraikan sebagai berikut: Hasil penelitian Setiawan (2006) dengan judul

(30)

11

Karyawan Pada Perusahaan Industri Kulit “Surya” Magetan”. Berdasarkan

hasil uji secara simultan dan parsial dapat membuktikan bahwa pengembangan

karier yang terdiri dari perencanaan karier dan manajemen karier berpengaruh

signifikan terhadap semangat kerja karyawan di Perusahaan Industri Kulit

“Surya” Magetan. Dari hasil koefisien regresi terbukti bahwa variabel

perencanaan karier mempunyai pengaruh yang lebih kuat terhadap semangat

kerja seluruh karyawan pada Perusahaan Industri Kulit “Surya” Magetan

dibandingkan dengan perencanaan karier.

Berdasarkan hasil penelitian Santoso (1996) dengan judul penelitian

yaitu: Faktor-Faktor Pengembangan Karier Yang Mempengaruhi Semangat

Kerja Karyawan Pada PT. Cahaya Sakti Multi Intraco Malang. Alat analisis

yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis regresi

linier berganda dengan menggunakan uji F dan uji t. Berdasarkan hasil analisis

menunjukkan bahwa variabel kemampuan manajerial, kemampuan teknis,

keamanan dan kreatifitas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

semangat kerja.

Berdasarkan hasil penelitian Ekayadi (2009) dengan judul penelitian:

“Pengaruh Motivasi dan Pengembangan Karier Terhadap Kepuasan Kerja

Karyawan Pada PT. Rimbajatiraya Citrakarya”. Tujuan penelitian ini yaitu

untuk mengetahui pengaruh motivasi dan pengembangan karier terhadap

kepuasan kerja karyawan pada PT. Rimbajatiraya Citrakarya. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa motivasi dan pengembangan karier secara bersama-sama

berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan, sedangkan secara parsial

(31)

12

kepuasan kerja karyawan, dimana variabel yang paling besar pengaruhnya

terhadap kepuasan kerja karyawan adalah variabel pengembangan karier.

B. Kajian Teoritis

1. Pengertian Pengembangan Karier

Menurut Mangkunegara (2000:77) pengembangan karier yaitu:

“Aktivitas kekaryawanan yang membantu karyawan-karyawan

merencanakan karier masa depan mereka di perusahaan agar perusahaan

dan karyawan yang bersangkutan dapat mengembangkan diri secara

maksimal”.

Sedangkan menurut Simamora (2001:505) yaitu: “Hasil-hasil yang

muncul dari interaksi antara perencanaan karier individu dan manajemen

karier institusional”. Adapun menurut Siagian (2002:215) menyatakan

bahwa: “Keputusan yang diambil sekarang tentang hal-hal yang akan

dikerjakan di masa depan”. Dalam melakukan pengembangan karier

kepada seorang karyawan maka terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan

oleh perusahaan, yaitu meliputi:

a. Prestasi kerja yang memuaskan.

Pangkal tolak pengembangan karier seorang karyawan adalah prestasi

kerjanya dalam melakukan tugas yang dipercayakan kepadanya.

b. Pengenalan oleh pihak lain.

Yang dimaksud dengan pengenalan disini adalah bahwa berbagai

pihak yang berwenang memutuskan layak tidaknya seseorang

(32)

13

c. Kesetiaan pada organisasi.

Pengembangan karier berarti bahwa seorang karyawan ingin terus

berkarya dalam organisasi tempatnya bekerja untuk jangka waktu yang

lama, misalnya sampai usia pensiun.

d. Pemanfaatan mentor dan sponsor

Pengalaman menunjukkan bahwa pengembangan karier seseorang

sering berlangsung dengan lebih mulus apabila ada orang lain dalam

organisasi yang dengan berbagai cara dan jalur bersedia memberikan

nasihat kepadanya dalam usaha meniti karier.

e. Dukungan dari para bawahan.

Bagi mereka yang sudah menduduki posisi manajerial tertentu dan

mempunyai rencana karier yang ingin diwujudkannya, maka dukungan

dari para bawahan sangat membantu.

f. Pemanfaatan kesempatan untuk bertumbuh.

Telah berulang kali ditekankan bahwa pada akhirnya tanggung jawab

dalam mengembangkan karier terletak pada masing-masing pekerjaan.

g. Berhenti atas permintaan dan kemauan sendiri.

Dalam banyak hal, berhenti atas kemauan dan permintaan sendiri

mungkin pula merupakan salah satu cara terbaik untuk mewujudkan

rencana karier seseorang.

Menurut Simamora (2001:504) pengembangan karier (career development) meliputi manajemen karir (career management) dan

(33)

14

dalam sebuah organisasi membutuhkan sesuatu pemeriksaan atas dua proses:

bagaimana masing-masing orang merencanakan dan menerapkan

tujuan-tujuan tujuan-tujuan-tujuan-tujuan karirnya (perencanaan karir) dan bagaimana organisasi

merancang dan mnerapkan program-program pengembangan karirnya. Hal

tersebut secara lengkap dapat diilustrasikan pada gambar 2.1 berikut:

Gambar 2.1

Model Pengembangan Karir Organisasional

Individual Institusional

Sumber: Simamora (2001:505)

Berdasarkan gambar 2.1 dapat diuraikan bahwa perencanaan karir

(career planing) adalah proses melaluinya individu karyawan

mengidentifikasikan dan mengambil langkah-langkah untuk mencapai

tujuan karirnya. Perencanaan karir melibatkan pengidentifikasian

tujuan-tujuan yang berkaitan dengan karir dan penyusunan rencana-rencana untuk

mencapai tujuan tersebut. Manajemen karir (career management) adalah proses melalui organisasi memilih, menilai, menugaskan dan mengembangkan

para karyawannya guna menyediakan suatu kumpulan orang-orang yang

berbobot guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan pada masa yang akan datang. Pengembangan Karir

Organisasional

(34)

15

Terdapat tanggung jawab yang berbeda dari para karyawan dan

organisasi dalam mengelola karir. Bagian puncak memperlihatkan bagaimana

karyawan, manajer dan organisasi memberikan kontribusi kepada perencanaan

karir yang efektif, memastikan bahwa karir-karir memenuhi

kemampuan-kemampuan dan minat-minat karyawannya. Bagian bawah menunjukkan

bagaimana sikap pihak memberikan sumbangan untuk menajemen karir yang

efektif dan memastikan bahwa keputusan-keputusan penyusun staf internal

menugaskan peran-peran kepada individu yang memberikan kontribusi bagi

tujuan-tujuan organisasional.

2. Tujuan Pengembangan Karier

Tujuan pengembangan karier menurut Mangkunegara (2001:77) yaitu

meliputi:

a. Membantu dalam pencapaian tujuan individu dan perusahaan.

Pengembangan karier membantu pencapaian tujuan perusahaan dan tujuan

individu. Seorang karyawan yang sukses dengan prestasi kerja sangat baik

kemudian menduduki posisi jabatan yang lebih tinggi, hal ini berarti

tujuan perusahaan dan tujuan individu tercapai.

b. Menunjukkan hubungan kesejahteraan karyawan.

Perusahaan merencanakan karier karyawan dengan meningkatkan

kesejahteraan agar karyawan lebih tinggi loyalitasnya.

c. Membantu karyawan menyadari kemampuan potensi mereka.

Pengembangan karier akan memperkuat hubungan dan sikap karyawan

(35)

16

d. Memperkuat hubungan antara karyawan dan perusahaan.

Pengembangan karier akan memperkuat hubungan dan sikap karyawan

terhadap perusahaan.

e. Membuktikan tanggung jawab sosial.

Pengembangan karier suatu cara menciptakan iklim kerja yang positif dan

karyawan-karyawan menjadi lebih bermental sehat.

f. Membantu memperkuat pelaksanaan program-program perusahaan.

Pengembangan karier membantu program-program perusahaan lainnya

agar tujuan perusahaan dapat tercapai.

g. Mengurangi turnover dan biaya kekaryawanan.

Pengembangan karier dapat menjadikan turnover rendah dan begitu pula biaya kekaryawanan menjadi lebih efektif.

h. Mengurangi keusangan profesi dan manajerial.

Pengembangan karier dapat menghindarkan dari keusangan dan kebosanan

profesi dan manajerial.

i. Menggiatkan analisis dari keseluruhan karyawan.

Perencanaan karier dimaksudkan mengintegrasikan perencanaan kerja dan

kekaryawanan.

j. Menggiatkan suatu pemikiran (pandangan) jarak waktu yang

panjang.

Pengembangan karier berhubungan dengan jarak waktu yang panjang. Hal

ini karena penempatan suatu posisi jabatan memerlukan persyaratan dan

(36)

17

3. Faktor-Faktor Yang Dipertimbangkan Dalam Perencanaan Karier

Dalam melakukan pengembangan karier yang paling berkepentingan

dalam perencanaan karier adalah para karyawan yang bersangkutan itu sendiri.

Agar dapat menentukan jalur karier, tujuan karier dan pengembangan karier

yang dapat mereka tempuh, menurut Siagian (2002:207) para karyawan perlu

mempertimbangkan lima faktor yaitu meliputi:

1. Perlakukan yang adil dalam berkarier.

Perlakukan adil itu hanya bisa terwujud apabila kriteria promosi

didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan yang obyektif, rasional dan

diketahui secara luas di kalangan karyawan.

2. Keperdulian para atasan langsung.

Para karyawan pada umumnya mendambakan keterlibatan atasan langsung

mereka dalam perencanaan karier masing-masing.

3. Informasi tentang berbagai peluang promosi.

Para karyawan umumnya mengharapkan bahwa mereka memiliki akses

kepada informasi tentang berbagai peluang untuk dipromosikan. Akses ini

sangat penting terutama apabila lowongan yang tersedia disini diisi

melalui proses seleksi internal yang bersifat kompetitif.

4. Minat untuk dipromosikan.

Pendekatan yang tepat digunakan dalam hal menumbuhkan minat para

pekerja untuk pengembangan karier adalah pendekatan fleksibel dan

(37)

18

5. Tingkat kepuasan

Meskipun secara umum dapat dikatakan bahwa setiap orang ingin meraih

kemajuan, termasuk dalam meniti karier, ukuran keberhasilan yang

digunakan memang berbeda.

Berdasarkan uraian di atas maka akan memungkinkan bagian

kekaryawanan berperan aktif dalam perencanaan karier para anggota

organisasi.

4. Kepuasan Kerja

a. Pengertian Kepuasan kerja

Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat

individual. Setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang

berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai-nilai yang berlaku pada dirinya. Ini

disebabkan karena adanya perbedaan pada masing-masing individu.

Semakin banyak aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan

individu tersebut maka semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakannya

dan sebaliknya.

Menurut Siagian (2002:295) menyatakan bahwa: “Kepuasan

kerja merupakan suatu cara pandang seseorang baik yang bersifat positif

maupun yang bersifat negatif tentang pekerjaannya”. Karena itu tidak

sederhana dalam melakukan analisis terhadap kepuasan kerja karyawan,

banyak faktor yang perlu mendapat perhatian dalam menganalisis

(38)

19

Sedangkan menurut Martoyo (1998:132) kepuasan kerja adalah:

“Keadaan emosional karyawan dimana terjadi ataupun tidak terjadi titik

temu antara nilai balas jasa yang memang diinginkan oleh karyawan yang

bersangkutan.

Dikemukakan juga oleh Handoko (1998:132) bahwa kepuasan

kerja adalah “Keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak

menyenangkan dengan mana karyawan memandang pekerjaan mereka”.

Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya.

Ini nampak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala

sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya.

Dari batasan-batasan mengenai kepuasan kerja di atas sebenarnya

batasan yang sederhana dan operasional adalah “Perasaan seseorang

terhadap pekerjaannya”. Ini berarti bahwa konsepsi kepuasan kerja

semacam ini melihat kepuasan kerja itu sebagai hasil interaksi manusia

dengan lingkungan kerjanya. Jadi determinasi kepuasan kerja menurut

batasan ini meliputi perbedaan individu (individual differences) maupun situasi lingkungan pekerjaan.

Menurut Sunarto (2003:85) kepuasan kerja adalah sebagai suatu

sikap umum seseorang individu terhadap pekerjaannya. Sedangkan

menurut Robbins (1996:179) mengemukakan kepuasan kerja diartikan

sebagai suatu sikap umum seseorang individu terhadap pekerjaannya.

Berdasarkan pendapat mengenai kepuasan kerja diatas dapat

(39)

20

karyawan terhadap pekerjaan yang mereka lakukan. Kepuasan kerja

seorang karyawan dapat mewakili sikap secara menyeluruh sehingga

berpengaruh terhadap perasaan di dalam bekerja. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa kepuasan kerja yang tinggi seorang karyawan dapat

menjadi tanda bahwa perusahaan atau organisasi telah dikelola dengan

baik, begitu pula sebaliknya apabila terdapat karyawan memiliki kepuasan

yang rendah menunjukkan kurang maksimalnya pihak manajemen

perusahaan dalam mengelola organisasinya.

b. Konsep Kepuasan Kerja

Apabila kepuasan kerja terjadi, maka tercermin pada perasaan

karyawan terhadap pekerjaannya, yang sering diwujudkan dalam sikap positif

karyawan terhadap pekerjaannya dan segala sesuatu yang dihadapi atau

ditugaskan kepadanya di lingkungan kerjanya. Monitoring kontinyu dari

kepuasan kerja karyawan tersebut sangat penting untuk mendapatkan

perhatian pimpinan organisasi terutama bagian personalia. Masalah kepuasan

kerja tersebut menurut Martoyo (1998:132) akan mempengaruhi:

a. Tingkat absensi karyawan.

b. Perputaran (turn over) tenaga kerja

c. Semangat kerja

d. Keluhan-keluhan

e. Masalah-masalah personalia yang vital lainnya.

(40)

21

Gambar 2.2

Fungsi Personalia dan Fungsi Kepuasan Kerja

Penyelia

Sumber: Martoyo (1998:132)

Berdasarkan gambar 2.2 dapat diuraikan bahwa kepuasan kerja dapat

terjadi baik langsung maupun tidak langsung melalui penyelia (atasan)

maupun langsung karyawan, sesuai dengan fungsi personalia yang ada.

Semuanya akan mempunyai dampak terhadap iklim organisasional berarti

memberikan pengaruh pada lingkungan kerja para karyawan. Banyak

karyawan yang kepuasan kerjanya tinggi namun produktivitasnya kerjanya

rata-rata saja, sehingga terlihat bahwa kepuasan kerja itu sendiri bukan

merupakan suatu motivator kuat, meskipun bagaimanapun juga kepuasan

kerja itu selalu penting bagi organisasi. Sementara ada yang berpendapat

bahwa kepuasan kerja yang tinggi timbul justru karena adanya prestasi kerja

yang tinggi, karena dengan prestasi kerja yang tinggi mengakibatkan balas

atau penghargaan yang tinggi pula dan penghargaan yang tinggi kalau

dirasakan adil dan memadai akan dapat meningkatkan kepuasan kerja.

c. Variabel-Variabel Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja berhubungan dengan variabel-variabel ganjaran

(41)

22

mendukung, serta kesesuaian antara kepribadian dan pekerjaan. (Sunarto,

2003:94) yang secara lengkap dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Ganjaran yang pantas

Para karyawan yang menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi

yang mereka persepsikan sebagai adil, tidak meragukan, dan segaris

dengan pengharapan mereka. Bila upah dilihat sebagai adil yang

didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat keterampilan individu dan

standar pengupahan komunitas kemungkinan besar akan dihasilkan

kepuasan.

2. Kondisi kerja yang mendukung

Karyawan peduli akan lingkungan kerja baik untuk kenyamanan pribadi

maupun untuk memudahkan mengerjakan tugas yang baik. Studi-studi

memperagakan bahwa karyawan lebih menyukai keadaan fisik sekitar

yang tidak berbahaya atau merepotkan. Temperatur, cahaya, keributan

dan faktor-faktor lingkungan terlalu panas atau terlalu remang-remang.

3. Rekan kerja yang mendukung

Orang-orang mendapatkan lebih daripada sekedar uang atau prestasi

yang berwujud dari pekerjaan mereka. Bagi kebanyakan karyawan,

kerja juga mengisi kebutuhan akan interaksi sosial. Oleh karena itu,

tidaklah mengejutkan bila mempunyai rekan sekerja yang ramah dan

(42)

23

4. Kesesuaian antara kepribadian dan pekerjaan

Orang-orang yang mempunyai kepribadian kongruen (sama dan

sebangun) dengan pekerjaannya yang mereka pilih seharusnya

mendapatkan bahwa mereka mempunyai bakat dan kemampuan yang

tepat untuk memenuhi tuntutan kebutuhan mereka. Dengan demikian

lebih besar kemungkinan untuk berhasil pada pekerjaan tersebut dan

karena sukses ini mereka mempunyai probabilitas yang lebih besar

untuk mencapai kepuasan yang tinggi dari pekerjaan mereka.

d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

Menurut Mangkunegara (2001:117) ada dua faktor yang

mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu faktor yang ada pada diri karyawan

dan faktor pekerjaannya, yang secara lengkap dapat diuraiakan sebagai

berikut:

1. Faktor Karyawan, yaitu kecerdasan (IQ), kecakapan khusus, umur, jenis

kelamin, kondisi fisik, pendidikan, pengalaman kerja, masa kerja,

kepribadian, emosi, cara berfikir, persepsi dan sikap kerja.

2. Faktor Pekerjaan, yaitu jenis pekerjaan, struktur organisasi, pangkat

(golongan), kedudukan, mutu pengawasan, jaminan finansial dan

jaminan sosial tenaga kerja, kesempatan promosi jabatan, interaksi

sosial, dan hubungan kerja.

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

(43)

24

eksternal (perusahaan) juga dipengaruhi oleh faktor internal (karyawan),

dimana kedua faktor tersebut saling mempengaruhi atau berhubungan.

e. Teori-Teori Tentang Kepuasan Kerja

Menurut Mangkunegara (2000:120) terdapat beberapa teori

mengenai kepuasan kerja para pegawai, yaitu meliputi:

1. Teori Keseimbangan (Equity Theory)

Teori ini dikembangkan oleh Adam, adapun komponen dari teori ini

adalah input, outcome, comparison person, dan equity-inequity.

Menurut teori ini puas atau tidak puasnya pegawai merupakan hasil dari

membandingkan antara input-outcome dirinya dengan perbandingan

input-outcome pegawai lain (comparison person). Jadi jika perbandingan tersebut dirasakan seimbang (equity) maka pegawai

tersebut akan merasa puas.

2. Teori Perbedaan (Dissrepancy Theory)

Teori ini pertama kali dipelopori oleh Proter, ia berpendapat bahwa

bahwa untuk mengukur kepuasan dapat dilakukan dengan cara

menghitung selisih antara apa yang seharusnya dengan kenyataaan yang

dirasakan oleh pegawai. Kepuasan kerja pegawai tergantung pada

perbedaan antara apa yang didapat dan apa yang diharapkan oleh

pegawai. Apabila yang didapat pegawai ternyata lebih besar daripada

apa yang diharapkan maka pegawai tersebut menjadi puas.

3. Teori Pemenuhan Kebutuhan (Need Fulfillment Theory)

Menurut teori ini, kepuasan kerja pegawai tergantung pada terpenuhi

(44)

25

mendapatkan apa yang dibutuhkannya. Makin besar kebutuhan pegawai

terpenuhi, makin puas pula pegawai tersebut. Begitu pula sebaliknya

apabila kebutuhan pegawai tidak terpenuhi pegawai tersebut akan

merasa tidak puas.

4. Teori Pandangan Kelompok (Social Reference Group Theory)

Menurut teori ini, kepuasan kerja pegawai bukanlah tergantung pada

pemenuhan kebutuhan saja, tetapi sangat tergantung pada pandangan

dan pendapat kelompok yang oleh para pegawai dianggap sebagai

kelompok acuan. Kelompok acuan tersebut oleh pegawai dijadikan

dijadikan tolok ukur untuk menilai dirinya maupun lingkungannya.

Jadi, pegawai akan merasa puas apabila hasil kerjanya sesuai dengan

minat dan kebutuhan yang diharapkan oleh kelompok acuan.

5. Teori Dua Faktor dari Herzberg

Teori ini dikemukan oleh Frederick Herzberg, ia menggunakan teori

Abraham Maslow sebagai titik acuannya. Teori ini mengemukakan

bahwa dua faktor yang menyebabkan timbulnya rasa puas dan tidak

puas, yaitu meliputi: faktor pemeliharaan (maintenance factors) dan

faktor pemotivasian (motivational factors).

5. Prestasi Kerja

a. Pengertian Prestasi Kerja

Menurut Mangkunegara (2000:67) mengatakan pengertian prestasi

kerja adalah: “Hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh

(45)

26

jawab yang diberikan kepadanya”. Selanjutnya Dharma (1991:1)

menyatakan bahwa: “Prestasi kerja adalah sesuatu yang dikerjakan atau

produk jasa yang dihasilkan atau diberikan oleh seseorang atau

sekelompok orang”.

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa

prestasi kerja karyawan adalah:

1) Merupakan evaluasi terhadap perilaku prestai kerja dan potensi

pengembangan yang telah dilakukan.

2) Pada dasarnya merupakan suatu proses penentu nilai keberhasilan

pelaksanaan tugas para karyawan.

3) Merupakan perbandingkan realisasi nyata dengan standart yang dicapai

karyawan.

4) Penilaian prestasi yang dilaksanakan oleh manajer terhadap

bawahannya.

5) Prestasi kerja salah satu langkah menentukan kebijakan selanjutnya.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Kerja

Menurut Mangkunegara (2000: 67) ada 3 faktor yang

mempengaruhi prestasi kerja.

1) Faktor kemampuan

Secara psikologis,kemampuan pegawai terdiri dari kemampuan potensi

dan kemampuan reality artinya pegawai yang memiliki pendidikan yang memadai untuk jabatan dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan

(46)

27

Oleh karena itu pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai

dengan keahliannya.

2) Faktor motivasi

Motifasi terbentuk dari sikap seorang pegawai dalam menghadapi situasi

kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakan diri pegawai yang

terarah untuk mencapai tujuan organisasi. Motivasi ini merupakan kondisi

mental, mampu secara fisik memahami tujuan utama target kerja yang

akan dicapai,mampu memamfaatkan dan menciptakan situasi kerja.

3) Faktor Situasi

Situasi yang dapat berpengaruh terhadap tingkat prestasi kerja. Misalnya

;adanya kondisi ruangan yang tenang, iklim suasana kerja yang baik,

system kerja yang mendukung tentunya akan mendorong terciptanya

prestasi kerja yang baik.

Menurut Darma (1991:8) ada beberapa ukuran yang mempengaruhi

prestasi kerja yaitu :

1) Kualitas Kerja, merupakan mutu produk yang dihasilkan sesuai dengan

standart yang ditetapkan.

2) Kuantitas Kerja, merupakan jumlah produk yang dihasilkan oleh para

karyawan.

3) Ketepatan Waktu, merupakan waktu yang digunakan dalam

(47)

28

6. Hubungan Antara Pengembangan Karier Dengan Kepuasan Kerja Karyawan

Tujuan program perencanaan karier adalah penyelarasan kebutuhan,

kemampuan dan tujuan karyawan dengan kesempatan dan tatangan saat ini

maupun dimasa depan didalam organisasi. Dengan kata lain, program

pengembangan karier dirancang untuk memperluas peluang bahwa organisasi

menempatkan orang-orang yang tepat ditempat yang benar pada waktu yang

tepat. Jadi, program pengembangan karier ditujukan untuk menserasikan

keahlian, pengetahuan, kemampuan, tuntunan kerja dengan keperibadian,

minat preferensi dan imbalan pekerjaan.

Menurut Simamora (2006:421) pengembangan karier yang efektif

berarti utilisasi sumber daya yang efektif dan kesempatan kepegawaian yang

sama, yang keduanya penting bagi organisasi. Jika para karyawan merupakan

asset organisasi yang paling penting, maka karyawan yang kehaliannya kurang

didayagunakan, disalahgunakan, dan menjadi kecewa serta tidak puas tentu

merupakan pemborosan aseet organisasi. Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa upaya perusahaan untuk melakukan pengembangan karier kepada para

karyawan dapat menghindari terjadinya ketidakpuasan para karyawan dalam

bekerja diperusahaan.

7. Hubungan Antara Pengembangan Karier Dengan Prestasi Kerja Karyawan

Pengembangan karier berkaitan dengan produksi, kualitas dan

(48)

29

pencapaian prestasi kerja para karyawan sangat menitikberatkan ketiga

kriteria tersebut dan efektivitas atas pencapaian prestasi dinilai sesuai dengan

kondisi yang ada. Sikap karir positif mengindikasikan komitmen terhadap

produksi, kualitas, efisiensi dan kepuasan. Individu dengan karir positif yang

bekerja dalam organisasi yang memperhatikan pertumbahan dan

pengembangan karyawan menjadi lebih efektif. Menurut Simamora

(2006:415) menyatakan bahwa adaptabilitas karier berhubungan langsung

dengan fleksibilitas, daya saing dan pengebangan organisasional, terutama

untuk pekerjan dan organisasi yang mengalami perubahan pesat.

C. Kerangka Pikir

Berdasarkan penjelasan yang dikemukakan di atas, maka dapat

disusun sebuah kerangka pikir yang menggambarkan hubungan

pengembangan karier dengan kepuasan kerja dan prestasi kerja pegawai.

Gambar 2.3 Kerangka Pikir

Kerangka pikir dapat digunakan untuk mempermudah alur pemikiran

yang akan dilakukan dalam pembuatan skripsi. Dalam penelitian ini untuk

mengetahui pengaruh pengembangan karier yang terdiri dari perencanaan

karier dan maanajemen karier (Simamora, 2006:415) terhadap kepuasan kerja

Pengembagangan Karier Perencanaan Karier (X1) Manajemen Karier (X2)

Kepuasan Kerja (Y1)

(49)

30

para karyawan. Dari hasil analisis tersebut maka dapat diketahui seberapa

besar pengaruh dari kepuasan kerja terhadap prestasi kerja pegawai Kepolisian

Resort Jombang baik secara parsial maupun simultan dan dapat diketahui

variabel pengembangan karier yang mempunyai pengaruh dominan terhadap

kepuasan kerja karyawan dan akhirnya mempengaruhi prestasi kerja

masing-masing karyawan.

D. Hipotesis

Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Diduga pengembangan karier terdiri dari perencanaan karier dan

manajemen karie berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai

Kepolisian Resort Jombang.

2. Diduga pengembangan karier berpengaruh signifikan terhadap prestasi

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 2.1 Perbandingan Hasil Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang
Gambar 2.1
Gambar 2.2 Fungsi Personalia dan Fungsi Kepuasan Kerja
+2

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat pengaruh yang signifikan pengembangan karier dan lingkungan kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai pada Badan Kepegawaian dan Diklat

Secara parsial, motivasi kerja dan pengembangan pegawai berpengaruh terhadap prestasi kerja pegawai pada Perum Bulog Divre Jateng, dengan nilai uji t variabel motivasi kerja

Hasil penelitian diketahui bahwa motivasi dan kepuasan kerja secara simultan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan, motivasi secara parsial berpengaruh

Pengaruh yang paling dominan dari disiplin kerja terhadap pengembangan karier karyawan berdasarkan uji hipotesis secara parsial, dimana disiplin kerja yang kurang

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh variabel Perencanaan Karier, Pengarahan Karier, dan Implementasi Pengembangan Karier secara simultan dan parsial

Dapat dikatakan bahwa variabel motivasi, variabel kepuasan kerja, dan variabel komitmen organisasional secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan..

Hasil penelitian menunjukkan secara parsial komitmen organisasi dan kepuasan kerja mempengaruhi secara siginifikan kinerja pegawai sedangkan motivasi tidak berpengaruh

Hasil penelitian terhadap hipotesis pertama menunjukkan bahwa budaya organisasi, pengembangan karir dan kepuasan kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja