• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Persepsi Tubuh Ideal dengan Konsumsi Makanan pada Mahasiswa FK USU Angkatan 20009 di Medan Tahun 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Persepsi Tubuh Ideal dengan Konsumsi Makanan pada Mahasiswa FK USU Angkatan 20009 di Medan Tahun 2010"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PERSEPSI TUBUH IDEAL DENGAN

KONSUMSI MAKANAN PADA MAHASISWA FK USU

ANGKATAN 2009 DI MEDAN TAHUN 2010

Oleh:

ERWIN SAHAT

070100093

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

HUBUNGAN PERSEPSI TUBUH IDEAL DENGAN

KONSUMSI MAKANAN PADA MAHASISWA FK USU

ANGKATAN 2009 DI MEDAN TAHUN 2010

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:

ERWIN SAHAT

070100093

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Hubungan Persepsi Tubuh Ideal dengan Konsumsi Makanan pada Mahasiswa FK USU Angkatan 20009 di Medan Tahun 2010 NAMA : ERWIN SAHAT

NIM : 070100093

__________________________________________________________________

Pembimbing Penguji I

(Nenni Dwi A. Lubis, SP, M.Si) (dr. Lambok Siahaan, MKT)

Penguji II

(dr. Juliandi Harahap, MA)

Medan, 13 Desember 2010 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(4)

ABSTRAK

Pada masa remaja terjadi perubahan fisik, biologis, dan kognitif yang cepat dan drastis. Perubahan yang cepat ini menimbulkan respon tersendiri bagi remaja berupa tingkah laku yang sangat memperhatikan bentuk tubuhnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan persepsi tubuh ideal dengan konsumsi makanan pada mahasiswa FK USU angkatan 2009 di Medan tahun 2010.

Penelitian ini bersifat analitik dengan desain cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa FK USU angkatan 2009 sebanyak 97 orang yang diambil secara random. Pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara langsung dengan responden menggunakan kuesioner.

Hasil penelitian dengan uji chi-square menunjukkan bahwa ada hubungan persepsi tubuh ideal dengan konsumsi makanan dengan nilai p = 0,008 (nilai α = 0,05). Persepsi tubuh ideal sebagian besar responden memuaskan (88.7%). Kebutuhan konsumsi makanan sebagian besar responden adalah terpenuhi (86.6%).

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa jika responden mempersepsikan tubuhnya dengan baik maka konsumsi makanannya tercukupi.

(5)

ABSTRACT

In adolescence, there is a change of physical, biological, and cognitive rapid and drastic. Rapid change has led to its own response to the adoslescent form of behavior is very concerned about his figure. This study aims to determine the relationship perceptions of ideal body with food consumption in college students of FK USU 2009 in Medan in 2010.

This was a cross sectional analytic design. The sample in this study are student of FK USU 2009 were 97 peoples taken at random. The primary data collected through direct interview with the respondent using a questionnaire.

The results with chi-square test showed that there were perceptions of ideal body relationship with the consumption of foods with a value of p = 0.008

(the value α = 0.05). Perception of ideal body satisfy the majority of the respondents (88.7%). Food consumption needs of the majority of the respondents were satisfied (86.6%).

From the results of this study can concluded that if the respondent perceives his body well the consumption of food is adequate.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas karunia, rahmat kesehatan dan keselamatan kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan karya tulis ini tepat pada waktunya. Laporan hasil Penelitian ini berjudul “HUBUNGAN

PERSEPSI TUBUH IDEAL DENGAN KONSUMSI MAKANAN PADA MAHASISWA FK USU ANGKATAN 2009 DI MEDAN TAHUN 2010”.

Laporan ini disusun sebagai tugas akhir mata kuliah Community Research Program (CRP) dan merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan

pembelajaran di Fakultas Kedokteran Sumatera Utara.

Dalam penulisan laporan hasil penelitian ini, peneliti telah banyak menerima bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis dengan rendah hati ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar Sp.PD, KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Nenni Dwi A. Lubis, SP, MSi, selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing penulis dalam penyusunan Laporan Hasil Penelitian ini. 3. Bapak dr. Lambok Siahaan, MKT dan Bapak Juliandi Harahap, MA,

selaku dosen penguji.

4. Seluruh dosen dan staf di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

5. Kakak saya yang senantiasa mendoakan dan mendukung penulis baik secara moral dan materi dalam penulisan laporan hasil penelitian ini.

6. Teman dan juga keluarga saya, Handayan Hutabarat, Heri Bastian Hutasoit, Gerald Abraham Harianja, Berry E. P. Bancin, Nicholas Christian Tinambunan, dan Dadan Ramadhan terima kasih untuk semua dukungan dan semangat yang kalian berikan.

(7)

Peneliti menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam penyusunan karya tulis ini akibat keterbatasan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki peneliti. Oleh karena itu, semua saran dan kritik akan menjadi sumbangan yang sangat berarti guna menyempurnakan karya tulis ini. Akhirnya peneliti mengharapkan semoga hasil karya tulis ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, bangsa dan negara kita Indonesia, serta pengembangan ilmu pengetahuan.

Medan, November 2010

Peneliti

Erwin Sahat

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ..………..…………... i

ABSTRAK ……….. ii

ABSTRACT ……….... iii

KATA PENGANTAR ……… iv

DAFTAR ISI ………..………. vi

DAFTAR TABEL ……….. viii

DAFTAR GAMBAR ………. ix

DAFTAR LAMPIRAN ………. x

BAB 1 PENDAHULUAN ……… 1

1.1. Latar Belakang ………... 1

1 2. Rumusan Masalah ……… 2

1.3. Tujuan Penelitian ………. 3

1.3.1. Tujuan Umum ……… 3

1.3.2. Tujuan Khusus ………... 3

1.4. Manfaat Penelitian ………... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Persepsi ……….. 4

2.2. Tubuh Ideal ……….. 10

2.3. Konsumsi Makanan ………. 11

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian ……… 16

3.2. Defenisi Operasional 3.2.1. Persepsi Tubuh Ideal ..………... 16

3.2.2. Konsumsi Makanan ..………. 17

3.2.3. Indeks Massa Tubuh ………. 18

3.2.4. Olahraga ……… 18

BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian ………. 19

4.2. Waktu dan Lokasi Penelitian ……… 19

4.2.1. Waktu Penelitian ……… 19

4.2.2. Lokasi Penelitian ……….... 19

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ……….. 19

4.3.1. Populasi Penelitian ………... 19

4.3.2. Sampel Penelitian ……….. 19

4.4. Teknik Pengumpulan Data ……….. 20

4.4.1. Uji Validitas dan Reabilitas ……….. 21

4.5. Pengolahan dan Analisis Data ………. 21

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……… 22

(9)

5.1.1. Gambaran Umum Kota Medan ………... 22

5.1.2. Karakteristik Responden ………... 22

5.1.3. Indeks Massa Tubuh Responden ………... 22

5.1.4. Frekuensi Olahraga Responden ……… 23

5.1.5. Durasi Olahraga Responden ………. 23

5.1.6. Sumber Informasi Tubuh Ideal Responden ………... 24

5.1.7. Persepsi Tubuh Ideal Responden ………. 24

5.1.8. Konsumsi Makanan Responden ……….. 24

5.1.9. Hubungan Persepsi Tubuh Ideal dengan Konsumsi Makanan ………... 25

5.2. Pembahasan 5.2.1. Persepsi Tubuh Ideal ………... 26

5.2.2. Indeks Massa Tubuh ……….………. 27

5.2.3. Konsumsi Makanan ………... 28

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ……….. 30

6.1. Kesimpulan ……….. 30

6.2. Saran ……… 30

DAFTAR PUSTAKA ………. 31

(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1. Angka Kebutuhan Energi dan Protein yang 15 Dianjurkan (Per Orang Per Hari)

3.1. Tingkat Konsumsi Makanan berdasarkan AKG 17

3.2. Kategori IMT untuk Asia 18

5.1. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 22

5.2. Kategori Indeks Massa Tubuh 23

5.3. Kategori Frekuensi Olahraga 23

5.4. Kategori Durasi Olahraga 23

5.5. Distribusi Responden Berdasarkan Sumber 24 Informasi Tubuh Ideal

5.6. Kategori Persepsi Tubuh Ideal 24

5.7. Kategori Konsumsi Makanan 25

(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Induk (Master Data) dan Output Lampiran 2. Analisis SPSS

Lampiran 3. Kuesioner dan Food recall 24 jam Lampiran 4. Ethical Clearance

Lampiran 5. Lembar Penjelasan (Informed Concerned) Lampiran 6. Persetujuan Setelah Penjelasan

(13)

ABSTRAK

Pada masa remaja terjadi perubahan fisik, biologis, dan kognitif yang cepat dan drastis. Perubahan yang cepat ini menimbulkan respon tersendiri bagi remaja berupa tingkah laku yang sangat memperhatikan bentuk tubuhnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan persepsi tubuh ideal dengan konsumsi makanan pada mahasiswa FK USU angkatan 2009 di Medan tahun 2010.

Penelitian ini bersifat analitik dengan desain cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa FK USU angkatan 2009 sebanyak 97 orang yang diambil secara random. Pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara langsung dengan responden menggunakan kuesioner.

Hasil penelitian dengan uji chi-square menunjukkan bahwa ada hubungan persepsi tubuh ideal dengan konsumsi makanan dengan nilai p = 0,008 (nilai α = 0,05). Persepsi tubuh ideal sebagian besar responden memuaskan (88.7%). Kebutuhan konsumsi makanan sebagian besar responden adalah terpenuhi (86.6%).

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa jika responden mempersepsikan tubuhnya dengan baik maka konsumsi makanannya tercukupi.

(14)

ABSTRACT

In adolescence, there is a change of physical, biological, and cognitive rapid and drastic. Rapid change has led to its own response to the adoslescent form of behavior is very concerned about his figure. This study aims to determine the relationship perceptions of ideal body with food consumption in college students of FK USU 2009 in Medan in 2010.

This was a cross sectional analytic design. The sample in this study are student of FK USU 2009 were 97 peoples taken at random. The primary data collected through direct interview with the respondent using a questionnaire.

The results with chi-square test showed that there were perceptions of ideal body relationship with the consumption of foods with a value of p = 0.008

(the value α = 0.05). Perception of ideal body satisfy the majority of the respondents (88.7%). Food consumption needs of the majority of the respondents were satisfied (86.6%).

From the results of this study can concluded that if the respondent perceives his body well the consumption of food is adequate.

(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Visi pembangunan bidang kesehatan di Indonesia yaitu Indonesia Sehat 2010. Diharapkan akan menjadikan masyarakat Indonesia untuk dapat hidup dalam lingkungan sehat dan berperilaku hidup sehat. Pola hidup sehat merupakan perwujudan paradigma sehat yang berkaitan dengan budaya hidup perorangan, keluarga dan masyarakat yang berorientasi sehat yang dapat meningkatkan, memelihara dan melindungi kualitas kesehatan, baik fisik, mental spiritual, maupun sosialnya (Azwar, 2004).

Masa remaja atau dewasa muda merupakan jembatan periode kehidupan anak dan dewasa. Perubahan fisik karena pertumbuhan yang terjadi akan mempengaruhi status kesehatan dan gizinya. Ketidakseimbangan antara asupan kebutuhan atau kecukupan akan menimbulkan masalah gizi, baik itu masalah gizi lebih maupun gizi kurang (Arisman, 2004).

Bentuk tubuh yang ideal dan wajah yang menarik merupakan hal yang diidam-idamkan hampir oleh semua orang. Berbagai cara dilakukan untuk mendapatkan tubuh yang langsing dan ideal. Namun, bukan tubuh langsing yang diperoleh, melainkan sebaliknya atau badan menjadi lemas karena kurangnya asupan gizi yang seimbang (Maulana, 2009).

(16)

Masalah gizi lebih baru muncul pada awal tahun 1990-an yang disebabkan oleh kebanyakan masukan energi dibandingkan dengan keluaran energi. Peningkatan pendapatan pada masyarakat perkotaan menyebabkan perubahan dalam gaya hidup, terutama dalam pola makan. Pola makan tradisional yang pada awalnya tinggi karbohidrat, tinggi serat kasar, dan rendah lemak bergeser ke pola makan baru yang rendah karbohidrat, rendah serat kasar, dan tinggi lemak sehingga mutu makanan mengalami pergeseran ke arah yang tidak seimbang. Perubahan pola makan juga dipercepat oleh arus budaya makanan asing yang disebabkan oleh kemajuan teknologi informasi dan globalisasi ekonomi. Selain itu, perbaikan ekonomi menyebabkan berkurangnya aktifitas fisik masyarakat tertentu. Perubahan pola makan dan aktifitas fisik ini mengakibatkan banyaknya penduduk golongan tertentu mengalami masalah gizi lebih berupa kegemukan dan obesitas. Makanan berlebihan juga dapat dikaitkan dengan tekanan hidup atau stres (Almatsier, 2001).

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merasa tertarik untuk meneliti bagaimana hubungan persepsi tubuh ideal dengan konsumsi makanan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2009.

1.2. Rumusan Masalah

(17)

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan persepsi tubuh ideal dengan konsumsi makanan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2009.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui persepsi tubuh ideal pada mahasiswa FK USU Angkatan 2009.

2. Untuk mengetahui konsumsi makanan pada mahasiswa FK USU Angkatan 2009.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam penerapan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan.

2. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan pada mahasiswa dalam mengkonsumsi makanan yang sehat untuk mendapatkan tubuh ideal.

(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Persepsi

Di dalam proses pembentukan dan atau perubahan perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri antara lain susunan saraf pusat, persepsi, motivasi, emosi, dan belajar. Susunan saraf pusat memegang peranan penting dalam perilaku manusia, karena perilaku merupakan sebuah bentuk perpindahan dari rangsang yang masuk ke rangsang yang dihasilkan (Notoatmodjo, 2007).

Lebih lanjut Notoatmodjo (2007) mengatakan perubahan-perubahan perilaku pada diri seseorang dapat diketahui melalui persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan sebagainya. Setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda meski objeknya sama.

(19)

Motivasi diartikan sebagai dorongan untuk bertindak mencapai tujuan tertentu yang diwujudkan dalam bentuk perilaku. Perilaku dapat timbul karena emosi yang berhubungan erat dengan keadaan jasmani. Oleh karena itu, perilaku yang timbul karena emosi merupakan perilaku bawaan. Belajar merupakan suatu perubahan perilaku yang dihasilkan dari praktik-praktik dalam lingkungan kehidupan (Notoatmodjo, 2007).

Skiner (1938) seorang ahli psikologi, menyimpulkan bahwa perilaku adalah respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar) terhadap organisme, kemudian organisme tersebut merespons. Teori Skiner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus Organisme Respons. Skiner membedakan adanya dua respon yaitu :

1. Respondent respons atau reflexive merupakan respons yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu yang mana stimulus semacam ini disebut eliciting stimulation karena menimbulkan respons-respons yang relatif tetap, misalnya makanan yang lezat menimbulkan keinginan untuk makan. Respondent respons juga mencakup perilaku emosional, misalnya mendengar

berita musibah menjadi sedih.

2. Operant respons atau instrumental respons, yakni respons yang timbul dan berkembang diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu yang disebut reinforcing stimulation atau reincofer, karena memperkuat respons. Misalnya

apabila seorang petugas kesehatan melaksanakan tugasnya dengan baik kemudian mendapatkan penghargaan dari atasannya (stimulus baru), maka petugas kesehatan tersebut akan lebih baik lagi melaksanakan tugasnya (Notoatmodjo, 2007).

Sedangkan Notoatmodjo (2007) membagi perilaku berdasarkan bentuk respons terhadap stimulus menjadi dua kelompok, yaitu :

1. Perilaku tertutup (covert behaviour)

(20)

covert behaviour atau unobservable behaviour, misalnya seorang ibu hamil

tahu pentingnya periksa kehamilan. 2. Perilaku terbuka (overt behaviour)

Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka dan dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. Misalnya seorang ibu membawa anaknya ke puskesmas untuk diimunisasi.

Sebagian besar perilaku manusia adalah operant response. Oleh sebab itu, untuk membentuk jenis respons atau perilaku perlu suatu kondisi tertentu yang disebut operant conditioning, misalnya dikehendaki agar anak mempunyai kebiasaan menggosok gigi sebelum tidur. Pembentukan kebiasaan tersebut dapat diidentifikasi hadiah-hadiah (tidak berupa uang) bagi masing-masing komponen perilaku (Notoatmodjo, 2007).

Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa perilaku memberikan respons sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan. Hal ini berarti meskipun stimulus yang diberikan sama bagi beberapa orang, namun respons tiap-tiap orang berbeda. Faktor-faktor yang membedakan respons terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku. Determinan perilaku dibedakan menjadi dua, yakni :

1. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersifat bawaan, misalnya tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya.

2. Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan termasuk lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, poltik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini yang paling sering mendominasi perilaku seseorang.

Penelitian Rogers (1974) menyatakan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru terjadi proses berurutan di dalam diri orang tersebut, yakni :

1. Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.

2. Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.

(21)

4. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru.

5. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus yang diberikan.

Bila adopsi perilaku melalui proses seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya bila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama. Contohnya ibu-ibu menjadi peserta Keluarga Berencana, karena diperintahkan oleh lurah tanpa mengetahui makna dan tujuan Keluarga Berencana, maka mereka akan segera keluar dari keikutsertaannya dalam Keluarga Berencana setelah beberapa saat perintah tersebut diterima (Notoatmodjo, 2007).

Notoatmodjo (2007) membagi pengetahuan dalam enam tingkatan yaitu : 1. Tahu (know)

Diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari rangsangan yang telah diterima. Misalnya dapat menyebutkan tanda-tanda kekurangan kalori dan protein pada anak balita.

2. Memahami (comprehension)

Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Misalnya dapat menjelaskan mengapa harus makan makanan yang bergizi.

3. Aplikasi (aplication)

Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi sebenarnya. Misalnya dapat menggunakan rumus statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian.

4. Analisis (analysis)

(22)

5. Sintesis (synthesis)

Suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun, merencanakan, meringkas, menyesuaikan, dan sebagainya terhadap teori yang telah ada.

6. Evaluasi (evaluation)

Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi yang didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Misalnya dapat membandingkan antara anak yang cukup gizi dengan anak yang kekurangan gizi.

Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Newcomb, salah seorang ahli psikologis sosial menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan pelaksanaan motif tertentu di mana sikap masih merupakan reaksi tertutup dan predisposisi tindakan suatu perilaku (Notoatmodjo, 2007).

Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap mempunyai 3 komponen pokok yaitu :

1. Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek. 2. Kehidupan emosional atau evaluasi tehadap suatu objek.

3. Kecenderungan unutk bertindak (tend to behave).

(23)

Tindakan ini mempunyai beberapa tingkatan, yaitu :

1. Persepsi (perception) merupakan praktik tingkat pertama berupa pengenalan dan pemilihan berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil. Misalnya seorang remaja berpikir untuk melakukan diet untuk membentuk tubuhnya seperti para model. Kondisi ini membuat remaja tersebut melakukan diet yang berarti membatasi dengan cermat konsumsi kalori atau jenis makanan tertentu yang bisa membuat berat badan berkurang dan tubuh tetap sehat atau sebalikya membahayakan diri sendiri. Setiap orang mengetahui bahwa dirinya hidup dalam dunia rasa yang berbeda-beda. Di Amerika Serikat, 25% dari masyarakatnya terutama wanita adalah supertaster yang merasakan bahwa sakarin, kafein, brokoli, dan banyak bahan lain sangat pahit. Selain itu, masyarakat Amerika Utara menikmati tiram mentah, salmon mentah yang diasapi, dan ikan herring mentah, namun merasa terganggu dengan makanan laut mentah yang terkenal di Jepang dan dalam sebuah budaya, beberapa orang dapat dengan rakus menghabiskan sebuah makanan yang membuat orang lain merasa muak.

2. Respons terpimpin (guided response)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar. Misalnya seorang ibu memasak sayur dengan benar, mulai dari cara mencuci dan memotong-motongnya, lamanya memasak, mentup pancinya, dan sebagainya.

3. Mekanisme (mechanism)

Seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau

sudah merupakan kebiasaan. Misalnya seorang ibu yang sudah

mengimunisasikan bayinya pada umur-umur tertentu, tanpa menunggu perintah atau ajakan orang lain.

4. Adopsi (adoption)

(24)

2.2. Tubuh Ideal

Pada umumnya orang-orang yang memiliki berat badan berlebih berusaha menurunkan berat badannya dengan berbagai cara dan termotivasi oleh keinginan untuk kelihatan lebih menarik. Psikolog Universitas Yale, Dr. Kelly Brownell menyatakan bahwa memiliki tubuh ideal adalah adanya tanda yang mengontrol sesorang dari dunia luar yang berarti adanya kekuatan yang mengontrol dorongan hati untuk makan dan menjadi tidak aktif dan kekuatan tersebut tercemin lewat kerja keras, ambisi, dan tekad yang kuat. Ada anggapan lain bahwa memiliki tubuh yang sempurna berarti juga sukses, bahagia, dan mempunyai hubungan kasih. Setiap orang mempunyai daya tarik tersendiri dan hal tersebut merupakan suatu anugerah. Menarik secara fisik sering disamakan dengan kehidupan seksual. Penampilan mempunyai peranan penting dalam menarik lawan jenis tetapi tidak banyak pengaruhnya pada seksualitas (Abramson, 2007).

Abramson (2007) mengungkapkan bahwa banyak orang yang mengalami obesitas, mengejar tubuh yang sempurna untuk menghindari stigma, dan diskriminasi. Ada asumsi bahwa obesitas disebabkan oleh faktor-faktor internal yang dapat dikontrol, namun individu yang bersangkutan kurang mempunyai kemauan dan disiplin diri. Stigma yang dialami orang-orang yang memiliki tubuh gemuk lebih dirasakan di kalangan wanita.

(25)

Menurut sebuah survei nasional pada tahun 2000 menyatakan bahwa 72% wanita Amerika dan 64% laki-laki tidak melakukan olahraga secara teratur. Kegiatan jasmani seperti olahraga merupakan unsur penting dalam gaya hidup sehat dan membentuk tubuh ideal. Berdasarkan survei rumah tangga di Indonesia pada tahun 2001 didapatkan sekitar 68% orang dewasa kurang melakukan aktivitas fisik. Pada data survei kesehatan nasional tahun 2003 memperlihatkan 81% orang yang berusia di atas 10 tahun kurang melakukan aktivitas fisik di waktu senggang (Maulana, 2009).

Maulana (2009) menyatakan bahwa hal yang terpenting adalah jangan sampai membenci tubuh sendiri hanya karena kelebihan berat beberapa kilogram. Namun, perlakukan tubuh dengan adil dan pusatkan perhatian pada kualitas intelektualitas dan kepibadian.

2.3. Konsumsi Makanan

Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan atau unsur-unsur ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh yang berguna bagi tubuh (Almatsier, 2001). Irianto (2007) menyatakan bahwa makanan adalah segala sesuatu yang dipakai atau yang dipergunakan oleh manusia supaya dapat hidup.

Konsumsi makanan adalah semua zat gizi yang masuk ke dalam tubuh bersama makanan dan minuman. Baik atau tidaknya tingkat konsumsi makanan bergantung dari kualitas dan kuantitas makanan yang dimakan. Kuantitas menunjukkan jumlah masing-masing zat gizi, sedangkan kualitas menunjukkan macam-macam zat gizi yang terdapat dalam makanan yang dikonsumsi (Sulistyowati, 2009).

(26)

menganjurkan rata-rata konsumsi energi makanan sehari adalah 10-15% berasal dari protein, 15-30% dari lemak, dan 55-75% dari karbohidrat (Baliwati et al, 2004).

Pada umumnya wanita memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan pria. Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah 25-30% pada wanita dan 18-23% pada pria. Wanita dengan lemak tubuh lebih dari 30% dan pria dengan lemak tubuh dari 25% dianggap mengalami obesitas. Setiap orang memerlukan sejumlah lemak bagi tubuhnya dan perlu juga diketahui lokasi penimbunan lemak dalam tubuh. Wanita cenderung menimbun lemaknya di pinggul dan di bokong sedangkan pada pria biasanya lemak ditimbun di sekitar perut. Pola makan yang tidak sehat merupakan pencetus berat badan berlebih dan penyebab obesitas termasuk di Amerika. Saat ini, masyarakat Amerika mengkonsumsi 23% gula lebih banyak dibandingkan tahun 1970. Salah satunya, soft drink merupakan sumber utama bahan makanan yang mengandung gula dan pada dewasa ini sangat digemari (Maulana, 2009).

Direktorat BGM Depkes pada tahun 1996/1997 terhadap 10.949 orang dewasa terdiri dari 3.661 laki-laki (34,9%) dan 6.833 perempuan (65,1%) berumur 19-65 tahun yang dipilih secara acak di 14 kota menunjukkan prevalensi kegemukan pada laki-laki sebesar 12,8% dan pada perempuan 20,0% dengan rata-rat 17,5%. Prevalensi obesitas pada laki-laki sebesar 2,5% dan pada perempuan 5,9% dengan rata-rata 4,7% (Baliwati et al, 2004).

Baliwati et al (2004) menyatakan bahwa di Indonesia, jumlah penderita obesitas terus bertambah dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Susenas tahun 1989, prevalensi obesitas di Indonesia adalah 1,1% (kota) dan 0,7% (desa). Pada tahun 1999, angka tersebut meningkat menjadi 5,3% (kota) dan 4,3% (desa). Hasil pemantuan gizi lebih pada dewasa yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan tahun 1997 menunjukkan bahwa prevalensi obesitas pada orang dewasa adalah 2,5% (pria) dan 5,9% (wanita). Prevalensi obesitas tertinggi terjadi pada kelompok wanita berumur 41-55 tahun sebesar 9,2%.

(27)

badan dan sekitar 59 juta orang mengalami obesitas. Studi yang dilakukan Rand Corporation menunjukkan bahwa pada antara tahun 1986 dan tahun 2000 jumlah penderita obesitas naik empat kali lipat. Pada tahun 1995, sebuah komite dari Institut Kedokteran dari Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional Amerika Serikat menyimpulkan bahwa genetika mempunyai pengaruh sangat rendah pada obesitas dalam suatu populasi dan sejauh ini berat badan dapat dihubungkan dengan pengaruh lingkungan (Maulana, 2009).

Salah satu masalah serius saat ini adalah konsumsi makanan olahan. Makanan ini sering terlalu banyak mengandung zat aditif, gula, serta lemak. Kegemaran pada makanan olahan yang seperti ini menyebabkan remaja mengalami perubahan patologis yang terlalu dini. Kebiasaan makan semasa remaja akan berdampak dalam fase kehidupan selanjutnya, setelah dewasa dan berusia lanjut. Ketidakseimbangan antara asupan dan keluaran energi mengakibatkan pertambahan berat badan. Obesitas merupakan salah satu faktor risiko penyakit degeneratif (Arisman, 2004).

Obesitas adalah penimbunan trigliserida yang berlebihan di jaringan-jaringan lemak tubuh. Trigliserida banyak disimpan di balik lipatan lemak sehingga makin gemuk seseorang, makin banyak trigliserida yang menggelantung dan membuat kulit berlipat-lipat. Obesitas sering menjadi faktor risiko yang menyebabkan terjadinya penyakit Jantung Koroner. Pasien obesitas cenderung disertai dengan hipertensi, diabetes melitus dan hiperlipidemia daripada orang kurus atau normal (Waspadji et al, 2003).

(28)

1. Tahap perkembangan

Laju pertumbuhan bayi berumur kurang dari 1 tahun lebih cepat daripada tahap lainnya dalam kehidupan. Dalam usia 6 bulan, bayi yang sehat berat badannya mencapai dua kali lipat dari berat sewaktu lahir. Pertumbuhan pada masa kanak-kanak (growth spurt I), umur 1-9 tahun berlangsung lebih lambat tetapi kegiatan fisiknya meningkat dan hal ini memerlukan perimbangan terhadap besarnya tubuh, kebutuhan zat gizi tetap tinggi. Masa remaja disebut sebagai growth spurt II dengan kisaran usia 10-19 tahun dan pada masa ini terjadi pertumbuhan seksual, tinggi dan bobotnya bertambah, sistem kerangka tubuh pertumbuhannya lengkap, ukuran jantung, serta organ pencernaannya bertambah.

2. Faktor fisiologis tubuh

Pada masa kehamilan diperlukan zat gizi untuk pertumbuhan janin dan organ reproduksi ibu. Pada semasa menyusui kebutuhan gizi lebih tinggi daripada sebelum hamil.

3. Keadaan sakit dan dalam penyembuhan

Seseorang yang menderita penyakit yang disertai demam membutuhkan lebih banyak protein karena disebabkan pada masa ini akan banyak kehilangan nitrogen yang diperoleh dari perombakan protein.

4. Aktivitas fisik yang tinggi.

5. Ukuran tubuh (berat dan tinggi badan)

Pada jenis kegiatan yang sama, orang yang besar menggunakan lebih banyak energi daripada yang kecil.

Norma gizi yang dianjurkan, yaitu konsep jumlah yang dianjurkan sehari AKG (Angka Kecukupan Gizi). AKG adalah suatu kecukupan rata-rata zat gizi setiap hari bagi hampir semua orang (97,5%) menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh dan aktivitas untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Energi diperlukan tubuh untuk menjalankan berbagai fungsi tubuh dan aktivititas sehari-hari meliput i :

1. Energi luar, yaitu energi yang diperlukan untuk kegiatan otot.

(29)

3. Energi yang diperlukan untuk pembentukan jaringan baru, berbagai proses metabolik dan memanaskan badan.

Energi yang diperlukan tubuh diperoleh dari energi potensial yang tersimpan dalam makanan yang berupa energi kimia dan dilepaskan pada waktu terjadi proses metabolik (Baliwati et al, 2004).

Baliwati et al (2004) menyatakan bahwa protein merupakan zat gizi yang paling banyak terdapat dalam tubuh dan merupakan bagian dari semua sel hidup. Seperlima dari berat tubuh orang dewasa merupakan protein, setengah jumlah protein terdapat di otot, seperlima terdapat di tulang, sepersepuluh terdapat di kulit, sisanya terdapat dalam jaringan lain, dan cairan tubuh.

Tabel 2.1. Angka Kebutuhan Energi yang Dianjurkan (Per Orang Per Hari)

Golongan Umur Energi (kka l)

Pria

16-19 tahun 2500

Wanita

16-19 tahun 2000

(30)

BAB 3

KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFENISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

Variabel Dependen Variabel Independen

Ha = ada hubungan persepsi tubuh ideal dengan konsumsi makanan pada mahasiswa FK USU angkatan 2009 di Medan Tahun 2010.

H0 = tidak ada hubungan persepsi tubuh ideal dengan konsumsi makanan pada mahasiswa FK USU angkatan 2009 di Medan Tahun 2010.

3.2. Defenisi Operasional Penelitian

3.2.1. Persepsi Tubuh Ideal

Persepsi adalah penilaian terhadap bentuk tubuh dan pandangan

mahasiswa terhadap tubuh ideal yang terdiri dari proporsional (sesuai antara tinggi dan berat badan), tinggi kurus, atau padat berisi (cenderung berotot). Pengetahuan, sikap, dan tindakan dinilai melalui jawaban responden atas pertanyaan dalam kuesioner. Cara pengukurannya dengan menghadapkan seorang responden pada sebuah kuesioner yang terdiri dari 14 pertanyaan dengan pilihan jawaban dan diberi skor, yaitu :

Persepsi Tubuh Ideal

(31)

• Tidak pernah = 0

• Kadang-kadang = 1

• Sering = 2

• Selalu = 3

Semua skor dijumlahkan sehingga persepsi dapat dikategorikan sebagai berikut (Licavoli et al, 2007) :

• 0 - 14 = Memuaskan

• 15 - 28 = Tidak memuaskan

• 29 - 42 = Sangat tidak memuaskan

3.2.2. Konsumsi Makanan

Konsumsi makanan adalah makanan yang biasanya dikonsumsi dalam

sehari oleh responden diketahui melalui food recall 24 jam, selanjutnya diterjemahkan dalam bentuk konsumsi energi dengan bantuan Gizi Com. Cara pengukuran diketahui melalui food recall 24 jam, selanjutnya dibandingkan dengan tabel AKG (Tabel 2.1.). Setelah itu, AKG responden dikategorikan sebagai berikut (Supariasa, 2002) :

1. Konsumsi kurang (bila tingkat kecukupan < 70%) 2. Konsumsi terpenuhi (bila tingkat kecukupan 70-110%) 3. Konsumsi lebih (bila tingkat kecukupan > 110%)

Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kecukupan konsumsi yang disesuaikan dengan tabel AKG (Tabel 2.1.), maka didapatkan jumlah energi sebagai berikut :

Tabel 3.1. Tingkat Konsumsi Makanan berdasarkan AKG Jenis Kelamin Konsumsi Kurang

(kkal)

Konsumsi Terpenuhi (kkal)

Konsumsi Lebih (kkal) Pria < 750 750 – 2750 > 2750 Wanita < 600 600 – 2200 > 2200

(32)

3.2.3. Indeks Massa Tubuh

Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan indeks sederhana berat dan ketinggian yang biasa digunakan untuk mengklasifikasikan kurus, kelebihan berat badan dan obesitas pada orang dewasa. Hal ini didefinisikan sebagai berat dalam kilogram dibagi dengan kuadrat dari tinggi dalam meter (kg/m2).

Tabel 3.2. Klasifikasi Kategori IMT untuk Asia (WHO, 2000) Kategori IMT Asia kg/(m2)

Kurus < 18.5

Normal 18.5 - 22.9 Pre-obesitas 23.0 - 24.9 Obesitas I 25.0 - 29.9 Obesitas II ≥ 30.0

3.2.4. Olahraga

Olahraga adalah aktivitas fisik yang terorganisir yang melibatkan seluruh kompartemen tubuh. Tidak ada kategori khusus untuk frekuensi dan durasi olahraga disebabkan dalam melakukan olahraga di. Kenneth Cooper dari lembaga penelitian aerobik menyatakan bahwa frekuensi olahraga dalam seminggu setidaknya dilakukan 3-5 kali seminggu dengan durasi setiap harinya selama 20-60 menit. Berdasarkan pernyataan ini peneliti menyusun kategori berdasarkan fekuensi olahraga setiap 1 minggu sebagai berikut :

• Jarang : 0 - 2 kali

• Cukup : 3 - 5 kali

• Sering : 6 - 7 kali

Berdasarkan durasi olahraga (dalam menit) dapat dikategorikan sebagai berikut :

• Kurang : 0 - 19 menit

(33)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat analitik dengan desain cross sectional study untuk mengetahui hubungan persepsi tubuh ideal dengan konsumsi makanan pada mahasiswa FK USU Angkatan 2009.

4.2. Waktu dan Lokasi Penelitian

4.2.1. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dimulai pada bulan Oktober sampai dengan bulan November tahun 2010.

4.2.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di FK USU.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1. Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah mahasiswa FK USU angkatan 2009 yang berjumlah 453 orang.

4.3.2. Sampel Penelitian

Dari populasi tersebut akan dipilih sampel dengan metode simple random sampling. Dalam Sastroasmoro (2010), rumus yang digunakan adalah :

Keterangan:

n : Besar sampel

Zα : Tingkat kepercayaan

P : Proporsi keadaan yang akan dicari Q : 1 – P

d : Tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki

Berdasarkan rumus di atas, dengan tingkat kepercayaan yang dikehendaki

(34)

n

=

97

Sampel yang diambil secara proporsional, kemudian dipilih secara acak yaitu dengan melakukan undian menurut absensi pada masing-masing kelas, kemudian disusun berdasarkan kelasnya.

4.4. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengambilan data adalah dengan menggunakan angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dan relevan terhadap masalah penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner sebagai alat bantu dalam pengumpulan data, terdiri dari pertanyaan - pertanyaan tertutup untuk mengumpulkan data karakteristik, pengetahuan, sikap, dan tindakan responden penelitian. Kuesioner terdiri dari beberapa kelompok pertanyaan yang meliputi :

1. Identitas Responden

Data yang diambil berupa inisial nama, jenis kelamin, umur, tinggi badan, berat badan, kegemaran, aktivitas fisik, dan sumber informasi tentang gambaran tubuh ideal.

2. Persepsi tubuh ideal dinilai dalam bentuk pertanyaan mengenai pengetahuan, sikap, dan tindakan responden.

3. Konsumsi makanan dinilai dengan food recall 24 jam oleh responden. Data yang digunakan terdiri dari :

1. Data Primer

Data primer diperoleh melalui kuesioner yang berisikan daftar pertanyaan yang disusun sesuai dengan masalah penelitian. Data ini langsung diperoleh saat penelitian berlangsung seperti : identitas responden, persepsi, dan food recall 24 jam.

2. Data Sekunder

(35)

umum dari bagian administrasi FK USU untuk jumlah mahasiswa dan buku-buku referensi.

4.4.1. Uji Validitas dan Realibitas

Sebelum melakukan analisa, harus diuji dulu apakah pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner ini reliable dan valid. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dinyatakan valid apabila pertanyaan atau penyataan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Reliabilitas adalah tingkat keandalan kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Kuesioner yang reliable adalah kuesioner yang apabila dicobakan secara berulang-ulang kepada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama. Akan dilakukan uji validitas dan reliabilitas pada kuesioner yang telah disusun sebelumnya dengan menggunakan perangkat lunak SPSS 17.0 for windows (Statistical Product and Service Solution).

4.5. Pengolahan dan Analisa Data

(36)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Gambaran Umum Fakultas Kedokteran

Di Kota Medan terdapat Universitas Sumatera Utara yang terletak di daerah Padang Bulan. Fakultas Kedokteran terdapat di dalam Universitas Sumatera Utara. Fakultas Kedokteran sendiri berada di kawasan Jl. dr. Mansyur No. 5. Berbatasan dengan Fakultas Psikologi di sebelah kiri dan dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat di belakang.

5.1.2. Karakteristik Responden

Jumlah responden pada penelitian ini adalah sebanyak 97 orang dengan karakteristik seperti pada tabel berikut :

Tabel 5.1. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin n %

1. Laki-laki 42 43.3

2. Perempuan 55 56.7

Jumlah 97 100

Berdasarkan tabel 5.1. dapat diketahui bahwa sebagian besar responden adalah laki-laki yaitu berjumlah 42 (43.3%) orang dan responden yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 55 (56.7%) orang.

5.1.3. Indeks Massa Tubuh Responden

(37)

Tabel 5.2. Kategori Indeks Massa Tubuh

Kategori IMT n %

Kurus 8 8.2

Normal 53 54.6

Pre-obesitas 17 17.5

Obesitas I 16 16.5

Obesitas II 3 3.1

Jumlah 97 100

5.1.4. Frekuensi Olahraga Responden

Berdasarkan tabel 5.3. dapat diketahui bahwa kategori frekuensi olahraga sebagian besar responden setiap minggu adalah jarang yaitu berjumlah 80 (82.5%) orang, kategori cukup berjumlah 15 (15.5%) orang, dan kategori sering berjumlah 2 (2.1%) orang.

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Olahraga

Kategori frekuensi n %

Jarang 80 82.5

Cukup 15 15.5

Sering 2 2.1

Jumlah 97 100

5.1.5. Durasi Olahraga Responden

Berdasarkan tabel 5.5. dapat diketahui bahwa kategori durasi olahraga sebagian besar responden setiap hari (dalam menit) adalah kurang yaitu berjumlah 52 (53.6%) orang dan kategori cukup berjumlah 45 (46.4%) orang.

Tabel 5.4. Distribusi Durasi Olahraga

Kategori Durasi n %

Kurang 52 53.6

Cukup 45 46.4

(38)

5.1.6. Sumber Informasi Tubuh Ideal Responden

Berdasarkan tabel 5.5. dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mendapat informasi tubuh ideal dari kuliah yaitu berjumlah 64 (66%) orang, dari media cetak berjumlah 15 (15.5%) orang, dan dari media elektronik, keluarga, dan teman berjumlah 9 (9.3%) orang.

Tabel 5.5. Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Informasi Tubuh Ideal

Sumber Informasi n %

Kuliah 64 66

Media elektronik 9 9.3

Media cetak 15 15.5

Keluarga dan teman 9 9.3

Jumlah 97 100

5.1.7. Persepsi Tubuh Ideal Responden

Berdasarkan tabel 5.6. dapat diketahui bahwa persepsi tubuh ideal sebagian besar responden memuaskan yaitu berjumlah 86 (88.7 %) orang dan persepsi tidak memuaskan yaitu berjumlah 11 (11.3 %) orang.

Tabel 5.6. Kategori Persepsi Tubuh Ideal

Kategori Persepsi Tubuh Ideal n %

Memuaskan 86 88.7

Tidak Memuaskan 11 11.3

Jumlah 97 100

5.1.8. Konsumsi Makanan Responden

(39)

Tabel 5.7. Kategori Konsumsi Makanan

Kategori Konsumsi Makanan n %

Konsumsi Kurang 6 6.2

Konsumsi Terpenuhi 84 86.6

Konsumsi Lebih 7 7.2

Jumlah 97 100

5.1.9. Hubungan Persepsi Tubuh Ideal Dengan Konsumsi Makanan Responden Distribusi responden berdasarkan persepsi tubuh ideal dengan konsumsi makanan pada mahasiswa FK USU angkatan 2009.

Tabel 5.8. Hubungan Persepsi Tubuh Ideal dengan Konsumsi Makanan Kategori Konsumsi Makanan Kurang Terpenuhi Lebih

Total

Kategori persepsi tubuh ideal

Memuaskan n %

3 50

77 91.7

6 85.7

86 88.7 Tidak

Memuaskan n %

3 50

7 8.3

1 14.3

11 11.3

Total n

%

6 100

84 100

7 100

97 100 p = 0,08

(40)

5.2. Pembahasan

5.2.1. Persepsi Tubuh Ideal

Notoatmodjo (2007) mengatakan perubahan-perubahan perilaku pada diri seseorang dapat diketahui melalui persepsi. Pembentukan persepsi tergantung berbagai faktor diantaranya faktor internal seperti pengalaman, keinginan, proses belajar, pengetahuan, motivasi, pendidikan dan faktor eksternal meliputi lingkungan keluarga, masyarakat, kuliah, faktor sosial budaya, lingkungan fisik dan hayati di mana seseorang itu bertempat tinggal. Oleh karena itu, suatu objek yang sama dapat dipersepsikan berbeda oleh setiap orang.

Adanya media massa dan tekanan sosial budaya yang beragam terlihat menyebabkan meningkatnya kesadaran menjadi kurus sebagai ideal dan berkontribusi pada kesalahan persepsi berat badan yaitu bagaimana tubuh dilihat dan dievaluasi oleh individu dan oleh orang lain (Wykes, 2005).

Berbagai faktor kompleks mempengaruhi persepsi citra tubuh yaitu faktor sosio demografis seperti jenis kelamin, umur, negara, dan gizi sedangkan faktor psiko sosial misalnya, stres, dukungan sosial, dan kualitas hidup. Sebagai contoh faktor sosial demografis seperti anak perempuan lebih mungkin untuk mengekspresikan ketidakpuasan terhadap berat badan daripada anak laki-laki di mana berat badan dan ketidakpuasan persepsi yang berkorelasi untuk praktek mengendalikan berat badan (Wang, 2009).

Berdasarkan tabel 5.6. dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki persepsi tubuh ideal yang memuaskan sebanyak 86 (88.7 %) orang dan yang tidak memuaskan sebanyak 11 (11.3 %) orang. Hal ini juga menggambarkan bahwa sebelum dilakukan penelitian responden sudah mengetahui gambaran tubuh yang ideal tersebut. Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan tabel 5.5. dapat diketahui bahwa responden telah mendapat sumber informasi tubuh ideal dari kuliah berjumlah 64 (66%) orang, media elektronik berjumlah 9 (9.3%) orang, media cetak berjumlah 15 (15.5%) orang, dan keluarga atau teman berjumlah 9 (9.3%) orang.

(41)

5.2.2. Indeks Massa Tubuh

Di dalam era globalisasi sekarang sudah terjadi perubahan gaya hidup dan pola makan. Orang-orang yang memiliki tubuh gemuk berusaha menurunkan berat badannya dengan berbagai cara. Setiap orang memiliki daya tarik tersendiri jika memiliki tubuh ideal. Memiliki tubuh yang sempurna berarti sukses, bahagia, dan mempunyai hubungan kasih. Penampilan seseorang mempunyai peranan dalam menarik lawan jenis tetapi tidak berpengaruh terhadap seksualitas (Abramson, 2007).

Azwar (2004) mengungkapkan bahwa pengertian tubuh sehat ideal dari segi kesehatan mencakup hal yang lebih luas, yang tidak cukup hanya penilaian secara lahiriah, tetapi memerlukan pemeriksaan medis meliputi pemeriksaan antropometri, fisiologi, biokimia, dan patologi anatomi. Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.2. dapat diketahui bahwa paling banyak responden memiliki berat badan normal yaitu sebanyak 53 (54.6 %) orang, kurus sebanyak 8 (8.2%) orang, pre-obesitas sebanyak 17 (17.5%) orang, obesitas I sebanyak 16 (16.5 %) orang, dan obesitas II sebanyak 3 (3.1%) orang. Hal ini ditunjang pula oleh hasil penelitian Katarina (2000) yang menyebutkan bahwa 98% responden mempunyai persepsi bentuk tubuh ideal tinggi dan langsing.

Ada anggapan di masyarakat bahwa dengan memiliki tubuh yang sempurna dapat terhindar dari stigma dan diskriminasi. Jika seseorang mengalami obesitas dapat disebabkan faktor internal yaitu dari individunya sendiri. Stigma yang dialami orang-orang yang bertubuh gemuk lebih dirasakan di kalangan wanita. Hal ini disebabkan umumnya wanita dihargai karena penampilan daripada prestasi mereka (Abramson, 2007).

(42)

Maulana (2009) mengungkapkan bahwa kegiatan jasmani seperti olahraga merupakan unsur penting dalam gaya hidup sehat dan membentuk tubuh ideal. Berdasarkan tabel 5.3. dapat diketahui bahwa kategori frekuensi olahraga sebagian besar responden setiap minggu adalah jarang yaitu berjumlah 80 (82.5%) orang, kategori cukup berjumlah 15 (15.5%) orang, dan kategori sering berjumlah 2 (2.1%) orang. Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar responden jarang berolahraga setiap minggu. Pada tabel 5.5. dapat diketahui bahwa kategori durasi olahraga sebagian besar responden setiap hari (dalam menit) adalah kurang yaitu berjumlah 52 (53.6%) orang dan kategori cukup berjumlah 45 (46.4%) orang. Hal ini juga didukung oleh hasil survei rumah tangga di Indonesia pada tahun 2001 didapatkan sekitar 68% orang dewasa kurang melakukan aktivitas fisik. Pada data survei kesehatan nasional tahun 2003 memperlihatkan 81% orang yang berusia di atas 10 tahun kurang melakukan aktivitas fisik di waktu senggang (Maulana, 2009).

Azwar (2004) mengungkapkan bahwa kesehatan, pendidikan dan pendapatan setiap individu merupakan tiga faktor utama yang sangat mempengaruhi kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu setiap individu berhak dan harus selalu menjaga kesehatan, yang merupakan modal utama agar dapat hidup produktif, bahagia, dan sejahtera.

5.2.3. Konsumsi Makanan

Untuk berada dalam kondisi tubuh ideal dan sehat harus dilengkapi dengan keadaan tubuh yang sehat fisik atau jasmani. Diperlukan zat gizi yang berasal dari konsumsi makanan sehari-hari. Zat gizi yang diperlukan oleh tubuh terdiri dari hidrat arang, protein, lemak, vitamin, mineral, air, dan serat. Kebutuhan zat gizi sehari tergantung dari umur, jenis kelamin, jenis pekerjaan, suhu lingkungan, dan kondisi tertentu (Azwar, 2004).

(43)

sering terlalu banyak mengandung zat aditif, gula, serta lemak. Kegemaran pada makanan olahan yang seperti ini menyebabkan remaja mengalami perubahan patologis yang terlalu dini. Ketidakseimbangan antara asupan dan keluaran energi mengakibatkan pertambahan berat badan. Obesitas merupakan salah satu faktor risiko penyakit degeneratif (Arisman, 2004).

(44)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis statistik hubungan persepsi tubuh ideal dengan konsumsi makanan pada mahasiswa FK USU angkatan 2009, maka dapat disimpulkan diantaranya :

1. Didapatkan nilai p = 0,008 (nilai α = 0,05), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan persepsi tubuh ideal dengan konsumsi makanan pada mahasiswa FK USU angkatan 2009 di Medan tahun 2010. 2. Dari 97 responden yang memiliki persepsi tubuh ideal yang memuaskan

berjumlah 86 responden dan yang memiliki persepsi tubuh ideal yang tidak memuaskan berjumlah 11 responden.

3. Dari 97 responden yang tergolong konsumsi makanan terpenuhi berjumlah 84 responden, konsumsi makanan lebih berjumlah 7 responden, dan konsumsi makanan kurang berjumlah 6 responden.

6.2. Saran

1. Karena pada penelitian ini jumlah responden laki-laki dan perempuan tidak seimbang, maka untuk penelitian selanjutnya perlu diperhatikan keseimbangan responden berdasarkan jenis kelamin agar dapat dilihat apakah ada perbedaan persepsi dan konsumsi makanan antara laki-laki dan perempuan.

(45)

DAFTAR PUSTAKA

Abramson, E., 2007. Body Intelligence : Menurunkan dan Menjaga Berat Badan Tanpa Diet. Ed. 1. Yogyakarta: Penerbit Andi, 175-208.

Almatsier, S., 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia, 300-308.

Arisman, 2004. Gizi dalam Daur Kehidupan. Edisi 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 53-61.

Azwar, A., 2004. Tubuh Sehat Ideal Dari Segi Kesehatan. http://www.gizi.net/gaya-hidup/Tubuh-ideal-sehat.PDF

Baliwati, Y., Ali, K. & Meti, D., 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta: Swadaya, 21-52.

Licavoli, Lisa, and Quan-Tami, B., The Body Image Assessment. http://www.healthybodyimage.com/templates/concept/pdf/b_i%20assess%2 2web%202010%20use.pdf

Maulana, M., 2009. Diet Sehat untuk Membentuk Tubuh Langsing & Bugar. Yogyakarta: A+ Plus, 9-107.

Notoatmodjo, S., 2007. Promosi Kesehatan & Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta, 133-150.

Sakamaki, R., Rie A., Yoshie, M., Naotaka, S., & Kenji, T., 2005. Sebuah studi perbandingan kebiasaan makan dan persepsi bentuk tubuh mahasiswa di

Jepang dan Korea.

http://www.nutritionj.com/content/4/1/31&rurl=translate.google.co.id&usg= ALkJrhiULnWhRjufKPcC-YvjM6DWB8oBpA

Sastroasmoro, S., & Ismael S., 2010. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi 3. Jakarta: Sagung Seto, 60-67

Sulistyowati, 2009. Rahasia Sehat dan Cantik Sampai Usila. Yogyakarta: Penerbit Andi, 32-39.

Supariasa, I.B., 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 47-49.

(46)

Wang, Y., Liang, H., & Chen, X., Measured Body Mass Index, Body Weight Perception, Dissatisfaction, and Control Practices in Urban, Low-Income African American Adolescents. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19523206&rurl=translate.google.co.i d&usg=ALkJrhgolJwcpWTjEFoSBG95DSIdgTX46A

Waspadji, S., Slamet, S., Kartini, S., & Budi, H., 2003. Pengkajian Status Gizi Studi Epidemiologi. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 115-184.

Winarno, F.G., 1999. Kimia Pangan dan Gizi. Edisi 2. Jakarta: PT. Gramedia, 25-28.

(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)

OUTPUT Frequency Table

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Laki-laki 42 43.3 43.3 43.3

Perempuan 55 56.7 56.7 100.0

Total 97 100.0 100.0

Sumber Informasi Tubuh Ideal

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Kuliah 64 66.0 66.0 66.0

Media elektronik 9 9.3 9.3 75.3

Media cetak 15 15.5 15.5 90.7

Keluarga dan teman 9 9.3 9.3 100.0

Total 97 100.0 100.0

HASIL ANALISA DATA Frequency Table

Kategori IMT

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Kurus 8 8.2 8.2 8.2

Normal 53 54.6 54.6 62.9

Pre-obesitas 17 17.5 17.5 80.4

Obesitas I 16 16.5 16.5 96.9

Obesitas II 3 3.1 3.1 100.0

(55)

Kategori Frekuensi Olahraga

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Jarang 80 82.5 82.5 82.5

Cukup 15 15.5 15.5 97.9

Sering 2 2.1 2.1 100.0

Total 97 100.0 100.0

Kategori Durasi Olahraga

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Kurang 52 53.6 53.6 53.6

Cukup 45 46.4 46.4 100.0

Total 97 100.0 100.0

Kategori Persepsi Tubuh Ideal

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Memuaskan 86 88.7 88.7 88.7

Tidak Memuaskan 11 11.3 11.3 100.0

Total 97 100.0 100.0

Kategori Konsumsi Makanan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Konsumsi Kurang 6 6.2 6.2 6.2

Konsumsi Terpenuhi 84 86.6 86.6 92.8

Konsumsi Lebih 7 7.2 7.2 100.0

(56)

Crosstabs

Persepsi Tubuh Ideal dengan Konsumsi Makanan

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Kategori Persepsi Tubuh

Ideal * Kategori Konsumsi

Makanan

97 100.0% 0 .0% 97 100.0%

Kategori Persepsi Tubuh Ideal * Kategori Konsumsi Makanan Crosstabulation

kategori konsumsi makanan

Total Konsumsi

Kurang

Konsumsi

Terpenuhi

Konsumsi

Lebih

Kategori Persepsi

Tubuh Ideal

Memuaskan Count 3 77 6 86

% within Kategori

Konsumsi Makanan

50.0% 91.7% 85.7% 88.7%

Tidak

Memuaskan

Count 3 7 1 11

% within Kategori

Konsumsi Makanan

50.0% 8.3% 14.3% 11.3%

Total Count 6 84 7 97

% within kategori

konsumsi makanan

100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 9.735a 2 .008

Likelihood Ratio 6.345 2 .042

Linear-by-Linear Association 3.385 1 .066

N of Valid Cases 97

(57)

KUESIONER PENELITIAN

Hubungan Persepsi Tubuh Ideal dengan Konsumsi Makanan pada Mahasiswa FK USU Angkatan 2009 di Medan Tahun 2010

IDENTITAS

1. Nama :

2. Tempat / Tanggal Lahir :

3. Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan 4. Berat Badan :

5. Tinggi Badan :

6. a. Frekuensi olahraga dalam seminggu : b. Durasi : menit

7. Mendapat informasi tubuh ideal dari :

Pertanyaan Tidak Pernah

Kadang-kadang

Sering Selalu

1 Saya merasa malu dengan tubuh saya ketika saya berhadapan dengan seseorang yang spesial. 2 Saya merasa orang lain menilai tubuh saya jelek. 3 Ketika saya berjalan

memasuki suatu ruangan, saya merasa yang

pertama kali dipikirkan orang-orang yang melihat saya adalah berat badan saya.

4 Saya merasa teman-teman dan keluarga saya merasa malu jika sedang bersama dengan saya. 5 Ketika saya merasa

gemuk, saya merasa menghadapi hari yang buruk.

6 Saya tidak suka dengan tubuh saya.

7 Saya menolak ikut serta dalam kegiatan olahraga atau kegiatan di luar karena penampilan saya. 8 Saya tidak suka melihat

(58)

9 Saya tidak suka

diperhatikan oleh banyak orang di depan umum. 10 Saya merasa sulit

menikmati aktivitas saya karena saya menyadari penampilan saya buruk. 11 Saya suka

membandingkan tubuh saya dengan orang lain jika orang tersebut lebih gemuk daripada saya. 12 Saya merasa berbelanja

pakaian adalah suatu hal yang tidak menyenangkan karena harus membuat saya memikirkan berat badan.

13 Saya merasa bersalah dengan berat badan saya saat ini.

14 *Angka yang

menggambarkan diri saya.

(59)

FOOD RECALL 24 JAM

Waktu Makan

Menu Jenis Bahan Pangan

Urt

Pagi

Selingan

Siang

Selingan

Malam

(60)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

TAHUN 2010

Perihal : Informed Concerned

Dengan hormat,

Sehubungan dengan penelitian yang akan dilakukan dengan judul “Hubungan Persepsi Tubuh Ideal dengan Konsumsi Makanan pada Mahasiswa FK USU Angkatan 2009 di Medan Tahun 2010”, saya peneliti :

NAMA : ERWIN SAHAT NIM : 070100093

Saya mohon kesediaannya untuk mengisi daftar pertanyaan di bawah ini. Jawaban yang paling benar adalah jawaban yang menurut saudara yang paling jujur sesuai dengan kenyataan anda. Oleh karena itu, saudara diminta untuk memberikan jawaban apa adanya. Identitas saudara akan dirahasiakan, karena penelitian ini hanya untuk kepentingan ilmu pengetahuan semata.

Akhirnya, atas ketulusan saudara dalam memberikan jawaban pada angket ini serta keikutsertaannya dalam penelitian ini, saya ucapkan terima kasih.

Hormat Saya,

Erwin Sahat

(61)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

TAHUN 2010

Saya telah mendapatkan informasi yang jelas tentang tujuan, prosedur, dan pemanfaatan penelitian yang dilakukan oleh Erwin Sahat, mahasiswa FK USU Angkatan 2007, oleh karena itu dengan rasa penuh kesadaran dan keikhlasan saya bersedia berpartisipasi untuk mengisi angket ini.

PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat dipergunakan seperlunya. Inisial Nama : ...

Jenis Kelamin : Perempuan / Laki-Laki Umur : ... Telepon/Hp : ...

(62)

Daftar Riwayat Hidup

Nama : Erwin Sahat Hamonangan Siregar

Tempat / Tanggal Lahir : Medan / 24 November 1988

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jl. Abdul Hakim Gg. Susuk III/1 Medan

Riwayat Pendidikan :

1. Taman Kanak-Kanak Mandiri Medan (1992-1994) 2. Sekolah Dasar Santo Antonius II Medan (1994-2000)

3. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 1 Medan (2000-2003) 4. Sekolah Menengah Umum Santo Thomas 2 Medan (2003-2006)

Riwayat Organisasi : -

Gambar

Tabel 2.1. Angka Kebutuhan Energi yang Dianjurkan (Per Orang Per Hari)
Tabel 3.1. Tingkat Konsumsi Makanan berdasarkan AKG
Tabel 3.2. Klasifikasi Kategori IMT untuk Asia (WHO, 2000)
Tabel 5.1. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
+4

Referensi

Dokumen terkait

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.. Universitas Islam

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perendaman daging sapi dalam ekstrak bunga kecombrang (Etlingera elatior) antara 10-40 ml belum dapat digunakan

Dalam rangka meningkatkan motivasi belajar siswa, pihak pengelola SMP Satap Terpadu Bungursari, sepenuhnya menyadari bahwa ada banyak faktor yang baik secara langsung

Pada hari ini KAMIS tanggal ENAM bulan SEPTEMBER tahun DUA RIBU DUA BELAS, dimulai pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 10.00 WIB, kami Panitia untuk pekerjaan tersebut

Setelah Panitia mengadakan pembukaan penawaran, membaca isi dari semua dokumen penawaran yang diupload ke SPSE, dengan hasil sebagai berikut :. Peserta lelang yang

selaku Anggota Tim Penilai Sejawat memberi nilai unsur utama Tridharma Perguruan Tinggi/ unsur rllelaksanakan pengabdian kepada masyarakat/ sub unsur :.. l\/Ienduduki jabatan

Sekolah/Madrasah memfasilitasi 4 kali atau lebih kegiatan siswa untuk menghasilkan karya kreatif baik individual maupun kelompok dalam satu tahun terakhir.. 

Setelah formulir Pendaftaran ini diisi dan ditanda tangani, harap diserahkan kembali kepada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Bantul langsung atau