• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada BT/BS (Bimbingan Test/Bimbingan Studi) Medica Kantor Pusat Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada BT/BS (Bimbingan Test/Bimbingan Studi) Medica Kantor Pusat Medan"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN

PENGARUH STRUKTUR ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BT/BS (BIMBINGAN TEST/BIMBINGAN STUDI)

MEDICA KANTOR PUSAT MEDAN

SKRIPSI

Oleh:

FRANS NATALDO SIAHAAN 070521207

MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan

(2)

ABSTRAK

Frans Nataldo Siahaan (2010). Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada BT/BS (Bimbingan Test/Bimbingan Studi) Medica Kantor Pusat Medan. Dibawah bimbingan Dra. Ramona. R.I Hasibuan, MP sebagai Dosen Pembimbing, Prof. Dr. Ritha. Dalimunthe, S.E, M.Si sebagai Ketua Departemen Manajemen, Dra. Lucy Anna, Ms sebagai Dosen Penguji I, dan Dra. Friska Sipayung, M.Si sebagai Dosen Penguji II.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah struktur organisasi memiliki pengaruh terhadap kinerja pegawai pada BT/BS (Bimbingan Test/Bimbingan Studi) Medica Kantor Pusat Medan. Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yaitu dengan wawancara, penyebaran kuesioner dan studi dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu dengan metode deskriftif dan metode kuantitatif. Data primer dalam penelitian ini yang diperoleh dengan menyebar kuesioner/daftar pertanyaan, pengukuranya menggunakan skala likert dan diolah secara statistik dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 15.0 For Windows yaitu untuk menghitung uji T, dan identifikasi determinan ( R2). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode insidental. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara struktur organisasi terhadap kinerja pegawai pada BT/BS Medica Kantor Pusat Medan sebesar 43,3%.

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas kasih dan KaruniaNya yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada BT/BS (Bimbingan Test/Bimbingan Studi) Medica Kantor Pusat Medan.

Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Drs. E. Siahaan dan Dra. F. Simanjuntak sebagai orang tua penulis yang dari waktu ke waktu terus memberikan doa dan dukungan penuh sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik.

Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapakan terima kasih kepada: 1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si selaku Ketua Departamen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA selaku Sekretaris Departemen Manajemen 4. Ibu. Dra. Ramona R.I Hasibuan, MP, selaku Dosen Pembimbing yang banyak

memberikan bimbingan, saran dan bersedia meluangkan waktu dalam penyelesaian skripsi ini.

(4)

6. Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si, selaku Dosen Penguji II yang telah menyediakan waktu, saran dan kritikan yang sangat berguna demi kesempurnaan skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan jasa kepada penulis selama masa perkuliahan.

8. Pimpinan dan para pegawai BT/BS Medica Kantor Pusat Medan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan riset.

9. Saudara-saudariku Welfa, Maya dan Joy yang selalu memberikan dukungan dan semangat bagi penulis.

10. Teman-teman penulis selama menjalani masa perkuliahan yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu namanya, langsung maupun tidak langsung telah memberikan andil kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Medan, September 2010 Penulis,

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Kerangka Konseptual ... 5

D. Hipotesis ... 6

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

1. Tujuan Penelitian ... 6

2. Manfaat Penelitian ... 7

F. Metode Penelitian ... 7

1. Batasan Operasional ... 7

2. Definisi Operasional ... 8

3. Skala Pengukuran Variabel ... 10

4. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 11

5. Populasi dan Sampel ... 11

6. Jenis dan Sumber Data ... 13

7. Teknik Pengumpulan Data ... 13

8. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 14

9. Metode Analisis Data ... 15

BAB II URAIAN TEORITIS ... 17

A. Penelitian Terdahulu ... 17

B. Konsep Organisasi ... 18

1. Pengertian Organisasi ... 18

2. Struktur Organisasi ... 20

3. Unsur-Unsur Struktur Organisasi ... 21

4. Bentuk Struktur Organisasi ... 22

C. Kinerja Pegawai ... 29

1. Pengertian Kinerja ... 29

2. Pengertian Kinerja Pegawai ... 30

3. Prinsip Dasar Manajemen Kinerja ... 31

(6)

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 34

A. Sejarah Berdirinya BT/BS Medica ... 34

B. Struktur Organisasi Perusahaan ... 35

C. Kegiatan BT/BS Medica ... 40

D. Prosedur Kegiatan BT/BS Medica ... 40

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 42

A. Karakteristik Responden ... 42

B. Validitas dan Reliabilitas Data ... 43

C. Analisis deskriptif ... 46

D. Analisis Regresi Linier Sederhana ... 51

E. Koefisien Determinan (R2) ... 52

F. Pengujian Hipotesis ... 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 54

A. Kesimpulan ... 54

B. Saran ... 55 DAFTAR PUSTAKA

(7)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Tabel Halaman Tabel 1.1 Jumlah Seluruh Siswa/Siswi dan Persentase

Tingkat Kelulusan Program SD ... 3

Tabel 1.2 Jumlah Seluruh Siswa/Siswi Program Intensive dan Persentase Tingkat Kelulusan ... 4

Tabel 1.3 Defenisi Operasional Variabel ... 10

Tabel 1.4 Tabel Instrument Skala Likert... 11

Tabel 1.5 Data Pegawai Operasional BT/BS Medica Kantor Pusat Medan ... 13

Tabel 4.1 Karakteristik Responden ... 42

Tabel 4.2 Validitas Untuk Variabel Struktur Organisasi (X) ... 44

Tabel 4.3 Validitas Untuk Variabel Kinerja Pegawai (Y) ... 45

Tabel 4.4 Nilai ralpha untuk Variabel Struktur Organisasi dan Kinerja Pegawai ... 45

Tabel 4.5 Kategori Nilai Jawaban Responden Terhadap Pernyataan Variabel X ... 46

Tabel 4.6 Kategori Nilai Jawaban Responden Terhadap Pernyataan Variabel Y ... 49

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Regresi Linier Sederhana ... 51

Tabel 4.8 Hasil Perhitungan R Square (R2) ... 52

(8)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Gambar Halaman

Gambar 1.1. Kerangka Konseptual ... 6

Gambar 2.1 Bentuk Organisasi Lini... 24

Gambar 2.2 Bentuk Organisasi Lini dan Staff ... 26

Gambar 2.3 Bentuk Organisasi Fungsional ... 28

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Lampiran Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 Data Hasil Uji Coba Kuesioner Kepada 30 Responden Variabel Struktur Organisasi (X)

Lampiran 3 Data Hasil Uji Coba Kuesioner Kepada 30 Responden Variabel Kinerja Pegawai (Y)

Lampiran 4 Reliability Struktur Organisasi Lampiran 5 Reliability Kinerja Pegawai Lampiran 6 Tabulasi Jawaban 51 Responden Variabel Struktur Organisasi (X) Lampiran 7 Tabulasi Jawaban 51 Responden Variabel Kinerja Pegawai (Y) Lampiran 8 Regression

(10)

ABSTRAK

Frans Nataldo Siahaan (2010). Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada BT/BS (Bimbingan Test/Bimbingan Studi) Medica Kantor Pusat Medan. Dibawah bimbingan Dra. Ramona. R.I Hasibuan, MP sebagai Dosen Pembimbing, Prof. Dr. Ritha. Dalimunthe, S.E, M.Si sebagai Ketua Departemen Manajemen, Dra. Lucy Anna, Ms sebagai Dosen Penguji I, dan Dra. Friska Sipayung, M.Si sebagai Dosen Penguji II.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah struktur organisasi memiliki pengaruh terhadap kinerja pegawai pada BT/BS (Bimbingan Test/Bimbingan Studi) Medica Kantor Pusat Medan. Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yaitu dengan wawancara, penyebaran kuesioner dan studi dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu dengan metode deskriftif dan metode kuantitatif. Data primer dalam penelitian ini yang diperoleh dengan menyebar kuesioner/daftar pertanyaan, pengukuranya menggunakan skala likert dan diolah secara statistik dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 15.0 For Windows yaitu untuk menghitung uji T, dan identifikasi determinan ( R2). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode insidental. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara struktur organisasi terhadap kinerja pegawai pada BT/BS Medica Kantor Pusat Medan sebesar 43,3%.

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kinerja merupakan prestasi kerja atau hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan persatuan periode waktu dan melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja pada dasarnya adalah sesuatu yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan, sehingga mereka mempengaruhi seberapa banyak mereka memberi kontribusi kepada instansi atau organisasi termasuk pelayanan kualitas yang disajikan

Kinerja diawali dengan perumusan dan penetapan tujuan yang hendak dicapai. Tujuan organisasi dicapai melalui serangkaian kegiatan antar bagian dalam organisasi dengan mengerahkan semua sumber daya yang diperlukan untuk pencapaian tujuan perusahaan.

Setiap perusahaan pada umumnya memiliki tujuan untuk memperoleh keuntungan. Supaya dapat mencapai tujuan itu, perusahaan memerlukan sistem manajemen efektif yang akan menunjang jalannya operasi perusahaan secara terus-menerus serta wadah yang merupakan alat komunikasi antar bagian yaitu struktur organisasi dalam mengelolah kinerja secara berkelanjutan.

(12)

pembagian kerja dan menunjukkan fungsi atau aktivitas yang beraneka ragam yang dihubungkan sampai batas tertentu, juga menunjukkan tingkat spesialisasi aktivitas kerja.

Struktur organisasi yang benar-benar sempurna memang tidak ada, tetapi jika kita ingin mendapatkan suatu struktur organisasi yang baik maka yang menjadi perhatian utama menurut Stoner dalam buku Siswanto (2005:99) adalah spesialisasi aktivitas, standardisasi aktivitas, koordinasi aktivitas dan sentralisasi dan disentralisasi pengambilan keputusan, sehingga kinerja pegawai/karyawan akan terlaksana dengan baik dimana setiap pekerja akan mengetahui apa yang harus dikerjakannya, harus melaporkan dan mempertanggungjawabkan hasil kerjanya tersebut.

BT / BS Medica adalah salah satu pusat bimbingan belajar yang bergerak dalam bidang pendidikan non formal, didirikan pada tanggal 10 September 1979 di Jl. Mataram Medan. Adapun Visi dan Misi Medica yaitu melatih dan mendidik siswa/siswi Indonesia menjadi lebih baik dalam mendapatkan ilmu pengetahuan dan lebih memiliki persiapan dan kemampuan yang lebih dalam menghadapi berbagai ujian. Adapun kegiatan ini sekaligus memupuk keuntungan bagi perusahaan melalui jumlah siswa/siswi yang mengikuti bimbingan belajar di Medica. Dengan kata lain semakin banyak siswa/siswi yang mengikuti bimbingan maka semakin banyak pulalah keuntungan perusahaan.

(13)

pekerjaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Perubahan tersebut tentunya akan mempengaruhi kinerja pegawainya, bentuk struktur organisasi yang beraneka cenderung akan mempengaruhi, sebab tiap-tiap bentuk struktur organisasi mempunyai kekuatan dan kelemahan masing-masing.

Berbasis terhadap struktur organisasi bersifat fungsional, maka pencapaian target kerja Medica telah mengalami peningkatan secara signifikan dan berkelanjutan, hal ini tentunya tidak lepas dari peranan kinerja para pegawai dalam hal kualitas, kuantitas, kerjasama dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas-tugasnya, terbukti dengan meningkatnya jumlah pelajar dan tingkat kelulusan siswa/siswi setiap tahunnya, diberbagai wilayah Sumatera Utara, Palembang dan Lampung.

Adapun jumlah peningkatan siswa dan persentase kelulusan dapat dilihat pada Tabel 1.1 sampai dengan Tabel 1.2.

Tabel 1.1

Jumlah Seluruh Siswa/Siswi dan Persentase Tingkat Kelulusan yang Mengikuti Bimbingan Belajar di Medica (satuan orang)

Persentase SD SMP SMA Tingkat Kelulusan

2005 s/d 2006 1.940 3.300 6.900 100%

2006 s/d 2007 2.000 4.139 7.713 100%

2007 s/d 2008 3.054 5.372 17.606 100%

2008 s/d 2009 4.446 6.879 21.891 100%

2009 s/d 2010 6.609 12.416 22.048 100%

Tahun Program

Sumber : Medica Kantor Pusat Medan (2010) data diolah

(14)

Tabel 1.2

Jumlah Seluruh Siswa/Siswi Program Intensive dan persentase tingkat kelulusan yang Mengikuti Bimbingan Belajar di Medica (satuan orang)

Jumlah Persentase

SMA XII Yang Tingkat

IPA/IPS Lulus PTN Kelulusan

2005 s/d 2006 3.750 15.721 19.471 11.725 60,21%

2006 s/d 2007 4.223 11.579 15.802 8.421 53,30%

2007 s/d 2008 6.991 19.920 26.911 20.271 75,32%

2008 s/d 2009 9.000 20.207 29.207 23.181 79,37%

2009 s/d 2010 10.117 23.529 33.646 27.421 81,50%

Tahun

Kelas/Program

Jumlah Alumni

Sumber : BT/BS Medica Kantor Pusat Medan (2010), data diolah

Pada Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa jumlah pelajar SMA (Sekolah Menengah Atas) kelas XII dan alumni mengalami peningkatan, meskipun periode tahun 2006 s/d 2007 ada penurunan jumlah alumni namun tidak begitu signifikan mempengaruhi peningkatan jumlah siswa, Begitu juga halnya dengan tingkat kelulusan pelajar yang lulus PTN (Perguruan Tinggi Negeri), juga mengalami peningkatan meskipun pada periode tahun 2006 s/d 2007 ada penurunan tingkat kelulusan yakni 53,30%.

Pada Tabel 1.2 terlihat bahwa kinerja Medica mengalami penurunan walaupun tidak begitu signifikan mempengaruhi. Penurunan kinerja tersebut terjadi pada tahun 2006 s/d 2007, hal ini menunjukkan belum efektifnya peranan masing-masing pegawai Medica dalam mencapai sasaran kinerja apabila di bandingkan dengan tahun sebelum dan sesudahnya. khususnya mengenai kelulusan siswa/siswi yang mengalami penurunan pada tahun tersebut.

(15)

dalam skripsi ini, sedangkan alasan memilih BT/BS Medica Kantor Pusat Medan sebagai tempat penelitian, dikarenakan perkembangan Medica yang semakin pesat dengan jumlah pelajar yang selalu meningkat tiap tahunnya khususnya saat program intensive Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SMPTN).

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis melakukan penelitian dan menyajikannya dalam bentuk skripsi yang berjudul ”Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada BT/BS (Bimbingan Test/Bimbingan Studi) Medica Kantor Pusat Medan.”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: “Apakah struktur organisasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai BT/BS Medica Kantor Pusat Medan?”.

C. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan penjelasan tentang hubungan antar variable yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan (Sugiyono, 2008:89).

(16)

Menurut Amstrong dalam buku Wibowo (2007:7) kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan yang strategis organisasi, kepuasaan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi.

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan terdahulu, maka dapat dibuat kerangka skema sistematis kerangka konseptual pada gambar 1.1, sebagai berikut :

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual

Sumber : Siswanto (2005:90) dan Mangkunegara (2006:9) data diolah D. Hipotesis

Menurut Sugiyono (2008:93) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Berdasarkan perumusan masalah maka hipotesis dalam penelitian ini adalah : “Terdapat pengaruh signifikan Struktur organisasi terhadap kinerja pegawai BT/BS Medica Kantor Pusat Medan”.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh struktur organisasi terhadap kinerja pegawai BT/BS Medica Kantor Pusat Medan.

Struktur Organisasi (X)

(17)

2. Manfaat Penelitian a. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan masukan yang berguna bagi perkembangan perusahaan dalam mempertimbangkan penentuan kebijakan yang berhubungan dalam peningkatan kinerja perusahaan secara berkelanjutan.

b. Bagi Penulis

Memberikan kesempatan untuk menerapkan teori yang telah didapatkan selama kuliah serta menambah wawasan dalam bidang sumber daya manusia terutama dalam memahami peran struktur organisasi terhadap kinerja pegawai.

c. Bagi Pihak Lain

Sebagai pedoman atau bahan referensi dalam melakukan penelitian di bidang sumber daya manusia, khususnya yang relevan dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini.

F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional

Adapun batasan operasional dalam penelitian ini adalah:

a. Struktur organisasi yang digunakan BT/BS Medica Kantor Pusat Medan sebagai variabel bebas (X)

(18)

2. Definisi Operasional Variabel a. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2008:59). Dalam penelitian ini variable bebasnya adalah struktur organisasi BT/BS Medica Kantor Pusat Medan. Struktur organisasi adalah suatu bagan khusus dari hubungan antara kegiatan usaha dan sumber daya yang ada di dalam organisasi disertai dengan tugas-tugas yang mereka jalankan (Sukirno, 2006:129). Adapun indikator unsur pembentukan struktur organisasi menurut Stoner dalam buku Siswanto (2005:90) adalah sebagai berikut:

1. Spesialisasi Aktivitas

Mengacu pada spesifikasi tugas individual dan pembagian kerja di seluruh organisasi.

2. Standardisasi Aktivitas

Prosedur yang digunakan organisasi untuk menjadikan keseragaman dan taat azas aktivitasnya.

3. Koordinasi Aktivitas

(19)

4. Sentralisasi dan Desentralisasi Pengambilan Keputusan

Sentralisasi dan desentralisasi pengambilan keputusan mengacu pada lokasi otoritas pengambilan keputusan.

b. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat merupakan variable yang dipengaruhi atau yang menjadi sebab, karena adanya variable bebas (Sugiyono, 2008:59). Menurut Mangkunegara (2006:9) kinerja pegawai adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Menurut Hasibuan (2002:95), kinerja pegawai diukur dengan indikator : 1. Kualitas Kerja

Merupakan sikap yang ditunjukkan oleh karyawan berupa hasil kerja dalam bentuk kerapian, ketelitian dan keterkaitan hasil tidak mengabaikan volume pekerjaan di dalam mengerjakan pekerjaan.

2. Kuantitas Kerja

Merupakan volume kerja yang dihasilkan dibawah kondisi normal. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya beban kerja dan keadaan yang didapat atau dialami pekerja selama bekerja.

3. Kerja sama

(20)

4. Tanggung Jawab

Kinerja pegawai juga dapat diukur dari kesediaan karyawan dalam mempertanggungjawabkan pekerjaan dan hasil kerjanya.

Tabel 1.3

Definisi Operasional Variabel

Sumber : Siswanto (2005) dan Hasibuan (2002), data diolah 3. Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan adalah Skala Likert sebagai alat mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial (Sugiyono, 2008:132). Dengan menggunakan skala

likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.

Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun

item-Variabel Defenisi Indikator Skala

Pengukuran Variabel Struktur

Organisasi (X)

Struktur organisasi adalah suatu bagan khusus dari hubungan antara kegiatan usaha dan sumber daya yang ada di dalam organisasi disertai dengan tugas-tugas yang mereka jalankan 1. Spesialisasi Aktivitas 2. Standardisasi Aktivitas 3. Koordinasi Aktivitas 4. Sentralisasi dan desentralisasi Pengambilan Keputusan Likert Kinerja Pegawai (Y)

kinerja pegawai adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

(21)

item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Dalam melakukan

penelitian terhadap variabel-variabel yang akan diuji, pada setiap jawaban akan diberikan skor. Skor yang diberikan adalah :

Tabel 1.4

Instrumen Skala Likert

No Pernyataan Skor

1 Sangat setuju 5

2 Setuju 4

3 Kurang setuju 3

4 Tidak setuju 2

5 Sangat tidak setuju 1

Sumber: Sugiyono (2008:133) 4. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penulis melakukan penelitian pada Bimbingan Test/Bimbingan Studi Medica Kantor Pusat Medan yang beralamat di Jalan Karya Sembada No.107 Koserna Padang Bulan Medan. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2010 sampai dengan Agustus 2010.

5. Populasi dan Sampel a. Populasi

(22)

b. Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan berdasarkan pada rumus Slovin, sebagai patokan untuk menentukan sampel minimal yang harus diambil (Umar, 2005:149).

2

1 Ne N n

+ =

Dimana:

n = Jumlah Sampel N = Ukuran Populasi e = Standard error

Sehingga : 2

) 1 , 0 ( 105 1

105 + =

n

21 , 51 =

n

(23)

Tabel 1.5

Data Pegawai BT/BS Medica Kantor Pusat Medan (Dalam satuan orang)

Bagian Populasi Sampel Jumlah

Keuangan 23 23/105 x 51 = 11,1 11

Jadwal 12 12/105 x 51 = 5,8 6

SPI (Satuan

Pengawasan Intern

11 11/105 x 51 = 5,3 5

Percetakan 16 16/105 x 51 = 7,7 8

Komputer 18 18/105 x 51 = 8,7 9

Quiz 15 15/105 x 51 = 7,2 7

Pembimbing 10 10/105 x 51 = 4,9 5

Jumlah 105 51

Sumber: BT/BS Medica Kantor Pusat Medan 6. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan terdiri dari 2 (dua) yaitu :

a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dengan cara memberikan daftar pertanyaan (Kuesioner) dan melakukan wawancara dengan pimpinan kepegawaian dan umum serta pegawai pada Bimbingan Tes/Bimbingan Studi Medica Kantor Pusat Medan.

b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, majalah, data yang berkaitan dengan sejarah berdirinya perusahaan, struktur organisasi serta internet untuk mendukung penelitian ini.

7. Teknik Pengumpulan Data

(24)

b. Daftar Pertanyaan (Kuesioner)

Teknik ini dilakukan dengan memberikan daftar pertanyaan kepada responden untuk dijawab.

c. Studi Dokumentasi, dilakukan dengan meneliti dokumen-dokumen dan bahan tulisan dari perusahaan serta sumber-sumber lain yang berhubungan dengan objek yang diteliti.

8. Uji Validitas dan Realibilitas a) Uji Validitas

Uji validitas digunakan oleh penulis untuk mengukur data valid atau tidak valid dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur. Pengujian validitas instrumen dilakukan pada 30 pegawai di kantor lokasi Medica yang beralamat di Jl. Bantam No. 12 Medan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan Software

SPSS (Statistic Package For The Social Science) 15.0, dengan kriteria sebagai

berikut :

(1) Jika rhitung > rtabel, maka pertanyaan dinyatakan valid (2) Jika rhitung < rtabel, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid b) Uji Reliabilitas

Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 15.0, butir pertanyaan yang sudah valid dalam uji validitas ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut :

(25)

9. Metode Analisis Data

a. Metode Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif, merupakan suatu cara menganalisa dimana data yang sudah dikumpulkan, dikelompokkan, dianalisis dan diinterprestasikan sehingga diperoleh gambaran tentang seberapa besar pengaruh struktur organisasi terhadap kinerja pegawai pada BT/BS (Bimbingan Tes/Bimbingan Studi) Medica Kantor Pusat Medan.

b. Metode Analisis Regresi Linier Sederhana

Metode analisis regresi linier sederhana yaitu untuk mengetahui pengaruh struktur organisasi terhadap kinerja Pegawai.

Menurut Sugiyono (2008:270) rumus regresi linier sederhana adalah:

Dimana :

Y = Kinerja Pegawai a = Konstanta

b = Koefisien estimasi X = Struktur Organisasi

Analisa ini menggunakan bantuan aplikasi sofware SPSS (Statistic

Product and Service Solution) 15.0 for windows. Suatu perhitungan statistic

signifikan secara statistic apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak). Sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah Ho diterima.

(26)

Pengujian Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Uji signifikan individual (uji-t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara parsial (individual) menerangkan variasi variabel dependen.

Bentuk pengujiannya adalah:

H0: βi = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

Ha : βi ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

Kriteria pengambilan keputusan :

H0 diterima jika t hitung < t tabel pada α = 5 % Ha diterima jika t hitung > t tabel pada α = 5% 2. Koefisien Determinan (R2)

(27)

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Savitri (2006) melakukan penelitian yang berjudul ”Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan PDAM Tirtamusi Palembang”. Teknik penelitian ini dilakukan dengan mengukur tingkat korelasi antara variabel dependen dan independen dengan menggunakan korelasi dan regresi berganda, diolah dengan statistik menggunakan sofware SPSS versi 12.0 for windows dengan persamaan Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e, adapun hasil dari penelitian ini adalah struktur organisasi berpengaruh positif dan nyata terhadap kinerja karyawan PDAM Tirtamusi Palembang.

(28)

B. Konsep Organisasi 1. Pengertian Organisasi

Istilah atau kata organisasi mengenai pengertian tentang organisasi berbeda-beda satu sama lainnya, walaupun demikian pengertian tersebut mempunyai elemen-elemen dasar yang sama. Dalam pengertian yang sederhana organisasi sering diartikan sebagai kelompok orang yang bekerjasama dan ingin mencapai tujuan bersama. Organisasi didirikan karena beberapa tujuan tertentu yang hanya dapat dicapai melalui tindakan yang harus dilakukan bersama-sama, apakah tujuan itu berupa laba, pemberian pendidikan, sosial dan lain-lain.

Ditinjau dari asal usul katanya, maka perkatan organisasi berasal dari istilah yunani yaitu organom, dan istilah latin yaitu organum yang berarti alat, bagan, anggota, badan atau komponen-komponen (Manullang, 2002:59). Dalam literatur dewasa ini, arti organisasi beraneka ragam. Walaupun banyak perbedaan dalam memberikan pengertian atau defenisi organisasi oleh beberapa ahli manajemen, tetapi perbedaan-perbedaan tersebut mempunyai elemen dasar yang sama yaitu adanya sekelompok orang, kerjasama, proses pembagian kerja, pengaturan hubungan dan tujuan yang hendak dicapai.

Adapun pengertian organisasi menurut beberapa ahli, antara lain:

(29)

b. Atmosudirdjo dalam buku Wursanto (2005: 53) mendefinisikan organisasi itu sebagai struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang-orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai suatu tujuan yang tertentu.

c. Menurut Manullang dalam buku Hasibuan (2001:119) mendefinisikan organisasi suatu proses penetapan dan pembagian pekerjaan yang akan dilakukan, pembatasan tugas-tugas atau tanggung jawab serta wewenang dan penetapan hubungan-hubungan antara unsur-unsur organisasi, sehingga memungkinkan orang-orang dapat bekerja bersama-sama seefektif mungkin untuk pencapaian tujuan.

Berdasarkan definisi-definisi organisasi yang dikemukakan para ahli tersebut, dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Organisasi adalah suatu himpunan interaksi manusia yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama yang terikat dalam suatu ketentuan yang telah disetujui bersama.

b. Organisasi merupakan suatu wadah dan alat pelaksanaan proses manajemen untuk mencapai tujuan bersama.

c. Organisasi merupakan suatu sistem terbuka dan organisasi sebagai kelompok yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama.

(30)

2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan alat untuk membantu manajemen dalam mencapai tujuannya. Struktur organisasi dapat memiliki pengaruh yang besar pada anggotanya. Pengaruh struktur organisasi terhadap kepuasan dan kinerja karyawan mengarah pada suatu kesimpulan yang sangat jelas. Struktur organisasi menjelaskan bagaimana tugas kerja akan dibagi, dikelompokkan dan dikoordinasikan secara formal. Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan. Hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian ataupun posisi maupun orang-orang yang menunjukkan tugas, wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. Kerangka kerja organisasi tersebut disebut sebagai desain organisasi

(organizational design). Bentuk spesifik dari kerangka kerja organisasi

dinamakan dengan struktur organisasi (organizational structure).

Menurut Siswanto (2005: 85) struktur organisasi menspesifikasikan pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi atau aktivitas yang beraneka ragam yang dihubungkan sampai batas tertentu, juga menunjukkan tingkat spesialisasi aktivitas kerja. Pengertian lain dari struktur organisasi adalah suatu bagan khusus dari hubungan antara kegiatan usaha dan sumber daya yang ada di dalam organisasi disertai dengan tugas-tugas yang mereka jalankan (Sukirno, 2006: 129).

(31)

adanya struktur organisasi, maka stabilitas dan kontinuitas organisasi tetap bertahan.

Struktur organisasi mengindikasikan alur perintah yang mengindikasi jabatan pekerjaan yang harus dipertanggung jawabkan oleh masing-masing tipe karyawan. Struktur organisasi berfungsi sebagai alat untuk membimbing kearah efisiensi dalam penggunaan pekerja dan seluruh sumber daya yang dibutuhkan dalam meraih tujuan organisasi.

3. Unsur-Unsur Struktur Organisasi

Seperti halnya dalam organ tubuh manusia, dalam struktur organisasi pun terdapat elemen yang perlu dianalisis. Stoner dan Wengkell dalam buku Siswanto (2005:90) mengemukakan adanya empat elemen yang berguna untuk menganalisis struktur organisasi sebagai berikut:

a. Spesialisasi aktivitas (Specialization of activities)

(32)

b. Standardisasi aktivitas (Standardization of activities)

Standardisasi kegiatan merupakan prosedur yang digunakan organisasi untuk menjamin kelayakdugaan (Predictability) aktivitasnya. Menstandardisasi berarti menjadikan kegiatan pekerjaan seragam dan taat azas.

c. Koordinasi aktivitas (Coordination of activities)

Koordinasi aktivitas yaitu proses dalam mengintegrasikan seluruh aktivitas dan fungsi-fungsi sub organisasi dari berbagai departemen atau bagian dalam organisasi, untuk menciptakan keserasian gerak langkah unit-unit yang ada dalam pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

d. Sentralisasi dan Desentralisasi pengambilan keputusan (Centralization and

Decentralization of dicision making)

Sentralisasi dan desentralisasi pengambilan keputusan mengacu pada lokasi otoritas pengambilan keputusan. Dalam struktur organisasi yang di sentralisasi keputusan diambil pada tingkat tinggi atau oleh manajer puncak, atau bahkan oleh seorang saja. Dalam struktur yang didesentralisasikan, gaya pengambilan keputusan dibagi di antara para bawahan pada hierarki manajemen menengah dan bawah.

4. Bentuk Struktur Organisasi

(33)

a. Bentuk Organisaasi Lini

Organisasi lini ini diciptakan oleh Henry Fayol, dalam tipe organisasi lini terdapat garis wewenang, kekuasaan yang menghubungkan langsung secara vertikal dari atasan ke bawahan.

Ciri-ciri organisasi lini :

1. Organisasinya relatif kecil dan sederhana

2. Hubungan antara atasan dengan bawahan masih bersifat langsung melalui garis wewenang terpendek.

3. pucuk pimpinan biasanya pemilik perusahaan dan merupakan satu-satunya sumber kekuasaan, keputusan dan kebijakan dari organisasi.

4. Jumlah karyawan relatif sedikit dan saling mengenal

5. Tingkat spesialisasinya belum begitu tinggi dan alat-alatnya tidak beraneka macam.

6. masing-masing kepala unit mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh atas segala bidang pekerjaan yang ada di dalam unitnya.

Keunggulannya :

1. Kesatuan pimpinan dan azas kesatuan komando tetap dipertahankan sepenuhnya.

2. Garis komando dan pengendalian tegas, tidak mungkin terjadi kesimpang siuran karena pimpinan langsung berhubungan dengan karyawan.

3. Proses pengambilan keputusan berjalan cepat.

(34)

5. Kedisiplinan dan semangat kerja karyawan umumnya baik. 6. Koordinasi relatif mudah dilaksanakan.

7. rasa solidaritas para karyawan pada umumnya tinggi, karena masih saling mengenal.

Kelemahannya :

1. Tujuan pribadi pucuk pimpinan dan tujuan organisasi sering kali tidak dapat dibedakan.

2. ada kecenderungan pucuk pimpinan bertindak secara otoriter dan diktator 3. maju mundurnya organisasi bergantung kepada kecakapan pucuk

pimpinan.

4. kaderisasi dan pengembangan karyawan kurang mendapatkan perhatian.

Gambar 2.1 Bentuk Struktur organisasi lini Sumber : Hasibuan (2001: 152)

b. Bentuk Organisasi Lini dan Staff

Bentuk organisasi lini dan staff pada dasarnya merupakan kombinasi dari organisasi lini dan organisasi fungsional. Kombinasi ini dilakukan dengan cara memanfaatkan kebaikan-kebaikannya dan meniadakan

keburukan-Direktur

Manajer Keuangan

Manajer Personalia

Manajer Produksi

(35)

keburukannya. Asas kesatuan komando tetap dipertahankan dan pelimpahan wewenang berlangsung secara vertikal dari pucuk pimpinan kepada pimpinan dibawahnya, dalam membantu kelancaran tugas pimpinan, ia mendapat bantuan dari pada staff. Tugas para staff hanya memberikan bantuan, pemikiran dan saran-saran, informasi dan pelayanan kepada pimpinan sebagai bahan pertimbangan untuk menetapkan keputusan dan kebijaksanaannya. Ciri-cirinya organisasi lini dan staff :

1. Pucuk pimpinan hanya satu orang dan dibantu oleh para staff.

2. Terdapat dua kelompok wewenang, yaitu wewenang lini dan wewenang staff.

3. kesatuan perintah tetap dipertahankan, setiap atasan mempunyai bawahan tertentu dan setiap bawahannya hanya mempunyai seorang atasan langsung.

4. Organisasinya besar, karyawannya banyak dan pekerjaannya bersifat kompleks.

5. Hubungan antara atasan dengan para bawahannya tidak bersifat langsung. 6. Pimpinan dan para karyawan tidak semuanya saling mengenal.

7. Spesialisasi yang beraneka ragam diperlukan dan digunakan secara optimal.

Keunggulannya :

(36)

2. Adanya pengelompokan wewenang, yaitu wewenang lini dan wewenang staff.

3. adanya pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas antara pimpinan, staff dan pelaksana.

4. Pimpinan mempunyai bawahan tertentu, sedang bawahan hanya mempunyai seorang atasan saja.

5. Koordinasi relatif mudah dilaksanakan, karena sudah ada pembagian tugas yang jelas.

Kelemahannya :

1. Kelompok pelaksana sering bingung untuk membedakan perintah atau bantuan nasihat.

2. solidaritas karyawan kurang, karena tidak saling mengenal.

3. Persaingan kurang sehat sering terjadi, sebab setiap unit atau bagian menganggap tugas-tugasnyalah yang terpenting.

Gambar 2.2 Bentuk Organisasi Lini dan Staff Sumber Hasibuan (2001: 153)

Direktur Utama

Staff

Manajer Pemasaran

Staff

Unit A Unit C Unit D Unit E Unit F

Staff Manajer Produksi

(37)

Keterangan:

Line authority (Wewenang lini) = ( ) Staff authority ( Wewenang Staff) = ( - - - ) C. Bentuk Organisasi Fungsional

Bentuk organisasi fungsional diciptakan oleh F.W. Taylor, bentuk organisasi ini disusun berdasarkan sifat dan macam pekerjaan yang harus dilakukan. Pada tipe organisasi ini masalah pembagian kerja mendapat perhatian yang sungguh-sungguh, pembagian kerja didasarkan pada “spesialisasi” yang sangat mendalam dan setiap pejabat hanya mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan sesuai dengan spesialisasinya.

Ciri ciri organisasi fungsional:

1. Pembagian tugas secara tegas dan jelas dapat dibedakan. 2. Bawahan akan menerima perintah dari beberapa orang atasan. 3. Penempatan pejabat berdasarkan spesialisasinya.

4. Koordinasi menyeluruh biasanya hanya diperlukan pada tingkat atas. 5. Terdapat dua kelompok wewenang, yaitu lini dan fungsional.

Keunggulannya:

1. Spesialisasi karyawan dapat dikembangkan dan dimanfaatkan secara optimal.

2. Keuntungan adanya spesialisasi dapat diperoleh seoptimal mungkin. 3. Para karyawan akan terampil di bidangnya masing-masing.

4. Efisiensi dan produktivitas dapat ditingkatkan.

(38)

Kelemahannya:

1. Para bawahan sering bingung karena mendapat perintah dari beberapa atasan.

2. Pekerjaan kadang-kadang sangat membosankan karyawan.

3. Para karyawan sulit mengadakan alih tugas akibat spesialisasi yang mendalam, kecuali mengikuti pelatihan lebih dahulu.

4. Karyawan terlalu mementingkan bidangnya atau spesialisasinya, sehingga koordinasi secara menyeluruh sulit dilakukan.

[image:38.595.141.477.405.597.2]

5. Sering terjadi solidaritas kelompok yang berlebihan, sehingga dapat menimbulkan pengotak-ngotakan ikatan karyawan yang sempit.

Gambar 2.3 Bentuk Organisasi Fungsional Sumber : Hasibuan (2001: 153)

Keterangan :

Line authority (Wewenang lini) = ( ) Functional authority ( Wewenang Staff) = ( - - - )

Direktur Utama

Direktur Perencana

Direktur Teknik

Direktur Peralatan

(39)

C. Kinerja Pegawai 1. Pengertian Kinerja

Performance sering diartikan sebagai kinerja, hasil kerja atau prestasi

kerja. Kinerja mempunyai makna lebih luas, bukan hanya menyatakan sebagai hasil kerja, tetapi juga bagaimana proses kerja berlangsung. Kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah hasil kerja seorang pegawai/karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, misalnya standar target, sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan disepakati bersama, jika karyawan tidak melakukan pekerjaannya maka suatu organisasi akan mengalami kegagalan (Wibowo, 2007:2).

Menurut Mangkunegara (2006:9) kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Suntoro dalam buku Tika (2006:121) mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu.

(40)

faktor yang berpengaruh terhadap hasil pekerjaan seseorang atau kelompok terdiri dari faktor intern yaitu kecerdasan, keterampilan, kestabilan emosi, karateristik kelompok kerja dan sebagainya, sedangkan faktor ekstern terdiri dari peraturan ketenagakerjaan, pesaing, kondisi ekonomi dan sebagainya.

Sedharmayanti (2003:147) menyatakan kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika, yang paling penting dari pengertian itu adalah prestasi yang dicapai oleh individu ataupun kelompok kerja sesuai dengan aturan yang berlaku yang telah ditetapkan oleh organisasi.

Simanjuntak (2005:1) memberikan gambaran bahwa kinerja suatu organisasi atau perusahaan adalah akumulasi kinerja semua individu yang bekerja di dalamnya, dengan kata lain upaya peningkatan kinerja organisasi dilakukan melalui peningkatan kinerja masing-masing individu.

2 Pengertian Kinerja Pegawai

Kinerja pegawai adalah tingkat pencapaian atau hasil kerja seseorang dari sasaran yang harus dicapai atau tugas yang harus dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu. Beberapa ahli mendefinisikan kinerja pegawai sebagai berikut:

(41)

b. Faustino dalam buku Mangkunegara (2006:9) mendefinisikan kinerja karyawan ungkapan seperti output, efisiensi serta efektivitas sering dibutuhkan dengan produktivitas.

c. Amstrong dan Baron dalam buku Wibowo (2007:7) mendefinisikan kinerja karyawan adalah hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi.

Beberapa definisi tersebut dapat diketahui bahwa kinerja pegawai adalah hasil kerja baik dari kualitas maupun kuantitas yang dicapai pegawai persatuan periode waktu pada pelaksanaan tugas kerjanya seseorang sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

3. Prinsip Dasar Manajemen Kinerja

Manajemen kinerja bekerja atas prinsip dasar yang dapat dijadikan acuan bersama agar dapat mencapai hasil yang diharapkan. Adapun prinsip dasar manajemen kinerja menurut Wibowo (2007:11) adalah sebagai berikut:

a. Kejujuran

Kejujuran menampakkan diri dalam komunikasi umpan balik yang jujur diantara manajer, pekerja dan rekan kerja, kejujuran termasuk dalam mengekspresikan pendapat, menyampaikan fakta dan memberikan pertimbangan dan perasaan.

b. Pelayanan

(42)

kinerja, umpan balik dan pengukuran harus membantu pekerja dan perencanaan kinerja.

c. Tanggung Jawab

Merupakan prinsip dasar dibelakangi pengembangan kinerja dengan memahami dan menerima tanggung jawab atas apa yang mereka kerjakan dan tidak kerjakan untuk mencapai tujuan mereka. Pekerja belajar tentang apa yang perlu mereka perbaiki.

d. Perumusan Tujuan

Manajemen kinerja dimulai dengan melakukan perumusan dan mengklarifikasi terlebih dahulu tujuan yang hendak dicapai oleh organisasi, sesuai dengan jenjang organisasi yang dimiliki dan selanjutnya tujuan yang sudah dirumuskan tersebut dirinci lebih lanjut menjadi tujuan ditingkat yang lebih rendah, seperti divisi, departemen, tim dan karyawan.

e. Komunikasi Dua Arah

Manajemen kinerja memerlukan gaya manajemen yang bersifat terbuka dan jujur serta mendorong terjadinya komunikasi dua arah antara atasan dengan bawahan. Komunikasi dua arah ini akan menunjukkan adanya sikap keterbukaan dan saling pengertian antara dua pihak.

4. Indikator Kinerja

(43)

kerja tersebut agar mau bekerja lebih produktif sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan oleh perusahaan..

Menurut Hasibuan (2002:95), indikator kinerja pegawai dapat dinilai dari beberapa unsur yaitu:

5. Prestasi Kerja

Hasil prestasi kerja pegawai, baik kualitas maupun kuantitas menjadi tolok ukur kinerja.

a. Kualitas

Merupakan sikap yang ditunjukkan oleh karyawan berupa hasil kerja dalam bentuk kerapian, ketelitian dan keterkaitan hasil tidak mengabaikan volume pekerjaan di dalam mengerjakan pekerjaan.

b. Kuantitas

Merupakan volume kerja yang dihasilkan dibawah kondisi normal. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya beban kerja dan keadaan yang didapat atau dialami pekerja selama bekerja.

6. Kerja sama

Diukur dari kesediaan pegawai/karyawan dalam berpartisipasi dan bekerja sama dengan karyawan lain secara vertikal dan horizontal sehingga hasil pekerjaannya akan semakin baik.

7. Tanggung Jawab

(44)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Berdirinya BT/ BS Medica

BT/BS Medica bergerak dalam bidang pendidikan non formal yang bernaung dalam bentuk yayasan, yaitu melatih dan mendidik siswa/siswi Indonesia menjadi lebih baik dalam mendapatkan ilmu pengetahuan dan lebih memiliki persiapan dan kemampuan yang lebih dalam menghadapi ujian ulangan sekolah, Ujian Semester, Ujian Akhir Nasional (UAN) atau Ujian Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SMPTN).

(45)

BT/BS Medica adalah Pusat Bimbingan yang paling diminati oleh para pelajar terbukti dari jumlah siswa/siswi selalu yang terbesar. Sampai saat ini, Medica memiliki lokasi bimbingan yang tersebar di wilayah Sumatera Utara, Palembang dan Lampung dengan jumlah pegawai sebanyak 570 orang yang tersebar di berbagai wilayah tersebut.

B. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan alat bagi manajemen untuk mencapai tujuan perusahaan yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan perusahaan. Struktur organisasi harus memiliki pola tetap dan efektif, agar kesimpangsiuran pekerjaan dapat dihindari.

Struktur organisasi disusun pada awal pekerjaan sebelum pelaksanaan kegiatan dijalankan. Dengan adanya struktur organisasi tersebut maka tercipta pembagian tugas dan tanggung jawab yang akan membantu dan memudahkan pimpinan mengarahkan serta mengawasi karyawan dalam menjalankan pekerjaannya.

(46)

Gambar 3.1 STRUKTUR ORGANISASI BT/BS MEDICA KANTOR PUSAT MEDAN PIMPINAN

YAYASAN

MANAGER UMUM

SUPERVISOR

MMI

(Manajemen Medica Indonesia)

Kabag Keuangan

Kabag Jadwal

Kabag Percetakan Kabag

SPI

Pembimbing Senior Kabag

Quiz Kabag

Komputer

Manager Sumut Manager Palembang Manager Lampung

Manager Lokasi Manager Lokasi Manager Lokasi

(47)

Secara umum akan diuraikan tugas masing-masing bagian yang terdapat di BT/BS Medica Kantor Pusat Medan ini sebagai berikut:

1. Pimpinan

Sebagai pemilik dan pemimpin BT/BS Medica secara menyeluruh. Dalam hal ini pimpinan hanya memimpin, melihat dan memberikan dorongan ataupun dukungan kepada jajaran manajemen dalam menjalankan BT/BS Medica kearah yang lebih baik.

2. Yayasan

Mengelola dan mengawasi serta mengurus segala sesuatu yang terjadi di dalam organisasi secara keseluruhan.

3. Manager Umum

Menanggung jawabi seluruh operasional manajemen BT/BS Medica dan juga mengambil keputusan dan tindakan yang cepat dan tepat atas suatu permasalahan.

4. Supervisor

Mengawasi segala kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam BT/BS Medica. 5. Managemen Medica Indonesia

(48)

6. Kepala Bagian Keuangan

Bertanggung jawab atas efektivitas fungsi keuangan dan layanan keuangan kepada seluruh unit organisasi Medica.

7. Kepala Bagian Jadwal

Bertanggung jawab atas efektivitas pelaksanaan jadwal belajar siswa/siswi dan juga jadwal mengajar pembimbing.

8. Kepala Bagian SPI (Satuan Pengawasan Intern)

Bertanggung jawab atas penyesuaian jumlah pemasukan dalam Laporan Pemasukan Harian (LPH), kwintansi yang datang dari lokasi, dan juga mengawasi bahan-bahan belajar serta inventaris kantor.

9. Kepala Bagian Percetakan

Bertanggung jawab atas efektivitas fungsi percetakan dalam mencetak bahan - bahan belajar yang akan dipakai oleh siswa/siswi.

10.Kepala Bagian Komputer

Bertanggung jawab atas aktivitas pengetikan bahan-bahan seperti naskah, model soal dan artikel-artikel lainnya.

11.Kepala Bagian Quiz

Bertanggung jawab atas permintaan bahan belajar yang akan dipakai oleh siswa/siswi setiap hari.

12.Pembimbing Senior

(49)

13.Manager Sumut

Menanggung jawabi segala sesuatu yang terjadi di lokasi Sumut baik itu masalah pegawai, pembimbing dan juga bahan belajar yang dipakai siswa/siswi.

14.Manager Palembang

Menanggung jawabi segala sesuatu yang terjadi di lokasi Palembang baik itu masalah pegawai, pembimbing dan juga bahan belajar yang dipakai siswa/siswi.

15.Manager Lampung

Menanggung jawabi segala sesuatu yang terjadi di lokasi Lampung baik itu masalah pegawai, pembimbing dan juga bahan belajar yang dipakai siswa/siswi.

16.Manager Lokasi

Menjamin promosi, pelayanan, serta produk yang baik bagi masyarakat. 17.Pegawai

Orang yang bekerja di Medica dan bertugas di lokasi sesuai dengan tanggung jawab dan pekerjaan masing-masing.

18.Pembimbing

(50)

C. Kegiatan BT/BS Medica

Bimbingan Test/Bimbingan Studi Medica mempunyai kegiatan dalam meningkatkan mutu dan kualitas bimbingan, yaitu dengan memberikan ilmu pengetahuan kepada siswa/siswi dan juga motivasi yang baik dalam membangkitkan semangat belajar siswa/siswi nya.

Bimbingan Test/Studi mengadakan simulasi untuk menguji seberapa besar kemampuan siswa/siswi dalam membahas soal-soal yang di ujikan baik itu di sekolah maupun di bimbingan. Selain itu Bimbingan Test/Bimbingan Studi Medica juga menyediakan sarana bagi siswa/siswi nya seperti halnya Medis (Meja Diskusi) yang gunanya untuk memberikan kebebasan kepada siswa/siswi untuk bertanya yang belum jelas atau belum mengerti apa yang disampaikan Pembimbingnya pada saat menerangkan di dalam ruangan.

D. Prosedur Pelaksanaan Kegiatan BT/BS Medica

Didalam prosedur pelaksanaan kegiatan Bimbingan Test/Bimbingan Studi Medica terdapat 2 simulasi yaitu :

1. Simulasi Reguler

(51)

2. Simulasi Intensive

Simulasi Intensive dilaksanakan 4 kali simulasi dalam waktu kurun waktu yang cukup singkat yaitu kira-kira 1 bulan penuh. Simulasi ini khusus untuk siswa/siswi kelas 3 SMA dan juga alumni dalam mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SMPTN) setiap tahunnya dalam memasuki Perguruan Tinggi Negeri. Disamping Simulasi Intensive khusus untuk kelas 3 SMA ada juga Simulasi Intensive untuk kelas 3 SMP, dimana simulasi ini berguna untuk mempersiapkan diri siswa/siswa dalam menghadapi Ujian Akhir Nasional (UAN).

(52)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Karateristik Responden

[image:52.595.106.513.337.695.2]

Kuesioner yang disebarkan kepada pegawai BT/BS Medica Kantor Pusat Medan sebagai responden terdiri dari 20 pernyataan, setiap variabelnya terdiri dari 10 pernyataan. Hasil kuesioner menunjukkan karateristik responden seperti terlihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1

Karateristik Responden

No Karateristik Responden Frekuensi Persentase (%)

1. Jenis Kelamin Laki-laki 33 64,70

Perempuan 18 35,30

Jumlah 51 100,00

2. Usia 20-30 Tahun 30 58,82

30-40 Tahun 21 41,18

Jumlah 51 100,00

3. Pendidikan SMA 1 1,96

Diploma 31 60,79

Sarjana 19 37,25

Jumlah 51 100,00

4. Bagian Keuangan 11 21,57

Jadwal 6 11,76

SPI 5 9,80

Percetakan 8 15,68

Komputer 9 17,65

Quiz 7 13,72

Pembimbing 5 9,80

Jumlah 51 10,00

5. Lama Kerja 1-5 Tahun 15 29,41

6-10 Tahun 29 56,87

>11 Tahun 7 13,72

Jumlah 51 100,00

(53)

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian sebesar 64,70% berjenis kelamin laki-laki dan sisanya sebesar 35,30% adalah wanita. Usia responden dalam penelitian ini paling banyak berusia 20-30 tahun atau 58.82% sedangkan usia 30-40 tahun sebanyak 21 orang atau 41,18%. Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas jumlah pegawai BT/BS Medica adalah tenaga kerja yang masih berproduktif untuk bekerja. Pada penelitian ini, pendidikan responden paling besar adalah berpendidikan Diploma dengan persentase sebesar 60,79% dan untuk pendidikan SMU sebesar 1.96%, sedangkan sisanya sebesar 37,25% adalah berpendidikan Sarjana.

Responden pada penelitian ini diambil secara insidental yang mana untuk bagian Keuangan sebesar 21,57%, bagian Jadwal sebesar 11,76%, bagian SPI (Satuan Pengawasan Intern) sebesar 9,80%, bagian Percetakan sebesar 15,68%, bagian Komputer sebesar 17,65%, bagian Quiz sebesar 13,725% dan bagian Pembimbing sebesar 9,80%, Lama bekerja para responden dalam penelitian ini paling besar berada dikisaran 6-10 tahun sebesar 56,87% yang berada dikisaran lebih dari 11 tahun sebesar 13,72% sedangkan sisanya yang berada di kisaran 1-5 tahun sebesar 29,41%.

B. Validitas dan Reliabilitas Data

(54)

instrumen penelitian tersebut bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini (kuesioner) diuji terlebih dahulu kepada 30 pegawai di kantor lokasi Medica yang beralamat di Jl. Bantam No. 12 Medan supaya diperoleh item/butir pernyataan kuesioner yang valid dan reliabel. Pada penelitian ini dilakukan dengan cara membandingkan rhitung> rtabel untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu item/butir pernyataan pada kuesioner dengan ketentuan apabila rhitung> rtabel maka pernyataan tersebut valid. Nilai rtabel dapat dilihat pada Tabel r dengan menggunakan df = n-2 = 30 – 2 = 28, pada tingkat taraf kesalahan 5% dapat diketahui rtabel = 0, 374. Nilai rhitung dapat dilihat pada lampiran 4 yaitu Tabel Item-Total Statistic di kolom Corrected

Item-Total Correction. Hasil pengujian validitas instrumen dapat dilihat pada

[image:54.595.114.512.492.694.2]

Tabel 4.2 dan Tabel 4.3.

Tabel 4.2

Validitas Untuk Variabel Struktur Organisasi (X) No. Butir

Pernyataan r-hitung r-tabel Keterangan

1 0,806 0,374 Valid

2 0,429 0,374 Valid

3 0,686 0,374 Valid

4 0,531 0,374 Valid

5 0,646 0,374 Valid

6 0,553 0,374 Valid

7 0,413 0,374 Valid

8 0,456 0,374 Valid

9 0,772 0,374 Valid

10 0,465 0,374 Valid

(55)
[image:55.595.113.513.115.320.2]

Tabel 4.3

Validitas Untuk Variabel Kinerja Pegawai (Y) No. Butir

Pernyataan r-hitung r-tabel Keterangan

1 0,641 0,374 Valid

2 0,581 0,374 Valid

3 0,855 0,374 Valid

4 0,696 0,374 Valid

5 0,771 0,374 Valid

6 0,581 0,374 Valid

7 0,641 0,374 Valid

8 0,493 0,374 Valid

9 0,855 0,374 Valid

10 0,408 0,374 Valid

Sumber: Pengelolahan Kuesioner Penelitian (2010)

Uji validitas yang dilakukan pada 20 butir pernyataan yang diuji menunjukkan bahwa keseluruhan butir pernyataan memperoleh rhitung (Corrected

Item-Total Correlation) diatas nilai rtabel (rtabel = 0,374) sehingga dapat disimpulkan semua pernyataan tersebut valid.

Analisis dilanjutkan dengan uji reliabilitas dan uji tersebut dilakukan dengan membandingkan nilai ralpha dengan rtabel. Pada uji reliabilitas sebagai nilai ralpha adalah nilai alpha yang terdapat pada Tabel Reliability Statistic di kolom

Cronbach’s Alpha pada lampiran 5. Ketentuannya apabila ralpha > rtabel maka pernyataan tersebut reliabel. Nilai ralpha untuk instrumen struktur organisasi dan kinerja pegawai dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4

Nilai ralpha untuk Variabel Struktur Organisasi dan Kinerja Pegawai

Instrumen Cronbach’s Alpha Keterangan

Struktur Organisasi 0,821 Reliabel

Kinerja Pegawai 0,899 Reliabel

[image:55.595.119.510.627.702.2]
(56)

= 0,374) maka dapat disimpulkan bahwa seluruh pernyataan tersebut adalah reliabel.

C. Analisis Deskriftif

[image:56.595.108.516.345.589.2]

Pada Tabel 4.5 ini adalah data hasil olahan kuesioner yang merupakan deskripsi penelitian berdasarkan jawaban responden terhadap pernyataan variabel bebas (struktur organisasi). Kategori nilai jawaban responden terhadap pernyataan variabel X (struktur organisasi) dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5

Kategori Nilai Jawaban Responden Terhadap Pernyataan Variabel X Item No. Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Kurang Setuju (KS) Tidak Setuju (TS) Sangat Tidak Setuju (STS) Total

F % F % F % F % F % F %

1 15 29,4 33 64,7 3 5,9 0 0 0 0 51 100

2 5 9,8 41 80,4 5 9,8 0 0 0 0 51 100

3 15 29,4 36 70,6 0 0 0 0 0 0 51 100

4 18 35,3 33 64,7 0 0 0 0 0 0 51 100

5 17 33,3 32 62,7 2 4 0 0 0 0 51 100

6 23 45 28 55 0 0 0 0 0 0 51 100

7 14 27,4 30 58,8 6 11,7 1 1,9 0 0 51 100 8 16 31,4 29 56,8 6 11,7 0 0 0 0 51 100

9 14 27,4 37 72,6 0 0 0 0 0 0 51 100

10 14 27,4 25 49 8 15,7 0 0 0 0 51 100 Sumber : Pengelolahan Kuesioner Penelitian 2010

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat disimpulkan:

(57)

2. Pernyataan ”jabatan saudara saat ini sesuai dengan pendidikan saudara”, menunjukkan 5 orang responden (9,8%) menyatakan sangat setuju, 36 orang responden (80,4%) menyatakan setuju, dan 5 orang responden (9,8%) menyatakan kurang setuju.

3. Pernyataan ”prosedur pekerjaan yang sistematis dapat menjamin terlaksananya kegiatan-kegiatan perusahaan”, menunjukkan 15 orang responden (29,4%) menyatakan sangat setuju, 41 orang responden (80,4%) menyatakan setuju. 4. Pernyataan ”adanya penyeragaman prosedur aktivitas pekerjaan membuat

saudara lebih terarah dalam penyelesaian pekerjaan”, menunjukkan 18 orang responden (35,3%) menyatakan sangat setuju, 33 orang responden (64,7%) menyatakan setuju.

5. Pernyataan ”koordinasi dapat menghindari kepentingan masing-masing bagian di dalam pekerjaan”, menunjukkan 17 orang responden (33,3%) menyatakan sangat setuju, 32 orang responden (62,7%) menyatakan setuju, dan 2 orang responden (4%) menyatakan kurang setuju.

6. Pernyataan ”dengan adanya koordinasi maka akan tercipta suasana kerja sama, kesatuan tindakan maupun kesatuan tujuan akhir dalam pencapaian tujuan organisasi”, menunjukkan 23 orang responden (45%) menyatakan sangat setuju, 28 orang responden (55%) menyatakan setuju.

(58)

orang responden (11,7%) menyatakan kurang setuju, dan 1 orang responden (1,9%) menyatakan tidak setuju.

8. Pernyataan ”kebijakan pimpinan tertinggi/puncak terhadap prosedur aktivitas perusahaan, sudah efektif dan efisien dalam meningkatkan kinerja saudara”, menunjukkan 16 orang responden (31,4%) menyatakan sangat setuju, 29 orang responden (56,8%) menyatakan setuju, dan 6 responden (11,7) menyatakan kurang setuju.

9. Pernyataan ”pada BT/BS Medica, pengambilan keputusan dibagi-bagi diantara tingkat manajemen menengah dan bawahan”, menunjukkan 14 orang responden (27,4%) menyatakan sangat setuju, 37 orang responden (72,6%) menyatakan setuju.

10. Pernyataan ”pengambilan keputusan yang dibagi kepada tingkat manajemen menengah dan bawahan dapat membuat penyesuaian yang tetap terhadap beraneka ragam kondisi pekerjaan”, menunjukkan 14 orang responden (27,4%) menyatakan sangat setuju, 25 orang responden (49%) menyatakan setuju, 8 orang responden (15,7%) menyatakan kurang setuju, dan 4 orang responden (7,8%) menyatakan tidak setuju.

(59)
[image:59.595.107.516.120.366.2]

Tabel 4.6

Kategori Nilai Jawaban Responden Terhadap Pernyataan Variabel Y Item No. Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Kurang Setuju (KS) Tidak Setuju (TS) Sangat Tidak Setuju (STS) Total

F % F % F % F % F % F %

1 4 7,8 40 78,4 7 13,7 0 0 0 0 51 100 2 16 31,4 30 58,8 4 7,8 1 1,9 0 0 51 100

3 7 13,7 44 86,3 0 0 0 0 0 0 51 100

4 15 29,4 30 58,8 6 11,7 0 0 0 0 51 100 5 15 29,4 31 60,8 5 9,8 0 0 0 0 51 100

6 22 43,1 24 47 5 9,8 0 0 0 0 51 100

7 18 35,3 33 64,7 0 0 0 0 0 0 51 100

8 17 33,3 31 60,8 3 5,9 0 0 0 0 51 100

9 17 33,3 34 66,6 0 0 0 0 0 0 51 100

10 17 33,3 23 45 9 17,6 2 3,9 0 0 51 100 Sumber : Pengelolahan Kuesioner Penelitian 2010

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat disimpulkan:

1. Pernyataan ”saudara selalu teliti dalam menyelesaikan pekerjaan”, menunjukkan 4 orang responden (7,8%) menyatakan sangat setuju, 40 orang responden (78,4%) menyatakan setuju, dan 7 orang responden (13,7%) menyatakan kurang setuju.

2. Pernyataan ”hasil kerja saudara selalu diterima oleh rekan kerja saudara”, menunjukkan 16 orang responden (31,4%) menyatakan sangat setuju, 30 orang responden (58,8%) menyatakan setuju, 4 orang responden (7,8%) menyatakan kurang setuju, dan 1 orang responden (1,9%) menyatakan tidak setuju.

(60)

4. Pernyataan ” Banyaknya volume pekerjaan yang saudara terima sudah sesuai dengan kemampuan saudara”, menunjukkan 15 orang responden (29,4%) menyatakan sangat setuju, 30 orang responden (58,8%) menyatakan setuju, dan 6 orang responden (11,7%) menyatakan kurang setuju.

5. Pernyataan ”banyaknya volume pekerjaan saudara tidak menjadi hambatan dalam menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya”, menunjukkan 15 orang responden (29,4%) menyatakan sangat setuju, 31 orang responden (60,8%) menyatakan setuju, dan 5 orang responden (9,8%) menyatakan kurang setuju. 6. Pernyataan ” saudara mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari volume yang

telah ditentukan”, menunjukkan 22 orang responden (43,1%) menyatakan sangat setuju, 24 orang responden (47%) menyatakan setuju, dan 5 orang responden (9,8%) menyatakan kurang setuju.

7. Pernyataan ”saudara aktif dan mampu bekerjasama dengan rekan kerja”, menunjukkan 18 orang responden (35,3%) menyatakan sangat setuju, 33 orang responden (64,7%) menyatakan setuju.

8. Pernyataan ”ketika ada suatu masalah dalam suatu divisi pekerjaan, saudara siap memberikan waktu dan tenaga saudara untuk menyelesaikannya demi kepentingan bersama”, menunjukkan 17 orang responden (33,3%) menyatakan sangat setuju, 31 orang responden (60,8%) menyatakan setuju, dan 3 orang responden (5,9%) menyatakan kurang setuju.

(61)

10. Pernyataan ”saudara bersedia melaksanakan pekerjaan yang mendesak di atas jam kerja kantor”, menunjukkan 17 orang responden (33,3%) menyatakan sangat setuju, 23 orang responden (45%) menyatakan setuju, 9 orang responden (17,6%) menyatakan kurang setuju, dan 2 orang responden (3,9) menyatakan tidak setuju.

D. Analisis Regresi Linier Sederhana

Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh dari struktur organisasi terhadap kinerja pegawai pada BT/BS (Bimbingan Test/Bimbingan Studi) Medica Kantor Pusat Medan.

Model persamaan dari regresi linear sederhana yang digunakan pada penelitian ini adalah: Y = a + bX.

Hasil perhitungan regresi linier sederhana yang diperoleh dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 15.0

[image:61.595.115.563.534.676.2]

For Windows dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7

Hasil Perhitungan Regresi Linier Sederhana

Model

Unstandardized Coefficients

Standardize d

Coefficients t Sig.

Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 21.078 3.436 6.134 .000

Struktur_

Organisasi .497 .081 .658 6.122 .000 1.000 1.000 a Dependent Variable: Kinerja Pegawai

(62)

1. Hasil perhitungan pada Tabel 4.7 diperoleh nilai konstanta (a) sebesar 21,078 satuan dan nilai b sebesar 0.497 satuan sehingga persamaan regresi linier sederhana yang diperoleh adalah: Y = 21,078 + 0,497 X.

2. Koefisien regresinya sebesar 0,497 satuan menyatakan bahwa jika struktur organisasi yang diterapkan pada perusahaan didasarkan pada konsep spesialisasi aktivitas, standardisasi aktivitas, koordinasi aktivitas, sentralisasi dan desentralisasi pengambilan keputusan sebesar 1 satuan akan meningkatkan kinerja pegawai sebesar 0,497 satuan.

E. Koefisien Determinasi (R2)

[image:62.595.112.580.524.726.2]

Uji R Square (R2) digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh struktur organisasi terhadap kinerja pegawai pada BT/BS Medica Kantor Pusat Medan, dapat dilihat melalui koefisien determinan (R2) dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 15.0 For Windows pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8

Hasil Perhitungan R Square (R2) Model Summary(b)

Model R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Change Statistics

R Square Change

F

Change df1 df2

Sig. F Change 1 .658(a) .433 .422 2.33867 .433 37.478 1 49 .000 a Predictors: (Constant), Struktur_Organisasi

b Dependent Variable: Efektivitas_Kerja

(63)

Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.8 tersebut dapat diketahui bahwa nilai R Square (R2) adalah 0,433 atau 43,3%. Nilai sebesar 43,3% menunjukkan bahwa pengaruh struktur organisasi (X) terhadap kinerja pegawai (Y) sebesar 43,3% sedangkan selebihnya sebesar 56,7% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.

F. Pengujian Hipotesis

(64)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Struktur organisasi yang diterapkan pada perusahaan didasarkan pada konsep spesialisasi aktivitas, standardisasi aktivitas, koordinasi aktivitas, sentralisasi dan desentralisasi pengambilan keputusan sebesar 1 satuan akan meningkatkan kinerja pegawai sebesar 0,497 satuan. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil persamaan regresi linier sederhana yang diperoleh pada penelitian ini adalah Y = 21,078 + 0,497 X

2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara struktur organisasi terhadap kinerja pegawai pada BT/BS Medica Kantor Pusat Medan yang dapat dilihat dari nilai thitung 6,122 > nilai ttabel 1,684.

(65)

B. Saran

1. Pihak Pimpinan/Manajemen BT/BS Medica Kantor Pusat Medan hendaknya lebih meningkatkan kinerja pegawainya didasarkan pada konsep spesialisasi, standardisasi, koordinasi, sentralisasi dan desentralisasi pengambilan keputusan sehingga membantu terwujudnya hal yang menjadi sasaran/tujuan perusahaan.

(66)

DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan, Malayu S. P. 2001. Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah. Edisi Revisi, Cetakan Pertama, PT Bumi Aksara : Jakarta.

Hasibuan, Malayu S. P. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi, Cetakan Keenam, PT Bumi Aksara : Jakarta.

Manullang, M. 2002. Dasar-Dasar Manajemen. cetakan ke-16,Gajah Mada University Press : Yogyakarta.

Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu. 2006. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. PT Refika Aditama : Bandung.

Prima, 2009. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Sekretariat Daerah Kabupaten Dairi Sumatera Utara. Skripsi Fakultas Usu Medan.

Savitri, 2006. Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan PDAM Tirtamusi Palembang.

Siswanto, H. B. 2005. Pengantar Manajemen. PT Bumi Aksara : Jakarta.

Shedarmayanti. 2003. Good Governance (Kepemerintahan yang Baik) dalam Rangka Otonomi Daerah. CV. Mandar Maju : Bandung.

Simanjuntak, Payaman J. 2005. Manajemen dan Evaluasi. FE-UI : Jakarta. Sukirno, Sadono. 2006. Pengantar Bisnis. Edisi Pertama, Kencana Prenada

Media Group: Jakarta.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta: Bandung.

Tika, Moh. Prabundu. 2006. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan, Bumi Aksara : Jakarta.

Umar, Husein. 2005. Riset sumber daya Manusia. PT SUN : Jakarta. Wursanto, Ig. 2005. Dasar-dasar Ilmu Organisasi. Andi: Yogyakarta.

(67)

Gambar

Tabel 1.2
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual      Sumber : Siswanto (2005:90) dan Mangkunegara (2006:9) data diolah
Tabel 1.3
Tabel 1.4 Instrumen Skala Likert
+7

Referensi

Dokumen terkait

That is, the covariance matrix is not calculated or used in the analysis.. Ustwise deletion based on all variables in

Diagram Alir Program Pembangkit Kunci Tanda Tangan Digital.. Universitas Kristen Maranatha

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) Internalisasi nilai-nilai agama islam, 2) Pembentukan sikap, 3) Perilaku siswa, dan 4) kegiatan ekstrakurikuler

Keterjadian penyakit tersebab jamur Pbko pada buah kopi di tanah lebih tinggi dibandingkan dengan yang masih berada di pohon, baik pada sistem agroforestri kompleks (65,3% vs

penerapan fungsi pengendalian atau pengawasan dilakukan oleh ketua Badan Amalan Islam (BAI) Masjid Baitul Huda UIN Walisongo Semarang dengan cara selalu melakukan

Emulator 1 Form Tampilan Awal Berjalan Baik 2 Form Kriptografi DES Berjalan Baik 3 Form Enkripsi dan Dekripsi Kriptografi DES Berjalan Baik 4 Form Contoh Kriptografi DES

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Pelaksanaan kebijakan pengendalian penyakit demam berdarah dengue di kota Semarang dilakukan secara menyeluruh di setiap tingatan pemerintah dan lapisan