di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012)
THE INFLUENCE OF RETURN ON ASSET AND CURRENT RATIO ON DIVIDEND PAYOUT RATIO
(A Case Study at Manufacturing Company of Otomotif listed on the Indonesia Stock Exchange period 2008-2012)
SKRIPSI
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memenuhi Program Strata 1 Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Pada Program Studi Akuntansi
Oleh:
ROSMAWATI 21110015
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
196
Nama Lengkap : Rosmawati
Tempat/tgl.lahir : Bandung, 7 Oktober 1993
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Jl. Babakan baru No. 16
No Telepon : 085794293036
B. PENDIDIKAN TERAKHIR
1998-2004 SDN Cicadas Barat Bandung
2004-2007 SMP SANTA MARIA Bandung
2007-2010 SMA Sumatra 40-1 Bandung
2010- 2014 Universitas Komputer Indonesia Bandung
Bandung, Agustus 2014
Penulis,
vi
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN KEASLIAN
MOTTO
ABSTRACT ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 7
1.2.1 Identifikasi Masalah ... 7
1.2.2 Rumusan Masalah ... 7
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 7
1.3.1 Maksud Penelitian ... 7
1.3.2 Tujuan Penelitian... 8
1.4 Kegunaan Penelitian... 8
1.4.1 Penelitian Terapan ... 8
vii
BABII KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka. ... 11
2.1.1 Return On Asset…. ... 11
2.1.1.1 Pengertian Return On Asset ... 11
2.1.1.2 Keunggulan Return On Asset ... 12
2.1.1.3 Kelemahan Return On Asset ... 13
2.1.2 Current Ratio... 14
2.1.2.1 Pengertian Current ratio ... 14
2.1.2.2 Keunggulan Current Ratio ... 16
2.1.3 KebijakanDividen... 18
2.1.3.1 Pengertian KebijakanDividen ... 18
2.1.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Kebijakan Dividen . 20 2.1.3.3 Dividend Payout Ratio ... 21
2.1.3.4 Faktor yang mempengaruhi Dividend Payout Ratio... 23
2.1.4 PenelitianTerdahulu ... 27
2.2 Kerangka Pemikiran ... 29
2.2.1 Keterkaitan Return On Asset dengan Dividend Payout Ratio .... 32
2.2.2 Keterkaitan Current ratio dengan Dividend Payout Ratio... 33
viii
3.2.1 Desain Penelitian ... 37
3.3 Operasionalisasi Variabel ... 39
3.4 Sumber danTeknik Penentuan Data ... 42
3.4.1 Sumber Data ... 42
3.4.2 TeknikPenentuan Data ... 42
3.5 Metode Pengumpulan Data ... 46
3.6 Metode Analisis dan Pengujian Data ... 47
3.6.1 Metode Analisis... 47
3.6.2 Uji Asumsi Klasik ... 48
3.6.2.1 Uji Normalitas Data Residual ... 48
3.6.2.2 Uji Multikolinearitas ... 49
3.6.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 50
3.6.2.4 Uji Autokorelasi ... 51
3.7 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 52
3.7.1 Rancangan Analisis ... 52
3.7.2 Pengujian Hipotesis ... 59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian. ... 64
4.1.1 Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia ... 64
ix
4.1.2 AnalisisDeskriptif... 81
4.1.2.1 Deskriptif Perkembangan Return On Asset (ROA) ... 82
4.1.2.2 Deskriptif Perkembangan Current Ratio (CR) ... 88
4.1.2.3 Deskriptif Perkembangan Dividend Payout
Ratio (DPR) ... 94
4.1.3 AnalisisVerifikatif ... 98
4.1.3.1 Pengaruh Return On Asset Terhadap Dividend
Payout Ratio (DPR) ... 107
4.1.3.2 Pengaruh Current Ratiio Terhadap Dividend
Payout Ratio (DPR) ... 112
4.1.3.3 Pengaruh Return On Asset dan Current Ratio
Terhadap Dividend Payout Ratio ... 116
4.2 Pembahasan ... 121
4.2.1 Pengaruh Return On Asset Terhadap Dividend Payout
Ratio (DPR) ... 121
4.2.2 Pengaruh Current Ratiio Terhadap Dividend Payout
Ratio (DPR) ... 123
4.2.3 Pengaruh Return On Asset dan Current Ratio Terhadap
x
5.2.1 Saran Operasional ... 127
5.2.2 Saran Akademik ... 129
DAFTAR PUSTAKA. ... 131
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 135
131 Yogyakarta: BPFE.
Andi Supangat. 2010. Statistik: Kajian Deskriptif, Interfensi, dan Nonparametrik. Jakarta: Kencana.
Arief Sugiono. 2009. Manajemen Keuangan. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia.
Brigham & Houston. 2006. “Dasar-dasar Manajemen keungan”, Buku 2. Edisi 10. Jakarta : Salemba Empat.
Carrol Howard Griffin. 2010. “Liquidity and Dividend Policy: International Evidence”. Journal International Business research, Vol.3, No.3, Juli 2010. Darmadji, Tjiptono, dan Fakhruddin. 2012. Pasar Modal Indonesia. Edisi Ketiga.
Jakarta: Salemba Empat.
Dwi R. Handayani dan Bambang Hadinugroho. 2009.” Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Hutang, ROA, Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Deviden”. Fokus Manajerial Vol.7 No.1.
Fahmi, Irham. 2011. “Analisis Kinerja Keuangan”. Bandung: Alfabeta.
Garrison, Noreen & Brewer. 2007. Akuntansi Manajerial. Diterjemahkan oleh Nuri Hinduan. Buku 2. Edisi 11. Jakarta: Salemba Empat.
Gitman, Lawrence J. 2009. Principle of Managerial Finance. Boston: Pearson Addison Weasley.
Ghozali, Imam. 2012. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro.
Harahap, Sofyan Syafri. 2009. “Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan”. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Husnan, Suad. 2002. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi ketiga. Yogyakarta: AMP YKPN.
I Made, Sudana. (2011). Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktek. Jakarta : Erlangga.
Irawati, Susan. 2006. Manajemen Keuangan. Bandung: Pustaka.
Kasmir. (2008). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Kasmir. (2012). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Kasmir. (2013). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
K. R. Subramanyam., & John J. Wild. (2011). Analisis Laporan Keuangan (Edisi 10, Buku 2). Jakarta: Salemba Empat.
Lalu Candra Karami. 2013. “The Influence Of Leverage And Liquidity On Dividend Policy (Empirical Study on Listed Companies in Indonesia Stock Exchange of LQ45 in 2008-2010)”. Jurnal Ekonomi.
Lisa, M. dan Clara Danica. 2009.” Analisis Cash Position, Debt to Equity Ratio, dan Return On Assets terhadap Dividen Payout Ratio”. Jurnal Manajemen Bisnis, Vol.2 No.1 Januari 2009. Universitas Sumatra Utara, Medan.
Lukas Setia Atmaja. (2008). Teori dan Praktik Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Andi Offset.
Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim. 2005, “Analisi Laporan Keuangan”,
Yogyakarta.
Mardiyanto, Handono. 2009. Intisari Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. Jakarta: Grasindo.
Moh. Nazir. 2009. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Munawir. 2001. Analisa Laporan Keuangan, Edisi keempat. Jogjakarta: Liberty Yogyakarta.
Nor Apandi. 2011.” Analisis Pengaruh Current Ratio, DER, Total Asset Turnover dan ROI terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Otomotif yang terdaftar di BEI periode 2009-2011”. Jurnal Akuntansi.
Nuringsih, Kartika. “Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Hutang, ROA dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia. Vol2, No.2, pp. 103-123, Juli- Desember 2005.
Prihadi, Toto. 2012. Analisis Laporan Keuangan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Ppm.
Riyanto, Bambang. 2009. Dasar-Dasar Pembelajaan Perusahaan. Edisi Keempat. Cetakan Kedelapan, Yogyakarta: BPFE
Rodoni, Ahmad dan Herni Ali. 2010. Manajemen Keuangan, Edisi Pertama. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D . Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (12th ed). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suliyanto. 2005. Analisis Data Dalam Aplikasi Pemasaran. Bogor: Ghalia Indonesia.
Sumiadji. 2011. Analisis Variabel Keuangan yang Mempengaruhi Kebijakan Deviden. Jurnal Dinamika Akuntansi. Volume 3 No.2 September 2011.
Supangat, Andi. (2007). Statistika: Dalam Kajian Deskriptif, Inferensi, Dan Nonparametik (Edisi 1, Cetakan 2). Jakarta: Predana Media Group.
Sutrisno. 2003. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Ekonisia, Yogyakarta
Sutrisno. 2009. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Ekonisia, Yogyakarta.
S.R.Soemarso. 2009. Akuntansi Suatu pengantar. Edisi Kelima. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi. Kanisius:Yogyakarta.
Uma Sekaran. 2006. Research Method of Businness. Jakarta: Salemba Empat.
Umar, Husein. 2011. Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis (Edisi2). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Wahdah, Rofiqah. 2011. Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Tingkat Pengembalian Investasi pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia. Journal Socioscienta Kopertis Wilayah XI Kalimantan, Vol.3 No.2, Juni 2011.
Warsono. 2003. Manajemen Keuangan Perusahaan, Jilid 1. Edisi 3. Malang: Bayumedia Publising.
iii
melimpahkan berkat dan kasih karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan laporan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Return On Asset dan
Current Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio Studi Kasus Pada
Perusahaan Manufaktur Sektor Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2008-2012”. Skripsi ini disajiakan untuk memenuhi
persyaratan dalam menempuh jenjang Strata Satu (S1) Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
Dalam penulisan skripsi ini, peneliti berusaha semaksimal mungkin untuk
memberikan uraian-uraian yang jelas dengan pengetahuan dan kemampuan yang
ada pada diri peneliti agar dapat dimengerti oleh pembaca. Peneliti menyadari
betul bahwa penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan dan
kesalahan yang jauh dari sempurna. Untuk itu peneliti akan selalu menerima
dengan tangan terbuka dan hati yang lapang untuk segala masukan yang ditujukan
untuk penyempurnaan skripsi ini.
Selama proses penulisan skripsi ini, peneliti banyak mendapatkan bantuan
iv
tidak langsung yang telah memberikan bantuannya kepada peneliti, yaitu kepada:
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto Selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia.
2. Prof. Dr. Dwi Kartika, SE., Spec. Lic, Selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia.
3. Dr. Surtikanti, SE., M.Si., Ak selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia dan selaku Dosen Wali
Kelas Ak1.
4. Ibu Wati Aris Astuti, SE., M.Si Selaku Sekretaris Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
5. Bapak Inta Budi Setyanusa, SE., M.Ak selaku Dosen pembimbing yang
penuh keikhlasan berkenan memberikan bimbingan, membina dan
mengarahkan penulis sehingga laporan Skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Seluruh Dosen Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan seluruh
pimpinan dan staff Universitas Komputer Indonesia.
7. Kepada kedua Orang Tua tercinta dan adiku Immanuel yang dengan tulus
v
terimakasih atas bantuan, saran, serta memberikan semangat dalam
penelitian ini.
9. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu terima kasih atas
semua bantuan dan motivasinya.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bisa sangat berguna dan
bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Semoga segala jenis bantuan yang telah
diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Esa, Amin.
Bandung, Agustus 2014
11 2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Return On Asset
2.1.1.1 Pengertian Return On Asset
ROA merupakan arti sangat penting sebagai salah satu teknik analisis
keuangan yang bersifat menyeluruh. Seperti yang diungkapkan oleh Gitman
(2009: 68) yang menyatakan bahwa “Return On Asset merupakan ukuan
efektifitas suatu manajemen secara keseluruhan dalam mengahsilkan laba dengan
menggunakan asset yang tersedia, juga disebut return on investment.”
Menurut Eduardus Tandelilin (2010: 372) menyatakan bahwa:
“Return On Asset menggambarkan sejauh mana kemampuan asset-asset
yang dimiliki peusahaan bisa menghasilkan laba.”
Menurut Sutrisno (2009: 222), Return On Asset juga sering disebut
sebagai rentabilitas ekonomis yang merupakan ukuran kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki perusahaan.
Sedangka menurut Kasmir (2012: 202) menyatakan bahwa:
“ROA di gunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan didalam
menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang
Jadi dapat diartikan bahwa, Return On Asset adalah suatu alat pengukuran
yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam menghasilkan
laba berdasarkan penggunaan aktiva perusahaan.
Rasio untuk mengitung Return On Asset menurut Brigham Houston (2010: 148)
adalah:
Sedangkan menurut Eduardus Tandelilin (2010:386) adalah sebagai berikut:
Menurut soemarso (2009: 234), laba bersih adalah selisih lebih semua
penapatan dan keuntungan terhadap semua beban dan kerugian, jumlah ini
merupakan kenaikan bersih terhadap modal. Sehingga laba setelah pajak adalah
laba setelah dikurangi berbagai pajak. Laba dipindahkan kedalam perkiraan laba
ditahan.
2.1.1.2 Keunggulan Return On Asset (ROA)
Menurut Munawir (2001: 91-92) keunggulan Return On Assets adalah
sebagai berikut:
1. Dapat diperbandingkan dengan rasio industri sehingga dapat diketahui
posisi perusahaan terhadap industri. Hal ini merupakan salah satu langkah
dalam perencanaan strategi. ROA = � � �� � �
� �
ROA = � � �� � �
2. Selain berguna untuk kepentingan kontrol, analisis Return On Asset (ROA)
juga berguna untuk kepentingan perencanaan.
3. Jika perusahaan telah menjalankan praktik akuntansi dengan baik maka
dengan analisis Return On Asset (ROA) dapat diukur efisiensi penggunaan
modal yang menyeluruh, yang sensitif terhadap setiap hal yang
mempengaruhi keadaan keuangan perusahaan.
Menurut Munawir (2007: 91) Kelebihan analisis rasio ROA yaitu :
a. Sifatnya yang menyeluruh.
b. Dengan analisis ROA dapat dibandingkan efisiensi penggunaan modal
pada perusahaan yang satu dengan perusahaan lain yang sejenis.
c. Analisis ROA dapat digunakan untuk mengukur efisiensi tindakan yang
dilakukan oleh divisi/bagian.
d. Analisis ROA juga dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas dari
masing-masing produk yang dihasilkan perusahaan.
e. ROA berguna untuk keperluan kontrol, juga berguna untuk keperluan
perencanaan.
2.1.1.3Kelemahan Return On Asset (ROA)
Menurut Munawir (2001: 94) kelemahan yang terdapat pada Return On
Asset (ROA) yaitu :
1. Return On Asset (ROA) sebagai pengukur divisi sangat dipengaruhi oleh
metode depresiasi aktiva tetap.
2. Return On Asset (ROA) mengandung distorsi yang cukup besar terutama
akibat dan penyesuaian (kenaikan) harga jual, sementara itu beberapa
komponen biaya masih dinilai dengan harga distorsi.
Menurut Munawir (2007: 91) Kelemahan analisis Rasio ROA yaitu:
a. Sukar dalam membandingkan rate of return suatu perusahaan dengan
perusahaan lain yang sejenis.
b. Fluktuasi nilai dari uang (daya beli).
c. Dengan menggunakan analisa rate of return atau ROA saja tidak akan
dapat digunakan untuk mengadakan perbandingan antara dua perusahaan
atau lebih dengan mendapatkan kesimpulan yang memuaskan.
2.1.2 Current Ratio
2.1.2.1 Pengertian Current Ratio
Menurut sutrisno (2009: 216) pengertian Current Ratio adalah sebagai
berikut:
“Current Ratio adalah rasio yang membandingkan antara aktiva yang dimiliki perusahaan dengan hutang jangka pendek. Aktiva disini meliputi kas, piutang dagang, efek, persediaan, dan aktiva lancar lainnya. Sedangkan hutang jangka panjang meliputi hutang dagang, hutang wesel, dan hutang bank.”
Sedangkan menurut Brigham Houston (2011), menjelakan bahwa:
“Current Ratio merupakan salah satu rasio yang paling umum digunakan
untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi
Menurut Arief sugiono (2009: 68) menyatakan bahwa:
“Current ratio digunakan untuk mengetahui seberapa jauh aktiva lancar
perusahaan digunakan untuk melunasi hutang yang akan dibayar atau jatuh
tempo.”
Menurut Kasmir (2008:135), dari hasil pengukuran rasio, apabila rasio
lancar rendah, dapat dikatakan bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar
utang. Namun apabila hasil pengukuran rasio tinggi, belum tentu kondisi
perusahaan sedang baik. Hal ini dapat saja terjadi karena kas tidak digunakan
sebaik mungkin.
Jadi dapat diartikan bahwa Current Ratio adalah rasio dari likuiditas yang
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban
jangka pendeknya.
Rasio untuk mencari rasio lancar (Cuurent ratio) adalah sebagai berikut:
Sumber: Kasmir (2012:135)
Dari rumus diatas dapat dijelaskan menurut Kasmir (2012:135) sebagai berikut:
1. Aktiva Lancar
Aktiva lancar merupakan harta perusahaan yang dapat dijadikan uang
dalam waktu singkat (maksimal satu tahun). Komponen aktiva lancar
meliputi kas, bank, surat-surat berharga, piutang, persediaan, biaya dibayar
di muka, pendapatan yang masih harus diterima, pinjaman yang diberikan,
dan aktiva lancar lainnya.
2. Utang Lancar
Utang lancar merupakan kewajiban perusahaan jangka pendek (maksimal
satu tahun). Artinya, utang ini segera harus dilunasi dalam waktu paling
lama satu tahun. Komponen utang lancar terdiri dari utang dagang, utang
bank satu tahun, utang wesel, utang gaji, utang pajak, utang dividen, biaya
diterima di muka, utang jangka panjang yang sudah hampir jatuh tempo,
serta utang jangka pendek lainnya.
Dari hasil pengukuran rasio, apabila rasio lancar rendah, dapat dikatakan
bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar utang. Namun, apabila hasil
pengukuran rasio tinggi, belum tentu kondisi perusahaan baik. Hal ini dapat saja
terjadi karena kas tidak digunakan sebaik mungkin.
2.1.2.2 Keunggulan Current Ratio
Menurut Subramanyam dan John J.Wild dalam Irham Fahmi (2011: 121)
rasio lancar (current ratio) adalah ukuran yang umum digunakan secara luas
sebagai ukuran likuiditas yang mencakup kemampuannya untuk mengukur:
a. Kemampuan memenuhi kewajiban lancar. Semakin tinggi jumlah aset
lancar terhadap kewajiban lancar, maka makin besar keyakinan bahwa
kewajiban lancar tersebut akan dibayar.
b. Penyangga kerugian, rasio lancar menunjukan tingkat keamanan yang
tersedia untuk menutup penurunan nilai aset lancar non kas pada saat
aset tersebut dilepas.
c. Cadangan dana lancar, rasio lancar merupakan ukuran tingkat
Meskipun menggunakan hutang jangka pendek lebih berisiko daripada
menggunakan hutang jangka panjang, hutang jangka pendek memberikan
beberapa keuntungan. Pro dan kontra penggunaan hutang jangka pendek menurut
Lukas (2008:371-372) adalah sebagai berikut :
1. Kecepatan, Lebih cepat untuk memperoleh kredit jangka pendek daripada
kredit jangka panjang. Kreditor akan melakukan analisis yang lebih
mendalam untuk kredit berjangka panjang karena dana akan terikat dalam
waktu yang lama. Jika perusahaan membutuhkan dana segera, ia lebih
suka memilih hutang jangka pendek.
2. Fleksibilitas, Untuk mendanai aktiva lancar temporer atau musiman,
perusahaan cenderung kurang menyukai hutang jangka panjang.
Alasannya :
a) Flotation cost (biaya untuk memperoleh hutang) untuk hutang jangka
panjang biasanya lebih besar dari flotation cost untuk hutang jangka
pendek.
b) Meskipun hutang jangka panjang dapat dibayar sebelum waktunya,
untuk melakukan ini diperlukan biaya.
c) Hutang jangka panjang biasanya disertai dengan “covenant” atau
aturan-aturan dari kreditur yang dapat menghambat efisiensi
pengambilan keputusan manajemen.
3. Biaya hutang, pada umumnya hutang jangka panjang lebih mahal
biayanya (suku bunganya lebih tinggi) daripada hutang jangka pendek.
hubungan antara yield to maturity dengan usia antara obligasi) yang naik.
Hutang jangka panjang lebih mahal karena perkiraan bahwa tingkat
inflasi.
2.1.3 Kebijakan Dividen
2.1.3.1Pengertian Kebijakan Dividen
Salah satu kebijakan yang harus diambil oleh manajemen adalah
memutuskan apakah laba yang diperoleh perusahaan selama satu periode akan
dibagi semua atau dibagi sebagian untuk dividen dan sebagian lagi tidak dibagi
dalam bentuk laba ditahan. Apabila perusahaan memutuskan untuk membagikan
laba yang diperoleh berarti akan mengurangi jumlah laba yang ditahan yang
akhirnya juga mengurangi sumber dana intern yang akan digunakan untuk
mengembangkan perushaan. Sedang apabila perusahaan tidak membagikan
labanya sebagai deviden akan bisa memperbesar sumber dana intern perusahaan
dan akan meningkatkan kemampuan perusahaan untuk mengembangkan
perusahaan.(Sutrisno, 2000:303)
Menurut Bambang Riyanto (2001: 265) menyatakan bahwa:
“Kebijakan Dividen adalah kebijakan yang bersangkutan dengan penentuan pembagian pendapatan (earning) antara penggunaan pendapatan untuk dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai dividen atau untuk digunakan dalam perusahaan, yang berarti pendapatan tersebut harus ditanam di dalam perusahaan”.
Kebijakan Dividen menurut Handono Mardiyanto (2009:4) adalah :
perbandingan laba yang dibayarkan sebagai dividen terhadap laba bersih (dividend payout)”.
Menurut Suad Husnan (2002: 333) menyatakan bahwa:
“Kebijakan dividen menyangkut tentang masalah penggunaan laba yang
menjadi hak dari para pemegang saham, yang paa dasarnya laba tersebut
dapat dibagikan sebagai dividen atau ditahan untuk diinvestasikan
kembali.”
Jadi dapat diartikan bahwa kebijakan dividen merupakan kebijakan yang
digunakan untuk pembagian laba kepada pemegang saham.
Menurut Warsono (2003 : 275), indikator untuk mengukur kebijakan dividen yang
secara luas digunakan ada dua macam, yaitu:
1. Hasil Dividen (Dividend Yield)
Dividend Yield adalah suatu rasio yang menghubungkan dividen yang
dibayar
dengan harga saham biasa. Dividend Yield menyediakan suatu ukuran
komponen pengembalian total yang dihasilkan dividen, dengan
menambahkan apresiasi harga yang ada. Beberapa investor menggunakan
dividend yield sebagai suatu ukuran risiko dan sebagai suatu penyaring
investasi, yaitu mereka akan berusaha menginvestasikan dananya dalam
saham yang menghasilkan dividend yield yang tinggi.
2. Rasio Pembayaran Dividen (Dividend Payout Ratio/DPR)
Dividend Payout Ratio merupakan rasio hasil perbandingan antara dividen
dengan laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa. DPR
periode yang akan datang, sedangkan kebanyakan analis mengestimasikan
pertumbuhan dengan menggunakan laba ditahan lebih baik daripada
dividen.
Adapun pada penelitian ini menggunakan rasio pembayaran dividen (DPR).
2.1.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Kebijakan Dividen
Menurut Rodoni dan Ali (2010:123) faktor-faktor yang mempengaruhi
pembayaran dividen suatu perusahaan adalah sebagai berikut:
1) Posisi Likuiditas
Posisi Likuiditas apabila laba yang ditahan diinvestasikan dalam bentuk
aktiva tetap, seperti peralatan, persediaan dan lain-lain, maka hal tersebut
dapat menunjukan posisi likuiditas perusahaan yang rendah dan terdapat
kemungkinan perusahaan tidak mampu lagi membayarkan devidennya.
2) Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjualan, total aset maupun modal sendiri. Dengan
demikian bagi investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan
analisis profitabilitas ini misalnya bagi pemegang saham akan melihat
keuntungan yang benar-benar akan diterima dalam bentuk deviden. Faktor
profitabilitas juga berpengaruh terhadap kebijakan deviden karena deviden
adalah laba bersih yang diperoleh perusahaan. Oleh karena itu deviden
akan dibagikan apabila perusahaan memperoleh keuntungan. Keuntungan
perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban tetapnya yaitu bunga dan
pajak.
3) Leverage
faktor ini mencerminkan perusahaan dalam memenuhi seluruh
kewajibannya yang ditunjukan oleh beberapa bagian modal sendiri yang
digunakan untuk membayar hutang. Semakin besar rasio ini menunjukan
semakin besar kewajibannya. Dan semakin rendah rasio ini akan
menunjukan semakin tingginya kemampuan perusahaan memenuhi
kewajibannya.
2.1.3.3 Dividend Payout Ratio
Menurut Garrison, Noren dan Brewer (2007:595) pengertian Dividend
Payout Ratio sebagai berikut:
“Rasio pembayaran dividen (Dividend Payout Ratio) yaitu mengukur bagian laba sekarang yang dibagikan sebagai dividen. Rasio ini dihitung dengan menghubungkan dividen perlembar saham dengan laba per saham untuk saham biasa.
Sedangkan menurut Bambang Riyanto (2008:623) menyatakan bahwa:
“Dividend Payout Ratio adalah persentase dari pendapatan yang
dibayarkan kepada pemegang saham sebagai cash dividen.”
Pengertian rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) menurut
Budi Rahardjo (2009: 91) menyatakan bahwa:
“Rasio Pembayaran dividen adalah persentase laba yang dibayarkan dalam
bentuk dividen, atau rasio antara laba yang dibayarkan dalam bentuk
Selain itu menurut Warner R.Murhadi (2013:65) menyatakan bahwa:
“Dividend Payout ratio merupakan rasio yang menggambarkan besarnya
proporsi dividen yang dibagikan terhadap pendapatan bersih perusahaan.”
Jadi dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa Dividend Payout Ratio
merupakan rasio yang digunakan ntuk mengukur persentase dari laba perusahaan
yang akan diberikan kepada pemegang saham.
Menurut Warner R.Muhardi (2013: 65) Dividend Payout Ratio dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Dari rumus diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Dividen Per Share
Menurut Toto Prihadi (2012:265) pengertian Dividen Per Share adalah:
“Dividen yang dibagi yang menunjukan penerimaan kas bagi
pemegang saham.”
Menurut Warren et all (2005:320) yang diterjemahkan oleh Aria Farahmita
mendefinisikan bahwa:
“Dividen Per Share dapat dilaporkan sebagai laba per saham untuk menyatakan hubungan antara dividen dan laba. Perbandingan kedua jumlah per saham tersebut menunjukkan besarnya laba yang ditahan oleh perusahaan untuk digunakan dalam operasi”.
Pengertian dividen per lembar saham (DPS) menurut Susan Irawati
(2006:64) menyatakan bahwa :
Dividend Payout Ratio= � � � �
“Dividen per lembar saham (DPS) adalah besarnya pembagian dividen
yang akan dibagikan kepada pemegang saham setelah dibandingkan
dengan rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar”.
Besarnya dividen per lembar saham dapat dicari dengan rumus :
Sumber: Susan Irawati (2006:64)
2. Earning Per Share
Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2012: 154), Earning Per Share
merupakan:
“Rasio yang menunjukkan bagian laba untuk setiap saham. EPS menggambarkan profitabilitas perusahaan yang tergambar pada setiap lembar saham. Makin tinggi nilai EPS tentu saja menggembirakan pemegang saham karena makin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham dan kemungkinan peningkatan jumlah dividen yang diterima pemegang saham.”
Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2012: 154) EPS dihitung dengan rumus
berikut:
2.1.3.4 Faktor Yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio
Menurut Agus Sartono, (2001 : 292-294) Faktor-faktor yang
mempengaruhi Dividend Payout Ratio adalah :
1. Kebutuhan dana perusahaan,
2. Likuditas,
Earning Per Share = � � ℎ
� ℎ ℎ
DPS = ���� � � � ��
3. Kemampuan meminjam,
4. Keadaan pemegang saham,
5. Stabilitas dividen
Penjelasan Faktor-faktor yang mempengaruhi Dividend Payout Ratio
adalah sebagai berikut:
1. Kebutuhan dana perusahaan
Dalam kenyataannya merupakan faktor yang harus dipertimbangkan dalam
menentukan kebijakan dividen yang akan diambil. Aliran kas perusahaan
yang diharapkan, pengeluaran modal di masa datang yang diharapkan,
kebutuhan tambahan piutang dan persediaan, pola (skedul) pengurangan
utang dan masih banyak faktor lain yang mempengaruhi posisi kas harus
di pertimbangkan dalam analisis kebijakan dividen.
2. Likuditas perusahan
Merupakan pertimbangan utama dalam banyak kebijakan dividen. karena
dividen bagi perusahan merupakan kas keluar, maka semakin besar posisi
kas dan likuditas perusahan secara keseluruhan akan semakin besar
kemampuan perusahan untuk membayar dividen.
3. Kemampuan meminjam
Posisi likuiditas perusahan dapat diatasi dengan kemampuan perusahaan
untuk meminjam dalam jangka pendek. Kemampuan meminjam dalam
jangka pendek tersebut akan meningkatkan fleksibilitas perusahaan. selain
itu fleksibilitas perusahan juga dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan
yang semakin besar dan sesudah establish akan memiliki akses yang baik
di pasar modal.
4. Keadaan pemegang saham,
Jika perusahaan itu kepemilikan sahamnya relatif tertutup, manajemen
biasanya mengetahui dividen yang diharapkan oleh pemegang saham dan
dapat bertindak dengan tepat. Jika hampir semuah pemegang saham
berada dalam golongan high tax dan lebih suka memperoleh capital gain,
maka perusahaan dapat mempertahankan Dividend Payout Ratio yang
rendah.
5. Stabilitas dividen
Bagi para investor faktor stabilitas dividen akan lebih menarik dari pada
Dividend Payout Ratio yang tinggi. Stabilitas di sini dalam arti tetap
memperhatikan tingkat pertumbuhan perusahaan, yang ditunjukan oleh
koefisien arah yang positif.
Sedangkan menurut Bambang Riyanto (2008:267) faktor-faktor yang
mempengaruhi kebijakan dividen (Dividend Payout Ratio) adalah :
1. Posisi Likuiditas Perusahaan
Posisi kas atau likuiditas dari suatu perusahaan merupakan faktor yang
pentingyang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk
menetapkan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada para
pemegang saham. Oleh karena dividen merupakan cash outflow , maka
makin kuatnya posisi likuiditas perusahaan, berarti makin besar
2. Kebutuhan Dana untuk Membayar Utang
Apabila suatu perusahaan akan memperoleh utang baru atau menjual
obligasi baru untuk membiayai perluasan perusahaan, sebelumnya harus
sudah direncanakan bagaimana caranya untuk membayar kembali utang
tersebut. Utang dapat dilunasi pada hari jatuh temponya dengan mengganti
utang tersebut dengan utang baru. Atau alternatif lain adalah perusahaan
harus menyediakan dana sendiri yang berasal dari keuntungan untuk
melunasi utang tersebut. Apabila perusahaan menetapkan bahwa
pelunasan utangnya akan diambil dari laba ditahan, berarti perusahaan
harus menahan sebagian besar dari pendapatannya untuk keperluan
tersebut, yang ini berarti bahwa hanya sebagian kecil saja dari pendapatan
atau earning yang dapat dibayarkan sebagai dividen. Dengan kata lain
perusahaan harus menetapkan dividend payout ratio yang rendah.
3. Tingkat Pertumbuhan Perusahaan
Makin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, makin besar
kebutuhan akan dana untuk membiayai perusahaan tersebut. Makin besar
kebutuhan dana untuk waktu mendatang untuk membiayai
pertumbuhannya, perusahaan tersebut biasanya lebih senang untuk
menahan earning nya daripada dibayarkan sebagai dividen kepada para
pemegang saham dengan mengingat batasan-batasan biayanya. Dengan
demikian dapatlah dikatakan bahwa makin cepat tingkat pertumbuhan
perusahaan makin besar dana uang dibutuhkan, makin besar kesempatan
ditahan dalam perusahaan, ini berarti makin rendah dividend payout ratio
nya.
4. Pengawasan terhadap Perusahaan
Variabel penting lainnya adalah control atau pengawasan terhadap
perusahaan. Ada perusahaan yang mempunyai kebijakan hanya membiayai
ekspansinya dengan dana yang berasal dari sumber intern saja. Kebijakan
tersebut dijalankan atas dasar pertimbangan bahwa jika ekspansi dibiayai
oleh dana yang berasal dari hasil penjualan saham baru akan melemahkan
control dari kelompok dominan di dalam perusahaan. Demikian pula jika
membiayai ekspansi dengan utang akan memperbesar risiko finansialnya.
Mempercayakan pada pembelanjaan intern dalam rangka usaha
mempertahankan control terhadap perusahaan, berarti mengurangi
dividend payout ratio nya.
2.1.4 Penelitian Terdahulu
Berikut ini penulis menjabarkan beberapa peneliti terdahulu yang
digunakan sebagai acuan oleh penulis:
Table 2.1 Peneliti Terdahulu
No Nama (Tahun) Judul Penelitian Hasil Penelitian
Marpaung dan
The result of t test partially indicates that leverage influences negatively and significantly
towards dependent variable, which is dividend payout ratio. Liquidity giives positive and significant
Stocks that pay dividends satisfy investors’ need for liquidity. This is even more important for stocks that arethinly traded, for which
investors may either have to wait a long time for a buyer and/or take a potentially lowerprice. In the event that a stock is illiquid, a dividend provides an income stream that otherwise may be out ofreach. For a liquid stock, on the other hand, an investor can create artificial dividends by selling a portion of the stock quickly, with fewer
international level has been examined. The international question is a valid one because liquidity is low compared with that of the U.S., especially in emerging markets. Ratio dan Asset Turnover (ATO) mempunai pengaruh yang Ratio, DER, TATO dan ROI berpengaruh signifikan terhadap
Hasil Penelitian ini adalah secara simultan variabel ROA, CR, DER, EPS dan TATO
berpengaruh signifikan terhadap DPR.
Secara parsial CR, EPS, TATO mempengaruhi DPR. Sedangkan ROA dan DER tidak.
2.2 Kerangka Pemikiran
` Kerangka pemikiran merupakan suatu model konseptual tentang
bagaimana teori yang berhubungan dengan berbagai faktor yang telah
Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrument
keuangan jangka panjang dalam bentuk ekuitas dan hutang yang jatuh tempo dari
lebih satu tahun. Dalam aktivitas dipasar modal, para investor memiliki harapan
dari investasi yang ditanamnya, yaitu berupa capital gain dan dividen. Keputusan
untuk menentukan berapa banyak dividen yang harus dibagikan kepada para
pemegang saham disebut dengan kebijakan dividen (dividend policy) (Eduardus,
2010:61).
Subramanyam menjelaskan bahwa rasio paling bermanfaat bila orientasi
kedepan, oleh karena itu penganalisa harus mampu untuk menyesuaikan
faktor-faktor yang ada pada periode atau waktu ini dengan faktor-faktor-faktor-faktor dimasa yang
akan datang yang mungkin akan mempengaruhi posisi keuangan atau hasil operasi
perusahaan yang bersangkutan (Subramanyam dan jhon, 2011:42).
Untuk menghitung rasio dibutuhkan laporan keuangan, menurut Harahap
(2009: 105) menyatakan bahwa laporan keuangan menggambarkan kondisi
keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu
tertentu. Selanjutnya menurut harahap, laporan keuangan yang lazim dikenal
meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas,
laporan posisi keuangan.
Menurut Mardiyanto (2009: 196) ROA adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang berasal dari
aktivitas investasi. Menurut Lukas setia Atmaja (2008: 292) mengatakan bahwa
keterkaitan antara Return On Asset terhadap Dividend Payout Ratio yaitu jika laba
besar tanpa takut harus menurunkan dividen jika laba perusahaan berfluktuasi,
dividen sebaiknya kecil agar kestabilan terjaga .
Likuiditas mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendek yang harus segera dipenuhi, selanjutnya berkaitan
dengan masalah likuiditas ini perusahaan dikatakan mampu memenuhi kewajiban
keuangan tepat pada waktunya berarti perusahaan dalam keadaan liquid dan
sebaliknya apabila perusahaan tidak segera memenuhi kewajiban keuangannya
pada saat ditagih berarti perusahaan tersebut dalam keadaan inliquid .
“Rasio lancar atau (current ratio) merupakan rasio untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang
yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan (Kasmir,
2013:134).” Selanjutnya menurut kasmir jika perusahaan dalam keadaan liquid
berarti bukan hanya kewajiban jangka pendeknya saja yang terpenuhi tetapi
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
2.2.1 Keterkaitan Return On Assets dengan Dividend Payout Ratio
Menurut Agus Sartono (2001: 122) menyatakan bahwa:
“Semakin tinggi Return On Assets maka pembayaran dividen semakin
besar.”
Berdasaran teori yang dikemukakan oleh Sutrisno ( 2009: 69) yaitu :
“Semakin tinggi Return On Asset yang dimiliki perusahaan maka semakin efisien penggunaan aktiva perusahaan untuk memperbesar laba. Laba yang besar akan menarik investor, karena perusahaan tersebut memiliki tingkat pengembalian dividend (Dividend payout ratio) yang semakin tinggi.”
Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di BEI
Laporan keuangan
Current Ratio Laba Bersih Setelah Pajak Total asset Aktiva Lancar
Return On Asset
Utang Lancar
Dividend Payout Ratio
Hipotesis
1. Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio (DPR)
2. Current Ratio (CR) berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio (DPR)
3. Return On Asset (ROA) dan Current Ratio (CR)
berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio (DPR)
Hasil penelitian Lisa dan Clara (2009) juga menunjukan bahwa Return On
Asset berpengaruh positif terhadap Dividend Payout Ratio.
2.2.1 Keterkaitan Current Ratio dengan Dividend Payout Ratio
Menurut Suad Husnan dan Enny (2004: 71) :
“Current Ratio merupakan rasio likuiditas yang mengukur seberapa
jauh aktiva lancar perusahaan bisa dpakai untuk memenuhi
kewajiban lancarnya. Semakin tinggi Current Ratio maka semakin
tinggi Dividend payout ratio.
Adapun menurut Rodoni dan Ali (2010:123) yang mengatakan bahwa:
“Salah satu faktor yang mempengaruhi pembayaran dividen
(Dividend Payout Ratio) adalah Likuiditas (Current Ratio). Semakin
tinggi Current ratio maka semakin tinggi juga Dividend payout ratio.
Sedangkan menurut Riyanto (2001:202) :
“Likuiditas merupakan pertimbangan kebijakan dividen. Karena dividen merupakan kas keluar bagi perusahaan, maka semakin besar posisi kas dan likuiditas (Current ratio) perusahaan secara keseluruhan akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen (Dividend Payout Ratio).
Dari uraian diatas dapat digambarkan paradigma penelitian sebagai
Elyzabet dan Bram (2009)
Menurut Sugiyono (2012: 64) menjelaskan adalah hipotesis penelitian
adalah:
“Jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dinyatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang releven, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.”
Hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan
masalah penelitian, belum jawaban yang empiris. Berdasarkan uraian dan hasil
temuan penelitian terdahulu, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut:
Hipotesis 1: Return On Assets berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio.
Hipotesis 2: Current Ratio berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio.
35 3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi objek
penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan
hal-hal lain jika dianggap perlu.
Menurut Sugiyono (2011:38) mendefinisikan objek penelitian adalah
sebagai berikut:
“Objek penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk di pelajaridan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Berdasarkan definisi di atas, objek dalam penelitian ini adalah Return on
Assets (ROA), Current Ratio (CR) dan Dividend Payout Ratio (DPR) pada
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3.2 Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2010: 2) pengertian dari metode penelitian adalah
sebagai berikut:
“Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.
Sedangkan menurut sujoko, stevanus, dan yuliawati (2007:7) dalam
“Metode penelitian adalah bagian dari metodologi yang secara khusus
mendeskripsikan tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data.”
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Dengan menggunakan metode
penelitian akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti
sehingga kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang
diteliti.
Definisi Metode Analisis Deskriptif menurut Sugiyono (2009:35) adalah
sebagai berikut:
“Metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri) tanpa membuat perbandingan dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain”.
Menurut Prof. Dr. Sugioyono (2009:13) pengertian metode kuantitatif
adalah:
“Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisi data bersifat kuantitatif/ statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.”
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif analisis
dengan pendekatan kuantitatif merupakan metode yang bertujuan menggambarkan
secara sistematis dan faktual tentang fakta-fakta serta hubungan antar variabel
yang diselidiki dengan cara mengumpulkan data, mengolah, menganalisis, dan
Sedangkan Metode Verifikatif menurut Sugiyono (2009:13) adalah
sebagai berikut:
“Metode verifikatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.
Penulis menggunakan metode tersebut, karena penelitian ini ditujukan
untuk menggambarkan dengan jelas bagaimana pengaruh Return on Assets (ROA)
dan Current Ratio(CR) terhadap Dividend Payout Ratio(DPR) pada perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data yang dibutuhkan adalah data yang
sesuai dengan masalah-masalah yang ada dan sesuai dengan tujuan penelitian,
sehingga dapat diketahui mengenai pengaruhnya dengan berdasarkan teori dan
pengujian hipotesis.
3.2.1 Desain Penelitian
Dalam melakukan suatu penelitian diperlukan perencanaan penelitian agar
penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik, sistematis serta efektif.
Menurut Moh. Nazir (2009:84) mendefinisikan desain penelitian sebagai
berikut:
“Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam
perencanaan dan pelaksanaan penelitian”.
Langkah-langkah desain penelitian menurut Umi Narimawati,dkk.(2010:30)
adalah sebagai berikut:
1) Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian,
selanjutnya menetapkan judul penelitian.
3) Menetapkan rumusan masalah.
4) Menetapkan tujuan penelitian.
5) Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori.
6) Menetapkan konsep variable sekaligus pengukuran variable penelitian yang
digunakan.
7) Menetapkan sumber data, teknik penentuan sample dan teknik pengumpulan
data.
8) Melakukan analisis data.
9) Melakukan pelaporan hasil penelitian.
Tabel 3.1
Perusahaan Publik Time Series
Perusahaan Publik Time Series
Sumber: Umi Narimawati (2010:31)
Dari tabel diatas maka peneliti menguraikan sebagai berikut:
1) Tujuan penelitian pertama adalah untuk mengetahui Return On Assets
(ROA), Current Ratio (CR) dan Dividend Payout Ratio (DPR) dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul, melalaui
2) Tujuan penelitian kedua adalah untuk menganalisis besarnya pengaruh
Return On Assets (ROA), Current Ratio (CR) dan Dividend Payout Ratio
(DPR) secara parsial, melalui unit analisis yaitu perusahaan otomotif yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3) Tujuan penelitian ketiga adalah untuk menganalisis besarnya pengaruh
Return On Assets (ROA), Current Ratio (CR) dan Dividend Payout Ratio
(DPR) secara simultan, melalui unit analisis yaitu perusahaan otomotif yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3.3 Operasionalisasi Variabel
Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator,
serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga
pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar sesuai
dengan judul penelitian.
Variabel itu sendiri dalam konteks penelitian menurut Sugiyono (2010:38)
sebagai berikut:
“Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.”
Berdasarkan judul usulan penelitian yang telah dikemukakan diatas yaitu
pengaruh Return On Assets (ROA) dan Current Ratio (CR) terhadap Dividend
Payout Ratio (DPR), maka variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini
1) Variabel Bebas / Independent (Variabel X1 dan X2)
Definisi Variabel Bebas menurut Sugiyono(2010: 33) adalah sebagai
berikut:
“Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependen)”.
Variabel bebas merupakan variabel stimulus atau variabel yang dapat
mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas merupakan variabel yang diukur,
dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan
suatu gejala yang diobservasi. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Return
On Assets (ROA) (X1) dan Current Ratio (CR) (X2).
2) Variabel Terikat/Dependent (Variabel Y)
Definisi Variabel Terikat menurut Sugiyono(2010:39) adalah sebagai
berikut:
“Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas”.
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen atau variabel terikat
(Y) pada penelitian ini adalah “Dividend Payout Ratio(DPR)”. Skala yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Rasio, berikut ini penjelasan mengenai
rasio.
Moh. Nazir (2009:132) mendefinisikan ukuran rasio sebagai berikut:
“Ukuran rasio adalah ukuran yang mencakup semua ukuran yang
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa skala rasio adalah angka
nol yang mempunyai makna, sehingga angka nol dalam skala ini diperlukan
sebagai dasar dalam perhitungan dan pengukuran terhadap objek yang diteliti.
Maka dengan demikian, operasionalisasi variabel merupakan definisi yang
dinyatakan dengan cara menentukan pemikiran atau gagasan berupa kriteria
kriteria yang dapat diuji secara khusus bagi suatu penelitian menjadi
variabel-variabel yang dapat diukur.
Agar dapat dipahami serta untuk memperjelas dan mempertegas
variabel-variabel yang diteliti, maka maka operasionalisasi variabel-variabel penelitian dapat
disajikan dalam Tabel 3.2.
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Indikator Skala
Independent(X1):
Current Ratio= AktivaLancar Utang Lancar
Kasmir (2012: 133)
Rasio
Dependent(Y): “Dividend Payout ratio merupakan rasio yang
Dividend Payout Ratio=
���� ℎ
� � ℎ
Dividend Payout Ratio(DPR)
menggambarkan
besarnya proporsi dividen yang dibagikan terhadap pendapatan bersih perusahaan.”
R.Muhardi (2013: 65)
R.Muhardi (2013: 65)
3.4 Sumber dan Teknik Penentuan Data
3.4.1 Sumber Data
Jenis data yang digunakan peneliti pada penelitian ini mengenai pengaruh
Return On Assets (ROA) dan Current Ratio (CR) terhadap Dividend Payout Ratio
(DPR) pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah
data sekunder.
MenurutAndi Supangat (2010:2) mendefinisikan bahwa:
”Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung untuk mendapatkan informasi (keterangan) objek yang diteliti, biasanya data tersebut diperoleh dari tangan kedua baik dari objek secara individual (responden) maupun dari suatu badan (instansi) yang dengan sengaja melakukan pengumpulan data dari instansi-instansi atau badan lainnya untuk keperluan penelitian dari para pengguna”.
Penggunaan data sekunder karena data yang tidak langsung di dapat dari
perusahaan, tapi diperoleh dalam bentuk data yang telah dikumpulkan, diolah dan
dipublikasikan oleh pihak lain melalui Bursa Efek Indonesia.
3.4.2 Teknik Penentuan Data
Teknik Penentuan data terbagi menjadi dua bagian, yaitu populasi dan
sampel. Pengertian dari populasi dan sampel itu sendiri akan dijelaskan sebagai
1. Populasi
Sebelum menentukan penentuan data yang akan dijadikan sampel, terlebih
dahulu dikemukakan tentang populasi dan sampel. Definisi Populasi menurut
Sugiyono (2011:80) adalah sebagai berikut:
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan yang terdiri atas
laporan keuangan perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) di mulai dari tahun 2008 hingga tahun 2012 yaitu sebanyak 12 perusahaan
sehingga jumlah populasi atau N = 12 x 5 = 60
Tabel 3.3
Daftar Populasi Perusahaan Otomotif
No. Kode
Perusahaan
Nama Perusahaan
1 AUTO PT Astra OtopartsTbk. 2 ASII PT Astra Internasional Tbk. 3 GJTL PT. Gajah TunggalTbk. 4 GDYR PT. Goodyear Indonesia Tbk.
HEXA PT. Hexindo Adiperkasa Tbk.
5 BRAM PT. Indo Kordsa Tbk. 7 INDS PT. Indospring Tbk. 8 INTA PT. Intraco Penta Tbk.
9 LPIN PT. Multi Prima Sejahtera Tbk. 10 MASA PT. Multistrada Arah Sarana Tbk.
11 NIPS PT. Nipress Tbk.
13 PRAS PT. Prima Alloy Steel UniversalTbk. 14 SMSM PT. Selamat SempurnaTbk.
15 TURI PT. Tunas Ridean Tbk. 16 UNTR PT. United TractorS Tbk.
Sumber: www.idx.co.id
2. Sampel
Dengan meneliti secara sampel, diharapkan hasil yang telah diperoleh akan
memberikan kesimpulan gambaran sesuai dengan karakteristik populasi.
Menurut Sugiyono (2011:81) mendefinisikan sampelsebagai berikut:
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut”.
Penentuan jumlah sampel yang akan diolah dari jumlah populasi harus
dilakukan dengan teknik pengambilan sampling yang tepat. Adapun teknik
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purpossive
sampling.
Menurut Sugiyono (2011:85) mendefinisikan purpossive sampling sebagai
berikut:
“Purpossive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu”.
Sampel yang diambil penulis dalam penelitian ini adalah laporan keuangan
tahunan yang terdiri dari 6 perusahaan yang termasuk perusahaan otomotif yang
terdaftar di Bursa Efek tahun dari tahun 2008-2012 dengan pertimbangan sebagai
1) Data emiten berupa laporan keuangan perusahaan otomotif yang pada
tahun 2008 telah listing di Bursa Efek Indonesia.
2) Laporan Keuangan selama periode lima tahun adalah laporan keuangan
yang lengkap dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012.
3) Laporan Keuangan yang memuat informasi mengenai Return On Assets
(ROA) dan Current Ratio (CR) dan Dividend Payout Ratio (DPR)
perusahaan.
Berikut ini adalah daftar perusahaan yang termasuk perusahaan otomotif
yang terlisting di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008-2012 yang akan dijadikan
sampel dalam penelitian ini :
Tabel 3.4
Daftar Perusahaan Otomotif yang Dijadikan Sampel
No Kode Nama Emiten
1. AUTO PT Astra OtopartsTbk. 2. ASII PT Astra Internasional Tbk. 3. BRAM PT. Indo Kordsa Tbk.
4. GDYR PT. Goodyear Indonesia Tbk. 5. SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk. 6. INTA PT. Intraco Penta Tbk.
Sumber: www.idx.co.id
Dari table 3.4 di atas,sample yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak
30 laporan keuangan yang terdiri atas 6 perusahaan dari periode 2008-2012,
karena sudah dianggap respresentatif (mewakili) untuk dilakukan uji penelitian.
Menurut Uma Sekaran (2006: 32) memberikan acuan umum untuk menentukan
ukuran sampel, yaitu adalah sebagai berikut:
“Dalam penelitian mutivariate (termasuk analisis regresi berganda),
penelitian dan untuk ukuran sample minimum adalah 30 yang dipecah ke
dalam subsample adalah tepat untuk kebanyakan penelitian”.
Berdasarkan teori tersebut, jumlah sample minimal dalam penelitian ini
adalah 6 x 5 yaitu 30 buah sampel. Maka jumlah sampel yang digunakan adalah
laporan keuangan yang berupa laporan posisi keuangan, laporan laba rugi dan
catatan atas laporan keuangan 5 perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama 6 periode yaitu tahun 2008-2012.
3.5 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung
diperusahaan yang menjadi objek penelitian. Data yang diperoleh
merupakan data sekunder yang diperoleh dengan cara:
a. Observasi (Pengamatan Langsung)
Dengan cara melakukan pengamatan secara langsung ke bagian staf
perpustakaan yang ada di Bursa Efek Indonesia untuk memperoleh
data berupa laporan keuangan tahun 2008-2012 perusahaan
manufaktur sektor otomotif yang diperlukan.
b. Dokumen-dokumen
Pengumpulan data dengan cara mencatat data yang berhubungan
dengan masalah yang akan diteliti dari dokumen-dokumen yang
berhubungan dengan perusahaan. Berdasarkan penelitian ini
Asset, Current Ratio dan besarnya Dividend Payout Ratio yang
dimiliki perusahaan manufaktur sektor Otomotif yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia, serta informasi-informasi lain yang
diperlukan.
2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Pengumpulan data dilakukan dengan membaca literatur-literatur,
buku-buku mengenai teori permasalahan yang diteliti dan menggunakan media
internet sebagai media pendukung dalam penelusuran informasi tambahan
mengenai teori maupun data-data yang diperlukan dalam penelitian ini.
3.6 Metode Analisis dan Pengujian Data
3.6.1 Metode Analisis
Definisi Metoda Analisis menurut Umi Narimawati, dkk. (2010:41) adalah
sebagai berikut:
“Metode analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain”.
Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa metode penelitian
yang digunakan adalah metode deskriptif dan verifikatif. Oleh karena itu analisis
dalam penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitatif.
Definisi Metode Analisis Kuantitatif menurut Sugiyono (2010:8) adalah
sebagai berikut :
pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik. Penyajian analisis data dapat berupa tabel, tabel distribusi frekuensi, grafik garis, grafik batang, piechart (diagram lingkaran), dan pictogram. Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.
Adapun langkah-langkah analisis kuantitatif yang digunakan pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.6.2 Uji Asumsi Klasik
Pengujian mengenai ada tidaknya pelanggaran asumsi-asumsi klasik yang
merupakan dasar dalam model regresi linier berganda.Hal ini dilakukan sebelum
dilakukan pengujian terhadap hipotesis. Pengujian asumsi klasik meliputi:
3.6.2.1Uji Normalitas Data Residual
Menurut Husein Umar (2011:182) mendefinisikan uji normalitas sebagai
berikut:
“Uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah variabel dependen,
independen atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau
tidak”.
Model regresi yang baik hendaknya berdistribusi normal atau mendekati
normal. Mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak dapat diketahui
dengan menggambarkan penyebaran data melalui sebuah grafik.Jika data
menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya, model
regresi memenuhi asumsi normalitas.
Asumsi normalitas merupakan persyaratan yang sangat penting pada
pengujian kebermaknaan (signifikansi) koefisien regresi, apabila model regresi
karena statistik uji F dan uji t pada analisis regresi diturunkan dari distribusi
normal. Pada penelitian ini digunakan uji satu sampel Kolmogorov-Smirno untuk
menguji normalitas model regresi.
3.6.2.2Uji Multikolinearitas
Menurut Husein Umar (2011:177) mendefinisikan uji multikolinieritas
sebagai berikut:
“Multikolinieritas adalah untuk mengetahui apakah pada model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen”.
Sedangkan menurut Ghozal (2012: 105) menyatakan bahwa uji
multikonelitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas (independen).
Jika terjadi korelasi, terdapat masalah multikolinieritas yang harus diatasi.
Multikolinieritas berarti adanya hubungan yang kuat di antara beberapa atau
semua variabel bebas pada model regresi. Jika terdapat Multikolinieritas maka
koefisien regresi menjadi tidak tentu, tingkat kesalahannya menjadi sangat besar
dan biasanya ditandai dengan nilai koefisien determinasi yang sangat besar, tetapi
pada pengujian pearson koefisien regresi, tidak ada ataupun kalau ada sangat
sedikit sekali koefisien regresi yang signifikan. Pada penelitian ini digunakan nilai
variance inflation factors (VIF) sebagai indikator ada tidaknya multikolinieritas
diantara variabel bebas.
Sumber: Husein Umar (2011:179) VIF = 1
1 – R i 2
Dimana Ri2 adalah koefisien determinasi yang diperoleh dengan
meregresikan salah satu variabel bebas Xi terhadap variabel bebas lainnya. Jika
nilai VIF < 10 maka dalam data tidak terdapat Multikolinieritas (Gujarati, 2003:
362).
Menurut Husein Umar (2011:178) untuk mengatasi terjadinya
multikolinieritas, dapat diupayakan melalui hal-hal sebagai berikut:
1. Evaluasi apakah pengisian data telah berlangsung secara efektif atau
terdapat kecurangan dan kelemahan lain;
2. Jumlah data ditambah lagi;
3. Salah satu variabel independen dibuang karena data dari dua variabel
independen ternyata mirip atau digabungkan jika secara konsep relatif
sama; dan
4. Gunakan metode lanjut seperti regresi bayesian atau regresi tolerance.
3.6.2.3Uji Heteroskedastisitas
Menurut Husein Umar (2011:179) mendefinisikan uji heteroskedastisitas
sebagai berikut:
“Heteroskedastisitas adalah dilakukan untuk mengetahui apakah dalam
sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu
pengamatan ke pengamatan lain”.
Heteroskedastisitas merupakan indikasi varian antar residual tidak
homogen yang mengakibatkan nilai taksiran yang diperoleh tidak lagi efisien.
Untuk menguji apakah varian dari residual homogen digunakan uji rank
dari residual (error). Apabila ada koefisien korelasi yang signifikan pada tingkat
kekeliruan 5%, mengindikasikan adanya heteroskedastisitas.
Cara pengujian untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas
juga dapat dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai produksi variabel
terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu
pada grafik scatterplot.
3.6.2.4Uji Autokolerasi
Menurut Husein Umar (2011:182) mendefinisikan uji autokorelasi sebagai
berikut:
“Autokorelasi adalah dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah
model regresi linier terdapat hubungan yang kuat baik positif maupun
negatif antar data yang ada pada variabel-variabel penelitian”.
Menurut Ghozali (2012: 10) uji autokorelasi bertujuan menguji apakah
model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).
Untuk data cross section, akan diuji apakah terdapat hubungan yang kuat
di antara data pertama dan kedua, data kedua dengan ke tiga dan seterusnya. Jika
ya, telah terjadi autokorelasi. Hal ini akan menyebabkan informasi yang diberikan
menjadi menyesatkan. Oleh karena itu, perlu tindakan agar tidak terjadi
autokorelasi. Pada pengujian autokorelasi digunakan uji Durbin-Watson untuk
mengetahui ada tidaknya autokorelasi pada model regresi dan berikut nilai