PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN DISCOVERY -INQUIRY TERBIMBING PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI ENERGI BUNYI DAN SIFATNYA SISWA KELAS IV MI MUHAMMADIYAH SUDIMORO SEMESTER II
TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun oleh:
Nama : Ahmad Ridwan Widada NIM : 091134209
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN DISCOVERY -INQUIRY TERBIMBING PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI ENERGI BUNYI DAN SIFATNYA SISWA KELAS IV MI MUHAMMADIYAH SUDIMORO SEMESTER II
TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun oleh:
Nama : Ahmad Ridwan Widada NIM : 091134209
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
ii
iv
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk:
Ayah dan Ibuku tercinta
v
MOTTO
“ORANG
YANG
PALING
BERBAHAGIA,
TIDAK
SELALU
MEMILIKI
HAL
TERBAIK,
KITA
HARUS
BERUSAHA
MENJADIKAN
YANG
TERBAIK
DARI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 21 Juli 2011 Penulis
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Ahmad Ridwan Widada
Nomor Mahasiswa : 091134209
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul :
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN DISCOVERY -INQUIRY TERBIMBING PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI ENERGI BUNYI DAN SIFATNYA SISWA KELAS IV MI MUHAMMADIYAH SUDIMORO SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 21 Juli 2011 Yang menyatakan
viii ABSTRAK
Ridwan Widada, Ahmad. 2011. PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN DISCOVERY-INQUIRY TERBIMBING PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI ENERGI BUNYI DAN SIFATNYA SISWA KELAS IV MI MUHAMMADIYAH SUDIMORO SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Skripsi Yogyakarta: PGSD, FKIP, USD.
Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa pada materi energi bunyi dan sifatnya, (a) guru kurang sabar dalam menyampaikan konsep kepada siswa, (b) guru tidak menggunakan metode ataupun media, sehingga materi yang disampaikan tidak dapat diterima siswa dengan baik. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui apakah dengan penggunaan pendekatan Discovery-Inquiry terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa MI Muhammadiyah Sudimoro pada tahun ajaran 2010/2011.
Penelitian dilaksanakan di MI Muhammadiyah Sudimoro pada bulan Juni 2011. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas IV yang berjumlah 11 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan alat ukur tes tertulis, untuk mengetahui nilai ketuntasan siswa dalam dua siklus. Pada siklus I berjumlah 30 soal, berupa pilihan ganda 20 soal dan isian 10 soal. Pada siklus II berjumlah 20 soal, berupa pilihan ganda 15 soal dan isian 5 soal. Tes tertulis tersebut disusun oleh peneliti sendiri.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan Discovery-Inquiry terbimbing dapat membantu meningkatkan hasil belajar. Nilai rata-rata siswa pada kondisi awal adalah 57, saat dilaksanakan penelitian siklus I nilai rata-rata adalah 67, pada siklus II nilai rata-rata-rata-rata meningkat yaitu 76. Sehingga persentase siswa yang mencapai KKM sebelum tindakan adalah 36%. Pada siklus I 54% siswa yang mencapai KKM, dan pada siklus II persentase siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 100%, sehingga dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA menggunakan pendekatan Discovery-Inquiry terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
ix ABSTRACT
Ridwan Widada, Ahmad. 2011 . THE INCRESING RESULT OF STUDY USING DISCOVERY-INQUIRY APPROCHING IN THE SCIENCE LESSON AT THE MATERIAL ENERGY OF SOUND AND CHARACTERISTIC IN FOURTH YEAR SEMESTER TWO OF STUDEN MIM SUDIMORO LOW SEMESTER TWO IN ACADEMIC YEAR 2010/2011
Background of this research is the result of the student in science lesson at the energy ofsound and characteristic of sound,(a).teacher is not patient to explain this concept, (b)teacher does not use a method or media, so the student can not received the material clearly. This research is aimed to know the function of the discovery-inquiry approaching can increasing their achievement of the fourth year student of MI Muhammadiyah Sudimoro in academic year 2010/2011.
The writer do this research in MI Muhammadiyah Sudimoro on June, 2011 the subject of research is the fourth year of MI Muhammadiyah Sudimoro. Measured test technique is applied in gathering the data to know the result of study in two sycles. At the sycles I, the writer gives thirthy question, consist of 20 mulitiple choice and 10 esay.At the sycles II the writer gives 20 question , consist of 15 mulitiple choice and 5 esay.
The result of the research show that approaching discovery-inquiry can helpnthe student in their increasing of the study. At the first condition the student average of score is 57, in sycles I student average of score is 67, in sycles I student average of score is 76. So percentage the student that get KKM before result is 36%, at the sycles I 54% student can complete and at the sycles II the amount of student achieve KKM increase to be 100%, so from this research can at conclude that study science using discovery-inquiry approaching can increase the result of study of the student.
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala berkat, rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Menggunakan Pendekatan Discovery-Inquiry
Terbimbing Pada Mata Pelajaran IPA Materi Energi Bunyi Dan Sifatnya Siswa Kelas IV MI Muhammadiyah Sudimoro Semester II Tahun Ajaran 2010/2011.” dapat berjalan lancar. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan sesuai dengan Program Studi yang ditempuh.
Penulis menyadari bahwa dalam persiapan dan penyusunan Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, maka dari itu pada penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Drs. T. Sarkim, M.Ed, Ph.D. selaku Dekan FKIP USD.
2. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Ketua Program Studi PGSD USD dan Pembimbing I, terima kasih banyak atas bantuan dan bimbingannya yang diberikan untuk membantu saya sehingga skripsi saya dapat selesai.
3. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd. selaku pembimbing II, terima kasih banyak atas bimbingan, perhatian, dan kesabaran Ibu dalam membimbing saya sehingga skripsi ini dapat selesai.
xi
5. Slamet, S. Pd. I selaku Kepala Sekolah yang telah memberi saran dan nasehat dalam melaksanakan penelitian di kelas .
6. Hartoyo, A. Ma selaku wali kelas IV yang telah memberi kesempatan untuk melakukan penelitian ini.
7. Seluruh keluarga besar MI Muhammadiyah Sudimoro yang membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Ayah dan Ibuku tercinta yang memberikan dukungan, doa, nasehat, dan kesabarannya dalam mendidik saya selama ini
9. Kakakku terima kasih atas doa dan semangatnya.
10.Sahabat-sahabatku, terima kasih atas doa, bantuan dan dukungan kalian semua.
Skripsi ini masih jauh dari sempurna maka saran dan kritik sangat diperlukan untuk melakukan penelitian yang lebih baik lagi.
Yogyakarta, 21 Juli 2011
Penulis
xii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL … ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN … ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I. PENDAHULUAN A. . Latar Belakang Masalah B. . Pembatasan Masalah C. Perumusan Masalah .………... 4
D. Batasan Pengertian .……….... 4
E. Pemecahan Masalah ....…….………..…... 5
F. Tujuan Penelitian ....………. 5
G. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II. KAJIAN TEORI A. Belajar dan Hasil Belajar ... 7
xiii
C. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ... 14
D. Energi Panas dan Bunyi ... 21
E. Keterkaitan Pendekatan Discovery-Inquiry Terbimbing Dengan Peningkatan Hasil Belajar Mengenai Sifat Energi ... 26
F. Hipotesis Tindakan ... 28
BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 29
B. Setting Penelitian ... 29
C. Rencana Tindakan ... 31
D. Tabel Pengumpulan Data dan Instrumen ... 37
E. Analisis Data ... 40
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 44
B. Pembahasan ... 51
BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ……….. 57
B. Saran ……… 58
DAFTAR PUSTAKA ………... 60
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jadwal Penelitian ... 30
Tabel 2. Pengumpulan data dan instrumen ... 37
Tabel 3. Kisi-kisi soal siklus I ... 38
Tabel 4. Kisi-kisi soal siklus II ... 39
Tabel 5. Kriteria keberhasilan ... 40
Tabel 6. Nilai hasil evaluasi siswa siklus I ... 45
Tabel 7. Nilai hasil evaluasi siswa siklus II ... 49
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Silabus ……… 62
Lampiran 2 RPP Siklus I Pertemuan 1...……… 64
Lampiran 3 RPP Siklus I Pertemuan 2 ………. 68
Lampiran 4 RPP Siklus II Pertemuan 1....………. 72
Lampiran 5 RPP Siklus II Pertemuan 2 ...……… 76
Lampiran 6 LKS Siklus I Pertemuan 1 ...……….... 80
Lampiran 7 LKS Siklus I Pertemuan 2 ………. 83
Lampiran 8 LKS Siklus II Pertemuan 1 ………... 87
Lampiran 9 LKS Siklus II Pertemuan 2 ……… 89
Lampiran 10 Kisi-kisi Soal Siklus I ... 91
Lampiran 11 Kisi-kisi Soal Siklus II ... 93
Lampiran 12 Evaluasi Siklus I ... 95
Lampiran 13 Evaluasi Siklus II ... 99
Lampiran 14 Kunci Jawaban Evaluasi Siklus I... 102
Lampiran 15 Kunci Jawaban Evaluasi Siklus II ... 103
Lampiran 16 Nilai Kondisi Awal 2009/2010 ... 104
Lampiran 17 Nilai Evaluasi Siklus I ... 105
Lampiran 18 Nilai Evaluasi Siklus II ... 106
Lampiran 19 Perbandinagan Nilai Siswa Siklus I dan Siklus II ... 107
Lampiran 20 Hasil Evaluasi Siswa Siklus I ... 108
Lampiran 21 Hasil Evaluasi Siswa Siklus II ... 112
Lampiran 22 Foto ... 115
Lampiran 23 Surat Ijin Penelitian Dari USD ... 121
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di jaman yang semakin maju dan berkembang ini, pendidikan sudah menjadi hal yang sangat penting. Setiap anak harus mampu mengembangkan bakat dan kreativitas serta mencari pengetahuan sebanyak-banyaknya agar ia tidak menjadi anak yang ketinggalan jaman atau bodoh. Maka, sepanjang hidup ini kita tak pernah lepas dari belajar. Baik belajar secara langsung maupun mengidentifikasi dari orang lain yang dianggapnya sebagai panutan. Demikian halnya di sekolah, siswa-siswa juga memperoleh pengetahuan dari belajar, diantaranya Matematika, IPA, IPS, Bahasa Indonesia, dan PKn.
IPA merupakan salah satu pelajaran penting yang dikenalkan pada siswa SD. Melalui IPA siswa mampu mempelajari berbagai hal tentang alam, dan lingkungannya. Siswa akan mempelajari berbagai proses yang terjadi di kehidupan sehari-hari seperti proses perpindahan energi panas, terjadinya bunyi, cara kerja alat indera dan gaya serta segala sesuatu tentang alam. Melalui IPA pula, anak akan mempelajari penyebab peristiwa-peristiwa alam yang sering terjadi seperti banjir, tanah longsor, berbagai energi di alam, dan sebagainya. Hal ini sangat penting diajarkan pada siswa mengingat setiap saat siswa berinteraksi dengan alam.
tertarik untuk mempelajari IPA. IPA umumnya berupa teori dalam kehidupan sehari-hari sehingga banyak materi, rumus-rumus atau konsep yang harus dihafalkan oleh siswa. Di samping itu, banyak pula istilah ilmu kealaman baru yang tidak mudah dimengerti siswa sehingga mereka mengalami kesulitan untuk memahami materi pelajaran. Hal ini berdampak pada hasil belajar siswa yang kurang baik.
Dalam hal ini, pemilihan pendekatan yang tepat juga sangat mempengaruhi proses belajar mengajar. Selama bertahun-tahun pendekatan mengajar IPA di Sekolah Dasar ialah pendekatan ceramah. Pendekatan ini hanya menekankan pada siswa mendengarkan dan mencatat, tanpa mengetahui kedalaman pemahaman siswa secara menyeluruh. Padahal, pengajaran IPA akan lebih mudah dimengerti siswa bila terjadi pengalaman secara langsung, terlebih melalui penemuan-penemuan.
discovery-inquiry terbimbing. Hal ini dipilih karena pendekatan ini memungkinkan keterlibatan siswa secara aktif.
Pendekatan discovery-inquiry terbimbing merupakan pendekatan pembelajaran yang menuntut siswa untuk menemukan sendiri jawaban atau memecahkan masalah yang disampaikan oleh guru. Pendekatan inkuiri merupakan pendekatan pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah. Siswa benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang belajar. Peranan guru dalam pembelajaran dengan pendekatan inkuiri adalah sebagai pembimbing dan fasilitator. Tugas guru adalah memilih masalah yang perlu disampaikan kepada kelas untuk dipecahkan. Namun dimungkinkan juga bahwa masalah yang akan dipecahkan dipilih oleh siswa. Tugas guru selanjutnya adalah menyediakan sumber belajar bagi siswa dalam rangka memecahkan masalah. Bimbingan dan pengawasan guru masih diperlukan, tetapi intervensi terhadap kegiatan siswa dalam pemecahan masalah harus dikurangi.
B. Pembatasan Masalah
sehari-hari, dan Kompetensi Dasar 8.1. Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya. Dalam melaksanakan penelitian peneneliti menggunakan pendekatan discovery
-inquiry terbimbing sehingga siswa akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai Sains dan akan lebih tertarik terhadap Sains jika mereka dilibatkan secara aktif dalam "melakukan" Sains.
C. Perumusan Masalah
Dilandasi dari latar belakang masalah, masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.
Apakah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan discovery-inquiry terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA khususnya mengenai sifat energi bunyi, pada siswa kelas IV MI Muhammadiyah Sudimoro semester II Tahun Pelajaran 2010/2011 ?
D. Batasan Pengertian
Agar tidak menimbulkan multi tafsir tentang suatu istilah (konsep) yang dipakai, kiranya perlu diberi batasan pengertian :
2. Perambatan bunyi adalah berpindahnya suatu bunyi dengan zat atau benda perantara.
3. Pendekatan discovery-inquiry terbimbing adalah pendekatan yang menghendaki keterlibatan siswa untuk belajar secara aktif dengan bantuan maupun tanpa bantuan dari guru melalui percobaan atau penemuan untuk menguji suatu materi, hingga dapat menarik kesimpulan.
E. Pemecahan Masalah
Sesuai dengan uraian dalam latar belakang masalah dan tertuang pada rumusan masalah, rendahnya hasil belajar siswa dalam mendeskripsikan sifat energi bunyi akan diatasi dengan menggunakan pendekatan discovery-inquiry terbimbing, yang pelaksanaan pembelajarannya diusahakan memberikan pemahaman yang bermakna pada siswa sehingga meningkatkan hasil belajar siswa.
F. Tujuan Penelitian
1. Apakah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan discovery
-inquiry terbimbing pada mata pelajaran IPA khususnya mengenai sifat energi bunyi semester II Tahun Pelajaran 2010/2011 pada siswa kelas IV MI Muhammadiyah Sudimoro dapat meningkatkan hasil belajar yang tampak pada nilai rata-rata siswa.
2. Apakah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan discovery
energi bunyi semester II Tahun Pelajaran 2010/2011 pada siswa kelas IV MI Muhammadiyah Sudimoro dapat meningkatkan hasil belajar yang tampak pada persentase jumlah siswa yang mencapai KKM?
G. Manfaat Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak. Manfaat-manfaat penelitian ini diantaranya adalah :
1. Secara Akademis
Hasil penelitian ini dapat membuka wawasan pembaca tentang penggunaan pendekatan discovery-inquiry terbimbing dalam pembelajaran IPA di SD khusunya sifat energi bunyi.
2. Secara Praktis
a. Bagi peneliti, merupakan pengalaman berharga dalam menerapkan pengajaran IPA dengan menggunakan pendekatan pembelajaran.
7 BAB II KAJIAN TEORI
A. Belajar dan Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar
Belajar sering diartikan sebagai perubahan pada diri individu yang dihasilkan oleh suatu pengalaman. Bahkan banyak pula yang mendefinisikan belajar adalah suatu tahap perkembangan. Padahal belajar dan perkembangan merupakan hubungan yang tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu, untuk memperoleh pengertian yang objektif tentang belajar terutama belajar di sekolah, perlu dirumuskan secara jelas pengertian dari belajar. Berikut akan dijabarkan beberapa pengertian belajar :
a. Belajar adalah proses dalamnya terbentuk tingkah laku atau terjadi perubahan tingkah laku melalui praktik atau latihan menurut Kingsley dan Garry (tugas PTK Theresia Budiani: 2009)
Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku meliputi aspek kognitif (pengetahuan), aspek afektif (nilai-sikap), dan aspek psikomotorik (keterampilan) akibat pengalamannya.
2. Faktor Belajar
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi anak dalam belajar, baik dari dalam diri sendiri maupun dari luar. Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi anak dalam belajar :
a. Dari dalam diri siswa 1) Intelegensi siswa
Maksudnya adalah faktor intelegensi siswa akan mempengaruhi dalam hasil belajar. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa pada mata pelajaran. Misalnya, siswa yang mengalami gangguan kecerdasan, seperti: daya tangkap dan daya ingat, tentunya akan kesulitan dalam mengikuti suatu pembelajaran.
2) Sikap dan minat
3) Motivasi belajar
Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar, sehingga motivasi menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberi arah pada kegiatan belajar itu sehingga tujuan belajar dapat tercapai.
b. Dari lingkungan luar siswa 1) Guru
Sikap guru sebagai fasilitator di kelas sangat berpengaruh dan memiliki peranan yang penting dalam menciptakan suasana pembelajaran di kelas. Ada berbagai cara yang dilakukan guru kepada siswa, seperti (1) cara yang bersifat menekan atau otoriter, dalam mengambil keputusan hanya ditentukan oleh guru (2) cara yang berdasarkan kesepakatan bersama antara guru dengan siswa (3) cara yang ditentukan oleh siswa sendiri
2) Sekolah
mengakibatkan hasil belajar siswa rendah, sehingga sekolah memiliki peranan yang penting pula dalam belajar.
3) Keadaan sekitar
Keadaan sekitar ini seperti, kondisi keluarga, kondisi secara ekonomi dan keadaan dilingkungan sekeliling anak. Tak bisa dipungkiri, keluarga ataupun lingkungan sekitar dapat memberi pengaruh yang sangat kuat dalam pola pikir anak dan dampak dalam belajar.
3. Pengertian Hasil Belajar
Masidjo (1995 : 40) berpendapat bahwa, hasil belajar adalah skor atau nilai yang menunjukkan prestasi seseorang dalam suatu bidang sebagai hasil proses belajar yang khas yang dilakukan secara sengaja dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan nilai.
B. Pendekatan Discovery-Inquiry Terbimbing
1. Pengertian Pendekatan Discovery-Inquiry Terbimbing
Sarosa Purwadi (1980:15) menyatakan bahwa Pendekatan
Discovery-Inquiry Terbimbing yaitu suatu prosedur mengajar yang ditekankan dalam studi individual, memanipulasikan objek, dan melaksanakan eksperimen oleh siswa sendiri, sebelum diambil generalisasi atau kesimpulan. Siswa hendaknya menjadi sadar dan menemukan konsep-konsepnya sendiri. Pendekatan ini biasanya dilaksanakan dengan cara terpimpin dengan memberikan arah terbatas pada siswa untuk selanjutnya menemukan sendiri apa yang sebenarnya harus dicari.
2. Ciri-ciri Pembelajaran dengan Menggunakan Pendekatan Discovery-Inquiry Terbimbing
Berikut adalah ciri-ciri Pendekatan pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan discovery-inquiry terbimbing.
a. Menekankan pada keterlibatan siswa secara optimal dalam mencari dan menemukan sehingga siswa berperan aktif sebagai subjek dalam pelaksanaan pembelajaran.
b. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari suatu konsep yang dipertanyakan sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap tanggung jawab.
c. Tujuan penggunaan Pendekatan ini adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis. Siswa tidak hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.
3. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Discovery-Inquiry Terbimbing
Beberapa kelebihan mengajar dengan menggunakan Pendekatan
discovery-inquiryterbimbing yaitu.
a. Siswa dapat memahami konsep-konsep dasar dan ide-ide dengan baik.
c. Siswa akan belajar untuk berpikir dan bekerja atas inisiatif dan kreativitas dirinya sendiri karena siswa secara bebas mengembangkan pengetahuan yang diperolehnya.
d. Pendekatan ini dapat mengembangkan bakat kemampuan individu siswa dalam berkomunikasi, kreativitas, dan merencanakan.
e. Situasi belajar mengajar menjadi lebih asyik dengan tingginya keterlibatan siswa.
Sarosa Purwadi (1980:17) kekurangan yang dimiliki Pendekatan
discovery-inqury terbimbing antara lain :
a. Pendekatan ini tidak efektif dan efisien untuk kelas yang jumlah siswanya besar.
b. Pendekatan ini sulit diterapkan pada siswa dengan guru yang biasa menggunakan Pendekatan, seperti menghafal.
c. Tidak tepat untuk kelas dengan jumlah siswa yang banyak karena akan memberatkan guru dalam memberikan bimbingan penemuan dan pengawasannya.
Upaya untuk mengatasi kekurangan Pendekatan discovery-inquiry terbimbing.
a. Kelas yang jumlah siswa yang besar dapat diatasi dengan menerapkan sistem kerja kelompok atau dibagi perkelompok.
b. Sosialisasi kepada guru yang terbiasa dengan pendekatan dan perencanaan tradisonal agar dapat menggunakan pendekatan ini. c. Guru menerapkan bimbingan yang lebih intensif kepada siswa yang
yang lemah dalam berpikir terpencar.
d. Pemberian bimbingan pada tiap kelompok agar memudahkan guru dalam memberikan pengawasan bimbingan penemuannya.
C. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 1. Pengertian IPA
IPA merupakan suatu bentuk upaya yang membuat berbagai pengalaman menjadi suatu sistem pola berpikir yang logis tertentu. IPA dapat dipandang sebagai faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan produksi karena IPA menggunakan pendekatan eksperimental, dengan suatu uji coba sehingga dapat diketahui dengan jelas faktor-faktor penghambat untuk mencapai tujuan IPA.
IPA berfungsi untuk merubah sikap manusia terhadap alam semesta dapat digambarkan sebagai berikut: Dahulu orang percaya bahwa pelangi adalah selendang bidadari, dengan IPA orang mengerti bahwa pelangi adalah suatu pembiasan bintik-bintik air di udara.
2. IPA sebagai Produk
Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan yang luas yang didapatkan dengan cara observasi dan eksperimen yang sistimatik, serta dijelaskan dengan bantuan aturan- aturan, hukum-hukum, prisip- prisip, teori-teori, dan hipotesis-hipotesis. Bentuk Ilmu Pengetahuan Alam sebagai produk adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori IPA.
Fakta dalam IPA adalah pernyatan-pernyataan tentang benda-benda yang betul-betul terjadi dan sudah dikonfirmasi secara obyektif. Contoh: Atom hidrogen mempunyai satu elektron, Merkurius merupakan planet terdekat dengan matahari.
Contoh: semua zat tersusun atas partikel-partikel, benda-benda hidup dipengaruhi oleh lingkungan.
Prinsip IPA adalah generalisasi tentang hubungan diantara konsep-konsep IPA. Contoh: udara yang dipanaskan memuai adalah prinsip yang menghubungkan konsep-konsep udara, panas dan pemuaian. Prinsip ini menyatakan jika udara dipanaskan maka akan memuai.
Hukum-hukum alam adalah prinsip-prinsip yang sudah diterima meskipun bersifat tentatif tetapi karena mengalami pengujian-pengujian yang lebih keras dari pada prinsip, maka hukum alam bersifat lebih kekal. Hukum kekekalan energi misalnya berkata bahwa suatu interaksi tidak ada energi yang diciptakan maupun dimusnahkan, tetapi hanya berubah dari suatu bentuk ke bentuk yang lain.
3. IPA sebagai Pengembang Sikap Ilmiah
Pengertian sikap di sini dibatasi pada sikap ilmiah terhadap alam sekitar. Menurut Wynne Harlen dalam Pendidikan IPA I (Hendro, 1992:7) menyatakan ada sembilan aspek sikap ilmiah yang dapat dikembangkan pada usia anak sekolah dasar yaitu sebagai berikut.
a. Sikap ingin tahu
Suatu sikap yang selalu ingin mendapatkan jawaban yang benar dari obyek yang diamatinya.
b. Sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru
Latar belakang sikap ini adalah bahwa jawaban yang yang dieroleh dari rasa ingin tahu itu tidaklah bersifat mutlak tetapi masih bersifat sementara. Penyebabnya adalah keterbatasan berpikir dan panca indera manusia.
c. Sikap kerjasama
Kerja sama ntuk memperoleh pengetahuan yang lebih banyak. Pengetahuan yang dimiliki orang lain itu mungkin lebih banyak, lebih sempurna dibandingkan dengan pengetahuan yang dimilikinya, untuk itu dibutuhkan adanya kerjasama.
d. Sikap tidak putus asa
tidak putus asa, ia tetap yakin bahwa kegagalan yang ia alami merupakan petunjuk yang berguna bagi para ilmuan lain untuk mengambil hal yang sama.
e. Sikap tidak purba sangka
Obyektivitas dalam menetapkan kebenaran menjadikan orang tidak purba sangka, sehingga anak usia Sekolah Dasar dikembangkan kegiatan eksperimen dan observasi untuk mencari kebenaran itu. f. Sikap mawas diri
Para ilmuan itu memjunjung tinggi kebenaran. Kebenaran itu tidak hanya ditujukan di luar diri namun juga terhadap dirinya sendiri. g. Sikap tanggung jawab
Tanggung jawab adalah sikap yang mulia, Sikap ini bisa dilatihkan pada peserta didik dengan membuat dan melaporkan hasil pegamatan, hasil ekspeerimen.
h. Berpikir bebas
Obyek merupakan unsur yang mutlak diperlukan karena obyektivitas salah satu kebenaran ilmu. contoh: katakan merah kalau bunga Mawar itu merah.
i. Sikap kedisiplinan diri
4. IPA sebagai Proses
Proses dalam hal ini adalah proses untuk mendapatkan IPA. IPA didapat dengan Pendekatan Ilmiah. Ada tahapan pengembangannya sesuai dengan tahapan dari suatu proses penelitian eksperimen.
a. Observasi, merupakan keterampilan menggunakan semua panca indra untuk memperoleh data atau informasi.
b. Klasifikasi, keterampilan mengolah obyek pengamatan atas dasar persamaan dan perbedaan yang dimiliki.
c. Interpretasi, merupakan keterampilan untuk menafsirkan data.
d. Prediksi, keterampilan untuk dapat memperkirakan atau meramalkan apa yang akan terjadi berdasarkan kecenderungan atau pola hubungan yang terdapat pada data yang diperoleh.
e. Hipotesis, suatu pernyataan berupa dugaan tentang kenyataan-kenyataan yang terdapat di alam melalui proses pemikiran.
f. Mengendalikan Variabel, keterampilan mengatur variabel sedemikian rupa sehingga adanya perbedaan pada akhir eksperimen adalah benar-benar karena pengaruh variabel yang diteliti.
h. Inferensi (menyimpulkan), kemampuan untuk menarik kesimpulan dari data yang dikumpulkan.
i. Aplikasi (menerapkan), suatu penerapan dari ide dan konsep ataupun pengetahuan yang dimiliki peserta didik ke dalam situasi baru.
IPA (Sains) berupaya membangkitkan minat manusia agar mau meningkatkan kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang penuh dengan rahasia yang tak habis-habisnya. Dengan tersingkapnya tabir rahasia alam itu satu persatu, serta mengalirnya informasi yang dihasilkannya, jangkauan Sains semakin luas dan lahirlah sifat terapannya, yaitu teknologi adalah lebar. Namun dari waktu jarak tersebut semakin lama semakin sempit, sehingga semboyan " Sains hari ini adalah teknologi hari esok" merupakan semboyan yang berkali-kali dibuktikan oleh sejarah. Bahkan kini Sains dan teknologi manunggal menjadi budaya ilmu pengetahuan dan teknologi yang saling mengisi (komplementer), ibarat mata uang, yaitu satu sisinya mengandung hakikat Sains (the nature of Science) dan sisi yang lainnya mengandung makna teknologi (the meaning of technology).
D. Energi Panas dan Bunyi 1. Pengertian Energi Bunyi
Dalam kehidupan sehari-hari, tentunya istilah energi sudah tidak asing lagi didengar. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud energi? Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha (LKS Cemara, 2010:12). Energi dihasilkan dari berbagai macam benda yang dapat menghasilkan energi.
Bentuk-bentuk energi adalah (1) energi panas atau energi kalor yaitu energi yang timbul karena sumber energi panas. Contoh, api dan gesekan benda, (2) energi bunyi adalah energi yang ditimbulkan oleh bunyi. Contoh, kentongan dan radio.
Gambar 1 : Suara musik merupakan contoh bunyi yang enak didengar
Gambar 3 : Gong yang dipukul keras getarannya kuat suara akan kuat.
Gambar 4 : Menunjukkan bahwa benda yang dipukul menghasilkan sumber bunyi.
keterbatasan, dan di balik keterbatasan tersimpan kenikmatan. Tidak semua bunyi dapat kamu dengar. Andai kamu dapat mendengar semua bunyi, tentu tidak akan pernah bisa tidur. Telinga manusia normal hanya dapat menangkap bunyi yang memiliki frekuensi antara 20 Hz sampai 20.000 Hz. Bunyi yang frekuensinya antara 20 Hz - 20.000 Hz disebut
audiosonik. Bunyi yang frekuensinya kurang dari 20 Hz disebut
infrasonik, sedangkan bunyi yang frekuensinya di atas 20.000 Hz disebut
ultrasonik.
2. Sifat-sifat energi Bunyi
Perambatan bunyi melalui berbagai benda ini merupakan sifat dari energi bunyi. Berikut perambatan bunyi melalui media.
a. Perambatan bunyi melalui benda gas
Suara petir sangat keras terdengar ke seluruh daerah yang
sedang turun hujan. Bunyi petir menunjukkan bahwa bunyi
merambat melalui udara. Ketika bapak/ibu guru berbicara di depan kelas, kamu dapat mendengar apa yang dibicarakan. Hal ini menunjukkan bunyi dapat merambat melalui gas (udara). Bagaimana bunyi atau suara oran lain dapat terdengar oleh kita? Suara orang
merambat melalui udara dan masuk ke telinga sehingga kita dapat
mendengar suara tersebut. Udara merupakan perantara yang dapat
menyebabkan bunyi dapat kita dengar. Kita dapat mendengar bunyi
udara dan sampailah ketelinga kita. Bunyi tidak dapat merambat di
dalam ruangan yang hampa udara.
Gambar 5 : Bunyi petir menunjukkan rambatan bunyi melalui udara
Udara merupakan benda gas yang mengisi sebagian besar
Bumi. Udara menjadi perantara bunyi ketika berkomunikasi. Dengan
demikian, di mana pun kamu berada, akan mudah berkomunikasi.
Bahkan dalam jarak cukup jauh pun dapat dilakukan, asal suaranya
dikeraskan. Lain halnya di luar angkasa, komunikasi tidak dapat
dilakukan dengan mudah. Di sana tidak terdapat udara sehingga
bunyi tidak dapat merambat. Oleh karena itu, para astronaut
berkomunikasi menggunakan radio
Pada saat hujan, kita sering mendengar bunyi guntur. Bunyi
Guntur dapat kita dengar karena ada udara. Jika udara tidak ada,
maka bunyi tidak terjadi dan tidak terdengar.
b. Perambatan bunyi melalui benda cair
Selain dapat merambat melalui zat atau benda padat, bunyi
zat cair. Hal ini dimanfaatkan manusia untuk mencari harta karun
atau kapal yang tenggelam di dasar laut. Ahli sains bangsa Prancis
yang bernama Paul Langevin membuat alat bernama sonar. Sonar
menggunakan bunyi yang dipantulkan untuk mengetahui posisi suatu
benda atau menghitung kedalaman air di bawah kapal. Bunyi dapat
dipantulkan, seperti bola memantul jika mengenai tembok. Waktu
yang diperlukan untuk menempuh jarak dari sumber bunyi ke suatu
benda dan kembali kesumber bunyi dicatat pada alat itu. Makin lama
waktu yang diperlukan menunjukkan bahwa jarak benda itu makin
jauh. Dalam kehidupan sehari-hari, orang yang tinggal di tepi sungai
dapat mendengarkan suara kereta api yang lewat. Walaupun
tempatnya jauh dari tempat tinggal orang-orang tersebut. Karena
bunyi dapat merambat melalui air sungai.
c. Perambatan bunyi melalui benda padat
suhu 20°C adalah 343 m per detik, cepat rambat bunyi di air kira-kira 1.500 m per detik, dan cepat rambat bunyi di baja (besi yang amat kuat) kira-kira 6.000 m per detik.
E.Keterkaitan Pendekatan Discovery–Inquiry Terbimbing dengan Peningkatan Hasil Belajar Mengenai Sifat Energi Bunyi
Pembelajaran IPA, khususnya pada materi sifat energi bunyi melalui Pendekatan yang tepat diharapkan dapat memperbaiki hasil belajar siswa. Adapun Pendekatan yang tepat yaitu Pendekatan discovery-inquiry terbimbing.
Penggunaan Pendekatan ini diharapkan akan mengaktifkan keterlibatan siswa, sehingga siswa dapat mengerti dan memahami suatu konsep.
Langkah-langkah pembelajaran discovery-iquiry terbimbing
1. Stimulation : guru mulai bertanya dengan mengajukan persoalan atau menyuruh anak didik membaca ataupun mendengarkan uraian yang membuat persoalan
2. Peoblem Statement : memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi berbagai persoalan
3. Data colection : pengumpulan berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati obyek, wawancara dengan nara sumber atau melakukan uji coba sendiri
5. Verivication atau pembuktian : pembuktia dari hipotesis atau pernyataan yang telah dirumuskan berdasarkan hasil pengolahan informasi yang telah ada
6. Generalization : berdasarkan hasil verifikasi, siswa menarik kesimpulan atau generalisasi tertentu
Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu pengetahuan tentang alam semesta yang mempunyai sifat analitis, cermat, dan lengkap yang digunakan untuk menjelaskan tentang berbagai gejala alam yang di dalamnya memuat prinsip, teori, hukum, konsep ataupun fakta yang mendukung penjelasan tersebut dan terorganisasi dalam serangkaian proses ilmiah yang terdapat penyelidikan, penyusunan, dan pengujian terhadap suatu gagasan ataupun ide. Sedangkan pembelajaran dengan menggumakan pendekatan discovery-inquiry
F. Hipotesis Tindakan
29 BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini, dipilih model Spiral : Kemmis & Mc Taggart (1988). Dalam perencanaannya menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan kembali yang menjadi dasar untuk ancang-ancang pemecahan masalah. (PTK Sucianawati 2010 : 6)
\\
Gambar 6 : Siklus PTK menurut Kemmis dan Mc Taggart (1988)
B. Setting Penelitian
1.Tempat Penelitian :
MI Muhammadiyah Sudimoro, Srumbung, Magelang 2.Subjek Penelitian :
Siswa kelas IV MI Muhammadiyah Sudimoro yang berjumlah 11 siswa, yaitu 8 siswa laki-laki dan 3 siswa perempuan.
REFLEKSI TINDAKAN
PENGAMATAN
SIKLUS II
PERENCANAAN
REFLEKSI TINDAKAN
PENGAMATAN
SIKLUS I
3. Objek Penelitian :
Peningkatan Hasil Belajar Menggunakan Metode Discovery Inquiry Terbimbing Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Sifat Energi Bunyi
4. Waktu Penelitian :
Waktu penelitian berlangsung dari bulan Februari sampai dengan Juli 2011. Adapun uraian kegiatan dapat dilihat pada table berikut.
Tabel 1 : Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Bulan Tahun 2011
Feb Mar Apr Mei Jun Jul 1 Permintaan izin √
2 Melakukan observasi √ 3 Melakukan wawancara √ 4 Pengumpulan data √ √
C. Rencana Tindakan
Dalam penelitian ini terbagi menjadi dua siklus, dalam satu siklus terdapat dua pertemuan.
Siklus I
1. Persiapan Siklus Pertama
¾ Menganalisis materi pembelajaran, menyusun silabus, RPP, LKS,
Kisi-kisi, Soal Evaluasi, Kunci Jawaban. 2. Rencana Tindakan Setiap Siklus
Pertemuan I (2x40menit) a. Perencanaan.
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 2. Siswa dibagi dalam kelompok.(@ 3 siswa)
3. Siswa melakukan percobaan pembuktian bahwa bunyi dihasilkan dari benda yang bergetar.
4. Siswa diskusi menyebutkan peyebab benda bergetar. 5. Siswa menjelaskan hasil diskusi.
6. Siswa menyebutkan sumber bunyi yang ada di lingkungan sekitar. 7. Siswa membuat daftar benda yang bisa menghasilkan energi bunyi. 8. Guru menyampaikan tugas untuk pertemuan berikutnya.
b. Pelaksanaan Tindakan
c. Observasi/ Pengumpulan data.
Pengumpulan data berdasarkan hasil non tes. Didalamnya terdapat lembar daftar benda-benda energi bunyi.
d. Refleksi I
Lembar observasi dan catatan selama kegiatan kemudian dikaji dan direnungkan
Pertemuan II (2x40menit) a. Perencanaan.
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin di capai. 2. Guru mengulang kembali materi sebelumnya yang dikaitkan
dengan pertemuan hari ini.
3. Guru membagi siswa dalam kelompok @ 3 anak.
4. Siswa mencatat alat dan bahan dari rancangan penemuan yang telah dibuat untuk digunakan sebagai percobaan menunjukkan sifat energi bunyi, yaitu bunyi dapat merambat melalui benda padat, cair, dan gas.
5. Dalam kelompok, siswa merancang penemuan untuk menunjukkan sifat-sifat energi bunyi, yaitu bunyi dapat merambat melalui benda padat, cair, dan gas.
6. Masing-masing kelompok menyebutkan yang dapat mempengaruhi perambatan bunyi.
8. Siswa mengerjakan soal evaluasi.
9. Guru memberikan tugas untuk pertemuan berikutnya.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan dilakukan dengan merealisasikan rencana pada butir a.
c. Observasi/ Pengumpulan data.
1. Pengumpulan data berdasarkan hasil tes tertulis.
2. Melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran secara kseluruhan.
3. Melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam mengerjakan tugas.
4. Melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam melakukan percobaan.
5. Melakukan pengamatan terhadap kesulitan siswa dalam bermain.
6. Melakukan penilaian dan laporan hasil temuan.
7. Melakukan pengumpulan data dan prosentase keberhasilan belajar.
d. Refleksi II
Lembar observasi dan catatan selama kegiatan kemudian dikaji dan direnungkan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kelemahan yang dilakukan pada siklus I. Hasil kajian dan perenungan digunakan untuk menerapkan tindakan apa yang perlu diperbaiki dan dilaksanakan pada siklus berikutnya.
Siklus II:
1. Persiapan Siklus II
¾ Menganalisis materi pembelajaran, menyusun silabus, RPP, LKS,
Kisi-kisi, Soal Evaluasi, Kunci Jawaban, alat dan bahan percobaan. 2. Rencana Tindakan Tiap Siklus
Pertemuan I (2x40menit) a. Perencanaan
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Siswa melakukan percobaan dengan cara bicara di depan mulut kaleng.
3. Siswa menjelaskan pengaruh terjadinya gaung dan gema. 4. Siswa meyebutkan benda-benda yang daapt menyerap suara. b. Pelaksanaan Tindakan
c. Observasi/ Pengumpulan data.
Pengumpulan data berdasarkan hasil non tes, yaitu berupa rancangan penemuan untuk menunjukkan bahwa suara dapat diserap.
d. Refleksi I.
Lembar observasi dan catatan selama kegiatan kemudian dikaji dan direnungkan
Pertemuan II (3x40menit) a. Perencanaan
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.
2. Guru menjelaskan tentang tahap atau cara dalam melakukan percobaan .
3. Sswa merancang alat sederhana yang mengaplikasikan perubahan energi gerak menjadi energi bunyi.
4. Guru meminta peserta didik membuat laporan dari hasil penemuan dan percobaan yang dilakukan.
5. Siswa mengerjakan soal evaluasi. b. Pelaksanaan Tindakan
c. Observasi/ Pengumpulan data.
1. Pengumpulan data berdasarkan hasil percobaan dan berdasarkan hasil tes tertulis. Melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran secara keseluruhan.
2. Melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam mengerjakan tugas.
3. Melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam melakukan permainan.
4. Melakukan pengamatan terhadap kesulitan siswa dalam bermain.
5. Melakukan penilaian dan laporan hasil temuan.
6. Melakukan pengumpulan data dan prosentase keberhasilan belajar.
Dalam melakukan kegiatan observasi, guru dibantu teman sejawat.
d. Refleksi II.
berhasil diperlukan perubahan tindakan untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya. Namun bila kemampuan siswa yang diukur telah memenuhi indikator keberhasilan, tindakan tidak perlu dilaksanakan lagi dan dinyatakan bahwa penelitian telah berhasil.
D. Tabel Pengumpulan Data dan Instrumen
Tabel 2 : Pengumpulan data dan instrumen
Peubah Indikator Jenis Data Pengumpulan Instrumen Hasil belajar
dalam materi sifat-sifat energi bunyi
1. Nilai rata – rata siswa dalam materi sifat-sifat energi bunyi. 2. Persentasi jumlah
siswa yang mencapai KKM
Nilai
Tes Tertulis
• Siklus I evaluasi tertulis
• Siklus II evaluasi tertulis
Lembar hasil evaluasi
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah evaluasi tertulis dan produk.
Tabel 3 : Kisi-kisi Soal Siklus I Kompetensi
Dasar
Indikator Tipe Soal Jumlah
Soal
Skor Total
Mendiskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya
1.Siswa dapat menjelaskan bahwa bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar. 2.Siswa dapat menjelaskan
proses terjadinya bunyi.
3.Siswa dapat menyebutkan
sumber-sumber bunyi yang ada di sekitar.
4.Siswa merancang penemuan untuk menunjukkan bukti bahwa perambatan bunyi melalui benda padat,cair dan gas.
5.Siswa dapat menunjukkan adanya
perambatan bunyi melalui benda padat,cair dan gas.
Pilihan ganda 20 1 20
Jawab singkat
10 1 10
Untuk Siklus II menggunakan evaluasi tertulis.
Pada evaluasi tertulis jumlah soal ada 30 soal, yaitu berupa pilihan ganda dan 15 soal isian.
Tabel 4 : Kisi-kisi Soal Siklus II Kompetensi Dasar Indikator Tipe Soal Jumlah Soal Skor Total Mendiskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya
1.Siswa dapat menjelaskan bahwa bunyi dapat dipantulkan atau diserap.
2.Siswa dapat menyebutkan benda-benda yang menyerap suara.
3.Siswa dapat merancang model perubahan dari energi gerak menjadi energi bunyi.
Pilihan ganda
15 1 15
Jawab singkat
5 1 5
Total 20 Penyusunan instrumen pada penelitian ini menggunakan expert
E. Analisis Data
Kondisiawal hasil belajar dalam sifat energi bunyi dan kondisi akhir yang diharapkan adalah sebagai berikut.
Tabel 5 : Kriteria Keberhasilan
No Peubah Indikator
Kondisi Awal
Kondisi pada akhir siklus
Siklus 1 Siklus 2 1 Hasil belajar
dalam materi sifat-sifat energi bunyi
Nilai rata – rata siswa dalam materi sifat-sifat energi bunyi.
57 65 70
Persentasi jumlah siswa yang mencapai KKM
Nilai rata-rata dihitung dengan rumus:
Rata-rata(N)=
n N
∑
dengan ∑n : Jumlah nilai yang diperoleh seluruh siswa
n : Jumlah seluruh siswa
Hasil belajar dalam sifat energi bunyi dinyatakan dalam nilai rata-rata yang diperoleh melalui langkah-langkah berikut ini.
Adapun cara penghitungan nilai siswa adalah sebagai berikut : Siklus I
Pada penilaian siklus satu ditentukan dari nilai evaluasi, adapun penilaian dihitung dengan rumus berikut ini :
nilai evaluasi :
100
= Jumlah skor A Jumlah skor B
30
100
= 20 10
30
100
= 30
30
100
Siklus II
Pada penilaian siklus dua ditentukan dari nilai evaluasi, adapun penilaian dihitung dengan rumus berikut ini:
Nilai evaluasi =
100
=
100
=
100
=
100
=
100
Dalam penelitian ini untuk menganalisis keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar menggunakan teknik analisis sederhana yaitu dengan melihat nilai rata-rata siswa yang mencapai KKM, dengan KKM yang telah ditentukan sekolah adalah 65. Berikut adalah cara menentukan persentase siswa yang mencapai KKM.
Persentase siswa mencapai KKM=
100%
Sedangkan cara menentukan persentase siswa yang tidak mencapai KKM adalah sebagai berikut:
Persentase siswa yang belum mencapai KKM :
Jumlah siswa yang belum mencapai KKM
44 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul “ Peningkatan Prestasi Hasil Belajar Menggunakan Pendekatan Discovery-Inquiry Terbimbing pada Mata Pelajaran IPA Materi Pokok Energi Bunyi Dan Sifatnya Siswa Kelas IV MI Muhammadiyah Sudimoro Semester II Tahun Ajaran 2010/2011” dilaksanakan selama 1 minggu. Dimulai pada tanggal 12 Mei 2011 sampai 19 Mei 2011.
1. Siklus I
a. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian kelas siklus yang pertama dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 12 Mei 2011 dan pada hari Senin tanggal 16 Mei 2011 di kelas IV dengan jumlah siswa 11 orang. Pembelajaran berlangsung dengan menggunakan pendekatan Discovery-Inquiry
b. Hasil penelitian
Setelah dilakukan penelitian, hasil yang didapat dari penelitian siklus pertama adalah nilai ulangan siswa sebagai berikut :
Tabel 6 : Tabel Nilai Hasil Evaluasi Siswa Siklus I No Urut Siswa Nilai Pencapaian KKM
Siklus I Lulus Tidak Lulus
1 60 √
2 70 √
3 76 √
4 60 √
5 63 √
6 76 √
7 60 √
8 70 √
9 50 √
10 83 √
11 70 √
Jumlah 738 6 5
Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM
54% 46%
*Keterangan: KKM = 65
Sumber : Hasil pengukuran ulangan siswa siklus I
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan dengan bantuan satu orang guru yang telah ditunjuk. Pelaksanaan pengamatan dilakukan bersamaan dengan berlangsungnya pembelajaran. Adapun tugas guru pengamat adalah untuk mengamati berlangsungnya pembelajaran dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan penutup yang menghasilkan data apakah guru telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana (RPP). Hal yang masih kurang dalam siklus ini adalah guru kurang memberikan penjelasan lebih rinci mengenai materi dan penjelasan pendekatan discovery-inquiry terbimbing.
d. Refleksi
Dari hasil evaluasi siswa pada tabel. 6 di atas diperoleh nilai rata-rata ulangan kelas mencapai 67,1 meningkat dari nilai rata-rata-rata-rata kondisi awal yaitu 55. Karena rata-rata hasil evaluasi kelas belum memenuhi indikator keberhasilan siklus kedua yaitu 75 maka penelitian ini dilanjutkan pada siklus kedua.
Hal-hal yang ditemukan selama proses pembelajaran berlangsung antara lain:
1) Adanya siswa yang tidak mau bekerja dalam kelompok dan mengganggu temannya, guru menegurnya dan mengarahkannya untuk bekerja dalam kelompok
agar siswa mudah dalam membawa air dan guru mencarikan batu yang sesuai yang diinginakn guru agar suara yang dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan. Pada percobaan ketiga selang yang digunakan seharusnya lebih besar agar siswa mudah untuk berbicara atau mengeluarkan suara.
2. Siklus II
a. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian kelas siklus II dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 18 Mei 2011 dan pada hari Kamis tanggal 19 Mei 2011 di kelas IV dengan jumlah siswa 11 orang. Pembelajaran berlangsung dengan menggunakan pendekatan Discovery-Inquiry terbimbing tetapi materi yang disampaikan berbeda dengan siklus yang pertama dan berpedoman dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat.
b. Hasil Penelitian
Tabel 7 . Nilai Hasil Evaluasi Siswa Siklus II
No Urut Siswa Nilai Pencapaian KKM Siklus II Lulus Tidak
Lulus 1 65 √
2 80 √
3 80 √ 4 70 √
5 75 √
6 75 √
7 80 √
8 85 √ 9 70 √
10 85 √
11 75 √
Jumlah 840 11 0 Rata-rata 76,36
Persentase siswa yang mencapai KKM
100% 0%
*Keterangan: KKM= 65
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan dengan bantuan satu orang guru yang telah ditunjuk. Pelaksanaan pengamatan dilakukan bersamaan dengan berlangsungnya pembelajaran. Guru telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Pada siklus II ini anak lebih aktif dalam bertanya ataupun dalam pembuatan rancangan alat. Di sini anak juga dapat berlatih bekerja sama dengan teman selain itu pada saat presentasi kelompok, rasa percaya diri anak semakin meningkat. Kesulitan yang dialami adalah penggunaan alat yang sangat rumit yang menggunakan berbagai macam alat berhubungan dengan listrik pada saat itu siswa masih kesulitan dalam menghubungkan atau merangkai listrik sehingga harus menggunakan ketelitian. Pada akhir siklus kedua dilaksanakan ulangan harian untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah menerima pembelajaran.
d. Refleksi
Dari hasil ulangan siswa pada tabel. 7 di atas diperoleh nilai rata-rata kelas mencapai 76,36 meningkat dari nilai rata-rata-rata-rata pada siklus I yaitu 67,1. Karena nilai ulangan kelas telah memenuhi indikator keberhasilan siklus II yaitu 75 maka penelitian sudah dikatakan berhasil. Oleh karena itu penelitian tidak dilanjutkan.
1) Siswa aktif dalam mengikuti diskusi yang telah berlangsung 2) Siswa lebih berinteraksi dengan siswa lain dan lebih
bertanggung jawab menyampaikan hasil diskusi setelah melakukan praktek.
3) Siswa aktif mencari dan menemukan hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran.
B. Pembahasan
Tabel 8. Perbandingan Nilai Ulangan Siswa Sebelum dan Sesudah Tindakan
No Urut Siswa Nilai rata-rata Sebelum Tindakan
Sesudah Tindakan
Siklus I Siklus II Nilai Ketuntasan Nilai Ketuntasan
Ya Tidak Ya Tidak 1 60 √ 65 √
2 70 √ 80 √
3 76 √ 80 √
4 60 √ 70 √
5 63 √ 75 √
6 76 √ 75 √
7 60 √ 80 √
8 70 √ 85 √
9 50 √ 70 √
10 83 √ 85 √
11 70 √ 75 √
Rata-rata 57 67,1 76,36
Persentase jumlah siswa yang mencapai
KKM
Berdasarkan analisa data pada tabel 6 di atas terdapat kenaikan rata-rata nilai ulangan sampai dengan akhir siklus II. Data awal sebelum adanya tindakan nilai rata-rata hasil ulangan siswa adalah 57 yang diambil dari analisis nilai selama satu tahun pada kompetensi dasar yang sama dan pada akhir siklus kedua nilai rata hasil ulangan siswa adalah 76,36. Dengan adanya peningkatan rata-rata nilai ulangan siswa yang telah mencapai indikator yang telah ditentukan pada penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan bahwa peningkatan prestasi belajar siswa susah tercapai. Oleh karena itu penelitian dihentikan sampai siklus II dan tidak dilanjutkan.
Pada siklus I penelitian telah dilaksanakan menggunakan pendekatan
peningkatan prestasi belajar siswa. Maka dalam pembelajaran siklus kedua yang harus dilakukan adalah membagi siswa dalam kelompok kecil, yaitu kelas dibagi menjadi 10 kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 3-4 orang, dengan demikian diharapkan dapat memotivasi siswa agar lebih aktif dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.
Tabel 9. Perbandingan Nilai Siklus I dan Siklus II
N0 Siklus Naik Turun
Siklus I Siklus II
1 60 65 √
2 70 80 √
3 76 80 √
4 60 70 √
5 63 75 √
6 76 75 √
7 60 80 √
8 70 85 √
9 50 70 √
10 83 85 √
11 70 75 √
Keterangan: KKM= 65
pertemuan pertama anak tersebut tidak masuk sekolah. Sedangkan siswa no urut 9 pada akhir siklus pertama mendapat nilai 50 dan di akhir siklus kedua mendapat nilai 70 hal ini disebabkan karena saat mengikuti tes akhir siklus pertama sedang sakit sehingga tidak konsen dalam belajar, selain itu pada siklus I pertemuan pertama anak tersebut tidak berangakat sekolah, sehingga anak tersebut ketinggalan dalam materi ini, tetapi saat siklus II anak tersebut bisa mengejar ketertinggalan. Siswa yang nilainya mengalami penurunan adalah siswa dengan no urut 6. sedangkan siswa yang nilainya naik setelah dilakukan evaluasi siklus II yaitu no urut 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11.
Dari hasil penelitian di atas dapat dilihat terjadi peningkatan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan naiknya nilai rata-rata ulangan siswa dari kondisi awal 57 ke siklus pertama mencapai 67,1 dan dari siklus pertama ke siklus kedua mencapai 76,36. Dengan demikian, hasil penelitian di atas membuktikan hipotesis bahwa penggunaan pendekatan discovery-inquiry terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar dalam mata pelajaran IPA. Selain itu pendekatan
57 BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pada penelitian ini dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan discovery-inquiry terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa terutama mata pelajaran IPA materi pelajaran energi bunyi dan sifatnya. Dapat dilihat hasil dari peningkatan pembelajaran sebelum menggunakan pendekatan discovery-inquiry terbimbing dan sesudah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri terbimbing. Nilai rata-rata siswa pada kondisi awal yaitu 57, setelah dilakukan penelitaian pada siklus I nilai rata-rata siswa 67,1, pada siklus II meningkat lebih menjadi 76,36.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan pendekatan
discovery-inquiry terbimbing, peneliti mengharapkan sebelum dilakukan pembelajaran siswa diberi pengarahan akibat dari tindakan yang merugikan diri sendiri dan orang lain pada waktu melakukan praktek. Memilih waktu yang tepat dan mampu mengalokasikan waktu dengan baik pada saat dilakukan pembelajaran.
1. Sebelum dilakukan pembelajaran siswa diberi pengarahan akibat dari tindakan yang merugikan diri sendiri dan orang lain pada waktu melakukan praktek.
2. Memilih waktu yang tepat dan mampu mengalokasikan waktu dengan baikpada saat dilakukan pembelajaran.
3. Sebelum melakukan penelitian hendaknya mempersiapkan semuanya dengan matang, dari perangkat pembelajaran, metode pembelajaran, dan alat peraga yang akan digunakan.
4. Sebelum melakukan suatu percobaan hendaknya jauh sebelumnya sudah mencoba terlebih dahulu. Tujuannya agar saat percobaan berlangsung tidak akan salah langkah dan percobaan akan berjalan dengan lancar dan baik..
mata pelajaran IPA yang akan menambah pengalaman siswa dan membuat siswa tidak bosan dalam mengikuti pembelajaran.
60
Daftar Pustaka
Amien Moh. 1979. Apakah Metoda Discovery-Inquiry itu?.Depdikbud.
Amien Moh. 1987. Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan Menggunakan Metode “Discovery” dan “Inquiry”. Jakarta : Depdikbud.
Budi Wahyono, Setya Nurachmandani. 2008. “Ilmu Pengetahuan Alam 4 Untuk SD/MI Kelas IV”, Jakarta:Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Budiani, Theresia. 2009. Tugas PTK . Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
Dahar, Ratna Wilis . 1989. Teori-teori Belajar. Bandung : Erlangga.
Hendro. 1992. Pendidikan IPA I. Jakarta: Depdikbud
Heri Sulistyanto, Edi Wiyono. 2008. “Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SD dan MI Kelas IV”, Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Iskandar, Srini M. 2001. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung:. CV.Maulana.
Kaligis dan Hendro. 1991. Pendidikan IPA . Jakarta: Depdikbud.
Kaligis, Jenny. 1992. Pendidikan IPA I. Jakarta: Depdikbud.
Kaligis, Jenny. 1992. Pendidikan IPA II. Jakarta: Depdikbud.
Masidjo. 2007. Evaluasi Pembelajaran II. Yogyakarta: USD.
Masidjo, Ign. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa Di Sekolah. Yogyakarta : Kanisius.
Poppy K. Devi, Sri Anggraeni. 2008. “ Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SD dan MI Kelas IV”, Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional .
Purwadi, Sarosa. 1980. Metode-metode Mengajar. Jakarta: P3G Departeman P dan K.
Rinawan, Abadi. 2010. LKS Cemara. :Intan Pariwara.
S. Rositawaty, Aris Muharam. 2008. “Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam 4 Untuk SD dan MI Kelas IV”, Jakarta:Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Sucianawati. 2010. Tugas PTK. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
Tanlain, Wens .2006. Perkembangan dan Belajar Peserta Didik I . Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.
Ulihbukit, Ign. S. Karo- Karo dkk. Metodologi Pengajaran. Salatiga: CV Saudara
SILABUS
Satuan Pendidikan : MI Muhammadiyah Sudimoro Mata Pelajaran : IPA TERPADU
Kelas / Semester : IV / 2
Cabang IPA Terkait : Fisika/Biologi
Standar Kompetensi : Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
KOMPETENSI DASAR
MATERI POKOK
KEGIATAN
PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN SUMBER BELAJAR
8.1 Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar
Bunyi • Mendata sumber energi bunyi yang ada di lingkungan sekitar.
• Mencari informasi tentang
pengertian bunyi, frekuensi, amplitude dan jenis bunyi berdasarkan frekuensi bunyi.
• Melakukan percobaan
perambatan bunyi pada benda padat, cair, dan gas.
• Membuat kesimpulan.
• Presentasi hasil percobaan
• Siswa dapat menjelaskan bahwa bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar.
• Siswa dapat menjelaskan proses
terjadinya bunyi.
• Siswa dapat menyebutkan
sumber-sumber bunyi yang ada disekitar.
• Siswa merancang penemuan
untuk menunjukkan bukti bahwa perambatan bunyi melalui benda padat,cair,dan gas.
• Siswa dapat menunjukkan
• Tes tertulis
• Lisan
• Unjuk kerja
• Non Tes :
Obsservasi
•Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SD dan MI Kelas IV, Penulis : Poppy K. Devi, Sri Anggraeni.
•Ilmu Pengetahuan Alam
Untuk SD dan MI Kelas IV, Penulis : Heri Sulistyanto, Edi Wiyono.
•Senang Belajar Ilmu
Pengetahuan Alam 4 Untuk SD dan MI Kelas IV, Penulis : S.
Rositawaty, Aris Muhara
KOMPETENSI DASAR
MATERI POKOK
KEGIATAN
PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN SUMBER BELAJAR
adanya perambatan bunyi melalui
benda padat,cair,dan gas.
• Siswa dapat menjelaskan bahwa
bunyi dapat dipantulkan atau diserap
• Siswa dapat menyebutkan
benda-benda yang menyerap suara
• Siswa dapat merancang model
perubahan dari energi gerak menjadi energi bunyi
•Ilmu Pengetahuan Alam
4 Untuk SD/MI Kelas IV, Penulis : Budi Wahyono, Setya Nurachmandani.
RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I
Pertemuan 1
Satuan Pendidikan : MI Muhammadiyah Sudimoro Mata Pelajaran : IPA
Kelas/ Semester : IV/2
Cabang IPA Terkait : Fisika/Biologi Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (2Jp)
I. Standar Kompetensi
8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
II. Kompetensi Dasar
8.1. Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya.
III. Indikator Hasil Belajar
8.1.6 Siswa dapat menjelaskan bahwa bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar.
8.1.7 Siswa dapat menjelaskan proses terjadinya bunyi.
8.1.8 Siswa dapat menyebutkan sumber-sumber bunyi yang ada disekitar.
IV. Materi Pokok Energi bunyi
V. Sub Materi Pokok
Bunyi dapat merambat melalui benda padat, cair dan gas. VI. Kegiatan Pembelajaran
A. Kegiatan Awal (5 menit) 1. Salam Pembuka 2. Berdoa
3. Apersepsi
B. Kegiatan Inti(30 menit)
1. Siswa mendengarkan penjelasan guru.
2. Siswa bersuara sambil memegang leher masing-masing,dan rasakan adanya getaran pada leher.
3. Siswa membuktikan bahwa sumber bunyi dihasilkan dari benda yang bergetar.
4. Setiap siswa memukul barang-barang ringan yang ada di sekitar. 5. Siswa mendenagrkan suara tersebut secara cermat.
6. Siswa menyebutkan sumber bunyi yang ada disekitar. C. Kegiatan Akhir (5 menit)
1. Siswa diberi kesempatan menanyakan hal-hal yang belum jelas. 2. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil belajar.
VII. Metode Pembelajaran 1. Tanya Jawab 2. Ceramah 3. Demonstrasi VIII. Penilaian
A. Tes Tertulis B. Unjuk kerja
IX. Alat Dan Sumber Bahan a) Alat
- Meja - Pensil - Penggaris - Penghapus - Gitar - Tamborin - Suling
b) Sumber Bahan
- Poppy K. Devi, Sri Anggraeni. 2008. “ Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SD dan MI Kelas IV”, Jakarta:Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
- S. Rositawaty, Aris Muharam. 2008. “Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam 4 Untuk SD dan MI Kelas IV”, Jakarta:Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
- Budi Wahyono, Setya Nurachmandani. “Ilmu Pengetahuan Alam 4 Untuk SD/MI Kelas IV”, Jakarta:Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Magelang, 12 Mei 2011
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru
RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I
Pertemuan 2
Satuan Pendidikan : MI Muhammadiyah Sudimoro Mata Pelajaran : IPA
Kelas/ Semester : IV/2
Cabang IPA Terkait : Fisika/Kimia/Biologi Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (2Jp)
I. Standar Kompetensi
8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
II. Kompetensi Dasar
8.1. Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya.
III. Indikator Hasil Belajar
8.1.9 Siswa merancang penemuan untuk menunjukkan bukti bahwa perambatan bunyi melalui benda padat,cair,dan gas.
8.1.10 . Siswa dapat menunjukkan adanya perambatan bunyi melalui benda padat,cair,dan gas.
IV. Materi Pokok Energi bunyi
V. Sub Materi Pokok
Bunyi dapat merambat melalui benda padat, cair dan gas
VI. Kegiatan Pembelajaran A. Kegiatan Awal (5 menit)
1. Salam pembuka 2. Berdo’a
3. Apersepsi
B. Kegiatan Inti (60 menit)
1. Siswa dibagi dalam 3 kelompok
2. Masing-masing kelompok mendemonstrasikan satu percobaan mengenai perambatan bunyi pada benda padat,cair dan gas.
3. Siswa mendiskusikan percobaan yangtelah dilakukan
4. Perwakilan kelompok maju kedepan menyampaikan hasil diskusi 5. Siswa menyimpulkan hasil diskusi.
6. Siswa menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi perambatan suara.
C. Kegiatan Akhir ( 5 menit)
1. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil belajar. 2. Guru bersama siswa mengadakan refleksi. 3. Salam penutup
VII. Metode Pembelajaran 1. Ceramah
VIII. Penilaian A. Tes Tertulis B. Unjuk kerja
X. Alat Dan Sumber Bahan a) Alat
# Percobaan I
- JamTangan Analog - Penggaris kayu / Plastik # Percobaan II
- Air - Ember
- Dua Buah Batu # Percobaan III
- Selang Plastik ( Panjang 2 m ) - Kain
b) Sumber
- Poppy K. Devi, Sri Anggraeni. 2008. “ Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SD dan MI Kelas IV”, Jakarta:Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
- S. Rositawaty, Aris Muharam. 2008. “Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam 4 Untuk SD dan MI Kelas IV”, Jakarta:Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
- Budi Wahyono, Setya Nurachmandani. “Ilmu Pengetahuan Alam 4 Untuk SD/MI Kelas IV”, Jakarta:Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Magelang, 16 Mei 2011
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru