• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SAIN MATERI ENERGI PANAS DAN BUNYI DENGAN PENERAPAN METODE EKSPLORATORY DISCOVERY PADA SISWA KELAS IV MI MUHAMMADIYAH KARANGANYAR KEC. SAMBUNGMACAN KAB. SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR SAIN MATERI ENERGI PANAS DAN BUNYI DENGAN PENERAPAN METODE EKSPLORATORY DISCOVERY PADA SISWA KELAS IV MI MUHAMMADIYAH KARANGANYAR KEC. SAMBUNGMACAN KAB. SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - Test Repository"

Copied!
147
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SAINS

MATERI ENERGI PANAS DAN BUNYI

DENGAN PENERAPAN METODE EKSPLORATORY

DISCOVERY PADA SISWA KELAS IV MI

MUHAMMADIYAH KARANGANYAR

KEC. SAMBUNGMACAN KAB. SRAGEN

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

RENY ELMA NURMA NINGTYAS

11513067

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(2)
(3)

iii

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SAINS

MATERI ENERGI PANAS DAN BUNYI

DENGAN PENERAPAN METODE EKSPLORATORY

DISCOVERY PADA SISWA KELAS IV MI

MUHAMMADIYAH KARANGANYAR

KEC. SAMBUNGMACAN KAB. SRAGEN

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

RENY ELMA NURMA NINGTYAS

11513067

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMAISLAM NEGERI

SALATIGA

(4)

iv

PERSETUJUAN PEMBIMBING Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara : Nama : Reny Elma Nurma Ningtyas

NIM : 11513067

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Progam Studi : Peningkatan Hasil Belajar Sains Materi Energi Panas dan Bunyi Dengan Peneraan Metode Eksploratory Discovery pada Siswa Kelas IV MI Muhammadiyah Karanganyar kec. Sambungmacan Kab. Sragen Tahun Pelajaran 2016/2017.

Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

Salatiga, 11 Agustus 2017 Pembimbing

(5)
(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

yang bertandatangan di bawah ini saya

Nama : Reny Elma Nurma Ningtyas

NIM :11513067

Progam Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

(7)

vii MOTTO

“Kebaikanmu Memudahkanmu”

(8)

viii

PERSEMBAHAN

Dengan setulus hati saya menuliskan dengan rasa haru dan senang, bahwa skripsi yang saya buat dengan penuh perjuangan ini saya persembahkan untuk :

1. Bapak wama dan ibu suminem tercinta.

2. Adik saya bagas dan luthfi yang saya sayangi.

3. Keluarga besar Mbah Mitun yang selalu mendukung saya.

4. Dosen PembimbingBapakDr.Budiyono Sautro, M.Pdterimakasih telah membimbing skripsi ini sampai selesai.

5. Dosen Pembimbing Akademik saya ibu Eni Titikusumawati, M.Pd selama kuliah di kamus tercinta IAIN Salatiga.

6. Almamater Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

7. MI Muhammadiyah Karanganyar terutama wali kelas IVB dan semua siswa kelas IVB yang telah membantu penelitian ini dalam rangka penyelesaian skripsi.

8. Teman-teman PGMI angkatan 2013 yang tidak bisa penuli ssebutkan satu persatu, dan terutama PGMI kelas B.

9. Teman- teman kos Pak Eko (Sintiya, Desi, Luluk, Aisyah, Mbak Khariroh, Mbak Lia, Mbak Nur Wakhidah, Mbak Ayu, Deka, Fajri, Uli, Erza, Diyan, Diyana, Sinta, Vivi, Anggi).

10.Sahabat- Sahabat saya sedari SMA eks DAP SMANSAM masa jabatan 2011 terutama Ifah Dian Nora yang selalu memberi semangat.

(9)

ix

12.Teman-teman KKN ( Mbak Diyan, Mbak Uswatun, Mbak Ngatini, Mbak zizah, Mas Pujo, Mas Fadil, Rino tak lupa juga Mbah Man dan Mbah Nah) 13.Teman- teman seperjuangan Dosbing Pak Dr. Budiyono Saputro,M.Pd. 14.Teman- teman remaja Gadingrejo Rt. 09 Rw. 03

(10)

x

KATA PENGANTAR

Atasnama Allah yang Maha Pengasih danMaha Penyayang, puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. Karena dengan segala limpahan taufik, hidayah serta inayah-Nya, sehingga penulis diberi kemudahan dan kelapangan hati dalam menyelesaikan skripsi ini, Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad SAW. Keluarga, sahabat dan pengikut setianya.

Penyusunan skripsi ini bertujuan guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Terselesainya skripsi ini tidaklah semata-mata hasil dari jerih payah penulis sendiri, melainkan banyak pihak terkait yang telah membantu baik moril maupun spiritual, oleh karena itu, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr.Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri Salatiga (IAIN) Salatiga beserta staf-stafnya, yang telah menyediakan tempat serta fasilitas gedung kuliah yang nyaman dan kondusif.

2. Ibu Peni Susapti.M.Si selaku ketua jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).

(11)

xi

4. Bapak Dr.Budiyono Saputro,M.Pd sebagai dosen pembimbing yang telah tulus, sabar ikhlas dan menyempatkan waktunya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

5. Seluruh dosen dan akademika yang telah membantu terselesainya skripsi ini. 6. Kepala Sekolah MI Muhammadiyah Karanganyar, guru dan karyawan serta

siswa-siswi yang telah membantu dan memberikan data kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga amal serta kebaikan yang telah dicurahkan oleh penulis Allah SWT sebagai amal ibadah dan mendapatkan balasan yang berlipat ganda.

Demikian kiranya, semoga skripi ini dapat bermanfaat dan menjadi wacana ilmu bagi para pembaca. Sebagai manusia biasa, penulis menyadari banyaknya kekurangan, maka kritik dan saran dari para pembaca sangat penulis harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini.

Salatiga, 11 Agustus 2017 Penulis

(12)

xii ABSTRAK

Nurma, Reny Elma. Peningkatan Hasil Belajar Sains Materi Energi Panas Dan Bunyi Dengan Penerapan Metode Eksploratory DiscoveryPada Siswa Kelas IV MI Muhammadiyah Karanganyar Kec.Sambungmacan Kab.Sragen Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dr.Budiyono Saputro M.Pd Kata kunci: Hasil belajar dan Eksploratory Discovery

Kegiatan belajar mengajar tidak lepas dari masalah yang sering dihadapi seperti ketidakberhasilan siswa mencapai taraf tuntas, kebanyakan guru masih menggunakan metode yang monoton seperti ceramah, tanya jawab, latihan dan pemberian tugas. Guru belum menggunakan metode yang inovatif yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. MI Muhammadiyah Karanganyar kelas IV dalam kegiatan pembelajaran khususnya IPA guru masih belum beranjak dari metode ceramah sehingga berpengaruh terhadap ketertarikan siswa dalam memperhatikan penjelasan guru lalu siswa kurang memahami,menyerap secara maksimal materi yang disampaikan. Maka dari itu rumusan masalah peneliti ini adalah apakah metode eksploratory discovery dapat meningkatkan hasil belajar sains pada siswa kelas IV MI Muhammadiyah Karanganyar Tahun Pelajaran 2016/2017?.Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka peneliti mencoba membantu meningkatkan hasil belajar siswa kelas IVB MI Muhammadiyah Karanganyar dalam materi energi panas dan bunyidengan metode eksploratory discovery.

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Instrumen penelitian menggunakan tes, observasi dan pengamatan. Data diperoleh dari subyek penelitian siswa sebanyak 16 orang terdiri dari 8 orang laki-laki dan 8 orang perempuan.

(13)

xiii DAFTAR ISI

SAMPUL JUDUL ... i

LEMBAR LOGO ... ii

JUDUL ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... x

ABSTRAK ... xii

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 4

F. Definisi Operasional ... 5

G. Metode Penelitian ... 8

(14)

xiv BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar

1. Pengertian Belajar ... 16

2. Ciri-ciri Belajar ... 17

3. Bentuk-bentuk belajar ... 20

4. Tipe belajar... 25

5. Prinsip-prinsip belajar ... 26

6. Faktor-faktor belajar... 27

7. Pengertian hasil belajar ... 29

8. Macam-macam hasil belajar ... 30

9. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ... 34

10.Klasifikasi hasil belajar ... 39

11.Penilaian hasil belajar ... 40

B. Ilmu Pengetahuan Alam 1. Pengertian IPA ... 41

2. Karakteristik IPA ... 41

3. Tujuan pembelajaran IPA di SD/MI ... 42

4. Energi panas dan bunyi ... 43

C. Metode Eksploratory Discovery 1. Pengertian metode eksploratory discovery ... 48

2. Langkah-langkah metode eksploratory discovery ... 48

(15)

xv BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Subjek penelitian ... 51

B. Deskripsi siklus I ... 54

C. Deskripsi siklus II ... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus ... 61

1. Deskripsi Data Pra Siklus ... 61

2. Deskripsi Data Siklus I ... 63

3. Deskripsi Data Siklus II ... 69

B. Pembahasan ... 75

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 78

B. Saran ... 79

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jumlahpendidikdantenagakependidikan………... 52

Table 3.2 Daftarnamasiswakelas IVB tahun 2016/2017…... 53

Table 4.1 Hasil test formatifprasiklus………... 62

Table 4.2 Lembarpengamatan guru siklus I……... 64

Table 4.3 Lembarpengamatansiswapadasiklus I………... 66

Tabel 4.4 Hasil test formatifpadasiklus I………... 68

Tabel 4.5 Lembarpengamatan guru siklus II………... 70

Tabel 4.6 Lembarpengamatansiswapadasiklus II……… 72

Tabel 4.7 Hasil test formatifpadasiklus II……… 74

(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Siklus PTK……… 13

Gambar 2.1 Perpindahansecarakonduksi………... 44

Gambar 2.2 Perpindahansecarakonveksi………... 44

Gambar 2.3 Perpindahansecararadiasi……….. 45

Gambar 4.1 Diagram ketuntasannilaisiswakelas IVB prasiklus…….. 63

Gambar 4.2 Diagram ketuntasannilaisiswakelas IVB siklus I…... 69

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 RPP Siklus I

Lampiran 2 RPP Siklus II Lampiran 3 Soal Siklus I Lampiran 4 Soal Siklus II

Lampiran 5 Lembar Pengamatan Guru Siklus I Lampiran 6 Lembar Pengamatan Guru Siklus II Lampiran 7 Hasil Nilai persiklus

Lampiran 8 Dokumentasi Kegiatan Lampiran 9 Daftar Riwayat Penulis Lampiran 10 Pernyataan Publikasi Penulis Lampiran 11 Nilai Tes Siklus

Lampiran 12 Nota Pembimbing Lampiran 13 Lembar Isi Konsultasi Lampiran 14 Surat Izin Penelitian

(19)
(20)

3 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,sebagai hasi pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003: 2). Belajar merupakan hal yang penting dalam hidup manusia sejak mulai kecil,dewasa hingga tua aktivitas belajar sering dilakukan. Belajar akan terjadi setiap saat dalam diri seseorang, dimanapun dan kapanpun proses belajar dapat terjadi. Belajar tidak hanya terjadi dibangku sekolah, tidak hanya terjadi ketika siswa berinteraksi dengan guru, tidak hanya ketika seseorang belajar membaca, menulis dan berhitung. Belajar bisa terjadi dalam semua aspek kehidupan, dan belajar sudah terjadi sejak anak lahir bahkan sebelum lahir (prenatal) dan akan terus berlanjut hingga ajal tiba.

(21)

4

tanya jawab, latihan dan pemberian tugas. Guru belum menggunakan metode yang inovatif yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Di MI Muhammadiyah Karanganyar kelas IV dalam kegiatan pembelajaran khususnya IPA guru masih belum beranjak dari metode ceramah sehingga berpengaruh terhadap ketertarikan siswa dalam memperhatikan penjelasan guru lalu siswa kurang memahami,menyerap secara maksimal materi yang disampaikan.

(22)

5

Metode eksploratory discovery merupakan teknik pendekatan yang mengajak siswa belajar dengan berjelajah disekitar lingkungan sekolah, agar siswa dapat mencari penemuan yang terkait dengan materi. Teknik pendekatan ini merupakan medium yang luwes sehingga maksud dan tujuan pembelajaran tercapai karena menyenangkan

Berdasarkan permasalahan yang diuraikan di atas, maka penulis akan mencoba melakukan penelitian hasil belajar siswa dengan menerapkan metode eksploratory discovery. Oleh karena itu penulis mengambil judul penelitian

“PENINGKATAN HASIL BELAJAR SAINS MATERI ENERGI PANAS

DAN BUNYI DENGAN PENERAPAN METODE EKSPLORATORY DISCOVERY PADA SISWA KELAS IV MI MUHAMMADIYAH KARANGANYAR KEC. SAMBUNGMACAN KAB. SRAGEN TAHUN

PELAJARAN 2016/2017”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan yang dapat dirumuskan : apakah metode eksploratory discovery dapat meningkatkan hasil belajar sains pada siswa kelas IV MI Muhammadiyah Karanganyar Tahun Pelajaran 2016/2017?.

C. Tujuan Penelitian

(23)

6 D. Hipotesis

Hipotesis adalah patokan, pendirian,dalil yang dianggap benar, prasangka atau dugaan yang dianggap benar untuk sementara waktu yang perlu adanya pembuktian tentang kebenarannya (Kartono, 1980). Pada penelitian ini, penulis mengajukan hipotesis yaitu: Penerapan metode eksploratory discovery dapat meningkatkan hasil belajar sains pada siswa kelas IV MI Muhammadiyah Karanganyar Tahun Ajaran 2016/2017.

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis a. Bagi Guru

Bagi guru penelitian ini bermanfaat sebagai pandangan dalam pengembangan metode belajar dalam sains (IPA) serta sebagai alternatif penggunaan metode pembelajaran dalam belajar sains (IPA) yang mudah.

b. Bagi Sekolah

Bagi sekolah manfaat penelitian ini adalah sebagai masukan untuk guru dalam meningkatkan profesionalisme pengajaran dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan juga meningkatkan kualitas pendidikan sekolah terutama dalam mata pelajaran sains (IPA) serta sebagai upaya peningkatan kualitas peserta didik.

c. Bagi Siswa

(24)

7

dengan metode eksploratory discovery dapat memberi suasana dan tantangan baru dalam belajar sehingga kegiatan pembelajaran lebih menyenangkan dan siswa lebih cepat menyerap materi pelajaran yang disampaikan guru.

d. Bagi Peneliti

Bagi peneliti dengan penerapan metode eksploratory discovery ini dalam pembelajaran sains (IPA) dapat menambah pengalaman dan wawasan baru.

2. Manfaat Teoritis

Dengan penerapan metode eksploratory discovery diharapkan mendapatkan pengetahuan atau teori baru tentang upaya meningkatkan hasil belajar sains (IPA) melalui penerapan metodeeksploratory discovery bagi siswa Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Karanganyar dan juga dapat meningkatkan aset ilmu pengetahuan khususnya sains (IPA).

F. Definisi Operasional

1. Peningkatan hasil belajar a. Peningkatan

Peningkatan secara umum merupakan upaya untuk menambah derajat, tingkat, dan kualitas maupun kuantitas. Peningkatan juga dapat berarti penambahan ketrampilan dan kemampuan agar menjadi lebih baik. Selain itu, peningkatan juga berarti pencapaian dalam proses, ukuran, sifat, hubungan dan sebagainya.

(25)

8

Hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolahan yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu (Nawawi dalam K.Brahim, 2007: 39).

Hasil belajar dalam penelitian ini adalah keberhasilan siswa dalam mempelajari dan memahami materi dengan baik sehingga yang diperoleh nilai yang baik.

2. Sains (IPA).

Ilmu pengetahuan alam merupakan ilmu yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan induksi. Sedangkan Nokes di

dalam bukunya “Science in Education” menyatakan bahwa IPA adalah

pengetahuan teoritis yang diperoleh dengan metode khusus. Ipa adalah suatu pengetahuan teoritis yang diperoleh/disusun dengan cara yang khas yaitu melakukan observasi,penyusunan teori,eksperimentasi, penyimpulan dan demikian seterusnya kait-mengkait antara cara yang satu dengan yang lain.

3. Metode Eksploratory Discovery a. Metode

(26)

cara-9

cara menyajikan bahan pelajaran pada peserta didik untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut J.R. David dalam Teaching Strategies For College Class Room (1976) menyebutkan

bahwa method is away in achieving something(cara untuk mencapai sesuatu. Artinya, metode digunakan untukmerealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian, metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peranan sangat penting.

b. Metode Eksploratory

Eksploratory berasal dari kata eksplore yang berarti penjelajahan.

Sehingga eksploratorydapat diartikan sebagai metode jelajah alam sekitar (JAS). eksploratoryadalah pendekatan pembelajaran sains yang memanfatkan objek langsung melalui kegiatan pengamatan, diskusi dan pelaporan hasil.

Metode eksploratory menitikberatkan pada konsep pembelajaran yang membantu guru mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa untuk menghubungkan pengetahuan dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.

c. Metode Discovery

(27)

10

pelajaran yang banyak melibatkan siswa dalam proses-proses mental dalam rangka penemuannya.

G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian

Dalam hal ini peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas(PTK). PTK merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih profesional (Suyanto, 1994: 4).

Penelitian direncanakan untuk mengimplementasikan tindakan kelas yang meliputi komponen-komponen perencanaan (planning), tindakan (acting), obserasi (observing) dan refleksi (reflecting). Adanya langkah-langkah dalam setiap tindakan ini dengan dasar pemikiran bahwa di dalam suatu mata pelajaran terdiri dari beberapa kompetensi dasar, dan kompetensi dasar terdiri dari beberapa materi yang tidak dapat diselesaikan dalam satu kali pertemuan. Guru melakukan refleksi untuk mendiagnosis keadaan dan mencobakan alternatif tindakan untuk kemudian dievaluasi tingkat keefektifitasannya.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

(28)

11 3. Subjek Penelitian

a. Siswa

Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IV MI Muhammadiyah Karanganyar Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen yang berjumlah 16 siswa yang terdiri dari 4 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.

b. Guru

Penelitian ini dilakukan oleh penulis yang berkolaborasi (kerjasama) dengan guru Sains (IPA) kelas IV MI Sambungmacan Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen.

4. Analisis Data

Pada penelitian ini untukmenganalisis data yang digunakan adalah deskriptif prosentase seperti berikut :

a. Menghitung nilai tes siswa per siklus

b. Menghitung ketuntasan klasikal

Keterangan :

P = Prosentase ketuntasan kelas.

f = Jumlah siswa yang masuk kriteria tuntas. N = Jumlah siswa dalamsatu kelas.

5. TeknikPengumpulan Data

Dalam mengumpulkan berbagai informasi dan data, penulis menggunakan : Nilai : 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙 x 100

P = 𝑓

(29)

12 a. Tes

Metode tes ini merupakan metode pengumpulan data dengan memberikan seperangkat soal atau permasalahan yang harus dipecahkan oleh kelompok, soal tes ini dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana kerjasama siswa dalam pembelajaran. Atau dengan kata lain yaitu sebagai tes kemampuan yang menitik beratkan pada kerja sama kelompok dalam pemecahan masalah.

b. Observasi

Metode observasi yaitu suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis.Pengumpulan data melalui observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi (Suharsimi Arikunto, 2014: 272).

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah sebuah cara yang dilakukan untuk menyadiakan dokumen-dokumen dengan menggunakan bukti yang akurat.

(30)

13

Peneliti menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah pengumpulan data yang diperlukan. Berikut instrumen data yang digunakan:

a. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan sebagai instrumen dalam teknik observasi untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang disusun di dalamnya berisi kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.

c. Lembar Soal Tes

Lembar soal tes disusun untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar . Bentuk tes yang digunakan berupa soal berbentuk tes objektif dan essay singkat.

d. Dokumentasi

Untuk memperoleh data tentang kondisi sekolah, data siswa, data guru dan lain-lain.

7. Indikator Pencapaian.

(31)

14

a. Adanya peningkatan hasil belajar yang terus berkelanjutan dari siklus I sampai siklus selanjutnya.

b. 85% siswa kelas IV mendapatkan nilai Ilmu Pengetahuan Alam(IPA) ≥ 70.

5. Langkah-langkah penelitian a. Perencanaan (Planning)

Tahap ini peneliti mengadakan observasi awal dan mengadakan wawancara dengan guru berkaitan dengan permasalahan yang dialami siswa dalam pelajaran IPA. Setelah mengetahui permasalahannya kemudian mencari solusinya yaitu dengan menggunakan metode eksploratory discovery.Secara garis besar kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:

1) Menyiapkan materi sesuai kurikulum yang dijadikan sebagai bahan penelitian.

2) Membuat perangkat pembelajaran seperti rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

3) Menyiapkan perangkat pembelajaran metodeeksploratory discovery. 4) Menyiapkan lembar observasi.

5) Menyiapkan lembar pengamatan terhadap siswa. b. Pelaksanaan Tindakan(Action)

(32)

15

Lebih tepatnya, berikut ini dikemukakan bentuk desainnya Kemmis & McTaggart.

Gambar 1.1 Siklus PTK menurut Kemmis & McTaggart (Arikunto, 2010: 137).

Model yang dikemukakan oleh Kemmis & McTaggart pada hakekatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Keempat komponen tersebut dipandang sebagai satu siklus. Oleh karena itu

Siklus I

Acting Refleksi

Planing

Observasi

Planing

Acting Refleksi

Observasi Siklus II

Siklus III

(33)

16

pengertian siklus adalah putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Gambar di atas, tampak bahwa di dalamnya terdiri dari dua perangkat komponen yang dapat dikatakan sebagai dua siklus. Untuk pelaksanaan sesungguhnya, jumlah siklus sangat bergantung kepada permasalahan yang perlu diselesaikan (Kusumah dan Dwigatama 2010: 21). c. Pengamatan (Observation)

Tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan, hasil dan respon dari siswa ketika menggunakan metode eksploratory discovery. Demi menjaga keabsahan data yang akan diperoleh dalam melakukan metode eksploratory discovery tersebut peneliti dibantu oleh teman sejawat dalam melakukan dokumentasi terhadap kegiatan pembelajaran.

d. Refleksi (Reflection)

(34)

17 H. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam pembahasan penelitian ini, sistematika yang digunakan penulis adalah sebagai berikut :

BAB I Berisi pendahuluan yang mencakup Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis, Manfaat Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian, Sistematika Penulisan. BAB II Dalam bab ini penulis menguraikan kajian pustaka tentang teori

yang terkait dengan penelitian.

BAB III Dalam bab ini penulis mengurai tantang gambaran umum MI Muhammadiyah Karanganyar, subjek penelitian, deskripsi pelaksaan siklus I dan deskripsi pelaksanaan siklus II.

BAB IV Dalam bab ini penulis memaparkan hasil penelitian, antara lain meliputi deskripsi per siklus dan pembahasan tiap siklus.

(35)

18 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar

1. Pengertian Belajar

Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan, dan bukan merupakan suatu hasil atau tujuan. Dengan demikian, belajar itu bukan sekedar mengingat atau menghafal saja, namun lebih luas dari itu merupakan mengalami. Hamalik juga menegaskan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu atau seseorang melalui interaksi dengan lingkungannya. Perubahan tingkah laku ini mecakup perubahan dalam kebiasaan (habit), sikap (afektif), dan ketrampilan (psikomotorik). Perubahan tingkah laku dalam kegiatan belajar disebabkan oleh pengalaman atau latihan. Menurut W.S.Winkel (2000) belajar adalah suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif antara seseorang dengan lingkungan, dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap yang bersifat relatif konstan dan berbekas.

(36)

19 2. Ciri-ciri Belajar

Djamarah (2011: 15-17) menyatakan, jika hakekat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada beberapa perubahan tertentu yang dimasukkan ke dalam ciri-ciri belajar.

a. Perubahan yang Terjadi Secara Sadar

Ini berarti individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan ini atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya. Misalnya ia menyadari bahwa pengetahuannya bertambah, kecakapannya bertambah, kebiasaannya bertambah. Jadi, perubahan tingkah laku individu yang terjadi karena mabuk atau dalam keadaan tidak sadar, tidak termasuk kategori perubahan dalam pengertian belajar. Karena individu yang bersangkutan tidak menyadari akan perubahan itu. b. Perubahan dalam Belajar Bersifat Fungsional

Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam individu berlangsung terus menerus dan tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. Misalnya, jika seorang anak belajar menulis, maka ia akan mengalami perubahan dari tidak bisa menulis menjadi dapat menulis.

(37)

20

menulis yang telah dimilikinya ia dapat memperoleh kecakapan-kecakapan lain. Misalnya, dapat menulis surat, menyalin catatan-catatan, mengerjakan soal-soal, dan sebagainya.

c. Perubahan dalam Belajar Bersifat Positif dan Aktif

Ketika melakukan perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu selalu bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian, makin banyak usaha belajar itu dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan karena usaha individu sendiri. Misalnya, perubahan tingkah laku karena proses kematangan yang terjadi dengan sendirinya karena dorongan dari dalam, tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar.

d. Perubahan dalam Belajar Bukan Bersifat Sementara

(38)

21

dimiliki dan bahkan makin berkembang bila terus dipergunakan atau dilatih.

e. Perubahan dalam Belajar Bertujuan dan Terarah

Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan terarah pada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari. Misalnya seseorang yang belajar mengetik, sebelumnya sudah menetapkan apa yang mungkin dapat dicapai dengan belajar mengetik, atau tingkat kecakapan mana yang dicapainya. Dengan demikian, perbuatan belajar yang dilakukan senantiasa terarah pada tingkah laku yang telah ditetapkannya.

f. Perubahan Mencakup Seluruh Aspek Tingkah Laku

(39)

22

dan sebagainya. Jadi, aspek perubahan yang satu berhubungan erat dengan aspek lainnya.

3.Bentuk-bentuk Belajar

Ada beberapa pendapat dari beberapa ahli mengenai bentuk-bentuk belajar, diantaranya adalah:

a. Menurut A. De Block

A De Block menyusun sistematika bentuk-bentuk belajar berpegang pada pembagian aspek-aspek kepribadian yang lazimnya digunakan dalam ilmu psikologi, yaitu aspek kognitif yang mencakup pengetahuan dan kemahiran-kemahiran intelektual, aspek dinamik-afektif yang mencakup perasaan, minat, motivasi, sikap dan nilai-nilai, aspek sensorik-psikomotorik yang meliputi pengamatan dan gerakan-gerakan motorik.

Adapun sistematika bentuk belajar adalah sebagai berikut: 1) Bentuk-bentuk belajar menurut fungsi psikis

a) Belajar dinamik : belajar mengehendaki sesuatu secara wajar, sehingga orang tidak menyerah pada sembarang menghendaki dan juga tidak menghendaki sembarang hal. b) Belajar afektif : belajar menghayati nilai dari obyek-obyek

yang dihadapi melalui alam perasaan, entah obyek itu berapa orang, benda atau kejadian/peristiwa.

(40)

23

dihadapi, entah obyek itu orang, benda atau kejadian/peristiwa.

d) Belajar sensi-motorik : belajar menghadapi dan menangani obyek-obyek secara fisik, termasuk kejasmanian manusia sendiri.

2) Bentuk-bentuk belajar menurut materi yang dipelajari

a) Belajar teoritis : bertujuan untuk menempatkan semua data dan fakta (pengetahuan) dalam suatu kerangka organisasi mental, sehingga dapat dipahami dan digunakan untuk memecahkan problem, seperti terjadi dalam bidang-bidang studi ilmiah.

b) Belajar teknis : bertujuan mengembangkan ketrampilan-ketrampilan, dalam menangani dan memegang benda-benda serta menyusun bagian-bagian materi menjadi suatu keseluruhan.

c) Belajar sosial : bertjuan mengekang dorongan dan kecenderungan spontan, demi kehidupan bersama dan member kelonggaran kepada orang lain untuk memenuhi kebutuhannya.

d) Belajar estetis : bertujuan membentuk kemampuan menciptakan dan menghayati keindahan di berbagai bidang kesenian.

(41)

24

a) Belajar insidental : mempelajari sesuatu dengan tujuan tertentu tetapi disamping itu juga belajar hal lain yang sebenarnya tidak menjadi sasaran.

b) Belajar dengan mencoba-coba

c) Belajar tersembunyi: mempelajari sesuatu tanpa ada intense/maksud untuk belajar hal itu, namun tidak adanya maksud hanya terdapat pada pihak orang yang belajar. b. Menurut C. van Parreren

C. van Parreren menaruh banyak perhatian pada variasi dalam bentuk atau jenis belajar. Adapun sistematika bentuk-bentuk belajar yang dikembangkan oleh C. van Parreren adalah sebagai berikut:

1)Membentuk otomatisme: ciri khas dari hasil belajar/kemampuan yang diperoleh terletak dalam otomatisasi sejumlah rangkaian gerak-gerik yang terkoordinir satu sama lain, seperti dalam berenang atau menjahit dengan mesin.

2) Belajar insidental: belajar sesuatu tanpa mempunyai intensi atau maksud untuk mempelajari hal itu, khususnya yang bersifat pengetahuan mengenai fakta atau data.

3) Menghafal: menanamkan suatu materi dalam ingatan sehingga nantinya dapat diproduksikan kembali secara harfiah.

(42)

25

5) Belajar arti kata-kata: mulai menangkap arti yang terkandung dalam kata-kata yang digunakan.

6) Belajar konsep (pengertian): mengadakan abstraksi yaitu dalam obyek-obyek yang meliputi benda, kejadian dan orang hanya ditinjau aspek-aspek tertentu saja.

7) Belajar memecahkan problem melalui pengamatan: dihadapkan pada suatu problem yang harus dipecahkan dengan berbuat sesuatu.

8) Belajar berpikir: dihadapkan pada suatu problem yang harus dipecahkan, namun tanpa melalui pengamatan dan reorganisai dalam pengamatan.

9) Belajar untuk belajar: bentuk belajar ini jauh lebih luas karena mencakup semua bentuk belajar diatas.

10)Belajar dinamik: bersifat sangat kompleks karena menyangkut lahirnya sumber-sumber energy psikis, yang seolah-olah merupakan bahan bakar, yang member dorongan kepada orang untuk melakukan berbagai aktivitas, diantaranya kegiatan belajar.

c. Menurut Robert M. Gagne

Bentuk atau jenis belajar berjumlah jauh lebih dari satu saja.

Robert M. Gagne memjabarkanya dalam sistematika “Lima Jenis

(43)

26

1) Informasi verbal (verbal information): pengetahuan yang dimiliki seseorang dan dapat diungkapkan dalam bentuk bahasa, lisan dan tertulis.

2) Kemahiran intelektual (intellectual skill): kemampuan untuk berhubungan dengan lingkungan hidup dan dirinya sendiri dalam bentuk suatu representasi, khususnya konsep dan berbagai lambing/symbol (huruf, angka, kata, gambar).

3) Pengaturan kegiatan kognitif (cognitive strategy): suatu kemahiran yang berbeda sifat dengan kemahiran-kemahiran intelektual diatas, maka diberi nama tersendiri supaya tidak dicampur-adukkan dengan konsep dan kaidah.

4) Ketrampilan motorik (motor skill): mampu melakukan suatu rangkaian gerak gerik jasmani dalam urutan tertentu, dengan mengadakan koordinasi antara gerak-gerik berbagai anggota badan secara terpadu.

5) Sikap (attitude): orang yang bersikap tertentu, cenderung menerima atau menolak suatu obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek itu, berguna/berharga baginya atau tidak.

4. Tipe Belajar

a. Tipe belajar menurut Robert M. Gagne

Gagne membagi menggolongkan tipe belajar menjadi delapan yang bias disebut sebagai Sistematika “Delapan Tipe

(44)

27

1) Tipe I, belajar signal yaitu sesuatu (B) menjadi tanda bagi hal yang lain, yang biasanya menimbulkan reaksi tertentu (A). lama kelamaan, B akan menimbulkan reaksi yang mula-mula hanya diberikan terhadap A, meskipun A sudah tidak ada.

2) Tipe II, belajar membuat suatu gerakan, demi memperoleh sesuatu yang memberikan kepuasan. Gerakan ini melibatkan

kejasmanian maka disebut “gerakan motorik” yang dilakukan

dengan kehendak sendiri.

3) Tipe III, belajar membuat suatu seri gerakan-gerakan motorik sehingga akhirnya terbentuk suatu rangkaian gerakan dalam urutan tertentu. Melakukan aktivitas jasmani dengan kehendak sendiri tetapi rangkaian kegiatan meliputi lebih banyak aktivitas bergerak dan bersifat lebih kompleks.

4) Tipe IV, belajar menghubungkan suatu kata dengan suatu obyek yang berupa benda, orang atau kejadian, dan merangkaikan sejumlah kata dalam urutan yang tepat. Belajar merangkaikan kata-kata dalam setiap baris dan kemudian merangkaikan baris-baris itu. Dalam belajar merangkaikan sejumlah kata dalam urutan yang tepat, anak harus menguasai masing-masing bagian atau baris lebih dahulu.

(45)

28

6) Tipe VI, belajar konsep. Cara belajar ini menghasilkan konsep. 7) Tipe IV, belajar kaidah. Cara belajar ini menghasilkan suatu

kaidah yang terdiri atas penggabungan beberapa konsep. Pengungkapan hubungan atau relasi tetap diantara konsep-konsep itu biasanya dituangkan dalam bentuk suatu kalimat. 8) Tipe VIII, belajar memecahan problem. Cara belajar ini

menghasilkan suatu prinsip yang dapat dipergunakan dalam pemecahan suatu problem.

5.Prinsip-prinsip belajar

Prinsip-prinsip belajar menurut Mustaqim (2001: 69) adalah sebagai berikut:

a. Belajar akan berhasil jika disertai kemauan dan tujuan tertentu. b. Belajar akan lebih berhasil jika disertai berbuat, latihan dan ulangan. c. Belajar lebih berhasil jika memperi sukses yang menyenangkan. d. Belajar lebih berhasil jika tujuan belajar berhubungan dengan

aktivitas belajar itu sendiri atau berhubungan dengan kebutuhan hidupnya.

e. Belajar lebih berhasil jika bahan yang sedang dipelajari dipahami, bukan sekedar menghafal fakta.

f. Proses belajar memerlukan bantuan dan bimbingan orang lain. g. Hasil belajar dibuktikan dengan adanya perubahan dalam di si

(46)

29

h. Ulangan dan latihan perlu, akan tetapi harus didahului oleh pemahaman.

6. Faktor-faktor Belajar

Menurut uraian H.C. Witherington dan Lee J. Cronbach Bapemsi, faktor-faktor serta kondisi yang mendorong perbuatan belajar bisa diringkas sebagai berikut:

a. Situasi belajar (kesehatan jasmani, keadaan psikis, pengalaman dasar).

b. Penguasaan alat-alat intelektual.

Kecakapan-kecakapan intelektual sebenarnya berfungsi sejak awal kehidupan. Biasanya digunakan oleh individu ketika mengahadapi tuntuntan-tuntutan lingkungan seperti bahasa bilangan, membaca, menulis, pengertian-pengertian kwantitatif tingkat tinggi, mengarang, bahasa asing dan logika. Latihan-latihan yang terpencar. Belajar akan lebih efektif apabila periode latihan disusun terpencar, belajar 6 jam sehari akan lebih baik dipendekken menjadi 3 hari, tiap hari 2 jam.

c. Penggunaan unit-unit yang berarti.

Belajar dikehendaki adanya pola sambutan, pola ini harus mengandung arti dan dapat pula berarti dalam kehidupan sehari-hari. d. Latihan yang aktif.

(47)

30

melakukan hal-hal tersebut. Tetapi individu hanya bisa belajar sesuatu dengan mengerjakan/ melakukan sendiri atau berpikir sendiri.

e. Kebaikan bentuk sistem.

f. Efek penghargaan (reward) dan hukuman. g. Tidakan-tindakan pedagogis.

h. Kapasitas dasar.

Menurut Slameto , faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ada dua yaitu:

1. Faktor Intern

a. Faktor jasmaniah: faktor kesehatan dan cacat tubuh.

b. Faktor psikologis : intrligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan.

c. Faktor kelelahan. 2. Faktor Ekstern

a. Faktor keluarga: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.

(48)

31

c. Faktor masyarakat: kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.

Dari faktor-faktor diatas menurut para ahli,peneliti sependapat bahwa faktor yang mempengaruhi belajar ada faktor intern dan ekstern.

7. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar, yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar. Pengertian hasil belajar sebagaimana diuraikan di atas dipertegas lagi oleh Nawawi dalam K.Brahim (2007: 39) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.

Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional. 8. Macam- Macam Hasil Belajar

(49)

32

psikomotor), dan sikap siswa (aspek afektif). Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Pemahaman Konsep

Pemahaman menurut Bloom diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahkan yang dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami pelajaan yang diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang ia rasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan.

Adapun menurut Carin dan Sund , pemahaman adalah suatu proses yang terdiri dari tujuh tahapan kemampuan, yaitu :

1) Translete major ideas into own words.

2) Interpret the relationship among major ideas.

3) Extrapolate or go beyond data to implication of major ideas.

4) Apply their knowledge and understanding to the solution of new problems in new situation.

5) Analyze or break on idea into its part and show that they understand their relationship.

6) Synthezise or put elements together to form a new pattern and produce a anique communication,plan,or set of abstract relation.

(50)

33

Dari definisi yang diberikan oleh Carin dan Sund di atas dapat dipahami bahwa pemahaman dapat dikategorikan kepada beberapa aspek, dengan kriteria sebagai berikut:

1) Pemahaman merupakan kemampuan untuk menerangkan dan menginterprestasikan sesuatu, ini berarti bahwa seseorang yang telah memahami sesuatu atau telah memeperoleh pemahaman kan mampu menerangkan atau menjelaskan kembali apa yang telah ia terima.

2) Pemahaman bukan sekedar mengetahui, yang biasanya hanya sebatas mengingat kembali pengalaman dan memprodusi apa yang pernah dipelajari.

3) Pemahaman lebih dari sekedar mengetahui, karena pemahaman melibatkan proses mental yang dinamis, dengan memahami ia akan mampu memberikan uraian dan penjelasan yang lebih kreatif.

4) Pemahaman adalah suatu proses bertahap yang masing-masing tahap mempunyai kemampuan tersendiri.

(51)

34

tentang suatu konsep atau citra mental tentang sesuatu. Sesuatu tersebut dapat berupa objek konkret ataupn gagasan yang abstrak.

Untuk mengukur hasil belajar siswa yang berupa pemahaman konsep, guru dapat melakukan evaluasi produk. Evaluasi produk dapat dilaksanakan dengan mengadakan beberapa macamtes, baik secara lisan maupun tertulis. Dalam pembelajaran di SD/MI umumnya tes diselenggarakan dalam berbagai bentuk, baik ulangan harian,ulangan semester,maupun ulangan umum.

b. Ketrampilan Proses

Usman dan Setiawati (1993: 77) mengemukakan bahwa ketrampilan proses merupakan ketrampilan yang mengarah kepada pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa. Dalam melatih ketrampilan proses, secara bersamaan dikembangkan pula sikap-sikap yang dikehendaki seperti kreativitas, kerja sama, bertanggungjawab, dan berdisiplin sesuai dengan penekanan bidang studi yang bersangkutan.

c. Sikap

(52)

35

representasi apa yang dimiliki individu pemilik sikap, komponen afektif yaitu perasaan yang menyangkut emosional, dan komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki seseorang. Dalam hubungannya dengan hasil belajar, sikap ini lebih diarahkan pada pengertian pemahaman konsep maka domain yang sangat berperan adalah domain kognitif. 9. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut teori Gestalt, belajar merupakan suatu proses perkembangan. Artinya bahwa secara kodrati jiwa raga anak mengalami perkembangan. Perkembangan sendiri memerlukan sesuatu yang baik yang berasal dari diri siswa sendiri maupun pengaruh dari lingkungannya. Berdasarkan teori ini hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua hal, siswa itu sendiri dan lingkungan. Pertama, siswa dalam arti kemampuan berpikir atau tingkah laku intelektual , motivasi, minat dan kesiapan siswa baik jasmani maupun rohani. Kedua, yaitu sarana dan prasarana, kompetensi guru, kreativitas guru, sumber-sumber belajar, metode serta dukungan lingkungan, keluarga dan lingkungan.

(53)

36

1) Faktor internal, merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.

2) Faktor eksternal, merupakan faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.

Selanjutnya, dikemukakan oleh Wasliman (2007: 159) bahwa sekolah merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan hasil belajar siswa. Semakin tinggi kemampuan belajar siswa dan kualitas pengajaran di sekolah, maka semakin tinggi pula hasil belajar siswa.

Kualitas pengajaran di sekolah sangat ditentukan oleh guru, guru dalam proses pembelajaran memegang peranan yang sangat penting. Menurut Dunkin dalam Wina Sanjaya (2006: 51), terdapat sejumlah aspek yang dapat mempengaruhi kualitas proses pembelajaran dilihat dari faktor guru yaitu:

1) Teacher formative experience, meliputi jenis kelamin serta semua pengalaman hidup guru yang menjadi latar belakang sosial mereka.

(54)

37

3) Teacher properties, adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan sifat yang dimiliki guru.

Ruseffendi (1991: 7) mengidentifikasi faktor- faktor yang mempengaruhi hasil belajar ke dalam supuluh macam, yaitu:

1) Kecerdasan Anak

Kemampuan intelegensi seseorang sangat mempengaruhi terhadap cepat dan lambatnya penerimaan informasi serta terpecahkan atau tidaknya suatu permasalahan. Kecerdasan siswa sangat membantu pengajar untuk menentukan apakah siswa itu mampu mengikuti pelajaran yang telah diberikan dan untuk meramalkan keberhasilan siswa setelah mengikuti pelajaran yang diberikan meskipun tidak akan terlepas darifaktor lainnya.

2) Kesiapan atau Kematangan

Kesiapan atau kematangan adalah tingkat perkembangan dimana individu atau organ-organ sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dalam proses belajar, kematangan atau kesiapan ini sangat menentukan keberhasilan dalam belajar tersebut. Oleh karena itu,setiap upaya belajar akan lebih berhasil jika dilakukan bersamaan dengan tingkat kematangan individu.

3) Bakat Anak

(55)

38

sebetulnya setiap orang memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai tingkat tertentu. Sehubungan dengan hal tersebut, maka bakat akan dapat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar.

4) Kemauan Belajar

Salah satu tugas guru yang kerap sukar dilaksanakan ialah membuat anak menjadi mau belajar atau menjadi giat untuk belajar. Keengganan siswa untuk belajar mungkin disebabkan karena ia belum mengerti bahwa belajar sangat penting untuk kehidupannya kelak. Kemauan belajar yang tinggi disertai dengan rasa tanggung jawab yang besar tentunya bepengaruh positif terhadap hasil belajar yang diraihnya. Karena kemauan belajar menjadi salah satu penentu dalam mencapai keberhasilan belajar. 5) Minat

(56)

39

6) Model Penyajian Materi Pelajaran

Keberhasilan siswa dalam belajar tegantung pula pada model penyajian materi. Model penyajian materi yang menyenangkan, tidak membosankan, menarik, dan mudah dimengerti oleh para siswa tentunya berpengaruh secara positif terhadap keberhasilan belajar.

7) Pribadi dan Sikap Guru

Siswa,begitu juga pada manusia pada umumnya dalam melakukan belajar tidak hanya melalui bacaan atau melalui guru saja, tetapi juga dapat melalui contoh- contoh yang baik dari sikap, tingkah laku, dan perbuatan. Kepribadian dan sikap guru yang keatif dan penuh inovatif dalam perilakunya, maka siswa akan meniru gurunya yang aktif dan kreatif ini.

8) Suasana Pengajaran

(57)

40 9) Kompetensi Guru

Guru yang profesioanal mempunyai kemampuan- kemampuan tertentu. Kemampuan itu diperlukan dalam membantu siswa dalam belajar. Keberhasilan siswa belajar akan banyak dipengaruhi oleh kemampuan guru yang profesional. Guru yang profesional adalah guru yang memiliki kompeten dalam bidangnya dan menguasai dengan baik bahan yang akan diajarkan serta mampu memilih metode belajar mengajar yang tepat sehingga pendekatan itu bisa berjalan dengan semestinya.

10) Masyarakat

Dalam masyarakat terdapat berbagai macam tingkah laku manusia dan berbagai macam latar belakang pendidikan. Oleh karena itu, pantaslah dalam dunia pendidikan lingkungan masyarakat pun akan mempengaruhi kepribadian siswa.

10. Klasifikasi Hasil Belajar

Menurut Benyamin Bloom (Sudjana, 2005 : 22) Klasifikasi hasil belajar dapat dibagi menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif, ranah psikomotor.

a) Ranah Kognitif

(58)

41 b) Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.

c) Ranah Psikomotor

Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Adaenam aspek ranah psikomotoris, yakni gerakan refleks, keterampilan gerakandasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.

11. Penilaian Hasil Belajar

(59)

42 B. Ilmu Pendidikan Alam

1. Pengertian IPA

Nokes di dalam bukunya “Science in Education” menyatakan bahwa

IPA adalah pengetahuan teoritis yang diperoleh dengan metode khusus. Ipa adalah suatu pengetahuan teoritis yang diperoleh/disusun dengan cara yang khas yaitu melakukan observasi, penyusunan teori,eksperimentasi,penyimpulan dan demikian seterusnya kait-mengkait antara cara yang satu dengan yang lain.

2. Karakteristik IPA.

a). IPA mempunyai nilai ilmiah artinya kebenaran dalam IPA dapat dibuktikan lagi oleh semua orang dengan menggunakan metode ilmiah dan prosedur seperti yang dilakukan terdahulu oleh penemunya. b). IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara

sistematis, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.

c). IPA merupakan pengetahuan teoritis. Teori IPA diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi,eksperimentasi,penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain .

(60)

43

eksperimen dan observasi, yang bermanfaat untuk eksperimentasi dan observasi lebih lanjut.

e).IPA meliputi empat unsur, yaitu: produk, proses, aplikasi dan sikap. Produk dapat berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum. Proses merupakan prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi pengamatan, penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen, percobaan atau penyelidikan, pengujian hipotesis melalui eksperimentasi; evaluasi, pengukuran, dan penarikan (Kusnin 2007:41).

3. Tujuan Pembelajaran IPA di SD/MI

Adapun tujuan pembelajaran sains di SD/MI dalam BadanNasional Standar Pendidikan (BSNP, 2006), dimaksudkan untuk:

a). Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan kebeadaan, keindahan, dan keteraturan alam citptaan Nya.

b). Mengembangkan pengetahuan an pemahaman konsep- konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari- hari. c). Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi an masyarakat.

(61)

44

e). Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.

f). Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

g). Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan ketrampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.

4. Energi Panas dan Bunyi a. Pengertian Energi

Energi merupakan kemampuan untuk melakukan kerja atau usaha. Ketika kamu mendorong benda, kamu juga memerlukan energi. Energi diperoleh dari sumber energi,contoh energi yaitu energi panas, energi bunyi dan energi gerak.

b. Energi Panas

Energi panas merupakan energi yang dapat membuat suhu suatu benda menjadi lebih tinggi. Sumber energi panas antara lain matahari, api unggun, api kompor, dan permukaan benda yang saling bergesekan. Panas dapat berpindah melalui tiga cara, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.

Perhatikan uraian perpindahan panas berikut.

(62)

45

perantaranya. Ada zat perantara yang bersifat konduktor( mudah menghantarkan panas) yaitu besi, alumunium, dan baja. Ada pula zat perantara yang bersifat isolator (sukar menghantarkan panas) seperti kayu, karet, dan kain.

Gambar 2.1 Perpindahan secara konduksi (www.dwirahmawati.wordpress.com)

2) Konveksi (aliran panas) merupakan perpindahan panas melalui zat perantara yang diikuti perpindahan partikel-pertikel zat tersebut. Misalnya air yang direbus di dalam panci.

(63)

46

3) Radiasi (pancaran panas) merupkan perpindahan panas tanpa melalui zat perantara. Misalny api unggun dan cahaya matahri.

Gambar 2.3 Perpindahan secara radiasi (www.dwirahmawati.wordpress.com) c. Manfaat dan kerugian energi panas

Manfaat energi panas adalah sebagai berikut :

1) Energi panas matahari bermanfaat untuk kehidupan di bumi.

2) Energi panas api dimanfaatkan untuk memasak makanan dan membuat api unggun.

Kerugian energi panas adalah sebagai berikut :

1) Energi panas dari api yang tidak terkendali dapat mengakibatkan terjadinya kebakaran.

2) Energi panas dari permukaan benda yang saling bergesekan mengakibatkan permukaan kedua benda aus.

d. Pengertian Bunyi dan Sumber Energi Bunyi

(64)

47

Bunyi merupakan bentuk energi. Setiap bunyi yang kamu dengar duhasilkan oleh benda yang bergetar. Benda tersebut juga disebut juga sumber bunyi. Contoh sumber bunyi antara lain senar gitar yang dipetik, gamelan yang di pukul, seruling yang ditiup, orang yang berbicara.

e. Perambatan Bunyi dan Jenis Bunyi

Bunyi dapat didengar hingga ke telinga karena terjadi proses perambatan bunyi. Bunyi merambat melalui zat perantara (medium) benda padat, cair, dan gas. Perambatan bunyi paling cepat melalui medium benda padat, kemudian benda cair, dan paling lambat bunyi merambat melalui gas. Bunyi sendiri terbagi menjadi tiga jenis yaitu:

1) Bunyi infrasonik (memiliki frekuensi kurang dari 20 Hz). 2) Bunyi audiosonik (memiliki frekuensi antara 20-20.000 Hz). 3) Bunyi ultrasonik (memiliki frekunsi lebih dari 20.000 Hz). f. Pemantulan Bunyi

Bunyi akan dipantulkan jika mengenai suatu benda. Macam- macam bunyi pantul antara lain:

1). Bunyi pantul yang memperkuat bunyi asli. Bunyi yang terdengar ketika sedang berada di dalam kamar mandi, maka akan terdengar lebih nyaring.

(65)

48

3). Gaung, merupakan bunyi yang terdengar bersamaan dengan bunyi asli sehingga bunyi yang terdengar menjadi tidak jelas. g. Proses terjadinya bunyi pada alat musik.

Sumber bunyi dapat berasal dari alat musik. Alat musik ada bermacam-macam. Perhatikan perubahan energi bunyi pada lat-aat musik bertikut:

1. Gitar

Gitar adalah alat musik yang dimainkan dengan cara dipetik senarnya. Bagian paling penting dari gitar adalah badan gitar. Ruang di dalam badan gitar berfungsi untuk memperkuat bunyi asli senar sehingga dapat terdengar cukup keras untuk kita dengar. Peristiwa tersebut disebut resonansi. Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena pengaruh bergetarnya benda lain. Resonansi dapat memperkuat bunyi asli suatu benda.

2. Perkusi

Bunyi perkusi atau alat musik pukul dihasilkan dari esonansi udara di dalam badan perkusi yang memperkuat bunyi asli getaran kulit gendang.

3. Terompet

(66)

49 C. Metode Eksploratory Discovery

1. Pengertian metode eksploratory discovery

Eksploratory berasal dari kata eksplore yang berarti penjelajahan.

Sehingga eksploratory dapat diartikan sebagai metode jelajah alam sekitar (JAS). Eksploratory adalah metode pembelajaran sains yang memanfaatkan objek langsung melalui kegiatan pengamatan, diskusi dan pelaporan hasil.

Discovery mempunyai makna penemuan sesuatu yang sebenarnya

sesuatu itu telah ada sebelumnya, tetapi belum diketahui. Secara harfiah discover berarti membuka tutup. Artinya sebelum dibuka tutupnya,

sesuatu yang ada di dalamnya belum diketahui orang. Penggabungan dua buah metode pendekatan dalam suatu pembelajaran, yakni discovery dan eksploratory melahirkan pendekatan eksploratory discovery yang di

Indonesia dijalankan dengan sistem pembelajaran berbasis CTL (contextual teaching and learning) atau yang di sebut pembelajaran kontekstual Pendekatan eksploratory menitikberatkan pada konsep pembelajaran yang membantu guru mengaitkan materi yang di ajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa untuk menghubungkan pengetahuan dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat (Depdiknas, 2003: 5).

2. Langkah- langkah metode eksploratory discovery.

(67)

50 a) Perumusan masalah.

b) Penetapan jawaban sementara.

c) Peserta didik mencari informasi, data, fakta, yang diperlukan untuk d) menjawab atau memecahkan masalah.

e) Menarik kesimpulan dari jawaban.

3. Kelebihan dan kelemahan metode eksploratory discovery.

a. Kelebihan Pendekatan Eksploratory Discovery adalah sebagai berikut:

1) Strategi pengajaran menjadi berubah dari teacher centered menjadi student centered.

2) Proses belajar meliputi semua aspek yang menunjang siswa menuju kepada pembentukan manusia seutuhnya.

3) Menambah tingkat penghargaan siswa.

4) Penggunaan discovery memungkinkan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar yang tidak hanya menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber belajar. 5) Dapat mengembangkan bakat/kecakapan individu.

6) Dapat menghindarkan cara belajar tradisional (menghafal) dan memberikan waktu yang memadai bagi siswa untuk mengumpulkan dan mengelola informasi.

(68)

51

b. Kelemahan Pendekatan Ekploratory Discovery adalah sebagai berikut:

1) Memerlukan perubahan kebiasaan cara belajar siswa yang menerima informasi dari guru secara apa adanya.

2) Guru juga dituntut mengubah kebiasaan mengajarnya yang umumnya sebagai pemberi informasi menjadi sebagai fasilitator, motivator, dan pembimbing siswa dalam belajar. 3) Banyak memberikan kebebasan pada siswa dalam belajar,

tetapi kebebasan itu tidak menjamin siswa belajar dengan baik dalam arti mengerjakannya dengan tekun, dan terarah. 4) Dalam pelaksanaanya memerlukan penyediaan berbagai

sumber belajar dan fasilitas yang memadai yang tidak selalu mudah disediakan.

5) Cara belajar siswa dengan metode eksploratory discovery menuntut bimbingan guru yang lebih baik.

BAB III

(69)

52 1. Lokasi Penelitian

Dalam bab III ini penulis ingin memaparkan kedaan lokasi dilaksanakannya penelitian ini. Memaparkan kondisi real lokasi penelitian menjadi sangat penting ketika hasil penelitian ini akan dijadikan referensi. Secara garis besar lokasi penelitian dapat penulis sampaikan sebagai berikut. Tempat penelitian : MI Muhammadiyah Karanganyar.

Alamat penelitian : Jl Raya Timur KM 8 Desa : Bulu Rt 03

Kelurahan : Karanganyar Kecamatan : Sambungmacan Kabupaten : Sragen

Provinsi : Jawa Tengah Kode Pos : 57253 2. Visi dan Misi Sekolah

Visi : Menuju pendidikan yang bermutu, islami dan beradab. Misi :

a. Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dalam pencapaian prestasi akademik dan non akademik.

b. Mewujudkan pembelajaran dan pembiasaan dalam mempelajari

Al-Qur’an dan menjalankan ajaran agama islam.

(70)

53

d. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang berhubungan dengan teknologi informasi dan komunikasi yakni pendidikan komputer.

e. Menyelenggarakan pendidikan berbasis multimedia untuk pencapaian hasil yang lebih maksimal.

3. Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Tabel 3.1. Jumlah Pendidik dan Tenaga Kependidikan

No. Uraian

Jumlah Pendidik Berprestasi Tk.

Nasional

6.

Jumlah Pendidik Sudah Ikut Bimtek

K-13 1 1 1

7. Jumlah Tenaga Kependidikan 4

4. Waktu penelitian

(71)

54

Dalam penelitian ini, yang dijadikan objek adalah siswa kelas IVB yang berjumlah 16 siswa,terdiri dari 8 laki-laki dan 8 perempuan. Adapun daftar nama siswa kelas IVB MI Muhammadiyah Karanganyar adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2

Daftar nama siswa kelas IVB Tahun 2016/2017

No. Nama Siswa Jenis Kelamin

1. AW P

2. A P

3. B P

4. CB P

5. DA L

6. DAj L

7. DF L

8. I L

9. Il L

10. Ir L

11. KR P

12. MA L

13. MAz L

14. R P

(72)

55

16. VEF P

B. Deskripsi pelaksanaan siklus I

Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan pada semester II, hari

Jum’at tanggal 21 April 2017 selama kurang lebih 2 jam pelajaran yaitu 2 x 35

menit. Pelaksanaan Tindakan Kelas (PTK) ini sesuai dengan program semester mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam(IPA) kelas IV semester II. Pelaksanaan tindakan siklus I yang dilakukan peneliti bersama guru kolabolator dilakukan dalam 4 (empat) tahapan, yaitu dengan alur perencanaan (planing), tindakan (acting), observasi (observasing) dan refleksi (reflekting), secara garis besar pelaksanaan dapat didiskripsikan sebagai berikut :

1. Tahap perencanaan

a. Guru kolaborator memeriksa RPP milik peneliti.

b. Guru menentukan sub pokok bahasan yang akan diajarkan kepada siswa yaitu energi panas dan bunyi.

c. Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran sebagai pedoman dalam kegiatan belajar mengajar.

d. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk mendukung kegiatan pembelajaran.

e. Mempersiapkan soal-soal yang digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa.

(73)

56

g. Mempersiapkna pengamatan terhadap siswa dengan memperhatikan tingkah laku siswa secara teliti pada saat kegiatan belajar.

2. Tindakan

Pada tahap ini peneliti dengan bantuan guru kolabolator melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah didesain, antara lain :

I.) Kegiatan awal antara lain.

a) Membuka kegiatan belajar mengajar dengan salam dan memimpin doa bersama.

b) Mempresensi kehadiran siswa.

c) Memberikan apersepsi dengan sedikit mengulang pelajaran kemarin.

d) Memberikan motivasi kepada siswa.

e) Guru memfokuskan siswa untuk menerima penjelasan tujuan dan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

II.) Kegiatan inti

a) Guru meminta siswa untuk mempesiapkan alat-alat yang akan digunakan untuk belajar.

(74)

57

c) Guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.

d) Siswa mempelajari materi dari guru sesuai waktu yang telah diberikan.

e) Guru meminta siswa untuk mengeksplor barang yang ada di sekitar lingkungan sekolah dan medemonstrasikan perpindahan panas dengan penemuan yg didapatkan.

f) Guru meminta siswa menunjukkan salah satu temuan (benda)contoh sumber- sumber bunyi dan panas hasil berjelajah disekitar lingkungan.

g) Guru memberikan soal untuk dikerjakan secara individual. III.) Kegiatan penutup

a) Menyempurnakan kesimpulan kegiatan pembelajaran dari siswa. b) Menanyakan kepada siswa hal-hal yang belum jelas dari materi

pembelajaran

c) Memberikan informasi mengenai materi yang akan dipelajari dipertemuan berikutnya.

d) Menutup pelajaran dengan salam.

3. Tahap Observasi

(75)

58

a. Guru bersama dengan guru kolabolator mengamati partisipasi peserta didik pada saat kegiatan pembelajaran.

b. Guru kolabolator mengamati aktivitas peneliti dalam mengelola pembelajaran selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

c. Mencatat setiap kegiatan dan peubahan yang terjadi saat pembelajaran dengan penerapan metode eksploratory discovery. 4. Tahap Refleksi

Setelah dilakuan tahap perencanaan,tindakan dan pengamatan maka peneliti dan guru kolaborator melakukan refleksi atas tindakan-tindakan yang dilakukan yang telah dilakukan. Refleksi pada siklus I yaitu didapatkan beberapa hal yang menghambat seperti siswa belum fokus dalam pembelajaran, beberapa siswa belum bisa mengikuti pembelajaran IPA dengan metode eksploratory discovery dengan baik dan juga kemampuan memahami materi dengan metode ini belum maksimal, sehingga guru harus mengulang materi.

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

(76)

59

(reflekting), secara garis besar pelaksanaan dapat didiskripsikan sebagai berikut :

1. Tahap Perencanaan

a. Memberikan RPP kepada guru kolabolator. b. Mempersiapkan soal-soal untuk bahan evaluasi. c. Menyiapkan sub pokok bahasan.

d. Menyiapkan alat pembelajaran.

e. Menentukan waktu pelaksanaan tindakan kelas untuk siklus yang ke II. f. Penentuan fokus permasalahan dan mengkaji kelemahan pembelajaran

pada siklus II. g. Penyiapan materi. 2. Tahap Tindakan

Pada tahap ini peneliti dengan bantuan guru kolabolator melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah didesain, antara lain :

I.) Kegiatan awal antara lain.

a) Membuka kegiatan belajar mengajar dengan salam dan memimpin doa bersama.

b) Mempresensi kehadiran siswa.

c) Memberikan apersepsi dengan sedikit mengulang pelajaran kemarin.

Gambar

Gambar 1.1 Siklus PTK menurut Kemmis & McTaggart
Gambar 2.1 Perpindahan secara konduksi
Gambar 2.3 Perpindahan secara radiasi
Tabel 3.1. Jumlah Pendidik dan Tenaga Kependidikan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA materi sumber energi panas dan bunyi melalui metode eksperimen pada

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mendiskripsikan peningkatan hasil belajar pada materi energi panas dengan metode eksperimen siswa kelas IV SDN 4 Barenglor

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah “ Melalui metode discovery pada pembelajaran IPA materi energi panas dan

Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan penerapan Pendekatan Saintifik dalam peningkatan keaktifan dan hasil belajar IPA tentang sumber energi panas dan bunyi, (2)

Simpulan dari penelitian ini adalah penerapan mode Course Review Horay berbasis eksperimen dapat meningkatkan pemahaman konsep energi panas dan bunyi pada siswa kelas

Penelitian ini memiliki tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi perpindahan energi panas menggunakan model discovery learning pada siswa kelas V B SDN

Penelitan tentang Peningkatan Kemandirian dan Prestasi Belajar IPA Materi Energi Panas dan Bunyi Melalui Pendekatan CTL menggunakan metode inkuiri telah dilaksanakan di SD Negeri

Apakah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi energi panas dan energi bunyi Di kelas IV dapat