• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan pemahaman materi alat pencernaan manusia mata pelajaran IPA melalui model Word Square siswa kelas V MI Bahrul Ulum Sidoarjo.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan pemahaman materi alat pencernaan manusia mata pelajaran IPA melalui model Word Square siswa kelas V MI Bahrul Ulum Sidoarjo."

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh:

FRIDA APRILIA R NIM.D77213069

PROGRAM STUDI PGMI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

Frida Aprilia Rahmawati, 2017, Peningkatam Pemahaman Materi Alat Pencernaan Manusia mata pelajaran IPA melalui Model Word Square Siswa Kelas V MI Bahrul Ulum Sidoarjo. Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Sunan Ampel Surabaya. Wahyuniati, M.Si.

Kata kunci : Peningkatan Pemahaman, Materi Alat Pencernaan Manusia, Model Word Square

Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya pemahaman siswa kelas V pada materi alat pencernaan manusia pada mata pelajaran IPA dikarenakan guru dalam menyampaikan materi hanya menggunakan metode ceramah dan penugasan. Sehingga siswa kurang aktif dan sulit dalam memahami materi sehingga mengakibatkan

pemahaman siswa rendah. Maka perlu diterapkan model word square agar siswa dapat

memahami pembelajaran secara utuh.

Adapun rumusan maslaah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1)

Bagaimana penerapan model word square pada materi alat pencernaan mata pelajaran

IPA siswa kelas V MI Bahrul Ulum Sidoarjo?, (2) Bagaimana peningkatan pemahaman pada materi alat pencernaan mata pelajaran IPA melalui model word square siswa kelas V MI Bahrul Ulum Sidoarjo?. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Untuk mengetahui penerapan model word square pada materi alat pencernaan mata pelajaran IPA siswa kelas V MI Bahrul Ulum Sidoarjo. (2) Untuk mengetahui peningkatan pemahaman materi alat pencernaan mata pelajaran IPA melalui model word square siswa kelas V MI Bahrul Ulum Sidoarjo.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Model PTK yang digunakan yaitu Kurt Lewin yang satu siklus terdiri dari empat tahapan, meliputi: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data melalui teknik wawancara, observasi, tes, dan dokumentasi.

(7)

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN MOTTO ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... v

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

DAFTAR RUMUS ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah... 5

C. Tindakan yang Dipilih ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Lingkup Penelitian ... 6

F. Signifikasi Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORI A. Pemahaman ... 8

1. Pengertian Pemahaman ... 8

2. Tingkatan-Tingkatan dalam Pemahaman ... 9

3. Indikator Pemahaman ... 10

(8)

2. Hakikat IPA ... 16

3. Ruang Lingkup IPA ... 17

4. Tujuan IPA ... 17

5. Materi Alat Pencernaan Manusia... 18

C. Model Word Square ... 27

1. Pengertian Model Word Square ... 27

2. Kelebihan dan Kekurangan Model Word Square ... 29

3. Langkah-langkah Model Pembelajaran Word Square ... 29

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian ... 31

B. Setting Penelitian dan Krakteristik Subjek Penelitian ... 33

C. Variabel yang Diselidiki ... 34

D. Rencana Tindakan ... 34

E. Data dan Cara Pengumpulannya ... 40

F. Teknik Analisa Data ... 46

G. Indikator Kinerja ... 49

H. Tim Peneliti dan Tugasnya ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 52

1. Hasil Siklus I ... 52

2. Hasil Siklus II ... 67

B. Pembahasan 1. Siklus I ... 86

(9)

1. Simpulan ... 94

2. Saran ... 95

DAFTAR PUSTAKA

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN RIWAYAT HIDUP

(10)

Tabel 3.1 : Lembar pengamatan aktivitas guru ... 41

Tabel 3.2 : Lembar pengamatan aktivitas siswa ... 43

Tabel 3.3 : Kriteria tingkat keberhasilan nilai rata-rata pemahaman ... 47

Tabel 3.4 : Kriteria tingkat keberhasilan kelas ... 48

Tabel 3.5 : Kriteria ketetapan hasil observasi guru dan siswa ... 49

Tabel 4.1 : Data nilai hasil belajar siklus I ... 56

Tabel 4.2 : Hasil pemahaman siklus I ... 59

Tabel 4.3 : Data hasil pengamatan aktivitas guru siklus I... 61

Tabel 4.4 : Data hasil pengamatan aktivitas siswa siklus I ... 63

Tabel 4.5 : Data hasil belajar siklus II ... 71

Tabel 4.6 : Hasil pemahaman siklus II ... 74

Tabel 4.7 : Perbandingan hasil belajar para siklus, siklus I, dan siklus II ... 76

Tabel 4.8 : Data hasil pengamatan aktivitas guru siklus II ... 78

Tabel 4.9 : Data hasil pengamatan aktivitas siswa siklus II ... 80

Tabel 4.10: Perbandingan hasil belajar dan hasil pemahaman siklus I ... 83

Tabel 4.11: Perbandingan hasil belajar dan hasil pemahamn siklus II ... 84

Tabel 4.12: Rekapitulasi data hasil pemahaman ... 89

Tabel 4.13: Rekapitulasi data hasil pengamatan guru dan siswa ... 91

(11)

Gambar 2.2 : Rongga mulut ... 21

Gambar 2.3 : Kerongkongan ... 22

Gambar 2.4 : Lambung ... 23

Gambar 2.5 : Usus halus. ... 25

Gambar 2.6 : Contoh Word Square ... 30

Gambar 3.1 : PTK model Kurt Lewin ... 33

Gambar 4.1 : Guru memotivasi siswa dengan tepuk warna ... 53

Gambar 4.2 : Guru menjelaskan materi dan membagikan LKS ... 54

Gambar 4.3: Siswa menjawab soal dengan mengarsir kata dan guru memberikan poin ... ... 55

Gambar 4.4 : Siswa mengerjakan soal-soal evaluasi ... ... 56

Gambar 4.5 : Siswa bernyanyi bersama dan tanya jawab mengenai apersepsi 68 Gambar 4.6 : Guru menjelaskan materi dan membagikan LKS ... 69

Gambar 4.7: Siswa menjawab soal dengan mengarsir kata dan guru memberikan poin ... ... 70

Gambar 4.8 : Siswa mengerjakan soal-soal evaluasi ... 71

Gambar 4.9: Diagram Batang rata-rata nilai ketuntasan belajar dan prosentase ketuntasan belajar materi alat pencernaan manusia ... ... 90

Gambar 4.10 : Diagram batang hasil observasi guru dan siswa ... 92

(12)

2. Lampiran 2 : Lembar Wawancara Guru dan Siswa

3. Lampiran 3 : Hasil Wawancara Guru dan Siswa

4. Lampiran 4 : Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

5. Lampiran 5 : Lembar Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

6. Lampiran 6 : Kisi-kisi Butir Soal

7. Lampiran 7 : Lembar Validasi Butir Soal

8. Lampiran 8 : Tes Pemahaman Siswa

9. Lampiran 9 : Hasil nilai Tes Pemahaman Siswa

(13)

Rumus 3.1 : Rata-rata nilai pemhaman ... 46

Rumus 3.2 : Prosentase ketuntasan pemahaman ... 47

Rumus 3.3 : Penilaian observasi guru ... 48

(14)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang

dipelajari oleh siswa di tingkat Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah. IPA

mengajarkan siswa untuk berpikir kritis, untuk berkesperimen dan membentuk

kepribadian anak secara keseluruhan.1 IPA memiliki karakteristik khusus yaitu

mempelajari mengenai fenomena alam yang faktual baik berupa kenyataan atau

kejadian dan hubungan sebab akibat. IPA sendiri juga memegang peranan

penting dalam kehidupan karena berhubungan dengan alam sekitar.2 Dalam

proses pembelajaran IPA dari dulu hingga sekarang dipandang bahwa sesuatu

yang dianggap sulit bagi peserta didik. Hal tersebut dikarenakan banyaknya

materi berupa konsep yang harus dipelajari oleh peserta didik.

Pembelajaran IPA adalah interaksi antara komponen-komponen

pembelajaran dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan kompetensi

yang diinginkan. Proses pembelajaran IPA terdiri dari tiga tahap, yaitu

perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan

penilaian hasil pembelajaran.3 Diharapkan guru dapat menjalankan proses

pembelajaran IPA tersebut sesuai tujuan kompetensi. Agar tercapai proses

1

Ahmadi, Abu dan Supatno, Ilmu Alamiah Dasar, (Jakarta: Rineka cipta, 1991), 6 2

Asih Widi Wisudawati dan Eka Sulistyowati, Metodologi Pembelajaran IPA, (Jakarta: Bumi Akasara, 2014), 22

3

(15)

merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, guru perlu menggunakan model,

metode, media atau alat peraga dan strategi pembelajaran yang tepat. Guru harus

dapat menciptakan suasana menyenangkan di dalam kelas bukan hanya dengan

metode, media, maupun strategi melainkan guru juga harus memahami

karakteristik peserta didiknya dan dapat memotivasi peserta didiknya agar

bersemangat saat proses pembelajaran berlangsung.

Pada kenyataannya, Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh

peneliti dengan guru mata pelajaran IPA pada tanggal 11 November 2016,

disampaikan bahwa guru sering menggunakan metode ceramah dan penugasan

serta menggunakan model konvensional. Sehingga siswa tidak terlibat secara

aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini dikarenakan rendahnya

kemampuan siswa dalam menjelaskan proses pencernaan dan mengidentifikasi

fungsi organ pencernaan pada pemahaman siswa dalam memahami konsep IPA.

Sehingga tidak semua siswa dapat mencapai kriteria pemahaman. Berdasarkan

data yang diperoleh dari guru IPA kelas V, dengan nilai yang diperoleh dari

ke-36 siswa hanya 14 siswa yang mencapai kriteria pemahaman, sedangkan 22

siswa lainnya mendapat nilai dibawah kriteria pemahaman. Jika diprosentasekan,

siswa kelas V MI Bahrul Ulum Sidoarjo yag tidak tuntas kriteria pemahaman

minimal sebesar 61,11%.4 Beberapa alasan mengenai banyak siswa yang tidak

tuntas kriteria pemahaman dalam mata pelajaran IPA. Salah satu alasannya yaitu

4

(16)

siswa kurang memahami materi alat pencernaan manusia karena model, metode,

media yang digunakan guru kurang dapat memahamkan siswa.

Dalam mencapai pemahaman siswa, guru harus menciptakan suasana

yang menyenangkan. Guru yang menyenangkan diperlukan berbagai

keterampilan dalam mengajar. Adapun keterampilan mengajar yang harus

dikuasai oleh seorang guru adalah keterampilan bertanya, memberi penguatan,

mengadakan variasi, menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran,

membimbing diskusi kelompok kecil, mengelola kelas, mengajar perseorangan.5

Keterampilan yang mendasar adalah dengan guru mempunyai keterampilan

berupa mengadakan variasi. Variasi berupa cara mengajar guru salah satunya

metode dan strategi yang digunakan saat mengajar, media yang digunakan harus

menarik, pola interaksi kepada siswa harus bergantian.

Dalam kegiatan pembelajaran, guru harus menggunakan model, metode

dan strategi yang bervariasi, media yang relevan dengan materi IPA sesuai

dengan yang diajarkan. Bukan hanya seorang guru yang dapat menghasilkan

pembalajaran yang maksimal dari kegiatan pembelajaran yang menyenangkan

tetapi siswa juga belajar IPA dengan pengamatannya sendiri, sehingga siswa

tertarik akan belajar IPA dan akan mengembangkan kemampuan kognitif, afektif

maupun psikomotornya dengan baik. Model konvensional dan metode ceramah

yang digunakan oleh guru IPA pada siswa kelas V MI Bahrul Ulum Sidoarjo

5

(17)

sehingga membuat siswa tidak tertarik akan pembelajaran IPA. Sehingga, pada

materi alat pencernaan manusia para siswa mengalami kesulitan belajar.

Salah satu model yang dapat menumbuhkan semangat siswa dalam

pembelajaran berlangsung adalah model pembelajaran Word Square. Model

Word Square sebelumnnya pernah digunakan dalam pembelajaran IPA di

SD/MI. Peneliti yang dilakukan oleh Ngurah Agung (2016) dengan

menggunakan model pembelajaran Word Square ternyata dapat meningkatkan

hasil belajar pada siswa kelas V SD Negeri 1 Tista. Dan penelitian tersebut

terbukti berhasil untuk meningkatkan hasil belajar IPA.

Word Square merupakan model varian dari model pembelajaran

interaktif. Dimana guru sebagai pemeran utama dalam menciptakan suasana

interaktif yaitu interaksi guru dengan siswa, siswa dengan siswa, siswa dengan

sumber pembelajaran. Hal itu dijelaskan pada langkah-langkah model ini yaitu

guru menyampaikan materi sesuai tujuan pembelajaran, guru membagikan

lembar kegiatan siswa, siswa menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam

kotak secara vertikal, horizontal maupun diagonal. Adanya pola interaktif dalam

model ini. Model word square dapat meningkatkan pemahaman siswa

berdasarkan langkah-langkah model tersebut. Sehingga pembelajaran ini

membutuhkan suatu kejelian dan ketelitian dalam mencari pilihan jawaban dan

mencari kata dan menjelaskan maknanya.

Sehingga salah satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan

(18)

model Word Square. Model ini mampu melatih siswa untuk bertanggung jawab

atas dirinya sendiri. Model pembelajaran ini diharapkan mampu mengatasi

masalah rendahnya pemahaman siswa materi alat pencernaan manusia. Karena

model ini membantu siswa untuk memahami apa yang telah dipelajari sehingga

hasil belajar berupa pemahaman konsep mengenai materi tersebut mencapai hasil

yang di inginkan. Sehingga model Word Square berpotensi untuk meningkatkan

pemahaman siswa kelas V MI Bahrul Ulum Sidoarjo.

Berdasarkan permasalahan di atas peneliti tertarik untuk melakukan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul sebagai berikut: “ Peningkatan

Pemahaman Materi Alat Pencernaan Manusia Mata Pelajaran IPA Melalui Model Word Square Siswa Kelas V MI Bahrul Ulum Sidoarjo”.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat di tarik suatu permasalahan

yaitu :

1. Bagaimana penerapan model word square pada materi alat pencernaan mata

pelajaran IPA siswa kelas V MI Bahrul Ulum Sidoarjo?

2. Bagaimana peningkatan pemahaman pada materi alat pencernaan mata

pelajaran IPA melalui model word square siswa kelas V MI Bahrul Ulum

Sidoarjo?

C. Tindakan yang Dipilih

Tindakan yang dipilih adalah pemecahan yang dihadapi oleh peneliti pada

(19)

meningkatkan pemahaman materi alat pencernaan pada mata pelajaran IPA

melalui model Word Square dapat meningkatkan pemahaman materi alat

pencernaan, karena siswa belajar IPA dengan menyenangkan, kritis, dan aktif

dalam pembelajaran sehingga lebih mudah dalam memahami materi alat

pencernaan.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang di atas, maka penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui penerapan model word square pada materi alat

pencernaan mata pelajaran IPA siswa kelas V MI Bahrul Ulum Sidoarjo.

2. Untuk mengetahui peningkatan pemahaman materi alat pencernaan mata

pelajaran IPA melalui model word square siswa kelas V MI Bahrul Ulum

Sidoarjo.

E. Lingkup Penelitian

1. Subjek yang diteliti difokuskan pada siswa kelas V MI Bahrul Ulum Sidoarjo

semester ganjil tahun ajaran 2016-2017

2. Penelitian difokuskan pada mata pelajaran IPA kelas V semester ganjil materi

alat pencernaan melalui model word squre

3. Kompetensi Dasar : 1.3 Mengidentifikasi fungsi organ pencernaan

manusia dan hubungannya dengan makanan dan kesehatan

4. Indikator :

a. Mengidentifikasi fungsi mulut pada manusia

(20)

c. Mengidentifikasi fungsi lambung pada manusia

d. Mengidentifikasi fungsi usus halus pada manusia

e. Mengidentifikasi fungsi usus besar pada manusia

f. Menjelaskan proses pencernaan manusia

g. Mengidentifikasi gangguan pada alat pencernaan manusia

F. Signifikasi Penelitian

Hasil dari penelitian ini daharapkan dapat memberi manfaat sebagai

berikut:

1. Bagi Guru

Agar lebih mudah dalam menyampaikan materi dengan menciptakan suasana

yang menyenangkan dalam proses pembelajaran.

2. Bagi Siswa

Untuk memahami materi dengan menyenangkan dan aktif dalam proses

pembelajaran IPA sehingga tercapainya kompetensi yang diinginkan.

3. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengetahuan peneliti dengan melalui model word square

dalam mata pelajaran IPA khususnya pada materi alat pencernaan manusia.

4. Bagi Sekolah

Memperoleh pijakan dari hasil peneliti tentang model word square yang

(21)

BAB II KAJIAN TEORI A. Pemahaman

1. Pengertian Pemahaman

Salah satu tipe hasil belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan

adalah pemahaman. Misalnya dengan menjelaskan susunan kalimatnya

sendiri yaitu sesuatu yang dibaca atau didengarnya, memberi contoh lain dari

yang telah dicontohkan, atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus

lain. Dalam taksonomi Bloom, untuk dapat memahami perlu terlebih dahulu

mengetahui atau mengenal.6Sehingga pemahaman itu sangat perlu bagi

siswa yang sedang belajar pada tingkat sekolah dasar. Sebelum memahami,

peserta didik terlebih dahulu harus mengenal atau mengetahui apa yang akan

dipelajari.

Keterampilan dan kemampuan intelektual yang menjadi tuntutan di

sekolah, yaitu pelibatan pemahaman. Artinya, ketika siswa dihadapkan pada

komunikasi, diharapkan mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan

dapat menggunakan ide yang terkandung di dalamnya. Komunikasi tersebut

mungkin dalam bentuk lisan atau tertulis.7

Pemahaman (comprehension) dapat diartikan menguasai sesuatu

dengan pikiran. Karena itu belajar berarti harus mengerti

6

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), 24

7

(22)

secara mental makna dan filosofinya, maksud dan implikasi serta

aplikasi-aplikasinya, sehingga menyebabkan siswa dapat memahami

suatu situasi. Hal ini sangat penting bagi siswa yang belajar.

Memahami maksudnya, menangkap maknanya, adalah tujuan akhir

dari setiap belajar.8 Seorang peserta didik dikatakan memahami

sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian

yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya

sendiri. Pemahaman merupakan jenjang lebih tinggi dari ingatan atau

hafalan.9

2. Tingkatan-tingkatan dalam pemahaman

Pemahaman dapat dibedakan menjadi tiga tingkatan, sebagai

berikut:10

a. Tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, menerjemahkan

beberapa arti yang sebenarnya dengan mengartikan arti dari bahasa

yang satu ke bahasa yang lain, menerjemahkan konsep, simbol dan

sebagainya.

b. Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yaitu menghubungkan

bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, atau

8

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), 42-43

9

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996), 50 10

(23)

menghubungkan beberapa bagian darri grafik kejadian, membedakan

yang pokok dan yang bukan pokok.

c. Tingkat ketiga atau tingkat tertinggi adalah pemahaman ekstrapolasi,

kemampuan yang tinggi karena diharapkan seseorang mampu

melihat di balik yang tertulis, mampu membuat ramalan tentang

konsekuensi atau dapat memperluas persegi dalam arti waktu,

dimensi, kasus, ataupun masalahnya.

Berdasarkan tingkatan pemahaman diatas, penelitian ini

difokuskan pada tingkatan terjemahan dan penafsiran.

3. Indikator Pemahaman

Siswa dikatakan memahami suatu materi jika memenuhi beberapa

indikator yang di inginkan. Indikator pemahaman yang dikehendaki

beradasarkan kategori proses kognitif .

Tabel 2.1

Kategori Hubungan dan Dimensi Proses Kognitif11

Kategori Proses Kognitif Contoh

2.1 Mengartikan contoh, menguraikan dengan

kata-kata sendiri dalam pidato

2.2 Memberikan Contoh contoh,memberikan contoh

macam-macam gaya lukisan artistik

11

(24)

2.3 Mengkalsifikasikan contoh, mengamati atau

menggambarkan kasus kekacauan

mental

2.4 Menyimpulkan contoh, menulis kesimpulan pendek

dari kejadian yang ditayangkan video

2.5 Menduga contoh, mengambil kesimpulan

dasar-dasar contoh dari pembelajaran

bahasa asing

2.6 Membandingkan contoh, membandingkan

peristiwa-peristiwa sejarah dengan situasi

sekarang

2.7 Menjelaskan contoh, menjelaskan penyebab

peristiwa penting di prancis abad ke

18

Kategori indikator pemahaman dalam kegiatan belajar

ditunjukkan melalui: (1) mengungkapkan gagasan, atau pendapat dengan

kata-kata sendiri, (2) membedakan, membandingkan, menginterpretasi

data, mendeskripsikan dengan kata-kata sendiri, (3) menjelaskan gagasan

pokok, (4) dan menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri.12

Berdasarkan indikator pemahaman diatas, indikator yang digunakan

12

Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik berdasarkan Kurikulum

(25)

dalam memahami materi alat pencernaan adalah siswa

mengklasifikasikan (clasisifiying) dan siswa menjelaskan(explaining).

Dan untuk mengetahui tercapainya indikator tersebut meningkat yaitu

dengan diketahuinya dari hasil belajar yang dicapai oleh siswa.13

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman sekaligus

keberhasilan belajar siswa ditinjau dari segi komponen pendidikan adalah

sebagai berikut:14

a. Tujuan

Tujuan adalah pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan

dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Sedikit banyaknya

perumusan tujuan akan mempengaruhi kegiatan pengajaran yang

dilakukan oleh guru sekaligus akan mempengaruhi kegiatan belajar

siswa.

b. Guru

Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah

ilmu pengetahuan kepada siswa di sekolah. Guru adalah seorang

yang berpengalaman dalam bidang profesinya. Dalam satu kelas

terdapat perbedaan antara siswa satu dengan yang lainnya yang

berpengaruh pada keberhasilan belajar siswa tersebut. Maka dari itu,

13

Syaiful Bahri Djamarah,Guru dan Anak Didik,(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000), 211 14

(26)

seoarang guru harus memberikan suatu pendekatan belajar yang

sesuai dengan keadaan siswanya sehingga tujuan pembelajaran

tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

c. Siswa

Siswa adalah orang yang sengaja datang ke sekolah. Anak

didik yang berkumpul di sekolah mempunyai bermacam-macam

karakteristik kepribadian, sehingga daya serap (pemahaman) siswa

yang didapat juga berbeda-beda dalam setiap materi pelajaran yang

diberikan oleh guru. Karena itu dikenal tingkat keberhasilan yang

maksimal, optimal, minimal atau kurang untuk setiap materi yang

dikuasai oleh siswa. Dengan demikian, bahwa peserta didik atau

siswa mempengaruhi kegiatan belajar mengajar sekaligus hasil

belajar yaitu pemahaman siswa.

d. Kegiatan Pengajaran

Kegiatan pengajaran adalah terjadinya interaksi antara guru

dengan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan pengajaran

meliputi model, strategi, metode, dan media yang digunakan pada

saat pembelajaran serta evaluasi pembelajaran. Jika hal tersebut di

pilih dan digunakan secara tepat, maka akan mempengaruhi

(27)

e. Bahan dan Alat Evaluasi

Bahan evaluasi adalah suatu bahan yang terdapat di dalam

kurikulum yang sudah dipelajari siswa dalam rangka ulangan

(evaluasi). Alat-alat evaluasi yang digunakan meliputi: benar-salah

(tru-false) dan pilihan ganda (multiple-choice), menjdodohkan

(matching), melengkapi (completion), dan essay.

Pemahaman siswa tergantung pula pada bahan evaluasi yang

digunakan guru kepada siswa. Hal ini menunjukkan bahwa jika

siswa mampu mengerjakan atau menjawab materi evaluasi dengan

baik, maka siswa dapat dikatakan paham terhadap materi yang

diberikan.

f. Suasana Evaluasi

Selain faktor tujuan, guru, siswa, kegiatan pengajaran, serta

bahan dan alat evaluasi, faktor suasana evaluasi juga merupakan

faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar. Dikarenakan

dengan keadaan kelas yang tenang, aman dan disiplin pada materi

ujian yang sedang berlangsung maka mempengaruhi terhadap

pemahaman berupa jawaban yang diberikan siswa. Jadi tingkat

pemahaman siswa tinggi, maka keberhasilan proses belajar mengajar

(28)

B. Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)

1. Pengertian IPA

Ilmu Pengetahuan Alam berasal dari tiga istilah yang terlibat,

yaitu “Ilmu”,”Pengetahuan”, dan “Alam”. Pengetahuan adalah segala

sesuatu yang diketahui manusia. Dalam kehidupan, banyak sekali

pengetahuan yang dimiliki oleh manusia. Pengetahuan tentang agama,

pendidikan, kesehatan, ekonomi, politik, sosial, dan alam sekitar adalah

contoh pengetahuan yang dimiliki manusia. Pengetahuan alam berarti

pengetahuan tentang alam semesta beserta isinya. Ilmu adalah

pengetahuan yang ilmiah, pengetahuan yang diperoleh secara ilmiah,

artinya diperoleh dengan metode ilmiah. Dengan pengertian ini, IPA

dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang sebab dan akibat

kejadian-kejadian yang ada di alam ini.15 IPA merupakan suatu ilmu

teoritis, tetapi teori tersebut didasarkan atas pengamatan,

percobaan-percobaan, terhadap gejala-gejala alam.16

IPA mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada di

permukaan bumi, di dalam perut bumi dan di luar angkasa, baik yang

dapat diamati indera maupun yang tidak dapat diamati oleh indera. IPA

adalah ilmu tentang dunia zat, baik makhluk hidup maupun benda mati

yang diamati.

15

Asih Widi Wisudawati dan Eka Silistyowati, Metodologi Pembelajaran IPA, (Jakarta: Bumi Akasara, 2014), 23

16

(29)

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa IPA adalah suatu

kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secaranya umum terbatas

pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah

seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa

ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya.17

2. Hakikat IPA

Pada hakikat IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses

ilmiah, dan sikap ilmiah. Selain itu, IPA dipandang pula sebagai proses,

sebagai produk, dan sebagai prosedur. Sebagai proses diartikan semua

kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan tentang alam

maupun untuuk menemukan pengetahuan baru. Sebagai produk diartikan

sebagai hasil proses, berupa pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah

atau di luar sekolah ataupun bahan bacaan untuk penyebaran

pengetahuan. Sebagai prosedur dimaksudkan adalah metodologi atau

cara yang dipakai untuk mengetahui sesuatu yang disebut metode

ilmiah.18

Dapat pula dikatakan bahwa hakikat IPA adalah ilmu

pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala melaui serangkaian proses

yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah

dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga

17

Trianto,Model Pembelajaran Terpadu,(Jakarta: Bumi Aksara, 2012), 136-137 18

(30)

komponen terpenting berupa konsep, prinsip, dan teori yang berlaku

secara universal.19

3. Ruang lingkup IPA

Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi

aspek-aspek berikut:20

a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,

tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.

b. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaanya meliputi: cair, padat,, dan

gas.

c. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet,

listrik, cahaya, dan pesawat sederhana.

d. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan

benda-benda langit lainnya.

4. Tujuan IPA

Mata pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut:21

a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam

ciptaan-Nya.

19

Ibid, 141 20

E.Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), 112

21

(31)

b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA

yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,

lingkungan, teknologi dan masyarakat.

d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam

sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,

menjaga, dan melestarikan lingkungan.

f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan

g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA

sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

h. Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang melek sains dan

teknologi22

i. Memberikan sikap ilmiah, antara lain kritis, sensitive, obyektif, jujur

terbuka, benar, dan dapat bekerja sama23

5. Materi alat pencernaan manusia24

Pencernaan adalah proses melumat makanan yang semula kasar

menjadi halus. Makanan yang sudah dicerna, telah diubah menjadi sari

22

Trianto,Model Pembelajaran Terpadu..., 138 23

Ibid, 143 24

(32)

makanan dalam bentuk yang lebih halus sehingga mudah diserap oleh

pembuluh darah. Kemudian oleh darah, sari makanan tersebut diedarkan

ke seluruh bagian tubuh.

Ada dua jenis proses pencernaan makanan dalam tubuh, yaitu:

a. Pencernaan makanan secara mekanis

Pencernaan makanan secara mekanis terjadi di dalam mulut.

Makanan dilumatkan oleh gigi. Makanan yang telah hancur mudah

untuk di telan.

b. Pencernaan makanan secara kimia

Pencernaan makanan secara kimia dilakukan oleh enzim, yang

berlangsung di dalam mulut, lambung, dan usus. Tujuan pencernaan

dengan bantuan enzim adalah mengubah zat-zat makanan sehingga

mudah diserap tubuh.

Adapun beberapa hal yang dipelajari pada alat-alat pencernaan,

yaitu:

a. Susunan Alat Pencernaan

Alat-alat pencernaan makanan pada tubuh kita bertugas

untuk, diantara lain yaitu:

1) Menghancurkan makanan menjadi bentuk yang halus

2) Menyerap zat-zat makanan yang larut sehingga masuk ke dalam

darah

(33)
[image:33.595.136.511.96.682.2]

Gambar 2.1

Alat-alat Pencernaan Manusia

Alat pencernaan terdiri atas mulut, kerongkongan, lambung,

usus halus, usus besar, dan anus. Berikut penjelasannya:

1) Rongga Mulut

Di dalam rongga mulut terdapat gigi, lidah, dan air ludah

(air liur). Gigi berguna untuk mengunyah makanan supaya

menjadi halus. Sesuai dengan fungsinya, ada tiga macam gigi,

yaitu:

a) Gigi seri berfungsi memotong makanan, bentuk

permukaannya menyerupai mata kapak.

b) Gigi taring berfungsi merobek atau mengoyak makanan,

bentuk permukaannya runcing.

c) Gigi graham berfungsi menggilas makanan, bentuk

(34)
[image:34.595.138.510.124.550.2]

Gambar 2.2 Rongga Mulut

Lidah terletak dibagian dasar rongga mulut. Lidah

berfungsi untuk mengatur letak makanan pada waktu

mengunyah, membantu menelan makanan, dan mengecap rasa

makanan. Permukaan lidah kita dapat mengecap 4 rasa dasar,

yaitu manis, pahit, asam, dan asin. Di dalam mulut juga terdapat

tiga kelenjar ludah. Kelenjar ludah bawah terdapat di bagian

bawah lidah dan di daerah pangkal rahang bawah. Kelenjar

ludah atas terdapat dekat telinga. Kelenjar ludah menghasilkan

air ludah dan enzim amilase (ptialin). Enzim amilase berfungsi

mengubah zat tepung (amilum) menjadi zat gula. Itulah

sebabnya mengapa nasi (mengandung amilum) yang kita kunyah

(35)

2) Kerongkongan

Kerongkongan adalah bagian saluran pencernaan yang

menghubungkan rongga mulut dengan lambung. Di dalam

kerongkongan terjadi gerakan peristaltik, yaitu gerakan

meremas-remas yang dilakukan oleh dinding kerongkongan.

Gerakan peristaltik inilah yang mengakibatkan makanan

terdorong masuk ke lambung.

Gambar 2.3 Kerongkongan

3) Lambung

Lambung menghancurkan makanan menjadi

bagian-bagian yang sangat kecil. Makanan di dalam lambung hanpir

semuanya berbentuk lunak seperti bubur.25 Di dalam lambung,

makanan yang sudah dikunyah oleh gigi di mulut, dilumatkan

25

(36)

lagi dengan pertolongan bermacam-macam getah lambung.

Getah lambung dihasilkan oleh dinding lambung. Getah

lambung berguna untuk memecahkan makanan agar mudah

diserap oleh pembuluh darah dan membunuh kuman yang

terbawa oleh makanan. Getah lambung mengandung asam dan

enzim, diantara lain:

a) Enzim pepsin, berfungsi mengubah protein menjadi pepton

b) Enzim renin, berfungsi mengendapkan protein susu menjadi

kasein.

c) Asam klorida, berfungsi membunuh kuman dan

[image:36.595.136.512.252.603.2]

mengasamkan makanan

(37)

4) Usus halus

Usus halus merupakan usus terpanjang dari saluran

pencernaan makanan. Usus halus terdiri dari 3 bagian, yaitu usus

dua belas jari, usus kosong, dan usus penyerapan.

a) Usus dua belas jari

Makanan di dalam usus dua belas jari dicerna lagi

dengan bantuan getah pankreas dan getah empedu. Getah

pankreas dihasilkan oleh kelenjar pankreas. Getah pankreas

mengandung enzim-enzim berikut ini:

(1) Enzim amilase, berfungsi mengubah zat tepung (amilum)

menjadi zat gula

(2) Enzim tripsin, berfungsi mengubah protein menjadi asam

amino

(3) Enzim lipase, berfungsi mengubah lemak menjadi asam

lemak

b) Usus kosong

Di dalam usus kosong masih terjadi proses

pencernaan kimiawi. Dinding usus kosong mempunyai

kelenjar yang menghasilkan getah pencernaan, tetapi tidak

(38)

c) Usus penyerapan

Usus penyerapan merupakan tempat penyerapan

sari-sari makanan. Terdapat ujung-ujung pembuluh darah

pada seluruh permukaan dinding usus. Sari makanan

diserap oleh pembuluh darah sehingga masuk ke dalam

aliran darah. Kemudian, darah membawa sari makanan

[image:38.595.137.478.271.576.2]

tersebut ke seluruh tubuh.

Gambar 2.5 Usus Halus

5) Usus besar

Usus besar berfungsi untuk menyerap air. Selanjutnya,

sisa makanan dibusukkan oleh bakteri pembusuk di dalam usus

besar. Pembusukan dibantu oleh bakteri Escherichia Coli.

(39)

Anus berfungsi untuk mengeluarkan sisa makanan dari

dalam tubuh. Sisa pencernaan dari usus besar dikeluarkan

melalui anus. Sedangkan, sisa pencernaan yang berupa cairan

disalurkan dan disaring dalam ginjal. Cairan yang tidak berguna

dikeluarkan melalui lubang kemih berupa air seni.

b. Penyakit yang menyerang alat pencernaan manusia

1) Diare

Diare adalah penyakit keluarnya kotoran encer yang terlalu

sering. Penderita diare dapat kehabisan cairan tubuh.26Diare

disebut juga mencret. Penyakit ini golongan penyakit ringan

tetapi dapat perawatan apabila tidak mendapat perawatan yang

benar. Hal ini diakibatkan alergi terhadap makanan, terlalu

banyak makan makanan yang asam dan pedas.

2) Mag (Radang Lambung)

Mag ditandai dengan gajala lambung terasa perih dan mual.

Penyakit mag disebabkan kebiasaan makan yang tidak teratur.

Penyakit ini timbul karena adanya produksi asam klorida yang

berlebihan di lambung.

3) Radang Usus Buntu

Radang usus buntu ditandai dengan perut bagian kanan bawah

terasa sangat nyeri, perut terasa mual disertai muntah, kadang

26

(40)

mencret, dan tubuh mengalami demam. Pada keadaan yang

lebih parah, penderita harus mengalami operasi pemotongan

umbai cacing.

4) Tifus

Suatu penyakit peradangan pada usus. Penyakit ini dapat

menular cepat. Tifus juga timbul akibat kebersihan makanan

dan minuman tidak terjaga dengan benar. Gejala tifus ditandai

tubuh menggigil, lemah, disertai mual, akibat demam tinggi,

penderita dapat mengigau, punggung terasa sakit, kadang

disertai mencret atau sembelit.

5) Sembelit

Gejala penyakit sembelit adalah susah buang air besar.

Penyakit ini diakibatkan makanan yang dimakan kurang

berserat. Makanan kurang berserat dapat mengganggu proses

pencernaan.

C. Model Word Square

1. Pengertian Word Square

Dari istilah Word Square terdiri dari dua bagian kata yaitu word

dan square. Kata Word berarti kata, perkataan, dan sepata kata.27

27

(41)

Sedangkan kata Square berarti persegi, lapangan.28 Sehingga dapat

disimpulkan bahwa Word Square adalah pencarian berupa kata yang

berbentuk persegi yang sesuai dengan jawaban pada soal yang ada pada

sebuah kotak yang berisi huruf acak. Peserta didik diminta mencari kata

jawaban yang tepat sesuai dengan soal yang diberikan.

Word Square adalah model pembelajaran yang memadukan

kemampuan menjawab pertanyaan dengan kejelian dalam mencocokan

jawaban pada kotak-kotak jawaban. Model ini mirip dengan mengisi

teka-teki silang tetapi bedanya adalah jawabannya sudah ada namum

disamrakan dengan menambahkan kotak tambahan dengan sembarang

huruf penyamar atau pengecoh.

Model pembelajaran ini sesuai untuk semua mata pelajaran. Hal

ini tinggal mengenai bagaimana guru dapat memprogram sejumlah

pertanyaan terpilih yang dapat merangsang siswa untuk berpikir efektif.

Tujuan huruf pengecoh bukan untuk mempersulit siswa namun untuk

melatih sikap teliti dan kritis.29 Word Square berupa media yang dibuat

dengan kotak yang sesuai dengan keperluan saja dan membuat sebuah

soal yang sesuai dengan tujuan pembelajarannya.30

28

Ibid, 549 29

Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Ragam Pengembangan Model Pembelajaran, (Yogyakarta: Kata Pena, 2016), 97

30

(42)

2. Kelebihan dan Kekurangan Word Square

a. Beberapa kelebihan dari model Word Square yaitu:31

1) Proses pembelajaran dengan model Word Square mendorong

pemahaman siswa terhadap materi pelajaran

2) Siswa akan terlatih untuk disiplin

3) Sebagai latihan untuk bersikap teliti dan kritis

4) Merangsang siswa untuk berpikir efektif

b. Beberapa kekurangan dari Word Square yaitu:32

1) Dengan materi yang telah dipersiapkan, akhirnya dapat

menumpulkan kreatifitas siswa

2) Siswa tinggal menerima bahan mentah

3) Siswa tidak dapat mengembangkan materi yang ada dengan

kemampuan atau potensi yang dimilikinya

3. Langkah-langkah Model Pembelajaran Word Square33

a. Guru menyampaikan materi sesuai dengan kompetensi yang ingin

dicapai

b. Guru membagikan lembaran kegiatan sesuai contoh

c. Siswa menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak sesuai

dengan jawaban secara vertikal, horizontal, maupun diagonal

31

Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Ragam...97-98 32

Ibid, 98 33

(43)

d. Berikan poin setiap jawaban dalam kotak

Contoh jawaban :

S P E R I S T A L T I K

D U P L H I R M A K G J

K Q S W F Y U I Q W D T

L X A E V O G L R R T I

G V N I Y M F A T T Y F

D B U K E A D S F I O U

S D S D Q Z X E N M K S

[image:43.595.141.509.168.562.2]

W A J H L A M B U N G N

Gambar 2.6 Contoh Word Square Contoh soal:

1. Gerak meremas-remas mendorong makanan di dalam

kerongkongan disebut gerakan...

2. Suatu penyakit peradangan pada usus ditandai tubuh menggigil,

lemah, disertai mual, akibat demam tinggi, penderita dapat

mengigau, punggung terasa sakit, kadang disertai mencret atau

sembelit. Gejala tersebut termasuk penyakit...

3. Bagian alat pencernaan yang berfungsi untuk mengeluarkan sisa

makanan dari dalam tubuh adalah ...

4. Setelah menuju kerongkongan, makanan akan

menuju...

5. Mengubah zat tepung (amilum) menjadi zat gula disebut

(44)

PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

Kelas. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan untuk mengadakan penelitian

pembelajaran di dalam kelas digunakan untuk memperbaiki mutu pembelajaran.

Dalam penelitian ini, peneliti terjun ke lapangan dalam kegiatan pembelajaran

dengan guru dan siswa selama pembelajaran, yaitu menggunakan bentuk

kolaboratif, dimana guru merupakan mitra kerja peneliti. Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) adalah kegiatan mengumpulkan, mengolah, menganalisis, dan

menyimpulkan data untuk menentukan tingkat keberhasilan jenis tindakan yang

dilaksanakan oleh guru dalam proses pembelajaran.34 Dikarenakan ada tiga kata

yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian yang dapat

diterangkan, diantaranya sebagai berikut:35

1. Penelitian, yaitu menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek

dengan menggunakan cara dan aturan metodologi terntentu untuk

memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu

suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan, yaitu menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja

dilakukan dengan tujuan tertentu.

34

Fitri Yuliawati, dkk, Penelitian Tindakan Kelas untuk Tenaga Pendidik Profesional, (Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani, 2012), 17

35

(45)

3. Kelas, yaitu dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi

dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam

bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas

adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran

yang sama dari guru yang sama pula.

Dari penjelasan di atas, maka Penelitian Tindakan kelas dapat diartikan

sebagai suatu kegiatan mengkaji suatu masalah pembelajaran di dalam kelas

dengan cara melakukan rangkaian tindakan terencana dengan menganalisis

pengaruh keberhasilan yang dicapai. Penelitian yang digunakan oleh peneliti ini,

menggunakan model Kurt Lewin dalam Penelitian Tindakan Kelas. Desain

Penelitian tindakan model Kurt Lewin dianggap sebagai cikal bakal Penelitian

Tindakan Kelas yang menyatakan bahwa konsep pokok dalam penelitian

tindakan terdiri dari 4 komponen, yaitu perencanaan (Planning), tindakan

(Acting), pengamatan (Observing), refleksi (Reflecting).36 Dari keempat

komponen tersebut harus dijalankan sesuai yang ada. Agar penelitian tindakan

kelas yang dijalankan dapat mengetahui pengaruh keberhasilan hendak dicapai.

Desain PTK model Kurt Lewin dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

36

(46)
[image:46.612.121.488.111.566.2]

Gambar 3.1 PTK Model Kurt Lewin B. Setting Penelitian dan Krakteristik Subjek Penelitian

1. Tempat

Penelitian ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Bahrul Ulum Sidoarjo

2. Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil yaitu pada tanggal 1

November 2016 observasi awal, PTK siklus I yang dilakukan pada tanggal 30

(47)

3. Karakteristik Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Bahrul

Ulum Sidoarjo Tahun pelajaran 2016-2017. Dengan jumlah 36 siswa dalam

satu kelas. Kurikulum yang digunakan adalah KTSP dengan Kompetensi

Dasar 1.3 Mengidentifikasi fungsi organ pencernaan manusia dan

hubungannya dengan makanan dan kesehatan. Objek yang diteliti peneliti

adalah pemahaman materi alat pencernaan manusia pada mata pelajaran IPA

siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Bahrul Ulum Sidoarjo yang untuk

melakukan peningkatan maka peneliti menggunakan model Word Square.

C. Variabel yang Diselidiki

Penelitian ini menggunakan variabel peningkatan pemahaman materi alat

pencernaan manusia pada mata pelajaran IPA melalui model Word Square untuk

meningkatkan hasil belajar ranah kognitif pemahaman siswa. Pada penelitian ini

terdapat beberapa variabel diantaranya, sebagai berikut:

1. Variabel Input : Siswa kelas V MI Bahrul Ulum Sidoarjo

2. Variabel Proses : Penerapan model Word Square

3. Variabel Output : Pemahaman materi alat pencernaan manusia pada

mata pelajaran IPA

D. Rencana Tindakan

Pada rencana tindakan penelitian kali ini menggunakan model dari Kurt

Lewin yaitu 1) perencanaan, 2) tindakan, 3) observasi, 4) refleksi penelitian ini

(48)

Siklus I

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan, peneliti menyusun rencana pembelajaran

mengenai pemahaman materi alat pencernaan manusia dengan

menggunakan model Word Square berupa:

a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : peneliti

membuat RPP yang akan dilaksanakan di siklus I

b. Mempersiapkan sarana dan prasaran yang mendukung RPP: media

pembelajaran, serta sarana yang lain yang diperlukan pada saat

proses pembelajaran.

c. Memperisapkan instrumen untuk penilaian, menganalisis proses dan

hasil tindakan seperti lembar observasi guru dan siswa.

2. Tindakan

Pada tahap ini, peneliti melaksanakan pembelajaran pada materi

alat pencernaan manusia dengan menggunakan model Word Square.

Kegiatan pelaksanaan yang dilakukan sesuai RPP pada siklus 1 yaitu:

a. Kegiatan Pendahuluan

1) Guru mengucapkan salam

2) Siswa berdoa bersama-sama untuk mengawali kegiatan

pembelajaran dan guru salam dan menyapa siswa

(49)

4) Guru memotivasi siswa dengan “Tepuk Warna“ dan “Tepuk

Diam”

5) Siswa menjawab pertanyaan yang merupakan bagian apersepsi

yang diberikan oleh guru

a) Apakah hari ini sudah makan? Makan apa waktu istirahat?

b) Mengapa kita perlu makan?

c) Apa saja yang kalian ketahui tentang organ pencernaan

manusia?

6) Siswa menemukan pokok bahasan yang akan di pelajari dengan

adanya apersepsi guru.”Alat Pencernaan Manusia”

7) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

b. Kegiatan Inti

Eksplorasi

1) Siswa mengamati gambar alat pencernaan manusia pada buku

2) Siswa bertanya jawab mengenai guru menjelaskan mengenai

susunan alat pencernaan manusia

3) Siswa membaca buku IPA selama 10 menit

Elaborasi

4) Siswa melakukan tanya jawab dan guru menyampaikan materi

Alat Pencernaan manusia Langkah 1

(50)

6) Guru menampilkan kotak word square di papan tulis yang sesuai

dengan lembar kerja siswa untuk mencari kata yang

berhubungan dengan materi alat pencernaan

7) Siswa mengerjakan LKS secara individu dan siswa menjawab

soal dengan mencari kata dengan mengarsir huruf yang sudah

ditemukan secara vertikal, horizontal, maupun diagonal

Langkah 3

8) Siswa menjelaskan kata mengenai alat pencernaan manusia yang

sudah dicari dengan model Word Square

9) Perwakilan siswa mempresentasikan hasil di depan kelas dengan

ditunjuk guru untuk menemukan kata yang berhubungan dengan

materi alat pencernaan

Konfirmasi

10)Siswa bertanya jawab mengenai hasil lembar kerja siswa dan

guru memberikan poin pada jawaban siswa Langkah 4

11) Guru memberi penguatan terhadap materi

c. Kegiatan Penutup

1) Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran materi hari ini

2) Siswa merefleksikan pembelajaran hari ini dengan dengan

menjawab pertanyaan yang diajukan guru terkait materi yang

dipelajari

(51)

4) Siswa berdoa bersama-sama untuk mengakhiri pembelajaran.

5) Guru menutup pembelajaran dengan salam

3. Observasi

Pada tahap observasi ini, peneliti melakukan pengamatan

mengenai diantaranya adalah:

a. Mengamati perilaku siswa dalam mengikuti proses pembelajaran

b. Mengamati keaktifan siswa dalam pembelajaran

c. Mengamati pemahaman materi alat pencernaan manusia melalui

model Word Square dan soal evaluasi.

Pengamatan pada siklus I dilakukan untuk melihat berhasil

tidaknya pelaksanaan pembelajaran pada siklus I, jika tidak berhasil maka

perlu perbaikan pembelajaran melalui model Word Square pada kelas V

MI Bahrul Ulum Sidoarjo akan dilanjutkan pada tahap siklus II.

4. Refleksi

a. Mencatat kendala saat penerapan model Word Square.

b. Melakukan diskusi dengan guru kolaborator untuk mengevaluasi

tindakan yang telah dilakukan.

c. Menganalisis hasil pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran

yang telah ditetapkan dalam RPP.

d. Melakukan tindakan perbaikan sesuai evaluasi untuk dilakukan siklus

(52)

Siklus II

Perencanaan pada siklus II merupakan perbaikan berdasarkan masalah

pada pembelajaran siklus I. Siklus II meliputi:

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan siklus II peneliti menyusun rencana

pembelajaran kembali berdasarkan dari kekurangan yang ada pada siklus

I. Pada siklus II, peneliti mempersiapkan rencana pembelajaran yang telah

di revisi dari siklus I.

2. Tindakan

Pada tahap tindakan siklus II, peneliti melaksanakan pembelajaran

pada materi alat pencernaan manusia dengan menerapkan model Word

Square tidak jauh berbeda. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

dilakukan berdasarkan hasil refleksi atau evaluasi siklus I.

3. Observasi

Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan terhadap semua

proses pembelajaran yang berlangsung pada siklus II untuk melakukan

perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model Word Square.

Peneliti mengamati yang dilakukan saat proses pembelajaran, yaitu:

a. Mengamati perilaku siswa dalam mengikuti proses pembelajaran

b. Mengamati pemahaman materi alat pencernaan manusia melalui

(53)

c. Mencatat kekuarangan pada materi alat pencernaan manusia dengan

melalui model word square.

d. Meneliti data berupa lembar observasi yang meliputi lembar

observasi guru, siswa, lembar kerja siswa, soal evaluasi.

e. Mengamati peningkatan pemahaman materi alat pencernaan manusia

setelah perbaikan dari kegaitan pembelajaran.

4. Refleksi

Hasil yang didapat dari tindakan siklus II melalui penagamatan

dan penilaian hasil pemahaman siswa dianalisis. Pada tahap ini,

melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus I dan siklus II dengan

kolaborasi guru untuk membuat kesimpulan pelaksanaan proses

pembelajaran dalam meingkatkan pemahaman materi alat pencernaan

manusia melalui model word square.

E. Data dan Cara Pengumpulannya

1. Sumber Data

Sumber penelitian tindakan kelas yaitu:

a. Guru

Dari sumber data guru berdasarkan wawancara dan observasi,

untuk melihat tingkat keberhasilan, kegagalan implementasi dari model

(54)

b. Siswa

Dari sumber data siswa berdasarkan wawancara, observasi, tes

untuk mendapatkan data mengenai hasil penerapan peningkatan

pemahaman materi alat pencernaan manusia pada mata pelajaran IPA.

2. Cara pengumpulannya

Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah teknik

observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data

tersebut dilakukan oleh peneliti agar mendapatkan data yang valid, maka

peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara diantaranya sebagai

berikut:

a. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan sesuai dengan

yang telah direncanakan dengan pengamatan langsung melihat kondisi

dan perilaku saat pembelajaran berlangsung. hal-hal yang diamati pada

penelitian kali ini yaitu sebagai berikut:

1) Aktivitas guru pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan

menggunakan model Word Square.

Tabel 3.1

Lembar pengamatan Aktivitas Guru

Kegiatan Uraian kegiatan Skor

1 2 3 4

Awal a. Mengucapkan salam dan

berdoa bersama

(55)

Siswa

c. Menumbuhkan Motivasi

belajar

d. Mengaitkan materi dengan

pengetahuan siswa

e. Menyampaikan Tujuan

pembelajaran Inti

a. Mengajak siswa

mengamati gambar alat pencernaan manusia

b. Memberi umpan balik

kepada siswa atas materi alat pencernaan

c. Mengajak siswa membaca

materi alat pencernaan

d. Memberi Penjelasan

materi Alat Pencernaan manusia

e. Membimbing siswa dalam

mengerjakan LKS

f. Memberi arahan mengenai

model word square

g. Mengajak siswa

mempresentasikan hasil

lembar kerja di depan kelas

h. Memberikan kesempatan

bertanya kepada siswa

i. Memberikan penguatan

terhadap materi

j. Memberikan penilaian

Penutup a. Mengajak siswa menarik

kesimpulan materi alat pencernaan manusia

b. Mengecek pemahaman

(56)

refleksi

c. Memberikan evaluasi

dengan memberikan tugas individu

d. Mengakhiri pembelajaran

dengan berdoa

Jumlah Skor

Penilaian hasil skor observasi aktivitas guru

Keterangan :

1 : jika aktivitas guru kurang

2 : jika aktivitas guru cukup

3 : jika aktivitas guru baik

4: jika aktivitas guru sangat baik

2) Aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan

menggunakan model Word Square.

Tabel 3.2

Lembar pengamatan Aktivitas Siswa

No Indikator/Aspek Yang Diamati

Pengamat

Skor Skor Penilaian

1 2 3

1

Siswa mempersiapkan diri

untuk memulai

pembelajaran dengan berdoa

2

Siswa merespon apersepsi /motivasi yang diberikan oleh guru.

3

(57)

4

Siswa memusatkan perhatian pada materi di buku yang dipelajari yaitu materi alat pencernaan manusia

5

Siswa antusias

mendengarkan ketika guru menjelaskan materi.

6

Siswa aktif pada saat pembelajaran (tanya jawab dengan guru)

7 Siswa tertib saat pembagian

LKS

8

Siswa antusias untuk mengerjakan LKS secara individu dengan model word square

9

Siswa merespon guru saat memberi bimbingan dan maju kedepan untuk mempresesntasikan hasil lembar kerja siswanya

10

Siswa bersama guru membahas hasil lembar kerja siswa secara bersama-sama

11

Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran

12

Siswa merespon refleksi yang diberikan guru dan memberi tanggapan saat guru mengecek pemahaman siswa mengenai materi alat pencernaan

13 Siswa menyelesaikan

(58)

14

Siswa mengakhiri

pembelajaran dengan berdoa bersama

Jumlah skor

Penilaian hasil skor observasi aktivitas siswa = Skor perolehan x 100

Skor maksimal

Keterangan :

1 : jika siswa tidak aktif

2 : jika siswa kurang aktif

3 : jika siswa aktif

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan antara peneliti dengan guru

maupun siswa. Proses wawancara dilakukan dengan mengajukan

pertanyaan kepada narasumber atau responden tertentu. Wawancara juga

dilakukan untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas.37

Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data

tentang kendala siswa dalam belajar, hasil belajar ,dan model yang

digunakan guru dalam pembelajaran.

c. Tes

Tes yang digunakan adalah tes hasil belajar untuk mengumpulkan

data berupa peningkatan pemahaman siswa pada materi Alat Pencernaan

Manusia. Tes ini sebagai penerapan pembelajaran dengan menggunakan

37

(59)

model word square. Tes pada penelitian ini adalah berupa tes tulis. Skor

tes dijadikan acuan peningkatan pemahaman siswa pada materi alat

pencernaan manusia.

d. Dokumentasi

Dokumentasi berupa laporan berupa gambar, foto-foto terkait

dengan peristiwa yang terjadi, dokumen-dokumen penting.

Dokumentasi dalam penelitian ini adalah berupa data foto yang terkait,

berupa RPP pada proses pembelajaran IPA materi alat pencernaan

manusia melalui model word squre sebagai penunjang hasil penelitian,

hasil lembar kerja siswa, nilai perform siswa.

F. Teknik Analisa Data

Setelah data terkumpul, maka perlu dianalisis. Analisis ini dihitung

dengan menggunakan statistik sederhana yang berupa rumus-rumus sederhana

sebagai berikut:

1. Penilaian Tes

Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa,

kemudian dibagi dengan siswa yang berada di dalam kelas tersebut, sehingga

diperoleh nilai rata-rata. Penilaian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:38

�= � ...(Rumus 3.1)

38

(60)

Keterangan: X : Rata-rata nilai pemahaman

ΣX : Jumlah semua nilai pemahaman siswa

[image:60.612.138.521.230.529.2]

ΣN : Jumlah siswa

Tabel 3.3

Kriteria Tingkat Keberhasilan Nilai Rata-rata Pemahaman

Tingkat Keberhasilan Nilai

Rata-rata Pemahaman

Kriteria

81-100

61-80

41-60

21-40

< 20

Sangat Baik

Baik

Sedang

Tidak Baik

Sangat Tidak Baik

2. Penilaian Ketuntasan Pemahaman

Untuk menghitung prosentase ketuntasan pemahaman adalah sebagai

berikut:

�= � � 100 % ...(Rumus 3.2)

Keterangan: P : Prosentase Ketuntasan Pemahaman

f : Jumlah siswa yang tuntas pemahaman

(61)
[image:61.612.131.517.124.611.2]

Tabel 3.4

Kriteria Tingkat Keberhasilan Kelas

Tingkat Keberhasilan

Pemahaman (%)

Kriteria

81%-100%

61%-80%

41%-60%

21%-40%

< 20%

Sangat Tinggi

Tinggi

Sedang

Rendah

Sangat Rendah

3. Penilaian nilai skor dari observasi guru dan siswa

Observasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas

guru maupun siswa dalam kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung.

Adapun analisis observasi guru dengan rumus:39

�= � � 100 ...(Rumus 3.3)

Keterangan :

P = Nilai perolehan akhir observasi guru

� = Skor Perolehan akhir observasi guru

= Skor maksimum observasi guru

Sedangkan analisis observasi siswa dirumuskan dengan:40

�= � � 100 ...(Rumus 3.4)

39

Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik berdasarkan Kurikulum

2013), 150

40

Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik berdasarkan Kurikulum

(62)

Keterangan :

P = Nilai perolehan akhir observasi siswa

f = Skor Perolehan akhir observasi siswa

M = Skor maksimum observasi siswa

Berdasarkan penyekoran tersebut adapun makna setiap skor yang

diperoleh. Maka kriteria ketetapan hasil observasi guru dan siswa sebagai

[image:62.612.139.517.246.527.2]

berikut:

Tabel 3.5

Kriteria Ketetapan Hasil Observasi Guru dan Siswa41

No. Skor Kriteria

1.

2.

3.

4.

5.

91-100

81-90

71-80

60-70

< 60

Amat Baik

Baik

Cukup

Kurang

Sangat Kurang

Data analisis dapat disajikan dengan bentuk tabel, grafik, diagram

dan lain-lain. Analisis ini dilakukan pada saat refleksi dan hasil analisis ini

dijadikan sebagai bahan refleksi untuk membuat perencanaan pada siklus

selanjutnya agar mendapatkan hasil yang maksimal.

G. Indikator Kinerja

1. Nilai rata-rata pemahaman ≥ 81

41

Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik berdasarkan Kurikulum

(63)

2. Jika sekurang-kurangnya 81% dari jumlah siswa telah mencapai Kriteria

ketuntasan minimal kategori pemahaman

3. Nilai observasi aktivitas guru minimal mencapai 81

4. Nilai observasi aktivitas siswa minimal mencapai 81

H. Tim Peneliti dan Tugasnya

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan secara kolaboratif, antara

guru kelas sebagai guru pendamping dan mahasiswa sebagai peneliti. Tugas guru

mendampingi peneliti dalam menerapkan penggunaan metode Word Square pada

pembelajaran IPA. Adapun rincian tugas guru dan mahasiswa adalah sebagai

berikut:

1. Guru

a. Nama : Moh. Ilyas, S.Pd

b. Jabatan : Guru Kelas Mapel IPA

c. Tugas :

1) Bertanggung jawab atas semua jenis kegiatan pembelajaran

2) Mengamati pelaksanaan penelitian

3) Terlibat dalam perencanaan, observasi, dan merefleksi pada

tiap-tiap siklus

2. Peneliti

a. Nama : Frida Aprilia R

b. NIM :D77213069

(64)

d. Tugas :

1) Bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan kegiatan

2) Menyusun perencaan pembelajaran, menyusun instrumen

penelitian, membuat lembar observasi, dan membuat lembar

wawancara

3) Menyebutkan dan menilai instrumen penilaian siswa

4) Menilai hasil tugas dan evaluasi akhir materi

5) Pelaksana kegiatan pembelajaran

6) Melakukan diskusi dengan guru kelaborator

(65)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Hasil Siklus I

Siklus I dilaksanakan pada tanggal 30 November 2016 di kelas V MI

Bahrul Ulum Sidoarjo pada pukul 08.10-09.20 WIB. Penelitian tindakan

kelas terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan

refleksi. Berikut ini adalah penerapan dari tahap-tahapan siklus I.

a. Perencanaan

Tahap perencanaan diawali dengan penentuan waktu, tempat, dan

model yang digunakan sebagai PTK oleh guru dan peneliti. Pada tahap ini

peneliti menyiapkan perencanaan pembelajaran yaitu menyusun RPP,

Lembar Pengamatan aktivitas siswa dan guru, dan instrumen evaluasi

berupa soal.

Kompetensi dasar yaitu (1.3) Mengidentifikasi fungsi organ

pencernaan manusia dan hubungannya dengan makanan dan kesehatan

dengan indikator meliputi: mengidentifikasi fungsi mulut pada manusia,

mengidentifikasi fungsi kerongkongan pada manusia, mengidentifikasi

fungsi lambung pada manusia, mengidentifikasi fungsi usus halus pada

manusia, mengidentifikasi usus besar pada manusia, menjelaskan proses

(66)

b. Tindakan

Pada tahap pelaksanaan terdapat tiga kegiatan yaitu kegiatan

pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Berdasarkan kegiatan

tersebut telah direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan

langkah-langkah model pembelajaran word square dan alokasi waktu yaitu 2 x 35

menit (1 Pertemuan). Berikut pembahasan dari ketiga kegiatan tersebut.

1) Kegiatan Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan, peneliti bertindak sebagai guru

melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP. Peneliti

mengucapkan salam dan membuka pembelajaran dengan berdoa,

menyapa siswa, mengabsen kehadiran siswa.

Gambar 4.1

Guru memotivasi siswa dengan “Tepuk Warna”

Kemudian guru melakukan motivasi dengan “Tepuk Warna”

dan guru melakukan apersepsi berupa tanya jawab “Apakah hari ini

[image:66.612.136.530.235.598.2]
(67)

makanan yang kita makan?”, Siswa sangat antusias menjawab dan

bersemangat saat guru melakukan motivasi dan melakukan tanya

jawab. Kemudian guru bersama siswa menemukan pokok bahasan

yang akan dipelajari yaitu “Alat Pencernaan Manusia”. Akhir dari

kegiatan awal guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2) Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti, peneliti bertindak sebagai guru

melaksanakan langkah-langkah model word square. Adapun langkah

awal yang dilakukan, siswa mengamati gambar alat pencernaan

manusia pada buku dan melakukan tanya jawab mengenai gambar

[image:67.612.138.523.235.569.2]

tersebut.

Gambar 4.2

Guru menjelaskan materi dan membagikan LKS

Kemudian, siswa membaca buku IPA selama 10 menit dan

bertanya jawab lagi serta guru menjelaskan materi Alat Pencernaan

Manusia yang merupakan langkah 1 pada model

Gambar

Gambar 2.1
Gambar 2.2 Rongga Mulut
Gambar 2.4
Gambar 2.5
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pajak penghasilan terkait pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi 0 PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN TAHUN BERJALAN - NET PAJAK PENGHASILAN TERKAIT 0.. TOTAL LABA

HUBUNGAN PERSEPSI BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA DENGAN KETERIKATAN KERJA PADA KARYAWAN PT.. STUDIO CILAKI

Pangan dan pakan di Indonesia selama ini didominasi oleh beras dan jagung, padahal sorgum sebagai tanaman serealia memiliki potensi yang besar untuk

Maintenance atau perawatan adalah suatu usaha atau tindakan reparasi yang dilakukan agar kondisi dan performance dari mesintetapterjaga, namun dengan biaya

Pada Penulisan Ilmiah ini penulis membahas tentang penyakit AIDS melalui pembuatan Iklan Layanan Masyarakat dengan menggunakan Macromedia Flash MX sebagai penunjang dalam

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI POKOK SIFAT-SIFAT CAHAYA.. Universitas

Perumusan masalah dalam mempelajari Perbandingan Gerusan Lokal Yang Terjadi di Sekitar Abutmen Dinding Vertikal Tanpa Sayap dan dengan Sayap pada Saluran Lurusadalah:..

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI POKOK SIFAT-SIFAT CAHAYA.. Universitas