SKRIPSI
Oleh:
FRIDA APRILIA R NIM.D77213069
PROGRAM STUDI PGMI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Frida Aprilia Rahmawati, 2017, Peningkatam Pemahaman Materi Alat Pencernaan Manusia mata pelajaran IPA melalui Model Word Square Siswa Kelas V MI Bahrul Ulum Sidoarjo. Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Sunan Ampel Surabaya. Wahyuniati, M.Si.
Kata kunci : Peningkatan Pemahaman, Materi Alat Pencernaan Manusia, Model Word Square
Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya pemahaman siswa kelas V pada materi alat pencernaan manusia pada mata pelajaran IPA dikarenakan guru dalam menyampaikan materi hanya menggunakan metode ceramah dan penugasan. Sehingga siswa kurang aktif dan sulit dalam memahami materi sehingga mengakibatkan
pemahaman siswa rendah. Maka perlu diterapkan model word square agar siswa dapat
memahami pembelajaran secara utuh.
Adapun rumusan maslaah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1)
Bagaimana penerapan model word square pada materi alat pencernaan mata pelajaran
IPA siswa kelas V MI Bahrul Ulum Sidoarjo?, (2) Bagaimana peningkatan pemahaman pada materi alat pencernaan mata pelajaran IPA melalui model word square siswa kelas V MI Bahrul Ulum Sidoarjo?. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Untuk mengetahui penerapan model word square pada materi alat pencernaan mata pelajaran IPA siswa kelas V MI Bahrul Ulum Sidoarjo. (2) Untuk mengetahui peningkatan pemahaman materi alat pencernaan mata pelajaran IPA melalui model word square siswa kelas V MI Bahrul Ulum Sidoarjo.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Model PTK yang digunakan yaitu Kurt Lewin yang satu siklus terdiri dari empat tahapan, meliputi: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data melalui teknik wawancara, observasi, tes, dan dokumentasi.
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
HALAMAN MOTTO ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... v
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
DAFTAR RUMUS ... xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah... 5
C. Tindakan yang Dipilih ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Lingkup Penelitian ... 6
F. Signifikasi Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN TEORI A. Pemahaman ... 8
1. Pengertian Pemahaman ... 8
2. Tingkatan-Tingkatan dalam Pemahaman ... 9
3. Indikator Pemahaman ... 10
2. Hakikat IPA ... 16
3. Ruang Lingkup IPA ... 17
4. Tujuan IPA ... 17
5. Materi Alat Pencernaan Manusia... 18
C. Model Word Square ... 27
1. Pengertian Model Word Square ... 27
2. Kelebihan dan Kekurangan Model Word Square ... 29
3. Langkah-langkah Model Pembelajaran Word Square ... 29
BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian ... 31
B. Setting Penelitian dan Krakteristik Subjek Penelitian ... 33
C. Variabel yang Diselidiki ... 34
D. Rencana Tindakan ... 34
E. Data dan Cara Pengumpulannya ... 40
F. Teknik Analisa Data ... 46
G. Indikator Kinerja ... 49
H. Tim Peneliti dan Tugasnya ... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 52
1. Hasil Siklus I ... 52
2. Hasil Siklus II ... 67
B. Pembahasan 1. Siklus I ... 86
1. Simpulan ... 94
2. Saran ... 95
DAFTAR PUSTAKA
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN RIWAYAT HIDUP
Tabel 3.1 : Lembar pengamatan aktivitas guru ... 41
Tabel 3.2 : Lembar pengamatan aktivitas siswa ... 43
Tabel 3.3 : Kriteria tingkat keberhasilan nilai rata-rata pemahaman ... 47
Tabel 3.4 : Kriteria tingkat keberhasilan kelas ... 48
Tabel 3.5 : Kriteria ketetapan hasil observasi guru dan siswa ... 49
Tabel 4.1 : Data nilai hasil belajar siklus I ... 56
Tabel 4.2 : Hasil pemahaman siklus I ... 59
Tabel 4.3 : Data hasil pengamatan aktivitas guru siklus I... 61
Tabel 4.4 : Data hasil pengamatan aktivitas siswa siklus I ... 63
Tabel 4.5 : Data hasil belajar siklus II ... 71
Tabel 4.6 : Hasil pemahaman siklus II ... 74
Tabel 4.7 : Perbandingan hasil belajar para siklus, siklus I, dan siklus II ... 76
Tabel 4.8 : Data hasil pengamatan aktivitas guru siklus II ... 78
Tabel 4.9 : Data hasil pengamatan aktivitas siswa siklus II ... 80
Tabel 4.10: Perbandingan hasil belajar dan hasil pemahaman siklus I ... 83
Tabel 4.11: Perbandingan hasil belajar dan hasil pemahamn siklus II ... 84
Tabel 4.12: Rekapitulasi data hasil pemahaman ... 89
Tabel 4.13: Rekapitulasi data hasil pengamatan guru dan siswa ... 91
Gambar 2.2 : Rongga mulut ... 21
Gambar 2.3 : Kerongkongan ... 22
Gambar 2.4 : Lambung ... 23
Gambar 2.5 : Usus halus. ... 25
Gambar 2.6 : Contoh Word Square ... 30
Gambar 3.1 : PTK model Kurt Lewin ... 33
Gambar 4.1 : Guru memotivasi siswa dengan tepuk warna ... 53
Gambar 4.2 : Guru menjelaskan materi dan membagikan LKS ... 54
Gambar 4.3: Siswa menjawab soal dengan mengarsir kata dan guru memberikan poin ... ... 55
Gambar 4.4 : Siswa mengerjakan soal-soal evaluasi ... ... 56
Gambar 4.5 : Siswa bernyanyi bersama dan tanya jawab mengenai apersepsi 68 Gambar 4.6 : Guru menjelaskan materi dan membagikan LKS ... 69
Gambar 4.7: Siswa menjawab soal dengan mengarsir kata dan guru memberikan poin ... ... 70
Gambar 4.8 : Siswa mengerjakan soal-soal evaluasi ... 71
Gambar 4.9: Diagram Batang rata-rata nilai ketuntasan belajar dan prosentase ketuntasan belajar materi alat pencernaan manusia ... ... 90
Gambar 4.10 : Diagram batang hasil observasi guru dan siswa ... 92
2. Lampiran 2 : Lembar Wawancara Guru dan Siswa
3. Lampiran 3 : Hasil Wawancara Guru dan Siswa
4. Lampiran 4 : Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
5. Lampiran 5 : Lembar Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
6. Lampiran 6 : Kisi-kisi Butir Soal
7. Lampiran 7 : Lembar Validasi Butir Soal
8. Lampiran 8 : Tes Pemahaman Siswa
9. Lampiran 9 : Hasil nilai Tes Pemahaman Siswa
Rumus 3.1 : Rata-rata nilai pemhaman ... 46
Rumus 3.2 : Prosentase ketuntasan pemahaman ... 47
Rumus 3.3 : Penilaian observasi guru ... 48
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang
dipelajari oleh siswa di tingkat Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah. IPA
mengajarkan siswa untuk berpikir kritis, untuk berkesperimen dan membentuk
kepribadian anak secara keseluruhan.1 IPA memiliki karakteristik khusus yaitu
mempelajari mengenai fenomena alam yang faktual baik berupa kenyataan atau
kejadian dan hubungan sebab akibat. IPA sendiri juga memegang peranan
penting dalam kehidupan karena berhubungan dengan alam sekitar.2 Dalam
proses pembelajaran IPA dari dulu hingga sekarang dipandang bahwa sesuatu
yang dianggap sulit bagi peserta didik. Hal tersebut dikarenakan banyaknya
materi berupa konsep yang harus dipelajari oleh peserta didik.
Pembelajaran IPA adalah interaksi antara komponen-komponen
pembelajaran dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan kompetensi
yang diinginkan. Proses pembelajaran IPA terdiri dari tiga tahap, yaitu
perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan
penilaian hasil pembelajaran.3 Diharapkan guru dapat menjalankan proses
pembelajaran IPA tersebut sesuai tujuan kompetensi. Agar tercapai proses
1
Ahmadi, Abu dan Supatno, Ilmu Alamiah Dasar, (Jakarta: Rineka cipta, 1991), 6 2
Asih Widi Wisudawati dan Eka Sulistyowati, Metodologi Pembelajaran IPA, (Jakarta: Bumi Akasara, 2014), 22
3
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, guru perlu menggunakan model,
metode, media atau alat peraga dan strategi pembelajaran yang tepat. Guru harus
dapat menciptakan suasana menyenangkan di dalam kelas bukan hanya dengan
metode, media, maupun strategi melainkan guru juga harus memahami
karakteristik peserta didiknya dan dapat memotivasi peserta didiknya agar
bersemangat saat proses pembelajaran berlangsung.
Pada kenyataannya, Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh
peneliti dengan guru mata pelajaran IPA pada tanggal 11 November 2016,
disampaikan bahwa guru sering menggunakan metode ceramah dan penugasan
serta menggunakan model konvensional. Sehingga siswa tidak terlibat secara
aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini dikarenakan rendahnya
kemampuan siswa dalam menjelaskan proses pencernaan dan mengidentifikasi
fungsi organ pencernaan pada pemahaman siswa dalam memahami konsep IPA.
Sehingga tidak semua siswa dapat mencapai kriteria pemahaman. Berdasarkan
data yang diperoleh dari guru IPA kelas V, dengan nilai yang diperoleh dari
ke-36 siswa hanya 14 siswa yang mencapai kriteria pemahaman, sedangkan 22
siswa lainnya mendapat nilai dibawah kriteria pemahaman. Jika diprosentasekan,
siswa kelas V MI Bahrul Ulum Sidoarjo yag tidak tuntas kriteria pemahaman
minimal sebesar 61,11%.4 Beberapa alasan mengenai banyak siswa yang tidak
tuntas kriteria pemahaman dalam mata pelajaran IPA. Salah satu alasannya yaitu
4
siswa kurang memahami materi alat pencernaan manusia karena model, metode,
media yang digunakan guru kurang dapat memahamkan siswa.
Dalam mencapai pemahaman siswa, guru harus menciptakan suasana
yang menyenangkan. Guru yang menyenangkan diperlukan berbagai
keterampilan dalam mengajar. Adapun keterampilan mengajar yang harus
dikuasai oleh seorang guru adalah keterampilan bertanya, memberi penguatan,
mengadakan variasi, menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran,
membimbing diskusi kelompok kecil, mengelola kelas, mengajar perseorangan.5
Keterampilan yang mendasar adalah dengan guru mempunyai keterampilan
berupa mengadakan variasi. Variasi berupa cara mengajar guru salah satunya
metode dan strategi yang digunakan saat mengajar, media yang digunakan harus
menarik, pola interaksi kepada siswa harus bergantian.
Dalam kegiatan pembelajaran, guru harus menggunakan model, metode
dan strategi yang bervariasi, media yang relevan dengan materi IPA sesuai
dengan yang diajarkan. Bukan hanya seorang guru yang dapat menghasilkan
pembalajaran yang maksimal dari kegiatan pembelajaran yang menyenangkan
tetapi siswa juga belajar IPA dengan pengamatannya sendiri, sehingga siswa
tertarik akan belajar IPA dan akan mengembangkan kemampuan kognitif, afektif
maupun psikomotornya dengan baik. Model konvensional dan metode ceramah
yang digunakan oleh guru IPA pada siswa kelas V MI Bahrul Ulum Sidoarjo
5
sehingga membuat siswa tidak tertarik akan pembelajaran IPA. Sehingga, pada
materi alat pencernaan manusia para siswa mengalami kesulitan belajar.
Salah satu model yang dapat menumbuhkan semangat siswa dalam
pembelajaran berlangsung adalah model pembelajaran Word Square. Model
Word Square sebelumnnya pernah digunakan dalam pembelajaran IPA di
SD/MI. Peneliti yang dilakukan oleh Ngurah Agung (2016) dengan
menggunakan model pembelajaran Word Square ternyata dapat meningkatkan
hasil belajar pada siswa kelas V SD Negeri 1 Tista. Dan penelitian tersebut
terbukti berhasil untuk meningkatkan hasil belajar IPA.
Word Square merupakan model varian dari model pembelajaran
interaktif. Dimana guru sebagai pemeran utama dalam menciptakan suasana
interaktif yaitu interaksi guru dengan siswa, siswa dengan siswa, siswa dengan
sumber pembelajaran. Hal itu dijelaskan pada langkah-langkah model ini yaitu
guru menyampaikan materi sesuai tujuan pembelajaran, guru membagikan
lembar kegiatan siswa, siswa menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam
kotak secara vertikal, horizontal maupun diagonal. Adanya pola interaktif dalam
model ini. Model word square dapat meningkatkan pemahaman siswa
berdasarkan langkah-langkah model tersebut. Sehingga pembelajaran ini
membutuhkan suatu kejelian dan ketelitian dalam mencari pilihan jawaban dan
mencari kata dan menjelaskan maknanya.
Sehingga salah satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan
model Word Square. Model ini mampu melatih siswa untuk bertanggung jawab
atas dirinya sendiri. Model pembelajaran ini diharapkan mampu mengatasi
masalah rendahnya pemahaman siswa materi alat pencernaan manusia. Karena
model ini membantu siswa untuk memahami apa yang telah dipelajari sehingga
hasil belajar berupa pemahaman konsep mengenai materi tersebut mencapai hasil
yang di inginkan. Sehingga model Word Square berpotensi untuk meningkatkan
pemahaman siswa kelas V MI Bahrul Ulum Sidoarjo.
Berdasarkan permasalahan di atas peneliti tertarik untuk melakukan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul sebagai berikut: “ Peningkatan
Pemahaman Materi Alat Pencernaan Manusia Mata Pelajaran IPA Melalui Model Word Square Siswa Kelas V MI Bahrul Ulum Sidoarjo”.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat di tarik suatu permasalahan
yaitu :
1. Bagaimana penerapan model word square pada materi alat pencernaan mata
pelajaran IPA siswa kelas V MI Bahrul Ulum Sidoarjo?
2. Bagaimana peningkatan pemahaman pada materi alat pencernaan mata
pelajaran IPA melalui model word square siswa kelas V MI Bahrul Ulum
Sidoarjo?
C. Tindakan yang Dipilih
Tindakan yang dipilih adalah pemecahan yang dihadapi oleh peneliti pada
meningkatkan pemahaman materi alat pencernaan pada mata pelajaran IPA
melalui model Word Square dapat meningkatkan pemahaman materi alat
pencernaan, karena siswa belajar IPA dengan menyenangkan, kritis, dan aktif
dalam pembelajaran sehingga lebih mudah dalam memahami materi alat
pencernaan.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang di atas, maka penelitian ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui penerapan model word square pada materi alat
pencernaan mata pelajaran IPA siswa kelas V MI Bahrul Ulum Sidoarjo.
2. Untuk mengetahui peningkatan pemahaman materi alat pencernaan mata
pelajaran IPA melalui model word square siswa kelas V MI Bahrul Ulum
Sidoarjo.
E. Lingkup Penelitian
1. Subjek yang diteliti difokuskan pada siswa kelas V MI Bahrul Ulum Sidoarjo
semester ganjil tahun ajaran 2016-2017
2. Penelitian difokuskan pada mata pelajaran IPA kelas V semester ganjil materi
alat pencernaan melalui model word squre
3. Kompetensi Dasar : 1.3 Mengidentifikasi fungsi organ pencernaan
manusia dan hubungannya dengan makanan dan kesehatan
4. Indikator :
a. Mengidentifikasi fungsi mulut pada manusia
c. Mengidentifikasi fungsi lambung pada manusia
d. Mengidentifikasi fungsi usus halus pada manusia
e. Mengidentifikasi fungsi usus besar pada manusia
f. Menjelaskan proses pencernaan manusia
g. Mengidentifikasi gangguan pada alat pencernaan manusia
F. Signifikasi Penelitian
Hasil dari penelitian ini daharapkan dapat memberi manfaat sebagai
berikut:
1. Bagi Guru
Agar lebih mudah dalam menyampaikan materi dengan menciptakan suasana
yang menyenangkan dalam proses pembelajaran.
2. Bagi Siswa
Untuk memahami materi dengan menyenangkan dan aktif dalam proses
pembelajaran IPA sehingga tercapainya kompetensi yang diinginkan.
3. Bagi Peneliti
Dapat menambah pengetahuan peneliti dengan melalui model word square
dalam mata pelajaran IPA khususnya pada materi alat pencernaan manusia.
4. Bagi Sekolah
Memperoleh pijakan dari hasil peneliti tentang model word square yang
BAB II KAJIAN TEORI A. Pemahaman
1. Pengertian Pemahaman
Salah satu tipe hasil belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan
adalah pemahaman. Misalnya dengan menjelaskan susunan kalimatnya
sendiri yaitu sesuatu yang dibaca atau didengarnya, memberi contoh lain dari
yang telah dicontohkan, atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus
lain. Dalam taksonomi Bloom, untuk dapat memahami perlu terlebih dahulu
mengetahui atau mengenal.6Sehingga pemahaman itu sangat perlu bagi
siswa yang sedang belajar pada tingkat sekolah dasar. Sebelum memahami,
peserta didik terlebih dahulu harus mengenal atau mengetahui apa yang akan
dipelajari.
Keterampilan dan kemampuan intelektual yang menjadi tuntutan di
sekolah, yaitu pelibatan pemahaman. Artinya, ketika siswa dihadapkan pada
komunikasi, diharapkan mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan
dapat menggunakan ide yang terkandung di dalamnya. Komunikasi tersebut
mungkin dalam bentuk lisan atau tertulis.7
Pemahaman (comprehension) dapat diartikan menguasai sesuatu
dengan pikiran. Karena itu belajar berarti harus mengerti
6
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), 24
7
secara mental makna dan filosofinya, maksud dan implikasi serta
aplikasi-aplikasinya, sehingga menyebabkan siswa dapat memahami
suatu situasi. Hal ini sangat penting bagi siswa yang belajar.
Memahami maksudnya, menangkap maknanya, adalah tujuan akhir
dari setiap belajar.8 Seorang peserta didik dikatakan memahami
sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian
yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya
sendiri. Pemahaman merupakan jenjang lebih tinggi dari ingatan atau
hafalan.9
2. Tingkatan-tingkatan dalam pemahaman
Pemahaman dapat dibedakan menjadi tiga tingkatan, sebagai
berikut:10
a. Tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, menerjemahkan
beberapa arti yang sebenarnya dengan mengartikan arti dari bahasa
yang satu ke bahasa yang lain, menerjemahkan konsep, simbol dan
sebagainya.
b. Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yaitu menghubungkan
bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, atau
8
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), 42-43
9
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996), 50 10
menghubungkan beberapa bagian darri grafik kejadian, membedakan
yang pokok dan yang bukan pokok.
c. Tingkat ketiga atau tingkat tertinggi adalah pemahaman ekstrapolasi,
kemampuan yang tinggi karena diharapkan seseorang mampu
melihat di balik yang tertulis, mampu membuat ramalan tentang
konsekuensi atau dapat memperluas persegi dalam arti waktu,
dimensi, kasus, ataupun masalahnya.
Berdasarkan tingkatan pemahaman diatas, penelitian ini
difokuskan pada tingkatan terjemahan dan penafsiran.
3. Indikator Pemahaman
Siswa dikatakan memahami suatu materi jika memenuhi beberapa
indikator yang di inginkan. Indikator pemahaman yang dikehendaki
beradasarkan kategori proses kognitif .
Tabel 2.1
Kategori Hubungan dan Dimensi Proses Kognitif11
Kategori Proses Kognitif Contoh
2.1 Mengartikan contoh, menguraikan dengan
kata-kata sendiri dalam pidato
2.2 Memberikan Contoh contoh,memberikan contoh
macam-macam gaya lukisan artistik
11
2.3 Mengkalsifikasikan contoh, mengamati atau
menggambarkan kasus kekacauan
mental
2.4 Menyimpulkan contoh, menulis kesimpulan pendek
dari kejadian yang ditayangkan video
2.5 Menduga contoh, mengambil kesimpulan
dasar-dasar contoh dari pembelajaran
bahasa asing
2.6 Membandingkan contoh, membandingkan
peristiwa-peristiwa sejarah dengan situasi
sekarang
2.7 Menjelaskan contoh, menjelaskan penyebab
peristiwa penting di prancis abad ke
18
Kategori indikator pemahaman dalam kegiatan belajar
ditunjukkan melalui: (1) mengungkapkan gagasan, atau pendapat dengan
kata-kata sendiri, (2) membedakan, membandingkan, menginterpretasi
data, mendeskripsikan dengan kata-kata sendiri, (3) menjelaskan gagasan
pokok, (4) dan menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri.12
Berdasarkan indikator pemahaman diatas, indikator yang digunakan
12
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik berdasarkan Kurikulum
dalam memahami materi alat pencernaan adalah siswa
mengklasifikasikan (clasisifiying) dan siswa menjelaskan(explaining).
Dan untuk mengetahui tercapainya indikator tersebut meningkat yaitu
dengan diketahuinya dari hasil belajar yang dicapai oleh siswa.13
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman sekaligus
keberhasilan belajar siswa ditinjau dari segi komponen pendidikan adalah
sebagai berikut:14
a. Tujuan
Tujuan adalah pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan
dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Sedikit banyaknya
perumusan tujuan akan mempengaruhi kegiatan pengajaran yang
dilakukan oleh guru sekaligus akan mempengaruhi kegiatan belajar
siswa.
b. Guru
Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah
ilmu pengetahuan kepada siswa di sekolah. Guru adalah seorang
yang berpengalaman dalam bidang profesinya. Dalam satu kelas
terdapat perbedaan antara siswa satu dengan yang lainnya yang
berpengaruh pada keberhasilan belajar siswa tersebut. Maka dari itu,
13
Syaiful Bahri Djamarah,Guru dan Anak Didik,(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000), 211 14
seoarang guru harus memberikan suatu pendekatan belajar yang
sesuai dengan keadaan siswanya sehingga tujuan pembelajaran
tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
c. Siswa
Siswa adalah orang yang sengaja datang ke sekolah. Anak
didik yang berkumpul di sekolah mempunyai bermacam-macam
karakteristik kepribadian, sehingga daya serap (pemahaman) siswa
yang didapat juga berbeda-beda dalam setiap materi pelajaran yang
diberikan oleh guru. Karena itu dikenal tingkat keberhasilan yang
maksimal, optimal, minimal atau kurang untuk setiap materi yang
dikuasai oleh siswa. Dengan demikian, bahwa peserta didik atau
siswa mempengaruhi kegiatan belajar mengajar sekaligus hasil
belajar yaitu pemahaman siswa.
d. Kegiatan Pengajaran
Kegiatan pengajaran adalah terjadinya interaksi antara guru
dengan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan pengajaran
meliputi model, strategi, metode, dan media yang digunakan pada
saat pembelajaran serta evaluasi pembelajaran. Jika hal tersebut di
pilih dan digunakan secara tepat, maka akan mempengaruhi
e. Bahan dan Alat Evaluasi
Bahan evaluasi adalah suatu bahan yang terdapat di dalam
kurikulum yang sudah dipelajari siswa dalam rangka ulangan
(evaluasi). Alat-alat evaluasi yang digunakan meliputi: benar-salah
(tru-false) dan pilihan ganda (multiple-choice), menjdodohkan
(matching), melengkapi (completion), dan essay.
Pemahaman siswa tergantung pula pada bahan evaluasi yang
digunakan guru kepada siswa. Hal ini menunjukkan bahwa jika
siswa mampu mengerjakan atau menjawab materi evaluasi dengan
baik, maka siswa dapat dikatakan paham terhadap materi yang
diberikan.
f. Suasana Evaluasi
Selain faktor tujuan, guru, siswa, kegiatan pengajaran, serta
bahan dan alat evaluasi, faktor suasana evaluasi juga merupakan
faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar. Dikarenakan
dengan keadaan kelas yang tenang, aman dan disiplin pada materi
ujian yang sedang berlangsung maka mempengaruhi terhadap
pemahaman berupa jawaban yang diberikan siswa. Jadi tingkat
pemahaman siswa tinggi, maka keberhasilan proses belajar mengajar
B. Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
1. Pengertian IPA
Ilmu Pengetahuan Alam berasal dari tiga istilah yang terlibat,
yaitu “Ilmu”,”Pengetahuan”, dan “Alam”. Pengetahuan adalah segala
sesuatu yang diketahui manusia. Dalam kehidupan, banyak sekali
pengetahuan yang dimiliki oleh manusia. Pengetahuan tentang agama,
pendidikan, kesehatan, ekonomi, politik, sosial, dan alam sekitar adalah
contoh pengetahuan yang dimiliki manusia. Pengetahuan alam berarti
pengetahuan tentang alam semesta beserta isinya. Ilmu adalah
pengetahuan yang ilmiah, pengetahuan yang diperoleh secara ilmiah,
artinya diperoleh dengan metode ilmiah. Dengan pengertian ini, IPA
dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang sebab dan akibat
kejadian-kejadian yang ada di alam ini.15 IPA merupakan suatu ilmu
teoritis, tetapi teori tersebut didasarkan atas pengamatan,
percobaan-percobaan, terhadap gejala-gejala alam.16
IPA mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada di
permukaan bumi, di dalam perut bumi dan di luar angkasa, baik yang
dapat diamati indera maupun yang tidak dapat diamati oleh indera. IPA
adalah ilmu tentang dunia zat, baik makhluk hidup maupun benda mati
yang diamati.
15
Asih Widi Wisudawati dan Eka Silistyowati, Metodologi Pembelajaran IPA, (Jakarta: Bumi Akasara, 2014), 23
16
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa IPA adalah suatu
kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secaranya umum terbatas
pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah
seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa
ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya.17
2. Hakikat IPA
Pada hakikat IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses
ilmiah, dan sikap ilmiah. Selain itu, IPA dipandang pula sebagai proses,
sebagai produk, dan sebagai prosedur. Sebagai proses diartikan semua
kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan tentang alam
maupun untuuk menemukan pengetahuan baru. Sebagai produk diartikan
sebagai hasil proses, berupa pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah
atau di luar sekolah ataupun bahan bacaan untuk penyebaran
pengetahuan. Sebagai prosedur dimaksudkan adalah metodologi atau
cara yang dipakai untuk mengetahui sesuatu yang disebut metode
ilmiah.18
Dapat pula dikatakan bahwa hakikat IPA adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala melaui serangkaian proses
yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah
dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga
17
Trianto,Model Pembelajaran Terpadu,(Jakarta: Bumi Aksara, 2012), 136-137 18
komponen terpenting berupa konsep, prinsip, dan teori yang berlaku
secara universal.19
3. Ruang lingkup IPA
Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi
aspek-aspek berikut:20
a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,
tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.
b. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaanya meliputi: cair, padat,, dan
gas.
c. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet,
listrik, cahaya, dan pesawat sederhana.
d. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan
benda-benda langit lainnya.
4. Tujuan IPA
Mata pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut:21
a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam
ciptaan-Nya.
19
Ibid, 141 20
E.Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), 112
21
b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA
yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,
lingkungan, teknologi dan masyarakat.
d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga, dan melestarikan lingkungan.
f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan
g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
h. Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang melek sains dan
teknologi22
i. Memberikan sikap ilmiah, antara lain kritis, sensitive, obyektif, jujur
terbuka, benar, dan dapat bekerja sama23
5. Materi alat pencernaan manusia24
Pencernaan adalah proses melumat makanan yang semula kasar
menjadi halus. Makanan yang sudah dicerna, telah diubah menjadi sari
22
Trianto,Model Pembelajaran Terpadu..., 138 23
Ibid, 143 24
makanan dalam bentuk yang lebih halus sehingga mudah diserap oleh
pembuluh darah. Kemudian oleh darah, sari makanan tersebut diedarkan
ke seluruh bagian tubuh.
Ada dua jenis proses pencernaan makanan dalam tubuh, yaitu:
a. Pencernaan makanan secara mekanis
Pencernaan makanan secara mekanis terjadi di dalam mulut.
Makanan dilumatkan oleh gigi. Makanan yang telah hancur mudah
untuk di telan.
b. Pencernaan makanan secara kimia
Pencernaan makanan secara kimia dilakukan oleh enzim, yang
berlangsung di dalam mulut, lambung, dan usus. Tujuan pencernaan
dengan bantuan enzim adalah mengubah zat-zat makanan sehingga
mudah diserap tubuh.
Adapun beberapa hal yang dipelajari pada alat-alat pencernaan,
yaitu:
a. Susunan Alat Pencernaan
Alat-alat pencernaan makanan pada tubuh kita bertugas
untuk, diantara lain yaitu:
1) Menghancurkan makanan menjadi bentuk yang halus
2) Menyerap zat-zat makanan yang larut sehingga masuk ke dalam
darah
Gambar 2.1
Alat-alat Pencernaan Manusia
Alat pencernaan terdiri atas mulut, kerongkongan, lambung,
usus halus, usus besar, dan anus. Berikut penjelasannya:
1) Rongga Mulut
Di dalam rongga mulut terdapat gigi, lidah, dan air ludah
(air liur). Gigi berguna untuk mengunyah makanan supaya
menjadi halus. Sesuai dengan fungsinya, ada tiga macam gigi,
yaitu:
a) Gigi seri berfungsi memotong makanan, bentuk
permukaannya menyerupai mata kapak.
b) Gigi taring berfungsi merobek atau mengoyak makanan,
bentuk permukaannya runcing.
c) Gigi graham berfungsi menggilas makanan, bentuk
Gambar 2.2 Rongga Mulut
Lidah terletak dibagian dasar rongga mulut. Lidah
berfungsi untuk mengatur letak makanan pada waktu
mengunyah, membantu menelan makanan, dan mengecap rasa
makanan. Permukaan lidah kita dapat mengecap 4 rasa dasar,
yaitu manis, pahit, asam, dan asin. Di dalam mulut juga terdapat
tiga kelenjar ludah. Kelenjar ludah bawah terdapat di bagian
bawah lidah dan di daerah pangkal rahang bawah. Kelenjar
ludah atas terdapat dekat telinga. Kelenjar ludah menghasilkan
air ludah dan enzim amilase (ptialin). Enzim amilase berfungsi
mengubah zat tepung (amilum) menjadi zat gula. Itulah
sebabnya mengapa nasi (mengandung amilum) yang kita kunyah
2) Kerongkongan
Kerongkongan adalah bagian saluran pencernaan yang
menghubungkan rongga mulut dengan lambung. Di dalam
kerongkongan terjadi gerakan peristaltik, yaitu gerakan
meremas-remas yang dilakukan oleh dinding kerongkongan.
Gerakan peristaltik inilah yang mengakibatkan makanan
terdorong masuk ke lambung.
Gambar 2.3 Kerongkongan
3) Lambung
Lambung menghancurkan makanan menjadi
bagian-bagian yang sangat kecil. Makanan di dalam lambung hanpir
semuanya berbentuk lunak seperti bubur.25 Di dalam lambung,
makanan yang sudah dikunyah oleh gigi di mulut, dilumatkan
25
lagi dengan pertolongan bermacam-macam getah lambung.
Getah lambung dihasilkan oleh dinding lambung. Getah
lambung berguna untuk memecahkan makanan agar mudah
diserap oleh pembuluh darah dan membunuh kuman yang
terbawa oleh makanan. Getah lambung mengandung asam dan
enzim, diantara lain:
a) Enzim pepsin, berfungsi mengubah protein menjadi pepton
b) Enzim renin, berfungsi mengendapkan protein susu menjadi
kasein.
c) Asam klorida, berfungsi membunuh kuman dan
[image:36.595.136.512.252.603.2]mengasamkan makanan
4) Usus halus
Usus halus merupakan usus terpanjang dari saluran
pencernaan makanan. Usus halus terdiri dari 3 bagian, yaitu usus
dua belas jari, usus kosong, dan usus penyerapan.
a) Usus dua belas jari
Makanan di dalam usus dua belas jari dicerna lagi
dengan bantuan getah pankreas dan getah empedu. Getah
pankreas dihasilkan oleh kelenjar pankreas. Getah pankreas
mengandung enzim-enzim berikut ini:
(1) Enzim amilase, berfungsi mengubah zat tepung (amilum)
menjadi zat gula
(2) Enzim tripsin, berfungsi mengubah protein menjadi asam
amino
(3) Enzim lipase, berfungsi mengubah lemak menjadi asam
lemak
b) Usus kosong
Di dalam usus kosong masih terjadi proses
pencernaan kimiawi. Dinding usus kosong mempunyai
kelenjar yang menghasilkan getah pencernaan, tetapi tidak
c) Usus penyerapan
Usus penyerapan merupakan tempat penyerapan
sari-sari makanan. Terdapat ujung-ujung pembuluh darah
pada seluruh permukaan dinding usus. Sari makanan
diserap oleh pembuluh darah sehingga masuk ke dalam
aliran darah. Kemudian, darah membawa sari makanan
[image:38.595.137.478.271.576.2]tersebut ke seluruh tubuh.
Gambar 2.5 Usus Halus
5) Usus besar
Usus besar berfungsi untuk menyerap air. Selanjutnya,
sisa makanan dibusukkan oleh bakteri pembusuk di dalam usus
besar. Pembusukan dibantu oleh bakteri Escherichia Coli.
Anus berfungsi untuk mengeluarkan sisa makanan dari
dalam tubuh. Sisa pencernaan dari usus besar dikeluarkan
melalui anus. Sedangkan, sisa pencernaan yang berupa cairan
disalurkan dan disaring dalam ginjal. Cairan yang tidak berguna
dikeluarkan melalui lubang kemih berupa air seni.
b. Penyakit yang menyerang alat pencernaan manusia
1) Diare
Diare adalah penyakit keluarnya kotoran encer yang terlalu
sering. Penderita diare dapat kehabisan cairan tubuh.26Diare
disebut juga mencret. Penyakit ini golongan penyakit ringan
tetapi dapat perawatan apabila tidak mendapat perawatan yang
benar. Hal ini diakibatkan alergi terhadap makanan, terlalu
banyak makan makanan yang asam dan pedas.
2) Mag (Radang Lambung)
Mag ditandai dengan gajala lambung terasa perih dan mual.
Penyakit mag disebabkan kebiasaan makan yang tidak teratur.
Penyakit ini timbul karena adanya produksi asam klorida yang
berlebihan di lambung.
3) Radang Usus Buntu
Radang usus buntu ditandai dengan perut bagian kanan bawah
terasa sangat nyeri, perut terasa mual disertai muntah, kadang
26
mencret, dan tubuh mengalami demam. Pada keadaan yang
lebih parah, penderita harus mengalami operasi pemotongan
umbai cacing.
4) Tifus
Suatu penyakit peradangan pada usus. Penyakit ini dapat
menular cepat. Tifus juga timbul akibat kebersihan makanan
dan minuman tidak terjaga dengan benar. Gejala tifus ditandai
tubuh menggigil, lemah, disertai mual, akibat demam tinggi,
penderita dapat mengigau, punggung terasa sakit, kadang
disertai mencret atau sembelit.
5) Sembelit
Gejala penyakit sembelit adalah susah buang air besar.
Penyakit ini diakibatkan makanan yang dimakan kurang
berserat. Makanan kurang berserat dapat mengganggu proses
pencernaan.
C. Model Word Square
1. Pengertian Word Square
Dari istilah Word Square terdiri dari dua bagian kata yaitu word
dan square. Kata Word berarti kata, perkataan, dan sepata kata.27
27
Sedangkan kata Square berarti persegi, lapangan.28 Sehingga dapat
disimpulkan bahwa Word Square adalah pencarian berupa kata yang
berbentuk persegi yang sesuai dengan jawaban pada soal yang ada pada
sebuah kotak yang berisi huruf acak. Peserta didik diminta mencari kata
jawaban yang tepat sesuai dengan soal yang diberikan.
Word Square adalah model pembelajaran yang memadukan
kemampuan menjawab pertanyaan dengan kejelian dalam mencocokan
jawaban pada kotak-kotak jawaban. Model ini mirip dengan mengisi
teka-teki silang tetapi bedanya adalah jawabannya sudah ada namum
disamrakan dengan menambahkan kotak tambahan dengan sembarang
huruf penyamar atau pengecoh.
Model pembelajaran ini sesuai untuk semua mata pelajaran. Hal
ini tinggal mengenai bagaimana guru dapat memprogram sejumlah
pertanyaan terpilih yang dapat merangsang siswa untuk berpikir efektif.
Tujuan huruf pengecoh bukan untuk mempersulit siswa namun untuk
melatih sikap teliti dan kritis.29 Word Square berupa media yang dibuat
dengan kotak yang sesuai dengan keperluan saja dan membuat sebuah
soal yang sesuai dengan tujuan pembelajarannya.30
28
Ibid, 549 29
Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Ragam Pengembangan Model Pembelajaran, (Yogyakarta: Kata Pena, 2016), 97
30
2. Kelebihan dan Kekurangan Word Square
a. Beberapa kelebihan dari model Word Square yaitu:31
1) Proses pembelajaran dengan model Word Square mendorong
pemahaman siswa terhadap materi pelajaran
2) Siswa akan terlatih untuk disiplin
3) Sebagai latihan untuk bersikap teliti dan kritis
4) Merangsang siswa untuk berpikir efektif
b. Beberapa kekurangan dari Word Square yaitu:32
1) Dengan materi yang telah dipersiapkan, akhirnya dapat
menumpulkan kreatifitas siswa
2) Siswa tinggal menerima bahan mentah
3) Siswa tidak dapat mengembangkan materi yang ada dengan
kemampuan atau potensi yang dimilikinya
3. Langkah-langkah Model Pembelajaran Word Square33
a. Guru menyampaikan materi sesuai dengan kompetensi yang ingin
dicapai
b. Guru membagikan lembaran kegiatan sesuai contoh
c. Siswa menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak sesuai
dengan jawaban secara vertikal, horizontal, maupun diagonal
31
Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Ragam...97-98 32
Ibid, 98 33
d. Berikan poin setiap jawaban dalam kotak
Contoh jawaban :
S P E R I S T A L T I K
D U P L H I R M A K G J
K Q S W F Y U I Q W D T
L X A E V O G L R R T I
G V N I Y M F A T T Y F
D B U K E A D S F I O U
S D S D Q Z X E N M K S
[image:43.595.141.509.168.562.2]W A J H L A M B U N G N
Gambar 2.6 Contoh Word Square Contoh soal:
1. Gerak meremas-remas mendorong makanan di dalam
kerongkongan disebut gerakan...
2. Suatu penyakit peradangan pada usus ditandai tubuh menggigil,
lemah, disertai mual, akibat demam tinggi, penderita dapat
mengigau, punggung terasa sakit, kadang disertai mencret atau
sembelit. Gejala tersebut termasuk penyakit...
3. Bagian alat pencernaan yang berfungsi untuk mengeluarkan sisa
makanan dari dalam tubuh adalah ...
4. Setelah menuju kerongkongan, makanan akan
menuju...
5. Mengubah zat tepung (amilum) menjadi zat gula disebut
PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan untuk mengadakan penelitian
pembelajaran di dalam kelas digunakan untuk memperbaiki mutu pembelajaran.
Dalam penelitian ini, peneliti terjun ke lapangan dalam kegiatan pembelajaran
dengan guru dan siswa selama pembelajaran, yaitu menggunakan bentuk
kolaboratif, dimana guru merupakan mitra kerja peneliti. Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) adalah kegiatan mengumpulkan, mengolah, menganalisis, dan
menyimpulkan data untuk menentukan tingkat keberhasilan jenis tindakan yang
dilaksanakan oleh guru dalam proses pembelajaran.34 Dikarenakan ada tiga kata
yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian yang dapat
diterangkan, diantaranya sebagai berikut:35
1. Penelitian, yaitu menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek
dengan menggunakan cara dan aturan metodologi terntentu untuk
memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu
suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan, yaitu menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja
dilakukan dengan tujuan tertentu.
34
Fitri Yuliawati, dkk, Penelitian Tindakan Kelas untuk Tenaga Pendidik Profesional, (Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani, 2012), 17
35
3. Kelas, yaitu dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi
dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam
bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas
adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran
yang sama dari guru yang sama pula.
Dari penjelasan di atas, maka Penelitian Tindakan kelas dapat diartikan
sebagai suatu kegiatan mengkaji suatu masalah pembelajaran di dalam kelas
dengan cara melakukan rangkaian tindakan terencana dengan menganalisis
pengaruh keberhasilan yang dicapai. Penelitian yang digunakan oleh peneliti ini,
menggunakan model Kurt Lewin dalam Penelitian Tindakan Kelas. Desain
Penelitian tindakan model Kurt Lewin dianggap sebagai cikal bakal Penelitian
Tindakan Kelas yang menyatakan bahwa konsep pokok dalam penelitian
tindakan terdiri dari 4 komponen, yaitu perencanaan (Planning), tindakan
(Acting), pengamatan (Observing), refleksi (Reflecting).36 Dari keempat
komponen tersebut harus dijalankan sesuai yang ada. Agar penelitian tindakan
kelas yang dijalankan dapat mengetahui pengaruh keberhasilan hendak dicapai.
Desain PTK model Kurt Lewin dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
36
Gambar 3.1 PTK Model Kurt Lewin B. Setting Penelitian dan Krakteristik Subjek Penelitian
1. Tempat
Penelitian ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Bahrul Ulum Sidoarjo
2. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil yaitu pada tanggal 1
November 2016 observasi awal, PTK siklus I yang dilakukan pada tanggal 30
3. Karakteristik Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Bahrul
Ulum Sidoarjo Tahun pelajaran 2016-2017. Dengan jumlah 36 siswa dalam
satu kelas. Kurikulum yang digunakan adalah KTSP dengan Kompetensi
Dasar 1.3 Mengidentifikasi fungsi organ pencernaan manusia dan
hubungannya dengan makanan dan kesehatan. Objek yang diteliti peneliti
adalah pemahaman materi alat pencernaan manusia pada mata pelajaran IPA
siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Bahrul Ulum Sidoarjo yang untuk
melakukan peningkatan maka peneliti menggunakan model Word Square.
C. Variabel yang Diselidiki
Penelitian ini menggunakan variabel peningkatan pemahaman materi alat
pencernaan manusia pada mata pelajaran IPA melalui model Word Square untuk
meningkatkan hasil belajar ranah kognitif pemahaman siswa. Pada penelitian ini
terdapat beberapa variabel diantaranya, sebagai berikut:
1. Variabel Input : Siswa kelas V MI Bahrul Ulum Sidoarjo
2. Variabel Proses : Penerapan model Word Square
3. Variabel Output : Pemahaman materi alat pencernaan manusia pada
mata pelajaran IPA
D. Rencana Tindakan
Pada rencana tindakan penelitian kali ini menggunakan model dari Kurt
Lewin yaitu 1) perencanaan, 2) tindakan, 3) observasi, 4) refleksi penelitian ini
Siklus I
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan, peneliti menyusun rencana pembelajaran
mengenai pemahaman materi alat pencernaan manusia dengan
menggunakan model Word Square berupa:
a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : peneliti
membuat RPP yang akan dilaksanakan di siklus I
b. Mempersiapkan sarana dan prasaran yang mendukung RPP: media
pembelajaran, serta sarana yang lain yang diperlukan pada saat
proses pembelajaran.
c. Memperisapkan instrumen untuk penilaian, menganalisis proses dan
hasil tindakan seperti lembar observasi guru dan siswa.
2. Tindakan
Pada tahap ini, peneliti melaksanakan pembelajaran pada materi
alat pencernaan manusia dengan menggunakan model Word Square.
Kegiatan pelaksanaan yang dilakukan sesuai RPP pada siklus 1 yaitu:
a. Kegiatan Pendahuluan
1) Guru mengucapkan salam
2) Siswa berdoa bersama-sama untuk mengawali kegiatan
pembelajaran dan guru salam dan menyapa siswa
4) Guru memotivasi siswa dengan “Tepuk Warna“ dan “Tepuk
Diam”
5) Siswa menjawab pertanyaan yang merupakan bagian apersepsi
yang diberikan oleh guru
a) Apakah hari ini sudah makan? Makan apa waktu istirahat?
b) Mengapa kita perlu makan?
c) Apa saja yang kalian ketahui tentang organ pencernaan
manusia?
6) Siswa menemukan pokok bahasan yang akan di pelajari dengan
adanya apersepsi guru.”Alat Pencernaan Manusia”
7) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
b. Kegiatan Inti
Eksplorasi
1) Siswa mengamati gambar alat pencernaan manusia pada buku
2) Siswa bertanya jawab mengenai guru menjelaskan mengenai
susunan alat pencernaan manusia
3) Siswa membaca buku IPA selama 10 menit
Elaborasi
4) Siswa melakukan tanya jawab dan guru menyampaikan materi
Alat Pencernaan manusia Langkah 1
6) Guru menampilkan kotak word square di papan tulis yang sesuai
dengan lembar kerja siswa untuk mencari kata yang
berhubungan dengan materi alat pencernaan
7) Siswa mengerjakan LKS secara individu dan siswa menjawab
soal dengan mencari kata dengan mengarsir huruf yang sudah
ditemukan secara vertikal, horizontal, maupun diagonal
Langkah 3
8) Siswa menjelaskan kata mengenai alat pencernaan manusia yang
sudah dicari dengan model Word Square
9) Perwakilan siswa mempresentasikan hasil di depan kelas dengan
ditunjuk guru untuk menemukan kata yang berhubungan dengan
materi alat pencernaan
Konfirmasi
10)Siswa bertanya jawab mengenai hasil lembar kerja siswa dan
guru memberikan poin pada jawaban siswa Langkah 4
11) Guru memberi penguatan terhadap materi
c. Kegiatan Penutup
1) Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran materi hari ini
2) Siswa merefleksikan pembelajaran hari ini dengan dengan
menjawab pertanyaan yang diajukan guru terkait materi yang
dipelajari
4) Siswa berdoa bersama-sama untuk mengakhiri pembelajaran.
5) Guru menutup pembelajaran dengan salam
3. Observasi
Pada tahap observasi ini, peneliti melakukan pengamatan
mengenai diantaranya adalah:
a. Mengamati perilaku siswa dalam mengikuti proses pembelajaran
b. Mengamati keaktifan siswa dalam pembelajaran
c. Mengamati pemahaman materi alat pencernaan manusia melalui
model Word Square dan soal evaluasi.
Pengamatan pada siklus I dilakukan untuk melihat berhasil
tidaknya pelaksanaan pembelajaran pada siklus I, jika tidak berhasil maka
perlu perbaikan pembelajaran melalui model Word Square pada kelas V
MI Bahrul Ulum Sidoarjo akan dilanjutkan pada tahap siklus II.
4. Refleksi
a. Mencatat kendala saat penerapan model Word Square.
b. Melakukan diskusi dengan guru kolaborator untuk mengevaluasi
tindakan yang telah dilakukan.
c. Menganalisis hasil pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan dalam RPP.
d. Melakukan tindakan perbaikan sesuai evaluasi untuk dilakukan siklus
Siklus II
Perencanaan pada siklus II merupakan perbaikan berdasarkan masalah
pada pembelajaran siklus I. Siklus II meliputi:
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan siklus II peneliti menyusun rencana
pembelajaran kembali berdasarkan dari kekurangan yang ada pada siklus
I. Pada siklus II, peneliti mempersiapkan rencana pembelajaran yang telah
di revisi dari siklus I.
2. Tindakan
Pada tahap tindakan siklus II, peneliti melaksanakan pembelajaran
pada materi alat pencernaan manusia dengan menerapkan model Word
Square tidak jauh berbeda. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dilakukan berdasarkan hasil refleksi atau evaluasi siklus I.
3. Observasi
Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan terhadap semua
proses pembelajaran yang berlangsung pada siklus II untuk melakukan
perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model Word Square.
Peneliti mengamati yang dilakukan saat proses pembelajaran, yaitu:
a. Mengamati perilaku siswa dalam mengikuti proses pembelajaran
b. Mengamati pemahaman materi alat pencernaan manusia melalui
c. Mencatat kekuarangan pada materi alat pencernaan manusia dengan
melalui model word square.
d. Meneliti data berupa lembar observasi yang meliputi lembar
observasi guru, siswa, lembar kerja siswa, soal evaluasi.
e. Mengamati peningkatan pemahaman materi alat pencernaan manusia
setelah perbaikan dari kegaitan pembelajaran.
4. Refleksi
Hasil yang didapat dari tindakan siklus II melalui penagamatan
dan penilaian hasil pemahaman siswa dianalisis. Pada tahap ini,
melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus I dan siklus II dengan
kolaborasi guru untuk membuat kesimpulan pelaksanaan proses
pembelajaran dalam meingkatkan pemahaman materi alat pencernaan
manusia melalui model word square.
E. Data dan Cara Pengumpulannya
1. Sumber Data
Sumber penelitian tindakan kelas yaitu:
a. Guru
Dari sumber data guru berdasarkan wawancara dan observasi,
untuk melihat tingkat keberhasilan, kegagalan implementasi dari model
b. Siswa
Dari sumber data siswa berdasarkan wawancara, observasi, tes
untuk mendapatkan data mengenai hasil penerapan peningkatan
pemahaman materi alat pencernaan manusia pada mata pelajaran IPA.
2. Cara pengumpulannya
Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah teknik
observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data
tersebut dilakukan oleh peneliti agar mendapatkan data yang valid, maka
peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara diantaranya sebagai
berikut:
a. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan sesuai dengan
yang telah direncanakan dengan pengamatan langsung melihat kondisi
dan perilaku saat pembelajaran berlangsung. hal-hal yang diamati pada
penelitian kali ini yaitu sebagai berikut:
1) Aktivitas guru pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan
menggunakan model Word Square.
Tabel 3.1
Lembar pengamatan Aktivitas Guru
Kegiatan Uraian kegiatan Skor
1 2 3 4
Awal a. Mengucapkan salam dan
berdoa bersama
Siswa
c. Menumbuhkan Motivasi
belajar
d. Mengaitkan materi dengan
pengetahuan siswa
e. Menyampaikan Tujuan
pembelajaran Inti
a. Mengajak siswa
mengamati gambar alat pencernaan manusia
b. Memberi umpan balik
kepada siswa atas materi alat pencernaan
c. Mengajak siswa membaca
materi alat pencernaan
d. Memberi Penjelasan
materi Alat Pencernaan manusia
e. Membimbing siswa dalam
mengerjakan LKS
f. Memberi arahan mengenai
model word square
g. Mengajak siswa
mempresentasikan hasil
lembar kerja di depan kelas
h. Memberikan kesempatan
bertanya kepada siswa
i. Memberikan penguatan
terhadap materi
j. Memberikan penilaian
Penutup a. Mengajak siswa menarik
kesimpulan materi alat pencernaan manusia
b. Mengecek pemahaman
refleksi
c. Memberikan evaluasi
dengan memberikan tugas individu
d. Mengakhiri pembelajaran
dengan berdoa
Jumlah Skor
Penilaian hasil skor observasi aktivitas guru
Keterangan :
1 : jika aktivitas guru kurang
2 : jika aktivitas guru cukup
3 : jika aktivitas guru baik
4: jika aktivitas guru sangat baik
2) Aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan
menggunakan model Word Square.
Tabel 3.2
Lembar pengamatan Aktivitas Siswa
No Indikator/Aspek Yang Diamati
Pengamat
Skor Skor Penilaian
1 2 3
1
Siswa mempersiapkan diri
untuk memulai
pembelajaran dengan berdoa
2
Siswa merespon apersepsi /motivasi yang diberikan oleh guru.
3
4
Siswa memusatkan perhatian pada materi di buku yang dipelajari yaitu materi alat pencernaan manusia
5
Siswa antusias
mendengarkan ketika guru menjelaskan materi.
6
Siswa aktif pada saat pembelajaran (tanya jawab dengan guru)
7 Siswa tertib saat pembagian
LKS
8
Siswa antusias untuk mengerjakan LKS secara individu dengan model word square
9
Siswa merespon guru saat memberi bimbingan dan maju kedepan untuk mempresesntasikan hasil lembar kerja siswanya
10
Siswa bersama guru membahas hasil lembar kerja siswa secara bersama-sama
11
Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran
12
Siswa merespon refleksi yang diberikan guru dan memberi tanggapan saat guru mengecek pemahaman siswa mengenai materi alat pencernaan
13 Siswa menyelesaikan
14
Siswa mengakhiri
pembelajaran dengan berdoa bersama
Jumlah skor
Penilaian hasil skor observasi aktivitas siswa = Skor perolehan x 100
Skor maksimal
Keterangan :
1 : jika siswa tidak aktif
2 : jika siswa kurang aktif
3 : jika siswa aktif
b. Wawancara
Wawancara adalah percakapan antara peneliti dengan guru
maupun siswa. Proses wawancara dilakukan dengan mengajukan
pertanyaan kepada narasumber atau responden tertentu. Wawancara juga
dilakukan untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas.37
Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data
tentang kendala siswa dalam belajar, hasil belajar ,dan model yang
digunakan guru dalam pembelajaran.
c. Tes
Tes yang digunakan adalah tes hasil belajar untuk mengumpulkan
data berupa peningkatan pemahaman siswa pada materi Alat Pencernaan
Manusia. Tes ini sebagai penerapan pembelajaran dengan menggunakan
37
model word square. Tes pada penelitian ini adalah berupa tes tulis. Skor
tes dijadikan acuan peningkatan pemahaman siswa pada materi alat
pencernaan manusia.
d. Dokumentasi
Dokumentasi berupa laporan berupa gambar, foto-foto terkait
dengan peristiwa yang terjadi, dokumen-dokumen penting.
Dokumentasi dalam penelitian ini adalah berupa data foto yang terkait,
berupa RPP pada proses pembelajaran IPA materi alat pencernaan
manusia melalui model word squre sebagai penunjang hasil penelitian,
hasil lembar kerja siswa, nilai perform siswa.
F. Teknik Analisa Data
Setelah data terkumpul, maka perlu dianalisis. Analisis ini dihitung
dengan menggunakan statistik sederhana yang berupa rumus-rumus sederhana
sebagai berikut:
1. Penilaian Tes
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa,
kemudian dibagi dengan siswa yang berada di dalam kelas tersebut, sehingga
diperoleh nilai rata-rata. Penilaian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:38
�= � ...(Rumus 3.1)
38
Keterangan: X : Rata-rata nilai pemahaman
ΣX : Jumlah semua nilai pemahaman siswa
[image:60.612.138.521.230.529.2]ΣN : Jumlah siswa
Tabel 3.3
Kriteria Tingkat Keberhasilan Nilai Rata-rata Pemahaman
Tingkat Keberhasilan Nilai
Rata-rata Pemahaman
Kriteria
81-100
61-80
41-60
21-40
< 20
Sangat Baik
Baik
Sedang
Tidak Baik
Sangat Tidak Baik
2. Penilaian Ketuntasan Pemahaman
Untuk menghitung prosentase ketuntasan pemahaman adalah sebagai
berikut:
�= � � 100 % ...(Rumus 3.2)
Keterangan: P : Prosentase Ketuntasan Pemahaman
f : Jumlah siswa yang tuntas pemahaman
Tabel 3.4
Kriteria Tingkat Keberhasilan Kelas
Tingkat Keberhasilan
Pemahaman (%)
Kriteria
81%-100%
61%-80%
41%-60%
21%-40%
< 20%
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
3. Penilaian nilai skor dari observasi guru dan siswa
Observasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas
guru maupun siswa dalam kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung.
Adapun analisis observasi guru dengan rumus:39
�= � � 100 ...(Rumus 3.3)
Keterangan :
P = Nilai perolehan akhir observasi guru
� = Skor Perolehan akhir observasi guru
= Skor maksimum observasi guru
Sedangkan analisis observasi siswa dirumuskan dengan:40
�= � � 100 ...(Rumus 3.4)
39
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik berdasarkan Kurikulum
2013), 150
40
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik berdasarkan Kurikulum
Keterangan :
P = Nilai perolehan akhir observasi siswa
f = Skor Perolehan akhir observasi siswa
M = Skor maksimum observasi siswa
Berdasarkan penyekoran tersebut adapun makna setiap skor yang
diperoleh. Maka kriteria ketetapan hasil observasi guru dan siswa sebagai
[image:62.612.139.517.246.527.2]berikut:
Tabel 3.5
Kriteria Ketetapan Hasil Observasi Guru dan Siswa41
No. Skor Kriteria
1.
2.
3.
4.
5.
91-100
81-90
71-80
60-70
< 60
Amat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang
Data analisis dapat disajikan dengan bentuk tabel, grafik, diagram
dan lain-lain. Analisis ini dilakukan pada saat refleksi dan hasil analisis ini
dijadikan sebagai bahan refleksi untuk membuat perencanaan pada siklus
selanjutnya agar mendapatkan hasil yang maksimal.
G. Indikator Kinerja
1. Nilai rata-rata pemahaman ≥ 81
41
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik berdasarkan Kurikulum
2. Jika sekurang-kurangnya 81% dari jumlah siswa telah mencapai Kriteria
ketuntasan minimal kategori pemahaman
3. Nilai observasi aktivitas guru minimal mencapai 81
4. Nilai observasi aktivitas siswa minimal mencapai 81
H. Tim Peneliti dan Tugasnya
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan secara kolaboratif, antara
guru kelas sebagai guru pendamping dan mahasiswa sebagai peneliti. Tugas guru
mendampingi peneliti dalam menerapkan penggunaan metode Word Square pada
pembelajaran IPA. Adapun rincian tugas guru dan mahasiswa adalah sebagai
berikut:
1. Guru
a. Nama : Moh. Ilyas, S.Pd
b. Jabatan : Guru Kelas Mapel IPA
c. Tugas :
1) Bertanggung jawab atas semua jenis kegiatan pembelajaran
2) Mengamati pelaksanaan penelitian
3) Terlibat dalam perencanaan, observasi, dan merefleksi pada
tiap-tiap siklus
2. Peneliti
a. Nama : Frida Aprilia R
b. NIM :D77213069
d. Tugas :
1) Bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan kegiatan
2) Menyusun perencaan pembelajaran, menyusun instrumen
penelitian, membuat lembar observasi, dan membuat lembar
wawancara
3) Menyebutkan dan menilai instrumen penilaian siswa
4) Menilai hasil tugas dan evaluasi akhir materi
5) Pelaksana kegiatan pembelajaran
6) Melakukan diskusi dengan guru kelaborator
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
1. Hasil Siklus I
Siklus I dilaksanakan pada tanggal 30 November 2016 di kelas V MI
Bahrul Ulum Sidoarjo pada pukul 08.10-09.20 WIB. Penelitian tindakan
kelas terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan
refleksi. Berikut ini adalah penerapan dari tahap-tahapan siklus I.
a. Perencanaan
Tahap perencanaan diawali dengan penentuan waktu, tempat, dan
model yang digunakan sebagai PTK oleh guru dan peneliti. Pada tahap ini
peneliti menyiapkan perencanaan pembelajaran yaitu menyusun RPP,
Lembar Pengamatan aktivitas siswa dan guru, dan instrumen evaluasi
berupa soal.
Kompetensi dasar yaitu (1.3) Mengidentifikasi fungsi organ
pencernaan manusia dan hubungannya dengan makanan dan kesehatan
dengan indikator meliputi: mengidentifikasi fungsi mulut pada manusia,
mengidentifikasi fungsi kerongkongan pada manusia, mengidentifikasi
fungsi lambung pada manusia, mengidentifikasi fungsi usus halus pada
manusia, mengidentifikasi usus besar pada manusia, menjelaskan proses
b. Tindakan
Pada tahap pelaksanaan terdapat tiga kegiatan yaitu kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Berdasarkan kegiatan
tersebut telah direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan
langkah-langkah model pembelajaran word square dan alokasi waktu yaitu 2 x 35
menit (1 Pertemuan). Berikut pembahasan dari ketiga kegiatan tersebut.
1) Kegiatan Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan, peneliti bertindak sebagai guru
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP. Peneliti
mengucapkan salam dan membuka pembelajaran dengan berdoa,
menyapa siswa, mengabsen kehadiran siswa.
Gambar 4.1
Guru memotivasi siswa dengan “Tepuk Warna”
Kemudian guru melakukan motivasi dengan “Tepuk Warna”
dan guru melakukan apersepsi berupa tanya jawab “Apakah hari ini
[image:66.612.136.530.235.598.2]makanan yang kita makan?”, Siswa sangat antusias menjawab dan
bersemangat saat guru melakukan motivasi dan melakukan tanya
jawab. Kemudian guru bersama siswa menemukan pokok bahasan
yang akan dipelajari yaitu “Alat Pencernaan Manusia”. Akhir dari
kegiatan awal guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2) Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, peneliti bertindak sebagai guru
melaksanakan langkah-langkah model word square. Adapun langkah
awal yang dilakukan, siswa mengamati gambar alat pencernaan
manusia pada buku dan melakukan tanya jawab mengenai gambar
[image:67.612.138.523.235.569.2]tersebut.
Gambar 4.2
Guru menjelaskan materi dan membagikan LKS
Kemudian, siswa membaca buku IPA selama 10 menit dan
bertanya jawab lagi serta guru menjelaskan materi Alat Pencernaan
Manusia yang merupakan langkah 1 pada model