SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Pada Program Studi Sistem Informasi Jenjang Sarjana Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer
YOPI EKA SETIAWAN 1.05.06.226
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA B A N D U N G
i
Dra., S.E., M.Si.
Sistem Informasi Manajemen Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (SIM PPTSP) adalah kegiatan penyelenggaraan perizinan yang proses pengelolaannya mulai dari tahap permohonan sampai ke tahap terbitnya dokumen dilakukan dalam satu tempat. Tujuan penyelenggaraan pelayanan terpadu satu pintu adalah untuk meningkatkan kualitas layanan publik, untuk memberikan akses yang lebihh luas kepada masyarakat untuk memperoleh pelayanan publik, untuk terwujudnya pelayanan publik yang cepat, murah, mudah, transparan, dan untuk meningktakan hak- hak masyarakat terhadap pelayanan publik sehingga masyarakat merasa puas dengan adanya SIM PPTSP .
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan kuantitatif, teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi langsung di masyarakat Kota Cimahi. Data primer ini didapatkan melalui teknik-teknik observasi, wawancara, kuesioner, dokumentasi, dan analisis data dengan menggunakan pengolahan data menggunakan program SPSS 18.0 For Windows
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara analisis sistem informasi manajemen terpadu satu pintu yang makin baik cenderung diikuti dengan peningkatan kepuasaan. Kemudian hubungan antara sistem informasi manajemen pelayanan perizinan terpadu satu pintu memberikan pengaruh besar dalam meningkatkan image perusahaan, dan image perusahaan dipengaruhi oleh kepuasaan masyarakat ini diikiti dengan penilaian positif yang diberikan oleh masyarakat kepada Pemkot cimahi. Dengan demikian hasil analisis dari sistem informasi manajemen pelayanan perizinan terpadu satu pintu di Pemkot Cimahi yang semakin membaik telah memberikan pengaruh terhadap kepuasan masyarakat dan juga image Pemkot Cimahi.
ii
municipal government" under the guidance of Prof.. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., S.E., M.Sc.
Licensing Services Management Information System Integrated Single Window (PPTSP SIM) is an activity that permits the implementation of the management process from application stage to the stage of the publication of the document is done in one place. Objectives of the integrated one-stop service is to improve the quality of public services, to provide broad access lebihh to the community to obtain public services, for the realization of public service that is fast, cheap, easy, transparent, and to drive the rate peoples' rights to public services so thatcommunities are satisfied with the SIM PPTSP.
The method used in this study is qualitative and quantitative techniques of data collection is done by direct observation in the community Cimahi. These primary data obtained through the techniques of observation, interviews, questionnaires, documentation, and data analysis using data processing using SPSS18.0 For Windows
Results showed that the relationship between the analysis of integrated management information system is the better one door tends to be followed by an increase in satisfaction. Then the relationship between management information system integrated one-stop licensing service provides great influence in improving the corporate image and corporate image is influenced by this society diikiti satisfaction with the positive assessment given by the community to the City Government cimahi.Thus the results of the analysis of management information systems integrated one-stop licensing service in municipal government is getting better Cimahi have an impact on people's satisfaction and also the image Cimahi municipal government.
iii
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat, rahmat dan karunia-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ ANALISIS SISTEM INFORMASI PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU (SIM PPTSP) PENGARUHNYA TERHADAP KEPUASAN MASYARAKAT DAN IMAGE(CITRA) PEMKOT CIMAHI ”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak mengalami kesulitan dan hambatan, namun berkat bantuan dan bimbingan dari beberapa pihak akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
iv Komputer,
3. Bapak Dadang Munandar, SE, M.Si Ketua Program Studi Sistem Informasi di Universitas Komputer Indonesia.
4. R.Fenny Syafariani S.Si.,M.Stat selaku dosen wali
5. Bapak dan Ibu dosen dan staff dari Jurusan Manajemen Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer yang telah memberikan Ilmu dan pengetahuan kepada penulis.
6. Bapak dan Ibu pegawai KPPT Pemkot Cimahi yang telah memberikan segala informasi.
7. Bapak Bambang sebagai pemimbing lapangan yang sudah meluangkan waktunya untuk memberikan ilmu-ilmu baru dan memberikan motivasi kepada penulis.
8. Yang tersayang Bapak Didi Kusnadi serta Ibu Yeyet Ruyatul Solihah, Spd selaku orang tua, adik saya Pandu Maulana Kusnandar yang telah memberikan doa dan motivasi.
9. Untuk pacar saya Dewi Yuliasti yang sudah memberikan doa, dukungan dan menemani saya dalam pembuatan skripsi ini
v mereka sudah lulus terlebih dahulu..
11. Untuk teman-teman kosan C210, Hendra Permana, Eddrin Addriano, Yogie Purnama, Tanti Mayasari, Hery Cahya telah memberikan dukungan dan perhatian kepada penulis.
12. Dan teman-teman yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungannya selama ini.
Dengan penuh rasa terima kasih penulis berharap semoga segala kebaikan-kebaikannya akan mendapat balasan dari Allah SWT, dan semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca atau penulis yang lain di masa yang akan datang.
Bandung,16 Agustus 2011
1 1.1. Latar Belakang Penelitian
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi memberikan
dampak yang besar bagi masyarakat modern di abad ke-21. Masyarakat modern
dituntut untuk lebih memahami perkembangan yang terjadi di bidang teknologi
sehingga dapat meningkatkan kualitas kerjanya. Kemajuan teknologi informasi dapat
dilihat dari kemudahan dalam mengakses data yang dibutuhkan oleh masyarakat
modern.
Maka dari itu teknologi komputer pun mengalami perkembangan yang sangat
pesat, penerapan teknologi komputer dalam setiap aspek kehidupan sudah dianggap
sebagai suatu kebutuhan. Hal ini sudah dapat kita rasakan dimana komputer sebagai
salah satu hasil dari perkembangan teknologi sangat membantu dan memudahkan
pekerjaan manusia menjadi lebih efektif dan efisien, seperti mengumpulkan,
mengirimkan, memasukkan, mengolah dan menyimpan data-data tentang kejadian
atau peristiwa ekonomi yang disebabkan oleh aktivitas/operasi organisasi sehari-hari.
Karena dalam suatu perusahaan tidak akan terlepas dari adanya proses pencatatan,
merencanakan, menyimpan file dalam kearsipan baik yang bersumber dari dalam
Sebagai salah satu langkah awal untuk mewujudkan Kepemerintahan Yang
Baik (Good Governance) dalam kerangka pelaksanaan otonomi daerah, Pemerintah
Kota Cimahi sejak berdirinya pada Tahun 2001 telah mulai merintis upaya
peningkatan pelayanan publik yang memberikan apresiasi kepada masyarakat. Salah
satu bentuk pelayanan yang sangat berpengaruh terhadap peningkatan perekonomian
di Daerah adalah pelayanan perizinan investasi yang saat ini disadari atau tidak telah
mendapat sorotan yang bersifat kecil dari berbagai pihak. Tata Cara Penanaman
modal secara eksplisit memberikan jawaban kemudahan dan kesederhanaan untuk
melaksanakan investasi di daerah dalam upaya memberikan pedoman bagi pemberi
pelayanan maupun pengguna layanan (masyarakat) investasi di daerah, sehingga
masing masing pihak mengetahui hak dan kewajibannya yang pada gilirannya akan
memberikan kejelasan secara aplikatif dalam proses pelayanan perizinan investasi di
daerah.
Sesuai dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 1995
tentang Perbaikan Pelayanan Aparatur, dalam rangka meningkatkan citra Pemerintah
dimata masyarakat yang saat ini memang dirasakan terjadinya fenomena dekadensi
yang cukup memprihatinkan sehingga dengan adanya upaya terobosan dalam
pemberian pelayanan kepada masyarakat setidaknya dapat menjawab berbagai
tantangan khususnya pada tataran implementasi pelayanan perizinan yang berdaya
Beranjak dari hal tersebut diatas, Pemerintah Kota Cimahi pada tanggal 7
Maret 2007 telah meresmikan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (PPTSP)
yang awalnya berada pada Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, saat ini dikelola
oleh Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) Kota Cimahi. Lembaga ini
secara fungsional memberikan pelayanan perizinan investasi di daerah, dimana
diharapkan terselenggaranya aktivitas pelayanan perizinan kepada masyarakat dan
dunia usaha dapat dilakukan secara cepat, mudah, transparan dan pasti sesuai
ketentuan peraturan perundang – undangan yang berlaku.
Sistem informasi manajemen PPTSP merupakan sistem informasi yang
terintegrasi dan terdiri dari beberapa aplikasi dalam penggunaannya, salah satu
contohnya SIM PPTSP yang berbasis website adalah suatu aplikasi suatu sistem yang berbasis internet dimana pemohon bisa mengakses informasi yang berupa jenis-jenis
izin, syarat-syarat perizinan, mendownload form-form permohonan perizinan dan mengecek status proses penyelesaian administrasi perizinan. Contoh lain dari aplikasi
SIM PPTSP yaitu SMS Gateway aplikasi ini dijalankan pada sebuah server yang terhubung dengan database server dengan memanfaatkan alat bantú modem GSM
untuk pelayanan informasi mengenai perizinan melalui telepon seluler.
Sistem Informasi PPTSP untuk memfasilitasi kegiatan pengelolaan perijinan
daerah yang meliputi proses permohonan, perijinan, sampai ketahap penerbitan ijin
dokumen.
Sebelum menggunakan sistem informasi PPTSP semua pelayanan perizinan
masih dilakukan secara konvensional, yakni belum dilakukan secara terkomputerisasi
sehingga :
a. Waktu proses penyelesaian izin cukup lama.
b. Pencarian data membutuhkan waktu yang lama.
c. Sulit mendapatkan informasi yang akurat tentang data-data pelayanan
perizinan apa saja yang sudah ada di KPPT Pemkot Cimahi.
Sedangkan keunggulan setelah pemakaian sistem Pelayanan Perizinan Terpadu
Satu Pintu saat ini yaitu :
a. Kecepatan dalam pelayanan khususnya administrasi, proses pengolahan
data.
b. Data yang terintegrasi, mempermudah proses pelaporan dan
pemeriksaaan.
c. Transparansi, status proses dapat dipantau oleh pemohon.
d. Jangkauan penyebaran informasi yang lebih luas (internet).
Melihat dari perbandingan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam
pengembangan sistem PPTSP ini dibentuk untuk mempermudah pengerjaan dalam
proses perizinan yang dilakukan oleh pegawai yang mana akan berdampak pada
kualitas pelayanan terhadap kepuasan masyarakat.
Untuk mengetahui keberhasilan dalam melayani masyarakat dalam
pengurusan izin, maka berdasarkan SK MENPAN NO. KEP. 25/M.PAN/2/2004
perlu dilakukan evaluasi melalui survey kepuasan pelanggan kepada pemohon izin
mulai melakukan IKM dengan hasil 77,21. Selanjutnya Sejak diresmikan pada bulan
Maret 2007 telah dilakukan lagi survey IKM dengan jumlah responden sebanyak 150
(seratus lima puluh) responden dengan hasil IKM 78,55, pada tahun 2008 hasil
survey IKM sebesar 96,39 dan tahun 2009 hasil survey IKM sebesar90,24, serta hasil
survey tahun 2010 nilai IKM yaitu sebesar 76,24. Adapun hasil survey tersebut
secara garis besar dapat dilihat sebagai berikut :
Gambar 1.1
Grafik IKM KPPT Kota Cimahi Tahun 2010
Keterangan
U1 = Prosedur Pelayanan
U2 = Persyaratan Pelayanan
U3 = Kejelasan Petugas Pelayanan
U4 = Kedisplinan Pelayanan
U5 = Tanggung Jawab Petugas Pelayanan
U6 = Kemampuan Petugas Pelayanan 0
IKM KPPT KOTA CIMAHI TAHUN 2010
1 = Tidak Puas
2 = Kurang Puas
3 = Puas
U7 = Kecepatan Pelayanan
U8 = Keadilan Mendapatkan Pelayanan
U9 = Kesopanan dan Keramahan Petugas
U10 = Kewajaran Biaya Pelayanan
U11 = Kepastian Biaya Pelayanan
U12 = Kepastian Jadwal Pelayanan
U13 = Kenyamanan Lingkungan
U14 = Keamanan Pelayanan.
Dari hasil survey indeks kepuasan masyarakat (IKM) tahun 2010 yang telah
dilakukan oleh Pemkot Cimahi dapat diketahui hasil sementara terhadap 150
responden nilai IKM KPPT kota Cimahi sebesar 76.24 ini termasuk dalam katogori
baik.
Berdasarkan dengan uraian diatas, dalam kegiatan penelitian dan penyusunan
skripsi ini, penulis mengambil judul “Analisis Sistem Informasi Manajemen
Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (SIM PPTSP) Pengaruhnya Terhadap
Kepuasan Masyarakat dan Image(citra) Pemkot Cimahi”.
1.2. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah
1.2.1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas, dapat di
identifikasikan pokok permasalahan yang di hadapi Pengguna Sistem Informasi
Manajemen SIM PPTSP (Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu ) KPPT Pemkot
karena banyaknya fitur-fitur yang belum bisa diakses oleh masyarakat jika ingin
mengetahui status perizinannya.
Kurangnya proses pembaharuan informasi sehingga menghambat proses
penyampaian informasi yang diperoleh masyarakat, kurangnya sosialisasi
penggunaan sistem informasi manajemen pelayanan perizinan PPTSP ( Pelayanan
Perizinan Terpadu Satu Pintu ) di KPPT Pemkot Cimahi.
Masih adanya proses yang lama untuk mengeluarkan surat perizinan di karena
data-data yang belum bisa di lengkapi, masih belum mengertinya masyarakat tentang
teknologi sistem informasi sehingga masyarakat masih belum bisa menggunakan
aplikasi-aplikasi yang ada di KPPT Kota Cimahi .
1.2.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Sistem Informasi Manajemen PPTSP yang berjalan saat ini di
Pemkot Cimahi.
2. Bagaimana tanggapan masyarakat terhadap Sistem Informasi Manajemen
PPTSP
3. Bagaimana kepuasan masyarakat dengan menggunakan Sistem Informasi
Manajemen PPTSP.
4. Bagaimana image Pemkot Cimahi dimata masyarakat setelah menggunakan
5. Seberapa besar dampak penggunaan Sistem Informasi Manajemen PPTSP
terhadap Kepuasan Masyarakat.
6. Seberapa besar dampak pengguna Sistem Informasi PPTSP terhadap image
Pemkot Cimahi.
7. Seberapa besar dampak penggunaan Sistem Informasi Manajemen PPTSP
pengaruhynya terhadap Kepuasan Masyarakat dan Citra Pemkot Cimahi.
1.2.3. Batasan Masalah
Mengingat permasalahan yang ada, maka penulis membatasi masalah tersebut
hanya mencakup ruang lingkup dalam permasalahan mengenai SIM PPTSP yaitu
aplikasi SIM PPTSP,aplikasi website PPTSP dan SMS Gatewaysaja yang berdampak langsung terhadap masyarakat.
1.3. Maksud Penelitian dan Tujuan Penelitian
1.3.1. Maksud Penilitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengambil informasi yang berkenaan
dengan Sistem Informasi Manajemen PPTSP di KPPT Pemkot Cimahi dimana sistem
ini sebagai sarana untuk mempermudah masyarakat dalam proses perizinan serta
kemudahan dalam mendapatkan informasi yang lebih luas jangkauannya dan
meningkatkan citra aparatur pemerintah dengan memberikan pelayanan yang mudah,
cepat, aman, transparan, nyaman, ramah dan pasti, yang tentunya akan berpengaruh
1.3.2. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu :
1. Untuk mengetahui Sistem Informasi Manajemen Pelayanan Perijinan
Terpadu Satu Pintu (SIM PPTSP) di KPPT Pemkot Cimahi.
2. Untuk mengetahui tanggapan masyarakat terhadap Sistem Informasi
Manajemen Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu (SIM PPTSP).
3. Untuk mengetahui kepuasan yang diperoleh setelah menggunakan Sistem
Informasi Manajemen Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu (SIM
PPTSP).
4. Untuk mengetahui citra Pemkot Cimahi setelah menggunakan Sistem
Informasi Manajemen Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu (SIM
PPTSP).
5. Untuk menganalisis seberapa besar kepuasan masyarakat terhadap Sistem
Informasi Manajemen Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu (SIM
PPTSP).
6. Untuk menganalisis seberapa besar image Pemkot Cimahi setelah
menggunakan Sistem Informasi Manajemen Pelayanan Perijinan Terpadu
Satu Pintu (SIM PPTSP).
7. Untuk menganalisis dampak Sistem Informasi Manajemen Pelayanan
Perijinan Terpadu Satu Pintu (SIM PPTSP) di KPPT Pemkot Cimahi
1.4. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini terbagai menjadi dua jenis kegunaan penelitian, diantaranya
adalah sebagai berikut:
1.4.1. Kegunaan Praktis
1. Bagi Pemerintah
Hasil peneliti ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dan
masukan dalam mengimplementasikan Sistem Informasi Manajemen
Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu (SIM PPTSP) sehingga dapat
berjalan dengan baik.
2. Bagi Masyarakat
Bagi pengguna sistem ini diharapkan dapat memberikan informasi
tentang proses perizinan dan dapat meningkatkan partisipasi masyarakat
dalam pembangunan melalui pelayanan perizinan.
1.4.2 Kegunaan Akademis
1. Pengembangan Ilmu
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi perbandingan antara
teori dasar dari program studi sistem informasi dengan keadaan yang ada
di lapangan, sehingga dengan perbandingan tersebut dirasa akan
2. Peneliti Lain
Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan acuan dan referensi bagi
peneliti lainnya yang meneliti dalam bidang yang sama dan untuk
menindaklanjuti penelitian sebelumnya.
1.5. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi dan waktu penelitian adalah tempat penulis melakukan observasi dan
penelitian untuk dijadikan bahan dalam menyusun skripsi.
1.5.1. Lokasi
Lokasi penulis dalam melakukan penelitian ini adalah di KPPT Pemkot
Cimahi.
1.5.2. Waktu/Jadwal Penelitian
Penulis melakukan penelitian mulai dari bulan Februari 2011 hingga bulan
12
kajian pustaka merupakan suatu tinjauan terhadap teori, generalisasi dan konsep yang dapat mengarahkan penulis dalam mengkaji permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnnya. Adapun fungsi dari kajian pustaka adalah sebagai landasan teoritis dalam analisis temuan. Selain itu, tinjauan pustaka juga dapat diartikan sebagai suatu kajian terhadap studi terdahulu yang relevan dengan studi yang dilakukan beberapa penelitian yang telah dituangkan kedalam bentuk buku, dan dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari tinjauan kepustakaan yang berdasarkan pada beberapa sumber.
2.1.1. Sistem Informasi PPTSP
2.1.1.1 Pengertian Sistem
Istilah “Sistem” sekarang ini banyak dipakai, konsep-konsep yang berhubungan dengan sistem telah diterapkan dalam berbagai rancangan sistem terhadap pemecahan masalah dan manajemen. Sebuah sistem terdiri atas bagian-bagian yang bergabung untuk satu tujuan. Model dasarnya adalah masukan, pengolahan dan keluaran.
Suatu sistem dibuat untuk menangani suatu yang berulang kali atau yang secara rutin terjadi. Pendekatan sistem merupakan suatu filsafat atau persepsi tentang struktur yang mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan dan operasi-operasi dalam suatu oerganisasi dengan cara yang efisien dan yang paling baik. Suatu sistem dapat dirumuskan sebagai setiap kumpulan komponen atau subsistem yang dirancang untuk mencapai suatu tujuan. Keberhasilan komponen-komponen yang dipertimbangkan secara bersama sebagai suatu sistem mungkin jauh lebih besar dari pada jumlah keberhasilan setiap komponen yang dipertimbangkan secara terpisah.
Atmosudirdjo menyatakan bahwa suatu sistem terdiri atas objek-objek, atau unsur-unsur, atau komponen-komponen yang berkaitan dan berhubungan satu sama lainnya sedemikian rupa sehingga unsur-unsur tersebut merupakan suatu kesatuan pemrosesan atau pengelolaan yang tertentu.
2.1.1.2. Pengertian Informasi
Informasi dalam sebuah perusahaan atau instansi merupakan sesuatu yang sangat penting guna untuk mendukung kelangsungan perkembangannya. Akibat kurang mendapatkan informasi, dalam waktu tertentu perusahaan atau instansi tersebut akan mengalami ketidak mampuan mengontrol sumberdaya yang pada akhirnya akan mengalami kekalahan dalam bersaing dengan lingkungan persaingannya.
dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa informasi yang digunakan dalam suatu sistem informasi umumnya digunakan untuk beberapa kegunaan. Sehingga tidak memungkinkan dan sulit untuk menghubungkan suatu bagian informasi pada suatu masalah yang tertentu dengan biaya yang diperolehnya, karena sebagian besar informasi dinikmati tidak hanya oleh satu pihak di dalam perusahaan.
Menurut Jogianto, HM (2005:3), pengertian dari informasi adalah: “Data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerima dan membutuhkannya”.
Informasi yang baik harus memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. Akurat
Informasi yang diperoleh harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak boleh menyesatkan serta harus mencerminkan suatu maksud. Informasi diharuskan akurat karena dari informasi yang tidak akurat akan banyak timbul gangguan (noise) yang dapat merubah atau merusak informasi tersebut.
2. Tepat Waktu
3. Relevan
Informasi tersebut harus bermanfaat bagi yang membutuhkannya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang adalah berbeda. Informasi yang baik hanya akan dihasilkan oleh data yang baik dengan pemrosesan data yang tepat.
2.1.1.3. Konsep Informasi
Secara umum informasi adalah data yang sudah diolah menjadi suatu bentuk lain yang lebih berguna yaitu pengetahuan atau keterangan yang ditujukan bagi penerima dalam pengambilan keputusan, baik masa sekarang atau yang akan datang. Informasi ini sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari didalam pengambilan keputusan.
Menurut Raymond McLeod(1995) mendefinisikan informasi adalah: “informasi sebagai data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya. Alat pengolahan informasi dapat meliputi elemen komputer, elemen non komputer dan kombinasinya.”
Menurut John Burch dan Gary Grudnitski, informasi harus memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut:
a. Informasi harus akurat, sehingga mendukung pihak manajemen dalam pengambilan keputusan.
c. Informasi harus tepat waktu, sehingga tidak ada keterlambatan pada saat dibutuhkan.
d. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkan informasi tersebut.
Adapun pengertian Informasi Menurut McFadden, dkk dalam Abdul kadir (2003:31) adalah :
“Informasi adalah data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut.”
Adapun pengertian informasi menurut Jogiyanto (2001:8) :
“informasi adalah suatu kumpulan data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna danlebih berarti bagi yang menerima.”
Tanpa suatu informasi, suatu sistem tidak akan berjalan dengan lancar dan akhirnya bisa mati. Suatu organisasi tanpa adanya suatu informasi maka organisasi tersebut tidak akan berjalan dan tidak dapar beroperasi. Dengan kata lain sumber informasi adalah data. Data menggambarkan suatu kejadian yang sedang terjadi, dimana data tersebut akan diolah dan diterapkan di dalam sistem menjadi input yang berguna dalam suatu sistem.
adanya informasi adalah dikarenakan telah diolahnya data yang berharga menjadi informasi. Maka secara rinci definisi dari data adalah sebagai berikut:
a. Data adalah penggambaran dari sesuatu dan kejadian yang kita hadapi.
b. Data bisnis adalah penggambaran daru suatu organisasi tentang sesuatu (resource) dan kejadian (transaction) yang terjadi.
c. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata.
d. Data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.
e. Sesuatu yang nyata atau setengah nyata yang dapat mengurangi derajat ketidakpastian tentang usaut keadaan atau kejadian.
2.1.1.4. Pengertian Sistem Informasi
Telah diketahui bahwa informasi merupakan hal yang sangat penting bagi manajemen di dalam pengambilan keputusan. Informasi dapat diperoleh dari sistem informasi (information system) atau disebut juga dengan processing sistem atau information processing system atau information- generating sistem. Menurut (Jogiyanto 2005 : 8).
2.1.1.5. Sistem Informasi Manajemen Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu
(SIM PPTSP)
Aplikasi SIM PPTSP sebuah aplikasi yang ditujukan untuk mendukung pengelolaan system manajemen kepemerintahan, hal ini didasarkan kepada profesionalisme kerja yang menjadi landasan dalam menghadapi perkembangan dunia usaha yang semakin kompetitif. Seiring dengan semakin berkembangnya sebuah pelayanan perizinan serta pertumbuhan manajemen kepemerintahan yang terus bertambah maka sebuah manajemen PPTSP pemerintahan dituntut untuk dapat menjalankan organisasinya dengan baik dan terencana sehingga akan mendorong pihak opersional perusahaan bekerja lebih produktif dan menghasilkan produk yang lebih berkualitas dan akhirnya perkembangan organisasi perusahaan akan menuju kearah yang positif.
yang cukup serta kendala – kendala lainnya yang akan menimbulkan kekurangan dan kesulitan pihak manajemen dalam menentukan keputusan yang harus diambil.
Aplikasi SIM PPTSP ini dibuat khusus untuk membantu pihak manajemen perusahaan PPTSP dalam melakukan pengolahan perizinan, dan data perusahaan lainnya untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh pihak – pihak yang terkait dengan jaringan perusahaan PPTSP secara cepat dan tepat guna. Aplikasi PPTSP dibuat / dikembangkan dengan menggunakan tools berupa MS SQL Server 2000 untuk pengembangan database dan MS Visual Studio Dot NET 2003 (C#) sebagai tool bahasa pemograman pengembangan aplikasi. Sebagai gambaran MS SQL Server 2000 adalah sebuah tool yang dikeluarkan oleh vendor Microsoft untuk menangani pengolahan data kedalam basis data (database), MSSQL Server 2000 didesain khusus untuk mendukung RDBMS (Relational Data Base Management System) yaitu sebuah konsep database yang memiliki hubungan antar table / relasi antara table yang satu dengan yang lainnya (table : sebuah pengelompokan data yang memiliki karateristik yang sama). Penggunaan RDBMS memiliki kelebihan berupa korelasi antar data menjadi lebih baik sehingga kemungkinan terjadinya duplikasi data / terdapat data yang sama didalam basis data dapat dihindari serta kelebihan – kelebihan yang lainnya.
Informasi Manajemen Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (SIM PPTSP) merupakan Sistem Informasi yang terintegrasi (terdiri dari beberapa aplikasi yang mengakses satu sumber data / database yang sama).
Terdiri dari aplikasi-aplikasi :
1. Aplikasi Website pptsp (http://pptsp.cimahi.kota.go.id atau http://kppt.cimahikota.go.id) Adalah aplikasi berbasis Internet dimana pemohon bisa mengakses informasi yang berupa:
a. Jenis-jenis izin,persyaratan,tarif dan peraturan- peraturan yang menjadi dasar.
b. Download form-form permohonan pengurusan izin.
c. Pengecekan status proses penyelesaian administrasi perizinan.
d. Melihat dan mengirimkan kritik dan saran terhadap pelayanan perizinan. 2. SMS center 08112221000 fungsinya untuk mengetahui proses tentang
perizinan,dimana masyarakat bisa mengirimkan pesan tentang status perizinan yang di ajukan kepada KPPT.
2.1.2. Kepuasan Masyarakat
2.1.2.1 Konsep Kepuasan
“sebagai perasaan senang atau kecewa seseorang yang dialami setelah membandingkan antara persepsi kinerja atau hasil suatu produk dengan harapan-harapannya.”
2.1.2.2. Pengertian Kepuasan
Kualitas memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan konsumen ataupun pengguna dari suatu produk. Kualitas memberikan dorongan kepada konsumen atau pengguna produk unutk menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan perusahaan atau instansi tertentu.
Dengan demikian perusahaan atau instansi dapat meningkatkan kepuasan konsumen atau pengguna produk dimana perusahaan atau instansi dapat memaksimumkan pengalaman konsumen yang menyenangkan dan meminimumkan atau meniadakan pengalaman konsumen yang kurang menyenangkan. Kepuasan konsumen dapat menciptakan kestiaan/loyalitas konsumen selain itu juga bisa meningkatkan image (citra) kepada perusahaan yang memberikan kualitas memuaskan.
Menurut Engel dalam (Tjiptono,Fandy,2001, “Manajemen Jasa”, Edisi kedua,Cet.Kedua, Andi, Yogyakarta) mengemukakan bahwa :
Sedangkan menurut Kotler yang dikutip Tjiptono (1996:146) bahwa kepuasan konsumen adalah :
“Tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (atau hasil) yang dirasakan dengan harapannya. Jadi, tingkat kepuasan adalah fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan”.
2.1.2.3. Kriteria Pengukuran Kepuasan
Kepuasan dari konsumen (pengguna sistem informasi manajemen PPTSP) sangatlah penting untuk mengukur apakah sistem yang digunakan dapat memenuhi permintaan dan kebutuhan konsumen itu sendiri. Maka kepuasan haruslah dapat diukur, sehingga pembuat sistem informasi manajemen PPTSP dapat mengetahui apakah sistemnya dapat mengoptimalkan segala sumber daya sehingga menunjang dalam memenuhi tujuan bersama dari pembuat dan pengguna sistem itu sendiri.
Menurut International Journal of Business and Management (2010:63) ada 5 dimensi di dalam pengukuran tingkat kepuasan konsumen terhadap penggunaan sistem yaitu:
“Defined user satisfaction as an emotional attitude that had five dimensions,
such as (1) content, (2) accuracy, (3) format, (4) ease of use, and (5)
timeliness.”
Menurut Philip Kotler (1997:38) ada empat metode yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen yaitu :
Untuk mengidentifikasikan masalah maka perusahaan harus mengumpulkan informasi langsung dari konsumen dengan cara menyediakan kotak saran. Informasi yang terkumpul untuk memberikan masukan bagi perusahaan.
b. Survei kepuasan konsumen
Survei kepuasan konsumen dapat dilakukan dengan cara survei melalui pos surat, telephone, maupun wawancara pribadi. Dengan metode ini perusahaan dapat menciptakan komunikasi 2 arah dan menunjukkan perhatiannya kepada konsumen.
c. Ghost Shopping
Metode ini digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan pesaing dan membandingkannya dengan perusahaan yang bersangkutan.
d. Analisis kehilangan konsumen
Tingkat kehilangan konsumen menunjukkan kegagalan perusahaan dalam memuaskan konsumennya. Perusahaan seharusnya menganalisa dan memahami mengapa konsumen tersebut berhenti mengkonsumsi produk kita. Selanjutnya ada 5 dimensi di dalam pengukuran tingkat kepuasan konsumen terhadap penggunaan SIM PPTSP, menurut Norshidah Mohamed et al (2009-288), yaitu
digunakan oleh pengguna sistem dan juga informasi yang digasilkan oleh sistem
2. Accurancy(ketepatan) mengukur kepuasan pengguna dari sisi keakuratan data ketika sistem menerima input juga mengolahnya menjadi informasi. Keakuratan sistem diukur dengan melihat seberapa sering sistem menghasilkan output yang salah ketika mengolah input dari pengguna, selain itu dapat dilihat pula seberapa sering terjadi error atau kesalahan dalam proses pengolahan data.
3. Format dimensi ini mengukur kepuasan pengguna dari sisi tampilan dan estetika antarmuka sistem, format laporan atau informasi yang dihasilkan oleh sistem apakah antar muka sistem itu menarik dan apakah tampilan sistem memudahkan pengguna ketika menggunakan sistem sehingga secara tidak langsung dapat berpengaruh terhadap tingkat efektifitas dari pengguna
4. Ease of use (kemudahan pengguna), mengukur kepuasan pegguna dari sisi kemudahan pengguna atau user friendly dalam menggunakan sistem, seperti proses memasukan data, mengolah data, dan mencari informasi yang dibutuhkan.
oleh pengguna akan langsung di proses dan output akan ditampilkan secara cepat tanpa harus menunggu lama.
2.1.3. Image(citra) Pemkot Cimahi 2.1.3.1 Pengertian Image(Citra)
Image (citra) merupakan hasil evaluasi dalam diri seseorang berdasarkan persepsi dan pemahaman terhadap gambaran yang telah diolah, diorganisasikan, dan disimpan dalam benak seseorang. Image(Citra) dapat diukur melalui pendapat, kesan atau respon seseorang dengan tujuan untuk mengetahui secara pasti apa yang ada dalam pikiran setiap individu mengenai suatu objek, bagaimana mereka memahaminya dan apa yang mereka sukai atau yang tidak disukai dari objek tersebut.
Suatu image (citra) bisa sangat kaya makna atau sederhana saja. Image (citra) dapat berjalan stabil dari waktu ke waktu atau sebaliknya bisa berubah dinamis, diperkaya oleh jutaan pengalaman dan berbagai jalan pikiran asosiatif. Setiap orang bisa melihat image (citra) suatu objek berbeda-beda, tergantung pada persepsi yang ada pada dirinya mengenai objek tersebut atau sebaliknya citra bisa diterima relatif sama pada setiap anggota masyarakat, ini yang biasa disebut opini publik.
Cornelissem (2000:120) menyatakan bahwa “an image is a perception of a receiver of his or her received projection of the corporate identity and own reflection
of interpretations of various attributes from various source. It is a complex of
Pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa suatu image (citra) adalah persepsi dari seorang penerima berdasarkan pertimbangan yang dimilikinya terhadap identitas perusahaan dan daya reflek interpretasi terhadap berbagai atribut perusahaan dari berbagai sumber. Image (citra) memiliki sebuah interpretasi yang kompleks dimana masyarakat merasa berkepentingan terhadap sebuah organisasi.
Praya (1990) dalam Cornelissem (2000:120) mengenalkan tiga macam image (citra) perusahaan berdasarkan tingkat pengembangannya:
1. Image (Citra) dilihat dari sebuah jaringan atau bagan struktur yang kompleks (pengembangan tingkat tinggi/high elaboration).
2. Image (Citra) dilihat dari suatu sikap penilaian (pengembangan tingkat menengah/midlle elaboration)
3. Image (Citra) dilihat dari suatu kesan global yang sederhana (pengembangan tingkat rendah/low elaboration)
Siswanto Sutojo (2004:37) mengemukaan, image(citra) perusahaan yang baik dan kuat mempunyai manfaat sebagai berikut:
1. Daya saing jangka menengah dan panjang yang mantap 2. Menjadi perisai selama masa krisis
3. Menjadi daya tarik eksekutif handal
Selanjutnya, Siswanto Sutujo (2004:39) juga mengemukakan bahwa keberhasilan perusahaan membangun image (citra) dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yaitu:
1. Image (Citra) dibangun berdasarkan orientasi terhadap manfaat yang dibutuhkan dan diinginkan kelompok sasaran.
2. Manfaat yang ditonjolkan cukup realistis
3. Image (Citra) yang ditonjolkan sesuai dengan kemampuan perusahaan 4. Image(Citra) yang ditonjolkan mudah dimengerti kelompok sasaran 5. Image(Citra) yang ditonjolkan merupakan sarana, bukan tujuan usaha.
2.1.4. Keterkaitan Antar Variabel Penelitian
2.1.4.1 Pengaruh Sistem Informasi PPTSP terhadap Kepuasan Masyarakat
Suatu sistem informasi sangatlah berpengaruh terhadap perusahaan maupun instansi. Karena sistem informasi digunakan sebagai sarana untuk bisa mendapatkan hal-hal penting di dalam pengambilan keputusan dalam suatu organisasi, perusahaan maupun instansi.
cenderung akan melakukan aktivitas membeli pada produk tersebut. Oleh karena hal tersebut setiap perusahaan dituntut agar mampu menciptakan produk dengan spesifikasi yang terbaik agar kepuasan pelanggan dapat terpenuhi.
Sistem Informasi Manajemen PPTSP yang diterapkan di KPPT Pemkot Cimahi, diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan maupun instansi terkait guna mencapai tujuan dari perusahaan maupun instansi terkait tersebut dan tentunya berguna tidak hanya bagi pengguna sistem secara langsung, melainkan juga bagi masyarakat cimahi yang akan melakukan perizinan.
Keterkaitan Sistem Informasi Manajamen PPTSP pengaruhnya terhadap kepuasan masyarakat terdapat pada Electronic Journal e – Government, Norshidah Mohamed, Husnayati Hussin and Ramiah Hussein (2009) adalah :
“ The research seeks to measure users‟ satisfaction and identify the contributors of satisfaction. We used the end-user computing satisfaction (EUCS) model as the a priori model to measure internal end-users‟ satisfaction with Malaysia‟s electronic government systems. We gathered data from internal end-users at the level of officers and directors of Malaysia‟s electronic government systems.
Using the structural equation modeling approach, our results show that all five first-order factors, content, accuracy, timeliness, format and ease of use, explain the contributors of satisfaction”.
Kami menggunakan komputasi pengguna akhir kepuasan (EUCS) model sebagai model untuk mengukur internal akhir pengguna kepuasan masyarakat dengan Malaysia sistem pemerintah elektronik
2.1.4.2 Keterkaitan Sistem Informasi Manajemen PPTSP dan Image (Citra)
Pemkot Cimahi
Suatu sistem informasi manajemen sangatlah berpengaruh terhadap perusahaan maupun instansi. Karena sistem informasi manajemen digunakan sebagai sarana untuk bisa mendapatkan hal-hal penting di dalam pengambilan keputusan dalam suatu organisasi, perusahaan maupun instansi.
Image (citra) merupakan hasil evaluasi dalam diri seseorang berdasarkan persepsi dan pemahaman terhadap gambaran yang telah diolah, diorganisasikan, dan disimpan dalam benak seseorang. Image(citra) dapat diukur melalui pendapat, kesan atau respon seseorang dengan tujuan untuk mengetahui secara pasti apa yang ada dalam pikiran setiap individu mengenai suatu objek, bagaimana mereka memahaminya dan apa yang mereka sukai atau yang tidak disukai dari objek tersebut.
Sistem informasi manajemen pptsp yang di terapkan di KPPT Pemkot Cimahi di harapkan bisa membantu untuk menaikkan citra Pemkot Cimahi di mata masyarakat Kota Cimahi.
Jadi sistem Informasi yang baik bisa mempengaruhi citra perusahaan di mata masyarakat,dimana setelah sistem informasi itu di pakai bisa menimbulkan rasa kepuasan bagi masyarakat dan bisa menimbulkan image (citra) positif bagi perusahaan.
2.1.4.3 Pengaruh Kepuasan Masyarakat dan Image (Citra) Pemkot Cimahi
Kualitas memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan konsumen ataupun pengguna dari suatu produk. Kualitas memberikan dorongan kepada konsumen atau pengguna produk untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan perusahaan atau instansi tertentu.
Jadi keterkaitan antara kepuasan masyarakat terhadap image (citra) Pemkot Cimahi terdapat dalam internasional jurnal Management Science and Engineering, Tang Weiwei (2007) adalah :
“How to Boost customer satisfaction and customer loyalty is a golden rule of that business create profit in low profit era. This study aims to describe the relationship between corporate image and corporate reputation, and their impact on the customer’s loyalty. In the end of this paper, a model of evaluation this impact is proposed.”
Berdasarkan pernyataan dari jurnal diatas Bagaimana Meningkatkan kepuasan masyarakat dan kepuasan masyarakat adalah aturan emas bahwa bisnis menciptakan keuntungan di era laba rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan hubungan untuk menaikan image (citra) perusahaan dan reputasi perusahaan,dan dampaknya terhadap kepuasan pelanggan.
Maka perbaikan pelayanan aparatur di Pemkot Cimahi ini dalam rangka meningkatkan kepuasan masyarakat dan image(citra) pemerintah dimata masyarakat yang saat ini memang dirasakan terjadinya fenomena yang cukup memprihatinkan sehingga dengan adanya upaya terobosan dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat setidaknya dapat menjawab berbagai tantangan khususnya pada tataran implementasi pelayanan perizinan yang berdaya guna dan berhasil guna.
2.2 Kerangka Pemikiran
mengefisiensikan waktu dan tenaga pengguna juga dapat menambah manfaat dari pengguna system informasi itu sendiri.
Adapun manfaat dari penggunaan sistem informasi ini sangatlah banyak dan tentunya membantu penggunanya,adapun beberapa kegunaannya seperti yang dipaparkan oleh Abdul Kadir “Pengenalan Sistem Informasi” (2003:5) yaitu:
a. Melaksanakan komputasi,bervolume besar, dan dengan kecepatan tinggi.
b. Menyediakan komunikasi dalam organisasi atau antar organisasi yang murah,akurat dan cepat.
c. Menyimpan informasi dalam jumlah yang sangat besar dalam ruang yang kecil tetapi mudah diakses.
d. Memungkinkan pengaksesan informasi yang sangat banyak di seluruh dunia dengan cepat dan murah.
e. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja orang-orang yang bekerja dalam kelompok dalam suatu tempat atau pada beberapa lokasi.
f. Menyajikan informasi dengan jelas yang menggugah pikiran manusia,
g. Mengotomatisasikan proses-proses bisnis yang semi-otomatis dan tugas-tugas yang dilakukan secara manual.
h. Mempercepat pengetikan dan penyuntingan.
Sistem Informasi yang handal, akurat, tepat waktu, efektif dan mampu memberikan kontribusi yang memadai bagi organisasi secara keseluruhan.( Soebiyantoro:2003)
Pengertian dari sistem itu sendiri menurut Gelinas, Oram, Wiggins dalam Abdul Kadir (2003:7) yaitu:
“Sistem informasi adalah suatu sistem buatan manusia yang secara umum terdiri atas sekumpulan komponen berbasis komputer dan manual yang dibuat untuk menghimpun, menyimpan dan mengelola data serta menyediakan informasi keluaran kepada pemakai.”
Sitem Informasi Manajemen PPTSP ini digunakan di KPPT Pemkot Cimahi sebagai media untuk meningkatkan kepuasan pengguna sistem, dimana dengan penggunaan Sistem Informasi Manajemen PPTSP ini maka akan meningkatkan pula mutu pelayanan dan tentunya berdampak kepada kepuasan. Adapun pengertian dari kepuasan itu menurut Yunianto Tri Atmojo dalam Articles Of Interest tahun 2006 adalah:
Ketika masyarakat puas akan pelayanan yang di lakukan oleh KPPT Pemkot Cimahi maka akan berpengaruh terhadap image (citra) Pemkot cimahi yang lebih baik. Praya (1990) dalam Cornelissem (2000:120) mengenalkan tiga macam citra perusahaan berdasarkan tingkat pengembangannya.
2.2.1. Perbedaan Dengan Penelitian Sebelumnya
Perbandingan penelitian yang sedang dilakukan dengan penelitian sebelumnya
digunakan sebagai tolak ukur dalam kajian penelitian. Dapat dilihat dari tabel perbandingan di bawah ini:
Tabel 2.1
Persamaan dan perbedaan dengan penelitian sebelumnya
No Judul Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan 1. internasional jurnal
system pemerintah
Bagan Kerangka Pemikiran
5. Timeliness (ketepatan waktu)
Norsidah Mohamed et al (2009)
Electronic Journal e – Government,
Norshidah Mohamed, Husnayati
Hussin and Ramiah Hussein (2009)
International Journal of
Business and
Management
Image (citra) (var z)
1. Kesan (impressions)
2. Kepercayaan (beliefs)
3. Sikap (attitudes), yang
Kottler (2003)
2.3 Hipotesis
Hipotesis merupakan kebenaran sementara yang masih diuji. Oleh karena itu hipoteis berfungsi sebagai kemungkinan untuk menguji kebenaran suatu teori. Jika hipotesis sudah diuji dan terbukti kebenarannya maka hipotesis tersebut menjadi sebuah teori. Jadi, sebuah hipoteiss diturunkan dari suatu teori yang sudah ada. Kemudian diuji kebenarannya pada akhirnya memunculkan teori baru (Umi Narimawati, 2008:73).
38
3.1. Objek Penelitian
Objek Penelitian menurut Husein Umar (2005:303) mengemukakan bahwa:
”Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu.”
Objek penelitian adalah sasaran ilmiah dengan tujuan dan kegunaan tertentu
untuk mendapatkan data tertentu. Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian
adalah Analisis Sistem Informasi Manajemen Pelayanan Perizinan Terpadu Satu
Pintu (SIM PPTSP) Pengaruhnya Terhadap Kepuasaan Masyarakat dan Citra Pemkot
Cimahi.
3.1.1. Sejarah Pemkot Cimahi
Cimahi mulai dikenal pada tahun 1811, Gubernur Jendral Willem Daendels
membuat jalan Anyer - Panarukan, dengan dibuatnya pos penjagaan (loJi) di
Alun-alun Cimahi sekarang. Tahun 1874 – 1893, dilaksanakan pembuatan jalan kereta api
Bandung - Cianjur sekaligus pembuatan stasiun kereta api Cimahi.Tahun 1886
dimulainya pembangunan pusat pendidikan militer dan fasilitas lainnya (RS Dustira,
rumah tahanan militer, dll). Tahun 1935, Cimahi menjadi kecamatan (lampiran staat
blad tahun 1935). Tahun 1962 dibentuk setingkat kewedanaan, meliputi 4 kecamatan
administratif (pp no. 29 tahun 1975), diresmikannya pada tanggal 29 Januari
1976, merupakan Kotip pertama di Jawa Barat dan ketiga di Indonesia. Tahun 2001
ditingkatkan statusnya menjadi kota otonom.
Cimahi yang berasal dari status Kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten
Bandung sesuai dengan perkembangan dan kemajuannya maka berdasarkan
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pemerintahan dan Otonomi
Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1975 tentang Pembentukan Kota
Administratif, Cimahi dapat ditingkatkan statusnya dari Kecamatan menjadi Kota
Administratif yang berada di wilayah Kabupaten Bandung yang dipimpin oleh
Walikota Administratif yang bertanggungjawab kepada Bupati Kepala Daerah
Kabupaten Bandung. Kota Administratif Cimahi dengan luas wilayah keselurahan
mencapai 4.025,73 Ha, yang merupakan bagian dari Kabupaten Bandung Utara
sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam lingkungan Propinsi Jawa Barat.
Cimahi telah menunjukkan perkembangan yang pesat, khususnya dibidang
pelaksanaan pembangunan dan peningkatan jumlah penduduk, yang pada tahun 1990
berjumlah 290.202 jiwa dan pada tahu 2000 meningkat menjadi 352.005 jiwa dengan
pertumbuhan rata-rata 2,12 % per tahun. Hal ini mengakibatkan bertambahnya beban
tugas dan Wewenang kerja dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan
pembangunan dan pelayanan kemasyarakatan. Oleh karena itu, sangat diperlukan
adanya peningkatan dibidang penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan
hidup dan kesejahteraan masyarakat di wilayah Cimahi.Kota Administratif Cimahi,
sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 29 tahun 1975 tentang
Pembentukan Kota Administratif Cimahi.
Kewenangan Kota Cimahi sebagai Daerah Otonom mencakup seluruh
kewenangan bidang pemerintahan, termasuk kewenangan wajib yaitu pekerjaan
umum, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan, perhubungan, industri dan
perdagangan, penanaman modal, lingkungan hidup, pertahanan, koperasi dan tenaga
kerja kecuali bidang politik luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan, moneter
fisikal, agama serta kewenangan bidang lain sesuai dengan peraturan
Perundang-undangan Nomor I tahun 2003 tentang Kewenangan Kota Cimahi sebagai Daerah
Otonom.
3.1.2. Visi dan Misi Pemkot Cimahi
3.1.2.1. Visi Pemkot Cimahi
"Dengan Iman, Taqwa, Optimis dan Cerdas, Jadikan Cimahi Kota Maju,
Agamis, Nyaman, Tertib, Aman dan Produktif"
3.1.2.2. Misi Pemkot Cimahi
1. Meningkatkan sarana perekonomian dan lapangan kerja
2. Meningkatkan kualitas pendidikan dan Kesehatan
3. Meningkatkan penataan dan Penegakan hukum
4. Meningkatkan ifrastruktur Kota
5. Mengendalikan pembangunan agar berwawasan lingkungan
3.1.2.3. Strategi Pokok Pembangunan
Untuk mewujudkan visi dan misi Kota Cimahi tahun 2007 – 2012 ,
pemerintah Kota Cimahi harus mengembangkan dua strategi pokok penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan yaitu strategi internal dan strategi eksternal serta
fokus pembangunan sebagai berikut:
Strategi penataan pengelolaan pemerintahan, sebagai strategi internal
untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik (good governance). Upaya untuk
merealisasikan pembangunan yang benar-benar diorientasikan untuk masyarakat
harus diawali dengan penataan internal pemerintahan Kota Cimahi baik dalam
konteks penataan organisasi maupun dalam hal akuntabilitas kinerja pemerintah Kota
Cimahi, penataan tersebut termasuk di dalamnya upaya pengmbangan sumber daya
manusia aparatur pemerintahan sebagai tulang punggung penggerak pemerintahan
dan pembangunan, sehingga diharapkan mampu memberikan nilai tambah yang
optimal. Program pengembangan sumber daya manusia dilakukan dalam upaya turut
mendorong pencapaian target IPM baik sektor ekonomi, pendidikan maupun
kesehatan sehingga melalui berbagai pendidikan dan latihan serta program
pengembangan SDM lainnya diharapkan dapat turut mempercepat pencapaian IPM
Kota Cimahi. Penataan yang dimaksudkan tersebut pada akhirnya akan bermuara
pada tercapainya standar mutu pelayanan kepada masyarakat yang lebih memadai.
Strategi pembangunan masyarakat kota yang berkelanjutan merupakan
dimensi eksternal yang menempatkan masyarakat Kota Cimahi sebagai subyek
dapat mencapai titik keseimbangan antara kebijakan pemerintah di satu pihak dan
harapan masyarakat di pihak yang lain, oleh karena itu upaya untuk senantiasa
memberdayakan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan dilaksanakan melalui
pola perencanaan pembangunan partisipatif.
Fokus pembangunan 2007 – 2012 diarahkan untuk mendorong percepatan
peningkatan ekonomi kota untuk mendorong peningkatan kemampuan daya beli
masyarakat, pada periode 2003 sampai dengan 2007 telah menunjukkan tingkat
kemajuan yang signifikan dibandingkan pada masa sebelum otonomi daerah. Indikasi
utama pertumbuhan pembangunan Kota Cimahi dapat dilihat dari kinerja
perekonomian Kota Cimahi sampai dengan tahun 2006 ditandai dengan Laju
Pertumbuhan Ekonomi (LPE) sebesar 4,81%. Peningkatan LPE tahun 2006
mengalami percepatan dibandingkan pertumbuhan tahun-tahun sebelunnya yang
hanya mencapai 4,56%. Kendati demikian secara makro pertumbuhan ekonomi kota
yang hanya sebagian saja yang bersumber dari dorongan investasi, sebagian besar
dipicu oleh konsumsi domestik. Selain itu indikasi keberhasilan pembangunan
ditandai pula dengan meningkatnya indeks kesehatanan pendidikan untuk
meningkatkan kinerja pembangunan terutama di dalam rangka meningkatkan
kemampuan masyarakat Kota Cimahi berdasarkan analisis indeks pembangunan
manusia, oleh karena itu kinerja pembangunan 2007-2012 diharapkan dapat
mendorong pencapaian kinerja ekonomi dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi
dorongan kegiatan ekonomi makro dan mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi
mikro.
Pemkot Cimahi memakai logo atau lambang instansi pemerintahan yang
digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.1.
Logo Pemkot Cimahi
Makna Logo:
Nama Pemkot : CIMAHI (Citra Mandiri Hidup Insani)
Bentuk Kubah : Kenyamanan dalam perlindungan
Bentuk 2 Pilar Bangun : Pembangunan bertitik pada keseimbangan (Agama &
Dari Agama)
Bentuk Tatar Bunga : Lahan kehidupan strategis yang bermanfaat
Bentuk Riak Air : Dinamika SDM (POLEKSOSBUD) dan sumber
kehidupan
Bentuk Wadah Atau Tempat : Kehidupan yang produktif dan efektif
Slogan : Saluyu Ngawangun Jati Mandiri
Konsep : Pembangunan Masa Depan Cimahi
3.1.2.4. Makna Bentuk Dan Warna
Kubah Jingga, merupakan semangat yang tiada henti untuk membangun
dalam rangka mengantisipasi pertumbuhan dan perkembangan kemandirian, yang
didukung secara bersama-sama oleh seluruh potensi sumber daya manusia yang
rendah hati dan berilmu, berakhlak dan beretika, sehat dan cerdas, kreatif dan inofatif
serta produktif.
Bukit Biru, merupakan anugerah berupa alam yang penuh potensi dari Tuhan
Yang Maha Esa, untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya sehingga mendorong rasa
syukur, menumbuh kembangkan ilmu selaras, menserasikan keadilan untuk
kemakmuran, menciptakan pemerataan dalam keragaman yang sejahtera.
Air Biru Jernih, merupakan sumber kehidupan dalam dinamika masyarakat
yang multi dimensi, pengayoman dan pelindung serta serta pembawa solusi bagi
seluruh warga.
Tatar dan Wadah Jingga Putih dan 2 Pilar Bangun Hijau, merupakan
bentuk keseimbangan agama dan dari agama dalam pembangunan rohani dan
jasmani, menumbuh kembangkan rasa cinta, ketulusan sekaligus kebanggan terhadap
strategis dan sinergis, memiliki struktur dan sistem yang bertumpu pada sendi politik,
ekonomi, sosial kemasyarakatan, budaya dan berorientasi masa depan.
Tameng (Perisai), merupakan ungkapan totolitas citra bentuk rasa aman dan
nyaman, serasi dalam keselarasan, dinamis dalam keharmonisan, kuat dan taat dalam
kemandirian.
3.1.3. Struktur Organisasi Pemkot Cimahi
Dalam sebuah organisasi agar tarcapai susunan kerja yang baik ditiap kinerja
anggotanya memerlukan sebuah struktur yang terencana dan dapat memperlihatkan
alur kerja yang baik. Adapun struktur organisasi KPPT Pemkot Cimahi adalah
sebagai berikut :
3.1.4. Deskripsi Tugas
Guna mendukung pemrosesan perizinan, KPPT didukung oleh Tim Teknis
melalui Surat Keputusan Walikota Cimahi Nomor 503/Kep. 43-KPPT/2010 tanggal
13 Januari 2010 tentang Pembentukan Tim Teknis Pelayanan Perizinan Terpadu
dengan uraian tugas sebagai berikut:
a. Pengarah
1. Memberikan pembinaan terhadap kelancaran operasional Pelayanan
Perizinan Terpadu
2. Menetapkan Kebijakan pokok pelayanan umum
3. Bertanggung jawab atas pembinaan penyelenggaraan Pelayanan Perizinan
Terpadu
b. Penanggung Jawab
1. Merumuskan kebijakan pokok terhadap Pelayanan Perizinan Terpadu Kota
Cimahi
2. Memberikan arahan terhadap pelaksanaan Pelayanan Perizinan Terpadu
Kepada KPPT
3. Bertanggung jawab secara umum atas kelancaran pelaksanaan Pelayanan
Perizinan Terpadu kepada masyarakat
c. Ketua
1. Melaksanakan Pembinaan pengawasan dan pengendalian kegiatan Pelayanan
Perizinan Terpadu Kota Cimahi
2. Memberikan petunjuk teknis kegiatan pelayanan
3. Mengkoordinasikan SKPD yang menyelenggarakan pelayanan umum di
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) Kota Cimahi
4. Memberikan Laporan setiap bulan kepada penanggung jawab
d. Sekretaris
1. Mengkoordinasikan penyusunan rencana kerja dan kegiatan administrasi Tim
Pembina Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Cimahi
2. Merumuskan Program, mengatur dan mengendalikan kegiatan pembinaan
sumber pendapatan daerah
3. Memantau perkembangan penyelenggaraan pelayanan di KPPT Kota Cimahi
4. Menyusun laporan kegiatan Tim Pembinaan Pelayanan Perizinan Terpadu
Kota Cimahi
e. Anggota
1. Memberikan saran-saran dan pertimbangan sesuai tugas pokok bidang
masing-masing untuk memperlancar operasional Pelayanan Perizinan
Terpadu Kota Cimahi
2. Membina dan mendorong masyarakat dan pelaku usaha untuk melengkapi
3. Mengawasi dan mengendalikan izin yang sudah diterbitkan oleh KPPT Kota
Cimahi sesuai tugas pokok SKPD terkait
4. Melaksanakan pemeriksaan di lapangan dan Membuat berita Acara
Pemeriksaan serta membuat analisis/kajian sesuai bidangnya
5. Memberikan rekomendasi teknis
6. Mengadakan monitoring dan evaluasi tentang perizinan yang diberikan
bidang tugas pokok dan fungsi SKPD terkait.
3.2. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk
mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Sugiyono (2009:3) Metode Penelitian adalah :
“Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.
Dalam melakukan penelitian penulis menggunakan metode penulisan studi
kasus dan metode deskriptif dan verifikatif.
Menurut Sugiyono (2005 : 21) mendefinisikan bahwa :
‘’Metode Deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas’’.
Metode deskriptif ini merupakan metode yang bertujuan untuk mengetahui
sifat serta hubungan yang lebih mendalam antara dua variabel dengan cara
mengamati aspek-aspek tertentu secara lebih spesifik untuk memperoleh data yang
diolah, dianalisis, dan diproses lebih lanjut dengan dasar teori-teori yang telah
dipelajari sehingga data tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan.
Sedangkan metode verifikatif menurut Mashuri (2008:45) menyatakan bahwa :
“Penelitian verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan .”
Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan
perhitungan statistik. Penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel X
terhadap Y dan Z yang diteliti. Verifikatif berarti menguji teori dengan pengujian
suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak.
Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan yang
signifikan antara variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan
memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.
Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dirumuskan, penelitian ini
menggunakan Metode Survei Penjelasan ( Explanatory Survey Method). Sesuai
dengan hipotesis yang diajukan, dalam penelitian akan digunakan telaah statistika
yang cocok, untuk itu dalam analisis menggunakan analisis jalur (path analysis).
3.2.1. Desain Penelitian
Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan dan
perancangan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik
Desain penelitian menurut Moh. Nazir (2003:84) memaparkan bahwa:
“Desain Penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian”.
Demikian halnya Umi Narimawati (2010:30) mengatakan bahwa desain
penelitian merupakan semua proses penelitian yang dilakukan oleh seorang peneliti,
dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada waktu
tertentu. Tahapan atau langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian, selanjutnya
dapat ditetapkan judul yang akan diteliti. Dalam penelitian ini permasalahan yang
terjadi difokuskan pada Analisis Sistem Informasi Manajemn Pelayanan
Perizinan Terpadu Satu Pintu (PPTSP) Pengaruhnya Terhadap Kepuasan
Masyarakat dan Citra Image Cimahi. Oleh karena itu penulis mengambil judul
sebagai variabel bebas Analisis Sistem Informasi Manajemen Pelayanan
Perizinan Terpadu Satu Pintu (SIM PPTSP) (X), Pengaruhnya Terhadap
Kepuasan Masyarakat (Y), Image (citra) Pemkot Cimahi (Z) sebagai variabel
terikat.
2. Mengidentifikasi masalah yang terjadi. Dalam penelitian ini permasalahan yang
berhasil diidentifikasi antara lain adalah Kurangnya proses pembaharuan
informasi sehingga menghambat proses penyampaian informasi yang diperoleh
masyarakat, kurangnya sosialisasi penggunaan sistem informasi manajemen
pelayanan perizinan PPTSP ( Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu ) di
3. Menetapkan rumusan masalah
Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya
melalui pengumpulan data. Proses penemuan masalah merupakan tahap
penelitian yang paling sulit karena tujuan penelitian ini adalah menjawab
masalah penelitian sehingga suatu penelitian tidak dapat dilakukan dengan baik
jika masalahnya tidak dirumuskan secara jelas. Rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Seberapa besar dampak penggunaan Sistem Informasi Manajemen
Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (PPTSP) terhadap kepuasan
masyarakat dan Image(citra) pemkot cimahi.
4. Menetapkan tujuan penelitian. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan
menganalisis Sistem Informasi Manajemen Pelayanan Perijinan Terpadu Satu
Pintu (SIM PPTSP) di Pemkot Cimahi terhadap kepuasan masyarakat dan image
(citra) pemkot cimahi.
5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori.
Penulis menetapkan hipotesis dalam penelitian ini: ” Analisi Sistem Informasi
Manajemen Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu (SIM PPTSP) Pengaruhnya
Terhadap Kepuasan Masyarakat dan Image(citra) Pemkot Cimahi”.
6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang
digunakan. Dalam penelitian ini konsep Analisis Sistem Informasi Manajemen
PPTSP mengacu kepada Abdul Kadir, 2003, Kepuasan Masyarakat, pada
Ramiah Hussein (2009), selanjutnya Image (citra) Pemkot Cimahi kepada Weiss,
Anderson dan Mac Innis (1999) dalam Cempakasari dan Yoestini (2003).
Pengukuran dengan skala ordinal karena data yang diukurnya berupa tingkatan,
namun akan dilakukan proses interval dengan metode MSI.
7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan
data. Sumber data dalam penelitian ini meliputi data primer dan sekunder. Teknik
penentuan sampel menggunakan rumus Slovin, dengan teknik stratified random
sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, kuesioner,
wawancara, dan dokumentasi.
8. Melakukan analisis data. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode
analisis statistik inferensial, Metode deskriptif dan Verifikatif, dan analisis jalur.
9. Melaporkan hasil penelitian.
Desain penelitian ini menggunakan pendekatan paradigma hubungan satu
variable bebas, dengan dua variable terikat. Desain pernelitian ini dapat
Gambar 3.3 Desain Penelitian
3.2.2. Operasional Variabel
Sebelum mengadakan penilaian dalam penelitian, penulis harus menentukan
operasional variabel, hal ini dimaksudkan agar dapat mempermudah dalam
melakukan penelitian.
Menurut Sugiyono (2009:60) menerangkan bahwa:
“Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.”
Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta
skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian
hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar sesuai dengan judul
penelitian mengenai Sistem Informasi Manajemen Pelayanan Perijinan Terpadu Satu
Pintu (SIM PPTSP) Pengaruhnya Dalam Kepuasan Masyarakat dan Image (citra)
Pemkot Cimahi.maka variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah : SIM PPTSP (X)
Citra Pemkot Cimahi (Z)
1. Variable Independent (X) atau variabel bebas yaitu variabel yang
mempengaruhi variabel lainnya dan merupakan variabel yang menjadi sebab
perubahan atau timbulnya Variable Dependent (terikat). Data yang menjadi
variabel bebas (X) adalah Analisis Sistem Informasi Manajemen PPTSP.
a) Perangkat Lunak (Software)
Semua rangkaian perintah (intruksi) yang digunakan dalam pemrosesan
informasi, tidak hanya berupa program tetapi dapat juga berupa prosedur.
Program merupakan sekumpulan intruksi/perintah dari pengguna sumber data
sedangkan prosedur adalah sekumpulan aturan yang digunakan untuk
mewujudkan proses pengolahan informasi dan mengoperasikan perintah bagi
pengguna informasi.
b) Perangkat Keras (Hardware)
Semua peralatan yag diginakan dalam proses informasi
berupacomputer dn media data seperti CD, disk, lembaran kertas data, dll.
c) Manusia (Brainware)
Manusia mengambil peranan yang penting bagi sistem informasi.
Manusia dibutuhkan untuk mengoperasikan sistem informasi. Smber daya
manusia dapat dibedakan menjadi dua yaitu pengguna akhir pakar sistem
informasi.
Pengguna akhir adalah orang-orang yang menggunakan informasi
yang dihasilkan dari sistem informasi, misalnya mahasiswa, pemasok, dll.
Sedangkan pakar sistem informasi adalah orang-orang yang meengembangkan
dan mengoperasikan sistem informasi misalnya sistem anali, developer, dll.
d) Jaringan
Media komunikasi yang menghubungkan komputer, pemroses informasi