THE INFLUENCE OF RETURN ON EQUITY AND DIVIDEND PAYOUT RATIO TO FIRM VALUE
(CASE STUDY IN FINANCIAL COMPANIES LISTED ON INDONESIAN STOCK EXCHANGE)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Sidang Skripsi Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
ANDINA HALIDYA ARTHA 21108116
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
i
Krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun 2008 berdampak terhadap pasar modal Indonesia terutama pada sektor perbankan yang tercermin dari terkoreksi turunnya harga saham. Kondisi tersebut mempengaruhi nilai perusahaan karena nilai perusahaan itu sendiri dapat diukur melalui harga saham perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh return on equity dan dividend payout ratio terhadap nilai perusahaan baik secara parsial maupun secara simultan.
Populasi penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2006-2010. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dengan jumlah sampel 6 perusahaan. Untuk mengetahui return on equity dan dividend payout ratio serta nilai perusahaan menggunakan teknik sampling purposive yaitu data dari laporan perhitungan neraca, laba rugi dan catatan atas laporan keuangan perusahaan. kemudian return on equity, dividend payout ratio serta nilai perusahaan dianalisis dengan pendekatan kuantitatif yaitu regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruhnya baik secara simultan maupun secara parsial.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel return on equity dan dividend payout ratio berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan baik secara parsial maupun simultan. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain seperti ukuran perusahaan, pertumbuhan laba, likuiditas dan inflasi.
ii
The global economic crisis that occurred in 2008 have an impact on Indonesia's capital markets, especially in the banking sector, as reflected in falling stock prices declined. These conditions affect the firm value because the company itself can be measured through the company's stock price The purpose of this research is to empirically study effect of Return on Equity and dividend payout ratio either partially or simultaneously toward firm value.
Population of this research are banking firm that list in Indonesia Stock Exchange during 2006 to 2010. The sample used purposive sampling method and result six banking firms that used as samples in this research. To determine return on equity, dividend payout ratio and firm value, purposive sampling technique used. Data were taken from companies balance sheet, income statement, and notes of financial statement. Then return on equity, dividend payout ratio and firm value were analyzed with quantitative approach the multiple linear regression to determine the influence either simultaneously or partially.
Based on the results of descriptive statistical analysis, partially and simultaneously return on equity and dividend payout ratio have a significant effect on firm value.
iii
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunai-Nya sehinga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini tepat pada waktunya. Skripsi dengan judul “Pengaruh Return On Equity dan
Dividend Payout Ratio Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus pada
Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI) ” ini disusun untuk memenuhi salah
satu syarat untuk mengikuti ujian sidang Sarjana (S1) Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi di Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung.
Selama penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada
Ibu Surtikanti, SE., M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu guna membimbing, mengarahkan dan memberikan petunjuk
yang sangat berharga dalam proses penyusunan skripsi ini.
Selama menyusun laporan ini, penulis banyak mendapat bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak baik moril maupun materiil. Untuk itu penulis
hanya dapat menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia.
2. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati,Dra.,SE.,MSi., selaku Dekan Fakultas Ekonomi,
Universitas Komputer Indonesia.
3. Sri Dewi Anggadini, SE., M.Si., Ak selaku Ketua Program Studi Akuntansi
iv Komputer Indonesia.
6. Orang tua tercinta, Papah dan Mamah yang telah memberikan doa, kasih
sayang, semangat dan pengorbanan tak terhingga baik secara moril maupun
materil.
7. Kakak ku tercinta Lambang Filsolly Artha yang selalu memberikan dukungan
kepada penulis.
8. Andrian Ngesti Gunawan yang selalu memberikan do’a dan dukungan kepada
penulis.
9. Sahabat-sahabat ku Yunita Novianti, Fitri Nurgusman Sari, dan Aliyuna
Rahman dan teman-teman AK 3 yang selalu memberikan dukungan dalam
segala hal, terima kasih atas kebersamaanya selama ini.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak dan semoga seluruh amal
baik yang telah diberikan kepada penulis, mendapat ridho dari Allah SWT, Amin.
Bandung, Juli 2012
Penulis
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN
MOTTO HIDUP
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 9
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 10
1.4 Kegunaan Penelitian... 11
1.4.1 Kegunaan Akademis ... 11
1.4.2 Kegunaan Akademis ... 12
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 12
1.5.1 Lokasi Penelitian ... 12
vi
2.1.1.1 Jenis-jenis Rasio Profitabilitas ... 15
2.1.1.2 Return On Equity ... 16
2.1.2 Dividen ... 17
2.1.2.1 Pengertian Dividen ... 17
2.1.2.2 Pengertian Kebijakan Dividen ... 18
2.1.2.3 Dividend Payout Ratio... 19
2.1.3 Nilai perusahaan ... 21
2.1.4 Penelitian Terdahulu ... 25
2.2 Kerangka Pemikiran ... 29
2.2.1 Pengaruh ROE terhadap Nilai Perusahaan ... 32
2.2.2 Pengaruh DPR terhadap Nilai Perusahaan ... 33
2.3 Hipotesis ... 35
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 36
3.2 Metode Penelitian ... 36
3.2.1 Desain Penelitian ... 37
3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 39
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 43
3.2.3.1 Sumber Data ... 43
vii
3.2.5.1.1 Uji Asumsi Klasik ... 51
3.2.5.1.2 Analisis Regresi Linier Berganda ... 54
3.2.5.1.3 Koefisien Korelasi ... 55
3.2.5.1.4 Koefisien Determinasi ... 58
3.2.5.2 Pengujian Hipotesis ... 58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 65
4.1.1 Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia ... 65
4.1.2 Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia ... 67
4.1.3 Uraian Tugas (Job Description) ... 69
4.1.4 Aktivitas Bursa Efek Indonesia ... 81
4.2 Analisis Deskriptif ... 82
4.2.1 Analisis Deskriptif ROE ... 82
4.2.2 Analisis Deskriptif DPR ... 86
4.2.3 Analisis Deskriptif PBV ... 90
4.3 Analisis Verifikatif ... 94
4.3.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 94
4.3.2 Analisis Regresi Linier Berganda ... 101
viii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... 122
5.2 Saran ... ... 124
DAFTAR PUSTAKA ... 125
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 128
ix
Tabel 1.2 Jadwal Penelitian... 12
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Sebelumnya ... 30
Tabel 3.1 Desain Penelitian... 38
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel ... 41
Tabel 3.3 Daftar Perusahaan Yang Menjadi Populasi Penelitian ... 44
Tabel 3.4 Kriteria Penentuan Pengambilan Sampel ... 46
Tabel 3.5 Daftar Perusahaan Yang Menjadi Sampel Penelitian ... 47
Tabel 3.6 Tingkat Keeratan Korelasi ... 57
Tabel 3.7 Kategori Korelasi Metode Guilford ... 59
Tabel 4.1 Tabel Perkembangan ROE ... 81
Tabel 4.2 Tabel Perkembangan DPR ... 84
Tabel 4.3 Tabel Perkembangan PBV ... 88
Tabel 4.4 Uji Normalitas ... 92
Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinieritas ... 95
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi ... 96
Tabel 4.7 Data Perhitungan Regresi Linier Berganda ... 98
Tabel 4.8 Hasil Analisis Regresi Linier Beranda ... 102
Tabel 4.9 Korelasi antara ROE dan DPR terhadap PBV ... 105
Tabel 4.10 Koefisien Korelasi ROE dengan PBV ... 106
Tabel 4.11 Koefisien Korelasi DPR dengan PBV ... 107
xi
Gambar 3.1 Uji Daerah Penerimaan dan Penilakan Hipotesis ... 61
Gambar 4.1 Grafik Perkembangan ROE ... 83
Gambar 4.2 Grafik Perkembangan DPR ... 87
Gambar 4.3 Grafik Perkembangan PBV ... 90
Gambar 4.4 Grafik Normalitas ... 93
Gambar 4.5 Grafik Sctterplot Variabel Dependen ... 97
Gambar 4.6 Kurva Daerah Penerimaan Dan Penolakan Ho Secara Simultan .... 112
Gambar 4.7 Kurva Daerah Penerimaan Dan Penolakan Ho ROE terhadap PBV Secara Parsial ... 116
xii
Lampiran 2 Formulir Keterangan Telah Melakukan Riset di BEI ... 129
Lampiran 3 Berita Acara Bimbingan Skripsi ... 130
Lampiran 4 Lembar Revisi Sidang ... 131
Lampiran 5 Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia... 132
Lampiran 6 Laporan Keuangan Tahun 2006-2010 ... 133
Lampiran 7 Rekapitulasi Harga Saham... 199
Lampiran 8 Output Hasil SPSS ... 211
Lampiran 9 Data Return On Equity tahun 2006-2010 ... 216
Lampiran 10 Data Dividend Payout Ratio tahun 2006-2010 ... 217
1
1.1 Latar Belakang Penelitian
Era globalisasi yang semakin berkembang belakangan ini, membuat
perusahaan semakin terpacu untuk mengembangkan bisnisnya. Globalisasi akan
semakin mendorong ketatnya persaingan diantara perusahaan – perusahaan lain,
dan hanya perusahaan yang mempunyai strategi dan kemampuan bisnis yang
baiklah yang mampu bertahan dan mengembangkan bisnis share nya. Serta di
tengah iklim dunia usaha yang kurang mendukung dewasa ini dan dengan
semakin ketatnya persaingan baik di tingkat nasional, regional maupun
internasional, pengusaha dituntut untuk dapat meningkatkan daya saing
perusahaan untuk mampu bertahan dalam persaingan yang ketat tersebut
(Prasetyo, 2004).
Dengan adanya persaingan yang begitu ketat, setiap perusahaan akan
dituntut untuk bisa menghadapi tantangan dan hambatan yang timbul dari adanya
persaingan tersebut. Sehingga perusahaan diharapkan dapat menggunakan strategi
yang tepat untuk mempertahankan kelangsungan bisnisnya, serta penggunaan
strategi bisnis yang tepat oleh perusahaan dapat dijadikan sebagai alat untuk
meningkatkan nilai (value) bagi perusahaan, terutama dalam hal peningkatan laba
perusahaan (Prasetyo, 2004).
Nilai perusahaan dapat mencerminkan nilai asset yang dimiliki perusahaan
dikeluarkan oleh perusahaan, tinggi rendahnya harga saham banyak dipengaruhi
oleh kondisi emiten. Salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham adalah
kemampuan perusahaan membayar dividen (Matono dan Agus Harjito, 2005:3).
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan antara lain ukuran
perusahaan, profitabilitas, pertumbuhan laba, dividen, likuiditas dan inflasi. Dan
harga pasar saham mencerminkan nilai riil perusahaan ( Sutrisno 2008:5).
Setiap perusahaan di tuntut untuk dapat memaksimalkan nilai perusahaan
agar mereka dapat memenangkan persaingan yang ada. Dengan meningkatkan
nilai perusahaan maka tujuan akhir perusahaan untuk memaksimumkan
kemakmuran pemegang saham juga dapat terpenuhi (Gitman,2009:15).
Nilai perusahaan dapat dilihat juga dari kemampuan perusahaan membayar
dividen. Besarnya dividen ini dapat mempengaruhi harga saham. Apabila dividen
yang dibayar tinggi, maka harga saham cenderung tinggi sehingga nilai
perusahaan juga tinggi. Sebaliknya bila jika dividen yang dibayarkan kecil maka
harga saham perusahaan tersebut juga rendah. Kemampuan membayar dividen
erat hubungannya dengan kemampuan perusahaan memperoleh laba. Jika
perusahaan memperoleh laba yang besar, maka kemampuan membayar dividen
juga besar. Oleh karena itu, dengan dividen yang besar akan meningkatkan nilai
perusahaan (Matono dan Agus Harjito, 2005:3).
Pembayaran dividen yang lebih besar cenderung akan meningkatkan harga
saham. Kemudian meningkatnya harga saham berarti meningkatnya nilai
perusahaan. Tetapi perlu diingat bahwa pembayaran Dividen yang semakin besar
menurunkan tingkat pertumbuhan perusahaan dan selanjutnya akan menurunkan
harga saham (R. Agus Sartono, 2001:281).
Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan
harapan untuk memperoleh keuntungan (return) di masa yang akan datang (Abdul
Halim, 2005:4). Tujuan investasi yang dilakukan oleh investor yaitu untuk
memperoleh keuntungan berupa pendapatan atau tingkat pengembalian invetasi
(return) baik berupa pendapatan dividen maupun selisih dari harga jual saham
terhadap harga belinya (capital gain) (Jogiyanto, 2008:5).
Dalam melakukan analisis perusahaan, salah satu indikator penting untuk
menilai prospek perusahaan di masa datang adalah dengan melihat sejauh mana
pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Indikator ini sangat penting diperhatikan
untuk mengetahui sejauh mana investasi yang akan dilakukan investor di suatu
perusahaan mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang
diisyaratkan investor (Eduardus Tendelilin, 2001:240).
Rasio Profitabilitas menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam
menjaga stabilitas finansialnya untuk selalu berada dalam kondisi yang stabil dan
profit. Karena jika kondisi ini mengalami penurunan, hal ini cenderung membuat
perusahaan berada dalam ambang kondisi yang harus diwaspadai untuk kelayakan
dan keamanan dalam berinvestasi (Irham Fahmi, 2006:56). Dimana salah satu
rasio profitabilitas yang utama adalah Return On Equity (ROE) yang
menggambarkan sejauh mana perusahaan dapat menghasilkan laba yang bisa
diperoleh pemegang saham (Eduardus, 2010:372). Menurut Intan Rahmawati
kemampuan perusahaan dalam mengelola modal untuk menghasilkan laba,
sehingga nilai perusahaan yang tercermin dalam PBV akan meningkat.
Investor dapat mempertimbangkan rasio pasar modal seperti rasio harga
terhadap nilai bukunya (price book value) yang selanjutnya disingkat PBV, untuk
membedakan saham mana yang harganya wajar, terlalu tinggi (overvalued), atau
terlalu rendah (undervalued), ini termasuk salah satu tujuan investor dalam
menilai perusahaan (Wardjono, 2010).
Krisis keuangan global mempunyai efek domino ke seluruh dunia, baik itu
negara maju maupun negara berkembang termasuk Indonesia terutama sektor
perbankan. Efek krisis biasanya paling parah dialami oleh negara berkembang
karena ketergantungannya yang sangat tinggi pada negara lain. Misalnya,
Amerika Serikat mengalami krisis ekonomi atau krisis keuangan, maka daya beli
masyarakat akan turun. Turunnya daya beli menyebabkan impor barang dari
negara pengekspor utamanya, Asia Timur menurun. Asia Timur mengimpor
bahan baku dari Indonesia, otomatis ekonomi Indonesia juga terganggu karena
permintaan bahan baku dari Asia Timur menurun. Ekonomi Indonesia menjadi
kacau, produksi menurun dan nilai perusahaan jadi tidak ekonomis lagi, harga
saham semua perusahaan menjadi turun dan menyebabkan Indeks Harga Saham
turun. Investor akan menarik dananya dan enggan untuk melakukan investasi,
otomatis pertumbuhan ekonomi terancam (Sondang Mariani, 2008).
IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) turun dari angka 2.830 menjadi
1.111, atau turun lebih dari 60%. Nilai kurs rupiah terhadap dolar AS mengalami
atau mengalami depresiasi lebih dari 41% sejak Januari hingga Desember 2008.
(sumber: www.okezone.com).
Krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun 2008 berdampak terhadap
pasar modal Indonesia terutama pada sektor perbankan yang tercermin dari
terkoreksi turunnya harga saham hingga 40–60 persen dari posisi awal tahun 2008
(Kompas, 25 November 2008), yang disebabkan oleh aksi melepas saham oleh
investor asing yang membutuhkan likuiditas dan diperparah dengan aksi
“ikut-ikutan” dari investor domestik yang ramai-ramai melepas sahamnya. Kondisi
tersebut secara harfiah mempengaruhi nilai perusahaan karena nilai perusahaan itu
sendiri jika diamati melalui kemakmuran pemegang saham yang dapat diukur
melalui harga saham perusahaan di pasar modal. Index harga saham gabungan
yang terkoreksi dari 1.757,258 pada awal Januari 2007 melemah ke basis point
1.256,704 pada awal September 2008 (Kompas, 25 November 2008).
Berikut ini adalah tabel data nilai perusahaan dan return on equity
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2009
yaitu Bank Bukopin (BBKP), Bank Mandiri (BMRI), Bank Danamon (BDMN),
Bank Central Asia (BBCA), Bank Negara Indonesia (BBNI) dan Bank Rakyat
Tabel 1.1
Data Nilai Perusahaan dan Return On Equity Sektor Perbankan tahun 2006-2009
KODE
Sumber : www.idx.co.id dan www.yahoofinance.com
Data di atas menggambarkan harga saham dan return on equity perusahaan
perbankan yang setiap tahunnya mengalami perubahan. Dapat dilihat pada tahun
2007 ROE Bank Central Asia Tbk (BBCA), Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)
dan Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mengalami penurunan menjadi 21.96%
(BBCA), 5,21% (BBNI) dan 24,89% (BBRI). ROE yang menurun dapat
mengakibatkan penurunan PBV perusahaan. Dari data diatas dapat dilihat nilai
perusahaan (PBV) Bank Central Asia Tbk (BBCA), Bank Negara Indonesia Tbk
(BBNI) dan Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mengalami penurunan juga
masing-masing menjadi 3,40 (BBCA), 0,67 (BBNI) dan 2,52 (BBRI). bahwa
menurunnya tingkat profitabilitas akan menyebabkan nilai perusahaan pun ikut
turun (Sujoko dan Ugy Soebiantoro, 2007). Berdasarkan hal tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa setiap kenaikan atau penurunan ROE akan menaikan atau
menurunkan nilai perusahaan sehingga ROE mempunyai pengaruh yang positif
Namun berbeda dengan perusahaan perbankan lainnya seperti Bank
Bukopin, Tbk (BBKP), Bank Danamon, Tbk (BDMN) dan Bank Mandiri, Tbk
(BMRI) dimana pada perusahaan-perusahaan tersebut terjadi kenaikan ROE pada
tahun 2007 menjadi 19,09% (BBKP), 19,54% (BDMN), dan 14,86% (BMRI)
yang tidak diikuti peningkatan PBV pada tahun 2008, melainkan PBV mengalami
penurunan menjadi 0,53 (BBKP), 1,48 (BDMN), dan 1,39 (BMRI) yang
kemungkinan disebabkan perusahaan lebih memilih untuk menahan laba nya
untuk diinvestasikan kembali bukan diberikan kepada pemegang saham. Sesuai
dengan teori yang ada menurut Jogiyanto (2008:119) bahwa laba ditahan
merupakan laba yang tidak dibagikan kepada pemegang saham, laba yang tidak
dibagi ini diinvestasikan kembali ke perusahaan sebagai sumber dana internal.
Maka nilai ini jg akan menambah ke ekuitas pemilik saham di neraca.
Pada tahun 2008 ROE Bank Central Asia Tbk (BBCA) , Bank Mandiri,
Tbk (BMRI), Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan Bank Rakyat Indonesia
Tbk (BBRI) mengalami peningkatan masing-masing menjadi 24,81% (BBCA),
17,41% (BMRI), 7,92% (BBNI) dan 26,65% (BBRI). ROE yang meningkat dapat
meningkatkan nilai perusahaan (PBV) pula. Dari data diatas dapat dilihat PBV
Bank Central Asia Tbk (BBCA) , Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan Bank Negara
Indonesia Tbk (BBNI) tahun 2009 mengalami peningkatan menjadi 4,29 (BBCA),
2,81 (BMRI), 1,58 (BBNI) dan 3,46 (BBRI). Bahwa dengan meningkatnya
tingkat Profitabilitas (ROE) maka nilai perusahaan pun akan naik (Intan
Namun berbeda juga dengan perusahaan perbankan lainnya yang pada
Pada tahun 2008 ROE Bank Bukopin, Tbk (BBKP) dan Bank Danamon, Tbk
(BDMN) mengalami penurunan dari tahun sebelumnya menjadi 17,05% (BBKP)
dan 14,46% (BDMN) hal ini kemungkinan disebabkan karena perusahaan tidak
mampu memaksimalkan modal sendiri dalam meningkatkan laba perusahaan
sehingga laba yang diperoleh perusahaan menurun. Pada saat terjadi penurunan
ROE perusahaan seharusnya PBV ikut mengalami penurunan namun hal tersebut
tidak terjadi pada perusahaan perbankan, dimana PBV tahun 2009 justru
mengalami peningkatan menjadi 0,89 (BBKP) dan 2,42 (BDMN). Hal ini
bertentangan dengan teori yang ada, dimana menurut Wardjono (2010)
mengungkapkan bahwa adanya pengaruh positif dan signifikan antara ROE
terhadap PBV ini membuktikan secara empiris jika ROE meningkat (naik) maka
PBV juga akan mengalami peningkatan pula, begitupun sebaliknya. Jika ROE
menurun maka akan mengakibatkan menurunnya PBV.
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang diberi judul “Pengaruh Return
On Equity dan Dividend Payout Ratio Terhadap Nilai Perusahaan (Studi
Empiris Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
Permasalahan yang dapat diidentifikasi dalam penelitian mengenai
pengaruh return on equity dan dividend payout ratio terhadap nilai perusahaan
adalah :
1. Peningkatan ROE tahun 2007 tidak diikuti peningkatan PBV pada
tahun 2008, melainkan PBV mengalami penurunan yang cukup
signifikan, yang kemungkinan disebabkan perusahaan lebih memilih
untuk menahan laba nya untuk diinvestasikan kembali bukan diberikan
kepada pemegang saham. Dimana menurut (Jogiyanto, 2008:119) laba
yang tidak dibagi ini diinvestasikan kembali ke perusahaan sebagai
sumber dana internal. Maka nilai ini jg akan menambah ke ekuitas
pemilik saham di neraca
2. Pada tahun 2008 ROE mengalami penurunan dari tahun sebelumnya
tidak mengakibatkan penurunan PBV tahun 2009 yang justru
mengalami peningkatan. Hal ini bertentangan dengan teori yang ada,
dimana menurut Wardjono (2010) mengungkapkan bahwa adanya
pengaruh positif dan signifikan antara ROE terhadap PBV ini
membuktikan secara empiris jika ROE meningkat (naik) maka PBV
juga akan mengalami peningkatan pula, begitupun sebaliknya. Jika
1.2.2 Rumusan Masalah
Beberapa masalah yang akan dirumuskan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana return on equity pada perusahaan perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia?
2. Bagaimana dividend payout ratio pada perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
3. Bagaimana nilai perusahaan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia?
4. Seberapa besar pengaruh return on equity terhadap Nilai Perusahaan pada
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara
parsial?
5. Seberapa besar pengaruh dividend payout ratio terhadap Nilai Perusahaan
pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara
parsial?
6. Seberapa besar pengaruh return on equity dan dividend payout ratio
terhadap nilai perusahaan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia secara simultan?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk memperoleh data,
menganalisis, dan memperoleh pemahaman mengenai pengaruh return on equity
dividend payout ratio terhadap nilai perusahaan pada perusahaan perbankan yang
1.3.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian mengenai pengaruh return on equity dan dividend
payout ratio terhadap nilai perusahaan ini adalah :
1. Untuk mengetahui return on equity pada perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Untuk mengetahui dividend payout ratio pada perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Untuk mengetahui nilai perusahaan pada perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh return on equity terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia secara parsial.
5. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dividend payout ratio terhadap
nilai perusahaan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia secara parsial.
6. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh return on equity dan dividend
payout ratio terhadap nilai perusahaan pada perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara simultan.
1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Praktis
• Penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk membantu pihak manajemen
terhadap nilai perusahaan pada perusahaan perbankan yang dalam hal ini
merupakan acuan investor untuk menilai kinerja perusahaan
• Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang
return on equity, dividend payout ratio dan nilai perusahaan pada
perusahaan sebagai tambahan informasi dalam proses pengambilan
keputusan khususnya keputusan-keputusan yang berkaitan dengan
investasi.
1.4.2 Kegunaan Akademis
• Bagi perkembangan Ilmu Akuntansi, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi serta referensi tentang pengaruh return on equity
dan dividend payout ratio terhadap nilai perusahaan.
• Bagi Peneliti, memberikan informasi dan kontribusi yang berguna untuk
pengembangan penelitian saham terutama dalam return on equity dan
dividend payout ratio terhadap nilai perusahaan.
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
1.5.1 Lokasi Penelitian
Lokasi dari penelitian yang dilakukan peneliti adalah pada Bursa efek
Indonesia (BEI) dengan mengambil data-data sekunder yang terdapat pada situs
resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) www.idx.co.id dan Pusat Informasi Pasar
Modal (PIPM) Bandung Bursa Efek Indonesia, yang beralamat di Jalan Veteran
1.5.2 Waktu Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti membuat jadwal penelitian yang
di mulai dengan tahap persiapan sampai ke tahap akhir yaitu pelaporan hasil
penelitian. Secara lebih rinci jadwal dan waktu penelitian dapat dilihat pada tabel
14
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Profitabilitas
Keinginan perusahaan untuk memperoleh laba (profitability) memberi arti
bahwa perusahaan bersifat ekonomis.
Pengertian profitabilitas menurut Agnes Sawir (2005) menyatakan bahwa:
“Profitabilitas adalah merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan manajemen. Profitabilitas dimaksudkan adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba. Rasio profitabilitas akan memberikan jawaban akhir tentang efektivitas manajemen perusahaan, rasio ini memberikan gambaran tentang efektivitas pengelolaan perusahaan”.
Adapun pengertian profitabilitas menurut R. Agus Sartono (2001) adalah
sebagai berikut:
“Profitabilitas adalah Kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri”
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa profitabilitas adalah
kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba, dimana kemampuan perusahaan
tersebut didapat dari kegiatan usaha perusahaan dari kelebihan modal yang
2.1.1.1 Jenis-jenis Rasio Profitabilitas
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2004), ada beberapa jenis rasio
profitabilitas, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. NetProfit Margin
Angka ini menunjukan berapa besar persentase pendapatan bersih yang
diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik karena
dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi.
2. Retrun on Asset (ROA)
Rasio ini menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan.
Semakin besar rasio ini semakin baik. Hal ini berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat
berputar dan meraih laba.
3. Return On equity (ROE)
ROE sering disebut dengan return on net worth yaitu kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki, sehingga ROE
ini ada yang menyebut sebagai rentabilitas modal sendiri. Laba yang diperhitungkan
adalah laba bersih setelah dikurangi pajak atau earning after tax (EAT)
4. Return on Investment
Rasio ini menunjukan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari
modal pemilik. Semakin besar semakin bagus.
5. Retrun on Total asset
Rasio ini menunjukan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila
6. Earning per Share
Rasio ini menunjukan berapa besar kemampuan per lembar saham
menghasilkan laba.
8. Contributin Margin
Rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan melahirkan laba yang akan
menutupi biaya-biaya tetap atau biaya operasi lainnya. Dengan pengetahuan atas rasio
ini kita dapat mengontrol pengeluaran untuk biaya tetap atau biaya operasi sehingga
perusahaan dapat menikmati laba.
2.1.1.2Return On Equity
Pengertian return on equity menurut Brigham & Houston (2010: 133) adalah
sebagai berikut:
“Rasio yang paling penting adalah pengembalian atas ekuitas (return on equity), yang merupakan laba bersih bagi pemegang saham dibagi dengan total ekuitas pemegang saham. Pemegang saham pastinya ingin mendapatkan tingkat pengembalian yang tinggi atas modal yang mereka investasikan, dan ROE menunjukkan tingkat yang mereka peroleh.”
Sedangkan menurut Tjiptono Darmaji dan M Fakhruddin (2006:200)
pengertian return on equity adalah :
“ROE merupakan rasio keuangan yang banyak digunakan untuk mengukur
kinerja perusahaan, khususnya menyangkut profitabilitas perusahaan”.
Adapun pengertian return on equity menurut Kasmir (2007:280) yaitu:
“Return on equity merupakan rasio untuk mengukur kemampuan manajemen
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut di atas maka dapat disimpulkan
bahwa Return on Equity (ROE) merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk
mengukur kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba dari modal sendiri yang
digunakan oleh perusahaan. Sesuai Peraturan Bank Indonesia, nilai ROE sebuah
perusahaan perbankan dikatakan tinggi apabila ROE > 12% dan dikatakan rendah
apabila ROE < 5%.
Menurut Eduardus (2010:372) Return On Equity (ROE) dapat dirumuskan
sebagai berikut :
2.1.2 Dividen
2.1.2.1 Pengertian Dividen
Menurut Zaki Baridwan (2004:434) pengertian dividen adalah :
“Dividen adalah pembagian laba perusahaan kepada para pemegang saham
yang besarnya sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimiliki”
Sedangkan pengertian dividen menurut Bambang Riyanto (2001:265)
menyatakan bahwa :
“Dividen adalah aliran kas yang dibayarkan kepada para pemegang saham
Pengertian capital gain menurut Agus Sartono (2001:483) menyatakan bahwa
:
“Capital gain adalah keuntungan yang diperoleh dari penjualan aktiva tetap
atau selisih harga jual dan harga beli surat berharga”
2.1.2.2Pengertian Kebijakan Dividen
Pengertian kebijakan dividen menurut Agus Sartono (2001:281) menyatakan
bahwa :
“Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan
akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan
dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa datang”.
Kebijakan dividen menurut Bambang Riyanto (2001:265) menyatakan bahwa
:
“Kebijakan dividen adalah kebijakan yang bersangkutan dengan penentuan pembagian pendapatan (earning) antara penggunaan pendapatan untuk dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai dividen atau untuk digunakan dalam perusahaan, yang berarti pendapatan tersebut harus ditanam di dalam perusahaan”.
Sedangkan pengertian kebijakan dividen menurut Suad Husnan dan Enny
Pudjiastuti (2002:333) menyatakan bahwa :
laba tersebut bisa dibagi sebagai dividen atau ditahan untuk diinvestasikan kembali”.
Laba ditahan (retained earning) dengan demikian merupakan salah satu dari
sumber dana yang paling penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan
sedangkan dividen merupakan aliran kas yang dibayarkan kepada para pemegang
saham atau “equity investors”.
2.1.2.3 Dividend Payout Ratio
Kebijakan dividen dalam penelitian ini diukur melalui rasio pembayaran
dividen (dividend payout ratio). Rasio pembayaran dividen merupakan jumlah
dividen yang di bayarkan relatif terhadap pendapatan perusahaan atau pendapatan
tiap lembar (Keown, Scott, Martin dan Petty, 2000:606).
Pengertian rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) menurut Agus
Sartono (2001:491) menyatakan bahwa :
“Rasio pembayaran dividen adalah persentase laba yang dibayarkan dalam
bentuk dividen, atau rasio antara laba yang dibayarkan dalam bentuk dividen
dengan total laba yang tersedia bagi pemegang saham”.
Adapun pengertian dividend payout ratio menurut Suad Husnan (1996)
adalah:
Didalam pembayaran dividen oleh perusahaan, maka perusahaan akan
mengumumkan secara resmi jadwal pelaksanaan pembayaran dividen tersebut baik
dividen tunai maupun dividen saham. Tanggal-tanggal yang perlu diperhatikan
didalam pembayaran dividen adalah sebagai berikut (Keown, Scott, Martin dan Petty,
2000:626):
1. Tanggal Deklarasi (Declaration Date)
Merupakan tanggal pada saat dividen secara resmi di umumkan oleh
dewan direksi.
2. Tanggal Pencatatan
Merupakan tanggal yang menunjukkan kapan buku transfer ditutup untuk
menentukan investor yang mana untuk menerima pembayaran selanjutnya.
3. Tanggal Ex Dividend (Ex Dividend Date)
Merupakan tanggal saat perusahaan pialang saham serempak memutuskan
menghilangkan hak pemilihan dividen 4 hari kerja sebelum tanggal
pencatatan.
4. Tanggal Pembayaran (Payment Date)
Merupakan tanggal dimana perusahaan mengirim cek dividen pada tiap
Menurut Zaki Baridwan (2004:444)Dividend payout ratio dapat dicari dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
2.1.3 Nilai Perusahaan
Tujuan utama manajemen keuangan adalah memaksimumkan kemakmuran
pemegang saham atau maximization wealth of stockholders melalui maksimisasi nilai
perusahaan. Bagi perusahaan yang go public, nilai perusahaan tercermin pada harga
saham. Semakin tinggi harga pasar saham berarti semakin tinggi nilai perusahaan.
Nilai perusahaan merupakan ukuran atas keberhasilan pelaksanaan fungsi-fungsi
manajemen keuangan.
Pengertian nilai perusahaan menurut Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti
(2002:7) menyatakan bahwa :
“Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli
apabila perusahaan tersebut dijual, semakin tinggi nilai perusahaan semakin
besar kemakmuran yang akan diterima oleh pemilik perusahaan”.
Sedangkan pengertian nilai perusahaan menurut Agus Sartono (2001:487)
menyatakan bahwa :
“Nilai perusahaan adalah nilai jual sebuah perusahaan sebagai suatu bisnis
Adapun pengertian nilai perusahaan menurut Djohanputra (2004:34)
menyatakan bahwa:
“Nilai perusahaan adalah didasarkan atas kesehatan arus kas operasinya. Nilai perusahaan berarti nilai jual perusahaan atau nilai tambah bagi pemegang saham. Dengan memaksimalkan nilai perusahaan berarti bagaimana manajemen perlu memproyeksi arus kas perusahaan agar selalu sehat dari waktu ke waktu.”
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut di atas maka dapat disimpulkan
bahwa nilai perusahaan suatu metode estimasi harga saham yang menggunakan
variabel nilai buku per saham (book value per share) suatu rasio. Pada dasarnya
membeli saham berarti membeli prospek perusahaan.
Secara umum banyak metode dan teknik yang telah dikembangkan dalam
penelitian dalam perusahaan, diantaranya adalah :
a. Pendekatan laba antara metode rasio tingkat laba atau price earning ratio,
metode kapitalisasi proyek laba.
b. Pendekatan arus kas antara lain metode diskonto arus kas.
c. Pendekatan dividen antara lain metode pertumbuhan dividen.
d. Pendekatan aktiva antara lain metode penilain aktiva.
e. Pendekatan harga saham, dan
f. Pendekatan economic value added. Beberapa penelitian terdahulu
menggunakan speread value over cost, return saham, market value, total
asset (Fama & French,1998; McConnel Muscarella,1984; Masulis,1980;
Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan menurut
Akram antara lain:
a. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan dapat berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan,
karena pada perusahaan‐perusahaan besar, pemilik saham pada dasarnya
terpisah dari manajemen, sehingga kurang berdaya mengubah manajemen.
Ukuran perusahaan juga dapat berpengaruh negatif karena sekalipun
perusahaan besar memiliki kemampuan untuk menghasilkan keuntungan
lebih besar, namun modal yang digunakan juga besar, sehingga
profitabilitasnya bisa jadi tidak terlalu tinggi dibanding perusahaan dengan
ukuran lebih kecil.
Di sisi lain, ukuran perusahaan juga dapat berpengaruh positif terhadap
nilai perusahaan karena perusahaan‐perusahaan besar memiliki
kemampuan dan sumber dana lebih besar sehingga dapat memperoleh
keuntungan lebih besar.
b. Profitabilitas
Sejalan dengan peningkatan likuiditas, jika terjadi peningkatan laba
sehingga ROE meningkat, maka semakin baik kemampuan perusahaan
dalam mengelola modal untuk menghasilkan laba, sehingga nilai
c. Pertumbuhan Laba
Sama halnya dengan pertumbuhan laba dan sejalan dengan peningkatan
likuiditas, jika terjadi peningkatan laba sehingga growth of earning after
tax meningkat, maka semakin baik kinerja perusahaan, sehingga nilai
perusahaan yang tercermin dalam PBV akan meningkat.
d. Likuditas
Semakin tinggi likuiditas perusahaan (yang salah satunya tercermin dalam
rasio kas atas aktiva lancar), semakin banyak dana tersedia bagi perusahaan
untuk membayar dividen, membiayai operasi dan investasinya, sehingga
persepsi investor pada kinerja perusahaan akan meningkat. Harga saham
diduga akan meningkat pula dan PBV akan terpengaruh secara
menguntungkan. Dalam kondisi berbeda, peningkatan likuiditas bisa juga
dipersepsi buruk. Jika kenaikan likuiditas tidak menaikkan dividen
melainkan menaikkan free cash flow dalam perusahaan, maka diduga biaya
agency akan meningkat.
e. Inflasi
Inflasi berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Kondisi inflasi akan
menurunkan daya beli perusahaan, sehingga perusahaan akan terdorong
untuk melakukan retensi dana lebih besar agar dapat terus membiayai
aktivitasnya.
Untuk menilai perusahaan dapat menggunakan rasio price book value.
estimasi harga saham yang menggunakan variabel nilai buku per saham (book value
per share) an suatu rasio. Pada dasarnya membeli saham berarti membeli prospek
perusahaan (Mohamad Samsul, 2006:172).
Price to Book Value (PBV) juga menunjukan seberapa jauh perusahaan
mampu menciptakan nilai perusahaan. Perusahaan yang berjalan baik umumnya
mempunyai PBV diatas 1, yang menunjukkan nilai pasar lebih tinggi dari nilai
bukunya. Semakin tinggi PBV semakin tinggi pula return saham. Semakin tinggi
return saham akan menambah pendapatan perusahaan sehingga meningkatkan
kemampuan perusahaan untuk membagikan dividen. Arthur J Keown, at al
(2000:849)merumuskan PBV sebagai berikut :
2.1.4 Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai return on equity dan dividend payout ratio telah
dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Rangkuman dari beberapa penelitian
sebelumnya yang mempunyai hubungan dengan judul penelitian ini dapat dilihat
7 Mohammed
Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan
untuk memperoleh keuntungan (return) di masa yang akan datang (Halim, 2005:4).
berupa pendapatan atau tingkat pengembalian invetasi (return) baik berupa
pendapatan dividen (dividend yield) maupun selisih dari harga jual saham terhadap
harga belinya (capital gain) (Jogiyanto, 2008:5).
Dalam melakukan analisis perusahaan, salah satu indikator penting untuk
menilai prospek perusahaan di masa datang adalah dengan melihat sejauh mana
pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Indikator ini sangat penting diperhatikan
untuk mengetahui sejauh mana investasi yang akan dilakukan investor di suatu
perusahaan mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang diisyaratkan
investor (Eduardus Tendelilin, 2001:240).
Rasio Profitabilitas menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam
menjaga stabilitas finansialnya untuk selalu berada dalam kondisi yang stabil dan
profit. Karena jika kondisi ini mengalami penurunan, hal ini cenderung membuat
perusahaan berada dalam ambang kondisi yang harus diwaspadai untuk kelayakan
dan keamanan dalam berinvestasi (Irham Fahmi, 2006:56). Dimana salah satu rasio
profitabilitas yang utama adalah Return On Equity (ROE) yang menggambarkan
sejauh mana perusahaan dapat menghasilkan laba yang bisa diperoleh pemegang
saham (Eduardus, 2010:372).
Menurut Mardiyanto (2009: 196) ROE adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba bagi para pemegang
saham. ROE dianggap sebagai representasi dari kekayaan pemegang saham atau nilai
Hal ini sejalan dengan penelitian Intan Rahmawati (2007) jika terjadi
peningkatan laba sehingga ROE meningkat, maka semakin baik kemampuan
perusahaan dalam mengelola modal untuk menghasilkan laba, sehingga nilai
perusahaan yang tercermin dalam PBV akan meningkat.
Selain analisa dengan return on equity, dalam melakukan penilaian terhadap
perusahaan investor membutuhkan informasi yang berkaitan dengan dividen. Dividen
adalah pembagian kepada pemegang saham dari suatu perusahaan secara proposional
sesuai dengan jumlah lembar saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik
(Stice et al. 2004:902). Salah satu indikator dalam menilai sebuah dividen yang
dilakukan oleh investor adalah dengan melihat dividend payout ratio (DPR). Menurut
Abdul Halim (2003:17) Bagi investor jumlah rupiah yang diterima dari pembayaran
dividen resikonnya lebih kecil dibandingkan capital gain, dan dividen dapat
diperkirakan sebelumnya. Sedangkan capital gain lebih sulit diperkirakan, sehingga
pembayaran dividen tinggi dianggap perusahaan mempunyai prospek tingkat
keuntungan yang baik. Sebaliknya, penurunan pembayaran dividen dianggap prospek
tingkat keuntungan yang kurang baik. Tingginya pembayaran dividen dapat
meningkatkan nilai perusahaan.
Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Luh Gede Sri Artini dan Ni Luh Anik
Puspaningsih (2011) yang mengemukakan bahwa:
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
2.2.1 Pengaruh Return On Equity terhadap Nilai Perusahaan
Return on Equity merupakan salah satu rasio dari profitabilitas yang
merupakan hasil pengembalian atas ekuitas.
Menurut Mardiyanto (2009: 196) ROE adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba bagi para pemegang
saham. ROE dianggap sebagai representasi dari kekayaan pemegang saham atau nilai
perusahaan.
Hal ini sejalan dengan penelitian Sujoko dan Ugy Soebiantoro (2007) yang
mengemukakan bahwa: Investor Investasi
Melakukan Analisis Kinerja
Perusahaan
Alat yang digunakan untuk menganalisis
kinerja perusahaan
Return On Equity
Nilai Perusahaan
“Profitabilitas yang di proksi dengan ROE mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Temuan penelitian ini mendukung signaling theory, Battacharya (1979) yang menyatakan bahwa perusahaan yang mempunyai earning yang semakin meningkat merupakan signal bahwa perusahaan tersebut mempunyai prospek bagus di masa yang akan datang.”
Pendapat yang serupa dikemukakan oleh Intan Rahmawati (2007) dalam
penelitiannya bahwa:
“Sejalan dengan peningkatan likuiditas, jika terjadi peningkatan laba sehingga ROE meningkat, maka semakin baik kemampuan perusahaan dalam mengelola modal untuk menghasilkan laba, sehingga nilai perusahaan yang tercermin dalam PBV akan meningkat. Profitabilitas yang di proksi dengan ROE berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Profitabilitas adalah salah satu aspek yang dilihat investor (baik investor lama maupun investor baru), karena aspek ini mencerminkan kesehatan perusahaan.”
Adapun pendapat yang dikemukakan Rosma Pakpahan (2010) dalam
penelitiannya bahwa:
“Profitabilitas berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan di masa yang akan datang. Profitabilitas yang rendah akan menurunkan kemampuan perusahaan untuk tumbuh dan berkembang dan sebaliknya profitabilitas yang tinggi akan memacu perusahaan tumbuh dan berkembang.”
2.2.2 Pengaruh Dividend Payout Ratio terhadap Nilai Perusahaan
Menurut Bambang Riyanto ( 2001:266 ) menyatakan bahwa :
Adapun teori menurut Abdul Halim (2003:17) yang menyatakan bahwa:
“Bagi investor jumlah rupiah yang diterima dari pembayaran dividen resikonnya lebih kecil dibandingkan capital gain, dan dividen dapat diperkirakan sebelumnya. Sedangkan capital gain lebih sulit diperkirakan, sehingga pembayaran dividen tinggi dianggap perusahaan mempunyai prospek tingkat keuntungan yang baik. Sebaliknya, penurunan pembayaran dividen dianggap prospek tingkat keuntungan yang kurang baik. Tingginya pembayaran dividen dapat meningkatkan nilai perusahaan.”
Sumani (2005) menemukan bahwa baik sebelum dan pada saat krisis, struktur
keuangan dan DPR memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan manufaktur.
Hal ini mendukung Bird in the hand Theory.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Luh Gede Sri Artini dan
Ni Luh Anik Puspaningsih (2011) yang mengemukakan bahwa:
“Kebijakan deviden yang di proksi dengan DPR berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini menunjukan bahwa pembayaran deviden yang semakin meningkat merupakan signal positif yang menyatakan bahwa prospek perusahaan semakin baik sehingga investor akan tertarik untuk membeli saham dan nilai perusahaan akan meningkat.”
Pendapat yang serupa dikemukakan oleh Lihan Puspo Wijaya dan Bandi Anas
Wibawa (2010) bahwa:
Adapun pendapat yang dikemukakan oleh Manoj Anand (2004) dalam
penelitiannya, bahwa:
“Pengelolaan perusahaan India percaya bahwa keputusan dividen adalah penting karena mereka menyediakan mekanisme sinyal untuk prospek masa depan perusahaan dan demikian mempengaruhi nilai pasarnya. Mereka mempertimbangkan preferensi investor untuk deviden dan pemegang saham profil saat merancang kebijakan dividen. Mereka juga memiliki sasaran dividen payout ratio tapi ingin membayar dividen yang stabil dengan pertumbuhan.”
2.3 Hipotesis
Berdasarkan kajian pustaka, dan kerangka pemikiran penelitian maka dapat
disajikan hipotesis sebagai berikut :
• Return On Equity pada perusahaan perbankan cukup baik.
• Dividend Payout Ratio pada perusahaan perbankan cukup baik.
• Nilai Perusahaan pada perusahaan perbankan cukup baik
• Return On Equity berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan pada
perusahaan perbankan
• Dividend Payout Ratio berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan pada
perusahaan perbankan
• Return On Equity dan Dividend Payout Ratio berpengaruh terhadap
36
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian menurut Husein Umar (2010:29) mengemukakan bahwa:
“Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek
penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan
hal-hal lain jika dianggap perlu”.
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Return On Equity (ROE),
Dividend Payout Ratio (DPR) dan Nilai Perusahaan
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk
mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu (Umi Narimawati, 2010:29).
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan
verifikatif dengan pendekatan kuantitatif, yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah
dan dianalisis untuk diambil kesimpulannya, artinya penelitian yang dilakukan adalah
penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerik ( angka ) dengan
menggunakan metode penelitian ini akan diketahui hubungan yang signifikan antara
variabel yang diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas
Pengertian metode deskriptif menurut Sugiyono (2010:29):
“Metode Deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan
atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk
membuat kesimpulan yang lebih luas”.
Sedangkan pengertian metode verifikatif menurut Mashuri (2008:45)
menyatakan bahwa :
“Metode verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk
menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di
tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan.”
Dalam penelitian ini, metode deskriptif verifikatif tersebut digunakan untuk
menguji lebih dalam pengaruh dari return on equity dan devidend payout ratio
terhadap Nilai Perusahaan serta menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis
apakah diterima atau ditolak.
3.2.1 Desain Penelitian
Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan dan
perancangan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik
dan sistematis, sehingga identifikasi masalah yang ada dapat dijawab.
Desain Penelitian menurut Moh. Nasir (2003:84) bahwa :
“Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa desain penelitian merupakan
semua proses penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian
mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada
waktu tertentu.
Langkah-langkah desain penelitian menurut Umi Narimawati (2010:30) :
1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian, selanjutnya
menetapkan judul penelitian;
2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi;
3. Menetapkan rumusan masalah;
4. Menetapkan tujuan penelitian;
5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori;
6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang
digunakan.
7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan data.
8. Melakukan analisis data.
9. Melakukan pelaporan hasil penelitian.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat digambarkan desain penelitian
Tabel 3.1
Penelitian Metode yang digunakan
Unit Analisis
Time Horizon
T-1 Descriptive Descriptive dan Survey Tahun Time Series
T-2 Descriptive Descriptive dan Survey Tahun Time Series
T-3 Descriptive Descriptive dan Survey Tahun Time Series
T-4 Descriptive & Verifikatif
Descriptive Survey &
kuantitatif Tahun Time Series
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Menurut Sugiyono (2009:2) menjelaskan variabel penelitian yaitu :
“Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”.
Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta
skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian
hipotesis dengan alat bantu statistic dapat dilakukan secara benar sesuai dengan judul
penelitian. Operasional dalam penelitian ini adalah Variabel Bebas/Independent dan
1. Variabel Bebas/Independent
Variabel bebas/Independent merupakan variabel yang mempengaruhi variabel
lain tetapi tidak dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel bebas merupakan variabel
yang diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya
dengan suatu gejala yang diobservasi. Terdapat dua variabel independent yang diteliti
dalam penelitian ini yang pertama (X1) adalah Return On Equity dan kedua (X2)
adalah Devidend Payout Ratio. Berikut adalah penjelasan mengenai masing-masing
variabel bebas :
a. Return On Equity
Return on equity adalah salah satu rasio dari Profitabilitas. Profitabilitas
adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan
penjualan, total aktiva maupun modal sendiri (Agus Sartono, 2001:122).
ROE sering disebut dengan return on net worth yaitu kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki, sehingga ROE
ini ada yang menyebut sebagai rentabilitas modal sendiri (Sofyan Syafri Harahap,
2004)
b. Dividend Payout Ratio
Kebijakan dividen adalah keputusan membayar atau menahan laba
untuk diinvestasikan kembali pada perusahaan. Kebijakan Dividen yang
diukur melalui dividend payout ratio. Dividend payout ratio merupakan
persentase laba saham biasa yang dibagikan sebagai dividen kepada para
pemegang saham biasa setiap periode (Intan Rahmawati dan Akram, 2007).
Dividend payout ratio dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
2. Variabel Terikat/Dependent (Y)
Pengertian Variabel terikat/dependent adalah variabel yang dipengaruhi
variabel lain dan kadang-kadang dapat mempengaruhi variabel lain. Variabel
dependent atau variabel terikat (Y) Pada penelitian ini adalah Nilai Perusahaan yang
diukur dengan PBV (price book value). PBV merupakan rasio pasar yang digunakan
untuk mengukur kinerja harga pasar saham terhadap nilai bukunya. Menurut Suad
Husnan dan Enny Pudjiastuti (2002:7) Nilai perusahaan merupakan harga yang
bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual, semakin
tinggi nilai perusahaan semakin besar kemakmuran yang akan diterima oleh pemilik
Arthur J Keown, at al (2000:849)merumuskan PBV sebagai berikut :
Berdasarkan uraian di atas, operasionalisasi variabel penelitian ini dapat
dijelaskan pada tabel 3.2:
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel
Jenis
Variabel Variabel Konsep Variabel Indikator Skala
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data
Dalam penelitian ini terdapat sumber data dan teknik penentuan data, berikut
ini adalah penjelasannya.
3.2.3.1Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data sekunder, di mana data
diperoleh secara tidak langsung, artinya data-data tersebut berupa data yang telah
menurut Sugiyono (2010:37) adalah sumber yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data.
Data sekunder dapat diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan
memahami melalui media lain yang bersumber pada literatur dan buku-buku
perpustakaan atau data-data dari perusahaan yang berkaitan dengan masalah yang
diteliti.
Data-data yang digunakan diperoleh dari laporan-laporan yang berhubungan
dan sudah dipublikasikan oleh perusahaan perbankan melalui Bursa Efek Indonesia.
3.2.3.2Teknik Penentuan Data
Adapun teknik penentuan data terbagi menjadi dua bagian, yaitu populasi dan
sampel. Pengertian dari populasi dan sampel itu sendiri adalah sebagai berikut:
1. Populasi
Menurut Umi Narimawati (2010:37) populasi adalah objek atau subjek yang
memiliki karakteristik tertentu sesuai informasi yang ditetapkan oleh peneliti, sebagai
unit analisis penelitian.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa populasi adalah
objek atau subjek yang memiliki karakteristik tertentu yang telah ditetapkan untuk
diteliti dan dipelajari untuk kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi yang diambil
oleh penulis adalah seluruh perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
perbankan. Berikut ini adalah daftar perusahaan-perusahaan yang menjadi populasi
penelitian:
Tabel 3.3
Daftar Nama Perusahaan yang Menjadi Populasi Penelitian
No Kode Nama Perusahaan
1 AGRO Bank Agro Niaga Tbk 2 BABP Bank Icb Bumi Putra Tbk 3 BACA Bank Capital Indonesia Tbk 4 BAEK Bank Ekonomi Raharja Tbk 5 BBCA Bank Central Asia Tbk 6 BBKP Bank Bukopin Tbk
7 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 8 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk 9 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 10 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 11 BCIC Bank Mutiara Tbk
12 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 13 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk 14 BJBR Bank Jabar Banten Tbk 15 BKSW Bank Kesawan Tbk
16 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk 17 BNBA Bank Bumi Arta Tbk
18 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk
19 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk 20 BNLI Bank Permata Tbk
21 BSIM Bank Sinarmas Tbk 22 BSWD Bank Swadesi Tbk
23 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk 24 BVIC Bank Victoria International Tbk
25 INPC Bank Artha Graha International Tbk 26 MAYA Bank Mayapada International Tbk 27 MCOR Bank Windu Kentjana International Tbk 28 MEGA Bank Mega Tbk
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2007:62) mengemukakan bahwa:
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut”.
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa sampel adalah
sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi untuk menjadi unit
pengamatan dalam penelitian. Penentuan jumlah sampel yang akan diolah dari jumlah
populasi yang banyak, maka harus dilakukan teknik pengambilan sampling yang
tepat. Teknik pengambilan sampel dilakukan melalui metode sampling purposive
dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian.
Pengertian sampling purposive menurut Sugiyono (2009:68) yaitu:
“Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu.”
Perusahaan yang akan dijadikan penelitian ini dipilih menggunakan
pertimbangan dengan memasukkan unsur-unsur tertentu yang dianggap memiliki
kriteria sebagai berikut:
1. Laporan Keuangan yang dimaksud dari perusahaan-perusahaan perbankan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2006 – 2010.
2. Perusahaan dimaksud terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang menyampaikan
datanya secara lengkap sesuai dengan informasi yang diperlukan, yaitu
laporan keuangan per 31 Desember, dengan alasan laporan tersebut telah
3. Perusahaan tersebut memiliki laba dan membayar dividen secara rutin kepada
para pemegang saham selama 5 tahun berturut-turut.
Tabel 3.4
Kriteria Penentuan Pengambilan Sampel
Dari tabel di atas, maka didapatkan daftar perusahaan yang dijadikan sampel
penelitian sebagai berikut.
Tabel 3.5
Daftar Nama Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian
No Kode Nama Perusahaan
1 BBKP Bank Bukopin Tbk
2 BBCA Bank Central Asia Tbk
3 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk
4 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk
5 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
6 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Sesuai dengan kriteria di atas, laporan keuangan dari 31 perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka diambil jumlah sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan terutama Neraca, Laporan
Laba Rugi dan Catatan atas Laporan keuangan 6 perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia mulai tahun 2006 – 2010, yaitu sebanyak 30 laporan keuangan.
Tahun amatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5 tahun berturut-turut yaitu
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode dokumentasi, yaitu dengan cara mencatat atau mendokumentasikan data yang
tercantum pada laporan keuangan perusahaandi www.idx.co.id.
Pengumpulan data dimulai dengan tahap penelitian pendahulu yaitu
melakukan studi kepustakaan dengan mempelajari buku-buku dan bacaan-bacaan lain
yang berhubungan dengan pokok bahasan dalam penelitian ini. Pada tahap ini juga
dilakukan pengkajian data yang dibutuhkan, ketersediaan data, cara memperoleh data,
dan gambaran cara memperoleh data. Tahapan selanjutnya adalah penelitian untuk
mengumpulkan keseluruhan data yang dibutuhkan guna menjawab persoalan
penelitian, memperbanyak literature untuk menunjang data kuantitatif yang
diperoleh. Dalam hal ini peneliti juga menggunakan media internet sebagai
penelusuran informasi mengenai teori maupun data-data penelitian yang dilakukan.
3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis
Adapun rancangan analisis dan pengujian hipotesis dalam penelitian ini, akan
dijelaskan dibawah ini :
3.2.5.1Rancangan Analisis
Menurut Umi Narimawati (2010:410) Rancangan analisis adalah proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil
observasi lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam
pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Peneliti
melakukan analisa terhadap data yang telah diuraikan dengan menggunakan metode
kualitatif dan kuantitatif.
a. Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif menurut Sugiyono (2010:14) :
“Metode penelitian kualitatif itu dilakukan secara intensif, peneliti ikut berpartisipasi lama dilapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan dilapangan, dan membuat laporan penelitian secara mendetail”.
Dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang lebih lengkap dari variabel
X1 dan X2, peneliti menggunakan metode kualitatif.
b. Analisis Kuantitatif
Menurut Sugiyono (2010:31) analisis kuantitatif adalah sebagai berikut :
“Dalam penelitian kuantitatif analisis data menggunakan statistik. Statistik yang digunakan dapat berupa statistik deskriptif dan inferensial/induktif. Statistik inferensial dapat berupa statistik parametris dan statistik nonparametris. Peneliti menggunakan statistik inferensial bila penelitian dilakukan pada sampel yang dilakukan secara random. Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan. Penyajian data dapat berupa tabel, tabel ditribusi frekuensi, grafik garis, grafik batang, piechart (diagram lingkaran), dan pictogram. Pembahasan hasil penelitian merupakan penjelasan yang mendalam dan interpretasi terhadap data-data yang telah disajikan.”
Adapun langkah-langkah analisis kuantitatif yang digunakan peneliti dapat
3.2.5.1.1 Pengujian Asumsi Klasik
Penggunaan model regresi berganda dalam menguji hipotesis haruslah
menghindari kemungkinan terjadinya penyimpangan asumsi klasik. Dalam penelitian
ini asumsi klasik yang dianggap penting adalah tidak terjadi multikolinearitas antar
variabel independen, tidak terjadi heteroskedastisitas atau varian variabel pengganggu
yang konstan (homoskedastisitas) dan tidak terjadi autokorelasi antar residual setiap
variabel independen. Pengujian asumsi klasik yang digunakan meliputi :
1. Uji Asumsi Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Asumsi normalitas merupakan
persyaratan yang sangat penting pada pengujian kebermaknaan (signifikansi)
koefisien regresi. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki
distribusi normal atau mendekati normal, sehingga layak dilakukan pengujian secara
statistik.
Dasar pengambilan keputusan bisa dilakukan berdasarkan probabilitas
(Asymtotic Significance), yaitu:
• Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari populasi adalah normal.
• Jika probabilitas < 0,05 maka populasi tidak berdistribusi secara normal
Pengujian secara visual dapat juga dilakukan dengan metode gambar normal
• Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal,
maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. • Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis
diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak memenuhi
asumsi normalitas.
Selain itu uji normalitas digunakan untuk mengetahui bahwa data yang diambil
berasal dari populasi berdistribusi normal. Uji yang digunakan untuk menguji
kenormalan adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan sampel ini akan diuji
hipotesis nol bahwa sampel tersebut berasal dari populasi berdistribusi normal
melawan hipotesis tandingan bahwa populasi berdistribusi tidak normal
2. Uji Asumsi Multikolinearitas
Uji Multikoliniearitas ini bertujuan menguji apakah pada model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Pada model regresi yang baik
seharusnya antar variabel independen tidak terjadi korelasi. Untuk mendeteksi ada
tidaknya multikoliniearitas dalam model regresi dapat dilihat dari tolerance value
atau variance inflation factor (VIF).
(Gujarati, 2003: 351). 2
1
1
i