• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aktivitas Komunikasi Pada Ritual Upacara Kematian Etnis Tionghoa (Studi Etnografi Komunikasi Mengenai Aktivitas Komunikasi Pada Ritual Upacara Kematian Etnis Tionghoa di Kota Sukabumi)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Aktivitas Komunikasi Pada Ritual Upacara Kematian Etnis Tionghoa (Studi Etnografi Komunikasi Mengenai Aktivitas Komunikasi Pada Ritual Upacara Kematian Etnis Tionghoa di Kota Sukabumi)"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

AKTIVITAS KOMUNIKASI PADA RITUAL UPACARA

KEMATIAN ETNIS TIONGHOA

(Studi Etnografi Komunikasi Mengenai Aktivitas Komunikasi Pada Ritual Upacara Kematian Etnis Tionghoa Kota Sukabumi)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Menempuh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas

Oleh, FITRIANA NIM : 41810002

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA B A N D U N G

(2)
(3)
(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Fitriana

Tempat, tanggal lahir : Sukabumi, 4 Februari 1992

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 21 tahun

Agama : Islam

Alamat : Jalan Tubagus Ismail Dalam No. 22 RT 03/RW 01.

Bandung, Jawa Barat.

Telepon : 085721289096

Status : Belum Menikah

Nama Ayah : Alm. H. Alep Saepudin

Pekerjaan : -

(5)

170

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat Orang Tua : Jl. Sarasa, no 71, Sukabumi.

Email :fitrianapipit4@gmail.com

PENDIDIKAN FORMAL

No Tahun Uraian Keterangan

1 2010 - Sekarang Mahasiswi Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Ilmu

Humas Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas

Komputer Indonesia, Bandung

2 2007-2010 SMA Islam Assyafi’iyah Berijazah

3 2004-2007 SMP Islam Assyafi’iyah Berijazah

4 1998-2004 SDI Al-Azhar 07 Berijazah

5 1997 TKI Al-Azhar 07 Berijazah

PELATIHAN DAN SEMINAR

No Tahun Uraian Keterangan

1 2010 Peserta “Table Manner Course” The Amaroosa Hotel - Bandung

Bersertifikat

2 2011 Peserta “One Day Workshop

MC & Radio Announcer” –

UNIKOM

Bersertifikat

3 2011 Peserta Mentoring Agama Islam – Auditorium UNIKOM

(6)

4 2012 Peserta “Study Tour Mass Media Tahun Akademik 2012”

Bersertifikat

5 2012 Peserta One Day Workshop

Great Managing Event “ Event Management”

Bersertifikat

6 2012 Peserta One Day Workshop

Great Managing Event “Master of Ceremony”

Bersertifikat

PENGALAMAN KERJA

No Tahun Uraian Keterangan

1 2013 Kerja Praktek Di

PT. Bio Farma (Persero)

(7)

ix

DAFTAR ISI

1. LEMBAR PENGESAHAN ... i

2. LEMBAR PERNYATAAN ... ii

3. LEMBAR PERSEMBAHAN ... iii

4. ABSTRAK ... iv

5. ABSTRACT ... v

6. KATA PENGANTAR ... vi

7. DAFTAR ISI ... ix

8. DAFTAR GAMBAR ... xiii

9. DAFTAR TABEL ... xv

10.DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

11.BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Pertanyaan Penelitian 1.2.1 Pertanyaan Penelitian Makro ... 7

1.2.2 Pertanyaan Penelitian Mikro ... 7

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian ... 7

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 7

(8)

x

1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 8

1.4.2 Kegunaan Praktis 1.4.2.1 Kegunaan Bagi Peneliti ... 8

1.4.2.2 Kegunaan Bagi Universitas ... 9

1.4.2.3 Kegunaan Bagi Masyarakat ... 9

12.BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Kajian Penelitian Terdahulu ... 10

2.1.2 Tinjauan Tentang Komunikasi ... 12

2.1.3 Tinjauan Tentang Aktivitas Komunikasi ... 23

2.1.4 Tinjauan Tentang Ritual ... 26

2.1.5 Tinjauan Tentang Komunikasi Antar Budaya... 27

2.1.6 Tinjauan Tentang Komunikasi Verbal & Nonverbal ... 28

2.1.7 Tinjauan Tentang Interaksi Simbolik ... 35

2.1.8 Tinjauan Tentang Etnografi Komunikas ... 37

2.2 Kerangka Pemikiran ... 40

12. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... ...45

3.2 Metode Penelitian ... 48

3.2.1 Desain Penelitian ... 49

3.2.2 Tekhnik Pengumpulan Data ... 50

(9)

xi

3.2.4 Tekhnik Analisa Data ... 55

3.5 Lokasi dan Waktu Penelitian... 59

13. BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

4.1 Identitas Informan ... 63

4.2 Analisis Hasil Penelitian ... 67

4.2.1 Situasi Komunikatif Pada Ritual Upacara Kematian Etnis

Tionghoa di Kota Sukabumi ... 68

4.2.2 Peristiwa Komunikatif Pada Ritual Upacara Kematian Etnis

Tionghoa di Kota Sukabumi ... 71

4.2.3 Tindakan Komunikatif Pada Ritual Upacara Kematian Etnis

Tionghoa di Kota Sukabumi ... 80

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 86

4.3.1 Situasi Komunikatif Pada Ritual Upacara Kematian Etnis

Tionghoa di Kota Sukabumi ... 86

4.3.2 Peristiwa Komunikatif Pada Ritual Upacara Kematian Etnis

Tionghoa di Kota Sukabumi ... 93

4.3.3 Tindakan Komunikatif Pada Ritual Upacara Kematian Etnis

Tionghoa di Kota Sukabumi ... 105

4.3.4 Aktivitas Komunikasi Pada Ritual Upacara Kematian Etnis

Tionghoa di Kota Sukabumi ... 112

14. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(10)

xii

5.2 Saran ... 117

DAFTAR PUSTAKA ... 119

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 122

(11)

119

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Raja Grafindo Persada,

Jakarta

Creswell, John W. 1998. Qualitative Inquiry & Research Design Among Five Traditions. California: Sage Publications Inc.

Effendy, Onong Uchjana. 2009. Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Kuswarno, Engkus 2011. Metode penelitian Komunikasi Etnografi Komunikasi. Bandung: Widya Padjadjaran.

Kuswarno, Engkus. 2008. Etnografi Komunikasi. Suatu Pengantar Dan Contoh

Penelitiannya. Widya Padjajaran, Bandung

Littlejhon, 2009. Teori Komunikasi “ Theories of Human Communication” , Salemba Humanika, Jakarta

Liliwei, Alo. 1994. Komunikasi Verbal dan Non Verbal. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.

___________. 2011. Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Meleong, Lexy.2007. Metode Penelitian Kualitatif . PT Rosdakarya,

Bandung

Morissan. 2013. Teori Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia

Mulyana, Deddy.2003. Komunikasi Antar Budaya, PT. Remaja Rosdakarya,

Bandung

Mulyana, Deddy.2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya.

Bandung

Mulyana, Dedi. 2007. Suatu Pengantar Ilmu Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

(12)

Penelusuran Online:

http://ghostofficial.blogspot.com/2011/11/pelaksanaan-pemakaman-tionghoa-secara.html

Diakses 5 Maret 2014, pukul 22.24 WIB.

http://www.buddhanet.net/e-learning/history/funeral1.htm di akses 18 Maret 2014, pukul

18.45 WIB.

http://www.sfcca.sg/en/node/62 di akses 23 Maret, pukul 16.40 WIB.

http://titinsetya.wordpress.com/2011/12/07/komunikasi-antar-budaya/ di akses 12 April 2014,

pukul 21:45 WIB.

http://traditionscustoms.com/death-rites/chinese-funeral di akses 13 April 2014, pukul 17.05

WIB.

http://adiprakosa.blogspot.com/2008/10/komunikasi-verbal-dan-non verbal.html di akses 13

April 2014, pukul 11:33 WIB.

(13)

121

Skripsi:

Marcelyna. 2013. Aktivitas Komunikasi Dalam Upacara Pernikahan Adat Toba (Studi

Etnografi Komunikasi Mengenai Aktivitas Komunikasi Dalam Pernikahan Adat Batak Toba)

Al Mushowwir. 2013. Komunikasi Ritual Adat Sebam Masyarakat Baduy Luar (Studi

Etnografi Komunikasi Ritual adat Sebam Masyarakat Baduy Luar Desa Kanekes Kecamatan

Leuwi Damar Kabupaten Leuwi Damar Kabupaten Lebak Provinsi Banten)

Septian Restu Unggara. 2013. Aktivitas Komunikasi Ritual Dalam Upacara Hajat Sasih

Kampung Naga Tasikmalaya (Studi Etnografi Komunikasi mengenai Aktivitas Komunikasi

(14)

vi

KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirohim

Assalamualaikum Wr.Wb

Alhamdulillahirabbil’alamin puja dan puji syukur penulis panjatkan

kehadirat Illahi rabbi, Allah SWT atas limpahan berkah dan karunia-Nya. Tidak

lupa shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi

Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi sesuai dengan

waktu yang telah ditentukan.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, tidak sedikit peneliti mengalami

kesulitan, serta hambatan baik teknis maupun non teknis. Namun atas izin Allah

SWT dan berkat usaha, dan dukungan dari orang-orang sekitar penulis yang

penulis dapat baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga peneliti dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Penyusunan skripsi disusun berdasarkan syarat untuk dapat menempuh

gelar sarjana strata satu di Universitas Komputer Indonesia, Program Studi Ilmu

Komunikasi, Konsentrasi Humas.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk Mama

dan adik penulis yang selalu memberikan dukungan baik secara moril maupun

materil. Dan tak lupa juga penulis ucapkan terima kasih kepada Ayah yang telah

berada di sisi-Nya, meskipun tidak dapat memberikan dukungan secara langsung

(15)

vii

Penulis sadari sepenuhnya bahwa dalam melakukan penyusunan Skripsi

dengan baik tidak mungkin tanpa adanya dorongan, bimbingan dan juga bantuan

dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu proses

penulisan Skripsi ini.

Secara khusus penulis sampaikan terima kasih kepada:

1. Yth. Prof. DR. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A selaku Dekan FISIP Universitas Komputer Indonesia Bandung, yang telah memberikan izin

untuk melakukan penelitian ini.

2. Yth. Drs. Manap Solihat. M.Si., selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Komputer Indonesia yang telah

memberikan pengarahan dan pandangan sebelum dan sesudah penulis

melangsungkan penelitian ini.

3. Yth. Melly Maulin S.Sos. M.Si., selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Komputer Indonesia Bandung yang telah

memberikan pengarahan dan ilmu selama penulis menyusun usulan

penelitian ini.

4. Yth. Dr. Phil. Dadang Kurnia, M.SC selaku dosen pembimbing penulis ucapkan terima kasih yang amat sangat mendalam atas segala arahan,

saran, ilmu, motivasi, dan bantuan yang telah diberikan selama bimbingan

berlangsung.

(16)

viii

6. Yth. Staf Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Komputer Indonesia Bandung yang telah memberikan ilmu kepada

penulis.

7. Yth. Astri Ikawati A.md. Kom selaku Staf Sekretariat Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universtas Komputer Indonesia Bandung yang

telah membantu semua keperluan penulis sebelum dan sesudah penulis

melakukan Skripsi ini.

8. Tia, Dita, Ratna, Vika, dan Anis teman-temanku seperjuang yang sama-sama sedang menyusun skripsi, semoga kita semua dilancarkan dan dapat

lulus tepat waktu

9. Rekan – rekan Ik-1 dan Ik Humas 2010 semoga kita dapat lulus tahun 2014 bersama.

10.Semua pihak yang telah membantu sebelum dan selama proses penyusunan Skripsi yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Akhir kata Penulis ucapkan terima kasih banyak pada semua pihak yang telah

membantu penulis dalam proses menyelesaikan Skripsi ini ini. Maka penulis

selanjutnya berharap dan berterima kasih atas segala saran dan masukan dari

pembaca. Serta menerima saran dan masukan tersebut dengan hati terbuka.

Semoga laporan ini bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandung, Maret 2014

(17)

45

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

3.1.1 Ritual Upacara Kematian Etnis Tionghoa

Upacara Kematan dalam etnis tionghoa tidak pernah luput

dilaksanakan setiap ada anggota keluarganya yang meninggal dunia. Etnis

tionghoa memulai upacara kematian dengan membawa jenazah baik dari

rumah sakit maupun rumah tinggal almarhum ke rumah duka. Setelah itu

akan dirundingkan dengan keluarga kapan waktu dimandikan, dimasukan

ke dalam peti dan kapan waktu tutup peti. Lalu, keluarga akan menentukan

waktu untuk jenazah di kebumikan, apakah akan di makamkan atau di

kremasikan.

Upacara kematian dalam etnis tionghoa ini merupakan tradisi

pokok yang harus dilaksanakan. Tradisi ini telah ada semenjak zaman

Dinasti Shang (1523-1028 SM), masyarakat Tionghoa percaya bahwa

hidup dan mati anggota keluarganya salig mempengaruhi. Dalam upacara

kematian ini mereka akan memberikan persembahan berupa makanan,

bunga, dan dupa.5 1

5

(18)

Upacara Kematian ini selalu dipandang sebagai bagian yang

penting bagi etnis Tionghoa. Pentingnya tardisi ini bertumpu pada

keyakinan dasar tertentu yang dimiliki etnis Tionghoa. Mereka meyakini

bahwa, kematian tidak berarti akhir dari keikut sertaan seseorang dalam

kehidupan dan kegiatan keluarganya, tetapi sebagai proses transisi.

Mereka yakin bahwa selalu ada hubungan antara hidup dan mati.

Apabila jenazah dikremasikan maka, abu dari jenazah akan

disimpan didalam guci dan disemayamkan dalam rumah, namun ada pula

yang abu-nya ditaburkan ditengah laut. Untuk persembayangan selama

jenazah ada dirumah duka, maka disediakan bermacam-macam persediaan,

ada kue, buah-buahan, dan menurut kepercayaan disediakan buah

semangka untuk menerangi perjalanan arwah jenazah tersebut. Dan akan

dipecahkan ketika keluar dari rumah duka.

Lalu selama dirumah duka, ada uang kertas yang dibakar yang

bermakna keberkatan untuk memberi jalan kepada keluarga, selain kertas

ada bibit yang ditanam diatas makam, jika jenazah dikebumikan. Bibit

tersebut merupakan kesempurnaan di muka bumi, ada padi, jagung,

(19)

47

Gambar 3.1

Uang Kertas Yang dibakar

Sumber:http://www.theatlanticcities.com/neighborhoods/2012/04/greening-chinas-smoky-funeral-rites/1853/

Dalam objek penelitian mengenai tradisi ini peneliti bermaksud untuk

meneliti aktivitas komunikasi yang terdapat dalam ritual kematian ini, hal-hal

tersebut meliputi situasi komunikatif, peristiwa komunikatif, dan tindakan

komunikatif.

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

kualitatif, dengan studi etnografi komunikasi, teori subtantif yang diangkat

yaitu interaksi simbolik, dimana utnuk menganalisis aktivitas komunikasi

(20)

Tradisi etnografi komunikasi dalam penjelasannya, memandang

perilaku komunikasi sebagai perilaku yang lahir dari interaksi tiga

keterampilan yang dimiliki setiap individu sebagai makhluk sosial. Ketiga

keterampilan itu terdiri dari keterampilan linguistic, keterampilan

interaksi, dan keterampilan budaya. (kuswarno, 2008:18)

Dengan demikian tradisi etnografi komunikasi membutuhkan alat

atau metode penelitian yang bersifat kualitatif untuk mengasumsikan

bahwa perilaku dan makna yang dianut sekelompok manusia hanya dapat

dipahami melalui analisis atas lingkungan alamiah (natural setting)

mereka.

Menurut David Williams (1995) dalam buku Lexy Moleong

menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada

suatu latar belakang alamiah, dengan menggunakan metode alamiah, dan

dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara alamiah. (Moleong,

2007:5)

Adapun pengertian kualitatif lainnya, seperti yang diungkapkan

oleh Denzin dan Lincoln (1987) dalam buku Lexy Moleong, menyatakan:

(21)

49

Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan

perencanaan penelitian agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan

dengan baik dan sistematis.

Definisi dari desain penelitian menurut Moh. Nazir (2003:11)

adalah “Semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan

pelaksanaan penelitian, mulai tahap persiapan sampai tahap penyusunan

laporan”.

Sedangkan menurut Husein Umar (2005:54-55) desain penelitian

adalah “Rencana dan struktur penyelidikan yang dibuat sedemikian rupa

agar diperoleh jawaba-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian”.

Pada etnografi komunikasi, yang menjadi fokus perhatian adalah

perilaku komunikasi dalam tema kebudayaan tertentu. Adapun yang

dimaksud dengan perilaku komunikasi menurut ilmu komunikasi adalah

tindakan atau kegiatan seseorang, sekelompok, atau khalayak ketika

terlibat dalam proses komunikasi. (Kuswarno, 2008:35).

Etnografi komunikasi memandang perilaku komunikasi sebagai

perilaku yang lahir dari integrasi tiga keterampilan yang dimiliki setiap

individu sebagai makhluk sosial, letiga keterampilan itu terdiri dari

keterampilan linguistic, keterampilan interaksi, dan keterampilan budaya

(Kuswarno, 2008:18).

Berdasarkan definisi desain penelitian yang telah dituturkan oleh

(22)

merupakan semua proses yang dilakukan dalam perencanaan dan

pelaksanaan penelitian, maka dapat dikatakan bahwa desain penelitian

merupakan semua proses yang telah dilakukan oleh penulis dalam

melaksanakan penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan

pelaksanaan penelitian yang dilakukan dengan cara memilih,

mengumpulkan, menganalisa data yang diteliti pada waktu tertentu.

3.2.2 Tekhnik Pengumpulan Data

Tekhnik pengumpulan data merupakan langkah yang paling

strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data. Sebagai bentuk penunjang dari penelitian yang valid

tidak hanya berdasarkan pengetahuan yang dimiliki, melainkan

informasi-informasi dalam bentuk data yang relevan dan dijadikan bahan-bahan

penelitian untuk di analisis pada akhirnya. Adapun tekhnik pengumpulan

data yang dilakukan, sebagai berikut:

1. Wawancara Mendalam

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oelh dua pihak, yaitu pewawancara (interview)

uang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang

memberikan jawaban pertanyaan itu (Moleong, 2007:135).

Wawancara juga dimaksudkan untuk memverifikasi khususnya

pengumpulan data. Wawancara yang dilakukan secara terstruktur

(23)

51

diklasifikasikan, dan tidak terlalu beragam, diaman sebelumnya peneliti

menyiapkan data pertanyaan.

Wawancara dalam etnografi komunikasi dapat berlangsung selama

peneliti melakukan observasi partisipan, namun seringkali perlu juga

wawancara khusus dengan beberapa responden. Khusus yang dimaksud

adalah dalam waktu dan setting yang telah ditentukan sebelumnya oleh

peneliti, itu semua bergantung kepada kebutuhan peneliti akan data

lapangan. (Kuswarno, 2008:55).

2. Observasi Partisipan Pasif

Peneliti datang ketempat kegiatan tetapi tidak ikut serta dan terlibat

langsung dalam kegiatan yang dilakukan maupun, ikut menjadi, ini

didasari pertimbangan peneliti bahwa kegiatan terkait kegiatan yang

dilakukan untuk memperoleh data dan informasi pada penelitiannya.

Peneliti tidak harus aktif berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang mereka

lakukan serta pertimbangan terhadap keamanan peneliti sendiri. (Djam’an

dan Aan, 2002).

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan salah satu tekhnik pengumpulan data yang

bertujuan untuk merekam setiap peritiwa yang berkaitan dengan informan

maupun masalah yang akan diteliti. Dokumentasi berarti catatan peristiwa

yang sudah berlalu yang berbentuk tulisan, gambar, atau karya monumental

(24)

lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data, mengingat banyak

hal di dalam dokumen yang dapat dimanfaatkan untuk menguji bahkan

untuk meramalkan.

Dokumen-dokumen data mengungkapkan bagaimana subjek

mendefinisikan dirinya sendiri, lingkungan, dan situasi yang dihadapinya

pada suatu saat, dan bagaimana kaitan antara definisi diri tersebut dalam

hubungan dengan orang-orang disekelilingnya dengan tindakannya.

(Mulyana, 2010:195).

Tekhnik pengumpulan data berbentuk dokumentasi merupakan

komponen yang cukup penting yang nantinya akan digunakan peneliti

dalam memverifikasi kembali data yang diperoleh dilapangan.

Tekhnik pengumpulan data dalam bentuk dokumentasi nantinya

berupa foto- yang diperoleh peneliti dilapangan terkait dengan aktivitas

komunikasi dalam ritual pemakaman etnis tionghoa, sehingga memeprkaya

data dan informasi terkait penelitian ini untuk kemudian dilaporkan dan

dibahas mendalam pada penelitian ini.

4. Studi Pustaka

Menurut penjelasan Rosady Ruslan, studi pustaka merupakan

tekhnik pengumpulan data yang dilakukan dengan materi data atau

informasi melalui jurnal ilmiah, buku-buku refrensi, dan bahan-bahan

publikasi yang tersedia di perpustakaan. Studi kepustakaan menurut

(25)

53

melalui literatur-literatur, kamus, majalah, buku-buku, dan jurnal-jurnal

yang mendukung dan relevan untuk digunakan dalam penelitian.

5. Internet Searching

Internet searching atau pencarian data menggunakan internet

adalah tekhnik pengumpulan data yang menggunakan internet dalam

rangka mencari data-data pendukung yang dibutuhkan peneliti pada saat

melakukan penelitian.

Internet searching atau dikenal juga sebagai metode penelusuran

online adalah tata cara melakukan penelusuran data melalui media online

seperti internet atau media jaringan lainnya yang menyediakan fasilitas

online, sehingga memungkinkan peneliti dapat memanfaatkan data

informasi yang berupa data maupun informasi teori, secepat atau semudah

mungkin dan dipertanggungjawabkan secara akademis (Bungin,

2003:148).

3.2.3 Tekhnik Penentuan Informan

Informan tidak lain adalah seorang pembicara asli yang berbicara

dang mengulang kata-kata, frase, dan dialek dalam bahasanya sendiri.

Informan akan sangat membantu peneliti untuk menjadi bagian dan

mengerti kebudayaan masyarakat yang diteliti. Dalam penelitian ini,

peneliti menentukan informan dengan menggunakan tekhnik purposive

sampling, sebagaimana maksud yang disampaikan oleh Sugiyono dalam

(26)

Purposive sampling adalah tekhnik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi sosial yang diteliti. “ (Sugiyono, 2012:54)

Adapun, informan yang dijadikan sumber informasi pada

penelitian ini, adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Informan Kunci

No Nama Umur Keterangan

1. Bebeng 63 tahun Pengurus Jenazah

2. Nina 50 tahun Anggota Vihara

Tabel 3.2 Tabel Informan

No Nama Keterangan

1 Ria Pekerja

Swasta

2 Yuli Ibu Rumah

Tangga

3 Yayah Ibu Rumah

(27)

55

3.2.4 Tekhnik Analisa Data

Menurut Bogdan dan Taylor (1975:79) dalam Buku Metodologi

Penelitian Kualitatif mendefinisikan bahwa :

“Analisa data adalah sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis kerja (ide) seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis kerja itu.” (Moleong, 2001 : 280)

Pada dasarnya proses analisis data dalam etnografi berjalan dengan

bersamaan dengan pengumpulan data. Ketika peneliti melengkapi catatan

lapangan setelah melakukan onservasi, pada saat itu seseungguhnya ia

telah melakukan analis data. Sehingga, dalam etnografi peneliti bisa

kembali lagi ke lapangan untuk mengumpulkan data, sekaligus

melengkapi analisisnya yang dirasa masih kurang. Hal ini akan terus

berulang sampai analisis dan data yang mendukung cukup. (Karen dalam

Kuswarno, 2008:67)

Berikut tekhnik analis data dalam penelitian etnografi yang

dikemukakan oleh Craswell dalam buku engkus Kuswarno (2008):

1. Deskripsi

Pada tahap ini etnografer mempresentasikan hasil penelitiannya

dengan menggambarkan secara detail objek penelitiannya itu.

2. Analisis

Pada bagian ini, etnografer menemukan beberapa data akurat

mengenai objek penelitian, biasaya melalui tabel, grafik model

(28)

dari tahap ini adalah membandingkan objek diteliti dengan

objek yang lain. Mengevaluasi objek dengan nilai-nilai yang

umum berlaku, membangun hubungan antara objek penelitian

dengan lingkungan yang lebih besar. Selain itu, pada tahap ini

juga etnografer dapat mengemukakan kritik atau kekurangan

terhadap penelitian yang telah dilakukan, dan menyarankan

desain penelitian yang baru, apabila ada yang melanjutkan

penelitian atau akan meneliti hal yang sama.

3. Interpretasi

Interpretasi menjadi tahap akhir analis data dalam penelitian

etnografi. Etnografer pada tahap ini mengambil kesimpulan

dari penelitian yang telah dilakukan. Pada tahap ini, etnografer

menggunakan kata orang pertama dalam penjelasannya, untuk

menegaskan bahwa apa yang ia kemukakan adalah murni hasil

interpretasinya. (Kuswarno, 2008:68-69)

3.2.4.1 Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi beberapa

pengujian. Uji keabsahan data ini diperlukan untuk menentujan valid atau

tidaknya suatu temuan atau data yang dilaporkan peneliti dengan apa yang

terjadi sesungguhnya dilapangan.

Berikut ini adalah tekhnik pemeriksaan keasbsahan data yang

(29)

57

1. Ketekunan pengamatan, yaitu menemukan ciri-ciri dan

unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau

isu yang sedang dicari, dan kemudian memusatkan diri pada

hal-hal tersebut secara rinci.

2. Kecukupan referensi, yaitu mengumpulkan selain data tertulis

selengkap mungkin. Misalnya dengan suara, foto, dll.

3. Pengecekan anggota yaitu mengecek ulang hasil analisis

peneliti dengan mereka yang terlibat dalam penelitian, baik itu

informan atau responden, atau dengan asisten peneliti, atau

dengan tenaga lapangan. Misalnya dengan mereka yang pernah

membantu peneliti untuk wawancara, mengambil foto, dan

sebagainya. (Kuswarno, 2008:66-67)

4. Triangulasi, tekhnik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain. Triangulasi berarti cara

terbaik untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan konstruksi

kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu

mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan

dari berbagai pandangan. Dengan kata lain bahwa, dengan

triangulasi peneliti dapat merecheck temuannya dengan

beberapa macam triangulasi. Dan yang peneliti ambil adalah

tekhnik triangulasi data.

Triangulasi data berarti membandingkan dan mengecek balik

(30)

waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal itu

dapat dicapai dengan jalan:

a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil

wawancara.

b. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang

situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang

waktu.

c. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu

dokumen yang berkaitan. (Moleong, 2007:330)

3.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.5.1 Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti, lakukan di Kota Sukabumi, Jawa

Barat, tepatnya di Rumah Duka Paramarta.

3.5.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

Februari 2014 sampai dengan Agustus 2014. Mulai dari persiapan,

(31)
(32)

115 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, maka peneliti dapat

mengemukakan beberapa hal yang dapat ditarik sebagai kesimpulan-kesimpulan

dari uraian-uraian yang telah dijabarkan sebelumnya.

5.1 Kesimpulan

1. Situasi Komunikatif

Situasi komunikatif yang terjadi saat ritual upacara kematian ini

sangat erat kaitannya dengan kepercayaan yang etnis tionghoa

miliki. Dimana setiap tahapan yang dilakukan, memiliki makna

yang memang sangat dalam bagi mereka. Tempat diadakannya

ritual upacara kematian ini, selalu diadakan di rumah duka, dan

jarang sekali dilakukan dirumah kediaman mereka. Pihak rumah

duka, telah menyiapkan hal-hal yang akan digunakan untuk

persembahyangan selama ritual ini dijalankan. Dan tata ruang,

dalam ritual kematian ini, selalu meletakan meja yang berisi sajian

didepan peti jenazah, yang berarti mereka ikut memberi sajian

kepada orang yang telah meninggal dunia dalam kepercayaan

mereka.

2. Peristiwa Komunikatif

Peristiwa Komunikatifritual upacara kematian ini, merupakan salah

(33)

116

leluhurnya dan berdasarkan kepada kepercayaan yang dimiliki oleh

mereka. Etnis tionghoa percaya bahwa ritual yang dilakukan

berkaitan dengan perjalanan orang yang meninggal dalam menuju

alam selanjutnya. Dalam tiap ritual yang dilaksanakan memiliki

makna yang penting, dan bertujuan untuk mengantar orang yang

meninggal dunia ke kehidupan selanjutnya dengan doa yang ada

pada ritual upacara kematian ini. Ritual ini, biasa dijalankan selama

tiga hari dan paling lama satu minggu.

3. Tindakan Komunikatif

Tindakan Komunikatif dalam ritual upacara kematian ini, berbentuk

nonverbal dan verbal. Bentuk tindakan verbal terdapat pada

pujian-pujian yang diucapkan dan bentuk perintah yang harus dilaksanakan,

yang jika tidaka dilaksanakan maka akan menimbulkan ketidak

tenangan bagi arwah orang yang telah meninggl sehingga dapat

menganggu keluarga yang masih hidup. Sedangkan, dalam bentuk

nonverbal terdapat dalam gerakan, benda, dan busana yang digunakan

dalam menjalankan ritual upacara kematian ini. Setiap gerakan, benda,

dan busana yang digunakan memiliki makna tersendiri bagi etnis

tionghoa, dan makna-makna yang terdapat didalamnya masih sangat

(34)

4. Aktivitas Komunikasi

Ritual upacara kematian etnis Tionghoa, merupakan suatu ritual yang

biasa dilaksanakan oleh mereka jika ada anggota keluarganya yang

meninggal dunia. Ritual ini diadakan dirumah duka, dan diadakan

selama tiga hari sampai dengan satu minggu. Dalam pelaksanaannya,

terdapat rangkaian aktivitas yang khas dan memiliki makna yang

sama. Ritual ini dimulai semenjak jenazah memasuki rumah duka, dan

akan berakhir setelah jenazah dikebumikan. Ritual ini sangat berarti

bagi mereka, karena akan mempengaruhi perjalanan dan kehidupann

jenazah di alam setelah kematian.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Bagi Etnis Tionghoa

1. Untuk seluruh keturunan etnis tionghoa, baik yang berada di

kota Sukabumi maupun di luar kota bahkan di luar negeri,

supaya tetap menjalankan ritual upacara kematian ini, agar

dapat dijadikan sebagai bentuk pernghormatan sesuai ritual

yang dijalankan.

2. Bagi etnis Tionghoa diharapkan harus tetap menjalankan ritual

upacara kematian ini, karena ini merupakan suatu hal yang

berkaitan dengan kepercayaan yang mereka miliki dan dari

(35)

118

walaupun zaman terus maju, namun ritual ini tetap

dilaksanakan.

5.2.2 Saran Bagi Peneliti Selanjutnya.

1. Peneliti selanjutnya diharapkan mencari budaya lain yang belum

dikethaui banyak orang untuk diteliti, sehingga dengan

mengangkat budaya tersebut akan membuat orang mengenal

budaya tersebut.

2. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat memilih metode penelitian

yang sesuai dengan kemampuannya untuk meneliti, karena

bukan suatu hal yang mudah dalam menentukan suatu metode

(36)

(Studi Etnografi Komunikasi Mengenai Aktivitas Komunikasi Pada Ritual Upacara Kematian Etnis Tionghoa Kota Sukabumi)

ARTIKEL

Oleh, FITRIANA NIM : 41810002

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA B A N D U N G

(37)

ABSTRACT

COMMUNICATION ACTIVITIES IN RITUAL FUNERAL CEREMONIES OF TIONGHOA ETHNIC

(Study Ethnography Communications about Communications Activity in Ritual

Funeral Ceremonies Tionghoa Ethnic at Sukabumi)

By:

FITRIANA NIM: 41810002

This research under guidance:

Dr. phil Dadang Kurnia., M.Sc

This study is intended to describe in depth about the activities of Communication ini ritual funeral ceremony of tionghoa ethnic at Sukabumi. In order to to describe this research problem is divided into several micro sub- problem. The micro are is the communicative situation, communicative events, and communicative action in a funeral ceremony of tionghoa ethnic.

The method used in this study is qualitative method with the tradition of ethnography of communications, raised the subtantive theory of symbolic interaction. Reserach subjects are people who follow the funeral ceremony, as much as 5 (five) people consisting of 3 (three) informants and 2 (two) key informants obtained through purposive sampling technique. Data collection techniques through in-depth interviews, non participants observations, library research, documentations, and internet searching. Techniques test authenticity of data by way of perseverance observation, triangulation, reference adequacy, and member checks.

The result of this study, the communicative situation contained in the funeral ceremony of tionghoa ethnic this is sacred, the place that this funeral held at funeral home. Communicative event in funeral ceremony of tionghoa ethnic, is the ceremony that contained rituals and held every family member pass away and related to faith and myths that aims for provide peace to people who pass away. Communicative actions in this funeral ceremony, contained command, praise, and nonverbal forms contained in the motion, clothes, and items used.

Conclusion of the research is that the activity of communication in funeral ceremony of tionghoa ethnic is ritual that held from ancestor, and every rituals have meaning and unique activities the same as well.

(38)

1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Kematian merupakan suatu hal yang pasti dialami oleh semua orang,

tanpa terkecuali. Dalam menghadapi kematian seseorang tidaklah dapat

mengetahui kapan kematian akan datang padanya. Untuk menghormati

kematian seseorang tentunya ada ritual yang harus dijalankan, biasanya ritual

itu berdasarkan kepercayaan yang dianut oleh masing-masing orang.

Upacara kematian, merupakan salah satu dari tradisi yang sampai saat

ini masih sering dijalankan oleh etnis tionghoa. Etnis tionghoa yang mayoritas

beragama Budha menganggap bahwa kematian bukanlah akhir dari segalanya,

namun kematian berarti putusnya seluruh ikatan yang mengikat kita terhadap

keberadaan kita yang sekarang. Sesungguhnya kematian tidak dapat

dipisahkan dari kelahiran, dan juga sebaliknya dimana setiap yang mengalami

kelahiran juga akan mengalami kematian.

Upacara kematian rutin dilaksanakan oleh etnis tionghoa, setiap ada salah

satu anggota keluarga mereka yang meninggal tak pernah mereka

meninggalkan tradisi ini. Dalam upacara kematian ini, jenazah akan di bawa

ke rumah duka baik dari rumah sakit maupun rumah tempat tinggal jenazah,

dan ditempatkan dalam peti yang tertutup dan bisa dibuka jika ada sanak

(39)

jenazah dalam ukuran besar, lilin, dan bunga. Waktu disemayamkan di rumah

duka, biasanya berlangsung selama 3 hari sampai dengan 1 minggu. Anggota

keluarga juga diharuskan menjaga jenazah semalaman selama jenazah berada

dirumah duka.

Dalam upacara kematian ini, bisa di sebut Tyuet Suah dalam bahasa

tionghoa terjadi serangkaian ritual yang cukup panjang dari mulai dibawa

kerumah duka sampai dengan dikebumikan. Dalam serangkaian ritual itu

terdapat aktivitas komunikasi yang dilakukan, sehingga erta kaitannya dengan

studi etnografi. Etnografi merupakan kajian khusus yang membahas tentang

kebudyaan atau sistem kepercayaan disuatu daerah.

Peneliti memilih untuk meneliti ritual upacara kematian pada etnis

tionghoa karena dalam ritual ini terdapat serangkaian tata cara yang berbeda

dengan upacara kematian yang selama ini peneliti tahu, selain itu ritual ini

sangat erat kaitannya dengan kepercayaan yang berlaku bagi etnis tionghoa.

Inti dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

aktivitas komunikasi yang terdapat dalam serangkaian ritual-ritual yang

dijalankan, sehingga peneliti dapat menjelaskan setiap detail dari tradisinya

melalu penelitian ini, karena menurut peneliti ritual upacara kematian etnis

tionghoa ini memiliki keunikan tersendiri dari ritual yang dilaksanakan yang

(40)

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti mengambil rumusan masalah

yang dibagi ke dalam dua bagian, yaitu: pertanyaan makro dan pertanyaan

mikro.

1. Rumusan Masalah Makro

“Bagaimana aktivitas komunikasi pada ritual upacara kematian etnis

Tionghoa di Kota Sukabumi?”

2. Rumusan Masalah Mikro

a. Bagamana Situasi Komunikatif pada ritual upacara kematian etnis Tionghoa di kota Sukabumi?

b. Bagaimana Peristiwa Komunikatif pada ritual upacara kematian etnis Tionghoa di kota sukabumi?

c. Bagaimana Tindakan Komunikatif pada ritual upacara kematian etnis Tionghoa di kota Sukabumi?

2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif,

dengan studi etnografi komunikasi, teori subtantif yang diangkat yaitu

interaksi simbolik, dimana utnuk menganalisis aktivitas komunikasi dalam

(41)

Tradisi etnografi komunikasi dalam penjelasannya, memandang

perilaku komunikasi sebagai perilaku yang lahir dari interaksi tiga

keterampilan yang dimiliki setiap individu sebagai makhluk sosial. Ketiga

keterampilan itu terdiri dari keterampilan linguistic, keterampilan interaksi,

dan keterampilan budaya. (kuswarno, 2008:18)

Dengan demikian tradisi etnografi komunikasi membutuhkan alat atau

metode penelitian yang bersifat kualitatif untuk mengasumsikan bahwa

perilaku dan makna yang dianut sekelompok manusia hanya dapat dipahami

melalui analisis atas lingkungan alamiah (natural setting) mereka.

3. Pembahasan

Ritual upacara kematian etnis Tionghoa ini, merupakan suatu ritual

yang sakral dan berkaitan dengan kepercayaan yang mereka miliki. Ritual

upacara kematian ini selalu diadakan setiap ada anggota keluarga yang

meninggal dunia. Dilaksanakan ritual upacara kematian ini, sebagai pentuk

penghormatan kepada orang yang meninggal dunia. Dalam setiap tahapan

ritual yang dilaksanakan memiliki makna yang besar bagi etnis tionghoa.

Ketika manusia berkomunikasi, kebanyakan orang hanya mengetahui

bahwa bentuk komunikasi itu berbentuk kata-kata yang diucapkan dengan

(42)

Upacara Kematian Etnis Tionghoa di Kota Sukabumi.

Dalam kajian ilmu komunikasi, yang semakin hari semakin kaya

kajian komunikasinya. Dalam ranah keilmuan, ilmu komunikasi tidak hanya

mengkaji bentuk interaksi dengan sesama saja, tetapi komunikasi juga

mempelajari interkasi dengan tuhan atau leluhurnya yang terwujud dalam

bentuk simbol-simbol yang mempunyai arti khusus dan dalam bagi mereka

yang ada dalam lingkup budaya tersebut.

Situasi yang terjadi ketika peneliti melakukan penelitian pada ritual

upacara kematian etnis tionghoa ini, yaitu: situasi komunikatif yang ada saat

peneliti melakukan observasi penelitian ke tempat diadakan ritual ini, situasi

komunikatif yang ada dalam ritual upacara kematian etnis tionghoa ini,

tercermin pada tempat diadakannya ritual upacara kematian ini, dimana

tempat diadakannya selalu diadakan dirumah duka. Untuk situasi komunikatif

berikutnya dalam ritual upacara kematian ini, peneliti dapat melihat bahwa

ruangan tempat diadakannya ritual ini disusun sedemikian rupa. Agar orang

ynag datang dapat memberikan penghormatan terakhir kepada orang yang

meninggal dunia, maka meja persembahyangan diletakan didepan peti

jenazah, selain itu peletakan meja persembahyangan didepan peti jenazah juga

dimaksudkan untuk memberikan sajian kepada orang yang meninggal dunia

(43)

Dalam ritual upacara kematian etnis Tionghoa juga terdapat peristiwa

komunikatif, yang peneliti bagi menjadi delapan (8) komponen untuk dapat

menjabarkan keseluruhan dari ritual upacara kematian ini, kedelapan

komponen tersebut adalah: Setting, Participants, Ends, Act Sequence, Keys,

Instrumentalities, Norms of Interaction, dan Genre.

Dalam penelitian ini, setting masuk kedalam berapa lama waktu

diadakannya ritual upacara kematian ini, dan hasil penelitiannya bahwa ritual

upacara kematian ini adakan selama 3 hari sampai dengan 1 minggu lamanya.

Untuk participants adalah orang-orang yang mengikuti ritual upacara

kematian ini hanya anggota keluarga saja. Sedangkan ends, berkaitan dengan

tujuan dari dari diadakan ritual upacara kematian, tujuan dari diadakan ritual

upacara kematian ini adalah sebagai bentuk penghormatan kepada orang yang

meninggal dunia dan pemberian bekal bagi orang yang meninggal dunia untuk

kehidupan selanjutnya. Dan act sequence, merupakan tahapan ritual upacara

kematian dari awal hingga akhir, dimana pada awalnya jenazah akan tiba

dirumah duka dan dimandikan, lalu setelah itu jenazah akan dipakaiakan

pakaian yang bagus untuk dimasukan kedalam peti jenazah, lalu ada thapan

tutup peti dimana pada tahapan ini keluarga akan memasukan barang-barang

yang memang selama hidupnya digunakan oleh jenazah, dan ada tahapan

malam kembang, yaitu malam sebelum jenazah esok harinya akan dikremasi

(44)

mengantarkan jenazah ke alam selanjutnya. Dan intrumentalities adalah

bentuk pesan, bentuk pesan yang ada dalam ritual upacara kematian ini adalah

bahasa indonesia dan bahasa china. Norm of interaction, adalah hal-hal yang

berkaitan dengan norma yang berlkau selama ritual upacara kematian ini

berlangsung, yaitu tidak boleh menggunakan baju berwarna merah untuk

mengormati orang yang meninggal dunia, dan yang terakhir komponen dari

peristiwa komunikatif adalah genre atau tipe peristiwa dari ritual upacara

kematian ini, tipe peristiwanya adalah suatu ritual yang sakral yang sangat

erat kaitannya dengan kepercayaan yang mereka miliki dan diturunkan dari

leuhurnya.

Peristiwa komunikatif yang ada dalam ritual upacara kematian etnis

tionghoa ini, memiliki makna yang sangat dalam dalm terus dilakukan dan

menjadi sebuah budaya. Seperti yang dikatakan Blummer dalam buku

Kuswarni, terdapat premis dalam interaksi simbolik yaitu:” Manusia betindak

terhadap sesuatu berdasarkan makna-makna yang ada pada sesuatu pada

mereka”. Dan hal tersebut menjadi dasar dilakukannya ritual ini.

Dalam aktivitas komunikasi juga, terdapat tindakan komunikatif yang

peneliti bagi menjadi dua bagian yaitu: tindakan komunikatif verbal dan

tindakan komunikatif nonverbal yang terdapat dalam ritual upacara kematian

(45)

perintah. Pujian pada ritual upacara kematian ini, diucapkan saat tahapan

malam kembang berlangsung dan perintah saat tahapan tutup peti dimana

kelurga diperintahkan utnuk memasukan barang-barang yang digunakan

jenazah selama hidupanya.

Untuk tindakan nonverbal, dalam ritual upacara kematian ini tercermin

dalam gerakan, busana yang digunakan, dan barang-barang yang digunakan.

Busana yang digunakan haruslah berwarna putih untuk melambangkan

kesedihan dan duka cita bagi keluarga karena ada anggota keluarganya yang

meninggal dunia, sedangkan untuk barang-barang yang digunakan,

masing-masing memiliki makna yang dalam bagi etnis tionghoa, setiap barang yang

digunakan sangat berkaitan denga kehidupan orang yang meninggal dunia

dikehidupan selanjutnya, sehingga setiap barang-barang itu harus ada agar

dapa memberikan ketengan bagi orang yang meninggal dunia.

4. Kesimpulan

1. Situasi komunikatif, yang ada dalam ritual upacara kematian etnis Tionghoa ini selalu diadakan dirumah duka, dan peletakan meja

persembahyang didepan peti jenazah sebagai bentuk sajian kepada

yang meningga dunia, sehingga tata letaknya sangat diperhatikan.

2. Peritiwa Komunikatif, ritual upacara kematian ini, merupakan salah satu ritual yang biasa dijalankan etnis tionghoa yang diturunkan dari

leluhurnya dan berdasarkan kepada kepercayaan yang dimiliki oleh

(46)

selanjutnya. Dalam tiap ritual yang dilaksanakan memiliki makna

yang penting, dan bertujuan untuk melepas orang yang meninggal

dunia ke kehidupan selanjutnya dengan doa yang ada pada ritual

upacara kematian ini. Ritual ini, biasa dijalankan selama tiga hari dan

paling lama satu minggu.

3. Tindakan Komunikatif

Tindakan Komunikatif dalam ritual upacara kematian ini,

berbentuk nonverbal dan verbal. Bentuk tindakan verbal terdapat pada

pujian-pujian yang diucapkan dan bentuk perintah yang harus

dilaksanakan. Sedangkan, dalam bentuk nonverbal terdapat dalam

gerakan, benda, dan busana yang digunakan dalam menjalankan ritual

upacara kematian ini. Setiap gerakan, benda, dan busana yang

digunakan memiliki makna tersendiri bagi etnis tionghoa, dan

makna-makna yang terdapat didalamnya masih sangat dipercayai hingga saat

(47)

Daftar Pustaka

Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Raja Grafindo Persada,

Jakarta

Creswell, John W. 1998. Qualitative Inquiry & Research Design Among Five Traditions. California: Sage Publications Inc.

Effendy, Onong Uchjana. 2009. Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Kuswarno, Engkus 2011. Metode penelitian Komunikasi Etnografi Komunikasi. Bandung: Widya Padjadjaran.

Kuswarno, Engkus. 2008. Etnografi Komunikasi. Suatu Pengantar Dan Contoh

Penelitiannya. Widya Padjajaran, Bandung

Littlejhon, 2009. Teori Komunikasi “ Theories of Human Communication” , Salemba Humanika, Jakarta

Liliwei, Alo. 1994. Komunikasi Verbal dan Non Verbal. Bandung: PT Citra Aditya

Bakti.

___________. 2011. Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Meleong, Lexy.2007. Metode Penelitian Kualitatif . PT Rosdakarya,

Bandung

Morissan. 2013. Teori Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia

Mulyana, Deddy.2003. Komunikasi Antar Budaya, PT. Remaja Rosdakarya,

Bandung

Mulyana, Deddy.2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya.

(48)

Bandung

Penelusuran Online:

http://ghostofficial.blogspot.com/2011/11/pelaksanaan-pemakaman-tionghoa-secara.html Diakses 5 Maret 2014, pukul 22.24 WIB.

http://www.buddhanet.net/e-learning/history/funeral1.htm di akses 18 Maret 2014,

pukul 18.45 WIB.

http://www.sfcca.sg/en/node/62 di akses 23 Maret, pukul 16.40 WIB.

http://titinsetya.wordpress.com/2011/12/07/komunikasi-antar-budaya/ di akses 12

April 2014, pukul 21:45 WIB.

http://traditionscustoms.com/death-rites/chinese-funeral di akses 13 April 2014, pukul

17.05 WIB.

http://adiprakosa.blogspot.com/2008/10/komunikasi-verbal-dan-non verbal.html di

akses 13 April 2014, pukul 11:33 WIB.

http://thefuneralsource.org/hi0201.html di akses Senin 17 Maret 2014, pukul 06.00

(49)

Skripsi:

Marcelyna. 2013. Aktivitas Komunikasi Dalam Upacara Pernikahan Adat Toba

(Studi Etnografi Komunikasi Mengenai Aktivitas Komunikasi Dalam Pernikahan

Adat Batak Toba)

Al Mushowwir. 2013. Komunikasi Ritual Adat Sebam Masyarakat Baduy Luar (Studi

Etnografi Komunikasi Ritual adat Sebam Masyarakat Baduy Luar Desa Kanekes

Kecamatan Leuwi Damar Kabupaten Leuwi Damar Kabupaten Lebak Provinsi

Banten)

Septian Restu Unggara. 2013. Aktivitas Komunikasi Ritual Dalam Upacara Hajat

Sasih Kampung Naga Tasikmalaya (Studi Etnografi Komunikasi mengenai Aktivitas

Gambar

Gambar 3.1
Tabel 3.1
Tabel 3.3

Referensi

Dokumen terkait

Selepas menerima dosier dan yuran permohonan untuk mendaftarkan vaksin, pegawai Unit Kawalan Biologik dan Drug Veterinar yang bertanggungjawab akan menjalankan penilaian

[r]

Dengan ini diumumkan bahwa berdasarkan Ketetapan Panitia Pengadaan Barang/Jasa di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama Prov. LANGGENG

Anggota DVS hendaklah memberi pengenalan dan mendaftar semua premis yang digunakan untuk perladangan, penternakan, pengendalian, pemprosesan dan penyimpanan haiwan, hasil

Untuk yang akan menuju ke dalam kota Semarang, dapat menggunakan BRT, sedangkan untuk masyarakat yang melewati daerah pinggiran kota, baik menuju ke arah Demak begitu juga

Kegiatan argumentasi dapat melibatkan peserta didik dalam memberikan bukti, data dan teori yang valid terhadap permasalahan yang ditemui, dan secara tidak langsung mahasiswa

Dalam hal tersebut, Perusahaan mempertimbangkan, berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada jangka waktu hubungan dengan pelanggan

Dengan membawa data – data perusahaan sebagaimana yang tercantum dalam lampiran surat ini sehingga anggota pokja dapat melakukan pembuktian sebagaimana perihal tersebut di