• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemasaran dan Evaluasi Produk Oriza (Pemulen Nasi) menggunakan Metode Quality Function Deployment

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemasaran dan Evaluasi Produk Oriza (Pemulen Nasi) menggunakan Metode Quality Function Deployment"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

PEMASARAN DAN EVALUASI PRODUK ORIZA

(PEMULEN NASI) MENGGUNAKAN METODE

QUALITY

FUNCTION DEPLOYMENT

KARDINAH

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pemasaran dan evaluasi produk Oriza (pemulen nasi) menggunakan metode Quality Function Deployment

adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Januari 2015

Kardinah

(4)
(5)
(6)
(7)

ABSTRAK

KARDINAH.Pemasaran dan Evaluasi Produk Oriza (Pemulen Nasi) menggunakan Metode Quality Function Deployment. Dibimbing oleh HARTRISARI HARDJOMIDJOJO.

Pemasaran produk dilakukan untuk memenuhi kebutuhan individu atau kelompok, dari proses tersebut perusahaan akan mendapatkan timbal balik. Sedangkan evaluasi produk penting dilakukan untuk mengetahui apakah produk sudah sesuai dengan kebutuhan konsumen. Tujuan dari penelitian ini untuk menentukan pasar produk Oriza dan mengevaluasi produk dengan menggunakan metode QFD (Quality Function Deployment). Hasil penelitian menunjukan bahwa produk Oriza berpotensi untuk dikembangkan sebagai solusi untuk meningkatkan citarasa nasi merah. Hal tersebut didukung oleh hasil wawancara yaitu terdapat 74% responden yang minat terhadap produk yang dapat meningkatkan citarasa nasi merah. Adapun segmentasi pasar produk Oriza ditentukan dari faktor psikografis, yaitu konsumen nasi merah yang menginginkan citarasa nasi merah lebih baik lagi. Evaluasi produk dengan metode QFD (Quality Function Deployment) menunjukan hasil bahwa diperlukan adanya perbaikan atribut rasa nasi lebih lezat, desain kemasan yang menarik, serta ulasan produk dalam artikel kesehatan. Untuk memperbaiki tiga atribut tersebut maka perlu ditingkatkan kinerja teknis seleksi bahan baku, formulasi produk, desain kemasan, perhitungan harga pokok produksi, dan pengenalan produk. Masukan serta saran responden dari hasil evaluasi tersebut kemudian menjadi acuan untuk perbaikan rancangan produk.

Kata kunci: pemasaran, QFD, Oriza, pemulen nasi merah.

ABSTRACT

KARDINAH. Marketing and Evaluation of Oriza Product using QFD Method (a Fluffier Rice). Supervised by HARTRISARI HARDJOMIDJOJO.

(8)

review product in the healty articles. To fix those attribute, it needs to be improved further technical performance of the raw materials selection, the products formulation, the package's design, the calculation of cost of goods sold, and the product promotion. All of the criticism and suggestions from respondents would be a reference for the product improvements.

(9)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian

pada

Departemen Teknologi Industri Pertanian

PEMASARAN DAN EVALUASI PRODUK ORIZA

(PEMULEN NASI) MENGGUNAKAN METODE

QUALITY

FUNCTION DEPLOYMENT

KARDINAH

DEPERTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULATAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(10)
(11)

Judul Skripsi : Pemasaran dan Evaluasi Produk Oriza (Pemulen Nasi) menggunakan Metode Quality Function Deployment

Nama : Kardinah NIM : F34100124

Disetujui oleh

Dr Ir Hartrisari Hardjomidjojo, DEA Pembimbing

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Nastiti Siswi Indrasti Ketua Departemen

(12)
(13)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari - Juni 2014 ini ialah Pemasaran dan Evaluasi Produk Oriza (Pemulen Nasi) menggunakan Metode

Quality Function Deployment.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr Ir Hartrisari Hardjomidjojo, DEA selaku pembimbing, Bapak Dr. Eng. Tufik Djatna STP, MSi. dan Bapak Prof. Dr. Ono Suparno, STP, MT. selaku dosen penguji, Bapak Ir Sutrisno Koswara, MSi selaku pemilik hak cipta produk Oriza, Bapak Dr. Ir. Aji Hermawan, MM dan Ibu Dr Ir Titi Candra Sunarti, MSi yang telah banyak memberi saran. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Recognation and Mentoring Program

(RAMP) IPB sebagai pihak yang mendanai penelitian ini serta Rayza Pranadipa sebagai mitra penelitian. Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada orang tua serta keluarga atas segala doa dan dukungannya. Tidak lupa ungkapan terima kasih kepada teman- teman satu dosen bimbingan (Anisa HA, Devi UP, Hadiwijoyo), sahabat (Hanisa P, Brilliant M, Khairunnisa, Suci EA, Yati HH, Riantika P, Elok P, Ginanjar UP, Wahyu W, Fitrian RH, M Auwalin R, Feri J, Aini), mahasiswa TIN angkatan 47 khususnya P4, dan responden yang selalu membantu dan memberikan semangat selama penelitian.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Januari 2015

(14)
(15)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

ABSTRAK i

ABSTRACT i

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

Ruang Lingkup Penelitian 2

METODE 2

Pengumpulan Data 2

Prosedur Analisis Data 4

HASIL DAN PEMBAHASAN 6

Produk Pemulen Nasi Oriza 6

Peluang Pasar Produk Oriza 7

Segmentasi Pasar 10

Evaluasi Produk 12

Perbaikan rancangan produk 22

Pemasaran Produk 25

SIMPULAN DAN SARAN 26

Simpulan 26

Saran 26

DAFTAR PUSTAKA 27

LAMPIRAN 28

(16)

DAFTAR TABEL

1 Rekapitulasi identitas responden wawancara I 8

2 Rekapitulasi jawaban pertanyaan umum 9

3 Rekapitulasi identitas responden potensial 10

4 Rekapitulasi jawaban pertanyaan umum dari responden potensial 11

5 Harapan konsumen terhadap kemasan produk 15

6 Matriks demand quality 18

7 Hasil rekapitulasi bobot atribut dan nilai produk 19

8 Kegiatan teknis pembuatan produk Oriza 20

9 Hasil rekapitulasi penilaian produk dan target 21

DAFTAR GAMBAR

1 Diagram alir penelitian 3

2 Matriks rumah kualitas 4

3 Rumusan hipotesis potensi pasar produk Oriza 7

4 Permasalahan responden mengenasi nasi merah 14

5 Saluran distribusi produk Oriza 16

6 Sumber informasi kesehatan yang didapatkan konsumen 16 7 Harga yang disarankan konsumen untuk produk Oriza 17

8 Rancangan rumah kualitas 23

9 Desain awal kemasan Oriza 24

10 Perbaikan desain kemasan Oriza 25

DAFTAR LAMPIRAN

Form wawancara I 28

Perhitungan biaya pokok produksi 30

(17)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Beras merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia. Hal ini terlihat dari tingginya konsumsi rata-rata masyarakat Indonesia per kapita per tahun pada komoditi beras, yaitu 87.235 kg. Jumlah konsumsi rata- rata tersebut jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan komoditas panganan pokok lainnya, antara lain ketela pohon 3.598 kg, dan jagung basah berkulit 0.574 kg (Deptan 2013).

Beras berdasarkan warnanya dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu beras putih (Oryza sativa), beras merah (Oriza nivara), dan beras hitam (Oriza sativa L. Indica) (Setyoharini 2012). Nasi yang umumnya dikonsumsi masyarakat Indonesia adalah nasi dari beras putih, namun sejak beberapa tahun terakhir ini konsumsi nasi merah mulai populer dan menjadi bagian dari pola hidup sehat. Jika dibandingkan dengan beras putih, beras merah mengandung lebih banyak serat yakni sebesar 349%, vitamin E 203%, vitamin B6 185%, dan magnesium 219% (Subroto 2008).

Beras merah tidak mengalami proses penggilingan atau pengelupasan kulit seutuhnya, sehingga masih terselimuti oleh kulit ari yang tinggi nutrisi dan serat. Lapisan kulit ari (aleuron) yang menyelimuti biji beras tidak hanya mempengaruhi kandungan nutrisi beras merah, tapi juga membuat tekstur nasi yang dihasilkan menjadi lebih pera, padat, dan kering. Tekstur nasi merah seperti itu relatif tidak disukai oleh sebagian masyarakat, terutama masyarakat yang sudah terbiasa dengan rasa dan tekstur nasi putih. Menti (2011) juga menyatakan bahwa kesukaan masyarakat terhadap nasi dipengaruhi oleh faktor tingkat kepulenan, kemekaran, warna, rasa, dan aroma nasi

Di sisi lain, IPB memiliki produk inovasi yang dapat meningkatkan citarasa nasi, yaitu pemulen nasi Oriza. Produk ini merupakan inovasi dari Bapak Ir. Sutrisno Kuswara, MSi. Pemulen nasi Oriza berbentuk tepung, diaplikasikan dengan cara dicampurkan kedalam beras yang akan dimasak. Nasi yang dihasilkan akan menjadi lebih pulen, beraroma pandan, dan bertambah nilai gizinya. Produk Oriza sudah dipatenkan oleh Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 2002 dengan nomor paten S00200200006 (Sutejo dan Kuswara 2002), namun belum dikomersialkan secara luas.

(18)

2

menentukan pasar yang tepat bagi produk Oriza dan mengevaluasi fitur produk agar sesuai dengan kebutuhan konsumen.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini untuk menentukan potensi pasar produk Oriza dan mengevaluasi produk dengan menggunakan metode QFD (Quality Function Deployment).

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menjembatani produk inovasi dosen (pemulen nasi) dengan pasar atau masyarakat. Masyarakat yang dimaksud adalah masyarakat yang membutuhkan pemulen nasi.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini memiliki ruang lingkup dan dibatasi pada hal- hal berikut ini: 1 Responden yang dipilih menggunakan purposive sampling dengan kriteria

orang yang mengonsumsi nasi merah secara rutin atau pernah mengonsumsi nasi merah secara rutin tidak lebih dari setahun lalu. Responden tersebut berlokasi di kota Bogor, Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

2 Evaluasi produk menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD) yang fokus membahas produk pemulen nasi Oriza, tanpa membandingkannya dengan produk pesaing.

3 Produk yang dibahas merupakan produk yang telah ada formulasinya sehingga perancangan produk sebatas ide mengenai bentuk fisik atau prototipe produk yang layak dikomersialkan.

METODE

Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data dilakukan pada 1 Februari – 6 Juni 2014. Data yang digunakan dalam penelitian ini data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan dengan cara wawancara (terstruktur dan semi terstruktur) kepada sejumlah responden. Penelitian ini menggunakan metode wawancara agar peneliti dapat mengidentifikasi secara mendalam keinginan konsumen mengenai karakter produk yang diinginkan. Teknik wawancara dapat digunakan apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dengan jumlah responden yang sedikit/kecil (Sugiyono 2007). Sementara itu data sekunder didapatkan dari tinjauan pustaka.

(19)

3

populasi konsumen nasi merah. Purposive sampling merupakan metode pengambilan sampel non probabilitas (non probability method) dengan pertimbangan tertentu yang sumber datanya merupakan orang ahli atau berpengalaman di bidangnya. Teknik ini cocok untuk penelitian kualitatif (Sugiyono 2007). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang dikuantitatifkan, khususnya pada pengolahan QFD. Responden yang digunakan dalam penelitian ini sejumlah 50 orang. Jumlah tersebut dipilih karena menurut Blank dan Dorf (2012), untuk startup produk baru dapat dimulai dengan menggali masalah dari 50 konsumen potensial. Apabila dari 50 orang ada sejumlah responden yang tidak potensial maka dicari penggantinya sehingga genap menjadi 50 responden. Responden yang potensial ini akan menjadi responden tetap, yaitu responden yang juga akan diwawancara untuk voice of the customer dan wawancara evaluasi produk. Secara umum, tahapan pengerjaan penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

Selesai

perbaikan rancangan produk Mulai

Identifikasi produk

Mencari peluang pasar

Menentukan segmentasi konsumen

Pegumpulan voice of the customer

Menyusun matriks rumah kualitas

Perencanaan penjualan

Penentuan harga jual Ok

Belum sesuai Evaluasi QFD

(20)

4

Prosedur Analisis Data

Penyusunan matriks rumah kualitas

Analisis Quality Function Deployment direpresentasikan dalam matriks rumah kualitas. Matriks rumah kualitas menggambarkan hubungan antar keinginan konsumen (demand quality) dengan kegiatan teknis (technic quality). Atribut harapan konsumen dikembangkan berdasarkan hasil voice of customer, sedangkan kegiatan teknis disusun berdasarkan hasil diskusi dengan pihak internal perusahaan. Gambar matriks rumah kualitas dapat dilihat pada Gambar 2. Kolom sebelah kiri menggambarkan atribut mutu produk yang diharapkan konsumen (what), sedangkan kolom bagian atas merupakan atribut teknis yang berhubungan dengan kinerja perusahaan (how), kolom bagian kanan merupakan kolom perencanaan (planning matrix/ why), bagian atap rumah menunjukan korelasi teknis (trade off/ roof), dan kolom pengukuran kinerja teknik (technical requirement) pada bagian dasar.

Langkah- langkah dalam menyusun rumah kualitas menurut Marimin (2004): 1. Mendengarkan suara konsumen untuk menentukan harapan pelanggan.

2. Membuat karakteristik proses yang ada dalam perusahaan.

3. Menentukan hubungan keterkaitan antara atribut dengan karakteristik proses dengan nilai yang sudah ditetapkan.

4. Menentukan kepuasan konsumen dan juga perbandingan kinerja perusahaan. Untuk kepuasan konsumen dengan perhitungan sebagai berikut:

Perhitungan total nilai:

(N1x1) + (N2x2) + (N3x3) + (N4x4) + (N5x5) Keterangan:

N1 = jumlah responden dengan jawaban “sangat tidak memuaskan” N2 = jumlah responden dengan jawaban “tidak memuaskan”

N3 = jumlah responden dengan jawaban “cukup”

CORRELATION

(21)

5

N4 = jumlah responden dengan jawaban “memuaskan” N5 = jumlah responden dengan jawaban “sangat memuaskan”

Total nilai yang diperoleh kemudian dibagi dengan jumlah interval kelas dan diperoleh nilai indeks.

5. Menentukan trade roof atau keterkaitan antara karakteristik proses yang satu dengan yang lainnya. Hubungan ini dapat dinyatakan dengan hubungan kuat positif (++) apabila salah satu karakteristik proses naik maka akan berdampak kuat pada kenaikan proses yang berkaitan tersebut. Hubungan kuat (+) pengaruhnya akan sama dengan hubungan kuat positif hanya saja dampak yang dihasilkan tidak sekuat hubungan kuat positif. Hubungan negatif (-) apabila hubungan berjalan tidak searah. Hal ini terjadi apabila suatu karakteristik mengalami penurunan tapi karakteristik lainnya akan mengalami kenaikan. Hubungan kuat negatif (--) apabila dampak yang dihasilkan lebih kuat dari hubungan negatif.

6. Menentukan tingkat kepentingan dan nilai relatif. Nilai tingkat kepentingan karakteristik proses ke-Y = (bobot konversi tiap atribut x karakteristik proses ke-Y).

Analisis kuantitatif

Pada kolom bagian kanan dan bawah matriks rumah kualitas dibutuhkan analisis kuantitatif untuk mengatui atribut kritis yang harus dikembangkan. Perhitungan dilakukan dengan formula sebagai berikut:

ab = Absolute weight demand quality

rw = Relative weight demand quality

at = Absolute weight technic quality

(22)

6

HASIL DAN PEMBAHASAN

Produk Pemulen Nasi Oriza

Pemulen nasi Oriza merupakan produk berbentuk tepung yang digunakan dengan cara mencampurkannya dengan beras saat memasak nasi. Nasi yang dihasilkan akan mendapat tambahan citarasa yaitu menjadi lebih pulen, beraroma pandan, dan menambah zat gizi (kalsium) pada nasi. Produk ini merupakan inovasi Dosen Ilmu dan Teknologi Pangan, Bapak Ir. Sutrisno Koswara, MSi. Produk ini juga terdaftar dalam paten Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 2002 dengan nomor paten S00200200006 (Sutejo dan Kuswara 2002). Penambahan produk Oriza dalam beras yang dimasak tidak akan mengubah rasa asli dari nasi, sehingga dapat diterima masyarakat. Bahkan untuk aroma, akan meningkat karena beras yang ditambah Oriza akan beraroma pandan yang lebih disukai masyarakat. Kenaikan harga akibat penggunaan produk Oriza masih terjangkau oleh masyarakat yang membutuhkannya (Kuswara 2006).

Tujuan awal dikembangkannya produk Oriza ini adalah untuk menghasilkan bahan suplemen yang dapat digunakan pada saat beras dimasak sehingga menghasilkan nasi dengan sifat pulen, wangi dan mengandung zat gizi dalam jumlah yang berarti untuk kesehatan konsumennya (Kuswara 2006). Zat gizi yang terkandung dalam produk Oriza adalah kalsium. Fortifikasi kalsium ini turut membantu program pemerintah untuk mengatasi kekurangan kalsium pada ibu dan anak. Produk Oriza ini dikemas dalam kemasan sachet, 10 g produk digunakan untuk dicampur dengan 1 L (800 kg) beras.

Komposisi produk Oriza adalah pati termodifikasi, essen pandan, kalsium, dan asam sitrat. Bahan dasar produk Oriza yang dapat meningkatkan kepulenan adalah pati. Pati tersusun dari dua macam karbohidrat, yaitu amilosa dan amilopektin. Molekul amilosa memiliki ukuran yang lebih kecil dengan stuktur tidak bercabang. Sementara amilopektin memiliki ukuran molekul yang lebih besar dengan struktur bercabang banyak dan membentuk double helix. Saat pati dipanaskan, beberapa double helix akan merenggang dan terelepas saat ikatan hidrogennya terputus. Semakin tinggi suhu yang diberikan maka akan semakin banyak ikatan yang terputus dan menyebabkan air masuk kedalam granula pati. Pada proses ini, molekul amilosa akan terlepas ke air, membuat granula pati menjadi lebih terbuka dan banyak menyerap air (Imaningsih 2012). Struktur amilosa yang larut dengan air cenderung memberikan sifat keras, sedangkan amilopektin memberikan sifat lengket/ pulen.

(23)

7

digunakan untuk membantu menghidrolisis pati pada beras. Kalsium yang ditambahkan dalam produk sebesar 1% dalam 10 g produk, sehingga dapat memenuhi 40% kebutuhan kalsium rata-rata per hari.

Peluang Pasar Produk Oriza

Produk Oriza memiliki hipotesis awal yakni bepeluang dikembangkan untuk konsumen yang memiliki gaya hidup sehat dengan mengonsumsi nasi merah, namun tidak menyukai sifat organoleptik dari nasi merah tersebut. Hipotesis ini didapatkan dari hasil analisis potensi dan permasalahan yang ada. Rumusan hipotesis tersebut dapat dilihat pada Gambar 3. Potensi yang dimaksud adalah fungsi produk oriza yaitu dapat meningkatkan citarasa nasi dengan cara meningkatkan kepulenan, menambah aroma pandan, dan dengan fortifikasi kalsium (Kuswara 2006). Menurut Menti (2011) kesukaan masyarakat terhadap nasi dipengaruhi oleh faktor tingkat kepulenan, kemekaran, warna, rasa, dan aroma nasi.

Sementara itu, permasalahan yang ada adalah citarasa nasi merah yang berbeda dengan nasi putih, sehingga masyarakat yang tidak terbiasa mengonsumsi nasi merah akan terkendala. Beras putih dari segi rasanya dapat dikatakan lebih enak dibandingkan beras merah karena beras merah cenderung tidak ada rasa atau hambar. Hal ini disebabkan karena beras merah tidak melalui proses penggilingan atau pengelupasan kulit seutuhnya sehingga masih ada lapisan kulit ari yang menyelimuti biji. Lapisan kulit ari atau aleuron tersebut kaya akan nutrisi dan serat yang khasiatnya dicari oleh konsumen, namun kulit ari tersebut memengaruhi tekstur dari nasi merah. Kulit ari membuat nasi merah menjadi lebih kasar dan kesat serta tidak pulen atau pera (Didi 2005). Hanya beberapa jenis beras merah lokal yang rasanya pulen dan beraroma (Gosehat 2013). Upaya yang dilakukan masyarakat untuk membiasakan diri mengonsumsi nasi merah adalah dengan cara mencampur beras merah dan beras putih saat memasak (Didi 2005). Produk Oriza dapat memulenkan nasi merah tanpa perlu memasak beras merah dengan campuran beras putih.

Produk Oriza dibutuhkan konsumen nasi merah Tekstur nasi merah

(Masalah)

Fungsi produk Oriza (Potensi)

(24)

8

Selanjutnya dilakukan survei untuk memastikan hipotesis, apakah produk pemulen nasi benar-benar dibutuhkan oleh konsumen nasi merah. Form wawancara I dapat dilihat pada Lampiran 1. Survei ini dilakukan dengan cara wawancara semi terstruktur kepada 50 orang responden. Responden dipilih menggunakan purposive sampling dengan kriteria orang yang rutin mengonsumsi nasi merah. Identitas 50 responden yang didapatkan sangat beragam, mulai dari usia 19 tahun hingga 74 tahun. Mayoritas responden yang didapatkan berjenis kelamin perempuan. Responden tersebut berdomisili di kota Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi. Responden yang didapatkan memiliki profesi mahasiswa, karyawan (karyawan negri dan karyawan swasta), dan ada pula yang tidak bekerja seperti ibu rumah tangga dan pensiunan. Hasil rekapitulasi identitas responden dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Rekapitulasi identitas responden wawancara I

Variabel Data Frekuensi Persentase

Usia 19- 30 25 50%

(25)

9

Tabel 2 Rekapitulasi jawaban pertanyaan umum

Variabel Data Frekuensi Persentase

Alasan mengonsumsi nasi merah

Minat terhadap produk oriza mengonsumsi nasi merah, serta minat terhadap produk pemulen nasi, Oriza, menjadi poin utama yang menunjukan ada tidaknya peluang pasar bagi produk Oriza. Pada pertanyaan wawancara nomor tiga, responden ditanya apakah selama mengonsumsi nasi merah terdapat kendala mulai dari saat membeli beras merah, proses memasaknya, maupun saat mengonsumsinya. Sebanyak 96% responden menjawab bahwa mereka mengalami kendala, dan 4% responden menyatakan sama sekali tidak ada kendala. Kendala atau masalah yang umumnya dialami responden adalah mereka sulit membiasakan diri dengan tektur dan rasa nasi merah yang tidak seenak nasi putih. Adanya permasalahan tersebut menjadi sinyal bahwa produk Oriza berpeluang menjadi solusi citarasa nasi merah.

(26)

10

responden yang menunjukan respon positif (berminat mencoba produk) maka dapat dipelajari lebih lanjut bagaimana karakter responden tersebut sebagai representatif konsumen produk di pasar.

Responden yang menunjukan minatnya terhadap produk Oriza bervariasi yaitu pria dan wanita usia dewasa hingga orang tua, dengan domisili di kota Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi. Profesi responden tersebut beragam mulai dari mahasiswa, karyawan, maupun yang tidak bekerja. Perlu dilakukan segmentasi pasar untuk menspesifikan konsumen yang dituju. Sebanyak 37 responden yang menunjukan minatnya terhadap produk Oriza (responden potensial) akan menjadi responden tetap untuk tahap penelitian selanjutnya, kemudian dicari kembali 13 responden dengan karakter serupa (memiliki kendala dalam mengonsumsi nasi merah serta minat terhadap produk Oriza) untuk menggenapi menjadi 50 responden potensial.

Segmentasi Pasar

Kotler dan Armstrong (2007) menyatakan bahwa segmentasi pasar adalah kegiatan membagi pasar yang besar dan heterogen menjadi segmen yang lebih kecil yang dapat dicapai secara lebih efisien dan efektif dengan produk dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan unik mereka. Kotler dan Armstrong mensegmentasikan pasar kedalam empat karakteristik konsumen, yaitu geografis, demografis, psikografis, dan prilaku. Dalam penelitian ini, segmentasi pasar ditentukan dengan mengidentifikasi karakter responden kemudian menyamakan hasilnya dengan teori segmentasi pasar. Identifikasi karakter responden dilakukan dengan cara wawancara kepada 50 responden potensial. Form wawancara I dapat dilihat di Lampiran 1, dengan fokus pertanyaan pada identitas responden dan pertanyaan umum nomor satu hingga lima. Hasil rekapitulasi identitas responden potensial dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Rekapitulasi identitas responden potensial

Variabel Data Frekuensi Persentase

(27)

11

Variabel Data Frekuensi Persentase

Profesi Mahasiswa 25 50%

Karyawan 13 26%

Tidak bekerja 12 24%

Total 50 100%

Segmentasi demografis membagi kelompok berdasarkan variabel usia, jenis kelamin, ukuran keluarga, pendapatan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, generasi, dan kebangsaan (Kotler dan Armstrong 2007). Pada Tabel 3, dapat dilihat bahwa responden potensial produk Oriza yaitu pria dan wanita yang berusia dewasa hingga orang tua dengan profesi mahasiswa, karyawan, dan yang tidak bekerja (ibu rumah tangga dan pensiunan), dengan domisili di kota Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, Bekasi Untuk segmentasi demografis, data tersebut kurang spesifik, karena hasil pengelompokan konsumen masih sangat luas. Oleh karena itu identifikasi dilakukan juga pada pertanyaan umum untuk mendapatkan data segmentasi psikografis.

Tabel 4 Rekapitulasi jawaban pertanyaan umum dari responden potensial

Variabel Data Frekuensi Persentase

Alasan mengonsumsi

Minat terhadap produk Oriza

(28)

12

Segmentasi psikografis adalah pengelompokan konsumen berdasarkan kelas sosial, gaya hidup, atau karakteristik kepribadian. Produk yang dibeli seseorang dapat mencerminkan gaya hidupnya (Kotler dan Armstrong 2007). Oleh karena itu responden yang minat terhadap produk oriza dapat diidentifikasi gaya hidupnya untuk kemudian diketahui segmentasi psikografis dari konsumen nasi merah. Pengukuran gaya hidup dapat dilihat dari aktivitas, minat, dan opini (Kotler dan Armstrong 2007).

Aktivitas konsumen yang dimaksud adalah aktivitas yang berhubungan dengan konsumsi nasi merah, karena itu dapat diidentifikasi dari berapa lama konsumen mengonsumsi nasi merah dan intensitas konsumsi/ bulan. Berdasarkan hasil penelitian (Tabel 4), mayoritas responden yang minat terhadap produk Oriza adalah konsumen yang belum lama mengonsumsi nasi merah yaitu kurang dari tiga tahun. Selain mengonsumsi kurang dari tiga tahun, responden juga memiliki intensitas konsumsi yang tinggi, yaitu 41-60 kali per bulan atau setara dengan 10-14 kali tiap minggu. Kurun waktu tiga tahun dengan intensitas mengonsumsi nasi merah 10-14 kali seminggu membuat konsumen belum terbiasa dengan citarasa (tekstur, aroma, dan rasa) nasi merah, karena itu responden merespon positif adanya produk Oriza yang dapat memulenkan dan menambah aroma pandan pada nasi merah.

Minat konsumen dapat diidentifikasi dari pernyataan ada tidaknya kendala selama mengonsumsi nasi merah, dan bagaimana minat responden menanggapi Oriza sebagai solusi permasalahan yang ada. Berdasarkan hasil penilitian, semua responden memiliki kendala dalam mengonsumsi nasi merah. Para responden menyatakan bahwa mereka ingin mendapatkan manfaat nasi merah, namun terkendala karena citarasa nasi merah yang kurang enak.

Opini atau pikiran atau motivasi responden dalam mengonsumsi nasi merah adalah untuk hidup sehat. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 4 bahwa alasan orang mengonsumsi nasi merah adalah karena alasan kesehatan, baik karena diet karbohidrat, menjaga kesehatan karena mengidap diabetes, dan karena ingin memulai pola hidup sehat dengan memilih asupan makanan yang lebih kaya akan vitamin dan serat. Selain itu, sebagian besar responden adalah orang yang selektif dalam memilih makanan. Mereka memperhatikan dengan cermat komposisi makanan tersebut, nilai gizi, sertifikasi keamanan pangan, dan tanggal kadaluarsa produk. Ada pula yang selektif karena harus mengurangi asupan gula dan kolesterolnya.

Dengan demikian, segmentasi psikografis dari produk Oriza adalah orang-orang dengan gaya hidup sehat, selektif dalam memilih makanan, belum lama mengonsumsi nasi merah (kurang dari tiga tahun), kurang menyukai citarasa nasi merah dan menginginkan citarasa nasi merah yang lebih baik lagi. Segmentasi psikografis ini dapat mengelompokan konsumen secara lebih spesifik jika dibandingkan segmentasi demografis, karena itu produk Oriza menggunakan segmentasi psikografis dalam pengelompokan pasar.

Evaluasi Produk

(29)

13

(QFD). Representasi QFD digambarkan dalam Matriks House of Quality (HOQ), atau rumah kualitas. Rumah kualitas dapat menggambarkan hubungan antara keinginan konsumen dengan kegiatan teknis serta mengevaluasi pencapaian perusahaan (Marimin 2004). Matriks rumah kualitas tersusun atas keinginan konsumen (demand quality/ what) dan kegiatan teknis (how). Atribut keinginan konsumen disusun berdasarkan suara konsumen, sedangkan kegiatan teknis disusun berdasarkan hasil diskusi dengan pihak internal perusahaan.

Suara Konsumen (voice of the customer)

Dalam mendengarkan suara konsumen, informasi yang digali fokus kepada keinginan, kebutuhan, dan ekspektasi konsumen. Delapan kata kunci yang harus diselidiki dalam suara konsumen yaitu Performance (kinerja), Features (fitur),

Reliability (ketahanan uji), Conformance (kesesuaian), Durability (daya tahan),

Service ability (tingkat pelayanan), Aesthetics (estetika), Perceived quality (kualitas yang diterima) (Summer 2009). Dalam penelitian ini, delapan kata kunci tersebut disesuaikan dengan kebutuhan evaluasi produk Oriza sehingga terdapat lima kata kunci yang digunakan yaitu nilai produk, kemasan, saluran distribusi, pengenalan produk, dan kesesuaian harga.

Nilai produk merupakan representasi dari kata kunci Performance (kinerja),

Features (fitur), Reliability (ketahanan uji), dan Perceived quality (kualitas yang diterima). Kemasan merupan representasi dari Aesthetics (estetika), Perceived quality (kualitas yang diterima), Conformance (kesesuaian), Durability (daya tahan). Saluran distribusi dan cara pengenalan produk merupakan representasi dari

Service ability (tingkat pelayanan). Pengenalan produk merupakan representasi dari kata kunci Service ability (tingkat pelayanan) dan Aesthetics (estetika). Harga merupakan representasi dari Conformance (kesesuaian).

Pengumpulan suara konsumen dilakukan dengan cara wawancara semi terstruktur kepada 50 responden potensial. Dengan wawancara jenis ini, maka dapat ditemukan permasalahan secara lebih mendalam. Form wawancara dapat dilihat pada Lampiran 1, bagian suara konsumen, pertanyaan nomor enam sampai tiga belas. Jawaban yang dihasilkan akan sangat beragam, karena itu hasil wawancara dikategorisasi dan dipilih yang memungkinkan untuk direalisasikan. Berikut ini pembahasan dari hasil wawancara berdasarkan lima kata kunci pertanyaan.

a. Nilai produk

(30)

14

Cara yang biasa dilakukan konsumen untuk mengatasi masalah beras merah antara lain yaitu; mencampur beras merah dengan beras putih (27% jawaban), menambahkan air yang lebih banyak saat proses pemasakan (20% jawaban), merendam beras merah sebelum di masak (7% jawaban), memasak beras merah merah dengan daun pandan (5% jawaban), memilih lauk yang enak untuk teman makan nasi merah (14% jawaban), dan menambah bumbu saat memasak nasi merah (6% jawaban). Sebagian konsumen menjawab tidak melakukan apa-apa untuk mengatasi kekurangan beras merah (21% jawaban), walaupun mereka kurang menyukai rasanya. Cara-cara tersebut menunjukan bahwa belum ada produk pemulen nasi yang biasa digunakan konsumen sebelumnya.

Selanjutnya, ditanyakan mengenai kualitas produk seperti apa yang diharapan responden untuk produk pemulen nasi, Oriza. Sebagian besar konsumen menginginkan fungsi produk yang berkualitas tinggi sehingga dapat membuat nasi merah pulen dan memiliki rasa seperti nasi putih serta harum pandan (61% jawaban). Konsumen juga menginginkan adanya nilai plus lainnya dalam produk, seperti mengandung tambahan zat gizi (16% jawaban), serat dan protein (8% jawaban). Harapan konsumen lainnya mengenai kualitas produk yaitu harga yang murah, membuat nasi tidak mudah basi, rendah kalori, dan mudah digunakan. Masing-masing jawaban memiliki persentase yang kecil.

Informasi lain yang didapatkan dari hasil wawancara adalah, masyarakat yang mengonsumsi nasi merah pada umumnya mengurangi konsumsi gula. Mereka menyarankan agar produk pemulen nasi yang dihasilkan tidak merusak khasiat nasi merah, seperti tidak menambah kadar glukosa dalam nasi. Semua informasi harapan konsumen akan menjadi pertimbangan dalam perancangan produk.

b. Kemasan

Perancangan desain kemasan disesuaikan dengan harapan dan kebutuhan responden. Form wawancara dapat dilihat pada Lampiran 1. Berdasarkan hasil wawancara, sebanyak 64% responden menginginkan kemasan produk berupa

48%

(31)

15

sachet, 20% responden memilih kemasan botol, dan 16 % responden menyukai bentuk kemasan sachet dan juga botol.

Hasil dari wawancara menunjukan bahwa hal yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih produk bahan tambahan pangan adalah kualitas produk yang baik, rekomendasi dari banyak orang, serta harga yang terjangkau. Selain itu, terdapat beberapa hal penting yang perlu diperhatikan pada desain kemasan, agar mempengaruhi pertimbangan konsumen untuk memilih produk bahan tambahan pangan, seperti produk Oriza. Jawaban dari responden sangatlah bervariasi, oleh karena itu rekapitulasi jawaban responden dibuat kategori seperti yang ditunjukan pada Tabel 5. Keinginan konsumen dengan frekuensi tinggi akan diprioritaskan untuk direalisasikan dalam prototipe produk.

Tabel 5 Harapan konsumen terhadap kemasan produk

c. Saluran distribusi

Penjualan produk Oriza akan didistirbusikan di tempat penjualan yang mudah terjangkau oleh konsumen, karena itu responden ditanyai dimana sebaiknya tempat penjualan produk Oriza. Persentase hasil jawaban responden dapat dilihat pada Gambar 5. Jawaban responden dengan persentase tertinggi adalah pasar swalayan (67% jawaban). Responden yang menjawab pasar swalayan menyatakan bahwa di pasar swalayan mereka dapat bebas memilih- milih dan mengamati sebuah produk, termasuk membaca informasi kemasan pada produk baru, dengan demikian konsumen dapat mempertimbangkan dengan baik keputusan untuk membeli. Selajutnya jika pasar produk Oriza sudah berkembang luas, responden menyarankan agar produk dapat dijual di tempat-tempat yang lebih banyak lagi, seperti di pasar tradisional, tempat menjual beras merah, dan warung.

Keinginan konsumen Ragam Persentase

jawaban

Desain kemasan Desain menarik 10%

Kemasan praktis 6%

Merek yang meyakinkan 1%

Informasi produk Komposisi produk 16%

Cara penggunaan 11%

Informasi gizi 7%

Rendah Indeks Glikemik 7%

Tanggal kadaluarsa 6%

Keterangan produk 4%

Tanpa bahan pengawet 2%

Informasi produk 1%

Jaminan produk Sertifikasi BPOM 16%

Sertifikasi halal MUI 13%

(32)

16

d. Pengenalan produk

Bagi produk baru, pengenalan produk kepada konsumen sangatlah penting guna menginformasikan fungsi dan keunggulan produk. Untuk produk pemulen nasi Oriza, karena disegmentasikan kepada orang yang mengonsumsi nasi merah yang identik dengan gaya hidup sehat, maka pengenalan produk dilakukan melalui info seputar kesehatan. Berdasarkan hasil wawancara, informasi kesehatan yang didapatkan responden sebagian besar bersumber dari artikel di internet. Persentase jawaban responden dapat dilihat pada Gambar 6. Berita atau artikel kesehatan yang paling banyak diunduh adalah seputar gaya hidup dan tips kesehatan.

Gambar 6 Sumber informasi kesehatan yang didapatkan konsumen 49%

20% 16%

4% 4%

3%

2%1%1% artikel internet

majalah

tv

koran

brosur kesehatan

teman

tabliod

poliklinik

materi kuliah Gambar 5 Saluran distribusi produk Oriza

67% 19%

11%

1% 2%

swalayan

pasar

penjual beras merah

online

(33)

17

e. Kesesuaian Harga

Harga jual produk yang ditetapkan untuk produk Oriza akan mempertimbangkan dari daya beli konsumen terhadap produk bahan tambahan pangan. Kepada responden ditanyakan berapa harga yang sesuai untuk produk Oriza jika dijual di pasaran dengan kemasan produk seperti yang konsumen harapkan. Hasil rekapitulasi jawaban responden dapat dilihat pada Gambar 7. Jawaban dengan persentase tertinggi untuk kemasan sachet, yaitu seharga 1.000-1.500 rupiah. Kemasan sachet yang diinginkan yaitu ukuran kemasan seperti produk penyedap rasa pada umumnya (kemasan 8 g). Konsumen yang menginginkan kemasan botol, memiliki jawaban tertinggi untuk penawaran harga 5.000-10.000 rupiah. Kemasan botol yang dimaksud yaitu botol plastik seperti pada bumbu cabai bubuk isi 40 g. Kisaran harga yang disarankan oleh responden akan menjadi pertimbangan dalam perancangan harga jual produk dan perhitungan Harga Pokok Produksi (HPP).

Matriks Rumah Kualitas

Tujuan yang ingin dicapai dari evaluasi produk ini yaitu membuat produk pemulen nasi yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Selanjutnya dilakukan pengisian matriks rumah kualitas yang terdiri dari kolom keinginan konsumen (demand quality/ what), kegiatan teknis (technic quality/ how) di bagian atas, hubungan keinginan konsumen dengan kegiatan teknis (relationship matrix) pada bangian tengah, perencanaan (planning matrix/ why) pada bagian paling kanan, korelasi teknis (trade off/ roof) pada bagian atap, dan kolom pengukuran kinerja teknik (technical requirement) pada bagian dasar. Berikut akan dibahas pengisian masing-masing bagian kolom.

a. Penyusunan matriks keinginan konsumen

Kolom keinginan konsumen (demand quality/ what) diisi berdasarkan voice of the customer. Hasil rumusan matriks keinginan konsumen dapat dilihat pada Tabel 6. Kolom variabel berisi faktor utama yang akan dievaluasi. Kolom atribut berisikan daftar keinginan konsumen (voice of the customer) dengan frekuensi jawaban yang tertinggi dan atau yang memungkinkan untuk dikembangkan dalam produk.

Pada variabel nilai produk, atribut memulenkan, aroma pandan, dan rasa nasi lebih lezat merupakan integrasi jawaban keinginan konsumen terhadap kualitas

37%

(34)

18

produk. Atribut tambahan kalsium merupakan trasformasi harapan konsumen mengenai tambahan zat gizi pada produk, karena produk Oriza mengandung kalsium maka zat gizi dispesifikan kepada kalsium. Atribut indeks glikemik rendah, tanpa bahan pengawet, dan bebas MSG merupakan transformasi harapan responden dari pertanyaan faktor yang menjadi pertimbangan dalam memilih bahan tambahan pangan. Ketiga harapan responden tersebut ditransformasi kedalam nilai produk karena harapan tersebut menjadi lebih tepat masuk kedalam variabel nilai produk dibandingkan variabel kemasan.

Artibut kemasan yang disusun dalam matriks rumah kualitas yaitu bentuk kemasan, desain kemasan menarik, komposisi tertera jelas, informasi gizi, cara penggunaan tertera jelas, dan jaminan produk. Keenam atribut tersebut diintegrasi dari jawaban responden mengenai bentuk kemasan yang diinginkan dan harapan konsumen yang memiliki frekuensi jawaban tertinggi. Atribut bentuk kemasan mengintepretasikan kesukaan responden terhadap bentuk kemasan dan kepraktisan kemasan. Atribut desain kemasan menarik, komposisi tertera jelas, informasi gizi, dan cara penggunaan tertera jelas merupakan harapan responden yang memiliki frekuensi tinggi dan penting untuk direalisasikan. Atribut Jaminan produk mengintepretasikan jawaban responden mengenaai sertifikasi BPOM, dan halal MUI.

Untuk variable saluran distribusi, pengenalan produk, dan harga hanya memiliki satu atribut karena dari masing-masing responden hanya diambil satu jawaban. Hal tersebut bertujuan agar produk Oriza memiliki satu fokus pada saluran distribusi, pengenalan produk, dan harga.

Tabel 6 Matriks demand quality

Variabel Atribut

Kemasan Bentuk kemasan

Desain kemasan menarik Komposisi tertera jelas Informasi gizi

Cara penggunaan tertera jelas Jaminan produk

Saluran distribusi Produk tersedia di toko swalayan terdekat

Pengenalan produk Ulasan produk dalam artikel kesehatan online

(35)

19

Setelah demand quality tersusun, selanjutnya dilakukan wawancara untuk memperoleh tingkat kepentingan atribut dan nilai kepuasan konsumen. Wawancara yang dilakukan merupakan wawancara tersetruktur, form wawancara tingkat kepentingan atribut dapat dilihat pada Lampiran 3. Wawancara dilakukan kepada 50 responden. Responden tersebut merupakan responden potensial yang sama pada wawancara tahap satu. Jika ada responden yang tidak dapat ditemui untuk wawancara, maka dicari responden baru dengan karakter yang serupa, yaitu konsumen nasi merah yang tidak menyukai rasa nasi merah dan minat terhadap produk pemulen nasi.

Data hasil wawancara dapat dilihat pada Lampiran 4. Data pada Lampiran 4 dihitung rata-ratanya kemudian dirangkum seperti yang ada pada Tabel 7. Tingkat kepentingan yang bernilai satu menunjukan bahwa atribut merupakan faktor pertimbangan sangat tidak penting atau sama sekali tidak berpengaruh dalam mengambil keputusan membeli produk bahan tambahan pangan. Nilai kepentingan meningkat sampai angka lima yang berarti atribut merupakan faktor paling utama atau sangat penting dalam pertimbangan memilih produk pemulen nasi.

Tabel 7 Hasil rekapitulasi tingkat kepentingan atribut dan nilai produk

Variable Atribut Tingkat

kepentingan

Nilai produk Memulenkan 4

Aroma pandan 3

Tambahan kalsium 3

Rasa nasi lebih lezat 4

Indeks Glikemik rendah 4

Tanpa bahan pengawet 4

Bebas MSG 4

Kemasan Cara penggunaan tertera

jelas 4

Komposisi tertera jelas 4

Informasi gizi 4

Desain kemasan menarik 4

Bentuk kemasan 3

Jaminan produk 5

Saluran distribusi Produk tersedia di toko

swalayan terdekat 4

Pengenalan produk Ulasan produk dalam artikel

kesehatan 5

Harga Kesesuaian harga 3

b. Penyusunan kegiatan teknis

(36)

20

yang membuat produk Oriza. Hasil penyusunan kegiatan teknis dapat dilihat pada Tabel 8. Kegiatan teknis primer merupakan teknis utama dalam pembuatan produk, sedangkan kegiatan teknis sekunder merupakan rincian dari kegiatan utama.

Tabel 8 Kegiatan teknis pembuatan produk Oriza

Kegiatan teknis primer Kegiatan teknis sekunder

Persiapan Seleksi bahan baku

Formulasi produk

Pencampuran Pengeringan essen pandan

Mixing produk Pengeringan produk

Pengemasan Desain kemasan

Pengisian produk Sealing

Uji produk Uji kualitas produk

Perencanaan penjualan Perhitungan HPP Distribusi

Pengenalan produk

c. Hubungan antara atribut harapan konsumen dengan kegiatan teknis

Matriks ini menggambarkan persepsi pihak internal mengenai keterkaitan antara kegiatan teknis dan harapan konsumen. Derajat keeratan hubungan antara teknis dengan harapan konsumen digambarkan dengan skala satu hingga lima. Nilai satu menunjukan bahwa kegiatan teknis berpengaruh sangat lemah terhadap atribut. Derajat keeratan semakin kuat seiring dengan meningkatnya nilai skala. Nilai lima artinya kegiatan teknis memiliki hubungan sangat kuat dengan harapan konsumen.

d. Matriks perencanaan

Matriks ini menggambarkan penilaian konsumen terhadap produk dan target pencapaian perusahaan terhadap suatu atribut. Penilaian produk menunjukan kepuasan responden terhadap atribut produk. Nilai satu menunjukan bahwa atribut produk memiliki kualitas tidak baik atau dinilai responden tidak memuaskan.

(37)

21

e. Korelasi teknis

Setelah diketahui kegiatan teknis perusahaan, kemudian dilakukan analisis korelasi antar parameter teknis. Hal ini bertujuan untuk mengetahui hal- hal teknis yang saling berhubungan dan seberapa kuat pengaruhnya satu sama lain. Dengan mengetahui korelasi antara teknis maka dapat diketahui kondisi paling optimum dalam mengambil keputusan untuk menghasilkan produk sesuai dengan karakteristik yang diinginkan. Pada matriks HOQ, kolerasi teknis digambarkan pada bagian atap rumah. Hubungan kolerasi dapat berpengaruh sangat kuat (++), berpengaruh sedang (+), dan tidak berpengaruh (tidak ada). Hasil korelasi antara teknis, dapat dilihat pada matriks rumah kualitas di Gambar 8.

f. Pengukuran kinerja teknik (Technical requirement)

Kolom pengukuran kinerja teknik berisikan nilai kepentingan teknis secara absolut dan relatif. Nilai absolut teknis didapatkan dari jumlah hasil perkalian antara nilai kepentingan demand quality dengan nilai relationship matrix. Selanjutnya hasil perhitungan ini digunakan untuk menentukan persyaratan teknis yang akan menjadi prioritas dalam pengembangan dan perbaikan. Analisis ini mampu mengubah informasi “apa yang diharapkan konsumen” menjadi “bagaimana perusahaan melakukannya”.

Analisis QFD

Analisis QFD akan menghasilkan tiga hal yang harus dilakukan perusahaan, yaitu mempertahankan, memperbaiki, dan meningkatkan (Marimin 2004). Atribut harapan konsumen yang perlu dipertahankan adalah yang yang memiliki nilai rasio

Variable Atribut Penilaian

produk Target

Saluran distribusi Produk tersedia di toko swalayan

terdekat 4 5

Pengenalan produk Ulasan produk dalam artikel

kesehatan 3 5

Harga Kesesuaian harga 4 5

(38)

22

sama dengan satu. Nilai rasio akan sama dengan satu jika konsumen merasa puas terhadap atribut produk sesuai dengan target yang diharapkan perusahaan. Atribut yang memiliki nilai rasio sama dengan satu adalah bebas MSG dan jaminan produk. Matriks QFD dapat dilihat pada Gambar 8.

Atribut yang perlu diperbaiki oleh perusahaan dapat dilihat dari nilai absolute weight (ab) yang diatas rata-rata (> 5.04). Absolute weight menunjukan nilai kepuasan konsumen berdasarkan dengan kepentingan atribut demand quality. Nilai ab didapatkan dari perkalian antara rasio dengan kepuasan konsumen pada suatu atribut. Nilai ab yang diatas rata-rata artinya atribut tersebut penting, namun kualitas produk belum dapat memuaskan konsumen. Berdasarkan hasil perhitungan, terdapat tiga atribut yang memiliki nilai diatas rata-rata yaitu rasa nasi lebih lezat, desain kemasan menarik, serta ulasan produk dalam artikel kesehatan. Ketiga atribut tersebut perlu diperbaiki lagi oleh perusahaan.

Selanjutnya adalah peningkatan kinerja teknis. Berdasarkan hasil perhitungan, nilai rata-rata dari bobot kualitas teknis yaitu 72. Nilai absolute weighttechnic (at) yang diatas rata-rata (>72) menunjukan bahwa kegiatan teknis tersebut krusial bagi performa atribut. Pada Gambar 8, kegiatan teknis yang diberi warna kuning adalah teknis yang memiliki nilai at diatas rata-rata. Untuk meningkatkan performa atribut maka perlu meningkatkan kinerja teknis yang krusial dan berhubungan dengan atribut tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan, maka kegiatan teknis yang perlu ditingkatkan untuk memperbaiki atribut rasa nasi lebih lezat adalah seleksi bahan baku dan formulasi produk. Atribut desain kemasan menarik berhubungan sangat erat dengan kegiatan teknis desain kemasan, formulasi produk, dan perhitungan HPP. Atribut ulasan produk dalam artikel kesehatan berkaitan erat dengan teknis pengenalan produk dan perhitungan harga pokok produksi.

Perbaikan rancangan produk

(39)

23

(40)

24

Teknik penambahan essen pandan juga dapat mempengaruhi aroma dari produk. Proses pengeringan essen pandan yang saat ini dilakukan adalah dengan mencampur cairan essen pandan dengan sedikit tepung pati, kemudian campuran tepung dikeringkan di dalam blower, cara ini ternyata membuat essen pandan banyak menguap sehingga aroma pandan kurang terasa ketika diaplikasikan dalam memasak nasi merah. Opsi lain untuk membuat serbuk essen pandan adalah dengan mencampurkan essen pandan kedalam dekstrin kemudian dekstrin tersebut dikeringkan menjadi bubuk.

Desain kemasan prototipe produk Oriza mendapatkan penilaian yang beragam dari responden. Responden yang kurang puas dengan desain kemasan Oriza menyarankan agar ukuran kemasan dibuat lebih besar, dengan berat isi yang sama. Hal ini bertujuan agar informasi dibalik kemasan dapat lebih jelas terbaca. Cara penggunaan produk pun disarankan untuk diubah menjadi penjelasan dalam bentuk gambar, penjelasan dalam bentuk gambar dapat lebih mudah dipahami dibandingkan tulisan. Gambar kemasan awal produk Oriza dapat dilihat pada Gambar 9, sedangkan perbaikan desain kemasan dapat dilihat pada Gambar 10.

Pengenalan produk dinilai responden sebagai atribut yang sangat penting. Untuk produk Oriza, pengenalan produk akan dilakukan dengan membuat ulasan produk dalam artikel kesehatan baik pada media online ataupun majalah. Hal tersebut dinilai responden cukup sesuai, untuk meningkatkan atribut pengenalan produk maka perlu dilakukan evaluasi kinerja teknis pengenalan produk dan perhitungan harga pokok produksi. Untuk membuat sebuah iklan tentunya akan mempengaruhi anggaran perusahaan, karena itu dalam menentukan metode pengenalan produk perlu juga mempertimbangkan teknis perhitungan harga pokok produksi. Seorang responden menyarankan untuk membuat iklan di TV agar dapat mengenalkan produk secara lebih efektif, namun saran tersebut kurang sesuai karena biaya yang dibutuhkan sangatlah besar. Beberapa responden menyatakan bahwa pengenalan produk melalui pembahasan artikel produk di media online

8.5 cm 4.5

cm

(41)

25

sudah sesuai, hanya saja baiknya artikel tersebut dimuat dalam media online yang terpercaya seperti forum kesehatan pada media Kompas, Viva, dan Detik.

Pemasaran Produk

Perencanaan penjualan

Produk Oriza yang telah jadi nantinya akan dijual di pasar swalayan. Tempat tersebut ditentukan berdasarkan hasil jawaban responden, dimana sebanyak 59% responden menginginkan produk ini tersedia di toko swalayan. Untuk dapat masuk kedalam pasar swalayan syaratnya tidakl sulit, hanya butuh kedisiplinan dan patuh mengikuti prosedur yang ada. Hal penting yang perlu diperhatikan pelaku bisnis, yaitu standar produk, suplai yang kontinyu, dan pembayaran. Standar produk yang banyak diabaikan UKM adalah kode kadaluarsa dan komposisi produk. Selain itu, kualitas dari produk juga harus terjamin, jaminan produk makanan dapat berupa sertifikasi halal dan BPOM. Untuk suplai produk, pasar swalayan akan meminta produsen untuk menyuplai barang secara kontinyu untuk menghindari kosongnya produk di rak produk. Untuk pembayaran produk, pasar swalayan akan meminta biaya awal memasok produk (listing fee) sebesar 30-40 persen dari pendapatan (Miswan 2012).

Harga pokok produksi dan harga jual Oriza

Harga Pokok Produksi (HPP) Oriza ditentukan berdasarkan basis produksi produk Oriza pertahun. Jumlah produksi Oriza disesuaikan dengan ukuran pasar produk Oriza. Berdasarkan penelitian Pranadipa (2014) market size produk Oriza dihitung berdasarkan total addressable market (TAM), served available market

(SAM), dan target market (TM)dari konsumen nasi merah di Indonesia.

Total addressable market (TAM) Oriza sebesar 399 232 000 kemasan/tahun. SAM dari produk Oriza adalah 76% dari TAM, yakni sebesar 303 416 320

5.5 cm

8.5 cm

(42)

26

kemasan/tahun. Target market dari produk Oriza diasumsikan 10% dari SAM, yakni sebesar 30 341 632 kemasan/tahun (Pranadipa 2014). Jadi, perhitungan harga pokok produksi Oriza menggunakan basis produksi 30 juta produk per tahun atau setara dengan 2.6 juta produk per bulan.

Untuk memproduksi 2.6 juta produk setiap bulan, maka biaya pokok produksi yang dikeluarkan sebesar Rp 1.285.344.483. Rincian perhitungan biaya pokok produksi dapat dilihat pada Lampiran 2. Berdasarkan hasil perhitungan, maka didapatkan harga pokok produksi untuk satu sachet Oriza ukuran 5 g produk sebesar Rp 494. Berdasarkan HPP tersebut didapatkan harga jual produk Oriza sebesar Rp 1.500, dengan asumsi harga meningkat 70% dari HPP untuk keuntungan produsen dan harga meningkat kembali 30% untuk keuntungan distributor.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Simpulan dari penelitian ini adalah produk Oriza memiliki peluang pasar untuk dikembangkan. Berdasarkan hasil penelitian, dari 50 responden yang dipilih dengan cara purposive sampling terdapat 74% responden (konsumen nasi merah) yang minat terhadap produk Oriza. Segmentasi pasar produk Oriza ditentukan dari faktor psikografis, yaitu orang-orang dengan gaya hidup sehat, selektif dalam memilih makanan, belum lama mengonsumsi nasi merah (kurang dari tiga tahun), kurang menyukai citarasa nasi merah dan menginginkan citarasa nasi merah yang lebih baik lagi. Evaluasi produk Oriza menggunakan metode QFD menunjukan hasil bahwa diperlukan adanya perbaikan atribut rasa nasi lebih lezat, desain kemasan yang menarik, serta ulasan produk dalam artikel kesehatan. Untuk memperbaiki tiga atribut tersebut maka perlu ditingkatkan kinerja teknis berupa seleksi bahan baku, formulasi produk, desain kemasan, perhitungan harga pokok produksi, dan pengenalan produk. Masukan serta saran responden dari hasil evaluasi tersebut kemudian menjadi acuan untuk perbaikan rancangan produk.

Saran

(43)

27

DAFTAR PUSTAKA

[Deptan] Departemen Pertanian. 2013.Konsumsi Rata-rata per Kapita Setahun Beberapa Bahan Makanan di Indonesia [internet].[diunduh 2014 April 20]. Tersedia pada: http://www.pertanian.go.id/Indikator/tabe-15b-konsumsi-rata.pdf.

Blank S, Dorf B. 2012. The Startup Owner’s Manual: The Step-by-Step Guide for Building a Great Company. California (US): K&S Ranch, Inc.

Didi SK. 2005. Potensi Beras Merah Untuk Peningkatan Mutu Pangan.Balai besar penelitian dan pengembangan Bioteknologi Sumberdaya Genetik Pertanian.42(3)2005.

Gosehat. 2013. Manfaat Beras Merah [internet]. [diunduh pada 2014 Juli 07]. Tersedia pada: http://www.gosehat.com/manfaat-beras-merah.html.

Imaningsih N. 2012. Profil Gelatinisasi Beberapa Formulasi Tepung-Tepungan untuk Pendugaan Sifat Pemasakan. Panel Gizi Makan. 35(1): 13-22.

Kuswara S. 2006. Oriza, Fortifikasi dengan Kalsium dan Zat Besi Plus Aroma Pandan. IPB. Bogor

Kotler P, Armstrong G. 2007. Prinsip - Prinsip Pemasaran Edisi 12 Jilid 1. Jakarta (ID): Erlangga.

Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Jakarta(ID): Grasindo.

Menti AS. 2011. Energi dan Protein Dari Konsumsi Raskin Terhadap Kecukupan Gigi Keluarga di Desa Mardingding Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun Tahun 2009 [Skripsi]. Sumatera Utara (ID): Universitas Sumatera Utara.

Miswan. 2012. Membuat Produk UKM Bisa Masuk Supermarket [internet]. [diunduh pada 2014 Juli 07]. Tersedia pada:

http://www.miswans.com/membuat-produk-ukm-bisa-masuk-supermarket.html

Pranadipa R. 2014. Pengembangan Pasar Produk “Oriza” Pemulen Nasi dengan Pendekatan Riset Aksi [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Setyoharini, Roekistiningsih, Rahmi Y. 2015. Perbedaan nilai Indeks Glikemik

beras hitam (Oryza Sativa L. Indica), beras merah (Oriza Nivara), dan beras putih (Oryza Sativa). 1(1): 2-7.

Subroto, M.A. 2008. Real Food, True Health: Makanan Sehat untuk Hidup Lebih Sehat. Jakarta: Agromedia Pustaka

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung(ID): Alfabeta.

Summer DCS. 2009. Quality Management, creating and sustaining organizational effectiveness. New jersey (US):pearson prentice hall

(44)

28

LAMPIRAN

Lampiran 1 Form wawancara I

PEMASARAN DAN EVALUASI PRODUK ORIZA (PEMULEN NASI ORIZA) MENGGUNAKAN METODE QFD

A. Identitas Responden

Nama :

Usia :

Jenis kelamin : Alamat : Profesi :

B. Pertanyaan umum

1. Apa alasan anda mengonsumsi nasi merah?

2. Sejak kapan (hingga kapan) anda mengonsumsi nasi merah? Seberapa rutin Anda mengonsumsinya?

3. Apakah Anda memiliki kendala dalam mengonsumsi nasi merah?

4. Menurut Anda, apakah diperlukan bahan tambahan pangan yang dapat memperbaiki cita rasan nasi merah agar lebih baik lagi?

5. Apakah anda menyeleksi dari segi kesehatan makanan yang anda beli (jajanan, snack, makanan berat)?

C. Suara konsumen (jawaban dapat lebih dari satu)

Nilai produk

(45)

29

7. Bagaimana cara anda mengatasi kelemahan tersebut?

8. Jika ada produk pemulen nasi merah, kualitas produk seperti apa yang Ada harapkan?

Kemasan produk

9. Kemasan seperti apa yang sesuai dengan kebutuhan anda untuk produk pemulen nasi (sachet, botol plastik, jar, dll)?

10.Hal apa yang menjadi pertimbangan anda dalam memilih produk bahan tambahan pangan?

Pengenalan produk

11.Apakah anda suka membaca artikel kesehatan? Dari mana sumber info kesehatan yang biasa Anda dapat?

Saluran distribusi

12.Dimana tempat penjualan produk Oriza yang sesuai dan dapat terjangkau oleh anda?

Harga

(46)

30

A. Biaya alat dan penyusutan

B. Biaya bahan baku penolong

Nama Kuantitas Satuan Harga

satuan (Rp) Jumlah (Rp) Air 30 M3 17 000 510 000 Kemasan sekunder 13 000 Pcs 1 000 13 000 000

Total 13 510 000

Lampiran 2 Perhitungan biaya pokok produksi

Alat Kuantitas Satuan Harga satuan (Rp)

Harga beli (Rp)

Nilai sisa (Rp)

Umur pakai (bulan)

Penyusutan (Rp)

Penyusutan perbulan

(Rp)

Miller mill 3 unit 3.600 000 10 800 000 1 080 000 24 9 720 000 405 000 Timbangan digital 4 unit 500 000 2 000 000 200 000 24 1 800 000 75 000 Loyang 4 unit 50 000 200 000 20 000 12 180 000 15 000 Sealer 1 unit 70 000 000 70 000 000 7 000 000 36 63 000 000 1 750 000 Blower 1 unit 30 000 000 30 000 000 3 000 000 12 27 000 000 2 250 000 Wadah 4 unit 200 000 800 000 80 000 12 720 000 60 000 Bangunan 1 unit 70 000 000 70 000 000 7 000 000 36 63 000 000 1 750 000

(47)

31

C. Biaya pokok produksi

D. Harga pokok produksi

Biaya pokok produksi (Rp) = 1.285.344.483 Jumlah produk (pcs) = 2.600.000 Harga per unit (Rp/ pcs) = 494

Kuantitas Satuan Harga

satuan (Rp) Jumlah (Rp) Direct material

Tepung pati 11 570 Kg 33 000 381 810 000

Kalsium 572 Kg 100 000 57 200 000

Essen 286 L 306 000 87 516 000

As sitrat 572 Kg 50 000 28 600 000 Kemasan primer 2 600 000 Lembar(A3) 200 520 000 000 Kemasan sekunder 520 000 Pcs 300 156 000 000 Direct labor

Karyawan 2 Orang 3 000 000 6 000 000 Pekerja 7 Orang 2 400 000 16 800 000 Overhead

Biaya bahan baku penolong 1 Bulan 13 510 000 13 510 000 Biaya listrik 1 Bulan 1 566 400 1 566 400 Biaya pemeliharaan bangunan 1 Bulan 300 000 300 000 Biaya pemeliharaan alat 1 Bulan 200 000 200 000 Biaya penyusutan 1 Bulan 525 417 525 417 Biaya alat 1 Bulan 15 316 667 15 316 667

(48)

32

Tingkat kepentingan atribut yang mempengaruhi Anda dalam mengonsumsi nasi atau membeli produk 2. Aroma pandan pada nasi

o Sangat penting o Penting

o Cukup penting o Tidak penting o Sangat tidak penting

3. Kandungan gizi (kalsium) pada nasi o Sangat penting

o Penting

o Cukup penting o Tidak penting o Sangat tidak penting 4. Rasa lezat dari nasi

o Sangat penting o Penting

o Cukup penting o Tidak penting o Sangat tidak penting

5. Indeks glikemik dari produk pangan o Sangat penting

o Penting

o Cukup penting o Tidak penting o Sangat tidak penting

6. Bahan pengawet yang terkandung dari produk makanan dalam kemasan o Faktor pertimbangan sangat penting

o Faktor pertimbangan penting

(49)

33

7. Kandungan MSG dari produk makanan o Faktor pertimbangan sangat penting o Faktor pertimbangan penting

o Cukup menjadi faktor pertimbangan o Faktor pertimbangan tidak penting o Faktor pertimbangan sangat tidak penting

8. Cara penggunaan yang tertera jelas pada produk bahan tambahan pangan o Sangat penting

o Penting

o Cukup penting o Tidak penting o Sangat tidak penting

9. Komposisi yang tertera jelas dalam kemasan produk pangan o Sangat penting

o Penting

o Cukup penting o Tidak penting o Sangat tidak penting

10. Informasi nilai tambah produk yang tertera pada kemasan o Sangat penting

o Penting

o Cukup penting o Tidak penting o Sangat tidak penting

11. Desain kemasan yang menarik pada produk pangan o Sangat penting

o Penting

o Cukup penting o Tidak penting o Sangat tidak penting

12. Bentuk kemasan dari suatu produk (jar, sachet, botol, dll) o Faktor pertimbangan sangat penting

o Faktor pertimbangan penting

o Cukup menjadi faktor pertimbangan o Faktor pertimbangan tidak penting o Faktor pertimbangan sangat tidak penting 13. Jaminan produk (nomor BPOM, label Halal, dll)

(50)

34

o Cukup menjadi faktor pertimbangan o Faktor pertimbangan tidak penting o Faktor pertimbangan sangat tidak penting 14. Ketersediaan produk di pasar

o Faktor pertimbangan sangat penting o Faktor pertimbangan penting

o Cukup menjadi faktor pertimbangan o Faktor pertimbangan tidak penting o Faktor pertimbangan sangat tidak penting 15. Adanya pengiklanan produk

o Sangat mempengaruhi terhadap keinginan untuk membeli produk tersebut o Berpengaruh terhadap keinginan untuk membeli produk tersebut

o Agak berpengaruh terhadap keinginan untuk membeli produk tersebut o Tidak berpengaruh terhadap keinginan untuk membeli produk tersebut o Sangat tidak berpengaruh terhadap keinginan untuk membeli produk

tersebut

16. Faktor harga dalam memilih produk bahan tambahan pangan o Sangat penting

o Penting

o Cukup penting o Tidak penting o Sangat tidak penting

Nilai kepuasan konsumen terhadap produk suplemen nasi, Oriza

1. Kemampuan produk dalam memulenkan nasi merah o Sangat baik/ sangat memuaskan

o Baik/ memuaskan

o Cukup baik/ cukup memuaskan o Kurang baik/ kurang memuaskan o Tidak baik/ tidak memuaskan

2. Kesukaan Anda terhadap aroma pandan dari produk Oriza o Sangat suka/ sangat memuaskan

o Suka/ memuaskan

o Cukup suka/ cukup memuaskan o Kurang suka/ kurang memuaskan o Tidak suka/ tidak memuaskan

3. Kesukaan Anda terhadap feature produk yang berkalisum o Sangat suka/ sangat memuaskan

o Suka/ memuaskan

(51)

35

o Kurang suka/ kurang memuaskan o Tidak suka/ tidak memuaskan

4. Kemampuan produk membuat nasi merah lebih lezat o Sangat baik/ sangat memuaskan

o Baik/ memuaskan

o Cukup baik/ cukup memuaskan o Kurang baik/ kurang memuaskan o Tidak baik/ tidak memuaskan

5. Produk Oriza yang memiliki nilai indeks glikemik yang rendah o Sangat baik/ sangat memuaskan

o Baik/ memuaskan

o Cukup baik/ cukup memuaskan o Kurang baik/ kurang memuaskan o Tidak baik/ tidak memuaskan

6. Produk oriza yang bebas bahan pengawet o Sangat baik/ sangat memuaskan o Baik/ memuaskan

o Cukup baik/ cukup memuaskan o Kurang baik/ kurang memuaskan o Tidak baik/ tidak memuaskan 7. Produk Oriza yang bebas MSG

o Sangat baik/ sangat memuaskan o Baik/ memuaskan

o Cukup baik/ cukup memuaskan o Kurang baik/ kurang memuaskan o Tidak baik/ tidak memuaskan

8. Kejelasan dari cara penggunaan produk Oriza yang tertera di balik kemasan o Sangat baik/ sangat memuaskan

o Baik/ memuaskan

o Cukup baik/ cukup memuaskan o Kurang baik/ kurang memuaskan o Tidak baik/ tidak memuaskan

9. Kejelasan dari komposisi produk Oriza yang tertera di balik kemasan o Sangat baik/ sangat memuaskan

o Baik/ memuaskan

(52)

36

10.Kejelasan informasi nilai tambah produk (“Low GI” dan “+Ca”) o Sangat baik/ sangat memuaskan

o Baik/ memuaskan

o Cukup baik/ cukup memuaskan o Kurang baik/ kurang memuaskan o Tidak baik/ tidak memuaskan

11.Kesukaan Anda terhadap desain kemasan Oriza o Sangat suka/ sangat memuaskan

o Suka/ memuaskan

o Cukup suka/ cukup memuaskan o Kurang suka/ kurang memuaskan o Tidak suka/ tidak memuaskan

12.Kesukaan Anda terhadap bentuk kemasan sachet produk Oriza o Sangat suka/ sangat memuaskan

o Suka/ memuaskan

o Cukup suka/ cukup memuaskan o Kurang suka/ kurang memuaskan o Tidak suka/ tidak memuaskan

13.Kepuasan Anda terhadap jaminan produk Oriza (label halal, logo IPB, nomor Depkes)

o Sangat baik/ sangat memuaskan o Baik/ memuaskan

o Cukup baik/ cukup memuaskan o Kurang baik/ kurang memuaskan o Tidak baik/ tidak memuaskan

14.Kesesuaiaan Anda terhadap ketersediaan produk Oriza yang terdistribusi di pasar swalayan

o Sangat baik/ sangat memuaskan o Baik/ memuaskan

o Cukup baik/ cukup memuaskan o Kurang baik/ kurang memuaskan o Tidak baik/ tidak memuaskan

15.Kesukaan Anda terhadap cara pengiklanan produk melalui ulasan di artikel kesehatan

o Sangat baik/ sangat memuaskan o Baik/ memuaskan

(53)

37

16.Kesesuaian terhadap harga jual produk Oriza, seharga Rp1.500 o Sangat baik/ sangat memuaskan

o Baik/ memuaskan

o Cukup baik/ cukup memuaskan o Kurang baik/ kurang memuaskan o Tidak baik/ tidak memuaskan

(54)

38

(55)

39

A. Tingkat kepentingan atribut (lanjutan)

(56)

40

A. Tingkat kepentingan atribut (lanjutan)

B.Penilaian kepuasan responden terhadap atribut produk

(57)

41

B. Penilaian kepuasan responden terhadap atribut produk (lanjutan)

(58)

Gambar

Gambar 1.
Gambar matriks rumah kualitas dapat dilihat pada Gambar 2. Kolom sebelah kiri
Tabel 1.             Tabel 1  Rekapitulasi identitas responden wawancara I
Tabel 2  Rekapitulasi jawaban pertanyaan umum
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menurut wawancara penulis dengan pihak manajemen Radio Metta, dalam sebuah stasiun radio yang mengambil segmen keluarga seperti Radio Metta FM ini sangat sulit

Pengertian arus bolak-balik telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, yaitu arus yang besar dan arahnya berubah-rubah setiap waktu ( setiap saat ). Berdasarkan

Ibu Hevi Kurnia Hardini, MA.Gov, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Malang yang telah banyak memberikan motivasi, dan pelajaran

Dengan mengetahui pengaruh faktor fundamental terhadap harga saham, investor dapat menilai saham dengan mencermati hasil dari rasio keuangan yang didapat dari laporan

[r]

Website ini dibuat dengan menggunakan pemrograman PHP dan MySQL, sehingga memberikan kemudahan bagi server untuk mengolah data dan informasi baru dengan cepat serta

Bagi peserta lelang yang berkeberatan atas penetapan pemenang pelelangan ini sesuai ketentuan dalam Perpres 54/ 2010, diberi kesempatan untuk mengajukan sanggahan

Hukum Islam tentang Sistem Pemberian Komisi Penjualan Kepada Sales. Promotion Boy (SPB) (Studi Kasus di Sumber Rizky Furniture