• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Radio, sebagai sebuah media komunikasi, telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Seperti halnya media komunikasi massa pada umumnya, radio pada dasarnya memiliki fungsi yang sama dengan media komunikasi lainnya. Sebagai alat untuk memberikan informasi, artinya melalui apa yang disampaikan, seseorang dapat mengetahui atau memahami sesuatu. Salah satu kelebihan dari radio dibandingkan dengan media-media lainnya adalah, radio dapat dinikmati sambil mengerjakan hal yang lain. Radio tidak membutuhkan konsentrasi yang tinggi untuk dinikmati. Radio relatif mudah dibawa kemana-mana dan memiliki jangkauan yang cukup luas secara geografis. Menyadari akan hal itu, beberapa perusahaan penyiaran radio khususnya radio swasta membuka usahanya di bidang penyiaran radio. Hal ini ditunjukkan dengan menjamurnya stasiun-stasiun radio baru.

Banyaknya stasiun-stasiun radio yang bermunculan ini, sebuah stasiun radio tidak dapat meraih seluruh pasar yang ada, maka sebuah stasiun radio yang baik adalah yang mengerti siapa audiensnya dan posisinya dalam pasar. Ketatnya persaingan radio swasta ini menuntut setiap stasiun radio harus memiliki strategi-strategi untuk meraih jumlah pendengar sebanyak-banyak. Kondisi semacam ini akan menyebabkan terciptanya persaingan yang semakin ketat di antara stasiun radio, terutama bagi stasiun radio yang menyiarkan acara yang sejenis atau radio yang memiliki segmen audiens yang sama, dalam usahanya merebut dan menguasai pasar. Dengan adanya persaingan tersebut maka stasiun radio harus menerapkan kebijaksanaan dalam strategi promosi yang efektif agar dapat mencapai sasaran penjualan yang ditetapkan perusahaan.

Salah satu stasiun radio yang meramaikan persaingan radio swasta adalah Radio Metta FM yang berkedudukan di Surakarta dan mengudara dengan frekuensi 104,7 Mhz. Stasiun radio yang didirikan pada tanggal 16 Juli 2003 ini berusaha menempatkan posisinya di hadapan para pendengarnya sebagai radio keluarga modern, trendy dan berwawasan luas. Hal ini sesuai dengan tagline atau slogan Radio Metta FM, yaitu “Your inspiring family”, yang kurang lebih maksudnya sebagai radio yang mampu menjadi inspirasi dengan kedamaian hati dan cinta dalam keluarga yang harmonis. Dari segi usia, segmen pendengar Metta FM adalah target keluarga

(2)

muda, tua, eksekutif, usia 20 tahun – 50 tahun, sedangkan dari status ekonomi sosial, segmen pendengarnya adalah keluarga dengan status ekonomi sosial menengah ke atas (middle up)1.

Hasil wawancara penulis dengan salah satu manager radio Metta FM, Agustian Purnama, mengungkapkan bahwa “ Radio Metta FM ini adalah radio lokal dengan target audiens keluarga. Segmen keluarga ini sangat luas dan relatif kompleks. Harus hati-hati dalam membuat dan menempatkan program suatu acara.” 2

Inilah yang menjadi alasan penulis memilih Metta FM untuk diteliti karena radio ini adalah radio lokal dengan target audiens keluarga. Segmentasi audiens keluarga bagi sebuah stasiun radio bukanlah suatu yang mudah. Hal ini disebabkan karena segmen keluarga itu luas dan relatif kompleks. Berbeda dengan radio yang mengambil segmen tunggal dan sempit (segmented), seperti radio yang mengambil segmen anak muda, radio dengan segmen perempuan, radio bisnis atau radio religi. Segmentasi keluarga dapat dikatakan merupakan segmentasi yang multi-segment. Artinya, target audien dalam segmentasi ini tidak tunggal. Sebuah keluarga dapat terdiri dari beberapa individu dengan karakteristik yang berbeda. Dalam keluarga terdiri dari laki-laki, perempuan, anak, remaja, muda dan dewasa, yang masing-masing memiliki selera yang berbeda. Program siaran yang didengarkan setiap anggota keluarga tentu saja berbeda pula tergantung pada minat dan selera masing-masing. Berdasarkan wawancara penulis dengan manager Radio Metta FM juga, “Hal yang terberat dalam penciptaan strategi program dengan segmen keluarga, yaitu redaksi bekerja maksimal dalam penciptaan kreatifitas program, karena program tersebut harus dapat diterima oleh semua anggota keluarga. Pembawaan program siaran oleh redaksi juga lebih cenderung menggunakan bahasa Indonesia yang sopan atau baik, tidak menggunakan bahasa-bahasa gaul anak muda.”. Morissan mengungkapkan bahwa tujuan penentuan format siaran adalah untuk memenuhi sasaran khalayak secara spesifik dan untuk kesiapan berkompetisi dengan media lainnya di suatu lokasi siaran (Morissan, 2005: 109).

Tidak sedikit radio-radio pesaing radio Metta FM di Kota Solo, seperti Radio Emmanuel, Radio Elshadday, PAS FM dan Solopos FM, karena radio-radio tersebut dari segi iklan sama-sama lebih mengarah ke segmen menengah ke atas (wawancara dengan manager Radio Metta FM, Agustian Purnama tanggal 17 Februari 2015). Tingkat persaingan antar stasiun radio terutama yang mengkhususkan segmen pendengar keluarga sangat tinggi. Setiap stasiun radio

1

Company Profile Radio Metta FM, 2015 2

(3)

haruslah memiliki strategi dalam menghadapi persaingan di industri agar tetap bertahan. Tindakan-tindakan yang dilakukan merupakan suatu perwujudan strategi yang dilakukan untuk mempertahankan posisi mereka di mata pendengar. Perlu dibentuk format siaran yang terarah, lebih tajam dan memiliki keunikan tersendiri untuk menghadapi persaingan. Perencanaan program siaran yang baik merupakan salah satu tindakan yang baik dalam menghadapi persaingan.

Keberhasilan sebuah program siaran radio tidak lepas dari seberapa banyaknya audiens yang mendengarkan tayangan di sebuah stasiun radio. Jika sebuah stasiun radio berhasil memperoleh pendengar yang jumlahnya besar maka hal ini memungkinkan bagi pemasang iklan untuk melakukan promosi dalam program yang memiliki pendengar dengan jumlah besar tersebut. Pengiklan di radio Metta FM juga tidak sedikit, dilihat dari rating dalam bulan Maret 2015, sudah ada 61 pengiklan yang masuk, meliputi Klopo Resto siar dua kali sehari jam 7 pagi dan 12 siang; BPR Insani siar 10 kali sehari jam 6, 7, 9, 11, 12, 16, 17, 18, dan 19; Candi Alumunium siar lima kali sehari jam 8, 12, 14, 16, dan 18, dan ada juga yang hanya 1 bulan iklan selesai, ganti produk lain, dan lain sebagainya.

Pemasang iklan tidak hanya dapat berpromosi melalui iklan bahkan bisa juga berpromosi di dalam program dengan membeli jam tayangan yang berbentuk acara talkshow. Acara yang termasuk laris di radio ini adalah acara Gita Memori, yang disiarkan setiap hari, pada jam 2 siang sampai 5 sore, dengan siaran musik lagu indo-manca era tahun 1960-1980-an. Siaran ini full request dari pendengar dengan telepon masuk dan me-request lagu lalu diputarkan, dan beberapa ada sisipan informasi-informasi.

Dari hasil wawancara dengan manager Radio Metta FM, Agustian Purnama, mengatakan bahwa : “ Salah satu program acara yang bekerja sama dengan radio ini berbentuk talkshow interaktif. Di sini kita menamakan “Dunia Wanita”3. Program ”Dunia Wanita” ini merupakan salah satu program talkshow yang bekerja sama dengan Dr. Norma Aesthetic Clinic yang bekerja sama mulai 14 Oktober 2014. Program ”Dunia Wanita” ini disiarkan oleh radio Metta FM, setiap hari Selasa, minggu ke-2 dan ke-4, jam 10 pagi, dengan durasi 60 menit. Program acara radio yang berformat talkshow ini merupakan kerjasama antara radio MettaFM dengan klinik kecantikan sebagai pihak sponsor. Dalam program acara ini, pihak sponsor menyediakan materi dan narasumber untuk mengisi perbincangan ini. Setiap minggunya menghadirkan tema yang

3

(4)

berbeda yang fokus membahas tentang permasalahan kecantikan dan segala solusinya, serta memperkenalkan segala treatment yuang ditawarkan di klinik kecantikan yang menjadi sponsor acara ini. Target audience program ini adalah khalangan wanita usia mulai mahasiswa dan ibu rumah tangga usia 22-45 tahun. Selama berjalannya waktu, rating dari program ini, mendapat respon yang cukup baik. Dimana atensi yang dilakukan via telepon maupun SMS, ada sekitar 3 penelepon dan beberapa SMS yang dikirim oleh pendengar.

Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa target pendengar utama program talkshow

”Dunia Wanita” adalah wanita. Program ini merupakan salah satu usaha Radio Metta FM dalam

membidik pendengar di kalangan wanita sebagai bagian dari segmen keluarga. Menurut wawancara penulis dengan pihak manajemen Radio Metta, dalam sebuah stasiun radio yang mengambil segmen keluarga seperti Radio Metta FM ini sangat sulit untuk membuat sebuah program yang bisa mencakup semua target audiens sekaligus. Oleh karena itu, harus dibuat satu program yang secara spesifik membidik salah satu audiens sasaran, yang dalam hal ini target audience wanita. Sebagaimana dinyatakan oleh Morissan (2008: 177) bahwa isi media massa ditentukan oleh siapa yang akan menggunakan media itu.

Lebih jauh Morissan (2008: 168) menyebutkan bahwa segmentasi audiens diperlukan agar media penyiaran dapat melayani audiensnya secara lebih baik, melakukan komunikasi yang lebih persuasif, yang terpenting adalah memuaskan kebutuhan dan keinginan audiens yang ingin dituju. Pengelola media penyiaran harus memilih satu atau beberapa segmen audiens saja yang memiliki karakter yang sama dari seluruh penduduk yang menjadi audiens media penyiaran. Memahami siapa audiensnya, maka pengelola media penyiaran dapat menentukan bagaimana cara menjangkaunya, program apa yang dibutuhkan dan bagaimana mempertahankan audiens dari media pesaing.

Seperti telah diketahui bahwa tujuan program stasiun radio komersial adalah untuk mengudarakan sesuatu yang bisa menarik perhatian pendengar. Hal inilah yang menjadi landasan layak tidaknya program tersebut dijual pengiklan. Permasalahan yang timbul selanjutnya adalah bagaimana membuat program menarik dan mendapatkan pendengar. Hal ini merupakan aspek yang sangat penting dalam konsep radio programming dan setara dengan pengembangan format. Permasalahan ini dijawab dengan kemampuan stasiun radio untuk mengetahui kebutuhan para pendengarnya sesuai dengan segmen pendengar yang ingin diraih.

(5)

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan pihak manajemen Radio Metta FM diketahui bahwa program talkshow ”Dunia Wanita” selama hampir setahun telah menjadi salah satu andalan Radio Metta FM dalam menarik perhatian pendengar, tetapi belakangan ini program

talkshow ”Dunia Wanita” mengalami penurunan jumlah penelpon dan SMS yang masuk

dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini tentu harus menjadi perhatian yang serius dari pihak manajemen, bagaimana sebuah acara radio dikemas agar tidak membosankan dan monoton. Untuk itu perlu dilakukan evaluasi terhadap program talkshow ”Dunia Wanita”, agar bisa diketahui faktor apakah yang menyebabkan menurunnya perhatian pendengar terhadap program acara talkshow tersebut, padahal selama satu tahun jadi acara favorit. Evaluasi semacam ini perlu, mengingat selama ini evaluasi mengenai program talkshow ”Dunia Wanita” belum pernah dilakukan.

Beberapa penelitian mengenai evaluasi mengenai program siaran di media massa elektronik seperti radio atau televisi sudah pernah dilakukan. Salah satunya penelitian oleh Seafia (2001) mengenai evaluasi keberhasilan program acara “Surabaya Forum” berdasarkan persepsi dan ekspektasi pendengar Radio SCFM Surabaya. Hasil analisis kepuasan didapatkan hasil bahwa selama ini program Surabaya Forum belum dapat memuaskan pendengar SCFM. Di antaranya adalah mengangkat topik yang menjadi keprihatinan atau diminati oleh masyarakat, menyajikan informasi yang padat dan aktual, topik dibahas sampai tuntas, program talkshow tidaklah terkesan resmi tetapi santai dan serius. Oleh sebab itu pihak manajemen radio SCFM harus segera memperhatikan variabel-variabel tersebut dan juga segera memperbaiki kembali kualitas siaran dari program Surabaya Forum agar dapat memberikan kepuasan bagi pendengamya.

Penelitian lain oleh Sumayah (2008) mengenai evaluasi petani terhadap program siaran Warung Tani yang disiarkan di Radio Pop FM Sragen sebagai sumber informasi pertanian di Kabupaten Sragen. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara umur, pendidikan formal pengalaman, selective exposure petani terhadap evaluasi metode dan sarana prasarana sedangkan pendidikan non formal dan konsentrasi tidak berhubungan signifikan. Evaluasi petani terhadap hasil program siaran Warung Tani, variabel umur, pendidikan formal, pendidikan non formal, pengalaman, selective exposure dan konsentrasi petani memberikan hubungan yang signifikan. Variabel pendidikan formal, pengalaman, selective exposure dan konsentrasi terdapat hubungan yang signifikan terhadap evaluasi total program siaran Warung

(6)

Tani. Sementara variabel umur dan pendidikan non formal tidak berhubungan signifikan terhadap evaluasi total program siaran Warung Tani.

Sementara itu penelitian lain oleh Firmayoga (2012) mengenai evaluasi strategi pemasaran Radio Oryza FM Kota Malang. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa Radio Oryza FM belum dapat mengkomunikasikan program dan brandnya secara sempurna, dapat disimpulkan bahwa strategi pemasaran yang selama ini dijalankan oleh Radio Oryza FM untuk mengomunikasikan nilai Radio Oryza FM sebagai radio komunitas kampus yang dapat mewakili adanya media informasi dan komunikasi kampus Universitas Brawijaya ternyata masih kurang efektif.

Penelitian yang akan penulis berbeda jika dibandingkan penelitian-penelitian di atas. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengevaluasi program siaran talkshow ”Dunia Wanita” yang disiarkan oleh Radio Metta FM Solo dari sudut pandang pihak manajemen Metta FM. Berbeda dengan penelitian terdahulu yang dilakukan dari sudut pandang audiens yang dilakukan secara kuantitatif. Adanya evaluasi ini akan diketahui apakah program siaran talkshow ”Dunia Wanita” itu masih sejalan dengan peranan Radio Metta FM Solo sebagai radio keluarga. Evaluasi terhadap program siaran talkshow ”Dunia Wanita” sangat berguna bagi Radio Metta FM Solo untuk mengevaluasi kembali kekurangan-kekurangan yang ada.

Berdasarkan uraian di atas penulis bermaksud untuk melakukan penelitian di radio Metta FM Solo dengan judul “Evaluasi Program Talkshow ”Dunia Wanita” di Radio Metta FM Solo”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka dapat dikemukakan perumusan masalah sebagai berikut:

“Bagaimana evaluasi program acara talkshow ”Dunia Wanita”?”

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui evaluasi program acara talkshow

”Dunia Wanita” di Radio Metta FM.

1.4. Manfaat Penelitian

(7)

Menjadi referensi mengenai teori penyiaran radio khususnya mengenai radio programing. b. Manfaat praktis

Sebagai sumbangan pemikiran tambahan bagi pengelola radio Metta FM dalam mempertahankan positioning sebagai radio keluarga.

1.5. Kerangka Berpikir

Dalam penelitian ini, penulis bermaksud mengevaluasi tingkat pengelolaan pesan dalam program talkshow ”Dunia Wanita” di Radio Metta FM. Penulis menggunakan pendekatan analisis SWOT untuk mengkaji kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman pada suatu objek, dalam hal ini adalah program stasiun radio. Kekuatan dan kelemahan itu berada pada lingkungan internal, sedangkan peluang dan ancaman berasal dari lingkungan eksternal. Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths), dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threat).

Dalam melakukan analisis SWOT, digunakan teknik deskriptif kualitatif untuk menjawab perumusan permasalahan mengenai apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan yang ada pada objek penelitian dan apa saja yang menjadi peluang dan ancaman dari luar yang harus dihadapinya. Penelitian yang dilakukan penulis dalam program acara talkshow ”Dunia Wanita” di Radio Metta FM, program ini dapat dianalisa berdasarkan analisis SWOT yaitu sebagai berikut :

Strength (Kekuatan) – Menganalisa bagaimana kekuatan yang dimiliki oleh program talkshow ”Dunia Wanita” yang tidak dimiliki oleh program lain. Program talkshow ”Dunia Wanita” di Radio Metta FM Solo mempunyai beberapa kekuatan yang tidak dimiliki oleh program di stasiun radio lain.

Weakness (Kelemahan) – Menganalisa apa saja yang menjadi kelemahan program

talkshow ”Dunia Wanita” untuk bisa bersaing dengan program lain dan menghasilkan program

yang lebih baik lagi. Selain mempunyai beberapa kelebihan, program ini juga memiliki beberapa kelemahan.

Opportunity (Peluang) – Menganalisa bagaimana peluang yang dimiliki oleh program talkshow ”Dunia Wanita” untuk bersaing dengan program lain di stasiun radio lain. Program

(8)

jam tayang yang dikhususkan untuk wanita kelas ekonomi menengah sehingga materi yang dibahaspun juga seputar kecantikan dan produk kosmetik. Selain itu, peluang yang didapatkan oleh program talkshow ”Dunia Wanita” adalah dengan terus mempertahankan tema yang diangkat supaya audiens dapat terus bertahan untuk mendengarkan program talkshow ”Dunia Wanita”

Threat (Ancaman) – Menganalisa bagaimana ancaman yang dihadapi oleh program

talkshow ”Dunia Wanita” dengan stasiun radio kompetitor. Ancaman yang dihadapi oleh

program talkshow ”Dunia Wanita” adalah ketika stasiun lain mencoba berlomba-lomba untuk membuat program yang sama. Konsep yang sudah ada akan terus diperbaiki lagi sehingga konsep program yang sudah ada diperbaharui oleh stasiun radio yang lain.

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir Penelitian

Evaluasi program Program talkshow ”Dunia Wanita” Radio Metta FM Solo Format Siaran

Tema/topik Isi Siaran

Penyiar

Nara sumber

Gambar

Gambar 1.  Bagan Kerangka Pikir Penelitian Evaluasi program Program talkshow ”Dunia Wanita” Radio Metta FM Solo  Format Siaran

Referensi

Dokumen terkait

disebutkan satu persatu yang selalu mendoakan yang terbaik untuk saya.. Seluruh responden yang telah membantu penulis dalam

nasabah bersedia menggunakan jasa layanan perusahaan ( mobile banking adoption ), pihak manajemen PT Bank CIMB Niaga harus dapat memberikan layanan yang baik dan lengkap

Dalam perkembangan lebih lanjut, serambi disambungkan dengan bangunan baru berupa serambi lagi, sehingga Kori Agung (sekat yang terbuat dari kayu ukir), yang terkenal

the study that is to explore the language choice of the teacher in teaching English. as a

In the studies reported below, we had four aims: to test whether adults with high-functioning autism (HFA) or Asperger Syndrome (AS) score lower on the EQ (study 1); to test whether

Gaya bahasa klimaks, adalah majas nonperbandingan yang dibentuk dengan meletakkan satuan bahasa yang maknanya kurang penting, kemudian disusul satuan bahasa yang

Kata sandang dalam tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, yaitu ا, namun dalam transliterasi ini kata sandang itu dibedakan atas kata sandang yang diikuti oleh

Telah dilakukan penelitian tentang efektifitas pelaksanaan perkuliahan berdasarkan analisis instruksional pada mata kuliah fisika sekolah II.. Tujuan penelitiannya