• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA HIDUP SEHAT PADA SISWA SMA NEGERI 3 TAKENGON TAHUN AJARAN 2011-2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA HIDUP SEHAT PADA SISWA SMA NEGERI 3 TAKENGON TAHUN AJARAN 2011-2012."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

MATERI BUDAYA HIDUP SEHAT PADA SISWA SMA NEGERI 3 TAKENGON

KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN AJARAN 2011-2012

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH : PITRA SUHADA

NIM. 608310171

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT Karena atas berkat dan

rahmat yang diberikan kepada penulis sehinga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini tepat pada waktunya. Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian

persyaratan memperoleh gelar sarjana pendidikan pada jurusan Pendidikan

Jasmani Sekolah (PJS) Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Rekreasi

(PJKR), Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan.

Adapun judul skripsi ini adalah “Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Budaya Hidup Sehat Pada Siswa SMA Negeri 3 Takengon Tahun Ajaran 2011-2012”.

Dalam penulisan skripsi ini penulis tidak terlepas dari hambatan – hambatan dan banyak kesulitan dalam menyelesaikannya. Namun penulis

berusaha seoptimal mungkin untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Selama

penyusunan skripsi ini penulis banyak menerima bantuan moril berupa bimbingan

dan arahan dari berbagai pihak. Atas bantuan tersebut penulis mengucapakan

terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.SI. Rektor UNIMED.

2. Bapak Drs. Basyaruddin Daulay, M.Kes. Dekan Fakultas Ilmu Keolah

Ragaan UNIMED.

3. Bapak Drs. Suharjo, M.Pd. Pembantu Dekan I. Bapak Drs. Mesnan, M.Kes.

(5)

vii

4. Bapak Dr. Tarsyad Nugraha, M.Kes. ketua jurusan Pendidikan Jasmani

Kesehatan Rekreasi (PJKR). UNIMED.

5. Bapak Drs. Suryadi Damanik, M,Kes. sekertaris jurusan Pendidikan

Jasmani Kesehatan Rekreasi (PJKR). UNIMED

6. Bapak Afri Tantri, S.Pd, M.Pd. Ketua Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan

Rekreasi (PJKR), UNIMED.

7. Bapak Afri Tantri, S.Pd, M.Pd. dosen pembimbing skripsi yang selama Ini

telah membimbing saya dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Bapak /Ibu Dosen FIK UNIMED yang turut serta dalam membantu

penyelesaian skripsi ini.

9. Terkhusus buat orang tua saya, yang sangat saya cintai dan sayangi ayah

saya Joni dan ibu tercinta Aminah S,Pd. dan kaka (Juwita, S.Pd, M.Pd. dan

Masdiana S.Pd, M.Pd). Adik saya (Ansar Yanto ST). yang sepenuh hati

telah banyak memberikan doa dan dukunganya kepada penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini.

10. Buat pacar saya tercinta Salbiah S,Pd. terima kasih saya ucapkan berkat

cinta, kasih sayang, dukungan, dan perhatianya sehingga saya selalu

semangat untuk menyelesaikan skripsi ini I LOVE U.

11. Bapak Armaja, S.Pd. selaku kepala sekolah SMA Negeri 3 Takengon yang

telah member ijin dan fasilitas selama penelitian ini berlangsung.

12. Ibu Armayati, S.Pd selaku guru mata pelajaran pendidikan jasamani di SMA

(6)

vii

13. Siswa kelas X A SMA Negeri 3 Takengon tahun pelajaran 2012/2013 yang

telah bersedia membantu pelaksanaan penelitian.

14. Buat sahabat-sahabat saya (Sahabul Adri AR, Ruhdi wen koara, Aramiko

Saradiwa, Almunawar Bicer Miko, Julian, Mulyani S.Pd. Muji Sembiring

S.Pd. dan sahabat-sahabat lainya. Terima kasih atas

dukungan,bantuan,semangat dan doa yang telah kalian berikan.

15. Rekan-rekan mahasiswa FIK UNIMED. Khususnya PJS C Ekstensi 08 yang

tidak bisa saya tuliskan namanya satu persatu yang memberi banyak

kenangan serta semangat selama kuliah bersama.

16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah ikut

memberikan bantuan dalam menyelesaikan penelitian ini.

Semoga Allah SWT memberikan yang terbaik kepada kita semua di

kehidupan sekarang dan yang akan datang. AMIN.

Penulis sadar bahwa kesempurnaan hanya milik ALLAH SWT yang maha

sempurna tetapi penulis sudah berusaha semaksimal mungkin dan melakukan

yang terbaik dalam penulisan skripsi ini, penulis berharap, bskripsi ini dapat

bermamfaat bagi kita semua.

Medan juni 2012

Pitra Suhada

(7)

iv ABSTRAK

PITRA SUHADA. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS). Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Budaya Hidup Sehat Pada Siswa SMA Negeri 3 Takengon Tahun Ajaran 2011-2012.

Dosen Pembimbing AFRI TANTRI.

Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK). UNIMED 2012.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah” Rendahnya Hasil Belajar Siswa

Pada Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Terutama Pada Materi Budaya Hidup

Sehat” Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS). dapat meningkatkan hasil

belajar siswa kelas X A di SMA Negeri 3 Takengon.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 3 Takengon yang berada di jalan

Takengon – isaq Kayu kul Kecamatan Pegasing Kabupaten Aceh Tengah tahun

ajaran 2011-2012. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X A di SMA

Negeri 3 Takengon yang berjumlah 40 orang. Tehnik yang di gunakan untuk

pengumpulan data dalam penelitian ini mengunakan tes. Tes yang digunakan

adalah pilihan berganda tes,tes diambil dari buku paket siswa.

Dari hasil analisis diperoleh data pre test sebagai hasil belajar awal siswa

dengan 20 siswa yang tuntas dengan persentase 50%, siswa yang tidak tuntas 20

siswa dengan persentase 50 %, dengan nilai rata-rata 59,875. Data pos test siklus

1 jumlah siswa yang tuntas 23 siswa dengan persentase 57,5%, 17 siswa yang

tidak tuntas dengan persentase 42,5%, dengan rata-rata nilai 62,88. Sedangkan

data pos test siklus II jumlah siswa yang tuntas 34 siswa dengan jumlah

persentase 85% siswa yang tidak tuntas 6 siswa dengan persentase 15% dengan

rata-rata nilai hasil belajar siswa 71,125 dengan 85% siswa yang mencapai kriteria

ketuntasan minimal (KKM).

Dapat disimpulkan bahwa Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Think Pair Share (TPS). Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani

Pada Materi Budaya Hidup Sehat Terhadap Siswa SMA Negeri 3 Takengon

Tahun Ajaran 2011-2012.dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini berarti

bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS). dapat

(8)

ix

1. Hakeket Pendidikan Jasmani ... 10

2. Hakekat hasil Belajar……….. ... 12

(9)

ix

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………... 36

A. Hasil Penelitian……….. 36

B. Pembahasan Hasil Penelitian………. 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………... 54

A. Kesimpulan……… 54

B. Saran……….. 54

(10)

x

DAFTAR TABEL

Tabel

1. Rencana Kegiatan Tindakan Kelas……… 30

2. Nilai Hasil Pre test………. 37

3. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus I……….. 48

4. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus II………. 39

(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1. Skema Siklus Dalam Penelitian Tindakan Kelas……… 28

2. Diagram Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa Pre Test………... 38

3. Diagram Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I………... 38

4. Diagram Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II ……….. 39

(12)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini dunia pendidikan dihadapkan pada tantangan yang

mengharuskan mampu melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

berkualitas. Pendidikan merupakan suatu wadah kegiatan yang berusaha untuk

membangun masyarakat dan watak bangsa secara berkesinambungan yaitu

membina mental, rasio, intelektual dan kepribadian dalam rangka manusia

seutuhnya. Oleh karena itu pendidikan perlu mendapat perhatian, penanganan, dan

prioritas secara intensif dari pemerintah, masyarakat maupun pengelola

pendidikan.

Pendidikan merupakan usaha sadar, terencana umtuk mewujudkan proses

belajar dan hasil belajar yang optimal sesuai dengan karakteristik peserta didik.

Namum, sebagai bagian dari proses pendidikan, pembelajaran penjas secara terus

menerus perlu untuk dikembangkan. Dalam pengembangan itu, terdapat dua aspek

penting yaitu membelajarkan siswa bagaimana belajar dan membelajarkan siswa

bagaimana berpikir. (Dryden g Jeannette. 2004).

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

(13)

Pada dasarnya semua guru menginginkan kompetensi tercapai dalam setiap

proses pembelajaran. Salah satu wujud kompetensi tersebut adalah keterampilan

berpikir dan kerjasama siswa. Aktivitas berpikir dan kerjasama siswa. Aktivitas

berpikir dan kerjasama siswa dalam proses pembelajaran sangat berpengaruh pada

pencapaian tujuan pembelajaran. Melalui keaktifan siswa dan kerjasama

diharapkan prestasi belajar siswa akan mengalami peningkatan. Salah satu cara

untuk mengembangkan kompetensi siswa dalam kerjasama adalah melalui

penerapan pembelajaran kontekstual dengan model kooperatif. Pengajaran

kooperatif (kooperatif learning) berfokus pada pengunaan sekelompok kecil siswa

untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar dalam rangka

mencapai tujuan pembelajaran

Hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan peneliti menyebutkan

bahwa dalam pembelajaran penjas khususnya pembelajaran materi, siswa masih

terlihat kurang aktif dan cenderung bersikap individual sehinga kerja sama masih

kurang. Nampak pula adanya siswa yang bersifat tertutup dan malu bertanya

kepada guru mengenai materi pelajaran yang belum dimengerti. Hal itu

mengakibatkan siswa merasa kesulitan dalam memahami materi yang

disampaikan oleh guru.

Kekurangaktifan siswa yang terlibat dalam pembelajaran dapat terjadi

karena metode/model yang digunakan kurang melibatkan aktifitas siswa secara

langsung. Pembelajaran dikelas masih banyak di dominasi oleh guru sehinga

kurang mampu membangun persepsi, minat, dan sikap siswa yang lebih baik.

(14)

dunia pendidikan sebagian besar di sebabkan oleh faktor didaktik, termasuk

metode pengajaran yang berpusat pada guru. Dengan kurangnya minat dan sikap

siswa tersebut berdampak terhadap prestasi belajar secara umum kurang

memuaskan

Dalam kegiatan belajar mengajar diharapkan tercipta suatu proses yang

mengarahkan siswa untuk melakukan aktivitas belajar, peranan guru sangat

penting dalam melakukan usaha usaha, menciptakan kondisi dan situasi yang

memungkinkan siswa membentuk makna dari bahan-bahan pelajaran melalui

suatu proses belajar dan penyimpananya dalam ingatan yang sewaktu-waktu dapat

diproses dan dikembangkan lebih lanjut.

Kesempatan berinteraksi dengan siswa dalam belajar seharusnya tidak

hanya dipakai untuk mentransfer ilmu tetapi guru bisa mempelajari siswa,

mengawasi tingkah laku dan dan kegiatanya. Mengetahui dan mengenal siswa

merupakan tugas pertama guru pemahaman terhadap siswa-siswanya dalam

proses belajar, pertama guru memberikan pemahaman terhadap siswa siswanya

dalam proses belajar mengajar. Dalam pembelajaran aktif, siswa di pandang

sebagai subjek bukan objek dan belajar lebih dipentingkan dari mengajar.

Disamping itu siswa ikut berpartisipasi dalam mencoba dan melakukan sendiri

yang sedang dipelajari.

Salah satu faktor keberhasilan guru dalam penyampaian materi dipengaruhi

oleh metode atau gaya mengajar. Metode mengajar diartikan sebagai cara yang

dipilih guru untuk berinteraksi dengan siswa dalam proses pembelajaran, sehinga

(15)

sesuai dalam pelaksanaan pembelajaran akan membantu anak untuk menguasai

materi yang diajarkan sehinga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Metode atau gaya mengajar merupakan suatu siasat untuk menggiatkan

partisipasi siswa untuk melaksanakan tugas-tugas ajar. hal ini dikaitkan dengan

upaya untuk mengelola lingkungan dan atmosfir pengajaran untuk tujuan

mengoptimalkan jumlah waktu aktif berlatih dari pada siswa yang dipandang

sebagai indikator terpercaya untuk melihat efektivitas pengajaran. Banyak metode

atau gaya mengajar yang dapat digunakan dalam pembelajaran penjas. Namun

metode yang digunakan sebaiknya disesuaikan dengan materi yang akan di

ajarkan, beberapa metode atau gaya mengajar dapat diterapkan selama

pembelajaran berlangsung tergantung dari keadaan kelas atau siswa.

Dalam proses pembelajaran sebagai langkah awal guru harus mampu

menganalisis program pengajarannya. Apakah program sudah cocok, sudah

memenuhi tujuan yang ingin dicapai (baik oleh guru maupun oleh siswa).

Permasalahan yang sering terjadi adalah pengelolaan kegiatan yang di sajikan

oleh guru tidak membangkitkan motifasi dan kreatifitas anak sehinga kegiatan

belajar mengajar bersipat pasif, itu dikarnakan sistem pembelajaran yang ada dan

digunakan selama ini bersifat monoton. Peserta didik hanya diberikan

pengetahuan tanpa memperhatikan metode pembelajaran yang digunakan, dalam

konteks pendidikan tinggi, sistim pembelajaran yang lama ini juga berarti jika

seseorang mempunyai pengetahuaan dan keahlian dalam suatu bidang dia pasti

(16)

tepat. Dia hanya perlu menuangkan apa yang diketahuinya kedalam botol kosong

yang siap menerimanya

Banyak guru masih menganggap paradigma lama ini sebagai satu-satunya

alternatif. Mereka mengajar dengan metode ceramah dan mengharapkan siswa

Duduk, Diam, Dengar, Catat dan Hafal (3DCH) serta mengadu siswa satu sama

lain. Johnson & Jhonson dan Smith (1991). Dimana siswa bersifat acuh tak acuh

dan kurang antusias dalam menerima pembelajaran, malas mengulang pelajaran

yang dijelaskan oleh guru, dalam diskusi kelompok siswa kurang berkolaborasi

dengan kawan kelompoknya Ini adalah fakta dalam dunia pendidiakan kita

dimana betapa mudahnya kita terjebak dalam konsensus mengenai praktik-praktik

pengajaran dan kehilangan keberanian untuk menentang dan merubah kebiasaan

yang sudah berurat dan berakar dalam kegiatan belajar mengajar. Tradisi

pengajaran berdasarkan paradigma yang disebutkan di atas di abadikan terus

dalam dunia pendidikan walaupun korban-korban terus berjatuhan.

Dengan demikian perlu dirancang suatu pembelajaran yang mengikut sertakan

seluruh siswa aktif dalam kegiatan belajar, mengajar dan yang membiasakan

siswa untuk mengkontraksi sendiri pengetahuanya baik dengan guru, teman,

maupun terhadap materi pelajaran itu sendiri dan nantinya diharapkan hal tersebut

dapat membantu siswa sehinga tercapai hasil belajar yang baik. Salah satu cara

yang dapat dilakukan adalah dengan mengunakan model pembelajaran kooperatif

tipe Think Pair Share (TPS).

Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) di kembangkan

(17)

merupakan salah satu model yang menciptakan interaksi antara guru dengan siswa

dan interaksi siswa dengan siswa lainya secara kelompok dengan model ini

diharapkan dapat memacu hasil belajar siswa. Dalam Model pembelajaran

kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) siswa dapat belajar dalam kelompok kecil

yang hitrogen dan dikelompokkan dengan tingkat kemampuan yang berbeda-beda,

jadi setiap kelompok terdapat peserta didik yang berkemampuan rendah, sedang

dan tingi. Dalam menjalankan tugas angota saling bekerja sama, dan membantu

untuk memahami bahan pelajaran.

Tehnik ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sendiri dan

bekerja sama dengan orang lain tipe Think Pair Share (TPS) memiliki prosedur

yang ditetapkan secara explicit untuk memberi siswa waktu lebih banyak untuk

berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lainya.

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik memilih model pembelajaran

kooperatif tipe think pair share (TPS) karena penguasaan siswa dan pemahaman

siswa akan materi yang disampaikan guru sangat rendah, hal itu di akibatkan

penyampain materi pembelajaran yang terlalu monoton. Berdasarkan diskusi

dengan guru penjas di SMA Negeri 3 Takengon mengatakan bahwa’ siswa kurang

dapat memahami pembelajaran penjas pada materi budaya hidup sehat dengan

baik karena mengangap teori itu tidak penting dalam pendidikan jasmani, yang

identik dengan pembelajaran praktek, dalam hal ini mereka mengangap remeh

terhadap teori pada materi budaya hidup sehat sehinga hasil yang diperoleh siswa

kurang memuaskan, hal ini terlihat dari nilai rata-rata yang diperoleh sebesar

(18)

rendah untuk mendapat dengan pengunaan metode pembelajaran kooperatif tipe

think pair share (TPS) dapat meningkatkan hasil belajar.

Berdasarkan uraian diatas peneliti akan melakukan penelitian tentang

penerapan model pembelajaran tipe think pair share (TPS) terhadap hasil belajar

penelitian ini diberi judul:

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Materi Budaya Hidup Sehat Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Takengon Kabupaten Aceh Tengah Tahun ajaran 2011-2012”.

B. Identifikasi masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat di identifikasikan

suatu masalah penelitian sebagai berikut ; 1) Apakah yang mempengaruhi hasil

belajar siswa/siswi kelas X A SMA Negeri 3 Takengon? 2) Apakah model

pembelajaran yang kurang sesuai dengan materi dengan materi pembelajaran yang

di sajikan guru? 3) Apakah cara mengajar guru berpengaruh terhadap hasil belajar

siswa? 4) Apakah dengan mengunakan metode/model pembelajaran kooperatif

tipe Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan hasil belajar siswa/siswi? 5)

Berapa besarkah peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan model

(19)

C. Batasan masalah

Mengigat luasnya ruang lingkup masalah serta keterbatasan waktu, dana dan

kemampuan penulis maka perlu adanya pembatasan masalah. Adapun yang

menjadi pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah hanya pada penerapan

model pembelajaran kooperatife tipe Think Pair Share (TPS) untuk meningkatkan

hasil belajar pada materi budaya hidup sehat tentang NARKOBA terhadap

siswa/siswi kelas X SMA Negeri 3 Takengon Tahun Ajaran 2011/2012.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi dan pembatasan masalah

maka dapat dirumuskan permasalahan yang hendak diteliti sebagai berikut:

“Bagaimana hasil peningkatan belajar siswa/siswi kelas X SMA Negeri 3

Takengon setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair

Share (TPS)?”.

E. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah:

untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa/siswi kelas X SMA Negeri 3

Takengon pada materi pokok budaya hidup sehat setelah diterapkan model

(20)

F. Manfaat Penelitian

Dengan dilaksanakannya penelitian ini diharapkan dapat member mamfaat

sebagai berikut:

1. Dapat menambah pengetahuan siswa tentang materi budaya hidup sehat

2. Agar siswa lebih memahami dampak dari narkoba.

3. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang model

pembelajaran kooperatif tipe Think pairs share (TPS)

4. Sebagai bahan masukan yang berguna bagi siswa SMA Negeri 3

Takengon khusus nya untuk meningkatkan hasil belajar

5. Sebagai bahan masukan yang berguna bagi pembaca khususnya

rekan-rekan mahasiswa unimed agar dapat dipergunakan untuk penelitian

(21)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilaksanakan dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

Model pembelajaran Tipe Think Pair Share (TPS). efektif dalam

meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok Budaya Hidup Sehat

diperoleh data pre test sebagai hasil belajar awal siswa dengan 20 siswa yang

tuntas dengan persentase 50%, siswa yang tidak tuntas 20 siswa dengan

persentase 50 %, dengan nilai rata-rata 59,88. Kemudian meningkat Data pos test

siklus 1 jumlah siswa yang tuntas 23 siswa dengan persentase 57,5%, 17 siswa

yang tidak tuntas dengan persentase 42,5%, dengan rata-rata nilai 62,88. Dan

meningkat lagi di data pos test siklus II jumlah siswa yang tuntas 34 siswa,

dengan jumlah persentase 85%, siswa yang tidak tuntas 6 siswa, dengan

persentase 15%, dengan total rata-rata nilai hasil belajar siswa 71,125, dengan

85% siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM).

B. Saran

1. Dalam menggunakan metode pembelajaran, guru sebaiknya memilih metode

pembelajaran yang dapat meningkatkan minat belajar siswa, sehingga hasil

(22)

2. Guru yang menggunakan madel pembelajaran kooperatif tipe Think Pair

Share (TPS). Hendaknya disesuaikan dengan materi pokok pembelajaran

dan dapat memotivasi dan membangkitkan sikaf kritis kepada siswa untuk

lebih aktif dalam proses belajar atau mau bertanya dan memberikan

pendapat serta membiasakan siswa untuk bekerja sama dalam kelompok.

3. Kepada mahasiswa FIK UNIMED agar dapat mencoba melakukan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe Think Pair Share (TPS). Dengan mencoba pada materi

pelajaran lain.

4. Kepada para pembaca yang mungkin akan melakukan penelitian dengan

menerapkan model pembelajaran tipe Think Pair Share (TPS). Dengan

mencoba pada materi pelajaran lain.

5. Bahan masukan bagi penulis sendiri sebagai acuan dalam proses pengajaran

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Suharsimi Arikunto, 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

2008. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta Reneka Cipta.

2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Djamarah, Bahri & Zain, Aswan. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Dzaki, 2010. Penelitian Tindakan Kelas

http//:www.yahoo.com.penelitiantindakankelas/dzaki.blogspot.html (diakses april 2010)

Fachruddin 2010 cooperative learning. Bandung: Alfabeta.

Hanafiah, Nanang & Suhana, cucu. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama.

Ibrahim, M dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Bandung: Unesa.

I Wayan Santyasa. 2007. Wrokshop tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi Para Guru SMP 2 Dan 5 nusa penida kelungkung

Jurnal Pendidikan Inovatif Volume 2, Nomor 1, Desember 2006

Kunandar. 2011. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas, Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Lie, A. 2000. Cooperatif Learning. Jakarta: Gramedia widia Sarana

Muhajir. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Rekreasi. Penerbit Erlanga

Slameto.2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta

Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

(24)

Sudrajat, Akhmad. 2010. Model-model Pembelajaran Inovatif. http:// learning with me.blogspot. pembelajaran. html (06/01/2012)

Suherman, E. (Maret 2010). Model belajar dan pembelajaran berorientasi kompetensi siswa. Jurnal pendidikan dan budaya edisi I, hlm. Jakarta : Departemen Pendidikan. Tersedia http://jurnal.garuda.kepdiknas.go.id// (07/01/2012)

Gambar

Tabel 1. Rencana Kegiatan Tindakan Kelas…………………………………
Gambar 1. Skema Siklus Dalam Penelitian Tindakan Kelas……………………

Referensi

Dokumen terkait

The final product of this change request ought to be the official release within the OGC and WfMC communities in June 2009 of WFXML and WfXML-R with any enhancements

Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan data primer. Data sekunder akan diperoleh dari tegalkota.bps.go.id dan Disperindag atau

Sesuai surat Kepala BKN nomor K.26-30N.131-9/74 tanggal 30 Oktober 2017 tentang Penyampaian Hasil SKD CPNS BPKP, peserta SKD CPNS BPKP yang memenuhi nilai ambang batas dapat

Kegiatan Rintisan Rumah Pintar dilakukan dalam bentuk penataan kelembagaan, peningkatan sarana dan prasarana, pembelajaran dan/atau pelatihan, serta pendampingan. Kegiatan yang

Lending income associated with a 100 basis points margin for the basic rate of charge, service charges, commitment fees and surcharges yields potential reserve accumulation of

Aplikasi yang dibangun pada artikel ini dapat membantu pengguna mencari informasi alam tanpa harus melakukan pencocokan dengan kata kunci pencarian. 5.2

Nabati, Bahan Bakar Alternatif dari Tumbuhan Sebagai Pengganti Minyak. Bumi

Hasil uji hipotesis menggunakan uji t dua sampel independen dengan SPSS 16 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan peningkatan keterampilan proses sains