ABSTRAK
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP
HASIL BELAJAR IPS SISWA mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TPS terhadap hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 2 Rukti Harjo.
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen tipe quasi experiment (eksperimen semu) dengan pola the non equivalent control group disign (pretes-posttes yang tidak ekuivalen). Langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan rancangan ini adalah 1) memilih dua kelompok subjek yang tidak ekuivalen, 2) laksanakan pretes pada kedua kelompok, 3) kenakan perlakuan pada kelompok eksperimen, 4) berikan posttes pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, 5) cari beda mean kelompok eksperimen dan kontrol, antara posttes dan pretes, 6) gunakan statistik yang tepat untuk mencari perbedaan hasil.
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil sebagai berikut : perhitungan uji kesamaan dua rata-rata diperoleh = 0,0226 lebih besar dari = 0,0368 pada taraf signifikasi 5% dilambangkan , sehingga untuk jawaban dari rumusan masalah apakah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dapat berpengaruh terhadap hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 2 Rukti Harjo adalah berpengaruh, dilihat dari hasil perhitungan rata-rata yang menunjukan hasil .
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE
THINK PAIR SHARE
(TPS) TERHADAP
HASIL BELAJAR IPS SISWA
KELAS IV SD NEGERI 2
RUKTI HARJO
Oleh
Dedi Firmanto
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE
THINK PAIR SHARE
(TPS) TERHADAP
HASIL BELAJAR IPS SISWA
KELAS IV SD NEGERI 2
RUKTI HARJO
(Skripsi)
Oleh
DEDI FIRMANTO
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
v DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar
v
B. Model Pembelajaran Kooperatif ... 9
C.Tipe-tipe Model Pembelajaran Kooperatif ... 10
D.Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS 1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS ... 10
2. Langkah-Langkah dalam penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe TPS ... 12
E. Belajar 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar ... 13
b. Fungsi Penilaian Hasil Belajar ... 13
2. Pengertian Belajar ... 14
F. IPS a. Definisi IPS ... 15
b. Karakteristik IPS ... 16
c. Tujuan IPS ... 17
G.Kajian Penelitian yang Relevan ... 18
H.Kerangka Berpikir ... 20
vi
2. Definisi Oprasional Variabel Penelitian ... 27
F. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian ... 27
2. Sampel Penelitian ... 28
G. Rencana Pengujian Alat Pengumpulan Data 1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 29
2. Uji Validitas Instrumen ... 30
3. Uji Reliabilitas ... 30
4. Taraf Kesukaran ... 32
5. Daya Pembeda ... 33
H. Instrumen dan Teknik Pengumpulan data 1. Instrumen Pengumpulan Data ... 34
2. Teknik Pengumpulan Data ... 35 A.Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Identitas Sekolah ... 40
b. Pelaksanaan Pembelajaran ... 44
C.Hasil Penelitian 1. Hasil Pelaksanaan Pretes ... 50
2. Hasil Pelaksanaan Posttes ... 52
D.Analisis Data ... 54
vii BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan... 58 B. Saran ... 58 DAFTAR PUSTAKA
v DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Surat Keterangan ... 63
2. Surat Izin Penelitian Pendahuluan ... 64
3. Surat Pemberian Izin Penelitian ... 65
4. Surat Keterangan Penelitian ... 66
5. Surat Izin Penelitian ... 67
6. Format Kisi-kisi Instrumen ... 68
7. Soal Uji Instrumen ... 69
8. Hasil Uji Validitas Instrumen ... 72
9. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 74
10. Uji Daya Pembeda ... 76
11. Uji Tingkat Kesukaran ... 77
12. Soal Setelah Uji Instrumen ... 78
13. RPP Metode Ceramah ... 80
14. RPP Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS ... 86
15. Nilai Pretes Siswa ... 93
16. Nilai Posttes Siswa ... 102
v DAFTAR TABEL
Halaman Tabel
1.1 Nilai Mid Semester Ganjil ... 3
3.1. Kisi-kisi instrumen penelitian ... 29
3.2. Indeks tingkat kesukaran/mudah ... 33
3.3 Klasifikasi daya pembeda ... 34
3.4 Kerangka tabel distribusi frekuensi ... 37
3.5 Kerangka tabel distribusi dan ... 37
4.1 Hasil pretes kelas eksperimen ... 50
4.2 Hasil pretes kelas kontrol ... 51
4.3 Hasil posttes kelas eksperimen ... 52
MOTO
“Diantara (tanda) kebaikan keislaman
seseorang adalah ia meninggalkan perkara yang
tak berguna baginya”
i
PERSEMBAHAN
Puji syukur atas nikmat dan karunia yang telah Allah SWT berikan sehingga
saya dapat menyelesaikan salah satu karya yang semoga bermanfaat bagi diri saya
dan orang lain.Ya Allah ku persembahkan karya ini untuk:
1. Ayahanda dan Ibunda tercinta yaitu Bapak Selamet dan Ibu Iswati,
terimakasih atas segala kasih dan saying serta pendidikan yang telah engkau
berikan kepadaku yang tidak akan pernah anakmu ini dapat membalasnya.
Anakmu hanya bias berdo’a agar Allah selalu menyayangi dan mengasihimu
sebagaimana engkau telah mengasihi dan menyayangiku dari kecil. Aamiin.
2. Kakak-kakakku tersayang dan tercinta kakanda Agus Wibowo, M. Pd,
Untung Wahyudi dan kakanda Indah Sulis Triani, S. Pd., semoga karya ini
menjadi bukti perjalanan awal dari kehidupan adinda kalian menjadi seorang
manusia yang berguna bagi agama, bangsa dan negara, Aamiin.
3. Orang-orang luar biasa yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah
memberikan dukungan dan motivasi luar biasa, saya ucapkan terimakasih.
Hanya Allah yang bisa membalas kebaikan kalian semua, dan semoga Allah
memberikan balasan yang lebih baik. Aamiin.
4. Almamaterku tercinta Universitas Lampung.
RIWAYAT HIDUP
Peneliti dilahirkan di Desa Rukti Harjo, Kecamatan Seputih
Raman, Kabupaten Lampung Tengah pada tanggal 8 April
1993, sebagai anak keempat dari pasangan Bapak Selamet
dan Ibu Iswati.
Pendidikan peneliti dimulai dari SD Negeri 04 Rukti Harjo, Kabupaten Lampung
Tengah pada tahun 1999 dan selesai pada tahun 2005. Peneliti melanjutkan ke
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SMP Negeri 1 Seputih Raman, Kabupaten
Lampung Tengah dan selesai pada tahun 2008. Kemudian peneliti melanjutkan
pendidikan di SMA Negeri 1 Kotagajah, Kabupaten Lampung Tengah dan selesai
pada tahun 2011. Pada tahun 2011 peneliti diterima sebagai salah satu mahasiswa
Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi S1
i
SANWACANA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Skripsi dengan judul“Pengaruh Model pembelajaraan Kooperatif Tipe TPS
Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa IV SD Negeri 2 Rukti Harjo”adalah salah satu
syarat untuk memperoleh gelar sarjana Keguruan dan Ilmu Pendidikan di
Universitas Lampung.
Penyusunan skripsi ini dapat terwujud berkat adanya bantuan dari berbagai pihak,
untuk itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M. Sc., selaku Rektor Universitas
Lampung yang telah menyedikan sarana dan prasarana sehingga peneliti
dapat menyelesaikan studi dengan lancar.
2. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., Dekan FKIP Universitas Lampung
yang telah menyedikan pelayanan studi selama peneliti menempuh
pendidikan sehingga peneliti dapat menempuh pendidikan dengan
berkualitas;
3. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si., Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP
Universitas Lampung yang telah memberikan pelayanan terhadap penliti
ii
4. Dr. Hi. Darsono, M.Pd., Ketua Program Studi PGSD Jurusan Ilmu
Pendidikan FKIP Universitas Lampung, sekaligus Dosen Pembimbing yang
telah memberikan masukan dan saran-saran yang sangat bermanfaat bagi
peneliti;
5. Bapak Drs. Siswantoro, Kordinator Kampus B FKIP Universitas Lampung
yang telah menyedikan pelayanan terhadap peneliti sehingga peneliti dapat
menempuh menuntut ilmu di Kampus B FKIP Universitas Lampung dengan
baik;
6. Bapak Drs. Sarengat, M.Pd., Dosen Pembimbing Akademik sekaligus sebagai
Pembimbing yang telah berkenan membimbing peneliti selama masa setudi
dan dalam penulisan skripsi ini yang telah banyak memberikan masukan yang
berarti bagi peneliti.
7. Ibu Dr. Sowiyah, M. Pd, Dosen Pembahas yang telah banyak memberikan
masukan dalam penyempurnaan skripsi peneliti sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik;
8. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf PGSD UPP Metro yang telah banyak
membantu kelancaran penyusunan skripsi ini.
9. Ibu Rismiwati, S.Pd, Kepala SD Negeri 2 Rukti Harjo, serta dewan guru dan
staf administrasi yang telah membantu peneliti selama penyusunan skripsi ini.
10. Rekan-rekan senasib dan seperjuangan, Gusti Ayu Rini, Azka Falaih
Rizqiana, Ristiana,Zakari Ahmad, Ahmad Nasikun, Nuraulia, Nuke Zela
Pratiwi, Arizzal, Aditiya Permadi, Asrul Faehani, Imma Sofiana Tsani, Arfian
iii
peneliti sebutkan, terimakasih kebersamaan dan dukungan yang telah
diberikan selama ini;
11. Untuk seseorang yang selalu menjadi motivasiku, terimakasih atas dukungan,
doa, dan impian yang menjadikan peneliti selalu bersemangat dalam menulis
skripsi ini.
12.Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan namanya satu per satu yang
telah membantu kelancaran dalam penyusunan skripsi ini.
Akhir kata peneliti menyadari bahwa tulisan ini masih belum sempurna,
akan tetapi peneliti berharap semoga skripsi ini bermafaat bagi kita semua.
Aamiin.
Metro, 28 Juni 2015 Peneliti
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat diperlukan oleh setiap
manusia, karena melalui pendidikan ini seseorang akan belajar mengembangkan
potensi dirinya. Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1
tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan, pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecardasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Bedasarkan penjelasan di atas dapat kita pahami bahwa pendidikan adalah usaha
sadar yang memiliki makna bahwa pendidikan diselenggarakan dengan rencana
yang matang, mantap, sistematik dan berjenjang serta dalam pelaksanaan
pendidikan, diusahakan agar tercipta suasana yang dapat menjadikan siswa aktif
mengikutinya.
Pengertian pendidikan di atas juga, merupakan pedoman dalam
pelaksanaan pembelajaran di negara kita, pembelajaran harus dilaksanakan
dengan melihat kemampuan siswa, dilaksanakan secara sadar dan terencana serta
terdapat hasil dari kegiatan belajar ini berupa hasil belajar (kognitif, afektif dan
2
ketahui pendidikan dilaksanakan agar seorang siswa mempunyai suatu
keterampilan yang dapat mereka gunakan untuk hidup dimasyarakat, bangsa dan
negara. Untuk itu dalam pelaksanaan pendidikan seorang siswa harus diajarkan
suatu Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) agar siswa memiliki kemampuan untuk dapat
berinteraksi dengan orang lain dalam masyarakat, bangsa dan negara.
Menurut Gross dalam Trianto (2012: 171) pendidikan IPS ini diajarkan
untuk mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik dalam
kehidupannya dimasyarakat serta mengembangkan kemampuan siswa
menggunakan penalaran dalam mengambil keputusan setiap persoalan yang
dihadapainya. Dalam pelaksanaan pembelajaran IPS ini, seorang guru harus
pandai dalam menciptakan suatu iklim pembelajaran sehingga siswa dapat aktif
dalam mengembangkan potensi dirinya, misalnya siswa dapat belajar berinteraksi
dengan teman-temannya di dalam kelas serta dapat secara aktif menyelesaikan
permasalan-permasalahan yang diberikan oleh guru, tetapi pada saat ini setiap
pelaksanaan pembelajaran berlangsung, kebanyakan guru selalu dijadikan sebagai
pusat pembelajaran dan siswa hanya dijadikan sebagai objek pembelajaran yang
menerima apa yang disampaikan oleh guru.
Selain itu dalam pelaksanaan pembelajaran, guru kurang memperhatikan
metode apa yang akan digunakan untuk menyampaiakan materi, sehingga siswa
dalam kegiatan pembelajaran hanya pasif dan sulit dalam menerima materi yang
disampaikan serta keterampilan sosial siswa akan terabaikan untuk
dikembangkan. Akibatnya hasil belajar yang diharapkan akan sulit untuk dicapai.
Berdasarkan wawancara peneliti dengan guru kelas IVA dan IVB SD
3
pembelajaran yang dilaksanakan setiap harinya. Menurut guru kelas IVA dan IVB
dalam pembelajaran kurang bisa mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan dan cenderung memberikan nilai tambahan kepada siswa agar nilai
yang diperoleh siswa tidak terlalu rendah.
Selanjutnya, menurut guru kelas IVA dan IVB banyak siswa yang masih
kesulitan dalam proses pembelajaran terutama dalam mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) dan Matematika, karena dalam pembelajaran IPS dan
Matematika siswa diharuskan mampu memahami materi yang diajarkan namun
karena jumlah siswa yang terlalu banyak guru mengalami kesulitan dalam
membimbing siswa. Gambaran nilai siswa setiap mata pelajaran dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
Tabel 1.1 Nilai mid semester ganjil kelas IV SD Negeri 2 Rukti Harjo tahun pelajaran 2014/2015
No. Mata pelajaran Nilai rata-rata No. Mata pelajaran Nilai rarta-rata
1 PKn 80 4 IPS 60
2 Bahasa Indonesia 80 5 IPA 80
3 Matematika 58 6 Pendidikan
Agama 85 Sumber: Daftar nilai kelas IV SD Negeri 2 Rukti Harjo.
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui nilai rata-rata terendah yang
didapatkan siswa kelas IV adalah mata pelajaran Matematika dan IPS, dalam
penelitian ini, peneliti lebih tertarik untuk memilih mata pelajaran IPS karena
didalam pembelajaran IPS siswa diajarkan sikap-sikap sosial seperti kerja sama,
dan saling menghargai, hal tersebut sesuai dengan model yang akan peneliti
4
Pada tanggal 22 November 2014 peneliti melaksanakan observasi saat
pembelajaran sedang berlangsung, untuk melihat lebih detail permasalahan yang
ada di kelas IVA dan IVB SD Negeri 2 Rukti Harjo. Berdasarkan observasi yang
peneliti laksanakan di kelas IVA dan IVB SD Negeri 2 Rukti Harjo, terlihat
proses pembelajaran di kelas IVA dan IVB sangat kurang efektif. Banyak siswa
yang mengobrol saat pembelajaran berlangsung, kurang memperhatikan ketika
dijelaskan, kurangnya kerja sama saat pembelajaran berlangsung antara guru
dengan siswa serta siswa dengan siswa, dan cendung pasif saat kegiatan
pembelajaran berlangsung. Salah satu penyebab pembelajaran yang kurang efektif
ini, karena dalam proses pembelajaran guru hanya melakukan pembelajaran
dengan metode ceramah.
Sehingga dalam pembelajaran terlihat guru yang menjadi pusat
pembelajaran, selain itu dengan jumlah siswa yang cukup banyak yaitu 38 di kelas
IVA dan 34 di kelas IVB, terlihat banyak siswa yang tidak dapat dikondisikan
guru. Akibatnya hasil belajar yang diperoleh siswa masih sangat rendah, yang
dapat diketahui dari hasil ulangan tengah semester IPS yang dilaksanakan pada
tanggal 27 Oktober 2014, masih banyak siswa di kelas IV SD Negeri 2 Rukti
Harjo ini yang mendapatkan hasil belajar di bawah KKM yang ditentukan, dari
siswa 38 di kelas IVA sekitar 68% atau sekitar 25 siswa yang di bawah KKM dan
di kelas IVB dari siswa 34 sekitar 70% atau sekitar 23 siswa yang di bawah KKM
yang telah ditentukan, sedangkan KKM yang telah ditetapkan sekolah pada mata
pelajaran IPS adalah 66.
Berdasarkan permasalahan di atas peneliti tertarik untuk melaksanakan
5
share (TPS). Alasan mengapa peneliti lebih tertarik menggunakan model
pembelajaran kooperatif karena menurut Vygotsky dalam Huda (2013: 132)
dalam model pembelajaran kooperatif, mental siswa pertama kali berkembang
pada level interpersonal, dimana mereka belajar mengintegrasikan dan
mentransformasikan interaksi interpersonal mereka dengan orang lain, lalu pada
level intrapersonal mereka mulai memperoleh pemahaman dan keterampilan baru
dari hasil interaksi. Selain itu dalam model pembelajaran koopertaif tipe TPS ini
setiap siswa diberikan tanggung jawab atas pembelajaran yang berlangsung.
Sehingga apabila dengan menerapakan model pembelajaran kooperatif
tipe TPS dapat menambah keaktifan siswa serta dapat memudahkan siswa dalam
memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru. Selain pengetahuan dan
keterampilan yang dapat dikembangkan, siswa juga diajarkan untuk dapat bekerja
sama, saling menghargai pendapat orang lain dan belajar menerima kritik ataupun
saran dari orang lain sehingga secara tidak langsung siswa akan belajar
mengembangkan sikap sosialnya dan saat pembelajaran berlangsung siswa juga
diajarkan untuk memecahkan masalah yang diberikan guru secara berkelompok.
Berdasarkan pemasalahan-permasalahan dan teori-teori di atas, peneliti
memandang perlu dilaksanakan suatu penelitian menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada mata pelajaran IPS
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latarbelakang masalah di atas dapat diidentifikasi beberapa
masalah.
1. Guru hanya menerapkan metode pembelajaran ceramah setiap
pembelajaran IPS.
2. Jumlah siswa yang terlalu banyak sehingga guru kesulitan dalam
mengondisikan siswa.
3. Kurangnya kerja sama antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa
saat pembelajaran IPS berlangsung.
4. Siswa pasif dalam pembelajaran IPS.
5. Banyak siswa mengobrol saat pembelajaran IPS berlangsung.
6. Hasil belajar IPS yang diperoleh siswa rendah..
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas peneliti membatasi masalah pada
penerapan model pembelajaran koopeatif tipe TPS pada mata pelajaran IPS
dan hasil belajar aspek kognitif.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah apakah dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe TPS dapat berpengaruh terhadap hasil belajar IPS siswa kelas
7
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh
model pembelajaran kooperatif tipe TPS terhadap hasil belajar IPS siswa
kelas IV SD Negeri 2 Rukti Harjo.
F. Manfaat Penelitian
Apabila tujuan penelitian di atas dapat tercapai, peneliti sangat berharap akan
kebermanfaatan penelitian ini :
1. Bagi siswa
Untuk memperoleh gambaran yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
hasil belajar IPS siswa.
2. Bagi guru
Dapat memotivasi guru agar dapat mengembangkan kemampuan dalam
mengajar, sehingga pembelajaran dapat menjadi lebih menarik dan siswa
dapat aktif dalam mengikuti pembelajaran.
3. Bagi sekolah
Memberikan masukan kepada sekolah dalam meningkatkan mutu sekoah
dengan menerapkan model pebelajaran kooperatif tipe TPS.
4. Bagi peneliti
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan peneliti tentang pengaruh
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS terhadap hasil belajar
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.Model Pembelajaran
Model pembelajaran merupakan salah satu komponen dari kegiatan
pembelajaran, dimana dari model pembelajaran ini guru dapat memahami
bagaimana bentuk pembelajaran yang akan dilaksanakan. Menurut Trianto
(2011: 51) model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola
yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakaan pembelajaran di
dalam kelas atau pembelajaran dalam tutorial.
Menurut Joyce dan Well dalam Trianto (2011: 53) menjelaskan model
pembelajaran merupakan deskripsi dari lingkungan belajar yang
menggambarkan perencanaan kurikulum, rancangan unit pembelajaran,
perlengkapan belajar, buku-buku pelajaran, program multimedia dan bantuan
belajar melalaui program. Sedangkan menurut Komalasari, Kokom(2010: 57)
model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang
tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.
Berdasarkan beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran merupakan suatu bentuk pembelajaran yang terdiri dari
perencanaan kurikulum, metode dan strategi yang menggambarkan kegiatan
9
B.Model Pembelajaran Kooperatif
Seperti yang telah dijelaskan di sub bab sebelumnya, model pembelajaran
merupakan suatu pandangan yang memberikan gambaran bentuk pembelajaran
yang akan dilaksankan. Dalam model pembelajaran kooperatif ini,
pembelajaran akan dilaksanakan melalui suatu kegiatan kooperatif (kerja
sama).
Menurut Roger dkk. dalam Huda, Miftahul (2013: 29) mendefinisikan
model pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas belajar kelompok yang
diorganisir oleh suatu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada
perubahan informasi secara sosial diantara kelompok-kelompok pembelajaran
yang di dalamnya setiap siswa bertanggung jawab atas tugas yang diberikan.
Selanjutnya menurut Art dan Newman dalam Huda (2013: 30)
mendefiniskan model pembelajaran kooperatif adalah suatu kelompok
kecil/siswa yang bekerja sama dalam suatu tim untuk mengatasi suatu masalah.
Cooperative learning berasal dari kata cooperative dan learning yang artinya
mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan membantu satu sama
lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim (Isjoni, 2007: 15).
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang melibatkan
suatu kelompok untuk dapat bekerja sama dalam suatu tim untuk mengatasi
suatu masalah, menyelesaikan suatu tugas atau untuk mencapai suatu tujuan
bersama dan siswa bertanggung jawab atas pembelajaran sendiri serta didorong
10
C.Tipe-tipe Model Pembelajaran Kooperatif
Pada dasarnya tipe-tipe dalam model pembelajaran kooperatif ini adalah
sama yaitu siswa diajarkan untuk bekerja sama dan diajarkan agar siswa
mampu bertanggung jawab atas tugas yang diberikan, namun pada proses
pelaksanaannya saja yang berbeda, misalnya pada jumlah anggota ada tipe
yang mengharuskan kelompok terdiri dari 4 siswa ada tipe yang kelompok
hanya terdiri dari 2 orang siswa.
Menurut Huda (2013: 111) model pembelajaran kooperatif dibagi menjadi:
a) Kooperatif tipe Student Team Learning
1. Studen Team –Achievement Divisons ( STAD) 2. Team Game Turnamen (TGT)
3. Jigsaw II ( JIG II)
b) Kooperatif tipe Supproted Cooperatif Learning
1. Learning Together (LT)- Circle Of Learning ( CL) 2. Jigsaw ( JIG)
3. Jigsaw III ( JIG III)
4. Cooperatif Learning Sturucture ( CLS) 5. Group Investigation ( GI)
6. Complex Instruction ( CI) c) Kooperatif Tipe Informal
1. Spontaneous Group Discussion ( SGD) 2. Numbered Head Together ( NHT) 3. Team Product ( TP)
4. Think Pair Share ( TPS).
D.Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share ( TPS)
1. Pengertian model pembelajaran kooperatif tipe TPS
Pada penelitian ini peneliti memilih model pembelajaran kooperatif
tipe TPS, karena berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan
dilatarbelakang, salah satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa karena
pembelajaran hanya terfokus pada guru dan siswa kurang aktif, oleh sebab
11
karena model pembelajaran kooperatif tipe TPS ini adalah model
pembelajaran yang mengajarkan siswa untuk dapat aktif dan bertanggung
jawab untuk setiap tugas yang diberikan kepadanya, karena sebelum siswa
berdiskusi dengan teman sebangkunya, mereka harus mempunyai jawaban
dari pertanyaan yang diberikan.
Sehingga dalam kegiatan pembelajaran, siswalah yang aktif untuk
mencari materi yang diajarkan bukan hanya menerima apa yang
disampaikan oleh guru.
Menurut Frank dalam Huda (2013: 113) model pembelajaran
kooperatif tipe TPS merupakan model belajar kelompok, yang menuntut
siswa untuk dapat berfikir mandiri dan siswa belajar untuk berdiskusi
untuk mendapatkan hasil konsensus atau jawaban yang telah mereka
sepakati. Selanjutnya menurut Trianto (2013: 81) model pembelajaran
kooperatif tipe TPS merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang
dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan model pembelajaran
kooperatif tipe TPS adalah model pembelajaran kooperatif yang dirancang
untuk mempengaruhi pola interaksi siswa, dimana siswa harus mampu
berfikir mandiri dan melaksanakan diskusi untuk menentukan jawaban
12
2. Langkah-langkah dalam Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS
Menurut Tjokrodihardjo dalam Trianto (2013: 82) langkah-langkah
dalam pembelajaran kooperatif adalah :
a. Berfikir (thinking)
Guru mengajukan pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan pelajaran, dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berfikir sendiri jawaban dari masalah yang diberikan.
b. Berpasangan (pairing)
Guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan jawaban yang telah mereka peroleh. Interaksi selama waktu yang disediakan dapat menyatukan jawaban mereka. Secara normal guru memberikan waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan.
c. Berbagi (sharing)
Pada langkah akhir, guru meminta pasangan untuk berbagi dengan temannya yang ada di kelas.
Pendapat di atas sejalan dengan pendapat Zubaidi (2013: 219) langkah-langkah dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS, diawali dengan berfikir (thinking) dengan guru memberikan pertanyaan kepada siswa dan siswa diminta mencari jawaban secara mandiri, selanjutnya siswa diminta untuk berpasang-pasangan (pairing) berdiskusi dan menyatukan jawaban, yang terakhir setiap pasangan membagikan (sharing) jawaban mereka di depan kelas.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan langkah-langkah
dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS ini diawali
dengan berfikir (thinking) masalah yang guru berikan, selanjutnya siswa
diminta berpasangan (pairing) untuk mendapatkan kesepakatan jawaban
13
E. Belajar
1. Hasil Belajar
a. Pengertian hasil belajar
Hasil belajar merupakan tolak ukur keberhasilan dalam suatu
proses pembelajaran. Hasil belajar ini terdiri dari 3 aspek yaitu afektif,
kognitif dan psikomotor. Seperti yang dijelaskan Kunandar (2013: 63)
hasil belajar adalah kompetensi atau kemampuan tertentu baik
kognitif, afektif maupun psikomotor yang dicapai atau dikuasai siswa
setelah mengikuti suatu pembelajaran. Menurut Hamalik dalam
Kunandar (2013: 64) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan,
nilai-nilai, pengertian-pengertian dan sikap-sikap serta kemampuan siswa.
Selanjutnya menurut Dimyati dan Mudjiono (2002: 3) hasil belajar
merupakan hasil interaksi dari tindak belajar dan tindak mengajar.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan hasil belajar
adalah kemampuan (afektif, kognitif dan psikomotor) yang diperoleh
siswa dari tindakan belajar dan mengajar.
b. Fungsi penilaian hasil belajar
Penilaian hasil belajar merupakan kegiatan pengukuran hasil
belajar menggunakan suatu alat ukur yang disebut sebagai instrumen
penilaian. Melalui penilaian ini, seorang guru akan mengetahui
seberapa kemampuan siswa dan melalui penilaian ini juga guru
mampu menilai bagaimana pembelajaran yang dilakukannya dan
14
Menurut Kunandar (2013: 68) fungsi penilaian hasil belajar yaitu:
1. Menggambarkan seberapa dalam seorang siswa telah menguasai suatu kompetensi.
2. Mengevaluasi hasil belajar siswa dalam rangka membantu siswa memahami dirinya dan membuat keputusan tentang langkah berikutnya.
3. Menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan siswa serta sebagai diagnosis yang membantu guru menentukan apakah siswa mengikuti remidial atau pengayaan.
4. Menemukan kelemahan dan kekurangan pembelajaraan yang sedang berlangsung guna perbaikan proses pembelajaran berikutnya.
5. Kontrol guru dan sekolah tentang kemajuan siswa.
Sedangkan menurut Majid, Abdul (2014: 285) fungsi penilaian hasil belajar yaitu: 1) untuk perbaikan bagi indikator yang belum mencapai kriteria ketuntasan, 2) dapat menjadi acuan pengayaan apabila mencapai mencapai kriteria ketuntasan lebih cepat dari waktu yang disediakan, 3) perbaikan program dan proses pembelajaran, 4) sebagai pelaporan, dan 5) penentuan kenaikan kelas.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan, penilaian hasil balajar
merupakan suatu kegiatan yang sangat penting untuk guru dan untuk
siswa, karena melalui kegiatan ini guru dapat melihat keberhasilan
pembelajaran yang dilakukan dan untuk siswa, mereka bisa melihat
seberapa kemampuan yang mereka miliki sehingga dapat membantu
dirinya memahami dirinya sendiri dalam menentukan langkah
selanjutnya .
2. Pengertian belajar
Belajar merupakan suatu kegiatan yang penting dalam kehidupan
15
tahu serta melalui belajar juga, seseorang akan mengalami suatu
perubahan prilaku dari pengalaman belajar yang dilakukannya.
Menurut Sagala, Syaiful (2010: 37) belajar merupakan suatu proses
perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau
pengalaman tertentu. Belajar akan membawa kepada perubahan
tingkah laku, kecakapan baru dan merupakan suatu usaha yang
disengaja.
Selanjutnya menurut Daryanto (2010: 2) mendefinisikan belajar
adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksinya
dengan lingkungan.
Bedasarkan beberapa teori di atas dapat disimpulkan definisi
belajar adalah suatu poses yang terencana yang dilaksanakan untuk
memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dalam lingkungan.
F. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
a. Definisi IPS
Ilmu pengetahuan sosial merupakan salah satu ilmu yang mempelajari
tentang realitas dan fenomena yang ada di lingkungan masyarakat.
Menurut Trianto (2012: 171) IPS merupakan integrasi dari berbagai
cabang ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi,
16
fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari
aspek dan cabang ilmu-ilmu sosial.
Selanjutnya menurut Kosasih Djahiri dalam Sapriya (2006: 7)
mengungkapkan bahwa IPS merupakan ilmu pengetahuan yang
memadukan sejumlah konsep pilihan dari cabang-cabang ilmu sosial
dan ilmu lainnya kemudian diolah berdasarkan prinsip pendidikan dan
didaktik untuk dijadikan program pengajaran pada tingkat
persekolahan
Berdasarkan beberapa teori di atas dapat disimpulkan IPS adalah
ilmu pengetahuan yang mengintegrasikan berbagai cabang ilmu-ilmu
sosial yang didasarkan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang
diolah berdasarkan pola pendidikan untuk dijadikan program
pengajaran pada tingkat persekolahan.
b. Karakteristik IPS
Pada dasarnya setiap mata pelajaran memiliki ciri atau karakteristik
yang berbeda-beda yang dapat dilihat dari isi mata pelajaran tersebut.
Menurut Trianto (2012: 174) karakteristik IPS sebagai berikut :
1. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur Geografi, Sejarah, Ekonomi, Hukum dan Politik, Kewarganegaraan, dan Sosiologi.
2. Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS berasal dari struktur keilmuan Geografi, Sejarah, Ekonomi dan Sosiologi, yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahsan atau topik tertentu.
17
agar survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan.
c. Tujuan IPS
Menurut Gross dalam Trianto (2012: 173) tujuan IPS adalah untuk
mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik dan
mengembangkan kemampuan siswa menggunakan penalaran dalam
mengambil keputusan setiap persoalan yang dihadapi.
Sedangkan menurut PERMENDIKNAS No. 22 Tahun 2006 tujuan
pembelajaran IPS yaitu agar siswa memiliki kemampuan sebagai
berikut :
a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.
b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan tujuan IPS adalah
mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik yang mampu
berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat, bangsa
dan negara serta mengembangkan penalaran siswa agar dapat berfikir logis
18
G. Kajian Penelitian yang Relevan
Berikut ini beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian
eksperimen dalam proposal ini :
1. Indama, Maria (2010) tentang pengaruh penggunaan model
pembelajaran kooperatif (think pair share) terhadap hasil belajar IPS
terpadu siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Punggur hasil analisis
diketahui bahwa simultan model pembelajaran kooperatif (think pair
share) berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan
dari nilai rata-rata nilai kelas eksperimen sebelum diberi perlakuan
pada saat pretest yaitu 46,77 sedangkan rata-rata kelas kontrol
sebelum diberi perlakuan pada saat pretest yaitu 46,65.
Hasil belajar siswa yang pembelajarannya dengan model
pembelajaran kooperatif think pair share lebih tinggi dibandingkan
dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan metode ceramah. Hal
ini disebabkan karena adanya perbedaan perlakuan antara siswa kelas
eksperimen yang diajar dengan think pair share dan siswa kelas
kontrol yang diajar dengan metode ceramah.
Dari hasil pengamatan di kelas yang diajar model pembelajaran
kooperatif think pair share dapat memberdayakan kemampuan
berpikir siswa, melibatkan siswa untuk aktif dalam proses
pembelajaran dan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap
materi yang diajarkan.
2. Karimah, Inayatul. 2008. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran
19
Belajar Biologi Siswa Kelas X-G MAN Padang. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa mengalami peningkatan
sebesar 7,32%. Hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan rata-rata
sebesar 8,51 dengan porsentase ketuntasan belajar secara klasikal
mengalami peningkatan sebesar 26,83%
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe TPS dapat berpengaruh terhadap
motivasi dan hasil belajar Biologi siswa kelas X-G MAN Padang
sehingga dapat disarankan kepada guru untuk menggunakan
pembelajaran kooperatif model TPS pada pokok bahasan yang lain
(selain ekosistem dan pencemaran lingkungan). Guru dapat
menciptakan suatu variasi pembelajaran seperti menggabungkan
model pembelajaran kooperatif tipe TPS atau pembelajaran kooperatif
yang lain dengan kegiatan praktikum untuk menghindari perasaan
bosan pada siswa. Guru disarankan lebih banyak memberikan
reinforcement sehingga siswa akan lebih termotivasi dalam mengikuti
proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan beberapa peneliti
di atas dengan menerapakan model pembelajaran kooperatif tipe think
pair share dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Dengan
analisis tersebut maka peneliti mencoba melakukan penelitian
20
pembelajaran kooperatif tipe think pair share terhadap hasil belajar IPS
siswa kelas IV SD Negeri 2 Rukti Harjo.
H. Kerangka Berpikir
Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana
teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi
sebagai masalah yang penting (dalam Sugiono, 2011:91). Peneliti akan
membandingkan hasil belajar IPS antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Kelas eksperimen akan dilaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share,
sedangkan pada kelas kontrol akan dilaksanakan pembelajaran seperti
biasa guru mengajar atau menerapakan metode ceramah. Untuk soal
pretesakan diambil dari alat evaluasi yang telah diuji coba pada kelas uji
coba.
Hasil pretesdi kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan uji beda
rata-rata. Setelah dilakukan pembelajaran dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe think pair share di kelas eksperimen dan
pembelajaran ceramah di kelas kontrol maka hasil belajar dari kedua
kelompok tersebut di lakukan uji beda rata-rata hasil posttes untuk
melihat apakah ada pengaruh dengan penerapan model pembelajaran
21
Kerangka berpikir ini dapat dilihat dalam bagan alur kerangka
berpikir berikut ini:
Gambar 2.1 Alur kerangka pikir Kelas
kontrol
pretes Pembelajaran menggunakan metode ceramah
posttes
Hasil pretesdilakukan uji rata-rata untuk mengetahui kemampuan awal siswa
Uji beda hasil postes apakah ada pengaruh dengan penggunaan model pembelajaran TPS
Kelas eksperimen
pretes
Pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS
22
Selanjutnya, prosedur penelitian dalam skripsi ini dapat digambarkan
sebagai berikut:
Keterangan:
X = Model pembelajaran kooperatif tipe TPS.
Y = Hasil Belajar.
= Perlakuan (Sugiono, 2010:167)
I. Hipotesis
Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh Indama, Maria,
(2010) dan Karimah, Inayatul (2008) serta kerangka pikir di atas maka
dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
Ho: μ1 =μ2 (Ada pengaruh dari penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe TPS terhadap hasil belajar IPS siswa)
Hi: μ1 ≠ μ2 (Tidak ada pengaruh dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS terhadap hasil belajar IPS siswa)
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan ilmiah. Menurut Frankel dan Wallen dalam Yusuf, Muri
(2005: 17) menyatakan bahwa ada lima langkah dalam pendekatan ilmiah
yaitu : 1) identifikasi masalah, 2) merumuskan masalah, 3)
memformulasikan hipotesis, 4) memproyeksikan konsekuen/akibat-akibat
yang terjadi, dan 5) menguji hipotesis.
B. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti pada penelitian ini
adalah jenis penelitian kuantitatif. Alasan mengapa peneliti memilih jenis
penelitian ini, karena peneliti akan melihat pengaruh dari penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe TPS terhadap hasil belajar siswa.
C. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan metode penelitian eksperimen tipe Quasi experiment
(pretes-24
posttes yang tidak ekuivalen). Menurut Yusuf, Muri (2005:234) rancangan
penelitian ini hampir sama dengan pretes-posttest control group, tetapi
subjek yang diambil tidak secara random, untuk kelompok eksperimen
ataupun kelompok kontrol.
Secara diagram rancangan penelitain ini adalah :
E O1 X O2
K O3 - O4
Gambar 3.1. Diagram rancangan penelitian (Yusuf, Muri, 2005: 235)
Keterangan :
O1 = Pengukuran awal kelompok eksperimen
O3 = Pengukuran awal kelompok kontrol
X = Perlakuan terhadap kelompok eksperimen
O2 = Pengukuran kelompok eksperimen setelah perlakuan
O4 = Pengukuran kelompok kontrol tanpa perlakuan
Pretes sebelum melakukan perlakuan baik untuk kelompok
eksperimen maupun kelompok kontrol (O1, O2) dapat digunakan sebagai
dasar dalam menentukan perubahan. Pemberian posttes pada akhir
perlakuan akan menunjukan seberapa jauh akibat dari perlakuan. Hal ini
dilakukan dengan cara mencari perbedaan nilai O2-O1 sedangkan pada
kelompok kontrol perbedaan itu bukan karena perlakuan.
Menurut Yusuf, Muri (2005: 235) langkah-langkah yang ditempuh dalam
pelaksanaan rancangan ini adalah :
1. Pilih dua kelompok subjek yang tidak ekuivalen. Kelompok satu dijadikan kelompok eksperimen dan kelompok yang satu dijadikan sebagai kelompok kontrol.
25
3. Kenakan perlakuan pada kelompok eksperimen. Dalam hal ini adalah pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS.
4. Setelah selesai langkah ketiga, berikan posttes pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
5. Cari beda mean kelompok eksperimen dan kontrol, antara posttes dan pretes.
6. Gunakan statistik yang tepat untuk mencari perbedaan hasil langkah kelima, sehingga dapat diketahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 2 Rukti Harjo.
D. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Rukti Harjo Kecamatan
Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah, yang merupakan salah
satu instansi SD yang menerapkan kurikulum KTSP .
2. Waktu penelitian
Penelitian ini telah diawali dengan observasi pada bulan Oktober.
Pembuatan instrumen dilaksanakan pada bulan Desember 2014 dengan
tujuan dilaksanakan pada pembelajaran semester genap 2014/2015 dan
pelaksanaan penelitian dilaksanakan mulai dari bulan Januari sampai
bulan Februari 2015.
Pelaksanaan penelitian ini dibagi menjadi 3 tahapan :
a. Pra eksperimen
Pada tahap pra eksperimen, peneliti melakukan uji coba
instrumen yang digunakan dalam penelitian, setelah instrumen
yang akan digunakan layak untuk menilai selanjutnya peneliti
membuat suatu rancangan pembelajaran (RPP) untuk
26
diskusi dengan guru kelas IV berkaitan dengan prosedur
pelaksanaan pembelajaran.
b. Pelaksanaan eksperimen
Kegiatan eksperimen dilaksanakan dengan menerapakan model
pembelajaran kooperatif tipe TPS pada kelas eksperimen dan
metode ceramah pada kelas kontrol.
c. Melakukan assesment hasil belajar
Tes hasil belajar menggunakan instrumen pilihan ganda untuk
menilai hasil belajar pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.
E. Definisi Konseptual dan Oprasional Variabel Penelitian
1. Definisi konseptual
Dengan adanya definisi operasional variabel dalam penelitian, akan
dapat memberikan petunjuk pada aspek-aspek yang terkandung dalam
variabel tersebut, definisi operasional dalam penelitian dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a. Variabel bebas yaitu penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
TPS pada siswa kelas IV A SD Negeri 2 Rukti Harjo.
b. Variabel terikat yaitu hasil belajar siswa kelas IV A dan B SD Negeri 2
Rukti Harjo.
27
2. Definisi operasional variabel penelitian
a) Menurut Trianto (2013: 81) model pembelajaran tipe TPS ini
merupakan model pembelajaran yang mengajarkan siswa untuk
bekerjasama secara berpasangan.
b) Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002: 3) hasil belajar adalah
perubahan yang dialami oleh siswa setelah mengalami kegiatan
pembelajaran. Hasil belajar pada penelitian ini memfokuskan
pada aspek kognitif.
F. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Menurut Sugiono (2011: 117) populasi merupakan wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan akhirnya untuk ditarik suatu kesimpulan. Populasi dalam penelitian
ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 2 Rukti Harjo yang terdiri dari
kelas IV A dengan jumlah siswa 38 dan IV B dengan jumlah siswa 34,
sehingga jumlah keseluruhan dari populasi adalah 72.
Penelitian ini kelas IV A SD Negeri 2 Rukti Harjo dijadikan
sebagai kelompok eksperimen dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe TPS sedangkan kelas IV B SD Negeri 2 Rukti Harjo
dijadikan sebagai kelompok kontrol dengan menerapkan metode
28
2. Sampel
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah teknik non
random sampling dengan metode sampling pruporsif (purposive
sampling). Menurut Yusuf, Muri (2005:205) penentuan sampel
pruporsif dilandasi tujuan atau pertimbangan-pertimbangan tertentu.
Berdasarkan teori di atas, karena dalam penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe TPS mengharuskan siswa untuk
berpasang-pasangan sehingga dari 72 subjek yang ada peneliti
mengambil 40 siswa sebagai sampel dengan persebaran 20 siswa
kelompok kontrol dan 20 siswa kelompok eksperimen.
G.Rencana Pengujian Alat Pengumpulan Data
Sebelum instrumen digunakan dalam penelitian, terlebih dahulu
peneliti melakukan uji instrumen pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Rukti
Harjo yang tidak termasuk dalam sampel dengan jumlah responden 18
siswa, untuk uji coba instrumen penelitian, sehingga dapat diketahui
apakah instrumen yang digunakan dalam penelitian ini layak untuk
29
Tabel 3.1 Kisi-kisi instrumen penelitian
Kompetansi
dasar Materi Indikator
30
1. Uji validitas instrumen
Uji validitas yang digunakan yaitu uji validitas konstrak (construk
validity) dan validitas butir soal. Menurut Sugiono (2011: 352) untuk
menguji validitas konstrak dapat digunakan pendapat dari ahli.
Setelah melalui pendapat ahli selanjutnya dilaksankan uji validitas
butir soal dengan rumus :
= √
X = Skor pertama, dalam hal ini X merupakan skor-skor pada item ke i yang akan diuji validitasnya.
Y = Skor kedua, dalam hal ini Y merupakan jumlah skor yang diperoleh tiap responden.
∑X = Jumlah skor pertama, dalam hal ini ∑X merupakan jumlah seluruh skor pada item i.
∑Y = Jumlah skor kedua, dalam hal ini ∑Y jumlah seluruh skor yang diperoleh tiap responden.
∑XY = Jumlah hasil perkalian ∑X dan ∑Y.
(Muhidin, Ali dan Abdurahman, Maman 2011:30 )
Perhitungan validtas instrumen ini peneliti dibantu program SPSS 16.
2. Uji reliabilitas instrumen
Suatu instrumen pengukuran dikatakan reliabel jika pengukurannya
konsisten dan cermat akurat. Jadi uji reliabilitas dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur,
sehingga hasil dari alat ukur dapat dipercaya (Muhidin, Ali dan
31
Menurut Muhidin, Ali dan Abdurahman, Maman (2011: 37) untuk
reliabilitas tes, bisa menggunakan rumus KR-20:
r11=
r11 = reliabilitas instrumen
n = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
2
t
s = varians total
p = proporsi skor yang diperoleh
q = 1 – p
Sedangkan untuk varians total :
Xt = jumlah data yang dikuadratkan
Xt2 = jumlah kuadrat dataN = banyaknya data
Menurut Arikunto, Suharsimi dalam Ahmad, Jaim (2010: 85)
reabilitas tes yaitu :
Antara 0,800 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,800 : tinggi
Antara 0,400 sampai dengan 0,600 : cukup Antara 0,200 sampai dengan 0,400 : rendah
32
Tingkat kereliabilitas tes yang diharapkan adalah cukup tinggi
sampai sangat tinggi sesuai dengan interpretasi korelasi di atas. Jika
tes pilihan ganda memenuhi kriteria yang diharapkan, maka tes
tersebut dapat digunakan untuk mengukur kemampuan siswa.
3. Taraf kesukaran
Menurut Arikunto, Suharsimi (2009: 207) bilangan yang
menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran
(difficulty index). Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah
atau tidak terlalu sukar. Besarnya indeks kesukaran (P) antara 0,0
sampai 1,0. Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal.
Menurut Arikunto, Suharsimi (2009: 208) rumus mencari indeks
kesukaran adalah:
Keterangan :
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar
33
Tabel 3.2 Indeks tingkat kesukaran/kemudahan
Indeks Kemudahan Penilaian Soal
K < 0,30
0,30 K 0,70
K > 0,70
Soal Sukar
Soal Sedang
Soal Mudah
(Arikunto, Suharsimi, 2009: 208)
Pada penelitian ini, indeks kesukaran/kemudahan soal yang diambil
yaitu 0,30 K 0,70 dengan kriteria soal sedang.
4.Daya pembeda
Menurut Arikunto, Suharsimi (2009: 211) daya pembeda soal
adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang
pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh
(berkemampuan rendah). Angka yang menunjukkan besarnya daya
pembeda disebut indek diskriminasi.
Menurut Arikunto, Suharsimi (2009: 212), cara menentukan daya
pembeda (nilai D) adalah:
a. Untuk kelompok kecil (kurang dari 100)
Seluruh kelompok dibagi dua sama besar, 50% kelompok atas dan 50% kelompok bawah. Seluruh pengikut tes, dideretkan mulai dari skor teratas sampai terbawah, lalu dibagi 2.
b. Untuk kelompok besar (100 orang ke atas)
34
Menurut Arikunto, Suharsimi (2009: 213) rumus untuk mencari
indeks diskriminasi adalah:
Keterangan :
J =Jumlah peserta tes
=Banyaknya peserta kelompok atas =Banyaknya peserta kelompok bawah
=Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
= = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
= = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar.
Tabel 3.3 Klasifikasi daya pembeda
(Arikunto, Suharsimi, 2009: 214)
Klasifikasi daya pembeda soal dalam penelitian ini antara 0,20 D
0,40 dengan kriteria soal cukup sampai 0,40 D 0,70 dengan kriteria
soal baik.
Daya pembeda Penilaian soal
35
H. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data
1. Instrumen pengumpulan data
Pada prinsipnya meneliti adalah suatu kegiatan mencari suatu
perbedaan, sehingga diperlukan suatu alat ukur. Alat ukur dalam
penelitian biasanya disebut instrumen penelitian (Sugiono, 2011: 193).
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini yaitu hasil belajar siswa kelas
IV pada aspek kognitif. Instrumen yang peneliti gunakan untuk menilai
kognitif siswa yaitu lembar pilihan jamak dengan jumlah soal 15 butir
berdasarkan pengujian soal yang telah dilaksanakan.
2. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dengan
memberikan soal pilihan jamak kepada siswa untuk dijawab dalam
bentuk tertulis. Tes tertulis (pilihan jamak) merupakan tes dimana soal
dan jawaban yang diberikan kepada siswa dalam bentuk tulisan
(Kunandar, 2013: 159).
I. Rencana Analisis Data
Data yang akan dianalisis adalah data hasil belajar IPS siswa kelas IV
dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TPS, data
tersebut akan dianalisis untuk mengetahui pengaruh penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe TPS terhadap hasil belajar IPS siswa kelas IV
36
Sebelum dilaksanakan analisis data, terlebih dahulu peneliti harus
melakukan pungujian prasyarat analisis dengan menguji normalitas dan
homogenitas data.
1. Uji normalitas data
Cara menguji normalitas data adalah sebagai berikut:
1. Teknik pengujian normalitas data
a) Perumusan hipotesis
H0 : Distribusi populasi mengikuti distribusi normal.
Hi : Distribusi populasi tidak mengikuti distribusi normal.
b) Rumus statistik yang digunakan:
Untuk mencari Oi (frekuensi pengamatan) dan Ei (frekuensi yang
diharapkan) menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Membuat tabel distribusi frekuensi dengan langkah:
1). Menentukan rentang (R) = data terbesar – data terkecil
2). Menentukan banyaknya kelas interval (K) = 1 + 3.3 log n
3). Menentukan panjang interval (P) =
37
Tabel 3.4. Kerangka Tabel Distribusi Frekuensi
Nilai /skor F
Jumlah
b. Membuat daftar distribusi Ei (frekuensi harapan) dan Oi (frekuensi yang pengamatan).
Tabel 3.5. Kerangka Tabel Distribusi dan
38
2. Uji homogenitas
Uji homogenitas variansi sangat diperlukan sebelum kita
membandingkan dua kelompok atau lebih, agar perbedaan yang ada
bukan disebabkan oleh adanya perbedaan data dasar (ketidak
homogenan kelompok yang dibandingkan). Menurut Irianto, Agus
(2004:275) untuk menguji homogenitas variansi dapat menggunakan
uji Harly dengan rumus :
F (max)=
Selanjutnya hitungan F (max) dibandingkan dengan F(max) tabel
dengan kriteria pengujiannya sebagai berikut :
Terima jika F (max) < F (max)
Tolak jika F (max) > F (max)
I. Uji Hipotesis.
Uji hipotesis ini dilaksanakan untuk mengetahui pengaruh dari
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS terhadap hasil belajar
IPS siswa kelas IV SD Negeri 2 Rukti Harjo. Menurut Sujana (1996: 239)
pengujian ini dapat menggunakan uji hipotesis kompratif dua sampel yang
berkorelasi ditunjukan pada rumus:
_ _
39
Keterangan :
_
= rata-rata kelompok 1 _
= rata-rata kelompok 2
= simpangan baku kelompok 1 dan 2
= jumlah sampel kelompok 1
= jumlah sampel kelompok 2
Setelah hasil diketahui selanjutnya yang peneliti lakukan
adalah membandingkan dengan untuk mengetahui pengaruh
model pembelajaran kooperatif tipe TPS terhadap hasil belajar aspek
kognitif. Apabila hasil > maka hipotesis ditolak dan
58
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang peneliti lakukan,
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Ada perbedaan hasil belajar IPS siswa yang pembelajarannya
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan hasil
belajar IPS siswa yang pembelajarannya menggunakan metode ceramah
pada pokok bahasan aktivitas ekonomi berkaitan dengan sumber daya
alam pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Rukti Harjo 2014/2015.
2. Rata-rata hasil belajar IPS siswa yang pembelajarannya menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe TPS lebih tinggi dari pembelajaran
yang menggunakan metode ceramah pada pokok bahasan aktivitas
ekonomi berkaitan dengan sumber daya alam.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat
dikemukakan saran sebagai berikut:
1. Bagi guru
a. Dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 2 Rukti
Harjo bidang studi IPS untuk menyampaikan materi aktivitas
ekonomi berkaitan dengan sumber daya alam disarankan bagi guru
59
b. Seyogyanya dalam kegiatan pembelajaran guru dapat melibatkan
siswa serta dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih giat.
2. Bagi siswa
Lebih aktif dan bersemangat dalam pembelajaran, dan diupayakan
belajar dirumah dengan baik, agar sebelum menghadapi pembelajaran
di sekolah sudah memiliki konsep materi yang akan dipelajari.
3. Bagi peneliti
Diharapkan dalam melakukan pembelajaran dengan model
pembelajaran kooperatif tipe TPS benar-benar menyiapkan
kemampuannya dalam mengelola kelas agar pembelajaran terlaksana
60
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Jazim. 2010. Statistik Lanjut. Universitas Muhammadiyah Metro. Metro.
Arikunto, Suharsimi. 2009 . Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.
Daryanto. 2010. Media Pembelajaran (Peranannya Sangat Penting Dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran). Gava Media. Yogyakarta.
Dimyati, & Mudjiono. 2002. Belajar danPembelajaran. RinekaCipta. Jakarta.
Huda, Miftahul. 2013 . Cooperatif Learning. Pustaka Belajar. Yogyakarta.
Indama, Maria. 2010. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif (Think Pair Share) Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Metro. Universitas Muhammadiah. Metro.
Irianto, Agus. 2004. Statistik. Kencana. Jakarta.
Isjoni. 2007. Cooperative Learning: Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Alfabeta. Bandung.
Karimah, Inayatul. 2008. Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Think Pair Share terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X-G MANPadang.Universitas Negeri Padang. Padang.
Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran kontekstual: Konsep dan Aplikasi. Refika Aditama.Bandung.
Kunandar. 2013. Penilaian Autentik. Rajagrafindo. Jakarta.
Majid, Abdul. 2014 . Pembelajaran Tematik Terpadu. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.
61
Permendiknas No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. PERMENDIKBUD. Jakarta
Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta. Bandung.
Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana. Jakarta.
Sapriya. 2006. Konsep Dasar IPS. UPI Press. Bandung.
Sugiono. 2010. Statistik Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung.
_____. 2011.Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung.
Sudjana. 1996. Metode Statistik. Tarsito. Jakarta.
Trianto. 2011. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik. Prenada Media Group. Jakarta.
_____. 2012.Model Pembelajaran Terpadu.Bumi Aksara. Jakarta.
_____. 2013. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana. Jakarta.
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. PERMENDIKBUD. Jakarta
Yusuf, Muri. 2005.metodologi Penelitian. UNP. Padang.