• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUNTEN MENGGUNAKAN METODE LATIHAN PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 21 BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUNTEN MENGGUNAKAN METODE LATIHAN PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 21 BANDAR LAMPUNG"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

LEARNING SIGEH PENGUNTEN DANCE USE AN EXERCISE METHOD IN EXTRACURRICULAR ACTIVITIES IN STATE JUNIOR HIGH SCHOOLS 21

BANDAR LAMPUNG By

Dewi Yunita

The problem in this research was how the learning outcome of sigeh penguten dance in extracurricular activities in state junior high school 21 Bandar Lampung using exercise method. This study aimed to describe the learning process in student activity with assessment and observation form of student learning process by using an exercise method and to find out the students learning outcomes in from of practice test after the learning process of sigeh penguten dance in extracurricular activities.

Data collecting techniques that wereused were participant observation (participation), interviews, documentation, and practice. Exercise method is a way of teaching in which students carry out exercise activities, so that students have higher dexterity or skill than what has been learned. Learning out comes of sigeh penguten dance by using an exercise method showed that the average of all aspects of sigeh penguten dance got a good criteria with an average percentage of 81%.

(2)

ABSTRAK

PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUNTEN MENGGUNAKAN METODE LATIHAN PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 21

BANDAR LAMPUNG Oleh

Dewi Yunita

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana hasil belajar tari sigeh penguten pada kegiatan ekstrakurikuler di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 21 Bandar Lampung menggunakan metode latihan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pembelajaran berupa penilaian aktivitas siswa dan hasil pengamatan proses belajar siswa dengan menggunakan metode latihan serta mengetahui hasil belajar siswa berupa tes praktik setelah proses pembelajaran tari sigeh penguten dalam kegiatan ektrakurikuler.

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah observasi berperan serta (partisipasi), wawancara, dokumentasi, dan tes praktik. Metode latihan adalah suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari. Hasil pembelajaran tari sigeh penguten dengan menggunakan metode latihan menunjukkan bahwa rata-rata dari seluruh aspek penilaian tari sigeh penguten mendapat kriteria baik dengan rata-rata persentase 81%.

(3)

PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN MENGGUNAKAN METODE LATIHAN PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 21 BANDAR LAMPUNG

Oleh DEWI YUNITA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Program Studi Pendidikan Seni Tari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

(4)

PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN MENGGUNAKAN METODE LATIHAN PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 21 BANDAR LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh DEWI YUNITA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram Halaman

4.1 Proses belajar siswa pada pertemuan kedua... 66

4.2 Penerapan metode latihan pada pertemuan kedua ... 67

4.3 Proses belajar siswa pada pertemuan ketiga ... 73

4.4 Penerapan metode latihan pada pertemuan ketiga... 75

4.5 Proses belajar siswa pada pertemuan keempat... 81

4.6 Penerapan metode latihan pada pertemuan keempat... .. 82

4.7 Proses belajar siswa pada pertemuan kelima... ... 88

4.8 Penerapan metode latihan pada pertemuan kelima... 89

4.9 Rata rata proses belajar siswa... 94

4.10 Rata rata aktivitas siswa... 95

4.11 Rata rata penerapan metode latihan... 96

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

4.1 Pelatih menjelaskan kontrak pembelajaran………... 60

4.2 Siswa melakukan gerak pemanasan sebelum pembelajaran dimulai …………. 61

4.3 Pembelajaran gerak lapah tebeng………... 62

4.4 Pembelajaran gerak jong simpuh dan merunduk……… 63

4.5 Pelatih mengajarkan gerakan Ngerujung kanan kiri level rendah………... 70

4.6 Pelatih mengajarkan siswa gerakan makuraccang………... 71

4.7 Pelatih mengajarkan siswa gerakan gubuh gakhang………... 77

4.8 Pelatihmengajarkan gerak mempam biyas dengan salah 1 kelompok tari……... 84

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRACT ... ii

ABSTRAK ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA ... vi

RIWAYAT HIDUP ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

MOTTO ...ix

SANWACANA ... x

DAFTAR ISI ... xi

DARTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR DIAGRAM ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...xv

I.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Ruang Lingkup...5

II.KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran ... 6

2.1.1. Strategi Pembelajaran………. 7

2.1.2. Metode Pembelajaran………. 8

2.1.2.1 Metode Latihan……….... 9

2.1.2.2. Kelebihan Metode Latihan………... 10

2.1.2.3. Kelemahan Metode Latihan………. 11

2.1.2.4. Langkah-Langkah Pelaksanaan Metode Latihan………….. 12

2.2 Tari………... 14

2.2.1 Jenis-Jenis Tari………..15

(8)

1. Gerak ………...………. 17

2. Pola Lantai………. 31

3. Iringan Musik……… 31

4. Busana dan Aksesoris……… 32

5. Properti Tari………... 33

6. Tempat Pertunjukkan………. 36

2.3 Kegiatan Ektrakurikuler……......... 36

III.METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 38

3.2 Sumber Data...39

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 39

3.3.1 Wawancara ... 39

3.3.2 Observasi... 40

3.3.3Dokumentasi ... 40

3.4 Instrumen Penilaian ... 41

3.5 Analisis Data ... 48

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 50

4.1.1 Identitas Sekolah SMP Negeri 21 Bandar Lampung... 50

4.1.2 Identitas Kepala Sekolah...51

4.1.3 Prestasi Sekolah……… 51

4.1.4 Keadaan Guru... 52

4.1.5 Keadaan Siswa ... 52

4.1.6 Visi dan Misi SMP Negeri 21 Bandar Lampun……… 53

4.1.7 Sarana dan Prasarana……… 54

4.1.8 Kegiatan Ektrakurikuler SMP Negeri 21 Bandar Lampung……….... 55

4.2 Hasil dan Pembahasan ... 55

4.2.1 Permohonan Izin ... 56

4.2.2 Pertemuan Pertama ... 58

4.2.3 Pertemuan Kedua... 60

4.2.4 Pertemuan Ketiga ... 68

4.2.5 Pertemuan Keempat... 76

4.2.6 Pertemuan Kelima ... 83

4.2.7 Pertemuan Keenam ... 90

4.2.8 Pertemuan Ketujuh ...96

4.2.9 Pertemuan Kedelapan ... 101

4.2.10 Pertemuan Kesembilan………... 105

(9)

V.KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 116

5.2 Saran ... 117

DAFTAR PUSTAKA ... 118

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Panduan Wawancara ... 119

2. Perangkat Pembelajaran (RKH) ... 121

3. Panduan Tes dan Nontes ... ...151

4. Panduan Observasi Lembar Pengamatan Aktivitas Guru ... 155

5. Daftar Hadir Siswa ... 157

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Motif Gerak Tari Sigeh Penguten...………... 20

2.2 Busana, Aksesoris dan Properti Tari Sigeh Penguten... 33

3.1 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa... 42

3.2 Dekriptor Penilaian... 45

3.3 Lembar Pengamatan Test Praktik... 47

3.4 Perhitungan Interval Nilai Penguasaan …………...………... 49

Gambaran Sekolah Tempat Penelitian 4.1 Prestasi Siswa SMP Negeri 21 Bandar Lampung ... 51

4.2 Keadaan Guru SMP N 21 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015... 52

4.3 Keadaan Siswa SMP N 21 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015... 53

4.4 Sarana & Prasarana SMP Negeri 21 Bandar Lampung... 54

4.5 Pelaksanaan Penelitian ... 57

4.6 Hasil Pengamatan Proses Belajar Siswa Pertemuan Kedua... 65

4.7 Penilaian Aktivitas Siswa pada Pertemuan Kedua... 66

4.8 Hasil Pengamatan Proses Belajar Siswa Pertemuan Ketiga... 72

4.9 Penilaian Aktivitas Siswa pada Pertemuan Ketiga ... 73

4.10 Hasil Pengamatan Proses Belajar Siswa Pertemuan Keempat... 80

4.11 Penilaian Aktivitas Siswa pada Pertemuan Keempat... ……….... 81

4.12 Hasil Pengamatan Proses Belajar Siswa Pertemuan Kelima... 87

4.13 Penilaian Aktivitas Siswa pada Pertemuan Kelima………....…...…….. 88

4.14 Rata rata Pengamatan Proses Belajar Siswa... 93

4.15 Rata rata Aktivitas siswa... 95

4.16 Hasil Nilai Proses Praktik (1) Pembelajaran Tari Sigeh Penguten ... 99

4.17 Hasil Nilai Proses Praktik (2) Pembelajaran Tari Sigeh Penguten …...103

4.18 Hasil Nilai Proses Praktik (3) Pembelajaran Tari Sigeh Penguten ... 107

4.19 Daftar Nilai Rata rata Proses Praktik Siswa (1,2,3)... 110

(12)
(13)
(14)

MOTO

“Senyuman adalah cara terbaik untuk mengatasi situasi yang sulit, meskipun itu palsu”

(Sai)

(15)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur alhamdulilah kepada Allah SWT atas izin dan ridho-Nya, kini dapat kupersembahkan karya kecil nan sederhana ini kepada orang-orang tercinta yang menjadi motivator serta kebahagiaan hidupku

1. Ibu dan Ayah tercinta, yang selalu memberikan kasih sayang yang tiada terhingga kepadaku, senantiasa mendo’akan, menyayangi dan dengan penuh kesabaran membesarkan mendidik dan memberi semangat untuk keberhasilanku; 2. Sahabat-sahabatku yang senantiasa ada untukku dalam suka maupun duka; 3. Para pendidikku yang kuhormati;

(16)

SANWACANA

Bismillahirohmanirohim

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pembelajaran Tari Sigeh Penguten Menggunakan Metode Latihan pada Kegiatan Ektrakurikuler di SMP N 21 Bandar Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

studi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Dalam menyusun skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan yang baik ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

(17)

3. Hasyimkan S.Sn., MA, sebagai dosen penguji yang tak henti-hentinya memberikan semangat, arahan, motivasi serta bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

4. Dr.Mulyanto Widodo, M.Pd sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP Universitas Lampung.

5. Dr.H.Bujang Rahman,M.Si., sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

6. Seluruh bapak dan ibu dosen, staf TU, Mas Jaya, Mbak Eva serta karyawan pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP Universitas Lampung. 7. Kepala SMP N 21 Bandar Lampung atas kesempatan dan bantuan yang

diberikan sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian.

8. Sutarman,selaku guru SMP N 21 Bandar Lampung atas kebaikan beliau membantu dalam penelitian serta selalu memberikan motivasi.

9. Siswa SMP N 21 Bandar Lampung yang telah aktif dalam pembelajaran sehingga membantu kelancaran penulisan skripsi.

10. Kedua orang tuaku yang selalu memberi dukungan kasih sayang dengan doa dan keikhlasan hati yang telah membimbing dan selalu memperjuangkan segalanya untuk keberhasilan anaknya.

(18)

12. Teman-teman KKN/PPL, Abi, Aan, Sandi, Tripau, Imel, Silvana, Tiara, Merly, Dania, Ully, Henni, Mei. Terimakasih atas persaudaraan yang masih terjalin sampai saat ini.

13. Teman satu angkatan 2008, adik Tingkat di Program Studi Pendidikan Seni Tari serta semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu.

14. Almamater tercinta yang telah memberikan kebanggaan dan motivasi bagi penulis untuk menimba ilmu dan semoga bermanfaat serta semua pihak yang telah membantu dalam menyusun skripsi ini.

Penulis berharap semoga amal kebaikan mereka mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT, dan diberi kebahagiaan dunia maupun diakhirat. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya. Amin.

Bandar Lampung, Juli 2015 Penulis ,

(19)
(20)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang ( UU R.I No. 2 Tahun 1989, Bab I, Pasal 1).

Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Salah satu pendidikan yang bersifat formal adalah sekolah. Sekolah merupakan tempat dimana siswa menuntut ilmu pengetahuan, untuk itu siswa harus

mengikuti pembelajaran yang di berikan oleh guru, karena guru sangat berperan penting dalam mentransfer ilmu juga memberikan bimbingan dan pelatihan dalam proses pembelajaran berlangsung.

(21)

2 memilih dan menggunakan metode yang tepatagar tujuan dalam suatu

pembelajaran tersebut dapat tercapai dengan baik, selain itu juga agar siswa tertarik dalam menerima pelajaran dan dapat mengikuti proses pembelajaran secara saksama juga memperoleh kefahaman terhadap materi yang telah disampaikan oleh gurunya. Ilmu pengetahuan yang diajarkan disekolah tidak hanya pengetahuan akademik dan pengetahuan keagamaan tetapi juga pengetahuan tentang kesenian dan budaya.

Pembelajaran seni dan budaya siswa di arahkan lebih mengenal kebudayaan mereka dalam bidang seni. Dengan demikian, rasa cinta dan bangga akan keindahan kebudayaan kesenian daerah sendiri akan berkembang dan dapat meningkatkan motivasi mereka untuk mempelajari mata pelajaran seni budaya.

Mata pelajaran seni budayadi sekolah, mencangkup beberapa macam cabang seni yang harus di pelajari, yaitu seni rupa, seni drama, seni musik dan seni tari. Pada Pembelajaran seni budaya di SMP Negeri 21 Bandar Lampung, siswa sudah mendapatkan kesempatan untuk menggunakan fasilitas dan mendapatkan materi pelajaran yang sama. Dalam hal mendidik, guru tidak membedakan yang satu dengan yang lainnya. Namun kenyataannya hasil belajar siswa tidak sama dan masih banyak siswa yang kemampuannya masih kurang. Banyak faktor yang mempengaruhi hal tersebut 1) karena daya tangkap masing-masing siswa berbeda 2) peran guru sebagai sumber belajar 3) pemilihan metode yang tepat 4)

penambahan waktu dalam pembelajaran seni budaya, khususnya seni tari.

(22)

kegiatan-3 kegiatan latihan agar memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah di pelajari (Rustiyah, 2008: 125). Dapat dikatakan juga bahwa metode latihan adalah suatu pola pengajaran yang membentuk atau membina pengetahuan, sikap dan keterampilan melalui kegiatan melakukan suatu dengan berulang-ulang sehingga stimulus dan respon siswa dapat terpacu dan hasil pembelajaran bersifat permanen.

Selain itu, penambahan waktu belajar diluar jam pelajaran sangat diperlukan, yaitu dalam kegiatan ektrakurikuler untuk membantu siswa mengetahui dan memahami lebih dalam tentang seni tari, karena dalam kegiatan ini, siswa dapat mengembangkan keterampilannya diluar pelajaran yang bersifat akademik sehingga dapat momotivasi siswa agar tertarik dalam menerima pelajaran dan hasilnya pun akan lebih baik.

Seni tari adalah seni dimana gerak merupakan media nya, dengan kata lain tari adalah ekspresi jiwa manusia yang di ungkapkan dengan gerak-gerak ritmis yang indah ( Soedarsono, 1978:16).

(23)

4 yang berjumlah ganjil, penari di depan biasanya membawa properti yang disebut tepak yaitu bejana yang dibuat dari logam yang berisi daun sirih. Unsur-unsur pendukung tari sigeh antara lain seperti pola lantai, iringan musik, tata rias, busana, properti tari dan tempat pertunjukan.

Pemilihan SMP Negeri 21 Bandar Lampung sebagai tempat penelitian didasari atas pertimbangan a) karena memiliki ketersediaan data yang dapat membantu dan mempermudah jalannya penelitian b) karena belum adanya peneliti yang

sebelumnya meneliti tentang pembelajaran tari sigeh penguten menggunakan metode latihan dalam kegiatan ektrakurikuler c) karena guru atau pelatih yang mengajar dalam kegiatan ektrakurikuler seni tari bukan dari pendidikan seni.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana proses pembelajaran dan hasil belajar tari sigeh penguten

menggunakan metode latihan pada kegiatan ektrakurikuler di SMP Negeri 21 Bandar Lampung ?

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan 1. Proses pembelajaran tari sigeh penguten;

(24)

5 1.4Manfaat Penelitian

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi di bidang pendidikan seni tari guna penelitian lebih lanjut tentang penerapan metode latihan dalampembelajaran tari sigeh penguten pada kegiatan ektrakurikuler di sekolah.

b. Bagi siwa, penelitian ini dapat menambahkan referensi tari yang baik dan benar, terutama pada tari sigeh penguten.

c. Bagi guru dan calon guru, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk

mengetahui tentang kemampuan siswa dalam menari sigeh penguten dan untuk menerapkan metode latihan dalam pembelajaran tari sigeh penguten pada kegiatan ekstrakulikuler.

d. Bagi sekolah pada kegiatan ektrakurikuler tari, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan tentang pelaksanaan metode latihan berikutnya.

1.5Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Subjek penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 21 Bandar Lampung yang mengikuti ektrakurikuler seni tari, khususnya tari sigeh penguten.

2. Objek penelitian ini adalah pembelajaran tari sigeh penguten pada kegiatan ektrakulikuler di SMP Negeri 21 Bandar lampung.

3. Tempat penelitian ini adalah di SMP Negeri 21 Bandar Lampung. 4. Waktu penelitian ini adalah di bulan September sampai dengan bulan

(25)

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran ( Hamalik, 2009: 57).

Pembelajaran pastinya tidak terlepas dari sumber belajar dan media pembelajaran. Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh siswa untuk mempelajari bahan dan pengalaman belajar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, sumber belajar tidak hanya bisa didapat dari buku saja, tetapi juga bisa didapat dari file atau video yang berkaitan dengan materi yang dipelajari

(26)

7

Pembelajaran merupakan proses kerja sama antara guru dan siswa. Dengan demikian, pembelajaran tidak hanya menitikberatkan pada kegiatan guru atau kegiatan siswa saja, akan tetapi guru dan siswa secara bersama-sama berusaha mencapai tujuan pembelajaran yang telah di tentukan. Dengan demikian, kesadaran dan keterpahaman guru dan siswa akan tujuan yang harus dicapai dalam proses pembelajaran merupakan syarat mutlak yang tidak bisa ditawar, sehingga dalam prosesnya, guru dan siswa mengarah pada tujuan yang sama (Sanjaya, 2008 : 26). Tujuan pembelajaran akan tercapai apabila guru memiliki strategi pembelajaran sebelum proses belajar mengajar berlangsung.

2.1.1. Strategi Pembelajaran

Dalam dunia pendidikan strategi diartikan sebagai a plan, method, of series of activities designed to achivies a particular educational goal (J.R. David, 1976). Dengan demikian, strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang di disain untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu.

Ada dua hal yang patut kita cermati dari pengertian di atas. Pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana kegiatan (rangkaian kegiatan) termasuk

(27)

8

mengikuti pelajaran dan tercipta suasana pembelajaran yang efektif dan efisien sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

Dalam penelitian ini tujuan pembelajaran yang hendak dicapai adalah bagaimana guru dapat memproyeksikan apa yang harus dicapai oleh siswa dalam proses dan berakhirnya suatu pembelajaran sehingga hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan. Salah satu langkah agar strategi pembelajaran berjalan dengan baik dan tujuan pembelajaran tercapai, guru harus menguasi teknik-teknik cara mengajar atau bisa disebut juga dengan metode pembelajaran.

2.1.2. Metode Pembelajaran

Metode adalah cara, yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Makin tepat metodenya diharapkan makin efektif pula pencapaian tujuan tersebut. Tetapi khususnya dalam bidang pengajaran di sekolah, ada beberapa faktor lain yang ikut berperan dalam menentukan efektifnya metode mengajar, antara lain adalah faktor guru itu sendiri, faktor anak dan faktor lingkungan belajar (Suryosubroto, 2009 : 141).

Dengan kata lain, metode adalah cara yang digunakan untuk

mengimplementasikan strategi (perencanaan) karena tujuan metode pembelajaran yang berhubungan dengan bidang kognitif berbeda dengan tujuan metode

pembelajaran dalam bidang afektif dan psikomotorik. Masing-masing memiliki perbedaan, satu hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan metode

(28)

9

Sejumlah prinsip seperti yang dijelaskan dalam PP No. 19 Tahun 2005 adalah bahwa proses pembelajaran harus diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, memberikan ruang yang cukup untuk bagi pengembangan prakarsa, kreativitas sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologi siswa (Sanjaya 2008 : 61 ).

Dari kutipan diatas, dapat diartikan bahwa metode pembelajaran adalah cara untuk mengimplementasikan dan merealisasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan dapat tercapai secara optimal. Dengan demikian, metode dalam strategi pembelajaran berperan penting dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran tari sigeh penguten, khususnya dalam kegiatan ektrakurikuler, metode yang dipakai adalah metode latihan. Penggunaan metode ini dirasa sudah tepat karena metode latihan berkaitan dengan ranah psikomotor yaitu

berhubungan dengan gerak.

2.1.2.1 Metode Latihan

Metode latihan adalah suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari (Rustiyah, 2008:125).

Latihan itu sendiri tidak hanya bisa dilakukan sekali saja, tetapi harus berulang-ulang agar siswa mampu meningkatkan kemampuan atau potensi dirinya dalam pembelajaran, terutama dalam pembelajaran tari sigeh penguten. Tujuan

(29)

10

dalam menghafal ragam gerak tari sigeh penguten dengan baik dan benar sesuai dengan iringan musik tari sigeh penguten.

Ada hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan metode latihan, misalnya saja bahwa setiap latihan harus selalu berbeda dengan latihan sebelumnya karena bila situasi latihan berubah, maka tantangan yang dihadapi juga akan berubah, sehingga siswa dapat mengingat dan merespons kembali pelajaran yang sudah dipelajari dan yang akan dipelajari. Disamping itu juga, sebelum memulai metode latihan, guru harus memahami nilai dari latihan itu sendiri dan juga harus

memberikan pengertian dan tujuan yang jelas kepada siswa agar siswa mengerti dan memahami apa tujuan latihan dan bagaimana kaitannya dengan pembelajaran yang akan di pelajari.

Persiapan yang baik sebelum latihan dapat mendorong dan memotivasi siswa agar dapat merenspons dan menerima pelajaran yang diberikan, sehingga pengetahuan yang didapat akan bersifat permanen serta siap untuk digunakan dan dimanfaatkan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat.

2.1.2.2. Kelebihan Metode Latihan

Beberapa kelebihan metode penelitian yang diungkapkan oleh Sriyono (1992: 113-114) adalah sebagai berikut:

1.Bahan pelajaran yang diberikan teratur, tidak loncat-loncat, dan step by step akan lebih melekat pada diri anak dan benar-benar menjadi miliknya. 2.Adanya pengawasan bimbingan dan koreksi yang segera serta langsung dari

(30)

11

3. Siswa akan memperoleh ketangkasan dan kemahiran dalam melakukan sesuatu dengan apa yang dipelajarinya.

4. Pengetahuan atau keterampilan siap yang telah terbentuk sewaktu-waktu dapat dipergunakan untuk keperluan sehari-hari baik untuk keperluan studi maupun untuk bekal hidup di masyarakat.

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa pembelajaran tari sigeh penguten yang di ajarkan kepada siswa menggunakan metode ini diberikan secara teratur dan bertahap yaitudengan pemberian materi berupa ragam gerak, pola lantai, dan musik pengiring tari.

Dalam proses pembelajaran berlangsung, guru selalu melakukan pemantauan dan mengoreksi kesalahan-kesalahan gerak tari sigeh penguten yang di peragakan oleh siswa, serta memperbaiki dan memberi contoh yang benar agar siswa lebih baik dalam memeragakan tari sigeh penguten. Hal ini dimaksudkan agar pengetahuan keterampilan menari sigeh penguten tersebut bersifat permanen dan dapat dipergunakan dalam kehidupan bermasyarakat.

2.1.2.3. Kelemahan Metode Latihan

Sebagai suatu metode yang diakui banyak mempunyai kelebihan, juga tidak dapat dipungkiri bahwa metode latihan juga mempunyai beberapa kelemahan. Sriyono (1992: 114) menyatakan ada beberapa kelemahan dari metode latihan ini, yaitu sebagai berikut :

1. Dapat membentuk kebiasaan yang kaku.

2. Latihan yang dilakukan di bawah pengawasan yang ketat dan suasana serius mudah sekali menimbulkan kebosanan dan mejengkelkan.

(31)

12

Berdasarkan penjelasan diatas, tidak banyak kelemahan dari metode ini dan kelemahan tersebut bisa disiasati dengan cara memberikan berberapa macam variasi baru dalam mengajar yaitu dengan cara dan suasana yang berbeda yang bisa membuat siswa tertarik mengikuti pelajaran dan dapat membentuk kebiasaan yang kaku menjadi tidak kaku lagi secara perlahan sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran berlangsung.

2.1.2.4. Langkah-Langkah Pelaksanaan Metode Latihan

Menurut Roestiyah (2008, 127-129) untuk keberhasilan pelaksanaan metode latihan, guru perlu memperhatikan langkah-langkah dalam pengaplikasian metode latihan yang disusun sebagai berikut.

1. Gunakan latihan ini hanya untuk pelajaran atau tindakan yang dilakukan secara otomatis, ialah yang dilakukan siswa tanpa menggunakan pemikiran dan pertimbangan yang mendalam. Tetapi dapat dilakukan dengan cepat seperti gerak refleks saja, seperti: menghafal, menghitung, lari dan sebagainya. 2. Guru harus memilih latihan yang mempunyai arti luas ialah yang dapat

menanamkan pengertian pemahaman akan makna dan tujuan latihan sebelum mereka melakukan. Latihan juga mampu menyadarkan siswa akan kegunaan bagi kehidupannya saat sekarang ataupun dimasa yang akan datang. Dengan latihan, siswa merasa perlunya untuk melengkapi pelajaran yang diterimanya. 3. Dalam latihan pendahuluan instruktur harus lebih menekankan pada diagnosa,

karena latihan permulaan itu kita belum bisa mengharapkan siswa dapat

(32)

13

instruktur menunjukkan kepada siswa respons atau tanggapan yang telah benar dan memperbaiki respons-respons yang salah. Guru perlu mengadakan variasi latihan dengan mengubah situasi dan kondisi latihan, sehingga timbul respons yang berbeda untuk peningkatan dan penyempurnaan kecakapan atau

keterampilannya.

4. Perlu mengutamakan ketepatan, agar siswa melakukan latihan secara tepat, kemudian diperhatikan kecepatan; agar siswa dapat melakukan kecepatan atau keterampilan menurut waktu yang telah ditentukan; juga perlu diperhatikan pula apakah respons siswa telah dilakukan dengan tepat dan cepat.

5. Guru memperhitungkan waktu/masa latihan yang singkat saja agar tidak meletihkan dan membosankan, tetapi sering dilakukan pada kesempatan yang lain. Masa latihan itu harus menyenangkan dan menarik, bila perlu dengan mengubah situasi dan kondisi sehingga menimbulkan optimism pada siswa dan kemungkinan rasa gembira itu bias menghasilkan keterampilan yang baik. 6. Guru dan siswa perlu memikirkan dan mengutamakan proses yang esensial atau

yang pokok atau inti, sehingga tidak tenggelam pada hal-hal yang rendah atau tidak perlu kurang diperlukan.

7. Instruktur perlu memperhatikan perbedaan individual siswa, sehingga kemampuan dan kebutuhan siswa masing-masing tersalurkan atau dikembangkan.

(33)

14

pemahaman untuk melengkapi penguasaan pelajaran yang diterima secara teori dan praktik di sekolah.

Langkah- langkah pelaksanaan metode latihan di dahulukan dengan pelajaran atau tindakan secara otomatis tanpa menggunakan pemikiran dan pertimbangan yang mendalam, setelah itu siswa diharapkan agar mendapatkan pemahaman akan makna dan tujuan latihan sebelum dan setelah mengikuti pembelajaran sehingga dapat melengkapi pelajaran yang diterimanya. Langkah-langkah pelaksanaan metode latihan yang digunakan dalam penelitian ini terdapat pada no 1, 3, 4 dan 7.

Guru berperan penting dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung, karena dalam latihan pendahuluan, siswa belum dapat menghasilkan keterampilan yang sempurna, untuk itu pada proses latihan selanjutnya guru perlu meneliti kesukaran yang dialami siswa, sehingga dapat memilih/menentukan latihan mana yang perlu diperbaiki. Disamping itu juga guru harus mempertimbangkan waktu/ masa latihan agar proses pembelajaran berjalan dengan cepat, menyenangkan dan menarik, tetapi harus mengutamakan proses pokok atau inti, sehingga tidak tenggelam pada hal-hal yang kurang diperlukan.

2.2 Tari

Seni tari sebagai ekspresi manusia yang bersifat estetis merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia dalam masyarakat yang penuh makna (meaning). Keindahan tari tidak hanya keselarasan gerakan-gerakan badan dalam ruang dengan diiringi musik tertentu, tetapi seluruh ekspresi itu harus

(34)

15

yang dimaksud dengan tari adalah ungkapan ekspresi jiwa manusia yang dalam bentuk gerakan tubuh.

Menurut Susanne K. Langer, tari merupakan gerak-gerak indah yang di dalamnya mengandung ritme tertentu. Jadi, tari adalah ekspresi jiwa manusia yang

diungkapkan dengan gerak-gerak ritmis yang indah. (Sudarsono, 1978 : 16,17). Di dalam seni tari terdapat tiga unsur keindahan dalam penguasaan kriteria tari, yaitu wiraga, wirasa dan wirama (Hadi, 2007 : 32).

a.Wiraga

Wiraga yaitu kemampuan penari dalam membawakan tari dari penguasaan teknik gerak, kemampuan secara koreografi, menghafal tarian dari awal hingga akhir, dengan ketepatan teknik yang baik dan benar.

b.Wirasa

Wirasa yaitu kemampuan penari untuk menghayati tarian dalam bentuk pengaturan emosi dan ekspresi wajah. Hidupnya suatu tarian sangat dipengaruhi oleh penjiwaan sang penari dalam memerankan karakter yang di bawakannya. c.Wirama

Wirama yaitu kemampuan penari menyelaraskan tarian dengan musik pengiring tari. Penari yang baik harus mendengarkan iringan musik tari sehingga gerakan tarian terlihat sebagai satu kesatuan utuh dengan iringannya.

Dalam hal ini unsur-unsur wiraga, wirasa dan wirama merupakan komponen tari yang saling melengkapi satu sama lain.

2.2.1 Jenis-Jenis Tari

1. Berdasarkan atas pola garapannya, tari dibagi menjadi dua jenis, (1) tari

(35)

16

yang selalu bertumpu pada pola-pola tradisi yang telah ada; (2) tari kreasi baru, yaitu tari yang mengarah kepada kebebasan dalam pengungkapan, tidak

berpijak kepada pola tradisi lagi.

2. Berdasarkan fungsinya, tari bisa berbentuk sebagai tari upacara agama dan adat, tari bergembira atau tari pergaulan dan tari pertunjukan atau tari tontonan. Sedangkan berdasarkan atas bentuk koreografinya, tari dapat dibagi menjadi beberapa bentuk, yaitu tari tunggal, tari duet atau masal berpasangan dan tari kelompok.Pembagian ini berdasarkan atas jumlah penarinya. Seperti halnya pada penelitian ini, tari yang di ajarkan kepada siswa adalah tari Sigeh Penguten merupakan tari tradisional yang di tarikan secara berkelompok (puteri), berfungsi sebagai tari upacara agama dan adat, yaitu sebagai tari penyambutan tamu atau sebagai tarian pembuka dalam suatu acara.

2.2.2 Tari Sigeh Penguten

Tari sigeh penguten adalah tari persembahan yang ditarikan secara berkelompok oleh penari putri yang berjumlah ganjil, yang salah satu penari paling depan membawa properti tepak yang berisi daun sirih. Jumlah penari dalam tarian ini tidak mempunyai makna khusus selain untuk memenuhi kebutuhan estetis saja, karena desain lantai pada tarian ini mayoritas berbentuk “V”.

Tari ini berfungsi untuk menyambut dan memberikan penghormatan kepada para tamu undangan yang datang. Dapat dikatakan sebagai sebuah tarian penyambutan. Tari sigeh penguten merupakan tari selamat datang atau sekapur sirih yang

(36)

17

Pada dasarnya komposisi tari tidak terlepas dari elemen-elemen pendukung tari seperti gerak, pola lantai, iringan musik, tata rias, busana, properti tari, dan tempat pertunjukan.

1. Gerak

Gerak dalam tari merupakan bentuk reaksi spontan dari batin manusia yang dapat membentuk suatu rangkaian gerak, apabila ditata dengan memperhatikan unsur ruang, waktu, estetika dan didukung dengan irama musik, maka dapat membentuk suatu gerak tari. Menyusun gerak tari yang baik adalah memadukan antara gerak maknawi dan gerak murni dan sudah mencakup arah gerak dan arah hadap.

Gerak maknawi adalah gerak yang mengandung arti yang jelas, sedangkan gerak murni ialah gerak yang digarap sekedar untuk mendapatkan bentuk yang artistik dan tidak dimaksudkan untuk menggambarkan sesuatu (Sudarsono,1978 : 42).

Dengan kata lain gerak maknawi adalah gerak-gerak yang memiliki maksud atau arti dan melambangkan suatu hal. Gerak murni adalah gerak yang mengutamakan keindahan, tidak menyimbolkan sesuatu, dibuat agar tarian tampak lebih estetis.

(37)

18

penguten: lapah tebeng, seluang mudik, sembah, jong simpuh, jong silo ratu, jong ippek, kilat mundur, ngetir, mempam bias, ngiyau bias, kenui melayang, gubuh

gaghang, ngerujung (level tinggi, sedang, rendah), maku khaccang, samber melayang, sabung melayang, tolak tebing, ngegiser, belah hui, lipetto (Mustika, 2012 : 40-49).

a. Lapah tebeng merupakan gerak jalan ke depan dengan kaki kanan lebih dulu

melangkah. Motif gerak ini digunakan pada awal dan akhir tarian. Motif gerak lapah tebeng diiringi dengan bentuk iringan gupek, iringan dengan tempo cepat. Gerakan lapah tebeng juga dipakai untuk mengatur posisi penari agar pola lantai berbentuk “V” .

b. Seluang mudik merupakan motif gerak yang dipakai pada pergantian posisi gerak dari berdiri menuju posisi duduk jong simpuh. Motif gerak ini digunakan oleh penari yang membawa tepak untuk meletakan tepaknya.

c. Sembah merupakan gerak menyatukan kedua telapak tangan dengan posisi di depan dada, seperti hendak bersalaman. Motif gerak ini disertai dengan motif gerak lain yaitu jong simpuh, jong ippek yang merupakan transisi dari posisi jong simpuh menuju jong silo ratu.

d. Kilat mundur merupakan gerakan pergelangan tangan diikuti dengan jari-jari yang dilakukan dengan cepat.

(38)

19

f. Ngiyau bias merupakan motif gerak yang diawali dengan sikap makuraccang. Motif gerak ini di lakukan di sisi kanan depan dan kiri depan penari dengan tangan melakukan gerak ukel.

g. Ngerujung merupakan gerakan tangan ukel arah diagonal depan disertai tolehan dengan posisi tangan setinggi kepala, motif gerak ini dilakukan dalam tiga level, rendah, sedang dan tinggi.

h. Tolak tebing merupakan motif gerak dengan sikap salah satu tangan ditekuk di depan dada, dan tangan lainnya diluruskan di samping, arah pandangan

mengikuti tangan yang lurus ke samping. Motif gerak ini juga disertai oleh gerakan kaki ngegiser. Motif gerak ini dilakukan tanpa adanya penari pembawa tepak.

i.Mempam bias merupakan gerak berjalan dengan posisi telapak tangan

menengadah ke atas sejajar bahu. Motif gerak ini dilakukan tanpa adanya penari pembawa tepak.

j.Lipetto merupakan motif gerak tangan melakukan ukel sambil mengubah arah hadap. Sikap badan mendhak, motif gerak ini dilakukan setelah penari pembawa tepak kembali ke panggung dan meletakan tepak nya.

(39)
[image:39.595.111.564.120.741.2]

20

Tabel 2.1 Motif Gerak Tari Sigeh Penguten

No Ragam Gerak

Hitungan Keterangan

1 Lapah

Tebeng

hit 1-2 hit 3-4 hit 5-6 hit 7-8

Penari berada pada posisi tegap, kaki mendak, dengan tangan berada di depan dada dan pada hitungan ke-1 kaki kanan melangkah terlebih dahulu, kemudian pada hitungan ke 2 kaki kiri bergantian melangkah kedepan dan seterusnya.

2 Seluang

Mudik turun hingga jong simpuh

hit 1-2 hit 3-4

(40)

21

hit 5-6 hit 7-8

posisi jongkok. Hitungan 5-6 tangan ditarik kembali kea rah kanan dengan posisi lutut menjadi tumpuan, dan hitungan 7-8 tangan diletakkan di depan dada dengan posisi duduk bersimpuh.

3 Merun Duk

hit 1-2 hit 3-4 hit 5-6 hit 7-8

Penari dalam posisi simpuh, tangan berada di depan dada, kemudian pada hit 1-4 penari merunduk secara perlahan dengan tangan diletakkan di depan lutut, kemudian pada hit 5-8 penari kembali pada posisi semula secara

(41)

22

4 Jong Silo Ratu

hit 1-2 hit 3-4 hit 5-6 hit 7-8

Penari duduk dengan kaki bersila namun kedua kaki tidak

menempel di lantai,

melainkan kaki kiri di taruh dibelakang kaki kanan. Tangan berada di atas lutut, tangan kanan ditaruh diatas tangan kiri.

5 Sembah

hit 1-2 hit 3-4 hit5-6 hit 7-8

(42)

23

6 Kilat Mundur

hit 1-2 hit 3-4 hit 5-6 hit 7-8

Posisi penari berdiri mendhak menghadap ke depan dengan kaki kiri berada di depan kaki kanan, kedua tangan ditarik lurus kedepan dada lalu melakukan gerakan ukel.

7 Ngetir

hit 1-2 hit 3-4 Hit 5-6 hit 7-8

Posisi peneri sama dengan kilat mundur, akan tetapi kedua tangan ditarik kea rah kanan dan kearah kiri, lalu kedua tangan ditarik kearah bawah sebatas pinggul dan diukel kemudian ditarik ke atas dengan telapak tangan

(43)

24

8 Samber

Melayang

hit 1-2 hit 3-4 hit 5-6 hit7-8

Kedua tangan disilang ke depan di depan dada dengan posisi ditekuk dan badan mendhak, lalu kedua tangan diayun diangkat sejajar kepala dan kaki dijinjitkan, kemudian tangan diluruskan masing-masing kea rah kiri dan kanan sejajar dengan bahu.

9 Gubuh

Gakhang

hit 1-2 hit 3-4 hit 5-6 hit 7-8

(44)

25

10 Nyiaw

Bias

hit 1-2 hit 3-4 hit 5-6 hit 7-8

Posisi badan penari menghadap ke samping, dengan telapak kaki kanan dihadapkan kea rah kanan dan kaki kiri di belakang kaki kanan menghadap kiri dengan tangan berada di samping pinggul kemudian lakukan gerakan ukel. Lakukan secara bergantian kiri dan kanan.

11 Maku

raccang

hit 1-2 hit 3-4

(45)

26

12 Kenui Melayang

Hit 1-2 hit 3-6 hit 7-8

Kedua tangan ditarik dari arah pinggang sebelah samping secara bersamaan, kemudian diayun kea rah atas seperti samber melayang.

13 Ngerujung

level tinggi

hit 1-2 hit 3-4 hit 5-6 hit 7-8

(46)

27

13 Sabung

Melayang

hit 1-2 (5-6) hit 3-4 (7-8)

Posisi badan penari dalam keadaan mendhak dengan kedua tangan berada di depan dada, lalu tangan dibuka dan direntangkan, saat tangan berada di depan dada maka posisi kaki disilangkan dan saat tangan direntangkan, posisi kaki dibuka.

15 Tolak Tebing

hit 1-2 (5-6) hit 3-4 (7-8)

(47)

28

16 Belah Hui

hit 1-2 (5-6) hit 3-4 (7-8)

Penari berada posisi saling berhadapan dengan penari lainnya sambil menarik kaki kanan ke depan dan tangan disilangkan ke depan

kemudian tangan

direntangkan.

17 Mempam

bias

hit 1-2 (5-6) hit 3-4 (7-8)

Posisi badan penari diserongkan dengan kaki menyilang dan telapak tangan dibuka dan diletakkandi atas bahu, lakukan

(48)

29

18 Ngerujung

level sedang

hit 1-2 hit 3-4 (7-8) hit 5-6

Posisi badan penari simpuh, tangan disilangkan ke depan dada kemudian tangan ditarik membuka, tangan kanan ditarik ke arah samping kanan lebih tinggi sedikit dari kepala dan tangan kiri di depan dada, lalu lakukan gerakan ukel.

19 Ngerujung

level rendah

hit 1-2 hit 3-4 hit 5-6 hit 7-8

Gerakan sama dengan

(49)

30

20 Lipetto

hit 1-2 hit 3-4 hit 5-6 hit7-8

Penari melakukan gerakan

memutar penuh sambil

melakukan gerakan ukel tangan sesuai dengan pola kaki yang melangkah.

21 Jong

simpuh sembah

Penari duduk simpuh kemudian meletakkan tangan kanan di atas ujung lutut, dan tangan kiri diletakkan di atas paha di sebelah pinggul.

(50)

31

2. Pola Lantai

Pola lantai atau yang biasa disebut dengan desain lantai atau flor design adalah garis-garis dilantai yang dilalui oleh seorang penari atau garis-garis di lantai yang dibuat oleh formasi penari kelompok (Sudarsono, 1978 : 42).

Dengan kata lain, pola lantai adalah jalur garis lantai yang dilewati penari atau di sebut juga dengan gerak pindah tempat. Dalam tari sigeh penguten pola lantai yang digunakan mayoritas berbentuk “V” dengan penari yang paling depan

membawa tepak dengan arah hadap ke penonton.

3. Iringan Musik

Iringan musik merupakan unsur pendukung tarian yang dapat membuat tarian menjadi lebih hidup.Fungsi iringan musik selain sebagai pengiring tari juga untuk mempertegas gerak tari, memberi gambaran suasana dan merangsang munculnya gerak.

Dalam iringan musik ada waktu untuk mengukur seberapa lama rangkaian gerak dilakukan sebelum pindah ke rangkaian gerak selanjutnya. Waktu dalam gerak tari dibedakan menjadi dua: (1) tempo gerak , yaitu waktu sepanjang gerak dilakukan, sejak memulai sampai mengakhiri sebuah tarian: (2) irama gerak, yaitu waktu yang dipakai untuk menyelesaikan rangkaian gerak. Iringan musik untuk tari menurut asal suaranya, dibedakan menjadi dua: (1) musik internal adalah musik yang berasal dari diri manusia seperti nyanyian, tepuk tangan, teriakan, siulan, hentakan kaki, dan sebagainya: (2) musik internal adalah musik yang di hasilkan oleh alat musik atau benda yang di bunyikan, dan direkam.

(51)

32

iringan musik tidak dapat dipisahkan karena tari bukan sesuatu yang dapat berdiri sendiri, namun disertai oleh seni yang lain seperti musik.

Pada tari sigeh penguten, iringan musik yang di gunakan adalah iringan musik eksternal dengan menggunakan seperangkat instrument talo balak. Adapun irama musik dalam tari sigeh pengutenini dibagi menjadi dua bentuk yaitu gupek adalah iringan dengan tempo cepat dipakai pada awal dan akhir tarian, Tarei adalah iringan dalam tempo lambat, dipakai pada pokok tarian.

Namun saat ini banyak yang menggunakan kaset tape recorder, dan VCD untuk iringan musiknya, terutama di sekolah-sekolah termasuk di SMP Negeri 21 Bandar Lampung, karena belum semua sekolah memiliki alat musik tradisional dan tidak semua siswa dapat memainkan alat musik tersebut.

4.Busana dan Aksesoris

Dalam tari sigeh penguten, busana dan aksesoris yang digunakan adalah (1) baju kurung berwarna putih lengan panjang/ pendek; (2) kain tapis yang merupakan pakaian ciri khas daerah Lampung; (3) Bebe usus ayam,digunakan sebagai penutup bahu terbuat dari sulam usus umumnya berwarna putih dan merah; (4) selendang berwarna merah; (5) selendang tapis yang sama motifnya dengan kain tapis, (6) Pending merupakan ikat pinggang yang berwarna kuning emas tetapi umumnya juga menggunakan kain berbentuk seperti ikat pinggang.

(52)

33

ukiran, gelang burung (berbentuk burung bersayap), dipakai pada lengan bagian atas. Kemudian ada dua buah kalung, yaitu kalung buah jukum (sejenis buah-buahan berbentuk bulat dirangkai menjadi kalung yang panjang) dipakai dengan diselempangkan dibahu dan kalung papan jajar berbentuk siger bersusun tiga. Anting yang biasa dipakai dalam tari sigeh penguten berbentuk seperti siger kecil, atau berbentuk seperti buah jukum kecil. Tanggai, atau kuku panjang dengan ujungnya terdapat rumbai.

5.Properti Tari

Yang di maksud dengan prop atau dance prop adalah perlengkapan yang tidak termasuk kostum, tidak termasuk pula perlengkapan panggung, tetapi merupakan perlengkapan yang ikut ditarikan oleh penari. Misalnya kipas, selendang, pedang, tombak dan lain-lain (Sudarsono, 1978 : 58).

Dalam tari sigeh penguten, properti yang digunakan adalah tepak yang beralaskan nampan. Biasanya tepak yang dibawa berisi sirih yang didalamnya terdapat gambir,pinang dan kapur. Namun sekarang banyak yang sudah menggunakan permen sebagai isi dari tepak.

Tabel 2.2 Busana, Aksesoris dan Properti Tari Sigeh Penguten

Nama Gambar

(53)

34

2.Siger dan Peneken

3.Sanggul,bunga melati dan gaharu

(54)

35

5.Gelang Burung dan Gelang Pipih

6.Anting-anting dan Gelang Kano

(55)

36

8.Tepak

(Foto: Dewi Yunita, September 2014) 6.Tempat Pertunjukan

Di dalam tari sigeh penguten, tidak ada ketentuan tempat pertunjukan khusus karena biasanya tari ini dipentaskan dalam acara upacara adat, acara hajatan dan acara perpisahan sekolah pada pembukaan acara karena fungsinya tari ini sebagai tari persembahan, tari pembuka dan tari penyambutan tamu.

2.3 Kegiatan Ektrakurikuler

Kegiatan ektrakurikuler adalah kegiatan pendidikan diluar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan siswa sesuai dengan kebutuhan dan potensi, bakat dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/ madrasah.

(56)

37

Latihan/lomba keberbakatan/prestasi, meliputi pengembangan bakat olah raga, seni dan budaya, cinta alam, jurnalistik, teater, keagamaan; (4) Seminar, lokakarya, dan pameran/bazaar, dengan subtansi antara lain karir, pendidikan, kesehatan, perlindungan HAM, keagamaan, seni budaya.

(57)

38

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Desain Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan,

menggambarkan dan menjelaskan masalah yang diteliti secara sistematis (Genzuk, 2003 : 7). Dengan kata lain, penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data berdasarkan informasi atau keterangan dari hasil pengamatan selama proses penelitian berlangsung, dan penelitian ini dilakukan secara ilmiah, apa adanya dalam situasi normal dan tidak memenipulasi keadaan serta kondisinya.

(58)

39

Adapun rancangan kegiatan atau desain penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Membuat perencanaan kegiatan harian pada pembelajaran tari sigeh penguten

sebelum memasuki langkah pelaksanaan pembelajaran.

2. Melaksanakan pembelajaran tari sigeh penguten dengan menggunakan metode latihan pada setiap pertemuan.

3. Mengamati aktivitas siswi serta kondisi yang terjadi pada pelaksanaan

pembelajaran setiap pertemuan berdasarkan review kegiatan berupa foto, video serta catatan lapangan.

4. Menganalisis pembelajaran tari sigeh penguten setiap pertemuan. 5. Memberi penilaian hasil test praktik pembelajaran tari sigeh penguten. 3.2Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini berasal dari informan, yaitu hasil wawancara dari kepala sekolah, guru seni budaya, guru ektrakurikuler tari dan siswa yang mengikuti kegiatan ektrakurikuler dalam pembelajaran seni tari sigeh penguten dengan menggunakan metode latihan di SMP Negeri 21 Bandar Lampung yang berjumlah 20 siswi.

3.3Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah langkah yang paling utama dalam penelitian. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, tes praktik dan dokumentasi.

3.3.1Wawancara

(59)

40

mewawancarai dan jawaban diberikan oleh yang diwawancarai ( Fathoni, 2011 : 105). Dengan kata lain, wawancara dapat diartikan sebagai teknik pengumpulan data dengan cara berkomunikasi secara verbal dengan narasumber untuk

memeroleh informasi.

Pada penelitian ini, wawancara dilakukan untuk memeroleh informasi tentang pembelajaran tari sigeh penguten dalam kegiatan ektrakulikuler, wawancara tersebut dilakukan pada guru seni tari kegiatan ektrakurikuler di SMP tersebut dan siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tari sigeh penguten di SMP Negeri 21 Bandar Lampung.

3.3.2 Observasi

Penelitian ini menggunakan observasi partisipasi.Dalam observasi participation, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Dengan observasi participation ini, maka data yang di peroleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak (Sugiyono, 2011: 301).

Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi mengamati proses pembelajaran tari sigeh penguten dalam kegiatan ektrakurikuler berupa

perencanaan, pelaksanaan, aktivitas siswa serta evaluasi pembelajaran tari sigeh penguten. Tujuan diadakan observasi pada penelitian ini adalah untuk

mendapatkan informasi dari pengamatan yang telah dilaksanakan.

3.2.3Dokumentasi

(60)

41

pemberian atau pengumpulan bukti dan keterangan seperti gambar, kutipan, kliping dan bahan referensi lainnya. Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa data video, catatan lapangan, foto-foto selama proses pembelajaran dari setiap pertemuannya dan pada saat penilaian praktik dalam rangka untuk mereview kegiatan pembelajaran dan memeroleh data yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan hasil belajar siswa.

3.4Instrumen Penilaian

Instrumen penilaian ini dilakukan oleh peneliti itu sendiri. Hal ini dikarenakan pada observasi, dokumentasi, catatan harian, tes praktik dan non test dilakukan oleh peneliti itu sendiri.

1). Panduan Observasi

Lembar pengamatan observasi digunakan peneliti pada saat pengamatan, tentang apa saja yang dilihat dan diamati secara langsung.

2). Panduan Dokumentasi

Panduan dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data berupa foto-foto dan video yang menggunakan alat bantu kamera digital.

3). Lembar Pengamatan Tes Praktik

Lembar pengamatan tes praktik digunakan untuk memperoleh data terhadap proses dan hasil belajar tari sigeh penguten dengan menggunakan metode latihan. Lembar tes praktik yang digunakan adalah instrumen yang berupa aspek-aspek penilaian yang sudah ditentukan.

4). Nontes

(61)

42

dengan perolehan ketrampilan, perilaku, sikap atau nilai (Uno, 2010: 74). Teknik nontes digunakan untuk memperoleh data penelitian tentang aktivitas belajar siswa dan guru dalam pembelajaran tari sigeh penguten dengan menggunakan metode latihan.

Instrumen non tes pada penelitian ini adalah RKH (Rancangan Kegiatan Harian), pelaksanaan pembelajaran, proses pembelajaran, dan hasil belajar siswa berupa teknik tes (hasil belajar siswa) dan nontest (test aktivitas belajar siswa dan proses belajar siswa dari pertemuan ke 2 hingga ke 6).

[image:61.595.143.512.481.756.2]

Teknik nontes digunakan untuk memperoleh data penelitian tentang aktivitas belajar siswa pada pembelajaran tari sigeh penguten dalam kegiatan ektrakurikuler di SMP Negeri 21 Bandar Lampung. Untuk mengukur pembelajaran tari sigeh penguten dalam kegiatan ektrakurikuler digunakan lembar pengamatan aktivitas siswa dan deskriptor penilaian pertemuan ke 2 hingga ke 5.

Tabel 3.1 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa

No Jenis

Aktivitas

Indikator Skor Skor

Maksimal 1 Visual

Activities

a.Semua siswa

memperhatikan penjelasan yang disampaikan guru b.Kurang dari 5 siswa tidak

memperhatikan penjelasan guru

c.Kurang dari 9 siswa tidak memperhatikan penjelasan guru

d.Kurang dari 13 siswa tidak memperhatikan penjelasan guru

(62)

43

2 Listening Activities

a.Semua siswa

mendengarkan penjelasan yang disampaikan guru b.Kurang dari 5 siswa tidak

mendengarkan penjelasan guru

c.Kurang dari 9 siswa tidak mendengarkan penjelasan guru

d.Kurang dari 13 siswa tidak mendengarkan penjelasan guru

e.Lebih dari 14 siswa tidak mendengarkan penjelasan guru 5 4 3 2 1 5

3 Motor

Activities

a.Semua siswa

memperagakan ragam gerak dengan baik seperti yang diperagakan oleh guru b.Kurang dari 5 siswa yang

tidak dapat memperagakan ragam gerak dengan baik seperti yang diperagakan oleh guru

c.Kurang dari 9 siswa yang tidak dapat memperagakan ragam gerak dengan baik seperti yang diperagakan oleh guru

d.Kurang dari 13 siswa yang tidak dapat memperagakan ragam gerak dengan baik seperti yang diperagakan oleh guru

(63)

44

4 Emotional Activities

a.Semua siswa bersemangat selama mengikuti proses pembelajaran tari sigeh penguten

b.Kurang dari 5 siswa tidak bersemangat selama mengikuti proses pembelajaran tari sigeh penguten

c.Kurang dari 9 siswa tidak bersemangat selama mengikuti proses pembelajaran tari sigeh penguten

d.Kurang dari 13 siswa tidak bersemangat selama mengikuti proses pembelajaran tari sigeh penguten

e. Lebih dari 14 siswa yang tidak bersemangat selama mengikuti proses

pembelajaran tari sigeh penguten 5 4 3 2 1 5

Jumlah 20

Ns=

x 100

Keterangan: Ns= Persentase aktivitas belajar siswa

(64)

45

Interval Persentase Tingkat Aktivitas

Keterangan

85% - 100% Baik Sekali

75% - 84% Baik

60% - 74% Cukup

40% - 59% Kurang

0% - 39% Gagal

[image:64.595.171.495.85.222.2]

(Modifikasi dari Nurgiantoro, 2001: 399)

Tabel 3.2 Deskriptor Penilaian Pertemuan Ke 2 hingga Ke 5

No Indikator Skor Skor

Maksimal 1 2 3 4 5

a. Siswa memeragakan dengan benar ke 6 atau 5 ragam gerak yang telah diajarkan

b. Siswa memeragakan dengan benar 4 ragam gerak yang telah diajarkan

c. Siswa memeragakan dengan benar 3 ragam gerak yang telah diajarkan

d. Siswa memeragakan dengan benar 2 ragam gerak yang telah diajarkan

e. Siswa memeragakan dengan benar 1ragam gerak yang telah diajarkan 5 4 3 2 1 5 Ns= x 100

(65)

46

Hasil belajar siswa pada pembelajaran tari sigeh penguten diukur menggunakan lembar nontest dengan jumlah skor maksimal 5. Nilai atau skor siswa dapat dilihat dengan menggunakan skala lima sebagai berikut.

Interval Nilai Penguasaan Keterangan

80 – 100 Baik Sekali

66- 79 Baik

56-65 Cukup

40-55 Kurang

30-39 Gagal

(Modifikasi dari Nurgiantoro, 2001: 399)

Tes Praktik

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2010: 193). Tes ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan belajar tari sigeh penguten siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 21 Bandar Lampung. Pada pertemuan pertama sampai pertemuan ke enam meliputi aktifitas belajar siswa, proses pembelajaran menggunakan metode latihan, lembar penilaian kinerja guru pada kegiatan ekstrakurikuler. Pada pertemuan ke tujuh, delapan dan sembilan meliputi penilaian proses praktik menari yang mengacu pada unsur-unsur tari, yaitu

(66)
[image:66.595.111.545.112.575.2]

47

Tabel 3.3 Lembar Pengamatan Test Praktik

No Aspek Indikator Skor Skor

Max 1. Wiraga

(gerak)

a) Siswa mampu memeragakan tari sigeh penguten dengan hafalan dan menguasai teknik hafalan

b) Siswa hafal akan tetapi terkesan gugup sehingga mengganggu konsentrasi gerak dan teknik hafalan

c) Siswa terlihat sangat tidak tertib gerak pada saat memeragakan gerak tari sehingga urutan gerak menjadi tidak beraturan

3

2

1

3

2. Wirama (iringan gerak berdasarkan musik)

a) Siswa mampu memeragakan tari sigeh penguten dengan ketepatan hitungan gerak dan rime gerak

b) Siswa hanya bisa memeragakan gerak tari sigeh penguten dengan ketepatan hitungan saja tanpa mempedulikan rime c) Siswa hanya memeragakan gerak tari sigeh penguten tanpa mempedulikan hitungan gerak tari dan ritme gerak

3

2

1

3

3. Wirasa (ekspresi/pe nghayatan)

a) Senyum dengan pandangan ke depan b) Pandangan ke depan tetapi tidak

senyum

c) Pandangan ke bawah dan tidak senyum

3

2 1

3

Hasil belajar gerak tari sigeh penguten diukur menggunakan lembar tes praktik dengan skor keseluruhan berjumlah 9 sehingga kualitas hasil belajar siswa dapat dilihat menggunakan patokan dengan perhitungan untuk sekala lima dengan rumus sebagai berikut:

NS= Skor siswa/Skor maksimum x 100

(67)

48

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah difahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain (Sugiyono, 2011: 334).

Langkah-langkah analisis data pada penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut. 1.Melaksanakan pembelajaran tari sigeh penguten dengan menggunakan metode

latihan pada setiap pertemuannya.

2.Mengamati aktivitas siswa serta kondisi yang terjadi pada pelaksanaan pembelajaran setiap pertemuan.

3.Menganalisis pembelajaran tari sigeh penguten menggunakan metode latihan serta hasil kemampuan gerak siswi pada setiap pertemuan.

4.Menganalisis hasil tes gerak tari sigeh penguten pada evaluasi pembelajaran yang dianalisis menggunakan lembar pengamatan tes praktik dengan baik dan benar.

5.Memberi nilai hasil tes praktik siswa dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

NS= Skor siswa/Skor maksimum x 100

(68)
[image:68.595.172.495.113.243.2]

49

Tabel 3.3 Perhitungan Interval Nilai Penguasaan

Interval Nilai Penguasaan Keterangan

85- 100 Baik Sekali

75 - 84 Baik

60 - 74 Cukup

40 - 59 Kurang

0- 39 Gagal

(69)

16

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pembelajaran berupa penilaian aktivitas siswa dan hasil pengamatan proses belajar siswa dengan menggunakan metode latihanserta mengetahui hasil belajar siswa berupa tes praktik setelah proses pembelajaran tari sigeh penguten dalam kegiatan ektrakurikuler.

Menilai aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung dan menilai hasil pengamatan proses belajar siswa pada pertemuan kedua hingga pertemuan kelima. Pada aktivitas siswa penilaian diberikan melalui empat aspek, yaitu visual activities, listening activities, motor activities dan emotional activities. Hasil aktivitas siswa dari pertemuan kedua hingga kelima pada pembelajaran tari sigeh penguten dalam kegiatan ektrakurikuler menggunakan metode latihan

menunjukkan rata-rata dari seluruh aspek penilaian mendapat kriteria baik dengan rata-rata persentase 78%. Sedangkan pada proses belajar siswa, penilaian

diberikan sesuai dengan hafalan gerak dengan rata-rata dari seluruh aspek penilaian mendapat kriteria baik dengan rata-rata nilai 74. Pada pertemuan keenam, tidak ada penilaian hanya mengulang gerakan yang telah dipelajari dari gerak awal hingga gerakan akhir menggunakan iringan musik secara

(70)

17

Pada pertemuan berikutnya, mengatur murid ke dalam kelompok, dari 20 siswi terbentuk 4 kelompok. Meminta siswi untuk memperagakan tari sigeh dengan menggunakan iringan musik dan pengambilan nilai proses berupa tes praktik. Penilaian diberikan melalui empat aspek yaitu wiraga, wirama, wirasa dan hafalan ragam gerak selain itu juga diadakan penilaian tentang aktivitas belajar siswa pada setiap pertemuan. Hasil pembelajaran tari sigeh pengutendengan menggunakan metodelatihan menunjukkan bahwa rata-rata dari seluruh aspek penilaian tari sigeh penguten mendapat kriteria baik dengan rata-rata persentase 81%.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan sebagai berikut.

1. Bagi siswa, pada pembelajaran tari hendaknya memakai baju praktik agar bergerak dapat lebih leluasa dibanding memakai baju seragam sekolah. 2. Bagi guru, sebaiknya dibangun ruangan tari khusus atau ruang praktik tari

sehingga ketika latihan tidak berpindah-pindah tempat.

(71)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta: Jakarta

Fathoni, Abdurrahmad. 2011. Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi. Rineka Cipta: Jakarta

Hadi, Y. Sumandiyo. 2007. Kajian Tari Teks dan Konteks. Pustaka Book Publisher: Yogyakarta

Hamalik, Oemar. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara : Jakarta Mustika, I Wayan. 2012. Teknik Dasar Gerak Tari Lampung. Anugrah Utama

Raharja: Bandar Lampung

MZ, Ratna Juwita. 2013. Pembelajaran Tari Muli Siger Menggunakan Metode Drill Pada Kegiatan Ektrakurikuler Di SMP Negeri 8 Metro. Bandar Lampung: Skripsi.

N.K. Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta: Jakarta

Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Kencana Prenada MediaGrup: Jakarta

Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Prenada: Jakarta

Soedarsono, 2011. Tari-Tarian Indonesia I. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Jakarta

Sriyono. 1992. Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA. Rineka Cipta: Jakarta Suryosubroto, B. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Rineka Cipta:

Jakarta

Uno, Hamzah B. 2010. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Bumi Aksara: Jakarta

Gambar

Tabel 2.1 Motif Gerak Tari Sigeh Penguten
Tabel 3.1 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa
Tabel 3.2 Deskriptor Penilaian Pertemuan Ke 2 hingga Ke 5
Tabel 3.3 Lembar Pengamatan Test Praktik
+2

Referensi

Dokumen terkait

Teori konstruktivisme digunakan untuk melihat proses dan hasil pembelajaran tari halibambang menggunakan model discovery learning pada kegiatan ekstrakurikuler, yang

Permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimana proses pembelajaran tari sigeh pengunten menggunakan metode demonstrasi pada kegiatan ekstakulikuler di SMP N 5

Berkaitan dengan judul penelitian yaitu pembelajaran tari muli siger menggunakan metode demonstrasi pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 10 Bandar Lampung, maka

Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui pembelajaran tari Melinting dengan menggunakan metode demonstrasi pada kegiatan ekstrakurikuler di

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah perencanan, pelaksanaan dan penilaian dalam pembelajaran tari sigeh penguten dalam kegiatan ekstrakurikuler di SMA Perintis 2

Tujuan observasi dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan data dan informasi dalam melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran tari halibambang menggunakan

Permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimana proses pembelajaran tari sigeh pengunten menggunakan metode demonstrasi pada kegiatan ekstakulikuler di SMP N 5

Permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimana proses pembelajaran tari sigeh pengunten menggunakan metode demonstrasi pada kegiatan ekstakulikuler di SMP N 5