• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN GEOGRAFIS OBJEK WISATA DANAU TELUK GELAM DI DESA MULYA GUNA KECAMATAN TELUK GELAM KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TINJAUAN GEOGRAFIS OBJEK WISATA DANAU TELUK GELAM DI DESA MULYA GUNA KECAMATAN TELUK GELAM KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2013"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

TINJAUAN GEOGRAFIS OBJEK WISATA DANAU TELUK GELAM DI DESA MULYA GUNA KECAMATAN TELUK GELAM

KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN

TAHUN 2013

Oleh Syaiful Fitroh

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tinjauan geografis objek wisata Danau Teluk Gelam di Desa Mulya Guna Kecamatan Teluk Gelam Kabupaten Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan, dengan kajian iklim, lokasi, aksesibilitas dan kemiringan lereng.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dengan teknik observasi lapangan, wawancara berstruktur, dan dokumentasi. Teknik analisa data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data dan pengambilan kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian ini: (1) Objek Wisata Danau Teluk Gelam memiliki iklim Tipe B, dengan keadaan cuaca yang sejuk, (2) Dilihat dari keberadaannya lokasi Objek Wisata Danau Teluk Gelam strategis, (3) Tingkat keterjangkauan adalah mudah, karena banyaknya angkutan yang menuju objek wisata Danau Teluk Gelam yang memudahkan wisatawan berkunjung ke Objek Wisata, (4) Objek Wisata Danau Teluk Gelam memiliki kemiringan lereng yang datar yaitu dengan kemiringan 4%.

(2)

ABSTRACT

A RIVIEW OF GEOGRAPHICAL SIGHTS OF LAKE TELUK GELAM IN MULYA GUNA TO SUB REGENCY OGAN KOMERING ILIR

PROVINCE OF SOUTH SUMATERA 2013

By Syaiful Fitroh

This research aims to discribe a geographic overview of the tourist attraction of Lake Teluk Gelam at the village of Mulya Guna to sub regency Ogan Komering Ilir Province of South Sumatera, the study of climate, location, accessibility and the slope of slopes.

This research uses descriptive method. Data collection techniques with techniques of structured interviews, field observations and documentation. Data analysis techniques used for data reduction, representations of data and conclussion.

Conclusions of this study: (1) attractions of Lake Teluk Gelam has type B climate, with cool weather circumstansce, (2) As seen from existence of Lake Teluk Gelam attraction locations is strategic, (3) The level of affordability is easy, because many shuttles sights of Lake Teluk Gelam with facilitates tourists sights, (4) Lake Teluk Gelam sights have a flate slope with a slope of 4%

(3)

TINJAUAN GEOGRAFIS OBJEK WISATA DANAU TELUK GELAM DI DESA MULYA GUNA KECAMATAN TELUK GELAM

KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN

TAHUN 2013

Oleh Syaiful Fitroh

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Soaial

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Desa Sriwangi Kecamatan Semendawai Suku 3 Kabupaten OKU Timur, pada tanggal 1 April 1990. Peneliti merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Aminudin dan Ibu Tiara.

Peneliti menyelesaikan Pendidikan Dasar di Madrasah Ibtida’iyah Nurul Iman 3 Kecamatan Lempuing Jaya pada tahun 2002, Pendidikan Menengah Pertama di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Lempuing Jaya pada tahun 2005, dan Pendidikan Menengah Atas di Madrasah Aliyah Miftahul Huda Kecamatan Lempuing pada tahun 2008.

(8)

PERSEMBAHAN

Terucap syukur kehadirat Allah SWT, kupersembahkan karya ini sebagai tanda

cinta, kasih sayang dan baktiku kepada :

Ibundaku Tercinta (Tiara)

yang telah membesarkanku dengan penuh kesabaran, kasih sayang, dan tak pernah

bosan menyemangatiku, serta tak pernah lelah menengadahkan tangan dalam tiap

sujud malamnya untuk mendoakanku.

Ayahandaku Tersayang (Aminudin)

yang telah telah menjadi sosok ayah yang sangat aku kagumi, menjadi contoh setiap

langkahku dalam hidup bermasyarakat, dan selalu mendukungku dalam

menggapai cita-cita..

Adindaku-Adindaku Terhebat (Arief & Ayu)

yang telah menjadi salah satu sumber semangatku untuk membahagiakan keluarga.

(9)

MOTO

U

saha

T

anpa

D

o’a

S

ombong

&

D

o’a

T

anpa

U

saha

B

ohong

(

S

yaiful

F

itroh)

I

man

&

T

ekad

A

dalah

F

ondasi

Y

ang

K

uat

U

ntuk

K

esuksesan

D

unia

Ak

hirat

(10)

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini sebagai syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung.

Terselesaikannnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sedalamnya kepada Bapak Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si. selaku pembimbing utama sekaligus pembimbing akademik, Ibu Dra. Hj. Nani Suwarni, M.Si. selaku dosen pembantu dan Bapak Drs. Hi. Sudarmi, M.Si. selaku dosen pembahas atas arahan dan bimbingannya yang sangat bermanfaat bagi terselesaikannya skripsi ini. Tidak ada yang dapat penulis berikan kepada beliau bertiga, kecuali doa yang tulus dan ikhlas.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:

(11)

2. Bapak. Dr. M. Toha B. S. Jaya, M.S., selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung terimakasih atas izin dan pelayanan administrasi yang telah diberikan.

3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung terimakasih atas izin dan pelayanan administrasi yang telah diberikan.

4. Bapak Drs. Hi. Iskandar Syah, M.H., selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung terimakasih atas izin dan pelayanan administrasi yang telah diberikan.

5. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung terimakasih atas izin dan pelayanan administrasi yang telah diberikan.

6. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung terimakasih atas saran yang telah diberikan dalam penyusunan skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen di Lingkungan FKIP khususnya pada program studi pendidikan geografi, terimakasih atas segala ilmu pengetahuan yang telah diberikan, semoga ilmu yang telah diberikan kepada penulis akan menjadi amal ibadah yang tidak pernah putus.

(12)

10. Adik-adikku tersayang Arief Wijayanto dan Ayu Lestari terima kasih atas do’a

dan motivasinya.

11. Saudara-saudariku terhebat Cak Huda, Cak Fadil, Cak Eko, Mas Elly, Om

Tofa, Mbak Tina, Mbak Desy, Mbak Keke’ terimakasih atas do’a, dukungan dan bantuan keringat yang telah kalian berikan padaku.

12. Sahabat-sahabatku seperjuangan di program studi S1 Pendidikan Geografi,

Universitas Lampung kelas ganjil dan kelas genap, terimakasih atas kebersamaannya dalam menuntut ilmu dan menggapai impian, “One Dreams

One Purpose”.

13. Sahabat-sahabatku yang telah berjuang bersama dalam program KKN dan

PPL: Wawan, Redy, Galih, Fauzie, Faiz, Amos, Sulis bimbi, Yulia, Intan, Cia, Mitha, Tika, dan Vera.

14. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih.

Semoga dengan bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat balasan pahala di sisi Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat.

Bandar Lampung, Agustus 2014 Peneliti,

(13)

DAFTAR ISI

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR ... 11

A. Tinjauan Pustaka ... 11

1. Pengertian dan Pendekatan Geografi ... 11

2. Tinjauan Geografis ... 12

a. Iklim Objek Wisata ... 15

b. Lokasi Objek Wisata ... 16

c. Aksesibilitas Objek Wisata ... 17

d. Kemiringan Lereng ... 19

D. Definisi Operasional Variabel ... 24

1. Iklim ... 24

F. TeknikAnalisis Data... 29

1. Reduksi Data ... 29

2. Penyajian Data ... 30

3. Verifikasi... 30

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 31

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 31

(14)

B. Deskripsi Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 35

1. Iklim Objek Wisata ... 35

2. Lokasi ObjekWisata ... 39

a. Lokasi Relatif Objek Wisata TerhadapJalurUtama ... 39

b. Lokasi Relatif Objek Wisata Terhadap Terminal ... 43

c. Lokasi Relatif Objek Wisata TerhadapPemukiman ... 47

d. Lokasi Relatif Objek Wisata TerhadapPusatPerbelanjaan .... 52

3. Aksesibilitas Objek Wisata ... 56

a. Terminal ... 57

b. Pemukiman ... 58

c. Pusat Perbelanjaan ... 58

4. Kemiringan Lereng Objek Wisata ... 63

a. Pengukuran TitikPertama ... 64

b. Pengukuran TitikKedua ... 65

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 67

A. Kesimpulan ... 67

B. Saran ... 68 DAFTAR PUSTAKA

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Zona/Tipe Iklim Menurut Schmidth-Ferguson ... 25

2. Klasifikasi Kemiringan Lereng ... 27

3. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Yang DiselesaikanDi Desa Mulya Guna Tahun 2010... 34

4. Data Curah Hujan Bulanan di Kecamatan Teluk Gelam Tahun 2003-2012 ... 36

5. Hasil Pengukuran Suhu Udara Objek Wisata Danau Teluk Gelam ... 38

6. Jarak Lokasi Relatif Objek Wisata Terhadap Pemukiman ... 47

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bagan Kerangka Pikir ... 21

2. Bagan Komponen Dalam Analisis Data ... 30

3. Peta Peta Lokasi Penelitian Objek Wisata Danau Teluk Gelam ... 32

4. Batas Besar Nilai Q Dari Masing-Masing Tipe Curah Hujan Schmidth-Ferguson ... 36

5. Lokasi Relatif Objek Wisata Danau Teluk Gelam Terhadap Jalan Utama... 40

6. Peta Lokasi JalanUtamaMenujuObjekWisata Danau Teluk Gelam ... 42

7. Gambar Terminal Tipe A KayuAgung ... 43

8. Peta Lokasi Relatif Objek Wisata Danau Teluk Gelam Terhadap Terminal ... 46

9. Pemukiman Desa Mulya Guna Kecamatan Teluk Gelam ... 49

10. Peta Lokasi Relatif Objek Wisata Danau Teluk Gelam Terhadap Pemukiman ... 51

11. Pasar Desa Mulya Guna Kecamatan Teluk Gelam ... 52

12. Peta Lokasi Relatif Objek Wisata Danau Teluk Gelam Terhadap Pusat Perbelanjaan ... 55

13. Jalan Menuju Lokasi Objek Wisata Danau Teluk Gelam ... 60

14. Peta Aksesibilitas Objek Wisata Danau Teluk Gelam ... 62

15. PengukuranKemiringan LerengPadaTitikPertama ... 64

(17)
(18)

I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara kepulauan yang cukup luas dengan penduduk yang beragam adat istiadat, bahasa, agama serta memiliki kekayaan alam, baik yang ada di laut maupun yang ada di darat, sehingga Indonesia memiliki potensi kepariwisataan yang cukup tinggi, seperti wisata alam, wisata budaya maupun historis. Wisata alam dapat berupa pantai, gua, pegunungan, danau, sungai, air terjun dan air panas. Wisata budaya seperti adat istiadat masyarakat, kesenian, cerita rakyat Indonesia yang beraneka ragam dari sabang sampai merauke yang dipandang khas dan menarik perhatian wisatawan. Wisata historis berupa peninggalan benda-benda terdahulu dan fosil-fosil yang dianggap menarik untuk dilihat.

(19)

Undang-2

Undang No. 33 Tahun 2009, yang menyatakan bahwa kepariwisataan adalah aset penting bagi daerah untuk menopang perekonomian daerah.

Pulau Sumatera merupakan salah satu pulau dari sekian banyak pulau yang ada di Indonesia. Sumatera adalah pulau ke enam terbesar di dunia dengan luas wilayah 443.065,8 km2. Pulau Sumatera terletak di bagian barat gugusan kepulauan Indonesia. Penduduk pulau ini sekitar 42.409.510 jiwa.

Sumatera Selatan adalah sebuah provinsi yang ada di Indonesia yang terletak di bagian selatan Pulau Sumatera. Provinsi Sumatera Selatan memiliki luas 85.380.75 km² dan terletak diantara 101°40'-106°30' BT dan 5°10'-1°20' LS. Secara geografis Provinsi Sumatera Selatan berbatasan dengan Provinsi Jambi disebelah utara, Provinsi Kep. Bangka Belitung disebelah Timur, Provinsi Lampung sebelah selatan dan bagian barat berbatasan dengan Provinsi Bengkulu.

Provinsi Sumatera Selatan terdapat beberapa kabupaten, yang salah satunya adalah Kabupaten Ogan Komering Ilir. Kabupaten Ogan Komering Ilir terletak di bagian timur Provinsi Sumatera Selatan yaitu tepatnya antara 104°20’ - 106°00’ BT dan

2°30’ - 4°15’ LS. Luasnya mencapai 19.023,47 Km² dengan kepadatan 1.568

(20)

Timur dan Propinsi Lampung di sebelah Selatan, Kabupaten Ogan Ilir dan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur di sebelah Barat, dan Selat Bangka dan Laut Jawa di sebelah Timur. Berdasarkan daerah Aliran Sungai (DAS), wilayah OKI dapat dibedakan menjadi tiga sistem yaitu DAS Musi yang meliputi sub DAS Komering dan arah aliran ke Sungai Musi, DAS Bulurarinding yang meliputi Sub DAS Sugihan dengan sungai utama Sugihan, Batang dengan sungai utama Sungai Batang, Riding dengan sungai utama Sungai Batang, Lebong Hitam dengan sungai utama Sungai Lebong Hitam, Lumpur dengan sungai utama Sungai Lumpur, Jeruju dengan sungai utama Sungai Jeruju. Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki banyak obyek wisata dan salah satunya adalah Obyek Wisata Danau Teluk Gelam yang berada di Kecamatan Teluk Gelam, terletak di tepi jalan lintas timur Sumatera, sekitar 92 km tenggara Palembang, atau sekitar 25 km dari Ibu Kota Kabupaten Ogan Komering Ilir yang memiliki luas 250 ha. Kecamatan Teluk Gelam memiliki wilayah yang sangat strategis untuk menunjang kemajuan pembangunan tingkat Kecamatan maupun Kabupaten.

(21)

4

yang lain, seperti area bermain untuk anak-anak dan dewasa, sarana olahraga yang memadai, tempat pemancingan serta tempat penginapan yang nyaman.

Wisata alam Danau Teluk Gelam termasuk kedalam Ekowisata. Ekowisata sendiri merupakan suatu bentuk perjalanan wisata ke area alami yang dilakukan dengan tujuan mengkonservasi lingkungan dan melestarikan kehidupan dan kesejahteraan penduduk setempat. Danau Teluk Gelam termasuk kedalam Ekowisata karena danau ini asalnya merupakan danau rawa banjiran di Kabupaten Ogan Komering Ilir, dan merupakan kawasan wisata alam yang menantang dan mempunyai pesona yang khas. Karena danau ini merupakan danau rawa dengan flora dan fauna khas rawa-rawa. Pada musim hujan danau ini seakan hanya satu dengan permukaan danau dipisahkan oleh hutan/belukar rawa. Namun pada musim kemarau danau ini saling terpisah dan dihubungan oleh anak sungai. Lintas alam dengan menggunakan perahu atau perahu

motor yang disebut “ketek” atau speed boat merupakan petualangan di alam liar yang

(22)

dilakukan. Bentuk nyata dari perkembangan ekowisata yang ada di lokasi objek wisata Danau Teluk Gelam selama ini adalah terdapat banyaknya vegetasi yang tumbuh di sekitar objek wisata, seperti pohon gelam (Melalueka Leucadendron) pohon jati (Tectona grandis L.f.) dan juga pohon akasia (Acacia auriculiformis) yang berguna untuk memberikan kesejukan suhu udara disekitar lokasi objek wisata, dan Danau Teluk Gelam dihuni oleh berbagai macam jenis ikan, seperti: belida, tapah, dan arwana yang dapat dimanfatkan sebagai sarana memancing.

Ekowisata dalam pengembangannya perlu memperhatikan faktor-faktor alam yang saling berkaitan satu sama lain, guna memajukan objek wisata tersebut. Iklim yang berbeda disetiap wilayah, keadaan cuaca yang sejuk yang berbeda dengan cuaca daerah asal wisatawan, aksesibilitas yang baik menuju lokasi objek wisata, keadaan kemiringan lereng serta lokasi dimana objek wisata itu berada. Faktor iklim merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengembangan sumberdaya pariwisata. Unsur iklim yang berpengaruh terhadap kepariwisataan alam antara lain:

 Curah hujan (Curah hujan merupakan total air hujan yang terjatuh pada permukaan

tanah dalam waktu tertentu yang diukur menggunakan satuan tinggi dalam milimeter (mm) pada permukaan tanah datar. Dengan pengertian lain curah hujan juga bisa didefinisikan dengan tinggi air hujan yang terkumpul pada suatu kawasan pada permukaan tanah yang datar.

 Suhu udara (Suhu atau temperatur udara merupakan kondisi yang dirasakan di

(23)

6

gelombang elektromagnetik. Radiasi sinar matahari yang dipancarkan ini tidak seluruhnya sampai ke permukaan Bumi. Hal ini dikarenakan pada saat memasuki

atmosfer, berkas sinar Matahari tersebut mengalami pemantulan (refleksi),

pembauran (scattering), dan penyerapan (absorpsi) oleh material-material di atmosfer).

 Kelembaban udara (Kelembaban udara adalah banyaknya uap air yang terkandung

dalam udara). Ada dua macam kelembaban udara yaitu kelembaban absolut (mutlak) dan kelembaban relatif (nisbi). Kelembaban absolute (mutlak) adalah jumlah uap air dalam udara pada suatu tempat tertentu. Kelembaban nisbi (relatif) adalah perbandingan jumlah uap air dalam udara yang ada dengan jumlah uap air maksimum dalam suhu yang sama.

 Angin (Angin terjadi akibat adanya perbedaan tekanan udara di wilayah

permukaan bumi. Perbedaan tekanan ini mengakibatkan adanya pergerakan aliran massa udara dari daerah yang bertekanan tinggi menuju daerah yang bertekanan rendah.

Penjelasan di atas merupakan tentang kiat-kiat sebelum melakukan pengembangan lokasi sebuah objek wisata. Namun ada hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengembangan suatu objek wisata, yaitu aksesibilitas. Dengan akses yang mudah dan lancar, maka akan menjadi daya tarik tersendiri untuk para wisatawan yang ingin berkunjung ke lokasi objek wisata tersebut.

(24)

Kabupaten Ogan Komering Ilir yang terdiri dari iklim, lokasi relatif, aksesibilitas dan kemiringan lereng. Penelitian ini diberi judul Tinjauan Geografis Objek Wisata Danau Teluk Gelam Di Desa Mulya Guna Kecamatan Teluk Gelam Kabupaten Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut:

1. Keadaan Kemiringan Lereng 2. Iklim

3. Sosial Budaya 4. Lokasi Relatif 5. Aksesibilitas 6. Hidrologi

C.Batasan Masalah

Pada penelitian ini, peneliti membatasi masalah sebagai berikut: 1. Iklim Objek Wisata Danau Teluk Gelam

(25)

8

D. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah keadaan iklim objek wisata Danau Teluk Gelam Kecamatan Teluk Gelam Kabupaten Ogan Komering Ilir?

2. Bagaimanakah lokasi objek wisata Danau Teluk Gelam Kecamatan Teluk Gelam Kabupaten Ogan Komering Ilir?

3. Bagaimanakah aksesibilitas menuju objek wisata Danau Teluk Gelam Kecamatan Teluk Gelam Kabupaten Ogan Komering Ilir?

4. Bagaimanakah keadaan kemiringan lereng objek wisata Danau Teluk Gelam Kecamatan Teluk Gelam Kabupaten Ogan Komering Ilir?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengkaji iklim objek wisata Danau Teluk Gelam Kecamatan Teluk Gelam Kabupaten Ogan Komering Ilir.

2. Untuk mengkaji lokasi objek wisata Danau Teluk Gelam Kecamatan Teluk Gelam Kabupaten Ogan Komering Ilir.

3. Untuk mengkaji aksesibilitas objek wisata Danau Teluk Gelam Kecamatan Teluk Gelam Kabupaten Ogan Komering Ilir.

(26)

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk:

1. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai suplemen bahan ajar pada mata pelajaran Geografi di SMA kelas XI semester 2 pada pokok bahasan Perhubungan, Pengangkutan dan Pariwisata dengan sub pokok bahasan Pariwisata. 3. Dapat memberikan informasi dan sumbangan pemikiran bagi pihak yang terkait,

khususnya pengelola objek wisata Danau Teluk Gelam di Desa Mulya Guna Kecamatan Teluk Gelam Kabupaten Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan. 4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi

penelitian selanjutnya dalam melakukan kajian kepariwisataan.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup dari penelitian ini, yaitu:

1. Ruang lingkup objek penelitian adalah tinjauan geografis Danau Teluk Gelam di Desa Mulya Guna Kecamatan Teluk Gelam Kabupaten Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan.

(27)

10

3. Ruang lingkup tempat dan waktu penelitian adalah objek wisata Danau Teluk Gelam di Desa Mulya Guna Kecamatan Teluk Gelam Kabupaten Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013.

4. Ruang lingkup ilmu adalah Geografi Pariwisata.

Menurut Ramaini (1992:3), geografi pariwisata merupakan geografi yang berhubungan erat dengan pariwisata. Kegiatan pariwisata banyak sekali seginya di mana semua kegiatan itu biasa disebut dengan industri pariwisata, termasuk di sdalamnya perhotelan, restoran, toko cinderamata, transportasi, biro jasa di bidang perjalanan, tempat-tempat hiburan, objek wisata, atraksi budaya dan lainnya. Segi geografi umum yang perlu diketahui wisatawan antara lain iklim, flora, fauna, keindahan alam, adat istiadat, budaya, perjalanan darat, perjalanan laut dan udara, dan sebagainya. Dua segi tersebut yaitu segi industri pariwisata dan segi geografi umum menjadi bahasan dalam Geografi Pariwisata.

(28)

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A.Tinjauan Pustaka

1. Pengertian dan Pendekatan Geografi

Kata geografi berasal berasal dari kata geo yang berarti bumi, dan graphein yang berarti lukisan atau tulisan. Berarti geografi diartikan lukisan atau tulisan tentang bumi (Nursid Sumaatmadja, 1988:30).

Cabang-cabang geografi menurut pendapat Nursid Sumaatmadja (1988:52-53) adalah:

Secara garis besar, geografi dapat di klasifikasikan menjadi tiga cabang, yaitu geografi fisik, geografi manusia, dan geografi regional. Geografi fisik yaitu cabang geografi yang mempelajari gejala fisik dari permukaan bumi yang meliputi tanah, air, udara dengan segala prosesnya. Kerangka kerja geografi fisik ditunjang oleh geologi, geomorfologi, ilmu tanah, meteorologi, klimatologi dan oseanografi. Geografi manusia adalah cabang geografi yang bidang studinya yaitu aspek keruangan gejala di permukaan bumi, yang mengambil manusia sebagai objek pokok. Yang termasuk geografi manusia yaitu: geografi penduduk, geografi ekonomi, geografi politik, geografi pemukiman dan geografi sosial. Untuk pengertian geografi regional adalah studi suatu bagian atau semua bagian yang didasarkan atas aspek keseluruhan suatu wilayah.

(29)

12

tinggal, selama manusia tersebut masih mampu dan menjangkaunya demi memenuhi kesejahtraan hidup.

Studi geografi pada dasarnya memiliki tiga pendekatan seperti yang dikemukakan R. Bintarto dan Surastopo Hadisumarno, (1979:12) bahwa geografi terpadu (intergrated geography) untuk mendekati atau menghampiri masalah dalam geografi digunakan berbagai macam pendekatan atau hampiran (approach) yaitu pendekatan analisis keruangan (spatial analysis), analisis ekologi (ecological analysis), dan analisis kompleks wilayah (regional complex analysis).

Dari ketiga pendekatan tersebut, dalam penelitian ini digunakan pendekatan keruangan, karena penelitian ini hanya mendeskripsikan tentang aspek-aspek geografis yang terdapat di objek wisata Danau Teluk Gelam.

Berkaitan dengan analisis keruangan Sujali, (1989:4) mengemukakan:

“Pendekatan geografi yang mendasar pada aspek keruangan

mempunyai kaitan erat dengan persebaran suatu objek pembahasan dan secara umum pendekatan geografi dapat dilakukan dengan melihat unsur letak, batas, bentuk, maupun luas sehingga kajian tentang perkembangan pariwisata dapat dijadikan objek penelitian geografi karena terdapat hubungan pemikiran tata ruang, lingkungan serta waktu dimana aneka bentuk pola kehidupan dan penghidupan manusia tergantung pada potensi yang dimiliki daerahnya masing-masing”.

2. Tinjauan Geografis

Tinjauan geografis dalam penelitian ini, berdasarkan faktor-faktor geografis, lingkungan geografis dan kependudukan. Daldjoeni, (1996:22) mengemukakan:

“bahwa faktor geografis adalah jenis-jenis di dalam faktor alam yang

(30)

dalam arti memberikan fasilitas kepadanya untuk menghuni permukaan bumi sebagai wilayah”.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kehidupan manusia ada delapan faktor, oleh para geograf disebut delapan faktor geografis. Seperti yang dikemukakan oleh Daldjoeni, (1996:20) bahwa:

Para geograf menunjuk kepada adanya delapan faktor: relasi ruang (lokasi, posisi, bentuk, luas, jarak), relief atau Kemiringan Lereng (tinggi rendahnya permukaan bumi), iklim (dengan permusimannya), jenis tanah (kapur, liat, pasir, gambut), flora dan fauna, air tanah dan kondisi pembuangan air, sumber-sumber mineral (barang-barang tambang) dan relasi dengan lautan.

(1) Lokasi suatu tempat dalam suatu wilayah penting, demikian pula unsur relasi keruangan yang lain, seperti posisinya, jaraknya dari tempat yang lain; wilayah itu sendiri memiliki luas serta bentuk yang ada artinya pula bagi persatuan bangsa, pengembangan ekonomi ataupun kontak dengan wilayah lain secara kultural dan politik. Suatu negara yang lokasinya baik bagi perniagaan dunia atau strategi perang dapat saja mudah terancam oleh berbagai bencana perang.

(2) Jenis iklim menentukan hasil pertanian; daerah tropika yang baik untuk perkebunan macam-macam menjadi rebutan kaum penjajah di masa lampau. permusiman ikut mempengaruhi tata kerja penduduk di sepanjang tahun. (3) Bentuk relief mempengaruhi pelaksanaan pengangkutan, perbedaan relief

yang menonjol juga menentukan perbedaan suhu tahunan, keindahan tamasya dan pembuangan air (adanya rawa-rawa, danau, bendungan).

(4) Tipe tanah menentukan kesuburan wilayah; tanah berkapur melahirkan daerah yang penduduknya miskin dan kurang gizi. Tanah yang subur mendasari kepadatan penduduk yang membawa berbagai masalah pula. (5) Jenis flora dan fauna mempengaruhi kegiatan ekonomi manusia serta mutu

pangannya. Ingat Maluku dengan kekayaan lautnya dan tanaman sagunya di masa lalu.

(6) Kondisi air menentukan dapat tidaknya suatu wilayah dihuni dengan baik sehingga merupakan kunci bagi lahirnya peradaban manusia. Ingat latar belakang geografis peradaban di Mesir kuno dan Mesopotamia.

(7) Sumber-sumber mineral mendorong perdagangan.

(31)

14

Berdasarkan pernyataan tersebut, maka delapan faktor geografis yang mempengaruhi kehidupan manusia yaitu: lokasi, jenis iklim, bentuk relief, tipe tanah, jenis flora dan fauna, kondisi air, sumber-sumber mineral dan kontak dengan lautan.

Lingkungan geografis merupakan lingkungan yang berkaitan dengan kehidupan manusia atau masyarakat di suatu wilayah. Lingkungan geografis terdiri dari lingkungan fisis, lingkungan biotis, lingkungan teknis dan lingkungan abstrak. Pembagian lingkungan geografis ini didasarkan atas empat jenis unsur-unsur lingkungan, seperti yang dikemukakan Daldjoeni (1996:21) bahwa di dalam geografi dikenal empat jenis unsur lingkungan:

1) Unsur-unsur fisis seperti cuaca, iklim, relief, tanah, mineral, air tanah, jalur pantai, samudera dan sebagainya.

2) Unsur-unsur biotis, misalnya: tetumbuhan, hewan dan mikroorganisme (jasad renik).

3) Unsur-unsur teknis seperti pergedungan, jaringan jalan, alat transportasi dan komunikasi.

4) Unsur-unsur abstrak seperti bentuk (persegi, bulat, memanjang) dan luas wilayah, lokasi tempat, jarak antara tempat.

(32)

Adapun yang menyebabkan wisatawan tertarik untuk mengunjungi lokasi objek wisata yaitu:

1) Keindahan alam dengan berbagai variasinya 2) Kondisi iklim

3) Kebudayaan dan atraksinya 4) Sejarah yang melegendaris

5) Ethnicity dengan sifat kesukuannya

6) Accecibility, yaitu kemudahan untuk mencapainya (James J. Spillane, 1997:40) Objek wisata Danau Teluk Gelam termasuk ke dalam objek wisata alam, yang dimaksud dengan objek wisata alam:

“Merupakan tempat-tempat hiburan, beristirahat dan rekreasi guna untuk memulihkan kembali kesehatan jasmani dan rohani. Wisata alam disebut juga wisata liburan dan wisata kesehatan karena tempat-tempat wisata seperti ini biasanya terdapat di daerah pegunungan atau daerah pantai, disamping karena letak geografisnya mempunyai pemandanngan yang indah juga memiliki udara serta iklim yang dapat menyehatkan badan”. (Nyoman S. Pandit, 1990:67)

a. Iklim Objek Wisata

Salah satu aspek geografi dalam penelitian ini adalah iklim, Subarjo (2003:2) mengemukakan bahwa:

“Klimatologi adalah ilmu yang mempelajari keadaan rata-rata udara dalam waktu lama

dan mencakup wilayah yang luas”. Keadaan rata-rata udara dalam waktu yang lama ini disebut iklim. Waktu yang lama berdasarkan perjanjian internasional adalah kurang lebih 30 tahun. Bagi pembaca yang sedang belajar menganalisa iklim di suatu wilayah, untuk berlatih waktu yang lama berlangsung sekurang-kurangnya 10 tahun.

(33)

16

mudah diingat. Dengan adanya perbedaan iklim disetiap daerah/wilayah juga akan menumbuhkan dan menimbulkan variasi lingkungan alam dan budaya, sehingga dalam mengembangkan kepariwisataan karakteristik iklim perlu diketahui sebelumnya.

Pengadaan klasifikasi iklim secara otomatis menghasilkan tipe iklim. Adapun kegunaan klasifikasi iklim adalah untuk memperoleh efisiensi informasi iklim dalam bentuk yang umum dan sederhana. Analisis statistik unsur-unsur iklim seperti suhu udara, curah hujan dan kelembaban yang dapat membantu menjelaskan tentang batas-batas pada tipe-tipe iklim secara kuantitatif, umum dan sederhana. Setiap klasifikasi iklim dibuat berdasarkan tujuan tertentu dari pembuatnya, dengan luas cakupan wilayah mulai dari wilayah yang terbatas (lebih kecil dari negara) sampai luas (regional dan dunia). Suasana objek wisata yang nyaman terdapat pada zone optimum, yakni terletak antara suhu efektif 16º dan 22º celcius dengan kelembaban relatif antara 30% dan 70% dalam (Sunarto, 1994:4).

b. Lokasi Objek Wisata

Menurut Suharyono (1994: 27) “Lokasi atau letak merupakan konsep utama yang sejak awal pertumbuhan geografi telah menjadi ciri khusus ilmu pengetahuan geografi, dan menjadi jawaban atas pertanyaan, di mana?”. Selanjutnya dikatakan bahwa lokasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu lokasi absolut dan lokasi relatif.

(34)

Dari pengertian di atas, maka akan diketahui letak suatu objek yang akan dijadikan objek penelitian ini yaitu letak atau lokasi Objek Wisata Danau Teluk Gelam di Desa Mulya Guna Kecamatan Teluk Gelam Kabupaten Ogan Komering Ilir dilihat dari lokasi relatif.

“Jarak merupakan sesuatu yang harus ditempuh dari lokasi kelokasi yang lain,

jarak dapat dinyatakan dengan jarak mutlak ataupun jarak nisbi. Jarak mutlak diekspresikan dalam unit ukuran fisisk seperti mil, km, meter dan sebagainya. Selain itu, jarak tidak terlalu diartikan sebagai ukuran fisik untuk mencapai lokasi yang dituju. Jarak meliputi jarak ongkos dan jarak waktu” (Daldjoeni, 1996:231).

Lokasi yang strategis dapat dilihat dari jarak waktu yang dapat diukur dengan nilai sekian jam dan menit lamanya perjalanan, sedangkan jarak ongkos diukur dengan mata uang yang ditentukan pula oleh jarak mutlak dan jarak waktu. Oleh karena itu, lokasi objek wisata dapat digolongkan pada jarak ongkos. Jauh dekat lokasi objek wisata mempengaruhi tarif atau ongkos angkutan. Semakin jauh jarak lokasi objek wisata, maka tarif akan semakin tinggi. Lokasi objek wisata yang mudah dijangkau dan memiliki keindahan alam yang nyaman akan menimbulkan daya tarik wisatawan untuk datang.

c. Aksesibilitas Objek Wisata

Aksesibilitas adalah kemampuan orang untuk mencapai tujuan dimana ia dapat melaksanakan kegiatan tertentu. Aksesibilitas dapat dihitung berdasarkan jumlah waktu dan jarak yang ditempuh oleh seseorang dalam menempuh perjalanan antara tempat ia tinggal dan dimana fungsi-fungsi fasilitas itu ada.

(35)

18

Sedangkan menurut Kusudianto Hadinoto, (1996:121-122) agar pariwisata bisa berkembang, maka suatu daerah tujuan wisata harus assessibel (bisa didatangi), artinya harus memiliki aksesibilitas yang tinggi yaitu seperti:

a. Pengaturan perjalanan harus nyaman, komparatif ekonomi.

b. Apabila jarak menuju pasar wisata melebihi 250 km, maka harus tersedia angkutan nyaman dan modern, lazimnya angkutan udara maupun kereta api cepat agar daerah wisata tersebut bisa menerima jumlah wisatawan yang cukup besar. c. Jalan-jalan perlu nyaman dan aman, beraspal tidak berlobang, tidak berdebu,

dengan cukup rambu-rambu lalu lintas, sedangkan kendaraan juga perlu nyaman dan bersih, layak digunakan (tidak rusak di tengah perjalanan, sopir bertanggung jawab).

d. Langsung dan cepat adalah syarat perjalanan wisatawan.

e. Waktu adalah penentu perjalanan, artinya bagi perjalanan jauh waktu yang diperlukan adalah lebih penting dari pada biaya perjalanan.

Berdasarkan pengertiannya, aksesibilitas atau tingkat keterjangkauan merupakan kemampuan dan kemudahan untuk menjangkau suatu tempat. Setiap wisatawan yang akan mengunjungi suatu tempat wisata atau objek wisata biasanya akan mempertimbangkan terlebih dahIlir mudah tidaknya suatu tempat untuk dikunjungi, semakin mudah suatu objek wisata dikunjungi akan semakin meningkatkan minat wisatawan untuk datang. Selain itu biaya perjalanan, waktu tempuh, serta kondisi jalan akan selalu menjadi pertimbangan wisatawan. Wisatawan biasanya lebih memilih suatu objek wisata yang lokasinya mudah dijangkau dengan jalan yang bagus dan biaya yang murah atau terjangkau.

(36)

prasarana umum. Kondisi jalan umum dan jalan akses menentukan aksesibilitas suatu objek wisata. Aksesibilitas ini merupakan syarat yang penting untuk objek wisata.

d. Kemiringan Lereng

Kemiringan lereng ialah bentuk dari variasi perubahan permukaan bumi secara global, regional atau dikhususkan dalam bentuk suatu wilayah tertentu. Kemiringan lereng merupakan ukuran kemiringan lahan relatif terhadap bidang datar yang secara umum dinyatakan dalam persen atau derajat. Semakin curam berarti lahan tersebut mempunyai kemiringan yang semakin besar. Suatu wilayah memiliki kondisi kemiringan lereng yang relatif datar akan memudahkan dalam perluasan dan pengembangan aksesibilitas, fasilitas dan infrastruktur. Daerah yang memiliki kemiringan lereng datar akan lebih cepat berkembang daripada daerah yang memiliki kemiringan lereng yang curam, karena daerah yang relatif datar lebih sedikit dalam menghindari rintangan-rintangan untuk pembangunan dibandingkan dengan daerah yang curam dan landai.

Kemiringan lereng yang relatif datar akan membuat daerah itu cepat berkembang, karena informasi-informasi baru akan mudah didapat daripada darah lain, sebab daerah yang reatif datar akan mudah dijangkau atau didatangi dengan alat transportasi. Umumnya daerah yang kemiringan lerengnya datar dilengkapi dengan jaringan transportasi yang lengkap pula, berbagai kegiatan yang dilakukan oleh orang-orang yang datang ke daerah tersebut akan membuat daerah itu mengalami perkembangan yang cepat.

(37)

20

Di daerah perbukitan memiliki tingkat kemiringan lereng yang lebih curam dibandingkan dengan daerah dataran rendah. Kondisi seperti ini sangat mempengaruhi perkembangan pembangunan suatu wilayah baik dari segi sosial, ekonomi, maupun pendidikan. Oleh sebab itu kondisi kemiringan lereng sangat mempengaruhi tingkat perkembangan suatu daerah. Dengan kata lain daerah dengan kemiringan yang datar biaya dan waktu yang dikeluarkan lebih sedikit untuk pembangunan dibandingkan dengan daerah dengan kemiringan lereng yang curam.

B. Kerangka Pikir

Objek wisata terdiri dari berbagai jenis, diantaranya objek wisata alam yang bertujuan untuk dapat dimanfaatkan manusia dalam memenuhi kebutuhan pariwisata. Di Kabupaten Ogan Komering Ilir terdapat beberapa objek wisata yang biasa dikunjungi oleh wisatawan. Salah satunya adalah objek wisata Danau Teluk Gelam yang terletak di Desa Mulya Guna Kecamatan Teluk Gelam Kabupaten Ogan Komering Ilir.

(38)

Faktor-faktor utama kerangka pikir dalam penelitian dan pemilihan daerah objek wisata ini antara lain:

1. Aksesibilitas merupakan faktor yang harus diperhatikan, karena dengan akses yang baik dan mudah akan menyebabkan daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk datang ke objek wisata tersebut.

2. Faktor penting lainnya yang juga harus diperhatikan yaitu lokasi, karena jika lokasi objek wisata itu strategis, maka tidak menutup kemungkinan akan banyak wisatawan yang datang ke objek wisata tersebut.

3. Keadaan cuaca juga mempengaruhi minat wisatawan untuk berkunjung ke objek wisata, karena dengan cuaca yang sejuk akan membuat wisatawan betah untuk berlama-lama di dalam objek wisata tersebut.

(39)

22

III. METODE PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Metode penelitian digunakan agar terarah, tergambar keinginan dan tujuan dalam penelitian serta data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan.

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif, Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bersifat menggambarkan atau melukiskan suatu hal dalam arti yang sebenarnya (harfiah). (Husaini dan Purnomo, 2009:129).

Berdasarkan pengertiannya metode penelitian deskriptif bertujuan untuk mencari informasi yang mendetail terhadap gejala yang ada dan juga untuk mengidentifikasi masalah-masalah atau untuk mendapatkan informasi keadaan dan praktek-praktek yang sedang berlangsung.

(40)

B.Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Secara spesifik subjek penelitian adalah informan. Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar yaitu lokasi atau tempat (penelitian Moeleong dalam Prastowo, 2011:195)

Berdasarkan pendapat tersebut, maka subjek penelitian dalam penelitian ini adalah adalah pengelola (tentang fasilitas/sarana-prasarana) yang ada di objek wisata dan wisatawan (tentang jalan menuju lokasi pemukiman) yang ada di objek wisata Danau Teluk Gelam, Kepala Desa Mulya Guna (tentang monografi desa), serta beberapa instansi yang terlibat dalam penelitian ini seperti BMKG Provinsi Sumatera Selatan (tentang data curah hujan) dan BAPPEDA Kabupaten Ogan Komering Ilir (tentang peta).

2. Objek Penelitian

Objek adalah apa yang akan diselidiki dalam kegiatan penelitian. Menurut Nyoman Kutha Ratna (Prastowo, 2011:199), Objek adalah keseluruhan gejala yang ada di sekitar kehidupan manusia. Jika dilihat dari sumbernya objek dalam penelitian kualitatif menurut Sparadley disebut sosial situation atau situasi sosial yang terdiri dari 3 elemen yaitu tempat (place), pelaku (aktor), dan aktivitas (aktifiti) yang berinteraksi secara sinergis.

(41)

24

Guna Kecamatan Teluk Gelam Kabupaten Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan.

C. Variabel Penelitian

Variabel adalah sebagai segala sesuatu yang menjadi objek penelitian, sering juga disebut sebagai variabel penelitian yang merupakan hal-hal yang menjadi objek penelitian, yang ditatap dalam suatu kegiatan penelitian, yang menunjukkan variasi, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. (Suharismi Arikunto, 2006:10).

Variabel dalam penelitian ini adalah iklim, lokasi relatif, aksesibilitas dan Kemiringan Lereng objek wisata Danau Teluk Gelam.

D.Definisi Operasional Variabel 1. Iklim

(42)

Sumber : Buku Ajar Meteorologi dan Klimatologi (Subarjo, 2003:55).

Unsur-unsur yang terkandung dalam iklim salah satunya adalah suhu udara, oleh sebab itu perlu dilakukan pengukuran untuk suhu udara, karena untuk mengetahui apakah hasil yang diperoleh sesuai atau tidak lokasi objek wisata tersebut bisa digunakan sebagai lokasi kepariwisataan. Pengukuran ini dilakukan empat kali pada saat penelitian, yakni pada minggu ke satu dan minggu kedua, pengukuran dilakukan pada pagi dan siang hari selama dua hari dalam satu minggu, karena dengan suhu udara yang sejuk akan membuat wisatawan betah berlama-lama di lokasi objek wisata. Pengukuran keadaan suhu dilakukan dengan menggunakan alat ukur hydrometer dimana alat tersebut bisa mengetahui berapa suhu udara dan juga kelembaban lokasi objek wisata tersebut.

2. Lokasi

Lokasi atau letak merupakan konsep utama yang sejak awal pertumbuhan geografi telah menjadi ciri khusus ilmu pengetahuan geografi, dan menjadi jawaban atas pertanyaan, di mana?”. Lokasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah lokasi relatif yaitu yang berkenaan dengan lokasi objek wisata dengan lingkungan di sekitarnya, seperti jalur utama, terminal angkutan kota, pusat perbelanjaan dan juga pemukiman.

Zona/Tipe Iklim Besarnya Nilai Q (%) Kondisi Iklim

A 0,0% - 14,3% Sangat basah

(43)

26

3. Aksesibilitas

Aksesibilitas atau keterjangkauan tidak selalu berkaitan dengan jarak, tetapi lebih berkaitan dengan kondisi medan atau ada tidaknya sarana angkutan atau komunikasi yang dapat dipakai. Suatu tempat dapat dikatakan dalam keadaan terasing atau terisolasi kalau tempat itu sukar dijangkau (dengan sarana komunikasi atau angkutan) dari tempat-tempat lain, meski tempat tersebut relatif tidak jauh dari tempat-tempat lain itu.

4. Kemiringan Lereng

(44)

tidak lokasi objek wisata tersebut bisa digunakan sebagai lokasi kepariwisataan

Sumber: Pedoman Penyusunan Pola Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah, 1994 dalam Suharsono (1996).

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data penelitian, peneliti melakukan beberapa teknik pengambilan data, yaitu:

1. Observasi Lapangan

Sutrisno Hadi (1986) dalam Sugiyono (2010:203) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis.

Teknik Observasi adalah teknik untuk mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan langsung terhadap obyek penelitian. Data yang diambil dengan cara obeservasi lapangan yaitu keadaan suhu udara (menggunakan alat ukur), kemiringan lereng (menggunakan alat ukur), lokasi relatif (dengan pengukuran menggunakan spidometer yang ada di motor) dan aksesibilitas (menggunakan pengukuran jarak dan ongkos)

(45)

28

2. Wawancara Berstruktur

Menurut Moh. Pabundu Tika (2005:50) wawancara berstruktur adalah wawancara yang dilakukan dengan terlebih dahulu membuat daftar pertannyaan yang kadang-kadang disertai dengan jawaban alternatifnya dengan maksud agar pengumpulan data dapat lebih terarah kepada tujuan penelitian.

Dalam penelitian ini wawancara berstruktur dilakukan secara langsung untuk mendapatkan data primer terhadap responden, untuk wisatawan wawancara yang di lakukan yaitu wawancara mengenai rute jalan menuju pemukiman dan ongkos yang digunakan menuju lokasi objek wisata, sedangkan pengelola tentang fasilitasyang ada di objek wisata Danau Teluk Gelam.

3. Dokumentasi

(46)

F. Teknik Analisis Data

Dalam hal analisis data kualitatif, Bogdan dalam Sugiyono (2010:334) menyatakan bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, serta membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Miles and Huberman (1984) dalam Sugiyono (2010:337), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu:

1. Reduksi data

(47)

30

2. Penyajian data

Pada penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Penyajian data akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah di pahami tersebut.

3. Verifikasi

Conclusion drawing atau kesimpulan awal masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Kesimpulan mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti yang telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan.

(48)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan deskripsi data primer terhadap objek wisata Danau Teluk Gelam di Desa Mulya Guna Kecamatan Teluk Gelam, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Iklim objek wisata Danau Teluk Gelam ber-Tipe B, menurut Schmidth-Ferguson yaitu iklim Tipe B memiliki daerah yang basah dan memiliki cuaca yang sejuk, karena banyak terdapat pepohonan rimbun yang tumbuh di sekitar objek wisata. Hal ini sesuai dengan kondisi yang ada di lokasi objek wisata, yakni banyak terdapatnya vegetasi yang tumbuh, sehingga membuat lokasi objek wisata Danau Teluk Gelam sejuk dan nyaman.

2. Lokasi relatif objek wisata Danau Teluk Gelam di Desa Mulya Guna Kecamatan Teluk Gelam Kabupaten Ogan Komering Ilir ini strategis, karena didukung oleh jalan yang memadai dan terletak dekat dengan jalan lintas Sumatera yang menghubungkan antara Provinsi Lampung dan Provinsi Sumatera Selatan, dan juga dekat dengan sarana umum seperti pusat perbelanjaan dan terminal.

3. Aksesibilitas objek wisata Danau Teluk Gelam adalah mudah, karena aksesibilitas

(49)

68

4. Kemiringan lereng dari objek wisata Danau Teluk Gelam adalah datar, karena mempunyai kemiringan 4%. Oleh sebab itu akan mempermudah berkembangnya suatu daerah dan daerah kepariwisataan juga akan lebih cepat berkembang.

B.Saran

1. Diharapkan kepada pengelola objek wisata agar menambah sarana dan prasarana yang ada di lokasi objek wisata guna wisatawan itu lebih nyaman berlama-lama didalam lokasi objek wisata.

2. Diharapkan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Kecamatan Teluk Gelam agar dapat memperbaiki fasilitas dan jaringan jalan atau aksesibilitas menuju lokasi objek wisata yang telah/akan rusak untuk mempermudah dan memperlancar wisatawan untuk berkunjung kelokasi objek wisata Danau Teluk Gelam.

(50)

DAFTAR PUSTAKA

Arthur B.Gallion,dkk. 1994. Pengantar Perancangan Kota. Erlangga: Jakarta. Badan Pusat Statistik. 2013. Kabupaten Ogan Komering Ilir Dalam Angka.

Sumatera Selatan.

Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah. 2013. Kabupaten Ogan Komering Ilir. Sumatera Selatan.

Bintarto R. dan Surastopo Hadisumarno. 1979. Metode Analisis Geografi. LP3ES, Jakarta.

Daldjoeni. N. 1996. Pengantar Geografi Untuk Mahasiswa dan Guru Sekolah. Alumni, Bandung.

Hifzi Hakim. 2010. Tinjauan Geografis Perumahan Bukit Alam Permai di Kelurahan Raja Basa Kecamatan Raja Basa Kota Bandar Lampung Tahun 2009 (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Husaini dan Purnomo, 2009, Metodologi Penelitian Sosial. Bumi Aksara, Jakarta. Ida Bagoes Mantra. 2003. Demografi Umum. Pustaka Belajar, Jakarta.

James J. Spillane. 1997. Ekonomi Pariwisata, Transformasi Budaya Indonesia. PT Gramedia, Jakarta.

Kusudianto Hadinoto. 1996. Perencanaan Pengembangan Destinasi Pariwisata. Universitas Indonesia, Jakarta.

Moh. Nasir. 1999. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Moh. Pabundu Tika. 2005. Metode Penelitian Geografi. Bumi Aksara, Jakarta.

Muljadi A.J. 2009. Kepariwisataan dan Perjalanan. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Nursid Sumaatmadja. 1988. Studi Geografi Suatu Pendekatan Dan Analisa Keruangan, Alumni Bandung.

(51)

Oka A. Yoeti. 1982. Pengantar Ilmu Pariwisata. Angkasa, Bandung.

Prapto Suharsono. 1985. Identifikasi Bentuk Lahan dan Intepretasi Citra untuk Geomorfologi (Bahan Ajar). Fakultas Geografi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Ramaini. 1992. Geografi Pariwisata. PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta. Said Rusli. 1996. Pengantar Ilmu Kependudukan. LP3ES, Jakarta.

Subarjo. 2003. Meteorologi dan Klimatologi. (Buku Ajar) Pendidikan Geografi. FKIP Universitas Lampung, Bandar Lampung.

Soegiyarto Mangkuatmodjo. 1997. Pengantar Statistik. Rineka Cipta, Jakarta. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta, Bandung.

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Renika Cipta, Yogyakarta.

Suharyono dan Amin Moch. 1994. Pengantar Filsafat Geografi. Proyek Pembinaan dan Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan. Depdikbud, Jakarta.

Sujali. 1989. Geografi Pariwisata dan Kepariwisataan (Buku Ajar). Fakultas Geografi UGM, Yogyakarta.

(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)

Gambar

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir
Tabel  2. Klasifikasi Kemiringan Lereng

Referensi

Dokumen terkait

The content of this presentation may not be used, duplicated or transmitted in any form without the written consent from Prodia.. All

Pemberian pupuk bokashi jerami padi berpengaruh meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman bawang merah, hal ini diduga karena bahan organik yang terkandung di dalam pupuk

Karena meningkatnya permintaan makanan laut dan hasil yang rendah dari sumber daya alam perikanan, produk perikanan di pasar AS memiliki potensi pertumbuhan yang

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh berbagai varietas rumput laut dan variasi kedalaman terhadap laju pertumbuhan spesifik harian dan tingkat

gelombang mikro, maka dapat dirumuskan sebagai berikut : mengetahui proses kerja dari alat distilasi vaccum gelombang mikro, mengetahui hasil dari analisa kadar patchouli alkohol

Lokasi dari penelitian ini berada di Kecamatan 6XNDZDWL .DEXSDWHQ *LDQ\DU +DO LQL GLODNXNDQ NDUHQD *LDQ\DU PHUXSDNDQ VDODK VDWX NDZDVDQ yang mengembangkan industri

Panliten sadurunge kang ditliti yaiku pamilihe tembung lan lelewane basa sajrone karya sastra kanthi umum, ora mligi kang munjerake pamilihe tembung

menyebabkan sebagian besar guru harus memecahkan masalahnya sendiri terkait pembelajaran, padahal supervisi kunjungan kelas merupakan salah satu tupoksi Pengawas