EFFECTIVENESS ORGANIZATIONAL COMMUNICATION BETWEEN PRINSIPAL AND TEACHERS TOWARD TEACHER PERFORMANCE
(Study At Teachers Of Smk Negeri 2 Bandar Lampung)
By
SETIANI SURYANINGRUM
The inportance of communication for human can not be denied as well as for an organization. The School is a formal organization composed of subsystem is one them prinsipals and teachers are interconnected to achieve educational goals. Therefore, with the effectiviness of organizational communication between prinsipal and teachers are expected to affect the performance.
variabel equal to 0,721 or 72,1%, including strong catagory. Communication in organizations which referred to in this is the communication proces that communication vertical upward, downward vertical communication and horizontal communication. The hypothesis of this research is received, with a comparetion Tvalue > Ttable that 14,557 > 1,673. Which means that the effectiveness organizational communication between prinsipal and teachers has a significant effect to teacher performance.
ABSTRAK
EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI ANTARA KEPALA SEKOLAH DAN GURU TERHADAP KINERJA GURU
(Studi Pada Guru SMK Negeri 2 Bandar Lampung)
Oleh
SETIANI SURYANINGRUM
Pentingnya komunikasi bagi manusia tidak dapat dipungkiri begitu juga bagi suatu organisasi. Sekolah adalah bentuk organisasi formal yang salah satunya terdiri dari kepala sekolah dan guru yang saling berhubungan dalam mencapai tujuan pendidikan. Oleh karena itu, dengan adanya efektivitas komunikasi organisasi antara kepala sekolah dan guru diharapkan dapat berpengaruh terhadap peningkatan kinerja guru di sekolah.
sebesar 0,721 atau 72,1% termasuk katagori tinggi. Komunikasi organisasi yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu proses komunikasi vertikal ke bawah, vertikal ke atas dan komunikasi horisontal. Hipotesis diterima karena pengujian hipotesis menunjukkan nilai Thitung lebih besar dari nilai Ttabel pada taraf signifikan 5% dengan perbandingan 14,557>1,673. Artinya, terdapat efektivitas komunikasi organisasi antara kepala sekolah dan guru terhadap kinerja guru SMK Negeri 2 Bandar Lampung.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Semarang pada tanggal 2 September 1988, merupakan anak terakhir dari dua bersaudara dari pasangan Ayah Kaslani dan Ibu Heru Hariyaningsih.
Melewati jenjang pendidikan formal di Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Karangrejo Semarang pada tahun 1994 sampai tahun 2000, kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Perintis 29 Semarang pada tahun 2000 sampai tahun 2003 meneruskan pendidikan kejenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Semarang Jurusan Akuntansi pada tahun 2003 sampai tahun 2006.
MOTTO
Jadilah seperti karang dilautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang
bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain, karena hidup ini hanyalah satu kali
kesempatan. Ingat pada allah apapun dan dimanapun kita berada kepada Dia-lah
tempat meminta dan memohon.
Ketika satu pintu tertutup pintu lain terbuka, namun terkadang kita melihat dan
menyesali pintu tertutup tersebut terlalu lama hingga kita tidak melihat pintu lain yang
telah terbuka.
Jangalah sesali hal yang sudah terjadi lebih baik buatlah sesuatu yang terjadi itu
menjadi lebih baik agar lebih bermanfaat.
PERSEMBAHAN
Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT
Ku persembahkan karya kecil dan sederhana ini
teruntuk:
Kedua Orang Tuaku
Ibu Heru Hariyanngsih dan Ayah Kaslani
Yang telah memberikan cinta, dukungan dan kasih sayang
Perjuangan dan doa semi keberhasilanku
Kakakku, Ani Purwoningsih
Kemoy tercinta terima kasih atas dukungan dan doanya
Sahabatku Deta dan Sofi
Yang selalu menemani dan memotivasi ku dalam menyusun skripsi ini
Para dosen-dosen
Yang selalu sabar menghadapi dan mengajarkan saya sampai mengerti, ilmu
yang kalian berikan sangat berarti bagi saya dan masa depan saya
SANWACANA
Alhamdulillah puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Efektivitas Komunikasi Organisasi Antara Kepala Sekolah
dan Guru Terhadap Kinerja Guru (Studi Pada Guru SMK Negeri 2 Bandar Lampung)”. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan sebagai Sarjana Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
Proses penulisan skripsi ini tidak terlepas dari hambatan yang datang baik dari luar dan dalam diri penulis. Penulisan skripsi ini pun tidak lepas dari bimbingan dan bantuan serta petunjuk dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT atas segala anugerah yang telah Engkau berikan Ya Allah, hambamu ini hanya lemah dan tak terdaya tanpa pertolongan Engkau yang Maha Segala-galanya.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.Sc., selaku Rektor Universitas Lampung.
3. Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
5. Bapak Drs. Cahyono Eko Sugiharto, selaku Dosen Pembimbing Utama terima kasih telah memberikan pengarahan, saran dan bimbingannya kepada penulis.
6. Bapak Agung Wibawa, S.Sos. I, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Pembantu, yang telah memberikan pengarahan, saran dan bimbingannya kepada penulis.
7. Bapak Drs. Sarwoko, M.Si., selaku Dosen Penguji, terima kasih atas segenap saran dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.
8. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi, Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik atas ilmu yang diberikan kepada penulis selama menempuh studi dan seluruh staff Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. 9. Bapak Hj. Ramli Jumadi, ST, selaku Kepala Sekolah serta para guru SMK
Negeri 2 Bandar Lampung yang telah membantu dan memberikan izin penelitian kepada penulis.
10.Ayah Kaslani, Ibu Heru Hariyaningsih, serta kakakku Ani Purwoningsih yang tercinta dan tersayang. Terima kasih atas doa yang tiada henti untuk kesuksesanku, nasehat dan motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini, keikhlasan, cinta dan kasih sayang, serta bantuan finansial yang takkan terbayarkan.
11.Untuk terbaik dan terdekatku “Kemoy” terimakasih untuk perhatian, penyemangat, serta segala bantuan yang tidak dapat dijelaskan satu-persatu.
Agung, Deswan, Nanda, Irfan dan teman-teman semua yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
13. Sahabat-sahabatku, Deta Yulianty, S.Ikom, Sofiani Rosinta S. Pane, S. Ikom yang dengan tulus membantuku dari awal kuliah sampai akhir kuliah. Terima kasih banyak kawan atas bantuan baik moril ataupun non moril.
14.Debora, Agis, Mbak Lilis, Jerry, Intan, Eka, Echa, Pendik, Dwi, Meyrinda, Anita serta adik-adik tingkat semua yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu terima kasih atas kebersamaannya selama ini.
15.Semua pihak yang telah memberikan bantuannya sampai selesainya penulisan skripsi ini.
16.Almamater tercinta, Universitas Lampung.
Akhirnya Penulis mengucapkan terima kasih, maaf dengan semua kekurangan dan kesalahan yang pernah penulis perbuat. Semoga Allah SWT berkenan memberikan balasan kepada mereka yang telah membantu penulis dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi Universitas Lampung dan pembacanya. Amin.
Bandar Lampung, Agustus 2014
Penulis,
DAFTAR ISI
2.4 Efektivitas Komunikasi dalam Organisasi ... 11
2.5 Tinjauan Komunikasi Organisasi ... 13
2.5.1 Pengertian Komunikasi Organisasi ... 13
2.5.3 Komponen Komunikasi Organisasi ... 16
2.5.3 Tujuan Komunikasi Organisasi ... 17
2.5.4 Aliran Komunikasi Organisasi ... 18
2.7 Tinjauan Kinerja Guru ... 25
2.7.1 Pengertian Kinerja Guru ... 25
2.7.2 Penilaian Kinerja Guru ... 26
2.8 Efektivitas Komunikasi Organisasi Antara Kepala Sekolah dan Guru Terhadap Kinerja Guru ... ... 31
4.1.12 Keadaan Guru Menurut Pendidikan Terakhir ... 60
4.1.13 Keadaan Guru Menurut Status Golongan ... 61
4.2 Gambaran Proses Komunikasi Organisasi Antara Kepala Sekolah dan Guru SMK Negeri 2 Bandar Lampung ... 61
4.3 Efektivitas Komunikasi Kepala Sekolah dan Guru Terhadap Kinerja Guru SMK Negeri 2 Bandar Lampung ... 63
5.1.3.1Pengelolaan Data Tentang Komunikasi Organisasi Antara Kepala Sekolah dan Guru ... 73
5.1.3.2 Pengelolaan Data Tentang Kinerja Guru ... 97
5.1.4 Analisis Tabel Silang ... 110
5.1.5 Efektivitas Komunikasi Organisasi Antara Kepala Sekolah dan Guru Terhadap Kinerja Guru SMK Negeri 2 Bandar Lampung .. 113
5.1.6 Rangkuman Hasil Penelitian ... 115
5.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 116
5.2.1 Pembahasan Menurut Keguanaan Teoritis ... 121
5.2.2 Pembahasan Menurut Kegunaan Praktis ... 122
VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.4 Kesimpulan ... 123
6.5 Saran ... 124
Tabel Hal
6. Keadaan Guru SMK N 2 Bandar Lampung Menurut Jenis Kelamin ... 61
7. Keadaan Guru SMK N 2 Bandar Lampung Menurut Status Pegawai ... 61
8. Keadaan Guru SMK N 2 Bandar Lampung Menurut Pend. Terakhir ... 61
9. Keadaan Guru SMK N 2 Bandar Lampung Menurut Status Golongan ... 62
10.Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin ... 67
11.Identitas Responden Menurut Masa Kerja ... 68
12.Identitas Responden Menurut Status Pegawai ... 69
13.Identitas Responden Menurut Status Pendidikan ... 69
14.Identitas Responden Menurut Status Golongan ... 70
15.Identitas Responden Menurut Umur ... 71
16.Ujii Validitas Variabel X ... 72
17.Uji Validitas Variabel Y ... 73
18.Uji Reliabilitas Variabel X ... 74
19.Uji Reliabilitas Variabel Y ... 74
20.Intensitas Komunikasi Kepala Sekolah dengan Guru ... 76
21.Kepala Sekolah Mengadakan Pertemuan/Rapat dengan Guru ... 77
22.Kepala Sekolah Mendskusikan Rencana Kegiatan Kerja ... 78
23.Kepala Sekolah Memberikan Pengarahan Kerja Terperinci dan Jelas ... 79
24.Katagori Jawaban Responden Pada Komunikasi Vertikal Ke Bawah ... 81
25.Intensitas Komunikasi Guru Kepada Kepala Sekolah ... 82
26. Guru Hadir Dalam Pertemuan/Rapat di Sekolah ... 83
30.Guru Memahami Pengarahan Kerja dari Kepala Sekolah ... 87
31.Katagori Jawaban Responden Pada Komunikasi Vertikal Ke Atas ... 89
32.Intensitas Komunikasi Antar Sesama Guru ... 90
33.Mengdakan Pertemuan/Rapat dengan Sesama Guru ... 91
34.Mengkoordinasikan Tugas/Pekerjaan dengan Sesama Guru ... 92
35.Membina Hubungan Baik dengan Sesama Guru ... 93
36.Mendiskusikan Masalah Tidak Terselesaikan dengan Sesama Guru ... 94
37.Katagori Jawaban Responden Pada Komunikasi Horisontal ... 96
38.Merencankan dan Menyusun Program Kegiatan Pembelajaran ... 97
39.Merancang Pengelolaan waktu Pembelajaran Secara Proporsional ... 98
40.Melaksanakan Kegiatan Pembelajaran Sesuai Kurikulum ... 99
41.Guru Mengelola Kelas dengan Baik dan Benar ... 99
42.Penggunaan Media dalam Proses Pembelajaran ... 101
43.Penggunaan Metode dalam Proses Pembelajaran ... 101
44.Menyelesaikan Tugas/Pekerjaan Tepat Waktu ... 102
45.Menaati Tata Tertib/Peraturan Sekolah dan Kedinasan ... 103
46.Melakukan Evaluasi Hasil Pembelajaran ... 103
47.Ketepatan Evaluasi Pembelajaran Sesuai Tujuan ... 105
48.Butir-Butir Evaluasi Mencakup Semua Materi Belajar ... 106
49.Analisis Data Katagori Jawaban Responden Pada Kinerja Guru ... 107
50.Analisis Tabel Silang ... 109
DAFTAR GAMBAR
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Komunikasi merupakan suatu tindakan penting dalam kehidupan manusia. Begitu pula dalam dunia pendidikan, komunikasi dipandang perlu karena akan mengantarkan proses pendidikan menjadi lancar dan baik. Komunikasi dalam bidang pendidikan merupakan hal yang paling mendukung terciptanya hubungan antar penyelenggara pendidikan yang baik agar tercapainya tujuan pendidikan sebagaimana yang terumus dalam tujuan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara.
antara atasan dan bawahan atau sebaliknya dari bawahan kepada atasan dan sesama bawahan dalam organisasi tersebut.
Sekolah merupakan salah satu bentuk organisasi formal yang terdiri atas seperangkat sistem atau komponen seperti kepala sekolah, guru, staf tata usaha, dan siswa yang memiliki tugas dan tanggungjawab masing-masing. Pada penelitian ini, arti penting komunikasi akan diangkat ke dalam kajian pendidikan yang memiliki turunan dengan sistem dan manajemen pendidikan di sekolah melalui hubungan komunikasi antara kepala sekolah dan guru, karena pada dasarnya hubungan kepala sekolah dan guru adalah hal yang selalu terkaitkan dalam mencapai tujuan sekolah tersebut.
Komunikasi organisasi merupakan komunikasi antar manusia yang terjadi dalam konteks organisasi. Komunikasi organisasi diberikan batasan sebagai arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling tergantung satu sama lain. Menurut Goldhber (Arini, 2005:39) mengemukakan komunikasi organisasi merupakan proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau selalu berubah-ubah. Teori peran komunikasi dalam organisasi oleh Fayol’s (1949:54) menyebutkan bahwa komunikasi dalam organisasi
membuat alur pintas agar komunikasi lebih efektif dari pada komunikasi berstruktur, sehingga komunikasi organisasi dapat membuat hubungan antar individu-individu dalam suatu organisasi menjadi lebih bermakna dan efisien.
level yang sama dalam sebuah hierarki. Komunikasi horizontal (horizontal communication) berlangsung diantara para bawahan yang memiliki kedudukan yang setara yaitu sesama guru.
Keberhasilan komunikasi organisasi terjadi bila efektivitas komunikasi organisasi antara kepala sekolah dan guru mampu menberikan pengaruh terhadap kinerja guru di sekolah tersebut. Guru merupakan tenaga pendidik profesional yang mempunyai tugas utama mengajar, mendidik, membimbing dan mengevaluasi hasil belajar sehingga siswa menjadi manusia yang berkualitas. Kinerja guru dalam penelitian ini merupakan penampilan kerja untuk menunjukkan prestasi dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan kemampuan personal, profesional, dan sosial guru untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah. Penilaian kinerja guru dapat terlihat dari kemampuan guru dalam perencanaan program kegiatan belajar, pelaksanaan kegiatan pembelajaran, dan evaluasi atau penilaian hasil belajar yang menjadi tugas dan tanggung jawab masing-masing.
Berdasarkan hasil pra riset peneliti di SMK Negeri 2 Bandar Lampung, proses komunikasi antara kepala sekolah dan guru terjadi secara personal, sehingga sering terjadinya ketidakharmonisan antara komponen sekolah, sehingga mempengaruhi terhadap rendahnya kualitas kinerja guru di sekolah tersebut. Kepala sekolah yang sudah menjabat selama 2 periode belum mampu secara maksimal dalam melaksanakan perannya, hal ini terbukti dari seringnya mengambil keputusan secara sepihak tanpa adanya kesepakatan bersama, kurang adanya keterbukaan dan keterlambatan informasi kepada guru, sehingga kinerja guru kurang berjalan maksimal dan menyebabkan tujuan komunikasi antar kepala sekolah dan guru kurang jelas. Untuk itu hal-hal yang bisa memungkinkan terjadinya ketidakstabilan dalam penyelenggaraan pendididikan yang diakibatkan ketidakefektifan komunikasi kepala sekolah dan guru menjadi bagian kajian terpenting dalam komunikasi organisasi khususnya sekolah.
Adapun alasan pemilihan SMK Negeri 2 Bandar Lampung sebagai lokasi penelitian adalah sebagai berikut:
a. Berdasarkan data pra riset yang peneliti lakukan, terdapat guru baik PNS dan honorer sebanyak 123 guru yang menunjang pelaksanaan penelitian ini dan akan menjadi populasi serta sampel dalam penelitian ini.
b. Selain itu menurut pengamatan pra riset yang peneliti lakukan di SMK Negeri 2 Bandar Lampung tersebut, terdapat permasalahan yang berhubungan dengan komunikasi organisasi yang kurang efektif antar kepala sekolah dan guru. Hal ini menunjukkan bahwa di lokasi ini kurang efektifnya arus komunikasi organisasi.
c. Terdapat data terkait dengan penelitian yang penulis butuhkan di SMK Negeri 2 Bandar Lampung. dan belum pernah dilakukan penelitian terkait dengan kajian serupa di SMK Negeri 2 Bandar Lampung.
Berdasarkan pemaparan diatas peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitian
“Efektivitas Komunikasi Organisasi antara Kepala Sekolah dan Guru
Terhadap Kinerja Guru di SMK Negeri 2 Bandar Lampung”.
1.2 Rumusan Masalah Penelitian
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar efektivitas komunikasi organisasi antara kepala sekolah dan guru terhadap kinerja guru di SMK Negeri 2 Bandar Lampung ?
1.4 Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian skripsi ini, yaitu : 1.4.1 Secara Teoritis
Dapat menjadi bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya dalam bidang ilmu komunikasi yang membahas mengenai komunikasi organisasi, khususnya yang membahas efektivitas komunikasi organisasi antara kepala sekolah dan guru terhadap kinerja guru.
1.4.2 Secara Praktis
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Efektivitas
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (1991:39), efektivitas merupakan kata serapan dari bahasa inggris yaitu effective lalu menjadi efektivitas yang artinya membawa hasil guna atau tepat guna. Efektivitas adalah keberhasilan, kemujaraban, pengaruh atau kesan. Efektivitas juga berarti taraf sejauh mana suatu kelompok mencapai tujuannya.
Menurut Streers (Swasta, 1998:19), efektivitas merupakan sejauh mana organisasi berhasil mendapatkan dan memanfaatkan sumber daya manusia dalam usahanya mengejar tujuan operasi dan operasionalnya.
Dengan kata lain, sesuatu disebut efektif apabila proses kegiatan itu waktunya singkat, tenaga sedikit, hemat biaya, tetapi hasilnya sesuai dengan target.
2.2 Tinjauan Komunikasi
Komunikasi berasal dari bahasa Latin communis atau common dalam bahasa Inggris yang berarti sama. Berkomunikasi berarti kita sedang berusaha untuk mencapa kesamaan makna, “commonness” atau dengan ungkapan yang lain
melalui komunikasi kita mencoba sedang berbagi informasi, gagasan, atau sikap kita dengan partisipan lainnya.
Menurut Hovland (Arini, 2005:4), ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap. Dalam definisi tersebut mengatakan bahwa komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain
Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss dalam Buku Human Communication
menguraikan adanya tiga model dalam komunikasi :
a. Model Linier
Model linier adalah pandangan komunikasi satu arah. Dalam model ini, komunikator memberikan suatu stimuli dan komunikan melakukan respon dan tanggapan yang diharapkan, tanpa mengadakan seleksi atau interpretasi.
b. Model Komunikasi Interaksional.
Model ini merupakan kelanjutan dari pendekatan model linier. Pada model ini diperkenalkan gagasan tentang umpan balik (feedback). Dalam model ini, penerima melakukan seleksi, interpretasi dan memberikan respon terhadap pesan dari pengirim. Komunikasi dalam model ini dipertimbangkan sebagai proses dua arah, dimana setiap partisipan mempunyai peran ganda, dalam arti dalam satu saat bertindak sebagai pengirim, namun pada waktu yang lain berlaku sebagai penerima pesan.
c. Model Komunikasi Transaksional
2.3 Tinjauan Organisasi
Menurut James D. Mooney dalam T. Hani Handoko (1997:47) mendefinisikan organisasi sebagai kelompok dua orang atau lebih serta orang yang bergabung untuk tujuan tertentu. Dengan kata lain organisasi merupakan suatu kumpulan atau sistem individual yang melalui suatu hierarki jenjang dan pembagian kerja, berupaya mencapai tujuan yang ditetapkan.
Dari pendapat diatas dapat digambarkan bahwa didalam suatu organisasi mengisyaratkan adanya suatu jenjang jabatan ataupun kedudukan yang memungkinkan semua individu dalam organisasi tersebut memiliki perbedaan posisi yang sangat jelas. Disamping itu, dalam organisasi juga mengisyaratkan adanya pembagian kerja dalam arti setiap orang dalam sebuah institusi baik yang komersial maupun sosial memiliki satu bidang pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya (Sendjaja, 1999:132).
Dalam penelitian ini bentuk organisasi yang dimaksudkan adalah sekolah. Sekolah merupakan organisasi formal yang terdiri dari komponen yang memiliki jabatan seperti kepala sekolah, guru, siswa, staf tata usaha, yang dituntut melaksanakan tugas masing-masing sesuai tanggung jawab dalam mencapai tujuan.
2.4 Efektivitas Komunikasi dalam Organisasi
kepada komunikan. Komunikasi merupakan proses penyampaian interpretasi informasi yang bekerja di dalam organisasi. Komunikasi juga berperan besar di dalam rangka meningkatkan keefisienan dan keefektifan kerja para anggota organisasi. Hal-hal yang berkaitan dengan efektivitas komunikasi menurut Effendy (2003:28) adalah sebagai berikut :
1. Komunikator harus memahami diri dan berempati
Memahami pribadi orang yang baik, yang seharusnya ada dan dimiliki komunikator. Nilai pribadi merupakan perpaduan antara kemampuan, kejujuran dan itikad baik, seorang komunikator akan memperoleh kepercayaan. Dengan empati seorang komunikator, komunikan akan merasa tertarik karena komunikan merasa ikut serta dalam hubungannya dengan opini secara memuaskan.
2. Komunikator memahami pesan yang disampaikan kepada komunikan
Pesan yang disampaikan tidak hanya dimengerti oleh komunikan tetapi oleh komunikator harus benar-benar memahami pesannya tersebut.
Menurut Wilbur Scham (Effendy, 2003:63), mengemukakan pesan harus : a. Dirancang dan disampaikan sedemikian rupa agar menarik komunikan b. Menggunakan lambang yang tertuju pada pengalaman yang sama antara
komunikator dan komunikan sehingga sama-sama mengerti
d. Menyarankan suatu jalan utnuk memperoleh kebutuhan yang layak bagi situasi kelompok tempat komunikan berada pada saat digerakkan untuk memberikan tanggapan.
3. Komunikator harus memahami komunikan yang dituju
Komunikator harus memahami kondisi dan keadaan komunikan secara menyeluruh. Dengan demikian maka faktor psikologis dan kedekatan akan memberikan peluang lebih besar bagi masukknya muatan pesan yang ingin disampaikan sehingga efek yang dicapai akan lebih terlihat secara jelas.
2.5 Tinjauan Komunikasi Organisasi 2.5.1 Pengertian Komunikasi Organisasi
Menurut Wayne Pace dan Don F Faules (Arini, 2005:31), korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi tersebut. Komunikasi organisasi merupakan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan hierarki antara satu dengan yang lainnya berfungsi dalam suatu lingkungan.
atasan ataupun bawahan satu dengan yang lainnya dan mereka menempati bagian fungsional yang berbeda (komunikasi lintas saluran) (Arini, 2005:183).
Menurut Godhaber yang dikutip oleh Arini Muhammad (2005:67), mendefinisikan komunikasi organisasi sebagai berikut :“organizational communications is the process of creating and exchanging messages within a network of interdependent relationship to cope with enviromental uncertainty”.
Dengan kata lain, komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau selalu berubah-ubah. Definisi ini mengandung tujuh konsep kunci, yaitu:
a. Proses
Suatu organisasi adalah suatu sistem terbuka yang dinamis yang menciptakan dan saling menukar pesan diantara anggotanya. Karena gejala menciptakan dan menukar ini berjalan terus menerus dan tidak ada hentinya maka dikatakan suatu proses.
b. Pesan
c. Jaringan
Organisasi terdiri dari satu seri yang tiap-tiapnya menduduki posisi atau peranan tertentu dalam organisasi. Jaringan komunikasi ini mungkin mencakup hanya dua orang atau beberapa orang atau keseluruhan organisasi. d. Keadaan saling tergantung
Keadaan saling ergantung satu bagian dengan bagian lainnya menjadi sifat dari suatu organisasi yang merupakan suatu sistem terbuka.
e. Hubungan
Karena organisasi merupakan suatu sistem terbuka, sistem kehidupan sosial maka befungsinya bagian-bagian ini terletak pada tangan manusia. Oleh karena itu, hubungan manusia dalam organisai yang menfokuskan kepada tingkah laku komunikasi dari oraang yang terlibat dalam suatu hubungan perlu dipelajari.
f. Lingkungan
Lingkungan merupakan semua totalitas secara fisik dan faktor sosial yang diperhitungkan dalam pembuatan keputusan mengenai individu dalam suatu sistem baik lingkungan internal maupun eksternal organisasi.
g. Ketidakpastian
Berdasarkan penjelasan diatas, komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai petunjuk dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi dalam hubungan hirarkis antara satu dan lainnya yang berfungsi dalam suatu lingkungan organisasi tersebut.
Komunikasi organisasi terjadi kapan pun, setidak-tidaknya satu orang yang menduduki suatu jabatan dalam suatu organisasi menafsirkan suatu pertunjukan. Karena fokusnya dalah komunikasi diantara anggota-anggota suatu organisasi, maka analisis komunikasi organisasi menyangkut penelaahan atas stimulan. Dalam suatu sistem komunikasi organisasi, keadaan tersebut adalah hubungan antara orang-orang dalam jabatan tertentu. Orang dapat disosialisasikan oleh jabatan, menciptakan suatu lingkaran yang lebih sesuai dengan keadaan jabatan pada saat yang sama jabatan tersebut dipersonaliasasikan menghasilkan suatu figur atau gambar yang sesuai keadaan orang tersebut.
2.5.2 Komponen Komunikasi Organisasi
Menurut Arini (2005:32), secara umum komponen komunikasi organisasi diantaranya sebagai berikut :
1. Komunikator (sumber)
Komunikator merupakan pihak atau sumber yang menyampaikan pesan. 2. Pesan
3. Media atau alat penyalur
Media merupakan alat atau sarana yang digunakan untuk menyampakan pesan dari sumber kepada penerima.
4. Komunikan
Komunikan merupakan pihak atau sasaran yang menerima pesan. 5. Efek umpan balik (feedback)
Efek umpan balik merupakan bagian dari reaksi yang dikomunikasikan kembali kepada pengirim pesan.
2.5.3 Tujuan Komunikasi Organisasi
Menurut Arini (2005:30), pada umumnya komunikasi organisasi mempunyai tujuan diantaranya sebagai berikut :
1. Pesan yang disampaikan dapat dimengerti 2. Memahami orang lain
3. Supaya pesan dapat diterima orang lain
4. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu.
2.5.4 Aliran Komunikasi Organisasi
Dalam komunikasi organisasi, informasi berpindah secara formal dari seseorang yang otoritasnya lebih tinggi kepada orang lain yang otoritasnya lebih rendah (komunikasi ke bawah), sedangkan informasi yang bergerak dari suatu jabatan yang otoritasnya lebih rendah kepada orang yang otoritasnya lebih tinggi (komunikasi ke atas), dan informasi yang bergerak diantara orang-orang dan jabatan-jabatan yang sama tingkat otoritasnya (komunikasi horizontal).
Demi terciptanya komunikasi organisasi yang efektif dan efisien, maka perlu adanya arus komunikasi organisasi, yaitu:
1. Komunikasi Organisasi Vertikal (Vertical Communication) a. Komunikasi ke bawah (Downward Communication)
Komunikasi ke bawah menunjukkan arus pesan yang mengalir dari para atasan atau pimpinan kepada bawahannya. Kebanyakan digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan yang berkenaan dengan tugas-tugas dan pemeliharaan. Pesan tersebut biasanya berhubungan dengan pengarahan, tujuan, disiplin, perintah, pertanyaan dan kebijaksanaan umum (Arini, 2005:108).
Hal-hal yang dikomunikasikan ke bawah (Arini, 2005:108-110):
a) Instruksi tugas berisi pesan yang disampaikan kepada bawahan mengenai apa yang diharapkan dilakukan mereka dan bagaimana melakukannya. b) Rasional merupakan pesan yang menjelaskan tujuan aktivitas dan
c) Ideologi merupakan perluasan dari pesan rasional yang berfungsi untuk mencari sokongan dan antusias dari anggota organisasi guna memperkuat loyalitas, moral, dan motivasi.
d) Informasi bertujuan untuk memperkenalkan bawahan dengan praktik dan peraturan organisasi, keuangan, kebiasaan, serta data lain yang tidak berhubungan dengan instruksi dan rasional.
e) Balikan adalah pesan yang berisi informasi mengenai ketepatan individu dalam melakukan pekerjaannya.
Semua bentuk komunikasi ke bawah tersebut dipengaruhi oleh struktur hiearki dalam organisasi. Pesan ke bawah cenderung bertambah karena pesan itu bergerak melalui tingkatan hiearki secara berturut-turut. Bawahan menginginkan informasi dari atasannya dan mencari instruksi dan pekerjaannya, informasi yang berkenaan dengan hal-hal yang mempengaruhi mereka dan berita-berita terbaru. Walaupun informasi yang mereka terima bertambah, mereka masih mencari informasi tambahan (Arini, 2005:110).
b. Komunikasi Ke Atas (Upward Communication)
Komunikasi ke atas adalah pesan yang mengalir dari bawahan kepada atasan atau dari tingkat yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Semua karyawan dalam suatu organsasi kecuali yang berada pada tingkatan yang paling atas mungkin berkomunikasi ke atas. Tujuan dari komunikasi ini adalah untuk memberikan balikan, memberikan saran dan mengajukan pertanyaan. Dengan adanya komunikasi ke atas supervisor dapat mengetahui kapan bawahannya siapa untuk diberi informasi dari mereka dan bagaimana baiknya mereka menerima apa yang disampaikan karyawan.
Hal-hal yang dikomunikasikan ke atas (Devito, 1997:346):
1. Kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan, seberapa jauh pencapaiannya, apa yang masih harus dilakukan, dan masalah lain yang serupa.
2. Masalah yang berkaitan dengan pekerjaan dan pertanyaan yang belum terjawab serta berbagai gagasan untuk perubahan dan saran-saran/ perbaikan.
3. Perasaan yang berkaitan dengan pekerjaan mengenai organisasi, pekerjaan itu sendiri, pekerjaan lain, dan masalah lain yang serupa.
2. Komunikasi Organisasi Horisontal (Horizontal Communication)
Menurut Arini (2005:121), komunikasi horisontal merupakan pertukaran pesan diantara orang-orang yang sama tingkatan otoritasnya di dalam organisasi. Komunikasi horisontal terdiri dari penyampaian informasi diantara rekan sejawat dalam unit kerja yang sama. Pesan yang mengalir diarahkan kepada fungsi organisasi secara horisontal biasanya berhubungan dengan tugas atau tujuan kemanusiaan. Komunikasi horisontal mempunyai tujuan tertentu diantaranya sebagai berikut:
1. Mengkoordinasikan penugasan kerja.
2. Berbagi informasi mengenai rencana dan kegiatan. 3. Memecahkan masalah.
4. Memperoleh pemahaman bersama.
5. Mendamaikan, berunding, dan menengahi perbedaan. 6. Menumbuhkan dukungan antarpersona.
2.6 Tinjauan Kepala Sekolah dan Guru 2.6.1 Tinjauan Kepala Sekolah
Secara etimologis kepala sekolah adalah guru yang memimpin sekolah. Menurut Soewardji (1984:60), kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan yang mempunyai peranan besar dalam mengembangkan mutu pendidikan sekolah. Menurut Daryanto (1998:80) berpendapat kepala sekolah merupakan personil atau komponen sekolah yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan-kegiatan sekolah.
Sedangkan, menurut Wahdjosumidjo (1999:9), mendefinisikan kepala sekolah merupakan seorang tenaga fungsional guru yang diberikan tugas dan wewenang untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan pembelajaran atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan siswa yang menerima pelajaran.
2.6.2 Tinjauan Guru
Guru merupakan salah satu komponen sekolah yang sangat penting dalam kegiatan belajar-mengajar. Selain berperan sebagai pengajar, guru juga berperan sabagai pendidik. Selain menyajian materi di kelas, guru juga harus dapat membuat langkah-langkah pembelajaran yang menyenangkan dalam mengelola kelas. Hal ini wajar karena guru merupakan ujung tombak yang berhubungan langsung dengan siswa sebagai subjek dan objek belajar.
Guru di dalam pengabdiannya merupakan panutan ataupun teladan bagi siswanya. Guru adalah seseorang yang diberi tanggung jawab penuh untuk mendidik dan membimbing siswa yang awalnya tidak mengetahui apapun menjadi siswa yang matang dan berkarakter baik dalam pemikiran, akal dan budinya.
Dari beberapa definisi yang mengemukakan guru, namun secara ringkas dapat didefinisikan bahwa guru merupakan pendidik profesional. Tugas utama guru yaitu mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi siswa yang dididik pada pendidikan formal (Sembiring, 2008:34).
2.6.3 Hubungan Komunikasi Kepala Sekolah dan Guru
terlibat dalam proses pendidikan di suatu sekolah dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Sementara itu, kualitas seorang kepala sekolah sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kemampuan berkomunikasi yang efektif yang dimiliki kepala sekolah tersebut. Komunikasi efektif yang dikembangkan kepala sekolah akan berhubungan dengan kinerja guru, mengingat dengan komunikasi memunculkan persamaan-persamaan yang membangun kerjasama ke arah yang lebih baik dalam kehidupan organisasi, termasuk persekolahan. Menurut Aribowo Prijosaksono dan Roy Sembel (1999:45) ”kesuksesan seorang manajer, termasuk kepala sekolah,
tidak akan pernah diperoleh tanpa penguasaan keterampilan komunikasi yang efektif, sebab tanpa keterampilan tersebut, seorang manajer tidak dapat membangun sebuah teamwork yang solid”.
Jadi, keefektifan komunikasi ini memiliki hubungan yang erat dengan keberhasilan sebuah organisasi. Hubungan ini dapat dipahami dari ungkapan William V. Hanney (Effendyi, 2001:113) “organization consists of a number of people; it involves interdependence; interdependence alls for coordination and
coordination requires communication”. (organisasi terdiri atas sejumlah orang, ia
Dengan demikian, komunikasi kepala sekolah yang efektif memegang peranan yang sangat penting dalam mengkoordinasikan semua komponen yang terdapat di sekolah tersebut (termasuk guru), yang pada gilirannya juga dapat meningkatkan kinerja guru tersebut.
2.7 Tinjauan Tentang Kinerja Guru 2.7.1 Pengertian Kinerja Guru
Secara etimologis, kinerja berasal dari kata prestasi kerja (performance)
sebagaimana dikemukakan oleh Mangkunegara (2004:67) bahwa istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang) yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Pengertian tersebut memberikan pemahaman bahwa kinerja merupakan suatu perbuatan atau perilaku seseorang dalam pelaksanaan tugasnya yang dapat diamati dan dinilai oleh orang lain.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah suatu hasil atau taraf kesuksesan yang dicapai oleh pekerja dalam bidang pekerjaannya menurut kriteria yang diberlakukan untuk pekerjaan tersebut. Dengan demikian, kinerja guru dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik guna mencapai tujuan institusi pendidikan.
2.7.2 Penilaian Kinerja Guru
Berkenaan dengan standar kinerja guru Piet A. Sahertian (Rusman, 2010:50) menjelaskan bahwa standar kinerja guru itu berhubungan dengan kualitas guru dalam menjalankan tugasnya seperti bekerja dengan siswa secara individual, persiapan dan perencanaan pembelajaran, melibatkan siswa dalam berbagai pengalaman belajar dan kepemimpinan yang aktif dari guru. Dari paparan definisi di atas, maka ruang lingkup kinerja guru dalam penelitian ini meliputi :
1) Perencanaan pembelajaran
Dari definisi tersebut, maka penelitian yang akan peneliti lakukan pada aspek perencanaan pembelajaran meliputi :
1. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
Perencanaan pembelajaran adalah membuat suatu persiapan pembelajaran itu sendiri. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa jika tidak mempunyai persiapan pembelajaran yang baik, maka peluang untuk tidak terarah terbuka lebar, bahkan mungkin cenderung untuk melakukan
improvisasi sendiri tanpa acuan yang jelas. Pada dasarnya, rencana pembelajaran menetapkan tujuan yang ingin dihasilkan guru selama pembelajaran dan bagaimana guru mencapai tujuan tersebut. Biasanya, rencana pembelajaran dibuat dalam bentuk tertulis, namun hal ini bukanlah suatu keharusan. Salah satu alasan utama mengapa membuat perencanaan dianggap penting adalah karena guru perlu mengindentifikasi tujuan dari pembelajaran yang mereka sampaikan. Guru perlu mengetahui apa yang mereka harapkan bisa dilakukan oleh para siswa pada akhir pembelajaran yang sebelumnya tidak bisa siswa lakukan.
2. Membuat alokasi waktu pelaksanaan pembelajaran proporsional.
2) Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran pada hakekatnya merupakan suatu proses komunikasi transaksional yang bersifat timbal balik, baik antara guru dengan siswa maupun antara siswa dengan siswa, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Komunikasi transaksional adalah bentuk komunikasi yang dapat diterima, dipahami dan disepakati oleh pihak-pihak yang terkait dalam proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran merupakan rumusan perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar tampak pada diri siswa sebagai akibat dari perbuatan belajar yang telah dilakukan (Sanjaya W, 2008:217).
Berdasarkan hal tersebut di atas (Rusman, 2008:79) mengungkapkan bahwa pelaksanaan pembelajaran adalah inti penyelenggaraan pendidikan yang dilakukan oleh guru mencakup hal-hal sebagai berikut :
1. Pengelolaan kelas
Kemampuan menciptakan suasana kondusif guna mewujudkan proses pembelajaran yang menyenangkan adalah tuntutan bagi seorang guru dalam memupuk kerjasama dan disiplin.
2. Penggunaan media dan sumber belajar
Sedangkan yang dimaksud sumber belajar adalah buku pedoman. Kemampuan menguasai sumber belajar disamping mengerti dan memahami buku teks, seorang guru juga harus berusaha mencari dan membaca sumber-sumber lain yang relevan guna meningkatkan kemampuan dalam proses pembelajaran. Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.
3. Penggunaan metode pembelajaran
Kemampuan berikutnya adalah penggunaan metode pembelajaran. Guru diharapkan mampu memilih dan menggunakan metode pembelajaran sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis. Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut.
4. Kedisiplinan atau ketepatan waktu
3) Evaluasi atau penilaian pembelajaran
Evaluasi atau penilaian hasil belajar adalah kegiatan atau cara yang ditujukan untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dan juga proses pembelajaran yang telah dilakukan. (Rusman, 2010:81). Pada tahap ini seorang guru dituntut memiliki kemampuan dalam menentukan pendekatan dan cara-cara evaluasi, penyusunan alat evaluasi, pengolahan dan penggunaan hasil evaluasi.
Dengan demikian dapat dimengerti bahwa sesungguhnya penilaian hasil belajar adalah proses mengukur dan menilai terhadap suatu objek dengan menampilkan hubungan sebab akibat diantara faktor yang mempengaruhi objek tersebut. Tujuan evaluasi (penilaian) adalah untuk melihat dan mengetahui proses yang terjadi dalam proses pembelajaran.
4) Hubungan antara perencanaan, pelaksanaan pembelajaran dan penilaian hasil belajar (evaluasi)
sikap dan nilai, yang diimplementasikan dalam bentuk evaluasi pembelajaran. Sehingga sebuah pengembangan kurikulum akan terlihat dari kurikulum yang dijadikan sebagai acuan pembelajaran berupa perencanaan dalam bentuk tertulis yang diimplementasikan pada sebuah pembelajaran dan evaluasi hasil belajar siswa.
2.8 Efektivitas Komunikasi Organisasi Antara Kepala Sekolah dan Guru Terhadap Kinerja Guru
Sekolah merupakan organisasi formal yang terdiri atas beberapa komponen seperti kepala sekolah, guru, siswa dan staf tata usaha yang dituntut untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawab masing-masing dalam mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan organisasi tersebut, memerlukan adanya komunikasi yang baik diantara komponen-komponen dalam organisasi sekolah tersebut. Komunikasi organisasi yang berjalan tidak lancar, menyebabkan informasi yang dibutuhkan oleh setiap komponen tidak maksimal, sebaliknya komunikasi organisasi yang berjalan lancar menyebabkan informasi yang dibutuhkan dapat sampai oleh setiap komponennya.
keatas berlangsung ketika informasi yang disampaikan berasal dari atasan kepada bawahan (kepala sekolah kepada guru), sedangkan komunikasi ke bawah berlangsung ketika informasi yang disampaikan berasal dari bawahan kepada atasan (guru kepada kepala sekolah). Komunikasi secara horisontal terjadi ketika informasi yang disampaikan berlangsung diantara bawahan yang memiliki kedudukan yang sama (guru dan guru atau guru dan siswa).
Kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah harus mengusahakan dengan maksimal agar keefektifan komunikasi organisasi dapat terwujud. Efektivitas komunikasi organisasi antara kepala sekolah dan guru diharapkan akan mampu memberikan pengaruh terhadap peningkatan kinerja guru di sekolah. Kinerja guru merupakan tampilan atau hasil kerja dari seorang guru yang dicapai berdasarkan wewenang dan tanggungjawabnya terhadap pihak sekolah.
pembelajaran di sekolah secara tepat dan benar serta membina hubungan yang baik dengan unit sekolah.
2.9 Teori Penunjang Penelitian
Teori yang mendasari penelitian ini adalah teori hubungan manusia. Teori hubungan manusia ini diperkenalkan pada tahun 1930an yang dipelopori oleh Barnard, Mayo, Roesthisherger dan Dickson yang menolak prinsip teori struktural pasif dan menentang pandangan yang mekanis terhadap organisasi yang tidak sensitif terhadap kebutuhan sosial anggota organisasi.
Teori hubungan manusia ini memandang komponen manusia sangat penting dalam organisaisi karena itu mereka menekankan pentingnya individu dan hubungan sosial dalam kehidupan organisasi. Manusia sebagai anggota organisasi merupakan inti organisasi sosial yang terlibat dalam tingkah laku organisasi. Dengan meningkatkan kepuasan kerja dan mengarahkan aktualisasi diri pekerja, akan mempertinggi motivasi atau kinerja dalam bekerja sehingga akan dapat meningkatkan produksi organisasi. (Arini, 2005:128).
2.10 Kerangka Pikir
sekolah tersebut. Untuk menjalankan dan mencapai tujuan sekolah maka subsistem pada sekolah tersebut harus saling berinteraksi, bersinergi, dan bekerjasama secara integral dalam mencapai tujuan tersebut.
Kepala sekolah merupakan komponen terpenting yang bertindak sebagai pemimpin dengan posisi dan peran strategis untuk meningkatkan kinerja dalam hal ini adalah guru. Kepala sekolah dituntut memiliki kemampuan komunikasi yang baik dalam mempengaruhi dan mengajak guru melaksanakan pekerjaan yang mengarah pada pencapaian tujuan sekolah tersebut. Asumsinya, jika guru dapat bekerja secara efektif maka tujuan organisasi akan tercapai dengan maksimal.
Efektifnya komunikasi organisasi yang berjalan baik dan lancar antara kepala sekolah dan guru akan menghasilkan hubungan yang harmonis, antara kepala sekolah dan guru dan antar sesama guru sehingga dapat meningkatkan kinerja guru di sekolah. Kinerja guru merupakan tampilan atau hasil kerja dari seorang guru yang dicapai berdasarkan wewenang dan tanggungjawab terhadap siswa, pihak sekolah atau masyarakat sekitar. Tugas guru sebagai seorang pendidik adalah tanggung jawab yang besar karena guru harus memberikan yang terbaik untuk siswa dan sekolah tempat mereka bekerja.
Untuk itu guru harus berperan aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional dengan kinerja yang tinggi. Menurut Rusman (2010:30), kinerja guru dapat diukur melalui perencanaan program pembelajaran, pelaksanaan kegiatan pembelajaran, dan evaluasi atau penilaian hasil pembelajaran.
Gambar I
3) Mendiskusikan masalah yang tidak
terpecahkan
4) Membina hubungan yang baik
5) Mengkoordinasikan tugas yang
belum terselesaikan
(Arini, 2005)
Kinerja guru (Y)
1. Perencanaan Program Kegiatan Pembelajaran
1) Merencanakan dan menyusun
program pembelajaran sesuai
5) Ketepatan waktu kehadiran
6) Menghadiri rapat
7) Pelaksanaan tata tertib sekolah
3. Evaluasi Pembelajaran
1) Melakukan evaluasi hasil
pembelajaran.
2) Kesesuaian evaluasi hasil pembelajaran dengan tujuan
3) Evaluasi butir-butir hasil pembelajaran mencakup semua materi
2.11 Hipotesis
Secara etimologis, hipotesis dibentuk dari dua kata, yaitu hypo dan tesis. Hypo
berarti kurang dan tesis berarti pendapat. Jadi hipotesis merupakan kesimpulan yang belum sempurna, sehingga perlu untuk disempurnakan dengan membuktikan kebenaran, dimana menguji hipotesis diperlukan data dari lapangan (Bugin, 2001:90). Berdasarkan pernyataan diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1: ada efektivitas komunikasi organisasi antara kepala sekolah dan guru terhadap kinerja guru di SMK Negeri 2 Bandar Lampung.
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksplanasi
(explanatory confirmation) dengan pendekatan kuantitatif dimana penelitian tersebut menyoroti hubungan-hubungan atau pengaruh antar variabel-variabel penelitian dan menguji hipotesa yang telah dirumuskan sebelumnya (Singarimbun, 2011:5).
3.2 Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel penelitian, yaitu :
1. Variabel bebas yaitu variabel yang diduga sebagai penyebab atau pendahulu dari variabel yang lain (Rakhmat, 2000:17). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah komunikasi organisasi antara kepala sekolah dan guru (variabel X).
2. Variabel terikat yaitu variabel yang diduga sebagai akibat atau variabel yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja guru di SMK Negeri 2 Bandar Lampung (Variabel Y).
3.3 Definisi Konsep
Menurut Singarimbun, (2002:121) definisi konsep adalah pemaknaan dari konsep yang digunakan sehingga memudahkan peneliti untuk mengoperasikan konsep tersebut di lapangan.
2. Kinerja Guru (Y)
Kinerja guru yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keadaan aktivitas dimana para guru SMK Negeri 2 Bandar Lampung dalam mengerjakan tugas dan tanggung jawab tertentu dengan sebaik-baiknya yang diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
3.4 Definisi Operasional
Menurut Singarimbun, (2002:123) definisi operasional merupakan unsur penelitian yang memberitahukan cara mengukur suatu variabel. Untuk melihat operasionalisasinya suatu variabel, maka variabel harus diukur dengan menggunakan indikator-indikator yang dapat memperjelas variabel yang dimaksud. Adapun indikator - ndikator dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
Variabel Indikator Sub Indikator Ukuran
Variabel Indikator Sub Indikator Ukuran
3.5 Populasi dan Sampel 3.5.1 Populasi
Menurut Arikunto (2000:45), populasi adalah keseluruhan objek penelitian baik berupa manusia, benda, peristiwa maupun berbagai gejala yang terjadi dimana merupkan variabel yang diperlukan untuk memecahkan masalah penelitian.
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah pihak-pihak yang akan dipilih peneliti untuk menjadi informan, mereka yang memenuhi kriteria informan bagi peneliti yaitu orang-orang yang dapat memberikan informasi yang akurat mengenai efektivitas komunikasi organisasi antara kepala sekolah dan guru terhadap kinerja guru SMK Negeri 2 di Bandar Lampung. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Guru SMK Negeri 2 Bandar Lampung yang berjumlah 123 guru terdiri dari 112 PNS dan 11 Honorer.
3.5.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari semua unit strata dan sebagainya yang ada di dalam populasi kemudian diambil dengan menggunakan teknik tertentu (Nazir, 2003:271). Besarnya sampel dalam penelitian ini dtentukan dengan menggunakan rumus T. Yamane adalah sebagai berikut :
Keterangan :
n : Besarnya Sampel N : Jumlah Populasi d : Nilai presisi
1 : Bilangan Konstant (Jalaluddin Rakhmat, 2002)
Berdasarkan rumus diatas, maka besarnya sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
n =
��� +
=
, +=
��
,
�
Jadi besarnya sampel adalah 55,17 dibulatkan menjadi 55 responden
3.5.3 Teknik Pengambilan Sampel
Sedangkan teknik pengambilan sampel dilakukan dengan Simple Random Sampling, yaitu pengambilan sampel secara acak sederhana, melalui sistem pengundian untuk menarik jumlah sampel sesuai dengan yang telah ditentukan. (Jalaluddin Rakhmat, 2002:79).
Adapun langkah pelaksanaan pengambilan sampel sebagai berikut :
1. Menulis seluruh nama populasi berdasarkan strata pada kertas dan digulung untuk diundi.
2. Menarik undian dari nama-nama tersebut sebanya jumlah sampel yang telah ditetapkan yaitu 55 orang tanpa pengambilan. Artinya, siapapun mana yang terpilih maka nama tersebut dicatat sebagai sampel penelitian.
3.6 Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber penelitian atau lokasi penelitian berupa kuesioner.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data tambahan yang diperoleh dari sumber atau referensi yang terkait dengan penelitian seperti buku, majalah, literatur lain.
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yaitu teknik yang digunakan dalam penelitian setelah sebelumnya melalui tahap yang diperoleh di lapangan.
Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Kuesioner
Teknik pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan yang
telah disusun secara tertulis dengan alternatif jawaban dan disebarluaskan
kepada responden, dalam hal ini yang menjadi responden adalah Guru
SMK Negeri 2 Bandar Lampung yang berjumlah 55 responden.
2. Dokumentasi
3.8 Teknik Pengolahan Data
Setelah mengumpulkan data dari lapangan, maka tahap selanjutnya adalah mengadakan pengolahan data. Adapun teknik pengolahan data dilakukan dengan teknik-teknik sebagai berikut:
1. Editing, dengan cara pemeriksaan data yang diperoleh dari lapangan guna menghindari kekeliruan dan kesalahan.
2. Coding, dengan cara memberi tanda atau kode pada tiap data dalam bentuk angka untuk mempermudah pengolahan data.
3. Tabulasi, dengan cara mengelompokkan jawaban-jawaban yang serupa secara teratur dan sistematis berdasarkan katagori tertentu dalam bentuk tabel dengan analisis yang dibutuhkan.
3.9 Skala Data dan Teknik Penentuan Skor
Skala data pengukuran yang digunakan oleh peneliti adalah berdasarkan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi kelompok orang tentang fenomena sosial. Setiap jawaban dalam penelitian ini akan diberikan penentuan skor sebagai berikut :
1. Untuk jawaban sangat sering/sangat setuju diberi nilai 5 2. Untuk jawaban sering/ setuju diberi nilai 4
3. Untuk jawaban kurang sering/kadang-kadang diberi nilai 3 4. Untuk jawaban tidak sering/tidak setuju diberi nilai 2
Setelah seluruh jawaban diberikan skornya, maka untuk menentukan katagori tersebut dari setiap variabelnya digunakan skala interval dengan rumus interval sebagai berikut :
�
=
��−���
Keterangan : I : Interval
NT : Nilai total tertinggi NR : Nilai total terendah
K : Katagori jawaban (Arikunto, 1998:185)
3.10 Teknik Pengujian Instrumen
Untuk mendapatkan data yang benar, maka instrumen harus memenuhi persyaratan tertentu. Instrumen yang baik dalam penelitian harus memenuhi 2 persyaratan yaitu valid dan reliabilitas. Instrumen tersebut harus memiliki tahap uji coba validitas dan reliabilitas sebagai berikut :
1. Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjuk tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2010:213). Untuk mengukur tingkat validitas instrumen, peneliti menggunakan rumus Korelasi Produk Moment, sebagai berikut :
rxy =
� ∑ − ∑ (∑ )
Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y xy : Hasil perkalian variabel x dan y
x : Hasil skor angket variabel x y : Hasil skor angket variabel y
x2 : Hasil perkalian kuadrat dari hasil angket variabel x y2 : Hasil perkalian kuadrat dari hasil angket variabel y N : Jumlah sampel
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah ukuran yang menunjukkan bahwa instrumen yang digunakan dapat dipercaya sebagai alat ukur data karena instrumen tersebut sudah baik. Untuk mengukur tingkat reliabilitas instrumen digunakan Teknik Alpha yaitu :
1 : Nilai varians masing-masing ∑�2
1 : Nilai varians total (Singarimbun, 1989:144)
3.11 Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam sebuah penelitian untuk memberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Untuk mengetahui presentase dari frekuensi jawaban responden pada kuesioner digunakan rumus :
P =
��
Keterangan : P = Presentase
F = Frekuensi Jawaban Responden N = Junlah Sampel
Untuk mengolah data, penelitian ini menggunakan rumus regresi linier sederhana adalah sebagai berikut :
Y = a + bx
Keterangan :
Y : Nilai variabel terikat yang sudah diprediksi a : Intercept konstan
b : Koefisien regresi yang berhubungan dengan variabel bebas x : Skor dari variabel bebas
Sedangkan untuk mencari nilai a dan b digunakan rumus sebagai berikut :
a =
∑ ∑ − ∑ (∑ )� ∑ −(∑ )
b =
�(∑ − ∑ ∑ )Keterangan :
y : jumlah skor dari variabel terikat x : jumlah skor dari variabel bebas n : jumlah sampel
Selanjutnya untuk mengetahui tingkat keeratan hasil dari perhitungn tersebut dimasukkan dalamtabel derajat koefisien korelasi sebagai berikut :
Nilai r Korelasi Interpretasi 0,800-1,000 Sangat efektif 0,600-0,790 Efektif 0,400-0,590 Sedang 0,200-0,390 Tidak efektif 0,000-0,190 Sangat tidak efektif
3.12 Pengujian Hipotesis
Menurut Arikunto (2002:69), apabila peneliti telah mengumpulkan data, bahan pengujian hipotesis tentu akan sampai kepada suatu kesimpulan atau menolak hipotesis tersebut. Selanjutnya untuk mengetahui apakah koefisien regresi signifikan atau tidak digunakan rumus :
t =
� �−−�
Keterangan :
r : Koefisien korelasi t : Statistik t
Pengujian hipotesis penelitian ini dilakukan untuk membandingkan dengan thitung dengan nilai ttabel pada taraf signifikan 5%. Ketentuan yang dipakai dalam perbandingan ini adalah sebagai berikut :
1. Jika thitung > t tabel pada taraf signifikan 5%, maka Ho ditolak dan H1 diterima. Berarti ada efektivitas komunikasi antara kepala sekolah dan guru terhadap kinerja guru di SMK Negeri 2 Bandar Lampung.
IV. GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian 4.1.1 Sejarah SMK Negeri 2 Bandar Lampung
Sejarah berdirinya SMK Negeri 2 Bandar Lampung diawali berdirinya Yayasan 2 Mei pada tahun 1962 / 1963. Pada tahun 1968 / 1992 sekolah ini masih berstatus swasta penuh dengan menggunakan kurikulum 1964. dengan Surat Keputusan Direktorat Pendidikan Dasar, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 25 Juli 1968 lahirlah STM Negeri Tanjung Karang dengan jurusan Bangunan Air dan Bangunan Gedung.
Pendidikan Dasar dan Menengah serta Kejurusan, maka dengan adanya Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI tanggal 7 Maret Nomor : 034, 035 dan 036 / 0 / 1997 tentang Perubahan Nomor Klatur Sekolah Menengah Kejurusan Atas menjadi Sekolah Menengah Kejurusan dan Tata Kerja Sekolah Menengah Kejurusan. Perubahan ini mulai berlaku pada tanggal 29 Mei 1997 untuk STM Negeri Tanjung Karang. Dengan demikian secara resmi STM Negeri Tanjung Karang berubah menjadi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Bandar Lampung, yang berlokasi di Jalan Sumantri Brojonegoro. Lokasinya cukup strategis karena jauh dari kebisingan dan keramaian sehingga sangat menunjang pada pencapaian tujuan pendidikan melalui proses belajar mengajar.
4.1.2 Tata Guna Lahan SMK Negeri 2 Bandar Lampung
Tata guna tanah SMK Negeri 2 Bandar Lampung yang penggunaannya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 1. Tata Guna Letak Lahan SMK Negeri 2 Bandar Lampung
No Penggunaan Luas
(Sumber : Data Monografi SMK N 2 Balam Tahun 2014)
4.1.3 Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Bandar Lampung
Daftar nama-nama kepala sekolah SMK Negeri 2 Bandar Lampung yang mempunyai peran penting dalam organisasi sekolah tempat bernaung sebagai seorang pemimpin, dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2. Daftar Nama Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Bandar Lampung
No Nama Periode
1 Bpk. Samudra 1962
2 Bpk. Riyono 1963
3 Bpk. Suroso Cokrodiharjo 1964
4 Bpk. Tjan Djit Soe 1965
5 Bpk. Ir. Hasanuddin Ramli 1966
6 Bpk. Sapri GB.BIE 1967
7 Bpk Ir. Sudibyo 1968
8 Bpk. Drs Yoenoes Syamsoe 1969/1971
9 Bpk. Drs. Harsono 1971/1984
10 Bpk. Yos sudarta 1984/1990
11 Bpk. Drs. Usman 1990/1993
12 Bpk. Dayat Hidayat 1994/1998
13 Bpk. Drs. Sujadi Margono 1998/2000
14 Bpk. Nurhadi D. S 2000/2004
4.1.4 Visi SMK Negeri 2 Bandar Lampung
Visi SMK Negeri 2 Bandar Lampung adalah “Mewujudkan SMK Negeri 2
Bandar Lampung sebagai Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Berstandar Teknologi dan Industri”.
4.1.5 Misi SMK Negeri 2 Bandar Lampung
Misi pada SMK Negeri 2 Bandar Lampung, sebagai berikut :
1. Membentuk tamatan yang berkepribadian unggul dan mampu mengembangkan diri di era global.
2. Menyiapkan tenaga terampil yang mampu bersaing di lapangan kerja.
3. Menyiapkan wirausahawan yang tangguh dalam bidang Teknologi dan Industri berstandart Teknologi dan Industri.
4.1.6 Struktur Organisasi SMK Negeri 2 Bandar Lampung
Adapun struktur organisasi SMK Negeri 2 Bandar Lampung adalah sebagai berikut :
Gambar 2. Struktur Organisasi
Struktur organisasi SMK Negeri 2 Bandar Lampung tersebut terdiri atas : 1. Kepala Sekolah
2. Komite Sekolah
Komite sekolah berperan dalam membina dan menghimpun potensi warga sekolah dalam rangka mendukung penyelenggaraan sekolah yang berkualitas. 3. Kepala Tata Usaha
Kepala tata usaha berperan dalam menyusun program tata usaha sekolah, mengurus administrasi ketenagaan dan siswa, membina dan pengembangan karier pegawai tata usaha sekolah, menyusun administrasi perlengkapan sekolah, menyusun dan penyajian data/statistik sekolah, membuat laporan kegiatan tata usaha.
4. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum
Wakil kepala sekolah berperan dalam menyusun program pengajaran, pembagian tugas guru dan jadwal pelajaran, jadwal ulangan atau evaluasi, kriteria kenaikan atau ketidaknaikan kelulusan.
5. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan
Wakil kepala sekolah bidang kesiswaan berperan dalam menyusun program mbinaan OSIS, melaksanakan pembimbingan dan pengarahan kegiatan OSIS, pemilihan siswa teladan atau penerima beasiswa, mutasi siswa, program ekstra kurikuler, membuat laporan kegiatan kesiswaan secara berkala.
6. Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana
7. Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas
Wakil kepala sekolah bidang humas berperan dalam mengatur dan menyelenggarakan hubungan sekolah dengan orang tua/wali siswa, membina hubungan antar sekolah, komite sekolah, lembaga dan instansi terkait, dan membuat laporan pelaksanaan hubungan masyarakat secara berkala.
8. Koordinator BP/BK
Koordinator BP/BK berperan dalam mengatasi kesulitan belajar siswa, mengatasi kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik yang dilakukan siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung, mengatasi kesulitan yang berhubungan dengan kesehatan jasmani, kelanjutan studi, perencanaan dan pemilihan jenis pekerjaan setelah mereka tamat, dan masalah sosial emosional sekolah yang bersumber dari sikap siswa yang bersangkutan terhadap dirinya sendiri, keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan yang lebih luas.
9. Dewan Guru
Guru berperan dalam mendidik, membimbing dan mengarahkan siswa melalui proses belajar mengajar di sekolah serta berperan dalam pembentukan kepribadian setiap siswa.
10. Siswa
4.1.7 Sarana dan Prasarana SMK Negeri 2 Bandar Lampung
Untuk menunjang kelancaran proses belajar mengajar di SMK Negeri 2 Bandar Lampung tersedia sarana dan prasarana sebagai berikut :
Tabel 3. Sarana dan Prasarana SMK Negeri 2 Bandar Lampung
No Bangunan Luas (m2)
9 Ruang reproduksi/lab.praktek 130
10 Ruang kami/WC guru 10
16 Ruang media pendidikan 12
17 Ruang Gudang 70
18 Ruang KM/WC Siswa 12
19 Pos satpam, lap. Olahraga/upacara 450 (Sumber : Hasil riset data SMK N2 Balam tahun 2013)
1. Ruang kelas atau ruang teori yang tersedia di SMK Negeri 2 Bandar Lampung sebanyak 36 kelas. Dalam peakaiannya ruangan ini digunakan secara bergilir sesuai jadwal yang ditentukan mulai dari jam pelajaran awal sampai akhir sekolah.
ruang ukuran tanah, ruang plumbing, ruang kerja mesin, ruang reparasi listrik, ruang instalasi, ruang kerja kayu mesin, ruang kerja kayu tangan, ruang kerja elektronik, ruang otmotif, ruang casis perbaikan, dan ruang listrik.
3. Ruangan perpustakaan serta lapangan olahraga yang luas di SMK Negeri 2 Bandar Lampung.
4.1.8 Keadaan Karyawam SMK Negeri 2 Bandar Lampung
Sekolah SMK Negeri 2 Bandar Lampung, ini mempunyai 15 karyawan diantaranya sebagai berikut :
Tabel 4 Daftar Karyawan SMK Negeri 2 Bandar Lampung
No Bidang Jumlah
(Sumber : Data Monografi SMK N 2 Balam Tahun 2014)
4.1.9 Keadaan Guru SMK Negeri 2 Bandar Lampung
Dewan guru yang berada di SMK Negeri 2 Bandar Lampung tersebut seluruhnya berjumlah 123 guru. Mereka semua berlatar belakang sarjana dan berasal dari berbagai lulusan fakultas. Pada umumnya mereka mengajar mata pelajaran sesuai dengan bidangnya masing - masing.
Tabel 5. Daftar Keadaan Guru SMK Negeri 2 Bandar Lampung
No Tenaga Guru PNS Honorer
1 Adaptif 26 5
2 Normatif 27 2
3 Produktif 60 3
Jumlah 113 10