• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BUKU PANDUAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MEDIA BIG BOOK DUA DIMENSI SISWA KELAS 3 SD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN BUKU PANDUAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MEDIA BIG BOOK DUA DIMENSI SISWA KELAS 3 SD"

Copied!
160
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN BUKU PANDUAN

MENULIS KARANGAN NARASI

DENGAN MEDIA BIG BOOK DUA DIMENSI

SISWA KELAS 3 SD

SKRIPSI

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

oleh

Siti Rofiah

1401412457

JURURSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

(2)

Nama : Siti Rofiah NIM : 1401412457

Jurusan/ Fak : PGSD/ Fakultas Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : “Pengembangan Buku Panduan Menulis Karangan Nara dengan Media Big Book Dua Dimensi Siswa Kelas 3 SD”

Semarang, 04 Juli 2016

Siti Rofiah 1401412457

(3)

Narasi dengan Media Big Book Dua Dimensi Siswa Kelas 3 SD” ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang pada:

hari : Senin tanggal : 18 Juli 2016

Semarang, 18 Juli 2016 Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2

Nugraheti Sismulyasih Sb., S.Pd., M.Pd. Umar Samadhy, M.Pd. NIP 198505292009122005 NIP 195604031982031003

Diketahui oleh, Ketua Jurusan PGSD

Drs. Isa Ansori, M.Pd. NIP 196008201987031003

(4)

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada:

hari : Senin

tanggal : 1 Agustus 2016

Panitia Ujian Skripsi,

Ketua Sekretaris

Prof Dr. Fakhruddin, M. Pd. Drs. Isa Ansori, M.Pd. NIP 195604271986031001 NIP 196008201987031003

Penguji Utama,

Dra. Sumilah, M.Pd. NIP 195703231981112001

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Nugraheti Sismulyasih SB, S. Pd., M. Pd. Umar Samadhy, M.Pd. NIP 198505292009122005 NIP 195604031982031003

(5)

“Tiada usaha yang akan menghianati hasil” (Hadis)

PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur atas segala karunia saya haturkan kepada Allah Swt dan Nabi Besar Muhammad Saw, karya ini saya persembahkan untuk: Bapak Hariyanto, Ibu Sumiati dan seluruh keluarga tercinta.

(6)

PRAKATA

Peneliti menyadari bahwa penelitian dan pengembangan ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang telah berpartisipasi dalam penyususnan skripsi ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati peneliti menyampaikan terima kasih kepada semua pihak, khususnya kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan studi S1;

2. Prof. Dr. Fakhruddin, M. Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan izin penelitian;

3. Drs. Isa Ansori, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan izin penelitian ;

4. Nugraheti Sismulyasih Sb., S.Pd., M.Pd., Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengetahuan berharga;

5. Umar Samadhy, M.Pd., Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengetahuan berharga;

6. Dra. Sumilah, M.Pd., Dosen Penguji Utama yang telah sabar memberikan nasehat yang sangat bermanfaat;

7. Segenap civitas akademia Universitas Negeri Semarang.

(7)

Demikian yang dapat penyusunan sampaikan, semoga bantuan dan bimbingan yang telah diberikan menjadi kebaikan dan skipsi ini dapat memberi manfaat kepada peneliti khususnya serta pada pembaca umumnya.

Semarang, 2016

Peneliti

(8)

ABSTRAK

Rofiah, Siti. 2016. “Pengembangan Buku Panduan Menulis Karangan Narasi dengan Media Big Book Dua Dimensi Siswa Kelas 3 SD”. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Nugraheti Sismulyasih Sb., S.Pd. dan Pembimbing II: Drs. Umar Samadhy, M.Pd.

Masalah penting yang sering dihadapi guru dalam kegiatan pembelajaran adalah memilih/menentukan materi pembelajaran atau bahan ajar yang tepat dalam rangka membantu siswa mencapai kompetensi. Rendahnya nilai siswa pada kompetensi dasar menulis karangan narasi dan belum adanya buku panduan yang digunakan. Kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi akan semakin berkembangan dengan baik jika didukung oleh buku panduan menulis karangan narasi yang menarik.

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan buku panduan menulis karangan narasi siswa kelas 3 SD yakni, (1) mendeskripsikan profil karangan narasi pada pembelajaran menulis karangan sederhana untuk siswa kelas 3 SD, (2) mendeskripsikan penilaian ahli media dan ahli materi terhadap prototipe buku panduan menulis karangan narasi dengan media big book dua dimensi untuk siswa kelas 3 SD, dan (3) mendeskripsikan uji keefektifan terbatas pada siswa kelas 3 SDN Gajahmati Kabupaten Pati.

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian pengembangan dengan sepuluh tahap pelaksanaan mengacu pada teori Borg dan Gall (Sukmadinata, 2008:169) menjadi tujuh tahap. Hal ini dilakukan dengan alasan disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. Tujuh tahap pelaksanaan penelitian sebagai berikut: (1) tahap pengukuran kebutuhan dan studi literatur; (2) tahap pengembangan draf produk; (3) tahap uji coba lapangan; (4) tahap revisi hasil uji coba; (5) tahap penyempurnaan produk akhir; dan (6) tahap mendeskripsikan penggunaan buku panduan yang belum teruji tingkat keefektifannya; (7) tahap uji keefektifan terbatas pada siswa kelas 3 SDN Gajahmati.

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut: (a) dilihat dari sisi sampul buku, siswa dan guru membutuhkan desain yang menarik dan mudah dibawa kemana-mana, (b) dilihat dari sisi isi, siswa dan guru membutuhkan buku yang menggunakan bahasa baku, sederhana, dan komunikatif sehingga memudahkan siswa untuk mempelajarinya, (c) dimensi sampul buku mendapat nilai sebesar 91,67, (d) dimensi bentuk buku panduan mendapat nilai sebesar 95, (e) dimensi isi buku panduan mendapat nilai sebesar 91,25. 3) Simpulan tentang uji keefektifan terbatas pada siswa kelas 3 SDN Gajahmati Kabupaten Pati, hasil penelitian menulis karangan narasi dengan buku panduan menghasilkan rata-rata nilai 97,6.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti memberi saran yaitu, untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 3 khususnya pada materi menulis karangan narasi, sebaiknya menggunakan buku panduan menulis narasi khusus kelas 3 SD.

Kata kunci: buku panduan, menuli narasi, big book.

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN ...v

PRAKATA ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...xv

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang Masalah...1

1.2 Rumusan Masalah ...7

1.3 Tujuan Penelitian ...7

1.4 Manfaat Penelitian ...7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...9

2.1 Kajian Teori ...9

2.1.1 Pengembangan ...9

2.1.2 Pengertian Menulis ...13

2.1.3 Jenis-Jenis Karangan ...14

2.1.4 Pengertian Narasi ...14

(10)

2.1.5 Tujuan Menulis Narasi ...15

2.1.6 Unsur-Unsur Menulis Menulis Narasi ...16

2.1.7 Langkah-Langkah Pengembangan Narasi ...17

2.1.8 Narasi untuk Siswa Kelas 3 SD ...17

2.1.9 Pengertian Buku Panduan...18

2.1.10 Teknik Penyusunan Buku Panduan ...19

2.1.11 Media Pembelajaran ...21

2.1.12 Big Book ...26

2.2 Kajian Empiris ...29

2.3 Kerangka Berpikir...34

BAB III METODE PENELITIAN ...36

3.1 Jenis Penelitian...36

3.2 Model Pengembangan ...36

3.3 Prosedur Penelitian ...39

3.4 Subyek, Lokasi, dan Waktu Penelitian ...39

3.5 Variabel Penelitian ...40

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian ...40

3.7 Teknik Pengumpulan Data...41

3.8 Instrumen Penelitian ...46

3.9 Analisis Data ...47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...50

4.1 Hasil Penelitian ...50

4.1.1 Profil Krangan Narasi yang diminati Anak ...50

(11)

4.1.2 Profil Karangan Narasi yang Diinginkan Guru ...57

4.1.3 Karakteristik Prototipe Karangan Narasi ...65

4.1.4 Hasil Uji Akhir ...67

4.1.5 Saran Perbaikan Secara Umum Terhadap Prototipe Buku Panduan Menulis Karangan Narasi ...72

4.1.6 Hasil Perbaikan terhadap Buku Panduan Menulis Karangan Narasi (Tahap II) ...73

4.1.7 Hasil Uji Efektivitas (Uji Coba Terbatas) ...77

4.2 Pembahasan...78

4.2.1 Keunggulan Buku Panduan Menulis Karangan Narasi ...78

4.2.2 Kekurangan Buku Panduan Menulis Karangan Narasi ...78

4.2.3 Cara Penggunaan Buku Panduan Menulis Karangan Narasi...78

4.2.4 Tindak Lanjut...79

4.2.5 Keterbatasan Penelitian ...79

BAB V PENUTUP...81

5.1 Simpulan ...81

5.2 Saran ...82

DAFTAR PUSTAKA ...83

LAMPIRAN ...86

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jenis Isi Mata Pelajaran dalam Ranah Pengetahuan ...19

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Angket Penilaian untuk Ahli Media ...43

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket Penilaian untuk Ahli Materi ...43

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket Penilaian untuk Guru ...43

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Angket Tanggapan untuk Siswa...44

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Umum Instrumen Penelitian...47

Tabel 3.6 Kriteria Penilaian Validasi Ahli ...48

Tabel 3.7 Kriteria Hasil Prosentase Tanggapan Siswa ...49

Tabel 3.8 Kriteria Peningkatan Hasil Karangan Narasi ...50

Tabel 4.1 Profil Karangan Narasi Berdasarkan Kondisi Siswa terhadap Narasi ...52

Tabel 4.2 Profil Karangan Narasi Berdasarkan Kriteria Karangan Narasi ...53

Tabel 4.3 Profil Karangan Narasi Berdasarkan Kondisi Pembelajaran Menulis Karangan Narasi...54

Tabel 4.4 Profil Buku Panduan Menulis Karangan Narasi Berdasarkan Tampilan Buku ...55

Tabel 4.5 Profil Buku Panduan Menulis Karangan Narasi Berdasarkan Isi Buku ...56

Tabel 4.6 Profil Buku Panduan Menulis Karangan Narasi Berdasarkan Bahasa yang Digunakan ...57

Tabel 4.7 Hasil Angket Hasil Penilaian Ahli Media terhadap Sampul Buku Panduan Menulis Karangan Narasi ...68

(13)

Tabel 4.8 Hasil Angket Hasil Penilaian Ahli Media terhadap

Bentuk Buku Panduan Menulis Karangan Narasi ...69 Tabel 4.9 Hasil Angket Hasil Penilaian Ahli Media terhadap

Isi Buku Panduan Menulis Karangan Narasi...70 Tabel 4.10 Hasil Angket Hasil Penilaian Ahli Materi terhadap

Isi Buku Panduan Menulis Karangan Narasi ...71 Tabel 4.11 Hasil Penilaian Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas 3...77

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir Pengembangan Buku Panduan

Menulis Karangan Narasi ...35

Gambar 3.1 Bagan Rincian Tahap Penelitian ...37

Gambar 3.2 Bagan Pelaksanaan Penelitian ... 38

Gambar 4.1 Bagan Kerangka Karangan Narasi ...66

Gambar 4.2 Bagan Menentukan Alur Karangan Narasi ...66

Gambar 4.3 Sampul Buku Sebelum Diperbaiki ...74

Gambar 4.4 Sampul Buku Setelah Diperbaiki ...74

Gambar 4.5 Komposisi Warna Sebelum Diperbaiki ...75

Gambar 4.6 Komposisi Warna Setelah Diperbaiki ...75

Gambar 4.7 Materi Buku Panduan Sebelum Diperbaiki...76

Gambar 4.8 Materi Buku Panduan Setelah Diperbaiki ...76

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Angket Kebutuhan Siswa dalam Pembelajaran

Menulis Karangan Narasi ...87

Lampiran 2 Angket Kebutuhan Guru dalam Pembelajaran Menulis Karangan Narasi ...91

Lampiran 3 Silabus Pembelajaran...98

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...100

Lampiran 5 Daftar Kode Siswa kelas 3 SDN Gajahmati ...105

Lampiran 6 Angket Penilaian Buku Panduan Menulis Karangan Narasi ...106

Lampiran 7 Hasil Analisis Angket Kebutuhan ...130

Lampiran 8 Rekapitulasi Nilai Pretest Menulis Karangan Narasi ...134

Lampiran 9 Rekapitulasi Nilai Postest Menulis Karangan Narasi...135

Lampiran 10 Validasi Instrumen Penelitian...136

Lampiran 11 Surat Izin Penelitian...137

Lampiran 12 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ...138

Lampiran 13 Dokumentasi ...139

Lampiran 14 Hasil Karangan Narasi Siswa ...142 Lampiran 15 Buku Panduan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas 3

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu pembelajaran di SD yang mencerminkan sikap Pancasila. Siswa mempelajari dan menerapkan Bahasa Indonesia sebagai wujud rasa cinta terhadap Negara Indonesia. Dalam UU No.20 tahun 2003 ditegaskan bahwa pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945, salah satu butir pancasila yang dapat diterapkan adalah mengembangkan rasa cinta terhadap tanah air dan bangsa.

Pada dasarnya, ada empat keterampilan berbahasa yang harus dimiliki setiap siswa sebagai hasil belajar. Keempat keterampilan berbahasa tersebut yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan berbahasa ini dalam penggunaaannya sebagai alat komunikasi tidak dapat ber- diri sendiri, satu sama lain saling berkaitan dan saling menentukan (Dalman, 2015:1-2). Keterampilan menulis inilah yang termasuk ke dalam bidang sastra pada pembelajaran bahasa Indonesia. Keterampilan menulis adalah ke- terampilan yang sangat penting dalam lingkungan pendidikan.

Dengan adanya pembelajaran menulis di sekolah, siswa akan memiliki kemampuan untuk mengungkapkan atau mengekspresikan gagasan, pendapat, maupun perasaan yang dimiliki. Siswa dapat mengembangkan daya pikir, imajinasi, dan kreatifitas. Siswa juga akan lebih sering menggunakan

(17)

pengamatannya dalam menyikapi keadaan atau masalah di sekitarnya, siswa akan berpikir secara rasional dalam mengambil keputusan. Menulis karangan tersebut, tertuang dalam kurikulum SD 2006 kelas 3 semester 2.

Berdasarkan kurikulum 2006, salah satu pembelajaran sastra di sekolah yaitu menulis karangan. Menulis karangan sederhana merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa SD, khususnya kelas 3. Menulis karangan masuk dalam kompetensi dasar 8.1, yaitu menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri menggunakan pilihan kata dan kalimat yang tepat dengan memperhatikan penggunaan ejaan, huruf kapital, dan tanda titik. Karangan dalam pembelajaran menulis mempunyai banyak jenis.

Menurut Dalman (2015:93-145) karangan mempunyai banyak jenis, antara lain: karangan deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi. Berhubungan dengan pembelajaran menulis karangan narasi, siswa diarahkan agar dapat membuat karya sastra untuk bisa dinikmati oleh diri sendiri maupun orang lain, karena karangan narasi sangat penting dalam dunia pendidikan. Untuk mengembangkan ide atau gagasan menulis narasi bagi siswa, diperlukan media pembelajaran yang sesuai dengan usia siswa, serta memberikan pengalaman langsung yang melekat kuat dalam ingatan siswa. Sehingga imajinasi, dan kreativitas siswa dalam mengembangkan ide, dan menghubungkan setiap kalimat dapat berkembang dengan baik, dan mereka dapat menghasilkan karya sastra yang sesuai dengan kompentensi dasarnya.

(18)

suatu kejadian. Dalam kejadian ini, ada satu atau lebih tokoh, dan tokoh ini mengalami konflik atau tikaian, karena kejadian, tokoh dan konflik merupa- kan unsur pokok dalam suatu narasi (Dalman, 2015:105). Melalui kegiatan menulis narasi, siswa dapat mengembangkan kreativitas mengolah kata de- ngan baik. Siswa dapat memperluas daya imajinasinya dengan menuangkan kejadian yang mereka alami, menjadi sebuah tulisan sederhana. Dengan menulis narasi sederhana, siswa akan belajar membuat kalimat-kalimat sederhana yang hanya terdiri dari SPOK (subjek, predikat, objek, dan keterangan), dan mengurutkan kalimat tersebut sesuai dengan alur setiap kejadian menjadi sebuah cerita, dimulai dengan menceritakan pengalaman pribadi, dan menjadi tokoh utama dalam cerita mereka sendiri. Untuk memenuhi kompetensi ini, diperlukan media yang mendukung.

(19)

tepat. Siswa mempunyai perbendaharaan kosa kata yang sangat terbatas, di- sebabkan karena siswa sangat malas untuk berlatih membaca. Sikap malas berlatih menulis dan membaca ini disebabkan karena media baca yang ada di sekolah sangatlah sederhana dan monoton seperti buku yang ada di perpustakaan merupakan buku cetakan lama sehingga cerita yang diangkatpun tidak sesuai dengan masalah yang biasa siswa temui sekarang ini. Siswa kurang bisa mengembangkan daya imajinasi untuk menulis dan tidak mem- punyai minat untuk membaca buku yang tersedia. Belum adanya buku pandu- an menulis karangan narasi sangat berpengaruh, karena buku panduan sangat diperlukan untuk memudahkan siswa dalam memahami unsur karangan narasi dan melakukan kegiatan menulis secara mandiri dan melakukan penilaian sendiri.

(20)

me-ngembangkan keterampilan membaca, maka sudah memadai. Akan tetapi apabila buku tersebut digunakan sebagai penunjang untuk mengembangkan keterampilan menulis karangan narasi sederhana, maka kurang memadai. Kemudian peneliti menciptakan buku panduan menulis karangan narasi dengan media big book dua dimensi, dengan materi mengenai anggota keluarga, lingkungan sekitar, dan kegiatan menyenangkan sehingga menjadi pengalaman yang mengesankankan bagi siswa. Pengalaman yang mengesan- kan akan melekat dengan kuat pada ingatan siswa, sehingga dalam pe- manfatannya akan lebih efektif dan efesien.

(21)

gambar telah membawa dampak yang baik bagi pengembangan keterampilan berbahasa siswa yakni siswa lebih banyak melakukan aktivitas membaca. Kegiatan membaca sering dilakukan siswa pada waktu siswa merevisi, menyunting, dan mempublikasikan hasil tulisannya.

Penelitian lain yang mendukung adalah penelitian yang dilakukan oleh Fred C. Lunenburg dari Sam Houston State University dan Melody R. Lunenburg dari Willis ISD Texas dengan judul “Teaching Writing in Elementary Schools: Using the Learning-to-Write Process”. Hasil penelitian ini bebentuk deskripsi, meyatakan bahwa untuk menulis dengan baik, siswa harus mempunyai rasa percaya diri dalam keterampilan menulis mereka. Rasa percaya diri itu bisa dibangun oleh guru dengan membuktikan kepada siswa jaring keamanan, panduan dalam proses menulis siswa yaitu bagaimana me- mulai, bagaimana prosesnya, dan bagaimana kesimpulannya. Ada 5 langkah dalam menulis narasi yang mana diidentifikasi dalam penelitian ini antara lain: prewriting, drafting, revising, editing, dan publishing. Setiap tahap dilakukan secara runtut, sehingga hasil yang diperoleh akan memusakan.

(22)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, permasalahan pada peneliti- an ini adalah bagaimanakah bentuk buku panduan menulis karangan narasi siswa kelas 3 SD. Masalah tersebut dijabarkan dengan rumusan masalah penelitian (1) bagaimanakah profil karangan narasi pada pembelajaran menulis karangan sederhana untuk siswa kelas 3 SD, (2) bagaimanakah penilaian ahli media dan ahli materi terhadap prototipe buku panduan menulis karangan narasi dengan media big book dua dimensi untuk siswa kelas 3 SD, dan (3) uji keefektifan terbatas pada siswa kelas 3 SDN Gajahmati, Kabupaten Pati.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan buku panduan menulis karangan narasi dengan media big book dua dimensi siswa kelas 3 SD, dengan tujuan penelitian (1) mendeskripsikan profil karangan narasi pada pembelajar- an menulis karangan sederhana untuk siswa kelas 3 SD, (2) mendekripsikan penilaian ahli media dan ahli materi terhadap prototipe buku panduan menulis karangan narasi dengan media big book dua dimensi untuk siswa kelas 3 SD, dan (3) mendeskripsikan uji keefektifan terbatas pada siswa kelas 3 SDN Gajahmati, Kabupaten Pati.

1.4Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoretis

(23)

unsur-unsur yang harus ada dalam karangan narasi, menambah ilmu pengetahuan tentang keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas 3 SD, serta dapat dijadikan landasan untuk penelitian selanjutnya.

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

Guru akan lebih mudah dalam membuat siswa aktif dan membagi tugas dengan siswa dalam pembelajaran menulis karangan narasi karena media yang digunakan adalah media baru, sehingga pem- belajaran akan terasa menyenangkan dan hasil menulis karangan narasi siswa meningkat.

b. Bagi Siswa

Siswa diminta berpartisipasi aktif dalam menggunakan media big book dua dimensi, sehingga daya ingat dan imajinasi akan berkembang dengan baik.

c. Bagi Sekolah

Memberi motivasi bagi sekolah untuk menciptakan media yang sesuai dengan kebutuhan siswanya.

d. Bagi Peneliti

(24)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Pengembangan

1) Pengertian Pengembangan

Sugiyono (2015: 5-28) menyatakan bahwa mengembangkan berarti memperdalam, memperluas, dan menyempurnakan pengetahuan, teori, tindakan atau produk yang telah ada, sehingga menjadi lebih efektif dan efisien. Mengembangkan produk dalam arti luas dapat berupa memperbarui produk yang telah ada (sehingga menjadi lebih praktis, efektif, dan efisien) atau menciptakan produk baru (yang sebelumnya belum pernah ada).

Pada bidang pendidikan, penelitian dan pengembangan merupakan suatu proses pengembangan perangkat pendidikan yang dilakukan melalui serangkaian riset yang menggunakan berbagai metode dalam suatu siklus yang melewati berbagai tahap (Ali, 2014:103). Penelitian dan pengembang- an juga untuk berbagai unsur dalam pendidikan seperti kurikulum, proses belajar, materi pembelajaran, dan pengukuran/penilaian (Putra, 2015:47). Produk-produk yang dihasilkan melalui penelitian pengembangan diharap- kan dapat meningkatkan produktivitas pendidikan, yaitu lulusan yang jumlahnya banyak, berkualitas, dan relevan dengan kebutuhan (Sugiyono, 2015:412).

(25)

2) Model Pengembangan

Ada beberapa model penelitian dan pengembangan dari berbagai ahli (Sugiyono, 2015:35-39) sebagai berikut.

(1) Borg dan Gall

Borg dan Gall mengemukakan sepuluh langkah dalam R&D yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan guru pada kelas spesifik. Kesepuluh langkah tersebut yakni: (a) research and information collecting, (b) planning, (c) develop preliminary form a product, (d) preliminary field testing, (e) main product revision, (f) main field testing, (g) operatioanl product revision, (h) operational field testing, (i) final product revision, (j) dissemination and implementation.

(2) Thiagarajan

(26)

(3) Robert Maribe Branch

Robert maribe Branch mengembangkan desain pembelajaran dengan pendekatan ADDIE yang merupakan perpanjangan dari Analysis, Development, Implementation, dan Evaluation. Analysis berkaitan dengan kegiatan analisis terhadap situasi sehingga dapat ditemukan produk yang perlu dikembangkan. Development adalah kegiatan pembuatan dan pengujian produk. Implementation adalah kegiatan menggunakan produk. Evaluation adalah kegiatan menilai apakah setiap langkah kegiatan dan produk sudah sesuai dengan spesifikasi atau belum.

(4) Richey dan Klein

Richey dan Klein memfokuskan penelitian pengembangan bersifat analisis dari awal sampai akhir, antara lain: Perancangan, Produksi, dan Evaluasi (PPE). Perancangan berarti kegiatan membuat rancangan produk yang akan dibuat. Produksi adalah kegiatan membuat produk berdasarkan rancangan yang telah dibuat. Sedangkan evaluasi adalah kegiatan menguji, menilai seberapa tinggi produk telah memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan.

(27)

3) Langkah-langkah Model Pengembangan

Langkah-langkah pengembangan dalam penelitian ini menggunakan teori Borg dan Gall (Sugiyono, 2015:35-37), yakni sebagai berikut.

(1) Penelitian dan pengumpulan informasi; meliputi analisis kebutuhan, review literatur, penelitian dalam skala kecil, dan persiapan membuat laporan yang terkini.

(2) Perencanaan; meliputi pendefinisian keterampilan, perumusan tujuan, penentuan urutan pembelajaran, dan uji coba kelayakan.

(3) Pengembangan produk awal; meliputi penyiapan materi pembelajaran, prosedur/penyusupan buku pegangan, dan instrumen evaluasi.

(4) Pengujian lapangan awal; dilakukan pada 1 sampai 3 sekolah.

(5) Revisi produk; melakukan revisi pada produk berdasarkan saran-saran pada uji coba.

(6) Uji coba lapangan; dilakukan pada 5-15 sekolah.

(7) Revisi produk yang siap dioperasionalkan; melakukan revisi berdasar- kan saran-saran dari uji coba.

(8) Uji coba lapangan operasional; dilakukan pada 10-30 sekolah. (9) Revisi produk akhir; dilakukan berdasarkan saran dari uji lapangan. (10) Mendesiminasikan dan mengimplementasikan produk.

(28)

2.1.2 Pengertian Menulis

Tarigan (2008:5) mengemukakan bahwa menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Selanjutnya, Maroto dalam Dalman (2015:4) menjelaskan bahwa menulis adalah mengukapkan ide atau gagasannya dalam bentuk karangan secara leluasa.

Sedangkan Akhadiah (Rofi‟uddin dan Zuhdi, 1999:262) juga meng- ungkapkan bahwa menulis dapat diartikan sebagai aktivitas pengekspresian ide, gagasan, pikiran, atau perasaan ke dalam lambang-lambang kebahasan (bahasa tulis). Dalam hal ini, menulis itu membutuhkan skema yang luas se- hingga si penulis mampu menuangkan ide, gagasan pendapatnya dengan mudah dan lancar. Skema adalah pengetahuan dan pengalaman yang di- miliki. Semakin luas skema seseorang maka semakin mudahlah ia menulis.

(29)

2.1.3 Jenis-Jenis Karangan

Menurut Dalman (2015:93-145) karangan mempunyai banyak jenis, antara lain: karangan deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.

Karangan deskripsi merupakan karangan yang melukiskan atau menggambarkan suatu objek atau peristiwa tertentu dengan kata-kata secara jelas dan terperinci sehingga si pembaca seolah-olah turut merasakan atau mengalami langsung apa yang dideskripsikan penulis. Karangan narasi me- rupakan cerita yang berusaha menciptakan, mengisahkan, dan merangkai tindak tanduk manusia dalam sebuah peristiwa atau pengalaman manusia dari waktu ke waktu, juga di dalamnya terdapat tokoh yang menghadapi suatu konflik yang disusun secara sistematis. Karangan eksposisi adalah karangan yang menjelaskan atau memaparkan pendapat, gagasan, keyakin- an, yang memerlukan fakta yang diperkuat dengan angka, statistik, peta, dan grafik, tetapi tidak bersifat memengaruhi pembaca. Karangan argumentasi adalah karangan yang bertujuan menyakinkan atau membuktikan kepada pembaca agar menerima sesuatu kebenaran sehingga pembaca menyakini kebenaran itu. Karangan persuasi merupakan karangan yang bertujuan untuk mempengaruhi perasaan pembaca agar pembaca yakin dan percaya tentang isi karangan tersebut dan mengikuti keinginan si penulisnya.

2.1.4 Pengertian Narasi

(30)

kronologis atau berlangsung dalam suatu kesatuan waktu. Selanjutnya, Keraf (2007:136) mengatakan bahwa karangan narasi merupakan suatu bentuk karangan yang sasaran utamanya adalah tindak tanduk yang dijalin dan dirangkai menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu kesatuan waktu. Atau dapat juga dirumuskan dengan cara lain, narasi adalah suatu bentuk karangan yang berusaha menggambarkan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi.

Berdasarkan pendapat para pakar tersebut dapat disimpulkan bahwa narasi merupakan sebuah cerita yang mengisahkan dan merangkai tindak tanduk manusia dalam sebuah peristiwa atau pengalaman manusia dari waktu ke waktu, di dalamnya juga terdapat tokoh yang menghadapi suatu konflik yang disusun secara runtut dan sistematis. Beberapa hal yang ber- kaitan dengan narasi meliputi: a) berbentuk cerita atau kisahan, b) me- nonjolkan pelaku, c) menurut perkembangan dari waktu ke waktu, dan d) disusun secara sistematis.

2.1.5 Tujuan Menulis Narasi

(31)

memberi informasi kepada pembaca dan memperluas pengetahuan; g) me- nyampaikan sebuah makna kepada pembaca melalui daya khayal yang dimilikinya.

2.1.6 Unsur-Unsur Menulis Narasi

Menurut Titik (2012:50-58) narasi rekaan memiliki unsur sebagai berikut.

a. Tema, merupakan pikiran dasar sebuah karangan narasi. Dalam sebuah narasi, biasanya ada suatu peristiwa atau masalah yang ditampilkan atau diungkapkan. Masalah ini merupakan dasar atau inti yang akan me- warnai seluruh cerita dari awal hingga akhir.

b. Tokoh atau aktor merupakan pelaku dalam sebuah cerita yang disebut juga protagonis yang berperan sangat penting dan menjadi pusat per- hatian dalam cerita. Tokoh tidak boleh lepas dari tema

c. Alur adalah jalan cerita dari A sampai Z. Namun alur bukan sekadar jalan cerita. Misalnya, alur yang menceritakan tentang seorang penjahat yang tertangkap polisi lalu dimasukkan ke dalam penjara. Cerita tentang penjahat ini tentu tidak sesederhana itu. Tema tentang kejahatan dapat dikembangkan maju atau mundur. Jalan cerita atau alur dapat mem- bimbing dan mengajak pembaca mengikuti kisah penjahat yang mungkin saja melakukan kejahatan karena terpaksa. Jadi, alur atau plot sesungguhnya merupakan jalan cerita.

(32)

merupakan latar belakang suatu cerita dimana dan kapan serta dalam keadaan bagaimana cerita itu terjadi.

e. Gaya adalah cara atau teknik pengarang dalam menuturkan cerita. Gaya penulisan ini sangat berhubungan dengan kepribadian pengarang.

f. Keterbacaan harus diperhatikan. Kepada siapa cerita itu ditujukkan.

2.1.7 Langkah-Langkah Pengembangan Narasi

Menurut Dalman (2015:110) langkah-langkah mengembangkan karangan narasi adalah sebagai berikut.

1) Tentukan dulu tema dan amanat yang akan disampaikan. 2) Tetapkan sasaran pembaca kita.

3) Rancang peristiwa-peristiwa utama yang akan di tampilkan dalam bentuk skema alur.

4) Bagi peristiwa utama itu ke dalam bagian awal, perkembangan, dan akhir cerita.

5) Rincian peristiwa-peristiwa utama ke dalam detail-detail peristiwa se- bagai pendukung cerita.

6) Susun tokoh dan perwatakan, latar, dan sudut pandang.

2.1.8 Narasi untuk Siswa Kelas 3 SD

(33)

Demikian pula tema cerita, hendaknya dapat memberikan bimbingan budi pekerti tetapi sesuai dengan selera mereka yang menyukai khayal dan fantasi.

Selanjutnya menurut Andrias (2002:14) kalau anda ingin menjadi pengarang profesional, anda harus belajar bersikap rasional. Dan sikap rasional ini bersahabat karib dengan enam pertanyaan dasar, antara lain: apa, mengapa, kapan, dimana, siapa, dan bagaimana.

Jadi dalam mengembangkan keterampilan menulis narasi siswa kelas 3, harus pula mengembangkan pola pikir kritis siswa dalam mengamati ber- bagai peristiwa yang terjadi di sekitar mereka, sehingga mudah untuk men- dapatkan inspirasi maupun tema menulis karangan narasi mereka.

2.1.9 Pengertian Buku Panduan

Menurut Prastowo (2015:42) buku panduan belajar siswa termasuk contoh dari bahan ajar yang berbasis cetak. Bahan cetak (printed), yakni se- jumlah bahan yang disiapkan dalam kertas, yang dapat berfungsi untuk ke- perluan pembelajaran atau penyampaian informasi.

(34)

Jadi buku panduan menulis karangan narasi termasuk dalam kategori bahan ajar cetak yang bersubstansi pengetahuan. Buku panduan menulis karangan narasi siswa kelas 3 SD ini memuat mengenai fakta karangan narasi, konsep karangan narasi, prinsip karangan narasi, dan prosedur menulis karangan narasi. Semua isi, materi, dan bahasa di dalam buku panduan menulis karangan narasi siswa kelas 3 SD harus sesuai dengan usia pembaca. Masing-masing unsur tersebut sangat penting perannya dalam mensukseskan tujuan dibuatnya buku panduan menulis karangan nasari untuk siswa kelas 3 SD. Perbedaan-perbedaan dari keempat unsur tersebut dijelaskan pada tabel berikut.

Tabel 2.1 Jenis Isi Mata Pelajaran dalam Ranah Pengetahuan

No. Jenis Pengertian

1. Fakta Segala hal yang berwujud kenyataan dan kebenaran, meliputi nama-nama objek, peritiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, nama bagian atau komponen suatu benda, dan sebagainya. 2. Konsep Segala hal yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa

timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat, inti/ isi, dan sebagainya.

3. Prinsip Hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi terpenting, meliputi dalil, rumus, adagium, postulat, paradigma, teorema, serta hubungan antarkonsep yang menggambarkan im-plikasi sebab akibat.

4. Prosedur Langkah-langkah sistematis atau berurutan dalam mengerjakan suatu aktivitas dan kronologi suatu sistem.

2.1.10 Teknik Penyusunan Buku Panduan

Menurut Prastowo (2015:73) teknik penyusunan buku panduan, ada beberapa ketentuan yang hendaknya kita jadikan pedoman, di antaranya sebagai berikut.

(35)

b. Untuk menyusun bahan ajar cetak ada enam hal lain yang perlu di- mengerti yaitu:

1) Susunan tampilannya jelas dan menarik. Pada aspek sususannya, handout sebaiknya disusun dengan urutan yan mudah, judul singkat, terdapat daftar isi, struktur kognitifnya jelas, serta terdapat rangkum- an dan tugas pembaca.

2) Bahasa yang mudah. Maksudnya adalah mengalirnya kosakata, jelasnya kalimat, dan jelasnya hubungan antarkalimat, serta kalimat yang digunakan tidak terlalu panjang.

3) Mampu menguji pemahaman. Hal ini berkaitan dengan menilai melalui orangnya orangnya atau check list untuk pemahaman.

4) Adanya stimulan. Hal ini menyangkut enak tidaknya bahan ajar cetak dilihat, tulisannya mendorong pembaca untuk berpikir, dan menguji stimulan.

5) Kemudahan dibaca. Hal ini menyangkut keramahan bahan ajar cetak terhadap mata. Dalam hal ini, huruf yang digunakan hendaknya tidak terlalu kecil dan enak dibaca. Selain itu, urutan teksnya juga harus terstruktur dan mudah dibaca.

(36)

2.1.11 Media Pembelajaran

1) Pengertian Media Pembelajaran

Menurut Musfiqon (2011:28) kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti

“perantara” atau “pengantar”. Media pembelajaran dapat didefinisikan se- bagai alat bantu berupa fisik maupun nonfisik yang sengaja digunakan sebagai perantara antara guru dan siswa dalam memahami materi pem- belajaran agar lebih efektif dan efisien. Media dalam pembelajaran cen- derung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektonis yang dapat menyampaikan informasi secara visual atau verbal.

Kustandi dan Sutjipto (2011:8) menyatakan bahwa media pem- belajaran merupakan alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna.

Jadi media pembelajaran merupakan alat bantu belajar mengajar baik berupa bentuk fisik maupun nonfisik untuk meningkatkan hasil belajar dan kualitas pembelajaran.

2) Fungsi Media Pembelajaran

Menurut Sadiman (2010:17) fungsi media pembelajaran dibagi menjadi 4, antara lain:

(37)

(2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, seperti misalnya:

a) objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film, atau model;

b) objek yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film, atau gambar;

c) gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan timelapse atau high-speed photography;

d) kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal;

e) objek yang kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain, dan

f) konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat divisualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan lain-lain.

(3) Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk:

a) menimbulkan kegairahan belajar;

(38)

c) memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut ke-mampuan dan minatnya.

(4) Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan ling- kungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Hal ini akan lebih sulit bila latar belakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan, yaitu dengan kemampuannya dalam:

a) memberikan perangsang yang sama; b) mempersamakan pengelaman, dan c) menimbulkan persepsi yang sama.

3) Jenis-jenis Media Pembelajaran

Djamarah (2010:124) menyatakan bahwa media yang telah dikenal dewasa ini tidak hanya terdiri dari dua jenis, tetapi lebih dari itu. Klasifi- kasinya bisa dilihat dari jenisnya, daya liputnya, dan dari bahan serta cara pembuatannya. Semua ini akan dijelaskan pada pembahasan berikut.

(1) Dilihat dari Jenisnya

(39)

b) Media Visual adalah media yang hanya mengandalkan indra peng- lihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip (film rangkai), slides (film bingkai) foto, gambar atau lukisan, dan cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu, dan film kartun.

c) Media Audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua. Media ini dibagi lagi menjadi dua yaitu, audiovisual diam dan audiovisual gerak.

(2) Dilihat dari Daya Liputnya

a) Media dengan daya liput luas dan serentak mempunyai penggunaan media tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau jumlah anak didik yang banyak dalam waktu yang sama.

b) Media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat, penggunaan media ini membutuhkan ruang dan tempat yang khusus seperti film, sound slides, film rangkai, yang harus menggunakan tempat tertutup dan gelap.

c) Media untuk pengajaran individual, penggunaan media ini hanya untuk seorang diri, seperti modul berprogram dan pengajaran me- lalui komputer.

(40)

a) Media Sederhana, mempunyai bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya mudah, dan penggunaannya tidak sulit.

b) Media Kompleks adalah media yang bahan dan alat pembuatannya sulit diperoleh serta mahal harganya, sulit membuatnya, dan peng- gunaannya memerlukan keterampilan yang memadai.

4) Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran

Nana Sudjana dan Ahmat Rivai (dalam Djamarah, 2010:132) mengemukakan bahwa dalam memilih media untuk kepentingan pengajaran sebaiknya memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut:

(1) Ketepatannya dengan tujuan pengajaran; artinya, media pengajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Tujuan-tujuan instruksional yang berisikan unsur-unsur pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, lebih mungkin digunakannya media peng- ajaran.

(2) Dukungan terhadap isi bahan pelajaran; artinya, bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep, dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami siswa.

(41)

(4) Keterampilan guru dalam menggunakannya; artinya, apapun jenis media yang diperlukan syarat utama adalah guru dapat menggunakannya dalam proses pengajaran. Nilai dan manfaat yang diharapkan bukan pada medianya, tetapi dampak dari penggunaannya oleh guru pada saat terjadi interaksi belajar siswa dengan lingkung- annya. Adanya OHP, proyektor film, komputer, dan alat-alat canggih lainnya, tetapi dapat menggunakannya dalam pengajaran untuk mem- pertinggi kualitas pengajaran.

(5) Tersedia waktu untuk menggunakannya, sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlansung.

(6) Sesuai dengan taraf berpikir siswa; memilih media untuk pendidikan dan pengajaran harus sesuai dengan taraf berpikir siswa, sehingga makna terkandung didalamnya dapat dipahami oleh siswa. Menyajikan grafik berisi data dan angka atau proporsi dalam bentuk persen bagi siswa SD kelas-kelas rendah tidak ada manfaatnya, lebih tepat dalam bentuk gambar atau poster.

2.1.12 Big Book

(42)

Karges-Bones dalam USAID (2014 :43) menyebutkan bahwa agar pembelajaran bahasa dapat lebih efektif dan berhasil, sebuah big book sebaiknya memiliki ciri-ciri berikut.

a. Cerita singkat (10-15 halaman) b. Pola kalimat jelas

c. Gambar memiliki makna

d. Jenis dan ukuran huruf jelas terbaca e. Jalan cerita mudah dipahami

Curtain dan Dahlberg dalam USAID (2014:43) menyatakan bahwa big book memungkinkan siswa belajar membaca melalui cara mengingat dan mengulang bacaan. Banyak ahli pendidikan yang menyatakan bahwa big book sangat baik dipergunakan di kelas awal karena dapat membantu meningkatkan minta siswa dalam membaca. Dengan ukurannya yang besar dan gambar yang menarik, big book memiliki beberapa keistimewaan, di antaranya adalah berikut ini.

a. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat dalam kegiatan membaca secara bersama-sama.

b. Memungkinkan semua siswa melihat tulisan yang sama ketika guru membacakan tulisan tersebut.

c. Memungkinkan siswa secara bersama-sama dalam memberi makna pada setiap tulisan yang ada dalam big book.

(43)

e. Disukai oleh siswa, termasuk siswa yang terlambat membaca. Dengan membaca big book secara bersama-sama, timbul keberanian dan keyakinan dalam diri siswa bahwa mereka “sudah bisa” membaca.

f. Mengembangkan semua aspek kebahasaan.

g. Dapat diselingi percakapan yang relevan mengenai isi cerita bersama siswa sehingga topik bacaan semakin berkembang sesuai pengalaman dan imajinasi siswa.

USAID (2014:47) menyatakan bahwa penggunaan big book perlu mendapat perhatian khusus. Selain pembuatannya memakan waktu dan tenaga tidak sedikit, big book pun membutuhkan pemikiran serius. Peng- gunaan di dalam kelas perlu diatur, sehingga pembelajaran membaca dan menulis bisa menjadi efektif. Perhatikan hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan big book berikut.

a. Big book dibacakan di depan kelas atau di dalam kelompok kecil.

b. Big book dapat digunakan oleh siswa untuk dibacakan di depan teman- temannya.

c. Pemodelan bukan hanya ditujukan pada bagaiman cara membaca, namun juga diperlihatkan bagaiman guru memegang buku yang baik, membuka halaman, menunjuk huruf atau kata, memperlakukan buku dengan layak. d. Penyimpanan buku bisa dilakukan beragam. Buru bisa menyimpannya di

dalam tas besar atau digantung.

(44)

Selain itu, big book sangat cocok untuk digunakan sebagai media pem- belajaran pada kelas 3 yang termasuk kelas rendah. Big book sebagai media yang digunakan di depan kelas, membuat siswa lebih fokus pada satu objek, dan konsentrasi siswa tidak akan terbagi.

Pemilihan big book sebagai media visual yang bisa dilihat oleh indera penglihatan mempunyai banyak kelebihan. Big book dapat menarik perhatian siswa dengan berbagai warna yang digunakan. Warna-warna yang mencolok akan mudah menarik perhatian siswa kelas rendah. Akan tetapi, penggunaan warnapun harus memperhatikan mengenai relevansi objek dengan situasi sebenarnya (kenyataan). Misalkan warna awan yang seharusnya putih, demi mementingkan keindahan diganti menjadi biru. Hal tersebut tidak dianjurkan untuk pembelajaran siswa kelas rendah. Siswa kelas rendah sangat menyukai karangan narasi dengan tema cerita adalah pengalaman mengesankan, oleh karena itu karangan narasi pada big book ini bertemakan perayaan ulang tahun anak-anak, hal ini dilakukan untuk memancing siswa memunculkan ide mengenai kejadian yang mereka sukai.

2.2 Kajian Empiris

Pengkajian atas penelitian ini dibedakan menjadi dua kategori. Kategori pertama adalah penelitian yang mengusung pembelajaran menulis dan kategori kedua adalah desain media pembelajaran.

(45)

Dasar”. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan diketahui bahwa skor rata-rata keterampilan menulis siswa, sebelum diberikan tindakan adalah 54,43 de- ngan skor terendah 39 dan skor tertinggi 71. Sementara itu setelah diberi tindakan skor rata-rata keterampilan menulis siswa adalah 71, 87 dengan skor terendah 39 dan tertinggi 86. Disamping itu, juga diketahui: (1) motivasi belajar siswa terhadap pembelajran menulis sebelum diberi tindakan adalah 63,3% dan sesudah diberi tindakan 96,7%, (2) perhatian siswa terhadap pembelajaran menulis sebelum diberi tindakan 66,7% dan sesudah diberi tindakan 96,7%, (3) keaktifan siswa terhadap pembelajaran menulis sebelum diberi tindakan 36,7% dan sesudah diberi tindakan 93,3%. Penerapan pembelajaran menulis dengan pendekatan proses teknik koreksi antar teman dengan media gambar telah membawa dampak yang baik bagi pengembangan keterampilan berbahasa siswa yakni siswa lebih banyak me- lakukan aktivitas membaca.

(46)

Ketiga, Sukamti (2011) dengan judul “Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Teknik Latihan Terbimbing Berdasarkan Ilustrasi Tokoh Idola Siswa Kelas IXB SMP Negeri 4 Selogiri Semester II Tahun Ajaran 2009/2010” mempunyai hasil tes menulis cerpen siswa pada tahap prasiklus, siklus I, dan siklus II meningkat. Nilai rata-rata siswa pada prasiklus mencapai 53 kemudian setelah dilakukan siklus I meningkat menjadi 73 atau meningkat sebanyak 25,94% dari prasiklus. Setelah dilakukan siklus II meningkat menjadi 78 atau meningkat sebanyak 7,58% dari siklus I dan meningkat sebanyak 49,22% dari prasiklus. Penelitian menggunakan prosedur penelitian tindakan kelas, dengan dua siklus.

Keempat, Yayat Sudaryat (2009) dengan judul “Pembelajaran Menulis Berbasis Modeling” mempunyai hasil bahwa penerapan strategi modeling berbasis teks (SMBT) dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa dan juga efektif dalam proses pembelajaran. Penelitian yang diguna- kan adalah penelitian eksperimen, dengan metode The Randomaized Pretest-Prostest Comparison Gruop Design.

(47)

memanfaatkan SPSS versi 16,0. Hasil analisis menunjukkan bahwa penilaian sejawat pada kelas biasa tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas karangan dibandingkan dengan penilaian diri sendiri, meskipun skor karangan PS lebih tinggi. Pada kelas unggul, PS berpengaruh secara signifikan.

Keenam, Fred C. Lunenburg dan Melody R. Lunenburg (2014) dengan judul “Teaching Writing in Elementary Schools: Using the Learning-to-Write Process”. Hasil penelitian ini berbentuk deskripsi, menyatakan bahwa untuk menulis dengan baik, siswa harus mempunyai rasa percaya diri dalam keterampilan menulis mereka. Rasa percaya diri itu bisa dibangun oleh guru dengan membuktikan kepada siswa jaring keamanan, panduan dalam proses menulis siswa yaitu bagaimana memulai, bagaimana prosesnya, dan bagaimana kesimpulannya. Ada 5 langkah dalam menulis narasi yang mana diidentifikasi dalam penelitian ini antara lain: prewriting, drafting, revising, editing, dan publishing.

(48)

tidak suka bekerjasama dengan grup, 1 siswa terbuka, dan 3 siswa yang selalu bergantung dengan google translation.

Kedelapan, Hendriwanto dan Bambang (2013) dengan judul “An analysis of the gammatical erros in the narrative writing of the first grade students of SMA 6 Yogyakarta” menyatakan bahwa penelitian ini bertujuan untuk menemukan tipe kesalahan grammer dan penyebabnya. Hasil penelitian ini adalah kesalahan dalam penyusunan pola kalimat, penempatan kata kerja, penempatan kata kerja, dan konteks makna dari kata.

Selanjutnya penelitian pendukung mengenai desain media pembelajaran buku teks atau buku panduan yang digunakan sebagai acuan untuk penelitian pengembangan buku panduan menulis karangan narasi siswa kelas 3 SD adalah sebagai berikut.

Pertama, Ekaning Dewanti Laksmi (2004) dengan judul

“Pengembangan Buku Pegangan (Buku Teks) Pembelajaran Aktif Terpadu untuk Kelas Tinggi Sekolah Dasar” menyatakan bahwa pencanangan kurikulum kompetensi dasar, yang mengindikasi kegunaan pendekatan keaktifan terintegrasi, membawa konsekuensi kebutuhan buku teks. Penelitian dan pengembangan buku teks ini menghasilkan prototype dari buku teks yang digunakan dan uji coba secara keseluruhan buku teks baik.

Kedua, Iriaji dan Ida Siti Herawati (2003) dengan judul

(49)

uttuk mendesain bentuk konseptual dan diskripsi visual untuk menunjukkan makna kerjasama. Data analisis menunjukkan bahwa konsep mentah dari gambar ilustrasi mengandung makna kerjasama.

Ketiga, Abd. Hafid (2002) dengan judul “Buku Bergambar sebagai Sumber belajar Apresiasi Cerita di Kelas Rendah Sekolah Dasar” menyata- kan bahwa usia anak SD ketika belajar adalah 6 tahun ke atas. Pada level ini, cara berfikir siswa masih berdasarkan pengalaman konkrit mereka. Buku bergambar yang dilengkapi teks, dan ilustrasi atau gambar. Buku tersebut biasanya dibuat untuk siswa SD, dan dapat menambah motivasi siswa untuk belajar.

2.3 Kerangka Berpikir

Penelitian ini mengembangkan tentang buku panduan menulis karangan narasi dengan media big book dua dimensi yang penyajiannya berupa buku panduan menulis karangan narasi yang dilengkapi gambar cerita dalam big book dua dimensi.

(50)

D

kinan

buat

ulis

Siswa Kelas 3 S Pembelajaran menulis karangan narasi

Kemung : tidak bisa, Mengalami kesulitan

Menggunakan bahan ajar

Bisa mem karangan

narasi

Buku panduan menulis karangan narasi

Bisa men karangan narasi dengan mudah dan

[image:50.596.139.515.112.422.2]

menyenangkan

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir Pengembangan Buku Panduan

Menulis Karangan Narasi Dengan Media Big Book Dua Dimensi

(51)

BAB III METODE

PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Menurut Sugiyono (2010:407) metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk ter- tentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan produk tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mengembangan buku panduan menulis karangan narasi siswa kelas 3 SD.

3.2 Model Pengembangan

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian pengembangan de- ngan sepuluh tahap pelaksanaan mengacu pada teori Bogh dan Gall (Sukmadinata, 2008:169) menjadi tujuh tahap, tahapan sebagai berikut.

1) Tahap penelitian dan pengumpulan data (research and information collecting). Pengukuran kebutuhan, studi literatur.

2) Tahap pengembangan draf produk (develop preliminary form of product). Mengembangkan alat pengukuran keberhasilan dan uji ahli materi. 3) Tahap uji coba lapangan awal (preliminary field testing). Uji coba

dilakukan oleh ahli dan guru.

4) Tahap merevisi hasil uji coba (main product revision).

(52)

Taha

5) Tahap penyempurnaan produk akhir (final product revision).

6) Tahap mendeskripsikan penggunaan buku panduan menulis karangan narasi untuk siswa kelas 3 SD yang belum teruji tingkat keefektifannya. 7) Tahap uji keefektifan (skala terbatas).

Rancangan penelitian tersebut divisualisasikan pada bagan di bawah ini. Tahap I

Pengumpulan Data a. Mencari sumber pustaka dan

hasil penelitian yang relevan b. Menganalisis kebutuhan

buku panduan menulis karangan narasi

Tahap II

Awal Pengembangan Prototipe a. Penyusunan teks, format, bentuk, buku

panduan menulis karangan narasi hasil pengumpulan data

b. Penyususnan rancangan langkah-langkah menulis karangan narasi

c. Penyususnan buku panduan menulis

karangan narasi dengan media big book dua dimensi

Tahap IV Merevisi Hasil Uji Coba

Proses mengoreksi kembali dan perbaiki kesalahan setelah melakukan uji coba awal

Tahap III Uji Coba Lapangan Awal

a. Pengkajian prototipe buku panduan menulis karangan narasi dengan media big book dua dimensi siswa kelas 3 SD

b. Penilaian prototipe oleh ahli, dan pakar yang sudah berpengalaman untuk menulai prototipe tersebut

c. Penyusunan buku panduan menulis karangan narasi

Tahap V

Penyempurnaan Produk Akhir

Penyempurnaan dari merevisi hasil uji coba

Tahap VI

Deskripsi Hasil Penelitian

Mendeskripsikan penggunaan buku panduan menulis karangan narasi dengan media big book dua dimensi siswa kelas 3 SD yang belum teruji

p VII Uji Keefektifan

[image:52.596.130.530.228.745.2]

Uji keefektifan pada siswa kelas 3 SDN Gajahmati, Kab. Pati

(53)

Pelaksanaan penelitian tersebut divisualisasikan pada bagan di bawah ini. Tahap I

Pengumpulan Data a. Menganalisis sumber pustaka

dan hasil penelitian yang relevan (16-01-2016). b. Menganalisis angket

kebutuhan buku panduan menulis karangan narasi (07- 05-2016)

Tahap II

Awal Pengembangan Prototipe (08-052016) a. Penyusunan teks, format, bentuk, buku

panduan menulis karangan narasi hasil pengumpulan data.

b. Penyususnan rancangan langkah-langkah menulis karangan narasi.

c. Penyususnan buku panduan menulis

karangan narasi dengan media big book dua dimensi.

Tahap IV Merevisi Hasil Uji Coba

(13-05-2016) Proses mengoreksi kembali dan perbaiki kesalahan setelah

melakukan uji coba awal.

Tahap III Uji Coba Lapangan Awal

a. Uji coba awal prototipe buku panduan menulis karangan narasi dengan media big book dua dimensi siswa kelas 3 SD (10-05-2016). b. Penilaian prototipe oleh ahli, dan pakar yang

sudah berpengalaman untuk menulai prototipe tersebut (12-05-2016).

c. Penyusunan buku panduan menulis karangan narasi.

Tahap V

Penyempurnaan Produk Akhir (15-05-2016) Penyempurnaan dari merevisi hasil uji coba

Tahap VI

Deskripsi Hasil Penelitian (20-05-2016)

Mendeskripsikan penggunaan buku panduan menulis karangan narasi dengan media big book dua dimensi siswa kelas 3 SD yang belum teruji.

Tahap VII

Uji Keefektifan (26-05-2016)

[image:53.596.126.528.128.655.2]

Uji keefektifan pada siswa kelas 3 SDN Gajahmati, Kab. Pati

(54)

3.3 Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan buku panduan menulis karangan narasi de- ngan media big book dua dimensi siswa dibagi dalam tujuh tahap, yaitu (1) tahap pengukuran kebutuhan dan studi literatur; (2) tahap pengembangan draf produk; (3) tahap uji coba lapangan, di SDN Gajahmati Kab. Pati dan SDN 02 Blaru Kab. Pati; (4) tahap revisi hasil uji coba dan menyimpulkan hasil pe- ngamatan perilaku siswa; (5) tahap penyempuranaan produk akhir; (6) tahap mendeskripsikan penggunaan buku panduan menulis karangan narasi dengan media big book dua dimensi untuk siswa kelas 3 SD yang belum teruji tingkat keefektifannya; (7) tahap uji keefektifan terbatas pada siswa kelas 3 SDN Gajahmati.

3.4 Subyek, Lokasi, dan Waktu Penelitian

3.4.1 Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas 3 SDN Gajahmati Kabupaten Pati dengan jumlah 25 siswa.

3.4.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Gajahmati Kabupaten Pati.

3.4.3 Waktu Penelitian

a. Uji coba 1 pada SDN Blaru 02 dilakukan pada tanggal 10 Mei 2016, sedangkan pada SDN Gajahmati pada tanggal 12 Mei 2016.

(55)

3.5 Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2009:38) variabel penelitian adalah sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga di- peroleh informai tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Dari judul penelitian “Pengembangan Buku Panduan Menulis Karangan Narasi de- ngan Media Big Book Dua Dimensi Siswa Kelas 3 SD” peneliti menerapkan variabel penelitian sebagai berikut.

a. Variabel Bebas

Buku panduan menulis karangan narasi. b. Variabel Terikat

Siswa kelas 3 SDN Gajahmati.

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian

3.6.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2010:62) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik ke- simpulannya. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas 3 SDN Gajahmati Pati dengan jumlah 25 siswa.

3.6.2 Sampel

(56)

popu-lasi digunakan sebagai sampel. Ternik tersebut dipilih karena peneliti ingin mengambil generalisasi dengan kesalahan sangat kecil. Selain itu, jumlah populasi yang kurang dari 100 orang, maka pengambilan sampel harus menggunakan teknik sampling jenuh. Jadi sampel dari penelitian ini adalah siswa kelas 3 SDN Gajahmati Pati dengan jumlah 25 siswa.

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Lestari (2015:230) menyatakan bahwa pengumpulan data merupakan suatu kegiatan mencari data di lapangan yang akan digunakan untuk men- jawab permasalahan penelitian. Pengumpulan data jika dilihat dari segi cara pengumpulan data, dibagi menjadi dua bagian yaitu teknik nontes dan tes. Teknik nontes seperti: wawancara, kuesioner, observasi, atau gabungan dari teknik-teknik tersebut. Peneliti menggunakan kedua teknik tersebut untuk memperoleh data dari berbagai sumber.

(57)

3.7.1 Teknik Nontes

1) Wawancara

Menurut Sugiyono (2009:137) wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pen- dahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.

Wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah wawancara ter- strukstur. Peneliti membuat pedoman wawancara sesuai dengan ke- butuhan penelitian. Wawancara dilakukan terhadap 3 orang wali kelas 3 sekolah dasar. Sekolah dasar tersebut antara lain: SDN Gajahmati, SDN 02 Blaru, dan SD Pati Kidul 05. Hasil wawancara terebut me- nunjukkan bahwa belum adanya buku panduan menulis karangan narasi dengan media big book dua dimensi untuk siswa kelas 3 SD. Media yang digunakan di kelas masih berupa gambar berseri yang dipotong dari koran bekas, terbatas pada kompetensi dasar.

2) Angket

(58)

Angket yang dibuat oleh peneliti ada 3 macam angket, antara lain: angket kebutuhan guru dan siswa, angket penilaian oleh dosen ahli dan guru, dan angket tanggapan siswa. Angket kebutuhan guru dan siswa dibuat oleh peneliti sesuai dengan kebutuhan penelitian. Sedangkan angket penilaian dosen ahli dan guru serta angket tanggap- an siswa dibuat berdasarkan BSNP 2008.

a. Angket Penilaian Ahli Media

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Angket Penilaian untuk Ahli Media Indikator Jumlah

Butir

Nomor Butir Referensi

Kelayakan desain buku panduan

8 Sampul:

1,2,dan 3. Bentuk: 1, 2, 3, 4, dan 5

BSNP menurut Urip Purwono (2008) Kelayakan kegrafikan buku panduan

10 Isi: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10 b. Angket Penilaian Ahli Materi

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket Penilaian untuk Ahli Materi Indikator Jumlah

Butir

Nomor Butir Referensi

Materi 9 1,2,3,4, 8, 9

10, 11, dan 12

BSNP menurut Urip Purwono (2008)

Kebahasaan 3 5,6, dan 7

c. Angket Penilaian Guru

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket Penilaian untuk Guru Indikator Jumlah

Butir

Nomor Butir Referensi

Kelayakan desain buku panduan

8 Sampul:

1,2,dan 3. Bentuk: 1, 2, 3, 4, dan 5

BSNP menurut Urip Purwono (2008) Kelayakan kegrafikan buku panduan

(59)
[image:59.596.164.517.306.761.2]

d. Angket Tanggapan Siswa

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Angket Tanggapan untuk Siswa

Kriteria Indikator Nomor Butir

Tanggapan Siswa

Materi 2, 4,12,

Bahasa 5, 7, 9, 10, 11

Ketertarikan 1, 3, 6, 8, 13, 14

Pada setiap angket dilengkapi dengan petunjuk pengisisan. Untuk angket penilaian ahli media, ahli materi, dan guru mempunyai petunjuk yang sama.

Petunjuk Pengisian

1. Bapak/ibu diharapkan memberi koreksi dan masukan pada setiap komponen dengan cara manuliskan pada angket yang telah tersedia.

2. Penilaian yang diberikan pada setiap komponen dengan cara membubuhkan tanda lingkaran (O) pada rentangan angka-angka penilaian yang dianggap tepat.

Makna angka-angka tersebut adalah: Angka 4 : Sangat Serasi

Angka 3 : Serasi

Angka 2 : Kurang Serasi Angka 1 : Tidak Serasi Contoh :

4 3 2 1

(60)

Petunjuk pengisian angket penilaian atau tanggapan siswa se- bagai berikut.

Petunjuk Pengisian:

Isilah kolom berikut ini dengan memberi tanda centang (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan pendapat masing-masing.

Contoh: No

. Pertanyaan

Pilihan

KS C S SS

1. Gambar ilustrasi dalam buku panduan menuis karangan narasi dengan media big book dua dimensi menarik.

2. Buku panduan menulis karangan narasi dengan media big book dua dimensi menambah pengetahuan saya.

Keterangan:

KS : Kurang Setuju C : Cukup

S : Setuju

SS : Sangat Setuju

3) Dokumentasi

[image:60.596.155.515.232.575.2]
(61)

akan digunakan berupa buku, jurnal penelitian, dan dokumentasi kegiatan penelitian.

3.7.2 Teknik Tes

Menurut Suharsimi Arikunto (2010:193) tes adalah serentetan per- tanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur ke- terampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

Tes yang dimaksudkan dalam penelitian ini ada tugas membuat karangan narasi dengan tema bebas oleh siswa, dengan memperhatikan tanda baca yang mereka gunakan, huruf kapital, serta kelengkapan unsur karangan narasi (tokoh, kejadian, latar). Lima aspek penilaian karangan narasi yang harus diperhatikan siswa, sudah disesuaikan dengan tingkat berpikir siswa kelas rendah yang masih sederhana. Selain menilai hasil karangan sendiri, siswa bisa menilai karangan temannya yang lain.

3.8 Instrumen Penelitian

(62)
[image:62.596.134.513.168.471.2]

materi, berkenaan dengan buku panduan. Yang ketiga adalah penilaian guru dan tanggapan siswa.

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Umum Instrumen Penelitian

No. Data Subjek Instrumen

1. Kebutuhan a. Guru mata

pelajaran bahasa Indonesia b. Siswa kelas 3

SD

a. Angket kebutuhan Guru

b. Angket kebutuhan Siswa

2. Validasi prototipe buku panduan menulis karangan narasi dengan media big book dua dimensi

a. Ahli Media b. Ahli Materi

a. Angket penilaian ahli media buku panduan

b. Angket penilaian ahli materi menulis karangan narasi

3.9 Analisis Data

a. Analisis Data Awal

(63)

b. Analisis Data Produk

(1) Analisis Kelayakan Buku Panduan Menulis Karangan Narasi dengan Media Big Book Dua Dimensi

Instumen penilaian kelayakan buku panduan menulis karangan narasi dengan media big book dua dimensi oleh ahli media buku pandu- an, ahli materi menulis karangan narasi, dan guru kelas 3 dianalisis de- ngan rumus:

P = × 100 %

Keterangan:

P = angka presentase f = skor yang diperoleh N = skor keseluruhan

Hasil prosentase data kelayakan kemudian dikonversikan dengan kriteria di bawah ini:

Table 3.6 Kriteria Penilaian Validasi Ahli

Presentase Kriteria

76% < skor ≤ 100% Sangat layak 51% < skor ≤ 75% Layak 26% < skor ≤ 50% Cukup layak

(64)

(2) Analisis Tanggapan Guru

Data angket penilaian tanggapan guru dapat diukur menggunakan rumus:

Keterangan:

P = angka presentase

P = × 100 %

f = skor yang diperoleh N = skor keseluruhan

Hasil prosentase data tanggapan guru kemudian dikonversikan dengan kriteria sebagai berikut.

Tabel 3.7 Kriteria Hasil Prosentase Tanggapan Siswa

Presentase Kriteria

76% < skor ≤ 100% Sangat baik

51% < skor ≤ 75% Baik

26% < skor ≤ 50% Cukup baik

≤ 25% Tidak baik

c. Analisis Data Akhir

(65)

N-gain =

Hasil ini kemudian diklasifikasi sesuai kriteria yang ditetapkan sebagai berikut:

Tabel 3.8 Kriteria Peningkatan Hasil Karangan Narasi

Interval koefisien Kriteria

N-gain < 0,3 Rendah

(66)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang dipaparkan pada bab ini meliputi tiga hal, yaitu (1) profil karangan narasi pada pembelajaran menulis karangan narasi seder- hana untuk siswa kelas 3 SD, (2) penilaian ahli media dan ahli materi ter- hadap prototipe buku panduan menulis karangan narasi dengan media big book dua dimensi untuk siswa kelas 3 SD, (3) uji keefektifan terbatas pada siswa kelas 3 SDN Gajahmati Kabupaten Pati.

4.1.1 Profil Karangan Narasi yang diminati Siswa

Pada bagian ini akan dideskripsikan profil karangan narasi yang di- minati anak: 1) Profil karangan narasi (a) kondisi siswa terhadap karangan narasi, (b) Kriteria karangan narasi (tokoh, tema, latar, alur, jenis narasi), (c) pembelajaran karangan narasi, 2) Profil buku panduan menulis karangan narasi yang diminati siswa, terdiri dari: (a) Tampilan buku, (b) isi buku, (c) bahasa. Uraian kedua aspek sebagai berikut.

1) Profil karangan narasi yang diminati oleh siswa berdasarkan kondisi siswa terhadap narasi.

Hasil penelitian profil karangan narasi yang diminati siswa berdasar- kan kondisi siswa dapat dipaparkan pada tabel 4.1 dibawah ini.

(67)
[image:67.596.148.516.150.435.2]

Tabel 4.1 Profil Karangan Narasi Berdasarkan Kondisi Siswa terhadap Narasi ASPEK PROFIL ASPEK YANG DINILAI JAWABAN SEKOLAH KETERANGAN SDN GAJAHMATI DAN SDN 02 BLARU

E Ket

Kondisi siswa terhadap kara

Gambar

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir Pengembangan Buku Panduan
Gambar 3.1 Bagan Rincian Tahap Penelitian
Gambar 3.2 Bagan Pelaksanaan Penelitian
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Angket Tanggapan untuk Siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

yang selaluberjuangbersamadanselalumenciptakankeceriaanbesama.. PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI STRATEGI INDEX CARD MATCH DENGAN MENGGUNAKAN BIG

Berdasarkan rumusan masalah, temuan penelitian, dan hasil penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Media Lagu terhadap Kemampuan Menulis Karangan Narasi oleh Siswa

Pedoman Observasi Siswa dan Guru pada Proses Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Dengan Media Film Siswa Kelas III SD N Pencar 2, Sleman .... Pedoman Penilaian Tes Menulis

Siswa menyukai dan berminat dengan adanya gambar karikatur sebagai media bantu dalam pembelajaran keterampilan menulis karangan narasi gambar karikatur

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan proses pembelajaran dan keterampilan menulis karangan narasi menggunakan media komik pada siswa kelas V SD

Adapun data penelitian yang diuraikan adalah hasil penelitian mengenai keterampilan awal siswa dalam pembelajaran menulis karangan narasi, melalui pelaksanaan

Berdasarkan hasil observasi kemampuan guru (peneliti) melaksanakan langkah – langkah pembelajaran dalam peningkatan kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perencanaan, pelaksanaan, dan hasil pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan media komik pada siswa kelas