• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LAMANYA BEKERJA DI DEPAN KOMPUTER TERHADAP TERJADINYA INSIDEN DRY EYE SYNDROME (DES)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH LAMANYA BEKERJA DI DEPAN KOMPUTER TERHADAP TERJADINYA INSIDEN DRY EYE SYNDROME (DES)"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang berkembang sebagai tuntutan di era globalisasi mengharuskan seseorang untuk selalu mendapatkan informasi mutakhir, baik melalui media elektronik,

media massa, internet serta penggunaan komputer yang sangat luas. Beberapa gejala pada mata akibat penggunaan komputer telah banyak dilaporkan

dimana bagian dari perangkat komputer yang berpengaruh terhadap mata operator adalah monitor komputer atau Visual Display Terminal (VDT) (Abrams, 1993).

Gejala–gejala yang dapat terjadi pada mata menurut laporan WHO antara lain adalah astenopia yang dapat mencapai 75 %–90 % mata kering

(dry eye), sakit kepala, kabur melihat dekat secara periodik, kadang–kadang kabur melihat jauh, mata merah, rasa panas, silau, pemakaian lensa kontak yang tidak nyaman, perubahan persepsi warna, nyeri leher dan bahu, Istilah

gangguan pada mata akibat penggunaan komputer dikenal dengan CVS (American Academy of Ophthalmology, 1991-1992).

American Optometric Association (Asosiasi Optometric Amerika) mendefinisikan CVS (Computer Vision Syndrome) sebagai masalah majemuk yang berkaitan dengan pekerjaan jarak dekat yang dialami seseorang sewaktu

(2)

2

Sekarang ini di Amerika Serikat lebih dari 100 juta orang menggunakan komputer, lebih dari 50% pengguna komputer mengalami CVS (American

Academy of Ophthalmology, 1991-1992).

Disamping astenopia akibat kerja mata yang berlebihan bekerja di depan komputer juga berpotensi menimbulkan sindroma mata kering (Dry Eye Syndrome). Mata kering menggambarkan suatu keadaan defisiensi air mata baik secara kualitas maupun kuantitas, terjadi akibat penguapan air mata

yang berlebihan. Pada para pengguna komputer terjadinya mata kering dihubungkan dengan berkurangnya kedipan mata selama menggunakan

computer (American Academy of Ophthalmology, 1997 – 1998).

Gejala mata kering (Dry Eye Syndrome) bervariasi pada tiap–tiap orang seperti perasaan tidak enak dimata, rasa benda asing, mata merah, rasa

terbakar dan air mata berlebihan (Asyari F, 2002). Keluhan terbanyak dari pengguna komputer adalah pengaruh langsung pada mata, biasanya keluhan

yang bersifat sementara, akan tetapi kerusakan struktur yang permanen dapat terjadi. Untuk mengurangi dampak penggunaan komputer tersebut telah dikembangkan ergonomis tempat dan lingkungan kerja seperti monitor

komputer, rancangan tempat kerja, penerangan, suhu , kelembaban dan lain– lain (American Academy of Ophthalmology, 1997 – 1998). Gejala mata

kering yang terjadi pada pengguna komputer akibat kerja mata yang berlebihan didepan komputer jika terjadi dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan gangguan penglihatan yang menetap (Chacko B, Lemp

(3)

3

Penelitian tentang Dry Eye (mata kering) atau penurunan produksi air mata ini pernah di teliti sebelumnya oleh Irsad Sadri pada tahun 2003 dengan judul penelitian: “Uji Schirmer I sebelum dan sesudah 2 jam menggunakan

komputer”. Dari penelitian tersebut didapatkan hasil tidak terdapat perbedaan

sekresi air mata sebelum dan sesudah 2 jam menggunakan komputer dengan menggunakan uji schirmer I. Saya tertarik untuk meneruskan penelitian ini tetapi dengan menggunakan waktu yang lebih lama dan dengan menggunakan

uji schirmer II yang disertai dengan gejala-gejala yang terdapat pada Dry Eye Syndrome.

1.2 Rumusan Masalah

Adakah pengaruh lamanya bekerja di depan komputer terhadap insiden terjadinya Dry Eye Syndrome (DES) ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan umum :

Untuk mengetahui pengaruh lamanya bekerja di depan komputer terhadap insiden terjadinya Dry Eye Syndrome (DES).

1.3.2 Tujuan khusus :

1. Mengetahui karakteristik sampel.

2. Mengetahui perubahan sekresi air mata melalui pemeriksaan air mata

pada jam ke 2, 4, 6.

(4)

4

4. Mengetahui perbedaan sekresi air mata antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan.

1.4 Manfaat 1.4.1 Klinis

Sebagai masukan tentang bagaimana pengaruh bekerja terlalu lama di depan komputer terhadap insiden terjadinya Dry Eye Syndrome (DES).

1.4.2 Akademis

Sebagai bahan acuan dalam melakukan penelitian lebih lanjut

dalam bidang kedokteran, khususnya tentang ilmu penyakit mata yang berhubungan dengan komputer.

1.4.3 Masyarakat

Sebagai wawasan tentang bagaimana pengaruh bekerja terlalu lama di depan komputer terhadap insiden terjadinya Dry Eye

(5)

KARYA TULIS AKHIR

PENGARUH LAMANYA BEKERJA DI DEPAN KOMPUTER TERHADAP TERJADINYA INSIDEN DRY EYE SYNDROME (DES)

Oleh :

NOOR RIZKI FEBRIAN 07020001

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS KEDOKTERAN

(6)

KARYA TULIS AKHIR

PENGARUH LAMANYA BEKERJA DI DEPAN KOMPUTER TERHADAP TERJADINYA INSIDEN DRY EYE SYNDROME (DES)

Diajukan Kepada

Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

dalam Menyelesaikan Program Sarjana Fakultas kedokteran

Oleh :

NOOR RIZKI FEBRIAN 07020001

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS KEDOKTERAN

(7)

LEMBAR PENGESAHAAN LAPORAN HASIL PENELITIAN

Telah disetujui sebagai hasil penelitian untuk memenuhi persyaratan Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah Malang Februari 2011

Pembimbing I

dr. Alfa Sylvestris, Sp.M

Pembimbing II

dr. Annisa` Hasanah

Mengetahui, Fakultas Kedokteran

Dekan,

(8)

Karya Tulis Akhir oleh Noor Rizki Febrian ini telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji Pada tanggal : Februari 2011

Tim Penguji

dr. Alfa Sylvestris, Sp.M , Ketua

dr. Annisa` Hasanah . , Anggota

(9)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, shalawat serta salam terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya. Syukur Alhamdulillah, penulis telah berhasil menyelesaikan karya tulis akhir yang berjudul “PENGARUH LAMANYA BEKERJA DI DEPAN KOMPUTER TERHADAP TERJADINYA INSIDEN DRY EYE SYNDROME (DES)”.

Dalam penyelesaian karya tulis akhir ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. dr. Irma Suswati, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.

2. dr. Alfa Sylvestris, Sp.M selaku pembimbing I atas bimbingan, dukungan dan saran yang telah diberikan dalam penyusunan karya tulis akhir ini. 3. dr. Annisa` Hasanah selaku pembimbing II atas atas kesabaran dan

ketelitiannya dalam membimbing dan memberi saran dalam penyusunan karya tulis akhir ini.

4. dr. Rahayu, Sp.S selaku penguji atas saran, kritik dan bimbingannya dalam penyusunan karya tulis akhir ini

5. Ayahanda Drs. Taslim Husin, Ibunda Dwi Budi Yuliati, Kakanda M. Noor Agnes, Noor Deta Ariyanti, S.Farm.Apt, dan Noor Diah Verlita, S.Farm. Apt tercinta yang selalu memberikan kasih sayang, do’a, dukungan, semangat, kepercayaan dan segalanya demi keberhasilan penulis.

Karya tulis akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Dengan kerendahan hati penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya dan mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Semoga karya tulis ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi semua pihak.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Malang, Februari 2011

(10)

ABSTRAK

Febrian, Noor Rizki, 2011. Pengaruh Lamanya Bekerja di Depan Komputer Terhadap Terjadinya Insiden Dry Eye Syndrome (DES). Tugas Akhir, Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing: (I) Alfa Sylvestris, (II) Annisa` Hasanah.

Latar Belakang: Dry Eye Syndrome adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh defisiensi salah satu komponen penyusun lapisan air mata. Keadaan ini dapat diakibatkan oleh berbagai etiologi, salah satunya yaitu penggunaan komputer dalam waktu yang lama dengan gejala mata pedih, mata terasa berpasir, mata merah, penglihatan kabur, rasa lengket saat bangun tidur, dan mata terasa panas. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Lamanya Bekerja di Depan Komputer Terhadap Terjadinya Insiden Dry Eye Syndrome Metode Penelitian: Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan menggunakan study case control. Besar sampel 18 orang yang terdiri dari

kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Data dianalisa menggunakan uji ANOVA.

Hasil Penelitian: Penelitian menujukkan bahwa pada hasil schirmer kelompok perlakuan melalui uji ANOVA dengan nilai signifikansi < α (0,037 < 0,05) yang berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara lama bekerja di depan komputer terhadap insiden terjadinya dry eye syndrome. Sedangkan pada kelompok kontrol melalui uji ANOVA dengan nilai signifikansi > α (0,630 > 0,05) yang berarti bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara lama tidak bekerja di depan komputer terhadap insiden terjadinya dry eye syndrome Kesimpulan: Terdapat Pengaruh lamanya Bekerja di Depan Komputer Terhadap Terjadinya Insiden Dry Eye Syndrome.

(11)

ABSTRACT

Febrian, Noor Rizki. 2011. The Effect of Working Duration on computer on Dry Eye Syndrome (DES) Incidence. Final assignment, Faculty of Medical Science, University of Muhammadiyah Malang. Advisor: (I) Alfa Sylvestris, (II) Annisa` Hasanah.

Background : Dry Eye Syndrome is caused by the deficiency of one component of tear film layers. It is caused by various etiologies; one of which is working on computer in a long duration with symptoms of sore eyes, eyes feel gritty, red eyes, blurred vision, feeling sticky when you wake up, and the eye feels hot.

Objective : to investigate the effect of working duration on computer on Dry Eye Syndrome

Method : Observational analytical research with case control study. The samples were 18 persons divided into control and treatment groups. Data were analyzed by ANOVA test.

Result : Schirmer result on treatment groups with ANOVA test were significant value < α (0.037<0,05) showed that there was significant effect of working duration on computer on Dry Eye Syndrome. While on the control group, the ANOVA test significant value > α (0.630 > 0.05) showed that there was no significant effect of not working on computer in a long duration on Dry Eye Syndrome.

Conclusion : There was a significant effect of working duration on computer on Dry Eye Syndrome Incidence.

(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGUJIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vii

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR SINGKATAN ... xii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan ... 3

1.3.1 Tujuan umum ... 3

1.3.2 Tujuan khusus ... 3

1.4 Manfaat ... 4

1.4.1 Klinis ... 4

1.4.2 Akademi ... 4

1.4.3. Masyarakat ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

(13)

2.2 Fungsi Air Mata ... 6

2.3 Fisiologi Pengeluaran Air Mata ... 7

2.4 Tear Film ... 8

2.4 Komputer dan Dampak Fisik Pada Mata ... 10

2.5 Computer Vision Syndrome (CVS) ... 12

2.6 Dry Eye Syndrome... 19

2.7 Pemeriksaan Air Mata ... 24

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 32

3.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 32

3.2 Hipotesis ... 33

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 34

4.1 Jenis Penelitian ... 34

4.2 Lokasi dan Waktu penelitian ... 34

4.3 Populasi dan Sampel ... 34

4.3.1 Populasi ... 35

4.3.2 Sampel ... 35

4.3.3 Besar sampel ... 35

4.3.4 Tehnik pengambilan sampel ... 35

4.4 Karakteristik sampel penelitian ... 35

4.4.1 Kriteria Inklusi………..36

4.4.2 Kriteria Ekslusi……….36

(14)

4.6 Definisi Operasional ... 36

4.7 Alat dan bahan penelitian ... 37

4.8 Prosedur penelitian ... 38

4.8.1 Protokol Penelitian ... 39

4.9 Analisadata ... 40

BAB 5 HASIL PENELITIAN ... 41

5.1 Karakteristik Responden ... 41

5.1.1 Umur Responden ... 41

5.2 Hasil Schirmer ... 42

5.2.1 Hasil Schirmer Awal ... 42

5.2.2 Hasil Schirmer Setelah 2 Jam ... 43

5.2.3 Hasil Schirmer Setelah 4 Jam ... 44

5.2.4 Hasil Schirmer Setelah 6 Jam ... 45

5.2.5 Gejala Dry Eye ... 46

5.3 Analisa Data Pengaruh Lamanya Bekerja di Depan Komputer Terhadap Insiden Terjadinya Dry Eye Syndrome ... 51

5.3.1 Kelompok Perlakuan ... 51

5.3.2 Kelompok Kontrol ... 52

5.3.3 Perbedaan Hasil Schirmer Antara Kelompok Perlakuan Dan Kelompok Kontrol ... 53

BAB 6 PEMBAHASAN ... 55

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ... 60

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 41

Tabel 5.2 Hasil Schirmer Awal Pada Kelompok Perlakuan Dan Kelompok Kontrol ... 42

Tabel 5.3 Hasil Schirmer setelah 2 jam ... 43

Tabel 5.4 Hasil Schirmer Setelah 4 jam ... 44

Tabel 5.5 Hasil Schirmer Setelah 6 Jam ... 45

Tabel 5.6 Frekuensi Gejala Mata Pedih ... 46

Tabel 5.7 Frekuensi Gejala Mata Terasa Berpasir ... 47

Tabel 5.8 Frekuensi Gejala Mata Merah ... 48

Tabel 5.9 Frekuensi Gejala Penglihatan Kabur... 48

Tabel 5.10 Frekuensi Gejala Rasa Lengket Saat Bangun Tidur ... 49

Tabel 5.11 Frekuensi Gejala Mata Terasa Panas ... 50

Tabel 5.12 Uji ANOVA Hasil Schirmer Kelompok Perlakuan ... 51

Tabel 5.13 Uji Tukey Hasil Schirmer Kelompok Perlakuan ... 51

Tabel 5.14 Uji Anova berdasarkan Hasil Schirmer Kelompok Kontrol ... 52

Tabel 5.15 Uji Tukey Hasil Schirmer Kelompok kontrol ... 52

Tabel 5.16 Hasil Schirmer antara Kelompok Perlakuan dengan Kelompok Kontrol ... 53

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sistem Lakrimal ... 6

Gambar 2.2 Lapisan Air Mata Dengan 3 Penyusunnya ... 10

Gambar 2.3 Seseorang Dengan Kelelahan Mata Akibat Bekerja Di Depan Komputer ... 12

Gambar 2.4 (A). Gambar Lapisan Air Mata, (B) Anatomi Bola Mata ... 19

Gambar 2.5 Schirmer Tear Test Strip And Procedure ... 25

Gambar 2.6 Schirmer Tear Test ... 26

(17)

DAFTAR SINGKATAN

VDT : Visual Display Terminal

DES : Dry Eye Syndrome.

CVS : Computer Vision Syndrome

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Abrams D, 1993, The Clinical Importance of Refraction in Duke-Elder’s Practice of Refraction, 10th Edition, Edinburg, Churchill Livingstone, pp. 3-8. American Academy of Ophthalmology, 1997–1998, External Eye Disease,

Section 8, Basic and Clinical Science Course, pp. 155-163.

American Academy of Ophthalmology, 1991–1992, Fundamental and Principles

of Ophthalmology, Section 2, Basic and Clinical Science Course, pp. 149-152.

American Academy of Ophthalmology, 1997–1998, Orbit, Eyelids and Lacrimal

System, Section 7, Basic and Clinical Science Course, pp. 199-205.

Asyari F. Mata Kering, 2002, Astenopia Ancam Pengguna Komputer, Republika.

Chacko B, Lemp MA, 1997, Diagnosis and Treatment of Tear Deficiencies in Duane’s Clinical Ophthalmology, Volume 4, Chapter 14, Lippincott–Raven

Publishers, Philladelphia, pp. 1-13.

Crystal D, 2002, Dry Eyes in Dry Eye treatment, Edinburg, pp. 1-3. Digirolamo J, 2002, Dry eyes in primary Eye Care, Charlotesville, pp. 1-3.

Gobbels M, Spitnas M, 1989, Influence Of artificial tear on Corneal epithelium in Dry eye, Graefes Arch Clin Exp Ophthalmol, pp. 4-139.

(19)

(a) Gondhowiardjo TD, 1999, Medical and Surgical Managemen of Ocular Surface Disorder in Understanding Ocular Infection and Inflamation,

Continuiting Medical Eucation,FKUI- RSCM, pp. 84-90.

(b) Gondhowiarjo TD, 1999, Qualities Deterioration of Lipid and Mucous

Fractions of The tear Film in Understanding Ocular Infection and Inflamation, Continuiting Medical Education, FKUI-RSCM, pp. 59-68. Grossman M, 2001, Dry Eyes in Vision Works Alternative Eye Care–Disease

Prevention and Treatment, pp. 1-4.

Harahap H, 1999, Hubungan Produksi Air Mata Dengan Usia Pada Uji Schirmer

II Terhadap Usia Subur Dan Menopause, Tesis,FK–USU.

Kansky, 1994, Disorder of the Lacrimal Drainage System in Clinical Ophthalmology, Third Edition, Butterworth–Heinemann, pp. 60-69.

Lamberts DW, 1983, Dry Eye, In : Smolin G, Thoft RA, The cornea, Scientific Foundation and Clinical practice, Toronto : Little Brown and Company,

pp. 293-309.

Leandro Rhein, 2005, Neurovisual, http ://neurovisao.zip.net/arch2005-10-02_2005-10-0.html, diakses pada tanggal 10 november 2010.

Lemp MA, 1986, Diagnosis and treatment oftear deficiency, in : Duane TD, Jaeger EA, Clinical Opthalmology, Vol 4, Chap 14, Harper and Row

Publisher, Philadelphia, pp. 1-10

Lubniewsky AJ, Nelson JD, 1990, Diagnosis and Management of Dry eye and Ocular surface disorder, Ophthalmology Clinics of North America, pp.

(20)

Schering, 2009, pharmacology therapeutic, http : //www. intervetusa. Com / products / 130_130_163387 / productdetails_130_163811. aspx, di akses

pada tanggal 10 november 2010.

Stulting RD, Waring GO, 1984, Diagnosis and Management Of Tear Film

Disfunction, In : Leibowitz, Corneal Disorder, WB Saunder company, pp. 445-466.

Suharyanto FX, 1999, Cara menggunakan computer sesuai prinsip kesehatan,

in : Seminar Kesehatan Mata di Kalangan Pekerja, FKUI, Jakarta.

Supranto J. 2000. Teknik Sampling untuk Survey dan Eksperimen. Penerbit PT

Rineka Cipta. Jakarta.

Tabbara KF, 1989, Tears, In : Vaughan D, Asbury T, Tabbara F, General ophthalmology, Apleton & lange, pp. 67-73.

Tanenbaum M, Mc Cord Jr CD, 1997, The Lacrimal Drainage System in Duane,s Clinical Ophthalmology, Volume 4, Chapter 13,Lippincott–Raven

Publishers, Philadelpia, pp. 1–33.

Townsend DJ, 1994, Aging change in eyelid and lacrimal system, In : Albert DM, Jacobiec FA Principles and Practice of Opthalmology, WB

Saunders, Fhiladelphia, pp. 684-90.

Tseng SC, Tsubota K, 1997, Important Concepts for Treating Ocular Surface

Referensi

Dokumen terkait

Conceptual Data Model Gambar 4.11 merupakan Conceptual Data Model pada Perancangan Sistem Informasi Penjadwalan Ujian Nasional SMA/SMK Surabaya pada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa

Menurut ahli materi dan ahli media yang bertugas memvalidasi dan merevisi produk multimedia pembelajaran interaktif pendidikan akhlak dengan program Prezi versi

Evaluasi kejadian yang menggemparkan perekonomian Indonesia dan beberapa negara di dunia pada tahun 1997/1998 yang mana pada saat itu usaha berskala besartidak mampu

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa pada langkah A menjelaskan tentang tujuan penelitian dengan hasil analisis sebanyak 15 (30%), pada langkah B tahapan 4 tentang menyatakan

Penelitian tentang Gamelan Jawa ini sudah banyak dilakukan, tetapi objek yang diambil sebagai penelitian kebanyakan adalah pembuatan simulasi alat musiknya dengan

6 JULKISEN JA YKSITYISEN SEKTORIN YHTEISTYÖSUHTEET EMPIIRISEN AINEISTON MUKAAN 6.1 Yhteistyösuhteet yksityisten palveluntuottajien näkökulmasta Huolimatta siitä, että

Dari hasil pembelajaran dan pengamatan pada siklus I, revisi yang perlu dilakukan guru untuk dilaksanakan pada siklus II adalah : (a) guru akan berusaha memotivasi

3.825.036,-, Dilihat dari biaya konsumsi listrik bulanan PJU yang sudah ada saat ini memang lebih murah Rp 1.750.536, akan tetapi PJU yang direncanakan lebih