• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Program Pertanian Berkelanjutan Terhadap Ekonomi Masyarakat Oleh Serikat Petani Indonesia Di Kelurahan Pangkalan Mansyur Medan Johor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Program Pertanian Berkelanjutan Terhadap Ekonomi Masyarakat Oleh Serikat Petani Indonesia Di Kelurahan Pangkalan Mansyur Medan Johor"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PROGRAM PERTANIAN

BERKELANJUTAN TERHADAP EKONOMI

MASYARAKAT OLEH SERIKAT PETANI INDONESIA

DI KELURAHAN PANGKALAN MANSYUR MEDAN

JOHOR

Diajukan Guna Memenuhi Tugas Dan Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Di Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera

Utara Disusun Oleh :

Nama : Ismail F Hasurungan Naibaho NIM : 100902006

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

HALAMAN PERSETUJUAN Nama : Ismail F Hasurungan Naibaho

NIM : 100902006

Departemen : Ilmu Kesejahteraan Sosial

Judul : Pengaruh Program Pertanian Berkelanjutan Terhadap Ekonomi

Masyarakat Oleh Serikat Petani Indonesia Di Kelurahan

Pangkalan Mansyur Medan Johor

Medan, Oktober

2015

PEMBIMBING

(Drs. Bengkel, M.Si) NIP. 19630103 198903 1 003

KETUA DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

(Hairani Siregar S.Sos, M. Sp) NIP. 19710927 199801 2 001

(3)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(Drs. Zakaria M. Sp) NIP. 19580115 198601 1 002 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan panitia penguji skripsi Departemen

Ilmu Kesejahteraan Sosial pada:

Hari :

Tanggal :

Pukul :

Tempat :

TIM PENGUJI Ketua : Hairani Siregar S.Sos, Msp

(……….)

(NIP. 197109271998012001)

Penguji I : Mastauli Siregar S.Sos, Msi

(……….)

(NIP. 197102072001122001)

Penguji II : Drs. Bengkel, M.Si

(……….)

(4)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL ABSTRAK

Pengaruh Program Pertanian Berkelanjutan Terhadap Ekonomi Masyarakat Oleh Serikat Petani Indonesia Di Kelurahan Pangkalan Mansyur

Medan Johor

OLEH : ISMAIL F HASURUNGAN NIM : 100902006

Keluarga yang kurang mampu dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga

akan berdampak terhadap pendidikan serta kesehatan keluarga karena sebagaimana

diketahui pendidikan dan kesehatan sangat diperlukan dalam menjalani kehidupan

sehari – hari. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui Pengaruh Program

Pertanian Berkelanjutan Terhadap Ekonomi Masyarakat Oleh Serikat Petani

Indonesia Di Kelurahan Pangkalan Mansyur Medan Johor.

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode eksplanatif,

yang bertujuan untuk menguji hipotesis secara menyeluruh tentang sejauh mana

Pengaruh Program Pertanian Berkelanjutan terhadap sosial ekonomi masyarakat di

kelurahan Pangkalan Mansyur Medan Johor dengan menggunakan teknik analisis

data deskriptif.

Kata kunci: Pertanian Berkelanjutan, Kedaulatan Pangan.

(5)

ABSTRACT

ToinfluenceeconomicprogramsSustainable AgricultureSocietybyIndonesian Farmers UnionMansourOnBaseVillageMedan Johor

NAME: ISMAILFHASURUNGAN NIM: 100902006

Familiesareless ableto meetthe economic needs offamilieswillhave an impact

oneducationand healthas it is knownthe familyforeducationandhealthare

indispensableto live adaily life -today. The research objectivewas todetermine the

effectSustainable AgricultureProgramAgainstEconomicCommunitybyIndonesian

Farmers UnionOnBaseMansourvillageof MedanJohor.

This type of researchusedin this research isan explanatorymethod, whichaims totest

theoverallhypothesisabout the extentEffect ofSustainable

AgricultureProgramonsocio-economiccommunitiesinvillagesBaseMansourMedan

Johorusingdescriptive dataanalysis techniques.

(6)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan

karuniaNya. Selanjutnya Shalawat beriring salam kepada Rasulullah Muhammad

SAW sebagai penuntun ke jalan yang benar.

Penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi ini yang berjudul “Pengaruh

Program Pertanian Berkelanjutan Terhadap Ekonomi Masyarakat Oleh Serikat Petani

Indonesia Di Kelurahan Pangkalan Mansyur Medan Johor”.

Dalam penulisan Skripsi ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan dan

jauh dari sempurna. Hal ini tidak terlepas dari keterbatasan yang penulis miliki,

sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan penulis dimasa

yang akan datang. Penulis berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat baik bagi

penulis sendiri maupun bagi pihak – pihak lain yang berkepentingan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Skripsi ini dapat diselesaikan hanya

dengan bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun

tidak langsung. Dalam kesempatan ini, dengan hati ikhlas penulis ucapkan

terimakasih yang sebesar – besar nya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, Msi selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Hairani Siregar, S. Sos, Msp selaku Ketua Departemen Ilmu

Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah

memberikan kelapangan ataupun kemudahan berupa moril materil

selama mengikuti pendidikan.

3. Bapak Drs. Bengkel Ginting, M.Si selaku Dosen pembimbing saya

yang selalu meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan

(7)

4. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik

Universitas Sumatera Utara untuk segala ilmu pengetahuan yang telah

diberikan.

5. Kak Zuraida selaku pegawai Ilmu Kesejahteraan Sosial yang

memberikan dorongan dan kemudahan dalam mengurus administrasi

penelitian.

6. Ibu Zubaida Ketua SPI SUMUT yang telah membantu dan memberikan

dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan Skripsi.

7. Kak Yuli ketua Gapoktan yang telah membantu dan mempermudah

urusan penelitian.

8. Pengurus SPI SUMUT bang Jean Ari, Zulfie, Ijon, Randa yang telah

membantu dalam penyelesaian Skripsi.

9. Teristimewa kepada kedua orang tua Ayahanda Ruslan Oloan Naibaho

dan Ibunda Sangkot Lubis yang telah mengasuh, membesarkan dan

mendidik saya dengan penuh kesabaran dan ketabahan serta banyak

memberi moril dan kasih sayang, materil juga doa kepada saya hingga

saat ini. Hanya doa yang bisa saya panjatkan agar Ayahanda dan Ibunda

selalu dalam lindungan Allah SWT dan karunia kesehatan, panjang

umur, banyak rezeki dan tetap sabar dalam mendidik saya.

10. Terimakasih kepada adik – adik saya Lasna Khadijah Naibaho dan

Yazeed Sahat Majogi Naibaho yang memberikan semangat dalam

penyelesaian Skripsi.

11. Terimakasih kepada kawan – kawan Kepompong “ Ramadhan, M Raja

Metar, M Surya, Irsan, Raisa, Riza, Tania, Eni, dalam penyelesaian

(8)

12. Terimakasih spesial penulis sampaikan kepada Salmi Agustina Harahap

yang telah memberikan semangat dan membantu dalam penyelesaian

Skripsi.

13. Kepada kawan – kawan Sumatran Youth Food Movement (SYFM)

Randa Sinaga, Aditya, Afgan, Fahri, Sandi, Amri, Akbar, Tamora,

Andri, Bayung, Yuda, Joseph, Marlan, Haris, Acip, Rakib, Blek, Ridho,

Ricki, Gema dll yang masih berjuang dalam menegakkan kedaulatan

pangan.

14. Kepada kawan – kawan kos 2AG yang memberi semangat dalam

menyelesaikan Skripsi.

15. Terimakasih juga kepada Udak Wanda (Dorlan Samoga Naibaho), yang

telah membantu penulis baik moril dan juga materil semoga masih

dalam lindungan Allah SWT.

Penulis menyadari hasil penelitian ini belum sesuai dengan yang diharapkan

dan masih jauh dari kesempurnaan mengingat pengetahuan, waktu dan kemampuan

yang dimiliki. Dengan kerendahan hati penulis membuka diri untuk kritik dan saran

yang dapat membangun guna perbaikan di masa yang akan datang dan bermanfaat

bagi kita semua.

Medan, Oktober 2015

(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ………. i

ABSTRACT ……….. ii

KATA PENGANTAR ……….. iii

DAFTAR ISI ………. vii

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Perumusan Masalah... 8

1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian... 8

1.3.1 Tujuan Penelitian... 8

1.3.2 Manfaat Penelitian... 8

1.4 Sistematika Penulisan... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……….. 10

2.1 Pengaruh……….. 10

2.1.1 Pengertian Pengaruh……… 10

2.2 Program……… 10

2.2.1 Pengertian Program………. 11

2.3 Program Pertanian Berkelanjutan……… 11

2.3.1 Pengertian Pertanian Berkelanjutan……… 11

2.3.2 Aspek-Aspek Pelaksanaan Pertanian Berkelanjutan 15 2.4 Program Pertanian Berkelanjutan Oleh Serikat Petani Indonesia………. 19

(10)

Petani Binaan……….. 21

2.4.2 Pengelolaan Marketing Oleh Serikat petani Indonesia Kepada Petani Binaan……… 23

2.4.3 Peran Fasilitator Serikat Petani Indonesia……….. 23

2.5 Sosial ekonomi……….. 24

2.5.1 Produktivitas………. 26

2.5.2 Pendapatan……… 26

2.5.3 Pangan……….. 27

2.5.4 Pendidikan……… 28

2.5.5 Kesehatan……….. 29

2.5.6 Sarana Perumahan……… 30

2.5.7 Rekreasi……… 30

2.6 Kesejahteraan Sosial………. 31

2.7 Kerangka pemikiran………. 33

2.8 Hipotesis………... 36

2.9 Defenisi Konsep Dan Defenisi Operasional………. 37

2.9.1 Defenisi Konsep……… 37

2.92 Defenisi Operasional………. 38

BAB III METODE PENELITIAN ……….. 42

3.1 Tipe Penelitian ... 42

3.2 Lokasi Penelitian ... 42

3.3 Populasi dan Sampel ... 42

3.3.1 Populasi ... 42

(11)

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 43

3.5 Teknis Analisis Data ... 44

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ………... 46

4.1 Sejarah Berdirinya SPI Sumut ………. 46

4.1.1. Tujuan Sosial-Ekonomi………. 48

4.1.2 Tujuan Sosial-Politik………. 48

4.1.3 Tujuan Sosial-budaya……….49

4.2 Visi Dan misi ……… 50

4.3 Program dan Kegiatan SPI ……… 50

4.4 Program Kerja SPI ……… 53

4.5 Letak Dan Kedudukan SPI ……….. 53

BAB V ANALISIS DATA ………. 54

5.1 Karakteristik Responden ………. 54

5.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Agama ……. 54

5.1.2 Karakteristik Berdasarkan Umur ……… 55

5.1.3 Karakteristik Berdasarkan Suku Bangsa …………. 55

5.1.4 Karakteristik Berdasarkan Jumlah Anak …………. 56

5.1.5 Karakteristik Berdasarkan Pendidikan Formal Terakhir ……… 56

5.2 Pengujian Hipotesis ………. 71

(12)

6.1 Kesimpulan ………... 74

6.2 Saran ……… 74

(13)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL ABSTRAK

Pengaruh Program Pertanian Berkelanjutan Terhadap Ekonomi Masyarakat Oleh Serikat Petani Indonesia Di Kelurahan Pangkalan Mansyur

Medan Johor

OLEH : ISMAIL F HASURUNGAN NIM : 100902006

Keluarga yang kurang mampu dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga

akan berdampak terhadap pendidikan serta kesehatan keluarga karena sebagaimana

diketahui pendidikan dan kesehatan sangat diperlukan dalam menjalani kehidupan

sehari – hari. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui Pengaruh Program

Pertanian Berkelanjutan Terhadap Ekonomi Masyarakat Oleh Serikat Petani

Indonesia Di Kelurahan Pangkalan Mansyur Medan Johor.

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode eksplanatif,

yang bertujuan untuk menguji hipotesis secara menyeluruh tentang sejauh mana

Pengaruh Program Pertanian Berkelanjutan terhadap sosial ekonomi masyarakat di

kelurahan Pangkalan Mansyur Medan Johor dengan menggunakan teknik analisis

data deskriptif.

Kata kunci: Pertanian Berkelanjutan, Kedaulatan Pangan.

(14)

ABSTRACT

ToinfluenceeconomicprogramsSustainable AgricultureSocietybyIndonesian Farmers UnionMansourOnBaseVillageMedan Johor

NAME: ISMAILFHASURUNGAN NIM: 100902006

Familiesareless ableto meetthe economic needs offamilieswillhave an impact

oneducationand healthas it is knownthe familyforeducationandhealthare

indispensableto live adaily life -today. The research objectivewas todetermine the

effectSustainable AgricultureProgramAgainstEconomicCommunitybyIndonesian

Farmers UnionOnBaseMansourvillageof MedanJohor.

This type of researchusedin this research isan explanatorymethod, whichaims totest

theoverallhypothesisabout the extentEffect ofSustainable

AgricultureProgramonsocio-economiccommunitiesinvillagesBaseMansourMedan

Johorusingdescriptive dataanalysis techniques.

(15)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pembangunan sebagai salah satu teori perubahan sosial ialah fenomena yang

luar biasa, karena sebuah gagasan dan teori begitu mendominasi dan mempengaruhi

pikiran umat manusia secara global, yakni bahkan seakan menjanjikan harapan baru

untuk memecahkan masalah - masalah kemiskinan dan keterbelakangan bagi

terkhusus di negara-negara dunia ketiga (Fakih Mansour, 2001:11).

Indonesia sebagai Negara agraris, bagian terbesar dari penduduk bermata

pencaharian pokok sebagai petani berfungsi sebagai penjamin kedaulatan pangan

bangsa, sektor ini juga telah menjadi tulang punggung kekuatan ekonomi nasional.

Dengan demikian, persoalan pertanian sesungguhnya merupakan masalah pokok bagi

masyarakat Indonesia. Sebagai salah satu dari berbagai teori perubahan sosial, teori

pembangunan pada dewasa ini menjadi meanstream dan teori yang paling dominan

mengenai perubahan sosial.

Pembangunan pertanian di Indonesia dianggap penting dari keseluruhan

pembangunan nasional. Ada beberapa hal yang mendasari mengapa pembangunan

pertanian di Indonesia mempunyai peranan penting, antara lain: potensi sumber daya

alam yang besar dan beragam, pendapatan nasional yang cukup besar, besarnya

ekspor nasional, besarnya penduduk Indonesia yang menggantungkan hidupnya pada

sektor ini, perannya dalam penyediaan pangan masyarakat dan menjadi basis. Potensi

pertanian yang besar namun pada kenyataannya sampai saat ini sebagian besar dari

petani kita masih banyak yang termasuk golongan miskin. Hal ini mengindikasikan

(16)

sektor pertanian (anakpintarunja.blogspot.com/2012/06-sistem-pertanian Indonesia,

Pada 12 september 2014 puku 23.05).

Meski telah terbukti bahwa sektor pertanian telah mampu menjadi tumpuan

kehidupan masyarakat yang sedang menghadapi krisis ekonomi, untuk menjadikan

sektor pertanian menjadi “Leading sector” dalam proses pembangunan bukanlah

suatu hal yang mudah. Membutuhkan investasi yang mahal untuk membangun

sebuah agroindustri yang mampu menjadi mesin pendorong pembangunan ekonomi

yang handal.

Pertanian yang merupakan sektor penghasilan utama di Indonesia masih modal

dalam melangsungkan proses hidup. Namun kenyataannya masih banyak petani yang

terhambat karena kurangnya persediaan modal untuk pertaniannya. Keadaan ini

diperburuk dengan banyak kebijakan pemerintah yang tidak pro petani. Kebijakan

yang ada sering kali bertimpangan dengan yang sebetulnya petani butuhkan. Hal ini

lah yang menjadi dasar betapa pentingnya perumusan kebijakan perlu diadakan

terlebih dahulu pengkajian keadaan dalam masyarakat sebenarnya melihat

bagaimana petani bereaksi. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi petani baik

yang bersifat eksternal maupun internal perlu di jabarkan agar solusi yang dibuat

tepat sasaran.

Penyelesaian permasalahan pangan yang ada, pemerintah mencetuskan dengan

apa yang dinamakan revolusi hijau yang berideologi

developmentalisme-modernisme, dari ideologi inilah yang akhirnya membawa dampak buruk terhadap

struktur ekonomi, sosial budaya, demografi, dan struktur penguasaan sumber agraria.

Struktur ekonomi revolusi hijau telah membawa ketimpangan dalam kecepatan

(17)

adanya ketimpangan pendapatan dan penguasaan lahan antar kelompok yang

semakin menajam dan semakin meningkatkan potensi konflik serta melumpuhkan

etika kehidupan sosial.

Konflik yang sering terjadi di tengah-tengah masyarakat pada dewasa ini ialah

konflik agraria. Salah satu penyebab konflik agraria adalah ketidak adilan dalam

struktur penguasaan dan pemilikan terhadap sumber-sumber agraria.Hal ini lah yang

menyebabkan petani di Indonesia tidak maju bahkan mengalami kemunduran dimana

hasil dari pertanian yang mereka tanam tidak bisa dinikmati dengan semestinya,

bahkan mengalami kerugian yang besar belum lagi pupuk yang mahal yang

disiapkan pemerintah dan menyebabkan tanah lahan untuk bertani bergantung

terhadap pupuk yang dijual pemerintah. Banyak pupuk yang dijualkan pemerintah

kepada petani adalah pupuk buatan luar negri oleh kaum kapitalis.

Situasi agraria yang tidak menentu ini diakibatkan begitu banyaknya sistem

yang menyimpang dari kepentingan rakyat petani. Ini tercermin dari keberpihakan

pemerintah sebagai eksekutor kepada sistem kapitalisme yang memakai semangat

modal, industrialisasi dan pasar. Kesemua hal itu mengakibatkan petani

terpinggirkan oleh zaman, karena model yang selalu diinginkan oleh para petani ini

adalah model perekonomian yang harmonis dan berorientasi pada azas-azas

kerakyatan.

Petani juga masih merupakan sektor strategis bagi Indonesia untuk waktu lima

sampai sepuluh tahun yang akan datang. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar

penduduk hidup dengan mata pencarian utama sebagai petani. Keberadaan

merupakan suatu kekuatan tersendiri bagi pembangunan nasional. Oleh karena itu

(18)

begitu banyak memberikan partisipasinya terhadap pembangunan seolah tidak

disadari, hal ini dapat dilihat dari kurangnya perhatian terhadap masyarakat petani.

Semakin lama petani semakin kurang terjamin kesejahteraannya, kemiskinan petani

semakin memprihatinkan. Masyarakat petani khususnya petani di kota, anak-anak

para petani banyak yang berpendidikan rendah bahkan banyak sekali yang tidak

pernah mengecap pendidikan (Samsudin, 2011 pelatihan peningkatan pertaniansehat

di akses 12 desember 2014 pukul 20.00 wib).

Masalah pertanian dari tahun ke tahun tidak banyak berubahnya, masalah yang

sama selalu membuat petani semakin miskin. Adapun masalah yang dihadapi

pertanian Indonesia dari tahun ke tahun ini ialah:

1) Masalah tidak adanya ketersediaan saprodi (pupuk, benih unggul).

2) Masalah tidak adanya modal usaha.

3) Sempitnya luas lahan milik petani sehingga biaya cost/musim tanam

sangat tinggi.

4) Harga produk pertanian sangat rendah.

5) Teknologi pasca panen dikalangan petani sangatlah minim sehingga

pada saat panen langsung dijual, padahal jika diolah menjadi bahan

olahan harga akan mahal.

6) Tidak punya bargaining yang kuat dalam memasarkan hasil-hasil

pertanian.

Permasalahan tersebut menyebabkan petani semakin miskin bahkan dampak

permasalahan ini bukan hanya kepada petani akan tetapi rakyat Indonesia pun

menerimanya

(19)

Aktivitas usaha petani yang lebih baik dapat dilihat dari adanya

peningkatan-peningkatan dalam produktivitas usaha petani pada gilirannya akan meningkatkan

pendapatan petani sehingga akan mendukung terciptanya kesejahteraan yang lebih

baik bagi petani dan keluarganya.

Pertanian juga berdampak pada krisis pangan yang telah melanda dunia,

termasuk gejalanya di Indonesia. Produksi pangan telah menyusut. Krisis pangan

dunia saat ini sudah mencapai tahap yang sangat memprihatinkan. Bahwa krisis

harga pangan yang terjadi sekarang ini, sebagai akibat dari diterapkannya sistem

neoliberalisme (Saragih, 2004). Dan seperti yang sekarang ini banyak masyarakat

kota yang tidak mempunyai pekerjaan dan pendapatan yang minim akibat sedikitnya

lapangan pekerjaan yang disediakan pemerintah daerah dan pendidikan rendah yang

menyebabkan masyarakat tidak memiliki pekerjaan dan pendapatan yang dapat

memenuhi kebutuhan keluarga. Banyaknya bangunan-bangunan yang menyebabkan

lahan untuk bercocok tanam sudah tidak ada dan menyebabkan masyarakat beralih

menjadi buruh pabrik yang jelas-jelas pendapatan yang di dapat tidak bisa

mencukupi kebutuhan pokok keluarga.(Saragih Henry, 2004)

Dengan sedikitnya lapangan pekerjaan di kota, SPI (Serikat Petani Indonesia)

mempunyai program. Program ini dinamakan dengan pertanian berkelanjutan. Tahun

1980, istilah “sustainable agriculture” atau diterjemahkan menjadi pertanian

berkelanjutan digunakan untuk menggambarkan suatu sistem pertanian alternatif

berdasarkan pada konservasi sumberdaya dan kualitas kehidupan di desa maupun

kota. Sistem pertanian berkelanjutan ditujukan untuk mengurangi lingkungan,

(20)

khususnya di Kelurahan Pangkalan Mansyur dapat meningkatkan stabilitas dan

kualitas kehidupan masyarakat. Tiga indikator besar yang dapat dilihat adalah

lingkungannya lestari, ekonominya meningkat (sejahtera), dan secara sosial diterima

masyarakat. (www.spi.or.id diakses pada tanggal 24 desember 2014)

Pertanian berkelanjutan dengan masukan teknologi rendah (LISA) adalah

membatasi ketergantungan pada pupuk anorganik dan bahan kimia pertanian lainnya.

Gulma, penyakit dan hama tanaman dikelola melalui pergiliran tanaman, pertanian

campuran, boiherbisida, insektisida organik yang dikombinasikan dengan

pengelolaan tanaman yang baik. Kesalahan persepsi yang sekarang berkembang

bahwa apabila kita tidak melaksanakan pertanian modern, maka kita dianggap

kembali pada pertanian tradisional dan tanaman yang kita produksi akan turun

drastis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa apabila pertanian organik dilaksanakan

dengan baik dan cepat memulihkan tanah yang sakit akibat penggunaan bahan kimia

pertanian. Hal ini terjadi apabila fauna tanah dan mikroorganisme yang bermanfaat

dipulihkan kehidupannya. Pada prinsipnya, pertanian organik sejalan dengan

masukan teknologi rendah (low-input technology) dan upaya menuju pembangunan

pertanian berkelanjutan. Kita mulai sadar tentang potensi teknologi, kerapuhan

lingkungan, dan kemampuan budi daya manusia dalam merusak lingkungan. Suatu

hal yang perlu dicatat bahwa ketersediaan sumber daya alam ada batasnya. Potensi

dan ketersediaan sumber daya lahan untuk mendukung ketahanan

pangan.(AnyMulyani jurnal Litbang pertanian, 30(2): 73-80).

Karena itu penulis tertarik untuk meneliti pengaruh Pertanian Berkelanjutan

oleh Serikat Petani Indonesia Sumatera Utara dalam peningkatan kesejahteraan dan

(21)

Berkelanjutan yang dapat meningkatkan ekonomi, kesejahteraan dan menjaga

kelestarian lingkungan dengan judul Pengaruh Program Pertanian Berkelanjutan

(22)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah ada pengaruhnya program Pertanian

Berkelanjutan terhadap ekonomi masyarakat oleh Serikat Petani Indonesia di

Kelurahan Pangkalan Mansyur Medan Johor”.

1.3 Tujuan dan Manfaat penelitian 1.3.1. Tujuan penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan

program pertanian berkelanjutan terhadap ekonomi masyarakat oleh Serikat Petani

Indonesia di kelurahan Pangkalan Mansyur Medan johor.

1.3.2. Manfaat penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai berikut:

a. Sebagai bahan pengemban konsep-konsep serta teori-teori yang berkenaan

dengan pertanian.

b. Menambah wawasan dalam bidang pertanian khususnya Pertanian

Berkelanjutan.

c. Untuk mengetahui ada pengaruh Pertanian Berkelanjutan dalam

mensejahterakan petani dan melestarikan lingkungan.

1.4. Sistematika Penulisan BAB I : Pendahuluan

Bab ini berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

(23)

Bab ini berisikan uraian dan teori-teori yang berkaitan dengan masalah objek yang akan diteliti, kerangka

pemikiran, defenisi konsep dan defenisi operasional.

BAB III : Metode Penelitian

Bab ini berisikan tentang tipe penelitian, lokasi penelitian,

populasi dan sampel, teknik pengumpulan data serta teknik

analisis data.

BAB IV : Deskripsi Lokasi Penelitian

Bab ini berisikan gambaran umum tentang lokasi dimana

penulis melakukan penelitian.

BAB V : Analisis Data

Bab ini berisikan tentang uraian data yang diperoleh dari hasil

penelitian serta analisis pembahasannya.

BAB VI : Penutup

Berisikan tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengaruh

2.1.1 Pengertian Pengaruh

Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah daya yang

ada dan timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan

atau perbuatan seseorang. Dari pengertian di atas telah dikemukakan sebelumnya

bahwa pengaruh adalah merupakan sesuatu daya yang dapat membentuk atau

mengubah sesuatu yang lain.

Pengaruh adalah suatu keadaan ada hubungan timbal balik, atau hubungan

sebab akibat antara apa yang mempengaruhi dengan apa yang di pengaruhi. Dua hal

ini adalah yang akan dihubungkan dan dicari apa ada hal yang menghubungkannya.

Di sisi ain pengaruh adalah berupa daya yang bisa memicu sesuatu, menjadikan

sesuatu berubah.

2.2 Program

2.2.1 Pengertian Program

Program adalah unsur pertama yang harus ada demi terciptanya suatu kegiatan.

Di dalam program dibuat beberapa aspek, disebutkan bahwa di dalam setiap program

dijelaskan mengenai:

1. Tujuan kegiatan yang akan dicapai.

2. Kegiatan yang diambil dalam mencapai tujuan.

3. Aturan yang harus dipegang dan prosedur yang harus dilalui.

(25)

5. Strategi pelaksanaan.

Melalui program maka segala bentuk rencana akan lebih terorganisir dan lebih

mudah untuk dioperasionalkan. Menurut Charles O. Jones, pengertian program

adalah cara yang disahkan untuk mencapai tujuan, beberapa karakteristik tertentu

yang dapat membantu seseorang untuk mengidentifikasi suatu aktivitas sebagai

program atau tidak yaitu:

1. Program cenderung membutuhkan staf, misalnya untuk melaksanakan atau

pelaku program.

2. Program biasanya memiliki anggaran tersendiri, program kadang biasanya juga

diidentifikasikan melalui anggaran.

3. Program memiliki identitas sendiri, yang bila berjalan secara efektif dapat diakui

oleh publik.

2.3 Program Pertanian Berkelanjutan

2.3.1 Pengertian Pertanian Berkelanjutan

Pertanian ialah proses menghasilkan bahan pangan, ternak, serta

produk-produk agro industri dengan cara memanfaatkan sumber daya tumbuhan dan hewan.

Usaha pertanian memilki dua ciri penting, yaitu :

1. selalu melibatkan barang dalam volume besar.

2. proses produksi memilki risiko yang relatif tinggi.

Dua ciri khas ini muncul karena pertanian melibatkan makhluk hidup dalam

satu atau beberapa tahapannya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka

(26)

budidaya alga, hidroponika) telah dapat mengurangi ciri-ciri ini akan tetapi

sebahagian besar usaha pertanian dunia masih tetap demikian ( Susanto, 2002: 1).

Pembangunan berkelanjutan bukan hanya sebagai transformasi progresif

terhadap struktur sosial dan politik. Pembangunan pertanian berkelanjutan juga untuk

meningkatkan kapasitas masyarakat dalam memenuhi kepentingan saat ini tanpa

mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kepentingan

masyarakat pada masa saat ini.(Supardi, 2003: 204).

Pertanian berkelanjutan ialah sebagai sebuah sistem yang terintegrasi antara

praktek produksi tanaman dan hewan dalam sebuah lokasi dalam jangka waktu yang

panjang. Menurut Brundtland, pembangunan berkelanjutan didefinisikan sebagai

pembangunan untuk memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengurangi kemampuan

generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Kebutuhan yang

dimaksud disini adalah kebutuhan untuk kelangsungan hidup hayati dan kebutuhan

untuk kehidupan yang manusiawi. Kebutuhan untuk kelangsungan hidup hayati

adalah kebutuhan paling esensial yang meliputi udara, air dan pangan yang harus

tersedia dalam jumlah dan kualitas memadai untuk dapat hidup sehat. Sedangkan

kebutuhan untuk kehidupan manusiawi mempunyai arti untuk menaikkan martabat

dan status sosial manusia (Supardi, 2003: 205).

Menurut SAREP (1998), pertanian berkelanjutan adalah suatu pendekatan

sistem yang memahami keberlanjutan secara mutlak. Sistem ini memahaminya dari

sudut pandang yang luas, dari sudut pertanian individual, kepada ekosistem lokal,

dan masyarakat yang dipengaruhi oleh sistem pertanian, baik lokal maupun global.

Mary V. Gold.1999 menyatakan bahwa pertanian berkelanjutan (sustainable

agriculture) memadukan tiga tujuan yang meliputi: pengamanan lingkungan,

(27)

tersebut telah didefinisikan secara beragam oleh berbagai disiplin, tetapi kata

kuncinya adalah: manfaat atau keuntungannya bagi petani dan konsumen. Francis

dan Youngberg (1990) memberikan batasan bahwa pertanian berkelanjutan adalah

suatu filosofi yang berbasis pada tujuan-tujuan manusia dan atas pemahaman

terhadap dampak jangka panjang dari aktivitas-aktivitas kita atas lingkungan dan

spesies-spesies lainnya. Sistem ini menekan degradasi lingkungan, memelihara

produktivitas pertanian, meningkatkan kelayakan ekonomi, baik dalam jangka

pendek dan jangka panjang, serta memelihara kemantaban komunitas dan mutu

hidup (Mardikanto, 2009: 21-22).

Sistem pertanian berkelanjutan harus dievaluasi berdasarkan pertimbangan

beberapa kriteria, antara lain:

1. Aman menurut wawasan lingkungan, berarti kualitas sumberdaya alam dan

vitalitas keseluruhan agro ekosistem dipertahankan atau mulai dari kehidupan

manusia, tanaman dan hewan sampai organisme tanah dapat ditingkatkan.

Hal ini dapat dicapai apabila tanah terkelola dengan baik, kesehatan tanah

dan tanaman ditingkatkan, demikian juga kehidupan manusia maupun hewan

ditingkatkan melalui proses biologi. Sumberdaya lokal dimanfaatkan

sedemikian rupa sehingga dapat menekan kemungkinan terjadinya kehilangan

hara, biomassa dan energi, dan menghindarkan terjadinya polusi. Serta

berfokus pada pemanfaatan sumberdaya.

2. Menguntungkan secara ekonomi, berarti petani dapat menghasilkan sesuatu

yang cukup untuk memenuhi kebutuhannya sendiri/pendapatan, dan cukup

memperoleh pendapatan untuk membayar buruh dan biaya produksi lainnya.

Keuntungan menurut ukuran ekonomi tidak hanya diukur langsung

(28)

sumberdaya dan menekan kemungkinan resiko yang terjadi terhadap

lingkungan.

3. Adil menurut pertimbangan sosial, berarti sumberdaya dan tenaga tersebar

sedemikian rupa sehingga kebutuhan dasar semua anggota masyarakat dapat

terpenuhi, demikian juga setiap petani mempunyai kesempatan yang sama

dalam memanfaatkan lahan, memperoleh modal cukup, bantuan teknik dan

memasarkan hasil. Semua orang mempunyai kesempatan yang sama

berpartisipasi dalam menentukan kebijakan, baik di lapangan maupun dalam

lingkungan masyarakat itu sendiri.

4. Manusiawi terhadap semua bentuk kehidupan, berarti tanggap terhadap

semua bentuk kehidupan (tanaman, hewan dan manusia) prinsip dasar semua

bentuk kehidupan adalah saling mengenal dan hubungan kerja sama antar

makhluk hidup adalah kebenaran, kejujuran, percaya diri, kerja sama dan

saling membantu. Integritas budaya dan agama dari suatu masyarakat perlu

dipertahankan dan dilestarikan.

5. Dapat dengan mudah diadaptasi, berarti masyarakat perkotaan atau petani

yang mampu dalam menyesuaikan dengan perubahan kondisi usaha tani:

pertambahan penduduk, kebijakan dan permintaan pasar. Hal ini tidak hanya

berhubungan dengan masalah perkembangan teknologi yang sepadan, tetapi

termasuk juga inovasi sosial dan budaya

tanggal 05 maret 2014 pukul 19.33 wib).

Pertanian berkelanjutan adalah gerakan pertanian menggunakan prinsip

ekologi, studi hubungan antara organisme dan lingkungannya. Pertanian

berkelanjutan telah didefinisikan sebagai sebuah sistem terintegrasi antara praktek

(29)

memiliki fungsi sebagai berikut: Memenuhi kebutuhan pangan dan serat manusia,

meningkatkan kualitas lingkungan dan sumber daya alam berdasarkan kebutuhan

ekonomi pertanian. Menggunakan sumber daya alam tidak terbarukan secara efisien,

menggunakan sumber daya yang tersedia di lahan pertanian secara terintegrasi, dan

memanfaatkan pengendalian dan siklus biologis jika memungkinkan, meningkatkan

kualitas hidup petani dan masyarakat secara keseluruhan. Namun tahap menuju

pertanian berkelanjutan seringkali dipandang sebagai sebuah tahapan dan bukan

sebagai akhir. Beberapa menganggap bahwa pertanian berkelanjutan yang

sebenarnya adalah yang berkelanjutan secara ekonomi yang dicapai dengan

penggunaan energi yang lebih sedikit, jejak ekologi yang minimal, barang

berkemasan yang lebih sedikit, pembelian lokal yang meluas dengan rantai pasokan

pangan singkat, bahan pangan terproses yang lebih sedikit.

pukul 21.16 wib).

2.3.2 Aspek-Aspek Pelaksanaan Pertanian Berkelanjutan

Konsep pembangunan berkelanjutan berorientasi pada tiga dimensi

keberlanjutan, yaitu: keberlanjutan usaha ekonomi (profit), keberlanjutan kehidupan

sosial manusia (people), keberlanjutan ekologi alam (planet).Ketiga dimensi tersebut

saling mempengaruhi sehingga ketiganya harus diperhatikan secara berimbang.

Ketiganya yaitu :

1. Dimensi ekonomi berkaitan dengan konsep maksimisasi aliran pendapatan

yang dapat diperoleh dengan setidaknya mempertahankan asset produktif

yang menjadi basis dalam memperoleh pendapatan tersebut. Indikator utama

(30)

pertumbuhan nilai tambah (termasuk laba), dan stabilitas ekonomi. Dimensi

ekonomi menekankan aspek pemenuhan kebutuhan ekonomi (material)

manusia baik untuk generasi sekarang maupun generasi mendatang.

2. Dimensi sosial adalah orientasi kerakyatan, berkaitan dengan kebutuhan akan

kesejahteraan sosial yang dicerminkan oleh kehidupan sosial yang harmonis

(termasuk tercegahnya konflik sosial), preservasi keragaman budaya dan

modal sosio-kebudayaan, termasuk perlindungan terhadap suku minoritas.

Untuk itu, pengentasan kemiskinan, pemerataan kesempatan berusaha dan

pendapatan, partisipasi sosial politik dan stabilitas sosial-budaya merupakan

indikator-indikator penting yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan

pembangunan.

3. Dimensi lingkungan alam menekankan kebutuhan akan stabilitas ekosistem

alam yang mencakup sistem kehidupan biologis dan materi alam. Termasuk

dalam hal ini ialah terpeliharanya keragaman hayati dan daya lentur biologis

(sumber daya genetik), sumberdaya tanah, air dan agro klimat, serta

kesehatan dan kenyamanan lingkungan. Penekanan dilakukan pada preservasi

daya lentur (resilience) dan dinamika ekosistem untuk beradaptasi terhadap

perubahan, bukan pada konservasi suatu kondisi ideal statis yang mustahil

dapat diwujudkan. (AhmadSuryana:http://Pembangunan/Pertanian

Berkelanjutan/Andalan/Pembangunan/Nasional).

Sistem pertanian berkelanjutan juga berisi suatu ajakan moral untuk berbuat

kebajikan pada lingkungan sumber daya alam dengan mempertimbangkan tiga aspek,

sebagai berikut:

1. Kesadaran Lingkungan (Ecologically Sound), sistem budi daya pertanian

(31)

adalah indikator adanya harmonisasi dari sistem ekologis yang

mekanismenya dikendalikan oleh hukum alam.

2. Bernilai ekonomis (Economic Valueable), sistem budidaya pertanian harus

mengacu pada pertimbangan untung rugi, baik bagi diri sendiri dan orang

lain, untuk jangka pendek dan jangka panjang, serta bagi organisme dalam

sistem ekologi maupun diluar sistem ekologi.

3. Berwatak sosial atau kemasyarakatan (Socially Just), sistem pertanian harus

selaras dengan norma-norma sosial dan budaya yang dianut dan dijunjung

tinggi oleh masyarakat disekitarnya sebagai contoh seorang petani akan

mengusahakan peternakan ayam di pekarangan milik sendiri. Mungkin secara

ekonomis dan ekologis menjanjikan keuntungan yang layak, namun ditinjau

dari aspek sosial dapat memberikan aspek yang kurang baik misalnya,

pencemaran udara karena bau kotoran ayam. Norma-norma sosial dan budaya

harus diperhatikan, apalagi dalam sistem pertanian berkelanjutan biasanya

jarak antara perumahan penduduk dengan areal pertanian sangat berdekatan.

Didukung dengan tingginya nilai sosial pertimbangan utama sebelum

merencanakan suatu usaha pertanian dalam arti luas (Salikin, 2003: 6-7).

Lima kriteria untuk mengelola suatu sistem pertanian berkelanjutan yaitu:

1. Kelayakan ekonomis (economic viability).

2. Bernuansa dan bersahabat dengan ekologi (accologically sound and friendly).

3. Diterima secara sosial (Social just).

4. Kepantasan secara budaya (Culturally approiate).

5. Pendekatan sistem holistik (system and hollisticc approach) (Salikin, 2003:

(32)

Cara dan tujuan di dalam peningkatan produksi tanaman pertanian ada tiga

macam yaitu sebagai berikut :

1. Perluasan areal (ekstensifikasi).

2. Peningkatan Teknologi (intensifikasi).

3. Penganekaragaman komoditi (diversifikasi) (Soetriono, Suwandari, Rijanto,

2006: 65).

Disamping ketiga faktor tersebut, ada suatu cara penunjang untuk peningkatan

produksi pertanian, yakni panca usaha tani yang berarti lima usaha tani. Panca usaha

tani tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :

1. Penggunaan bibit varietas unggul. Ciri-ciri suatu bibit varietas unggul antara

lain: berproduksi tinggi, tahan hama dan penyakit, berkualitas baik,

beradaptasi tinggi terhadap lingkungan.

2. Mengusahakan kultur teknik merupakan cara bercocok tanam yang baik,

sebab varietas akan menyesuaikan diri terhadap tanah serta iklim. Cara

bercocok tanam tersebut misalnya umur bibit yang akan dipindahkan ke

tempat lapang, jarak tanam, pemangkasan, dan lain-lain.

3. Proteksi tanaman merupakan suatu cara pencegahan terhadap serangan hama

dan penyakit. Untuk itu diperlukan adanya perawatan secara seksama dan

teliti agar tidak mengakibatkan kegagalan. Sebagai upaya pencegahan, pada

umumnya, digunakan obat-obatan pestisida.

4. Penggunaan pupuk merupakan makanan bagi tanaman. Dengan pemberian

pupuk yang cocok, tanaman akan tumbuh baik dan subur. Apabila

kekurangan pupuk, tanaman bisa tumbuh terlambat dan kurus. Akan tetapi,

(33)

menurun. Hal tersebut merupakan pemborosan di samping juga merangsang

adanya perubahan fisiologis tanaman.

5. Pengairan kebutuhan air sangat mutlak bagi pertumbuhan dan perkembangan

tanaman pertanian. Seperti pemberian pupuk, pemberian air yang berlebihan

bisa mematikan tanaman. Air yang menggenang menyebabkan sirkulasi udara

tidak berjalan lancar dan tanaman mudah terserang penyakit akar.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli tersebut, penulis mengambil beberapa

faktor yang akan penulis jadikan indikator dalam pelaksanaan pembangunan

pertanian yang berkelanjutan di Kabupaten Sukoharjo yaitu: lahan pertanian

sarana produksi (saprodi) seperti pupuk, bibit, danpestisida; sarana prasarana

pertanian seperti alat mesin pertanian (alsintan) dan irigasi; program

penyuluhan pertanian; dan kelembagaan pertanian (Soetriono, Suwandari,

Rijanto, 2006: 65-69).

2.4 Program Pertanian Berkelanjutan Oleh Serikat Petani Indonesia

Program Pertanian Berkelanjutan pertama kali dilaksanakan pada warga petani

binaan Serikat Petani Indonesia di Kelurahan Pangkalan Mansyur, Kecamatan

Medan Johor tepatnya berada di Jalan Eka Rosa sejak tahun 2010, dan ternyata

program yang baru bergerak selama kurang lebih lima tahun ini sudah dapat

dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitar kelurahan. Dengan adanya program

Pertanian Berkelanjutan ini perekonomian keluarga warga binaan mengalami

peningkatan, karena manfaat yang dirasakan tersebut maka program ini mengalami

perkembangan hingga pada warga petani binaan di desa Damak Maliho Kecamatan

(34)

masih diterapkan hingga saat ini

10.18 wib).

Pelaksanaan pertanian berkelanjutan oleh Serikat Petani Indonesia bersumber

dari tradisi pertanian keluarga yang menghargai, menjamin dan melindungi

keberlanjutan alam untuk mewujudkan kembali budaya pertanian sebagai kehidupan.

Oleh karena itu, Serikat Petani Indonesia mengistilahkan Pertanian Berkelanjutan

berbasis keluarga petani, untuk membedakannya dengan konsep pertanian organik

berbasis agribisnis. Pertanian berkelanjutan merupakan tulang punggung bagi

terwujudnya kedaulatan pangan. Peran Serikat Petani Indonesia sebagai pendamping

petani dalam pelaksanaan program pertanian berkelanjutan ini ialah sebagai pelatih,

marketing maupun sebagai fasilitator yang bertujuan untuk mensejahterakan

masyarakat petani Indonesia yang diukur dari sosial ekonomi masyarakat petaninya

Dalam penerapan Program Pertanian Berkelanjutan, Serikat Petani Indonesia

telah memiliki program rutin yang dikelola di Kelurahan Pangkalan Mansyur.

Adapun kegiatan rutin Serikat Petani Indonesia di Kelurahan Pangkalan Mansyur

ialah :

1. Pelatihan oleh Serikat Petani Indonesia kepada petani binaan

2. Pengelolaan marketing oleh Serikat Petani Indonesia kepada petani binaan

3. Peran Fasilitator Serikat Petani Indonesi

(35)

2.4.1 Pelatihan oleh Serikat Petani Indonesia kepada Petani Binaan

Pelatihan merupakan salah satu kegiatan penyuluhan dalam rangka

memberdayakan masyarakat khususnya untuk meningkatkan pengetahuan,

keterampilan dan sikap petani sebagai sasaran penyuluhan pertanian. Keberadaan

petani yang memiliki sikap, keterampilan dan pengetahuan yang memadai dalam

bidang pertanian, diharapkan dapat mendukung dan berperan serta dalam

pembangunan pertanian. Karena itu pelatihan petani perlu dilaksanakan dan

dikembangkan dengan memperhatikan faktor efisiensi, efektivitas dan relevansi

pukul 08.11 wib).

Pelatihan oleh Serikat Petani Indonesia merupakan keterlibatan Lembaga

Serikat Petani Indonesia untuk melakukan pelatihan agar terwujud perubahan yang

lebih baik sesuai dengan yang diharapkan dari hasil panen sebelum mendapatkan

pelatihan. Adapun bentuk pelatihan oleh Serikat Petani Indonesia ialah :

a. Uji coba pertanian organik.

Henry Saragih, Ketua Umum Serikat Petani Indonesia, mengatakan

pengembangan pupuk organik merupakan salah satu bagian upaya Serikat

Petani Indonesia untuk membangun pola pertanian berkelanjutan dan

pertanian organik.“Serikat Petani Indonesia akan terus mengembangkan

pupuk organik sebagai salah satu upaya untuk melepaskan ketergantungan

petani dari pupuk kimia dan memperkuat pola pertanian

berkelanjutan,” katanya. Adapun pengembangan pupuk Bokhasi yang

diarahkan untuk tanaman padi, menurutnya, dapat membantu petani

mengurangi beban produksi, terlebih harga pupuk kimia yang semakin

(36)

menjadisalah satu komoditas pertanian yang paling krusial di Indonesia

menyusul keputusan pemerintah untuk melakukan impor beras dari Thailand

dan Vietnam. Pupuk Bokhasi dapat membantu para petani untuk menggenjot

hasil produksinya dengan kualitas yang lebih baik,” ujar Henry. Selain

pengembangan pupuk organik, tambahnya, Serikat Petani Indonesia juga

masih terus mengembangkan ‘pusat perbenihan’ di areal Pusdiklat Bogor

yang saat ini sudah memiliki hampir seluruh bibit jenis tanaman pertanian di

Indonesia, khususnya 50 jenis tanaman unggulan, termasuk padi. Pusat

perbenihan itu sendiri berfungsi untuk melakukan konservasi bibit dan

memproduksi bibit-bibit unggulan yang dapat dipasok oleh para petani,

khususnya ratusan ribu petani anggota Serikat Petani Indonesia di seluruh

tanah air.

b. Pelatihan budidaya tani.

Metode ini intinya adalah teknik budidaya tanaman yang mampu

meningkatkan produktivitas tanpa menghancurkan kualitas tanah. Setidaknya

ada empat rekayasa teknis yang dibutuhkan di sini, yaitu persiapan benih

berkualitas, pengolahan tanah teratur, pemupukan yang tepat menggunakan

kompos dan pupuk hijau, serta pemeliharaan yang telaten dan

teratur.”Kotoran sapi dan daun busuk punya unsur hara tinggi.Selama ini ada

anggapan salah di kalangan petani. Petani menganggap kalau mau panen

banyak, harus mengutamakan kesuburan tanamannya. Padahal, yang

terpenting adalah tanah. Kalau tanah subur, ditanami apa saja pasti tumbuh

dengan baik (www.spi.or.id diakses pada 14 april 2014 pukul 14.14

(37)

2.4.2 Pengelolaan Marketing oleh Serikat Petani Indonesia kepada Petani Binaan

Tujuan Serikat Petani Indonesia menggunakan metode marketing sebagai salah

satu bentuk dari program pertanian berkelanjutan ialah sebagai cara untuk

memasarkan hasil panen petani secara langsung ke pasar guna menghindari

keberadaan tengkulak yang dapat merugikan pendapatan petani. Adapun bentuk

marketing dalam program pertanian berkelanjutan ini ialah pemasaran hasil tani yaitu

memasarkan secara langsung hasil panen petani ke pasar dengan harga yang efesien

(tidak merugikan petani), serta melibatkan petani dalam proses pemasaran

2.4.3 Peran Fasilitator Serikat Petani Indonesia

Peran fasilitator anggota Serikat Petani Indonesia di setiap basis ialah

memfasilitasi segala bentuk yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi petani

terhadap pihak yang terkait baik itu pihak pemerintah maupun non pemerintah.

Adapun metode fasilitator dalam program pertanian berkelanjutan ini ialah :

a. Membangun jaringan dengan lembaga-lembaga pertanian lainnya.

b. Menyediakan informasi tentang benih dan teknologi budidaya tani

c. Fasilitas diskusi tentang pertanian

(38)

2.5. Sosial Ekonomi

Kata sosial menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah segala sesuatu yang

berkenaan dengan masyarakat. Kegiatan sosial tidak terlepas dari tindakan-tindakan

sosial dan interaksi sosial, tindakan sosial adalah hal-hal yang dilakukan individu

atau kelompok. Interaksi adalah proses dimana individu dengan individu, individu

dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok yang satu dengan yang lain

(http://id.wikipedia.org/wiki/Sosial_Ekonomi diakses pada tanggal 18 febuari 2014

pukul 21.16 wib).

Melly G.Tan dalam Gunawan, Muktar mengatakan untuk melihat kedudukan

sosial ekonomi adalah dengan melihat pekerjaan, penghasilan dan pendidikan

seseorang. Berdasarkan hal ini masyarakat dapat digolongkan ke dalam kedudukan

sosial ekonomi rendah, sedang dan tinggi yaitu dengan :

1. Golongan masyarakat berpenghasilan rendah, yaitu masyarakat yang

menerima pendapatan lebih rendah dari keperluan untuk memenuhi tingkat

hidup minimal mereka perlu mendapatkan pinjaman dari orang lain.

2. Golongan masyarakat berpenghasilan sedang, yaitu pendapatan harga cukup

untuk memenuhi kebutuhan pokok dan tidak dapat menabung.

3. Golongan masyarakat yang berpenghasilan tinggi, yaitu selain dapat

memenuhi kebutuhan pokok juga dari pendapatan itu dapat ditabungkan

untuk kebutuhan lain (Migley dalam Gunawan, 2010: 7).

Penggunaan tolok ukur ekonomi pada awalnya didasari dari pandangan para

ekonom yang melihat realitas perbedaan tingkat pendapatan masyarakat yang

mencolok di negara-negara maju (develop) dengan negara-negara miskin/tertinggal

(lessdeveloped). Pertumbuhan ekonomi telah dijadikan prioritas utama, sehingga

(39)

menggunakan kata pembangunan tanpa diikuti dengan kata lain di belakangnya,

maka akan selalu diinterprestasikan sebagai pembangunan ekonomi (Soetomo dalam

Gunawan, 2010: 9).

Interprestasi pengertian pembangunan tersebut dipandang Migley (dalam

Gunawan, 2010: 9) sebagai konsep pembangunan telah terdistorsi. Artinya,

keberhasilan pembangunan dapat dipahami sebagai kemajuan ekonomi. Berbagai

kata yang mengikuti istilah pembangunan, tentunya akan berkaitan dengan tolok

ukur yang digunakan untuk melihat kondisi.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tolok ukur

peningkatan sosial ekonomi dapat dilihat dari kondisi pendapatan, pangan,

pendidikan maupun kesehatan. Keberhasilan dalam pembangunan ialah apabila

masyarakatnya sudah mengalami peningkatan ekonomi setiap tahunnya sesuai

dengan kebutuhannya. Adapun tolok ukur tersebut secara rincinya ialah :

1. Produktivitas

2. Pendapatan

3. Kebutuhan pemenuhan pangan

4. Kondisi pendidikan anak

5. Sarana perumahan

6. Rekreasi

(40)

2.5.1 Produktivitas

Produktivitas mengandung pengertian filosofis, definisi kerja dan teknis

operasional, secara filosofis, Produktivitas mengandung pandangan hidup dan sikap

mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan. Keadaan hari ini

harus lebih baik dari kemarin, dan mutu kehidupan besok harus lebih baik dari hari

ini. Pandangan hidup dan sikap mental yang demikian akan mendorong manusia

untuk tidak cepat merasa puas dan akan terus meningkatkan kemampuan kerjanya

diakases pada tanggal 12 mei 2014 pukul 08.23 wib).

Produktivitas termasuk di dalamnya ialah hasil panen dan luas lahan pertanian.

Tanaman pertanian yang dikembangkan pada umumnya ialah tanaman cabai yang

berusia tiga bulan dari masa tanam untuk dapat dipanen, kemudian tanaman sayur

mayur yang juga berusia tiga bulan secara umum untuk dapat dipanen, serta tanaman

padi yang secara umum berusia enam bulan dari masa tanam untuk dapat dipanen

2.5.2. Pendapatan

Pengertian pendapatan dikemukakan oleh Dyckman (2002: 234) bahwa

pendapatan adalah “arus masuk atau peningkatan lainnya atas aktiva sebuah entitas

atau penyelesaian kewajiban (atau kombinasi dari keduanya) selama satu periode

dari pengiriman atau produksi barang, penyediaan jasa, atau aktivitas lain yang

merupakan operasi utama atau sentral entitas yang sedang berlangsung”

(41)

pada 14 april 2014 pukul 15.22 wib). Pendapatan oleh program pertanian

berkelanjutan ini diukur dengan :

a. Pendapatan petani setiap bulannya dari hasil panen.

b. Kemampuan petani menabung setiap bulannya.

c. Dimana petani menyimpan tabungannya

2014 pukul 15.39 wib).

2.5.3 Pangan

Pengertian pangan menurut Peraturan Pemerintah RI nomor 28 tahun 2004

ialah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah, yang

diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia. Adapun

yang termasuk ke dalam bentuk pangan ialah bahan tambahan pangan, bahan baku

pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan

pembuatan makanan atau minuman. Pangan yang dikonsumsi petani dan keluarganya

diukur dengan indikator :

a. Jenis makanan yang dikonsumsi petani dan keluarga setiap harinya.

b. Kualitas gizi makanan yang dikonsumsi petani dan keluarga setiap harinya.

Kualitas gizi yang baik ialah yang sesuai dengan pemenuhan empat sehat lima

sempurna, seperti pemenuhan daging, telur, ikan segar, susu dan sayur mayur.

Daging dibutukan tubuh karena daging mengandung protein hewani dan protein yang

diperlukan tubuh dalam pembentukan sel-sel yang rusak didalam tubuh. Telur

memiliki kandungan protein yang sangat tinggi. Protein di butuhkan tubuh untuk

menjaga kekebalan tubuh manusia. Mengkonsumsi telur dalam takaran yang

(42)

gangguan kesehatan, seperti masalah kulit. Ikan segar memiliki kandungan protein

yang sangat tinggi yang baik untuk pembentukan sel-sel otak manusia. Susu yang

mengandung zat kalsium yang tinggi membantu pertumbuhan tulang dan

menguatkan otot-otot tubuh. Selain itu susu mengandung unsur-unsur separti zat

kalium, omega, protein, yang diperlukan oleh tubuh manusia. Sayur mayur banyak

mengandung vitamin dan serat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh

(www.pengertianahli.com diakses pada 14 april 2014 pukul 16.11 wib).

2.5.4. Pendidikan

Pendidikan yaitu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memilki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan

masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang

tidak dapat dilihat. Orangtua berkewajiban dalam memenuhi kebutuhan pendidikan

anaknya. Pendidikan sangat berpengaruh terhadap pola pikir dan prilaku seorang

individu. Putus sekolah anak ditengah jalan berakibat kepada peningkatan jumlah

pengangguran karena kemampuan yang dimiliki anak putus sekolah tidak mencukupi

untuk mengisi lapangan pekerjaan yang semakin canggih yang membutuhkan

keahlian khusus, selain itu anak-anak yang mengganggur akan semakin didesak oleh

kebutuhan yang terus meningkat, mendorong untuk bertindak kriminalitas seperti

pencurian, perampokan pembunuhan dan lain-lain.

Adapun yang menjadi indikator suatu pendidikan ialah :

(43)

b. Pendidikan non formal (raflengerungan.wordpress.comdiakses pada 14 april 2014 pukul 19.11 wib).

2.5.5 Kesehatan

Menurut WHO kesehatan ialah suatu keadaan sejahtera dari badan jiwa, dan

sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Selanjutnya kesehatan juga merupakan suatu keadaan fisik, mental, dan sosial

kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit kelemahan. Pada dasarnya

kesehatan itu meliputi tiga aspek, antara lain :

1. Kesehatan fisik terwujud apabila seseorang tidak merasa dan mengeluh sakit.

2. Tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit.

3. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.

Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penanggulangan dan gangguan

kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan atau perawatan. Adapun

yang menjadi indikator dalam pemenuhan kesehatan yaitu :

a. Kemampuan untuk membeli obat-obatan.

b. Kemampuan untuk berobat ke dokter.

c. Kemampuan pemenuhan kebutuhan spiritual

2.5.6 Sarana Perumahan

Rumah sebagai tempat berlindung dari pengaruh luar manusia, seperti iklim,

(44)

keadaan keluarga dimasa depan setelah mendapatkan rumah. Jaminan keamanan atas

lingkungan perumahan yang ditempati serta jaminan keamanan berupa kepemilikan

rumah dan lahan.

Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung,

dapat merupakan kawasan perkotaan dan perdesaan. Berfungsi sebagai lingkungan

tempat tinggal atau hunian dan tempat kegiatan yang mendukung peri kehidupan dan

penghidupan. Pemukiman dapat diartikan juga sebagai perumahan atau kumpulan

rumah dengan segala unsur serta kegiatan yang berkaitan dan yang ada di dalam

pemukiman. Pemukiman dapat terhindar dari kondisi kumuh dan tidak layak huni

jika pembangunan perumahan sesuai dengan standar yang berlaku, salah satunya

dengan menerapkan persyaratan rumah sehat .

2.5.7.Rekreasi

Rekreasi, dari bahasa Latin, re-creare, yang secara harfiah berarti membuat

ulang, adalah kegiatan yang dilakukan untuk penyegaran kembali jasmani dan rohani

seseorang. Hal ini adalah sebuah aktivitas yang dilakukan seseorang di samping

bekerja. Kegiatan yang umum dilakukan untuk rekreasi adalah pariwisata, olahraga,

bermain, dan hobi. Kegiatan rekreasi umumnya dilakukan pada akhir pekan.

Rekreasi merupakan aktivitas yang dilakukan oleh orang-orang secara sengaja

sebagai kesenangan atau untuk kepuasan, umumnya dalam waktu senggang. Rekreasi

memiliki banyak bentuk aktivitas di mana pun tergantung pada pilihan individual.

Beberapa rekreasi bersifat pasif seperti menonton televisi atau aktif seperti olahraga.

Rekreasi telah menjadi unsur penting dalam kehidupan modern. Pendapatan,

(45)

orang lebih banyak uang, waktu dan pergerakan yang lebih tinggi untuk melakukan

rekreasi. Pada saat ini, rekreasi telah menjadi industri besar. Rekreasi umumnya

berdampak pada rasa senang tingkat kesehatan fisik dan mental manusia

(Wikipedia.rekreasipada 14 april 2014 pukul 22.09 wib).

2.6. Kesejahteraan Sosial

Menurut Undang Undang No.11 Tahun 2009, kesejahteraan sosial ialah

terpenuhinya kebutuhan materil, spritual dan sosial warga negara agar dapat hidup

layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsinya.

Menurut Arthur (dalam Nurdin 2002: 28), mengemukakan kesejahteraan sosial

sebagai suatu bidang usaha manusia, dimana di dalamnya terdapat berbagai macam

badan dan usaha sosial yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dari segi

sosial pada bidang-bidang kehidupan keluarga dan anak, kesehatan, penyesuaian

sosial, waktu senggang, standar-standar kehidupan dan hubungan sosial.

Dalam buku PBB I berjudul Report on International and Measurement of

Standar and Level Living, badan dunia tersebut menetapkan 10 jenis komponen yang

harus digunakan sebagai dasar untuk memperkirakan manusia, meliputi :

1. Kesehatan

2. Makanan dan gizi

3. Kondisi pekerjaan

4. Situasi kesempatan kerja

5. Konsumsi

6. Pengangkutan

7. Perumahan

(46)

9. Rekreasi dan hiburan

10. Jaminan sosial

Pada perkembangan selanjutnya, PBB kembali membahasnya melalui

pendekatan konsumsi.Pada tahap ini PBB mendiskusikannya dengan berbagai badan

khusus, seperti ILO, WHO, FAO, UNESCO. Hasilnya dirumuskan adanya beberapa

jenis komponen yang harus digunakan sebagai dasar untuk memperkirakan

kebutuhan manusia, meliputi :

1. Konsumsi

2. Kesehatan bahan makanan dan gizi

3. Pendidikan

4. Kesempatan kerja dan kondisi pekerjaan

5. Perumahan

6. Sandang

7. Rekreasi

8. Jaminan sosial (Wikipedia.id.kesejahteraansosialdiakses pada 11 april 2014

pukul 22.29 wib).

Proses yang terjadi dalam pembangunan kesejahteraan sosial juga dapat

dipahami dari suatu kondisi yang paling buruk sampai pada kondisi yang ideal.

Menurut Soetomo (dalam Gunawan 2010: 10) perubahan dari realita yang disebut

masalah sosial yang merupakan kondisi yang tidak diharapkan (illfare), menuju

kondisi masyarakat yang disebut ideal yang biasa disebut wellfare. Dalam praktek

kehidupan masyarakat, kondisi wellfare tidak pernah menjadi realitas sehingga lebih

tepat disebut idealisme. Tolok ukur terhadap hasil yang dicapai dalam pembangunan

(47)

pembangunan berkonotasi sebagai sebuah proses perubahan ekonomi yang dibawa

oleh proses perubahan ekonomi yang dibawa oleh proses industrialisasi.

2.7. Kerangka Pemikiran

Pertanian organik dapat diartikan sebagai suatu sistem produksi pertanaman

yang berasaskan daur ulang hara secara hayati. Daur ulang hara dapat melalui sarana

limbah tanaman ternak, serta limbah lainnya yang mampu memperbaiki kesuburan

dan struktur tanah. Melaksanakan pertanian organik diperlukan peningkatan

pengetahuan melalui jalur pendidikan dan pelatihan tentang kesehatan tanah dan

perlindungan tanaman secara organik, yang selanjutnya dapat dijadikan sebagai

materi penyuluhan pertanian.

Adanya program Pertanian Berkelanjutan ini para petani yang dibawah binaan

Lembaga Serikat Petani Indonesia masih terus merintis kegiatan-kegiatan rutin yaitu

berupa pendampingan pertanian kepada kelompok tani, mengadakan diskusi di

tingkat Paguyuban, membangun jaringan dengan lembaga-lembaga ditingkat

paguyuban dibidang pertanian, memfasilitasi para petani untuk mendapatkan

dukungan program dari pemerintah, mengadakan uji coba pertanian organik,

pelatihan budidaya tani serta menyediakan info tentang benih maupun teknologi

budidaya. Adapun keseluruhan kegiatan yang dilakukan oleh Lembaga Serikat Petani

Indonesia tersebut mempunyai tujuan untuk meningkatkan kehidupan sosial ekonomi

(48)

Gambar 2.7

Bagan Kerangka Pemikiran

Pertanian Berkelanjutan :

1. Pelatihan

a. Uji coba pertanian organik

b. Pelatihan budi daya tani

2. Marketing

a. Pemasaran hasil tani.

b. Biaya pemasaran.

3. Fasilitator

a. Membangun jaringan dengan lembaga-lembaga pertanian

lainya.

b. Menyediakan informasi tentang benih dan teknologi

budidaya tani.

c. Fasilitas diskusi tentang pertanian Serikat Petani Indonesia

Sosial Ekonomi Petani 1. Produktivitas

2. Pendapatan

3. Kebutuhan pemenuhan pangan 4. Kondisi pendidikan

5. Kesehatan

(49)

2.8 Hipotesis

Secara etimologi istilah hipotesis berasal dari bahasa latin, yang terdiri dari

dua kata, yaitu hipo yang berarti sementara dan these yang berarti pernyataan.

Dengan demikian secara sederhana hipotesis dapat diartikan sebagai pernyataan

sementara. (Siagian, 2011: 147) mengemukakan bahwa hipotesis adalah suatu

pernyataan sementara yang menyatakan hubungan antara dua variabel atau lebih

variabel. Hipotesis harus dirumuskan dalam bentuk kalimat pernyataan.

Hipotesis yang baik harus menyatakan hubungan yang jelas dan tegas antara

dua atau lebih variabel dan juga membenarkan, bahkan memerlukan pengujian atas

kebenaran pernyataan yang dirumuskan. Maka dapatlah kita simpulkan bahwa

hipotesis adalah suatu pernyataan yang menegaskan hubungan antara dua atau lebih

variabel dimana pernyataan tersebut merupakan jawaban yang bersifat sementara

atas masalah penelitian. Selain itu hipotesis adalah arahan sementara untuk

menjelaskan fenomena yang diteliti (Siagian, 2011: 149).

Adapun hipotesis dalam penelitian ini ialah :

Ha : Ada pengaruh antara program pertanian berkelanjutan

terhadap ekonomi masyarakat oleh Serikat Petani Indonesia di

Kelurahan Pangkalan Mansyur Medan

Ho : Tidak ada pengaruh antara program pertanian berkelanjutan terhadap ekonomi masyarakat oleh Serikat Petani Indonesia di

(50)

2.9. Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional 2.9.1. Defenisi Konsep

Konsep merupakan istilah khusus yang digunakan para ahli dalam upaya

menggambarkan secara cermat fenomena sosial yang akan diteliti, untuk

menghindari salah pengertian atas makna konsep-konsep yang akan dijadikan objek

penelitian. Dengan kata lain, penulis berupaya membawa para pembaca hasil

penelitian ini untuk memaknai konsep sesuai dengan yang diinginkan dan

dimaksudkan oleh penulis. Jadi, definisi konsep ialah pengertian yang terbatas dari

suatu konsep yang dianut dalam suatu penelitian (Siagian, 2011: 138).

Pengertian konsep-konsep yang akan digunakan, maka penulis membatasi

konsep-konsep tersebut sebagai berikut:

1. Pengaruh adalah suatu kekuatan atau daya dari Lembaga Serikat Petani

Indonesia terhadap warga petani binaan di Kelurahan Pangkalan Mansyur

Medan guna meningkatkan sosial ekonomi masyarakatnya.

2. Program adalah rancangan mengenai asas serta usaha yang akan dijalankan.

3. Pertanian berkelanjutan adalah suatu cara bertani yang mengintegrasikan

secara komprehensif aspek lingkungan hingga sosial ekonomi masyarakat

pertanian yang bertujuan untuk memutus ketergantungan petani terhadap

input eksternal dan penguasa pasar yang mendominasi sumber daya agraria.

4. Sosial ekonomi adalah suatu kebutuhan yang saling berkaitan karena apabila

kebutuhan ekonomi seseorang tidak terpenuhi maka akan terjadi dampak

sosial yang terjadi di masyarakat.

5. Kesejahteraan sosial merupakan sistem yang terorganisir dan pelayanan

sosial, yang dirancang untuk membantu individu ataupun kelompok agar

(51)

2.9.2. Defenisi Operasional

Ditinjau dari proses atau langkah-langkah penelitian, dapat dikemukakan

bahwa perumusan defenisi operasional adalah langkah lanjutan dari defenisi konsep.

Jika perumusan defenisi konsep ditujukan untuk mencapai keseragaman pemahaman

tentang konsep-konsep, baik berupa obyek, peristiwa maupun fenomena yang diteliti,

maka perumusan operasional ditujukan dalam upaya transformasi konsep ke dunia

nyata sehingga konsep-konsep peneliti dapat diobservasi (Siagian, 2011: 141).

Adapun yang menjadi defenisi operasional dalam penelitian ini yaitu :

A. Variabel bebas (independent variabel) dapat didefenisikan sebagain variabel

atau sekelompok atribut yang mempengaruhi atau memberikan akibat

terhadap variabel atau sekelompok atribut yang lain. Ada kalanya variabel

bebas itu disebut dengan variable pengaruh. Biasanya untuk variabel bebas

diberikan simbol “x”, sehingga sering disebut variabel x (Siagian, 2011: 89).

Variabel bebas dalam penelitian ini ialah Program Pertanian Berkelanjutan

dengan indikator sebagai berikut :

1. Pelatihan oleh Serikat Petani Indonesia kepada petani binaan

a. Uji coba pertanian organik

i. Sumber informasi

ii. Ketertarikan responden terhadap uji coba pertanian organik

iii. Pelaksanaan sosialisasi oleh Serikat Petani Indonesia

iv. Pelaksanaan sosialisasi

b. Pelatihan budidaya tani.

i. Pertama kali mengikuti pelatihan budidaya tani

ii. Pelaksanaan pelatihan Serikat petani Indonesia

(52)

iv. Pemberian bibit organik

v. Pemberian pupuk organik

vi. Hasil panen

2. Pengelolaan Marketing oleh Serikat Petani Indonesia kepada Petani Binaan

a. Jarak tempuh dari lokasi pengelolaan hasil panen ke pasar

b. Alat transport yang digunakan

c. Potongan biaya pemasaran hasil panen

3. Peran Fasilitator Serikat Petani Indonesia

a. Permasalahan pertanian

b. Keterlibatan fasilitator dengan petani

c. Pelaksanaan pertemuan diskusi dengan lembaga pertanian lainnya

oleh Serikat Petani Indonesia

d. Pelaksanaan pertemuan diskusi dengan lembaga pertanian lainnya

oleh responden

B. Variabel terikat (dependent variabel) secara sederhana dapat diartikan

sebagai variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Melihat kedudukannya,

maka variabel terikat sering juga disebut variabel terpengaruh. Biasanya

untuk variabel terikat ini diberi notasi “y”, sehingga disebut sebagai variabel

y (Siagian, 2011: 90). Variabel tekait dalam penelitian ini ialah sosial

ekonomi masyarakat dengan indikator sebagai berikut :

1. Produktivitas

a. Luas lahan

b. Hasil panen

(53)

a. Hasil pendapatan sebelum mengikuti program

b. Hasil pendapatan setelah mengikuti program

c. Hasil simpanan setiap bulannya

d. Hasil tabungan

3. Kebutuhan pemenuhan pangan

a. Rata-rata makan dalam sehari

b. Berapa kali mengkonsumsi menu empat lima sempurna setiap

bulannya

4. Kondisi pendidikan anak

a. Jumlah anak yang bersekolah

b. Dimana anak bersekolah

c. Tingkat sekolah anak

d. Apakah anak ada yang putus sekolah

5. Kesehatan

a. Kemanakah pergi berobat

b. Kemampuan untuk rawat inap di rumah sakit

c. Sumber biaya berobat

6. Perumahan

a. Status kepemilikan rumah / tempat tinggal

b. Cara pembayaran rumah

c. Tipe perumahan / tempat tinggal

7. Rekreasi

a. Kemampuan berlibur

Gambar

Gambar 2.7
Tabel. 1 Distribusi Responden Berdasarkan Agama
Tabel. 3 Distribusi Responden Berdasarkan Suku Bangsa
Tabel. 4 Distribusi Responden Berdasarkan JumlahAnak
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

a. Dalam perencanaan pelatihan meliputi : i) Untuk mengidentifikasi kebutuhan warga belajar dengan cara mengidentifikasi permasalahan sosial anak yang berkonflik dengan hukum

didefinisikan oleh Tabel 5.1, di mana p dan q adalah variabel proposisi dengan nilai benar (T) atau salah (F). Karena ada berbagai macam operator fuzzy complement, fuzzy union,

Several discrete stochastic programming studies have represented both tactical farm management responses and risk aversion (Schroeder and Feath- erstone, 1990; Featherstone et

[r]

Pengantar kuliah struktur lanjutan [bentang lebar].. • Mahasiswa mengerti definisi

pada semester 1 (Ganjil) tahun pelajaran 2015/2016 meliputi pembagian tugas mengajar oleh setiap guru bidang studi dalam melaksanakan kewajiban mengajar dan tugas

• Mahasiswa memahami beberapa jenis sistem struktur bentang lebar dari material   kayu.. • Mahasiswa mampu mengaplikasikan struktur bentang lebar sederhana pada sebuah model