PENGARUH PROGRAM PERTANIAN
BERKELANJUTAN TERHADAP EKONOMI
MASYARAKAT OLEH SERIKAT PETANI INDONESIA
DI KELURAHAN PANGKALAN MANSYUR MEDAN
JOHOR
Diajukan Guna Memenuhi Tugas Dan Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Di Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera
Utara Disusun Oleh :
Nama : Ismail F Hasurungan Naibaho NIM : 100902006
DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
HALAMAN PERSETUJUAN Nama : Ismail F Hasurungan Naibaho
NIM : 100902006
Departemen : Ilmu Kesejahteraan Sosial
Judul : Pengaruh Program Pertanian Berkelanjutan Terhadap Ekonomi
Masyarakat Oleh Serikat Petani Indonesia Di Kelurahan
Pangkalan Mansyur Medan Johor
Medan, Oktober
2015
PEMBIMBING
(Drs. Bengkel, M.Si) NIP. 19630103 198903 1 003
KETUA DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL
(Hairani Siregar S.Sos, M. Sp) NIP. 19710927 199801 2 001
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
(Drs. Zakaria M. Sp) NIP. 19580115 198601 1 002 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan panitia penguji skripsi Departemen
Ilmu Kesejahteraan Sosial pada:
Hari :
Tanggal :
Pukul :
Tempat :
TIM PENGUJI Ketua : Hairani Siregar S.Sos, Msp
(……….)
(NIP. 197109271998012001)
Penguji I : Mastauli Siregar S.Sos, Msi
(……….)
(NIP. 197102072001122001)
Penguji II : Drs. Bengkel, M.Si
(……….)
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL ABSTRAK
Pengaruh Program Pertanian Berkelanjutan Terhadap Ekonomi Masyarakat Oleh Serikat Petani Indonesia Di Kelurahan Pangkalan Mansyur
Medan Johor
OLEH : ISMAIL F HASURUNGAN NIM : 100902006
Keluarga yang kurang mampu dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga
akan berdampak terhadap pendidikan serta kesehatan keluarga karena sebagaimana
diketahui pendidikan dan kesehatan sangat diperlukan dalam menjalani kehidupan
sehari – hari. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui Pengaruh Program
Pertanian Berkelanjutan Terhadap Ekonomi Masyarakat Oleh Serikat Petani
Indonesia Di Kelurahan Pangkalan Mansyur Medan Johor.
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode eksplanatif,
yang bertujuan untuk menguji hipotesis secara menyeluruh tentang sejauh mana
Pengaruh Program Pertanian Berkelanjutan terhadap sosial ekonomi masyarakat di
kelurahan Pangkalan Mansyur Medan Johor dengan menggunakan teknik analisis
data deskriptif.
Kata kunci: Pertanian Berkelanjutan, Kedaulatan Pangan.
ABSTRACT
ToinfluenceeconomicprogramsSustainable AgricultureSocietybyIndonesian Farmers UnionMansourOnBaseVillageMedan Johor
NAME: ISMAILFHASURUNGAN NIM: 100902006
Familiesareless ableto meetthe economic needs offamilieswillhave an impact
oneducationand healthas it is knownthe familyforeducationandhealthare
indispensableto live adaily life -today. The research objectivewas todetermine the
effectSustainable AgricultureProgramAgainstEconomicCommunitybyIndonesian
Farmers UnionOnBaseMansourvillageof MedanJohor.
This type of researchusedin this research isan explanatorymethod, whichaims totest
theoverallhypothesisabout the extentEffect ofSustainable
AgricultureProgramonsocio-economiccommunitiesinvillagesBaseMansourMedan
Johorusingdescriptive dataanalysis techniques.
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karuniaNya. Selanjutnya Shalawat beriring salam kepada Rasulullah Muhammad
SAW sebagai penuntun ke jalan yang benar.
Penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi ini yang berjudul “Pengaruh
Program Pertanian Berkelanjutan Terhadap Ekonomi Masyarakat Oleh Serikat Petani
Indonesia Di Kelurahan Pangkalan Mansyur Medan Johor”.
Dalam penulisan Skripsi ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan dan
jauh dari sempurna. Hal ini tidak terlepas dari keterbatasan yang penulis miliki,
sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan penulis dimasa
yang akan datang. Penulis berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat baik bagi
penulis sendiri maupun bagi pihak – pihak lain yang berkepentingan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Skripsi ini dapat diselesaikan hanya
dengan bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun
tidak langsung. Dalam kesempatan ini, dengan hati ikhlas penulis ucapkan
terimakasih yang sebesar – besar nya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, Msi selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Hairani Siregar, S. Sos, Msp selaku Ketua Departemen Ilmu
Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah
memberikan kelapangan ataupun kemudahan berupa moril materil
selama mengikuti pendidikan.
3. Bapak Drs. Bengkel Ginting, M.Si selaku Dosen pembimbing saya
yang selalu meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan
4. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik
Universitas Sumatera Utara untuk segala ilmu pengetahuan yang telah
diberikan.
5. Kak Zuraida selaku pegawai Ilmu Kesejahteraan Sosial yang
memberikan dorongan dan kemudahan dalam mengurus administrasi
penelitian.
6. Ibu Zubaida Ketua SPI SUMUT yang telah membantu dan memberikan
dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan Skripsi.
7. Kak Yuli ketua Gapoktan yang telah membantu dan mempermudah
urusan penelitian.
8. Pengurus SPI SUMUT bang Jean Ari, Zulfie, Ijon, Randa yang telah
membantu dalam penyelesaian Skripsi.
9. Teristimewa kepada kedua orang tua Ayahanda Ruslan Oloan Naibaho
dan Ibunda Sangkot Lubis yang telah mengasuh, membesarkan dan
mendidik saya dengan penuh kesabaran dan ketabahan serta banyak
memberi moril dan kasih sayang, materil juga doa kepada saya hingga
saat ini. Hanya doa yang bisa saya panjatkan agar Ayahanda dan Ibunda
selalu dalam lindungan Allah SWT dan karunia kesehatan, panjang
umur, banyak rezeki dan tetap sabar dalam mendidik saya.
10. Terimakasih kepada adik – adik saya Lasna Khadijah Naibaho dan
Yazeed Sahat Majogi Naibaho yang memberikan semangat dalam
penyelesaian Skripsi.
11. Terimakasih kepada kawan – kawan Kepompong “ Ramadhan, M Raja
Metar, M Surya, Irsan, Raisa, Riza, Tania, Eni, dalam penyelesaian
12. Terimakasih spesial penulis sampaikan kepada Salmi Agustina Harahap
yang telah memberikan semangat dan membantu dalam penyelesaian
Skripsi.
13. Kepada kawan – kawan Sumatran Youth Food Movement (SYFM)
Randa Sinaga, Aditya, Afgan, Fahri, Sandi, Amri, Akbar, Tamora,
Andri, Bayung, Yuda, Joseph, Marlan, Haris, Acip, Rakib, Blek, Ridho,
Ricki, Gema dll yang masih berjuang dalam menegakkan kedaulatan
pangan.
14. Kepada kawan – kawan kos 2AG yang memberi semangat dalam
menyelesaikan Skripsi.
15. Terimakasih juga kepada Udak Wanda (Dorlan Samoga Naibaho), yang
telah membantu penulis baik moril dan juga materil semoga masih
dalam lindungan Allah SWT.
Penulis menyadari hasil penelitian ini belum sesuai dengan yang diharapkan
dan masih jauh dari kesempurnaan mengingat pengetahuan, waktu dan kemampuan
yang dimiliki. Dengan kerendahan hati penulis membuka diri untuk kritik dan saran
yang dapat membangun guna perbaikan di masa yang akan datang dan bermanfaat
bagi kita semua.
Medan, Oktober 2015
DAFTAR ISI
ABSTRAK ………. i
ABSTRACT ……….. ii
KATA PENGANTAR ……….. iii
DAFTAR ISI ………. vii
BAB I PENDAHULUAN ……… 1
1.1 Latar Belakang Masalah... 1
1.2 Perumusan Masalah... 8
1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian... 8
1.3.1 Tujuan Penelitian... 8
1.3.2 Manfaat Penelitian... 8
1.4 Sistematika Penulisan... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……….. 10
2.1 Pengaruh……….. 10
2.1.1 Pengertian Pengaruh……… 10
2.2 Program……… 10
2.2.1 Pengertian Program………. 11
2.3 Program Pertanian Berkelanjutan……… 11
2.3.1 Pengertian Pertanian Berkelanjutan……… 11
2.3.2 Aspek-Aspek Pelaksanaan Pertanian Berkelanjutan 15 2.4 Program Pertanian Berkelanjutan Oleh Serikat Petani Indonesia………. 19
Petani Binaan……….. 21
2.4.2 Pengelolaan Marketing Oleh Serikat petani Indonesia Kepada Petani Binaan……… 23
2.4.3 Peran Fasilitator Serikat Petani Indonesia……….. 23
2.5 Sosial ekonomi……….. 24
2.5.1 Produktivitas………. 26
2.5.2 Pendapatan……… 26
2.5.3 Pangan……….. 27
2.5.4 Pendidikan……… 28
2.5.5 Kesehatan……….. 29
2.5.6 Sarana Perumahan……… 30
2.5.7 Rekreasi……… 30
2.6 Kesejahteraan Sosial………. 31
2.7 Kerangka pemikiran………. 33
2.8 Hipotesis………... 36
2.9 Defenisi Konsep Dan Defenisi Operasional………. 37
2.9.1 Defenisi Konsep……… 37
2.92 Defenisi Operasional………. 38
BAB III METODE PENELITIAN ……….. 42
3.1 Tipe Penelitian ... 42
3.2 Lokasi Penelitian ... 42
3.3 Populasi dan Sampel ... 42
3.3.1 Populasi ... 42
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 43
3.5 Teknis Analisis Data ... 44
BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ………... 46
4.1 Sejarah Berdirinya SPI Sumut ………. 46
4.1.1. Tujuan Sosial-Ekonomi………. 48
4.1.2 Tujuan Sosial-Politik………. 48
4.1.3 Tujuan Sosial-budaya……….49
4.2 Visi Dan misi ……… 50
4.3 Program dan Kegiatan SPI ……… 50
4.4 Program Kerja SPI ……… 53
4.5 Letak Dan Kedudukan SPI ……….. 53
BAB V ANALISIS DATA ………. 54
5.1 Karakteristik Responden ………. 54
5.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Agama ……. 54
5.1.2 Karakteristik Berdasarkan Umur ……… 55
5.1.3 Karakteristik Berdasarkan Suku Bangsa …………. 55
5.1.4 Karakteristik Berdasarkan Jumlah Anak …………. 56
5.1.5 Karakteristik Berdasarkan Pendidikan Formal Terakhir ……… 56
5.2 Pengujian Hipotesis ………. 71
6.1 Kesimpulan ………... 74
6.2 Saran ……… 74
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL ABSTRAK
Pengaruh Program Pertanian Berkelanjutan Terhadap Ekonomi Masyarakat Oleh Serikat Petani Indonesia Di Kelurahan Pangkalan Mansyur
Medan Johor
OLEH : ISMAIL F HASURUNGAN NIM : 100902006
Keluarga yang kurang mampu dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga
akan berdampak terhadap pendidikan serta kesehatan keluarga karena sebagaimana
diketahui pendidikan dan kesehatan sangat diperlukan dalam menjalani kehidupan
sehari – hari. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui Pengaruh Program
Pertanian Berkelanjutan Terhadap Ekonomi Masyarakat Oleh Serikat Petani
Indonesia Di Kelurahan Pangkalan Mansyur Medan Johor.
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode eksplanatif,
yang bertujuan untuk menguji hipotesis secara menyeluruh tentang sejauh mana
Pengaruh Program Pertanian Berkelanjutan terhadap sosial ekonomi masyarakat di
kelurahan Pangkalan Mansyur Medan Johor dengan menggunakan teknik analisis
data deskriptif.
Kata kunci: Pertanian Berkelanjutan, Kedaulatan Pangan.
ABSTRACT
ToinfluenceeconomicprogramsSustainable AgricultureSocietybyIndonesian Farmers UnionMansourOnBaseVillageMedan Johor
NAME: ISMAILFHASURUNGAN NIM: 100902006
Familiesareless ableto meetthe economic needs offamilieswillhave an impact
oneducationand healthas it is knownthe familyforeducationandhealthare
indispensableto live adaily life -today. The research objectivewas todetermine the
effectSustainable AgricultureProgramAgainstEconomicCommunitybyIndonesian
Farmers UnionOnBaseMansourvillageof MedanJohor.
This type of researchusedin this research isan explanatorymethod, whichaims totest
theoverallhypothesisabout the extentEffect ofSustainable
AgricultureProgramonsocio-economiccommunitiesinvillagesBaseMansourMedan
Johorusingdescriptive dataanalysis techniques.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Pembangunan sebagai salah satu teori perubahan sosial ialah fenomena yang
luar biasa, karena sebuah gagasan dan teori begitu mendominasi dan mempengaruhi
pikiran umat manusia secara global, yakni bahkan seakan menjanjikan harapan baru
untuk memecahkan masalah - masalah kemiskinan dan keterbelakangan bagi
terkhusus di negara-negara dunia ketiga (Fakih Mansour, 2001:11).
Indonesia sebagai Negara agraris, bagian terbesar dari penduduk bermata
pencaharian pokok sebagai petani berfungsi sebagai penjamin kedaulatan pangan
bangsa, sektor ini juga telah menjadi tulang punggung kekuatan ekonomi nasional.
Dengan demikian, persoalan pertanian sesungguhnya merupakan masalah pokok bagi
masyarakat Indonesia. Sebagai salah satu dari berbagai teori perubahan sosial, teori
pembangunan pada dewasa ini menjadi meanstream dan teori yang paling dominan
mengenai perubahan sosial.
Pembangunan pertanian di Indonesia dianggap penting dari keseluruhan
pembangunan nasional. Ada beberapa hal yang mendasari mengapa pembangunan
pertanian di Indonesia mempunyai peranan penting, antara lain: potensi sumber daya
alam yang besar dan beragam, pendapatan nasional yang cukup besar, besarnya
ekspor nasional, besarnya penduduk Indonesia yang menggantungkan hidupnya pada
sektor ini, perannya dalam penyediaan pangan masyarakat dan menjadi basis. Potensi
pertanian yang besar namun pada kenyataannya sampai saat ini sebagian besar dari
petani kita masih banyak yang termasuk golongan miskin. Hal ini mengindikasikan
sektor pertanian (anakpintarunja.blogspot.com/2012/06-sistem-pertanian Indonesia,
Pada 12 september 2014 puku 23.05).
Meski telah terbukti bahwa sektor pertanian telah mampu menjadi tumpuan
kehidupan masyarakat yang sedang menghadapi krisis ekonomi, untuk menjadikan
sektor pertanian menjadi “Leading sector” dalam proses pembangunan bukanlah
suatu hal yang mudah. Membutuhkan investasi yang mahal untuk membangun
sebuah agroindustri yang mampu menjadi mesin pendorong pembangunan ekonomi
yang handal.
Pertanian yang merupakan sektor penghasilan utama di Indonesia masih modal
dalam melangsungkan proses hidup. Namun kenyataannya masih banyak petani yang
terhambat karena kurangnya persediaan modal untuk pertaniannya. Keadaan ini
diperburuk dengan banyak kebijakan pemerintah yang tidak pro petani. Kebijakan
yang ada sering kali bertimpangan dengan yang sebetulnya petani butuhkan. Hal ini
lah yang menjadi dasar betapa pentingnya perumusan kebijakan perlu diadakan
terlebih dahulu pengkajian keadaan dalam masyarakat sebenarnya melihat
bagaimana petani bereaksi. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi petani baik
yang bersifat eksternal maupun internal perlu di jabarkan agar solusi yang dibuat
tepat sasaran.
Penyelesaian permasalahan pangan yang ada, pemerintah mencetuskan dengan
apa yang dinamakan revolusi hijau yang berideologi
developmentalisme-modernisme, dari ideologi inilah yang akhirnya membawa dampak buruk terhadap
struktur ekonomi, sosial budaya, demografi, dan struktur penguasaan sumber agraria.
Struktur ekonomi revolusi hijau telah membawa ketimpangan dalam kecepatan
adanya ketimpangan pendapatan dan penguasaan lahan antar kelompok yang
semakin menajam dan semakin meningkatkan potensi konflik serta melumpuhkan
etika kehidupan sosial.
Konflik yang sering terjadi di tengah-tengah masyarakat pada dewasa ini ialah
konflik agraria. Salah satu penyebab konflik agraria adalah ketidak adilan dalam
struktur penguasaan dan pemilikan terhadap sumber-sumber agraria.Hal ini lah yang
menyebabkan petani di Indonesia tidak maju bahkan mengalami kemunduran dimana
hasil dari pertanian yang mereka tanam tidak bisa dinikmati dengan semestinya,
bahkan mengalami kerugian yang besar belum lagi pupuk yang mahal yang
disiapkan pemerintah dan menyebabkan tanah lahan untuk bertani bergantung
terhadap pupuk yang dijual pemerintah. Banyak pupuk yang dijualkan pemerintah
kepada petani adalah pupuk buatan luar negri oleh kaum kapitalis.
Situasi agraria yang tidak menentu ini diakibatkan begitu banyaknya sistem
yang menyimpang dari kepentingan rakyat petani. Ini tercermin dari keberpihakan
pemerintah sebagai eksekutor kepada sistem kapitalisme yang memakai semangat
modal, industrialisasi dan pasar. Kesemua hal itu mengakibatkan petani
terpinggirkan oleh zaman, karena model yang selalu diinginkan oleh para petani ini
adalah model perekonomian yang harmonis dan berorientasi pada azas-azas
kerakyatan.
Petani juga masih merupakan sektor strategis bagi Indonesia untuk waktu lima
sampai sepuluh tahun yang akan datang. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar
penduduk hidup dengan mata pencarian utama sebagai petani. Keberadaan
merupakan suatu kekuatan tersendiri bagi pembangunan nasional. Oleh karena itu
begitu banyak memberikan partisipasinya terhadap pembangunan seolah tidak
disadari, hal ini dapat dilihat dari kurangnya perhatian terhadap masyarakat petani.
Semakin lama petani semakin kurang terjamin kesejahteraannya, kemiskinan petani
semakin memprihatinkan. Masyarakat petani khususnya petani di kota, anak-anak
para petani banyak yang berpendidikan rendah bahkan banyak sekali yang tidak
pernah mengecap pendidikan (Samsudin, 2011 pelatihan peningkatan pertaniansehat
di akses 12 desember 2014 pukul 20.00 wib).
Masalah pertanian dari tahun ke tahun tidak banyak berubahnya, masalah yang
sama selalu membuat petani semakin miskin. Adapun masalah yang dihadapi
pertanian Indonesia dari tahun ke tahun ini ialah:
1) Masalah tidak adanya ketersediaan saprodi (pupuk, benih unggul).
2) Masalah tidak adanya modal usaha.
3) Sempitnya luas lahan milik petani sehingga biaya cost/musim tanam
sangat tinggi.
4) Harga produk pertanian sangat rendah.
5) Teknologi pasca panen dikalangan petani sangatlah minim sehingga
pada saat panen langsung dijual, padahal jika diolah menjadi bahan
olahan harga akan mahal.
6) Tidak punya bargaining yang kuat dalam memasarkan hasil-hasil
pertanian.
Permasalahan tersebut menyebabkan petani semakin miskin bahkan dampak
permasalahan ini bukan hanya kepada petani akan tetapi rakyat Indonesia pun
menerimanya
Aktivitas usaha petani yang lebih baik dapat dilihat dari adanya
peningkatan-peningkatan dalam produktivitas usaha petani pada gilirannya akan meningkatkan
pendapatan petani sehingga akan mendukung terciptanya kesejahteraan yang lebih
baik bagi petani dan keluarganya.
Pertanian juga berdampak pada krisis pangan yang telah melanda dunia,
termasuk gejalanya di Indonesia. Produksi pangan telah menyusut. Krisis pangan
dunia saat ini sudah mencapai tahap yang sangat memprihatinkan. Bahwa krisis
harga pangan yang terjadi sekarang ini, sebagai akibat dari diterapkannya sistem
neoliberalisme (Saragih, 2004). Dan seperti yang sekarang ini banyak masyarakat
kota yang tidak mempunyai pekerjaan dan pendapatan yang minim akibat sedikitnya
lapangan pekerjaan yang disediakan pemerintah daerah dan pendidikan rendah yang
menyebabkan masyarakat tidak memiliki pekerjaan dan pendapatan yang dapat
memenuhi kebutuhan keluarga. Banyaknya bangunan-bangunan yang menyebabkan
lahan untuk bercocok tanam sudah tidak ada dan menyebabkan masyarakat beralih
menjadi buruh pabrik yang jelas-jelas pendapatan yang di dapat tidak bisa
mencukupi kebutuhan pokok keluarga.(Saragih Henry, 2004)
Dengan sedikitnya lapangan pekerjaan di kota, SPI (Serikat Petani Indonesia)
mempunyai program. Program ini dinamakan dengan pertanian berkelanjutan. Tahun
1980, istilah “sustainable agriculture” atau diterjemahkan menjadi pertanian
berkelanjutan digunakan untuk menggambarkan suatu sistem pertanian alternatif
berdasarkan pada konservasi sumberdaya dan kualitas kehidupan di desa maupun
kota. Sistem pertanian berkelanjutan ditujukan untuk mengurangi lingkungan,
khususnya di Kelurahan Pangkalan Mansyur dapat meningkatkan stabilitas dan
kualitas kehidupan masyarakat. Tiga indikator besar yang dapat dilihat adalah
lingkungannya lestari, ekonominya meningkat (sejahtera), dan secara sosial diterima
masyarakat. (www.spi.or.id diakses pada tanggal 24 desember 2014)
Pertanian berkelanjutan dengan masukan teknologi rendah (LISA) adalah
membatasi ketergantungan pada pupuk anorganik dan bahan kimia pertanian lainnya.
Gulma, penyakit dan hama tanaman dikelola melalui pergiliran tanaman, pertanian
campuran, boiherbisida, insektisida organik yang dikombinasikan dengan
pengelolaan tanaman yang baik. Kesalahan persepsi yang sekarang berkembang
bahwa apabila kita tidak melaksanakan pertanian modern, maka kita dianggap
kembali pada pertanian tradisional dan tanaman yang kita produksi akan turun
drastis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa apabila pertanian organik dilaksanakan
dengan baik dan cepat memulihkan tanah yang sakit akibat penggunaan bahan kimia
pertanian. Hal ini terjadi apabila fauna tanah dan mikroorganisme yang bermanfaat
dipulihkan kehidupannya. Pada prinsipnya, pertanian organik sejalan dengan
masukan teknologi rendah (low-input technology) dan upaya menuju pembangunan
pertanian berkelanjutan. Kita mulai sadar tentang potensi teknologi, kerapuhan
lingkungan, dan kemampuan budi daya manusia dalam merusak lingkungan. Suatu
hal yang perlu dicatat bahwa ketersediaan sumber daya alam ada batasnya. Potensi
dan ketersediaan sumber daya lahan untuk mendukung ketahanan
pangan.(AnyMulyani jurnal Litbang pertanian, 30(2): 73-80).
Karena itu penulis tertarik untuk meneliti pengaruh Pertanian Berkelanjutan
oleh Serikat Petani Indonesia Sumatera Utara dalam peningkatan kesejahteraan dan
Berkelanjutan yang dapat meningkatkan ekonomi, kesejahteraan dan menjaga
kelestarian lingkungan dengan judul Pengaruh Program Pertanian Berkelanjutan
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah ada pengaruhnya program Pertanian
Berkelanjutan terhadap ekonomi masyarakat oleh Serikat Petani Indonesia di
Kelurahan Pangkalan Mansyur Medan Johor”.
1.3 Tujuan dan Manfaat penelitian 1.3.1. Tujuan penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan
program pertanian berkelanjutan terhadap ekonomi masyarakat oleh Serikat Petani
Indonesia di kelurahan Pangkalan Mansyur Medan johor.
1.3.2. Manfaat penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai berikut:
a. Sebagai bahan pengemban konsep-konsep serta teori-teori yang berkenaan
dengan pertanian.
b. Menambah wawasan dalam bidang pertanian khususnya Pertanian
Berkelanjutan.
c. Untuk mengetahui ada pengaruh Pertanian Berkelanjutan dalam
mensejahterakan petani dan melestarikan lingkungan.
1.4. Sistematika Penulisan BAB I : Pendahuluan
Bab ini berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
Bab ini berisikan uraian dan teori-teori yang berkaitan dengan masalah objek yang akan diteliti, kerangka
pemikiran, defenisi konsep dan defenisi operasional.
BAB III : Metode Penelitian
Bab ini berisikan tentang tipe penelitian, lokasi penelitian,
populasi dan sampel, teknik pengumpulan data serta teknik
analisis data.
BAB IV : Deskripsi Lokasi Penelitian
Bab ini berisikan gambaran umum tentang lokasi dimana
penulis melakukan penelitian.
BAB V : Analisis Data
Bab ini berisikan tentang uraian data yang diperoleh dari hasil
penelitian serta analisis pembahasannya.
BAB VI : Penutup
Berisikan tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengaruh
2.1.1 Pengertian Pengaruh
Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah daya yang
ada dan timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan
atau perbuatan seseorang. Dari pengertian di atas telah dikemukakan sebelumnya
bahwa pengaruh adalah merupakan sesuatu daya yang dapat membentuk atau
mengubah sesuatu yang lain.
Pengaruh adalah suatu keadaan ada hubungan timbal balik, atau hubungan
sebab akibat antara apa yang mempengaruhi dengan apa yang di pengaruhi. Dua hal
ini adalah yang akan dihubungkan dan dicari apa ada hal yang menghubungkannya.
Di sisi ain pengaruh adalah berupa daya yang bisa memicu sesuatu, menjadikan
sesuatu berubah.
2.2 Program
2.2.1 Pengertian Program
Program adalah unsur pertama yang harus ada demi terciptanya suatu kegiatan.
Di dalam program dibuat beberapa aspek, disebutkan bahwa di dalam setiap program
dijelaskan mengenai:
1. Tujuan kegiatan yang akan dicapai.
2. Kegiatan yang diambil dalam mencapai tujuan.
3. Aturan yang harus dipegang dan prosedur yang harus dilalui.
5. Strategi pelaksanaan.
Melalui program maka segala bentuk rencana akan lebih terorganisir dan lebih
mudah untuk dioperasionalkan. Menurut Charles O. Jones, pengertian program
adalah cara yang disahkan untuk mencapai tujuan, beberapa karakteristik tertentu
yang dapat membantu seseorang untuk mengidentifikasi suatu aktivitas sebagai
program atau tidak yaitu:
1. Program cenderung membutuhkan staf, misalnya untuk melaksanakan atau
pelaku program.
2. Program biasanya memiliki anggaran tersendiri, program kadang biasanya juga
diidentifikasikan melalui anggaran.
3. Program memiliki identitas sendiri, yang bila berjalan secara efektif dapat diakui
oleh publik.
2.3 Program Pertanian Berkelanjutan
2.3.1 Pengertian Pertanian Berkelanjutan
Pertanian ialah proses menghasilkan bahan pangan, ternak, serta
produk-produk agro industri dengan cara memanfaatkan sumber daya tumbuhan dan hewan.
Usaha pertanian memilki dua ciri penting, yaitu :
1. selalu melibatkan barang dalam volume besar.
2. proses produksi memilki risiko yang relatif tinggi.
Dua ciri khas ini muncul karena pertanian melibatkan makhluk hidup dalam
satu atau beberapa tahapannya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka
budidaya alga, hidroponika) telah dapat mengurangi ciri-ciri ini akan tetapi
sebahagian besar usaha pertanian dunia masih tetap demikian ( Susanto, 2002: 1).
Pembangunan berkelanjutan bukan hanya sebagai transformasi progresif
terhadap struktur sosial dan politik. Pembangunan pertanian berkelanjutan juga untuk
meningkatkan kapasitas masyarakat dalam memenuhi kepentingan saat ini tanpa
mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kepentingan
masyarakat pada masa saat ini.(Supardi, 2003: 204).
Pertanian berkelanjutan ialah sebagai sebuah sistem yang terintegrasi antara
praktek produksi tanaman dan hewan dalam sebuah lokasi dalam jangka waktu yang
panjang. Menurut Brundtland, pembangunan berkelanjutan didefinisikan sebagai
pembangunan untuk memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengurangi kemampuan
generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Kebutuhan yang
dimaksud disini adalah kebutuhan untuk kelangsungan hidup hayati dan kebutuhan
untuk kehidupan yang manusiawi. Kebutuhan untuk kelangsungan hidup hayati
adalah kebutuhan paling esensial yang meliputi udara, air dan pangan yang harus
tersedia dalam jumlah dan kualitas memadai untuk dapat hidup sehat. Sedangkan
kebutuhan untuk kehidupan manusiawi mempunyai arti untuk menaikkan martabat
dan status sosial manusia (Supardi, 2003: 205).
Menurut SAREP (1998), pertanian berkelanjutan adalah suatu pendekatan
sistem yang memahami keberlanjutan secara mutlak. Sistem ini memahaminya dari
sudut pandang yang luas, dari sudut pertanian individual, kepada ekosistem lokal,
dan masyarakat yang dipengaruhi oleh sistem pertanian, baik lokal maupun global.
Mary V. Gold.1999 menyatakan bahwa pertanian berkelanjutan (sustainable
agriculture) memadukan tiga tujuan yang meliputi: pengamanan lingkungan,
tersebut telah didefinisikan secara beragam oleh berbagai disiplin, tetapi kata
kuncinya adalah: manfaat atau keuntungannya bagi petani dan konsumen. Francis
dan Youngberg (1990) memberikan batasan bahwa pertanian berkelanjutan adalah
suatu filosofi yang berbasis pada tujuan-tujuan manusia dan atas pemahaman
terhadap dampak jangka panjang dari aktivitas-aktivitas kita atas lingkungan dan
spesies-spesies lainnya. Sistem ini menekan degradasi lingkungan, memelihara
produktivitas pertanian, meningkatkan kelayakan ekonomi, baik dalam jangka
pendek dan jangka panjang, serta memelihara kemantaban komunitas dan mutu
hidup (Mardikanto, 2009: 21-22).
Sistem pertanian berkelanjutan harus dievaluasi berdasarkan pertimbangan
beberapa kriteria, antara lain:
1. Aman menurut wawasan lingkungan, berarti kualitas sumberdaya alam dan
vitalitas keseluruhan agro ekosistem dipertahankan atau mulai dari kehidupan
manusia, tanaman dan hewan sampai organisme tanah dapat ditingkatkan.
Hal ini dapat dicapai apabila tanah terkelola dengan baik, kesehatan tanah
dan tanaman ditingkatkan, demikian juga kehidupan manusia maupun hewan
ditingkatkan melalui proses biologi. Sumberdaya lokal dimanfaatkan
sedemikian rupa sehingga dapat menekan kemungkinan terjadinya kehilangan
hara, biomassa dan energi, dan menghindarkan terjadinya polusi. Serta
berfokus pada pemanfaatan sumberdaya.
2. Menguntungkan secara ekonomi, berarti petani dapat menghasilkan sesuatu
yang cukup untuk memenuhi kebutuhannya sendiri/pendapatan, dan cukup
memperoleh pendapatan untuk membayar buruh dan biaya produksi lainnya.
Keuntungan menurut ukuran ekonomi tidak hanya diukur langsung
sumberdaya dan menekan kemungkinan resiko yang terjadi terhadap
lingkungan.
3. Adil menurut pertimbangan sosial, berarti sumberdaya dan tenaga tersebar
sedemikian rupa sehingga kebutuhan dasar semua anggota masyarakat dapat
terpenuhi, demikian juga setiap petani mempunyai kesempatan yang sama
dalam memanfaatkan lahan, memperoleh modal cukup, bantuan teknik dan
memasarkan hasil. Semua orang mempunyai kesempatan yang sama
berpartisipasi dalam menentukan kebijakan, baik di lapangan maupun dalam
lingkungan masyarakat itu sendiri.
4. Manusiawi terhadap semua bentuk kehidupan, berarti tanggap terhadap
semua bentuk kehidupan (tanaman, hewan dan manusia) prinsip dasar semua
bentuk kehidupan adalah saling mengenal dan hubungan kerja sama antar
makhluk hidup adalah kebenaran, kejujuran, percaya diri, kerja sama dan
saling membantu. Integritas budaya dan agama dari suatu masyarakat perlu
dipertahankan dan dilestarikan.
5. Dapat dengan mudah diadaptasi, berarti masyarakat perkotaan atau petani
yang mampu dalam menyesuaikan dengan perubahan kondisi usaha tani:
pertambahan penduduk, kebijakan dan permintaan pasar. Hal ini tidak hanya
berhubungan dengan masalah perkembangan teknologi yang sepadan, tetapi
termasuk juga inovasi sosial dan budaya
tanggal 05 maret 2014 pukul 19.33 wib).
Pertanian berkelanjutan adalah gerakan pertanian menggunakan prinsip
ekologi, studi hubungan antara organisme dan lingkungannya. Pertanian
berkelanjutan telah didefinisikan sebagai sebuah sistem terintegrasi antara praktek
memiliki fungsi sebagai berikut: Memenuhi kebutuhan pangan dan serat manusia,
meningkatkan kualitas lingkungan dan sumber daya alam berdasarkan kebutuhan
ekonomi pertanian. Menggunakan sumber daya alam tidak terbarukan secara efisien,
menggunakan sumber daya yang tersedia di lahan pertanian secara terintegrasi, dan
memanfaatkan pengendalian dan siklus biologis jika memungkinkan, meningkatkan
kualitas hidup petani dan masyarakat secara keseluruhan. Namun tahap menuju
pertanian berkelanjutan seringkali dipandang sebagai sebuah tahapan dan bukan
sebagai akhir. Beberapa menganggap bahwa pertanian berkelanjutan yang
sebenarnya adalah yang berkelanjutan secara ekonomi yang dicapai dengan
penggunaan energi yang lebih sedikit, jejak ekologi yang minimal, barang
berkemasan yang lebih sedikit, pembelian lokal yang meluas dengan rantai pasokan
pangan singkat, bahan pangan terproses yang lebih sedikit.
pukul 21.16 wib).
2.3.2 Aspek-Aspek Pelaksanaan Pertanian Berkelanjutan
Konsep pembangunan berkelanjutan berorientasi pada tiga dimensi
keberlanjutan, yaitu: keberlanjutan usaha ekonomi (profit), keberlanjutan kehidupan
sosial manusia (people), keberlanjutan ekologi alam (planet).Ketiga dimensi tersebut
saling mempengaruhi sehingga ketiganya harus diperhatikan secara berimbang.
Ketiganya yaitu :
1. Dimensi ekonomi berkaitan dengan konsep maksimisasi aliran pendapatan
yang dapat diperoleh dengan setidaknya mempertahankan asset produktif
yang menjadi basis dalam memperoleh pendapatan tersebut. Indikator utama
pertumbuhan nilai tambah (termasuk laba), dan stabilitas ekonomi. Dimensi
ekonomi menekankan aspek pemenuhan kebutuhan ekonomi (material)
manusia baik untuk generasi sekarang maupun generasi mendatang.
2. Dimensi sosial adalah orientasi kerakyatan, berkaitan dengan kebutuhan akan
kesejahteraan sosial yang dicerminkan oleh kehidupan sosial yang harmonis
(termasuk tercegahnya konflik sosial), preservasi keragaman budaya dan
modal sosio-kebudayaan, termasuk perlindungan terhadap suku minoritas.
Untuk itu, pengentasan kemiskinan, pemerataan kesempatan berusaha dan
pendapatan, partisipasi sosial politik dan stabilitas sosial-budaya merupakan
indikator-indikator penting yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan
pembangunan.
3. Dimensi lingkungan alam menekankan kebutuhan akan stabilitas ekosistem
alam yang mencakup sistem kehidupan biologis dan materi alam. Termasuk
dalam hal ini ialah terpeliharanya keragaman hayati dan daya lentur biologis
(sumber daya genetik), sumberdaya tanah, air dan agro klimat, serta
kesehatan dan kenyamanan lingkungan. Penekanan dilakukan pada preservasi
daya lentur (resilience) dan dinamika ekosistem untuk beradaptasi terhadap
perubahan, bukan pada konservasi suatu kondisi ideal statis yang mustahil
dapat diwujudkan. (AhmadSuryana:http://Pembangunan/Pertanian
Berkelanjutan/Andalan/Pembangunan/Nasional).
Sistem pertanian berkelanjutan juga berisi suatu ajakan moral untuk berbuat
kebajikan pada lingkungan sumber daya alam dengan mempertimbangkan tiga aspek,
sebagai berikut:
1. Kesadaran Lingkungan (Ecologically Sound), sistem budi daya pertanian
adalah indikator adanya harmonisasi dari sistem ekologis yang
mekanismenya dikendalikan oleh hukum alam.
2. Bernilai ekonomis (Economic Valueable), sistem budidaya pertanian harus
mengacu pada pertimbangan untung rugi, baik bagi diri sendiri dan orang
lain, untuk jangka pendek dan jangka panjang, serta bagi organisme dalam
sistem ekologi maupun diluar sistem ekologi.
3. Berwatak sosial atau kemasyarakatan (Socially Just), sistem pertanian harus
selaras dengan norma-norma sosial dan budaya yang dianut dan dijunjung
tinggi oleh masyarakat disekitarnya sebagai contoh seorang petani akan
mengusahakan peternakan ayam di pekarangan milik sendiri. Mungkin secara
ekonomis dan ekologis menjanjikan keuntungan yang layak, namun ditinjau
dari aspek sosial dapat memberikan aspek yang kurang baik misalnya,
pencemaran udara karena bau kotoran ayam. Norma-norma sosial dan budaya
harus diperhatikan, apalagi dalam sistem pertanian berkelanjutan biasanya
jarak antara perumahan penduduk dengan areal pertanian sangat berdekatan.
Didukung dengan tingginya nilai sosial pertimbangan utama sebelum
merencanakan suatu usaha pertanian dalam arti luas (Salikin, 2003: 6-7).
Lima kriteria untuk mengelola suatu sistem pertanian berkelanjutan yaitu:
1. Kelayakan ekonomis (economic viability).
2. Bernuansa dan bersahabat dengan ekologi (accologically sound and friendly).
3. Diterima secara sosial (Social just).
4. Kepantasan secara budaya (Culturally approiate).
5. Pendekatan sistem holistik (system and hollisticc approach) (Salikin, 2003:
Cara dan tujuan di dalam peningkatan produksi tanaman pertanian ada tiga
macam yaitu sebagai berikut :
1. Perluasan areal (ekstensifikasi).
2. Peningkatan Teknologi (intensifikasi).
3. Penganekaragaman komoditi (diversifikasi) (Soetriono, Suwandari, Rijanto,
2006: 65).
Disamping ketiga faktor tersebut, ada suatu cara penunjang untuk peningkatan
produksi pertanian, yakni panca usaha tani yang berarti lima usaha tani. Panca usaha
tani tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :
1. Penggunaan bibit varietas unggul. Ciri-ciri suatu bibit varietas unggul antara
lain: berproduksi tinggi, tahan hama dan penyakit, berkualitas baik,
beradaptasi tinggi terhadap lingkungan.
2. Mengusahakan kultur teknik merupakan cara bercocok tanam yang baik,
sebab varietas akan menyesuaikan diri terhadap tanah serta iklim. Cara
bercocok tanam tersebut misalnya umur bibit yang akan dipindahkan ke
tempat lapang, jarak tanam, pemangkasan, dan lain-lain.
3. Proteksi tanaman merupakan suatu cara pencegahan terhadap serangan hama
dan penyakit. Untuk itu diperlukan adanya perawatan secara seksama dan
teliti agar tidak mengakibatkan kegagalan. Sebagai upaya pencegahan, pada
umumnya, digunakan obat-obatan pestisida.
4. Penggunaan pupuk merupakan makanan bagi tanaman. Dengan pemberian
pupuk yang cocok, tanaman akan tumbuh baik dan subur. Apabila
kekurangan pupuk, tanaman bisa tumbuh terlambat dan kurus. Akan tetapi,
menurun. Hal tersebut merupakan pemborosan di samping juga merangsang
adanya perubahan fisiologis tanaman.
5. Pengairan kebutuhan air sangat mutlak bagi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman pertanian. Seperti pemberian pupuk, pemberian air yang berlebihan
bisa mematikan tanaman. Air yang menggenang menyebabkan sirkulasi udara
tidak berjalan lancar dan tanaman mudah terserang penyakit akar.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli tersebut, penulis mengambil beberapa
faktor yang akan penulis jadikan indikator dalam pelaksanaan pembangunan
pertanian yang berkelanjutan di Kabupaten Sukoharjo yaitu: lahan pertanian
sarana produksi (saprodi) seperti pupuk, bibit, danpestisida; sarana prasarana
pertanian seperti alat mesin pertanian (alsintan) dan irigasi; program
penyuluhan pertanian; dan kelembagaan pertanian (Soetriono, Suwandari,
Rijanto, 2006: 65-69).
2.4 Program Pertanian Berkelanjutan Oleh Serikat Petani Indonesia
Program Pertanian Berkelanjutan pertama kali dilaksanakan pada warga petani
binaan Serikat Petani Indonesia di Kelurahan Pangkalan Mansyur, Kecamatan
Medan Johor tepatnya berada di Jalan Eka Rosa sejak tahun 2010, dan ternyata
program yang baru bergerak selama kurang lebih lima tahun ini sudah dapat
dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitar kelurahan. Dengan adanya program
Pertanian Berkelanjutan ini perekonomian keluarga warga binaan mengalami
peningkatan, karena manfaat yang dirasakan tersebut maka program ini mengalami
perkembangan hingga pada warga petani binaan di desa Damak Maliho Kecamatan
masih diterapkan hingga saat ini
10.18 wib).
Pelaksanaan pertanian berkelanjutan oleh Serikat Petani Indonesia bersumber
dari tradisi pertanian keluarga yang menghargai, menjamin dan melindungi
keberlanjutan alam untuk mewujudkan kembali budaya pertanian sebagai kehidupan.
Oleh karena itu, Serikat Petani Indonesia mengistilahkan Pertanian Berkelanjutan
berbasis keluarga petani, untuk membedakannya dengan konsep pertanian organik
berbasis agribisnis. Pertanian berkelanjutan merupakan tulang punggung bagi
terwujudnya kedaulatan pangan. Peran Serikat Petani Indonesia sebagai pendamping
petani dalam pelaksanaan program pertanian berkelanjutan ini ialah sebagai pelatih,
marketing maupun sebagai fasilitator yang bertujuan untuk mensejahterakan
masyarakat petani Indonesia yang diukur dari sosial ekonomi masyarakat petaninya
Dalam penerapan Program Pertanian Berkelanjutan, Serikat Petani Indonesia
telah memiliki program rutin yang dikelola di Kelurahan Pangkalan Mansyur.
Adapun kegiatan rutin Serikat Petani Indonesia di Kelurahan Pangkalan Mansyur
ialah :
1. Pelatihan oleh Serikat Petani Indonesia kepada petani binaan
2. Pengelolaan marketing oleh Serikat Petani Indonesia kepada petani binaan
3. Peran Fasilitator Serikat Petani Indonesi
2.4.1 Pelatihan oleh Serikat Petani Indonesia kepada Petani Binaan
Pelatihan merupakan salah satu kegiatan penyuluhan dalam rangka
memberdayakan masyarakat khususnya untuk meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap petani sebagai sasaran penyuluhan pertanian. Keberadaan
petani yang memiliki sikap, keterampilan dan pengetahuan yang memadai dalam
bidang pertanian, diharapkan dapat mendukung dan berperan serta dalam
pembangunan pertanian. Karena itu pelatihan petani perlu dilaksanakan dan
dikembangkan dengan memperhatikan faktor efisiensi, efektivitas dan relevansi
pukul 08.11 wib).
Pelatihan oleh Serikat Petani Indonesia merupakan keterlibatan Lembaga
Serikat Petani Indonesia untuk melakukan pelatihan agar terwujud perubahan yang
lebih baik sesuai dengan yang diharapkan dari hasil panen sebelum mendapatkan
pelatihan. Adapun bentuk pelatihan oleh Serikat Petani Indonesia ialah :
a. Uji coba pertanian organik.
Henry Saragih, Ketua Umum Serikat Petani Indonesia, mengatakan
pengembangan pupuk organik merupakan salah satu bagian upaya Serikat
Petani Indonesia untuk membangun pola pertanian berkelanjutan dan
pertanian organik.“Serikat Petani Indonesia akan terus mengembangkan
pupuk organik sebagai salah satu upaya untuk melepaskan ketergantungan
petani dari pupuk kimia dan memperkuat pola pertanian
berkelanjutan,” katanya. Adapun pengembangan pupuk Bokhasi yang
diarahkan untuk tanaman padi, menurutnya, dapat membantu petani
mengurangi beban produksi, terlebih harga pupuk kimia yang semakin
menjadisalah satu komoditas pertanian yang paling krusial di Indonesia
menyusul keputusan pemerintah untuk melakukan impor beras dari Thailand
dan Vietnam. Pupuk Bokhasi dapat membantu para petani untuk menggenjot
hasil produksinya dengan kualitas yang lebih baik,” ujar Henry. Selain
pengembangan pupuk organik, tambahnya, Serikat Petani Indonesia juga
masih terus mengembangkan ‘pusat perbenihan’ di areal Pusdiklat Bogor
yang saat ini sudah memiliki hampir seluruh bibit jenis tanaman pertanian di
Indonesia, khususnya 50 jenis tanaman unggulan, termasuk padi. Pusat
perbenihan itu sendiri berfungsi untuk melakukan konservasi bibit dan
memproduksi bibit-bibit unggulan yang dapat dipasok oleh para petani,
khususnya ratusan ribu petani anggota Serikat Petani Indonesia di seluruh
tanah air.
b. Pelatihan budidaya tani.
Metode ini intinya adalah teknik budidaya tanaman yang mampu
meningkatkan produktivitas tanpa menghancurkan kualitas tanah. Setidaknya
ada empat rekayasa teknis yang dibutuhkan di sini, yaitu persiapan benih
berkualitas, pengolahan tanah teratur, pemupukan yang tepat menggunakan
kompos dan pupuk hijau, serta pemeliharaan yang telaten dan
teratur.”Kotoran sapi dan daun busuk punya unsur hara tinggi.Selama ini ada
anggapan salah di kalangan petani. Petani menganggap kalau mau panen
banyak, harus mengutamakan kesuburan tanamannya. Padahal, yang
terpenting adalah tanah. Kalau tanah subur, ditanami apa saja pasti tumbuh
dengan baik (www.spi.or.id diakses pada 14 april 2014 pukul 14.14
2.4.2 Pengelolaan Marketing oleh Serikat Petani Indonesia kepada Petani Binaan
Tujuan Serikat Petani Indonesia menggunakan metode marketing sebagai salah
satu bentuk dari program pertanian berkelanjutan ialah sebagai cara untuk
memasarkan hasil panen petani secara langsung ke pasar guna menghindari
keberadaan tengkulak yang dapat merugikan pendapatan petani. Adapun bentuk
marketing dalam program pertanian berkelanjutan ini ialah pemasaran hasil tani yaitu
memasarkan secara langsung hasil panen petani ke pasar dengan harga yang efesien
(tidak merugikan petani), serta melibatkan petani dalam proses pemasaran
2.4.3 Peran Fasilitator Serikat Petani Indonesia
Peran fasilitator anggota Serikat Petani Indonesia di setiap basis ialah
memfasilitasi segala bentuk yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi petani
terhadap pihak yang terkait baik itu pihak pemerintah maupun non pemerintah.
Adapun metode fasilitator dalam program pertanian berkelanjutan ini ialah :
a. Membangun jaringan dengan lembaga-lembaga pertanian lainnya.
b. Menyediakan informasi tentang benih dan teknologi budidaya tani
c. Fasilitas diskusi tentang pertanian
2.5. Sosial Ekonomi
Kata sosial menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah segala sesuatu yang
berkenaan dengan masyarakat. Kegiatan sosial tidak terlepas dari tindakan-tindakan
sosial dan interaksi sosial, tindakan sosial adalah hal-hal yang dilakukan individu
atau kelompok. Interaksi adalah proses dimana individu dengan individu, individu
dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok yang satu dengan yang lain
(http://id.wikipedia.org/wiki/Sosial_Ekonomi diakses pada tanggal 18 febuari 2014
pukul 21.16 wib).
Melly G.Tan dalam Gunawan, Muktar mengatakan untuk melihat kedudukan
sosial ekonomi adalah dengan melihat pekerjaan, penghasilan dan pendidikan
seseorang. Berdasarkan hal ini masyarakat dapat digolongkan ke dalam kedudukan
sosial ekonomi rendah, sedang dan tinggi yaitu dengan :
1. Golongan masyarakat berpenghasilan rendah, yaitu masyarakat yang
menerima pendapatan lebih rendah dari keperluan untuk memenuhi tingkat
hidup minimal mereka perlu mendapatkan pinjaman dari orang lain.
2. Golongan masyarakat berpenghasilan sedang, yaitu pendapatan harga cukup
untuk memenuhi kebutuhan pokok dan tidak dapat menabung.
3. Golongan masyarakat yang berpenghasilan tinggi, yaitu selain dapat
memenuhi kebutuhan pokok juga dari pendapatan itu dapat ditabungkan
untuk kebutuhan lain (Migley dalam Gunawan, 2010: 7).
Penggunaan tolok ukur ekonomi pada awalnya didasari dari pandangan para
ekonom yang melihat realitas perbedaan tingkat pendapatan masyarakat yang
mencolok di negara-negara maju (develop) dengan negara-negara miskin/tertinggal
(lessdeveloped). Pertumbuhan ekonomi telah dijadikan prioritas utama, sehingga
menggunakan kata pembangunan tanpa diikuti dengan kata lain di belakangnya,
maka akan selalu diinterprestasikan sebagai pembangunan ekonomi (Soetomo dalam
Gunawan, 2010: 9).
Interprestasi pengertian pembangunan tersebut dipandang Migley (dalam
Gunawan, 2010: 9) sebagai konsep pembangunan telah terdistorsi. Artinya,
keberhasilan pembangunan dapat dipahami sebagai kemajuan ekonomi. Berbagai
kata yang mengikuti istilah pembangunan, tentunya akan berkaitan dengan tolok
ukur yang digunakan untuk melihat kondisi.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tolok ukur
peningkatan sosial ekonomi dapat dilihat dari kondisi pendapatan, pangan,
pendidikan maupun kesehatan. Keberhasilan dalam pembangunan ialah apabila
masyarakatnya sudah mengalami peningkatan ekonomi setiap tahunnya sesuai
dengan kebutuhannya. Adapun tolok ukur tersebut secara rincinya ialah :
1. Produktivitas
2. Pendapatan
3. Kebutuhan pemenuhan pangan
4. Kondisi pendidikan anak
5. Sarana perumahan
6. Rekreasi
2.5.1 Produktivitas
Produktivitas mengandung pengertian filosofis, definisi kerja dan teknis
operasional, secara filosofis, Produktivitas mengandung pandangan hidup dan sikap
mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan. Keadaan hari ini
harus lebih baik dari kemarin, dan mutu kehidupan besok harus lebih baik dari hari
ini. Pandangan hidup dan sikap mental yang demikian akan mendorong manusia
untuk tidak cepat merasa puas dan akan terus meningkatkan kemampuan kerjanya
diakases pada tanggal 12 mei 2014 pukul 08.23 wib).
Produktivitas termasuk di dalamnya ialah hasil panen dan luas lahan pertanian.
Tanaman pertanian yang dikembangkan pada umumnya ialah tanaman cabai yang
berusia tiga bulan dari masa tanam untuk dapat dipanen, kemudian tanaman sayur
mayur yang juga berusia tiga bulan secara umum untuk dapat dipanen, serta tanaman
padi yang secara umum berusia enam bulan dari masa tanam untuk dapat dipanen
2.5.2. Pendapatan
Pengertian pendapatan dikemukakan oleh Dyckman (2002: 234) bahwa
pendapatan adalah “arus masuk atau peningkatan lainnya atas aktiva sebuah entitas
atau penyelesaian kewajiban (atau kombinasi dari keduanya) selama satu periode
dari pengiriman atau produksi barang, penyediaan jasa, atau aktivitas lain yang
merupakan operasi utama atau sentral entitas yang sedang berlangsung”
pada 14 april 2014 pukul 15.22 wib). Pendapatan oleh program pertanian
berkelanjutan ini diukur dengan :
a. Pendapatan petani setiap bulannya dari hasil panen.
b. Kemampuan petani menabung setiap bulannya.
c. Dimana petani menyimpan tabungannya
2014 pukul 15.39 wib).
2.5.3 Pangan
Pengertian pangan menurut Peraturan Pemerintah RI nomor 28 tahun 2004
ialah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah, yang
diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia. Adapun
yang termasuk ke dalam bentuk pangan ialah bahan tambahan pangan, bahan baku
pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan
pembuatan makanan atau minuman. Pangan yang dikonsumsi petani dan keluarganya
diukur dengan indikator :
a. Jenis makanan yang dikonsumsi petani dan keluarga setiap harinya.
b. Kualitas gizi makanan yang dikonsumsi petani dan keluarga setiap harinya.
Kualitas gizi yang baik ialah yang sesuai dengan pemenuhan empat sehat lima
sempurna, seperti pemenuhan daging, telur, ikan segar, susu dan sayur mayur.
Daging dibutukan tubuh karena daging mengandung protein hewani dan protein yang
diperlukan tubuh dalam pembentukan sel-sel yang rusak didalam tubuh. Telur
memiliki kandungan protein yang sangat tinggi. Protein di butuhkan tubuh untuk
menjaga kekebalan tubuh manusia. Mengkonsumsi telur dalam takaran yang
gangguan kesehatan, seperti masalah kulit. Ikan segar memiliki kandungan protein
yang sangat tinggi yang baik untuk pembentukan sel-sel otak manusia. Susu yang
mengandung zat kalsium yang tinggi membantu pertumbuhan tulang dan
menguatkan otot-otot tubuh. Selain itu susu mengandung unsur-unsur separti zat
kalium, omega, protein, yang diperlukan oleh tubuh manusia. Sayur mayur banyak
mengandung vitamin dan serat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh
(www.pengertianahli.com diakses pada 14 april 2014 pukul 16.11 wib).
2.5.4. Pendidikan
Pendidikan yaitu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memilki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang
tidak dapat dilihat. Orangtua berkewajiban dalam memenuhi kebutuhan pendidikan
anaknya. Pendidikan sangat berpengaruh terhadap pola pikir dan prilaku seorang
individu. Putus sekolah anak ditengah jalan berakibat kepada peningkatan jumlah
pengangguran karena kemampuan yang dimiliki anak putus sekolah tidak mencukupi
untuk mengisi lapangan pekerjaan yang semakin canggih yang membutuhkan
keahlian khusus, selain itu anak-anak yang mengganggur akan semakin didesak oleh
kebutuhan yang terus meningkat, mendorong untuk bertindak kriminalitas seperti
pencurian, perampokan pembunuhan dan lain-lain.
Adapun yang menjadi indikator suatu pendidikan ialah :
b. Pendidikan non formal (raflengerungan.wordpress.comdiakses pada 14 april 2014 pukul 19.11 wib).
2.5.5 Kesehatan
Menurut WHO kesehatan ialah suatu keadaan sejahtera dari badan jiwa, dan
sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Selanjutnya kesehatan juga merupakan suatu keadaan fisik, mental, dan sosial
kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit kelemahan. Pada dasarnya
kesehatan itu meliputi tiga aspek, antara lain :
1. Kesehatan fisik terwujud apabila seseorang tidak merasa dan mengeluh sakit.
2. Tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit.
3. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.
Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penanggulangan dan gangguan
kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan atau perawatan. Adapun
yang menjadi indikator dalam pemenuhan kesehatan yaitu :
a. Kemampuan untuk membeli obat-obatan.
b. Kemampuan untuk berobat ke dokter.
c. Kemampuan pemenuhan kebutuhan spiritual
2.5.6 Sarana Perumahan
Rumah sebagai tempat berlindung dari pengaruh luar manusia, seperti iklim,
keadaan keluarga dimasa depan setelah mendapatkan rumah. Jaminan keamanan atas
lingkungan perumahan yang ditempati serta jaminan keamanan berupa kepemilikan
rumah dan lahan.
Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung,
dapat merupakan kawasan perkotaan dan perdesaan. Berfungsi sebagai lingkungan
tempat tinggal atau hunian dan tempat kegiatan yang mendukung peri kehidupan dan
penghidupan. Pemukiman dapat diartikan juga sebagai perumahan atau kumpulan
rumah dengan segala unsur serta kegiatan yang berkaitan dan yang ada di dalam
pemukiman. Pemukiman dapat terhindar dari kondisi kumuh dan tidak layak huni
jika pembangunan perumahan sesuai dengan standar yang berlaku, salah satunya
dengan menerapkan persyaratan rumah sehat .
2.5.7.Rekreasi
Rekreasi, dari bahasa Latin, re-creare, yang secara harfiah berarti membuat
ulang, adalah kegiatan yang dilakukan untuk penyegaran kembali jasmani dan rohani
seseorang. Hal ini adalah sebuah aktivitas yang dilakukan seseorang di samping
bekerja. Kegiatan yang umum dilakukan untuk rekreasi adalah pariwisata, olahraga,
bermain, dan hobi. Kegiatan rekreasi umumnya dilakukan pada akhir pekan.
Rekreasi merupakan aktivitas yang dilakukan oleh orang-orang secara sengaja
sebagai kesenangan atau untuk kepuasan, umumnya dalam waktu senggang. Rekreasi
memiliki banyak bentuk aktivitas di mana pun tergantung pada pilihan individual.
Beberapa rekreasi bersifat pasif seperti menonton televisi atau aktif seperti olahraga.
Rekreasi telah menjadi unsur penting dalam kehidupan modern. Pendapatan,
orang lebih banyak uang, waktu dan pergerakan yang lebih tinggi untuk melakukan
rekreasi. Pada saat ini, rekreasi telah menjadi industri besar. Rekreasi umumnya
berdampak pada rasa senang tingkat kesehatan fisik dan mental manusia
(Wikipedia.rekreasipada 14 april 2014 pukul 22.09 wib).
2.6. Kesejahteraan Sosial
Menurut Undang Undang No.11 Tahun 2009, kesejahteraan sosial ialah
terpenuhinya kebutuhan materil, spritual dan sosial warga negara agar dapat hidup
layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsinya.
Menurut Arthur (dalam Nurdin 2002: 28), mengemukakan kesejahteraan sosial
sebagai suatu bidang usaha manusia, dimana di dalamnya terdapat berbagai macam
badan dan usaha sosial yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dari segi
sosial pada bidang-bidang kehidupan keluarga dan anak, kesehatan, penyesuaian
sosial, waktu senggang, standar-standar kehidupan dan hubungan sosial.
Dalam buku PBB I berjudul Report on International and Measurement of
Standar and Level Living, badan dunia tersebut menetapkan 10 jenis komponen yang
harus digunakan sebagai dasar untuk memperkirakan manusia, meliputi :
1. Kesehatan
2. Makanan dan gizi
3. Kondisi pekerjaan
4. Situasi kesempatan kerja
5. Konsumsi
6. Pengangkutan
7. Perumahan
9. Rekreasi dan hiburan
10. Jaminan sosial
Pada perkembangan selanjutnya, PBB kembali membahasnya melalui
pendekatan konsumsi.Pada tahap ini PBB mendiskusikannya dengan berbagai badan
khusus, seperti ILO, WHO, FAO, UNESCO. Hasilnya dirumuskan adanya beberapa
jenis komponen yang harus digunakan sebagai dasar untuk memperkirakan
kebutuhan manusia, meliputi :
1. Konsumsi
2. Kesehatan bahan makanan dan gizi
3. Pendidikan
4. Kesempatan kerja dan kondisi pekerjaan
5. Perumahan
6. Sandang
7. Rekreasi
8. Jaminan sosial (Wikipedia.id.kesejahteraansosialdiakses pada 11 april 2014
pukul 22.29 wib).
Proses yang terjadi dalam pembangunan kesejahteraan sosial juga dapat
dipahami dari suatu kondisi yang paling buruk sampai pada kondisi yang ideal.
Menurut Soetomo (dalam Gunawan 2010: 10) perubahan dari realita yang disebut
masalah sosial yang merupakan kondisi yang tidak diharapkan (illfare), menuju
kondisi masyarakat yang disebut ideal yang biasa disebut wellfare. Dalam praktek
kehidupan masyarakat, kondisi wellfare tidak pernah menjadi realitas sehingga lebih
tepat disebut idealisme. Tolok ukur terhadap hasil yang dicapai dalam pembangunan
pembangunan berkonotasi sebagai sebuah proses perubahan ekonomi yang dibawa
oleh proses perubahan ekonomi yang dibawa oleh proses industrialisasi.
2.7. Kerangka Pemikiran
Pertanian organik dapat diartikan sebagai suatu sistem produksi pertanaman
yang berasaskan daur ulang hara secara hayati. Daur ulang hara dapat melalui sarana
limbah tanaman ternak, serta limbah lainnya yang mampu memperbaiki kesuburan
dan struktur tanah. Melaksanakan pertanian organik diperlukan peningkatan
pengetahuan melalui jalur pendidikan dan pelatihan tentang kesehatan tanah dan
perlindungan tanaman secara organik, yang selanjutnya dapat dijadikan sebagai
materi penyuluhan pertanian.
Adanya program Pertanian Berkelanjutan ini para petani yang dibawah binaan
Lembaga Serikat Petani Indonesia masih terus merintis kegiatan-kegiatan rutin yaitu
berupa pendampingan pertanian kepada kelompok tani, mengadakan diskusi di
tingkat Paguyuban, membangun jaringan dengan lembaga-lembaga ditingkat
paguyuban dibidang pertanian, memfasilitasi para petani untuk mendapatkan
dukungan program dari pemerintah, mengadakan uji coba pertanian organik,
pelatihan budidaya tani serta menyediakan info tentang benih maupun teknologi
budidaya. Adapun keseluruhan kegiatan yang dilakukan oleh Lembaga Serikat Petani
Indonesia tersebut mempunyai tujuan untuk meningkatkan kehidupan sosial ekonomi
Gambar 2.7
Bagan Kerangka Pemikiran
Pertanian Berkelanjutan :
1. Pelatihan
a. Uji coba pertanian organik
b. Pelatihan budi daya tani
2. Marketing
a. Pemasaran hasil tani.
b. Biaya pemasaran.
3. Fasilitator
a. Membangun jaringan dengan lembaga-lembaga pertanian
lainya.
b. Menyediakan informasi tentang benih dan teknologi
budidaya tani.
c. Fasilitas diskusi tentang pertanian Serikat Petani Indonesia
Sosial Ekonomi Petani 1. Produktivitas
2. Pendapatan
3. Kebutuhan pemenuhan pangan 4. Kondisi pendidikan
5. Kesehatan
2.8 Hipotesis
Secara etimologi istilah hipotesis berasal dari bahasa latin, yang terdiri dari
dua kata, yaitu hipo yang berarti sementara dan these yang berarti pernyataan.
Dengan demikian secara sederhana hipotesis dapat diartikan sebagai pernyataan
sementara. (Siagian, 2011: 147) mengemukakan bahwa hipotesis adalah suatu
pernyataan sementara yang menyatakan hubungan antara dua variabel atau lebih
variabel. Hipotesis harus dirumuskan dalam bentuk kalimat pernyataan.
Hipotesis yang baik harus menyatakan hubungan yang jelas dan tegas antara
dua atau lebih variabel dan juga membenarkan, bahkan memerlukan pengujian atas
kebenaran pernyataan yang dirumuskan. Maka dapatlah kita simpulkan bahwa
hipotesis adalah suatu pernyataan yang menegaskan hubungan antara dua atau lebih
variabel dimana pernyataan tersebut merupakan jawaban yang bersifat sementara
atas masalah penelitian. Selain itu hipotesis adalah arahan sementara untuk
menjelaskan fenomena yang diteliti (Siagian, 2011: 149).
Adapun hipotesis dalam penelitian ini ialah :
Ha : Ada pengaruh antara program pertanian berkelanjutan
terhadap ekonomi masyarakat oleh Serikat Petani Indonesia di
Kelurahan Pangkalan Mansyur Medan
Ho : Tidak ada pengaruh antara program pertanian berkelanjutan terhadap ekonomi masyarakat oleh Serikat Petani Indonesia di
2.9. Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional 2.9.1. Defenisi Konsep
Konsep merupakan istilah khusus yang digunakan para ahli dalam upaya
menggambarkan secara cermat fenomena sosial yang akan diteliti, untuk
menghindari salah pengertian atas makna konsep-konsep yang akan dijadikan objek
penelitian. Dengan kata lain, penulis berupaya membawa para pembaca hasil
penelitian ini untuk memaknai konsep sesuai dengan yang diinginkan dan
dimaksudkan oleh penulis. Jadi, definisi konsep ialah pengertian yang terbatas dari
suatu konsep yang dianut dalam suatu penelitian (Siagian, 2011: 138).
Pengertian konsep-konsep yang akan digunakan, maka penulis membatasi
konsep-konsep tersebut sebagai berikut:
1. Pengaruh adalah suatu kekuatan atau daya dari Lembaga Serikat Petani
Indonesia terhadap warga petani binaan di Kelurahan Pangkalan Mansyur
Medan guna meningkatkan sosial ekonomi masyarakatnya.
2. Program adalah rancangan mengenai asas serta usaha yang akan dijalankan.
3. Pertanian berkelanjutan adalah suatu cara bertani yang mengintegrasikan
secara komprehensif aspek lingkungan hingga sosial ekonomi masyarakat
pertanian yang bertujuan untuk memutus ketergantungan petani terhadap
input eksternal dan penguasa pasar yang mendominasi sumber daya agraria.
4. Sosial ekonomi adalah suatu kebutuhan yang saling berkaitan karena apabila
kebutuhan ekonomi seseorang tidak terpenuhi maka akan terjadi dampak
sosial yang terjadi di masyarakat.
5. Kesejahteraan sosial merupakan sistem yang terorganisir dan pelayanan
sosial, yang dirancang untuk membantu individu ataupun kelompok agar
2.9.2. Defenisi Operasional
Ditinjau dari proses atau langkah-langkah penelitian, dapat dikemukakan
bahwa perumusan defenisi operasional adalah langkah lanjutan dari defenisi konsep.
Jika perumusan defenisi konsep ditujukan untuk mencapai keseragaman pemahaman
tentang konsep-konsep, baik berupa obyek, peristiwa maupun fenomena yang diteliti,
maka perumusan operasional ditujukan dalam upaya transformasi konsep ke dunia
nyata sehingga konsep-konsep peneliti dapat diobservasi (Siagian, 2011: 141).
Adapun yang menjadi defenisi operasional dalam penelitian ini yaitu :
A. Variabel bebas (independent variabel) dapat didefenisikan sebagain variabel
atau sekelompok atribut yang mempengaruhi atau memberikan akibat
terhadap variabel atau sekelompok atribut yang lain. Ada kalanya variabel
bebas itu disebut dengan variable pengaruh. Biasanya untuk variabel bebas
diberikan simbol “x”, sehingga sering disebut variabel x (Siagian, 2011: 89).
Variabel bebas dalam penelitian ini ialah Program Pertanian Berkelanjutan
dengan indikator sebagai berikut :
1. Pelatihan oleh Serikat Petani Indonesia kepada petani binaan
a. Uji coba pertanian organik
i. Sumber informasi
ii. Ketertarikan responden terhadap uji coba pertanian organik
iii. Pelaksanaan sosialisasi oleh Serikat Petani Indonesia
iv. Pelaksanaan sosialisasi
b. Pelatihan budidaya tani.
i. Pertama kali mengikuti pelatihan budidaya tani
ii. Pelaksanaan pelatihan Serikat petani Indonesia
iv. Pemberian bibit organik
v. Pemberian pupuk organik
vi. Hasil panen
2. Pengelolaan Marketing oleh Serikat Petani Indonesia kepada Petani Binaan
a. Jarak tempuh dari lokasi pengelolaan hasil panen ke pasar
b. Alat transport yang digunakan
c. Potongan biaya pemasaran hasil panen
3. Peran Fasilitator Serikat Petani Indonesia
a. Permasalahan pertanian
b. Keterlibatan fasilitator dengan petani
c. Pelaksanaan pertemuan diskusi dengan lembaga pertanian lainnya
oleh Serikat Petani Indonesia
d. Pelaksanaan pertemuan diskusi dengan lembaga pertanian lainnya
oleh responden
B. Variabel terikat (dependent variabel) secara sederhana dapat diartikan
sebagai variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Melihat kedudukannya,
maka variabel terikat sering juga disebut variabel terpengaruh. Biasanya
untuk variabel terikat ini diberi notasi “y”, sehingga disebut sebagai variabel
y (Siagian, 2011: 90). Variabel tekait dalam penelitian ini ialah sosial
ekonomi masyarakat dengan indikator sebagai berikut :
1. Produktivitas
a. Luas lahan
b. Hasil panen
a. Hasil pendapatan sebelum mengikuti program
b. Hasil pendapatan setelah mengikuti program
c. Hasil simpanan setiap bulannya
d. Hasil tabungan
3. Kebutuhan pemenuhan pangan
a. Rata-rata makan dalam sehari
b. Berapa kali mengkonsumsi menu empat lima sempurna setiap
bulannya
4. Kondisi pendidikan anak
a. Jumlah anak yang bersekolah
b. Dimana anak bersekolah
c. Tingkat sekolah anak
d. Apakah anak ada yang putus sekolah
5. Kesehatan
a. Kemanakah pergi berobat
b. Kemampuan untuk rawat inap di rumah sakit
c. Sumber biaya berobat
6. Perumahan
a. Status kepemilikan rumah / tempat tinggal
b. Cara pembayaran rumah
c. Tipe perumahan / tempat tinggal
7. Rekreasi
a. Kemampuan berlibur