• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengawasan Internal Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Sumut Unit Usaha Syariah Cabang Pembantu HM Joni

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengawasan Internal Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Sumut Unit Usaha Syariah Cabang Pembantu HM Joni"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

PENGAWASAN INTERNAL PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PT. BANK SUMUT UNIT USAHA SYARIAH

CABANG PEMBANTU HM JONI

OLEH :

RAFINALDY PUTRA LUBIS 122102007

PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuni-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul: “PENGAWASAN INTERNAL PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PT. BANK SUMUT UNIT USAHA SYARIAH CABANG PEMBANTU HM JONI” dengan lancer tanpa kendala yang berarti. Shalawat serta salam hadiahkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa rahmat, petunjuk serta nikmat kepada manusia, yang telah membawa manusia dari alam kegelapan kealam yang benderang seperti saat ini. Semoga kita mendapat syafa’at di akhirat kelak.

Penulis menyadari tanpa petunjuk dari bimbingan Dosen serta bimbingan dari berbagai pihak maka sulit bagi penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada mereka yang telah memberikan bantuan kepada penulis, khususnya kepada :

1. Kedua orang tua penulis. Ayahanda Drs. Rizaluddin Lubis dan Ibunda tercinta Elly Rimarni Nasution SE, terima kasih atas kasih sayang, perhatian, dan doanya yang tak henti-hentinya selalu dipanjatkan untuk penulis agar diberi kemudahan dalam menyelesaikan tugas akhir ini. 2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas

(5)

3. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara sekaligus sebagai Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

4. Untuk kakak tersayang Rewina Putri Lubis yang menjadi motivasi penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

5. PT. Bank SUMUT Syariah Cabang Pembantu HM Joni, sebagai tempat penelitian yang telah memberikan informasi tentang produk pembiayaan murabahah.

6. Terima kasih kepada Keluarga dari Bapak Robby Maulana Barus SE, Ak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

7. Untuk sahabat-sahabat dekatku Rafli, Sutan, Dony, Faisal, Yusuf, Fadhil, Tisa, Winda, Resi, Rizky, Runi, Lia, Maya yang setia menemaniku disaat suka dan duka serta bersama-sama saling memberikan motivasi untuk mengakhiri tugas akhir dengan sempurna, dan atas semua support serta doanya.

8. Untuk kekasih tersayang Firdanti Ambarsari yang selalu menyemangati di segala kondisi dan memotivasi untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

(6)

Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan dikarenakan pengetahuan penulis yang terbatas, karena itu kritik dan saran penulis harapkan untuk memperbaikinya.

Akhir kata penulis berharap tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Medan, Juni 2015

Penulis

Rafinaldy Putra Lubis

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ……… ... i

DAFTAR ISI ……….. iv

DAFTAR TABEL ………... vii

DAFTAR GAMBAR ………... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ………. …... 1

B. Rumusan Masalah ………... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………... 4 D.Rencana Penelitian ………... 5

1. Jadwal Survey/Observasi ………. 5

2. Rencana isi ………... 6

BAB II : PT.BANK SUMUT UNIT USAHA SYARIAH CABANG PEMBANTU HM JONI ………. 9

A.Sejarah Ringkas ……….... 9 B. Struktur Organisasi ...………...

13

(8)

D.Jaringan Usaha …….………... 21

E. Kinerja Usaha Terkini ………. 21

F. Rencana Usaha ………. 25

BAB III : PENGAWASAN INTERNAL PEMBIAYAAN

MURABAHAH PADA PT. BANK SUMUT UNIT USAHA SYARIAH CABANG PEMBANTU HM JONI ………… 27

A.Definisi Pengawasan Internal ………. ……. 27 1. Tujuan Pengawasan Internal……… 28 2. Unsur-Unsur Pengawasan Internal……….. 29 B. Definisi Murabahah …..……….. …….

31

1. Fatwa DSN Tentang Murabahah………. 33

2. Rukun dan Syarat Murabahah……….. 35

3. Tujuan Penggunaan……….. 37

4. Sasaran………. 37

(9)

6. Skema Pembiayaan Murabahah………... 39

C. Pengawasan Internal Pembiayaan Murabahah ………….. 42

1. Tanggung Jawab Kontrol Intern………... 46

2. Uraian Tugas Kontrol Intern………. 46 BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN ………... 48

A.Kesimpulan ……….. 48

B. Saran ………... 48

DAFTAR PUSTAKA ……….… 50

(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Bank SUMUT Syariah Cabang

Pembantu HM Joni …... 14

Gambar 3.1 Skema Pembiayaan Murabahah ……….

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam dunia perbankan di Indonesia saat ini, perbankan syariah sudah tidak lagi dianggap sebagai tamu asing. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya bank yang menerapkan dual banking system dimana bank-bank yang sudah menerapkan sistem perbankan konvensional membentuk unit-unit perbankan syariah dengan menerapkan sistem perbankan syariah. Bahkan kini, ada beberapa bank asing yang beroperasi di Indonesia juga berencana untuk membuka kantor layanan syariah sebagai strategi bersaing dalam pasar yang terbuka. Dengan demikian, keberadaan sistem perbankan syariah ini melengkapi keberadaan sistem perbankan konvensional yang sudah diterima oleh kalangan masyarakat.

Menurut Undang-undang No.21 Pasal 1 ayat (1) tahun 2008 tentang perbankan syariah atau dalam istilah internasional dikenal sebagai Islamic banking atau perbankan tanpa bunga (interest-free banking) adalah “Segala

sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya”.

(14)

dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana-dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan dalam bentuk fasilitas pembiayaan. Perbedaan pokoknya terletak dalam perlakuan dan jenis keuntungan yang diambil bank dari transaki-transaksi yang dilakukannya. Bila bank konvensional mendasarkan keuntungannya dari pengambilan bunga, maka bank syariah dari apa yang disebut sebagai imbalan, baik berupa jasa (fee-base income) maupun mark-up atau profit margin, serta bagi hasil (loss and profit sharing).

Disamping dilibatkannya hukum islam dan pembebasan transaksi dari mekanisme bunga (interest free), posisi unik lainnya dari bank syariah dibandingkan dengan bank konvensional adalah diperbolehkannya bank syariah melakukan kegiatan-kegiatan usaha yang bersifat multi-finance dan perdagangan (trading). Hal ini berkenaan dengan sifat dasar transaksi bank syariah yang merupakan investasi dan jual beli serta sangat beragamnya pelaksanaan pembiayaan yang dapat dilakukan bank syariah, seperti pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip usaha patungan (musyarakah), jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa (ijarah). Sehingga masyarakat yang membutuhkan pendanaan dapat memilih pembiayaan yang prinsipnya sesuai dengan apa yang menjadi keinginan dan tujuannya (Rivai dan Arifin, 2010 : 32).

(15)

bukanlah tahap terakhir dari proses pembiayaan. Setelah realisasi pembiayaan, maka bank syariah perlu melakukan pemantauan dan pengawasan pembiayaan. Aktivitas ini memiliki aspek dan tujuan tertentu, terdapat aspek monitoring dan pengawasan pembiayaan.

Monitoring pembiayaan yaitu pemantauan pembiayaan agar dapat diketahui sedini mungkin deviasi yang terjadi, yang akan membawa akibat menurunnya mutu pembiayaan (uncollectible), dan pemohon dapat segera menyusun action program untuk memperbaiki kolektibilitas pembiayaan tersebut.

Sementara pengawasan pembiayaan yaitu usaha untuk mengendalikan pelaksanaan pembiayaan, agar persyaratan dan target yang diasumsikan dapat dipenuhi sebagai dasar persetujuan pembiayaan (terms of lending).

Salah satu fungsi manajemen dalam usahanya untuk penjagaan dan pengamanan dana pengelolaan kekayaan bank dalam bentuk pembiayaan yang lebih baik dan lebih efisien, guna menghindari terjadinya penyimpangan-penyimpangan dengan cara mendorong dipatuhinya kebijaksanaan-kebijaksanaan pembiayaan yang telah ditetapkan serta mengusahakn penyusunan administrasi pembiayaan yang benar. Jadi pada tahap pertama pengawasan pembiayaan ini merupakan upaya dalam penjagaan dan pengamanan harta bank dalam bentuk pembiayaan.

(16)

pembiayaan yang lainnya. Pada pembiayaan berakad Murabahah (jual beli), PT Bank Sumut Unit Usaha Syariah Cabang Pembantu HM Joni berupaya meningkatkan fasilitas dari produk pembiayaan Murabahah yang dimilikinya.

Dari uraian tersebut, penulis merasa tertarik untuk mengkaji bagaimana pengawasan internal yang dilaksanakan di PT Bank Sumut Unit Usaha Syariah Cabang Pembantu HM Joni khususnya pada pembiayaan Murabahah. Oleh karena itu , penulis membahas dalam bentuk tugas akhir dengan judul “Pengawasan Internal Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Sumut Unit Usaha Syariah Cabang Pembantu HM Joni”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis kemukakan, maka dapat diambil rumusan masalah “Bagaimana pengawasan internal pembiayaan

murabahah pada PT Bank Sumut Unit Usaha Syariah Cabang Pembantu HM Joni?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

(17)

a. Untuk mengetahui mekanisme permohonan pembiayaan murabahah di PT Bank Sumut Unit Usaha Syariah Cabang Pembantu HM Joni.

b. Untuk mengetahui apa saja tanggung jawab dan tugas yang harus dilakukan dalam pengawasan internal pembiayaan murabahah di PT Bank Sumut Unit Usaha Syariah Cabang Pembantu HM Joni.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi perusahaan, dapat dijadikan koreksi pada PT Bank Sumut Unit Usaha Syariah Cabang Pembantu HM Joni serta diharapkan agar dapat dijadikan referensi untuk melakukan pengembangan produk bagi produsen dengan meningkatkan minat nasabah agar nasabah percaya dan merasa puas ketika melakukan pembiayaan murabahah.

b. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan masukan untuk menyempurkan penelitian selanjutnya yang sejenis.

c. Bagi penulis, untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai Pengawasan Internal Pembiayaan Murabahah PT Bank Sumut Unit Usaha Syariah Cabang Pembantu HM Joni

D. Rencana Penelitian

1. Jadwal Survey/Observasi

Table 1.1

(18)

No Kegiatan

Mei Juni

I II III IV I II

1. Pengesahan Tugas Akhir

2. Pengajuan Judul

3. Permohonan Izin Riset

4. PenunjukanDosen Pembimbing

5. Pengumpulan Data

6. Penyusunan Tugas Akhir

7. Bimbingan Tugas Akhir

8. Peyelesaian Tugas Akhir

2. Rencana Isi

Laporan penelitian terdiri dari empat bab, dimana setiap bab saling berkaitan. Hal ini sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan penyusunan tugas akhir yang telah ditetapkan bahwa susunan tugas akhir harus praktis dan sistematis. Adapun rencana isi dari penulisan ini adalah sebagai berikut:

(19)

Dalam bab ini diuraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta rencana penulisan yang terdiri dari jadwal survey/observasi dan rencana isi.

BAB II : PT. BANK SUMUT UNIT USAHA SYARIAH CABANG PEMBANTU HM JONI

Pada bab ini diuraikan tentang sejarah ringkas, struktur organisasi, job description, jaringan usaha, kinerja usaha terkini, dan rencana usaha.

BAB III : PENGAWASAN INTERNAL PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PT. BANK SUMUT

UNIT USAHA SYARIAH CABANG PEMBANTU HM JONI

Dalam bab ini penulis menjelaskan mengenai definisi pengawasan internal, definisi murabahah, serta penulis juga menerangkan tentang

pengawasan internal, mulai dari siapa yang melakukan pengawasan dan apa saja tugas yang dilakukannya dalam pengawasan internal.

(20)
(21)

BAB II

PT. BANK SUMUT UNIT USAHA SYARIAH

CABANG PEMBANTU HM JONI

A. Sejarah Ringkas

1. PT. Bank SUMUT Secara Umum

Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara didirikan pada tanggal 4

November 1961 dengan Akta Notaris Rusli Nomor 22 dalam bentuk Perseroan

Terbatas (PT) dengan sebutan BPDSU. Pada tahun 1962 berdasarkan UU No. 13

tahun 1962 tentang Ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah dan sesuai

dengan Peraturan Daerah Tingkat I Sumatera Utara No.5 tahun 1965 bentuk

usaha diubah menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

Modal dasar pada saat itu sebesar Rp 100 juta dan sahamnya dimiliki oleh

Pemerintah Daerah Tingkat I Sumatera Utara dan Pemerintah Daerah Tingkat II

se-Sumatera Utara. Sejalan dengan Program Rekapitalisasi, bentuk hukum

BPDSU tersebut harus diubah dari Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perseroan

Terbatas (PT) agar saham Pemerintah Pusat dapat masuk untuk pengembangan

dan di kemudian hari saham pihak ketiga dimungkinkan dapat masuk atas

persetujuan DPRD Tingkat I Sumatera Utara, sehingga berdasarkan hal tersebut

maka pada tahun 1999, bentuk hukum BPDSU dirubah kembali menjadi

Perseroan Terbatas dengan nama PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera

Utara atau disingkat PT. Bank SUMUT yang berkedudukan dan berkantor Pusat

di Medan, Jl. Imam Bonjol No. 18, yang didirikan berdasarkan Akta No.38 tanggal

(22)

mendapat pengesahan dari Departemen Kehakiman Republik Indonesia Nomor

C-8224 HT.01.01.TH 99 tanggal 05 Mei 1999.

Modal dasar pada saat itu ditetapkan sebesar Rp 400 miliar. Seiring dengan

pertimbangan kebutuhan proyeksi pertumbuhan bank, maka pada tanggal 15

Desember 1999 melalui Akta No.31, modal dasar ditingkatkan menjadi Rp 500

miliar. Sesuai dengan Akta No.39 tanggal 10 Juni 2008 yang dibuat dihadapan H.

Marwansyah Nasution, SH, Notaris di Medan berkaitan dengan Akta Penegasan

No.05 tanggal 10 November 2008 yang telah memperoleh persetujuan dari

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana

dinyatakan dalam Surat Keputusan No. AHU-AH.01-87927.AH.01.02 tahun 2008

tanggal 20 November 2008 yang diumumkan dalam Tambahan Berita Negara

Republik Indonesia No.10 tanggal 03 Februari 2009, maka modal dasar ditambah

dari Rp. 500 miliar menjadi Rp. 1 triliun.

Anggaran Dasar terakhir, sesuai dengan Akta No. 12, tanggal 18 Mei 2011

dari Notaris Afrizal Arsad Hakim, S.H., mengenai Pernyatan Keputusan Rapat PT.

Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara. Perubahan anggaran dasar ini telah

memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam Surat Keputusan No.

AHU-33566.AHU.01.02 Tahun 2011 tanggal 5 Juli 2011, dimana modal dasar

mengalami perubahan dari Rp. 1 triliun menjadi Rp. 2 triliun.

2. PT. Bank SUMUT Syariah

(23)

dikeluarkannya UU No. 10 tahun 1998 yang memberikan kesempatan bagi bank konvensional untuk mendirikan Unit Usaha Syariah. Pendirian Unit Usaha syariah juga didasarkan pada kultur masyarakat Sumatera Utara yang religius, khususnya Umat Islam yang semakin sadar akan pentingnya menjalankan ajarannya dalam semua aspek kehidupan, termasuk dalam bidang ekonomi.

Komitmen untuk mendirikan unit usaha syariah semakin menguat seiring dikeluarkannya fatwa majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menyatakan bahwa bunga haram. Tentunya, fatwa ini mendorong keinginan masyarakat muslim untuk mendapatkan layanan jasa-jasa perbankan berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Dari hasil survei yang dilakukan 8 (Delapan) kota di Sumatera Utara, menunjukkan bahwa minat masyarakat terhadap pelayanan Bank Syariah cukup tinggi yaitu mencapai 70% untuk tingkat ketertarikan dan diatas 50% untuk keinginan mendapatkan pelayanan perbankan syariah.

Atas dasar ini, dan komitmen PT. Bank SUMUT terhadap pengembangan layanan perbankan Syariah maka pada tanggal 04 November 2004 PT. Bank SUMUT membuka Unit usaha Syariah dengan 2 (dua) kantor cabang Syariah yaitu kantor Cabang Syariah Medan dan kantor cabang Syariah Padang Sidimpuan.

Visi dan Misi Unit Usaha Syariah haruslah mendukung visi dan misi PT. Bank SUMUT secara umum, atas dasar itu ditetapkan visi unit Usaha Syariah yaitu “meningkatkan keunggulan PT. Bank SUMUT dengan

(24)

pembangunan daerah guna mewujudkan masyarakat yang sejahtera”. Sedangkan misinya adalah “meningkatkan posisi PT. Bank SUMUT

melalui prinsip layanan perbankan syariah yang aman, adil dan saling menguntungkan serta dikelola secara profesional“. Melalui pengembangan

layanan perbankan syariah diharapkan PT. Bank SUMUT dapat berperan lebih besar sesuai dengan visi dan misinya. Lebih lanjut, pengembangan usaha ini juga ditargetkan dapat meningkatkan profitabilitas PT. Bank SUMUT sekaligus memperkuat tingkat kesehatannya.

3. Fungsi, Visi, dan Misi Bank Sumut

Sebagai alat ekonomi daerah di bidang perbankan, PT. Bank Sumut

berfungsi sebagai penggerak dan pendorong laju pembangunan di daerah,

bertindak sebagai pemegang kas daerah yang melaksanakan penyimpanan uang

daerah serta sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah dengan

melakukan kegiatan usaha sebagai bank umum sebagai yang dimaksud pada

undang-undang Nomor 10 Tahun 1998.

Visi PT. Bank Sumut adalah menjadi bank andalan guna membantu dan

mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan daerah disegala

bidang serta sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dalam rangka

meningkatkan taraf hidup rakyat.

Misi PT. Bank Sumut adalah mengelola dana pemerintah dan masyarakat

secara professional yang didasarkan pada prinsip compliance.

(25)

Struktur Organisasi adalah kerangka dasar yang mempersatukan

fungsi-fungsi suatu perusahaan yang mengakibatkan timbulnya hubungan-hubungan

antara personil yang melaksanakan fungsi atau tugas masing-masing. Selain itu,

struktur organisasi juga merupakan gambaran tentang pembagian bidang

kegiatan dan pendelegasian tugas dan wewenang.

Tujuan dari struktur organisasi perusahaan adalah untuk mempermudah

pembentukan dan penetapan orang-orang atau personil-personil dari suatu

perusahaan, selain itu juga untuk memperjelas bidang-bidang dari tiap personil

sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai dan tercipta keseluruhan yang baik

dalam lingkungan kerja suatu perusahaan.

Adapun struktur organisasi PT. Bank Sumut Unit Usaha Syariah Cabang

Pembantu HM Joni adalah sebagai berikut :

PEMIMPIN CAPEM

(26)
[image:26.595.45.559.117.261.2]

Gambar 2.1

Struktur Organisasi PT. Bank SUMUT Syariah Cabang Pembantu HM Joni

Sumber : PT. Bank SUMUT Syariah Cabang Pembantu HM Joni

C. Job Description

1. Tugas Pimpinan Cabang Pembantu Syariah

a. Mengawasi kegiatan pembiayaan seperti pembiayaan kpr,gadai emas dan lainnya

b. Mengarahkan dan mengontrol sistem operasioanal kantor agar berjalan dengan efektif dan sesuai dengan ketentuan

Pelaksana Teller Pelaksana Customer Service Pelaksana Back Office

- PEMBIAYAAN

- PENDANAAN

(27)

c. Mengawasi bagian penagihan atas pinjaman nasabah dan ikut serta dalam penagihan tersebut

d. Mengarahkan dan mengontrol sistem pelayanan nasabah sesuai regulasi

e. Mengarahkan kepatuhan kebijakan, sistem dan prosedur dalam rangka terlaksananya penerapan Standard Operating Procedure di unit kerjanya

f. Mengarahkan terlaksanya penerapan prinsip-prinsip GCG dalam rangka terciptanya standar tata kelola Good Corporate Governance di unit kerjanya

g. Mengawasi tugas wakil pimpinan

h. Mengontrol pengelolaan dokumen, arsip dan inventaris dalam rangka menjaga kerahasiaan dokumen dan asset

i. Mengarahkan kegiatan budaya pelayanan dalam rangka terciptanya kualitas layanan

j. Menciptakan hubungan yang harmonis antara karyawan dengan karyawan dan karyawan dengan nasabah

k. Mengarahkan kegiatan budaya kepatuhan dalam rangka terpenuhinya kepatuhan terhadap ketentuan di unit kerjanya

2. Tugas Wakil Pimpinan Cabang Pembantu Syariah

a. Memonitor sistem pendapatan nasabah agar memenuhi aspek kehati-hatian dan regulasi

b. Mengawasi seluruh kegiatan teller dan customer service

(28)

d. Mengawasi seluruh agunan untuk pembiayaan dan kas

e. Memonitor dan mengevaluasi aktivitas transaksi keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku

f. Mengawasi kegiatan operasional perusahaan

g. Mengevaluasi kinerja bawahan untuk memastikan pencapaian tergat kerja

h. Mengawasi kegiatan supervise perusahaan

i. Memonitor kepatuhan kebijakan, sistem dan prosedur dalam rangka terlaksananya penerapan Standard Operating Procedure di unit kerjanya

j. Menerapkan pengelolaan dokumen, arsip dan inventaris dalam rangka menjaga kerahasiaan dokumen dan asset di unit kerjanya k. Menjadi pelaksana ketika pimpinan tidak masuk jam kerja 3. Tugas Pelaksana Teller

a. Pelaksana Teller Tunai

1) Melayani setiap nasabah yang datang dengan ramah 2) Membukukan setiap transaksi dengan benar

b. Pelaksana Overbooking

1) Membukukan nota pencairan.gadai emas,kpr,dan modal kerja 2) Membukukan nota seluruh pengeluaran Bank Sumut Syariah

Capem HM Joni

3) Membukukan nota kredit dan deposito

(29)

d. Melakukan pemisahan uang yaitu memisahkan antara uang yang layak dengan uang yang tidak layak

4. Tugas Pelaksana Customer Service

a. Bertugas dalam pembukaan rekening yang meliputi tabungan,giro dan deposito

b. Memberikan informasi kepada nasabah mengenai rekening tabungan nasabah

c. Melayani telepon masuk dan telepon keluar dan melayaninya dengan baik

d. Menjelaskan produk kepada nasabah yang datang ke Bank Sumut Capem Hm.Joni Sumatera Utara

5. Tugas Pelaksana Back Office a. Pembiayaan

1) Memasukkan pembiayaan ke masyarakat 2) Membukukan nota masuk

3) Membuat laporan awal bulan.laporan yang dibuat pada awal bulan seperti:

a) Bank garansi

b) Surat perintah kerja (SPK)

c) Perkembangan kredit seperti pembebanan pajak,deposito,tabungan dan giro.

d) Biaya rutin e) Olahraga f) SOP

(30)

5) Memasukkan data nasabah ke sistem setelah dianalisa 6) Menganalisa berkas pembiayaan yang telah masuk 7) Memantau rekening pembiayaan yang menunggak b. Pendanaan

1) Menyebarkan brosur mengenai produk yang ada di bank sumut syariah dan menjalin relasi dengan nasabah.

2) Memasukkan nota-nota yang tidak habis 3) Memeriksa kadar emas yang akan digadai

4) Bertugas menghitung besarnya pajak penghasilan pegawai kemudian melaporkannya ke kantor cabang

5) Bertugas menagih dana atas pinjaman yang dilakukan nasabah yang terlambat dalam pembayaran.

6) Mengelola nota-nota masuk yang meliputi uang makan pegawai,uang lembur pegawai dan semua yang berkaitan dengan pengeluaran.

7) Bertugas memeriksa kembali transaksi yang dilakukan teller pada sore hari

8) Membuat laporan awal dan akhir bulan.laporan yang dibuat seperti

a) Laporan bank garansi b) Laporan surat perintah kerja c) Laporan perkembangan kredit d) Laporan resiko

(31)

g) Laporan SOP h) Laporan BDT i) Laporan kolek j) Laporan PPAP

k) Laporan diterima ditolak

l) Pembebanan pajak deposito,tabungan dan customer service c. Penagihan

1. Pemasaran

Pemasaran dimaksudkan untuk mendapatkan nasabah baru yang biasa

dilakukan dengan menyebar brosur tentang produk yang ada di Bank

Sumut Syariah Capem Hm.joni.

2. Analisa Pembiayaan

Analisa Pembiayaan yaitu untuk menganalisa pembiayaan-pembiayaan yang bermasalah.guna dalam menganalisa pembiayaan bermasalah yaitu untuk menurunkan tingkat kerugian yang ditanggung oleh bank yang biasa di sebut dalam perbankan syariah NPL (non performing financing).analisa pembiayaan bertujuan untuk pengeluaran dana.

3. Follow up Pembiayaan

Follow up pembiayaan dilakukan untuk mengingatkan nasabah atas dana yang dipinjam dari pihak bank agar tidak meleawati tanggal jatuh tempo pembayaran yang terlalu lama.dalam follow up pembiayaan pihak bank memiliki strategi yaitu:

(32)

b. Restrukturisasi c. Rescheduling d. Lelang e. Write off

D. Jaringan Usaha

Bank Sumut memiliki kantor Cabang yang tersebar di seluruh Provinsi Sumatera Utara dan beberapa Cabang diluar Provinsi Sumatera Utara. Per 31 Desember 2013, Bank SUMUT memiliki 1 kantor pusat, 30 kantor pusat konvensional, 5 kantor cabang syariah, 103 kantor cabang pembantu konvensional, 17 kantor cabang pembantu syariah, 12 kantor kas, 35 payment point samsat dan 23 kas mobil, dan 233 unit ATM. Salah satunya PT. Bank Sumut Cabang Pembantu USU yang sekarang berkembang dengan pesat. Ini akan terus bertambah untuk tahun-tahun kedepannya.

E. Kinerja Terkini

PT. bank SUMUT Cabang Syariah di dalam kegiatannya, memiliki berbagai produk dan jasa yang sedang dilakukan di dalam perkembangan perusahaan. Adapun produk-produk usaha terkini yang ditawarkan oleh PT. Bank SUMUT Cabang Syariah Medan adalah sebagai berikut:

1. Produk Penghimpun Dana

Produk dana yang diberikan kepada nasabah adalah sebagai berikut: a. Giro iB Utama Wadiah

(33)

Pada produk ini nasabah menitipkan dana dan bank akan mempergunakan dana tersebut sesuai dengan prinsip syariah dan menjamin akan mengembalikan titipan tersebut secara utuh bila sewaktu-waktu nasabah membutuhkannya.

b. Tabungan iB Martabe (Tabungan Marwah)

Tabungan Marwah merupakan tabungan yang dikelola berdasarkan prinsip wadiah yad dhamanah yang merupakan titipan murni dengan seizin pemilik dana (sahibul mal), bank dapat mengelolanya didalam operasional bank untuk mendukung sector riil, dengan menjamin bahwa dana tersebut dapat ditarik setiap saat oleh pemilik dana. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menjamin pengembalian dana titipan nasabah s/d Rp 2.000.000.000.

c. Tabungan iB Martabe Bagi Hasil (Tabungan Martabe)

Tabungan Marhamah (Martabe bagi hasil Mudharabah) merupakan produk perhimpunan dana yang dalam pengelolaannya menggunakan prinsip Mudharabah Muthlaqah, yaitu investasi yang dilakukan oleh nasabah sebagai pemilik dana (sahibul mal) dan bank sebagai pihak yang bebas tanpa pembatasan dari pemilik dana menyalurkan dan nasabah tersebut dalam bentuk pembiayaan kepada usaha-usaha yang menguntungkan dan tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Atas keuntungan yang dapat dari penyaluran dana, bank memberikan bagi hasil sesuai dengan nisbah yang telah disepakati.

(34)

Tabungan Makbul adalah produk tabungan khusus PT Bank Sumut sebagai sarana penitipan BPIH (Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji) penabung perorangan secara bertahap ataupun sekaligus dan tidak dapat melakukan transaksi penarikan.

e. Deposito

Prinsipnya sama dengan tabungan marhamah, akan tetapi dana yang disimpan oleh nasabah hanya dapat ditarik berdasarkan jangka waktu yang telah ditentukan dengan bagi hasil keuntungan yang telah disepakatai bersama. Investasi akan disalurkan untuk usaha yang produktif dan halal.

2. Produk Penyaluran Dana

a. Pembiayaan iB Produktif dengan Sistem Murabahah (Jual Beli)

Murabahah merupakan akad jual beli atas barang dengan harga yang disepakati diawal dimana bank menyebutkan harga pembelian dan margin yang diperoleh bank. Bank dapat mensyaratkan pembeli untuk membayar uang muka (urbun). Nasabah membayar kepada bank menurut harga yang diperjanjikan dan harga/pembayaran tidak berubah selama jangka waktu yang telah disepakati. Produk pembiayaan ini dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan usaha seperti modal kerja dan investasi. Namun dapat juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi (murabahah untuk konsumtif).

(35)

Pembiayaan musyarakah adalah penanaman dana dari pemilik dana/modal untuk mencampurkan dana/modal terhadap suatu usaha tertentu dengan pembagian keuntungan berdasarkan nisbah yang telah disepakati antara nasabah dan bank. Kerugian ditanggung oleh pemilik dana/modal berdasarkan bagian dana modal masing-masing. Jangka waktu pembiayaan, pengembalian dana pembagian keuntungan ditentukan dalam akad.

c. Pembiayaan Gadai Emas iB SUMUT

Pinjaman (Qardh) dengan gadai emas adalah fasilitas pinjaman dana tanpa imbalan jasa yang diberikan oleh Bank kepada nasabah dengan jaminan berupa emas yang berprinsip gadai syariah. Atas emas yang digadaikan, bank mengenakan biaya sewa Rp 5.500,-/gram.

3. Jasa-jasa Bank

a. Transaksi setoran dan penarikan 1) Kiriman Uang (Transfer)

Kiriman uang (Transfer) yaitu suatu jasa bank dalam pengiriman dana dari suatu cabang kecabang yang lain atas permintaan pihak ketiga (ijab dan qobul) untuk dibayarkan kepada penerima ditempat lain. Kiriman uang menggunakan prinsip Wakalah. 2) Bank Garansi

(36)

tersebut, apabila nasabah tersebut cedera janji. Bank Garansi menggunakan prinsip kafalah. Dalam aplikasinya pada PT. Bank SUMUT Unit Usaha Syariah, bank memberikan garansi bank untuk kontraktor yaitu: Jaminan Penawaran (Tender Bond), Penerima Uang Muka (Advance Payment Bond), Melaksanakan Pekerjaan (performance bond), Pemeliharaan (Maintanance/Retention Bond).

3) Inkanso

Inkanso merupakan fasilitas yang diberikan kepada nasabah atas kepastian dan pengurusan penegihan warkat-warkat yang berasal dari kota lain secara cepat dan aman berdasarkan prinsip Wakalah.

F. Rencana Usaha

(37)

BAB III

PENGAWASAN INTERNAL PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PT. BANK SUMUT UNIT USAHA SYARIAH CABANG PEMBANTU HM

JONI

E. Definisi Pengawasan Internal

SA Seksi 319 Pertimbangan atas Pengendalian Intern dalam Audit Laporan Keuangan paragraf 06 mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini:

1. Keandalan pelaporan keuangan

2. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku 3. Efektivitas dan efisiensi operasi

Dari definisi pengendalian tersebut terdapat beberapa konsep dasar berikut ini:

(38)

b. Pengendalian intern dijalankan oleh orang. Pengendalian intern bukan hanya terdiri dari pedoman kebijakan dan formulir, namun dijalankan oleh orang dari setiap jenjang organisasi, yang mencakup dewan komisaris, manajemen, dan personel lain.

c. Pengendalian intern dapat diharapkan mampu memberikan keyakinan memadai, bukan keyakinan mutlak, bagi manajemen dan dewan komisaris entitas. Keterbatasan yang melekat dalam semua sistem pengendalian intern dan pertimbangan manfaat dan pengorbanan dalam pencapaian tujuan pengendalian menyebabkan pengendalian intern tidak dapat memberikan keyakinan mutlak.

d. Pengendalian intern ditujukan untuk mencapai tujuan yang saling berkaitan: pelaporan keuangan, kepatuhan, dan operasi.

1. Tujuan Pengawasan Internal

a. Aktiva dilindungi dan digunakan untuk pencapaian tujuan usaha b. Informasi bisnis akurat

c. Karyawan mematuhi peraturan dan ketentuan

(39)

lebih besar dari kantor hingga penyelewengan jutaan dolar melalui tipuan yanga rumit.

Informasi bisnis yang akurat diperlukan demi keberhasilan usaha. Penjagaan aktiva dan informasi yang akurat sering berjalan seiring. Sebabnya adalah karena karyawan yang ingin menggelapkan aktiva juga perlu menutupi penipuan tersebut dengan menyesuaikan catatan akuntansi.

Perusahaan harus mematuhi perundang-undangan dan peraturan yang berlaku serta standar pelaporan keuangan. Contoh-contoh dari standar serta peraturan tersebut meliputi ketentuan mengenai lingkungan hidup, syarat-syarat kontrak, peraturan keselamatan, dan prinsip akuntansi yang berlaku umum (generally accepted accounting principles GAAP).

2. Unsur-unsur Pengawasan Internal

Dengan cara bagaimana manajemen mencapai tujuan pengendalian internal? Manajemen bertanggung jawab untuk merancang dan menerapkan lima unsur pengendalian internal (elements of internal control) untuk mencapai tiga tujuan pengendalian internal. Unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut:

a. Lingkungan Pengendalian b. Penilaian Risiko

(40)

e. Informasi dan Komunikasi Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian suatu perusahaan mencakup seluruh sikap manajemen dan karyawan mengenai pentingnya pengendalian. Salah satu faktor yang memengaruhi lingkungan pengendalian adalah falsafah dan gaya operasi manajemen.

Penilaian Risiko

Semua organisasi menghadapi risiko. Contoh-contoh risiko meliputi perubahan-perubahan tuntutan pelanggan, ancaman persaingan, perubahan peraturan, perubahan-perubahan faktor ekonomi seperti perubahan suku bunga, dan pelanggaran karyawan atas kebijakan dan prosedur perusahaan.

Prosedur Pengendalian

Prosedur pengendalian ditetapkan untuk untuk memberikan jaminan yang wajar bahwa sasaran bisnis akan dicapai, termasuk pencegahan penggelapan.

Pemantauan

Pemantauan terhadap sistem pengendalian internal akan mengidentifikasi dimana letak kelemahannya dan memperbaiki efektivitas pengendalian tersebut. Sistem pengendalian internal dapat dipantau secara rutin atau melalui evaluasi khusus.

(41)

Informasi dan komunikasi merupakan unsur penting dari pengendalian internal. Informasi mengenai lingkungan pengendalian, penilaian risiko, prosedur pengendalian, dan pemantauan diperlukan oleh manajemen untuk mengarahkan operasi dan memastikan terpenuhinya tuntutan-tuntutan pelaporan serta peraturan yang berlaku.

F. Definisi Murabahah

Salah satu skim fiqih yang paling popular digunakan oleh perbankan syariah adalah skim jual-beli murabahah. Transaksi murabahah ini lazim dilakukan oleh Rasulullah Saw. dan para sahabatnya. Secara sederhana, murabahah berarti suatu penjualan barang seharga barang tersebut ditambah keuntungan yang disepakati. Misalnya, seseorang membeli barang kemudian menjualnya kembali dengan keuntungan tertentu. Berapa besar keuntungan tersebut dapat dinyatakan dalam nominal rupiah tertentu atau dalam bentuk persentase dari harga pembeliannya, misalnya 10% atau 20%.

Jadi singkatnya, murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual adan pembeli. Akad ini merupakan salah satu bentuk natural certainty contracts, karena dalam murabahah ditentukan berapa required rate of profit-nya (keuntungan yang ingin diperoleh).

Karena dalam definisinya disebut adanya “keuntungan yang

disepakati”, karakteristik murabahah adalah si penjual dan harus memberi

(42)

keuntungan yang ditambahkan pada biaya tersebut. Misalnya, si Fulan membeli unta 30 dinar, biaya-biaya yang dikeluarkan 5 dinar, maka ketika menawarkan untanya, ia mengatakan: “Saya jual unta ini 50 dinar, saya

mengambil keuntungan 15 dinar.”

Murabahah dapat dilakukan berdasarkan pesanan atau tanpa pesanan. Dalam murabahah berdarkan pesanan, bank melakukan pembelian barang setelah ada pemesanan dari nasabah, dan dapat bersifat mengikat atau tidak mengikat nasabah untuk membeli barang yang dipesannya (bank dapat meminta uang muka pembelian kepada nasabah.

Dalam kasus jual beli biasa, misalnya seseorang ingin membeli barang tertentu dengan spesifikasi tertentu, sedangkan barang tersebut belum ada saat pemesanan, makas si penjual akan mencari dan membeli barang yang sesuai dengan spesifikasinya, kemudian menjualnya kepada menjualnya kepada si pemesan.

Pembayaran murabahah dapat dilakukan secara tunai atau cicilan. Dalam murabahah juga diperkenankan adanya perbedaan dalam harga barang untuk cara pembayaran yang berbeda. Murabahah muajjal dicirikan dengan adanya penyerahan barang di awal akad dan pembayaran kemudian (setelah awal akad), baik dalam bentuk angsuran maupun dalam bentuk lump sum (sekaligus).

(43)

Pembiayaan murabahah telah diatur dalam Fatwa DSN No. 04/DSN-MUI/IV/2000. Dalam fatwa tersebut disebutkan ketentuan umum mengenai murabahah, yaitu sebagai berikut:

a. Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas riba.

b. Barang yang diperjual belikan tidak diharamkan oleh syari’at Islam.

c. Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah disepakati kualifikasinya.

d. Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri, dan pembelian ini harus sah dan bebas riba.

e. Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, mislanya jika pembelian dilakukan secara utang.

f. Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan) dengan harga jual senilai harga plus keuntungannya. Dalam kaitan ini bank harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan.

g. Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut pada jangka waktu tertentu yang telah disepakati.

(44)

i. Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang kepada pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang, secara prinsip menjadi milik bank.

Aturan yang dikenakan kepada nasabah dalam murabahah ini dalam fatwa adalah sebagai berikut:

1. Nasabah mengajukan permohonan dan perjanjian pembelian suatu barang atau asset kepada bank.

2. Jika bank menerima permohonan tersebut ia harus membeli terlebih dahulu asset yang dipesannya secara sah dengan pedagang.

3. Bank kemudian menawarkan asset tersebut kepada nasabah dan nasabah harus menerima (membeli)-nya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakatinya, karena secara hokum perjanjian tersebut mengikat; kemudian kedua belah pihak harus membuat kontrak jual beli.

4. Dalam jual beli ini bank dibolehkan meminta nasabah untuk membayar uang muka saat menandatangani kesepakatan awal pemesan.

5. Jika nasabah kemudian menolak membeli barang tersebut, biaya riil bank haru dibayar dari uang muka tersebut.

(45)

7. Jika uang muka memakai kontrak ‘urbun sebagai alternative dari uang muka, maka: (1) jika nasabah memutuskan untuk membeli barang tersebut, ia tinggal membayar sisa harga; atau (2) jika nasabah batal membeli, uang muka menjadi milik bank maksimal sebesar kerugian yang ditanggung oleh bank akibat pembatalan tersebut; nasabah wajib melunasi kekurangannya. (Widyaningsih, 2005:106)

2. Rukun dan Syarat Murabahah

Transaksi murabahah dapat dilakukan apabila telah terpenuhi rukun-rukun, yaitu :

a. Penjual (Ba’i)

Penjual merupakan seseorang yang menyediakan alat komoditas atau barang yang akan dijual belikan, kepada konsumen atau nasabah.

b. Pembeli (Musytari)

Pembeli merupakan, seseorang yang membutuhkan barang untuk digunakan, dan bias didapat ketika melakukan transaksi dengan penjual.

c. Objek Jual Beli (Mabi’)

Adanya barang yang akan diperjual belikan merupakan salah satu unsur terpenting demi suksesnya transaksi. Contoh: alat komoditas transportasi, alat kebutuhan rumah tangga dan lain-lain.

(46)

Harga merupakan unsur terpenting dalam jual beli karena merupakan suatu nilai tukar dari barang yang akan atau sudah dijual.

e. Ijab Qobul (shighat)

Para ulama fiqih sepakat menyatakan bahwa unsur utama dari jual beli adalah kerelaan kedua belah pihak, kedua belah pihak dapat dilihat dari ijab qobul yang dilangsungkan. Menurut mereka ijab dan qobul perlu diungkapkan secara jelas dan transaksi yang bersifat mengikat kedua belah pihak, seperti akad jual beli, akad sewa, dan akad nikah. (Karim, 2001:94)

Akad Murabahah sah menurut syariah apabila dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

1. Penjual memberitahu biaya modal kepada nasabah

2. Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan 3. Jual beli harus bebas dari riba

4. Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang sesudah pembelian

5. Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara utang.

3. Tujuan Penggunaan

(47)

pembiayaan murabahah dibagi kepada dua kelompok penggunaan yaitu :

a. Murabahah Untuk Konsumtif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk pembelian atau pengadaan barang yang digunakan bukan untuk tujuan mendapatkan laba, baik berupa barang yang habis sekaligus pada saat digunakan maupun dapat digunakan berulang-ulang.

b. Murabahah Untuk Investasi, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk pembelian atau pengadaan barang modal dalam rangka melakukan kegiatan produksi dan berbagai kegiatan produktif lainnya yang bertujuan mendapatkan laba dan dapat digunakan berulang-ulang dalam jangka menengah maupun panjang.

4. Sasaran

a. Perorangan yang berpenghasilan tetap, yaitu bagian masyarakat yang memperoleh penghasilan secara rutin melalui kegiatan sehari-hari yang dapat dibuktikan secara fisik maupun administratif, yang dapat dikelompokkan kepada beberapa bagian, antara lain :

1) Pegawai : secara individu dan berkelompok 2) Pengusaha (Wiraswasta)

3) Profesional (apoteker, dokter, akuntan, notaris, pengacara, dan lain-lain)

(48)

CV, Firma, Perseroan Terbatas (PT) dan lembaga lain yang bertujuan untuk mendapatkan laba/ hasil usaha.

5. Murabahah dalam Perbankan Islam

Bank-bank Islam umumnya mengadopsi murabahah untuk memberikan pembiayaan jangka pendek kepada para nasabah guna pembelian barang meskipun nasabah tidak memiliki uang untuk membayar pada saat itu. Murabahah, sebagaimana yang digunakan dalam perbankan Islam, prinsipnya didasarkan pada dua elemen pokok yaitu terkait dan kesepakatannya atas labanya (mark up).

Dengan demikian, ciri-ciri mendasar yang dapat disimpulkan pada kontrak murabahah (jual beli dengan pembayaran tunda) ini adalah sebagai berikut :

a. Pihak pembeli harus memliki pengetahuan tentang harga awal dari barang yang dijual pihak bank, biaya-biaya terkait dengannya dan batas laba (mark up) yang ditetapkan dalam bentuk prosentase dari total harga plus biaya-biayanya.

b. Obyek yang diperjual-belikan adalah berupa barang atau komoditas dan harus dibayar dengan uang.

c. Obyek yang diperjual-belikan harus ada dan dimiliki oleh penjual atau wakilnya dan dapat diserahkan secara langsung.

d. Pembayaran yang dilakukan oleh pihak pembeli dapat ditangguhkan (angsuran). (Muhammad, 2004:93)

(49)

a. Murabahah adalah suatu mekanisme investasi jangka pendek, menggunakan sistem Profit and Lost Sharing (PLS), dan proses cukup mudah.

b. Mark-up dalam murabahah dapat ditetapkan sedemikian rupa sehingga memastikan bahwa bank dapat memperoleh keuntungan yang sebanding dengan keuntungan bank-bank yang berbasis bunga yan menjadi saingan bank-bank Islam.

c. Murabahah menjauhkan ketidakpastian yang ada pada pendapatan dari bisnis-bisnis dengan system PLS (Kar im, 2001:94).

6. Skema Pembiayaan Murabahah

Pada skema Murabahah, peralihan hak terjadi pada awal akad, selanjutnya Bank Syariah memberikan keleluasaan kepada nasabah untuk mencicil pembayarannya dalam jangka waktu tertentu. suatu akad yang menjual barang dengan harga (modal) nya yang diketahui kedua belah pihak yg bertransaksi (penjual dan pembeli) dengan keuntungan yang diketahui keduanya.

1)Negosiasi dan persyaratan

2)Akad jual beli

6)Bayar (secara angsuran) 5)Terima

barang

(50)
[image:50.595.190.434.140.183.2]

3)Beli barang 4)Kirim

Gambar 3.1

Skema Pembiayaan Murabahah

Sumber : PT. Bank SUMUT Syariah Cabang Pembantu HM Joni

Keterangan:

1) Bank bertindak sebagai penjual sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli Bank dari produsen ditambah keuntungan. Kedua pihak harus menyepakatiharga jual dan jangka waktu pembayaran.

2) Harga jual dicantumkan dalam akad jual beli dan jika telah disepakati tidak dapat berubah selama berlaku akad.

3) Bank Syariah memesan barang yang telah dipesan nasabah kepada pemasok atau penjual utama.

4) Setelah barang dipesan, supplier mengirimkan barang kepada nasabah.

5) Nasabah menerima pesanan barang dokumen yang diperlukan dari supplier.

SUPLIER

(51)

6) Nasabah melakukan pembayaran pembelian barang kepada bank sesuai kesepakatan. Dalam perbankan, murabahah lazimnya dilakukan dengan cara pembayaran cicilan.

Mekanisme pelaksanaan kerjasama dalam pembiayaan murabahah pada PT. Bank SUMUT Syariah adalah sebagai berikut:

1. Permohonan pembiayaan diajukan secara perseorangan oleh masing-masing calon nasabah dengan terlebih dahulu mengajukan permohonan secara tertulis dan mengisi formulir yang disediakan Pihak Pertama dan dikoordinasikan serta diverifikasi oleh Pihak Kedua.

2. Pelaksanaan pemberian pembiayaan dilakukan dengan perjanjian pembiayaan individual (perorangan) antara Pihak Pertama dengan masing-masing nasabah dalam suatu perjanjian tersendiri yang memenuhi syarat dan ketentuan teknis perbankan yang berlaku pada Pihak Pertama.

Berdasarkan sumber dana yang digunakan, pembiayaan Murabahah secara garis besar dapat dibedakan menjadi tiga kelompok.

1. Pembiayaan Murabahah yang didanai dengan URIA (Unrestricted Investment Account = investasi tidak terikat).

2. Pembiayaan Murabahah yang didanai dengan RIA (Restricted Investment Account = investasi terikat).

(52)

Dalam setiap pendesainan sebuah pembiayaan, faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah:

1. Kebutuhan nasabah;

2. Kemampuan finansial nasabah.

Faktor-faktor ini juga akan mempengaruhi sumber dana yang akan digunakan untuk pembiayaan tersebut.

G. Pengawasan Internal Pembiayaan Murabahah

Pengawasan internal dalam suatu perusahaan itu sangatlah penting untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Pembiayaan murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Adanya pengawasan internal dalam pembiayaan murabahah sangat berpengaruh penting, guna untuk memastikan suatu transaksi murabahah berjalan sesuai ketentuan yang ada dan tercapainya tujuan yang diinginkan oleh kedua belah pihak. Pengawasan internal merupakan pengawasan yang sangat membantu pemimpin dalam suatu organisasi melaksanakan tugasnya sehingga mempunyai peranan penting bagi sebuah Bank, yang secara keseluruhan bertujuan untuk mencegah dan menghindari terjadinya kesilapan, kecurangan, penyelewengan dan manipulasi lainnya pada PT. Bank Sumut Syariah HM Joni. Pengawasan internal dilakukan pada awal bulan, dimana selalu ada pemeriksaan pada setiap pembiayaan yang telah terjadi.

(53)

Dalam arti sempit “prosedur-prosedur mekanis untuk memeriksa ketelitian

data-data administrasi, sedangkan dalam arti luas adalah sistem sosial yang mempunyai wawasan makna khusus yang berada dalam organisasi perusahaan.

Pengertian pengawasan intern dapat ditinjau dalam arti yang luas dan dalam arti sempit menurut Comitte on Auditing Procedure AICPA. Pengawasan intern meliputi rencana organisasi serta semua cara ketentuan-ketentuan yang dikoordinasikan, yang digunakan didalam perusahaan untuk melindungi harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, meningkatkan efesiensi didalam operasi dan mendorong dipatuhinya kebijaksanaan perusahaan yang telah ditetapkan. Pengawasan intern dalam arti sempit diartikan sama dengan “internal check” yaitu suatu sistem dan prosedur yang secara otomatis dapat saling

memeriksa, dalam arti bahwa data akuntansi yang dihasilkan oleh suatu bagian atau fungsi lain dalam suatu organisasi perusahaan.

(54)

Manajemen. Manajemen bertanggung jawab untuk mengembangkan dan menyelenggarakan secara efektif pengendalian intern organisasinya. Direktur utama perusahaan bertanggung jawab untuk menciptakan atmosfer pengendalian di tingkat puncak, agar kesadaran terhadap pentingnya pengendalian menjadi tumbuh di seluruh organisasi.

Dewan komisaris dan komite audit. Dewan komisaris bertanggung jawab untuk menentukan apakah manajemen memenuhi tanggung jawab mereka dalam mengembangkan dan menyelenggarakan pengendalian intern.

Auditor intern. Auditor intern bertanggung jawab untuk memeriksa dan mengevaluasi memadai atau tidaknya pengendalian intern entitas dan membuat rekomendasi peningkatannya. Auditor intern bukan pihak utama yang bertanggung jawab atas pengendalian intern entitas. Manajemen, dewan komisaris, dan komite audit merupakan pihak utama yang bertanggung jawab atas pengendalian intern entitas.

(55)

Auditor independen. Sebagai bagian dari prosedur auditnya terhadap laporan keuangan, auditor dapat menemukan kelemahan pengendalian intern kliennya, sehingga ia dapat mengkomunikasikan temuan auditnya tersebut kepada manajemen, komite audit, atau dewan komisaris.

Pihak luar lain. Pihak luar lain bertanggung jawab atas pengendalian intern entitas adalah badan pengatur (regulatory body), seperti Bank Indonesia dan Bapepam. Badan pengatur ini mengeluarkan persyaratan minimum pengendalian intern yang harus dipenuhi oleh suatu entitas dan memantau kepatuhan entitas terhadap persyaratan tersebut.

Pada PT. Bank SUMUT orang yang melakukan pengawasan internal dinamakan Kontrol Intern. Fungsi utama dari Kontrol Intern tersebut adalah memeriksa prosedur kegiatan usaha unit operasional BANK SUMUT dalam rangka tercapainya kegiatan usaha unit operasional berjalan dengan baik dan benar. Kontrol intern juga mempunyai wewenang penuh atas akses data dan informasi Bank SUMUT.

Kontrol intern memiliki beberapa tanggung jawab dan uraian tugas, yaitu:

1. Tanggung Jawab Kontrol Intern

a. Terlaksananya kegiatan pengawasan harian usaha unit operasional BANK SUMUT di wilayah I & II

(56)

e. Terlaksananya pengelolaan risiko di unit kerjanya f. Terlaksananya budaya kepatuhan di unit kerjanya g. Terlaksananya budaya layanan di unit kerjanya 2. Uraian Tugas Kontrol Intern

a. Melaksanakan kegiatan pemeriksaan harian dan secara berkala atas kegiatan seluruh transaksi nasabah agar sesuai dengan prosedur yang berlaku

b. Melakukan komunikasi dan sosialisasi kepada unit operasional terkait hasil temuan dan tindak lanjut oleh manajemen dalam upaya perbaikan hasil temuan

c. Membuat laporan hasil analisa sistem harian sebagai tindak lanjut laporan perbaikan hasil temuan

d. Melakukan prinsip-prinsip GCG dalam seluruh aktivitas pekerjaannya dalam rangka terciptanya standar tata kelola Good Corporate Governance perusahaan

e. Memonitor kepatuhan kebijakan, sistem, dan prosedur, serta pelaporan dalam rangka terlaksananya penyusunan dan penerapan Standard Operating Procedure di lingkungan kerjanya

f. Mengoperasikan risiko yang relevan dalam rangka terciptanya standar tata kelola risiko perusahaan

g. Menerapkan kegiatan budaya kepatuhan dalam rangka terpenuhinya kepatuhan terhadap ketentuan di unit kerjanya

(57)

i. Menerapkan pengelolaan dokumen, arsipcdan inventaris dalam rangka menjaga kerahasiaan dokumen dan aset di unit kerjanya j. Mengidentifikasi keterbukaan informasi di unit kerjanya dalam

(58)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

H. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan tentang pengawasan internal pembiayaan murabahah pada PT. Bank SUMUT Unit Usaha Syariah Cabang Pembantu HM Joni dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Mekanisme permohonan pembiayaan murabahah pada PT. Bank SUMUT Unit Usaha Syariah Cabang Pembantu HM Joni adalah nasabah pemohon bekerjasama dengan PT. Bank SUMUT Syariah, dan mengisi formulir aplikasi dengan melampirkan dokumen persyaratan yang telah ditetapkan oleh PT. Bank SUMUT Syariah, kemudian bank akan melakukan verifikasi atas kebenaran data nasabah pemohon, dan menentukan apakah permohonan nasabah tersebut disetujui atau tidak.

2. Pengawasan internal dalam pembiayaan murabahah sangatlah penting. Hal ini dapat dilihat dari beberapa tanggung jawab dan uraian tugas kontrol intern, yaitu mereka harus melakukan pengawasan internal secara rutin dan harus selalu memonitoring segala transaksi yang telah terjadi. Jika tidak adanya pengawasan internal dalam suatu organisasi, akan membuat suatu organisasi tersebut tidak berjalan sebagaimana mestinya.

(59)

1. PT. Bank SUMUT Unit Usaha Syariah Cabang Pembantu HM Joni hendaklah mempertahankan keunggulan yang sudah dimiliki agar tetap berada dalam keadaan baik dana tetap diminati masyarakat.

(60)

DAFTAR PUSTAKA

Bank SUMUT. 2011. Annual Report. Sumatera Utara-PT. Bank SUMUT Bank SUMUT. 2014. Annual Report. Sumatera Utara-PT. Bank SUMUT

Karim, Adiwarman. 2009. Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta. Rawali Pers

Mark S. Beasley, Randal J. Elder, Alvin A, Arens. 2006. Auditing dan Jasa Assurance (Pendekatan Terintegrasi)- Edisi Keduabelas. Jakarta: Penerbit Erlangga

Mulyadi. 2011. Auditing-Edisi Enam. Universitas Gadjah Mada: Salemba Empat Raja Akbar Muhammad. 2013. Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Bank Sumut

Syariah Cabang Pembantu Marelan. Tugas Akhir. Politeknik Negeri Medan

Reeve M James. Philip E Fess. & Carl S Warren. 2006. Pengantar Akuntansi-Edisi Dua Puluh Satu. Jakarta: Salemba Empat

Rivai, Veithzal; Ariviyan Arifin. 2010. Islamic Banking: sebuah teori, konsep, dan aplikasi, Bumi Aksara. Jakarta.

Sejarah PT. Bank SUMUT. 2011. Banksumut.com. 10 Mei 2015 (diakses 10 Mei 2015)

Gambar

Gambar 2.1
Gambar 3.1 Skema Pembiayaan Murabahah

Referensi

Dokumen terkait

Nurshanti (2011) menyatakan bahwa penyinaran matahari mempengaruhi pertumbuhan, re- produksi dan hasil tanaman melalui proses fotosintesis, sehingga apabila intensitas

Sebanyak 57 sifat morfologi dan 10 primer RAPD digunakan untuk menilai hubungan kekerabatan berdasarkan karakter morfologi dan penanda RAPD, dan menentukan genotip jagung

Tabel 1 menunjukkan tiga isolat (Swn-1, Ksn, dan Psr-2) diperoleh dari jenis pisang Ambon dengan lokasi yang berbeda, dan tiga isolat lainnya (Swn-2, Psr-1, dan Psr-3) diperoleh

Pengaturan recall partai politik dalam peraturan perundang- undangan sebaiknya dihapuskan, hal ini untuk menghilangkan dasar kewenangan partai politik dalam

Adik – adik stambuk 2007-2008, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, khususnya kepada Husin (2008), Nurtia Rahmat (2007), Terima kasih atas

1) Faktur penjualan tunai (FPT) : merupakan dokumen yang berfungsi merekam informasi yang diperlukan manajemen mengenai penjualan tunai. Dokumen ini diisi oleh

Qosim (2017) juga melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode akuntansi persediaan pada perusahaan dagang yang terdaftar di BEI

Beradasarkan Tabel 8 dapat diketahui bahwa besarnya nilai koefisien determinasi ditunjukkan pada nilai R Square yaitu sebesar 0,608 yang artinya bahwa variasi dari