• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemakaian Alloplastik Untuk Rekonstruksi Ankilosis Sendi Temporomandibula

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pemakaian Alloplastik Untuk Rekonstruksi Ankilosis Sendi Temporomandibula"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

PEMAKAIAN ALLOPLASTIK UNTUK REKONSTRUKSI

ANKILOSIS SENDI TEMPOROMANDIBULA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh :

MOHD NOOR IZUDDIN BIN MOHD SALLEH NIM : 050600006

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial Tahun 2009

Mohd Noor Izuddin Bin Mohd Salleh

Pemakaian Alloplastik Untuk Rekonstruksi Ankilosis Sendi Temporomandibula ix + 31 halaman

Salah satu dari berbagai gangguan sendi temporomandibula adalah ankilosis. Kata ankilosis berasal dari perkataan Greek yang artinya kekakuan pada sendi akibat proses penyakit, dengan penyatuan jaringan fibrous atau tulang pada sendi. Apabila kelainan ini terjadi dalam sendi temporomandibula, di mana kepala kondilar mandibula melekat dengan fosa glenoid, akan menyebabkan gangguan pada artikulasi yang normal dan menyebabkan kekakuan pada mandibula.

(3)

Ankilosis sendi temporomandibula menyebabkan deformitas rahang yang dapat mengubah struktur sendi temporomandibula. Oleh karena itu, perlu dilakukan rekonstruksi sendi temporomandibula untuk mengkoreksi ankilosis yang terjadi. Salah satu bentuk perawatan ankilosis adalah dengan pemakaian bahan alloplastik. Rekonstruksi ankilosis sendi temporomandibula dengan bahan alloplastik dianggap sebagai secara keseluruhannya adalah lebih mengutamakan sifat biomekanikal daripada sifat biologikal, sebagai solusi bagi ankilosis sendi temporomandibula yang parah. Perencanaan pre-operatif yang hati-hati, manajemen peri-operatif, perawatan post-operatif yang teratur, dan keadaan yang siap untuk merawat komplikasi adalah kunci untuk melakukan operasi yang sukses untuk bedah ankilosis sendi temporomandibula.

(4)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 28 Januari 2009

Pembimbing : Tanda tangan

(5)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi pada tanggal 31 Januari 2009

TIM PENGUJI

KETUA : Olivia Avriyanti H, drg., Sp. B.M. ANGGOTA : Indra Basar Siregar,drg.,M.Kes

(6)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Indra Basar Siregar, drg., M.Kes, sebagai dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, saran, serta petunjuk dalam penulisan skripsi ini.

2. Eddy A. Ketaren, drg., Sp. B.M, sebagai Kepala Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial, Fakultas Kedokteran Gigi USU Medan.

3. Seluruh staf pengajar di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial yang telah memberi ilmu dan bimbingan.

4. Eddy Dahar, drg., M.Kes, sebagai dosen wali yang telah memberikan bimbingan selama saya menjalani masa perkuliahan di Fakultas Kedokteran Gigi USU Medan.

5. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Fakultas Kedokteran Gigi USU Medan yang telah membantu selama saya menjalani masa perkuliahan.

(7)

7. Adik-adikku tersayang, Izzad, Faeza, Izzati, dan Fakhruddin, mudah-mudahan kita bisa mewujudkan cita-cita kedua orangtua kita, sukses dunia akhirat dan disayangi Allah, amin.

8. Insan yang sangat dicintai, Siti Arifah Binti Yusof, di atas dukungan serta bantuan yang telah diberikan dalam menyiapkan skripsi ini.

9. Senior-seniorku Mandiri ’03 (Abg Yuki & Kak Noni), Mandiri ’04 (Ameg, Boh, Roy & Kak Jane), sahabat-sahabatku terutama Mandiri ’05 (Yana, Yufi, Balqish, Hanim, Izah, Kunap, Yani, Put, Daniel dan lain-lain), dan junior-juniorku terutama Mandiri ’06 atas dukungan dan kerjasama yang terjalin selama ini.

Semoga Allah SWT akan membalas semua kebaikan tersebut dengan melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kita semua.

Penulis menyadari kurangnya materi yang disajikan dalam skripsi ini untuk mencapai tahap yang sempurna. Walaupun demikian, penulis mencoba sampai batas kemampuan yang ada dengan harapan semoga bermanfaat bagi kita semua.

Akhirnya, penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu, dan masyarakat.

Medan, 28 Januari 2009 Penulis,

(8)
(9)

BAB 4 REKONSTRUKSI ANKILOSIS TEMPOROMANDIBULA

DENGAN ALLOPLASTIK... 21

4.1 Teknik Bedah... 22

4.2 Perawatan Pasca Bedah... 25

4.3 Komplikasi... 26

BAB 5 KESIMPULAN... 27

(10)

DAFTAR GAMBAR

9 Christensen TMJ fossa eminence prosthesis dan TMJ condylar prosthesis untuk rekonstruksi total joint replacement... 17

(11)

11 Acrylic fossa implant yang dicekatkan dengan pengecoran titanium mesh

plate... 18

12 Insisi preaurikular menunjukkan ankilosis... 24

13 Osteotomi dilakukan kira-kira 1-2 cm di bawah fosa glenoid... 24

14 Insisi pada daerah preaurikular dan retromandibula... 24

(12)

BAB 1

PENDAHULUAN

Sindrom sendi temporomandibula merupakan permasalahan yang sering dibicarakan dalam bidang kesehatan gigi dan mulut. Hal ini demikian karena kurang dipahami bahwa penyakit / tidak berfungsinya sendi temporomandibula bukan merupakan suatu sindrom yang tersendiri tetapi merupakan sejumlah keadaan dengan tanda-tanda dan gejala yang berbeda.3

Sendi temporomandibula merupakan suatu sendi sinovial dengan permukaan-permukaan artikular yang terdiri dari serat tulang rawan. Sendi temporomandibula mempunyai satu bagian atas dan satu bagian lebih rendah yang dipisahkan oleh meniskus kartilaginous. Permukaan-permukaan non-artikular dilapisi oleh selaput sinovial, yang mana memproduksikan cairan sinovial yang melumasi sendi dan memelihara tulang rawan.7

Terdapat gejala-gejala yang menandai adanya masalah pada sendi temporomandibula. Gejala-gejala itu dapat meliputi rasa sakit, kliking, atau bunyi pada sendi serta pembukaan mulut yang terbatas. Selain itu, gambaran radiografis dapat menunjukkan apakah ada atau tidak masalah pada sendi temporomandibula.16

(13)

Ankilosis juga dapat menyebabkan oral higiene yang jelek serta gangguan terhadap fungsi-fungsi normal sendi temporomandibula.14

Kata ankilosis berasal dari perkataan Greek yang artinya kekakuan pada sendi akibat proses penyakit, dengan penyatuan jaringan fibrous atau tulang pada sendi. Apabila kelainan ini terjadi dalam sendi temporomandibula, di mana kepala kondilar mandibula melekat dengan fosa glenoid, akan menyebabkan gangguan pada artikulasi yang normal dan menyebabkan kekakuan pada mandibula.6

Banyak perawatan yang dapat dilakukan untuk rekonstruksi ankilosis sendi temporomandibula. Antaranya brisement force, surgical lysis, arthroplasty dan atau condylectomy, gap arthroplasty, interpositional grafts dan total joint replacement.8

(14)

BAB 2

ANKILOSIS SENDI TEMPOROMANDIBULA

2.1 Pengertian

Ankilosis adalah penyatuan yang terjadi pada sendi tulang dan permukaan artikular yang bisa menyebabkan batas pembukaan mulut yang sangat terbatas.5 Ankilosis juga merupakan immobilisasi atau fiksasi sendi akibat keadaan patologis yang dapat bersifat intrakapsular atau ekstrakapsular.3 Kata ankilosis berasal dari perkataan Greek yang berarti kekakuan pada sendi akibat proses penyakit, dengan penyatuan jaringan fibrous atau tulang pada sendi.6

(15)

2.2 Anatomi Sendi Temporomandibula

Sendi adalah merupakan hubungan antara dua tulang. Sendi temporomandibula merupakan artikulasi antara tulang temporal dan mandibula. Pergerakan ke sisi kanan dan ke sisi kiri adalah berhubungan dan berfungsi sebagai satu kesatuan.10

Sendi temporomandibula didukung oleh : 1, 3, 7 1) Artikulasi tulang

Sendi temporomandibula merupakan persendian yang dibentuk oleh tulang, yang terdiri dari fosa glenoidalis, tulang temporalis dan prosesus kondilus mandibula.

2) Prosesus kondiloideus

Berbentuk oval, dengan lengkungnya memanjang ke arah mediolateral. Gambar (1b) Sendi

temporomandibula yang mengalami ankilosis.16

(16)

3) Diskus artikularis

Diskus tersusun dari tiga bagian, yaitu pita posterior dengan ketebalan 3 mm, zona intermediat yang tipis, dan pita anterior dengan ketebalan 2 mm.

4) Kapsula

Merupakan struktur ligamen tipis yang memanjang dari bagian temporal fosa glenoidalis di bagian atas dan mencapai bawah leher prosesus kondilaris.

5) Ligamen

Mengelilingi sendi kapsula. 6) Membran sinovial

Merupakan membran tisu penghubung yang mana membentuk kavitas sendi dan mensekresi cairan sinovial untuk melumasi sendi.

7) Suplai pembuluh darah dan saraf

(17)

2.3 Etiologi

Terdapat beberapa etiologi yang menyebabkan terjadinya ankilosis sendi temporomandibula yaitu : 5-6, 8

a) Still’s disease (artritis kronik juvenil) dan artritis rheumatoid

Penyakit oligartikular rheumatoid juvenil menyebabkan kerusakan sendi yang kronik dan deformitas serta pertumbuhan mandibula yang terbatas.

b) Infeksi pada sendi

Artritis septik dan artritis tuberkulosa dapat menyebabkan ankilosis. c) Trauma

Trauma merupakan penyebab utama terjadinya ankilosis sendi temporomandibula. Menurut Ellis, fraktur pada kondilar merupakan penyebab utama terjadinya ankilosis, terutama fraktur pada leher kondilar. Pada awal tahun 1978,

Gambar (2a) dan (2b) Sendi temporomandibula yang normal.12

(18)

Laskin telah menguraikan faktor yang menyebabkan terbentuknya ankilosis akibat dari trauma pada mandibula yaitu :

1) Tingkat keparahan trauma

Derajat trauma mempengaruhi besar kerusakan pada kondilar, diskus, dan fosa.

2) Lokasi fraktur

Kecederaan intrakapsular mempunyai kecenderungan yang lebih besar untuk terjadinya ankilosis.

d) Riwayat bedah sendi temporomandibula

MacIntosh menyatakan bahwa reposisi diskus setelah diskoplasti menyebabkan diskus menjadi terlalu tipis untuk menahan tekanan fungsi normal sendi temporomandibula.

e) Bedah ortognatik

Efek operasi bimaksilari pada kondilar telah diketahui secara jelas. Perobahan-perobahan dalam posisi kondilar dapat mempengaruhi artikulasi dan fungsi secara signifikan.

f) Trauma sewaktu kelahiran

Menghasilkan ankilosis kongenital di mana ia terjadi secara umum dalam kasus kelahiran yang susah terutama sekali kelahiran dengan menggunakan forcep.

g) Hemartrosis

(19)

h) Artritis supuratif

Ia disebabkan oleh infeksi pada telinga atau mastoiditis. Jika ia disebabkan oleh faktor lokal, secara umumnya hanya satu sendi yang terlibat.

2.4 Klasifikasi

Beberapa klasifikasi telah digunakan untuk menjelaskan ankilosis sendi temporomandibula. Kazanjian (1938) mengklasifikasikan ankilosis sendi temporomandibula seperti berikut : 9

a) Pseudo-ankilosis / ankilosis ekstra artikular

Ankilosis yang terjadi dimana mandibula tidak dapat digerakkan terhadap maksila yang didapat dari penyakit di luar sendi yang secara tidak langsung berhubungan dengan sendi sehingga terjadi keterbatasan dalam membuka mulut.

b) Ankilosis murni / ankilosis intra artikular

Terjadi akibat proses penyakit intra artikular di mana ia menyebabkan perlekatan tulang atau fibrous terhadap sendi.

Selain itu, terdapat juga klasifikasi ankilosis sendi temporomandibula menurut Topazian yaitu : 6

Tipe I : Perlekatan fibrous pada atau disekitar sendi yang membatasi pergerakan kondilus.

(20)

Ankilosis juga dapat terjadi hanya pada satu sisi rahang, sehingga disebut juga ankilosis unilateral. Sedangkan bila mengenai kedua sisi rahang, yaitu kiri dan kanan, maka disebut ankilosis bilateral. 6

2.5 Gejala

Gejala-gejala yang berhubungan dengan ankilosis sendi temporomandibula dapat dilihat dari aspek fungsi, estetik, dan emosional. Ankilosis sendi temporomandibula menyebabkan : 13

a) Terbatasnya pergerakan rahang b) Fungsi pengunyahan berkurang c) Pembukaan mulut terbatas d) Menghambat pertumbuhan fasial e) Pertuturan yang tidak jelas

f) Berkurangnya pertumbuhan mandibula menyebabkan terjadinya ”Bird Face”

g) Asimmetri fasial jika satu sisi yang terkena h) Susah untuk bernafas dan menelan

(21)

2.6 Diagnosa

Diagnosa penyakit sendi temporomandibula tergantung pada pemeriksaan klinis dan riwayat yang menyeluruh serta ketepatan interpretasi hasil roentgen dan pemeriksaan khusus lainnya.3

2.6.1 Riwayat keluhan

Antara keluhan-keluhan dari pasien yang mengalami ankilosis pada sendi temporomandibula adalah seperti berikut : 3

1) Perubahan luas pergerakan

Berkurangnya luas pergerakan yang nyata, khususnya pada jarak inter insisal. 2) Perubahan oklusi

Beberapa penderita mengeluhkan perubahan gigitan, dengan menyatakan ”gigi saya tidak terkatup secara tepat atau tidak seperti biasa”.

Gambar (3a) Gejala yang berhubungan dengan ankilosis tampak depan dan (3b) tampak samping.20

(22)

2.6.2 Pemeriksaan Umum

Pemeriksaan fisik dilakukan pada sistem mastikasi secara keseluruhan untuk mengevaluasi kelainan-kelainan yang terjadi. Pemeriksaan umum pada fasial harus dilakukan untuk menentukan bagian yang mengalami ankilosis sendi temporomandibula.4, 7

2.6.3 Pemeriksaan klinis

Pemeriksaan klinis untuk pasien ankilosis sendi temporomandibula yang dilakukan adalah seperti pemeriksaan terhadap : 3

1) Oklusi

Pemeriksaan gigi secara menyeluruh dengan memperhatikan khususnya faktor oklusi. Gangguan oklusi secara umum bisa langsung diperiksa.

2) Pembukaan inter insisal

(23)

2.6.4 Pemeriksaan penunjang / radiografik

Dari hasil pemeriksaan radiografik ankilosis sendi temporomandibula menunjukkan adanya kehilangan bentuk sendi normal dengan penyatuan prosesus kondiloideus dan fosa glenoideus. Hal ini bervariasi dalam perluasaannya tergantung pada keparahan ankilosis tersebut.6

Pada pemeriksaan CT-scan ankilosis sendi temporomandibula dalam arah sagital, koronal, dan aksial dapat terlihat perluasan dan kepadatan massa tulang serta ketebalan tulang temporal di daerah glenoid. Gambaran yang khas dari massa ankilosis pada CT-scan pandangan koronal, terlihat seperti bentuk jamur.

(24)

2.6.5 Diagnostik Khusus

Cara yang dapat dilakukan pada diagnostik khusus adalah dengan menggunakan artroskopi sendi temporomandibula. Dengan alat artroskopi mini, pemeriksaan sendi temporomandibula secara artroskopik dapat dilakukan. Digunakan artroskop berdiameter luar 2,4 dan 2,7 mm dan diameter optikal 1,7 dan 2,4 mm. Lensa pembesar bervariasi dari permbesaran 1x hingga 15x tergantung pada jarak antara obyek dan ujung artroskop.3

(5a)

Gambar (5a) Pandangan CT-scan ankilosis secara aksial dan (5b) secara koronal.21

Gambar (6) Pandangan 3D CT-scan ankilosis.21

(25)

2.6.6 Diagnosa banding

(26)

BAB 3

ALLOPLASTIK

Ahli bedah yang pertama kali menggunakan bahan alloplastik adalah John Murray Carnochan pada tahun 1840. Beliau menempatkan balok kayu yang kecil di antara basis kranial dengan tulang kondilar untuk rekonstruksi ankilosis sendi temporomandibula. Pada tahun 1933, Risdon menggunakan kepingan emas untuk rekonstruksi ankilosis sendi temporomandibula. Eggers (1946) dan Goodsell (1947) telah melakukan rekonstruksi ankilosis sendi temporomandibula dengan menggunakan tantalum foil.22

Robinson (1960) telah menggunakan implan fosa glenoid yang tahan karat untuk rekonstruksi ankilosis sendi temporomandibula. Ia meliputi fosa glenoid dan eminensia artikularis dan diikat dengan menggunakan dua sekrup pada lengkung zigomatik. Pada tahun 1963 sehingga dengan 1971, Christensen telah mengembangkan penggunaan implan fosa glenoid yang tahan karat.22

(27)

3.1 Jenis-jenis

Terdapat berbagai pilihan bahan alloplastik yang bisa digunakan untuk rekonstruksi ankilosis sendi temporomandibula. Bahan alloplastik yang dapat digunakan adalah : 2-3, 6-8, 15-16, 23

1) Proplast / teflon implants

Bahan ini merupakan sejenis bahan plastik yang mempunyai derajat kekakuan yang tinggi. Selain itu, bahan ini tidak menyerap air maupun protein, dimana tidak ada satu pun yang melekat padanya. Bahan ini juga tahan terhadap larutan organik, bakteri, dan fungi.

2) Christensen TMJ fossa eminence prosthesis

Jenis ini digunakan pada interpositional grafts. Bahan ini merupakan sejenis bahan yang tipis dan bersifat kaku. Selain itu, bahan ini juga merupakan protesa yang sesuai untuk menggantikan permukaan artikulasi sendi temporomandibula yang terdiri dari fosa glenoid dan eminensia artikular dari tulang temporal. Protesa ini terbuat dari cobalt-chrome alloy metal yang dicor. Ukurannya bervariasi. Untuk rekonstruksi total joint replacement, digunakan TMJ condylar prosthesis dan Christensen TMJ fossa eminence prothesis. Bahan-bahan ini didesain untuk

(28)

Gambar (7a) dan (7b) Christensen TMJ fossa eminence prosthesis.16 (7b)

(7a)

(29)

3) Bahan akrilik

Telah digunakan oleh Maurel (1948). Akrilik merupakan bahan yang sederhana, murah, dan mudah dibuat. Ia dapat bertoleransi dengan baik dalam tubuh. Jenis bahan akrilik adalah seperti acrylic marbles, dan acrylic fossa implant.

(30)

Gambar (10) Pandangan rekonstruksi secara intraoperatif. Bahan akrilik jenis acrylic marbles ditempatkan antara 2 bagian.11

(31)

4) Tantalum foil

Bisa diadaptasikan ke fragmen ramus dan ditempatkan dengan menggunakan kawat tantalum yang diikat pada tantalum foil. Bahan ini telah direkomendasi oleh Eggers (1946) dan Goodsell (1947).

5) Silicon sheets

Bahan silikon merupakan sejenis bahan yang elastisitas. Ia mudah dibentuk sesuai dengan celah yang terdapat pada sendi temporomandibula setelah dilakukan osteotomi dan ia dapat mempertahankan tinggi vertikal ramus.

3.2 Keuntungan dan Kerugian

Penggunaan bahan alloplastik untuk rekonstruksi ankilosis sendi temporomandibula mempunyai beberapa keuntungan yaitu : 6, 9, 17

1. Kemampuan untuk melakukan terapi fisikal secepat mungkin setelah operasi selesai.

2. Dapat mencegah operasi ulang.

3. Dapat menyerupai anatomi sendi temporomandibula yang normal. 4. Dapat mempertahankan bentuk serta posisi sendi temporomandibula. 5. Tidak memberi efek terhadap tulang yang bersebelahan.

Selain mempunyai beberapa keuntungan pada rekonstruksi ankilosis sendi temporomandibula,bahan alloplastik juga mempunyai beberapa kekurangan yaitu:6-7, 9

1. Biayanya yang mahal.

2. Material bisa rusak akibat kecelakaan.

(32)

4. Bahan alloplastik menjadi tidak stabil apabila adanya sekrup yang longgar.

5. Wajah yang asimmetri mungkin terjadi jika digunakan pada anak-anak.

3.3 Indikasi dan Kontraindikasi

Pemakaian alloplastik pada ankilosis sendi temporomandibula diindikasikan untuk pasien dengan kondisi seperti berikut : 16, 22

1) Inflamasi artritis pada sendi temporomandibula yang tidak dapat dirawat dengan cara perawatan-perawatan lain.

2) Ankilosis yang melibatkan degenerasi dan resorbsi sendi yang parah. 3) Kegagalan perawatan secara autogenous graft.

4) Berkurangnya tinggi vertikal mandibular dengan hubungan oklusal disebabkan resorpsi tulang dan trauma.

5) Ankilosis rekuren dengan riwayat pembentukan tulang heterotopik yang berlebihan.

Kontraindikasi pada pemakaian alloplastik untuk rekonstruksi ankilosis sendi temporomandibula seperti berikut : 6, 18

1) Pasien usia lanjut.

2) Penyakit sistemik yang tidak terkontrol misalnya diabetes melitus. 3) Terdapat infeksi yang akut pada daerah penempatan bahan alloplastik. 4) Pasien alergi terhadap bahan alloplastik yang digunakan.

(33)

BAB 4

REKONSTRUKSI ANKILOSIS TEMPOROMANDIBULA DENGAN

ALLOPLASTIK

Tujuan dasar operasi yang dilakukan pada ankilosis sendi temporomandibula adalah seperti berikut :

a) Memperbaiki pembukaan mulut b) Memperbaiki fungsi sendi

c) Memberikan pertumbuhan kondilus d) Mengkoreksi profil wajah

e) Membebaskan gangguan jalan nafas bagian atas

Hal ini tergantung pada beberapa faktor, misalnya umur pasien, perluasan ankilosis, dan tipe ankilosis.6

Rekonstruksi ankilosis sendi temporomandibula merupakan tanggungjawab bersama antara dokter gigi umum dan dokter gigi spesialis bedah maksilofasial serta spesialis tertentu misalnya ahli anestesi. Meskipun diagnosis awal dibuat oleh dokter gigi umum, namun tindakan operasi dilakukan oleh spesialis bedah maksilofasial.3

Tujuan perawatan bedah dari sendi yang mengalami ankilosis adalah untuk memperbaiki fungsi mandibula sebaik mungkin. Akan tetapi, jika ankilosis mengenai anak-anak, maka pertimbangan utama adalah untuk menyelamatkan pertumbuhan mandibula yang mendekati normal.1, 3

(34)

mungkin terjadi adalah kunci untuk melakukan operasi yang sukses untuk bedah ankilosis sendi temporomandibula.6

4.1 Teknik Bedah

Teknik bedah dengan pemakaian bahan alloplastik yang dilakukan pada pasien yang mengalami ankilosis pada sendi temporomandibula terdiri dari dua macam perawatan yaitu perawatan interpositional grafts dan total joint replacement. Perawatan interpositional grafts adalah sebagai berikut : 1-3, 5-9, 11, 15, 19

1) Pasien dioperasi di bawah anestesi umum dengan menggunakan intubasi nasal-endotracheal. Penempatan tube endoskopik nasal-endotracheal dilakukan oleh

ahli anaestesi.

2) Dilakukan insisi pada daerah pre-aurikular. Insisi yang dilakukan

haruslah hati-hati untuk menghindari kecederaan pada daerah temporal superfisial dan saraf fasialis.

3) Insisi pada daerah pre-aurikular dilakukan agar terlihatnya leher kondilus dan permukaan lateral lengkung zigomatik.

4) Osteotomi dilakukan dengan menggunakan drill dan chisel kira-kira 1-2 cm di bawah fosa glenoid. Bagian-bagian tulang yang tidak datar diratakan dengan bur chirurgis.

(35)

7) Setelah itu, tempat insisi dijahit.

Pada perawatan total joint replacement, teknik bedah yang dilakukan adalah seperti berikut : 1-3, 5-9, 11, 15, 19

1) Pasien dioperasi di bawah anestesi umum dengan menggunakan intubasi nasal-endotracheal. Penempatan tube endoskopik nasal-endotracheal dilakukan oleh

ahli anaestesi.

2) Dilakukan insisi pada daerah pre-aurikular dan retro-mandibula. 3) Insisi pada daerah pre-aurikular dilakukan agar terlihatnya leher kondilus dan permukaan lateral lengkung zigomatik.

4) Osteotomi dilakukan dengan menggunakan drill dan chisel kira-kira 1- 2 cm di bawah fosa glenoid. Bagian-bagian tulang yang tidak datar diratakan dengan bur chirurgis.

5) Setelah itu, bahan alloplastik ditempatkan dan diikat dengan sekrup.

6) Pada daerah retro-mandibula, insisi dilakukan adalah untuk menempatkan protesa kondilar.

7) Setelah protesa kondilar ditempatkan, oklusi diperiksa untuk ketepatan. Setelah oklusi dicapai, protesa kondilar diikat dengan menggunakan sekrup kondilar.

8) Setelah itu, luka bedah diirigasi dengan solusi anti bakteri. Autogenous fat yang diambil dari abdomen pasien ditempatkan pada daerah sendi untuk menutupi ruang kosong.

(36)

Gambar (12). Insisi preaurikular menunjukkan ankilosis.21

Gambar (13). Osteotomi dilakukan kira-kira 1-2 cm di bawah fosa glenoid.21

(37)

4.2 Perawatan Pasca Bedah

Pemakaian antibiotik dan steroid yang mengandung analgesik harus diberikan pada setiap pasien yang menjalani rekonstruksi ankilosis sendi temporomandibula dengan alloplastik untuk mencegah infeksi. Pemakaian obat ini diteruskan selama tujuh hari sampai dengan sepuluh hari. Pasien harus melakukan diet ringan. Pasien dihindarkan dari memakan makanan yang keras dan yang lengket yang mana bisa merusakkan material atau menyebabkan nyeri dan rasa yang tidak nyaman. Aspek yang paling penting pada perawatan pasca bedah adalah melatih pergerakan mandibula. Ini dapat dicapai dengan melakukan fisioterapi pada hari kedua post-operatif untuk meningkatkan derajat pergerakan dan mengurangkan pembengkakan dan spasme otot. Kunci keberhasilan perawatan ini bergantung pada motivasi pasien dan pasien dianjurkan untuk melakukan latihan di rumah.1-2, 4, 7-9, 16

(38)

4.3 Komplikasi

Rekonstruksi ankilosis sendi temporomandibula mempunyai komplikasi-komplikasi yaitu adanya spasme, pembengkakan, dislokasi sendi, muntah-muntah, mual-mual, perdarahan, mikrognatia, pembentukan parut, kerusakan pada saraf fasial, perforasi meatus auditorius externa, dan infeksi.1, 6, 16

(39)

BAB 5

KESIMPULAN

Sendi temporomandibula mempunyai peranan penting pada semua gerakan rahang, diantaranya mengunyah, menelan, bernafas, dan berbicara, termasuk juga menguap. Kelainan dan gangguan sendi temporomandibula dapat mengenai sendi dan otot-otot sekitarnya. Salah satu gangguan sendi temporomandibula yang dapat terjadi adalah ankilosis.

Ankilosis sendi temporomandibula adalah suatu keadaan dimana sendi temporomandibula tidak dapat digerakkan, karena terjadinya penyatuan dari bagian-bagian artikularis yang mengakibatkan rahang tidak dapat dibuka atau ditutup.

Terdapat beberapa etiologi yang menyebabkan terjadinya ankilosis sendi temporomandibula yaitu, Still’s disease (artritis kronik juvenil) dan artritis rheumatoid, infeksi pada sendi, trauma, riwayat bedah sendi temporomandibula, bedah ortognatik, trauma sewaktu kelahiran, hemartrosis, dan artritis supuratif.

(40)

Keluhan yang sering dirasakan oleh penderita ankilosis sendi temporomandibula hampir sama dengan keluhan pada gangguan sendi temporomandibula lainnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemeriksaan klinis dan pemeriksaan radiografi untuk menegakkan diagnosa ankilosis sendi temporomandibula.

Ankilosis sendi temporomandibula menyebabkan deformitas rahang yang dapat mengubah struktur sendi temporomandibula. Oleh karena itu, perlu dilakukan rekonstruksi sendi temporomandibula untuk mengkoreksi ankilosis yang terjadi. Salah satu bentuk perawatan ankilosis adalah dengan pemakaian bahan alloplastik. Rekonstruksi ankilosis pada sendi temporomandibula dengan bahan alloplastik lebih mengutamakan sifat biomekanikal daripada sifat biologikal. Bahan alloplastik dipakai untuk rekonstruksi ankilosis sendi temporomandibula yang parah.

Perencanaan pre-operatif yang hati-hati, manajemen peri-operatif, perawatan post-operatif yang teratur, dan keadaan yang siap untuk merawat komplikasi yang mungkin terjadi adalah kunci untuk melakukan operasi yang sukses untuk bedah ankilosis sendi temporomandibula.

(41)

DAFTAR PUSTAKA

1. Archer WH. Oral & maxillofacial surgery. 5th Ed. Philadelphia : W.B. Saunders Company, 1975; 2 : 1527-38.

2. Keith DA. Surgery of the temporomandibular joint. In : Keith DA. Atlas of oral and maxillofacial surgery. Philadelphia : W. B. Saunders Company, 1992

: 205-6, 208, 215.

3. Pedersen GW. Buku ajar praktis bedah mulut. Alih Bahasa. Purwanto, Basoeseno. Jakarta : ECG, 1996 : 293-6, 304, 306-14, 318, 320-1, 324.

4. Tucker MR, Ochs MW. Management of temporomandibular disorders. In : Peterson LJ, Ellis E, Hupp JR, Tuker MR. Contemporary oral and maxillofacial surgery. 4th Ed. St.Louis : Mosby, 2003 : 673-9, 683.

5. Riden K. Key topics in oral and maxillofacial surgery. Oxford : BIOS Scientific Publishers Ltd, 1998 : 411-3.

6. Nayak PK, Nair SC, Krishnan DG, Perciaccante VJ. Ankylosis of the temporomandibular joint. In : Booth PW, Schendel SA, Jorg-Erich H. Maxillofacial Surgery. 2nd Ed. St.Louis : Churchill Livingstone, 2007; 2 : 1522-9, 1532-5, 1537.

7. Wray D, Stenhouse D, Lee D,Clark AJE. Textbook of general and oral surgery. Edinburgh : Elsevier Science Ltd, 2003 : 173-5, 177-8.

(42)

9. David DJ, Abbott JR, Jay M, Nugent MAC, Cantrell SB. Deformities. In : David DJ, Simpson DA. Craniomaxillofacial Trauma. Edinburgh : Pearson Professional Ltd, 1995 : 545, 597-605.

10. Short MJ. Head, neck, and dental anatomy. 3rd Ed. Australia : Delmar, 2002 : 225-8.

11. Guven O. Acrylic spacer in treatment of TMJ ankylosis (a technical report). Balk J Stom 2004; 4.

12. George A. Temporomandibular joint (TMJ). Aug 2000. <http://members.rediff.com/dental/tmj.html> (18 Okt 2008).

13. George A. Ankylosis of (TMJ) temporomandibular joint. Aug 2002. <http://faciomaxillary.tripod.com/ankylosis.html> (4 Sept 2008).

14. Tanrikulu R, Erol B, Gorgin B, Soker M. The contribution to success of various methods of treatment of temporomandibular joint ankylosis ( a

statistical study containing 24 cases). The Turkish J Pediatr 2005; 47 : 261-5.

15. Christensen RW, Gil FM, Lopez R Martin-Granizo, Perez JLG, Vicente VVS, Dollar JV. TMJ reconstruction in Spain : a report of three cases. TM J 2006; V (3) : 1, 22-7, 32-5.

16. Dollar JV. Educated patient – enhanced outcome. TM J 2004; III (3) : 1, 8, 12-6.

17. Garcia RG, Molina AC, Mclain R, Christensen RW. Juvenile TMJ reconstruction : a report of two ankylosis cases. TM J 2004; III (10) : 1, 8-10,

(43)

18. Christensen RW, Curry JT. Multiple faces of alloplastic TMJ reconstruction. TM J 2005; IV (9) : 1-3.

19. Guven O. A modified fossa implant in TMJ ankylosis (a technical report). Balk J Stom 2003; 7.

20. Rishiraj B, McFadden LR. Treatment of temporomandibular joint ankylosis: a case report. J Can Dent Assoc 2001; 67(11):659-63.

21. Vasconcelos BCE, Bessa-Nogueira RV, Cypriano RV. Treatment of tempo-romandibular joint ankylosis by gap arthroplasty. Med Oral Patol Oral Cir

Bucal 2006;11:66-9.

22. Quinn PD. Alloplastic reconstruction of the temporomandibular joint. Texas : Southwestern Medical Center : 7(5).

23. Moosarizaden SM, Khorvash B. Temporomandibular joint ankylosis surgery with silcon sheet interpositional arthroplasty. MJIRC 2006; 8(4).

24. Anonymous. TMJ labeled large.

Gambar

Gambar (1a) Sendi temporomandibula yang normal.24
Gambar temporomandibula
Gambar (2a) dan (2b) Sendi temporomandibula yang normal.12
Gambar (3a) Gejala yang berhubungan dengan ankilosis tampak depan dan (3b) tampak samping.20
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa daya yang dibutuhkan untuk penerangan sudah terpenuhi semua oleh panel surya, fungsi dan cara kerja solar tree hampir menyerupai

Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan yang memiliki.. wewenang pengambilan keputusan diharuskan setiap tahun membuat

[r]

Sertifikat Akreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) Nomor : LVLK-006-IDN tanggal 18 Agustus 2011 yang diberikan kepada PT EQUALITY Indonesia sebagai Lembaga

LearnFrame.Com dalam Glossary of e-Learning Terms [Glossary, 2001] menyatakan suatu definisi yang lebih luas bahwa: e-Learning adalah sistem pendidikan yang

dsFepl]alhhdidlis6ni.

Masing-masing minuman energi dengan merek yang sama yang terdapat dalam lima kemasan sachet dicampurkan agar sediaan kafein yang akan diberikan secara peroral

Berdasarkan hasil tabel diatas dapat disimpulkan bahwa 70 responden (Donatur Lembaga PPPA Daarul Qur’an Surabaya) semua responden (donatur) memiliki pekerjaan