• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Masa Penugasan Audit, dan Ukuran KAP terhadap Kualitas Audit dengan Pendekatan Earning Suprise Benchmark (Studi Empirirs pada Perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2011).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Masa Penugasan Audit, dan Ukuran KAP terhadap Kualitas Audit dengan Pendekatan Earning Suprise Benchmark (Studi Empirirs pada Perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2011)."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

viii ABSTRACT

The role of third parties who are competent and independent required to conduct an examination of the financial statements. Audit of financial statements required for the quality becomes important to ensure the accuracy of the examination of the financial statements. This research aimed to examine the effect of audit assignment period, and the size of the firm to audit quality by Earning Surprise Benchmark approach in terms of profitability the company that made the level of audit quality indicators. The author used data of food and beverages companies that have been audited in 2006-2011 with a sample of 11 companies. The unit of analysis using logistic regression.

The results showed that the period of the audit assignment and the size of the firm simultaneous effect on audit quality, while the effect of the partial results showed the audit assignment has no effect on audit quality, while the size of the firm have a significant effect. It can be concluded, firm that has many colleagues are not always followed by the high quality audits.

(2)

ix ABSTRAK

Peran pihak ketiga yang kompeten dan independen dibutuhkan untuk melakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan. Audit atas laporan keuangan dibutuhkan atas kualitas yang menjadi hal penting untuk menjamin akurasi dari pemeriksaan laporan keuangan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh masa penugasan audit, dan ukuran KAP terhadap kualitas audit dengan pendekatan Earning Surprise Benchmark yang ditinjau dari kemampulabaan perusahaan yang dijadikan indikator tinggi rendahnya kualitas audit. Penulis menggunakan data perusahaan food and beverages yang telah diaudit tahun 2006-2011 dengan sampel 11 perusahaan.

Unit analisisnya menggunakan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masa penugasaan audit dan ukuran KAP berpengaruh secara simultan terhadap kualitas audit, adapun hasil pengaruh secara parsial menunjukkan masa penugasan audit tidak berpengaruh terhadap kualitas audit, sedangkan ukuran KAP berpengaruh signifikan. Dapat disimpulkan bahwa KAP yang memiliki rekan banyak tidak selalu diikuti dengan kualitas audit yang tinggi.

(3)

x ! " # ! !

$ %! & " ' ' ( )

* "'+% +,+ ! !

-. !#+ ! ! /

. & # " %! ' /

(4)

xi 1

22222222222222

$ , + +' " ! ! 2222222222222

$ ! #! +% 222222222222222

$ $ % +% 22222222222222222 $

$ * 3 +% 22222222222222222 *

$ . + ' +% 222222222222222 )

$ 4 ' ! +# ' +% 2222222222222 $0

$ 5 "+ 22222222222222 $*

$ $ ! #" ! " 222222222222222 $4

$ $ +6+ # ' ! +# ' +% %! #

+ ' +% 222222222222222 $4

$ $ $ +6+ # "+ %! # + ' +% 2 $5

$ * 37 !' ' ! ! 222222222222222 $/

$ . + # #"+3 ! !

2222222222222 *0

* ! ' ! ! 222222222222222222 *0

* $ 8 6! 3! ' 7 2222222222222222 *0

* $ 8 6! %!3! %! 22222222222222 *

* $ $ 8 6! !3! %! 22222222222222 *$

* * ( 3 ! ! 22222222222222222 **

* . 73+ ' % 3! 2222222222222222 *5

(5)

xii

* 5 !" " ' ' % ! #+, 37 !' ' 222222

*-* 5 ' ' ' " !'" 3 & 2222 222222

*-* 5 $ ' ' !# !' 222222222222222

*-* 5 $ ' ' !# !' 7# ' " 2222222

*-* 5 *-* ! #+, 37 !' ' 2222222222 2 */

* 5 * ! ! 9 " 7%! !# !' :

; 22222222222222222 .0

* 5 * $ ! 7%! : ; 2 .0

* 5 * * ' ' ! ! % ! 3 ! ' 9 22 .

8 22222 .*

. ' ' !'" 3' 8 6! <8 6! ! ! 22222 .*

. ' ! +# ' +% 2222222222222 .*

. $ "+ 7 "+ +6 " : ; 222222 .4

. * + ' +% 2222222222222222 .)

. . ' ! +# ' +% ! ( % 3 + ' +% 222 ./

. 4 "+ ! ( % 3 + ' +% 2222222 40

. 5 3 # 6! " +% 7 %!3! %! 22222 4

. ) ! 6 % # 3 +% 7 ! # + ' +% 2 4$

. $ ' ' " 7 < " 7 9 # ! 3! # +( + ' +% 2 4*

. $ ! 6! +" 7%! % , # & " ' ! ! 22 4.

(6)

4-xiii

. $ * , 7!& ' ! ! ! ' 50

8 22222222222 5*

4 !' 3+ 22222222222222222222 5*

4 $ 2222222222222222222222 5.

4 $ '3!" !7 ' 2222222222222222 5.

4 $ $ '3!" " ' 22222222222222222 54

222222222222222222 55

2222222222222222222222

(7)

xiv

(8)

xv

6! * 3! ' 7 ' ' 8 6! **

6! * $ ! ! # 6 3! 22222 *5

6! . ' ! +# ' +% ..

6! . $ "+ ! % ' " + ( !" "+ +6 " .5

6! . * + ' +% %

.-6! . . ' ! +# ' +% ! ( % 3 + ' +% ./

6! . 4 "+ ! ( % 3 + ' +% 40

6! . 5 3 +% 7 3 % ! 4

6! . ) 3 +% 7 ! # + ' +% 4$

6! . - < % !3 0 % !3 2 44

6! . / −$: 0− ; 2 45

6! . 0 "' !7& ' ! !# !' 7# ' " 4)

6! . ! #! 7 37"" % , ! 4/

6! . $ ' " , ! 4/

(9)

xvi

3 & 3! ! !

5-3 $ + ( !" "+ +6 " 5/

3 * 6+ ' 8 6! ' ! +# ' +% )0

3 . 6+ ' 8 6! "+ )$

3 4 6+ ' 8 6! + ' +% )*

3 5 6+ ' 8 6! + ' +% )4

3 ) 6+ ' 3 9 # 6! " +% 7 )5

3 - ' 6+ ' 8 6! %!3! %! % !3! %! ))

3 / < 7 "+ +6 " )/

(10)

-1

Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Manajemen dalam perusahaan memiliki tanggung jawab untuk

melaporkan hasil kegiatan operasional dan posisi keuangan perusahaan

kepada pihak yang berkepentingan untuk mengetahui keadaan perusahaan

tersebut yang dalam hal ini adalah para pemegang saham (shareholder).

Tentu saja kemungkinan perbedaan kepentingan akan muncul karena adanya

kesenjangan informasi antara pihak manajemen dan para pemegang saham.

Pada akhirnya peran pihak ketiga yang kompeten dan independen dibutuhkan

untuk melakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan.

Audit atas Laporan Keuangan dimaksudkan untuk menurunkan

risiko informasi yang diberikan dan memperbaiki pengambilan keputusan.

Karena itu, perbaikan atas kualitas audit menjadi hal yang penting dan utama

untuk menjamin akurasi dari pemeriksaan laporan keuangan.

Menurut De Angelo (1981) dalam Chrisoventie (2012)

mendefinisikan bahwa kualitas audit sebagai probabilitas seorang auditor

dapat menemukan dan melaporkan suatu penyelewengan tersebut tergantung

pada independensi auditor. Kualitas audit didefinisikan juga sebagai

(11)

Bab I. Pendahuluan 2

Universitas Kristen Maranatha wajar tanpa pengecualian untuk laporan keuangan yang mengandung salah

saji material (Lee, Liu dan Wang dalam Nuratama, 2011).

Kualitas audit tampaknya tidak dapat lepas dari standar umum

audit yang tercantum dalam Pernyataan Standar Auditing (dalam Mulyadi,

2002:39), yaitu keahlian dan pelatihan teknis yang memadai, independensi

dalam sikap mental, dan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama.

Kualitas audit dinilai melalui sejumlah unit standardisasi dari bukti audit

yang diperoleh oleh auditor eksternal, dan kegagalan audit dinyatakan juga

sebagai kegagalan auditor independen untuk mendeteksi suatu kesalahan

material (Djamil, 2007).

Selama ini kualitas auditor dikaitkan dengan ukuran dan reputasi

KAP. De Angelo (1981) dalam Hardiningsih (2010) berargumentasi bahwa

kualitas audit secara langsung berhubungan dengan ukuran dari perusahaan

audit atau Kantor Akuntan Publik (KAP), dengan proksi ukuran KAP adalah

jumlah klien. KAP yang besar adalah dengan jumlah klien yang lebih banyak.

Hasil penelitiannya menunjukan bahwa KAP yang besar akan berusaha untuk

menyajikan kualitas audit yang lebih besar dibandingkan dengan KAP yang

kecil. Karena KAP yang besar jika tidak memberikan kualitas audit yang

tinggi akan kehilangan reputasinya, dan jika ini terjadi, maka dia akan

mengalami kerugian yang lebih besar dengan kehilangan klien.

Terdapat dua argumen utama yang mendukung adanya hubungan

negatif antara lamanya masa penugasan audit dengan kualitas audit. Pertama,

erosi independensi yang mungkin muncul akibat tumbuhnya hubungan

(12)

Bab I. Pendahuluan 3

Universitas Kristen Maranatha semakin lamanya masa penugasan audit, kapabilitas auditor untuk bersikap

kritis akan berkurang karena auditor sudah terlalu familiar. Kontra argumen

dari pengaruh negatif tersebut menyatakan bahwa lamanya masa penugasan

audit dengan berbagai alasan, yaitu biaya audit yang tinggi (termasuk

diantaranya kegagalan audit) diasosiasikan dengan periode awal masa

penugasan audit. Sementara itu argumen kedua yang mendukung sisi positif

lamanya masa penugasan audit menyatakan bahwa pengetahuan tentang klien

dan industri yang diperoleh setelah audit berulang-ulang akan meningkat,

sehingga meningkatkan kualitas audit (Wibowo dan Rossieta, 2009).

Lim dan Tan (2009) dalam Nuratama (2011) menyatakan bahwa

variabel masa penugasan audit menemukan bahwa kualitas audit meningkat

sesuai dengan peningkatan tenur (masa penugasan) auditor pada perusahaan

yang diaudit oleh auditor spesialis, tetapi tidak pada perusahaan yang diaudit

bukan oleh auditor spesialis. Hal ini bertolak belakang dengan penelitian

Wibowo dan Rossieta (2009) yaitu bahwa diperoleh masa penugasan audit

tidak mempengaruhi kualitas audit.

Kualitas audit tidak ditentukan dari lama tidaknya masa penugasan

audit artinya bahwa masa penugasan audit yang lama tidak menutup

kemungkinan terjadinya tindak kecurangan khususnya manipulasi akuntansi.

Selain itu ukuran KAP yang besar sekalipun tidak menjamin bahwa kualitas

audit yang dihasilkan akan baik. Peristiwa ini pernah terjadi di beberapa

perusahaan di Amerika, sebagai contoh masalah Enron sempat mengejutkan

banyak pihak. Kecurangan yang dilakukan Enron juga melibatkan KAP

(13)

Bab I. Pendahuluan 4

Universitas Kristen Maranatha sebagai pihak yang paling bertanggung jawab terhadap masalah ini.

Independensi auditor merupakan salah satu faktor yang diduga memicu

masalah ini. AA telah melakukan tugas pengauditan keuangan Enron selama

hamir 20 tahun. Seharusnya AA banyak mengetahui masalah yang dihadapi

kliennya, Enron. Mengapa KAP sebesar AA tidak mampu mengungkap

permasalahan di dalam organisasi Enron dan secara sadar atau tidak sadar

ikut terlibat dalam suatu konspirasi dengan Enron. Kondisi ini membuktikan

bahwa ukuran KAP besar sekalipun dapat terlibat skandal manipulasi

akuntansi, serta masa penugasan audit yang terlalu lama dilakukan oleh

seorang auditor (KAP) akan terikat secara emosional dan menurunkan

independensinya (Giri, 2010).

Fenomena manipulasi akuntansi yang lain muncul pada tahun 2008

lalu, terjadi krisis global di Amerika. Berawal dari permasalahan kegagalan

pembayaran kredit perumahan (subprime mortgage default) di Amerika

Serikat (AS), krisis tersebut kemudian merusak sistem perbankan bukan

hanya di AS, tetapi juga meluas hingga ke Eropa lalu ke Asia. Secara

beruntun menyebabkan effect domino terhadap solvabilitas dan likuiditas

lembaga-lembaga keuangan di negara-negara tersebut, yang antara lain

menyebabkan kebangkrutan ratusan bank, perusahaan sekuritas, reksadana,

dana pensiun dan asuransi. Krisis kemudian merambat ke belahan Asia

terutama negara-negara seperti Jepang, Korea, China, Singapura, Hongkong,

Malaysia, Thailand termasuk Indonesia yang kebetulan sudah lama memiliki

surat-surat berharga perusahaan-perusahaan tersebut (www.tempo.co.id).

(14)

Bab I. Pendahuluan 5

Universitas Kristen Maranatha 2008) memutuskan beberapa kebijakan yang akan diambil dalam reformasi perekonomian. Salah satu kebijakan yang penting adalah meningkatkan

transparansi dan akuntabilitas pelaporan keuangan dalam pasar modal,

termasuk meningkatkan kualitas audit dari Akuntan Publik untuk menjamin

keterbukaan dan akurasi informasi keuangan perusahaan. Akuntan Publik

adalah pihak yang dianggap mampu menjebatani kepentingan pihak prinsipal

yaitu pemegang saham terutama publik sebagai salah satu partisipan aktif

dalam pasar modal dengan pihak agen, yaitu manajer sebagai pengelola

keuangan perusahaan. Untuk dapat menjalankan fungsi dan tugasnya dengan

baik, auditor harus mampu menghasilkan opini audit yang berkualitas yang

akan berguna tidak saja bagi dunia bisnis, tetapi juga bagi masyarakat luas

(Wibowo dan Rossieta, 2009).

Peristiwa manipulasi akuntansi yang berhubungan dengan ukuran

KAP pernah terjadi di Indonesia, kasus PT Indofarma Tbk yang bermula dari

penelaahan Bapepam mengenai dugaan adanya pelanggaran peraturan

perundang-undangan di bidang Pasar Modal terutama berkaitan dengan

penyajian laporan keuangan. Karena terbukti adanya Barang dalam Proses

dinilai lebih tinggi dari nilai seharusnya (overstated) dalam penyajian nilai

persediaan barang dalam proses pada tahun buku 2001. Akibat overstated

persediaan tersebut, maka Harga Pokok Penjualan akan understated dan laba

bersih juga mengalami overstated dengan nilai yang sama pula

(www.bapepam.go.id).

Dengan adanya kasus tersebut, pihak Hans Tuanakotta dan Mustafa

(15)

Bab I. Pendahuluan 6

Universitas Kristen Maranatha Indofarma Tbk diberikan sanksi oleh Bapepam karena tidak dapat mendeteksi

kecurangan yang terjadi di PT Indofarma. Akuntan Publik tersebut tergolong

KAP yang berukuran besar dan mempunyai reputasi di bidang keuangan,

namun hal itu ternyata tidak menjamin bahwa laporan keuangan perusahaan

mencerminkan nilai perusahaan yang sesungguhnya (Riyatno, 2007). Dengan

demikian bisa disimpulkan hasil audit menjadi kurang berkualitas. Dalam

praktiknya opini yang diberikan oleh auditor mempunyai kandungan

informasi yang harus mencerminkan keadaan sesungguhnya agar dapat

dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan investasi.

Ukuran KAP dalam penelitian De Angelo (1981) yang dikutip dari

penelitian Susiana dan Herawaty (2007) mempunyai pengaruh atau hubungan

positif dengan kualitas audit. Kualitas audit sering dikaitkan dengan skala

auditor (Firth & Liau Tan dalam penelitian Wibowo dan Rossieta, 2009),

yang dipandang mempunyai kelebihan dalam empat hal, yaitu (i) besarya

jumlah dan ragam klien yang ditangani KAP; (ii) banyaknya ragam jasa yang

ditawarkan; (iii) luasnya cakupan geografis, termasuk adanya afiliasi

international; dan (iv) banyaknya jumlah staf audit dalam suatu KAP.

Penelitian dilakukan pada perusahaan food and beverages yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006 sampai 2011. Obyek

penelitian adalah perusahaan industri sektor makanan dan minuman yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan alasan sektor makanan dan

minuman akan survive dan paling tahan terhadap krisis dibandingkan dengan

(16)

Bab I. Pendahuluan 7

Universitas Kristen Maranatha minuman tetap dibutuhkan. Dalam keadaan krisis konsumen akan membatasi

konsumsinya dengan memenuhi kebutuhan dasar dan mengurangi kebutuhan

barang sekunder di samping itu produk makanan dan minuman tetap

dibutuhkan, serta bahan baku yang digunakan untuk membuat produk

makanan dan minuman mudah untuk diperoleh.

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan dan dengan adanya

inkonsistensi dalam penelitian-penelitian sebelumnya, membuat penelitian ini

masih relevan untuk dikaji ulang. Penulis termotivasi untuk menganalisa

lebih jauh faktor-faktor determinan dari kualitas audit, maka penelitian ini

mengambi judul “Pengaruh Masa Penugasan Audit dan Ukuran KAP Terhadap Kualitas Audit Dengan Pendekatan Earning Surprise Benchmark Pada Perusahaan Food and Beverages Tahun 2006-2011”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dibahas

sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana masa penugasan audit, ukuran KAP dan kualitas audit

pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2006-2011?

2. Bagaimana pengaruh secara simultan masa penugasan audit, dan

ukuran KAP terhadap kualitas audit pada perusahaan food and

(17)

Bab I. Pendahuluan 8

Universitas Kristen Maranatha 3. Bagaimana pengaruh secara parsial masa penugasan audit dan ukuran

KAP terhadap kualitas audit, yaitu:

a. Bagaimana pengaruh masa penugasan audit terhadap kualitas

audit pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2011?

b. Bagaimana pengaruh ukuran KAP terhadap kualitas audit pada

perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2006-2011?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan dan pertanyaan penelitian yang

diajukan, maka tujuan penelitian ini dapat dirinci sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis masa penugasan audit, ukuran KAP dan kualitas

audit pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia.

2. Untuk menganalisis secara simultan masa penugasan audit, dan

ukuran KAP terhadap kualitas audit pada perusahaan food and

beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Untuk menganalisis pengaruh secara parsial masa penugasan audit

dan ukuran KAP terhadap kualitas audit, yaitu:

a. Untuk menganalisis pengaruh masa penugasan audit terhadap

kualitas audit pada perusahaan food and beverages yang

(18)

Bab I. Pendahuluan 9

Universitas Kristen Maranatha b. Untuk menganalisis pengaruh ukuran KAP terhadap kualitas

audit pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Manfaat Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memiliki kegunaan secara

teoritis sebagai berikut:

1. Bagi pengembangan teori dan pengetahuan di bidang akuntansi,

terutama yang berkaitan dengan auditing seta menambah wawasan

mengenai Pengaruh Masa Penugasan Audit, dan Ukuran KAP

Terhadap Kualitas Audit Dengan Pendekatan Earning Surprise

Benchmark Pada Perusahaan food and beverages tahun 2006-2011.

2. Bagi penelitian selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat

menambah pengetahuan para pembaca maupun sebagai referensi dan

sebagai bahan acuan penelitian yang sama di masa yang akan datang

mengenai kualitas audit yang telah diteliti pada penelitian ini.

1.4.2 Manfaat Bagi Praktisi Bisnis a) Bagi Profesi Akuntan Publik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu mengidentifikasi

(19)

Bab I. Pendahuluan 10

Universitas Kristen Maranatha dapat mengoptimalkan kinerjanya serta menghasilkan kualitas audit

yang lebih baik.

b) Bagi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai

faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit, sehingga perusahaan

dapat meningkatkan kinerja perusahaannya agar menghasilkan

kualitas laba yang tinggi.

c) Bagi investor

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan yang

bermanfaat untuk pengambilan keputusan investasi khususnya dalam

(20)

63

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah penulis mengadakan pembahasan mengenai Pengaruh Masa

Penugasan Audit dan Ukuran KAP Terhadap Kualitas Audit Dengan Pendekatan

Earning Surprise Benchmark Pada Perusahaan Food and Beverages Tahun 2006-2011, maka penulis dalam bab ini akan mencoba menarik suatu kesimpulan dan

memberikan saran berdasarkan atas uraian yang telah penulis kemukakan dalam bab

sebelumnya.

1. Hasil pengujian statistik deskriptif menunjukkan bahwa :

Variable independen:

a. Masa penugasan audit (TENURE); menunjukkan bahwa masa

penugasan audit < 4 tahun berturut-turut cenderung lebih

menghasilkan kualitas audit yang lebih tinggi dibandingkan dengan

masa penugasan audit 4≤X≤ 6 tahun berturut-turut.

b. Ukuran KAP (SIZE); menunjukkan bahwa variable ini didominasi

oleh KAP dengan jumlah 10-19 rekan pada perusahaan food and

beverages yang menjadi sampel dalam penelitian. KAP dengan

jumlah 10-19 rekan tersebut mencerminkan jumlah rekan KAP yang

optimal dalam penelitian ini.

(21)

Bab V. Kesimpulan dan Saran 64

Universitas Kristen Maranatha a. Kualitas Audit (KAUDIT); menunjukkan bahwa perusahaan food and

beverages yang dijadikan sampel dari tahun 2006-2011 memiliki kecenderungan menghasilkan kualitas audit tinggi dengan nilai ROA

yang baik. Kualitas audit juga dicerminkan dari kemampuan auditor

dalam mendeteksi kecurangan apakah laba perusahaan berkualitas

atau tidak.

2. Berdasarkan hasil uji signifikansi parameter secara simultan, maka dapat

disimpulkan bahwa variabel Masa Penugasan Audit dan variabel Ukuran

KAP, secara simultan (bersama-sama) memberikan pengaruh yang signifikan

sebesar 27,7% terhadap Kualitas Audit, sedangkan sisanya sebesar 72,3%

merupakan pengaruh dari faktor lain yang tidak diamati di dalam penelitian

ini

3. Berdasarkan hasil uji signifikansi parameter secara simultan, maka dapat

disimpulkan bahwa:

a. Variabel Masa Penugasan Audit secara parsial tidak berpengaruh

signifikan terhadap Kualitas Audit.

b. Variabel Ukuran KAP secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

Kualitas Audit.

5.2 Saran

5.2.1 Aspek Teoritis

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan beberapa

(22)

Bab V. Kesimpulan dan Saran 65

Universitas Kristen Maranatha 1. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan faktor-faktor lain yang

mempengaruhi independensi auditor selain masa penugasan audit dan

lain sebagainya.

2. Penelitian selanjutnya dapat memperpanjang periode tahun

pengamatan.

5.2.2 Aspek Praktis

Berdasarkan hasil penelitian, penulis mencoba memberikan saran

bagi praktisi dan pengguna lainnya, yaitu:

a. Bagi Profesi Akuntan Publik

Diharapkan organisasi profesi akuntan publik khususnya IAPI untuk

menambahkan pengukuran-pengukuran kualitas audit dalam SPAP.

b. Bagi Perusahaan

Diharapkan perusahaan memperhatikan kualitas kemampulabaan

(23)

66

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. (2004). Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik Jilid 1. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Alim, M. Nizarul. Hapsari, Trisni dan Purwanti, Liliek. (2007) Pengaruh Kompetensi dan Independensi Terhadap Kualitas Audit Dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi. Simposium Nasional Akuntansi X. Universitas Hasanuddin. Makassar.

Arens, Alvin A. Elder, Randal J dan Beasley, Mark S. (2009). Auditing dan Jasa Assurance Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Giri, Efraim Ferdinan. (2010). Pengaruh Tenur Kantor Akuntan Publik (KAP) dan Reputasi KAP Terhadap Kualitas Audit: Kasus Rotasi Wajib Auditor di Indonesia, Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto.

Hardiningsih, Pancawati. (2010). Pengaruh Independensi, Corporate Governance, dan Kualitas Audit Terhadap Intergritas Laporan Keuangan. Kajian Akuntansi Vol. 2 No. 1 Hal: 61-76. Universitas Stikubank. Semarang.

IAI. (2001). Standar Profesi Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat.

Knechel, W. Robert dan Vanstraelen, Ann. (2007). The relationship between audit tenure and audit quality implied by going concern opinion.

AUDITING : A Journal of Practice & Theory Vol. 26, No. 1, pp 113-131.

Mulyadi. (2002). AUDITING (Edisi ke-4). Jakarta: Salemba Empat.

(24)

67

Nuratama, I Putu. (2011). Pengaruh Tenur dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Pada Kualitas Audit Dengan Komite Audit Sebagai Variabel Moderasi. Skripsi di publikasikan. Universitas Udayana. Denpasar.

Sekaran, Uma. (2007). Research Methods for Business Metodologi Penelitian untuk Bisnis (Edisi ke-4, jilid 1). Jakarta: Salemba Empat.

Sinaga, Daud M.T. (2012). Analisis Pengaruh Audit Tenure, Ukuran KAP dan Ukuran perusahaan Klien Terhadap Kualitas Audit. Skripsi di publikasikan. Universitas Diponegoro. Semarang.

Sugiyono. (2012), Statistika Untuk Penelitian. Cetakan ke-20. Bandung: Alfabeta.

Sunyoto, Danang. (2009). Analisis Regresi dan Uji Hipotesis, Cetakan Pertama. Yogyakarta: Media Pressindo.

Wibowo, Arie dan Rossieta, Hilda. (2009). Faktor-Faktor Determinasi Kualitas Audit-Suatu Studi Dengan Pendekatan Earning Surprise Benchmark, Simposium Nasional Akuntansi XII. Jakarta.

Chrisnoventie, Diajeng. (2012). Pengaruh Ukuran KAP dan Spesialisasi Industri KAP Terhadap Kualitas Audit : Tingkat Risiko Litigasi Perusahaan Sebagai Variabel Moderasi. Skripsi di publikasikan. Universitas Diponegoro. Semarang.

Undang-Undang dan Peraturan :

Referensi

Dokumen terkait

According to tra dition, the mosque and the mina re t already existed be fore the G re a t M osque of Banten was built.. The Fortress

[r]

[r]

Sedangkan multimedia adalah suatu bentuk baku untuk menggambarkan program � program komputer yang menggunakan dan menggabungkan lebih dari satu media, didalamnya terdapat

Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi

Implementasi Pendikar: Menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah yang logis dan sesuai dengan algoritma pemecahan masalah yang berkaitan dengan kerucut, dengan

Dari gambar yang disajikan diatas dapat dilihat jumlah wisatawan yang menggunakan jasa Yukbanyuwangi setiap bulannya berfluktuasi tidak ada peningkatan yang

CUKUP (Memadai), Akuntabilitas kinerjanya cukup baik, taat kebijakan, memiliki sistem yang dapat digunakan untuk memproduksi informasi kinerja untuk pertanggung