viii ABSTRACT
The role of third parties who are competent and independent required to conduct an examination of the financial statements. Audit of financial statements required for the quality becomes important to ensure the accuracy of the examination of the financial statements. This research aimed to examine the effect of audit assignment period, and the size of the firm to audit quality by Earning Surprise Benchmark approach in terms of profitability the company that made the level of audit quality indicators. The author used data of food and beverages companies that have been audited in 2006-2011 with a sample of 11 companies. The unit of analysis using logistic regression.
The results showed that the period of the audit assignment and the size of the firm simultaneous effect on audit quality, while the effect of the partial results showed the audit assignment has no effect on audit quality, while the size of the firm have a significant effect. It can be concluded, firm that has many colleagues are not always followed by the high quality audits.
ix ABSTRAK
Peran pihak ketiga yang kompeten dan independen dibutuhkan untuk melakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan. Audit atas laporan keuangan dibutuhkan atas kualitas yang menjadi hal penting untuk menjamin akurasi dari pemeriksaan laporan keuangan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh masa penugasan audit, dan ukuran KAP terhadap kualitas audit dengan pendekatan Earning Surprise Benchmark yang ditinjau dari kemampulabaan perusahaan yang dijadikan indikator tinggi rendahnya kualitas audit. Penulis menggunakan data perusahaan food and beverages yang telah diaudit tahun 2006-2011 dengan sampel 11 perusahaan.
Unit analisisnya menggunakan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masa penugasaan audit dan ukuran KAP berpengaruh secara simultan terhadap kualitas audit, adapun hasil pengaruh secara parsial menunjukkan masa penugasan audit tidak berpengaruh terhadap kualitas audit, sedangkan ukuran KAP berpengaruh signifikan. Dapat disimpulkan bahwa KAP yang memiliki rekan banyak tidak selalu diikuti dengan kualitas audit yang tinggi.
x ! " # ! !
$ %! & " ' ' ( )
* "'+% +,+ ! !
-. !#+ ! ! /
. & # " %! ' /
xi 1
22222222222222
$ , + +' " ! ! 2222222222222
$ ! #! +% 222222222222222
$ $ % +% 22222222222222222 $
$ * 3 +% 22222222222222222 *
$ . + ' +% 222222222222222 )
$ 4 ' ! +# ' +% 2222222222222 $0
$ 5 "+ 22222222222222 $*
$ $ ! #" ! " 222222222222222 $4
$ $ +6+ # ' ! +# ' +% %! #
+ ' +% 222222222222222 $4
$ $ $ +6+ # "+ %! # + ' +% 2 $5
$ * 37 !' ' ! ! 222222222222222 $/
$ . + # #"+3 ! !
2222222222222 *0
* ! ' ! ! 222222222222222222 *0
* $ 8 6! 3! ' 7 2222222222222222 *0
* $ 8 6! %!3! %! 22222222222222 *
* $ $ 8 6! !3! %! 22222222222222 *$
* * ( 3 ! ! 22222222222222222 **
* . 73+ ' % 3! 2222222222222222 *5
xii
* 5 !" " ' ' % ! #+, 37 !' ' 222222
*-* 5 ' ' ' " !'" 3 & 2222 222222
*-* 5 $ ' ' !# !' 222222222222222
*-* 5 $ ' ' !# !' 7# ' " 2222222
*-* 5 *-* ! #+, 37 !' ' 2222222222 2 */
* 5 * ! ! 9 " 7%! !# !' :
; 22222222222222222 .0
* 5 * $ ! 7%! : ; 2 .0
* 5 * * ' ' ! ! % ! 3 ! ' 9 22 .
8 22222 .*
. ' ' !'" 3' 8 6! <8 6! ! ! 22222 .*
. ' ! +# ' +% 2222222222222 .*
. $ "+ 7 "+ +6 " : ; 222222 .4
. * + ' +% 2222222222222222 .)
. . ' ! +# ' +% ! ( % 3 + ' +% 222 ./
. 4 "+ ! ( % 3 + ' +% 2222222 40
. 5 3 # 6! " +% 7 %!3! %! 22222 4
. ) ! 6 % # 3 +% 7 ! # + ' +% 2 4$
. $ ' ' " 7 < " 7 9 # ! 3! # +( + ' +% 2 4*
. $ ! 6! +" 7%! % , # & " ' ! ! 22 4.
4-xiii
. $ * , 7!& ' ! ! ! ' 50
8 22222222222 5*
4 !' 3+ 22222222222222222222 5*
4 $ 2222222222222222222222 5.
4 $ '3!" !7 ' 2222222222222222 5.
4 $ $ '3!" " ' 22222222222222222 54
222222222222222222 55
2222222222222222222222
xiv
xv
6! * 3! ' 7 ' ' 8 6! **
6! * $ ! ! # 6 3! 22222 *5
6! . ' ! +# ' +% ..
6! . $ "+ ! % ' " + ( !" "+ +6 " .5
6! . * + ' +% %
.-6! . . ' ! +# ' +% ! ( % 3 + ' +% ./
6! . 4 "+ ! ( % 3 + ' +% 40
6! . 5 3 +% 7 3 % ! 4
6! . ) 3 +% 7 ! # + ' +% 4$
6! . - < % !3 0 % !3 2 44
6! . / −$: 0− ; 2 45
6! . 0 "' !7& ' ! !# !' 7# ' " 4)
6! . ! #! 7 37"" % , ! 4/
6! . $ ' " , ! 4/
xvi
3 & 3! ! !
5-3 $ + ( !" "+ +6 " 5/
3 * 6+ ' 8 6! ' ! +# ' +% )0
3 . 6+ ' 8 6! "+ )$
3 4 6+ ' 8 6! + ' +% )*
3 5 6+ ' 8 6! + ' +% )4
3 ) 6+ ' 3 9 # 6! " +% 7 )5
3 - ' 6+ ' 8 6! %!3! %! % !3! %! ))
3 / < 7 "+ +6 " )/
-1
Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Manajemen dalam perusahaan memiliki tanggung jawab untuk
melaporkan hasil kegiatan operasional dan posisi keuangan perusahaan
kepada pihak yang berkepentingan untuk mengetahui keadaan perusahaan
tersebut yang dalam hal ini adalah para pemegang saham (shareholder).
Tentu saja kemungkinan perbedaan kepentingan akan muncul karena adanya
kesenjangan informasi antara pihak manajemen dan para pemegang saham.
Pada akhirnya peran pihak ketiga yang kompeten dan independen dibutuhkan
untuk melakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan.
Audit atas Laporan Keuangan dimaksudkan untuk menurunkan
risiko informasi yang diberikan dan memperbaiki pengambilan keputusan.
Karena itu, perbaikan atas kualitas audit menjadi hal yang penting dan utama
untuk menjamin akurasi dari pemeriksaan laporan keuangan.
Menurut De Angelo (1981) dalam Chrisoventie (2012)
mendefinisikan bahwa kualitas audit sebagai probabilitas seorang auditor
dapat menemukan dan melaporkan suatu penyelewengan tersebut tergantung
pada independensi auditor. Kualitas audit didefinisikan juga sebagai
Bab I. Pendahuluan 2
Universitas Kristen Maranatha wajar tanpa pengecualian untuk laporan keuangan yang mengandung salah
saji material (Lee, Liu dan Wang dalam Nuratama, 2011).
Kualitas audit tampaknya tidak dapat lepas dari standar umum
audit yang tercantum dalam Pernyataan Standar Auditing (dalam Mulyadi,
2002:39), yaitu keahlian dan pelatihan teknis yang memadai, independensi
dalam sikap mental, dan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama.
Kualitas audit dinilai melalui sejumlah unit standardisasi dari bukti audit
yang diperoleh oleh auditor eksternal, dan kegagalan audit dinyatakan juga
sebagai kegagalan auditor independen untuk mendeteksi suatu kesalahan
material (Djamil, 2007).
Selama ini kualitas auditor dikaitkan dengan ukuran dan reputasi
KAP. De Angelo (1981) dalam Hardiningsih (2010) berargumentasi bahwa
kualitas audit secara langsung berhubungan dengan ukuran dari perusahaan
audit atau Kantor Akuntan Publik (KAP), dengan proksi ukuran KAP adalah
jumlah klien. KAP yang besar adalah dengan jumlah klien yang lebih banyak.
Hasil penelitiannya menunjukan bahwa KAP yang besar akan berusaha untuk
menyajikan kualitas audit yang lebih besar dibandingkan dengan KAP yang
kecil. Karena KAP yang besar jika tidak memberikan kualitas audit yang
tinggi akan kehilangan reputasinya, dan jika ini terjadi, maka dia akan
mengalami kerugian yang lebih besar dengan kehilangan klien.
Terdapat dua argumen utama yang mendukung adanya hubungan
negatif antara lamanya masa penugasan audit dengan kualitas audit. Pertama,
erosi independensi yang mungkin muncul akibat tumbuhnya hubungan
Bab I. Pendahuluan 3
Universitas Kristen Maranatha semakin lamanya masa penugasan audit, kapabilitas auditor untuk bersikap
kritis akan berkurang karena auditor sudah terlalu familiar. Kontra argumen
dari pengaruh negatif tersebut menyatakan bahwa lamanya masa penugasan
audit dengan berbagai alasan, yaitu biaya audit yang tinggi (termasuk
diantaranya kegagalan audit) diasosiasikan dengan periode awal masa
penugasan audit. Sementara itu argumen kedua yang mendukung sisi positif
lamanya masa penugasan audit menyatakan bahwa pengetahuan tentang klien
dan industri yang diperoleh setelah audit berulang-ulang akan meningkat,
sehingga meningkatkan kualitas audit (Wibowo dan Rossieta, 2009).
Lim dan Tan (2009) dalam Nuratama (2011) menyatakan bahwa
variabel masa penugasan audit menemukan bahwa kualitas audit meningkat
sesuai dengan peningkatan tenur (masa penugasan) auditor pada perusahaan
yang diaudit oleh auditor spesialis, tetapi tidak pada perusahaan yang diaudit
bukan oleh auditor spesialis. Hal ini bertolak belakang dengan penelitian
Wibowo dan Rossieta (2009) yaitu bahwa diperoleh masa penugasan audit
tidak mempengaruhi kualitas audit.
Kualitas audit tidak ditentukan dari lama tidaknya masa penugasan
audit artinya bahwa masa penugasan audit yang lama tidak menutup
kemungkinan terjadinya tindak kecurangan khususnya manipulasi akuntansi.
Selain itu ukuran KAP yang besar sekalipun tidak menjamin bahwa kualitas
audit yang dihasilkan akan baik. Peristiwa ini pernah terjadi di beberapa
perusahaan di Amerika, sebagai contoh masalah Enron sempat mengejutkan
banyak pihak. Kecurangan yang dilakukan Enron juga melibatkan KAP
Bab I. Pendahuluan 4
Universitas Kristen Maranatha sebagai pihak yang paling bertanggung jawab terhadap masalah ini.
Independensi auditor merupakan salah satu faktor yang diduga memicu
masalah ini. AA telah melakukan tugas pengauditan keuangan Enron selama
hamir 20 tahun. Seharusnya AA banyak mengetahui masalah yang dihadapi
kliennya, Enron. Mengapa KAP sebesar AA tidak mampu mengungkap
permasalahan di dalam organisasi Enron dan secara sadar atau tidak sadar
ikut terlibat dalam suatu konspirasi dengan Enron. Kondisi ini membuktikan
bahwa ukuran KAP besar sekalipun dapat terlibat skandal manipulasi
akuntansi, serta masa penugasan audit yang terlalu lama dilakukan oleh
seorang auditor (KAP) akan terikat secara emosional dan menurunkan
independensinya (Giri, 2010).
Fenomena manipulasi akuntansi yang lain muncul pada tahun 2008
lalu, terjadi krisis global di Amerika. Berawal dari permasalahan kegagalan
pembayaran kredit perumahan (subprime mortgage default) di Amerika
Serikat (AS), krisis tersebut kemudian merusak sistem perbankan bukan
hanya di AS, tetapi juga meluas hingga ke Eropa lalu ke Asia. Secara
beruntun menyebabkan effect domino terhadap solvabilitas dan likuiditas
lembaga-lembaga keuangan di negara-negara tersebut, yang antara lain
menyebabkan kebangkrutan ratusan bank, perusahaan sekuritas, reksadana,
dana pensiun dan asuransi. Krisis kemudian merambat ke belahan Asia
terutama negara-negara seperti Jepang, Korea, China, Singapura, Hongkong,
Malaysia, Thailand termasuk Indonesia yang kebetulan sudah lama memiliki
surat-surat berharga perusahaan-perusahaan tersebut (www.tempo.co.id).
Bab I. Pendahuluan 5
Universitas Kristen Maranatha 2008) memutuskan beberapa kebijakan yang akan diambil dalam reformasi perekonomian. Salah satu kebijakan yang penting adalah meningkatkan
transparansi dan akuntabilitas pelaporan keuangan dalam pasar modal,
termasuk meningkatkan kualitas audit dari Akuntan Publik untuk menjamin
keterbukaan dan akurasi informasi keuangan perusahaan. Akuntan Publik
adalah pihak yang dianggap mampu menjebatani kepentingan pihak prinsipal
yaitu pemegang saham terutama publik sebagai salah satu partisipan aktif
dalam pasar modal dengan pihak agen, yaitu manajer sebagai pengelola
keuangan perusahaan. Untuk dapat menjalankan fungsi dan tugasnya dengan
baik, auditor harus mampu menghasilkan opini audit yang berkualitas yang
akan berguna tidak saja bagi dunia bisnis, tetapi juga bagi masyarakat luas
(Wibowo dan Rossieta, 2009).
Peristiwa manipulasi akuntansi yang berhubungan dengan ukuran
KAP pernah terjadi di Indonesia, kasus PT Indofarma Tbk yang bermula dari
penelaahan Bapepam mengenai dugaan adanya pelanggaran peraturan
perundang-undangan di bidang Pasar Modal terutama berkaitan dengan
penyajian laporan keuangan. Karena terbukti adanya Barang dalam Proses
dinilai lebih tinggi dari nilai seharusnya (overstated) dalam penyajian nilai
persediaan barang dalam proses pada tahun buku 2001. Akibat overstated
persediaan tersebut, maka Harga Pokok Penjualan akan understated dan laba
bersih juga mengalami overstated dengan nilai yang sama pula
(www.bapepam.go.id).
Dengan adanya kasus tersebut, pihak Hans Tuanakotta dan Mustafa
Bab I. Pendahuluan 6
Universitas Kristen Maranatha Indofarma Tbk diberikan sanksi oleh Bapepam karena tidak dapat mendeteksi
kecurangan yang terjadi di PT Indofarma. Akuntan Publik tersebut tergolong
KAP yang berukuran besar dan mempunyai reputasi di bidang keuangan,
namun hal itu ternyata tidak menjamin bahwa laporan keuangan perusahaan
mencerminkan nilai perusahaan yang sesungguhnya (Riyatno, 2007). Dengan
demikian bisa disimpulkan hasil audit menjadi kurang berkualitas. Dalam
praktiknya opini yang diberikan oleh auditor mempunyai kandungan
informasi yang harus mencerminkan keadaan sesungguhnya agar dapat
dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan investasi.
Ukuran KAP dalam penelitian De Angelo (1981) yang dikutip dari
penelitian Susiana dan Herawaty (2007) mempunyai pengaruh atau hubungan
positif dengan kualitas audit. Kualitas audit sering dikaitkan dengan skala
auditor (Firth & Liau Tan dalam penelitian Wibowo dan Rossieta, 2009),
yang dipandang mempunyai kelebihan dalam empat hal, yaitu (i) besarya
jumlah dan ragam klien yang ditangani KAP; (ii) banyaknya ragam jasa yang
ditawarkan; (iii) luasnya cakupan geografis, termasuk adanya afiliasi
international; dan (iv) banyaknya jumlah staf audit dalam suatu KAP.
Penelitian dilakukan pada perusahaan food and beverages yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006 sampai 2011. Obyek
penelitian adalah perusahaan industri sektor makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan alasan sektor makanan dan
minuman akan survive dan paling tahan terhadap krisis dibandingkan dengan
Bab I. Pendahuluan 7
Universitas Kristen Maranatha minuman tetap dibutuhkan. Dalam keadaan krisis konsumen akan membatasi
konsumsinya dengan memenuhi kebutuhan dasar dan mengurangi kebutuhan
barang sekunder di samping itu produk makanan dan minuman tetap
dibutuhkan, serta bahan baku yang digunakan untuk membuat produk
makanan dan minuman mudah untuk diperoleh.
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan dan dengan adanya
inkonsistensi dalam penelitian-penelitian sebelumnya, membuat penelitian ini
masih relevan untuk dikaji ulang. Penulis termotivasi untuk menganalisa
lebih jauh faktor-faktor determinan dari kualitas audit, maka penelitian ini
mengambi judul “Pengaruh Masa Penugasan Audit dan Ukuran KAP Terhadap Kualitas Audit Dengan Pendekatan Earning Surprise Benchmark Pada Perusahaan Food and Beverages Tahun 2006-2011”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dibahas
sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana masa penugasan audit, ukuran KAP dan kualitas audit
pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2006-2011?
2. Bagaimana pengaruh secara simultan masa penugasan audit, dan
ukuran KAP terhadap kualitas audit pada perusahaan food and
Bab I. Pendahuluan 8
Universitas Kristen Maranatha 3. Bagaimana pengaruh secara parsial masa penugasan audit dan ukuran
KAP terhadap kualitas audit, yaitu:
a. Bagaimana pengaruh masa penugasan audit terhadap kualitas
audit pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2011?
b. Bagaimana pengaruh ukuran KAP terhadap kualitas audit pada
perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2006-2011?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan dan pertanyaan penelitian yang
diajukan, maka tujuan penelitian ini dapat dirinci sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis masa penugasan audit, ukuran KAP dan kualitas
audit pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
2. Untuk menganalisis secara simultan masa penugasan audit, dan
ukuran KAP terhadap kualitas audit pada perusahaan food and
beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Untuk menganalisis pengaruh secara parsial masa penugasan audit
dan ukuran KAP terhadap kualitas audit, yaitu:
a. Untuk menganalisis pengaruh masa penugasan audit terhadap
kualitas audit pada perusahaan food and beverages yang
Bab I. Pendahuluan 9
Universitas Kristen Maranatha b. Untuk menganalisis pengaruh ukuran KAP terhadap kualitas
audit pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Manfaat Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memiliki kegunaan secara
teoritis sebagai berikut:
1. Bagi pengembangan teori dan pengetahuan di bidang akuntansi,
terutama yang berkaitan dengan auditing seta menambah wawasan
mengenai Pengaruh Masa Penugasan Audit, dan Ukuran KAP
Terhadap Kualitas Audit Dengan Pendekatan Earning Surprise
Benchmark Pada Perusahaan food and beverages tahun 2006-2011.
2. Bagi penelitian selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat
menambah pengetahuan para pembaca maupun sebagai referensi dan
sebagai bahan acuan penelitian yang sama di masa yang akan datang
mengenai kualitas audit yang telah diteliti pada penelitian ini.
1.4.2 Manfaat Bagi Praktisi Bisnis a) Bagi Profesi Akuntan Publik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu mengidentifikasi
Bab I. Pendahuluan 10
Universitas Kristen Maranatha dapat mengoptimalkan kinerjanya serta menghasilkan kualitas audit
yang lebih baik.
b) Bagi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit, sehingga perusahaan
dapat meningkatkan kinerja perusahaannya agar menghasilkan
kualitas laba yang tinggi.
c) Bagi investor
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan yang
bermanfaat untuk pengambilan keputusan investasi khususnya dalam
63
Universitas Kristen Maranatha
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah penulis mengadakan pembahasan mengenai Pengaruh Masa
Penugasan Audit dan Ukuran KAP Terhadap Kualitas Audit Dengan Pendekatan
Earning Surprise Benchmark Pada Perusahaan Food and Beverages Tahun 2006-2011, maka penulis dalam bab ini akan mencoba menarik suatu kesimpulan dan
memberikan saran berdasarkan atas uraian yang telah penulis kemukakan dalam bab
sebelumnya.
1. Hasil pengujian statistik deskriptif menunjukkan bahwa :
Variable independen:
a. Masa penugasan audit (TENURE); menunjukkan bahwa masa
penugasan audit < 4 tahun berturut-turut cenderung lebih
menghasilkan kualitas audit yang lebih tinggi dibandingkan dengan
masa penugasan audit 4≤X≤ 6 tahun berturut-turut.
b. Ukuran KAP (SIZE); menunjukkan bahwa variable ini didominasi
oleh KAP dengan jumlah 10-19 rekan pada perusahaan food and
beverages yang menjadi sampel dalam penelitian. KAP dengan
jumlah 10-19 rekan tersebut mencerminkan jumlah rekan KAP yang
optimal dalam penelitian ini.
Bab V. Kesimpulan dan Saran 64
Universitas Kristen Maranatha a. Kualitas Audit (KAUDIT); menunjukkan bahwa perusahaan food and
beverages yang dijadikan sampel dari tahun 2006-2011 memiliki kecenderungan menghasilkan kualitas audit tinggi dengan nilai ROA
yang baik. Kualitas audit juga dicerminkan dari kemampuan auditor
dalam mendeteksi kecurangan apakah laba perusahaan berkualitas
atau tidak.
2. Berdasarkan hasil uji signifikansi parameter secara simultan, maka dapat
disimpulkan bahwa variabel Masa Penugasan Audit dan variabel Ukuran
KAP, secara simultan (bersama-sama) memberikan pengaruh yang signifikan
sebesar 27,7% terhadap Kualitas Audit, sedangkan sisanya sebesar 72,3%
merupakan pengaruh dari faktor lain yang tidak diamati di dalam penelitian
ini
3. Berdasarkan hasil uji signifikansi parameter secara simultan, maka dapat
disimpulkan bahwa:
a. Variabel Masa Penugasan Audit secara parsial tidak berpengaruh
signifikan terhadap Kualitas Audit.
b. Variabel Ukuran KAP secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
Kualitas Audit.
5.2 Saran
5.2.1 Aspek Teoritis
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan beberapa
Bab V. Kesimpulan dan Saran 65
Universitas Kristen Maranatha 1. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan faktor-faktor lain yang
mempengaruhi independensi auditor selain masa penugasan audit dan
lain sebagainya.
2. Penelitian selanjutnya dapat memperpanjang periode tahun
pengamatan.
5.2.2 Aspek Praktis
Berdasarkan hasil penelitian, penulis mencoba memberikan saran
bagi praktisi dan pengguna lainnya, yaitu:
a. Bagi Profesi Akuntan Publik
Diharapkan organisasi profesi akuntan publik khususnya IAPI untuk
menambahkan pengukuran-pengukuran kualitas audit dalam SPAP.
b. Bagi Perusahaan
Diharapkan perusahaan memperhatikan kualitas kemampulabaan
66
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. (2004). Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik Jilid 1. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Alim, M. Nizarul. Hapsari, Trisni dan Purwanti, Liliek. (2007) Pengaruh Kompetensi dan Independensi Terhadap Kualitas Audit Dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi. Simposium Nasional Akuntansi X. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Arens, Alvin A. Elder, Randal J dan Beasley, Mark S. (2009). Auditing dan Jasa Assurance Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Giri, Efraim Ferdinan. (2010). Pengaruh Tenur Kantor Akuntan Publik (KAP) dan Reputasi KAP Terhadap Kualitas Audit: Kasus Rotasi Wajib Auditor di Indonesia, Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto.
Hardiningsih, Pancawati. (2010). Pengaruh Independensi, Corporate Governance, dan Kualitas Audit Terhadap Intergritas Laporan Keuangan. Kajian Akuntansi Vol. 2 No. 1 Hal: 61-76. Universitas Stikubank. Semarang.
IAI. (2001). Standar Profesi Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat.
Knechel, W. Robert dan Vanstraelen, Ann. (2007). The relationship between audit tenure and audit quality implied by going concern opinion.
AUDITING : A Journal of Practice & Theory Vol. 26, No. 1, pp 113-131.
Mulyadi. (2002). AUDITING (Edisi ke-4). Jakarta: Salemba Empat.
67
Nuratama, I Putu. (2011). Pengaruh Tenur dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Pada Kualitas Audit Dengan Komite Audit Sebagai Variabel Moderasi. Skripsi di publikasikan. Universitas Udayana. Denpasar.
Sekaran, Uma. (2007). Research Methods for Business Metodologi Penelitian untuk Bisnis (Edisi ke-4, jilid 1). Jakarta: Salemba Empat.
Sinaga, Daud M.T. (2012). Analisis Pengaruh Audit Tenure, Ukuran KAP dan Ukuran perusahaan Klien Terhadap Kualitas Audit. Skripsi di publikasikan. Universitas Diponegoro. Semarang.
Sugiyono. (2012), Statistika Untuk Penelitian. Cetakan ke-20. Bandung: Alfabeta.
Sunyoto, Danang. (2009). Analisis Regresi dan Uji Hipotesis, Cetakan Pertama. Yogyakarta: Media Pressindo.
Wibowo, Arie dan Rossieta, Hilda. (2009). Faktor-Faktor Determinasi Kualitas Audit-Suatu Studi Dengan Pendekatan Earning Surprise Benchmark, Simposium Nasional Akuntansi XII. Jakarta.
Chrisnoventie, Diajeng. (2012). Pengaruh Ukuran KAP dan Spesialisasi Industri KAP Terhadap Kualitas Audit : Tingkat Risiko Litigasi Perusahaan Sebagai Variabel Moderasi. Skripsi di publikasikan. Universitas Diponegoro. Semarang.
Undang-Undang dan Peraturan :